PEMBELAJARANDAN PENILAIAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN Jenjang Pendidikan: SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAHKEJURUAN/MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN(SMA/SMK/MA/MAK) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 1|Page DAFTAR ISI Halaman Judul ………………………………………………………………. Daftar Isi ………………………………………………………………………. 1 2 Bab I A. B. C. D. Pendahuluan Latar Belakang ………………………………………………………. Tujuan …………………………………………………………………. Ruang Lingkup ………………………………………………………. Sasaran ………………………………………………………………... 3 5 5 5 Bab II Karakteristik Mata Pelajaran PJOK SMA/MA, SMK/MAK A. Rasional ……………………………………………………………….. B. Tujuan PJOK …………………………………………………………. C. Ruang Lingkup ………………………………………………………. 6 7 8 Bab III Desain Pembelajaran PJOK A. Kerangka Pembelajaran PJOK …………………………………… B. Pendekatan Pembelajaran PJOK ………………………………… C. Strategi dan Metode Pembelajaran PJOK …………………….. D. Metode Pembelajaran PJOK ……………………………………… E. Gaya Mengajar PJOK ………………………………………………. F. Model Pembelajaran PJOK ……………………………………….. G. Rancangan Pembelajaran ………………………………………… 9 10 12 13 15 16 18 Bab IV Penilaian Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan dalam PJOK A. Pengertian dan Teknik Penilaian ……………………………….. B. Pelaksanaan Penilaian …………………………………………….. C. Pengolahan Hasil Penilaian ………………………………………. D. Pemanfaatan dan Tindak lanjut Hasil Penilaian (Pembelajaran Remedial dan Pengayaan) …………………….. 20 34 34 Bab V Guru Mata Pelajaran PJOK dalam Pembelajaran Abad 21 38 36 2|Page BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupanbangsa masakinidanmasamendatang.Pandanganini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan dimasa yang akan datang. Mempersiapkan siswa untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum. Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian,tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan siswa, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupandi masa kini dan masa depan.Pada waktu yang bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspekaspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalahseperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapaitujuan pendidikan tertentu. Kurikulum2013bertujuanuntukmempersiapkanmanusiaIndonesia agarmemilikikemampuanhidupsebagaipribadidanwarga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: 1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritualdansosial, rasaingintahu,kreativitas,kerjasamadengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; 2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana siswamenerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan 3|Page berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5. kompetensidinyatakandalambentukkompetensiintikelasyangdirinci lebih lanjut dalamkompetensi dasar matapelajaran; 6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizingelements)kompetensidasar,dimana semuakompetensidasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalamkompetensi inti; 7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar matapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan mata pelajaran kelompok B di dalam struktur kurikulum SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Mata pelajaran PJOK di dalam kerangka Kurikulum 2013 diintegrasikan dengan pengembangan budaya lokal, hal ini berarti budaya lokal yang berkaitan dengan konteks gerak dapat dimasukkan ke dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sudah ada. Namun apabila tidak dapat diintegrasikan ke dalam kompetensi dasar yang ada, maka daerah/sekolah dapat merumuskan kompetensi dasar tersendiri. PJOK pada penjelasan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 UU dituliskan, bahwa bahan kajian pendidikan jasmani, dan olahraga dimaksudkan untuk membentuk karakter siswa agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. PJOK ditekankan untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Selain tujuan utama tersebut dimungkinkan adanya tujuan pengiring, tetapi porsinya tidak dominan. Sesuai dengan penjelasan tersebut William H Freeman (2007:27-28) menyatakan bahwa pendidikan jasmani menggunakan aktivitas jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara menyeluruh terhadap kualitas fisik, mental, dan emosional siswa. Berangkat dari pandangan yuridis dan akademis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa PJOK merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Mengingat tantangan yang berat bagi guru PJOK untuk menjalankan profesinya dalam Implementasi Kurikulum 2013 perlu disusun panduan pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran ini. 4|Page B. Tujuan Buku pedoman ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi guru dalam melakukan pengelolaan dan penyelenggaraan pembelajaran PJOKdalam: 1. Memahami konsep Kurikulum 2013. 2. Menyusun perencanaan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis aktivitas. 3. Mengelola kegiatan belajar mengajar yang memuat pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 4. Melakukan penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 5. Mengintegrasikan muatan lokal ke mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. 6. Memahami lingkup materi pembelajaran di setiap jenjang pendidikan. C. Ruang Lingkup Buku ini memuat 6 (enam) bab yang saling berkaitan, yakni: Bab I Bab II BabIII BabIV Bab V Bab VI :Pendahuluan. : Karakteristik Mata PelajaranPJOK. : DesainPembelajaran Mata PelajaranPJOK. : Penilaian Mata PelajaranPJOK. : Sumber dan Media Pembelajaran. : Guru Mata Pelajaran PJOK dalam Pembelajaran Abad 21. D. Sasaran Sasaran dari penulisan buku pedoman ini adalah: 1. Guru mata pelajaran PJOK pada setiap satuan pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. 2. Kepala Sekolah. 3. Pengawas Sekolah dan Mata Pelajaran. 4. Dinas Pendidikan/Instansi terkait lainnya. 5|Page BAB II KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA,DAN KESEHATAN SMA/MA, DAN SMK/MAK A. Rasional Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik (menyeluruh) dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. PJOK memperlakukan anak sebagai satu kesatuan yang utuh, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. PJOK merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap spiritual-sosial-mentalemosional), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogik, dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak sebagai aktivitas fisik adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang berkembang secara alamiah, berkembang searah dengan kemajuan zaman. Melalui pendidikan jasmani anak didik akan memperoleh pengalaman untuk mengembangkan kreatifitas, inovasi, keterampilan, dan kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat, memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap gerak manusia. PJOK membantu siswa mengembangkan pemahaman tentang apa yang mereka perlukan untuk membuat komitmen seumur hidup tentang arti penting hidup sehat, aktif dan mengembangkan kapasitas untuk menjalani kehidupan yang memuaskan dan produktif. Penelitian telah menunjukkan keterkaitan antara peningkatan aktivitas fisik dan prestasi akademik yang lebih baik, kualitas konsentrasi, serta kualitas perilaku kelas dalam proses belajar. Manfaat lain termasuk perbaikan dalam kesejahteraan psikologis, kemampuan fisik, konsep-diri, dan kemampuan untuk mengatasi stres. Harapannya kurikulum PJOK ini juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kesejahteraan emosional. Demikian juga pengaruh dari pendidikanjasmani dari sisi kesehatan,di mana siswa akan belajar keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses dalam hidup aktif dan warga yang bertanggung jawab secara sosial. PJOK yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. 6|Page Aktivitas jasmani dan olahraga yang dimaksud adalah seluruh gerak tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot-otot rangka yang secara nyata meningkatkan pengeluaran energi (energy expendicture) di atas level kebutuhan dasar (Wuest and Bucher; 2009; hal. 11). Atau secara sederhana dapat pula diartikan sebagai seluruh gerak tubuh yang melibatkan kelompok otot besar dan memerlukan suplai energi. Artinya, ketika anak diinstruksikan bergerak, gerak yang dilakukan seharusnya melibatkan kelompok otot besar dan menyebabkan mereka mengolah energi melalui metabolisme otot yang terlibat. Bermainadalah bentuk aktivitas jasmani lainnya yang memiliki makna aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya. Dari kata bermain lalu lahir kata benda permainan, yang dengan tetap mengelompokkannya ke dalam garis lurus yang bersifat fisikal, permainan diartikan sebagai “aktivitas fisik yang di dalamnya sudah mengandung unsur-unsur yang menyenangkan.” Unsur ini dapat berupa kompetisi, imaginasi atau fantasi, termasuk adanya modifikasi aturan. Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif (Freeman, 2001). Olahraga adalah aktivitas jasmani yang sudah benar-benar terorganisir dan tingkat kompetisinya tinggi serta didukung oleh peraturan yang mengaturnya. Peraturan menetapkan standar-standar kompetisi dan situasi sehingga individu atlet dapat bertanding scara fair dan mencapai sasaran yang spesifik. Olahraga juga menyediakan kesempatan untuk mendemostrasikan kompetensi seseorang dan menantang batas-batas kemampuan maksimal. Bermain, olahraga dan aktivitas jasmani lainnya melibatkan bentukbentuk gerakan untuk tujuan pendidikan. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif, keduanya dapat dan harus beriringan bersama. B. Tujuan PJOK Tujuan mata pelajaran PJOK untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut: 1. Mendidik anak untuk mencapai kedewasaan yang memadai menjadi warga negara yang baik, produktif, memiliki karakter positif, serta bertaqwa atas dasar keimanan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai disiplin,percaya diri, sportif, jujur, bertanggungjawab, kerjasama dalam melakukan aktivitas jasmani. 3. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, kesehatandan kesejahteraan. 4. Memahami konsep gerak dan menerapkannya dalam berbagai aktivitas jasmani. 5. Mengembangkan pola gerak dasar dan keterampilan untuk 7|Page diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, suasana kompetitif, dan rekreasional. 6. Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif sepanjang hayat. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup materi mata pelajaran PJOK SMA/MA dan SMK/MAK adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas Permainan Bola Besar misalnya: keterampilan gerak permainan sepakbola, bolavoli, bolabasket, bolatangan dan/atau permainan tradisonal dan sederhana lainnya. 2. Aktivitas Permainan Bola Kecil misalnya: keterampilan gerak permainan rounders, kasti, softball, dan/atau permainan tradisonal dan sederhana lainnya. 3. Aktivitas Atletik misalnya: keterampilan gerak jalan, lari, lompat, dan lempar, dan/atau permainan tradisonal dan sederhana lainnya. 4. Aktivitas Beladiri misalnya: olahraga dan seni beladiri pencak silat, karate, taekwondo, dan/atau olahraga dan seni beladiri lainnya. 5. Aktivitas Pengembangan Kebugaran Jasmani, meliputi pengembangan komponen kebugaran berkaitan dengan kesehatan dan keterampilan, serta pengukuran dengan instrumen terstandar. 6. Aktivitas Senam Lantai meliputi: aktivitas keterampilan gerak. 7. Aktivitas Gerak Berirama meliputi: keterampilan gerak langkah, gerak dan ayunan lengan, musikalitas serta apresiasi terhadap kualitas estetika gerakan, tarian kreatif dan rakyat. 8. Aktivitas Air, meliputi: keterampilan gerak salah satu gaya renang, keselamatan dan pertolongan di air dengan dan tanpa alat serta kegawatdarutan. 9. Kesehatan, meliputi; prinsip pergaulan sehat, NAPZA, aktivitas fisik secara teratur, HIV/AIDS, dan PMS. 8|Page BAB III DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN A. Kerangka Pembelajaran PJOK Dimensi kompetensi dasar mata pelajaran PJOK diklasifikasi dalam empat jenis, yaitu: 1. kompetensi dasar pengembangan sikap religius 2. kompetensi dasar pengembangan sikap sosial 3. kompetensi dasar pengetahuan 4. kompetensi dasar keterampilan/psikomotor Kerangka pembelajaran merupakan rangkaian aktivitas yang dirancang oleh guru untuk mencapai keempat jenis kompetensi dasar tersebut, meliputi: pendahuluan, inti dan penutup. 1. Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang dapat dilakukan oleh guru antara lain sebagai berikut. a. Membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa. b. Memastikan kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. c. Melakukan apersepsi dan memotivasi siswa. d. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dinilai. e. Menjelaskan skenario pembelajaran. f. Melakukan pemanasan yang terkait dengan materi pembelajaran. 2. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan penerapan secara operasional model/pendekatan/metode/gaya yang dipilih sesuai dengan kompetensi dasar dan karakteristik siswa. Contoh menggunakan gaya mengajar resiprokal sebagai berikut: a. Siswa mencari pasangan sesuai dengan petunjuk guru. b. Siswa bersama pasangannya menerima dan mempelajari lembar kerja yang dibagikan guru (berisi langkah kerja dan tugas gerak yang harus dilakukan). c. Siswa membagi tugas, siapa yang pertama kali menjadi pelaku dan siapa yang menjadi pengamat. d. Siswa yang berperan sebagai pelaku melakukan tugas gerak, dan pengamat mengamati. Jika pelaku melakukan kesalahan, pengamat memberi koreksi sesuai dengan kriteria yang terdapat dalam lembar tugas. e. Pergantian peran sebagai pelaku dan pengamat atau sebaliknya dilakukan sesuai kesepakatan masing-masing pasangan. f. Selama proses pembelajaran guru melakukan pengamatan dan penilaian, tanpa melakukan intervensi terhadap pelaku. Pada setiap kesempatan guru dapat menghentikan aktivitas pembelajaran untuk melakukan koreksi umum dan 9|Page g. mengundang dialog terkait masalah teknik dan mekanika gerak dari gerak yang dipelajari. Di akhir pembelajaran guru mengundang beberapa pasangan siswa menampilkan hasil belajar di hadapan siswa lainnya. 3. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup yang harus dilakukan oleh guru sebagai berikut: a. Melakukan pendinginansekaligus menjelaskan fungsinya. b. Melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan materi pembelajaran yang telah diberikan. c. Guru membuka dialog atau mengingatkan kembali tentang nikmat dan karunia Tuhan atas kemampuan gerak yang dimiliki oleh siswa yang senantiasa harus disyukuri setiap waktu. d. Bersama siswaguru membuat simpulan materi, melakukan refleksi dan tindak lanjut dari materi pembelajaran yang telah diberikan. e. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman. Dari proses pembelajaran sebagaimana uraian tersebut dapat digambarkan bahwa kompetensi dasar yang meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu, dan diharapkan dapat dicapai melalui satu kegiatan pembelajaran secara bersamaan. B. Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau scientific approach padaproses pembelajaran. Pendekatan ilmiah (scientific approach) meliputi aktivitas; mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, mengomunikasikan yang dilakukan oleh siswa untuk sampai kepada kompetensi dasar yang diharapkan. Melalui aktivitas tersebut, pelajaran yang diikuti siswa mampu mengembangkan tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Arti dari masing-masing aktivitas dalam pendekatan saintifik dalam pembelajaran dapat disajikan seperti berikut ini: 1. Mengamati Mengamati adalah proses mengenal objek melalui penggunaan indra yang dimiliki, misalnya dengan melihat/menonton, mendengarkan, dan membaca. Sehingga siswa akan memperoleh konsep awal dan menemukan permasalahan-permasalahan dalam materi yang akan dipelajari. Proses ini akan berdampak pada siswa memahami obyek secara nyata, senang, tertantang, dan memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya. 2. Menanya 10 | P a g e Pada proses ini guru memberi kesempatan kepada siswa untuk saling bertanya untuk mengungkapkan berbagai masalah yang ditemukan pada saat proses pengamatan dengan berbagai bentuk pertanyaan baik yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan kompetensi yang akan diraihnya. 3. Mengumpulkan informasi Kegiatan mengumpulkan informasi ini merupakan bagian dari kegiatan eksplorasi yaitu untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan terkait dengan pengembangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 4. Menalar/Mengasosiasi Menalar adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Istilah menalar dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan beragam peristiwa untuk kemudian dijadikan sebagai dasar pembuatan keputusan. 5. Mengomunikasikan Mengomunikasikan adalah proses penyajian berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam bentuk penyampaian informasi, peragaan keterampilan, dan sikap dalam pembelajaran atau kehidupan. Khusus dalam pelajaran PJOK, kegiatan-kegiatan di atas tentu tidak dapat dan tidak selalu harus dilaksanakan secara hirarkis. Hal itu tergantung pada materi ajar dan penggalan kegiatan pembelajaran yang sedang dilakukan. Jika pendekatan ilmiah ini dilaksanakan secara kaku sesuai urutannya, dikhawatirkan pelajaran PJOK akan kehilangan ciri uniknya, yaitu kekayaan aktivitas gerak yang bermanfaat langsung pada pengembangan keterampilan motorik dan kebugaran jasmani. Lebih jauh dapat dijelaskan bahwa scientific approach bukanlah sebuah model pembelajaran yang harus diikuti sesuai tahapannya. Arti “pendekatan” hanyalah menunjuk pada orientasi pembelajaran yang harus dicapai. Pendekatan ilmiah bukan merupakan sebuah urutan kegiatan belajar, tetapi lebih bermakna sebagai “sifat” bahwa pelajaran PJOK (atau pelajaran apapun) harus mampu mengembangkan kemampuan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Dengan demikian siswamampu mengembangkan kemampuan untuk memproses dan memecahkan masalahmelalui tahapan tadi. Penerapan pendekatan ilmiah dapat dipadukan dengan berbagai model, diantaranya adalah model pembelajaran berbasis masalah(problem-based learning), pembelajaran berbasis projek (project-based learning), pembelajaran kontekstual(contextual learning),pembelajaran penemuan terbimbing(guided discovery learning), sampai pada pembelajaran individual (individual learning). Dalam pembelajaran PJOK sendiri terdapat beberapa model pembelajaran yang sudah dikembangkan. Beberapa di antaranya adalah model pendidikan gerak(movement education), model pengembangan tanggung jawab (teaching personal and social 11 | P a g e responsbility/Hellison’s model), model pendidikan petualangan (adventure education model), model kebugaran (fitness education model), model perkembangan (developmental model), bahkan termasuk model Teaching Games for Understanding (TGfU model) serta model pembelajaran kooperatif (cooperative learning model). C. Strategi dan Metode Pembelajaran PJOK Strategi pembelajaran dalam PJOK meliputi: 1. Pengajaran Interaktif(Interactive Teaching) Pengajaran interaktifmempunyai makna guru memberitahukan, menunjukkan, atau mengarahkan sekelompok anak tentang apa yang harus dilakukan; lalu siswa melakukannya; dan guru mengevaluasi seberapa baik hal itu dilakukan dan mengembangkan isi pelajaran lebih jauh, guru mengontrol proses pengajaran.Biasanya seluruh kelas bekerja pada tugas yang sama atau dalam kerangka tugas yang sama. Bandingkan strategi ini dengan gaya komando; keduanya memiliki perangkat ciri yang sama. 2. Pengajaran Berpangkalan (Station Teaching) Pengajaran berpangkalan menata lingkungan sehingga dua atau lebih tugas bisa berlangsung dalam ruangan secara bersamaan. Biasanya, setiap tugas harus dilakukan dalam pangkalan yang berbeda dengan tugas lainnya, sehingga setiap tugas memiliki pangkalannya masing-masing. Siswa berputar dari satu pangkalan ke pangkalan lain. Kadang-kadang, pengajaran berpangkalan ini disebut juga pengajaran tugas. Strategi ini dalam tataran gaya mengajar, serupa dengan gaya latihan (practice style). 