7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art)
Beberapa penelitian sebelumnya diambil sebagai referensi untuk mendukung
penyusunan penelitian ini.
Tabel 2. 1 State of the art
Judul Jurnal
Factors influencing brand association
Sumber
African Journal of Business Management Vol. 7
Nama dan Tahun
Tser-Yieth Chen, Tsai-Lien Yeh and Wun-Sin Jheng,
2013
Hasil
Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara
alternatif manajemen merek berpengaruh pada brand
kognisi (termasuk asosiasi merek melalui kredibilitas
merek), dalam penelitian ini menggunakan metode
survei dan mengumpulkan 439 kuesioner yang valid
pada konsumen yang membeli komputer di empat
wilayah di kota Taipei di Taiwan dengan menggunakan
metode quota sampling dan hasil yang didapatkan
adalah adanya pengaruh kerentanan konsumen global
budaya (kualitas, atribut, status sosial, dll) dengan
asosiasi merek, efek positif dari kredibelitas merek
melalui asosiasi merek didukung dengan manfaat merek
yang dirasakan,
memperkuat asosiasi merek yang
positif didukung dengan adanya pemasaran yang
memberikan strategi merek yang tepat sesuai dengan
target market yang dituju. Asosiasi merek untuk
menyediakan referensi bagi komputer dan notebook
perusahaan pribadi untuk membangun asosiasi merek
yang positif dan kuat di konsumen pikiran.
Metodologi Penelitian
Kuantitatif
Hubungan dengan
Penelitian dalam jurnal ini, memberikan pemahaman
penelitian
bahwa kegiatan pemasaran juga berpengaruh pada
7
8
asosiasi merek yang kuat, dalam kegiatan periklanan
sebagai
salah
mengkomunikasikan
satu
bentuk
asosiasi
merek
informasi
dan
persepsi
kualitas serta status sosial juga berpengaruh dalam
asosiasi merek, hal ini dapat dikatikan dengan
LocalBrand.co.id dalam membentuk asosiasi merek
bahwa
kegiatan
pemasaran
dengan
cara
mengkomunikasikan identitas merek melalui media
apapun akan lebih tercapai.
Judul Jurnal
The Effect of Brand Associations on Customer
Loyalty: Empirical Study on Mobile Devices in
Jordan
Sumber
American Academic & Scholarly Research Journal
Nama dan Tahun
Ghaith Mustafa Al-Abdallaha dan Assd H. AboRumman, 2013
Hasil
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami efek dari
sebelas dimensi asosiasi merek pada loyalitas pelanggan
(Studi kasus perangkat mobile di Yordania), metode
penelitian
menggunakan
metode
kualitatif
yang
mengambil sample 421 orang mahasiswa di Yordania
dan menggunakan kualitatif pada pengelolaan asosiasi
merek yang menggunakan dimensi asosiasi merek yang
dikembangkan oleh Aaker, penelitian ini membahas
pengelolaan asosiasi merek terhadap loyalitas pelanggan
menjadi dasar kebutuhan bisnis karena ketatnya
persaingan, penelitian ini menggunakan dimensi asosiasi
merek untuk melihat dampaknya pada keputusan
pembelian perangkat mobile.
Metodologi Penelitian
Kuantitatif
Hubungan dengan
Penelitian dalam jurnal ini memperkuat pemahaman
penelitian
mengenai dimensi asosiasi merek, pentingnya brand
association berpengaruh besar pada loyalitas konsumen
9
yang dibangun dengan dimensi asosiasi merek yang
kuat tak hanya untuk perusahaan itu sendiri namun juga
memperkuat nilai dari merek tersebut agar menjadi
pembeda dengan kompetitor.
Judul Jurnal
Impact of Brand identity on Customer Loyalty and Word
of Mouth Communications, Considering Mediating Role
of Customer Satisfaction and Brand Commitment. (Case
Study: Customers of Mellat Bank in Kermanshah).
Sumber
International Journal of Academic Research in
Economics and Management Sciences Vol. 2, No. 4
Nama dan Tahun
Ali Kazemi, Vahid Moradi PaEmami, Arash
Abbaszadeh, dan Javad Pourzamani, 2013
Hasil
Penelitian ini membahas mengenai dampak dari
identitas merek terhadap loyalitas pelanggan dan word
of mouth dan kepuasan pelanggan dan komitmen merek
dengan
menggunakan
nasabah
Bank
Mellat
di
Kermanshah dipilih sebagai populasi statistik dan
sample formula 384 orang yang dipilih secara acak.
Hasilnya menunjukan bahwa identitas merek adalah
salah satu instrumen yang paling penting dari jalannya
komunikasi word of mouth, serta kepercayaan dan citra
merek menjadi faktor penting terhadap kepuasan
pelanggan melalui loyalitas dan komitmen merek.
