Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) 1 POLA PENGEMBANGAN PROFESI GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH DI UPT YOGYAKARTA BARAT DIY THE PATTERN OF THE PROFESSIONAL DEVELOPMENT OF PHYSICAL EDUCATION TEACHERS AT MUHAMMADIYAH ELEMENTARY SCHOOLS IN TSU OF WEST YOGYAKARTA, YOGYAKARTA SPECIAL REGION (YSR) Oleh: Ardi Widiarto Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pengembangan profesi guru PJOK sekolah dasar Muhammadiyah di wilayah UPT Yogyakarta Barat, DIY. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Subyek penelitian yaitu guru PJOK yang bertugas di SD Muhammadiyah di wilayah UPT Yogyakarta Barat, DIY. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini ada tiga macam, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Strauss dan Corbin (1990) yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola pengembangan profesi guru PJOK di Muhammadiyah belum baik, dikarenakan struktur dan prosedur di Muhammadiyah belum tersusun dengan baik. Pengembangan profesi guru PJOK di Muhammadiyah masih berada di bawah dinas pendidikan dan instansi terkait (LPPMP). Kenyataannya di Muhammadiyah terdapat majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) yang menaungi pendidikan di Muhammadiyah. Kata kunci: pengembangan profesi, guru PJOK, Muhammadiyah Abstract This study aims to investigate the pattern of the professional development of teachers of PESH at Muhammadiyah elementary schools in TSU of West Yogyakarta, YSR. The study used the qualitative descriptive method using the naturalistic approach. The research subjects were teachers of PESH at Muhammadiyah elementary schools in the areas of TSU of West Yogyakarta, YSR. The data collecting methods consisted of three types, namely observations, interviews, and documentation. The data analysis technique in the study was the model by Strauss and Corbin (1990) consisting of three stages, namely open coding, axial coding, and selective coding. The results of the study show that the pattern of the professional development of teachers of PESH at Muhammadiyah has not been good because the structure and procedure at Muhammadiyah have not been well designed. The professional development of teachers of PESH at Muhammadiyah is still under the office of education and related institution (LPPMP). In reality, at Muhammadiyah there is an assembly of Primary and Secondary Education guiding education at Muhammadiyah. Keywords: professional development, teacher PJOK, Muhammadiyah membangun bangsa dan negara. Tugas seorang PENDAHULUAN dalam guru bersifat unik, guru selalu menjadi pendidikan jasmani, bukan hanya sekedar panutan bagi siswa bahkan bagi masyarakat problema guru dan para pembinanya. Tapi sekelilingnya. Oleh sebab itu, bagaimana guru pada umum telah disadari, bahwa ini juga bersikap terhadap pekerjaan dan jabatannya menjadi bagian dari problema bangsa, tidak selalu menjadi perhatian siswa dan masyarakat dapat dilepaskan dari proses masyarakat untuk (Soetjipto dan Raflis Kosasi, 2004: 55). Masalah profesionalisme Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) Guru PJOK terus didengungkan oleh pengembangan guru yang digunakan untuk berbagai kalangan di masyarakat, di samping meningkatkan tuntutan Mereka sikap, pemahaman, dan perfromasi yang berharap, untuk meningkatkan mutu dan dibutuhkan oleh guru saat ini dan di masa kualitas pendidikan jasmani yang berimplikasi mendatang (Sudarwan Danim, 2010: 21). kepada perbaikan kemajuan taraf hidup. prestasi keterampilan, dan Permendiknas No 35 Tahun 2010 pasal 2 pembangunan moral bangsa Indonesia. Itu ayat (1): guru yang tidak memenuhi kinerja diperlukan yang yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat profesional dalam mendidik siswanya. Sikap dan jabatan pada hal yang bersangkutan telah profesional sebagai seorang pendidik, sebagai diikutsertakan pengajar terbangun. pengembangan keprofesian, beban kerjanya Profesionalisme menunjuk kepada derajat atau dikurangi sehingga kurang dari 24 jam tatap tingkat penampilan seseorang sebagai seorang muka. Pasal 2 ayat (2): guru yang berkinerja profesional rendah seorang guru diharapkan dalam olahraga kompetensi, dapat PJOK melaksanakan profesi dalam wajib mengikuti pembinaan pengembangan sebagai guru. Misalnya profesionalime guru keprofesian berkelanjutan. Pasal 2 ayat (3): dewasa ini masih rendah dan memprihatinkan. guru sebagaimana yang dimaksud pada ayat Status guru cepat berlalu cepat atau lambat (2) apabila telah menunjukkan kinerja baik mulai bergeser karena adanya perubahan dan diberi beban kerja sesuai dengan peraturan perkembangan dari masyarakat (Suparlan, perundang-undangan. 2005: 22). mengeluarkan Permendiknas N0 35 Tahun Guru memiliki peran penting dalam meningkatkan kemajuan 2010 yang akan dilaksanakan tahun 2013 yang dan bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas kecerdasan, siswa, masyarakat, bangsa dan guru sehingga profesionalitas guru dapat negara, berkembang dengan baik. sehingga, pendidikan Pemerintah profesi guru perlu dikembangkan secara terus menerus dan Menurut proporsional menurut jabatan fungsional guru pengembangan sehingga masa depan bangsa dan negara dapat pendidikan jangka panjang yang menggunakan lebih baik. Peningkatan profesionalitas guru prosedur sistematis dan terorganisir dimana dapat dimotivasi secara internal maupun pegawai dapat memperoleh pengetahuan dan eksternal. Agar profesionalitas guru selalu keterampilan meningkat, seharusnya kemampuannya. Program pengembangan karir mengadakan refleksi terhadap kinerja sendiri guru yang dirancang dengan tepat dapat secara terus menerus dan memanfaatkan hasil mencakup tiga unsur yaitu (1) membantu refleksi untuk meningkatkan keprofesiannya. pegawai dalam menilai kebutuhan-kebutuhan Program pendidikan dan pelatihan merupakan karier salah mengembangkan satu maka strategi guru pembinaan dan Lia internal Yuliana merupakan untuk mereka (2007: suatu 61) proses meningkatkan sendiri. (2) kesempatan-kesempayan Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) 3 karier yang tersedia dalam organisasi, (3) senantiasa melakukan berbagai peningkatan mengembangkan kebutuhan-kebutuhan