Toksikologi dasar - Toksikologi Industri

advertisement
Fase farmako kinetika
( toksokinetika )
Farmakokinetika
*mekanisme menembus membrana
barier
*mekanisme transportasi
*mekanisme distribusi
Pertemuan : 3
SKEMA PORTAL ENTRI,DISTRIBUSI DAN EKSKRESI

ORAL
INHALASI
INTRAVENA
INTRA PERITONEAL

SUBKUTAN

INTRA MUSKULAR
DERMAL


S .PENCERNAAN
PARU

DARAH&LIMFE


CAIRAN EKSTRASELULAR
HATI


EMPEDU…………………………
……..USUS HALUS
LEMAK


GINJAL

KANDUNG KEMIH


URIN
PARU-PARU
ORGAN SKRESI
ALVEOLI
UDARA EKSPIRASI
ORGAN TUBUH
SEKRESI
JARINGANLUNAK
TULANG
Mekanisme menembus
m.barier

-Disfusi pasif,secara fisika
-Mekanisme aktif alat bantu
pengangkut ( karier )
-Mekanisme fagositose

Pertemuan : 3


Mekanisme transportasi
dalam darah

_ Larut dalam serum darah ( protein
plasma )
- larut dalam sel darah
- terbawa makrofag

Pertemuan : 3



Xenobiotik larut dalam
plasma darah











- mekanisme kompetisi xenobiotik dan
daya ikat plasma darah ( misal :kompetisi
obat sulfonil urea dengan
antidiabetika dalam plasma darah )
- koefisien daya ikat plasma darah
: * Ikatan dengan albumin merupakan
ikatan secara fisiologis yan sulit
keluar dari darah
- kecepatan aliran darah,makin tinggi,makin
kemampuan transportasi xenobiotik melalui
plasma darah
pertemuan : 3
Xenobiotik larut dalam sel
darah



- Logam berat larut dalam sel darah
merah
- Sifat ikatan kompetitif belum
diketahui pada sel darah
Pertemuan : 3
Deposit xenobiotik dalam
jaringan tubuh
pertemuan : 3









-Pb terikat dalam jaringan otak ( TEL )
-Methyl mercuri dideposit di jaringan otak
-Xenobiotik liposoluble larut dan dideposit di
jaringan lemak
- Pb ( fosfat ) terikat dan dideposit di jaringan
tulang ( Pb anorganik )
- Pb anorganik lainnya terikat di jaringan ginjal
-Merkuri anorganik didepost di jaringan ginjal
-Ikatan xenobiotik dengan jaringan tubuh
mungkin:
* tipe kovalen,ikatan irreversibel--- efek toksik
tinggi
* tipe non kovalen,ikatan reversibel---- sifat
Mekanisme Detoksikasi
xenobiotik(Biotransformasi)

Reaksi pemecahan( fase I )
Reaksi konjugasi ( fase II )

Pertemuan : 4

Reaksi biotransformasi
pemecahan ( fase I )

-Reaksi oksidasi
-Reaksi Reduksi
-Reaksi hidrolisis

Pertemuan : 4

Reaksi Oksidasi
biotransformasi

-Beta oksidasi alkohol ----asam benzoat +
asa asetat
-enzim yang digunakan enzim oksidase
(Sitokrom P 450 )
-misal : senyawa alifatik+ O2—alkohol
Senyawa aromatik + O2---Fenol

Pertemuan : 4




Reaksi reduksi
biotransformasi





- lebih jarang terjadi daripada oksidasi
- enzim yang digunakan enzim reduktase
- terjadi pada senyawa umumnya tahan
oksisai misalnya:amina azo,ketondan
aldehida
- pada reduksi menjadi anilin,produk amina
danp-klorobe3nsil alkohol
Pertemuan : 4
Reaksi hidrolisis
biotransformasi

Enzim yang digunakan enzim esterase
- Bila senyawa xenobiotik di hidrolisa -----molekul akan pecah menjadi dua molekul
karena terjadinya molekul air.
- misal :ester---- esterase-----asam +
alkohol
amida---hidrolisa---amina +asam

Pertemuan : 4



Reaksi konjugasi
biotransformasi( fase II )

