hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN PERSEPSI TENTANG KEMAMPUAN
DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
DI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh:
Violita Siska Mutiara
NIM S541008116
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu semua faktor yang
berada di dalam diri siswa tersebut dan faktor eksternal, yaitu semua faktor yang
berasal dari luar diri siswa. Faktor internal dibagi menjadi faktor fisik dan
psikis, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor keluarga, sekolah dan
masyarakat. (Slameto,2003)
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi
merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang
utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Prestasi belajar juga
dapat digunakan sebagai indikator mutu pendidikan. (Syakira, 2009)
Minat merupakan suatu sikap yang melekat pada diri seseorang, minat
adalah sikap yang membuat seseorang senang akan objek tertentu. Perubahan
dalam individu dapat terjadi apabila dari dalam diri individu itu sendiri memiliki
minat atau keinginan untuk berubah. (As’ad, 2004)
Semakin besar minat maka semakin yakin akan keberhasilan belajarnya.
Minat merupakan salah satu kunci utama untuk memperlancar, menggairahkan
dan meningkatkan hasil belajar siswa. (Walgito, 1996)
Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting.
Bila seorang siswa tidak memiliki minat yang besar terhadap objek yang
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh
hasil yang baik dari belajarnya. (Efendi, 2002)
Mengajar adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam
hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan
proses belajar. (Usman, 2000)
Dosen merupakan orang yang bertanggungjawab dalam mendidik,
mengajar dan membimbing peserta didik agar peserta didik dapat belajar dan
pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari
proses pendidikan. (Hamzah, 2008)
Dosen mempunyai peranan penting sebagai tenaga pendidik profesional
dalam proses pembelajaran. Dosen bertugas membelajarkan mahasiswa agar
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Disisi lain mahasiswa dalam
mencapai tujuan pendidikan, dipengaruhi oleh banyak hal, yaitu mahasiswa
harus berada dalam kondisi yang memungkinkan mereka dapat belajar, dimana
kondisi tersebut dapat menunjang mahasiswa dapat menerima ilmu dengan baik
yang diberikan oleh dosen. Dalam hal ini jelas bahwa peranan dosen sangatlah
penting dalam menciptakan kondisi yang kondusif untuk belajar tersebut.
Pembelajaran merupakan usaha sadar dari dosen untuk mempersiapkan atau
membantu mahasiswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan
minatnya. (Triyanto, 2004)
Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi di bidang
kesehatan memiliki visi menjadi institusi pendidikan yang unggul dan
commit to user
terpercaya untuk menghasilkan tenaga kesehatan profesional. Berdasarkan studi
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti tentang Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) mahasiswa semester VI Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta tahun akademik 2010-2011
dapat diketahui bahwa bahwa 48,6% mahasiswa memiliki IPK kurang dari 3,00.
Mahasiswa yang memiliki IPK kurang dari 3,00 kemungkinan akan mengalami
kesulitan dalam bersaing dengan lulusan D III Kebidanan lain yang memiliki
IPK lebih dari 3,00, baik itu dalam persaingan mencari pekerjaan di klinik
swasta maupun dalam saringan penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(Mutiara, 2011)
Dari wawancara yang dilakukan peneliti, 4 dari 10 mahasiswa semester
VI menyatakan bahwa terasa tidak berminat untuk mempelajari beberapa mata
kuliah, dosen dalam mengajar kurang menarik dan nilai ujian mereka kurang
memuaskan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu mengetahui lebih
lanjut Hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam
mengajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Program Studi Diploma III
Kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta. (Mutiara, 2011)
B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam
mengajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Program Studi Diploma III
Kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta?
commit to user
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan umum
Menganalisis hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen
dalam mengajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Program Studi Diploma III
Kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta.
2.
Tujuan khusus
a.
Mengetahui hubungan minat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa
b.
Mengetahui hubungan persepsi tentang kemampuan dosen dalam
mengajar dengan prestasi belajar mahasiswa
c.
