BAB II TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Kecemasan Keluarga Pasien
8. Defenisi
Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan
dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian
dari keluarga. Status sehat atau sakit anggota keluarga akan saling
mempengaruhi keseluruhan keluarga dan interaksinya. Karena itu, pengaruh
status sehat atau sakit terhadap keluarga dan dampak status sehat atau sakit
keluarga saling terkait.Keluarga cenderung menjadi pemicu masalah
kesehatan anggotanya dan sekaligus menjadi pelaku dalam menentukan
masalah kesehatannya.Keluarga beperngaruh besar pada kesehatan fisik
anggota keluarganya. Selain itu keluarga cenderung terlibat dalam
pengambilan keputusan dan proses terapi pada setiap tahapan sehat dan sakit
anggota keluarga (Friedman, 2010).
Kecemasan adalah suatu keadaan yang menggoncangkan karena adanya
ancaman terhadap kesehatan dimana psikologis seseorang berada pada
ketakutan dalam menghadapi masalah yang ada pada dirinya (Sani,
2007).Kecemasan adalah salah satu keadaan atau gejala yang dirasakan
keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang dirawat di ruang
ICU.Keluarga mengalami kecemasan yang tinggi ketika pasien beresiko tinggi
meninggal.Kecemasan yang tinggi muncul akibat beban yang harus diambil
dalam pengambilan keputusan dan pengobatan yang terbaik bagi pasien.
Faktor resiko yang berhubungan dengan kecemasan anggota keluarga diruang
perawatan intensif adalah: jenis kekerabatan dengan klien, tingkat pendidikan,
6
7
tipe perawatan klien, kondisi medis klien, pertemuan keluarga dengan tim
perawat, cara penanggulangan, dan kebutuhan keluarga (Adam & Puntillo,
2009).
Kecemasan merupakan reaksi pertama yang muncul atau dirasakan oleh
pasien dan keluarganya disaat pasien harus dirawat mendadak atau tanpa
rencana begitu mulai masuk rumah sakit. Kecemasan akan terus menyertai
pasien dan keluarganya dalam setiap tindakan perawatan terhadap penyakit
yang diderita pasien. Cemas adalah emosi dan merupakan pengalaman
subjektif individual, mempunyai kekuatan tersendiri dan sulit untuk
diobservasi secara langsung.Perawat dapat mengidentifikasi cemas lewat
perubahan tingkah laku pasien (Nursalam, 2011).
9. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Keluarga
Pasien
a. Umur
Menurut Elisabeth, B.H, (1995 cit Nursalam 2001), yaitu umur adalahusia
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.
Pendapat lain mengemukakan bahwa semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat. Menurut Long (1996 dalam
Nursalam 2001), yaitu semakin tua umur seseorang semakin konstruktif
dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi. Semakin
muda umur seseorang dalam menghadapi masalah maka akan sangat
mempengaruhi konsep dirinya. Umur dipandang sebagai suatu keadaan
yang menjadi dasar kematangan dan perkembangan seseorang.
8
b. Pendidikan
Pendidikan kesehatan merupakan usaha kegiatan untuk membantu
individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik
pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mencapai hidup secara optimal.
Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi,
sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.Jadi dapat di
asumsikan bahwa faktor pendidikan sangat bepengaruh terhadap tingkat
kecemasan seseorang tentang hal baru yang belum pernah dirasakan atau
sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang terhadap kesehatannya.
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kesibukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah
sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah
yang membosankan, berulang dan banyak tantangan (Nursalam, 2001).
10.
Penyebab Kecemasan
Menurut Stuart (2007) kecemasan disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:
a. Faktor predisposisi
b. Teori psikoanalisis
Kecemasan dapat berasal dari dalam maupun luar dan muncul secara otomatis
bila ndividu menerma stimulus atau rangsangan yang berlebihan dimana
individu tersebut memiliki kemampuan untuk menghadapi dan menanganinya.
Kecemasan berfungsi untuk meningkatkan ego bahwa akan ada bahaya.
11.
Gejala Kecemasan
American Psychiatric Association 2005, menyebutkan bentuk dan gejala dari
kecemasan diantaranya: Perasaan panik dan takut yang berlebihan, gangguan
9
pikiran yang tidak terkendali, terganggu oleh memori atau kenangan yang
menyakitkan, mimpi buruk yang terus berulang. Munculnya Gejala fisik
seperti mual, berkeringat, rasa menggelitik di dalam perut, jantung berdebar,
mudah terkejut, ketegangan otot, sakit kepala, sulit berbicara, sulit menelan.
