analisis faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek

advertisement
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENYELESAIAN
PROYEK KONSTRUKSI
(STUDI KASUS DI KABUPATEN MERANGIN)
JURNAL
MUZADIR HAMZAH
NPM : 1210018312021
PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2014
Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi
(Studi Kasus Di Kabupaten Merangin)
Muzadir Hamzah1, Zaidir2, M. Nursyaifi Yulius1
l
Civil Engineering Program, Postgraduate Programe of Bung Hatta University
2
Civil Engineering Program, Postgraduate Programe of Andalas University
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Setiap proyek memiliki tujuan khusus, didalam proses pencapaian tujuan tersebut ada tiga
constraint yang harus dipenuhi yaitu tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Setiap proyek
mempunyai jadwal dan rencana, permasalahan akan terjadi apabila terjadi ketidaksesuaian
antara rencana dengan pelaksanaan yang akan berdampak buruk. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek dan
faktor-faktor paling berpengaruh secara signifikan terhadap penyelesaian proyek. Penelitian
ini dilakukan pada proyek konstruksi jalan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Merangin
didapat 67 responden dan diolah melalui Analisa Faktor, Anilisa Realibilitas, Analisis
Frequencies dan Mean dengan bantuan program SPSS versi 21. Hasil penelitian menghasilkan
5 faktor dan 29 variabel penyebab keterlambatan proyek, dan didapat 1 faktor yaitu faktor
Manajemen Kontraktor dan 7 variabel yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan
adalah Kualifikasi personil/pemilik yang tidak professional dibidangnya, kualifikasi dan
teknis manajerial yang buruk dari personil-personil dalam organisasi kerja kontraktor,
kurangnya keahlian dan ketrampilan serta motivasi kerja para pekerja-pekerja yang langsung
di lapangan, tidak tersedianya alat/peralatan kerja yang cukup memadai/sesuai kebutuhan,
kelalaian / keterlambatan oleh pekerjaan sub kontraktor, pengajuan contoh bahan oleh
kontraktor yang tidak terjadwal dan proses permintaan dan persetujuan contoh bahan oleh
pemilik yang lama.
Kata Kunci : Faktor Keterlambatan, Penyebab Keterlambatan, Manajemen Kontraktor
1. PENDAHULUAN
Setiap proyek memiliki tujuan khusus,
didalam proses pencapaian tujuan tersebut ada
tiga constraint yang harus dipenuhi, yang
dikenal dengan Trade-off Triangle atau Triple
Constraint yaitu tepat mutu/quality (sesuai
dengan standar baku yang telah direncanakan),
tepat biaya/cost (pembiayaan yang dikeluarkan
sesuai dengan rencana yang telah dianggarkan)
dan tepat waktu/time (waktu penyelesaian
pekerjaan tidak melebihi dengan waktu yang
telah disusun.
Keterlambatan pelaksanaan proyek telah
menjadi fenomena diberbagai dunia, dapat
dilihat dimana hampir 60 – 70% proyek
konstruksi mengalami keterlambatan.
Indonesia sendiri sebagai
negara
berkembang juga mengalami masalah yang
sama seperti dalam sebuah penelitian terbaru
yang dilakukan oleh Alwi (2002) dalam
Sugiharto Alwi dan Keith Hampson (2003)
kontraktor Indonesia menghadapi masalah
dalam kaitannya dengan penundaan jadwal
dan keterlambatan penyelesaian proyek dan
ini menjadi masalah serius dalam konstruksi.
Kabupaten Merangin merupakan salah
satu daerah yang mengalami masalah
keterlambatan, oleh sebab itu penelitian ini
mencoba melihat faktor-faktor keterlambatan
di Kabupaten Merangin yang secara historis,
geografis, lingkungan dan type konsrtuksi
berbeda dengan daerah lainnya.
Dalam penelitian ini dianalisa faktorfaktor penyebab keterlambatan penyelesaian
proyek konstruksi untuk selanjutnya diketahui
faktor-faktor yang paling berpengaruh secara
signifikan terhadap penyelesaian proyek.
2. TINJAUAN LITERATUR
2.1 Analisis
Analisis Analisis adalah penguraian
suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
antar bagian untuk memperoleh pengertian
yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Salah satu bentuk analisis adalah
merangkum sejumlah data besar data yang
masih mentah menjadi informasi yang dapat
diinterpretasikan.