Mengetahui hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan
dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar Mahasiswa Program Studi
Diploma III Kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta
D. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat teoretis
Peneliti
dapat
melaksanakan
dan mengembangkan kemampuan
untuk
melakukan penelitian dan memperluas wawasan peneliti tentang pendidikan
kebidanan, sehingga dapat memberikan kontribusi dan sumbangan pemikiran
dalam upaya mengembangkan ilmu pengetahuan terutama pendidikan
kebidanan di Indonesia, khususnya di Universitas Respati Yogyakarta.
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Manfaat praktis
a.
Bagi subjek penelitian
Dengan penelitian ini subjek penelitian dapat menambah pengetahuan
tentang minat dan kemampuan dosen dalam mengajar untuk dapat
meningkatkan prestasi belajar mahasiswanya.
b.
Bagi lembaga kependidikan
Hasil penelitian dapat menjadi bahan acuan penelitian selanjutnya untuk
menyempurnakan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini dan
sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengevaluasi program
pendidikan kebidanan yang telah dilaksanakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Minat Belajar
a. Pengertian minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar
diri. Semakin kuat hubungan semakin besar minat tersebut. (Slameto, 2006)
Minat adalah sikap yang membuat seseorang senang akan objek
situasi atau ide-ide tertentu, hal ini diikuti perasaan senang dan
kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi itu.(As’ad, 2004)
Minat akan mendorong mahasiswa untuk belajar lebih baik daripada
belajar tanpa minat. Minat akan timbul apabila mahasiswa tertarik akan
sesuatu yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. (Hamalik,
2009)
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
1) Motivasi
Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang
bersifat internal ataupun eksternal. Minat merupakan perpaduan antara
keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi
seorang siswa yang ingin memperdalam ilmu pengetahuan tentang sesuatu
commit to user
6
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tafsir misalnya: tentu akan terarah minatnya untuk membaca buku-buku
tentang tafsir, mendiskusikannya, dan sebagainya. (Slameto, 2006)
2) Bahan pelajaran dan sikap guru
Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor
bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaran yang
menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan
dan sebaliknya. Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena
tidak ada daya tarik baginya. Guru juga salah satu obyek yang dapat
merangsang dan membangkitkan minat belajar siswa. (Slameto, 2006)
3) Lingkungan
Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Minat dapat
diperoleh dari kemudian sebagai dari pengalaman mereka dari lingkungan
di mana mereka tinggal. (Slameto, 2006)
4) Faktor stimulus belajar
Faktor perangsang merupakan faktor yang dapat menimbulkan minat
belajar siswa yang tinggi karena dapat menarik dan merangsang khalayak
untuk memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut
istilah, gaya hidup, nilai-nilai, dan juga perilaku sehari-hari. Minat
khalayak dapat terarah pada apa yang dilihat, didengar, atau diperoleh
melalui rangsangan diberikan. (Suryosubroto, 2009)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8
digilib.uns.ac.id
5) Faktor metode belajar
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, metode merupakan
jalan atau alat yang penerapannya diarahkan untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki, tujuan tersebut sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan
dalam program pengajaran. Oleh sebab itu, setiap guru dituntut untuk
selalu berusaha membangkitkan minat peserta didiknya terhadap bidang
studi yang diajarkannya. Darajat mengatakan tidak dibangkitkannya minat
terhadap pelajaran akan mengguncangkan suasana dalam kelas, dan
timbulnya persoalan tentang peraturan. Adanya rasa malas dan lelah di
dalam jiwa anak didik, di samping timbulnya rasa bosan terhadap
pelajaran dan pekerjaan sekolah. Dengan demikian jelaslah beberapa
pentingnya membangkitkan minat anak didik dalam proses mengajar bagi
guru. Sebenarnya sebagian besar dari usaha guru yang sukses tertumpah
kepada membangkitkan minat anak-anak didik. Sebab tanpa minat akan
sulit untuk mengajarkan sesuatu kepada seseorang. (Suryosubroto, 2009)
6) Cita-cita
Setiap manusia memiliki cita-cita di dalam hidupnya, termasuk para siswa.