Seseorang akan mengalami kecemasan manakala yang bersangkutan tidak
mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada orangorang tertentu meskipun tidak ada stressor psikososial, yang bersangkutan
menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau tipe
kepribadian pencemas, yaitu antara lain:
a. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang.
b. Memandang masa depan dengan rasa was-was(khawatir)
c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum
d. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain
e. Tidak mudah mengalah, suka ngotot
f. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah
g. Seringkali mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), khawatir
berlebihan tehadap penyakit
h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil
(dramatisasi)
i. Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu
j. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya seringkali diulang-ulang
k. Kalausedang emosi seringkali bertindak anarkis.
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami
kecemasan antara lain:
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut
c. Takut sendirian, takut pada kramaian dan banyak orang
10
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat
f. Keluhan-keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging, berdebar-debar, sakit kepala dan lain sebagainya.
12.
Proses Terjadinya Kecemasan
Menurut Spielberger (1972) terdapat dua bentuk stressor yang dapat
memberikan implikasi yang berbeda terhadap individu yang berbeda,
berkaitan dengan tingkat trait anxiety dalam diri individu:
a. Individu dengan tingkat kecemasan dasar yang tinggi akan menganggap
keadaan dimana individu tersebut sedang atau akan dinilai, sebagai
keadaan yang mengancam bila dibandingkan dengan individu yang
memiliki tingkat kecemasan dasar yang rendah.
b. Keadaan yang dikarakteristikan secara fisik membahayakan, tidak
mengakibatkan perbedaan reaksi pada siri individu yang memiliki tingkat
kecemasan dasar yang tinggi maupun yang rendah, artinya keduanya akan
menampilkan reaksi yang sama.
13.
Teori Kecemasan
b. Teori Interpersonal
Kecemasan muncul akibat penolakan dan ketakutan atau ketidakmampuan
individu untuk berhubungan secara interpersonal.Hubungan interpersonal
dini secara langsung dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri dan
harga diri. Kecemasan berhubungan dengan perkembangan trauma dan
individu yang memiliki harga diri rendah akan rentan mengalami
kecemasan berat.
11
c. Teori Perilaku
Kecemasan diakibatkan oleh suatu rasa frustasi yang mempengaruhi
kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang dinginkan.Bila ndividu
sejak kecil sering dharapkan pada rasa takut yang berlebih maka saat
dewasa lebih sering mengalami kecemasan.Kecemasan merupakan
pertentangan antara dua kepentingan yang berlawanan.Kecemasan dan
konflik memiliki hubungan timbale balik. Konflk akan menimbulkan
kecemasan sebaliknya kecemasan akan menimbulkan perasaan tdak
berdaya selanjutnya akan meningkatkan konflik yang dirasakan.
d. Teori Kekeluargaan
Teori ini menunjukkan pola interaksi yang terjadi dalam keluarga.Tiap
keluarga selalu memilki kecemasan dan merupakan suatu hal yang umum
dan mempunya sifat heterogen.Kecemasan yang terjadi menunjukkan pola
interkasi yang tidak adaptifd dalam keluarga tersebut.
e. Teori Biologi
Pada otak terdapat reseptor spesifik untuk benzodiasen yaitu obat yang
berguna untuk meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gamaaminobutrat (GABA) yang mengatur timbulnya suatu kecemasan.
Kecemasan mungkin akan disertai dengan gangguan fisik dan menurunkan
kemampuan individu mengatasi stresor baik dalam maupun dari luar.
14.
Respon Tubuh Terhadap Kecemasan
Respon tubuh terhadap kecemasan pada setiap individu tidaklah selalu sama,
namun dapat dideteksi melalui perilaku yang dimunculkan oleh individu
tersebut. Respon tubuh bermacam-macam melalui dari tingkat ringan hingga
berat yang dapat mengganggu homeostasis tubuh sehingga individu berespon
12
negatif.Kecemasan dapat menimbulkan berbagai macam respon fisiologis
pada tubuh antara lain sistem tubuh, perilaku, dan afektif.
B. Pendidikan Kesehatan
1. Definisi pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan
perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan
kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana
cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah
hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana
seharusnya mencari pengobatan jika sakit, dan sebagainya(Notoatmodjo,
2007).
Pendidikan Kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang
mandiri untuk membantu Klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang
didalamnya
Perawat
berperan
sebagai
perawat
pendidik
(Setiawati,
2008).Pendidikan Kesehatan adalah istilah yang diterapkan pada penggunaan
proses pendidikan secara terencana untuk mencapai tujuan kesehatan yang
meliputi beberapa kombinasi dan kesempatan pembelajaran (Green, 2002).
Pendidikan kesehatan merupakan kerjasama antara petugas kesehatan dengan
keluarga penderita dalam setting rumah sakit yang menguntungkan, karena
penderita dan keluarganya merupakan captive audience yang baik (mudah
termotivasi) dan diharapkan dapat terjadi komunikasi yang mudah dan baik
antara petugas kesehatan (provider) dan konsumennya. Tujuan pendidikan
kesehatan adalah untuk menghilangkan ketakutan dan kekhawatiran keluarga,
menginformasikan kepada keluarga sehingga menambah pengetahuan tentang
13
masalah dan prognosis penderita, serta menjawab keragua-raguan keluarga
(Narendra,2005).
