Amwaluna, Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230 UANG DALAM PANDANGAN ISLAM Juliana Prodi Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam Universitas Pendidikan Indonesia [email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi dengan bergulirnya konsep Gresham dan Fungsi turunan uang yang menyebabkan uang telah mengalami pergeseran dari fungsi aslinya. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan sekaligus merekonstruksi fungsi uang dalam pandangan Islam. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan literur review yang di ambil dari beberapa buku dan sumber bacaan yang relevan. Adapun hasil penelitian ini menyatakan bahwa dengan adanya teori Grasham, menyebabkan uang “baik” hilang dan tergantikan oleh uang yang “jelek”. Hal ini berkorelasi dengan adanya fungsi turunan uang yang berdampak uang “baik” lebih banyak di timbun dan tidak beredar di masyarakat. Adapun perspektif Islam, aktivitas menimbun uang tidak dibenarkan dan bertentangan dengan dalil syara. Adapun fungsi uang hanya dua yaitu, satuan hitung dan sebagai alat tukar aktivitas. Keyword: Teori Gresham, Fungsi Uang, Menimbun Emas, Uang Emas dan Perak ABSTRACT This research is motivated by the rolling of the Gresham concept and the derivative function of money that causes the money to have shifted from its original function. This paper aims to describe as well as reconstruct the function of money in the view of Islam. The method used in this research is qualitative by using a review literature taken from several books and relevant reading sources. The results of this study states that with the theory of Grasham, cause money "good" lost and replaced by money "bad". This is correlated with the existence of a money derivative function that affects "good" money more in heap and does not circulate in the community. As for the Islamic perspective, the accumulation of money is not justified and contrary to the argument of syara. The function of money only two that is, unit count and as a tool of activity exchange. Keyword: Gresham Theory, Money Function, Stockpiling of gold, Gold and Silver Money perekonomian, I. PENDAHULUAN maka posisi uang Dalam sistem ekonomi, keberadaan dipandang sangat strategis fungsinya di uang merupakan hasil inovasi besar dalam dalam sebuah bingkai sistem ekonomi dan evolusi perekonomian dunia. Sebagai salah sulit untuk diganti dengan variabel lain. satu Oleh karena itu, uang merupakan bagian bagian variabel penting dalam 217 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399 Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam suatu fungsi yang terintegrasi dalam suatu Dalam Al-Quran sendiri dijelaskan perekonomian. Uang merupakan bagian “Dan yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu timbangan dengan adil” (Al-An' Am : sistem ekonomi modern (Arif Pujiono, 152). Uang sebagai penyimpan nilai 2004: 144). diharapkan juga mampu berbuat adil sempurnakanlah takaran dan Begitupun dalam sistem ekonomi dalam pembayaran tunda, kerena usaha modern saat ini, uang merupakan media yang dilakukan saat ini tidak ada kepastian tukar yang dapat memperlancar proses di masa depan, „Dan tiada seorangpun berputarnya roda pembangunan ekonomi. yang dapat mengetahui secara pasti apa Uang memungkinkan perdagangan dan yang akan diusahakannya' (QS. Luqman: transaksi ekonomi dapat dilaksanakan 34). Meski demikian, risk return profile secara efisien, sehingga dapat mencapai tetap dilakukan dengan analisa rasional tingkat dengan ekonomi, bukan sebagaimana mekanisme disertai peningkatan produktifitas. Dalam yang telah ditetapkan melalui tingkat proses penggunaan bunga tetap (fixed rate). Adanya fluktuasi uang kertas merupakan evolusi yang dan ketidakstabilan uang kertas dengan sangat fondamental dalam perekonomian. sistem bunga inilah yang membedakannya Tulisan ini bertujuan untuk memberikan dengan kajian kritis terhadap teori Grasham serta moneter. spesialisasi optimum perkembangannya, telaah