2.2 Keterlambatan Proyek
Menurut R. Amperawan Kusjadmikahadi
(1999) dalam Santje Magdalena Iriyanto
keterlambatan proyek konstruksi berarti
bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian
proyek yang telah direncanakan dan tercantum
dalam dokumen kontrak.
Keterlambatan menurut Ervianto (2003)
dalam Kisman Hasibuan dkk adalah sebagian
waktu pelaksanaan yang tidak dimanfaatkan
sesuai dengan rencana kegiatan sehingga
menyebabkan satu atau beberapa kegiatan
mengikuti menjadi tertunda atau tidak dapat
diselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah
direncanakan.
2.3 Jenis-jenis Keterlambatan Proyek
Kraiem dan Dickman dalam Proboyo
(1999)
mengelompokkan
penyebab
keterlambatan waktu pelaksanaan proyek
antara lain:
1. Keterlambatan proyek
yang dapat
dimaafkan (excusable delay), yakni
keterlambatan proyek yang disebabkan
oleh kejadian-kejadian diluar kendali baik
oleh pemilik maupun kontraktor.
2. Keterlambatan proyek yang tidak dapat
dimaafkan (non excusable delay), yakni
keterlambatan proyek yang disebabkan
oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan
kontraktor.
3. Keterlambatan proyek
yang layak
mendapat ganti rugi (compensable delay),
yakni
keterlambatan
proyek
yang
disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau
kesalahan pemilik.
4. Keterlambatan proyek yang tidak layak
mendapat ganti rugi (non compensable
delay), yakni keterlambatan proyek yang
disebabkan oleh tindakan, kelalaian atau
kesalahan kontraktor.
5. Critical atau non critical, keterlambatan
proyek ini adalah akibat dari waktu
progress
pelaksanaan
proyek.
Keterlambatan proyek yang tidak kritis
(non critical delays), maka tidak
berdampak pada shcedulle project.
6. Pelaksanaan progress atau terjadinya pada
waktu bersamaan (concurrent) atau non
concurrent. Hal ini terjadi ketika pemilik
dan kontraktor yang bertanggung jawab
atas penyebab keterlambatan pekerjaan
proyek.
2.4 Akibat Keterlambatan
Aibinu dan Jagboro (2002) dalam Wei
(2010) mempelajari efek dari keterlambatan
pembangunan proyek pengiriman dalam
industri konstruksi Nigeria mengidentifikasi
terdapat 6 efek keterlambatan adalah:
1. Penambahan Waktu;
2. Penambahan Biaya;
3. Perselisihan;
4. Penyelesaian Perselisihan;
5. Jumlah ditinggalkan, dan
6. Litigasi.
2.5 Identifikasi Variabel Penelitian Awal
Untuk mendapatkan variabel penyebab
keterlambatan telah menghasilkan rangkuman
sebanyak 45 yang dikaji melalui 6 aspek.
Tinjauan studi pustaka telah diambil
melalui studi-studi terdahulu Kraiem dan
Dickman (2009), Sweis, (2007), Le-Hoai et. al.
(2007), Sambasivan, (2007), Faridi, 2006,
Assaf (2006), Aibinu, (2006), Lo (2006), AlMoumani (2000), Assaf et al. 1995, Koushki
(2005), Frimpong (2003), Al-Khal (1999),
Mezher et al. (1998), yaitu :
Aspek
Perencanaan
dan
Penjadwalan
Pekerjaan
1. Penetapan jadwal proyek yang amat ketat oleh
pemilik.
2. Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan
yang harus ada.
3. Rencana urutan kerja yang tidak tersusun
dengan baik/terpadu.
4. Penentuan durasi waktu kerja yang tidak
seksama.
5. Rencana kerja pemilik yang sering berubahubah.
6. Metode konstruksi/pelaksanaan kerja yang
salah atau tidak tepat.
Aspek Lingkup Dan Dokumen Pekerjaan
(Kontrak)
7. Perencanaan (gambar/spesifikasi) yang salah
atau tidak lengkap.
8. Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu
pelaksanaan.
9. Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu
pelaksanaan.
10. Proses pembuatan gambar kerja oleh
kontraktor.