Metodologi Penelitian
Kuantitatif
Hubungan dengan
Pengaruh positif yang signifikan terjadi dari identitas
penelitian
merek pada kepuasan pelanggan dan berpengaruh pada
komunikasi word of mouth dan komitmen merek,
komitmen merek memiliki peran memediasi antara
identitas merek dan word of mouth. Pengaruh yang
dihasilkan oleh identitas merek menjadikan pemahaman
tambahan
bahwa
penelitian
ini
juga
membahas
komunikasi word of mouth meskipun penyampaian
10
komunikasi menggunakan identitas merek namun itu
tetap didasarkan oleh komitmen merek itu sendiri
hingga tercipta identitas merek yang kuat lalu terjadi
komunikasi word of mouth yang berpengaruh pada
asosiasi merek.
Judul Jurnal
Analyzing The Influence of Logo and Slogan Changing
on Corporate Image (Study on Consumers of PT. First
Media, Tbk. Surabaya)
Sumber
Buletin Ekonomi, Jurnal Manajemen
Nama dan Tahun
Yesi Artanti dan Eka Nursulistriani, 2011
Hasil
Penelitian ini melihat fenomena persaingan yang
membuat PT. First Media melakukan rebranding pada
tahun 2006, harapan dari perubahan logo adalah
menciptakan semangat baru di perusahaan, mendorong
perubahan budaya perusahaan bagi semua karyawan dan
mencapai citra yang lebih positif, dan meningkatkan
kekuatan kompetitif perusahaan melalui perubahan.
Penelitian ini menggunakan analisis statistik dan analisis
regresi linier berganda. Dan hasil yang didapatkan oleh
PT.
First
Media
bahwa
responden
memberikan
tanggapan yang positif terhadap perubahan yang
dilakukan dan menunjukkan bahwa perubahan logo dan
perubahan slogan secara simultan mempengaruhi citra
perusahaan.
Metodologi Penelitian
Kuantitatif
Hubungan dengan
Kaitannya dengan penelitian ini bahwa perubahan
penelitian
lingkungan juga menjadi faktor dilakukannya perubahan
identitas merek dan perusahaan melakukan perubahan
agar dapat bertahan dalam kompetisi dan perubahan
pada logo dan slogan melambangkan lifestyle yang
dinamis serta mempengaruhi citra perusahaan. Begitu
pula dengan LocalBrand.co.id agar dapat bertahan di
11
dunia
e-commerce
berkembang
yang
maka
semakin
banyak
LocalBrand.co.id
dan
harus
memperhatikan lingkungan external, dunia lifestyle
jaman
sekarang
dan
pada
akhirnya
melakukan
perubahan pada identitas merek.
Judul Jurnal
The Brand Building: Developing Brand Asset Valuator
and Brand Association (Empirical study on traditional
snack food In Indonesia)
Sumber
International Journal of Business, Economics and Law,
Vol. 5, Issue 2, 2289-1552
Nama dan Tahun
Dani Dagustani, Herry A. Buchory dan Mutia T. Satya,
2014
Hasil
Penelitian ini membahas kondisi objektif merek melalui
alat penilai aset merek dan asosiasi merek yang
terbentuk dari identitas, penelitian ini menggunakan 30
responden untuk 7 merek makanan ringan tradisional.
Salah satu masalah utama dalam industri makanan
ringan tradisional adalah branding, mereka menganggap
membuat merek membutuhkan biaya tambahan untuk
izin dari pemerintah dan sebagainya dan mereka hanya
tau fungsi merek digunakan sebagai diferensiasi dengan
pesaing. Hasil dari penelitian ini yang dianalisis dengan
penilai aset merek bahwa keunikan produk dirasakan
belum mempunyai keunikan yang signifikan untuk
membedakan dengan pesaingnya dan asosiasi dianalisis
menggunakan dimensi asosiasi merek bahwa asosiasi
yang kuat terbentuk dari latar belakang produk tersebut
yang terkait dengan gaya hidup tradisional dan produk
ini
belum
mampu
untuk
beradaptasi
mengikuti
perkembangan jaman.
Metodologi Penelitian
Kuantitatif
Hubungan dengan
Penelitian dalam jurnal ini memberikan pemahaman
12
mengenai asosiasi merek yang kuat, walaupun hasil dari
penelitian
penelitian tersebut produk makanan ringan tradisional
belum mampu beradaptasi yang dikarenakan masalah
utama mereka adalah membuat merek dan melakukan
branding membutuhkan biaya tambahan, namun ini
tidak dijadikan sebagai titik acuan, jika sebuah merek
menginginkan agar mereknya dikenal oleh masyarakat
maka produk tersebut harus mempunyai keunikan
sebagai dasar diferensiasi dengan pesaing dan kegiatan
branding yang dapat membentuk brand association.
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1 Komunikasi
2.2.1.1 Definisi komunikasi
Kegiatan komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai media
komunikasi, yaitu media komunikasi non-electronic atau media
komunikasi elektronik. Media komunikasi non-electronic dilakukan
secara langsung menggunakan bahasa atau isyarat tubuh sedangkan
media komunikasi elektronik biasa digunakan pada komunikasi bisnis
atau perusahaan yang ingin menyampaikan pesannya kepada publik
seperti internet, audio-visual televisi, teleconference dan sebagainya.