Cita-cita juga mempengaruhi minat belajar siswa, bahkan cita-cita juga
dapat dikatakan sebagai perwujudan dari minat seseorang dalam prospek
kehidupan di masa yang akan datang. (Slameto, 2006)
c. Indikator minat
Ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini
dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9
digilib.uns.ac.id
1) Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap
pelajaran Askeb IV misalnya seorang siswa ingin membuat askeb patologi
maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan asuhan
kebidanan patologi. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk
mempelajari bidang tersebut. (Nurhidayati, 2006)
2) Perhatian dalam Belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian
merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap pengamatan,
pengertian dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Seseorang
yang memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan
memperhatikan objek tersebut. (Nurhidayati, 2006)
3) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang Menarik
Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran karena faktor
minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya terhadap bidang
pelajaran tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman sekelas, bahan
pelajaran yang menarik. Brown yang dikutip oleh Imran sebagai berikut:
tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh,
tertarik kepada mata pelajaran yang diajarkan, mempunyai antusias yang
tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama kepada guru, ingin
selalu bergabung dalam kelompok kelas, ingin identitas dirinya diketahui
oleh orang lain, tindakan kebiasaan dan moralnya selalu dalam kontrol diri
selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali, dan selalu
commit to user
terkontrol oleh lingkungannya. (Nurhidayati, 2006)
perpustakaan.uns.ac.id
10
digilib.uns.ac.id
4) Manfaat dan Fungsi Mata Pelajaran
Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan juga bahan
pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat dan fungsi
pelajaran juga merupakan salah satu indikator minat. Karena setiap
pelajaran mempunyai manfaat dan fungsinya. (Nurhidayati, 2006)
d. Pengertian belajar
Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, dimana perubahan
tersebut dapat mengarah pada perubahan tingkah laku yang lebih baik atau
buruk. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman. Dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
perubahan atau pematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar. Untuk dapat
disebut belajar, maka perubahan tersebut harus mantap, harus merupakan
akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang. Tingkah laku yang
mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian
baik fisik maupun psikis. (Purwanto, 2006)
2. Persepsi mahasiwa tentang kemampuan dosen dalam mengajar
a. Pengertian persepsi
1) Persepsi atau tanggapan merupakan proses mental yang terjadi pada
manusia yang akan menunjukan bagaimana kita melihat, mendengar,
merasa, memberi dan/serta meraba (kerja indera) disekitar kita.
(Widayatun, 1999)
2) Persepsi juga diartikan mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan
dengan tindakan yang akan diambil. (Notoatmodjo, 2002)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
11
digilib.uns.ac.id
3) Suatu proses yang didului oleh proses pengindraan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui indra atau disebut dengan
proses sensori. Namun proses tersebut tidak berhenti begitu saja
melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan
proses persepsi. (Walgito, 2003)
b. Faktor yang mempengaruhi persepsi
Terdapat dua faktor yang sangat berpengaruh terhadap persepsi yaitu :
1) Faktor intern
Ada tiga hal yang berperan dalam persepsi individu yaitu :
a) Alat indra, saraf dan pusat susunan saraf
Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping
itu juga harus ada saraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus
yang diterima reseptor ke pusat susunan saraf yaitu otak sebagai pusat
kesadaran. (Walgito, 2003)
b) Perhatian
Untuk menyadari atau menggunakan persepsi diperlukan adanya perhatian,
yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka
mengadakan persepsi. Dalam Walgito, 2003, bahwa ada tiga faktor personal
yang mempengaruhi persepsi yaitu : 1.Motivasi, emosi dan sikap, 2.Kerangka
acuan perilaku (frame of revesence), 3.Kemampuan penilaian dan evaluasi
seseorang. Faktor personal itu meliputi kebutuhan (need), suasana hati
(mood), pengalaman masa lalu dan sifat individu lainnya. (Walgito, 2003)
2) Faktor ekstern
commit to user
Faktor ekstern yang mempengaruhi persepsi antara lain :
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a) Obyek yang dipersepsi
Obyek menimbulkan stimulus yang mengenai alat atau reseptor. Stimulus
dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang
dari dalam individu bersangkutan. (Walgito, 2003)
b) Intensitas rangsangan
Kekuatan rangsangan akan turut menentukan disadari atau tidaknya
rangsangan itu. Pada umumnya rangsangan yang kuat lebih menguntungkan
dalam kemungkinan direspon bila dibandingkan dengan rangsangan yang
lemah. (Walgito, 2003)
c) Ukuran rangsangan
Pada umumnya yang lebih besar yang lebih menguntungkan dalam menarik
perhatian dibandingkan dengan ukuran yang lebih kecil. (Walgito, 2003)
d) Perubahan rangsangan
Dimana rangsangan yang monoton kurang menguntungkan karena itu perlu
adanya perubahan dari adanya rangsangan tersebut untuk dapat menarik
perhatian. Rangsangan yang tidak diulang-ulang
menarik
perhatian
daripada
rangsangan
pada dasarnya lebih
yang
diulang-ulang.
