perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI TENTANG KEMAMPUAN DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN DI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh: Violita Siska Mutiara NIM S541008116 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu semua faktor yang berada di dalam diri siswa tersebut dan faktor eksternal, yaitu semua faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor internal dibagi menjadi faktor fisik dan psikis, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. (Slameto,2003) Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Prestasi belajar juga dapat digunakan sebagai indikator mutu pendidikan. (Syakira, 2009) Minat merupakan suatu sikap yang melekat pada diri seseorang, minat adalah sikap yang membuat seseorang senang akan objek tertentu. Perubahan dalam individu dapat terjadi apabila dari dalam diri individu itu sendiri memiliki minat atau keinginan untuk berubah. (As’ad, 2004) Semakin besar minat maka semakin yakin akan keberhasilan belajarnya. Minat merupakan salah satu kunci utama untuk memperlancar, menggairahkan dan meningkatkan hasil belajar siswa. (Walgito, 1996) Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat yang besar terhadap objek yang commit to user 1 perpustakaan.uns.ac.id 2 digilib.uns.ac.id dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. (Efendi, 2002) Mengajar adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. (Usman, 2000) Dosen merupakan orang yang bertanggungjawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. (Hamzah, 2008) Dosen mempunyai peranan penting sebagai tenaga pendidik profesional dalam proses pembelajaran. Dosen bertugas membelajarkan mahasiswa agar mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Disisi lain mahasiswa dalam mencapai tujuan pendidikan, dipengaruhi oleh banyak hal, yaitu mahasiswa harus berada dalam kondisi yang memungkinkan mereka dapat belajar, dimana kondisi tersebut dapat menunjang mahasiswa dapat menerima ilmu dengan baik yang diberikan oleh dosen. Dalam hal ini jelas bahwa peranan dosen sangatlah penting dalam menciptakan kondisi yang kondusif untuk belajar tersebut. Pembelajaran merupakan usaha sadar dari dosen untuk mempersiapkan atau membantu mahasiswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. (Triyanto, 2004) Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi di bidang kesehatan memiliki visi menjadi institusi pendidikan yang unggul dan commit to user terpercaya untuk menghasilkan tenaga kesehatan profesional. Berdasarkan studi 3 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti tentang Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa semester VI Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta tahun akademik 2010-2011 dapat diketahui bahwa bahwa 48,6% mahasiswa memiliki IPK kurang dari 3,00. Mahasiswa yang memiliki IPK kurang dari 3,00 kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam bersaing dengan lulusan D III Kebidanan lain yang memiliki IPK lebih dari 3,00, baik itu dalam persaingan mencari pekerjaan di klinik swasta maupun dalam saringan penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS). (Mutiara, 2011) Dari wawancara yang dilakukan peneliti, 4 dari 10 mahasiswa semester VI menyatakan bahwa terasa tidak berminat untuk mempelajari beberapa mata kuliah, dosen dalam mengajar kurang menarik dan nilai ujian mereka kurang memuaskan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu mengetahui lebih lanjut Hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta. (Mutiara, 2011) B. Rumusan Masalah Adakah hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta? commit to user 4 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Menganalisis hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui hubungan minat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa b. Mengetahui hubungan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar mahasiswa c. Mengetahui hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis Peneliti dapat melaksanakan dan mengembangkan kemampuan untuk melakukan penelitian dan memperluas wawasan peneliti tentang pendidikan kebidanan, sehingga dapat memberikan kontribusi dan sumbangan pemikiran dalam upaya mengembangkan ilmu pengetahuan terutama pendidikan kebidanan di Indonesia, khususnya di Universitas Respati Yogyakarta. commit to user 5 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Manfaat praktis a. Bagi subjek penelitian Dengan penelitian ini subjek penelitian dapat menambah pengetahuan tentang minat dan kemampuan dosen dalam mengajar untuk dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswanya. b. Bagi lembaga kependidikan Hasil penelitian dapat menjadi bahan acuan penelitian selanjutnya untuk menyempurnakan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini dan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengevaluasi program pendidikan kebidanan yang telah dilaksanakan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Belajar a. Pengertian minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat hubungan semakin besar minat tersebut. (Slameto, 2006) Minat adalah sikap yang membuat seseorang senang akan objek situasi atau ide-ide tertentu, hal ini diikuti perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi itu.(As’ad, 2004) Minat akan mendorong mahasiswa untuk belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat akan timbul apabila mahasiswa tertarik akan sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. (Hamalik, 2009) b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat 1) Motivasi Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Minat merupakan perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi seorang siswa yang ingin memperdalam ilmu pengetahuan tentang sesuatu commit to user 6 7 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tafsir misalnya: tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku tentang tafsir, mendiskusikannya, dan sebagainya. (Slameto, 2006) 2) Bahan pelajaran dan sikap guru Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan dan sebaliknya. Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Guru juga salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar siswa. (Slameto, 2006) 3) Lingkungan Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Minat dapat diperoleh dari kemudian sebagai dari pengalaman mereka dari lingkungan di mana mereka tinggal. (Slameto, 2006) 4) Faktor stimulus belajar Faktor perangsang merupakan faktor yang dapat menimbulkan minat belajar siswa yang tinggi karena dapat menarik dan merangsang khalayak untuk memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut istilah, gaya hidup, nilai-nilai, dan juga perilaku sehari-hari. Minat khalayak dapat terarah pada apa yang dilihat, didengar, atau diperoleh melalui rangsangan diberikan. (Suryosubroto, 2009) commit to user perpustakaan.uns.ac.id 8 digilib.uns.ac.id 5) Faktor metode belajar Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, metode merupakan jalan atau alat yang penerapannya diarahkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, tujuan tersebut sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam program pengajaran. Oleh sebab itu, setiap guru dituntut untuk selalu berusaha membangkitkan minat peserta didiknya terhadap bidang studi yang diajarkannya. Darajat mengatakan tidak dibangkitkannya minat terhadap pelajaran akan mengguncangkan suasana dalam kelas, dan timbulnya persoalan tentang peraturan. Adanya rasa malas dan lelah di dalam jiwa anak didik, di samping timbulnya rasa bosan terhadap pelajaran dan pekerjaan sekolah. Dengan demikian jelaslah beberapa pentingnya membangkitkan minat anak didik dalam proses mengajar bagi guru. Sebenarnya sebagian besar dari usaha guru yang sukses tertumpah kepada membangkitkan minat anak-anak didik. Sebab tanpa minat akan sulit untuk mengajarkan sesuatu kepada seseorang. (Suryosubroto, 2009) 6) Cita-cita Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk para siswa. Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat seseorang dalam prospek kehidupan di masa yang akan datang. (Slameto, 2006) c. Indikator minat Ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah: commit to user perpustakaan.uns.ac.id 9 digilib.uns.ac.id 1) Perasaan Senang Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran Askeb IV misalnya seorang siswa ingin membuat askeb patologi maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan asuhan kebidanan patologi. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut. (Nurhidayati, 2006) 2) Perhatian dalam Belajar Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut. (Nurhidayati, 2006) 3) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran karena faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik. Brown yang dikutip oleh Imran sebagai berikut: tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya diketahui oleh orang lain, tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan selalu commit to user terkontrol oleh lingkungannya. (Nurhidayati, 2006) perpustakaan.uns.ac.id 10 digilib.uns.ac.id 4) Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan juga bahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat dan fungsi pelajaran juga merupakan salah satu indikator minat. Karena setiap pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya. (Nurhidayati, 2006) d. Pengertian belajar Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, dimana perubahan tersebut dapat mengarah pada perubahan tingkah laku yang lebih baik atau buruk. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh perubahan atau pematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan tersebut harus mantap, harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis. (Purwanto, 2006) 2. Persepsi mahasiwa tentang kemampuan dosen dalam mengajar a. Pengertian persepsi 1) Persepsi atau tanggapan merupakan proses mental yang terjadi pada manusia yang akan menunjukan bagaimana kita melihat, mendengar, merasa, memberi dan/serta meraba (kerja indera) disekitar kita. (Widayatun, 1999) 2) Persepsi juga diartikan mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. (Notoatmodjo, 2002) commit to user perpustakaan.uns.ac.id 11 digilib.uns.ac.id 3) Suatu proses yang didului oleh proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui indra atau disebut dengan proses sensori. Namun proses tersebut tidak berhenti begitu saja melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. (Walgito, 2003) b. Faktor yang mempengaruhi persepsi Terdapat dua faktor yang sangat berpengaruh terhadap persepsi yaitu : 1) Faktor intern Ada tiga hal yang berperan dalam persepsi individu yaitu : a) Alat indra, saraf dan pusat susunan saraf Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada saraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan saraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. (Walgito, 2003) b) Perhatian Untuk menyadari atau menggunakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Dalam Walgito, 2003, bahwa ada tiga faktor personal yang mempengaruhi persepsi yaitu : 1.Motivasi, emosi dan sikap, 2.Kerangka acuan perilaku (frame of revesence), 3.Kemampuan penilaian dan evaluasi seseorang. Faktor personal itu meliputi kebutuhan (need), suasana hati (mood), pengalaman masa lalu dan sifat individu lainnya. (Walgito, 2003) 2) Faktor ekstern commit to user Faktor ekstern yang mempengaruhi persepsi antara lain : 12 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a) Obyek yang dipersepsi Obyek menimbulkan stimulus yang mengenai alat atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam individu bersangkutan. (Walgito, 2003) b) Intensitas rangsangan Kekuatan rangsangan akan turut menentukan disadari atau tidaknya rangsangan itu. Pada umumnya rangsangan yang kuat lebih menguntungkan dalam kemungkinan direspon bila dibandingkan dengan rangsangan yang lemah. (Walgito, 2003) c) Ukuran rangsangan Pada umumnya yang lebih besar yang lebih menguntungkan dalam menarik perhatian dibandingkan dengan ukuran yang lebih kecil. (Walgito, 2003) d) Perubahan rangsangan Dimana rangsangan yang monoton kurang menguntungkan karena itu perlu adanya perubahan dari adanya rangsangan tersebut untuk dapat menarik perhatian. Rangsangan yang tidak diulang-ulang menarik perhatian daripada rangsangan pada dasarnya lebih yang diulang-ulang. Pertentangan/kontras dari rangsangan yang bertentangan atau kontras dengan sekitarnya kan lebih menarik perhatian seseorang. Hal ini disebabkan karena lain dari yang biasa dilihat dan akan cepat menarik perhatian. (Walgito, 2003) c. Tahap-tahap proses persepsi Proses persepsi terdiri dari: 1) Proses menerima commit to user perpustakaan.uns.ac.id 13 digilib.uns.ac.id Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan/data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca inderasehingga proses ini sering disebut penginderaan/sensori. Proses ini merupakan pengalaman elementer yang segera, tidak memerlukan penguraian secara verbal, simbolis atau konseptual dan terutama sekali berhubungan dengan panca indra. (Walgito, 2003) 2) Proses menyeleksi rangsang Setelah menerima rangsang/data diseleksi, selanjutnya terjadi proses mental fisik rangsang/rangkaian rangsang menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat yang lainnya lemah. (Walgito, 2003) 3) Proses mengorganisasikan Data atau rangsang yang diterima, selanjutnya diorganisasikan dalam bentuk. (Walgito, 2003) 4) Proses pengambilan keputusan dan pengecekan Terdapat tiga hal dalam pengambilan keputusan, yaitu: a) Kategori primitif Dimana obyek dan peristiwa yang diamati diselesaikan dan ditandai berdasarkan ciri-ciri tersebut. (Walgito, 2003) b) Mencari tanda Pengamatan secara tepat terhadap lingkungan untuk mencari tambahan informasi guna mengadakan kategorisasi yang tepat. (Walgito, 2003) c) Konfirmasi Konfirmasi terjadi setelah obyek penggolongan sementara. Pada tahap ini commit to user pengamat tidak lagi terbuka untuk sembarang memasukkan, melainkan 14 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id hanya menerima informasi yang diperkuat (mengkonfirmasi keputusannya, masukan-masukan yang tidak relevan dihindari). (Walgito, 2003) d. Kemampuan dosen dalam mengajar 1) Pengertian kemampuan dosen dalam mengajar Kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Sedangkan dalam Kamus Linguistik disebutkan bahwa kemampuan adalah pengetahuan tentang bahasa yang bersifat abstrak dan bersifat tidak sadar. (Mulyasa, 2006) Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. (Nasution, 2000) Mengajar membimbing adalah seseorang mengembangkan skill, suatu aktivitas untuk untuk mencoba mendapatkan, attitude, ideals menolong, mengubah (cita-cita), atau appreciation (penghargaan), dan knowledge. (Slameto, 2003) Menurut UU RI Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dosen adalah pendidik menginformasikan, profesional dan mengambangkan, ilmuwan dan dengan tugas menyebarluaskan utama ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen mempunyai peranan penting sebagai tenaga pendidik commit to user profesional dalam proses pembelajaran. Dosen bertugas membelajarkan perpustakaan.uns.ac.id 15 digilib.uns.ac.id mahasiswa agar mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Disisi lain mahasiswa dalam mencapai tujuan pendidikan, dipengaruhi oleh banyak hal, yaitu mahasiswa harus berada dalam kondisi yang memungkinkan mereka dapat belajar, dimana kondisi tersebut dapat menunjang mahasiswa dapat menerima ilmu dengan baik yang diberikan oleh dosen. Dalam hal ini jelas bahwa peranan dosen sangatlah penting dalam menciptakan kondisi yang kondusif untuk belajar tersebut. Pembelajaran merupakan usaha sadar dari dosen untuk mempersiapkan atau membantu mahasiswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. (Darsono dalam Triyanto, 2004) Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan dosen dalam mengajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh dosen untuk melakukan suatu aktivitas pengorganisasian atau pengaturan lingkungan agar peserta didik dapat mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita) appreciation (penghargaan), dan knowledge. 2) Kemampuan dasar mengajar Ada sepuluh kompetensi yang merupakan kemampuan dasar dari seorang guru, antara lain : (1) menguasai bahan; (2) mengelola program belajar mengajar; (3) mengelola kelas; (4) menggunakan media atau sumber; (5) menguasai landasan-landasan kependidikan; (6) mengelola interaksi belajar mengajar; (7) menilai prestasi siswa untuk kepentingan kependidikan; (8) mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan; (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; commit to user perpustakaan.uns.ac.id 16 digilib.uns.ac.id (10) memakai prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. a) Menguasai bahan Sebelum guru tampil di depan kelas untuk mengelola interaksi belajar mengajar, terlebih dahulu harus menguasai bahan apa yang akan diajarkan dan sekaligus bahan apa yang mendukung jalannya proses belajar mengajar. Dalam hal ini yang dimaksud “menguasai bahan” bagi seorang guru mengandung lingkup kemampuan mengajar bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah dan menguasai bahan pengayaan atau penunjang bidang studi. (Sardiman, 2004) b) Mengelola program belajar mengajar Guru yang kompeten juga harus mampu mengelola program belajar mengajar. Dalam hal ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh guru. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut : (1) Mengelola tujuan instruksional atau pembelajaran (2) Mengenal dan dapat menggunakan proses instruksional yang tepat (3) Melaksanakan program belajar mengajar (4) Mengenal kemampuan anak didik (5) Merencanakan dan melaksanakan program remedial c) Mengelola kelas Untuk mengajar suatu kelas, guru dituntut mampu mengelola kelas, yakni menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Kegiatan mengelola kelas menyangkut commit to user perpustakaan.uns.ac.id 17 digilib.uns.ac.id mengatur tata ruang kelas yang memadai untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi. (Sardiman, 2004) d) Menggunakan media atau sumber Dalam penggunaan media, guru perlu memperhatikan beberapa langkah, yaitu mengenal, memilih dan menggunakan suatu media, membuat alat-alat bantu pelajaran yang sederhana, menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar menggunakan buku/pegangan, menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar dan menggunakan unit mikroteaching dalam program pengalaman lapangan. (Sardiman, 2004) e) Menguasai landasan-landasan kependidikan Guru sebagai salah satu unsur manusiawi dalam kegiatan pendidikan harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan nasional baik dasar, arah atau tujuan dan kebijaksanaan pelaksanaannya. Dengan memahami itu semua guru akan memiliki landasan berpijak dan berkeyakinan yang mendorong cara berpikir dan bertindak edukatif di setiap dalam usaha mengelola interaksi belajar mengajar. Melalui pendidikan inilah akan diciptakan a fully function person, manusia yang berparan secara komprehensif, manusia seutuhnya atau manusia yang selaras, serasi dan seimbang dalam pengembangan jasmani maupun rohani. (Sardiman, 2004) f) Mengelola interaksi belajar mengajar Di dalam proses belajar mengajar, kegiatan interaksi antara guru commit to user dengan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan. Di dalam perpustakaan.uns.ac.id 18 digilib.uns.ac.id kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam rangka transfer of knowledge bahkan transfer of values, akan senantiasa menuntut komponen yang serasi antara komponen yang satu dengan yang lain. Sehingga tugas guru adalah bagaimana harus mendesain dari masingmasing komponen agar menciptakan proses belajar mengajar yang lebih optimal. Dengan demikian guru selanjutnya akan dapat mengembangkan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. (Sardiman, 2004) g) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan kependidikan Dengan mengetahui prestasi belajar siswa, guru akan dapat mengambil langkah-langkah instruksional untuk konstruktif. Jadi guru harus mampu menilai prestasi siswa untuk pengajaran. (Sardiman, 2004) h) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan Program bimbingan dan penyuluhan di sekolah dilakukan oleh lembaga atau organisasi yang disebut BP (Bimbingan dan Penyuluhan). Penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan tidak hanya pada masalah akademis tetapi juga problem-problem pribadi yang memungkinkan. Dengan demikian anak dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan guru tidak hanya sebagai pembimbing dan membantu anak didik dalam hal pemecahan problem pengajaran, tetapi juga membantu jalan pemecahan persoalan pribadi anak didiknya. (Sardiman, 2004) i) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah Guru di sekolah disamping berperan sebagai pengajar, pendidik dan commit to user pembimbing juga sebagai administrator. (Sardiman, 2004) perpustakaan.uns.ac.id 19 digilib.uns.ac.id j) Memakai prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. (Sardiman, 2004) Disamping bertugas sebagai pendidik dan pembimbing anak didik, guru juga harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini dalam rangka menumbuhkan penalaran dan mengembangkan proses belajar mengajar. Sehingga akan menambah wawasan bagi guru dalam upaya mengembangkan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis. (Sardiman, 2004) 3) Keterampilan mengajar Selain kemampuan dasar dalam mengajar, guru juga harus mempunyai keterampilan mengajar agar dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Ada beberapa jenis keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh guru yaitu: a) keterampilan membuka dan menutup pelajaran; b) keterampilan menjelaskan; c) keterampilan bertanya; d) keterampilan memberi pengautan; e) keterampilan menggunakan media pembelajaran; f) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil; g) Keterampilan mengelola kelas; h) Keterampilan mengadakan variasi; i) Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yang selanjutnya dijelaskan secara rinci di bawah ini: a) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi murid agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. commit to user Keterampilan menutup pelajaran ialah kegiatan yang dapat dilakukan 20 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id oleh guru untuk mengakhiri pelajaran. Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam membuka pelajaran adalah dengan cara menarik perhatian siswa, memotivasi, memberi acuan dan mengkaitkan materi dengan pengalaman atau pengetahuan yang dikuasai siswa. Sedangkan cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran adalah dengan meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dan mengevaluasi. (Suwarna, 2006) b) Keterampilan menjelaskan Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. (Suwarna, 2006) c) Keterampilan bertanya Bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa. Guru dalam memberikan pertanyaan harus jelas dan mudah dimengerti oleh siswa, memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan, memberikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan, memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata dan memberikan respon yang ramah sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya. (Suwarna, 2006) commit to user 21 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id d) Keterampilan memberi penguatan Penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penguatan dapat diungkapkan atau diutarakan dengan menggunakan verbal maupun non verbal. Penguatan verbal dapat diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian misalnya bagus. Sedangkan penguatan non verbal dapat diungkapkan dengan gerak isyarat misalnya anggukan atau gelengan kepala. (Suwarna, 2006) e) Keterampilan menggunakan media pembelajaran Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran tersebut dapat berupa media visual maupun audiovisual. (Suwarna, 2006) f) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau memecahkan suatu masalah. Siswa berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pimpinan guru atau temannya. Dalam diskusi tersebut setiap siswa bebas mengemukakan ide-idenya tanpa merasa ada tekanan dari teman atau gurunya, dan setiap siswa harus menaati peraturan yang ditetapkan commit to user sebelumnya. (Suwarna, 2006) perpustakaan.uns.ac.id 22 digilib.uns.ac.id g) Keterampilan mengelola kelas Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya, apabila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Pengelolaan kelas tersebut dapat dilakukan dengan cara penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas dan pengaturan ruangan atau benda-benda dalam kelas. (Suwarna, 2006) h) Keterampilan mengadakan variasi Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi tersebut dapat dilakukan dengan cara pemusatan perhatian siswa, gerakan badan dan sebagainya. (Suwarna, 2006) i) Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil Secara fisik bentuk pengajaran ini adalah bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Keterampilan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan pendekatan secara pribadi, membimbing belajar siswa, dan sebagainya. (Suwarna, 2006) 3. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, prestasi diartikan sebagai hasil commit to user yang telah dicapai. Prestasi baru diperoleh setelah seseorang melakukan atau perpustakaan.uns.ac.id 23 digilib.uns.ac.id mengerjakan sesuatu. Untuk memperoleh prestasi dalam belajar, seorang mahasiswa harus berusaha mencapainya terlebih dahulu dengan usaha belajar karena prestasi yang baik hanya dicapainya jika ada usaha belajar yang baik pula. Jadi kesimpulannya prestasi belajar adalah pencapaian hasil belajar (Dimyati dan Mujiono, 2006). b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang dirangkum oleh peneliti dari sumber Hakim (2000), Suryaningrat (2006), Slameto (2003), Syah (2006), Dimyati dan Mudjijjono (2006) dan Rumini (2000) digolongkan menjadi 2, yaitu faktor internal dan eksternal. 