-Fase II pada mekanisme biotransformasi
merupakan reaksi penggabungan/konjugasi
dari fase I
-senyawa yang tidak cepat dioksidasi akan
dikonjugasikan dengan asam
glukoronat,glisin asam sulfat atau asam
asetat.-------- produk konjugasi baru yang
bersifat : polaritas tinggi
lebih soluble diair
lebih mudah dieliminasi

Pertemuan : 5



Mekanisme eliminasi

- melalui ginjal
- melalui paru
- melalui pencernaan ( terutama
hepar melalui empedu )
- melalui kulit

Pertemuan : 5




Eliminasi melalui ginjal









Ginjal dapat mengeliminasi xenobiotik
melalui mekanisme filtrasi pada glomerulus
- xenobiotik harus dapat melewati
pori filter glomerulus dengan diameter
50 nannometer,agar dapat diexcresi
melalui urine
- xenobiotik harus larut air
- xenobiotik harus terpolariser
pertemuan : 5
Eliminasi melalui paru









Xenobiotik yang mudah menguap yang dapat di
eliminasi melalui mekanisme ekspirasi pada
pernafasan
- kapasitas eliminasi tergantung dari
luas permukaan paru ( kapasitas vital
paru )
- Frekuensi pernafasan
- kecepatan aliran darah
- koefisien daya tembus ( membrana barier)
jaringan paru
( pertemuan : 5 )
Eliminasi melalui kulit





Kulit mempunyai kemampuan untuk mengeliminasi
xenobiotik melalui :
- kelenjar keringat ( xenobiotik liposoluble )
kemampuan mengekskresi xenobiotik
tergantung kemampuan penguapan
keringat yang dikeluarkan oleh tubuh
- folikel rambut,merupakan jalan
xenobiotik,tetapi rambut dapat dijadikan
organ untuk mendeteksi kandungan
xenobiotik dalam serum darah ( indikator biologis
merkuri dalam tubuh )
Eliminasi melalui organ
pencernaan
pertemuan : 5












- Xenobiotik yang tidak diserap melaui
pencernaan dikeluarkan melalui anus
dalam bentuk faeces
- Xenobiotik yang diserap tubuh dieliminasikan
melalui saliva
dan empedu
- makin tinggi kosentrasi xenobiotik
yang tidak diserap sistema pencer
naan makin tinggi konsentrasi xeno
biotik yang dieliminasikan dari tubuh
- empedu merupakan organ yang terpenting
untuk mengeliminasikan bahan xenobiotik
dari hepar ( polaritas tinggi,konyugat dengan
plasma protein dan xenobiotik BM > 300 )
Mekanisme eliminasi
xenobiotik dan indikator
biologis xenobiotik.

Indikator biologis batas aman
konsentrasi xenobiotik dalam tubuh
dapat diperoleh dari spesimen biologis
yang di eliminasi organ tubuh atau
dengan melalukukan biopsi jaringan
tubuh yang menjadi tempat deposit
xenobiotik atau target dalam tubuh.

Pertemuan


: 6
Indikator aman xenobiotik
temu : 6









*
*
*
*
Lethal dosis 50 ( LD50 )
Indikator biologi toksikologi klinik
Nilai Ambien Limbah Bahan kimia B3
Nilai Ambang Batas Bahan Kimia
Lingkungan Kerja
* Nilai Batas aman Pemaparan
Kerja ( Health Base Occupational
Limit Value )
Indikator aman xenobitik
temu : 6








LD 50 ( Lethal Dosis 50 )
- satuan : miligram /Kg Berat Badan
- Ukuran derajat toksisitas bahan kimia
- dosis yang menimbulkan kematian
50% secara statistik dari binatang
percobaan selama atau kurang dari
24 jam ( toksikologi eksperimentil )
Indikator aman xenobiotik
temu : 6







Idikator biologi toksikologi klinik
- satuan : miligram/mikrogram per
kg Berat Badan
- merupakan konsentrasi xenobiotik
yang masih dianggap aman dalam
tubuh secara klinis
Indikator aman xenobiotik
temu : 6