Pertentangan/kontras dari rangsangan yang bertentangan atau kontras
dengan sekitarnya kan lebih menarik perhatian seseorang. Hal ini
disebabkan karena lain dari yang biasa dilihat dan akan cepat menarik
perhatian. (Walgito, 2003)
c. Tahap-tahap proses persepsi
Proses persepsi terdiri dari:
1) Proses menerima
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13
digilib.uns.ac.id
Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan/data dari
berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca inderasehingga
proses ini sering disebut penginderaan/sensori. Proses ini merupakan
pengalaman elementer yang segera, tidak memerlukan penguraian secara
verbal, simbolis atau konseptual dan terutama sekali berhubungan dengan
panca indra. (Walgito, 2003)
2) Proses menyeleksi rangsang
Setelah menerima rangsang/data diseleksi, selanjutnya terjadi proses mental
fisik rangsang/rangkaian rangsang menjadi menonjol dalam kesadaran pada
saat yang lainnya lemah. (Walgito, 2003)
3) Proses mengorganisasikan
Data atau rangsang yang diterima, selanjutnya diorganisasikan dalam bentuk.
(Walgito, 2003)
4) Proses pengambilan keputusan dan pengecekan
Terdapat tiga hal dalam pengambilan keputusan, yaitu:
a) Kategori primitif
Dimana obyek dan peristiwa yang diamati diselesaikan dan ditandai
berdasarkan ciri-ciri tersebut. (Walgito, 2003)
b) Mencari tanda
Pengamatan secara tepat terhadap lingkungan untuk mencari tambahan
informasi guna mengadakan kategorisasi yang tepat. (Walgito, 2003)
c) Konfirmasi
Konfirmasi terjadi setelah obyek penggolongan sementara. Pada tahap ini
commit to user
pengamat tidak lagi terbuka untuk sembarang memasukkan, melainkan
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hanya
menerima
informasi
yang
diperkuat
(mengkonfirmasi
keputusannya, masukan-masukan yang tidak relevan dihindari). (Walgito,
2003)
d. Kemampuan dosen dalam mengajar
1) Pengertian kemampuan dosen dalam mengajar
Kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk
melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Sedangkan
dalam
Kamus
Linguistik
disebutkan
bahwa
kemampuan
adalah
pengetahuan tentang bahasa yang bersifat abstrak dan bersifat tidak sadar.
(Mulyasa, 2006)
Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga
terjadi proses belajar. (Nasution, 2000)
Mengajar
membimbing
adalah
seseorang
mengembangkan
skill,
suatu
aktivitas
untuk
untuk
mencoba
mendapatkan,
attitude,
ideals
menolong,
mengubah
(cita-cita),
atau
appreciation
(penghargaan), dan knowledge. (Slameto, 2003)
Menurut UU RI Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dosen
adalah
pendidik
menginformasikan,
profesional
dan
mengambangkan,
ilmuwan
dan
dengan
tugas
menyebarluaskan
utama
ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
Dosen mempunyai peranan penting sebagai tenaga pendidik
commit to user
profesional dalam proses pembelajaran. Dosen bertugas membelajarkan
perpustakaan.uns.ac.id
15
digilib.uns.ac.id
mahasiswa agar mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Disisi lain
mahasiswa dalam mencapai tujuan pendidikan, dipengaruhi oleh banyak
hal, yaitu mahasiswa harus berada dalam kondisi yang memungkinkan
mereka dapat belajar, dimana kondisi tersebut dapat menunjang mahasiswa
dapat menerima ilmu dengan baik yang diberikan oleh dosen. Dalam hal ini
jelas bahwa peranan dosen sangatlah penting dalam menciptakan kondisi
yang kondusif untuk belajar tersebut. Pembelajaran merupakan usaha sadar
dari dosen untuk mempersiapkan atau membantu mahasiswa agar mereka
dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. (Darsono dalam
Triyanto, 2004)
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan dosen dalam mengajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh
dosen untuk melakukan suatu aktivitas pengorganisasian atau pengaturan
lingkungan agar peserta didik dapat mengubah atau mengembangkan skill,
attitude, ideals (cita-cita) appreciation (penghargaan), dan knowledge.