3. Pengajaran Sesama Teman (Peer Teaching) Pengajaran sesama teman adalah strategi pengajaran yang mengalihkan tanggung jawab guru dalam fungsi pengajarannya kepada siswa. Strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan strategi lain tetapi berharga untuk dieksplorasi secara terpisah. Strategi ini tidak jauh berbeda dengan gaya berbalasan (reciprocal style), dalam halsiswa sendiri memberikan pengarahan kepada siswa lainnya. Bedanya, dalam pengajaran sesama teman, siswa yang bertindak sebagai pengajar tidak hanya berhadapan dengan satu siswa, tetapi bisa dengan sekelompok siswa. 4. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Dalam pembelajaran kooperatif, sekelompok siswa diberi tugas pembelajaran atau proyek untuk diselesaikan oleh kelompoknya. Siswa dikelompokkan secara heterogen menurut faktor yang berbeda seperti kemampuan atau kebutuhan sosialnya. Keberhasilan kelompok dalam pembelajaran dinilai sesuai dengan seberapa baik mereka mampu menyelesaikan tugasnya, di samping dari cara mereka bekerja sama dengan yang lain. 5. Strategi Pembelajaran Sendiri (Self-instructional Strategies) 12 | P a g e Strategi pembelajaran sendiri melibatkan program yang ditetapkan oleh siswa sendiri dan mengurangi peran guru sebagai penyampai informasi. Strategi pembelajaran sendiri menyandarkan diri sepenuhnya pada materi tertulis, media, dan prosedur evaluasi yang ditetapkan sebelumnya. Strategi ini dapat dipakai untuk memenuhi satu atau lebih, terkadang seluruhnya, fungsi pengajaran. 6. Strategi Kognitif (Cognitive Strategies) Strategi kognitif adalah strategi pembelajaran yang dirancang untuk melibatkan siswa secara kognitif dalam isi pelajaran melalui penyajian tugasnya. Strategi ini meliputi gaya pemecahan masalah, penemuan terbimbing, dan gaya lain yang memerlukan fungsi kognitif anak, seperti pembelajaran penemuan (inquiry learning). Semua model ini menggambarkan pendekatan yang melibatkan siswa dalam merumuskan respons sendiri tanpa meniru apa yang sudah diperlihatkan guru sebelumnya. Tingkat keterlibatan siswa bervariasi sesuai dengan tingkat respons kognitifnya. Ketika guru mengetengahkan masalah yang memerlukan jawaban benar yang tunggal, pemecahan masalah itu biasanya disebut convergent problem solving. Ketika masalah tersebut bersifat terbuka dan tidak memerlukan satu jawaban terbaik, maka pemecahan masalah tersebut disebut divergent problem solving. 7. PengajaranBeregu (Team teaching) Pengajaran beregu adalah strategi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu orang guru yang bertanggung jawab untuk menyajikan pelajaran kepada sekelompok siswa. Ketika pelajaran pendidikan jasmani bersifat co-educational (melibatkan siswa putra dan putri), banyak pendidik melihat bahwa team teaching sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan baik putra maupun putri yang terkelompokan secara heterogen dengan mendapat guru pria dan wanita di saat bersamaan. D. Metode Pembelajaran PJOK Metode pembelajaran, secara umum meliputi keseluruhan cara atau teknik dalam menyajikan bahan pelajaran kepada siswa serta bagaimana siswa diperlakukan selama pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, secara umum, pembahasan tentang metode mengajar bukan hanya bersinggungan dengan apakah pelajaran perlu diberikan secara keseluruhan (whole method) ataukah sebagian-sebagian (part method), tetapi juga tentang cara memperlakukan siswa dan pengaturan waktu. 1. Latihan Terbimbing Metode latihan terbimbing adalah teknik yang paling umum dalam proses pembelajaran PJOK, di mana siswa dituntun dengan berbagai cara melalui pemberian variasi gerak. Dalam penggunaannya latihan ini mempunyai beberapa tujuan, dan yang paling utama adalah untuk mengurangi kesalahan serta memastikan bahwa pola gerak yang tepat sudah dilakukan. 13 | P a g e Penggunaan latihan terbimbing amat penting terutama dalam cabang olahraga yang berbahaya seperti senam dan renang. Di sini siswa perlu dibantu, baik secara langsung oleh guru atau dengan pemakaian alat. 2. LatihanPadat dan Terdistribusi Guru PJOK harus membuat keputusan berkaitan dengan berapa lama waktu latihan yang digunakan dalam satu episode pembelajaran, dan bagaimana waktu yang tersedia ini dimanfaatkan, apakah langsung dihabiskan sekaligus atau diselingi istirahat. Umumnya, unit pembelajaran dalam PJOK menghabiskan waktu latihan hanya untuk menguasai satu keterampilan, misalnya hari pertama pasing bawah pada permainanbola voli, kemudian di hari berikutnya berganti menjadi pasing atas. Jika ini yang dilakukan, guru mempunyai pilihan apakah keterampilan akan dilatih oleh anak secara terus menerus sampai waktu habis atau menetapkannya dalam satuan waktu tertentu diselingi istirahat. Pilihan yang pertama disebut latihan padat (massed practice), sedangkan pilihan kedua disebut latihan terdistribusi (distributed practice). Contoh lain dari metode ini adalah latihan dengan interval (interval training). 3. Latihan Terpusat dan Acak Latihan disebut terpusat jika dua atau tiga keterampilan yang dilatih dilaksanakan satu persatu hingga jumlah ulangan atau waktu yang ditentukan terselesaikan sebelum dilanjutkan ke keterampilan lain. Contohnya dalam pembelajaran bulutangkis yang berisi servis, smes, dan dropshot. Guru akan meminta siswa melatih dulu servis, misalnya 20 kali kemudian dilanjutkansmes 20 kali dan dropshot 20 kali. Intinya, latihan terpusat dilaksanakan dengan mendahulukan satu tugas hingga selesai sebelum berpindah ke tugas lain. Latihan acak dilakukan dengan melakukan latihan beberapa keterampilan secara berselang-seling. Dengan latihan acak, siswa diminta melakukan gerakan servis 1 kali dilanjutkan smes1 kali, dan dropshot1 kali kemudian kembali ke servis lagi, smes, dan ke dropshot lagi, dan seterusnya hingga jatah waktu atau jumlah ulangan yang ditetapkan diselesaikan. Latihan yang bervariasi pada dasarnya melatih banyak kemungkinan variasi gerak. Latihan dapat divariasikan berdasarkan pada perubahan kecepatan, jarak, tingkatan gerak, dan tujuan latihan. Jika dalam satu pertemuan latihan kondisikondisi tersebut divariasikan sedemikian rupa, siswa akan mengambil banyak keuntungan berupa pemantapan kemampuan penyesuaianketerampilan, maupun proses kognitifnya. 4. Keseluruhan dan Bagian per Bagian Beberapa keterampilan terdiri dari beberapa gerakan yang sangat kompleks (keterampilan serial)sehingga guru harus mampu menyesuaikan prosedur dan pendekatan yang tepat. 14 | P a g e Untukmenghadapi gerakan tersebutguru akan membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil (sesuai teknik dasarnya). Setiap bagian tersebut dilatih satu persatu sesuai urutannya untuk kemudian disatukan setelah semua bagian terkuasai agar menjadi satu keterampilan yang utuh. Jika ini yang ditempuh guru, maka ia sedang menerapkan metode bagian (part method). Jika suatu keterampilan merupakan suatu keterampilan yang utuh (keterampilan diskrit) dimana hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain demikian erat maka lebih baik diajarkan secara utuh. Irama dan timing dari keterampilan itu akan terjaga dengan lebih baik jika guru memilih metode keseluruhan atau whole method. Guru dapat memadukan kedua cara tersebut jika tidak mengganggu keselamatan.Siswaharus diberi kesempatan untuk merasakan keterampilan secara keseluruhan sebelum keterampilan itu dipeach menjadi bagian. Jika ini yang dilakukan gurumaka ia sedang menggunakan metode campuran yang disebut metode keseluruhan-bagian (whole-part method). Selain ketiga metode tersebut (bagian, keseluruhan, dan keseluruhan-bagian juga dikenal satu metode mengajar yang lain yang disebut metode progresif (progressive method). Metode ini dikenal sebagai metode yang berada dalam satu gugus dengan metode bagian, tetapi diciptakan dengan maksud menutupi kekurangan dari metode tersebut. Pada prinsipnya metode progresif mengikuti urutan sebagai berikut. Pada tahap pertama, latihan hanya melibatkan satu bagian keterampilan yang dianggap penting (inti) yang selalu ditekankan dan diulang-ulang. Pada tahap kedua, bagian pertama digabung dengan bagian kedua sehingga menampilkan pola gerak yang lebih besar. Pada tahap ketiga, bagian satu dan bagian dua digabung lagi dengan bagian tiga, yang menunjukkan pola keterampilan yang semakin lengkap. Demikian seterusnya sehingga keseluruhan bagian yang tersisa akhirnya tergabung secara keseluruhan. E. Gaya Mengajar PJOK Mosston membedakan gaya mengajar sesuai dengan besarnya peran siswa di dalam proses pembelajaran (pra pertemuan, pertemuan, dan pasca pertemuan). Berikut adalah beberapa gaya mengajar tersebut: 1. Gaya A : Komando (Command Style) Semua keputusan dikendalikan oleh guru dan siswa hanya melakukan apa yang diperintahkannya. Satu aba-aba satu respons siswa. 2. Gaya B : Latihan (Practice Style) Guru memberikan beberapa tugas dan siswa menentukan di mana, kapan, bagaimana, dan tugas mana yang akan dilakukan pertama kali. Guru memberi umpan balik. 3. Gaya C : Berbalasan (Reciprocal Style) 15 | P a g e Satu siswa menjadi pelaku, satu siswa lain menjadi pengamat dan bertugas memberikan umpan balik, dan dilakukan secara bergantian. 4. Gaya D : Menilai diri sendiri (Self Check Style) Siswa diberi petunjuk untuk menilai penampilannya sendiri.Pada saat latihan siswa berusaha mengetahui kekurangannya dan mencoba memperbaiki. 5. Gaya E : Partisipatif atau Inklusif (Inclusion Style) Guru menentukan tugas pembelajaran yang memiliki target atau kriteria yang berbeda tingkat kesulitan antara satu siswa dengan lainnya. Siswa diberi keleluasaan untuk menentukan tingkat kesulitan yang sesuai dengan kemampuannya,dengan demikian setiap anak akanmerasa berhasil. 