Komunikasi merupakan faktor penting untuk mencapai suatu tujuan
perusahaan atau organisasi. (Purwanto, 2006)
Model komunikasi 360 derajat menggambarkan bahwa
terdapat empat macam strategi dan alat komunikasi yang dapat
digunakan oleh perusahaan, yaitu :
1. Virtual : Media yang digunakan sebagai sarana komunikasi adalah
dunia maya atau internet.
2. Physical : dunia nyata digunakan sebagai media komunikasi yang
bersifat fisik, dimana komunikator dengan komunikan berinteraksi
melalui media fisik.
3. Static : Media bersifat statis dan tidak berubah dalam jangga
waktu tertentu.
13
4. Dynamic : Media bersifat dinamis dan berubah dalam waktu yang
relative cepat.
Tak hanya digunakan secara satuan namun macam – macam
strategi dan alat komunikasi dapat digabungkan sehingga tetap
konsisten dengan pesan yang akan disampaikan kepada yang dituju
sesuai segmentasi. (Kartajaya, 2010)
Gambar 2. 1 Model Komunikasi 3600 , Brand Operation
(Sumber: Blair, Richard, dan Mike Murphy, 2003, The 360 Degree Brand In Asia)
2.2.2 Komunikasi Persuasif
Komunikasi
persuasi
adalah
usaha
untuk
mengubah
sikap,
kepercayaan, atau tindakan untuk mencapai tujuan, dimana pesan-pesan yang
akan disampaikan baik menggunakan desain atau kata-kata yang memotivasi
atau memberi persuasi kepada orang lain, pesan-pesan persuasi umumnya
bertujuan untuk mempengaruhi khalayak, maka dari itu perlu dilakukan untuk
menyusun informasi, memiliki daya penarik dan menentukan kredibilitas.
(Purwanto, 2006)
Dapat dikatakan bahwa komunikasi persuasi merupakan suatu
pendekatan dengan khalayak menggunakan pesan-pesan atau sebuah desain
yang dapat mempengaruhi khalayak, menentukan kredibilitas demi
tercapainya tujuan yang sudah ditentukan.
14
2.2.3 New Media (Konsep media baru)
Dalam jurnal Tweet Berbayar: Baaimana Word Of Mouth Dalam
Media Baru bahwa Internet dianggap sebagai media baru untuk
mempermudah khalayak berkomunikasi satu sama lain atau mencari sebuah
informasi, new media adalah salah satu bentuk komunikasi interaktif dari
teknologi komunikasi dengan menggunakan akses internet, seperti social
networks, text messaging, blogs, virtual words dan sebagainya, dengan
menggunakan media yang relative sederhana yang boleh didapatkan dengan
murah bahkan gratis. (Syaukat & Imanjaya, 2011)
Menurut sumber yang sama, terdapat tiga manfaat menggunakan new
media, yaitu: Connect people, menghubungkan antar individu dengan fasilitas
internet dan menghubungkan seseorang dengan jasa atau informasi.
Collaborate with other people, dapat berkolaborasi dengan orang-orang
sekitar, organisasi atau komunitas. Create, dapat menciptakan konten baru,
jasa, masyarakat dan saluran komunikasi yang dapat membantu memberikan
informasi dan layanan.
Dapat disimpulkan bahwa new media merupakan perkembangan
teknologi komunikasi yang menggunakan internet sebagai medianya untuk
dapat berkomunikasi atau memudahkan dalam memberikan informasi atau
jasa kepada khalayak, yang digunakan dengan biaya yang relative murah dan
praktis.
2.2.4 E-commerce
Semakin perkembangnya teknologi informasi semakin berkembang
pula bisnis yang memanfaatkan teknologi informasi sebagai medianya seperti
E-commerce adalah electronic commerce yang merupakan kegiatan penjualan
dan pembelian serta pemasaran yang dilakukan melalui sistem elektronik
seperti televisi, radio dan internet. (Wong, 2010) Menurut Hakim bahwa ecommerce adalah jual beli barang atau perdagangan dengan menggunakan
fasilitas internet, dengan e-commerce bisa berdagang apapun seperti toko
online, agency online dan sebagainya. (Hakim, 2010)
15
Dapat dikatakan bahwa e-commerce merupakan transaksi jual-beli
dan pemasaran yang menggunakan fasilitas internet untuk mendukung
penjualan dan pemasaran perusahaan untuk mempermudah perusahaan dan
konsumen sehingga penjualan dan pembelian dapat dikatakan praktis.
2.2.4.1 Tipe e-commerce
Tipe dari E-commerce, yaitu:
1. Bussines-to-consumer (B2C)
B2C adalah salah satu tipe e-commerce yang melakukan
transaksi
bisnis
dengan
konsumen,
dimana
transaksi
keuangan atau penjualan menggunakan transaksi online
antara bisnis dengan konsumen. (Nanehkaran, 2013)
2. Bussines-to-Bussines (B2B)
B2B merupakan e-commerce yang dilakukan dari bisnis ke
bisnis, bukan kepada konsumen tetapi antar perusahaan.