pustaka tentang dinar sebagai sistem uang Dalam emas sejarah sebagai komoditi standar uang standar tunggal emas ditinjau menurut sebagai standar, terdapat dua standar yang sistem moneter Islam. umum digunakan yaitu standar emas (gold Menurut Arif dalam tulisannya yang currency standards) dan standar perak berjudul Sistem Standar Tunggal Emas (silver bagi Negara Mayoritas Muslim dalam demikian secara umum dapat didefinisikan Sistem menyatakan sebagai satuan moneter dari emas dengan bahwa Uang adalah timbangan atas nilai ukuran tertentu terhadap satu satuan mata suatu barang, yang identik dengan fungsi uang (termasuk perak) dan mendapat ijin uang sebagai alat pengukur nilai. Lebih penuh dalam mengkonversi antara emas lanjut dia mengatakan bahwa sebagai dengan uang dan antara uang dengan pengukur nilai, uang seharusnya memiliki emas. Hubungan mekanis emas dan satuan standar ukur yang benar (Arif Pujiono, moneter jelas akan mendorong keyakinan 2004: 144). akan nilai unit moneter. Hal inilah yang Ekonomi Global currency standards). Meski 218 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399 Amwaluna, Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230 menjamin stabilitas terhadap sistem moneter. disampaikan Robert Mundell, penerima nobel ekonomi memperkirakan bahwa Berbicara terkait uang emas atau emas akan kembali menjadi bagian system dalam hal ini penulis sebut dengan Dinar, keuangan internasional pada abad ke-21 maka menimbulkan polemik pro dan (Luthfi Hamidi, 2007: 135). kontra dikalangan masyarakat khususnya Tidak beda jauh, Peter Bernstein para akademisi. Hal ini sangat wajar seorang pakar keuangan terkemuka dunia terjadi diantara mengatakan secara terbuka bahwa: “Gold masyarakat ada yang menggunakan sudut is the ultimate certainly and escape from pandang risk”. Ketika semua mata uang kertas karena disebabkan ekonomi yang cenderung berbeda, namun disatu sisi tidak sedikit berjatuhan, dari masyarakat khususnya para intelektual kesaktiannya. Ketika fiat money satu muslim menggunakan sudut pandangan persatu ekonomi Islam. Bahkan yang menarik lagi menunjukkan adalah bagi intelektual dan pakar ekonomi cenderung menguat terhadap mata uang barat sendiri yang objektif melihat bahwa kertas. Ungkapan senada juga dilontarkan terkait penggunaan emas adalah sistem oleh Jerome F Smith “As fewer and fewer moneter paling baik yang lebih stabil dan people have confidence in paper as store tahan terhadap inflasi. of value, the price of gold will continue to Hal ini sesuai pernyataan Alan emas akan berjatuhan, nilai menunjukkan emas yang (Dinar) stabil dan rise”. Greenspan (mantan Chairman The Fed), Luthfi Hamidi menjelaskan bahwa “Emas masih menjadi bentuk utama sejarah membuktikan emas bisa menjelma pembayaran di dunia. Dalam kondisi manjadi mata uang yang sangat stabil ekstrem, tidak ada yang mau menerima dibanding banding mata uang kertas (fiat uang fiat. Tapi emas selalu diterima”. money) manapun, termasuk dolar. Pada Begitupun menurut Cristopher Wood, tahun 1800 harga emas persatu troy ons seorang analis Emerging Market CLSA, setara dengan 19,39 dolar AS, sementara mengatakan “Emas adalah satu-satunya tahun 2004, satu troy ons emas senilai jaminan ekses-ekses 455,757. Dengan kata lain selama dua keuangan massif yang masih dirasakan abad berlalu, emas mengalami apresiasi dunia Barat. Wood juga mengatakan yang luar biasa sebesar 2.250 persen ketika nilai tukar dolar anjlok, harga emas terhadap dolar” (Luthfi Hamidi, 2007: akan 135). nyata terus terhadap naik”. Hal yang sama 219 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399 Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam Dari pemaparan diatas terlihat bahwa emas merupakan fundamental jauh, berpangkal dari pergeseran fungsi terhadap sistem moneter international. uang itu sendiri. Uang sudah sedemikian Namun semua paparan diatas nyaris jauh meninggalkan fungsinya aslinya dan terbantahkan akibat dari konsep atau teori menemukan Gresham yang