6. Gaya F : Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Guru membimbing siswa ke arah jawaban yang benar melalui serangkaian tugas untuk menjawab permasalahan yang dirancang. Setiap anak melaksanakan tugas sesuai bimbingan guru sehingga akan mendapatkan jawaban yang sama terhadap permasalahan yang diberikan tersebut. 7. Gaya G : Pemecahan Masalah (Problem Solving) Guru menyediakan satu permasalahan yang harus diselesaikan. Siswa diberi kebebasan sesuai dengan cara yang dipilihnya sendiri, sehingga jawaban yang dihasilkan akan beragam. 8. Gaya H, I, J : Learner Designed Program/Learner Initiated/SelfTeaching Siswa mulai mengambil tanggung jawab untuk apa pun yang akan dipelajari serta bagaimana hal itu akan dipelajari. F. Model-model Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Penemuan (Inquiry Learning) Contoh tahapan model pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dengan model ini adalah: a. Pendahuluan 1) Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan dipakai dalam pembelajaran. 2) Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin doa sebelum dimulai pembelajaran. b. Inti 1) Siswa melakukan gerakan senam irama sesuai dengan instruksi guru sebelum pembelajaran dimulai. 2) Guru membuka dan menjelaskan pembelajaran senam irama bagi kesehatan dan kebugaran jasmani. 3) Siswa melakukan gerakan senam irama sesuai dengan penjelasan guru secara individu maupun kelompok, dan menyampaikan arti penting kerjasama dalam gerak senam berirama. 4) Seluruh gerakan senam irama siswa diawasi dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada kesalahan gerakan. 5) Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan 16 | P a g e gerakan senam irama dengan menunjukkan sikap kerjasama sesuai dengan koreksi oleh guru. 6) Guru mengamati seluruh aktifitas siswa dalam melakukan gerakan senam irama secara seksama. c. Penutup 1) Guru menyampaikan tingkat pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh oleh siswa, menyampaikan siswa yang mendapatkan hasil yang terbaik, dan memberikan motivasi pada yang belum. 2) Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan yang telah digunakan. 3) Berdoa bersama. 2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL) Contoh tahapan model pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dengan model ini adalah: a. Pendahuluan 1) Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan dipakai dalam pembelajaran. 2) Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin doa sebelumdimulai pembelajaran. 3) Siswa diminta untuk mempersiapkan pertanyaan gerakangerakan yang tidak mampu. b. Inti 1) Siswa melakukan gerakan senam irama yang tidak mampu dilakukan pada saat gerakan. 2) Guru mengamati seluruh gerakan senam irama siswa secara individu maupun kelompok. 3) Seluruh gerakan senam irama siswa diawasi dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada kesalahan gerakan. 4) Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan gerakan senam irama sesuai dengan koreksi oleh guru. 5) Seluruh gerakan siswa setelah diberikan umpan balik diamati oleh guru secara individu maupun kelompok. 6) Siswa melakukan gerakan senam irama secara individu secara bergantian. c. Penutup 1) Secara klasikal siswa diberikan penghargaan dan motivasi berdasarkan hasil penilaian. 2) Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan yang telah digunakan 3) Berdoa bersama. 3. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Contoh tahapan model pembelajaran pendidikan olahraga, dan kesehatan dengan model ini adalah: jasmani, a. Pendahuluan 1) Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan dipakai dalam pembelajaran. 2) Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin doa sebelum dimulai pembelajaran. 3) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan teknik gerakan, misalnya: teknik bermain sepakbola maka 17 | P a g e siswa dibagi menjadi kelompok mengoper, menggiring, menendang, menangkap bola, melempar ke dalam. b. Inti 1) Siswa melakukan gerakan teknik sepakbola sesuai dengan pembagian kelompok instruksi guru sebelum pembelajaran dimulai. 2) Guru menjelaskan keterkaitannya teknik sepakbola bagi kebugaran jasmani. 3) Siswa yang memiliki keterampilan lebih baik dapat dijadikan sebagai mediator bagi siswa lain dalam kelompok tersebut. 4) Secara kelompok siswa berganti tempat untuk mempelajari gerakan teknik yang berbeda dari kelompok asal. 5) Seluruh gerakan teknik sepakbola diawasi dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada kesalahan gerakan. 6) Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan gerakan teknik sepakbola sesuai dengan koreksi oleh guru. c. Penutup 1) Secara klasikal siswa diberikan penghargaan dan motivasi berdasarkan hasil penilaian. 2) Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan yang telah digunakan. 3) Berdoa bersama. G. Rancangan Pembelajaran Rancangan pembelajaran secara operasional berbentuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPPdisusunberdasarkan silabus yang telah disediakan oleh pemerintah yang memuat kompetensi yang akan dicapai, materi pokok, dan kegiatan pembelajaran. RPP dikembangkan oleh guru yang bersangkutan sesuai dengan karakter siswa dan sekolah. 1. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Setiap pendidik (guru) pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematik agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis siswa. Komponen RPP terdiri dari: a. Identitas, b. Kompetensi Inti - Kompetensi Dasar (Sikap Spritual, Sikap Sosial, Pengetahuan, dan Keterampilan), c. Indikator Pencapaian Kompetensi, d. Materi Pembelajaran; e. Kegiatan Pembelajaran, f. Penilaian (Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan). g. Media, Alat,dan Sumber Belajar; 18 | P a g e 2. Langkah-Langkah Pengembangan RPP a. Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3) proses pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber belajar; b. Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4; c. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial; d. Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi siswa dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan sumber belajar; e. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup; f. Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran; g. Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan penilaian; dan h. Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran. 19 | P a g e BAB IV PENILAIAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN DALAM PJOK A. Pengertian dan Teknik Penilaian 1. Pengertian Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memeroleh informasi atau data mengenai proses dan hasil belajar siswa. Penilaian dilakukan dengan cara menganalisis dan menafsirkan data hasil pengukuran capaian kompetensi siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan pembelajaran berbasis aktivitas yang bertujuan memfasilitasi siswa memperoleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Hal ini berimplikasi pada penilaian yang harus meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan baik selama proses (formatif) maupun pada akhir periode pembeajaran (sumatif). Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian: a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi Inti (KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4). b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu penilaian yang dilakukan dengan membandingkan capaian siswa dengan kriteria kompetensi yang ditetapkan. Hasil penilaian baik yang formatif maupun sumatif seorang siswa tidak dibandingkan dengan skor siswa lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan. c. Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan. Artinya semua indikator diukur, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar (KD) yang telah dikuasai dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan belajar siswa . d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa program peningkatan kualitas pembelajaran, program remedial bagi siswa yang pencapaian kompetensinya di bawah KBM/KKM, dan program pengayaan bagi siswa yang telah memenuhi KBM/KKM. Hasil penilaian juga digunakan sebagai umpan balik bagi orang tua/wali siswa dalam rangka meningkatkan kompetensi siswa. Berikut uraian singkat mengenai teknik-teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 2. Teknik Penilaian a. Teknik Penilaian Sikap Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama siswa di luar jam pelajaran) yang 20 | P a g e ditulis dalam buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal).Selain itu, penilaian diri dan penilaian antarteman. 1) Observasi Berikut adalah contoh penilaian dengan teknik observasi yang berbentuk jurnal sesuai dengan Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015, sikap spirituan dan sosial. Nama Sekolah : SMA Jaya Bangsaku Kelas/Semester : XII/Semester I Tahun pelajaran : 2015/2016 No 1 Waktu 21/07/15 Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap Spiritual Bahtiar Tidak mengikuti sholat Jumat yang diselenggarakan di sekolah. Ketaqwaan Rumonang Mengganggu teman yang sedang beribadah Ketaqwaan berdoasebelum makan siang di kantin. 