Business-to-business mencakup grosir online di mana bisnis
menjual bahan, produk dan jasa untuk bisnis di situs bisnis
lainnya. (Nanehkaran, 2013)
3. Consumer-to-consumer (C2C)
Dalam tipe ini transaksi dilakukan antara konsumen dan
konsumen dimana transaksi informasi atau keuangan antara
konsumen, tetapi biasanya dimediasi melalui suatu situs
bisnis yang terkait.
LocalBrand.co.id merupakan jenis fashion e-commerce business to
consumer dalam penelitian ini, dimana semua transaksi yang dilakukan
LocalBrand.co.id adalah transaksi online dan konsumen dapat menjumpai
lebih dari 150 brand dengan memilih, membeli, dan membayar melalui
online.
2.2.5 Brand (Merek)
Merek
merupakan
salah
satu
faktor
penting
untuk
mengidentifikasikan produk atau perusahaan agar dapat dibedakan dengan
perusahaan lain. Begitu banyak pesan yang memborbardir di media
elektronik ataupun media sosial membuat brand benar-benar melekat pada
16
pikiran masyarakat, karena brand adalah sesuatu yang memiliki kekhasan
pada logo, warna, dan tagline yang mudah dikenali oleh orang banyak dan
menjanjikan sesuatu yang bernilai agar dapat menarik konsumen. (Nicolino,
2007)
Merek merupakan atribut yang paling penting untuk sebuah produk
karena merek terdiri dari gabungan elemen yaitu, nama, istilah, tanda, simbol,
desain, yang dijadikan sebagai identitas produk atau jasa guna membedakan
dengan kompetitornya. (Kotler & Keller, 2011) Merek mengidentifikasi
penjual atau pembeli dari suatu produk, merek termasuk kedalam elemen
penting untuk sebuah perusahaan, dan memiliki value dan janji yang
ditawarkan perusahaan dalam menawarkan suatu produk.
Menurut Keller dalam buku Strategic Brand Management : Building,
Measuring, and Managing Brand Equity, merek mempunyai enam tingkatan
pengertian, yaitu :
1. Atribut
Merek memiliki atribut yang dapat diingat oleh konsumen, atribut
tersebut berupa kandungan, cara pemakaian, dan sebagainya.
2. Manfaat
Konsumen tidak akan membeli produk jika tidak ada manfaatnya,
disini tugas perusahaan membuat produk yang mengandung manfaat
fungsional dan emosional untuk ditawarkan kepada konsumen.
3. Nilai
Suatu merek tentu memiliki nilai, produsen harus mengenali nilai
yang sesuai dengan manfaat yang diberikan oleh suatu brand.
4. Budaya
Merek juga termasuk salah satu untuk mewakili budaya tertentu.
5. Kepribadian
Merek
menggambarkan
kepribadian
dimana
merek
memiliki
kesesuaian antara gambaran dirinya dengan brand image.
6. Pemakai
Merek memberi kesan kepada pemakai artinya menunjukan jenis
konsumen yang sesuai dengan manfaat merek.
17
Merek memiliki nilai dan kualitas sebagai jaminan yang dapat
dirasakan dalam benak konsumen. Selain untuk identitas merek juga berperan
penting dalam strategi pemasaran, menciptakan reputasi yang baik di mata
konsumen serta meraih kepercayaan dari masyarakat agar percaya terhadap
merek yang diciptakan oleh perusahaan. (Kartika & Wijaya, 2015) Terdapat
enam kriteria utama elemen merek menurut Kotler (2009) dalam buku
Marketing Management:
1. Dapat diingat : Nama sebuah merek mudah diingat dan dikenal oleh
masyarakat, biasanya nama-nama pendek akan lebih mudah dikenali dan
diingat.
2. Berarti : Elemen merek bisa diindikasikan kedalam kategori, ketika
seseorang membutuhkan produk sesuai dengan kebutuhannya, seseorang
itu akan mengingat merek yang termasuk ke dalam kategori tersebut.
Nama-nama yang sesuai dengan penggunaannya biasanya lebih mudah
diketahui.
3. Dapat disukai : elemen merek harus menarik dari segi visual ataupun
verbal. Karena hal yang pertama dilihat dan membuat menarik konsumen
akan menguntungkan brand.
4. Dapat ditransfer : Elemen merek dapat digunakan untuk memperkenalkan
produk baru dalam kategori yang sama atau berbeda. Artinya brand
tersebut mengeluarkan brand yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
sama dan digunakan untuk produk yang berbeda atau produk baru dalam
kategori yang sama yang dikeluarkan oleh perusahaam yang sama, maka
masyarakat tetap memiliki pandangan yang sama terhadap produk
tersebut, karena dalam produk tersebut perusahaan berinovasi terhadap
produknya.
5. Dapat disesuaikan : merek harus menyesuaikan terhadap perubahan
zaman agar dapat bertahan. Sebuah merek bisa berinovasi jika ingin tetap
bertahan namun tidak menghilangkan nilai yang ada dalam brand
tersebut.
6. Dapat dilindungi : Setiap merek dapat dilindungi oleh hukum karena
terdapat hukum mengenai merek, agar nama yang menjadi kategori
produk tidak diikuti oleh pesaing, maka dibutuhkan perlindungan secara
hukum mengenai hak nama dagang merek.
