001 Vektor Vektor adalah ruas garis berarah yang ditentukan oleh panjang dan arahnya. Dua vektor dikatakan sama jika panjang dan arahnya sama. Vektor digambarkan sebagai ruas garis dari titik pangkal ke titik ujung dengan tanda panah diujung, dan diberi lambang huruf kecil cetak tebal. Panjang vektor Panjang vektor v adalah jarak dari titik pangkal ke titik ujungnya, dan ditulis || v ||. Vektor satuan Vektor satuan adalah vektor yang panjangnya 1 satuan. v Untuk sebarang vektor v diperoleh vektor satuan || v || yang panjangnya 1. v titik ujung v v u u u ||v|| v titik pangkal u=v z v3 v = (v1,v2,v3) k j i 0 v1 x v2 y (v1,v2,0) v = v1 i + v2 j + v3 k || v || = v12 + v22 + v32 u v uπv Vektor posisi Jika titik pangkal vektor v adalah (0,0,0) dan titik ujungnya (v1,v2,v3), maka v dinamakan vektor posisi, dan ditulis v = ·v1,v2,v3Ò. Panjang vektor v = ·v1,v2,v3Ò ∫ || v || = v12 + v22 + v32 . Vektor basis Vektor satuan i = ·1,0,0Ò, j = ·0,1,0Ò, dan k = ·0,0,1Ò sebagai pembentuk ruang dinamakan vektor basis untuk ruang \3. Vektor v dapat dinyatakan sebagai v = v1 i + v2 j + v3 k . V & FsPar 002 Vektor di bidang Vektor posisi di bidang adalah v = ·v1,v2Ò, vektor dengan titik pangkal (0,0) dan titik ujung (v1,v2). Panjang vektor ini adalah || v || = v12 + v22 . Basis baku di bidang terdiri dari vektor satuan i = ·1,0Ò dan j = ·0,1Ò. Vektor v = ·v1,v2Ò di bidang ditulis v = v1 i + v2 j. Vektor nol Vektor nol adalah vektor dengan titik pangkal berimpit dengan titik ujung, arahnya sebarang. Vektor nol di \3 adalah 0 = ·0,0,0Ò. Kesamaan dua vektor posisi Vektor u = ·u1,u2,u3Ò = u1 i + u2 j + u3 k dan v = ·v1,v2,v3Ò = v1 i + v2 j + v3 k sama, ditulis u = v ¤ u1 = v1, u2 = v2, u3 = v3. Vektor dari ruas garis Jika P dan Q adalah titik di bidangJJJ(ruang), maG ka vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q ditulis PQ . Jika titik JJJG pangkalnya Q dan titik ujungnya P, maka diperoleh vektor QP . Penjumlahan vektor Pengurangan vektor v u+v u+v v v v v v u u-v v v u -v u u-v u-v -v u Perkalian vektor dengan skalar u 3u -2u Penjumlahan vektor Untuk vektor u dan v dengan titik ujung u ∫ titik pangkal v, jumlah u dan v (ditulis u + v) adalah vektor dari titik pangkal u ke titik ujung v. Jumlah dari vektor u = ·u1,u2,u3Ò dan v = ·v1,v2,v3Ò adalah u + v = ·u1 + v1, u2 + v2, u3 + v3Ò. Perkalian vektor dengan skalar Hasilkali vektor u dengan skalar c (ditulis cu) adalah vektor yang searah u jika c > 0, berlawanan arah dengan u jika c > 0, dan vektor nol jika c = 0. Hasil kali skalar dari u = ·u1,u2,u3Ò dengan skalar c adalah cu = ·cu1,cu2,cu3Ò dan panjangnya | c | || u ||. Pengurangan vektor Selisih dari vektor u dan v (ditulis u - v) adalah vektor u + (-v). Selisih dari vektor u = ·u1,u2,u3Ò dan v = ·v1,v2,v3Ò adalah u - v = ·u1 - v1, u2 - v2, u3 - v3Ò. V & FsPar 003 Sifat Vektor Untuk sebarang vektor u, v, w dan skalar a, b berlaku: ¾ u+v = v+u ¾ u + (-u) = 0 ¾ (a + b) u = au + bu ¾ (u + v) + w = u + (v + w) ¾ a(bu) = (ab)u ¾ 1u = u ¾ u+0 = 0+u = u ¾ a(u + v) = au + av ¾ || au || = | a | || u ||. Contoh C D Q P E B A Pada gambar diperlihatkan jajargenjang ABCD dengan diagonal AC dan BD yang berpotongan di E, P titik-tengah BC, dan Q titik-tengah ED. Jika AB = u dan AD = v , nyatakan ruas garis berarah AP , AQ , dan CQ dalam vektor u dan v. ¾ Dari sifat jajargenjang diperoleh DC = AB = u , BC = AD = v , CD = BA = -u , dan CB = DA = -v. 1 1 ¾ Karena P titik-tengah BC, maka AP = AB + BP = u + 2 BC = u + 2 v . ¾ Karena Q titik-tengah ED dan E titik potong diagonal AC dan BD, maka 3 BQ = 4 BD , sehingga 3 3 3 1 3 AQ = AB + BQ = u + 4 BD = u + 4 (BA + AD) = u + 4 (-u + v) = 4 u + 4 v . ¾ Dengan argumentasi yang sama diperoleh 3 3 3 3 1 CQ = CB + BQ = - v + 4 BD = - v + 4 (BA + AD) = - v + 4 (-u + v) = - 4 u - 4 v. Contoh Jika u = (1,0,0), v = (1,1,0), w = (1,1,1), dan x = (2,-3,4), tentukan konstanta a, b, dan c agar memenuhi x = au + bv + cw. Dari x = au + bv + cw diperoleh (2,-3,4) = a(1,0,0) + b(1,1,0) + c(1,1,1), atau (2,-3,4) = (a + b + c,b + c,c) Berdasarkan kesamaan dua vektor diperoleh a + b + c = 2, b + c = -3, dan c = 4. Akibatnya b = -3 - c = -3 - 4 = -7, dan a = 2 - b - c = 2 - (-7) - 4 = 5. Jadi konstanta a, b, dan c yang memenuhi x = au + bv + cw adalah a = 5, b = -7, dan c = 4. V & FsPar 004 Contoh Jika u = ·8,1,-4Ò dan v = ·6,-2,-3Ò, tentukan panjang vektor u, v, dan u - 2v. ¾ Panjang vektor u adalah || u || = 82 + 12 + (-4) 2 = 81 = 9 . ¾ Panjang vektor v adalah || v || = 22 + (-3) 2 + (-6) 2 = 49 = 7 . ¾ Karena u - 2v = ·8,1,-4Ò - 2·6,-2,-3Ò = ·8,1,-4Ò - ·12,-4,-6Ò = ·4, 5,-2Ò, maka panjang vektor u - 2v adalah || u - 2 v || = (-4) 2 + 52 +22 = 45 = 3 5. 60∞ 45∞ u v 60∞ 45∞ 200 w Contoh Pada gambar diperlihatkan sebuah benda dengan berat 200 newton yang digantung dua kawat bersudut 60∞ dan 45∞ dengan horisontal. Jika semua gaya terletak di dalam satu bidang dan benda dalam keadaan setimbang, tentukan besarnya gaya tegangan pada setiap kawat. ¾ Misalkan gaya tegangan pada kawat kiri adalah vektor u, pada kawat kanan adalah vektor v, dan gaya berat benda adalah vektor w. Uraikan gaya tegangan u dan v atas komponen horisontal dan vertikal. ¾ Dalam keadaan setimbang besarnya gaya horisontal ke arah kiri dan kanan harus sama, akibatnya || u || cos 60 = || v || cos 45 . Dari sini diperoleh 1 1 || u || = 2 2 2 || v || , sehingga || u || = 2 || v || . ¾ Dalam keadaan setimbang besarnya gaya horisontal ke arah atas dan bawah harus sama, akibatnya || u || sin 60 + || v || sin 45 = || w || = 200 . ¾ Selesaikan persamaan ini dengan data soal dan || u || = 2 || v || , diperoleh 1 2 || v || = 400 6+ 2 = 1 3 ◊ 2 || v || + 2 2 || v || = 200 , 400 6+ 2 ◊ 6- 2 6- 2 = 100 ( 6 - 2 ) ª 103,5 newton. dan || u || = 2 || v || = 2 ◊100 ( 6 - 2 ) = 200 ( 3 - 1) ª 146, 4 newton. V & FsPar 005 Perkalian titik Hasilkali titik dari vektor u dan v, ditulis ui v , didefinisikan sebagai berikut. ¾ Untuk vektor di bidang: u i v = ·u1,u2 Ò i ·v1,v2 Ò = u1v1 + u2v2 . ¾ Untuk vektor di ruang : u i v = ·u1,u2,u3Òi ·v1,v2,v3Ò = u1v1 + u2v2 + u3v3 . Sifat Perkalian titik Untuk vektor u, v, w dan skalar c berlaku ¾ u i v = v iu ¾ u i (v + w) = u i v + u i w ¾ c (u i v ) = (cu) i v ¾ 0 iu = 0 ¾ u iu = ||u || 2 ≥ 0 , u iu > 0 ¤ u π 0 , u i u = 0 ¤ u = 0 Kaitan hasilkali titik dengan sudut antara dua vektornya Jika u, v π 0 dan q = sudut terkecil dari u dan v, maka u i v = ||u || || v || cosq . Kriteria dua vektor saling tegak lurus u ^ v ¤ u i v = 0 . (Dua vektor saling tegak lurus jika dan hanya jika hasilkali titiknya nol) Dua vektor yang saling tegak lurus dinamakan ortogonal. Bukti dari sifat u i v = ||u || || v || cosq . Rumus kosinus dari segitiga pada gambar memberikan u v || u - v || 2 = ||u || 2 + || v || 2 - 2 ||u || || v || cosq . q Dari sifat perkalian titik diperoleh || u - v || 2 = (u - v) i (u - v) = u i (u - v) - vi (u - v) = u i u - u i v - v i u + v i v = || u || 2 + || v || 2 - 2u i v Samakan kedua bentuk dari || u - v || 2 ini, diperoleh u i v = ||u || || v || cosq . u-v Contoh Tentukan sudut antara vektor u = ·8,4,-1Ò dan v = ·4,-4,-2Ò. ui v Jika u, v π 0 dan q = sudut terkecil dari u dan v, maka cosq = ||u |||| v || . Untuk soal ini, || u || = 82 + 42 + (-1) 2 = 81 = 9 , || v || = 42 + (-4) 2 + (-2) 2 = 36 = 6 , 18 1 dan u i v = 8(4) + 4(- 4) + (-1)(- 2) = 18 , sehingga cosq = 9◊6 = 3 . Akibatnya sudut antara vektor u dan v adalah q = cos -1 3 ª 71 . 