menyatakan “bad money sebenarnya tidak berakar dari watak out aslinya. Motif ekonomi untuk meraih drive menjelaskan good solusi Kenyataan di atas, jika dirunut lebih money”. bahwa uang Teori baik ini akan fungsi-fungsi keuntungan tanpa baru batas yang dengan tergantikan oleh uang yang jelak. Menurut meminimalisir resiko serendah mungkin sudut pandang penulis uang emas dan telah menjebak para pelaku ekonomi untuk perak atau dinar dan dirham dapat memposisikan uang pada tempat yang digolongkan baik. salah. Dampak yang nyata dari hal tersebut money) sudah jelas, semakin mudah timbulnya menurut menulis merupakan uang yang gejolak ekonomi yang melanda negara- jelak. Maka berdasarkan teori Gresham negara dengan basis ekonomi dan politik tersebut uang emas dan perak pasti yang lemah, tidak terkecuali Indonesia. sebaliknya terhadap uang kertas uang (fiat tergantikan oleh uang kertas. Asumsi ini terjadi ketika, mata uang II. PEMBAHASAN fiat money dan uang emas beredar secara A. Konsep Uang bersamaan. Maka yang terjadi adalah uang Banyak ekonom yang telah uang, salah satu emas akan terkalahkan oleh fiat money, mendefinisikan karena uang baik (emas) akan banyak diantaranya menurut A.C.Pigau, dalam ditimbun dan pada akhirnya yang akan bukunya: “The Veil of Money”, dia beredar di masyarakat adalah uang jelek menejelaskan “Money are those things that atau uang kertas. Hal inilah yang menjadi are widely used as a media for exchange”. salah satu penghambat penerapan sistem Dengan kata lain, uang menurutnya adalah mata uang emas. Mereka menempatkan segala sesuatu yang umum dipergunakan emas lebih banyak untuk di simpan dan sebagai alat penukar (Manulang, 1993: sebagai penimbun kekayaan. Ini akibat 13). Adapun Robertson dalam bukunya: dari fungsi turunan uang menempatkan “Money”, menjelaskan bahwa“Money is fungsi emas sebagai fungsi “Store of something wich is widely accepted in Value” atau penyimpan kekayaan. payments for goods”, yaitu segala sesuatu 220 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399 Amwaluna, Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230 yang umum diterima dalam pembayaran pertukaran dengan cara barter dapat diatasi barang-barang (Suparmoko, 1990: 2), dengan pertukaran uang. Berdasarkan definisi-definisi di atas, Uang juga berfungsi sebagai satuan dapat disimpulkan bahwa uang adalah hitung (unit of account) karena uang dapat segala digunakan sesuatu yang umum diterima untuk nilai barang/jasa yang sebagai alat penukar dan sebagai alat berbagai pengukur nilai, yang pada waktu yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya bersamaan kekayaan, dan menghitung besar kecilnya bertindak sebagai alat macam menunjukan penimbun kekayaan” (Manulang, 1993: pinjaman. 13). menentukan Dengan adanya uang, mampu Uang juga harga dipakai untuk barang/jasa (alat menyediakan alternatif transaksi yang lebih penunjuk harga). Sebagai alat satuan mudah daripada barter dan cocok digunakan hitung, uang berperan untuk memperlancar dalam sistem ekonomi modern. Selain itu, pertukaran. keberadaan uang mampu menciptakan Efisiensi, karena uang pada akhirnya akan mendorong tenaga perdagangan kerja yang dan pembagian kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran. Menurut Keynesian uang bukan hanya sebagai alat transaksi, tetapi juga sebagai penyimpan penyimpan nilai nilai. Fungsi inilah yang memungkinkan uang di gunakan sebagai alat memperoleh keuntungan, melalui B. Fungsi Uang Secara umum, uang memiliki fungsi fungsi turunan lainya seperti spekulasi, sebagai perantara untuk pertukaran barang penimbun kekayaan. pemindah kekayaan dengan barang, juga untuk menghindarkan (modal), alat untuk meningkatkan status perdagangan dengan cara barter. Secara sosial dan berjaga-jaga. Karena itu uang lebih rinci, fungsi uang dibedakan menjadi tidak bersifat netral. dua: fungsi asli dan fungsi turunan. Fungsi asli uang ada dua, yaitu sebagai alat tukar C. Konsep dan Teori Gresham Menurut kamus Bank Indonesia teori dan