18
Brand mempunyai fungsi utama menurut Wheeler (2009) :
1. Navigation
Merek membantu dan memudahkan konsumen memilih barang yang
sesuai dengan kebutuhannya dari berbagai produk atau jasa.
2. Reassurance
Merek meyakinkan konsumennya dengan cara menginformasikan
kualitas atau services serta jaminan bahwa mereka telah membuat
keputusan yang tepat.
3. Engangement
Merek memiliki khasnya masing-masing, melalui identifikasi bahasa,
dan asosiasi yang muncul antara konsumen dan produk atau jasa
untuk mendorong konsumen mengidentifikasi merek.
2.2.5.1 Elemen Brand
Terdapat elemen brand menurut Keller (2013) dalam buku
Strategic Brand Management : Building, Measuring, and Managing
Brand Equity, bahwa kemampuan perusahaan untuk menawarkan
suatu produk dilihat dari identitas produk atau jasa, seperti nama,
logo, simbol, desain, dan karakeristik produk atau jasa tersebut.
1. Brand Names
Pemilihan nama merek berguna untuk identitas suatu
brand dan membedakan dengan pesaing, perusahaan memilih
sebuah nama brand yang tidak rumit ketika diucapkan, sederhana
dan pendek agar memudahkan konsumen untuk mengingatnya.
Dalam
pemberian
nama
merek,
beberapa
faktor
perlu
dipertimbangkan, seperti penggunaan bahasa, arti nama, karakter
nama, dan kemudahan penggunaan nama. Sebelum memberikan
nama merek, sebaiknya meneliti dahulu apakah nama merek yang
diinginkan sudah dipakai oleh perusahaan lain atau belum dan
sebaiknya meneliti dahulu kemiripan dari segala bentuk visual
merek. (Kartika & Wijaya, 2015)
19
2. URLs (Uniform Resource Locators)
Perusahaan memudahkan pelanggannya ketika membuka
situs web perusahaan, dimana perusahaan harus membuat URL
agar mudah diingat dan dikenali, karena URL juga sebagai
identitas perusahaan. Selain URL digunakan untuk mengingat
suatu alamat web, URL juga memudahkan dalam mengakses suatu
dokumen melalui website.
3. Logos and Symbols
Elemen visual sangat berperan dalam mendukung brand
identity suatu merek, Logo merupakan salah satu tampilan untuk
jangka panjang suatu merek untuk memudahkan konsumen dalam
mengingat merek. Logo dirancang dengan unik agar berbeda dari
pesaingnya dan dipadu padankan dengan warna yang sesuai.
Proses penyampaian komunikasi dapat terlihat melalui logo, logo
mempunyai arti dan makna tersendiri biasanya dibentuk karena
kisah merek atau visi dan misi dari perusahaan.
Logo adalah simbol yang dibentuk oleh suatu kelompok
atau organisasi yang mempunyai arti dan makna yang terkandung,
simbol dibagi menjadi dua yaitu, Concrete Symbol (Simbol
Konkret) merepresentasikan objek dan Abstract Symbols (Simbol
Abstrak) untuk merepresentasikan ide, pemikiran atau perasaan.
Simbol digunakan untuk mewakili suatu nilai perusahaan, logo
dan simbol berfungsi sebagai komunikasi visual untuk mendukung
citra dari perusahaan dan membentuk reputasi yang baik.
4. Characters
Karakter berguna untuk menciptakan brand awareness
dan
identitas
perusahaan
dengan
pesaing.
Setiap
merek
mempunyai karakter yang berbeda, karakter yang bernilai tinggi
akan
mempengaruhi
emosional
pelanggan.
Karakter
bisa
berbentuk animasi atau bahkan tokoh nyata, karakter menawarkan
peluang lisensi yaitu, kesadaran merek, memberi tahu makna
merek, dan manfaat merek. (Yahya & Santoso, 2007)
20
5. Slogans
Slogans
adalah
bentuk
komunikasi
dalam
bentuk
deskriptif dan persuasif, kata-kata yang dibentuk mudah dipahami
dan diingat oleh masyarakat. Slogans juga digunakan sebagai alat
branding dalam merek, slogan dibentuk dari semangat publik,
karena yang paling dilihat pertama kali setelah nama merek dan
slogan merupakan nyawa merek yang nantinya akan dipadukan
dengan elemen visual yang lain, maka dari itu slogan harus dibuat
semenarik mungkin menggunakan kata-kata deskriptif atau
persuasive untuk menarik public. (Wasesa & Macnamara, 2010)
Sebuah tagline adalah ungkapan singkat yang menangkap
esensi merek perusahaan, kepribadian, posisi Andari, dan
membedakan perusahaan dari para pesaingnya. Sebuah tagline
yang sering dan konsisten paparan di media dan dalam budaya
populer memperkuat pesannya. Secara tradisional digunakan
dalam iklan, slogan juga diterapkan pada jaminan pemasaran
sebagai pusat dari strategi positioning.
