MEMBAWA KEGERAKKAN GEREJA PADA LEVEL YANG LEBIH TINGGI “Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikanNya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuhNya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu” (Efesus 1:22-23) Sejak semula Allah telah menetapkan sebuah rencana yang mulia bagi kehidupan gerejaNya dengan menetapkan Kristus sebagai Kepala dari segala yang ada. Dan Firman-Nya mengatakan, bahwa jemaat yang adalah tubuh-Nya merupakan kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu. Ini menunjukkan bahwa gereja sebagai tubuh Kristus harus bergerak ke level yang lebih tinggi, yaitu untuk mencapai ke tingkat “kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” (Efesus 4:13). Di dalam sejarah Alkitab, gunung sering dipakai untuk menjadi tempat pertemuan atau tujuan yang penting yang melambangkan titik pertemuan antara bumi dan sorga, tempat pertemuan antara Tuhan dengan orang-orang pilihan-Nya. Ketika kepercayaan Abraham diuji, Tuhan meminta Abraham untuk mempersembahkan anaknya yang tunggal di salah satu gunung yang akan dikatakan-Nya (Kejadian 22:2). Tuhan juga berbicara dengan Musa di atas gunung (Keluaran 19:3). Demikian juga Firman Tuhan melalui nabi Hagai kepada Zerubabel: “Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman Tuhan” (Hagai 1:7). Kita juga bisa belajar dari pengalaman dari para soko guru gereja mula-mula, yaitu Petrus, Yohanes dan Yakobus. Setelah mereka mengikut Yesus dan mengalami serta menyaksikan sendiri bagaimana Tuhan melakukan berbagai tanda dan mujizat, maka mereka bertiga dibawa Yesus naik ke atas gunung yang tinggi dan mengalami kemuliaan Tuhan di sana (Matius 17:1-13). Semua peristiwa di gunung ini mengingatkan kepada kita, bahwa Tuhan Yesus juga mau membawa kita sebagai gerejaNya untuk naik “gunung”, yaitu naik ke level yang lebih tinggi untuk mengalami kemuliaan-Nya. Bila kita bersedia naik ke level yang lebih tinggi, maka Firman Tuhan melalui nabi Hagai mengatakan, “Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahan yang semula, firman Tuhan semesta alam dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman Tuhan semesta alam” (Hagai 2:10). Semua hal ini menunjukkan kepada kita, bahwa Tuhan berkehendak agar kita sebagai Rumah-Nya (bd. Ibr. 3:6) naik ke level yang lebih tinggi supaya kita dapat mengalami kemuliaan-Nya dan berkat-berkat-Nya yang semakin besar. Karena itu nabi Hagai memberikan sebuah peringatan, “perhatikanlah keadaanmu!” (Hagai 1:5-7). Bila Anda mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit; Bila Anda memiliki apa yang Anda bisa makan, minum dan pakai, tetapi Anda tidak merasakan suatu kepuasan; Mungkin Anda juga mempunyai pekerjaan, tetapi gaji atau upah yang Anda terima seperti ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang; dsb., maka inilah waktunya untuk Anda naik ke gunung (“ke level yang lebih tinggi”) dan membangun Rumah-Nya. Bila Anda selama ini tidak setia membaca Alkitab dan berdoa setiap hari, maka ini waktunya untuk Anda juga naik level dengan mulai bertekun membaca Alkitab dan berdoa setiap hari. Bila selama ini Anda juga kurang setia dalam menjalani kehidupan beribadah dan mengikuti persekutuan komunitas sel, maka inilah waktunya bagi Anda untuk tidak lagi menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah (Ibrani 10:25). Dan bila Anda juga lalai selama ini membawa ke Rumah Tuhan persembahan persepuluhan dari segala penghasilan Anda, maka inilah waktunya juga bagi Anda untuk naik level dengan mulai mengembalikan apa yang menjadi milik-Nya supaya Anda jangan dianggap-Nya sebagai penipu (Maleakhi 3:8-10). Bila Anda bersedia untuk naik ke level yang lebih tinggi, maka janji-Nya dalam Hagai 2:20 b juga akan berlaku bagi Anda, yaitu “Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat”. Amin! Oleh Pastor Silwanus Obadja M.Th.