sebagai satuan hitung.Uang berfungsi sebagai exchange alat tukar yang atau dapat medium of mempermudah Gresham mengatakan cenderung menggunakan bahwa orang uang lusuh pertukaran. Orang yang akan melakukan (jelek) sehingga akan mengakibatkan uang pertukaran tidak perlu menukarkan dengan yang masih baik keluar dari peredaran; barang, tetapi cukup menggunakan uang misalnya, apabila terdapat dua macam sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan mata uang yang nominalnya sama, 221 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399 Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam seseorang akan terdorong untuk menahan uang yang baik dan menggunakan yang lusuh (gresham law). D. Uang Emas dalam Pandangan Ekonomi Islam Fungsi turunan uang mengakibatkan Uang "bagus" adalah uang yang uang menjadi objek komoditas dan menunjukkan sedikit perbedaan antara penimbun kekayaan yang bisa di jual nilai nominal (nilai nominal koin) serta belikan serta dapat di timbun. Sebagai nilai komoditas (nilai dari logam yang salah satu efek dari fungsi turunan dibuat, seperti logam mulia, nikel, atau tersebut yaitu adanya penimbunan emas. tembaga) Di sisi lain, uang "buruk" adalah Padahal penimbunan uang adalah salah uang yang memiliki nilai komoditas yang satu bentuk keharaman bagi seorang jauh lebih rendah dari nilai nominalnya muslim. Hal ini sesuai dengan salah satu dan beredar bersama dengan uang yang firman Allah dalam Al Quran surat At baik, dimana kedua bentuknya diperlukan Taubah ayat 34. Maksud dari ayat tersebut untuk dapat diterima pada nilai yang sama adalah adanya ancaman berupa siksaan sebagai legal tender. yang pedih atas orang yang menimbun Ketika menginginkan tidak seorangpun penurunan nilai yang emas dan perak merupakan qarinah uang (indikasi) yang larangan murah dibandingkan dengan mata uang Dengan demikian, menimbun emas dan logam yang telah beredar, setiap orang perak hukumnya haram. Keharaman itu berupaya untuk menukarkan uang “buruk” bersifat pasti dan umum. dan dalam menyimpan waktu uang yang “bagus”. sama Dengan bersifat tegas bahwa logam, yang terbuat dari logam lebih ini itu menunjukkan (jazim). Untuk itu,dalam tulisan secara tidak langsung mengajak kembali kepada demikian, koin-koin yang lebih baik fungsi uang yang sebenarnya yang telah mutunya, tidak lagi beredar dan koin-koin dijalankan dalam konsep Islam, yakni yang yang sebagai alat pertukaran dan satuan nilai, dipakai sebagai alat untuk nilai pertukaran bukan sebagai penimbun kekayaan. Harus komersial inilah yang melatar belakangi disadari bahwa sesungguhnya uang itu lahirnya “Gresham Law” pada tahun 1858 hanyalah di Inggris. menjadikan suatu barang kepada barang lebih rendah kualitasnya sebagai perantara untuk yang lain. An Nabhani menyatakan Islam telah memberikan kebebasan kepada manusia 222 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399 Amwaluna, Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230 untuk melakukan pertukaran dengan zakat tersebut dengan nishab emas dan mempergunakan apa saja yang dia sukai. perak. Hanya saja, pertukaran barang dengan 5. Ketika Islam menetapkan satuan uang tertentu itu telah ditunjukkan pertukaran oleh Islam satu sistem moneter. Dan Islam menetapkan uang dalam bentuk emas telah menetapkan bagi kaum muslimin dan perak. Sharf adalah menukarkan kepada jenis tertentu yaitu emas dan atau membeli uang dengan uang, baik perak. dalam Kesimpulan ini berdasarkan uang jenis (sharf), hukum yang sama Islam seperti beberapa alasan berikut (Taqiyuddin An- membeli emas dengan emas atau Nabani, 1990: 263): perak dengan perak, maupun antar 1. Islam mengharamkan menimbun (al jenis yang berbeda seperti membeli kanz) emas dan perak larangan pada emas dengan perak. Al Quran surat At-Taubah ayat 34 di tertuju pada penimbunan emas dan E. Fungsi perak, sebagai emas dan perak, dan Ulama sebagai mata uang dan alat tukar. Uang dalam pandangan Konsep Gresham, jauh sebelumnya 2. Islam telah mengaitkan emas dan