Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM MENGGUNAKAN TRADING TURNOVER (Studi Kasus Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Oleh : Variyetmi Wira, SE, MM Dosen Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Universitas Andalas, Padang ABSTRACT This study aims to obtain empirical evidence of the influence of the firm performances to stock liquidity in the Indonesia Stock Exchange. The research was conducted in the period 2001 to 2007. firm performances is measured by financial ratio as independent variables and the stock liquidity (measured by proxies trading turnover) as the dependent variable. Financial ratios used are the Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), Return on Investment (ROI), Earning per Share (EPS), Price Equity Ratio (PER), Dividends per Share (DPS) and the Price Book Value (PBV). The study used regression models. The result show that firm performance is simultaneously significant influence on stock liquidity. Model have coefficient of determination (R square) of 26.2% with CR and DER ratios as significant variables at alfa 5%. So these ratios are CR and DER which have a positive effect on the liquidity in the Indonesia Stock Exchange. Keyword : liquidity, trading frequency, trading turnover, firm performance, stock trading PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tujuan mendirikan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan atau meningkatkan kemakmuran Stockholder (Weston and Copeland, 1992). Tujuan ini dapat dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan baik sehingga akan mengapresiasi harga saham. Sehingga didapatkan suatu hubungan, dimana tujuan akan mudah diwujudkan, jika pada satu sisi perusahaan selalu menjaga kinerja perusahaannya. Likuiditas merupakan kemampuan suatu aktiva atau instrumen untuk berubah bentuk menjadi kas atau setara kas. Dengan kata lain, jika investor ingin menjual saham, maka ada investor lain yang siap untuk membeli dan jika Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 97 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 investor ingin membeli saham, maka ada investor yang bersedia untuk menjual sahamnya. Tingkat likuiditas suatu saham didorong oleh transaksi-transaksi yang dilakukan terhadap saham. Semakin sering suatu saham ditransaksikan menunjukkan tingkat mobilitas yang tinggi dan semakin mudah saham tersebut diperdagangkan dan menunjukkan semakin likuid saham tersebut. Besarnya saham yang diperdagangkan, menentukan seringnya saham diperdagangkan di pasar modal. Menurut Copeland (1979) menyatakan bahwa jika volume perdagangan menigkat, maka jumlah pemegang saham juga akan bertambah sehingga likuidtas saham menigkat. Menurut Bamber (1996) dalam Wahyudi (2001), pendekatan volume perdagangan saham dapat digunakan sebagai proksi reaksi pasar. Karena volume perdagangan saham lebih merefleksikan aktivitas investor karena adanya suatu informasi baru melalui penjumlahan saham yang diperdagangkan. Likuiditas saham bermanfaat sebagai cerminan perkembangan kinerja perusahaan. Investor berminat melakukan pembelian saham pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Sehingga perusahaan berusaha untuk menjaga kinerjanya agar tetap baik. Dalam memutuskan suatu transaksi saham, seorang investor harus mempertimbangkan beberapa faktor dengan teliti, diantaranya faktor kondisi fundamental perusahaan, faktor teknis dan faktor sentimen pasar. Kondisi fundamental perusahaan mengacu pada informasi tentang kinerja perusahaan, resiko, ukuran prospek perusahaan maupun masalah kepemilikan perusahaan tersebut. Faktor teknis (teknikal) merupakan faktor yang menggambarkan perkembangan perdagangan saham di lantai bursa seperti harga perdana, fluktuasi saham, jumlah harga saham, dan lain-lain. Dan sentimen pasar merupakan faktor-faktor lain yang tidak dapat diukur secara kuantitatif seperti situasi politik, prilaku investor, kejadian luar biasa misalnya bencana alam dan lain-lain. Dalam menilai kinerja suatu perusahaan ditinjau dari aspek keuangan, investor harus melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan emiten, sehingga terlihat saham perusahaan layak atau tidak untuk dibeli. Salah satu cara dalam menganalisa kinerja keuangan perusahaan adalah dengan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 98 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 melakukan analisa rasio keuangan perusahaan. Melalui rasio keuangan investor dapat melihat kelemahan dan kekuatan perusahaan dan dapat membuat perbandingan dalam dua hal. Pertama, investor dapat membuat perbandingan rasio keuangan perusahaan dari waktu ke waktu untuk mengamati trend (kecenderungan) yang sedang terjadi. Kedua, investor dapat membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan sejenis atau dengan industri yang sama pada periode tertentu. Kinerja perusahaan yang baik menunjukkan nilai perusahaan yang tinggi, sehingga investor akan tertarik untuk melakukan transaksi. Ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Vivian W. Fang (2007) di Amerika Serikat. Dia menemukan bahwa adanya hubungan yang positif antara likuiditas saham dan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan akan tercermin dalam harga saham. Artinya jika investor merespon harga saham dengan baik, maka hal ini mengindikasikan kinerja yang baik bagi perusahaan. Dia juga menemukan bahwa likuiditas saham berpengaruh kuat terhadap tingkat profitabilitas operasional perusahaan. Berdasarkan hal di atas, penulis berminat untuk meneliti kembali dengan pengukuran likuiditas yang berbeda, dengan judul pengaruh kinerja perusahaan terhadap likuiditas saham menggunakan proksi trading turnover. Dengan mengambil sampel Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: sejauh mana pengaruh kinerja perusahaan berpengaruh terhadap likuiditas saham dengan menggunakan proksi trading turnover pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan dan secara parsial. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk melihat pengaruh kinerja perusahaan terhadap likuditas saham. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 99 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 1. untuk memperoleh bukti empiris bahwa variabel kinerja perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat likuiditas saham menggunakan proksi trading turnover pada perusahaan di pasar modal. 2. untuk memperoleh variabel kinerja perusahaan mana yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat likuiditas saham menggunakan proksi trading turnover pada perusahaan di pasar modal. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai pihak, diantaranya: 1. Bagi para investor, baik investor potensial atau analis, hasil penelitian ini dapat memberi masukan memberikan informasi mengenai pengaruh variabel kinerja keuangan terhadap likuiditas saham baik secara simultan maupun secara parsial yang hanya menggunakan proksi trading turnover. 2. Bagi pihak manajemen perusahaan, dapat memberikan masukan mengenai informasi rasio keuangan mana yang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat likuiditas saham menggunakan proksi trading turnover. 3. Bagi manajer investasi, sebagai bahan dalam memberikan dan menyikapi fenomena yang terjadi sehubungan dengan pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap likuiditas saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia. 4. Bagi akademisi, hasil penelitian ini mampu mengembangkan model yang mempengaruhi likuiditas saham. 5. Bagi para peneliti di bidang Akuntansi dan keuangan, penelitian ini diharapkan mampu menjadi dasar atau acuan untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik dan semakin reliable yang berkaitan dengan likuiditas saham perusahaan. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 100 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2002). Laporan keuangan merupakan informasi akuntansi yang menggambarkan seberapa besar kekayaan perusahaan (Laporan Neraca), seberapa besar penghasilan perusahaan (Laporan Laba Rugi) serta transaksi-transaksi ekonomi apa saja yang telah dilakukan perusahaan yang bisa mempengaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan (Tandelilin, 2001). Maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah suatu hasil perhitungan berbagai transaksi keuangan dan komponen keuangan lainnya yang dinyatakan melalui perhitungan akuntansi sehingga menunjukkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. Dari data keuangan yang dipublikasikan tersebut, khususnya bagi investor yang bermain di pasar modal akan sangat berguna dalam mengambil keputusan dalam investasinya. Dari pengertian di atas, maka fungsi dari laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-tersebut adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman (kreditur), Pemasok dan kreditur lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Bagi investor, berkepentingan dengan resiko yang melekat seta hasil pengembangan investasi yang dilakukan. Karyawan, berkepentingan pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Pemberi pinjaman (kreditur), berkepentingan pada informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman dan bunga dapat dibayar perusahaan pada waktu jatuh tempo. Pelanggan, berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan. Pemerintah dengan berbagai lembaga yang ada di bawahnya, berkepentingan terhadap alokasi sumber daya dan aktivitas perusahaan lainnya. Dan masyarakat, berkepentingan terhadap kontribusi perusahaan pada perekonomian nasional (Niki Lukviarman, 2006). Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 101 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 Rasio Keuangan Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, manajemen akan melakukan berbagai aktivitas berkaitan dengan; evaluasi terhadap kinerja perusahaan, merencanakan aktivitas perusahaan dimasa yang akan datang serta mendapatkan gambaran apakah tujuan perusahaan sudah dapat dicapai (Niki Lukviarman, 2006). Analisis keuangan, terutama analisis rasio keuangan adalah alat yang paling bermanfaat intuk menentukan bagaimana aktivitas usaha dijalankan. Dengan pengamatan dan analisis yang memadai atas hasil analisis rasio keuangan dapat membantu manajemen untuk menemukan keunggulan dan kelemahan perusahaan. Penggunaan analisis rasio keuangan sangat bervariasi dan akan sangat ditentukan oleh pihak yang menggunakannya. Di samping itu, analisis rasio keuangan hanya akan memberi gambaran pada satu sisi saja, sehingga memerlukan informasi tambahan agar dapat lebih bermanfaat dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu, analisis rasio hanya akan bermanfaat jika dibandingkan dengan suatu standar tertentu yang jelas sesuai dengan tujuan manajemen. Menurut Purnomo (1998) menyatakan bahwa penggunaan rasio keuangan adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting mengenai prestasi operasional perusahaan. Pertanyaan ini dikelompokkan kedalam empat kategori yaitu: 1. Bagaimana likuiditas perusahaan, yaitu membahas sejauh mana perusahaan mampu memenuhi tanggung jawabnya pada saat jatuh tempo, dimana pengukurannya adalah Current Ratio. 