6. Jingles
Jingle merupakan pesan perusahaan melalui lagu agar
sampai kepada publik, jingle mampu terekam dalam memori
konsumen dalam waktu yang cukup lama, karena dengan music
secara tidak langsung indera pendengaran merekam apa yang
didengarnya. (Yahya & Santoso, 2007) Lirik pada jingle dibuat
dengan nama perusahaan yang selalu berulang-ulang diucapkan
dalam jingle serta dibuat secara sederhana memudahkan
konsumen untuk mengingatnya.
7. Packaging
Kemasan juga menjadi elemen yang penting untuk
digunakan untuk menginformasikan sebuah fitur dan fungsi suatu
produk serta tulisan nutrisi agar konsumen tahu nutrisi apa saja
yang terkandung dan memberikan informasi yang berkaitan
dengan expired serta aspek hukum. Kemasan juga harus selalu
berkembang dinamis dan bertahan dari waktu ke waktu dengan
inovasi-inovasi yang ditampilkan melalui kemasan. Desain produk
21
dan kemasan memainkan peranan penting dalam menarik minat
pelanggan yang dapat disentuh, kemasan yang berbeda dan unik
akan membuat diferensiasi terhadap pesaing dan mudah diingat
karena dapat memikat. (Susanto & Putra, 2010)
Setiap elemen merek memainkan peranan masing –
masing yang mendukung merek tersebut demi terciptanya brand
awareness. Bila elemen disampaikan dengan cara konsisten ini
merupakan fondasi untuk mencapai kesuksean merek yang
bertahan dalam jangka panjang dari waktu ke waktu. (Moser,
2008)
Packaging dibuat untuk memikat minat pelanggan, inovasi
terus dilakukan oleh perusahaan agar menampilkan bahwa merek
mengikuti waktu ke waktu dan terus berkembang secara dinamis
seiring berjalannya jaman. Dibutuhkan desain packaging yang
unik, karena dari tampilan packaging identitas perusahaan dan
image perusahaanpun tercipta melalui packaging yang bagus dan
unik berbeda dengan pesaing.
2.2.6 Brand identity (Identitas Merek)
Brand identity adalah sesuatu yang dapat kita ketahui keberadaannya
dan menggugah indra kita. Dapat kita lihat, kita sentuh, kita pegang, kita
dengar dan kita lihat bergerak. Brand identity menghasilkan pengakuan,
menegaskan diferensiasi dan menghasilkan ide besar dan maksud yang dapat
diterima. Brand identity mengumpulkan banyak element yang berbeda – beda
dan menggabungkannya ke dalam sebuah sistem yang lengkap. Desain
memainkan peran yang penting dalam menciptakan dan membangun sebuah
brand. Desain membedakan dan mengekspresikan sesuatu yang dapat
dirasakan oleh indera kita, emosi, keadaan dan inti itu adalah hal yang paling
penting oleh konsumen. (Wheeler, 2009)
Menurut aaker dalam buku brand operation bahwa brand identity
memberikan arahan dan tujuan serta makna merek dan memposisikan
identitas merek sebagai seperangkat unik asosiasi merek dan inti dari strategi
merek yang dapat membentuk asosiasi merek sebagai ‘heart and soul’ dari
merek. (Kartajaya, 2010)
22
Identitas merek akan membentuk asosiasi merek dan asosiasi merek
menyiratkan janji perusahaan kepada pelanggan, dari identitas merek yang
didukung oleh desain yang bagus dan unik akan merepresentasikan produk
apa dan apa manfaatnya serta menafsikan bagaimana merek itu akan ada
dalam benak konsumen.
2.2.7 Brand Association (Asosiasi Merek)
Asosiasi merek adalah ingatan yang pertama kali muncul di pikiran
konsumen mengenai suatu merek. Berbagai asosiasi yang diingat oleh
konsumen yang dapat membentuk citra brand di benak konsumen, konsumen
yang pernah atau sering menggunakan produk atau jasa sebuah brand
biasanya akan mengenal lebih dalam tentang produk atau jasa tersebut dan
teringat akan produk atau jasa sehingga berdampak positif bagi brand
tersebut.
Menurut Kartajaya & Yuswohadi (2005) asosiasi merek adalah hal
apapun yang terkait dengan sebuah merek dan asosiasi dapat dibentuk
melalui identitas merek. Asosiasi merek memang perlu diciptakan untuk
memperkuat merek dan membangun brand image pada merek, semakin
konsumen menggunakan produk atau jasa dan semakin sering konsumen
melihat iklan produk atau jasa maka semakin konsumen mengingat merek
tersebut. Dari asosiasi dapat meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat
terhadap merek, mempengaruhi kepuasan pelanggan dan memberikan nilai
positif.