sudah disinggung oleh seorang ulama yang perak dengan hukum-hukum yang bernama Ibnu Taimiyah. Ibnu Taimiyah baku, seperti diyat dalam pembunuhan menyatakan bahwa uang yang buruk akan sebesar 1000 dinar dan batasan bagi menyingkirkan uang yang berkualitas baik potong tangan atas pencurian atas dari harta yang mencapai ¼ dinar. Taimiyah menyatakan apabila penguasa 3. Rasulullah SAW telah menetapkan peredaran, membatalkan leboh jelasnya penggunaan mata Ibnu uang emas dan perak sebagai mata uang, tertentu dan mencetak jenis mata uang dan menjadikan hanya emas dan perak yang lain bagi masyarakat, hal ini akan sajalah sebagai standar uang. Dimana merugikan standar akan memiliki uang karena jatuhnya nilai uang dikembalikan kepada standar tersebut. lama menjadi hanya sebuah barang. Ia 4. Ketika Allah SWT mewajibkan zakat berarti telah melakukan kedzaliman karena uang, maka Allah telah mewajibkan menghilangkan nilai tinggi yang semula zakat tersebut untuk emas dan perak, mereka miliki. Lebih daripada itu, apabila kemudian Allah menentukan nishab nilai intrinsik mata uang tersebut berbeda, barang dan jasa orang-orang kaya yang hal ini akan menjadi sebuat sumber 223 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399 Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam keuntungan bagi para penjahat untuk dengan mengumpulkan mata uang yang buruk dan (maqodir al-amwal) dapat diketahui; dan menukarnya dengan mata uang yang baik uang tidak pernah dimaksudkan untuk diri dan mereka sendiri. kemudian membawwanya ke mereka daerah akan lain dan jumlah Berdasarkan nilai barang-barang pandangannya Ibnu menukarkannya dengan mata uang yang Taimiyah menentang keras segala bentuk buruk di daerah tersebut untuk dibawa perdagangan kembali ke daerahnya. Dengan demikian, mengalihkan fungsi uang dari tujuan yang nilai sebenarnya. Apabila dua orang saling barang masyarakat akanmenjadi hancur (Euis Amalia, 2010: 181). Pada pernyataan uang, karena hal ini mempertukarkan uang dengan kondisi satu Ibnu pihak membayar tunai sementara pihak Taimiya menyebutkan akibat yang akan lainnya berjanji membayar dikemudian terjadi atas masuknya nilai mata uang yang hari, kemudian pihak yang pertama tidak buruk akan bagi diatas, masyarakat yang sudah bisa menggunakan uang yang terlanjur memilikinya. Jika mata uang dijanjikan untuk bertransaksi sampai uang tersebut tidak tersebut dibayar, hal ini berarti pihak berlaku lagi sebagai mata uang, berarti pertama telah kehilangan kesempatannya hanya akan diperlakukan sebagai barang (Euis Amalia, 2010: 178). kemudian dinyatakan biasa yang tidak memiliki nilai yang sama Adapun menurut AL Ghazali dibandingkan dengan ketika berfungsi memiliki pandang yang khas mengenai sebagai mata uang. Disisi lain, seiring uang, hal itu di tulisnya pada bab as- dengan kehadiran mata uang yang baru, Syukru, dalam kitab Ihya „Ulumuddin. Al- masyarakat akan memperoleh harga yang Ghazali membicarakan masalah uang yang lebih rendah untuk barang-barang mereka digunakan manusia sebagai nikmat dari (Euis Amalia, 2010: 178). Allah SWT, dengan sistem transaksi Lebih jauh Ibnu Taimiyah Barter.43 Lebih jauh Al Ghazali menyebutkan dua fungsi utama uang yaitu menjelaskan uang sebagai sesuatu yang sebagai penting pengukur nilai dan media dalam peraturan bisnis, pertukaran bagi sejumlah barang yang menurutnya, karena uang merupakan salah berbeda. Ia menyatakan “atsman” (harga satu nikmat Allah yang harus ditempatkan atau yang dibayarkan sebagai harga, yaitu sesuai dengan aturan-aturan-Nya (Abu uang) dimaksudkan sebagai pengukur nilai Hamid Al-Ghazali, tt: 88). barang-barang (mi‟yar al-amwal) yang 224 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399 Amwaluna, Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230 Lebih jelasnya lagi kata al-Ghazali, Dalam konsep ekonomi Islam, uang uang (baca: dinar dan dirham) adalah adalah uang, bukan capital, sementara Khadimani wa la khadimun la huma wa dalam konsep ekonomi konvensional, muradani