dan dan pengembangan penguasaan kompetensi. kemampuan-kemampuan Guru dituntut lebih dinamis dan kreatif dalam pegawai dengan kesempatan-kesempatan karier. mengembangkan proses persiapan, Pengembangan kualitas guru baik dalam pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran siswa. pengertian kualifikasi maupun performasi Guru dituntut terus menerus mengembangkan adalah tanggungjawab kompetensinya bersama. Kegiatan untuk mengembangkan pembinaan dan pengembangan kemampuan profesionalisme, di samping terus berusaha profesional guru itu ada yang dilembagakan, menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak ada pula yang bersifat individual. Bentuk sesuai dengan amanat profesinya. kegiatannya bisa berupa pemrograman studi Kompetensi yang masih rendah lanjut, penataran, seminar, lokarya, kelompok merupakan salah satu permasalahan guru kerja guru, bimbingan profesional, studi menerapkan prinsip-prinsip profesional dalam banding, dan magang. Kegiatan yang bersifat menjalankan tugas profesinya. Guru PJOK individual merupakan penjelmaan dari daya baik bertugas di instansi negeri maupun swasta inovasi dan kreatifitas guru untuk terus akan memiliki permasalahan yang sama tumbuh dan berkembang (Sudarwan Danim, berkaitan dengan pengembangan profesi. Guru 2010: 35). yang bertugas di pemerintah khususnya guru Guru profesional bukanlah hanya untuk satu kompetensi saja yaitu kompetensi negeri, profesi yang dijalani lebih mudah karena status yang cukup jelas dalam profesional, tetapi guru profesional semestinya pengembangan profesi yang lebih lanjut dan meliputi ada kompetensi dipahami, kompetensi kepribadian, semua guru dikuasi kompetensi. yang perlu oleh kompetensi diketahui, guru pedagogik, Empat meliputi kompetensi profesional dan pembinaan dari pemerintah seperti pendidikan dan pelatihan. Guru di instansi swasta yang belum menjadi pegawai pengembangan negeri profesi terkait harus dengan memiliki kompetensi sosial untuk dapat melaksanakan kemampuan yang sama dengan guru dengan tugas-tugas profesionalnya (Syaiful Sagala, status PNS. Guru PJOK yang bertugas di 2008: 30). swasta dan di bawah naungan Muhammadiyah Pengembangan atau peningkatan dituntut untuk memiliki kompetensi sesuai kemampuan profesional guru harus bertolak dengan profesi pada kebutuhan atau permasalahan nyata yang mengajarkan nilai-nilai keagamaan. Artinya dihadapi oleh guru sesungguhnya. Sejalan guru PJOK yang bertugas di intstansi tersebut dengan kemajuan peradaban manusia, maka harus memiliki profesi yang lebih baik dan dunia pendidikan juga semakin kompleks, berusaha yang pada gilirannya membawa tuntutan yang optimal. Kenyataan yang terjadi di lapangan semakin tinggi juga kepada guru untuk baik guru yang status negeri maupun swasta untuk yang dijalani mengembangkan serta lebih Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) terkait dengan profesi yang dijalani hampir sama, sehingga dibutuhkan strategi pola Variabel Penelitian Variabel yaitu objek penelitian atau pengembangan profesi yang tepat. Guru PJOK apa yang UPT penelitian sehingga variabel dalam penelitian dapat ini adalah pola pengembangan profesi guru mengembangkan profesinya secara maksimal, PJOK sekolah dasar Muhammadiyah di UPT padahal yayasan Yogyakarta Barat, DIY. Dalam penelitian ini, Muhammadiyah memiki dua tudung payung, pola pengembangan profesi guru berarti yakni yayasan mengetahui apa saja kegiatan pengembangan Muhammadiyah itu sendiri. Bahkan dibantu profesi guru yang dilakukan oleh guru PJOK oleh sekolah bertugas di Yogyakarta Muhammadiyah Barat guru belum PJOK dinas di pendidikan instansi terkait dan seperti LPPMP. yang menjadi dasar fokus dalam Muhammadiyah Berdasarkan penjelasan uraian dan pertanyaan Yogyakarta Barat, DIY. di atas, maka penulis ingin mengadakan Target/Subjek Penelitian di suatu UPT penelitian yang berjudul Pola pengembangan Populasi dalam penelitian ini adalah profesi guru pendidikan jasmani Sekolah guru PJOK sekolah dasar Muhammadiyah di Dasar Muhammadiyah di UPT Yogyakarta UPT Yogyakarta Barat, DIY yang berjumlah Barat, DIY. 17 guru PJOK dari 14 SD Muhammadiyah. METODE PENELITIAN Peneliti menggunakan 3 guru PJOK sekolah Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan naturalistik. Metode merupakan metode bermaksud untuk dasar Muhammadiyah di UPT Yogyakarta Barat, DIY sebagai sampel penelitian. pendekatan deskriptif kualitatif penelitian memahami yang Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik purposive sampling penentu sampel dengan gambaran pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012: 68). fenomena tentang apa yang dialami oleh Subyek dalam penelitian ini adalah guru subjek penelitian secara holistik dalam bentuk PJOK sekolah dasar yang bertugas di sekolah kata-kata dan bahasa (Moleong, 2007: 6). dasar Pendekatan naturalistik adalah pelaksanaan Barat, DIY yang berjumlah tujuh belas guru penelitian yang dilakukan secara alamiah, apa PJOK dari empat belas sekolah dasar adanya, dalam situasi nominal yang tidak Muhammadiyah di wilayah UPT Yogyakarta dimanipulasi kondisinya. Barat, DIY. Karena keterbatasan waktu dan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tenaga maka peneliti menjaring sampel pola pengembangan profesi guru pendidikan dengan beberapa kriteria. Adapun kriteria jasmani responden sebagai berikut : keadaan yang dan bertugas di yayasan Muhammadiyah wilayah UPT Yogyakarta Barat, DIY. Muhammadiyah UPT Yogyakarta 1. Guru PJOK dengan status kepegawaian guru tetap yayasan / PNS Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) 5 2. Guru PJOK dengan masa kerja minimal 5 tahun strategi 3. Pendidikan minimal Strata 1 ( POR ) dasar Barat, DIY. Pola pengembangan guru PJOK, pengembangan pengembangan kompetensi utama guru dapat diidentifikasi Setelah dilakukan observasi, di sekolah dari jawaban langsung guru PJOK. Berikut Muhammadiyah merupakan di wilayah UPT Yogyakarta Barat, DIY maka ditemukan tiga hasil penelitian berdasarkan wawancara dengan informan. sample guru PJOK yang akan menjadi Kompetensi dalam Pengembangan Profesi responden dalam penelitian. Tiga responden Guru yaitu : Pembinaan dan pengembangan profesi guru dimaksud dilakukan melalui jabatan No Nama Guru Asal Sekolah fungsional. 