2) Kemampuan dasar mengajar
Ada sepuluh kompetensi yang merupakan kemampuan dasar dari
seorang guru, antara lain : (1) menguasai bahan; (2) mengelola program
belajar mengajar; (3) mengelola kelas; (4) menggunakan media atau
sumber; (5) menguasai landasan-landasan kependidikan; (6) mengelola
interaksi belajar mengajar; (7) menilai prestasi siswa untuk kepentingan
kependidikan; (8) mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan
penyuluhan; (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
16
digilib.uns.ac.id
(10) memakai prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran.
a) Menguasai bahan
Sebelum guru tampil di depan kelas untuk mengelola interaksi belajar
mengajar, terlebih dahulu harus menguasai bahan apa yang akan
diajarkan dan sekaligus bahan apa yang mendukung jalannya proses
belajar mengajar. Dalam hal ini yang dimaksud “menguasai bahan”
bagi seorang guru mengandung lingkup kemampuan mengajar bahan
bidang studi dalam kurikulum sekolah dan menguasai bahan pengayaan
atau penunjang bidang studi. (Sardiman, 2004)
b) Mengelola program belajar mengajar
Guru yang kompeten juga harus mampu mengelola program belajar
mengajar. Dalam hal ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh
oleh guru. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut :
(1) Mengelola tujuan instruksional atau pembelajaran
(2) Mengenal dan dapat menggunakan proses instruksional yang tepat
(3) Melaksanakan program belajar mengajar
(4) Mengenal kemampuan anak didik
(5) Merencanakan dan melaksanakan program remedial
c) Mengelola kelas
Untuk mengajar suatu kelas, guru dituntut mampu mengelola kelas,
yakni menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya
proses belajar mengajar. Kegiatan mengelola kelas menyangkut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
17
digilib.uns.ac.id
mengatur tata ruang kelas yang memadai untuk pengajaran dan
menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi. (Sardiman, 2004)
d) Menggunakan media atau sumber
Dalam penggunaan media, guru perlu memperhatikan beberapa
langkah, yaitu mengenal, memilih dan menggunakan suatu media,
membuat alat-alat bantu pelajaran yang sederhana, menggunakan dan
mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar
menggunakan buku/pegangan, menggunakan perpustakaan dalam
proses belajar mengajar dan menggunakan unit mikroteaching dalam
program pengalaman lapangan. (Sardiman, 2004)
e) Menguasai landasan-landasan kependidikan
Guru sebagai salah satu unsur manusiawi dalam kegiatan pendidikan
harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan nasional
baik dasar, arah atau tujuan dan kebijaksanaan pelaksanaannya. Dengan
memahami itu semua guru akan memiliki landasan berpijak dan
berkeyakinan yang mendorong cara berpikir dan bertindak edukatif di
setiap dalam usaha mengelola interaksi belajar mengajar. Melalui
pendidikan inilah akan diciptakan a fully function person, manusia
yang berparan secara komprehensif, manusia seutuhnya atau manusia
yang selaras, serasi dan seimbang dalam pengembangan jasmani
maupun rohani. (Sardiman, 2004)
f) Mengelola interaksi belajar mengajar
Di dalam proses belajar mengajar, kegiatan interaksi antara guru
commit to user
dengan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan. Di dalam
perpustakaan.uns.ac.id
18
digilib.uns.ac.id
kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam rangka transfer of
knowledge bahkan transfer of values, akan senantiasa menuntut
komponen yang serasi antara komponen yang satu dengan yang lain.