1 Ilustrasi Vektor u = ·8,-1,-4Ò dan v = ·1,-4,3Ò saling tegak lurus karena u i v = ·8,-1,-4Ò i ·1,- 4,3Ò = 8 + 4 - 12 = 0 . V & FsPar 006 Contoh Tentukan semua vektor satuan yang tegak lurus u = ·1,6,4Ò dan v = ·1,2,2Ò. ¾ Misalkan w = ·a,b,cÒ adalah suatu vektor yang tegak lurus u dan v, maka ·a,b,cÒ ∑ ·1,6,4Ò = 0 dan ·a,b,cÒ ∑ ·1,2,2Ò = 0. Dari sini diperoleh persamaan a + 6b + 4c = 0 dan a + 2b + 2c = 0 . ¾ Selisih dua persamaan ini memberikan 4b + 2c = 0 , sehingga c = -2b dan a = -2b - 2c = -2b + 4b = 2b . ¾ Jadi w = ·a,b,cÒ = ·2b,b,-2bÒ = b·2,1,-2Ò dan || w || = b 2(4 +1 + 4) = 3| b | , sehingga semua vektor satuan yang tegak lurus u dan v adalah w s = || w || = b · 2,1, -2 Ò 3|b | 1 = ± 3 · 2,1, -2Ò . Sudut arah dan kosinus arah z Sudut tak negatif terkecil antara vektor ruang v π 0 dengan vektor basis i, j, k dinamakan sudut arah dari v, dinyatakan dengan a, b, dan g ; di sini a = –(v,i), b = –(v,j), dan g = –(v,j). v k g a b 0 j y i Dalam kaitan ini, cos a, cos b, dan cos g dinamakan kosinus arah dari v. Jika v = v1 i + v2 j + v3 k , maka x v vii vi j v v ik v cos a = || v ||||i || = || v1|| , cos b = || v |||| j|| = || v2|| , dan cosg = || v ||||k || = || v3|| Catatlah bahwa cos a + cos b + cos g = 2 2 2 v12 || v || 2 v22 + 2 || v || v32 + 2 || v || = 1 dan vektor (cos a , cos b , cos g ) adalah suatu vektor satuan yang searah dengan v. Contoh Tentukan sudut arah vektor v = ·2,3,-6Ò. 2 3 6 Karena || v || = 4 + 9 + 36 = 7 , maka cos a = 7 , cos b = 7 , dan cosg = - 7 , sehingga sudut arah dari vektor v = ·2,3,-6Ò adalah a ª 73,4∞, b ª 64,6∞ dan g ª 149∞. V & FsPar 007 uiv Vektor Proyeksi Proyeksi vektor u pada v adalah vektor prv u = 2 v || v || dan ||prv u || dinamakan proyeksi skalar dari u pada v. u u q prv u = u2 ||u|| cos q u2 prv u = u2 u2 - ||u|| cos q v 1 0 £ q £ 2p u2 = (proyeksi u pada v) = kv, k > 0 ||u2|| = ||u|| cos q = k ||v|| u ∑ v = ||u|| ||v|| cos q = k ||v|| ||v|| k= 1 p 2 v <q £ p u2 = (proyeksi u pada v) = -kv, k > 0 ||u2|| = -||u|| cos q = k ||v|| -u ∑ v = -||u|| ||v|| cos q = k ||v|| ||v|| uiv || v ||2 \ u 2 = prv u = kv = q k=uiv || v || 2 v uiv || v ||2 \ u 2 = prv u = - kv = uiv || v || 2 v Contoh Jika u = ·2,2,-1Ò dan v = ·1,1,2Ò, tentukan prv u dan pru v . Untuk contoh ini, || v || = 6 , || u || = 3 , dan u i v = v i u = 2 , sehingga prv u = uiv 2 1 1 2 2 v = 6 ·1,1,2Ò = · 3 , 3 , 3 Ò || v || tali dan pru v = v iu 2 4 4 2 2 u = 9 · 2, 2, -1Ò = · 9 , 9 ,- 9 Ò . ||u || Contoh Jika sudut antara tanjakan jalan dan horisontal adalah 25∞, tentukan gaya tegangan tali agar dapat menahan mobil seberat 2 ton dalam keadaan setimbang. 25∞ y T a tan 25∞ -a x 25∞ W = 2 ton Buatlah sistem koordinat xoy dengan titik asal sebagai titik pusat massa mobil. Dalam sistem koordinat ini, W = ·0,-2Ò dan T = ·-a,a tan 25∞Ò, a > 0. Gaya tegangan tali untuk menahan mobil dalam keadaan setimbang adalah panjang proyeksi dari w pada T, yaitu ||prT W || = |T i W | |T i W | 2 a tan 25 || T || = ||T|| = 2 || T|| a 1+ tan 2 25 ª 0,8452 ton. Cara lain ||prT W || = || W ||sin 25 = 2◊0,4663 = 0,8452 ton. V & FsPar 008 Contoh Jika g ∫ ax + by + c = 0, a dan b tak semua 0, tunjukkan vektor ·a,bÒ tegak lurus g dan jarak A(x0,y0) ke g adalah d = | ax0 + by0 + c | a 2 + b2 . Untuk a dan b tak semua 0, terdapat tiga kasus yang mungkin terjadi c ¾ a = 0 dan b π 0: g ∫ by + c = 0 ¤ g ∫ y = - b ¤ g // sb-x ¤ ·0,bÒ ^ g. c ¾ a π 0 dan b = 0: g ∫ ax + c = 0 ¤ g ∫ x = - a ¤ g // sb-y ¤ ·a,0Ò ^ g. ¾ a π 0 dan b π 0: (- a ,0)Œg dan (0, - b )Œg ¤ · a ,- a ÒŒg ¤ c c c c ¤ · a ,- a Ò i · a, b Ò = 0 ¤ · a ,- a Ò ^ · a, bÒ ¤ ·a,bÒ ^ g. c n d prn v v (x1,y1) 0 x c Karena (x1,y1) Œ g, maka ax1 + by1 + c = 0, sehingga ax1 + by1 = -c. Dengan menggunakan proyeksi vektor diperoleh d = jarak ( A, g ) = ||prn v || = = c Misalkan (x1,y1) Œ g dan n = ·a,bÒ adalah vektor yang tegak lurus garis g ∫ ax + by + c = 0. Buatlah vektor v dari (x1,y1) ke (x0,y0), maka v = ·x0 - x1 , y0 - y1Ò. y A(x0,y0) c | a (x0 - x1) +b ( y0 - y1 ) | a 2 + b2 = | v in | | v in | | · x0 - x1 , y0 - y1 Ò i · a ,b Ò | || n || = = ||n || || · a ,b Ò || ||n ||2 | ax0 +by0 - ( ax1 +by1 )| a 2 + b2 = | ax0 +by0 + c | a 2 + b2 . Perkalian silang Hasilkali silang dari vektor ruang u = ·u1,u2,u3Ò dan v = ·v1,v2,v3Ò, ditulis u ¥ v, didefinisikan sebagai vektor ruang ¾ u ¥ v = ·u2v3 - u3v2 , u3v1- u1v3 , u1v2 - u2 v1 Ò ; atau i j k u u u u u u ¾ u ¥ v = u1 u2 u3 = 2 3 i - 1 3 j + 1 2 k (bentuk determinan) v2 v3 v1 v3 v1 v2 v1 v2 v3 Sifat perkalian silang Untuk vektor ruang u dan v berlaku ¾ u ¥ v ^ u dan u ¥ v ^ v (u ∑ (u ¥ v) = 0 = v ∑ (u ¥ v)) ¾ u, v, dan u ¥ v membentuk sistem tangan-kanan ¾ || u ¥ v || = || u || || v || sin –(u,v) u ¾ u // v ¤ u ¥ v = 0 u¥v –(u,v) ||u ¥ v|| v V & FsPar 009 Jika u = ·1,6,4Ò dan v = ·1,2,2Ò, maka j k 6 4 1 4 1 6 ij+ k = 4 i + 2 j - 4 k = · 4, 2,- 4Ò . 6 4 = 2 2 1 2 1 2 2 2 Ilustrasi i u¥v = 1 1 v¥w u t w O P g F ||u||cosg ||w|| sinq q g q v w v Torsi Pada gambar kiri diperlihatkan sebuah benda dengan titik tetap O dan P titik lain pada benda. Di P bekerja gaya F yang memutar benda terhadap sumbu yang melalui O dan tegak lurus bidang (OP,F). Vektor t = OP ¥ F dinamakan torsi, yang searah dengan sumbu putar dan besar- nya || OP || || F || sin q , q = –(OP, F) . Arti geometri perkalian silang Pada gambar tengah diperlihatkan sebuah jajargenjang yang dibentuk oleh vektor v dan w dengan q = –(v,w). Alas dan tinggi jajar genjang ini adalah || v || dan || w || sin q, sehingga luasnya adalah L = || v || || w || sin q = || v ¥ w ||. (sifat perkalian silang) Perkalian tripel skalar Perkalian tripel skalar dari vektor u, v, dan w didefinisikan sebagai skalar u ∑ (v ¥ w). Jika u = ·u1,u2,u3Ò, v = ·v1,v2,v3Ò, dan w = ·w1,w2,w3Ò, maka Ê v v v v v v ˆ u i (v ¥ w) = ·u1, u2, u3Ò i Á 2 3 , - 1 3 , 1 2 ˜ w1 w3 w1 w2 ¯ Ë w2 w3 u1 u2 u3 v2 v3 v1 v3 v1 v2 = u1 - u2 + u3 = v1 v2 v3 . w2 w3 w1 w3 w1 w2 w1 w2 w3 Arti geometri Perkalian tripel skalar Pada gambar kanan diperlihatkan sebuah paralel epipedum yang dibentuk vektor u, v, dan w. Luas alasnya adalah || v ¥ w || dan tingginya adalah || u || | cos g |, dengan g = –(u,v ¥ w). Volume paralel epipedum ini adalah V = || v ¥ w || || u || | cos g | = || u || || v ¥ w || | cos g | = |u ∑ (v ¥ w)|. V & FsPar 010 n a Persamaan kartesis bidang di ruang Pada gambar diperlihatkan bidang a yang tegak lurus vektor taknol n = ·a,b,cÒ dan melalui titik P(x1,y1,z1). Jika titik Q(x,y,z) pada a , maka vektor PQ = ·x - x1, y - y1, z - z1Ò P Q Q(x,y,z) P(x1,y1,z1) PQ = ·x - x1, y - y1, z - z1Ò terletak pada a . Karena PQ ^ n , maka PQ i n = 0 , akibatnya a : a (x - x1) + b ( y - y1) + c (z - z1) = 0. Persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk ax + by + cz = ax1 + by1 + cz1 = k, k konstanta. Jadi persamaan bidang a adalah a : ax + by + cz = d; a, b, dan c tak semua nol. Jarak titik ke bidang Jarak titik A(x0,y0,z0) ke a : ax + by + cz = d adalah d= |ax0 + by0 + cz0 - d | a 2 + b2 + c 2 Contoh Tentukan persamaan bidang a yang melalui titik A(2,-2,-1), B(1,1,3), dan C(-2,3,1). Vektor yang terletak pada bidang a adalah AB = (1,1,3) - (2,-2,-1) = ·-1,3, 4Ò n C a A B AC = ( -2,3,1) - (2,- 2,-1) = ·- 4,5, 2Ò Karena vektor normal bidang n memenuhi n ^ AB dan n ^ AC , maka i j k n = AB ¥ AC = -1 3 4 = ·-14, -14,7 Ò = -7· 2,2,-1Ò . -4 5 2 Ambillah n = ·2,2,-1Ò, maka a : 2x + 2y - z = k, k dicari. Karena a melalui A(2,-2,-1), maka k = 4 - 4 + 1 = 1. Jadi a : 2x + 2y - z = 1. Contoh Jika a : 2x + 2y - z = 1 dan b : x + 2y + 2z = 6, tentukan –(a ,b ). Sudut antara dua bidang adalah sudut antara dua vektor normalnya. Di sini na = · 2, 2, -1Ò, n b = ·1, 2, 2Ò dengan || na || = 3, || n b || = 3 , dan na i n b = 2 . na in b 2 2 Karena cos –(na , n b ) = ||n ||||n || = 3◊3 = 9 , maka –(na , n b ) ª 77, 2 . a b V & FsPar 011 Tampilan parameter kurva bidang Suatu kurva bidang dapat dituliskan dalam persamaan parameter x = x(t), y = y(t), t Œ I, kedua fungsi ini kontinu pada suatu selang I. Cara penulisan lainnya adalah bentuk vektor r(t) = x(t) i + y(t) j, t Œ I = [a,b]. Kurva tutup dan kurva sederhana Pada persamaan parameter x = x(t), y = y(t), t Œ [a,b], titik ujung kurva adalah P(x(a), y (a)) dan titik pangkal kurva adalah Q(x (b), y (b)). ¾ Suatu kurva dengan titik pangkal dan titik ujung berimpit dinamakan kurva tutup. ¾ Suatu kurva yang dijalani tepat satu kali (kecuali titik pangkal dan titik ujungnya) dinamakan kurva sederhana. Contoh Tentukan persamaan parameter untuk lingkaran L: x 2 + y 2 = a 2. Persamaan parameter L adalah x = a cos t, y = a sin t, 0 £ t £ 2p, atau r(t) = a cos t i + a sin t j, 0 £ t £ 2p. Titik pangkal L ∫ r(0) = (a,0) dan titik ujung L ∫ r(2p) = (a,0), sehingga L adalah lintasan tutup. Karena L dijalani tepat satu kali kecuali titik (a,0), maka L adalah lintasan tutup sederhana. Dari x = a cos t dan y = a sin t diperoleh persamaan lingkaran x 2 + y 2 = a 2. y x2 + y 2 = a2 (x,y) y t -a 0 x a x L -a x = a cos t y = a sin t Lintasan tutup sederhana Lintasan tidak tutup dan tidak sederhana Q Lintasan tidak tutup dan sederhana Q P P Kurva bidang Persamaan kartesis x2 a2 Elips Hiperbol x2 a2 - + y2 b2 y2 b2 =1 = 1, x > 0 Lintasan tutup dan tidak sederhana Lintasan tutup dan sederhana Persamaan parameter x = a cos t, y = b sin t, 0 £ t £ 2p x = a sec t, y = b tan t, - 12p < t < 12p x = a cosh t, y = b sinh t, -• < t < • V & FsPar 012 Keterdiferensialan fungsi parameter Jika x = x(t), y = y(t), t Œ I mempunyai turunan pertama yang kontinu dan x ¢(t) π 0 pada selang buka I, dy dy /dt maka y adalah fungsi terdiferensialkan terhadap x dengan dx = dx /dt . Ilustrasi Pada fungsi parameter x = a cos t, y = a sin t, 0 £ t £ 2p untuk lingkaran L: x 2 + y 2 = a 2 diperoleh y adalah fungsi dari x dengan turunan dy dx dy /dt y 2a y P R t C sikloid x M N pa 0 a cos t x = dx /dt = - a sin t = - y . 2pa x Sikloid Sikloid adalah kurva bidang yang merupakan jejak titik pada roda lingkaran yang digelindingkan sepanjang garis lurus tanpa tergelincir. ¾ Gambar ini adalah roda lingkaran yang berpusat di C dan berjari-jari a digelindingkan sepanjang sb-x dengan jejak titik P mulai dari (0,0). ¾ Pilih parameter t sudut searah jarum jam antara CP dengan posisi vertikalnya saat P di titik O. Karena ON = PN = at , maka x dan y adalah x = OM = ON - MN = at - a sin t = a(t - sin t) y = MP = NR = NC + CR = a + (-a cos t) = a(1 - cos t) ¾ Persamaan parameter sikloid adalah x = a(t - sin t), y = a(1 - cos t), t > 0. Turunan y terhadap x adalah dy dx = dy /dt dx /dt = a sin t a (1- cos t ) y ± 2 ay - y 2 y = , karena y cos t =1 - a fi a sin t = ± a 1 - cos 2t = ± a 1 - (1- a )2 = ± 2ay - y 2 . Dari sini diperoleh 0 £ y £ 2a, titik minimumnya tercapai di x = k◊2pa dan titik maksimumnya tercapai di x = pa + k◊2pa, k bilangan bulat. Luas daerah di bawah satu busur sikloid dan di atas sb-x adalah L=Ú 2p a = Ú 0 y dx = Ú 2p a2 0 2 = 3p a . 