1) Faktor internal Faktor internal terdiri dari : a) Aspek fisiologis; b) Aspek psikologis; c) Kehadiran : a) Aspek fisiologis Adalah kondisi umum jasmani dan tonus (ketegangan otot) yang menandai kebugaran tubuh yang dapat mempengaruhi semangat intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran, kondisi umum organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah kognitif sehingga materi yang dipelajari pun kurang berbekas. Riwayat atau tingkat kesehatan dan pandangan juga sangat mempengaruhi dalam penerapan informasi dan pengetahuan yang diajarkan di bangku perkuliahan. b) Aspek psikologis Ada sepuluh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang commit to user mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut antara lain : (1) 24 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Inteligensi/kecerdasan intelektual; (2) Sikap; (3) Perhatian; (4) Minat; (5) Bakat; (6) Motivasi; (7) Kematangan; (8) Daya ingat dan konsentrasi; (9) Penemuan gaya belajar; (10) Kehadiran; dan (10) Kesiapan : (1)Inteligensi/kecerdasan intelektual Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru yang dilakukan dengan cepat dan secara efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah. Siswa yang tingkat inteligensinya tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. (Slameto, 2003) Inteligensi adalah suatu global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. (Dimyati dan Mudjijono, 2006) (2) Sikap Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. (Syah, 2006) Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu. commit to user Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap perpustakaan.uns.ac.id 25 digilib.uns.ac.id menerima, menolak, atau mengabaikan. Siswa memperoleh kesempatan belajar. Meskipun demikian, siswa dapat menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut. (Dimyati dan Mudjijono, 2006) (3) Perhatian Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa yang sematamata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. (Slameto, 2003) (4) Minat (5) Bakat Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masingmasing. (Syah, 2006) Bakat mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Apabila bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, hasil belajar yang diperoleh akan lebih baik karena seseorang senang dan akan lebih giat dalam belajar (Slameto, 2003). (6) Motivasi Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong commit to user terjadinya proses belajar. (Slameto, 2003) perpustakaan.uns.ac.id 26 digilib.uns.ac.id Motivasi ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi eksterinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. (Syah,2006) (7) Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat /fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. (Slameto,2003) (8) Daya ingat dan konsentrasi Daya ingat dan konsentrasi adalah proses memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan kembali suatu kesan. Pengertian kesan disini adalah suatu gambaran yang tertinggal di dalam jiwa atau pikiran setelah melakukan pengamatan. Sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan oleh para ahli, daya ingat dan daya konsentrasi memiliki sifat cepat atau lambat, setia dalam menyimpan kesan, tahan lama, dapat menampung dalam jumlah besar dan siap diproduksi sewaktu-waktu. (Hakim, 2000) (9) Penemuan gaya belajar Setiap orang memiliki gaya belajar sendiri. Dengan mengetahui gaya belajarnya seseorang akan mudah melakukan akselerasi dalam proses pembelajaran. Ada 20 metode untuk mengenali gaya belajar. Penelitian commit to user Ken dan Dunn dari Universitas St.Johns New York, menawarkan salah perpustakaan.uns.ac.id 27 digilib.uns.ac.id satu model yang paling komprehensif. Akan tetapi gaya belajar seseorang pada umumnya merupakan kombinasi dari tiga faktor berikut: (a) Bagaimana seseorang menyerap informasi dengan mudah. Yang dimaksud dalam hal ini adalah gaya belajar seorang pelajar yang dapat ditelaah secara visual (melihat), auditorial (mendengar) atau kinestesis (menyentuh). (Suryaningrat, 2006) (b)Bagaimana seseorang mengatur dam memproses informasi. Dalam berfikir seseorang akan lebih cenderung menggunakan salah satu sisi dari otaknya. Apakah yang cenderung otak kanan (analitis atau global yang berarti berwawasan luas) atau sisi otak kiri (sistematis dan logis). Orang yang mampu menyatukan kedua kekuatan itu akan membuka jalan kepusat kecerdasan berganda, mereka tentunya dapat menyerap dan memproses informasi dengan lebih efektif. (Suryaningrat, 2006) (c) Kondisi yang mempermudah seseorang menyerap dan menyimpan informasi. Lingkungan fisik jelas mempengaruhi proses belajar. Suara, cahaya, suhu posisi duduk, sikap tubuh, dan sebagai kebutuhan emosional. Dalam banyak hal tentunya emosi merupakan kunci bagi sistem memori otak. Muatan emosi dari presentasi dapat berpengaruh besar memudahkan pelajar untuk menyerap informasi dan ide. (Suryaningrat, 2006) (10) Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan commit to user itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan perpustakaan.uns.ac.id 28 digilib.uns.ac.id kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. (Slameto, 2003) c) Kehadiran Absensi kehadiran digunakan untuk mengevaluasi keaktifan siswa yang bersangkutan. Kehadiran berhubungan dengan nilai akhir, karena absensi merupakan bagian dari penilaian guru terhadap murid. (Rumini, 2000) 2) Faktor eksternal Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dikelompokkan menjadi lima faktor, antara lain : a) Faktor keluarga; b) Faktor lingkungan masyarakat; c) Faktor waktu; d) Faktor organisasi; dan e) Faktor dosen : a) Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara mendidik yang tidak baik. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga. Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. (Hakim, 2000) Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Keadaan ekonomi keluarga erat kaitannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain commit to user harus terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar perpustakaan.uns.ac.id 29 digilib.uns.ac.id seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan sebagainya. (Hakim, 2000) b) Faktor lingkungan masyarakat Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang diantaranya meliputi tentang kegiatan seseorang dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. (Hakim, 2000) Lingkungan yang menghambat adanya proses belajar adalah lingkungan yang lebih mengutamakan kesenangan dan hura-hura seperti diskotik, bioskop, pusat perbelanjaan dan masyarakat yang mengkonsumsi minuman keras dan narkotika serta obat-obatan terlarang. Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. (Hakim, 2000) c) Faktor waktu Waktu sangat berengaruh dalam proses belajar. Masalah sebenarnya dari seorang siswa bukan karena ada atau tidaknya waktu untuk belajar, melainkan bisa atau tidaknya mereka dalam mengatur jadwal belajar sehingga mereka dapat memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk belajar. Adanya keseimbangan antara waktu belajar dengan hiburan sangat perlu. Tujuannya selain meraih prestasi belajar yang maksimal, siswa atau mahasiswa dapat menghindari adanya kejenuhan dan kelelahan pikiran yang dapat merugikan. (Hakim, 2000) commit to user perpustakaan.uns.ac.id 30 digilib.uns.ac.id d) Faktor organisasi Faktor organisasi yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi: (1) Visi misi; (2) Kebijakan pemerintah; (3) Sarana dan prasarana; (4) Imbalan; (5) Beban kerja; (6) Penerapan kurikulum; (7) Proses pembelajaran; dan (8) Tujuan pembelajaran : (1)Visi misi Visi adalah gambaran masa depan yang nyata, bisa dicapai dan diakui, sedangkan misi adalah sesuatu yang dianggap sebagai tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan. (Depkes, 2000) (2)Kebijakan pemerintah Kebijakan yang berpengaruh terhadap mutu suatu pendidikan dan lulusan adalah sistem informasi pendidikan tenaga kesehatan, sistem akreditasi dalam rangka pembinaan kearah perbaikan mutu pendidikan maupun lulusannya, evaluasi dan pemantauan yang dilakukan secara berkala oleh Pusdiknakes, yang membuat semua pengelola pendidikan berupaya untuk lebih meningkatkan lagi mutu proses penyelenggaraan pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang bermutu dan siap bersaing di pasar bebas. (Sardiman, 2001) (3) Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa adalah fasilitas seperti gedung dan segala perlengkapannya seperti perpustakaan, laboratorium dan media pembelajaran yang tersedia untuk commit to user menunjang proses pembelajaran. (Sardiman, 2001) perpustakaan.uns.ac.id 31 digilib.uns.ac.id (4)Sistem imbalan Sistem imbalan adalah pemberian material maupun non material sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang besarnya sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan dalam peraturan. (Sardiman, 2001) (5) Beban kerja Beban kerja merupakan keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah aktifitas yang dilakukan. Jika beban kerja ini berlebihan akan berpengaruh terhadap kinerja dan mutu hasil pekerjaannya. (Sardiman, 2001) (6) Penerapan kurikulum Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum disesuaikan dengan keadaan, serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan. (Sardiman, 2001) (7) Proses pembelajaran Proses pembelajaran merupakan interaksi antara unsur-unsur raw input (siswa), instrument input (dosen, fasilitas, kurikulum, sistem administrasi) dan juga pengaruh lingkungan dalam rangka mencapai tujuan langsung yaitu tingkah laku mahasiswa setelah bekerja di masyarakat. (Sardiman, 2001) (8) Tujuan pembelajaran Tujuan dalam pembelajaran diantaranya adalah mengesahkan dan membimbing kegiatan dosen dan mahasiswa, memberikan motivasi positif kepada dosen mahasiswa, memberikan pedoman atau petunjuk kepada commit to user 32 