2 22/09/15 Burhan Mengajak temannya untuk berdoa sebelum pertandingan sepakbola di lapangan olahraga sekolah. Ketaqwaan Andreas Mengingatkan temannya untuk melaksanakan sholat Dzuhur di sekolah. Toleransi beragama 3 18/11/15 Dinda Ikut membantu temannya untuk mempersiapkan perayaan keagamaan yang berbeda dengan agamanya di sekolah. Toleransi beragama 4 13/12/15 Rumonang Menjadi anggota panitia perayaan keagamaan di sekolah. Ketaqwaan 5 23/12/15 Ani Mengajak temannya untuk berdoa sebelum Ketaqwaan 21 | P a g e praktik memasak di ruang keterampilan. Nama Sekolah : SMA Jaya Bangsaku Kelas/Semester : XII/Semester I Tahun pelajaran : 2015/2016 T No a h 1 u n C o n t o h 2 f o r m a t t e r s e3 b u t 4 d a p a5 t Waktu Nama Siswa 12/07/15 Andreas Menolong orang lanjut usia untuk menyeberang jalan di depan sekolah. Kepedulian 26/08/15 Rumon ang Berbohong ketika ditanya alasan tidak masuk sekolah di ruang guru. Kejujuran 25/09/15 Bahtiar Menyerahkan dompet yang ditemukannya di halaman sekolah kepada Satpam sekolah. Kejujuran 07/09/15 Dadang Tidak menyerahkan “surat ijin tidak masuk sekolah”dari orangtuanya kepada guru. Tanggung jawab 25/10/15 Ani Terlambat mengikuti upacara di sekolah. Kedisiplinan 08/12/15 Burhan Mempengaruhi teman untuk tidak masuk sekolah. Kedisiplinan 15/12/15 Dinda Memungut sampah yang berserakan di halaman sekolah. Kebersihan Catatan Perilaku Butir Sikap Sosial d i gunakan untuk guru mata pelajaran dan guru BK. Apabila catatan perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial dijadikan satu, perlu ditambahkan satu kolom KETERANGAN di bagian paling kanan untuk menuliskan apakah perilaku tersebut sikap SPIRITUAL atau sikap SOSIAL. 2) Penilaian diri 22 | P a g e Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi butir-butir pernyataan sikap positif yang diharapkan dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan skala Likert (Likert Scale).Satu lembar penilaian diri dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus. Nama : ............................................ Kelas : ............................................ Semester : ............................................ Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. No Pernyataan Ya 1 Saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas. 2 Saya sholat lima waktu tepat waktu. 3 Saya tidak mengganggu teman saya yang beragama lain berdoa sesuai agamanya. 4 Saya berani mengakui kesalahansaya. 5 Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu. 6 Saya berani menerima resiko atas tindakan yang saya lakukan. 7 Saya mengembalikan barang yang saya pinjam. 8 Saya meminta maaf jika saya melakukan kesalahan. 9 Saya melakukan praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan. 10 Saya datang ke sekolah tepat waktu. Tidak Jumlah Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir sikap yang dinilai. Pernyataan “ya dan tidak” dapat dikembangkan dengan menggunakan skala likert (1, 2, 3, 4) dengan memberi petunjuk “Berilah tanda centang (√) pada kolom 1 (tidak pernah), 2 (kadangkadang), 3 (sering), atau 4 (selalu) sesuai dengan keadaan kalian yang sebenarnya.” Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh guru dengan melakukan fasilitasi terhadap siswa yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan. 3) Penilaian Antarteman Instrumen penilaian diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi butir-butir pernyataan sikap positif yang diharapkan dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan skala Likert (Likert Scale).Satu lembar penilaian diri dapat digunakan untuk penilaian sikap spiritual dan sikap sosial sekaligus. 23 | P a g e Nama teman yang dinilai : Nama penilai : Kelas : Semester : Petunjuk : Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan kalian yang sebenarnya. No Pernyataan Ya 1 Teman saya selalu berdoa sebelum melakukan aktivitas. 2 Teman saya sholat lima waktu tepat waktu. 3 Teman saya tidak mengganggu teman saya yang beragama lain berdoa sesuai agamanya. 4 Teman saya tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan. 5 Teman saya tidak melakukan plagiat (mengambil/ menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas. 6 Teman saya mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa adanya. 7 Teman saya melaporkan data atau informasi apa adanya. 8 Tidak . Jumlah Keterangan: Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir sikap yang dinilai. Pernyataan “ya dan tidak” dapat dikembangkan dengan menggunakan skala likert (1, 2, 3, 4) dengan memberi petunjuk “Berilah tanda centang (√) pada kolom 1 (tidak pernah), 2 (kadangkadang), 3 (sering), atau 4 (selalu) sesuai dengan keadaan kalian yang sebenarnya.” Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh guru dengan melakukan fasilitasi terhadap siswa yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan. b. Teknik Penilaian Pengetahuan Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan karakteristik masing-masing KD.Teknik yang biasa digunakan antara lain tes tertulis, tes lisan, penugasan, dan portofolio.Teknik-teknik penilaian pengetahuan yang biasa digunakan disajikan dalam tabel berikut. Teknik Tes Tertulis Bentuk Instrumen Benar-Salah, Menjodohkan, Pilihan Ganda, Tujuan Mengetahui penguasaan pengetahuan siswa untuk perbaikan proses pembelajaran dan/atau 24 | P a g e Isian/Melengkapi, Uraian pengambilan nilai Tes Lisan Tanya jawab Mengecek pemahaman siswa untuk perbaikan proses pembelajaran Penugasan Tugas yang dilakukan secara individu maupun kelompok Memfasilitasi penguasaan pengetahuan (bila diberikan selama proses pembelajaran) atau mengetahui penguasaan pengetahuan (bila diberikan pada akhir pembelajaran) Portofolio Sampel pekerjaan siswa terbaik yang diperoleh dari penugasan dan tes tertulis Sebagai (sebagian) bahan guru mendeskripsikan capaian pengetahuan di akhir semester Instrumen tes tertulis dikembangkan atau disiapkan dengan mengikuti langkah-langkah: a) Menetapkan tujuan tes. b) Menyusun kisi-kisi. c) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal. d) Menyusun pedoman penskoran. Nama Sekolah Kelas/Semester Tahun Pelajaran Mata Pelajaran Kesehatan (PJOK) No Kompetensi Dasar 1. Menganalisis keterampilan gerak salah satu permainan bola besar untuk menghasilka n koordinasi gerak yangbaik*) Materi : : : : SMA Jaya Bangsaku XII/Semester I 2014/2015 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Indikator Soal Sepakbola: a. Menjelaska Mengu n analisis mpan teknik bola dasar Menem sepakbola bak untuk bola menghasilk Mengon an trol koordinasi bola gerak yang Menggir baik ing bola b. menerapka Menyu nanalisis ndul teknik bola dasar Lempar sepakbola an untuk kedala merancang m latihan Bentuk Soal Jml Soal Pen-skoran Uraian 1 Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap Uraian 1 Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap 25 | P a g e Gerak tanpa bola menendang dan mengontrol bola Nilai2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak lengkap c. menerapka n analisis teknik dasar sepakbola untuk merancang latihan lemparan kedalam dan gerak tanpa bola Uraian 2 Skor 4, jika urutan benar dan lengkap Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap Nilai2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang lengkap Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan tidak lengkap Dari kisi-kisi tersebut dapat disusun contoh instrument penilaian dalam bentuk soal uji tulis, sebagai berikut: 1) Jelaskan perbedaan menendang bola untuk mengumpan dan menendang bola untuk menembak? 2) Berikan contoh penerapan analisis gerak dasar menendang dan mengontrol boladalam latihan (contoh sepakbola)! 3) Buatlah rancangan latihan gerak dasar lemparan kedalam dan gerak tanpa bola melalui permainan! 1) Tes Lisan Contoh pertanyaan pada tes lisan berdasarkan kisi-kisi tersebut: a) Bagaimana posisi kaki tumpu ketika melakukan tendangan? b) Jelaskan efektivitas tendangan dengan punggung kaki untuk ketepatan? c) Bagaimana cara melakukan tendangan jauh dalam permainnan sepakbola? 26 | P a g e 2) Penugasan Nama Sekolah Kelas/Semester Tahun pelajaran Mata Pelajaran No. : SMA Jaya Bangsaku : XII/Semester I : 2014/2015 : PJOK Kompetensi Dasar 1 Memahami konsep dan prinsip pergaulan yang sehat. Materi Konsep pergaulan sehat Teknik Penilaian Indikator Menjelaskankonsep pergaulan sehat Penugasan Contoh Tugas: Jelaskan konsep pergaulan sehat yang dapat diterapkan dalam lingkungan sekolahmu! Lengkapi dengan contohnya! Contoh Pedoman Penskoran Tugas No. Aspek yang Dinilai Skor 1 Menjelaskan konsep pergaulan sehat yang dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah secara lengkap dan jelas dengan contohnya 4 2 Menjelaskan konsep pergaulan sehat yang dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah secara lengkap tetapi kurang jelas dalam menuliskan contohnya 3 3 Menjelaskan konsep pergaulan sehat yang dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah secara lengkap tetapi tidak menuliskan contohnya 2 4 Menjelaskan konsep pergaulan sehat yang dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah secara lengkap dan tidak disertai contohnya 1 Skor Maksimum 4 Contoh tugas ini dapat dimodifikasi menjadi tugas untuk memfasilitasi siswa memperoleh pengetahuan, misalnya menjadi: Carilah informasi di internet, buku siswa, dan buku referensi yang relevan di perpustakaan mengenai makanan pergaulan sehat dan contoh-contohnya.Tulis hasil pencarian Kalian tersebut dengan singkat dan sajikan pada pertemuan selanjutnya.Kalian dapat bekerja dalam kelompok yang beranggotakan 3 (tiga) sampai 4 (empat) orang siswa. 3) Portofolio Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai portofolio siswa yang merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu.Portofolio bukan merupakan sebuah metode penilaian, melainkan alat pengumpul dan alat komunikasi tentang pembelajaran siswa.Penilaian portofolio memerlukan tanggung jawab siswa dalam mengelola diri, penilaian diri sendiri, dan evaluasi berpasangan. Jenis-jenis 27 | P a g e portofolio dapat berupa: (a) portofolio personal jika dipegang dan dikelola oleh siswa. Biasanya berguna untuk menuliskan cabang olahraga yang disenangi, harapan, refleksi diri, serta berbagi gagasan dari pengalaman yang diperoleh, sepanjang periode pembelajaran, (b) portofolio terekam dan tersimpan (record-keeping portofolios), portofolio ini dapat diisi dan disimpan oleh siswa, namun sebagian dari informasi yang direkam juga di simpan oleh guru, (c) portofolio tematik (thematic portofolios), portofolio ini menggambarkan kegiatan pembelajaran pada satu pokok bahasan (tema) yang berdurasi antara dua hingga enam minggu. Contohnya, untuk topik menganalisis gerak dasar sepakbola permainan, siswa dapat mencatatkan refleksi mengenai pola penyerangan dan bertahan (kognitif), menerapkan keterampilan gerak pada strategi penyerangan dan bertahan (psikomotor), dan upaya mencapai hasil (kognitif), (d) portofolio terintegrasi (integrated portofolios), portofolio ini dapat digunakan untuk menggambarkan “potret” siswa secara keseluruhan, dan berbagai subyek pembelajaran,(e) portofolio selebrasi (celebration portofolios) untuk mencatat prestasi cabang olahraga,(f) portofolio tahun jamak (multiyears potofolios), yaitu portofolio yang digunakan dengan jangka beberapa tahun dan digunakan oleh siswa dari satu tingkatan kelas ke kelas yang lebih tinggi. Portofolio setiap siswa disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi tanggal pengumpulan oleh guru.Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetakan dan/atau elektronik.Pada akhir suatu semester kumpulan sampel pekerjaan tersebut digunakan sebagai sebagian bahan untuk mendeskripsikan pencapaian pengetahuan secara deskriptif.Portofolio pengetahuan tidak diskor lagi dengan angka. Berikut adalah contoh ketentuan dalam penilaian portofolio untuk pengetahuan: 1) Pekerjaan asli siswa; 2) Pekerjaan yang dimasukkan dalam portofolio disepakati oleh siswa dan guru; 3) Guru menjaga kerahasiaan portofolio; 4) Guru dan siswa mempunyai rasa memiliki terhadap dokumen portofolio; 5) Pekerjaan yang dikumpulkan sesuai dengan KD. Setiap pembelajaran KD dari KI-3 berakhir, pekerjaan terbaik dari KD tersebut (bila ada) dimasukkan ke dalam portofolio. c. Teknik Penilaian Keterampilan Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan tugas tertentu di dalam berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian kinerja, dan penilaian proyek. 28 | P a g e 1) Penilaian Kinerja Nama Sekolah Kelas/Semester Tahun pelajaran Mata Pelajaran No Kompetensi Dasar 1 Mempraktikk an hasil analisis konsep latihan dan pengukuran komponen kebugaran jasmani terkait kesehatan (daya tahan, kekuatan, komposisi tubuh, dan kelenturan) menggunaka n instrumen terstandar : : : : SMA Jaya Bangsaku XII/Semester I 2014/2015 PJOK Materi Latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan: komposisi tubuh daya tahan jantung dan paruparu/ cardivascul ar daya tahan otot kelentukan kekuatan Pengukura n kebugaran jasmani Indikator ....... Teknik Penilaian Kinerja Berlari sejauh 2,4 KM/ tes Cooper Melakukan pengukuran daya tahan jantung dan paru berdasarkan tabel tes Memiliki derajat daya tahan jantung baru dengan status “baik” *) ........ Contoh tugas penilaian kinerja 1. Lakukan pengukuran daya tahan jantung paru dengan cara berlari sejauh 2,4 KM! 2. Tentukanlah derajat daya tahan jantung paru yang Kalian miliki! *Rubrik penskoran daya tahan jantung paru dapat dilihat dalam tabel norma tes daya tahan menurut Cooper Pada contoh penilaian kinerja dengan di atas, penilaian diberikan dengan memperhatikan baik aspek proses maupun produk. Sebagaimana terlihat pada rubrik penilaian ada 2 (dua) butir aspek yang dinilai, yaitu keterampilan siswa dalam melakukan praktik berlari 2,4 KM dan menentukan derajat daya tahan jantung paru (proses), serta kualitas daya tahan jantung paru sesuai norma dalam tes Cooper (hasil). Guru dapat menetapkan bobot penskoran yang berbeda-beda antara aspek satu dan lainnya yang dinilai dengan memperhatikan karakteristik KD atau keterampilan yang dinilai. Pada contoh di atas, keterampilan proses (berlari dan menentukan derajat daya tahan) diberi bobot lebih rendah dibandingkan produknya (kualitas daya tahan jantung paru). 29 | P a g e Contoh Rubrik Penilaian Kinerja No Indikator 1 Berlari sejauh 2,4 KM/ tes Cooper Rubrik 3 = Melakukan start dengan baik, berlari secara konsisten, dan melalui garis finish dengan baik 2 = Hanya melakukan dua unsur berlari dengan baik 1 = Hanya melakukan satu unsur berlari dengan baik 2 Melakukan pengukuran daya tahan jantung dan paru berdasarkan tabel tes 4 = Mempersipkan peserta, mengawasi peserta, mengoperasikan stopwatch, dan membandingkan data dengan norma dengan baik 3 = Hanya melakukan tiga langkah kerja dengan baik 2 = Hanya melakukan dua langkah kerja dengan baik 1 = Hanya melakukan satu langkah kerja dengan baik 3 Memiliki derajat daya tahan jantung baru dengan status “baik” 3 = Memiliki daya tahan paru jantung dengan status “baik” 2 = Memiliki daya tahan paru jantung dengan status “sedang” 1 = Memiliki daya tahan paru jantung dengan status “kurang” 2) Penilaian Proyek Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas dalam periode/waktu tertentu.Penilaian proyek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran.Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta pelaporan. Pada penilaian proyek setidaknya ada 4 (empat) hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: a) Pengelolaan Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi, dan mengelola waktu pengumpulan data, serta penulisan laporan. b) Relevansi Topik, data, dan produk sesuai dengan KD. c) Keaslian Produk (misalnya laporan) yang dihasilkan siswa merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa. 30 | P a g e d) Inovasi dan kreativitas Hasil proyek siswa terdapat unsur-unsur kebaruan dan menemukan sesuatu yang berbeda dari biasanya. Contoh Kisi-Kisi Penilaian Proyek Nama Sekolah Kelas/Semester Tahun pelajaran Mata Pelajaran No Kompetensi Dasar 1 Menganalisis keterampilan gerak seni dan olahraga beladiri untuk menghasilkan gerak yang efektif **) : SMA Jaya Bangsaku : XII/Semester I : 2014/2015 : PJOK Materi Pencaksilat: Kuda-kuda Pola langkah Pukulan Tendangan Tangkisan Elakan Hindaran Indikator Teknik Penilaian Proyek ...... Menyusun rangkaian jurus seni beladiri ..... Proyek: Buatlah rangkaian jurus sederhana dengan cara memvariasikan dan mengkombinasikan berbagai gerak (sikap dan kuda-kuda, serangan dengan tangan dan kaki, elakan, dan belaan) 1. Tentukan gerak spesifik yang akan divariasikan dan dikombinasikan 2. Susunlah rancangan jurus yang berisi berbagai gerak (sikap dan kuda-kuda, serangan dengan tangan dan kaki, elakan, dan belaan) secara harmonis 3. Cobalah lakukan rangkaian gerak tersebut secara berulang 4. Mintalah pendapat dari temanmu, kemudian lakukan perbaikan sesuai dengan umpan balik dari temanmu Contoh Rubrik Penskoran Proyek No Skor Aspek yang Dinilai 0 1 Kemampuan memilih gerak spesifik yang akan divariasi dan dikombinasikan 2 Kemampuan merancang rangkaian gerak (jurus) 3 Kemampuan mempresentasikan hasil rancangan jurus 4 Kemampuan melakukan rangkaian gerak (jurus) 5 Kualitas rangkaian gerak/jurus (keindahan) 1 2 3 4 Jumlah 31 | P a g e Catatan: Guru dapat menetapkan bobot yang berbeda-beda antara aspek satu dan lainnya pada penskoran (sebagaimana contoh rubrik penskoran di atas) dengan memperhatikan karakteristik KD atau keterampilan yang dinilai. 3) Penilaian Portofolio Seperti pada penilaian pengetahuan, portofolio untuk penilaian keterampilan merupakan kumpulan sampel karya terbaik dari KD pada KI-4.Portofolio setiap siswa disimpan dalam suatu folder (map) dan diberi tanggal pengumpulan oleh guru.Portofolio dapat disimpan dalam bentuk cetakan dan/atau elektronik.Pada akhir suatu semester kumpulan sampel karya tersebut digunakan sebagai sebagian bahan untuk mendeskripsikan pencapaian keterampilan secara deskriptif.Portofolio keterampilan tidak diskor lagi dengan angka. Berikut adalah contoh ketentuan dalam penilaian keterampilan dengan portofolio: a) Karya asli siswa; b) Karya yang dimasukkan dalam portofolio disepakati oleh siswa dan guru; c) Guru menjaga kerahasiaan portofolio; d) Guru dan siswa mempunyai dokumen portofolio; rasa memiliki terhadap e) Karya yang dikumpulkan sesuai dengan KD. Setiap pembelajaran KD dari KI-4 berakhir, karya terbaik dari KD tersebut (bila ada) dimasukkan ke dalam portofolio. d. Teknik Penilaian Kebugaran Jasmani 1) Mengukur indeks massa tubuh (IMB) atau body mass indeks (BMI) IMT dihitung dari massa badan (M) dan kuadrat tinggi atau height (H), atau IMT= M/HxH, di mana M adalah massa badan dalam kg, dan H adalah tinggi badan dalam meter. BMI sebagai alat bantu untuk menyatakan seseorang terlalu kurus, ideal, di atas ideal, gemuk, dan obesitas. Berdasarkan BMI assessment oleh NHS Direct (2011); http: //www.nhs.uk/ livewell/ loseweight/ pages/ bodymassindex.aspx, tabel tersebut adalah sebagai berikut: BMI Kurang dari 18.5 Status Kurus 18.5 - 24.9 Ideal 25 - 29.9 Melebihi berat ideal 30 - 39.9 Kegemukan Lebih dari 39.9 Obesitas 32 | P a g e Berikut adalah contoh penghitungan indeks ini; jika tinggi badan seseorang adalah 1,82 meter, maka bilangan pembaginya akan menjadi 1,82X1,82 = 3,3124. Jika berat badan seseorang 70,5 kg, (70,5/ 3,3124) maka IMT nya adalah 21,3 sehingga siswa dapat dikatakan memiliki indeks massa tubuh ideal. 