2. Apakah manajemen menghasilkan laba yang memadai dari penggunaan aset-aset perusahaan, yaitu membahas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Pengukurannya adalah Return on Equity, Return on Investment. 3. Bagaimana perusahaan mendanai aset-asetnya, yaitu membahas proporsi besarnya sumber-sumber pendanaan jangka pendek atau panjang terhadap pemakaian aset perusahaan. Pengukurannya adalah Debt to Equity Ratio. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 102 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 4. Apakah pemegang saham menerima penghasilan yang memadai dari investasi yang telah dilakukan, dimana pengukurannya adalah Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dividen Per Share dan Price Book Value. Bagi pemegang menitikberatkan saham perhatian pada dan calon investor sisi profitabilitas akan dan cenderung resiko, karena kelangsungan saham sangat bergantung pada tingkat keuntungan yang diperoleh dan dividen di masa yang akan datang. Bagi perusahaan sendiri, analisis rasio keuangan yang berhubungan dengan seluruh aspek keuangan jangka panjang maupun jangka pendek sangat diperlukan. Alasannya adalah karena manajemen bertanggungjawab untuk mengelola aktivitas operasional perusahaan dan mampu menghasilkan laba yang kompetitif. Untuk analisis rasio keuangan, hanya diperlukan dua jenis laporan keuangan yaitu laporan Neraca dan laporan Laba Rugi. Menurut Martono (2001), terdapat empat kategori dasar analisis ratio keuangan: 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios), merupakan rasio yang menunjukan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancer lainnya dengan hutang lancar. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansial perusahaan yang harus segera dibayar atau kewajiban jangka pendek. 2. Rasio Aktivitas (Activity Ratios), dikenal dengan rasio efesiensi, yaitu rasio yang mengukur efesiensi perusahaan dalam menggunakan asetasetnya. 3. Rasio Leverege Finansial (Financial Leverege Ratios), yaitu rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman). 4. Rasio Keuntungan (Profitability Ratios) atau rentabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 103 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 Likuiditas Istilah likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini berbeda dengan istilah likuiditas yang mengandung pengertian sebagai kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban-kewajiban pada kreditur dengan menggunakan aktiva lancarnya. Namun likuiditas yang dimaksud menurut Gitman & Joehnk (1996), “liquidity is ability to convert an investment into cash quickly and with little or no loss value”. Artinya likuiditas sebagai kemampuan untuk merealisasikan nilai ke dalam bentuk uang sebagai aktiva yang paling lancar. Lebih jelas di terangkan oleh Van Horne & Wachowicz (1998) menyebutkan likuiditas saham dengan “marketability is the ability ti sell a significant volume of securities in short period of time in the secondary market without significant price concession”. Jadi likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan suatu aktiva finansial yang dimiliki oleh investor, untuk diubah menjadi kas atau sebaliknya dengan diperjualbelikan kapanpun diinginkan, membutuhkan waktu yang singkat dengan resiko kerugian minimum. Di bursa efek, likuiditas menunjukkan tingkat mobilitas suatu saham. Beberapa unsur yang mendorong tingkat likuiditas saham adalah: 1. Frekuensi transaksi perdagangan saham, semakin tinggi frekuensi perdagangan saham, semakin tinggi tingkat likuiditas saham tersebut. Menurut JSX Statistic, suatu saham dikatakan likuid jika frekuensi transaksi per hari besar dari 97 kali. 2. Fluktuasi harga saham, fluktuasi harga saham dapat berupa kenaikan harga saham (apresiasi) atau penurunan harga saham (depresiasi). Apresiasi menyebabkan peningkatan likuiditas saham, sedangkan depresiasi berdampak pada penurunan likuiditas saham. 3. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi transaksi, semakin singkat waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi transaksi, semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Bursa Efek Jakarta telah menerapkan komputerisasi transaksi perdagangan saham dengan JATS (Jakarta Automated Trading System), sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengeksekusi transaksi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 104 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 perdagangan saham menjadi lebih singkat. Akhirnya dapat meningkatkan likuiditas saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Alat yang digunakan untuk pengukuran tingkat likuiditas saham suatu perusahaan, ada beberapa metode yaitu: 1. Bid-ask Spread saham, yaitu selisih dari harga ask dengan harga Bid dibandingkan dengan harga Ask (Saputra, et al; 2002) 2. Trading Turnover atau lebih dikenal dengan TVA yaitu total volume perdagangan yang diukur dengan jumlah saham yang diperdagangkan dibandingkan dengan jumlah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan (Pham, et al; 2001) 3. Frekuensi Perdagangan, yaitu banyak kali transaksi terjadi di pasar modal. Hipotesis Berdasarkan kerangka teori dan definisi pemasalahan diatas, hipotesa yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: Ha1 : Kinerja perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas saham menggunakan proksi trading turnover pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha2 : Kinerja perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap likuiditas saham menggunakan proksi trading turnover pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. METODOLOGI PENELITIAN Jenis metodologi Penelitian Penelitian ini bersifat kausalitas. Kausalitas merupakan penelitian yang untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel kinerja perusahaan sebagai varaibel independen dan variabel likuiditas saham sebagai variabel dependen. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 105 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua macam variable penelitian yaitu variabel dependen dan variabel independen. Pertama, variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah variabel likuiditas saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang diukur dengan proksi trading. Kedua, variabel independen merupakan variabel yang menyebabkan terjadinya perubahan nilai pada variabel dependen. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah kinerja perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang diukur dengan Current Rasio (CR), Debt Equity Rasio (DER), Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), Price Earning Rasio (PER), dan Price Book Value (PBV). Definisi Operasional Variabel Pengukuran variabel kinerja perusahaan yang digunakan seperti terlihat dalam tabel 1 berikut. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 106 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 Tabel 1. Variabel Penelitian dan Pengukurannya Variabel Penelitian Current Ratio (CR) Debt Equity Ratio (DER) Return On Equity (ROE) Return On Investment (ROI) Earning Per Share (EPS) Price Equity Ratio (PER) Price Book Value (PBV) Likuiditas saham: Trading Turnover Pengukuran Aktiva lancar CR = Hutang lancar Total Hutang DER = x100% Total Modal Sendiri Earning after tax ROE = x 100% modal sendiri EBIT + Penyusutan ROI = x 100% Total aktiva Earning AfterTax EPS = Jumlah saham beredar Harga per lembar saham biasa PER = Laba per lembar saham Harga Pasar Saham PBV = Nilai Buku Per lembar saham TVA = ∑ volume perdagangan bulanan jumlah saham beredar Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian Objek penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode waktu 2001-2007. Dengan pengambilan sampel berdasarkan metode purposive sampling diantaranya perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2001 sampai 2007, perusahaan membayarkan dividen selama periode 2001 sampai 2007, dan perusahaan memiliki data yang cukup untuk diolah dalam penelitian ini. Sehingga diperoleh sampel perusahaan terlihat dalam tabel 2. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 107 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 Tabel 2. Daftar Perusahaan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kode Perusahaan Nama Perusahaan BATA Sepatu Bata Tbk BLTA Berlian Laju Tanker Tbk FAST Fast Food Indonesia Tbk GGRM Gudang Garam Tbk LION Lion Metal Works Tbk LTLS Lautan Luas Tbk MERK Merck Indonesia Tbk MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk RIGS Rig Tenders Tbk TGKA Tigaraksa Satria Tbk TURI Tunas Ridean Tbk UNVR Unilever Indonesia Tbk Sumber : Data Diolah Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, dengan cara melihat, mencatat, dan menganalisis data sekunder yang diterbitkan oleh emiten atau PT BEI. Dokumen berarti mengumpulkan data tahun-tahun lalu sebagai perbandingan data untuk memperoleh data yang diperlukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (archival) yang terdiri dari data perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Adapun jenis dan sumber data yang digunakan adalah data akuntansi yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan BEI dalam buku Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan situs resmi BEI selama periode 20012007, diantaranya data aktiva lancar, hutang lancar, total hutang, total modal sendiri, laba setelah pajak, laba operasi, penyusutan, total aktiva, dividen, dan jumlah saham beredar. Dan data perdagangan saham, diantaranya data harga saham tahunan, dan data jumlah volume perdagangan bulanan yang diperoleh dari situs resmi BEI selama periode 2001-2007. Teknik Analisis Penelitian ini menguji kinerja perusahaan (diukur dengan rasio keuangan) terhadap likuiditas dengan menggunakan proksi trading turnover. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 108 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 Analisis menggunakan regresi linear berganda. Model ini akan diuji secara parsial dan secara simultan. Sehingga diperoleh variabel mana yang berpengaruh terhadap likuiditas saham menggunakan trading turnover sebagai pengukuran yang ada di Indonesia. Agar penelitian terarah dalam menganalisis, langkah pertama yang dilakukan adalah pengujian asumsi klasik dengan tujuan agar diperoleh parameter yang valid dan handal, terdiri atas uji Multikolinieritas, uji Autokorelasi, uji Heteroskedastisitas. Setelah model dikatakan valid, maka langkah selanjutnya adalah menguji model secara parsial menggunakan uji t dan uji model secara keseluruhan menggunakan uni F. Kemudian model yang digunakan juga dihitung koefisien korelasi berganda (R) dan koefisien determinasi berganda (R2) untuk mengukur seberapa besar variasi hubungan variabel dependen mampu dijelaskan secara bersama-sama oleh variabel independen. ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Bab ini membahas uraian mengenai hasil penelitian yang mencakup pengolahan data yaitu statistik deskriptif, hasil regresi dan analisis terhadap faktor yang mempengaruhi tingkat likuiditas saham. Sampel perusahaan yang diambil adalah perusahaan yang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Sehingga diperoleh perusahaan yang akan dijadikan sampel penelitian adalah 12 (duabelas) perusahaan per tahun selama 7 (delapan) tahun. Jadi dengan demikian jumlah sampel keseluruhan (N) adalah 84 buah sampel. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Sebelum membahas hasil regresi, akan disajikan terlebih dahulu mengenai statistik deskriptif yang berfungsi untuk mengetahui tentang karakteristik sampel yang digunakan. Tabel 3 menjelaskan karakteritik sampel terutama mencakup, mean, standar deviasi dan jumlah sampel. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 109 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 Tabel 3. Statistik Deskriptif Sampel Variabel Mean Std. Deviation CR 3,24 4,24 DER 1,13 1,01 ROE 23,00 16,21 ROI 13,07 10,37 EPS 1046,70 1440,51 PER 12,08 11,58 DPS 609,26 1160,18 PBV 2,67 3,75 TVA 0,20 0,35 Sumber: Data diolah N 84 84 84 84 84 84 84 84 84 Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa variabel kinerja perusahaan diukur dengan 8 (delapan) rasio diantaranya Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan Price Equity Ratio (PER), Dividen per share (DPS) dan Price Book Value (PBV). Current Rasio (CR) menghasilkan rata-rata nilai 3,24 kali. Ini memperlihatkan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek perusahaan sangat baik, dengan nilai diatas 1 (satu). Standar deviasi CR dari perusahaan sampel memiliki nilai 4,24. Ini berarti variasi nilai CR diantara perusahaan sampel cukup besar. Debt Equity Ratio (DER) menghasilkan rata-rata nilai 1,13 kali atau 113%. Ini memperlihatkan bahwa rata-rata pada perusahaan sampel, sumber dana perusahaan dari hutang cukup besar dibanding dengan modal sendirinya yaitu sebesar 113%. Standar deviasi DER dari perusahaan sampel memiliki nilai 1,01. Ini berarti variasi nilai DER pada perusahaan sampel sebesar 1,01. Return On Equity (ROE) menghasilkan rata-rata nilai 23,00%. Ini memperlihatkan bahwa rata-rata pada perusahaan sampel memiliki tingkat pengembalian terhadap modal yang dimiliki 23,00%. Standar deviasi ROE dari perusahaan sampel memiliki nilai 16,21. Ini berarti variasi nilai ROE pada perusahaan sampel sebesar 16,21, ini tergolong cukup berfluktuatif. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 110 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 Return On Investment (ROI) menghasilkan rata-rata nilai 13,07%. Ini memperlihatkan bahwa rata-rata pada perusahaan sampel memiliki tingkat pengembalian terhadap dana yang diinvestasikan dalam perusahaan sebesar 13,07%. Standar deviasi ROI dari perusahaan sampel memiliki nilai 10,37. Ini berarti variasi nilai ROI pada perusahaan sampel sebesar 10,37, ini tergolong sangat berfluktuatif. Earning per Share (EPS) menghasilkan rata-rata nilai Rp 1.046,70. Ini memperlihatkan bahwa rata-rata pada perusahaan sampel memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba per saham sebesar Rp 1.046,70. Standar deviasi EPS dari perusahaan sampel memiliki nilai 1.440,51. Ini berarti variasi nilai EPS pada perusahaan sampel sebesar 1.440,51, ini tergolong sangat berfluktuatif. Price Equity Rasio (PER) menghasilkan rata-rata nilai 12,08 kali. Ini memperlihatkan bahwa rata-rata pada perusahaan sampel memiliki potensi pertumbuhan (dalam hal ini harga saham) sebesar 12,08 kali. Standar deviasi PER dari perusahaan sampel memiliki nilai 11,58. Ini berarti variasi nilai PER pada perusahaan sampel sebesar 11,58, ini tergolong sangat berfluktuatif. Dividen per Share (DPS) menghasilkan rata-rata nilai Rp 609,26. Ini memperlihatkan bahwa rata-rata pada perusahaan sampel memiliki kemampuan dalam membayar dividen per saham sebesar Rp 609,26. Standar deviasi DPS dari perusahaan sampel memiliki nilai 1.160,18. Ini berarti variasi nilai DPS pada perusahaan sampel sebesar 1.160,18, ini tergolong sangat berfluktuatif. Price Book Value (PBV) menghasilkan rata-rata nilai 2,67 kali. Ini memperlihatkan bahwa rata-rata pada perusahaan sampel dinilai investor sebesar 2,67 kali dari nilai buku perusahaan. Ini berarti investor menilai baik kinerja perusahaan, karena memiliki nilai diatas 1 (satu). Standar deviasi PBV dari perusahaan sampel memiliki nilai 3,75. Ini berarti variasi nilai DPS pada perusahaan sampel sebesar 3,75, ini tergolong cukup berfluktuatif. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini diukur dengan proksi trading turnover. Trading turnover pada perusahaan sampel sebanyak 0,20 kali per tahunnya, dengan standar deviasi sebesar 0,35. Ini juga memperlihatkan fluktuasi volume perdagangan yang sangat besar. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 111 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 Analisa Pengaruh Kinerja Perusahaan terhadap Likuiditas Saham dengan Proksi Trading Turnover (TVA) Pengujian pengaruh kinerja perusahaan terhadap likuiditas perusahaan dengan proksi Trading Turnover (TVA) juga menggunakan uji statistik yaitu ujit. Secara ringkas hasil regresi kinerja perusahaan terhadap TVA dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Hasil Regresi Kinerja Perusahaan Terhadap Trading Turnover (TVA) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 0,026 0,222 CR 0,020 0,010 0,249 DER 0,149 0,049 0,432 ROE 0,006 0,005 0,259 ROI -0,006 0,008 -0,170 EPS 0,031 0,057 0,150 PER -0,003 0,004 -0,108 DPS -0,051 0,041 -0,297 PBV -0,006 0,017 -0,063 a. Dependent Variable: TVA T 0,118 2,054 3,033 1,174 -0,699 0,541 -0,844 -1,262 -0,333 Sig. 0,906 0,043 0,003 0,244 0,487 0,590 0,401 0,211 0,740 Sumber : Data diolah Dari hasil pengolahan data tersebut dapat diperoleh suatu persamaan regresi sebagai berikut: Y2 = 0,026 + 0,020X1 + 0,149X2 + 0,006X3 – 0,006X4 + 0,031X5 – 0,003X6 - 0,051X7 - 0,006X8 Untuk melihat rasio kinerja perusahaan yang berpengaruh terhadap trading turnover perusahaan dapat diperhatikan dari tingkat signifikansi yang diperoleh dari pengolahan data. Dengan menggunakan α = 5%, disimpulkan jika nilai signifikansi kecil dari 0,05, maka rasio tersebut dikatakan berpengaruh signifikan terhadap trading turnover. Dan sebaliknya jika nilai signifikansi besar dari 0,05, maka rasio tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap trading turnover. Berikut akan dijelaskan untuk masing-masing rasio kinerja perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 112 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 Berdasarkan tabel 6, rasio CR merupakan rasio kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek perusahaan, memiliki nilai koefisien sebesar positif 0,020 dan nilai signifikansi 0,043. Ini berarti peningkatan CR akan meningkatkan trading turnover dan teruji secara signifikan (signifikansi < 0,05). Jika CR perusahaan meningkat, maka investor akan meningkatkan volume perdagangan dalam bertransaksi di pasar modal. Karena investor yakin, perusahaan akan mampu membayar kewajibannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika CR perusahaan tinggi, maka perputaran saham perusahaan dalam perdagangan pasar modal akan meningkat. Rasio DER merupakan rasio perbandingan pengguanaan hutang dibandingkan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Rasio DER memiliki nilai koefisien 0,149 dengan nilai signifikansi 0,003. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan DER akan meningkatkan trading turnover perusahaan dan secara statistik berpengaruh signifikan (signifikansi < 0,05). Hal ini didukung oleh teori struktur modal yang menyatakan bahwa nilai perusahaan akan meningkat dengan bertambahnya hutang perusahaan pada level tertentu. Pada periode penelitian yang digunakan, investor yakin bahwa perusahaan yang memiliki hutang yang lebih besar akan memberikan nilai yang lebih baik, sehingga volume perdagangan saham lebih besar dan perputaran saham perusahaan semakin besar pula. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio DER berpengaruh signifikan terhadap trading turnover saham yang dimiliki perusahaan. Rasio ROE merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam penggunaan modal sendirinya. Berdasarkan data pada tabel 6, nilai ROE memiliki nilai koefisien 0,006 dengan tingkat signifikansi 0,244. Ini berarti bahwa investor mempertimbangkan rasio ROE dalam menentukan volume perdagangan, namun secara statistik tidak berpengaruh terhadap perputaran perdagagangan saham (signifikansi > 0,05). Rasio ROI merupakan rasio yang menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam penggunaan aktiva investasi yang dimiliki. Dalam penelitian ini rasio ROE memiliki nilai koefisien -0,006 dengan signifikansi 0,487. Ini berarti bahwa peningkatan ROI akan menurunkan trading turnover Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 113 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 saham perusahaan, namun hal ini tidak berpengaruh signifikan. Terlihat dari nilai signifikansi yang besar dari 0,05. Rasio EPS merupakan rasio keuntungan perusahaan yang terlihat dari setiap lembar saham yang dimilki perusahaan. Berdasarkan tabel 6, nilai koefisien EPS sebesar 0,031 dengan nilai signifikansi 0,590. Ini memperlihatkan bahwa peningkatan EPS akan meningkatkan jumlah volume yang diperdagangkan di pasar modal. Namun rasio ini selama periode penelitian tidak teruji secara statistik mampu mempengaruhi trading turnover saham perusahaan (signifikansi > 0,05). Rasio PER merupakan suatu tingkat menunjukkan potensi pertumbuhan harga saham perusahaan. Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini, rasio PER memiliki nilai koefisien -0,003 dengan nilai signifikansi 0,401. Ini berarti bahwa peningkatan nilai rasio PER memberikan sinyal negatif terhadap trading turnover saham perusahaan. Artinya semakin tinggi nilai PER perusahaan, maka investor akan memperkecil volume perdagangan saham. Rasio ini secara statistik tidak berpengaruh secara statistik (nilai signifikansi > 0,05). Rasio DPS merupakan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Berdasarkan hasil pada tabel 6 terlihat bahwa nilai koefisien DPS sebesar -0,051 dengan nilai signifikansi 0,211. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan DPS akan menurunkan trading turnover. Namun secara statistik pengaruh rasio DPS terhadap frekuensi perdagangan saham tidak berpengaruh secara signifikan (nilai signifikansi > 0,05). Rasio PBV merupakan rasio penilaian pasar terhadap nilai buku perusahaan. Dari hasil penelitian, diperoleh koefisien PBV sebesar -0,006 dengan nilai signifikansi 0,740. Ini berarti bahwa peningkatan nilai PBV akan menurunkan trading turnover. Namun rasio ini tidak berpengaruh secara statistik (nilai signifikansi > 0,05). Dari delapan rasio keuangan kinerja perusahaan yang digunakan untuk melihat likuiditas saham perusahaan dengan proksi trading turnover, rasio yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap trading turnover adalah rasio CR Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 114 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 dan DER. Sementara rasio yang lain (ROE, ROI, EPS, PER, DPS dan PBV) tidak mempengaruhi trading turnover saham perusahaan secara signifikan. Untuk menguji variabel independen (CR, DER, ROE, ROI, EPS, PER, DPS dan PBV) berpengaruh secara serentak terhadap variabel dependen (Trading Turnover), dapat dilakukan dengan uji F. Hasil pengolahan data secara simultan disajikan dalam tabel 7. Tabel 7. Hasil Uji F (Anova) Kinerja Perusahaan terhadap trading turnover Model R R Square F Sig. 1 0,512a 0,262 3,332 0,003a a. Predictors: (Constant), pbv, der, per, dps, cr, roe, roi, eps b. Dependent Variable: TVA Sumber : Data diolah Dari tabel 7 diketahui bahwa angka koefisien korelasi berganda adalah 0,512. Ini berarti besarnya perubahan variabel independen secara bersama-sama terhadap dependen adalah 0,512. Korelasi ini tergolong kuat, karena nilai R berada di atas 0,5. Besarnya koefisien determinasi (R square) adalah 0,262 atau 26,2%. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 26,2% perubahan variabel independen mampu menjelaskan perubahan variabel dependen (trading turnover). Sedangkan sisanya sebesar 73,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model regresi. Dari tabel 7 diperoleh nilai F-hitung adalah 3,332 dengan tingkat signifikansi 0,003. Dengan asumsi taraf kepercayaan 95%, model dikatakan signifikan, karena nilai signifikan kecil dari 0,05. Ini berarti tolak Ho dan terima Ha. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel independen yang terdiri dari rasio kinerja perusahaan (CR, DER, ROE, ROI, EPS, PER, DPS dan PBV) secara serentak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu trading turnover pada pasar modal Indonesia. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 115 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 Dengan periode penelitian dari tahun 2001 sampai tahun 2007 (selama 7 tahun), diperoleh hasil bahwa penggunaan rasio kinerja perusahaan dalam penelitian ini mampu mempengaruhi likuiditas saham perusahaan secara serentak. Meskipun variasi yang menjelaskan likuiditas masih tergolong kecil. Terlihat dari nilai R square sebesar 26,2%. Rendahnya nilai R square, memperlihatkan bahwa variasi tingkat likuiditas saham bersifat acak, tidak dipengaruhi sepenuhnya dengan hanya mengendalikan kinerja perusahaan melalui rasio keuangan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena orientasi investor sudah beralih dari dividen oriented menjadi capital gain oriented. Kemungkinan faktor lain tersebut adalah faktor fundamental lainnya serta variabel makro ekonomi seperti tingkat bunga, kurs, neraca pembayaran dan kondisi ekonomi lainnya serta variabel non ekonomi. Variabel-variabel diluar kondisi perusahaan tersebut sangat mungkin mempengaruhi kinerja perusahaan sekaligus rasio keuangan perusahaan yang tercermin dalam frekuensi perdagangan. Secara ringkas rasio kinerja perusahaan yang dinyatakan signifikan mempengaruhi likuiditas saham yang diukur dengan proksi Trading Turnover, terlihat dalam tabel 8. Tabel 8. Rasio Kinerja yang Signifikan terhadap Likuiditas Saham Rasio CR DER Signifikansi Arah pengaruh 0,043 Positif 0,003 Positif Sumber : Data diolah Pada pasar modal Indonesia (Bursa Efek Indonesia), tingkat kelancaran saham perusahaan diperdagangkan di pengaruhi rasio kinerja perusahaan. Berdasarkan tabel 8, terlihat ada 2 rasio kinerja perusahaan yang berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas saham perusahaan perusahaan yang trdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun rasio kinerja perusahaan tersebut adalah rasio CR dan DER. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 116 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 Kedua rasio ini berpengaruh secara positif terhadap likuiditas saham. Jika rasio ini meningkat maka investor akan melakukan transaksi perdagangan saham di pasar modal Indonesia. Bisa dilakukan dengan memperbesar volume saham yang diperdagangkan (akan meningkatkan trading turnover. Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dikemukakan oleh Vivian W. Fang (2007) melakukan penelitian di Amerika Serikat yang juga menemukan adanya hubungan yang positif antara likuiditas saham dan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan akan tercermin dalam harga saham. Artinya jika investor merespon harga saham dengan baik, maka hal ini mengindikasikan kinerja yang baik bagi perusahaan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini menghasilkan model regresi menggunakan TVA (trading turnover). Model regresi secara statistik memberikan hasil yang signifikan. Artinya rasio kinerja yang digunakan dalam penelitian ini mampu menjelaskan model secara serentak. Berdasarkan hasil regresi, menghasilkan nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 26,2%. Ini memberikan hasil bahwa rasio kinerja yang digunakan dalam model ini mampu menjelaskan frekuensi perdagangan saham hanya sebesar 26,2,1%, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model. Rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap Trading Turnover saham yang dimiliki perusahaan adalah rasio CR dan DER. Rendahnya nilai R square, memperlihatkan bahwa variasi tingkat likuiditas saham bersifat acak, tidak dipengaruhi sepenuhnya dengan hanya mengendalikan kinerja perusahaan melalui rasio keuangan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena orientasi investor sudah beralih dari dividen oriented menjadi capital gain oriented. Kemungkinan faktor lain mungkin berasal dari variabel makro ekonomi seperti tingkat bunga, kurs, neraca pembayaran dan kondisi ekonomi lainnya serta variabel non ekonomi. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 117 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 Saran 1. Dari hasil penelitian, yang mempengaruhi likuiditas saham menggunakan proksi turnover pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara signifikan adalah rasio CR dan DER. Jadi disarankankan pada para manajer perusahaan untuk memperhatikan rasio ini, agar likuiditas saham tetap terjaga di pasar modal. 2. Sebaliknya bagi investor investor agar mempertimbangkan rasio ini sebelum membeli saham perusahaan sebagai faktor utama dalam pengambilan keputusan di samping juga rasio lainnya. 3. Peneliti selanjutnya sebaiknya juga mengunakan proksi frekuensi perdagangan dan bid ask spread dalam melihat likuiditas saham. Sehingga menghasilkan kesimpulan yang menyeluruh. 4. Disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain yang mempengaruhi tingkat likuiditas saham, selain aspek keuangan yang termasuk dalam faktor fundamental perusahaan, tapi juga melihat kepada aspek teknikal serta pengaruh ekonomi makro dan juga mempertimbangkan efek industri. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 118 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 DAFTAR PUSTAKA Banerjee, Suman, Vladimir A. Gatchev, Paul A. Spindt. 2005, Stock Market Liquidity and Firm Dividen Policy. Los Angeles Ekaputra, Irwan dan Oka Zuraini. 2006, Stock Split, Fraksi Perdagangan dan likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta, Majalah Usahawan no.12 TH XXXV Desember 2006 Gitman, Lawrence and Joehnk, Michael. 1996, Fundamental of Investing, Harper Collins Helfert, A. Erich. 1999, Analisa Laporan Keuangan Edisi ketujuh, Erlangga, Jakarta Horne, Van & Wachowicz. 1998, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Buku II, Salemba Empat, Jakarta Husnan, Suad. 2001, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi ke-3, UPP AMP YKPN, Yogyakarta Keown, Arthur J, et al. 1999, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Terjemahan Chairul D, Djakman, SE.Ak, MBA, Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta Lukviarman, Niki. 2006, Dasar Dasar Manajemen Keuangan, Andalas University Press, Padang Martono, dan Harjito, Agus. 2001, Manajemen Keuangan Edisi Pertama, Ekonisia, Yogyakarta Munawir, S. 1998, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta Natarsyah, Syahib. 2000, Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Resiko Sistematis Terhadap harga saham pada industri Barang Konsumsi yang go Public di pasar Modal, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol 15, No 3, pp 294-312 Nugroho, Agung. 2004, Strategi Jitu Memilih Strategi Statistik Penelitian dengan SPSS, Andi, Yogyakarta Purnomo, Yogo. 1998, Keterkaitan Kinerja Keuangan dengan Harga Saham, Usahawan No.12 TH XXVII Desember 1998 Ross, Stephen, et al. 1991, Corporate Finance, Toppan Co. Ltd, Tokyo Japan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 119 Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 2, Mei 2012 ISSN : 2086 - 5031 Sekaran, Uma. 2006, Research Methods for Business Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta Tandelilin, E. 2001, Analisa Investasi dan Manajemen Portofolio, BPFEYogyakarta Triton, 2005. SPSS 13.0. Terapan Riset Statistik Parametrik. Penerbit Andi. Yogyakarta Vivian W, Fang, Thomas H. Noe, Sheri Tice. 2007, Stock Market Liquidity and Firm Performance: Wall Street Rule or Wall Street Rules?. Los Angeles Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 120