Nilai ambien limbah bahan kimia B3
- satuan : mikrogram/ppm per satuan
volume limbah
- Merupakan nilai/konsentrasi aman
untuk pemaparan lingkungan umum
limbah B3 selama 24 jam
Indikator aman xenobiotik
temu : 6
Nilai Ambang Batas bahan kimia
lingkungan kerja ( NAB kimia )
 satuan: Mikrogram/ppm per M3 udara
- merupakan nilai/konsentrasi bahan

kimia di lingkungan kerja yang

masih aman untuk pemaparan

selama 8 jam kerja


Indikator aman xenobiotik
temu : 6








Nilai Pemaparan Aman Kerja
(NPAK)/Health Base Occupational
Exposure Limit (HBOEL)
Satuan : mikrogram per kg Berat Badan
- merupakan nilai/konsentrasi
xenobiotik /metabolitnya yang
dianggap aman dalam tubuh tenaga
kerja terpapar bahan kimia di
lingkungan kerja selama 8 jam kerja
Derajat toksisitas xenobiotik
fase farmakokinetik
temu : 7









Faktor berpengaruh terhadap derajat
toksisitas xenobiotik :
- Dosis dan lama pemaparan
- spesies
- jenis kelamin
- umur
- gizi
- kegiatan fisik
- kondisi kesehatan
Derajat toksisitas xenobiotik
temu : 7

Dosis dan lama pemaparan
Menurut kaidah Harber,dosis dan lama
pemaparan berbanding lurus

toksisitas = kosentrasi x waktu papar



Derajat toksisitas xenobiotik
temu : 7









Faktor Spesies
- Tergantung faktor paparan pada
lingkungan hidup spesies
- Tergantung mekanisme yang terjadi
pada fase-fase tokso ( farmako )
kinetik dan toksodinamik pada
pada spesies
- Tergantung genetik spesies
Derajat toksisitas xenobiotik
temu : 7








Faktor umur
- neonatus lebih suseptibel daripada
kelompok muda/dewasa,umumnya
disebabkan oleh kelengkapan ensim
detoksikasi pada neonatus kurang ,
kecuali xenobiotik neurotoksik pada SSP
- Kapasitas absorpsi,anak muda mempunyai
kemampuan absorpsi daripada orang tua
- Lemak tubuh,makin tua lemak tubuh
makin banyak--- absorpsi xenobiotik
liposolubel meningkat
Derajat toksisitas
temu : 7








Faktor jenis kelamin
- berbeda pada setiap spesies
- pada manusia :tubuh pria ,jaringan
lemak lebih sedikit  deposit
xenobiotik < dari wanita
- aktivitas fisik pria > wanita
- mekanisme detoksikasi pria > wanita
UJIAN TENGAH SIMESTER
pertemuan ke 8

temu
 SELAMAT
:
1
UJIAN !
-
7
ILMU TOKSIKOLOGI DASAR
Temu : 1
Pengertian : Adalah ilmu yang
mempelajari pengaruh racun
terhadap organisme hidup dan
sistim biologisnya

Pertemuan : 1
Pengertian
temu : 1
 Racun


Adalah bahan kimia dalam dosis relatif
kecil dapat menimbulkan kematian
Pengertian
temu : 1
racun
X
obat
Racun adalah obat dan obat
adalah racun,tergantung dosis
pemaparan ( Paracelcius )
Pengertian
temu : 1
dosis
X
toksisitas
Makin kecil dosis pemaparan yang
menimbulkan kematian, makin
tinggi derajat toksisitas racun
Ruang lingkup peminatan
temu : 1
TOKSIKOLOGI DASAR
KONSUMTIF
LINGKUNGAN
*Obat-Obatan&kosmetika
*Lingkungan umum
(Farmakologi)
ASPEK LEGAL
(Toksikologi Lingkungan)
*Agragria
*Lingkungan Industri (Toksikologi Pertanian)(Kedokteran Forensik)
(Toksikologi Industri)
DISIPLIN ILMU TERKAIT
temu : 1







- I.Kedokteran (toksikologi klinik )
- I. Kimia & Biokimia(toksikologi lingkungan : umum,industri
- I. Faal Kerja
- I. Psikologi
- I. Farmakologi
- I. Pertanian
MANFAAT I TOKSILOGI
DASAR
temu : 1