Sehingga tugas guru adalah bagaimana harus mendesain dari masingmasing komponen agar menciptakan proses belajar mengajar yang
lebih optimal. Dengan demikian guru selanjutnya akan dapat
mengembangkan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. (Sardiman, 2004)
g) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan kependidikan
Dengan mengetahui prestasi belajar siswa, guru akan dapat mengambil
langkah-langkah instruksional untuk konstruktif. Jadi guru harus
mampu menilai prestasi siswa untuk pengajaran. (Sardiman, 2004)
h) Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
Program bimbingan dan penyuluhan di sekolah dilakukan oleh lembaga
atau organisasi yang disebut BP (Bimbingan dan Penyuluhan).
Penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan tidak hanya pada masalah
akademis tetapi juga problem-problem pribadi yang memungkinkan.
Dengan demikian anak dapat mengembangkan potensinya secara
optimal dan guru tidak hanya sebagai pembimbing dan membantu anak
didik dalam hal pemecahan problem pengajaran, tetapi juga membantu
jalan pemecahan persoalan pribadi anak didiknya. (Sardiman, 2004)
i) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
Guru di sekolah disamping berperan sebagai pengajar, pendidik dan
commit to user
pembimbing juga sebagai administrator. (Sardiman, 2004)
perpustakaan.uns.ac.id
19
digilib.uns.ac.id
j) Memakai prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran. (Sardiman, 2004)
Disamping bertugas sebagai pendidik dan pembimbing anak didik, guru
juga harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini
dalam rangka menumbuhkan penalaran dan mengembangkan proses
belajar mengajar. Sehingga akan menambah wawasan bagi guru dalam
upaya mengembangkan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis.
(Sardiman, 2004)
3) Keterampilan mengajar
Selain kemampuan dasar dalam mengajar, guru juga harus mempunyai
keterampilan mengajar agar dalam proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan lancar. Ada beberapa jenis keterampilan mengajar yang harus
dimiliki oleh guru yaitu: a) keterampilan membuka dan menutup
pelajaran; b) keterampilan menjelaskan; c) keterampilan bertanya; d)
keterampilan memberi pengautan; e) keterampilan menggunakan media
pembelajaran; f) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil; g)
Keterampilan mengelola kelas; h) Keterampilan mengadakan variasi; i)
Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yang selanjutnya
dijelaskan secara rinci di bawah ini:
a) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi murid
agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya.
commit to user
Keterampilan menutup pelajaran ialah kegiatan yang dapat dilakukan
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
oleh guru untuk mengakhiri pelajaran. Cara yang dapat dilakukan oleh
guru dalam membuka pelajaran adalah dengan cara menarik perhatian
siswa, memotivasi, memberi acuan dan mengkaitkan materi dengan
pengalaman atau pengetahuan yang dikuasai siswa. Sedangkan cara
yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran adalah dengan
meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dan mengevaluasi.
(Suwarna, 2006)
b) Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah keterampilan
menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis
untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan
lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau
dengan sesuatu yang belum diketahui. (Suwarna, 2006)
c) Keterampilan bertanya
Bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan
ilmu pada diri siswa. Guru dalam memberikan pertanyaan harus jelas
dan mudah dimengerti oleh siswa, memberikan waktu yang cukup
kepada
siswa
untuk
berfikir
sebelum
menjawab
pertanyaan,
memberikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan,
memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata dan
memberikan respon yang ramah sehingga timbul keberanian siswa
untuk menjawab atau bertanya. (Suwarna, 2006)
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Keterampilan memberi penguatan
Penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut. Penguatan dapat diungkapkan atau diutarakan dengan
menggunakan verbal maupun non verbal. Penguatan verbal dapat
diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian misalnya bagus.
Sedangkan penguatan non verbal dapat diungkapkan dengan gerak
isyarat misalnya anggukan atau gelengan kepala. (Suwarna, 2006)
e) Keterampilan menggunakan media pembelajaran
Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan
sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi
efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media
pembelajaran tersebut dapat berupa media visual maupun audiovisual.
(Suwarna, 2006)
f) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur,
yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman,
mengambil keputusan, atau memecahkan suatu masalah. Siswa
berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pimpinan guru
atau
temannya.