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dosen, memilih dan menentukan media pembelajaran serta menentukan teknik penilaian. (Sardiman, 2001) e) Faktor dosen Faktor dosen yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi : (1) Gaya kepemimpinan; (2) Kemampuan mengajar; dan (3) Metode pembelajaran : (1)Gaya kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu) serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan secara efisien dan efektif. (Soepardi, 1998) (2)Kemampuan mengajar (3)Metode pembelajaran Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen pengajaran yang menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lain dalam kegiatan pembelajaran. Tidak ada satupun kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran. (Soepardi, 1998) c. Penilaian prestasi belajar Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrument tes maupun non-tes. Jadi penilaian commit to user adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu. (Purwanto, 2004) 33 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Setiap yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran tentunya berkeinginan untuk mengetahui proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk menyediakan informasi tentang baik atau buruknya proses dan hasil kegiatan belajar mengajar, maka seorang guru akan menyelenggarakan evaluasi (Dimyati dan Mudjiono, 2006). Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil penilaian adalah sebagai berikut: 1) Menskor Menskor berarti kegiatan dalam memberikan skor pada hasil penilaian yang dapat dicapai oleh siswa. Untuk menskor atau memberi angka diperlukan 3 macam alat bantu yakni kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman pengangkaan. Tiga macam alat bantu tersebut berbeda-beda cara penggunaanya untuk setiap bentuk butir soal yang ada dalam alat penilai. (Dimyati dan Mudjiono, 2006) 2) Mengubah skor mentah menjadi standar Adalah kegiatan evaluator menghitung untuk mengubah skor yang diperoleh siswa yang mengerjakan alat penilaian disesuaikan dengan norma yang dipakai. Norma yang dimaksud adalah dua pendekatan yang berlaku pada penilaian hasil pembelajaran. Kedua jenis pendekatan tersebut adalah Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Penilaian Acuan Norma adalah nilai sekelompok siswa dalam proses pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan kelompok itu. Artinya penilaian mengacu pada perolehan nilai kelompok itu. Penilaian Acuan Patokan adalah proses penilaian commit to user untuk menentukan kelulusan seseorang yang ditentukan dalam patokan 34 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tertentu. Bilamana seseorang telah memenuhi patokan tersebut ia dinyatakan berhasil atau lulus atau telah menguasai bahan tersebut. (Dimyati dan Mudjiono, 2006) Di Indonesia ada norma yang baru berlaku di perguruan tinggi, untuk norma prestasi belajar menggunakan simbol huruf A, B, C, D, dan E. Simbol huruf tersebut dapat dipandang sebagai terjemahan dari angka-angka sebagaimana tampak pada tabel di bawah ini : Tabel 2.1. Perbandingan huruf dan angka Simbol nilai angka dan huruf Angka Huruf 8-10 = 80-100 = 3,1-4 A 7-7,9 = 70-79 = 2,1-3 B 6-6,9 = 60-69 = 1,1-2 C 5-5,9 = 50-59 = 1 D 0-4,9 = 0-49 = 0 E Sumber : Syah, M. 2006. Predikat Sangat baik Baik Cukup Kurang Gagal 3) Mengkonversikan skor standar menjadi nilai Yakni kegiatan akhir dari pengolahan hasil penilaian yang berupa pengubah skor ke nilai, baik berupa huruf maupun kata-kata. Hasil pengolahan dari penilaian ini akan digunakan dalam kegiatan penafsiran hasil penilaian. Untuk mempermudah penafsiran hasil penilaian, maka hasil akhir pengolahan hasil penilaian dapat diadministrasikan dengan baik. (Syah, 2006) 4. Hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar Minat akan mendorong mahasiswa untuk belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat akan timbul apabila mahasiswa tertarik akan sesuatu yang akan user dipelajari dirasakan bermakna bagicommit dirinya.to(Hamalik, 2009) perpustakaan.uns.ac.id 35 digilib.uns.ac.id Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Guru juga salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar siswa. (Slameto, 2006) Dosen mempunyai peranan penting sebagai tenaga pendidik profesional dalam proses pembelajaran. Dosen bertugas membelajarkan mahasiswa agar mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Disisi lain mahasiswa dalam mencapai tujuan pendidikan, dipengaruhi oleh banyak hal, yaitu mahasiswa harus berada dalam kondisi yang memungkinkan mereka dapat belajar, dimana kondisi tersebut dapat menunjang mahasiswa dapat menerima ilmu dengan baik yang diberikan oleh dosen. Dalam hal ini jelas bahwa peranan dosen sangatlah penting dalam menciptakan kondisi yang kondusif untuk belajar tersebut. Pembelajaran merupakan usaha sadar dari dosen untuk mempersiapkan atau membantu mahasiswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. (Darsono dalam Triyanto, 2004) Untuk memperoleh prestasi dalam belajar, seorang mahasiswa harus berusaha mencapainya terlebih dahulu dengan usaha belajar karena prestasi yang baik hanya dicapainya jika ada usaha belajar yang baik pula. (Dimyati dan Mujiono, 2006). B. Penelitian yang Relevan Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa hasil penelitian yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 1. 36 digilib.uns.ac.id Husna (2010) Pengaruh Penggunaan Multimetode dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Materi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi, dengan hasil penelitian bahwa ada interaksi pengaruh antara kelompok multimetode dan non multimetode dan minat dengan prestasi belajar mahasiswa dengan taraf signifikansi 0,018<0,05. 2. Sugiyanti (2009) Hubungan antara Disiplin Belajar, Minat Belajar, dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Sukoharjo, dengan hasil ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar, minat belajar, dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VII pada taraf signifikansi 5%. 3. Wicaksi (2010) Hubungan Persepsi Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Kebutuhan Dasar Manusia pada Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Universitas Bondowoso, dengan hasil penelitian terdapat hubungan persepsi mahasiswa tentang kinerja dosen dan motivasi belajar dengan prestasi belajar kebutuhan dasar manusia dengan nilai F 8,611 dengan signifikansi 0,01 yang bermakna dimana variabel persepsi dan motivasi secara bersama-sama (serempak) mempengaruhi prestasi belajar kebutuhan dasar manusia Persamaan penelitian-penelitian di atas dengan penelitian ini adalah variabel minat, kemampuan mengajar dan prestasi belajar, sedangkan perbedaannya adalah pasangan variabel yang diteliti, subyek, tempat dan waktu commit to user penelitiannya. 37 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id C. Kerangka Berpikir Minat adalah sikap yang membuat seseorang senang akan objek situasi atau ide-ide tertentu, hal ini diikuti perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi itu (As’ad, 2004). Ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini dapat dikenali melalui: (1) perasaan senang; (2) perhatian dalam belajar; (3) bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik; (4) manfaat dan fungsi mata pelajaran. (Nurhidayati, 2006) Kemampuan dosen dalam mengajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh dosen untuk melakukan suatu aktivitas pengorganisasian atau pengaturan lingkungan agar peserta didik dapat mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita) appreciation (penghargaan), dan knowledge. Ada sepuluh kompetensi yang merupakan kemampuan dasar dari seorang guru, antara lain : (1) menguasai bahan; (2) mengelola program belajar mengajar; (3) mengelola kelas; (4) menggunakan media atau sumber; (5) menguasai landasan-landasan kependidikan; (6) mengelola interaksi belajar mengajar; (7) menilai prestasi siswa untuk kepentingan kependidikan; (8) mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan; (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; (10) memakai prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. (Sardiman, 2004) Selain kemampuan dasar dalam mengajar, guru juga harus mempunyai keterampilan mengajar agar dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan commit to user lancar. Ada beberapa jenis keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh guru 38 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id yaitu: a) keterampilan membuka dan menutup pelajaran; b) keterampilan menjelaskan; c) keterampilan bertanya; d) keterampilan memberi pengautan; e) keterampilan menggunakan media pembelajaran; f) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil; g) Keterampilan mengelola kelas; h) Keterampilan mengadakan variasi; i) Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil. (Suwarna, 2006) Persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar Minat belajar Keterampilan dosen dalam mengajar Indikator Minat - Perasaan senang dalam belajar - Adanya perhatian dalam belajar - Anggapan bahwa bahan pelajaran dan sikap guru menarik - Merasa manfaat dan fungsi mata pelajaran - Membuka dan menutup pelajaran Menjelaskan Bertanya Memberi penguatan Menggunakan media pembelajaran Membimbing diskusi kelompok kecil Mengelola kelas Mengadakan variasi Mengajar perorangan dan kelompok kecil Prestasi Belajar Diagram 2.1. Kerangka Berpikir Sumber: modifikasi teori Nurhidayati (2006), Suwarna (2006) D. Hipotesis Penelitian Ada hubungan yang positif antara minat belajar dan persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar Mahasiswa commit to user Program Studi Diploma III Kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional menggunakan desain penelitian cross sectional. Subyek hanya diobservasi pada saat yang sama, pengukuran variabel bebas I (minat belajar) dan variabel bebas II (persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar), dan variabel terikat (prestasi belajar) dilakukan pada saat yang bersamaan. B. Populasi dan Sampel Penelitian dilaksanakan bulan Juli-Desember 2011 di Universitas Respati Yogyakarta dengan populasi dan sampel sebagai berikut: 1. Populasi sasaran Populasi sasaran penelitian ini adalah semua mahasiswa Diploma III Kebidanan. 