BIOAKUMULASI Pendahuluan Bioakumulasi adalah penumpukkan

advertisement
BIOAKUMULASI
Pendahuluan
Bioakumulasi adalah penumpukkan dari zat-zat kimia seperti pestisida, metilmerkuri, dan
kimia organik lainnya di dalam atau sebagian tubuh organisme. Dasar pengertian
bioakumulasi dikembangkan oleh ilmuwan tahun 1870an yang menemukan fenomena
prinsip perilaku bahan-bahan kimia dalam lingkungan dan makhluk hidup. Bioakumulasi
suatu bahan kimia oleh suatu makhluk hidup dapat dilihat dalam banyak situasi sebagai
suatu proses partisi.
Bioakumulasi adalah jumlah dari dua proses: biokonstentrasi dan biomagnifikasi.
Biokonstentrasi adalah pengambilan langsung suatu zat oleh organisme hidup dari
medium
(misalnya,
air)
melalui
kulit,
insang,
atau
paru-paru,
sedangkan
biomagnification adalah pengumpulan kontaminan dari organism di atasnya . Banyak
kontaminan sintetis lebih larut dalam lemak daripada dalam air. Poliklorinasi bifenil
(PCB), misalnya, yang dapat hadir dalam danau atau air sungai, cenderung baik untuk
menjerap partikel atau untuk berdifusi ke dalam sel-sel organisme. Jadi, PCB
terbiokonstentrasi di tingkat rendah, misalnya, dalam fitoplankton dengan faktor sekitar
250. Ikan yang aktif menyaring sejumlah besar air melalui insang mereka tunduk pada
biokonsentrasi yang jauh lebih tinggi. Selain itu, biomagnification terjadi dalam
organisme pemangsa. PCB beban mangsa ditransfer ke pemangsa. Ikan seperti
mencium bau yang mengkonsumsi sejumlah besar mysids dan memperbesar
zooplankton konsentrasi PCB. Ini mengarah pada faktor bioakumulasi sebanyak 2,8 juta
pada spesies ikan pemangsa seperti danau bass trout dan bergaris. Mamalia-termasuk
manusia yang makan ikan, reptil, dan burung-PCB terakumulasi lebih lanjut.
Salah satu konsekuensi dari pelepasan dan penyebaran substansi pencemar di
lingkungan adalah penangkapan (uptake) dan penimbunan (accumulation) oleh makhluk
hidup mengikuti alur rantai makanan (food chain). Umumnya relasi antara konsentrasi
substansi pencemar di lingkungan dan di dalam jaringan mahluk hidup dinyatakan
dalam parameter faktor biokonsentrasi (BCF = bioconcentration factor). Parameter ini
1
merupakan nisbah antara konsentrasi suatu senyawa di lingkungan dan konsentrasi
senyawa yang sama dalam jaringan makhluk hidup.
Gambar 1, Biodinamik proses Bioakumulasi (Sumber: http://toxics.usgs.gov/highlights/biodynamic_model.html)
Penyebab Bioakumulasi
Bioakumulasi dalam tubuh makhluk hidup, akan berbahaya tergantung beberapa faktor,
antara lain:
1. Cara penerimaan xenobiotik
Bioakumulasi xenobiotik dalam makhluk hidup masuk ke dalam tubuh melalui 3 cara,
yaitu: sentuhan kulit, inhalasi, dan oral. Xenobiotik masuk ke dalam sel dan
mempengaruhi kinerja sel tersebut.
2
Gambar 2, Cara masuknya xenobiotik (Newman, 2008)
2. Distribusi xenobiotik
Xenobiotik yang masuk ke dalam tubuh, terdistribusi dan bertumpuk pada jaringan
yang rentan diserangnya. Sifat reaktif zat xenobiotik dan dan jumlah xenobiotik yang
terkumpul mempengaruhi lamanya zat tersebut akan berpengaruh pada makhluk
hidup.
Dampak Bioakumulasi
Dampak dari Bioakumulasi diantaranya rusaknya sistem kesehatan makhluk hidup, baik pada
manusia atau hewan, dan rusaknya keseimbangan ekosistem karena dampak panjang yang
diberikan pada rantai makanan.
1. Dampak Kesehatan
Dampak pada kesehatan yang diterima dalam proses bioakumulasi lebih pada sifat kronis
jangka panjang. Biasanya zat-zat xenobiotik ini bersifat karsinogenik. Penimbunan
xenobiotik merugikan pada tubuh akan menyebabkan penyakit-penyakit kronis seperti
kanker, dan gangguan organ syaraf, gangguan hormon.
Selain dampak karsinogenik, bioakmulasi juga berdampak adanya proses mutagenik dan
teratogenik. Misalnya, dampak yang diberikan oleh senjata kimia mengakibatkan gangguan
kehamilan dan cacat janin.
3
Gambar 3, Dampak karsinogenik dalam makhluk hidup (Beek, 2000)
2. Dampak Ekosistem
Keseimbangan ekosistem akan terganggu dengan adanya bioakumulasi di tubuh mahkluk
hidup. Timbunan zat di lingkungan secara cepat dan lambat akan mempengaruhi daya
dukung lingkungannya. Gangguan dalam kesehatan makhluk hidup dapat berpengaruh pada
mutasi gen dan teratogenik makhluk hidup yang akan berujung pada kepunahan suatu
spesies. Dengan hilangnya suatu spesies tertentu, maka rantai makanan akan kacau dan
lingkungan menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan lingkungan akan berdampak pada
kepunahan spesies lain.
4
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. (n.d.). Bioakumulasi logam berat Kadnium (Cd) dengan menggunakan sianobakteria .
Retrieved September 9, 2009, from http://gekoclay.blogspot.com/2009/03/bioakumulasi-logamberat-kadmium-cd.html
Beek, B. (2000). Bioaccumulation: New Aspects and Developments. New York: Springer.
Newman, M. C. (2008). Ecotoxicology. Boca Raton: CRC Press.
Philp, R. B. (2001). Ecosystem and Human Health: Toxicology and Environmental Hazard. Boca
Raton: CRC Press.
Sutamihardja, R. (2009). Toksikologi Lingkungan. Jakarta: PSIL UI.
US Geological Survey. (2006, December 14). Bioaccumulation. Retrieved September 9, 2009,
from Science for changing world: http://toxics.usgs.gov/definitions/bioaccumulation.html
Weigel, S. (2009). Bioaccumulation. Retrieved December 20, 2009, from Pollution Issues:
http://www.pollutionissues.com/A-Bo/Bioaccumulation.html
5
Download