Dalam
diskusi
tersebut
setiap
siswa
bebas
mengemukakan ide-idenya tanpa merasa ada tekanan dari teman atau
gurunya, dan setiap siswa harus menaati peraturan yang ditetapkan
commit to user
sebelumnya. (Suwarna, 2006)
perpustakaan.uns.ac.id
22
digilib.uns.ac.id
g) Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya,
apabila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Pengelolaan
kelas tersebut dapat dilakukan dengan cara penghentian tingkah laku
siswa yang menyelewengkan perhatian kelas dan pengaturan ruangan
atau benda-benda dalam kelas. (Suwarna, 2006)
h) Keterampilan mengadakan variasi
Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar adalah perubahan dalam
proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para
siswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi tersebut
dapat dilakukan dengan cara pemusatan perhatian siswa, gerakan badan
dan sebagainya. (Suwarna, 2006)
i) Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil
Secara fisik bentuk pengajaran ini adalah bila jumlah siswa yang
dihadapi oleh guru terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai 8 orang
untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Keterampilan
tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan pendekatan secara
pribadi, membimbing belajar siswa, dan sebagainya. (Suwarna, 2006)
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian prestasi belajar
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, prestasi diartikan sebagai hasil
commit to user
yang telah dicapai. Prestasi baru diperoleh setelah seseorang melakukan atau
perpustakaan.uns.ac.id
23
digilib.uns.ac.id
mengerjakan sesuatu. Untuk memperoleh prestasi dalam belajar, seorang
mahasiswa harus berusaha mencapainya terlebih dahulu dengan usaha belajar
karena prestasi yang baik hanya dicapainya jika ada usaha belajar yang baik
pula. Jadi kesimpulannya prestasi belajar adalah pencapaian hasil belajar
(Dimyati dan Mujiono, 2006).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang dirangkum oleh peneliti dari
sumber Hakim (2000), Suryaningrat (2006), Slameto (2003), Syah (2006),
Dimyati dan Mudjijjono (2006) dan Rumini (2000) digolongkan menjadi 2,
yaitu faktor internal dan eksternal.
1) Faktor internal
Faktor internal terdiri dari : a) Aspek fisiologis; b) Aspek psikologis; c)
Kehadiran :
a) Aspek fisiologis
Adalah kondisi umum jasmani dan tonus (ketegangan otot) yang menandai
kebugaran tubuh yang dapat mempengaruhi semangat intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran, kondisi umum organ tubuh yang lemah dapat
menurunkan kualitas ranah kognitif sehingga materi yang dipelajari pun
kurang berbekas. Riwayat atau tingkat kesehatan dan pandangan juga
sangat mempengaruhi dalam penerapan informasi dan pengetahuan yang
diajarkan di bangku perkuliahan.
b) Aspek psikologis
Ada sepuluh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang
commit to user
mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut antara lain : (1)
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Inteligensi/kecerdasan intelektual; (2) Sikap; (3) Perhatian; (4) Minat; (5)
Bakat; (6) Motivasi; (7) Kematangan; (8) Daya ingat dan konsentrasi; (9)
Penemuan gaya belajar; (10) Kehadiran; dan (10) Kesiapan :
(1)Inteligensi/kecerdasan intelektual
Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang
baru
yang
dilakukan
dengan
cepat
dan
secara
efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi besar
pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama,
siswa yang mempunyai tingkat inteligensi tinggi akan lebih berhasil
daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah. Siswa yang
tingkat inteligensinya tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya.
(Slameto, 2003)
Inteligensi adalah suatu global atau rangkuman kecakapan untuk dapat
bertindak secara terarah, berpikir secara baik dan bergaul dengan
lingkungan secara efisien. (Dimyati dan Mudjijono, 2006)
(2) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif
tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif
maupun negatif. (Syah, 2006)
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu.
commit to user
Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap
perpustakaan.uns.ac.id
25
digilib.uns.ac.id
menerima, menolak, atau mengabaikan. Siswa memperoleh kesempatan
belajar. Meskipun demikian, siswa dapat menerima, menolak, atau
mengabaikan kesempatan belajar tersebut. (Dimyati dan Mudjijono,
2006)
(3) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa yang sematamata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek.