2. Populasi sumber Populasi sumber penelitian ini adalah mahasiswa semester III Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta tahun akademik 2011-2012 berjumlah 338 mahasiswa. 3. Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria inklusi : a. Tercatat sebagai mahasiswa aktif (tidak cuti) di semester III tahun akademik 2011-2012. commit to user 39 perpustakaan.uns.ac.id 40 digilib.uns.ac.id b. Setuju mengikuti penelitian dengan menandatangani pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 mahasiswa, sesuai dengan ukuran sampel untuk analisis multivariat (Murti, 2010). Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik randomisasi yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil subjek penelitian secara acak sederhana dan sesuai dengan kriteria inklusi. 4. Variabel penelitian a. Variabel bebas : 1) Minat belajar 2) Persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar b. Variabel terikat : Prestasi belajar 5. Definisi operasional variabel a. Minat belajar Definisi dari minat adalah adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar, anggapan bahwa bahan pelajaran dan sikap dosen yang menarik, merasa manfaat fungsi mata kuliah. Cara pengukurannya menggunakan kuesioner. Skala pengukurannya kontinu. b. Persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam mengajar Definisinya adalah tanggapan mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam commit to user membuka dan menutup perkuliahan, menjelaskan, bertanya, memberi 41 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id penguatan, menggunakan media pembelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, mengadakan variasi, mengajar perorangan dan kelompok kecil Cara pengukurannya menggunakan kuesioner. Skala pengukurannya kontinu. c. Prestasi belajar Adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh mahasiswa yang didapatkan melalui laporan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) semester II. Cara pengukurannya menggunakan data laporan IPK semester II. Skala pengukurannya kontinu. 6. Instrumen penelitian Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah kuesioner tertutup dan pengisian kuesioner secara langsung oleh subjek penelitian. Kisikisi kuesioner dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner penelitian Aspek Sub aspek Favorabel Minat belajar Perasaan senang dalam belajar Perhatian dalam belajar Anggapan bahwa bahan pelajaran menarik Anggapan bahwa sikap dosen menarik Merasa manfaat dan fungsi mata kuliah Jumlah Membuka dan menutup perkuliahan Menjelaskan Bertanya Memberi penguatan Menggunakan media pembelajaran Membimbing diskusi kelompok kecil Mengelola kelas Mengadakan variasi Mengajar perorangancommit dan kelompok to userkecil Jumlah 1,2,3,4,7 8,9 13,14 Persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar Sumber: Data Primer September 2011 15,16 3 1,2,4 19,20 6, 9 11 22 12,16,17 Non Jml Favorabel 6,12 7 10,11 4 2 5 1 17 3 17 7 2 3 5,8,13 5 18 3 14 1 15 2 10 1 1 21 4 22 perpustakaan.uns.ac.id 42 digilib.uns.ac.id a. Uji validitas instrumen 1) Validitas isi Validitas isi merujuk derajat kesesuaian hasil pengukuran variabel yang diteliti oleh sebuah alat ukur dengan isi (content) dari variabel tersebut sebagaimana yang dimaksudkan oleh peneliti. Validitas isi instrumen penelitian ini dikaji berdasarkan literatur dan konsultasi dengan pembimbing. 2) Validitas muka Validitas muka merujuk kepada derajat kesesuaian antara penampilan luar alat ukur dan atribut-atribut variabel yang ingin diukur. Validitas muka instrumen penelitian ini dikaji melalui berkonsultasi dengan ahli bahasa. 3) Validitas konstruk Validitas konstruk merujuk kepada kesesuaian antara hasil pengukuran alat ukur dengan konsep (konstruk) teoretis tentang variabel yang diteliti.Validitas konstruk instrumen penelitian ini dikaji menurut teoriteori yang ada. b. Uji reliabilitas instrumen 1) Korelasi item-total Korelasi item-total (item-total correlation) menilai konsistensi internal alat ukur dengan mengorelasikan masing-masing item dan total pengukuran, minus item yang bersangkutan. 2) Reliabilitas belah paruh Uji reliabilitas menggunakan reliabilitas belah-paruh (split half commit to user reliability) menggunakan Alpha Cronbach. 43 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Kuesioner diujikan kepada 15 mahasiswa semester III Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik yang masih menempuh pendidikan Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. Subjek penelitian tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Hasil tes reliabilitas instrumen minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar, masing-masing dijelaskan di dalam tabel berikut ini: a. Minat belajar Tabel 3.2. Hasil tes Reliabilitas Instrumen Minat Belajar Item pernyataan Korelasi Item-Total (r) 1, 2, 4, 5, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 24 3, 6, 7, 9, 14, 18, 23 Sumber: Data primer, November 2011 r>0,20 Alpha Cronbach’s 0,88 r≤0,20 Berdasarkan tabel 3.2. dapat dilihat bahwa hasil tes reliabilitas terhadap 24 item pernyataan instrumen minat belajar dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (versi 17.0) didapatkan hasil bahwa secara keseluruhan adalah reliabel dengan nilai Alpha Cronbach’s 0,88. Dari 24 item pernyataan, korelasi item-total (r)>0,20 sebanyak 17 pernyataan, sedangkan korelasi item-total (r)≤0,20 sebanyak 7 item pernyataan. b. Persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar Tabel 3.3. Hasil tes Reliabilitas Instrumen Persepsi tentang Kemampuan dosen dalam mengajar Item pernyataan Korelasi Item-Total (r) Alpha Cronbach’s 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, r>0,20 0,87 16, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29 commit to user 5, 6, 14, 17, 18, 19, 28 r≤0,20 Sumber: Data primer, November 2011 perpustakaan.uns.ac.id 44 digilib.uns.ac.id Berdasarkan tabel 3.3. dapat dilihat bahwa hasil tes reliabilitas terhadap 29 item pernyataan instrumen minat belajar dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (versi 17.0) didapatkan hasil bahwa secara keseluruhan adalah reliabel dengan nilai Alpha Cronbach’s 0,87. Dari 22 item pernyataan, korelasi item-total (r)>0,20 sebanyak 17 pernyataan, sedangkan korelasi item-total (r)≤0,20 sebanyak 7 item pernyataan. c. Prosedur pengolahan data Setelah data terkumpul melalui kuesioner, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut : 1) Edit (Editing) Setelah data terkumpul dan sebelum diolah, data tersebut diedit terlebih dahulu oleh peneliti untuk menghindari kesalahan atau hal-hal yang meragukan agar mendapatkan data yang berkualitas. 