1 Firdaus Sulkhani, S.Pd. SD Muhammadiyah Wirobrajan III 2 Sri Wahyuni, S.Pd. SD Muhammadiyah Purwodiningratan II 3 Bandiyah, S.Pd. SD Muhammadiyah Tegalrejo Dengan demikian, fokus Pembinaan dan pengembangan profesi guru terkait dengan empat kompetensi utama yang Tabel 1. Daftar subyek penelitian harus dimilikinya (Sudarwan Danim, 2010: 30) Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, peneliti Menurut Syaiful Sagala (2009: 31-41) empat merupakan alat (instrumen) pengumpul data diantaranya adalah: utama, karena peneliti adalah manusia dan a. Kompetensi Pedagogik hanya manusia yang dapat berhubungan Kompetensi kompetensi utama yang harus dimiliki guru pedagogik adalah dengan informan, serta mampu memahami kemampuan pemahaman terhadap peserta kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan dan didik, segala sesuatu belum mempunyai kepastian pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan dan masih perlu dikembangkan lebih lanjut. pengembangan Sehingga hanya peneliti sendiri sebagai alat mengaktualisasikan berbagai potensi yang untuk mencapainya. Proses penelitian ini dimilikinya. dilakukan berbagai teknik pengumpulan data perancangan peserta dan pelaksanaan didik untuk Hasil wawancara dengan informan A1 guna mendapatkan data yang akurat dan berkaitan dengan pemahaman komprehensif sesuai kenyataan di lapangan. kompetensi Teknik pengumpulan data yang dilakukan “kompetensi pedagogik yaitu kompetensi yang yaitu metode Interview / wawancara, metode dimiliki oleh guru bagaimana mengajar dan observasi, dan dokumentasi. mengevaluasi pedagogik siswa”. mengenai seorang Pendapat guru, tersebut didukung oleh oleh pernyataan dari informan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada identifikasi pola pengembangan profesi guru PJOK Sekolah Dasar Muhammadiyah di UPT Yogyakarta A2 yang mengemukakan “pada dasarnya kemampuan seorang guru dalam pengelolaan kelas saat mengajar”. Serta di perkuat oleh informan A3 yang mengungkapkan “bagaimana saat mengajar, merencanakan, Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) melaksanakan, menilai, dan mengevaluasi”. kompetensi pedagogik adalah kemampuan Ketiga informan mengungkapkan pendapat guru untuk mengajar dan pengembangan yang sama maknanya. Dengan begitu maka kompetensi informan Muhammadiyah masih belum berjalan dengan sudah memahami mengenai kompetensi pedagogik. baik pedagogik karena masih dari sebatas yayasan memberikan Pengembangan kompetensi pedagogik peluang waktu dan ijin mengikuti dalam yang dilakukan oleh guru PJOK masih kegiatan pengembangan seperti workshop, terbatas. Belum adanya jadwal secara rutin pelatihan, seminar dan sosioalisai. yang dilaksanakan oleh majelis pendidikan Wawancara dasar dan menengah (dikdasmen). Seperti yang berkaitan dikemukakan oleh “selama mengemukakan kegiatan informan yang ini mengarah dengan responden pengembangan kompetensi A2 yang pedagogik mengenai model atau metode belum ada pembelajaran pendidikan jasmani dan cara kompetensi pengembangannya ketiga informan pedagogik” dan pendapat yang dikemukakan menyatakan oleh A3 “jarang tapi ada, masih belum memaparkan terjadwal secara rutin”. Kedua pendapat siswanya”. Didukung paparan A2 “Kalau tersebut diperkuat dengan data dokumentasi saya pribadi harus mengenal karakteristik yang adanya anak didik kita,’ serta diperkuat dengan piagam / sertifikat tentang pengembangan pernyataan A3 “saya sesuaikan dengan kompetensi karakter anak seusia SD”. menunjukan bahwa pedagogik belum dari yayasan Muhammadiyah. yang “memahami sama dulu A1 karakter Berdasarkan hasil wawancara tersebut Data dokumentasi menunjukan bahwa pengembangan pernyataan di yayasan Muhammadiyah menerapkan model yayasan Muhammadiyah masih diadakan oleh atau metode pembelajaran dengan mengetahui dinas pendidikan maupun instansi terkait. A2 karakter peserta didik, sehingga pembelajaran yang mengemukakan “mengikuti kegiatan dapat workshop, seminar, dan sebagainya”. Serta menyenangkan. Pengembangan model atau paparan dari A3 yang menyebutkan “sekolah metode pembelajaran dengan cara mengikuti member peluang waktu dan ijin mengikuti kegiatan kegiatan seminar, workshop, diklat yang seperti workshop, seminar, diklat, diskusi diadakan oleh instansi terkait”. Pernyataan dengan teman serta berbagi pengalaman. tersebut diperkuat dengan adanya sertifikat / Namun piagam hasil kegiatan seminar, workshop, masih dikelola oleh dinas pendidikan maupun diklat. instansi seperti LPPMP, dibuktikan dengan guru kompetensi pedagogik diketahui bahwa guru PJOK di sekolah dasar berjalan dengan pembinaan kegiatan wawancara PJOK Wirobrajan III, Suwarjo, diketahui bahwa Kepala dan pengembangan pengembangan Berdasarkan hasil wawancara dengan tersebut dari dan nyaman tersebut sekolah SD “Pengembangan Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) 7 kompetensi merupakan tuntutan yang harus Barat, DIY masih belum mengetahui bahwa dijalankan untuk menambah keluasan dan mengembangkan kreatifitas dalam dengan mamahami karakteristik siswa dan menjalankan tugasnya, pengembangan guru melakukan pembelajaran serta mengevaluasi merupakan program improvisasi diri (self pembelajaran improvement) yang tiada henti”. kegiatan serta Pola pedagogik keefektifan pengembangan di sekolah Muhammadiyah dapat kompetensi dasar yayasan diuraikan dengan gambar sebagai berikut : kompetensi adalah pedagogik implementasi dari pendidikan dan pengembangan pelatihan maupun kegiatan selain pendidikan dan pelatihan. Hal tersebut senada dengan Badan PSDMPK-PMP yang menyatakan guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan harus mampu melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek-aspek yang diamati, yaitu: 1) Penguasaan terhadap karakteristik peserta Gambar 5. Pola pengembangan kompetensi pedagogik kultural, emosional dan intelektual. 