Asosiasi merek mengacu pada bagaimana merek tersebut diingat
konsumen dan memperoleh asosiasi berdasarkan persepsi nilai, kepribadian
merek dan organisasi yang menjadi faktor keunggulan bersaing. (Wibowo,
2005) Menurut Aaker dalam jurnal The Mediating Effects of Brand
Associations, Brand Loyalty, Brand Image, and Perceived Quality on Brand
Equity bahwa asosiasi merek adalah segala sesuatu hal yang terkait dengan
merek dan langsung terhubung di ingatan konsumen karena asosiasi merek
meningkatkan kesan merek. (Seven & Ling, 2013)
Menurut Rangkuti (2013) asosiasi merek dapat menciptakan nilai bagi
perusahaan dan konsumen karena dengan asosiasi merek dapat membedakan
merek dengan kompetitornya, terdapat lima keuntungan asosiasi merek:
23
Gambar 2. 2 Nilai Asosiasi Merek
1. Membantu proses penyusunan / penyusunan informasi
Asosiasi yang terdapat pada suatu merek membantu proses penyusunan
informasi artinya pengenalan secara singkat dengan sekumpulan fakta dan
spesifikasi yang mudak dikenal pelanggan.
2. Diferensiasi / posisi
Dapat memberikan landasan penting dan memainkan peran untuk
membedakan merek dengan pesaingnya.
3. Alasan untuk membeli
Asosiasi merek membantu para konsumen untuk membeli produk atau
menggunakan jasa melalui atribut atau manfaat yang dirasakan oleh
konsumen.
4. Menciptakan sikap dan perasaan positif
Asosiasi merek dapat berdampak positif dan menciptakan suatu perasaan
positif selama pengalaman pelanggan dengan produk tersebut.
5. Basis perluasan
Asosiasi merek dapat dijadikan landasan perluasan jika merek tersebut
mempunyai kesesuaian atau kecocokan pelanggan dengan merek atau
produk baru dengan perusahaan yang sama.
Asosiasi merek menurut Aaker dalam buku brand operation terdapat
dimensi dari equitas merek yang mencerminkan adanya perbedaan produk
seperti fisik, pelayanan, maupun saluran, yang terbagi menjadi sebelas jenis
kategori asosiasi merek, yaitu:
24
1. Product attributes (Atribut produk)
Karakteristik dari suatu produk sering digunakan untuk dijadikan
positioning, atribut produk berkaitan dengan manfaat produk dan strategi
marketing yang dijalankan oleh perusahaan dapat mengidentifikasikan
atribut penting yang sesuai dengan taget yang dituju.
2. Intangiables attributes (Atribut tak berwujud)
Atribut tak berwujud biasanya adalah inovasi, persepsi kualitas, kesan
kualitas yang bisa membantu merek untuk mengasosiasikan merek
tersebut.
3. Customer’s benefit (Manfaat bagi pelanggan)
Sebuah merek tentu memberikan manfaat bagi pelanggan, dari asosiasi
atribut dapat membuat asosiasi manfaat.
4. Relative price (Harga relative)
Penentuan harga bisa berdampak pada asosiasi, perbedaan harga akan
membuat perbedaan asosiasi tergantung pada konsumen yang melihat dan
menggunakannya, mengukur harga yang ditawarkan sebuah merek
dimulai dari mengukur kelas produk yang ditawarkan.
5. Application (Penggunaan)
Penggunaan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
6. User or customer (Penggunaan / pelanggan)
Asosiasi merek tercipta dari pengalaman pelanggan dengan menjelaskan
cara menggunakan produk atau jasa disesuaikan dengan tipe pengguna
atau target segmentasi yang dituju.
7. Celebrity / person (Selebritas / tokoh)
Selebritas atau tokoh dapat digunakan untuk membentuk asosiasi merek
yang terpercaya dan positif, tapi akan berdampak negative jika selebritas
atau tokoh tersebut terseret isu yang tidak baik maka akan menurunkan
citra merek tersebut.
8. Lifestyle / personality (Gaya hidup / kepribadian)
Gaya hidup dan kepribadian dapat membentuk asosiasi merek untuk
mengkomunikasikan atribut produk atau jasa yang dapat membentuk
kepribadian atau gaya hidup masyarakat.
25
9. Product class (Kelas produk)
Sebuah merek di asosiasikan sesuai dengan kelas produknya dan
menciptakan suatu keuntungan untuk perusahaan jika merek tersebut
menduduki peringkat pertama pada kategori yang bersangkutan.
10. Competitors (Para pesaing)
Adanya pesaing dapat dijadikan sebagai sumber asosiasi melalui
perbandingan pesaing dan kebutuhan masyarakat.
11. Country / geographic area (Negara / area geografis)
Asosiasi merek dapat dikaitkan dengan Negara atau area geografis
sebagai sumber asosiasi dan akan menciptakan persepsi yang positif dan
citra yang positif dengan didukung kualitas dari produk atau jasa tersebut.
2.2.7.1 Brand Attributes (Product Related)
Atribut brand berhubungan dengan produk, posisi merek yang
paling diingat adalah atribut brand terkait dengan produk yang
diperlukan atau fungsi layanan utamanya. atribut berhubungan dengan
fisik produk, inovasi dalam desain produk, dan dapat dibedakan dari
segi fitur opsional ataupun kineja dari product tersebut yang dapat
mempertahankan ekuitas merek. (Keller, 2013)
Menurut MIM Academy Coursebook dalam buku Brand
Operation bahwa atribut yang terkait dengan produk menawarkan
sesuatu yang lebih misalkan fitur atau servis sehingga akan
menciptakan value proposition dengan menawarkan fitur tersebut.