2) Kode (Coding) Memberikan kode pada semua variabel untuk membedakan karakter sehingga mempermudah analisa dan pengolahan data. 3) Skor (Scoring) Pemberian skor untuk pernyataan-pernyataan dalam kuesioner adalah 1 sampai 5. Setiap pernyataan dengan kategori sebagai berikut: a) Untuk pernyataan dengan kriteria positif (favourable) Tabel 3.4 Pemberian Skor untuk Pernyataan dengan Kriteria Positif No Tingkat Pencapaian Kuesioner Minat Kuesioner Persepsi 1 STS (Sangat Tidak Setuju) TP (Tidak Pernah) 2 TS (Tidak Setuju) HTP (Hampir Tidak Pernah) 3 R (Ragu-ragu) KDG (Kadang-kadang) 4 S (Setuju) commit toSRG user(Sering) 5 SS (Sangat Setuju) SLL (Selalu) Sumber: Data Primer September 2011 Kode (skor) 1 2 3 4 5 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id b) Untuk pernyataan dengan kriteria negatif (unfavourable) Tabel 3.5. Pemberian Skor untuk Pernyataan dengan Kriteria Negatif No Tingkat Pencapaian Kode (skor) Kuesioner Minat Kuesioner Persepsi 1 STS (Sangat Tidak Setuju) TP (Tidak Pernah) 5 2 TS (Tidak Setuju) 4 HTP (Hampir Tidak Pernah) 3 R (Ragu-ragu) 3 KDG (Kadang-kadang) 4 S (Setuju) 2 SRG (Sering) 5 SS (Sangat Setuju) 1 SLL (Selalu) Sumber: Data Primer September 2011 4) Tabulasi (Tabulating) Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi tidak lain adalah memasukkan data ke dalam tabel dan mengatur angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori. C. Rencana Analisis Data Untuk melakukan analisis hubungan minat belajar dan kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar mahasiswa digunakan model regresi linier ganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 Y = Prestasi belajar (skor) X1 = Minat (skor) X2 = Persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam mengajar (skor) a = konstanta b = koefisien regresi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo) yang beralamat di Jl. Laksda Adisucipto Km. 6,3 Depok Sleman Yogyakarta. Saat ini Unriyo mengelola dan menyelenggarakan 3 fakultas dengan 14 Program Studi yaitu Fakultas Ilmu Kesehatan (terdiri dari 6 Program Studi yaitu D-III kebidanan, D-IV Bidan Pendidik, S1-Ilmu Keperawatan, Program Profesi Ners, S1-Ilmu Gizi dan S1-Kesehatan Masyarakat), Fakultas Sains Dan Teknologi (terdiri dari 4 Program Studi yaitu S-1 Teknik Elektro, S-1 Teknik Informatika, S-1 Sistem Informasi dan D-III manajemen Informatika), serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (terdiri dari 4 Program Studi yaitu S1-Sastra Inggris, S1Ekonomi Akuntansi, S1-Ilmu Komunikasi dan S1-Hubungan Internasional). (Buku Panduan Akademik UNRIYO, 2011) Fasilitas untuk mahasiswa yang terdapat di Unriyo adalah gedung berlantai 4 dengan 60 ruangan kuliah, perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium bahasa inggris, laboratorium dietetika dan kuliner, laboratorium bio medis terpadu, skill lab terpadu, asrama mahasiswa, bus kampus, dan hot spot area. (Buku Panduan Akademik UNRIYO, 2011) Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta melaksanakan sistem pendidikan dengan sistem kredit semester (SKS) murni. SKS yang diambil adalah ditentukan oleh indeks commit to user prestasi sebelumnya. (Buku Panduan Akademik UNRIYO, 2011) 46 47 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id B. Karakteristik Subyek penelitian Berdasarkan hasil penelitian, dapat diidentifikasikan mengenai karakteristik subyek penelitian sebagai berikut : Tabel 4.1 Deskripsi data minat belajar, persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dan prestasi belajar Variabel Minat Belajar Persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar Prestasi belajar N 30 30 Min Max 55,00 73,00 63,00 103,00 30 2,12 Mean 63,63 85,87 SD 4,67 8,29 2,93 0,38 3,76 Sumber: Data Primer, November 2011 1. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan minat belajar Hasil penelitian ini menunjukan bahwa skor minat belajar pada mahasiswa yang didapatkan dari analisis soal-soal dalam kuesioner sebanyak 17 butir dengan range penilaian 1-5 didapatkan nilai antara 55,00-73,00 dengan rerata minat belajar sebesar 63,33. Minat belajar mahasiswa Semester III Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta dapat dideskripsikan dalam tabel berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Subyek penelitian Berdasarkan Minat Belajar No 1 2 Parameter Tinggi (Skor minat belajar ≥63,63) Rendah (skor minat belajar <63,63) Jumlah Frekuensi 17 13 30 Persentase 56,67 43,33 100,00 Sumber: Data Primer, November 2011 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar subyek penelitian (56,67%) memiliki minat belajar yang tinggi. 2. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar Hasil penelitian ini menunjukan bahwa skor persepsi tentang commit to user kemampuan dosen dalam mengajar pada mahasiswa yang didapatkan dari 48 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id analisis soal-soal dalam kuesioner sebanyak 22 butir dengan range penilaian 1-5 didapatkan nilai antara 63-103 dengan rerata persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar sebesar 85,87. Persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar mahasiswa Semester III Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta dapat dideskripsikan dalam tabel berikut : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Subyek penelitian Berdasarkan Persepsi tentang Kemampuan dosen dalam mengajar No 1 2 Parameter Baik (Skor persepsi ≥85,87) Buruk (Skor persepsi <85,87) Jumlah Frekuensi 17 13 30 Persentase 56,67 43,33 100,00 Sumber: Data Primer, November 2011 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar subyek penelitian (56,67%) memiliki persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar yang baik. 3. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan prestasi belajar Hasil penelitian menunjukan bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa berkisar antara 2,12-3,76 dengan rerata sebesar 2,93. Prestasi belajar mahasiswa Semester III Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta dapat dideskripsikan dalam tabel berikut : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Subyek penelitian Berdasarkan Prestasi Belajar No 1 2 Parameter ≥ 3,00 < 3,00 Jumlah Frekuensi 14 16 30 Persentase 46,67 53,33 100,00 Sumber: Data Primer, November 2011 Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar subyek penelitian commit to user (53,33%) memiliki IPK <3,00. 49 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id C. Hasil Penelitian 1. Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar Gambar regresi pada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar digambarkan dalam diagram sebar berikut ini: Gambar 4.1. Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar Gambar 4.1. menunjukan terdapat korelasi positif antara minat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki minat belajar tinggi cenderung untuk memiliki indeks prestasi belajar yang lebih baik. 2. Hubungan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar Gambar regresi pada hubungan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar digambarkan dalam diagram sebar berikut ini: commit to user 50 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Gambar 4.2. Hubungan persepsi tentang kemampuan mengajar dosen dengan prestasi belajar Gambar 4.2. menunjukan terdapa.t korelasi positif antara persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar tinggi cenderung untuk memiliki indeks prestasi belajar yang lebih baik. 3. Hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar Hasil penelitian hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program studi DIII Kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta dijelaskan pada tabel berikut ini: commit to user 51 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tabel 4.5 Hasil analisis regresi linier ganda tentang hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar mahasiswa Konstanta Minat belajar Persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar n observasi Adjusted R Square Nilai p Koefisien Regresi (b) t p - 0,53 0,03 - 0,55 2,35 0,586 0,026 0,02 2,43 0,022 Confidence Interval (CI) 95 % Batas Batas bawah atas -2,50 1,44 0,00 0,06 0,00 0,03 30 28,2% 0,004 Sumber: Data Primer, November 2011 Tabel 4.5. menunjukan hasil analisis regresi linier ganda yang menghubungkan indeks prestasi belajar dengan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar. Hasil analisis menunjukan terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan minat belajar dengan prestasi belajar (b=0,03; p=0,026). Sedangkan secara substantif tidak signifikan minat belajar dengan prestasi belajar dikarenakan perbedaannya sangat kecil. Hasil analisis menunjukan terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar (b=0,02; p=0,022). Sedangkan secara substantif tidak signifikan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar dikarenakan perbedaannya sangat kecil. Kedua variabel bebas tersebut mampu menjelaskan variasi indeks prestasi mahasiswa sebesar 28.2% (R2=0,282). Model tersebut secara keseluruhan signifikan secara statistik (p=0,004). commit to user perpustakaan.uns.ac.id 52 digilib.uns.ac.id D. Pembahasan 1. Minat belajar dengan prestasi belajar Hasil analisis menunjukan terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan minat belajar dengan prestasi belajar (b=0,03; p=0,026). Minat akan mendorong mahasiswa untuk belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat akan timbul apabila mahasiswa tertarik akan sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. (Hamalik, 2009) Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiyanti (2009) yang berjudul Hubungan antara Disiplin Belajar, Minat Belajar, dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Sukoharjo, bahwa ada hubungan positif antara minat belajar dengan hasil belajar PKn, dengai nilai rhitung=0,824 (bernilai positif) lebih besar dari rtabel=0,113. Minat merupakan suatu keadaan yang mana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu keinginan untuk mengetahui, mempelajari dan membuktikan lebih lanjut. Minat belajar merupakan kecenderungan yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus menerus yang diikuti rasa bangga, senang serta memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran ditandasi dengan hasil belajar yang diperoleh meningkat. Minat merupakan landasan penting yang ikut menentukan keberhasilan suatu proses dalam belajar. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat mengerti dan mengingatnya. (Sugiyanti, 2009) commit to user perpustakaan.uns.ac.id 53 digilib.uns.ac.id Belajar bukan merupakan siksaan dan tidak memberikan manfaat jika tidak disertai sifat terbuka bagi bahan-bahan pelajaran. Guru yang berhasil membina kesediaan belajar siswa berarti telah melaksanakan hal yang penting demi keberhasilan siswa-siswanya. Sebab, minat bukanlah sesuatu yang ada begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari. Minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang berminat. Minat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Siswa malas untuk belajar maka tak akan mendapat kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga minat dapat meningkatkan hasil belajar. Minat belajar merupakan hasil belajar dan menyokong untuk belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki utnuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya. Membangkitkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara matari yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu. Minat merupakan salah satu kunci utama untuk memperlancar, menggairahkan dan meningkatkan hasil belajar siswa. (Sugiyanti, 2009) Minat merupakan kecenderungan yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus menerus yang diikuti rasa commit to user bangga, senang serta memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan perpustakaan.uns.ac.id 54 digilib.uns.ac.id pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran ditandai dengan hasil belajar yang diperoleh meningkat. Minat merupakan sumber dorongan kemauan yang kuat untuk belajar. Siswa yang mempunyai minat yang tinggi dalam kegiatan belajar akan berusaha keras dalam belajar. Sehingga minat belajar siswa akan berhubungan erat dengan meningkatnya hasil belajar. (Sugiyanti, 2009) 2. Persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar Hasil analisis menunjukan terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar (b=0,02; p=0,022). Dosen mempunyai peranan penting sebagai tenaga pendidik profesional dalam proses pembelajaran. Dosen bertugas membelajarkan mahasiswa agar mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Disisi lain mahasiswa dalam mencapai tujuan pendidikan, dipengaruhi oleh banyak hal, yaitu mahasiswa harus berada dalam kondisi yang memungkinkan mereka dapat belajar, dimana kondisi tersebut dapat menunjang mahasiswa dapat menerima ilmu dengan baik yang diberikan oleh dosen. Dalam hal ini jelas bahwa peranan dosen sangatlah penting dalam menciptakan kondisi yang kondusif untuk belajar tersebut. Pembelajaran merupakan usaha sadar dari dosen untuk mempersiapkan atau membantu mahasiswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. (Darsono dalam Triyanto, 2004) Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wicaksi (2010) yang berjudul Hubungan Persepsi Mahasiswa tentang Kinerja Dosen commit to user dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Kebutuhan Dasar Manusia pada 55 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Universitas Bondowoso, bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi mahasiswa tentang kinerja dosen dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia dengan koefisien korelasi sebesar 0,53 (kekuatan korelasi cukup) yang bermakna korelasi antara kedua variabel signifikan dengan arah korelasi positif. Setiap proses belajar selalu dimulai melalui persepsi, setelah mahasiswa menerima stimulus dari lingkungan. Karenanya persepsi dianggap sebagai tingkat awal struktur kognitif seseorang. Sekali mahasiswa mempunyai persepsi keliru terhadap penyajian materi oleh dosen, maka untuk selanjutnya akan sukar mengubah persepsi tadi, sehingga mahasiswa akan memiliki struktur kognitif yang salah. (Wicaksi, 2010) Kesalahan atau kekeliruan persepsi terhadap suatu materi pelajaran atau kekeliruan persepsi tentang tingkat kesulitan penerimaan suatu materi pembelajaran akan mempengaruhi perilaku individu dalam belajar. Adanya pandangan yang negatif terhadap materi kuliah yang dianggap sulit, penugasan yang menyulitkan serta teknik ujian yang dianggap sulit akan menyebabkan individu (mahasiswa) akan pesimis, kondisi ini akhirnya menyebabkan seorang pelajar (mahasiswa) akan memiliki prestasi yang rendah. Prestasi belajar mahasiswa yang rendah juga disebabkan oleh salah satu faktor yang terkait, yakni kinerja dosen dalam pembelajaran turut memegang kendali atas keberhasilan dalam proses belajar mahasiswa. (Wicaksi, 2010) commit to user 56 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id E. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini variabel yang diteliti dibatasi pada minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar. Padahal secara teori masih banyak variabel lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa (peserta didik). Selain itu, pengambilan data dilakukan melalui kuesioner tertutup, dengan generalisasi penilaian untuk semua dosen yang pernah mengajar dari semester I sampai semester III, yang kemungkinan besar bisa menyebabkan bias, misalnya subyek penelitian terlalu subyektif karena hanya menilai berdasarkan kemampuan mengajar salah satu dosen saja. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan minat belajar dengan prestasi belajar (b=0,03; p=0,026). Sedangkan secara substantif tidak signifikan minat belajar dengan prestasi belajar dikarenakan perbedaannya sangat kecil. Semakin tinggi minat belajar mahasiswa, maka semakin tinggi prestasi belajarnya. 2. Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar (b=0,02; p=0,022). Sedangkan secara substantif tidak signifikan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar dikarenakan perbedaannya sangat kecil. Semakin baik persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam mengajar, maka semakin tinggi prestasi belajarnya. B. Implikasi 1. Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa setiap penelitian yang akan mempelajari hubungan variabel apapun terhadap prestasi belajar, perlu memperhitungkan dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam hal ini adalah minat belajar dan kemampuan dosen dalam mengajar. Jika faktor-faktor tersebut tidak commit to user 57 perpustakaan.uns.ac.id 58 digilib.uns.ac.id dikendalikan, maka kesimpulan peneliti tentang prestasi belajar mahasiswa mengalami bias. 2. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah perlu adanya upaya peningkatan kemampuan dosen dalam mengajar yaitu dalam hal penguasaan materi pembelajaran, sistematika penyajian materi, metode mengajar, kesiapan materi pembelajaran, kemampuan membuat dan mengguanakan media pembelajaran, serta kemampuan mengatur ruang belajar sehingga akan meningkatkan persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam mengajar dalam usaha untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Perlu juga usaha untuk meningkatkan minat belajar mahasiswa dengan indikator mahasiswa yang memiliki minat belajar yang tinggi dikenali melalui: (1) perasaan senang; (2) perhatian dalam belajar; (3) bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik; (4) manfaat dan fungsi mata pelajaran, sehingga memungkinkan seorang mahasiswa dapat belajar dengan baik dalam mencapai prestasi belajar yang optimal. C. Saran 1. Bagi mahasiswa kebidanan Subyek penelitian yang memiliki minat belajar rendah sebanyak 43,33% dan yang memiliki IPK <3,00 sebanyak 53,33%, berdasarkan hasil penelitian ini sebaiknya mahasiswa meningkatkan perasaan senang dan perhatian dalam belajar, serta menyadari adanya manfaat dan fungsi dari commit to user perkuliahan untuk dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 59 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Bagi institusi pendidikan kebidanan Subyek penelitian yang memiliki persepsi buruk tentang kemampuan mengajar dosen sebanyak 43,33%, berdasarkan hasil penelitian ini sebaiknya dosen meningkatkan kemampuan mengajarnya yaitu dalam hal penguasaan materi pembelajaran, sistematika penyajian materi, metode mengajar, kesiapan materi pembelajaran, kemampuan membuat dan mengguanakan media pembelajaran, serta kemampuan mengatur ruang belajar sehingga akan meningkatkan persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam mengajar dalam usaha untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. 3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup untuk merngukur minat belajar dan persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam mengajar, yang kemungkinan besar bisa menyebabkan bias. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian untuk meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Selain itu pengumpulan data dalam penelitian menggunakan wawancara. commit to user selanjutnya sebaiknya