- mencari/menemukan senyawa kimia
baru yang aman digunakan manusia
untuk kesejahteraan hidup.
- mencari antidotum racun
- mencari racun yang aman untuk
manusia dan efektif untuk musuh
manusia ( pestisida )
I.
Toksikologi lingkungan
& Kesehatan
Masyarakat
temu : 2
Penggunaan bahan kimia
Konsumsi manusia
Obat-obatan
Teknologi
Kosmetik
Jasa
Bahan additif
Industri
Pestisida
Perang
Herbisida
Limbah
bumi
atmosfer bumi
Toksikologi Lingkungan
temu : 2
xenobiotik
Emisi ekokinetika
lingkungan
Fase pemaparan
Organisme
Emisi fase toksokinetik fase toksodinamik
Toksikologi Lingkungan
temu : 2










Resiko penggunaan berulang b.kimia
kimia konsumtif pada masyarakat :
* Obat-obatan Ketergantungan obat
keracunan akut/kronis
* kosmetik
 efek samping
* Aditif
 efek kronik tidak
diinginkan
* Pestisida
 efek akut atau
kronik tidak diinginkan
Toksikologi lingkungan
temu : 2










Emisi ekokinetika
- limbah udara :partikel padat
debu ,droplet ,asap, mist,
aerosol,gas
- Limbah Cair : bahan kimia larut air
emulsi,kimia padat tidak larut
air
- Limbah padat : bahan kimia padat
biodegradable ,non biodegradable
Toksikologi lingkungan
temu : 2







Fase pemaparan lingkungan
,derajat toksisitas tergantung 
- Dosis dan lama pemaparan
- sifat fisik xenobiotik
- sifat kimia xenobiotik
- interaksi antar xenobiotik di
di lingkungan
Toksikologi lingkungan
temu : 2








Organisme hidup
- dianggap sebagai host/pejamu
- tergantung etnis
- tergantung sifat genetika
- tergantung cara hidup,kondisi sosial
-ekonomi/kesehatan /penyakit
menyertai
FARMAKODINAMIK/TOKSO
DINAMIK
TEMU : 9


Pengertian :
Adalah fase terjadinya interaksi antara
bahan kimia/xenobiotik dengan tempat
aksinya dalam sistim biologi
Cara kerja/mekanisme aksi
farmakodinamik
temu : 9



-1. secara kimiawi
Bahan kimia/ xenobiotik bereaksi secara kimia
langsung berinteraksi dengan bahan kimia
atau bahan kimia lain yang masuk ke tubuh
Misal: logam-logam berat diikat oleh zat kelat (
Chelating-agent )secara ikatan kimia
khusussenyawa kompleks mudah
diekskresikan oleh ginjal
Chelating agent
temu : 9






- Ca EDTA (Ca Etilen Diamin Tetra
Acetic Acid )
- BAL(British Anti Lewisit )Dimercaprol
- Penicilamin(Dimetil Systein)
- Deferoxamin ( Desferal )
Dipakai sebagai antidot intox logam
berat
2. Secara fisika
temu : 9




Mg Sulfat sangat lambat diabsorbsi
usus,akan menarik air dari sekitarnya
(osmosis/secara fisika ),ukuran feses
Diusus membesar merangsang usus
Secara mekanis  defikasi
3.Mengganggu proses
metabolisme
biotransformasi
: temu : 9



Bahan kimia/xenobiotik berkompetisi terikat
dengan ikatan protein plasma,sehingga
bahan kimia yang keluar dari ikatan akan
memberikan respon terhadap sel target
lebih dominan
Persaingan/kompetisi berpengaru terhadap
:1. sel target respon
2. reaksi enzymatik
4. Respon sel reseptor
temu : 9



Sel respon “spesifik “ akan mem
berikan respon oleh kaidah “ all or
none “/Dose response-relationship
Dosis Ambang Batas tergantung sel
Target /sel reseptor
SEL RESEPTOR
temu : 9