2p 0 a(1 - cos t ) d(a (t - sin t )) = a 2 Ú ( 2p 0 (1 - cos t ) 2 dt (1 - 2cos t + 12 + 12 cos 2t ) dt = a 2 32 t - 2sin t + 14 sin 2t ) 2p 0 V & FsPar 013 Fungsi Parameter di Bidang dan Ruang Fungsi parameter di bidang adalah r (t ) = x(t )i + y (t ) j , a £ t £ b dan di ruang adalah r (t ) = x(t )i + y (t ) j + z (t )k , a £ t £ b . Fungsi parameter ini bernilai vektor dengan peubah skalar. Fungsi ini memuat informasi titik pangkal, titik ujung, arah, dan berapa kali kurva dijalani; arahnya terbalik jika t diganti dengan (-t). (kekuatan) Suatu kurva dapat ditulis sebagai fungsi parameter dengan lebih dari satu cara, aturannya tidak tunggal. (kelemahan) Fungsi Parameter di Bidang Fungsi Parameter di Ruang y z 2 \ \ t=a t=a t =a \ r = r(t) ttkpkl t=a ttkpkl 3 \ r = r(t) t =b t ttkujung j t t=b k r(t) r(t) t=b 0 i 0 t=b x ttkujung j y i x r (t ) = x(t )i + y (t ) j , a £ t £ b r (t ) = x(t )i + y (t ) j + z (t )k , a £ t £ b x = x(t), y = y(t) ∫ fungsi real x = x(t), y = y(t), z = z(t) ∫ fungsi real y z L2 a (p,q) q a pi+qj a -a 0 a L1 -a p 0 x t=0 x L1: r (t) = a cos t i + a sin t j, 0 £ t £ 2p y x fi x2+ y 2 = a2 L2 : s(t) = (acos t + p)i + (a sin t + q )j ,0 £ t £ 2p fi (x - p) + ( y - q) = a 2 2 2 tabung x2 + y2 = a2 heliks lingkaran r (t) = a cos t i + a sin t j + bt k t Œ , atau - • < t < • y Lintasan spiral melilit tabung } x = x(t) = a cos t fi x2 + y 2 = a2 y = y (t) = a sin t tabung lingkaran r (t) = a cos t i + a sin t j + bt k , -• < t < • x y z V & FsPar 014 Contoh Tentukan persamaan parameter dari y = 4 x - x 2, 0 £ x £ 4 , arah, titik pangkal, titik ujung, gambarkan kurva, dan arah terbalik dari kurva. y Persamaan parameter: r (t ) = t i + (4t - t 2 ) j , 0 £ t £ 4 . arah: dari titik pangkal (0,0) ke titik ujung (4,0) (2,4) 4 t=2 y = 4x - x2 t=0 t =0 0 titik Jika arah kurva dibalik, aturan fungsinya: s(t ) = -t i + ( -4t - t 2 ) j , - 4 £ t £ 0 . titik pangkal: r(-4) = 4 i + 0 j = (4,0) titik ujung: r(0) = 0 i + 0 j = (0,0) t=4 titik 4 x pangkal t=4 ujung Contoh Tentukan persamaan parameter garis di ruang dengan vektor arah b π 0 dan vektor penyangga a. Tentukan juga persamaan kartesisnya. Persamaan parameter: x = x(t) = a + tb, b π 0, t Œ . Jika x = (x, y, z), a = (a1, a2, a3), dan b = (b1, b2, b3), maka (x, y, z) = (a1,a2,a3) + t (b1, b2, b3) . Samakan komponennya, diperoleh (x, y, z) = (a1+tb1, a2 +tb2, a3 +tb3) . Eliminasi t dari x = a1+ tb1, y = a2 + tb2, dan z = a3 + tb3, z x a x b 0 y diperoleh x x - a1 b1 y - a2 = b 2 z-a = b 3 , b1, b2 , b3 π 0. 3 Contoh Tentukan persamaan kurva yang merupakan perpotongan dari tabung lingkaran x2 + y2 = a2 dengan bidang z = y kemudian gambarkan. z tabung x2 + y2 = a2 bidang z = y r = r(t) 0 x y Karena persamaan kurva harus memenuhi x2 + y2 = a2, maka x = a cos t, y = a sin t, a > 0. Karena persamaan kurva harus memenuhi z = y, maka ambillah z = a sin t, a > 0. Persamaan parameter dari kurva adalah r(t) = a cos t i + a sin t j + a sin t k, 0 £ t £ 2p. Bentuk kurva adalah elips yang dijalani satu kali dengan sumbu panjang 2a 2 dan sumbu pendek a. V & FsPar 015 Limit fungsi parameter Untuk fungsi parameter r = r(t), a £ t £ b dan a £ t0 £ b, lim r (t) = L jika "e > 0 $d > 0 '0 < | t - t0 | < d