11. Proses permintaan dan persetujuan gambar
kerja oleh pemilik.
12. Ketidak sepahaman aturan pembuatan gambar
kerja.
13. Ada banyak (sering) pekerjaan tambah.
14. Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan
yang telah selesai.
System
Organisasi,
Koordinasi
Dan
Komunikasi
15. Keterbatasan wewenang personil pemilik
dalam pengambilan keputusan.
16. Kualifikasi personil/pemilik yang tidak
professional dibidangnya.
17. Cara inspeksi dan kontrol pekerjaan yang
birokratis oleh pemilik.
18. Kegagalan pemilik mengkoordinasi pekerjaan
dari banyak kontraktor/sub kontraktor.
19. Kegagalan
pemilik
mengkoordinasi
penyerahan/penggunaan lahan.
20. Keterlambatan penyediaan alat/bahan dll yang
disediakan oleh pemilik.
21. Kualifikasi dan teknis manajerial yang buruk
dari personil-personil dalam organisasi kerja
kontraktor.
22. Koordinasi dan komunikasi yang buruk antar
bagian-bagian
dalam
organisasi
kerja
kontraktor.
23. Terjadinya kecelakaan kerja.
Aspek Kesiapan/Penyiapan Sumber Daya
24. Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga
kerja) yang lambat.
25. Kurangnya keahlian dan ketrampilan serta
motivasi kerja para pekerja- pekerja yang
langsung di lapangan.
26. Jumlah pekerja yang kurang memadai/sesuai
dengan aktifitas pekerjaan yang ada.
27. Tidak tersedianya bahan yang secara cukup
pasti/layak sesuai kebutuhan.
28. Tidak tersedianya
alat/peralatan kerja
yang cukup memadai/sesuai kebutuhan.
29. Kelalaian/keterlambatan oleh pekerjaan sub
kontraktor.
30. Pendanaan kegiatan proyek yang tidak
terencana dengan baik (kesulitan pendanaan di
kontraktor).
31. Tidak terbayarnya kontraktor secara layak
sesuai haknya. (kesulitan pembayaran oleh
pemilik).
Aspek Sistem Inspeksi, Kontrol Dan Evaluasi
Pekerjaan
32. Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor yang
tidak terjadwal.
33. Proses permintaan dan persetujuan contoh
bahan oleh pemilik yang lama.
34. Proses pengujian dan evaluasi uji bahan dari
pemilik yang tidak relevan.
35. Proses persetujuan ijin kerja yang bertele-tele.
36. Kegagalan
kontraktor
melaksanakan
pekerjaan.
37. Banyak hasil pekerjaan yang harus
diperbaiki/diulang karena cacat/tidak benar.
38. Proses tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan
yang lama dan lewat jadwal yang disepakati.
Aspek Lain-Lain (Aspek Diluar Kemampuan
Pemilik Dan Kontraktor)
39. Kondisi dan lingkungan tapak ternyata tidak
sesuai dengan dugaan.
40. Transportasi ke lokasi proyek yang sulit.
41. Terjadi yang hal-hal yang tidak terduga
seperti kebakaran, banjir, badai/angin ribut,
gempa bumi, tanah longsor, cacat amat buruk.
42. Adanya pemogokan buruh.
43. Adanya huru hara/kerusuhan, perang.
44. Terjadinya kerusakan/pengerusakan akibat
kelalaian atau perbuatan pihak ketiga.
45. Perubahan
situasi
atau
kebijaksanaan
politik/ekonomi pemerintah.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Agar hasil penelitian dapat menghasilkan
dan digeneralisasikan pada populasi dimana
sampel tersebut diambil maka penelitian ini
dilakukan pada sampel yang diambil secara
random
melalui
pendekatan
Metode
Kuantitatif.
3.2 Pengumpulan Data
a. Jenis-jenis Data
Teknik pengumpulan data meliputi data
primer berupa data yang diperoleh langsung
dari hasil wawancara yang diperoleh dari
narasumber atau informan yang dianggap
berpotensi dalam memberikan informasi yang
relevan data sekunder dengan menggunakan
kajian pustaka dan kajian literature untuk
mendapatkan faktor dan variable berasal dari
jurnal internasional.
b.