1) Workshop 2) Penguasaan terhadap teori belajar dan 2) Seminar prinsip-prinsip 3) Diklat terkait dengan bidang pengembangan yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa melakukan guru pengembangan PJOK dengan profesi mengikuti pendidikan dan pelatihan maupun kegiatan selain pendidikan dan pelatihan seperi diklat kesehatan, workshop, dan seminar. Selain itu guru juga mengembangkan kompetensi pedagogik dengan mamahami karakteristik siswa dan melakukan pembelajaran serta mengevaluasi menunjukan yang 3) Mampu mengembangkan kurikulum yang 5) Pengembangan pembelajaran sebagai pembelajaran mendidik. 4) Memahami karakteristik siswa guru didik dari aspek fisik, moral, sosial, pembelajaran. bahwa Hal guru tersebut PJOK Muhammadiyah di wilayah UPT Yogyakarta diampu. 4) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik. 5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. 6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) 8) Melakukan penilaian dan evaluasi proses Kutipan tersebut senada dengan pendapat A2 dan hasil belajar, memanfaatkan hasil dan A3 “Kepribadian, di Muhammadiyah ikut penilaian dan evaluasi untuk kepentingan hadir pembelajaran. bulannya sekota, dari dinas ada namanya 9) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Berdasarkan lapangan hasil diketahui guru dengan pendapat yang dikemukakan oleh PJOK Sukarmin “Benar, Muhammadiyah selalu DIY bulannya”. sebagian setiap di mengadakan mengikuti rutinya, pembinaan mental dan pembinaan rohani.”. Muhammadiyah di UPT Yogyakarta Barat, sudah pengajian Pendapat ketiga informan didukung penelitian bahwa dalam aspek pengajian rutin setiap pengembangan kompetensi pedagogik yang Berdasarkan hasil wawancara di atas harus dimiliki seorang guru professional. di ketahui bahwa kegiatan yang diikuti untuk Kompetensi pedagogik yang dimiliki yaitu mengembangkan kemampuan guru dalam memahami peserta yaitu pengajian rutin yang diadakan oleh didik juga yayasan Muhammadiyah (PDM) setiap satu menunjang pengembangan kompetensi dengan bulan sekali. Namun Bandiyah dan Sri mengikuti pelatihan non pendidikan meliputi Wahyuni workshop, seminar dan diklat sudah diikuti pengembangan kepribadian berupa pengajian dan berusaha untuk mengembangkan proses rohani dan pembinaan mental oleh dinas pembelajaran. Namun kegiatan pengembangan pendidikan, sebab Bandiyah dan Sri Wahyuni tersebut bukan didasari oleh Muhammadiyah merupakan guru berstatus PNS. dari berbagai aspek. Guru tetapi dari dinas pendidikan dan instansi Pola pengembangan kepribadian b. Kompetensi Kepribadian Muhammadiyah kepribadian adalah kepribadian mendapatkan terkait. Kompetensi kompetensi di sekolah dapat kegiatan kompetensi dasar diuraikan yayasan dengan gambar sebagai berikut : kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Hasil wawancara dengan responden berkaitan dengan kompetensi kepribadian seorang guru, seperti pendapat yang Gambar 6. Pola pengembangan kompetensi kepribadian diutarakan oleh A1 “untuk kepribadian mungkin dengan pengajian. Di sekolah dan di Muhammadiyah ada pengajian khusus bagi guru dan karyawan yang rutin diadakan”. 1) Mengikuti pengajian rutin 2) Pembinaan rohani dan pembinaan mental 3) Mengajar sambil berdakwah Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) 9 Hasil penelitian guru Diketahui bahwa guru PJOK Muhammadiyah memiliki kepribadian yang baik dilihat dari di UPT Yogyakarta Barat, DIY memiliki komitmen PJOK. kompetensi kepribadian yaitu prinsip mengajar Religious guru dengan mengikuti kegiatan sambil berdakwah, bangga menjadi seorang pengajian yang rutin diadakan, mengikuti guru, bersungguh-sungguh dalam bekerja, pembinaan rohani dan pembinaan mental, menjadi tauladan bagi siswa dan masyarakat. memiliki prinsip mengajar sambil berdakwah, Hal menjadi tauladan yang baik bagi siswa maupun penelitian dilapangan sudah sesuai dengan masyarakat, rasa bangga menjadi guru, hal aspek-aspek kompetensi kepribadian yang tersebut menampilkan kepribadian guru yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan bertindak sesuai dengan norma agama dan Kebudayaan Tahun 2012. sosial. c. Kompetensi Profesional sebagai diketahui seorang guru tersebut Guru PJOK dituntut untuk disiplin menunjukkan Kompetensi bahwa profesional hasil adalah melaksanakan tugas dan kewajibannya. Guru penguasaan materi pembelajaran secara luas PJOK harus mempunyai kemampuan yang dan mendalam, yang mencakup penguasaan berkaitan dengan kemantapan dan integritas materi kurikulum mata pelajaran di sekolah kepribadian seorang guru. Aspek-aspek yang dan substansi keilmuan yang menaungi diamati adalah: materinya, serta penguasaan terhadap struktur 1) Bertindak sesuai dengan norma agama, dan metodologi keilmuannya. hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. Hasil wawancara dengan responden berkaitan dengan kompetensi kepribadian 2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang seorang guru, seperti pernyataan dari jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi informan A, “Saya selalu belajar, membaca peserta didik dan masyarakat. di internet, mengikuti seminar, workshop, 3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang diskusi, dan lainnya apabila ada undangan mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. yaa, undangan biasanya dari dinas, atau 4) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab kerja sama dengan instansi lainya”. yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. pendapat dari A2 yang mengemukakan pendapat, “Seperti tadi mengikuti diklat, 5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Berdasarkan lapangan, guru Pendapat dari A1 sependapat dengan hasil PJOK penelitian penataran, seminar, dan tentunya melakukan menerapkan apa yang didapat dari kegiatan kegiatan pengembangan mengenai kompetensi tersebut, kan disana kita dapat pengetahuan kepribadian dengan mengikuti pengajian dan dan wawasan, jadi kita terapkan bahkan saya pembinaan rohani dan mental serta memiliki sering sebagian aspek-aspek yang berkaitan dengan Kebanyakan kompetensi profesional masih dari dinas.” kepribadian sudah di sebagai guru. share dengan guru kegiatan yang lain. pengembangan Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) Hal tersebut berbeda dengan pernyataan yang dilontarkan oleh A3, yang “Kalau 3) Diskusi dalam kegiatan KKG dan belajar mandiri kompetensi Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesional biasanya saya mengembangkan