fi || r (t) - L || < e . t Æ t0 (r(t) dapat dibuat sebarang dekat ke L dengan cara membuat t cukup dekat ke t0 tetapi t π t0) Kekontinuan fungsi parameter Fungsi parameter r = r(t) kontinu di t0, a £ t0 £ b, jika lim r (t) = r (t0) dan kontinu pada suatu selang jika fungsi t Æ t0 r = r(t) kontinu di setiap titik pada selang itu. Sifat limit dan kekontinuan fungsi parameter Untuk fungsi parameter r = r(t) = x(t) i + y(t) j + z(t) k, a £ t £ b, a £ t0 £ b, dan L = ( 1 , 2 , 3 ) , ¾ lim r (t) = L ¤ lim x(t) = 1 , lim y (t) = 2 , dan lim z (t) = 3 , t Æ t0 t Æ t0 t Æ t0 t Æ t0 ¾ r = r(t) kontinu di t0 ¤ x = x(t), y = y(t), dan z = z(t) kontinu di t0. Turunan fungsi parameter Turunan fungsi parameter r = r(t) = x(t) i + y(t) j + z(t) k, a £ t £ b z C : r = r(t) r(t0) garis singgung r(t0 + h) - r(t0) r(t0 + h) 0 y garis singgung: s(t) = r(t0) + t r ¢(t0) x di t0 Œ (a ,b ), ditulis r ¢(t0), didefinisikan sebagai r (t0 + h ) - r (t0 ) . h hÆ0 r ¢(t0) = lim Turunan fungsinya di t Œ [a ,b ], didefinisikan sebagai r (t + h ) - r (t ) h hÆ0 r ¢(t) = lim Arti geometri r ¢(t0) ∫ vektor singgung di r (t0) pada kurva C: r = r(t), persamaan garis singgung di r (t0) pada kurva C adalah s(t) = r(t0) + t r ¢(t0). Arti fisis r ¢(t0) ∫ vektor kecepatan di r (t0) pada gerak partikel sepanjang kurva C: r = r(t). Sifat turunan fungsi parameter Turunan dari fungsi parameter r = r(t) = x(t) i + y(t) j + z(t) k, a £ t £ b adalah r ¢(t) = x ¢(t) i + y ¢(t) j + z ¢(t) k . Jika fungsi r = r(t) dan s = s(t) terdiferensialkan di t Œ [a ,b ], maka ¾ (r + s)¢(t) = r ¢(t) + s ¢(t) ¾(r ∑ s)¢(t) = r(t) ∑ s ¢(t) + r ¢(t) ∑ s(t) ¾ (r - s)¢(t) = r ¢(t) - s ¢(t) ¾(r ¥ s)¢(t) = r(t) ¥ s ¢(t) + r ¢(t) ¥ s(t) (di 3) V & FsPar 016 Gerakan partikel sepanjang kurva Jika suatu partikel bergerak sepanjang kurva ruang C: r = r(t), maka untuk setiap saat t Œ [a ,b ], ¾ Vektor posisi: r = r(t) ¾ Vektor kecepatan: v = v(t) = r ¢(t); laju: v = v(t) = || v(t) || ¾ Vektor percepatan: a = a(t) = v ¢(t) = r ≤(t); percepatan: a = a(t) = || a(t) || Integral fungsi parameter ¾ Integral tak tentu dari fungsi r = r(t) pada selang I didefinisikan sebagai anti diferensialnya, Ú r (t ) dt = s(t ) + C ¤ s¢(t) = r(t) "t Œ I. ¾ Integral tentu dari fungsi r = r(t), a £ t £ b didefinisikan sebagai limit b  k =1r(ck ) Dtk , P suatu partisi untuk || P || Æ 0 jumlah Riemann, Ú r (t) dt = lim a n [a ,b ], Dtk = tk - tk-1, ck Œ [tk-1 , tk], dan ||P|| = maks {Dtk : 1 £ k £ n} Sifat integral fungsi parameter Jika r(t) = x(t) i + y(t) j + z(t) k, a £ t £ b, maka ¾ Ú r (t) dt = ¾ b Úa (Ú x(t) dt ) i + (Ú y(t) dt ) j + (Ú z(t) dt ) k b b b r (t) dt = Ê Ú x(t) dt ˆ i + Ê Ú y (t) dt ˆ j + Ê Ú z (t) dt ˆ k Ë a ¯ Ë a ¯ Ë a ¯ Panjang busur kurva Untuk kurva C: y = f (x), a £ x £ b, f ¢ kontinu pada [a,b], Dbi = busur ke-i ª talibusur ke-i y yi yi-1 Dyi C: r = r(t), a £ x £ b Dbi y = f (x) a£x£b Dx i Dbi ª 0 a x i-1 Dxi2 +Dyi2 Panjang busur: L = Ú xi b y = 1+ b a ( ) Dyi 2 Dxi Dxi . 1 + ( f ¢(x))2 dx Untuk kurva C: r(t) = x(t) i + y(t) j dengan r¢(t) = x¢(t) i + y¢(t) j kontinu pada [a ,b ] dan || r ¢(t)|| = (x ¢(t))2 + ( y ¢(t))2 , dari Dbi = busur ke-i ª talibusur ke-i diperoleh Dbi ª Dxi2 +Dyi2 = Panjang busur: L = Ú b b a ( ) ( ) Dxi 2 Dyi 2 + Dti Dti Dti . b (x ¢(t))2 + ( y ¢(t))2 dt = Ú || r ¢(t)|| dt . a Rumus L = Ú || r ¢(t)|| dt berlaku untuk untuk kurva ruang r = r(t), a £ t £ b. a V & FsPar 017 ln (1 + t ) 1 - et i + t t t Æ0 Contoh Hitunglah lim ( sin 2t k t j+ ) ln (1 + t ) 1/(1 + t ) 1 - et - et Karena lim t = lim 1 = 1, lim t = lim 1 = -1, dan tÆ0 tÆ0 tÆ0 tÆ0 sin 2t 2 