Populasi dan Sample
Penentuan sampel penelitian digunakan
teknik sampling random sederhana (Simple
Random Sampling). Cara ini dimaksudkan
karena anggota populasi homogen. Ukuran
sampel dalam penelitian mengacu pada Isaac
dan Icheal sebagai berikut :
=
. . .
( − 1) +
. .
Keterangan :
s = Jumlah Sampel
λ = Chi Kuadrat yang harganya tergantung
derajat kebebasan dan tingkat kesalahan.
Untuk Derajat kekebasan 1 dan
kesalahan 5% harga Chi Kuadrat = 3,841
N = Jumlah Populasi
P = Peluang benar (0,5)
Q = Peluang salah (0,5)
d = Perbedaan antara rata-rata sampel
dengan rata-rata populasi. Perbedaan bisa
0,01; 0,05; 0,10
c.
Kuisioner
Penelitian ini dengan menggunakan
kuisioner tertutup dengan menggunakan skala
Likert. Dalam peneliti ini, peneliti tidak
memberikan alternatif jawaban dan pertanyaan
dengan jawaban tertutup adalah sebaliknya,
yaitu semua alternatif jawaban responden
sudah disediakan oleh peneliti. Responden
tinggal memilih alternatif jawaban yang
dianggapnya sesuai.
3.3 Pengumpulan Data
Untuk mengolah berbagai type statistik
analisa ini menggunakan bantuan program
SPSS versi 21.
a.
Analisis Faktor
Analisis faktor adalah suatu analisis data
untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan
dalam menjelaskan suatu masalah.
Model Analisis Faktor:
X1-1 =  11F1+  12F2+...+  1mFm+1
X2-2 =  21F1+  22F2+...+  2mFm+2
Xp-p =  p1F1+  p2F2+...+  pmFm+m
dimana :
X = vektor peubah asal
 = vektor rata-rata peubah asal
L = matrik loading faktor
F = vektor faktor bersama
 = vektor faktor spesifik
b.
Analisa Realibilitas
Analisa Realibilitas adalah menunjukkan
kemampuan suatu alat ukur dapat dipercaya.
Uji reabilitas dapat dilakukan dengan
realibiltas internal yaitu dengan menganalisa
dan mengolah data dari suatu percobaan
dengan menggunakan model Coefficient
Alpha/Conbach’s Alpha.
=
−1
1−
∑ ²
∑ ²
dimana :
ri
= Reliabilitas
k
= banyak butir pertanyaan
∑Si² = jumlah varian butir ke-i
∑ St² = varians total
c.
Analisis Frequencies
Statistik deskripsi lebih berhubungan
dengan pengumpulan data dan peringkasan
data, serta penyajian hasil peringkasan
tersebut. Data-data statistik yang bisa
diperoleh dari hasil servei, umumnya masih
acak, “mentah” dan tidak terorganisir dengan
baik (raw data). Data-data tersebut harus
diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam
bentuk tabel atau presentasi grafis, sebagai
dasar untuk berbagai pengambilan keputussan
(Statistik Inferensi).
d.
Analisis Mean
Analisa
ini
digunakan
untuk
mendapatkan variable yang panting dan
berpengaruh
dengan
penelitian.
Mean
merupakan angka yang diperoleh dengan
membagi nilai-nilai (X) dengan jumlah
indipidu (n) semakin besar nilai mean berarti
semakin besar juga pengaruh yang diberikan,
begitu juga sebaliknya.
menggunakan metode metode rotasi Varimax.
Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa
terdapat 12 faktor yaitu, F1, F2, F3, F4, F5
,F6, F7, F8, F9, F10, F11 dan F12.
c.
dengan :
I
= Indeks Kepentingan
Xi = frekuensi respon dari setiap persepsi
X1 = frekuensi jawaban tidak berpengaruh
X2 = frekuensi jawaban agak berpengaruh
X3 = frekuensi jawaban berpengaruh
X4 = frekuensi jawaban sangat berpengaruh
ai
= nilai atas persepsi yang diberikan (0.
1, 2, 3) N = jumlah data
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
a. Penentuan Jumlah Sampel
Responden
/
narasumber
dalam
penelitian ini merupakan kontraktor yang
bergerak dalam bidang kontruksi yang terdiri
dari Project Manager (PM), General Manager
(GM), Superintendent Engineer (SE) dan
Pelaksana.