guru mengembangkan kompetensi profesional diri melalui kegiatan kerja guru atau KKG dengan mengikuti workshop dan diklat guna Penjas se UPT atau KKG penjas kota, atau memperdalam kecamatan. Selain itu saya juga bersekolah memdukung pembelajaran. Sedangkan guru lagi, agar dapat menjadi lebih profesional PJOK lainnya mengembangkan kompetensi lagi”. profesional dengan diskusi melalui kegiatan mengemukakan Berdasarkan hasil wawancara di atas di ketahui bahwa dua orang guru PJOK penguasaan materi yang KKG. Kemampuan yang harus dimiliki pada mengikuti kegiatan untuk mengembangkan dimensi kompetensi profesional yaitu ikut serta dalam akademik dapat diamati dari aspek-aspek diklat, seminar, workshop bila mendapatkan berikut ini. undangan dan mendapat ijin dari sekolah, 1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan dikarenakan kegiatan diselenggarakan oleh dinas tersebut pendidikan maupun instansi terkait. Namun seorang guru kompetensi profesional atau pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 2) Menguasai standar kompetensi dan PJOK mengembangkan dalam kegiatan KKG kompetensi dasar mata pelajaran/ bidang penjas kota maupun KKG penjas se UPT. pengembangan yang diampu. Pola pengembangan kompetensi profesional yang dapat digambarkan dari hasil wawancara dengan guru PJOK sekolah dasar Muhammadiyah. 3) Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif. 4) Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif 5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Berdasarkan aspek di atas, guru PJOK yang memiliki kompetensi profesional dalam proses pengembangan proses pembelajaran Gambar 8. Pola Pengembangan Kompetensi Profesional baru satu orang. Hasil penelitian di lapangan, guru PJOK sudah memiliki aspek-aspek 1) Mengikuti workshop penyusunan RPP, silabus, dan mengikuti KKG 2) Mengikuti diklat kurikulum, metodologi pembelajaran kompetensi professional meliputi mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan manfaatkan teknologi informasi dan Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) 11 komunikasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa “Muhammadiyah hasil penelitian dilapangan sudah sesuai menyelenggarakan dengan bulannya.” kriteria kompetensi sosial guru profesional. dan sekolah rutin pengajian setiap Secara keseluruhan hasil wawancara d. Kompetensi Sosial menunjukkan bahwa guru PJOK sudah Kompetensi Sosial adalah kemampuan mengembangkan kompetensi sosial dengan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara mengikuti pengajian rutin yang diadakan oleh efektif yayasan Muhammadiyah, pembinaan rohani dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan dan masyarakat sekitar. berinteraksi dengan baik dengan peserta Hasil wawancara dengan responden berkaitan dengan inti dari kompetensi sosial mental serta selalu didik, wali murid, rekan guru, dan masyarakat di lingkungan sekolah. seorang guru, seperti jawaban A1, “Untuk sosial dari pengajian, mengikuti majelis- pembinaan Pola pengembangan kompetensi sosial yang dapat digambarkan sebagai berikut : majelis dari Muhammadiyah, sekolah dan yayasan memfasilitasi dengan adanya kegiatan pengajian yang rutin diadakan”. Pendapat tersebut disambung dengan pendapat A2 yang mengemukakan pendapat “Selalu berinteraksi dengan baik, semua kita layani dengan baik dari anak didik, wali murid dan lainya. Kemudian ikut diskusi dengan teman-teman berbagi pengalaman, Gambar 7. Pola pengembangan kompetensi sosial 1) Menghadiri pengajian rutin dari Muhammadiyah sekolah mungkin dengan pengajian-pengajian 2) Pembinaan rohani dan pembinaan mental rutinnya.” Kedua pendapat diatas dilengkapi 3) Komunikasi dengan komunitas sekolah dan komunitas profesi dengan pendapat yang dilontarkan oleh A3 yang mengemukakan “seperti halnya tadi dengan kompetensi kepribadian, lewat Kemampuan kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja bersifat keagamaan, Muhammadiyah sering mempunyai mengadakan sebulan sekali itu pengajian Kriteria kinerja guru PJOK dalam kaitannya Muhammadiyah sekota kalau yang dari dinas dengan kompetensi sosial disajikan berikut itu ini. sebulan sekali ada pengajian pembinaan rohani dan pembinaan mental.” 1) Bertindak bergaul meliputi pengajian-pengajian atau pertemuan yang kan sama, sosial jiwa yang objektif simpatik, dan menyenangkan. serta tidak Ketiga pernyataan tersebut diperkuat dengan diskriminatif karena pertimbangan jenis pendapat kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar yang diutarakan sukarmin Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) belakang keluarga, dan status sosial literatur ekonomi. mengikuti kegiatan pengajian. Namun banyak 2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan kegiatan membuka internet, pengembangan yang serta diikuti dan santun dengan sesama pendidik, merupakan tenaga kependidikan, orang tua, dan dan instansi terkait. masyarakat. 1. Pola Rekruitmen Guru di Yayasan 3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia Muhammadiyah yang memiliki keragaman sosial budaya. program dari dinas pendidikan Hasil temuan dilapangan menunjukkan ada tiga cara open recruitment 4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi guru di Muhammadiyah. Cara pertama sesuai sendiri dan profesi lain secara lisan dan dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku tulisan atau bentuk lain. di Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Berdasarkan hasil penelitian di (dikdasmen), Pimpinan Daerah lapangan, guru PJOK sudah memiliki aspek- Muhammadiyah (PDM) kota Yogyakarta aspek yang berkaitan dengan kompetensi maka sosial sebagai guru profesional. Diketahui Muhammadiyah kompetensi sosial yang dimiliki guru PJOK tahapan. Berikut ini tahapan menjadi seorang meliputi guru di Muhammadiyah : kemampuan guru dalam untuk menjadi harus seorang guru di melalui beberapa berkomunikasi dengan anak didik dan guru, berkomunikasi dengan komunitas profesi guru pendidikan jasmani dan kemampan beradaptasi dengan lingkungan di sekitar sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil penelitian dilapangan sudah sesuai dengan kriteria kompetensi sosial guru profesional. Secara keseluruhan