cos 2t lim t = lim 1 = 2 , maka lim r (t ) = (1, -1, 2) = i - j + 2k . tÆ0 tÆ0 tÆ0 Contoh Tentukan persamaan kartesis garis singgung di titik A(-1,0,p) pada kurva C: r(t) = cos t i + sin t j + t k, t Œ . ¾ Titik A(-1,0,p) terletak pada C karena r(p) = -i + 0 j + p k = (-1,0,p). ¾ Turunan fungsi r = r(t) adalah r ¢(t) = -sin t i + cos t j + k, sehingga vektor singgungnya adalah r ¢(p) = 0 i - j + k = (0,-1,1). ¾ Karena titik A tercapai pada saat t = p, maka persamaan garis singgung di A pada kurva C adalah s(t) = r(p) + t r ¢(p) = (-1,0,p) + t(0,-1,1). ¾ Untuk menentukan persamaan kartesisnya, misalkan s(t) = (x,y,z), maka x = -1, y = -t, dan z = p + t. Eliminasi t menghasilkan -y = z - p. Jadi persamaan kartesis garis singgungnya adalah x = -1 dan y = p - z. Contoh Suatu partikel bergerak dengan r(t) = cos t i + sin t j + et k , t Œ . Tentukan sudut antara vektor kecepatan dan percepatannya pada saat 0. ¾ Vektor kecepatan partikel ∫ v(t) = r ¢(t) = -sin t i + cos t j + et k, sehingga vektor kecepatannya pada saat t = 0 ∫ v(0) = (0,1,1). ¾ Vektor percepatan partikel ∫ a(t) = r ≤(t) = -cos t i - sin t j + et k, sehingga vektor percepatannya pada saat t = 0 ∫ a(0) = (-1,0,1). ¾ Gunakan v(0) ∑ a(0) = || v(0) || || a(0) || cos –(v(0),a(0)) dengan v(0) ∑ a(0) = (0,1,1) ∑ (-1,0,1) = 1, || v(0) || = 2 , dan || a(0) || = 2 , diperoleh 1 = 2 cos –(v(0),a(0)), atau 1 cos –(v(0),a(0)) = 2 . ¾ Jadi –(vektor kecepatan, vektor percepatan) di 0 ∫ –(v(0),a(0)) = 60∞. Contoh Hitunglah panjang busur (keliling) lingkaran berjari-jari a > 0. Tulislah lingkarannya dalam bentuk C: r(t) = a cos t i + a sin t j, 0 £ t £ 2p. Karena || r ¢(t) || = a, maka L = keliling C = Ú 2p 0 || r ¢(t)|| dt = Ú 2p 0 a dt = 2p a. V & FsPar 018 p Contoh Jika r(t) = sin t i + sin2t j + sin3t k, hitunglah Ú r (t )dt dan Ú r (t)dt. (Ú sin t dt ) i + (Ú sin t dt ) j + (Ú sin t dt ) k = - cos t i + ( t - sin 2t ) j + ( cos t - cos t ) k + C r (t) dt = ( -cos t i + ( t - sin2t ) j + ( cos t - cos t ) k ) = 2 i + ¾ Ú r (t )dt = 2 1 2 ¾Ú p 0 1 2 0 3 1 4 1 3 1 4 1 3 3 p 3 0 1 p 2 1 j + 13 k . Contoh Hitunglah panjang busur heliks lingkaran C: r(t) = a cos t i + a sin t j + bt k, 0 £ t £ 2p. Karena r ¢(t) = -a sin t i + a cos t j + b k, dengan || r ¢(t) || = a 2 + b 2 , maka panjang busur C adalah L = Ú 2p 0 Contoh y v v0 q 0 lintasan peluru x || r ¢(t)|| dt = Ú 2p 0 a 2 + b 2 dt = 2p a 2 + b 2 . Sebutir peluru ditembakkan dari titik asal O dengan laju awal v0 m/det dan –(peluru,sb-x positif) = q. Jika gesekan udara diabaikan, tentukan vektor posisi untuk gerakan peluru ini dan tunjukkan lintasan pelurunya berbentuk parabol. ¾ Percepatan yang terkait dengan gaya gravitasi adalah a(t) = -9,8 j m/det2 dengan kondisi awalnya r(0) = 0 dan v(0) = v0 cosq i + v0 sinq j. Tentukan r = r(t) dengan mengintegralkannya dua kali. ¾ Dari a(t) = -9,8 j diperoleh v(t ) = Ú a(t ) dt = Ú ( -9,8 j) dt = -9,8t j + C1 de- ngan C1 ditentukan dari v(0) = v0 cosq i + v0 sinq j. Karena v(0) = C1, maka C1 = v0cosq i + v0sinq j , sehingga v(t ) = (v0cosq ) i + (v0sinq - 9,8t) j . ¾ Dari sini diperoleh r (t ) = Ú v (t ) dt = (v0cosq ) t i + ((v0sin q ) t - 4,9t 2) j + C2 dengan C2 ditentukan dari r(0) = 0. Karena r(0) = 0, maka C2 = 0. Jadi vektor posisinya adalah r (t ) = (v0cosq ) t i + ((v0sin q ) t - 4,9t 2) j . ¾ Dari vektor posisi ini diperoleh x = (v0 cosq )t dan y = (v0 sinq )t - 4,9t 2. x (v sinq ) x x2 4,9 Karena t = v cosq , maka y = v0 cosq - 4,9 2 2 = (tanq ) x - 2 2 x 2 . v0 cos q v0 cos q 0 0 sehingga y fungsi kuadrat dalam x dan lintasan pelurunya adalah parabol.