wa la yuradani, (alat untuk konsep uang tidak begitu jelas, misalnya mencapai suatu maksud, yakni sebagai dalam buku “Money, Interest and Capital” suatu alat perantara saja dan tidak untuk karya Colin Rogers, uang diartikan sebagai yang lain). uang Dengan definisi yang demikian, maka dan capital secara bergantian, dikemukakan al-Ghazali sedangkan dalam konsep ekonomi Islam semakna dengan definisi-definisi lainnya. uang adalah sesuatu yang bersifat flow Akan tetapi diakui bahwa signifikansi concept dan merupakan public goods, argumentasi yang sedangkan capital bersifat stock concept dikemukakan al-Ghazali adalah bahwa dan merupakan private goods. Uang yang uang ternyata hanya sebagai alat tukar mengalir adalah public goods, sedangkan (Unit yang of dalam definisi Exchange) (Interdemiary) saja dan yang penengah selanjutnya dalam perekonomian modern uang sangat penting dalam regional peraturan bisnis baik maupun internasional (Abu Hamid Al-Ghazali, tt: 88). mengendap merupakan milik seseorang dan menjadi milik pribadi (private good). Islam telah lebih dahulu mengenal konsep public goods, sedangkan dalam ekonomi konvensional konsep tersebut Menurut al-Ghazali, ada dua fungsi baru dikenal pada tahun 1980-an seiring uang yang membuat orang dapat mudah dengan berkembangnya ilmu ekonomi memanfaatkannya. Pertama, Allah SWT. lingkungan yang banyak membicarakan Menjadikan masalah externalities, public goods dan (mata uang) dinar dan dirham, sebagai hakim dan dua penengah sebagainya. Konsep public goods (Double justice and coincident), diantara tercermin dalam sabda Rasulullah SAW, harta benda-benda lain-lainnya. Sehingga yakni “Tidaklah kalian berserikat dalam dapat dipastikan harta benda itu dengan tiga hal, kecuali air, api, dan rumput.” dinar dan dirham. Kedua, keduanya (dinar Persamaan fungsi uang dalam sistem dan dirham) itu menjadi perantara kepada ekonomi Islam dan konvensional adalah barang-barang yang lainnya (medium of uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange for goods and service) (Andi exchange) dan satuan nilai (unit of Mardina, 2004: 100). account), sedangkan perbedaannya ekonomi konvensional menambah satu 225 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399 Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam fungsi lagi sebagai penyimpan nilai (store Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, of value) yang kemudian berkembang “motif menjadi money demand for Sesungguhnya sebahagian besar dari speculation” yang merubah fungsi uang orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib sebagai salah satu komoditi perdagangan. Nasrani Padahal al- orang dengan jalan batil dan mereka Ghazali telah memperingatkan bahwa menghalang-halangi (manusia) dari jalan “Memperdagangkan Allah. dan orang-orang yang menyimpan jauh sebelumnya, Imam uang ibarat benar-benar emas uang yang diperdagangkan, niscaya tinggal menafkahkannya pada jalan Allah, Maka sedikit uang yang dapat berfungsi sebagai beritahukanlah kepada mereka, (bahwa uang.” mereka akan perak dan harta memenjarakan fungsi uang, jika banyak Dengan demikian, dalam konsep dan memakan mendapat) tidak siksa yang pedih.(QS At Taubah: 34”) Islam, uang tidak termasuk dalam fungsi Menurut Yahya Abdurrahman selaku utilitas karena manfaat yang kita dapatkan ahli tafsir mengatakan bahwa maksud dari bukan dari uang itu secara langsung, ayat tersebut adalah adanya ancaman melainkan sebagai berupa siksaan yang pedih atas orang yang perantara untuk mengubah suatu barang menimbun emas dan perak merupakan menjadi qarinah dari fungsinya barang yang lain. Dampak (indikasi) yang menunjukkan berubahnya fungsi uang dari sebagai alat bahwa larangan itu bersifat tegas (jazim). tukar dan satuan nilai mejadi komoditi Dengan demikian, menimbun emas dan dapat kita rasakan sekarang, yang dikenal perak hukumnya haram. Keharaman itu dengan teori “Bubble Gum Economic”. bersifat pasti dan umum, alasannya: Pertama: ayat ini bersifat umum F. Menimbun