Pengertian farmakologi :
Sel reseptor adalah sel tempat
terjadinya efek biokemik,fisiologis dan
farmakologis ndari obat-obatan
Toksikologi molekuler
Sel reseptor, tempat mekanisme aksi
dari bahan toksik (xenobiotik )
TEORI TENTANG SEL
RESEPTOR
TEMU ; 9




*
*
*
*
Reseptor Khusus
All or None
Tempat spesifik
Makromolekul
RESEPTOR KHUSUS
TEMU : 9





TEORI :
Poland & Kunston ( 1982 )
TCDD(2.3.7.8 tetra kloro dibenzo –p-dioksin)
masuk kedalam nukleus sel dan bereaksi dengan
gen spesifik (AHH) yang dapat menginduksi
tymus
 menimbulkan teratogenesis dan porfiria
hepatik
Tetapi tidak semua xenobiotik yang menimbulkan
efek di reseptor bereaksi toksik,tetapi
menunjukkan reaksi fisiologis ( normal )
RESEPTOR ALL OR NONE
TEMU : 9



Loomis (1978 )
Memperkenalkan konsep”reseptor
kimia”yang kompleks dengan nilai ambang
tertentu untuk dapat bereaksi dengan
reseptor
Konsep “all or none” penting untuk
mengevaluasi keamanan penggunaan
bahan xenobiotik
Ilustrasi
temu : 9

Badan manusia mengandung 1x10
pangkat 13 sel,dan setiap sel
mengandung 1x10 pangkat 13 molekul
Tempat spesifik
temu : 9


Langley
Obat/bahan kimia bereaksi pada tempat
spesifik di molekul atau bagian dari
molekul badan
Makromolekul
temu : 9




Ehrlich (1910)
Tempat reaktif merupakan bagian dari
makromolekul dan reaksi biologi
Merupakan efek yang timbul oleh
ikatan bahan kimia/obat pada
tempatnya.
Makromolekul terdiri dari :
protein,enzym,protein struktural dan
asam nukleat
KONSEP RESEPTOR DAN
ORGAN TARGET
MEKANISME KHUSUS
/SPESIFIK DI SEL
TARGETTEMU : 10

Potensi aksi terjadi di tempat/site of
action:
nucleus,mitokondria,lysosome,reticulum
endoplasma,badan-badan subseluler lain
dan membran plasma
Klasifikasi menurut jenis
senyawa kimia
temu ; 10





- protein
- koenzym
- lemak
- asam nukleat
Karbohidrat jarang dipengaruhi oleh
xenobiotik
PROTEIN
temu : 10


Struktur protein dari plasma dan
membran merupakan tempat tersering
dari kerusakan
Struktur kollagen protein jarang
dipengaruhi xenobiotik
ENZYM
TEMU : 10






- Ezym merupakan target terpenting
dari xenobiotik
- Ikatan dapat reversibel,misalnya
pada isektisida karbamat dengan
kolin esterase (inhibisi kolin
esterase )
Enzym + Karbamat
temu : 10



Ikatan Irreversibel
Misal : DFP ( Diiso Propil Flouro Phosfat )
---------------- ------DFP MOI ( kovalen )
enzym Monoamin Oksidase inhibitor
Efek Reaksi Enzymatik
temu : 10









- Non Spesifik
Pb & Hg  Pb & Hg + enzym NS
(beberapa enzym inhibitor non spesifik
misal enzym oksidase/reduktase )
- Spesifik
Pb----------- Pb delta ALAD Hb turun
Delta Amino Luvulenic Acid Dehydratase
Enzym inhibitor spesifik untuk Pb di eritrosit
( dipakai untuk indikator awal intokskasi Pb)
Lemak
temu : 10



Xenobiotik liposoluble
Terikat di jaringan lemak bersifat
reversibel
Deposit di jaringan lemak bersifat
stabil
Asam nukleat
temu : 10






Xenobiotik Karsinogen
- Merubah asam nukleat inti sel (DNA)
------ neoplasma ( epigenetik )
- Bersifat spesifik di sel reseptor
- Ikatan kovalen - nekrotik atau
keganasan sel.
INTERAKSI XENOBIOTIK
temu : 10