2) Mengukur derajat kebugaran jasmani secara umum dari McCloy Tes kebugaran jasmani dengan McCloy ini mempersyaratkan testee untuk melakukan serangkaian kegiatan berupa pull ups, press ups, squat thrusts, squat jumps, dan sit ups.Instrument ini digunakan untuk melihat perkembangan kebugaran jasmani siswa dari waktu ke waktu secara personal, sehingga untuk menentukan norma atau derajat kebugaran jasmani siswa perlu dilakukan penetapan norma oleh guru sesuai dengan rata-rata kemampuan siswanya. Pelaksanaan pengukuran kebugaran jasmani ini dilakukan secara berangkai dan terus menerus dengan tahap-tahap yang telah ditentukan.Pada setiap pergantian kegiatan diberikan jeda waktu selama tiga menit untuk memberi kesempatan testee melakukan pemulihan.Perlu dipastikan, seluruh siswa dapat melakukan secara benar setiap gerakan agar pelaksanaan pengukuran tidak terganggu masalah teknis, dan data yang diperoleh valid.Berikut adalah prosedur dan langkah pelaksanaan tes tersebut: a) Testee melakukan pemanasan kurang lebih selam 10 menit b) Testee melakukan Pull Ups (dagu melewati palang) sebanyak yang mampu ia lakukan c) Asisten tes menghitung dan mencatat jumlah pengulangan yang bisa dilakukan testee d) Testee istirahat selama tiga (3) menit e) Testee melakukan Press Ups sebanyak yang mampu ia lakukan f) Asisten tes menghitung dan mencatat jumlah pengulangan yang bisa dilakukan testee g) Testee istirahat selama tiga (3) menit h) Asisten tes memberikan aba-aba “GO” dan memencet stopwatch tanda dimulai Squat Thrusts i) Testee melakukan Squat Thrustssebanyak-banyaknya selama 1 menit j) Asisten tes menghitung dan mencatat jumlah pengulangan yang bisa dilakukan testee k) Testee istirahat selama tiga (3) menit l) Asisten tes memberikan aba-aba “GO” dan memencet stopwatch tanda dimulai Squat Jumps m) Testee melakukan Squat Jumpssebanyak-banyaknya selama 1 menit n) Asisten tes menghitung dan mencatat jumlah pengulangan yang bisa dilakukan testee o) Testee istirahat selama tiga (3) menit p) Asisten tes memberikan aba-aba “GO” dan memencet stopwatch tanda dimulai Sit Ups q) Testee melakukan Sit Ups sebanyak-banyaknya selama 2 menit Asisten tes menghitung dan mencatat jumlah pengulangan yang bisa dilakukan testee. Peralatan yang diperlukan oleh tester dan 33 | P a g e asisten tes adalah matras rata yang tidak licin, papan gantung untuk melakukan pull ups, stopwatch, dan berbagai alat tulis.Skor derajat kebugaran jasmani atau The Physical Fitness Index (P.F.I.) adalah hasil penjumlahan seluruh pengulangan dari lima item tes dibagi lima (5). B. Pelaksanaan Penilaian Dalam pelaksanaan penilaian, guru lebih dahulu merumuskan indikator pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dijabarkan dari Kompetensi Dasar (KD).Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut.Indikator tersebut digunakan sebagai rambu-rambu dalam penyusunan butir-butir soal atau tugas. Indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan merupakan ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri yang menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar tertentu dan menjadi acuan dalam penilaian.Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi satu atau lebih indikator pencapaian.Untuk menilai pencapaian kompetensi sikap, dan keterampilan digunakan indikator yang dapat diamati. Seperti pelaksanaan penilaian sikap spiritual, penilaian sikap sosial dilakukan secara terus-menerus selama satu semester.Penilaian sikap sosial di dalam kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran. Perkembangan sikap siswa di luar jam pelajaran diikuti dan dicatat wali kelas dan guru BK. Penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajar siswa. Penilaian tersebut dilakukan selama kegiatan belajar mengajar (KBM) sedang berlangsung, penilaian harian (PH), penilaian tengah semester (PTS), dan penilaian akhir semester (PAS).Penilaian tengah semester (PTS) dan PAS pada umumnya dilakukan melalui tes tertulis. Penilaian keterampilan dilakukan melalui teknik penilaian kinerja, penilaian proyek, dan penilaian portofolio yang dilaksanakan setelah pembelajaran satu atau beberapa KD dari KI-4.Teknik penilaian yang dipakai untuk setiap KD bergantung pada isi KD. C. Pengolahan Hasil Penilaian 1. Nilai Sikap Spiritual dan Sikap Sosial Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai/perkembangan sikap selama satu semester: a. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK masing-masing mengelompokkan (menandai) catatan-catatan sikap jurnal yang dibuatnya ke dalam sikap spiritual dan sikap sosial (apabila pada jurnal belum ada kolom butir nilai). b. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK masing-masing membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan catatan-catatan jurnal untuk setiap siswa. c. Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata pelajaran dan guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran, guru BK, dan 34 | P a g e wali kelas yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan (merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap siswa. Berikut adalah contoh rumusan deskripsi capaian sikap spiritual dan sosial. Sikap spiritual: Selalu bersyukur, selalu berdoa sebelum melakukan kegiatan,dan toleran pada pemeluk agama yang berbeda, ketaatan beribadah mulai berkembang. Sikap sosial: Sangat santun, peduli, dan percaya diri; kejujuran, kedisiplinan, dan tanggungjawab meningkat. 2. Nilai Pengetahuan Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian, penilaian tengah semester, dan penilaian akhir semester yang dilakukan dengan beberapa teknik penilaian.Penulisan capaian pengetahuan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi. a. Hasil Penilaian Harian Hasil Penilaian Harian merupakan nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil penilaian harian melalui tes tertulis dan/atau penugasan untuk setiap KD.Dalam perhitungan nilai rata-rata DAPAT diberikan pembobotan untuk nilai tes tertulis dan penugasan MISALNYA 60% untuk bobot tes tertulis dan 40% untuk penugasan. Penilaian harian dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk KD yang gemuk (cakupan materi yang luas) sehingga penilaian harian tidak perlu menunggu selesainya pembelajaran KD tersebut.Materi dalam suatu penilaian harian untuk KD gemuk mencakup sebagian dari keseluruhan materi yang dicakup oleh KD tersebut.Bagi KD dengan cakupan materi sedikit, penilaian harian dapat dilakukan setelah pembelajaran lebih dari satu KD. b. Hasil Penilaian Tengah Semester (HPTS) merupakan nilai yang diperoleh dari penilaian tengah semester yang terdiri atas beberapa kompetensi dasar. c. Hasil Penilaian Akhir Semester (HPAS) merupakan nilai yang diperoleh dari penilaian akhir semester yang mencakup semua kompetensi dasar dalam satu semester. d. Hasil Penilaian Akhir (HPA) merupakan hasil pengolahan dari HPH, HPTS, HPAS dengan memperhitungkan bobot masingmasing yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Pengolahan nilai pengetahuan dilakukan melalui pembobotan sebagaimana contoh HPH : HPTS : HPAS = 2 : 1 : 1. Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor dituliskan deskripsi capaian pengetahuan untuk setiap mata pelajaran, dengan rambu-rambu seperti pada penilaian sikap. 3. Nilai Keterampilan Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian kinerja (proses dan produk), proyek, dan portofolio.Hasil penilaian dengan teknik kinerja dan proyek dirata-rata untuk memperoleh nilai akhir 35 | P a g e keterampilan pada setiap mata pelajaran.Seperti pada pengetahuan, penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi. Penilaian dalam satu semester yang dilakukan oleh guru dapat menghasilkan skor seperti contoh dalam tabel berikut. Contoh Pengolahan Nilai Keterampilan KD Kinerja (Proses) 4.1 92 4.2 66 Kinerja (Produk) Proyek Portofolio Skor Akhir KD* 92 75 75 4.3 87 87 87 78,50 4.4 75 4.5 80 80 4.6 85 85 Nilai Akhir Semester 82,916 Pembulatan 83 Catatan: 1. Penilaian KD 4.2 dilakukan 2 (dua) kali dengan teknik teknik yang sama, yaitu kinerja. Oleh karena itu skor akhir KD 4.2 adalah skor optimum. Penilaian untuk KD 4.4 dilakukan 2 (dua) kali tetapi dengan teknik yang berbeda, yaitu produk dan proyek. Oleh karenanya skor akhir KD 4.4 adalah rata-rata dari skor yang diperoleh melalui teknik yang berbeda tersebut. 2. KD 4.3 dan KD 4.4 dinilai melalui penilaian proyek – 2 (dua) KD dinilai bersama-sama dengan proyek. Nilai yang diperoleh untuk kedua KD tersebut sama (dalam contoh di atas 87). 3. Nilai akhir semester diperoleh berdasarkan rata-rata skor akhir keseluruhan KD keterampilan yang dibulatkan ke bilangan bulat terdekat. 4. Nilai akhir semester diberi predikat dengan ketentuan: Sangat Baik (A) : 86 – 100 Baik (B) : 71 – 85 Cukup (C) : 56 – 70 Kurang (D) : ≤ 55 Selain nilai dalam bentuk angka dan predikat, dalam rapor dituliskan deskripsi capaian keterampilan untuk setiap mata pelajaran dengan rambu-rambu seperti pada penilaian sikap.dengan rambu-rambu seperti pada penilaian sikap. D. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian (Pembelajaran Remedial dan Pengayaan) Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan.Pembelajaran remedial diberikan kepada siswa yang belum mencapai KBM/KKM, sementara 36 | P a g e pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai atau melampaui KBM/KKM. Pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan cara: 1. pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda, menyesuaikan dengan gaya belajar siswa; 2. pemberian bimbingan secara perorangan; 3. pemberian tugas-tugas atau latihan secara khusus, dimulai dengan tugas-tugas atau latihan sesuai dengan kemampuannya; 4. pemanfaatan tutor sebaya, yaitu siswa dibantu oleh teman sekelas yang telah mencapai KBM/KKM. Pembelajaran remedial diberikan segera setelah siswa diketahui belum mencapai KBM/KKM berdasarkan hasil PH, PTS, atau PAS.Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai KBM/KKM dengan waktu hingga batas akhir semester.Apabila hingga akhir semester pembelajaran remedial belum bisa membantu siswa mencapai KBM/KKM, pembelajaran remedial bagi siswa tersebut dapat dihentikan. Nilai KD yang dimasukkan ke dalam pengolahan penilaian akhir semester adalah penilaian setinggitingginya sama dengan KBM/KKM yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran tersebut. Apabila belum/tidak mencapai KBM/KKM, nilai yang dimasukkan adalah nilai tertinggi yang dicapai setelah mengikuti pembelajaran remedial. Guru tidak dianjurkan untuk memaksakan untuk memberi nilai tuntas kepada siswa yang belum mencapai KBM/KKM. Selanjutnya pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui: 1. Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam pelajaran; 2. Belajar mandiri, yaitu siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan sendiri/individual; 3. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan beberapa konten pada tema tertentu sehingga siswa dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah siswa diketahui telah mencapai KBM/KKM berdasarkan hasil PH. Mereka yang telah mencapai KBM/KKM berdasarkan hasil PTS dan PAS umumnya tidak diberi pengayaan.Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang-kali sebagaimana pembelajaran remedial.Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian. 37 | P a g e BAB V GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013yang saat ini sedang dikembangkan untuk memenuhi kedua dimensi tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan untuk menghadapi tantangan pada era global, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.Tantangan internal antara lain terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusiausia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. Dalam melaksanakan tugas mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan abad 21 guru dituntut memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kualitas guru merupakan komponen penting bagi pendidikan yang sukses.Peran guru sangat penting dalam pembentukan karakter dan sikap siswa, karena siswa membutuhkan contoh, selain pengetahuan tentang nilai baik-buruk, benar-salah, dan indah-tidak indah.Dibutuhkan guru yang bermutu karena perannya dalam pengembangan intelektual, emosional, dan spiritual siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Killen (1998: v), “Pengetahuan, kemampuan, dan keyakinan guru memiliki pengaruh penting terhadap apa yang dipelajari siswa”. Dengan berbagai kenyataan yang digambarkan dari berbagai penjelasan ini, guru PJOK dihadapkan pada berbagai tantangan yang tidak mudah untuk dihadapi. Mengingat tantangan yang berat bagi seorang guru PJOK untuk menjalankan profesinya,Interstate New Teacher Assessment and Support Consortium (INTASC) sebagaimana yang dikutip oleh Vincent J. Melograno (2006: 16) merilis sepuluh standar pengetahuan dan keterampilan bagi guru PJOK yang meliputi: 1) Pengetahuan akan isi pendidikan; seorang guru PJOK diharapkan memahami isi dari PJOK, dan kajian konsep yang terkait dengan pengembangan “insan pendidikan jasmani” 2) Pertumbuhan dan perkembangan; pemahaman akan setiap individu belajar dan berkembang, serta memberi kesempatan yang 38 | P a g e memungkinkan dan mendukung setiap individu untuk berkembang secara fisik, pengetahuan, sosial, dan emosional merupakan standar yang harus dipenuhi oleh guru PJOK, 3) Perbedaan antar siswa; pemahaman ini akan membawa guru PJOK untuk melakukan pendekatan dalam pembelajaran, serta mengkreasikan pembelajaran yang sesuai dengan dan untuk menghadapi berbagai perbedaan setiap individu siswa tersebut, 4) Manajemen dan motivasi; hal ini diperlukan dan digunakan memotivasi individu maupun kelompok serta perilaku mengkreasikan lingkungan pembelajaran yang meningkatkan interaksi sosial, komitmen pembelajaran yang dan membangun motivasi diri siswa untuk belajar, untuk untuk aman, tinggi, 5) Komunikasi; kemampuan ini adalah kemampuan guru PJOK untuk menggunakan pengetahuan mengenai bahasa verbal dan non-verbal yang efektif, serta media komunikasi untuk meningkatkan pembelajaran, dan seting pembelajaran yang baik, 6) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran; memahami pentingnya pengembangan perencanaan untuk melaksanakan pembelajaran PJOK dan mewujudkan insan yang terdidik secara fisik (physically educated person), 7) Penilaian terhadap siswa; memahami dan mampu menggunakan berbagai jenis penilaian dan kontribusinya secara keseluruhan untuk melanjutkan pengembangan fisik, pengetahuan, sosial, dan emosional siswa, 8) Refleksi;kemampuan guru PJOK untuk merefleksikan kemampuan diri sebagai praktisi dan berkontribusi bagi pengembangan dan pertumbuhan profesionalismenya, 9) Teknologi; guru PJOK harus mampu menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, kualitas diri, dan produktivitas keprofesionalannya, 10) Kolaborasi; merupakan kemampuan guru PJOK untuk memahami pentingnya hubungan kerja sama dengan kolega, orangtua siswa dan pengasuh, masyarakat untuk mendukung pengembangan “insan PJOK”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik, guru PJOK harus memiliki kompetensi paripurna, disamping juga dukungan sistem pendidikan guru yang memadai. Telah dipahami bahwa guru PJOK dalam format sistem dan aplikasi pendidikan merupakan unsur yang berkontribusi signifikan bagi terwujudnya proses pembelajaran dalam konsepsi pendidikan yang bermutu. Di sisi lain, mutu dalam konteks pendidikan merupakan akumulasi dari mutu masukan, mutu proses, mutu keluaran dan mutu dampak pendidikan dalam kehidupan masyarakat. Mutu masukan dapat dilihat dari beberapa sisi. Pertama, kualitas sumber daya manusia dalam hal ini guru PJOK dalam melayani pembelajaran pada satuan pendidikan; Kedua, mutu masukan material berupa kurikulum, buku, alat peraga, sarana dan prasarana sekolah; Ketiga, mutu perangkat lunak berupa peraturan, deskripsi kerja, struktur organisasi sekolah; Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, tercermin dalam visi-misi, semangat, kinerja, dan cita-cita dalam penyelenggaraan pendidikan. 39 | P a g e Hasil kajian terhadap beberapa literatur menunjukkan adanya beberapa elemen kapasitas untuk meningkatkan mutu pembelajaran PJOK di satuan-satuan pendidikan, yaitu: (1) Guru PJOK yang profesional, dilihat dari aspek pengetahuan dan ketrampilan, (2) motivasi siswa, (3) Materi kurikulum, (4) kualitas dan tipe SDM yang mendukung proses pembelajaran di kelas yang dalam hal ini adalah guru PJOK, (5) kuantitas dan kualitas interaksi pihak terkait pada tingkat organisasi sekolah, (6) sumber-sumber belajar, dan (7) organisasi dan alokasi sumberdaya sekolah ditingkat lembaga. Kapasitas guru PJOK sebagai salah satu elemen pengampu penyelenggaraan pendidikan bermutu terkait dengan bentuk tugas dan tanggungjawab kerjanya, yang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2007 adalah merencanakan, melaksanakan dan melakukan penilaian pada penyelenggaraan pembelajaran di satuan pendidikan. Karena itu guru PJOK dengan peran profesionalnya menjadi unsur penting di antara unsur penting lainnya dalam menciptakan dan mengembangkan kegiatan dan proses pembelajaran di dalam dan/atau di luar kelas. Peran tersebut berkembang dan semakin penting dalam era global ini yang semakin sarat dengan penguasan informasi dan teknologi maju. Kebutuhan guru PJOK dengan berbagai peran profesional seperti tersebut di atas, mengalir sepanjang zaman seiring dengan tumbuh dan bertambahnya generasi baru yang harus dipersiapkan melalui pendidikan yang memadai sebagai generasi penerus bangsa. Kenyataan nilai pentingnya peran guru PJOK dalam mewujudkan pelaksanaan pendidikan yang bermutu sebagaimana diuraikan di atas, mengisyaratkan bahwa guru PJOK perlu diposisikan sebagai tenaga kerja dalam kualifikasi profesi yang sarat dengan: kompetensi, profesionalitas, komitmen kinerja, dan akuntabilitas dalam menjalankan tugasnya. Sebagai perimbangan dari itu, untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik, guru PJOK perlu memperoleh jaminan atas pemenuhan kebutuhan dasarnya sebagai pekerja profesi berupa kesempatan pengembangan karier dan mutu profesionalitas, perlindungan dalam pengabdian profesi, penghargaan dan perlindungan atas prestasi kinerja, dan kelayakan kesejahteraannya. Konsekuensi dari kondisi tersebut, pemerintah berkewajiban melaksanakan pengembangan kebijakan dan program peningkatan mutu profesionalitas guru PJOK secara terencana dan sistematis. Mencermati posisi dan peranan penting guru PJOK dalam upaya membangun pendidikan bermutu, kiranya perlu diajukan pertanyaanpertanyaan pokok berkaitan dengan kondisi guru PJOK di Indonesia saat ini sebagai gambaran persoalan yang layak di ditindaklanjuti melalui kebijakan dan peraturan pemerintah tentang pembinaan dan pengelolaan guru PJOK yang sedang disiapkan, antara lain: (1) Sejauhmana guru PJOK diposisikan sebagai tenaga profesi setara profesi guru lain yang secara terpadu bertanggungjawab melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan lingkup tugasnya guna merealisasikan pendidikan bermutu?; (2) Sejauh mana guru PJOK telah memenuhi kualifikasi sebagai tenaga profesional yang siap menangani tugas-tugas sesuai dengan bidang dan latar keilmuannya?; (3) Sejauhmana guru PJOK telah menunjukkan mutu profesionalitas yang dibutuhkan sebagai tenaga pendidik dalam proses pembelajaran di sekolah?; (4) Sejauhmana guru PJOK telah menunjukkan kinerja 40 | P a g e sesuai peran pentingnya secara aktif agar kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan efektif dan efisien; (5) Sejauhmana guru PJOK telah diberi kesempatan dan fasilitasi untuk pengembangan karier, ilmu pengetahuan, dan keterampilan pendukung keprofesiannya?; (6) sejauhmana guru PJOK telah diberikan kepercayaan dan kesempatan untuk memberikan andil pendapat dalam penentuan kebijakan kependidikan?; (7) Sejauh mana guru PJOK telah diberikan perlindungan dalam pengabdian profesinya di dunia pendidikan; (8) Sejauhmana guru PJOK telah diberikan kelayakan kesejahteraan dalam pengabdiannya; (9) Sejauhmana guru PJOK telah memenuhi kebutuhan dan dikelola secara baik dalam penyelenggaraan pendidikan lingkup nasional menyangkut aspek pemerataan, perluasan akses, mutu, relevansi, daya saing (kemampuan berkinerja prima), tata kelola tenaga kependidikan, akuntabilitas, dan pencitraan? Inti persoalan yang dapat ditarik dari analisis ini adalah bahwa elemen guru PJOK harus dikelola mutu kehidupan profesi dan penataan aksesibilitasnya secara terencana dan sistematis melalui acuan yang jelas, tegas, dan rinci. Jika berbagai kebutuhan dan kesempatan guru PJOK tersebut dapat dipenuhi, maka peran guru PJOK dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi abad 21 akan berhasil dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. 41 | P a g e