Emas dalam Pandangan berlaku untuk semua penimbunan emas dan perak. Keharaman menimbun emas Ekonomi Islam dan perak dalam ayat ini ditunjukkan dengan penunjukan yang pasti. Penerapan larangan menimbun dalam ayat ini hanya untuk emas dan perak yang tidak dikeluarkan zakatnya, atau dengan kata lain membolehkan penimbunan emas dan perak setelah dikeluarkan zakatnya, 226 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399 Amwaluna, Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230 memerlukan adanya nash yang larangan menimbun emas dan perak di memalingkan larangan dalam ayat ini atau atas. Sabda Rasul itu juga mengisyaratkan yang tidak bahwa keduanya telah menimbun emas. terdapat nash yang memalingkannya atau Hal itu karena keduanya adalah Ahlush me-nasakh-nya. Adapun riwayat yang Shuffah yang kehidupannya telah dipenuhi menyatakan bahwa emas dan perak yang dari harta sedekah (zakat). Itu menandakan dikumpulkan baik yang dipendam atau bahwa tidak, jika dikeluarkan zakatnya tidak tersebut bukan dalam rangka menabung termasuk dilarang, karena kehidupannya telah dijamin dari semuanya bukanlah hadis yang sahih. shadaqah. Jumlah satu dan dua dinar jelas Sebabnya, belum me-nasakh-nya. penimbunan lain Padahal yang riwayat-riwayat itu adalah keduanya memenuhi menyimpan nishab emas zakat. Ini riwayat mawqaf, yakni sanad-nya berhenti menunjukkan bahwa penimbunan emas pada Sahabat dan tidak sampai kepada dan perak yang terkena ancaman ayat di Nabi saw. atas bukan hanya dalam jumlah yang Kedua: ath-Thabari meriwayatkan sudah mencapai nishab dan tidak berturut-turut dari: al-Hasan, Abd ar- dikeluarkan zakatnya. Setiap penimbunan Razaq, Mamar dari Qatadah, Syahr bin emas Hawsyab dari Abu Umamah bahwa ia ancaman ayat di atas dan hukumnya berkata: Seorang laki-laki dari kalangan haram, meski hanya satu atau dua dinar. Ahlush Shuffah meninggal dunia. Di sakunya terdapat uang satu dan perak berapapun terkena Ketiga: ancaman ayat di atas terkait dinar. dengan dua macam aktivitas: aktivitas Rasulullah saw. bersabda, Kayyah (satu menimbun emas dan perak; dan aktivitas stempel dari api). Kemudian seorang tidak membelan-jakannya di jalan Allah. Ahlush Shuffah yang lain meninggal dunia Artinya, ada orang yang tidak menimbun dan di sakunya terdapat dua dinar. emas Rasulullah saw bersabda, Kayyatn (Dua membelanjakannya di jalan Allah; orang stempel dari api). yang menimbun emas dan perak dan tidak dan perak tetapi tidak Imam Ahmad meriwayatkannya dari membelanjakannya di jalan Allah; dan Ali bin Abi Thalib dan Ibn Mas‟ud. Hal itu orang yang menimbun emas dan perak saja karena keduanya adalah orang yang hidup meski dari hartanya di jalan Allah. Semuanya terkena sedekah, sementara keduanya ia membelanjakan ayat di atas. sebagian memiliki emas. Sabda Rasul saw, kayyah ancaman Al-Qurthubi dan kayyatan, itu mengisyaratkan pada mengatakan di dalam tafsirnya, Siapa yang 227 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399 Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam tidak menimbun, sementara ia menahan Kelima: Kanzu adz-dzahab wa al- pembelanjaanya di jalan Allah, ia mesti fidhah demikian juga (terkena ancaman ayat mengumpulkan tersebut). Frasa di (fi perak dan menyimpannya baik di dalam sabilillah) di dalam jika tanah maupun di atas tanah. Lafal al-Quran dikaitkan dengan infak, maksudnya adalah dimaknai dengan makna bahasanya saja, jihad fi sabilillah, bukan yang lain. kecuali terdapat makna syariah yang Keempat: meriwayatkan jalan Allah al-Quran, Imam dari Zaid bin secara bahasa maknanya /menimbun emas dan Bukhari dinyatakan oleh nash; dalam kondisi Wahab tersebut makna syariah dikedepankan atas tentang perbedaan pendapat Muawiyah bin makna Abi Sufyan dengan Abu Dzar tentang ayat terdapat makna syariahnya. Karena itu, di atas. Muawiyah berkata, Ayat ini bukan lafal ini dalam ayat di atas harus dimaknai untuk kita, melainkan ayat ini hanya untuk menurut makna bahasanya saja. Ahlul Kitab. Abu Dzar membantah dengan