- Adiksi
Efek interaksi merupakan penjum
lahan dari masing-masing xenobiotik
- Sinergistik
Efek interaksi lebih besar dari
penjumlahan efek kedua xenobiotik
- Antagonistik
Efek interaksi lebih kecil dar penjumlahan
efek kedua xenobiotik
TOKSIKOLOGI
EKSPERIMENTIL
TEMU : 11


PENGERTIAN
Adalah bagian dari ilmu toksikologi
yang mempelajari sifat,mekanisme
dan pengaruh dari xenobiotik
dengan mempergunakan binatang
percobaan sebagai media studi
Syarat binatang percobaan
temu : 11






- spesies harus murni--- dilakukan
dengan cara breeding berulang
- sehat ,bebas kuman/steril
- misal : tadpole,tikus ( Hamster’
,Winstar ),marmot,anjing,kuda dsb
tergantung jenis studi
Jenis studi
temu : 11






Studi eksperimentil akut
Binatang percobaan: Winstar, Hamster
Lama percobaan
: 24 jam
Yang diteliti
: gejala/respon
sebelum binatang percobaan mati
Hasil studi : Lethal Dose 50 ( LD 50
DERAJAT TOKSISITAS
XENOBIOTIK



PENGERTIAN
Adalah kemampuan bahan xenobiotik
untuk menimbulkan kerusakan/efek
toksik pada tubuh dan sistem
biologisnya yang rentan terhadapnya
Sumber : Sax,1957
Lethal Dose 50
temu : 11
Waktu
(jam ) < 24
dosis
Gr/bb
%
+
x

24
*****
y
LD 50
>24

z


20
50
Pengertian
90

Adalah dosis yang
secara statistik
menimbulkan
kematian 50% dari
kelompok binatang
percobaan selama
24 jam
Derajat Toksisitas
Xenobiotik
sumber : Sax,1957,Ottoboni,1996
temu : 11
Derajat

toksisitas
LD50( mg/kg.BB
/BB70 kg
LD50(mg/kgBB
/10kg anak
6=supertoksik
5=extrem toksik
4=sangat toksik
3=moderat
toksik
2=slight toksik
1=non toksik
<5,terasa,<7tetes
5-50,7tetes-3/4 cth
50-500,3/4cth-3cth
500-5000,3-30cth
< 1 tetes
1 tetes -1/8 cth
1/8cth-1cth
1cth-4 C

5-15gr,>30cth(1lb) > 4C
>15gr,>1qt
Studi Toksisitas Jangka
Pendek
temu : 11








Jenis binatang percobaan
:Hamster,kucing,anjing,marmot
Lama percobaan : 10% dari taksiran hidup
binatang percobaan
Tujuan percobaan : studi tosisitas sub kronik
( efek dinilai setelah lebih dari
2 minggu pemberian xenobiotik pada
binatang percobaan )
Hasil yang dapat dipelajari :
- Dose-response Relationship
- Allowable Daily Intake ( ADI )
_ Nilai spesimen biologis laboratorium
patologi Klinik
Studi toksisitas jangka
panjang
temu : 11,bahahn kuliah toksikologi dasar,dr Farid B
MSc




Binatang percobaan Hamster.marmot
Lama percobaan : senajang umuur
binatang percobaan
Hasil yang diperoleh : efek kronis oleh
pemberian xenobiotik dosis rendah
dengan lama pemaparan tinggi
Misal Bahan kimia karsinogen
,adversed effect
Efek biologis xenobiotik
temu 12







-efek ditinjau dari segi biologis
ringan ,sedang ,kuat/parah
-segi waktu,akut,subakut,sub kronis
kronis
-segi kepulihan reversibel,irreversibel
-segi lokasi ,lokal,sistemik
-segi kepekaan,alergi ,anafilaktik
Sel target & sel Reseptor




Sel target,tempat terjadinya reaksi kimia
xenobiotik dengan sel tujuannya untuk
memberikan respon biologis
Reseptor adalah tempat yang sensitif
terhadap agen xenobiotik untuk berinteraksi :
Tipe I-- reseptor berada dipermukaan sel
Tipe II  reseptor berada di sitoplasma
Tipe III reseptor berada di nukleus