Perhitungan jumlah sampel, didapatkan
hasil populasi dan sampel sebagai berikut :
3,841 112 0,5 0,5
=
= 52
0,01 (112 − 1) + 3,841 . 0,5.0,5
Tabel 1. Jumlah Sampel
Analisa Reabilitas
Dari hasil Analisis Faktor didapat
kategori utama (faktor utama) (X) 12 faktor
dan 45 variabel turunan (Xi,n), dari uraian
diperlukan Uji Realibilitas untuk setiap
keterkaitan antar kategori utama dengan
turunannya. Uji Realibilitas dilakukan untuk
setiap kategori dalam variabel faktor-faktor
penyebab keterlambatan.
Dari hasil Uji Realibilitas untuk setiap
keterkaitan antar kategori utama dengan
turunannya diambil nilai >,7 maka didapat
nilai Reabilitas Faktor yang berpengaruh
adalah F1, F,2, F3, F4 dan F6.
Selanjutnya faktor yang berpengaruh
diberi penamaan faktor baru, sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Faktor Baru
Faktor
Variabel
Sistem Keselamatan Kerja,
Manajemen Keuangan
Pemilik, Proses Pelaksanaan
dan Kebijakan Pemerintah
X23, X31, X35,
X36, X37, X38,
X39, X42, X45
Manajemen Kontraktor
X16, X21, X25,
X28, X28, X29,
X32, 33
X2, X15, X30,
X40, X43, X44
X8, X12, X13,
X14, X27
Jumlah
Responden
(%)
Project Manager (PM)
10
14,93
General Manager (GM)
12
17,91
Manajemen Keuangan
Kontraktor dan Aspek Diluar
Kemampuan Pemilik dan
Kontraktor
SE
16
23,88
Aspek Perencanan
Pelaksana
29
43,28
100,00
Manajemen Komunikasi dan
Mobilisasi
Responden
Jumlah
b.
67
Analisa Faktor
Analisis
faktor
dilakukan
untuk
membentuk beberapa kelompok variabevariabel bebas yang dianggap valid.
Penyederhanaan jumlah variabel yang cukup
besar menjadi beberapa kelompok yang kecil
dilakukan berdasarkan faktor yang sama
dengan tetap mempertahankan sebanyak
mungkin informasi aslinya.
Analisis faktor dilakukan dengan
X22, X24
Dari hasil analisis didapat faktor-faktor
penyebab keterlambatan konstruksi, adalah
sebagai berikut :
1. Sistem Keselamatan Kerja, Manajemen
Keuangan Pemilik, Proses Pelaksanaan
dan Kebijakan Pemerintah
a. Terjadinya kecelakaan kerja
b. Tidak terbayarnya kontraktor secara
layak
sesuai
haknya
(kesulitan
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
pembayaran oleh pemilik)
Proses persetujuan ijin kerja yang
bertele-tele
Kegagalan kontraktor melaksanakan
pekerjaan
Banyak hasil pekerjaan yang harus
diperbaiki/diulang karena cacat/tidak
benar
Proses tata cara evaluasi kemajuan
pekerjaan yang lama dan lewat jadwal
yang disepakati.
Kondisi dan lingkungan tapak ternyata
tidak sesuai dengan dugaan
Adanya pemogokan buruh
Perubahan situasi atau kebijaksanaan
politik/ekonomi pemerintah
2. Manajemen Kontraktor
a. Kualifikasi personil/pemilik yang tidak
professional dibidangnya
b. Kualifikasi dan teknis manajerial yang
buruk dari personil-personil dalam
organisasi kerja kontraktor
c. Kurangnya keahlian dan ketrampilan
serta motivasi kerja para pekerja-pekerja
yang langsung di lapangan
d. Tidak tersedianya alat/peralatan kerja
yang cukup memadai/sesuai kebutuhan
e. Tidak tersedianya alat/peralatan kerja
yang cukup memadai/sesuai kebutuhan
f. Kelalaian/keterlambatan oleh pekerjaan
sub kontraktor
g. Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor
yang tidak terjadwal
h. Proses permintaan dan persetujuan
contoh bahan oleh pemilik yang lama
3. Manajemen Keuangan Kontraktor dan
Aspek Diluar Kemampuan Pemilik dan
Kontraktor
a. Tidak lengkapnya identifikasi jenis
pekerjaan yang harus ada
b. Keterbatasan
wewenang
personil
pemilik dalam pengambilan keputusan
c. Pendanaan kegiatan proyek yang tidak
terencana dengan baik (kesulitan
pendanaan di kontraktor)
d. Transportasi ke lokasi proyek yang sulit
e. Adanya huru hara/kerusuhan, perang
f. Terjadinya
kerusakan/pengerusakan
akibat kelalaian atau perbuatan pihak
ketiga.