2. Tujuan pendidikan kesehatan
Tujuan secara umum, dari pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku
individu/masyarakat dibidang kesehatan (WHO,1954) yang dikutif oleh
Notoatmodjo (1997).Tujuan tersebut dapat diperinci menjadi:
a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat
b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan
kesehatan yang ada.
Menurut Benyamin Green (2002) tujuan pendidikan adalah mengembangkan
atau meningkatkan 3 domain perilaku yaitu:
a. kognitif (cognitive domain),
b. afektif (affective domain),
c. psikomotor (psychomotor domain)
3. Ruang lingkup pendidikan kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi,
antara lain dimensi sasaran pendidikan kesehatan, tempat pelaksanaan
pendidikan kesehatan, dan tingkat pelayanan pendidikan kesehatan (Narendra,
2005).
a. Sasaran Pendidikan kesehatan
Dari dimensi sasaran, ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu:
1) Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu
2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok
14
3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat
b. Tempatpelaksanaanpendidikankesehatan
Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung
diberbagai tempat sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda.
Misalnya:
1) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran
murid, yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya kesehatan
sekolah (UKS)
2) Pendidikan kesehatan dipelayanan kesehatan, dilakukan dipusat
kesehatan masyarakat, balai kesehatan, rumah sakit umum maupun
khusus dengan sasaran pasien dan keluarga pasien
3) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau
karyawan.
c. Tingkatpelayananpendidikankesehatan
Dalam dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat
dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention)
dari Leavel dan Clark, yaitu:
1) Promosi kesehatan (health promotion)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam
kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan
kesehatan berkala, peningkatan gizi, dan kebiasaan hidup sehat.
2) Perlindungan khusus (specific protection)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan
kesadaran
isalnya
tentang
pentingnya
imunisasi
sebagai
perlindungan terhadap penyakit, pada anak, maupun orang dewasa.
cara
15
3) Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis andpromp
ttreatment)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena rendahnya
tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan
penyakit yang terjadi dimasyarakat.
4) Pembatasan cacat (disability limitation)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena masyarakat
sering didapat tidak mau melanjutkan pengobatannya sampai tuntas atau
tidak mau melakukan pemeriksaan dan pengobatan penyakitnya secara
tuntas.Pada tingkat ini kegiatan meliputi perawatan untuk menghentikan
penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, serta fasilitas untuk
mengatasi cacat dan mencegah kematian.
5) Rehabilitasi (rehabilitation)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena setelah sembuh
dari suatu penyakit tertentu, seseorang mungkin menjadi cacat.Untuk
memulihkan
kecacatannya
itu
diperlukan
latihan-latihan.Untuk
melakukan suatu latihan yang baik dan benar sesuai program yang
ditentukan, diperlukan adanya pengertian dan kesadaran dari masyarakat
yang bersangkutan.
4. Metode pendidikan kesehatan
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual,
kelompok, dan massa (Notoatmodjo, 2003).
a. Metode pendidikan individual (perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual
ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah
mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.Dasar
16
digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara
lainbimbingan dan wawancara.
b. Metode pendidikan kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.Untuk
kelompok yang besar metodenya akan lain dengan kelompok kecil.
Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
pendidikan.
1) Kelompok besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta
penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok
besar ini antara lain ceramah dan seminar.
2) Kelompok kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang disebut kelompok
kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain
diskusi kelompok, curah pendapat (brain storming), bola salju (snow
bolling),kelompok kecil-kecil (bruzz group), memainkan peran (role
play), permainan simulasi (simulation game)
c. Metode pendidikan massa (public)
Metode pendidikan (pendekatan) massauntuk mengkomunikasikan pesanpesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa
atau public, maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.
17
6. Pengukuran hasil Pendidikan Kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2007) dalam perkembangannya, teori Bloom ini
dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang
tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:
b. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
c. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
d. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
e. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
18
f. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
g. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
h. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan
yaitu:
2) Menerima (receiving)
3) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
4) Merespon (responding)
5) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
6) Menghargai (valuing)
7) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
8) Bertanggung jawab (responsible)
9) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
7. Praktik atau tindakan (practice)
Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan:
a. Persepsi (perception)
19
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guidedresponse)
Dapat dilakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.
c. Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktik tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik.Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut.
C. Kerangka Konsep
Skema 2.4
Kerangka konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pendidikan Kesehatan
Kecemasan Keluarga Pasien
ICU
D. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap tingkat kecemasan keluarga
Pasien ICU di Rumah Sakit Estomihi Medan tahun 2014
Download