bahasa. Dengan Lafal al-kanzu demikian, kanzu tidak adz- mengatakan, Sungguh, ayat ini untuk kita dzahab wa al-fidhah (menimbun emas dan dan mereka. Muawiyah lalu melaporkan perak) Abu Dazar kepada Khalifah Utsman. Lalu mengumpulkannya Khalifah baik di dalam tanah maupun di atas tanah. memanggil Abu Dazar ke atau itu menimbun dan dilakukan uang adalah menyimpannya Madinah, dan berlangsunglah peristiwa Hal seperti yang diceritakan dalam riwayat mengumpulkan dan menyimpannya saja, tersebut. Perbedaan pendapat yang terjadi bukan untuk menabung dalam rangka antara Muawiyah dan Abu Dzar adalah membiayai untuk siapa ayat tersebut diturunkan. direncanakan. Semua bentuk penimbunan Seandainya saat itu sudah masyhur riwayat emas dan perak atau penimbunan uang itu dari Nabi saw. bahwa emas dan perak hukumnya haram dan pelakunya diancam yang telah dikeluarkan zakatnya tidak dengan siksaan yang amat pedih di akhriat termasuk al-kanzu, tentu Muawiyah akan kelak. suatu semata keperluan untuk yang ber-hujjah dengannya dan Abu Dzar pun akan diam karenanya. Namun, sampai ketika Abu Dzar menghadap Khalifah III. SIMPULAN Konsep Gresham berdampak disampaikan signifikan terhadap “hilangnya” uang baik. riwayat itu meski banyak dari Sahabat Selain itu adanya fungsi turunan uang yang masih tinggal di Madinah. mengakibatkan Utsman sekalipun, tidak uang menjadi objek 228 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399 Amwaluna, Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230 komoditas dan penimbun kekayaan. Al-Maliki, A., As-Siyasah Al-Iqtishadiyah Sebagai salah satu efek dari fungsi turunan Al-Mutsla, tersebut yaitu adanya penimbunan emas. Tahrir. Bairut. 1953. Padahal aktivitas menimbun emas dan Penerbit Islam, dalam Islam karena hal ini akan merugikan Publisihing, 2010 Quran yaitu surat At-Taubah ayat 34 secara jelas menegaskan bahwa bagi yang menimbun emas maka balasannya siksa At- Amalia, Euis, Sejarah Pemikiran Ekonomi perak merupakan aktivitas yang dilarang banyak pihak. Salah satu ayat dalam Al Hizb Depok: Gramata Suparmoko, Pengantar Ekonomi Makro, BPFE,Yogyakarta, 1990. Chapra, Umar, Sistem Moneter Islam, Jakarta: Gema Insani Pres. yang sangat pedih. Dengan demikian, Dudik, Analisis Pengunaan Emas Sebagai menimbun emas dan perak hukumnya Mata Uang Dinar Studi Kasus di haram. Fungsi uang yang sebenarnya yang Indonesia, Jurnal IFSIED, 2002. telah dijalankan dalam konsep Islam, Faiz Abbu (penerjeah), Menyongsong yakni sebagai alat pertukaran dan satuan Sistem nilai, Pustaka Thaikul Izzah. Bogor, bukan sebagai komoditi dan spekulatif. Uang sesungguhnya sebagai perantara untuk menjadikan suatu barang kepada barang yang lain. Ekonomi Anti Krisis. 2009. Hamidi, Lutfhfi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan, Jakarta: Senayan Publising.. 2007. DAFTAR PUSTAKA Al-Quran dan Al hadist Manullang, Ekonomi Moneter, Jakarta, Abdurahman Yahya. Hukum Menimbun Ghalia Indonesia, Cetakan 13, 1993 Emas dalam Islam. Jurnal Ekonomi Mardiana, Andi, “Uang Dalam Ekonomi Islam”, Jurnal Al-Buhuts, Volume. Ideologis Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya „Ulum alDin (Beirut : Dar al-Nadwah, t.t.), Jilid 4, hlm. 88. Karim, 1999, Sistem, Prinsip dan Ekonomi (Terjemahan), Merza, Gamal, Perspektif Uang Islami. www.ekonomisyariah.net Al-„Assal, A.M dan Fathi Ahmad Abdul Tujuan 10 Nomor 1, Juni 2014. Penerbit Nopirin, Ekonomi Moneter, Yogyakarta: BPFE, 1992 Islam Pujiyono, Arif, Dinar dan Sistem Standar CV. Tunggal Emas Ditinjau Menurut Pustaka Setia. 229 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399 Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam Sistem Moneter Islam, Jurnal, 2004. An-Nabhani, Yusanto, Ismail, Pengantar Sistem Ekonomi Islam, Bogor: Al Azhar Taqiyuddin, Nidzamul Iqtishadi fil Islam, Daarul Ummah, 1990. Cetakan ke-4, Pres, 2009, Zallum, Abdul Qadim, al-Amwal fi Daulatil Khilafah. Dar al ilmi lilmalayin. Beirut, 2004. 230 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399