hasil wawancara menunjukkan bahwa guru banyak kegiatan mengembangkan kompetensi yang Gambar 2. Perjalanan Karir Guru di PJOK sudah dilakukan kompetensi, pedagogik, Muhammadiyah ( I ) untuk Hasil baik profesional, penelitian menunjukan perjalanan calon guru untuk menjadi seorang yang guru di yayasan Muhammadiyah berawal dari pelatihan, sekolah Muhammadiyah. Pihak pengelola seminar, sosioalisasi, KKG guru penjas, sekolah yang membutuhkan seorang guru mengenal karakteristik siswa, menambah kemudian menginformasikan kepada Majelis pengetahuan dan wawasan dengan membaca Dikdasmen di PDM guna untuk mencarikan kepribadian, dilakukan dan meliputi sosial. Kegiatan workshop, guru yang dibutuhkan sekolah. Majelis Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) 13 Dikdasmen yang menduduki di kantor PDM untuk saat ini juga belum ada standarisasi tingkat kota mengadakan open recruitment dalam terhadap para calon guru. Calon guru yang kemampuan tiap sekolah Muhammadiyah telah mengajukan diri kemudian melakukan berbeda-beda. serangkaian tes. Informasi dari sekretariatan penggajian. Hal tersebut karena Hasil temuan dilapangan yang kedua Majelis Dikdasmen PDM kota Yogyakarta tes mengenai tersebut meliputi tes baca dan tulis Al-Quran, Muhammadiyah. Cara yang kedua ini hampir tes sholat dan bacaan sholat, hafalan surat– sama dengan prosedur yang digunakan oleh surat pendek Al-Quran, Kemuhammadiyahan, Muhammadiyah keaktifan di organisasi Muhammadiyah, serta guru. Perbedaannya terletak pada pencarian psikotes. calon guru yang langsung dilakukan oleh Calon guru yang lolos dari tes tersebut kemudian ditujukan menjalani seleksi. untuk di merekrut yayasan seorang sekolah, bukan dari Majelis Dikdasmen di PDM. Biasanya berasal dari relasi guru atau dikarenakan pegawai yang berada di sekolah tersebut. sekolah mencari calon guru yang terbaik. Sekolah beranggapan bahwa yang berasal dari Calon Hal yang sekolah guru untuk guru ke recruitment ini di sekolah relasi dapat lebih dipertanggungjawabkan mendapatkan Surat daripada yang berasal dari PDM. Berikut Keputusan (SK) mengajar dan berstastus guru tahapan perjalanan calon guru untuk dapat tidak tetap yayasan. Guru berstatus GTT mengabdi di yayasan Muhammadiyah : Muhammadiyah diterima mendapatkan gaji pokok sesuai dengan kemampuan sekolah dimana guru tersebut bertugas. Tidak ada standarisasi dalam penggajian di yayasan Muhammadiyah. Setiap tahunnya, PDM kota memberikan kesempatan bagi GTT untuk menjadi guru tetap yayasan (GTY). Syarat pengajuan guru yang berstatus GTT menjadi guru tetap yayasan (GTY) yaitu menimal masa mengabdi lima tahun dan menjalani Gambar 3. Perjalanan Karir Guru di serangkaian tes di PDM. Guru yang belum Muhammadiyah ( II ) lolos tes tersebut dapat mengulang kembali di Hasil temuan dilapangan yang ketiga tahun berikutnya. Bagi guru yang berhasil mengenai menjalani tes mendapatkan SK GTY yang Muhammadiyah dapat menjadi syarat untuk mengajukan sekolah Nomor berpengalaman dan profesional. Oleh karena Unik Kependidikan Pendidik (NUPTK) dan dan Tenaga Sertifikasi. Penggajian untuk guru yang berstastus GTY itu recruitment ini guru menunjukan membutuhkan sekolah di melalui guru kepala yayasan bahwa yang sekolah mengajukan permohonan bantuan guru yang Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) kepada sekolah induk, sekolah negeri dimana guru Dinas Pendidikan guna membantu kegiatan PNS tersebut ditugaskan. Dalam penggajian, belajar sekolah guru PNS yang diperbantukan di sekolah Muhammadiyah. Berikut adalah tahapan guru Muhammadiyah tetap mendapatkan gaji dari berstatus pemerintah, dan PNS mengajar bertugas di di sekolah Muhammadiyah : namun mendapatkan guru upah Muhammadiyah PNS dari dimana tetap sekolah guru PNS ditugaskan. Selain itu didalam surat tugas guru PNS yang ditugaskan di sekolah Muhammadiyah hanya terdapat tanggal penetapan tidak ada batasan waktu sampai kapan guru PNS tersebut diperbantukan. Dengan begitu guru PNS tersebut selalu siap sedia kapanpun akan ditarik dan ditugaskan kembali ke sekolah negeri maupun sekolah Gambar 4. Perjalanan Karir Guru di Muhammadiyah ( III ) swasta yang lain. 2. Pola Pengembangan Guru PJOK di Berdasarkan skema perjalanan guru Muhammadiyah PNS bertugas ataupun diperbantukan di Di Indonesia, khusus untuk guru, sekolah Muhammadiyah diatas dapat dilihat dilihat dari dimensi sifat dan substansinya, bahwa sekolah Muhammadiyah berharap alur untuk mewujudkan guru yang benar- terdapat kemajuan dalam kegiatan belajar dan benar profesional, yaitu: (1) penyediaan guru mengajar di sekolah Muhammadiyah. Hal ini berbasis perguruan tinggi, (2) induksi guru karena sekolah Muhammadiyah melalui pemula berbasis sekolah, (3) profesionalisasi kepala sekolah mengajukan permohonan guru berbasis prakarsa institusi, dan (4) bantuan guru berstatus PNS kepada Dinas profesionalisasi guru berbasis individu atau Pendidikan. Dikarenakan guru PNS dinilai menjadi guru madani. lebih berpengalaman dan lebih professional dalam menjalankan tugasnya. tugas Guru kualifikasi dimaksud akademik harus memiliki sekurang-kurangnya Guru yang berstatus PNS diperalihkan S1/D-IV dan bersertifikat pendidik. Jika dari seorang guru telah sekolah negeri ke sekolah memiliki keduanya, Muhammadiyah berdasarkan surat tugas. statusnya diakui oleh negara sebagai guru Penugasan berpengaruh profesional. Undang-Undang No. 14 Tahun terhadap pangkat, golongan ruang, gaji pokok 2005 tentang Guru dan Dosen maupun yang menjadi haknya. Selain itu segala Peraturan Pemerintah No. 74 tentang Guru, administrasi guru PNS tersebut berada di telah mengamanatkan bahwa ke depan, hanya tersebut tidak Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) 15 yang berkualifikasi S1/D-IV bidang Berikut merupakan kependidikan dan nonkependidikan yang pengembangan memenuhi syarat sebagai guru. Itu pun jika Muhammadiyah, yang dapat digambarkan mereka telah menempuh dan dinyatakan lulus sebagai berikut : guru pola di yayasan pendidikan profesi. Hasil penelitian dilapangan bahwa guru PJOK Muhammadiyah di UPT Yogyakarta Barat yang dijadikan responden dalam penelitian sudah lulus S1 bidang kependidikan pendidikan jasmani dan olahraga. Dokumentasi