(Kartajaya, 2010)
Jadi, segala sesuatu yang dapat dilihat oleh konsumen yang
menjadi bagian dari produk dan melekat dengan produk yang
berhubungan dengan fisik dan inovasi pada produk tersebut yang akan
menciptakan nilai tambah produk dan secara tidak langsung atribut
produk dapat menjelaskan produk apa itu serta manfaatnya.
2.2.7.2 Brand Benefits (Non-product Related)
Menurut Mowen dan Akaer dalam jurnal The Effect of Brand
Associations on Customer Loyalty: Empirical Study on Mobile
Devices in Jordan bahwa manfaat merupakan hasil atribut atau
26
layanan yang diberikan yang berguna untuk membedakan manfaat
rasional dan manfaat psikologis, manfaat rasional lebih mengacu pada
produk yang akan berujung pada keputusan pembelian, sedangkan
manfaat psikologis adalah perasaan konsumen setelah menggunakan
merek, manfaat psikologis berhubungan dengan emotional feelings,
perasaan yang muncul ketika menggunakan merek yang merasa
layanan merek yang digunakan tidak ada dipesaing. (Al-Abdallah &
Abo-Rumman, 2013)
Selain brand attributes, asosiasi merek juga akan terbentuk
melalui brand benefits yang merupakan nilai pribadi yang dikaitkan
oleh konsumen pada penawaran yang diberikan oleh sebuah jasa yang
dilibatkan pada perasaan atau emotional feelings yang akan
membentuk perbedaan dengan kompetitor lain. (Keller, 2013)
Tak hanya dari identitas merek dan atribut merek namun
manfaat merek juga harus memberikan layanan yang membedakan
dengan pesaingnya agar asosiasi terbentuk dengan kuat. Nilai tambah
yang ada dalam sebuah merek menjadi pertimbangan konsumen pada
keputusan pembelian, setelah manfaat rasional yang berhubungan
dengan atribut produk, konsumen juga harus mendapatkan manfaat
emosionalnya dimana kebutuhan konsumen ada pada merek jadi
konsumen merasa puas ketika menggunakan merek tersebut.
2.2.7.2.1 Brand Personality (Kepribadian Merek)
Perasaan
yang
terbentuk
dari
pengalaman
menggunakan merek berhubungan dengan brand personality,
dimana brand personality juga berperan penting dalam
membentuk brand association, brand personality tercipta dari
berbagai elemen yang berkaitan dengan merek, bagaimana
konsumen melihat merek tersebut yang akan menghasilkan
tindakan keputusan pembelian merek.
Dalam buku brand operation bahwa terbentuknya
brand personality seperti pembentukan kepribadian seseorang,
karakteristik
merek
menjadi faktor
terbentunya
brand
personality, tak hanya untuk product tapi yang tidak terkait
27
dengan product dapat menjadi faktor mempengaruhi persepsi
brand personality. (Kartajaya, 2010)
Kepribadian merek merepresentasikan sebagai suatu
rangkaian karakteristik manusia yang berasosiasi dengan
merek, dimana asosiasi merek dapat dilihat melalui brand as
person. Kepribadian merek mewakili dan memberikan isyarat
akan manfaat yang diberikan oleh merek tersebut. Berbagai
cara dilakukan untuk menghidupkan kepribadian merek
melalui simbol, kampanye, atau interaksi pelanggan dapat
membentuk brand personality yang akan berdampak pada
brand association. (Aaker, 2015)
Dalam buku Strategic Brand Management: Building,
Measuring
and
Managing
Brand
Equity,
Keller
mengembangkan model untuk menilai kepribadian merek,
yaitu:
1. Sincerity
2. Excitement
3. Competence
4. Sophistication
5. Ruggedness
Brand personality akan terbentuk dari karakteristik
yang ada dalam merek yang dijadikan sebagai diferensiasi
dengan pesaing lain, kepribadian merek secara tidak langsung
terbentuk melalui pengalaman konsumen menggunakan
merek. Memilih kepribadian dapat dilihat melalui citra merek,
visi, dan peranan yang dimainkan oleh merek tersebut. Melalui
dimensi model yang dikembangkan oleh Keller (2013) secara
umum merek dapat di deskripsikan oleh dimensi kepribadian
tersebut.
28
2.3 Kerangka Konseptual
Perubahan
identitas
merek
Pembentukan
Brand
association
Cara komunikasi
LocalBrand.co.id.
-
New Media
Event
Gambar 2. 3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis setiap
elemen identitas merek yang dirubah untuk membentuk brand association nonproduct related apa yang ingin dibentuk oleh LocalBrand.co.id dengan melakukan
identifikasi brand association yang ingin dibentuk oleh LocalBrand.co.id, kemudian
melakukan identifikasi strategi apa yang dilakukan LocalBrand.co.id dalam
mengkomunikasikan perubahan identitas merek sebagai upaya penyampaian brand
association LocalBrand.co.id.
Download