g. Mobilisasi sumber daya (bahan, alat,
tenaga kerja) yang lambat
4. Aspek Perencanaan
a. Perubahan desain/detail pekerjaan pada
waktu pelaksanaan
b. Ketidak sepahaman aturan pembuatan
gambar kerja
c. Ada banyak (sering) pekerjaan tambah.
d. Adanya permintaan perubahan atas
pekerjaan yang telah selesai.
e. Tidak tersedianya bahan yang secara
cukup pasti/layak sesuai kebutuhan
5. Manajemen Komunikasi dan Mobilisasi
a. Koordinasi dan komunikasi yang
buruk antar bagian-bagian dalam
organisasi kerja kontraktor
b. Mobilisasi sumber daya (bahan, alat,
tenaga kerja) yang lambat
d.
Analisis Frequencies
Dari hasil analisis faktor dan realibilitas
selanjutnya dilakukan analisis frequencies
untuk mendapatkan nilai mean, menghasilkan
nilai F1:2,6, F2:3,13, F3:2,44, F4:2,7 dan
F5:2,68.
Berdasarkan nilai frequencies didapat
nilai mean paling tinggi untuk analisis ini data
kurang dari ≥ 3 dieleminasi sehingga
didapatkan variable yang berpengaruh F3 :
3,13.
Dari hasil analisis didapat faktor-faktor
yang paling berpengaruh secara signifikan
terhadap keterlambatan penyelesaian proyek
konstruksi adalah Faktor Manajemen
Kontraktor , sebagai berikut :
1. Kualifikasi personil/pemilik yang tidak
professional dibidangnya
2. Kualifikasi dan teknis manajerial yang
buruk dari personil-personil dalam
organisasi kerja kontraktor
3. Kurangnya keahlian dan ketrampilan serta
motivasi kerja para pekerja-pekerja yang
langsung di lapangan
4. Tidak tersedianya alat/peralatan kerja yang
cukup memadai/sesuai kebutuhan
5. Kelalaian/keterlambatan oleh pekerjaan
sub kontraktor
6. Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor
yang tidak terjadwal
7. Proses permintaan dan persetujuan contoh
bahan oleh pemilik yang lama
5. PENUTUP
a. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengeksplorasi
penyebab
keterlambatan
dalam
proyek
konstruksi
berdasarkan
pengolahan data dan pembahasan yang telah
dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan
untuk menjawab tujuan penelitian ini, yaitu :
1. Terdapat 5 faktor-faktor penyebab
keterlambatan proyek adalah faktor Sistem
Keselamatan Kerja, Manajemen Keuangan
Pemilik,
Proses
Pelaksanaan
dan
Kebijakan Pemerintah, faktor Manajemen
Kontraktor, faktor Manajemen Keuangan
Kontraktor dan Aspek Diluar Kemampuan
Pemilik dan Kontraktor, faktor Aspek
Perencanaan dan faktor Manajemen
Komunikasi dan Mobilisasi.
2. Faktor yang paling berpengaruh terdapat
keterlambatan adalah faktor manajemen
kontraktor dan variabel paling berpengaruh
adalah :
a. Kualifikasi personil/pemilik yang tidak
professional dibidangnya
b. Kualifikasi dan teknis manajerial yang
buruk dari personil-personil dalam
organisasi kerja kontraktor
c. Kurangnya keahlian dan ketrampilan
serta motivasi kerja para pekerja-pekerja
yang langsung di lapangan
d. Tidak tersedianya alat/peralatan kerja
yang cukup memadai/sesuai kebutuhan
e. Kelalaian/keterlambatan oleh pekerjaan
sub kontraktor
f. Pengajuan contoh bahan oleh kontraktor
yang tidak terjadwal
g. Proses permintaan dan persetujuan
contoh bahan oleh pemilik yang lama
b. Saran
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini
disarankan untuk penelitian yang akan datang
agar :
1. Mengidentifikasi faktor Proses pembuatan
gambar kerja oleh kontraktor, pemahaman
aturan pembuatan gambar kerja dan
ketersediaan alat/peralatan
kerja yang
cukup memadai/sesuai kebutuhan sebagai
faktor utama penyebab keterlambatan.
2. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh
merupakan
faktor
utama
paling
berpengaruh
dalam
pelaksanaan
konstruksi,
tetapi
faktor
yang
dikategorikan berpengaruh belum tentu
menyebabkan keterlambatan, untuk itu
diperlukan penelitian lanjutan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruhnya
jika faktor-faktor yang masuk kategori
tingkat berpengaruhnya terjadi.
3. Penelitian ini dapat dilanjutkan dalam
menentukan perbaikan untuk mengurangi
keterlambatan berdasarakan faktor-faktor
yang berpengaruh secara signifikan dan
hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan
untuk mengeluarkan kebijakan dengan
membuat strategi dalam mengatasi
keterlambatan.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, dkk, 2003, ‘Identifying The Important
Causes Of Delays In Building
Construction Projects’, In Proceedings
The 9th East Asia-Pacific Conference
on
Structural
Engineering
and
Construction, Bali, Indonesia.
Budiman Proboyo, 1999 ‘Keterlambatan
Waktu Pelaksanaan Proyek : Klasifikasi
Dan Peringkat Dari PenyebabPenyebabnya’. Dimensi Teknik Sipil
Volume 1, No. 1 Maret 1999.
I.A. Rai Widhiawati, 2009, ‘Analisis FaktorFaktor
Penyebab
Keterlambatan
Pelaksanaan
Proyek
Konstruksi’
Teknologi Elektro, Vol. 8 No.2 Juli Desember 2009
Kang Sik Wei, 2010, ‘Causes, Effects And
Methods Of Minimizing Delays In
Contruction
Projects’,
Universiti
Teknologi Malaysia.
Mohammadjavad
Mahdavinejad
dan
Masoomeh Molae, 2011, ‘The Result of
Delayed
Projects
on
Publics’
Satisfaction in Tehran’, 2011 2nd
International
Conference
on
Construction and Project Management
IPEDR vol.15 (2011) © (2011) IACSIT
Press, Singapore.
M. Haseeb, dkk, 2011, ‘Problems Of Projects
And Effects Of Delays In The
Construction Industry Of Pakistan’,
Australian Journal of Business and
Management Research, Vol.1 No.5 [4150] | September-2011
Ryan Ariefasa, 2011, ‘Faktor Penyebab
Keterlambatan Pekerjaan Konstruksi
Bangunan Gedung Bertingkat yang
Berpengaruh terhadap Perubahan
Anggaran pada Pekerjaan Struktur’
Universitas Indonesia, Depok.
Ronny Junnaidy, 2011, ‘Analisa Penyebab
Keterlambatan Pembengkakan Biaya
pada Proyek Bangunan Gedung di Kota
Payakumbuh Kabupaten Lima Puluh
Kota’ Universitas Bung Hatta, Padang.
Santje Magdalena Iriyanto, ‘Analisis Faktor
Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan
Proyek Konstruksi Jalan Di Kabupaten
Jayapura’
Sugiyono,
2013,
Metode
Penelitian
Administrasi, Cetakan ke-21, Alfabeta,
Bandung.
Sugiyono,
2013,
Metode
Penelitian
Manajemen, Cetakan ke-1, Alfabeta,
Bandung.
Suyatno, 2010, ‘Analisis Faktor Penyebab
Keterlambatan Penyelesaian Proyek
Gedung (Aplikasi Model Regresi)’,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Yahya Rahsid, 2013, ‘Causes of Delay in
Construction Projects of PunjabPakistan:
An
Empirical
Study’
Humanity & Social Sciences Journal 8
(1): 56-67, 2013 ISSN 1818-4960.
Yendra Fitri. R, 2012, ‘Analisa Faktor-faktor
Keter-lambatan Proyek Jalan dai Kota
Sawahlunto’ Universitas Bung Hatta,
Padang.
Download