penelitian ini juga menunjukkan bahwa guru bersitifikat pendidik. PJOK sudah Hal tersebut Gambar 8. Pola pengembangan profesi guru PJOK di Muhammadiyah menunjukkan bahwa guru PJOK sudah memiliki kualifikasi akademik sebagai tenaga guru kependidikan dan diakui statusnya A. Pembahasan sebagai guru professional. Pendidikan profesi 1. Kompetensi guru diakhiri dengan uji kompetensi pendidik. dalam Pengembangan Profesi Guru Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dua Guru profesional bukanlah hanya guru sudah pernah mengikuti uji kompetensi untuk satu kompetensi saja yaitu kompetensi guru, dan satu lainnya belum mengikuti. profesional, Pengakuan atas kedudukan guru PJOK sebagai tenaga profesional berfungsi semestinya tetapi guru profesional meliputi semua kompetensi. Empat kompetensi guru yang perlu diketahui, mengangkat martabat dan peran guru sebagai dipahami, agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu kompetensi pendidikan nasional. Selama menjalankan kepribadian, tugas-tugas dituntut kompetensi sosial untuk dapat melaksanakan melakukan profesionalisasi. Diperlukan upaya tugas-tugas profesionalnya (Syaiful Sagala, yang terus-menerus agar guru PJOK tetap 2008;30). memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mengembangkan sesuai dengan tuntutan kurikulum serta mengembangkan profesionalisme, di samping kemajuan IPTEK yaitu dengan pembinaan terus berusaha menghindarkan diri dari hal- dan hal profesional, pengembangan guru profesional guru. Pembinaan dan pengembangan keprofesian guru meliputi pembinaan yang dikuasi oleh pedagogik, kompetensi Guru tidak dituntut guru kompetensi profesional terus kompetensinya sesuai meliputi dengan dan menerus untuk amanat profesinya. kompetensi- Pengembangan profesionalisme guru kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, PJOK yang ada di yayasan Muhammadiyah dan professional. yaitu pengembangan kompetensi pedagogik Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) meliputi ikut serta dalam workshop, pelatihan, komunitas profesi serta pengajian-pengajian seminar dan sosioalisi. Hasil penelitian rutin dan pembinaan rohani dan mental. diketahui guru memiliki kepribadian yang Badan baik dilihat dari komitmen sebagai seorang mengungkapkan bahwa guru harus mampu guru PJOK. Religious guru dengan mengikuti mengoptimalkan potensi peserta didik untuk kegiatan pengajian yang rutin diadakan, mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, mengikuti pembinaan rohani dan pembinaan dan harus mampu melakukan penilaian mental, memiliki prinsip mengajar sambil terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berdakwah, menjadi tauladan yang baik bagi dilakukan. siswa maupun masyarakat, rasa bangga menjadi guru hal Berdasarkan (2012) hasil penelitian di tersebut lapangan, guru PJOK sudah memiliki aspek- yang aspek yang berkaitan dengan kompetensi bertindak sesuai dengan norma agama dan sosial sebagai guru profesional. Diketahui sosial. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil kompetensi sosial yang dimiliki guru meliputi penelitian dilapangan sudah sesuai dengan kemampuan aspek-aspek kompetensi kepribadian yang dengan anak didik dan guru, berkomunikasi ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan dengan komunitas profesi guru pendidikan Kebudayaan Tahun 2012. jasmani dan kemampan beradaptasi dengan menampilkan PJOK, PSDMPK-PMP kepribadian guru Kompetensi profesional guru dalam berkomunikasi lingkungan di sekotar sekolah. Hal tersebut pengembangan melalui kegiatan workshop, menunjukkan diklat, dan kerja guru atau KKG Penjas se dilapangan sudah sesuai dengan kriteria UPT atau KKG Penjas kota. Berdasarkan kompetensi sosial guru profesional. aspek tersebut, guru PJOK yang memiliki kompetensi profesional dalam proses bahwa hasil penelitian Uraian di atas memberikan gambaran bahwa guru pendidikan jasmani yang ada di pengembangan proses pembelajaran baru satu UPT orang. Hasil penelitian di lapangan, guru mengembangkan PJOK yang dimiliki oleh guru PJOK dapat menjadi sudah kompetensi memiliki aspek-aspek profesional meliputi daya Yogyakarta dukung Barat berusaha profesinya. dalam untuk Kompetensi mengembangkan mengembangkan pembelajaran secara kreatif profesinya sebagai guru PJOK. Penguasaan dan manfaatkan teknologi informasi dan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta komunikasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa keterampilan hasil penelitian dilapangan sudah sesuai tercapainya kualitas proses pembelajaran atau dengan pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan kriteria kompetensi sosial guru profesional. Kompetensi tugas sosial dengan selalu berinteraksi dengan komunitas sekolah dan guru, tambahan sekolah/madrasah, sangat yang menentukan relevan khususnya dengan tugas tambahan tersebut. bagi bagi guru Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) 17 Fasilitas yang memadai juga dapat Peningkatan kompetensi guru PJOK menjadi faktor penunjang agar guru dapat dapat dimotivasi secara internal maupun memiliki kompetensi yang profesional. Hasil eksternal. wawancara yayasan mengadakan refleksi terhadap kinerja sendiri Muhammadiyah menyediakan fasilitas untuk secara terus menerus dan memanfaatkan hasil mengembangkan kompetensi namun belum refleksi untuk meningkatkan keprofesiannya. terjadwal secara rutin, adanya workshop, Selain itu dukungan eksternal baik dari diklat maupun seminar. Salah satu guru PJOK sekolah, yayasan Muhammadiyah maupun menyebutkan belum ada kegiatan untuk guru instansi PJOK di yayasan Muhammadiyah, namun ada profesionalitas guru, sehingga kompetensi kegiatan perkumpulan kepala sekolah untuk yang dimiliki selalu meningkat. meningkatkan kompetensi guru. Akan tetapi 2. Pola Rekruitmen Guru di Yayasan diketahui bahwa fasilitas untuk mengembangkan kompetensi Guru pemerintah seharusnya dapat memotivasi Muhammadiyah belum terjadwal secara rutin. Guru Yayasan Muhammadiyah merupakan PJOK PJOK sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di salah satu instansi yang dapat menunjang masyarakat profesionalisme guru PJOK terutama di kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi sekolah-sekolah Muhammadiyah. Kegiatan panutan dan teladan. Seorang guru PJOK yang pernah diikuti guru seperti kegiatan harus mengetahui bagaimana dia bersikap workshop, seminar, diklat dan POR Guru. Hal yang tersebut menunjukkan bahwa kegiatan yang bagaimana seharusnya sikap profesi itu diadakan yayasan Muhammadiyah belum dikembangkan banyak setiap anggota kepada masyarakat semakin diadakan. Namun kegiatan pengembangan tersebut bukan didasari oleh baik dapat terhadap menunjukkan profesinya, sehingga mutu dan pelayanan lama semakin meningkat Muhammadiyah tetapi dari dinas pendidikan dan instansi terkait apabila Kemendikbud (2012) mengungkapkan bahwa untuk menjadi guru profesional, perlu Adanya kegiatan yang diadakan oleh perjalanan panjang. Dengan demikian, yayasan Muhammadiyah akan berdampak kebijakan pembinaan dan pengembangan pada pengembangan profesionalisme guru. profesi guru harus dilakukan secara kontinyu, Sikap profesional sebagai seorang pendidik, dengan serial kegiatan tertentu. Diawali sebagai pengajar diharapkan dapat terbangun. dengan penyiapan calon guru, rekruitmen, Profesionalisme menunjuk kepada derajat penempatan, penugasan, atau tingkat penampilan seseorang sebagai profesi karir. seorang profesional dalam melaksanakan menunjukkan bahwa profesi sebagai seorang profesi sebagai guru. Misalnya profesionalime guru PJOK guru SDM melalui penyiapan calon guru dan dewasa memprihatinkan. ini masing rendah dan proses dan pengembangan Keterangan di atas diawali dengan perencanaan rekruitmen. Di yayasan Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) Muhammadiyah juga melaksanakan proses pegawai meliputi tahapan proses tes. Tes rekruitmen sesuai dengan ketentuan dan perhitungan tersebut tes baca dan tulis Al- prosedur Quran, tes sholat dan bacaan sholat, hafalan yang ditentukan oleh Muhammadiyah. Guru PJOK yang berada di bawah naungan – surat Muhammadiyah pendek Al-Quran, Kemuhammadiyahan, keaktifan di organisasi proses Muhammadiyah, serta psikotes. Guru yang recruitment pegawai ada beberapa cara yang berhasil lulus dalam tes tersebut akan dapat dilakukan. Hasil temuan dilapangan diberikan SK mengajar menjadi Guru Tidak menunjukan ada tiga cara open recruitment Tetap. Sedangkan proses rekrutmen guru guru di Muhammadiyah, dan untuk menjadi PJOK seorang harus bantuan ke Dinas Pendidikan. Guru PJOK melalui beberapa tahapan. Cara pertama yang dipilih kemudian diperalihkan tugas dari sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang sekolah negeri ke sekolah Muhammadiyah berlaku di Majelis Pendidikan Dasar dan berdasarkan surat tugas. guru di dalam surat Muhammadiyah dengan mengajukan permohonan Menengah (dikdasmen), Pimpinan Daerah Guru PJOK yang sudah ditempatkan Muhammadiyah (PDM) kota Yogyakarta dan ditugaskan di yayasan Muhammadiyah yaitu Majelis dikdasmen (PDM) membuka baik dari Majelis Dikdasmen maupun Dinas lowongan bagi calon guru. Pendidikan dituntut untuk menjadi guru yang Cara yang kedua ini hampir sama dengan prosedur Muhammadiyah yang untuk digunakan harus berupaya untuk mengembangkan seorang profesinya sebagai tenaga kependidikan yang guru. Perbedaannya terletak pada pencarian professional. Pola pengembangan profesi guru calon guru yang langsung dilakukan oleh PJOK dibutuhkan demi meningkatkan mutu sekolah, namun tetapi menjalani ketentuan dan dan prosedur yang berlaku di Majelis berimplikasi Pendidikan olahraga dan pembangunan moral bangsa Dasar merekrut oleh professional. Oleh karena itu guru PJOK dan Menengah kualitas pendidikan kepada jasmani kemajuan yang prestasi (dikdasmen). Cara yang ketiga mengenai Indonesia. recruitment guru di yayasan Muhammadiyah SIMPULAN DAN SARAN ini mengajukan permohonan bantuan guru yang Simpulan Berdasarkan hasil penelelitian maka berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) kepada dalam Dinas Pendidikan guna membantu kegiatan memberikan belajar pengembangan sekolah dan melalui mengajar kepala di sekolah sekolah Muhammadiyah. penelitian ini kesimpulan profesi penulis bahwa guru dapat pola PJOK Muhammadiyah di UPT Yogyakarta Barat, Prosedur yang ditetapkan Majelis DIY yaitu sama dengan program pembinaan Dikdasmen di PDM dalam proses rekrutmen dan pengembangan profesi guru di instansi negeri. Pengembangan profesi di Pola Pengembangan Profesi .... (Ardi Widiarto) 19 Muhammadiyah belum berjalan dengan baik, 3. Bagi yayasan Muhammadiyah karena struktur dan prosedurnya belum diharapkan menyusun tersusun dengan baik. Pengembangan profesi mengaplikasikan program kegiatan bagi di Muhamadiyah masih menginduk pada pengembangan dinas pendidikan dan instansi terkait seperti karena program pengembangan profesi (LPPMP) padahal di Muhammadiyah terdapat guru yang diberikan belum banyak. Hal majelis Pendidikan Dasar dan Menengah tersebut (Dikdasmen) yang menaungi pendidikan di keprofesionalan Muhammadiyah. mengembangkan profesi serta guru dapat PJOK, menunjang guru untuk pembelajaran pendidikan jasmani kepada siswa. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan tersebut, maka dalam penelitian ini penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi guru PJOK menciptakan dan kreatifitas, aktif diharapkan terus mengembangkan mengikuti kegiatan DAFTAR PUSTAKA Lexy J. Moeloeng. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lia Yuliana. (2007). Buku Pegangan Kuliah Manajemen Tenaga Kependidikan. Yogyakarta: FIP UNY. seminar atau diklat yang diselenggarakan baik dari yayasan maupun pemerintah, Soetjipto dan Raflis Kosasi. (2004). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru. 2. Bagi sekolah diharapkan membuat kegiatan pengembangan keprofesian guru PJOK, maupun mengajukan pada pihak yayasan agar mengadakan diklat, seminar, atau workshop untuk meningkatkan kompetensi guru serta lebih memotivasi dan mengarahkan guru PJOK dalam pengembangan begitu maka keprofesian, kualitas dengan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah akan lebih baik. Sudarwan Danim. (2010). Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suparlan. (2005). Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat. Syaiful Sagala. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.