Sumber Borcelleca,1996
Skema mekanisme respon



Xenobiotik->
+
--Ikatan kompleksaktivasirespon amplifikasi
Reseptor ->
( mesenger )
BAHAN KIMIA KARSINOGEN
TEMU : 12





PENGERTIAN
Adalah bahan kimia yang dapat
menimbulkan perubahan pada sel
normal menjadi sel neoplasma
Sumber : Lund, 1980
Adalah bahan kimia yang dapat
menimbulkan tumor ganas pada manusia
Sumber Niosh
Bahan kimia karsinogen
temu 12














Masalah
- sejak awal revolusi industri,dikenal
minyak “tar”yang berasal dari bahan
bitumen/batu baru dalam industri
digunakan sebagai pelumas mesin
dapat menimbulkan karsinoma pada
scrotum
- morbiditas karsinoma yang disebabkan
oleh bahan kimia karsinogen sama dengan
morbiditas penyakit karsinoma oleh penyebab
lainnya
- penyakit m,erupakan penyebab kematian tinggi
- onset penyakit lama dapat dilakukan penelitian
Efek kronis bahan kimia
temu 12
4aminofenil
Arsenik dan beberapa
senyawa arsen
Asbest
benzena

karsinogen
industri pasti
Bis(klormetil eter)
MeCCNU
Kromium dan beberapa
senyawa kromium
Erionit 2-naftil amin
Torium dioksida
Monomer vinyl klorida
Kemungkinan
Karsinogen
Akrilamid
Akrilonitril
Amitrol
Benzotriklorida
Asetaldehid
Diepoksibutan
Dimetil sulfat
Etil akrilat
Polisiklik hidrokarbon
Bifenil terklorinasi
Sulftalattoluendiisosianat
tiurea
Emisi batubara
Minyak mineral
Karsinogen oleh
proses teknologi
Tar
soot
MEKANISME
KARSINOGENITAS
TEMU 13








- Epigenetik
pembentukan protein dalam sel ,
melalui tahap translasi dan transkripsi
 bila terjadi kelainan pembentukan
protein pada fase ini akan terjadi
mutasi DNA--> neoplasma
- Non Epigenetik-bahan kimia karsinogen
masih memerlukan promotor ( misal
:DDT,klordan )untuk dapat menimbulkan efek
neoplasma pada sel normal
KLASIFIKASI NEOPLASMA
TEMU : 13
Jaringan asal

Epitel

J.kulit& mukosa

E.kelenjar

Sel pigmen

Jar.ikat&otot

Fibroma

Adipose

Kartilago

Tulang

Pem.darah

Saraf

Glia

Meningea

Limpa

Sumsum tulang

Sel plasma

T .Jinak
T. Ganas
papiloma
adenoma
nevus
karsinoma
adeno karsinoma
melanoma
fibroma
lipoma
kondroma
osteoma
hemangioma
neuroma
fibrosarkoma
liposarkoma
kondrosarkoma
osteosarkoma
hemangiosarkoma
meningioma
limfoma
glioma/neuroglioma
meningosarkoma
limfosarkoma
lekemia,Ewing sarkoma
Mutipelmyeloma
SUMBER : Catherine C Goodman,1998
KLASIFIKASI KARSINOGEN
TEMU 13

A Karsinogen bagi manusia
 Epid +
B Mungkin sekali karsinogen bagi manusia
 Epid +/Exp Bin +
C Kemungkinan karsinogen pada manausia
 Epid +/Exp Bin+/D Tidak dapat diklasifikasikan

 data tidak cocok untuk kedua katagori
E Bukan karsinogen pada manusia



Tidak ada data pada bin percobaan dan
Sumber: Hallenbeck,1993
manusia
INSEKTISIDA
TEMU :14








PENGERTIAN
Adalah bahan kimia yang dipakai untuk
membunuh/melumpuhkan individu hidup
yang berruas-ruas
(segmen )
Misal nyamuk,ulat /serangga lainnya
-herbisida----- pembunuh herbal
-fungisida----- ,,
jamur
-insektisida---
,,
insekta
-algisida ----
,,
algae
-pestisida ---
,,
kuman
PESTISIDA
TEMU : 14




GOL.ORGANOKLORIDA
GOL.ORGANOFOSFAT
GOL.KARBAMAT
GOL.PIRETRUM
PESTISIDA
temu 14








PENGERTIAN
Bahan kimia yang digunakan untuk
membunuh/melumpuhkan hama
CARA PENGGUNAAN
- disemprotkan
- ditaburkan
- dioleskan
CARA KERJA
- racun syaraf
Residu






-
tanah
air
udara
tumbuh-tumbuhan
binatang
manusia
Tipe DDT
Umumnya terjadi diperifer saraf
sensor Menghasilkan potensial
negatif yang lama dengan
menginhibisi enzim untuk
transport ion depolarisasi
persisten
Siklodin,
derivat
sikloheksan
Inhibisi ion transpor enzim
SSPblokir GABA  ikatan
polarisasi persisten
Piretrum alamiah
Sama dengan piretrum buatan tapi
juga bereaksi alergi
Piretrum buatan tipe
I
Piretrum buatan tipe
II
Hampir sama dengan DDT
Organo fosfat
Inhibisi AchE persisten
karbamat
Inhibisi reversibel
sumber:Ecobichon,1996
Temu : 15

organoklor
piretrum
Anti kolinesterase
Perbedaan dengan tipe I,terletak
pada durasi enzim
gejala keracunan organoklorin
temu : 15
Kelas insektisida
Gejala akut
Gejala kronis
Diklorodifeletan
DDT
DDD
DMC
Parastesis,ataksia,jal
an tidak
normal,sakit
kepala,mual,letargi
Berat badan
menurun,nafsu makan
menurun,kung darah
,tremor otot
lemah,gambaran EKG ab
normal,eksitasi,koma
Pusing,mual ,motor
eksitasi,hiperefleksia
,kejang
otot,epileptik
Pusing,sakit
kepala,insomnia,cemas,
,epileptik,irritabel,EKG ab
normal
Dicofol
Metoksiklor
klorbenzilat
Heksaklorosikloheksan
Lindane
Benzeheksaklorid
Klordekon (kepon )
Rasa sakit didada
,artralgia,iritasi
kulit,ataksia
Gejala keracunan organofosfat
Jar.saraf dan reseptor
Parasimpatik dan otonom
post ganglionik
tempat
Kel.eksokrin mata
Pencernaan
pernafasan
ginjal
Saraf otonom parasimpatik
,simpatik nikotinik
Sistem kardiovaskuler
Otak (reseptor asetil kolin
Sistem saraf pusat
Otot kerangka
temu 15
Manifestasi
Kel ludah,air mata,keringat
,miosis,ptosis ,penglihatan
kabur,konjungtivitis
Mual,muntah
diare,tenesmus
Sekresi bronkus bising
paru,batuk,bradipneu
Disuria,anuria
takikardi,pallor,hipertensi
Fasikulasi otot,paralisis
otot prnafasan,stimuli
akustik,tremor,ataktis,
Lemah,konsentrasi turun
Respirasi cheyne
stokes,dispnea,depresi
piretrum alam
temu 15


Adalah insektisida alami ,dibuat dari
ekstrak Phyretrum cineraraefollium
( Dalmantian insect flower),merupakan
racun saraf
Gejala keracunan piretrum
alam
temu 15


Parestestesia,eksitasi,tremor ,konvulsi
Paralisis, kematian
Piretrum sintetik
temu 15

Jenis dan gejala keracunan
No
1
2
3
4
5
Piretrum tipe 1
Sindroma T
hipereksitasi
Ataksia
epileptik
paralisis
Penyaluran saraf
terus menerus
Piretrum tipe 2
Sindroma CS
hipersensitif
Koreoatetosis
dengan air liur
tremor
paralisis
depolarisasi
Piretrum sintetik
temu 15

Jenis piretrum sintetik
P.Tipe 1
P Tipe 2
 EFEK mirip DDT Mengandung
sianida
Alletrin
Fenvolerat
Tetrometrin
Deltametrin
Phenotrin
Cifenometrin
UJIAN AKHIR SIMESTER
TEMU 16

Selamat ujian

Dosen

: dr.Farid Budiman MSc
Fikes ,UIEU
Download