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. (Slameto,
2003)
(4) Minat
(5) Bakat
Bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap
orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai
prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masingmasing. (Syah, 2006)
Bakat mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Apabila bahan
pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, hasil belajar
yang diperoleh akan lebih baik karena seseorang senang dan akan lebih
giat dalam belajar (Slameto, 2003).
(6) Motivasi
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong
commit to user
terjadinya proses belajar. (Slameto, 2003)
perpustakaan.uns.ac.id
26
digilib.uns.ac.id
Motivasi ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi eksterinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan
keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
mendorongnya melakukan tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik
adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. (Syah,2006)
(7) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat /fase dalam pertumbuhan seseorang,
dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan
baru. (Slameto,2003)
(8) Daya ingat dan konsentrasi
Daya ingat dan konsentrasi adalah proses memasukkan, menyimpan
dan mengeluarkan kembali suatu kesan. Pengertian kesan disini adalah
suatu gambaran yang tertinggal di dalam jiwa atau pikiran setelah
melakukan pengamatan. Sesuai dengan pengamatan yang telah
dilakukan oleh para ahli, daya ingat dan daya konsentrasi memiliki sifat
cepat atau lambat, setia dalam menyimpan kesan, tahan lama, dapat
menampung dalam jumlah besar dan siap diproduksi sewaktu-waktu.
(Hakim, 2000)
(9) Penemuan gaya belajar
Setiap orang memiliki gaya belajar sendiri. Dengan mengetahui gaya
belajarnya seseorang akan mudah melakukan akselerasi dalam proses
pembelajaran. Ada 20 metode untuk mengenali gaya belajar. Penelitian
commit to user
Ken dan Dunn dari Universitas St.Johns New York, menawarkan salah
perpustakaan.uns.ac.id
27
digilib.uns.ac.id
satu model yang paling komprehensif. Akan tetapi gaya belajar
seseorang pada umumnya merupakan kombinasi dari tiga faktor
berikut:
(a) Bagaimana seseorang menyerap informasi dengan mudah.
Yang dimaksud dalam hal ini adalah gaya belajar seorang pelajar yang
dapat ditelaah secara visual (melihat), auditorial (mendengar) atau
kinestesis (menyentuh). (Suryaningrat, 2006)
(b)Bagaimana seseorang mengatur dam memproses informasi.
Dalam berfikir seseorang akan lebih cenderung menggunakan salah satu sisi
dari otaknya. Apakah yang cenderung otak kanan (analitis atau global yang
berarti berwawasan luas) atau sisi otak kiri (sistematis dan logis). Orang
yang mampu menyatukan kedua kekuatan itu akan membuka jalan kepusat
kecerdasan berganda, mereka tentunya dapat menyerap dan memproses
informasi dengan lebih efektif. (Suryaningrat, 2006)
(c) Kondisi yang mempermudah seseorang menyerap dan menyimpan
informasi.
Lingkungan fisik jelas mempengaruhi proses belajar. Suara, cahaya, suhu
posisi duduk, sikap tubuh, dan sebagai kebutuhan emosional. Dalam banyak
hal tentunya emosi merupakan kunci bagi sistem memori otak. Muatan
emosi dari presentasi dapat berpengaruh besar memudahkan pelajar untuk
menyerap informasi dan ide. (Suryaningrat, 2006)
(10) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan
commit to user
itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan
perpustakaan.uns.ac.id
28
digilib.uns.ac.id
kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan
kecakapan. (Slameto, 2003)
c) Kehadiran
Absensi kehadiran digunakan untuk mengevaluasi keaktifan siswa yang
bersangkutan. Kehadiran berhubungan dengan nilai akhir, karena absensi
merupakan bagian dari penilaian guru terhadap murid. (Rumini, 2000)
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dikelompokkan
menjadi lima faktor, antara lain : a) Faktor keluarga; b) Faktor lingkungan
masyarakat; c) Faktor waktu; d) Faktor organisasi; dan e) Faktor dosen :
a) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi keluarga. Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya
terhadap belajar anak. Mendidik anak dengan cara memanjakannya adalah cara
mendidik yang tidak baik. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak,
perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga. Relasi antar anggota
keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. (Hakim,
2000)
Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk
faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak
akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Keadaan ekonomi
keluarga erat kaitannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain
commit to user
harus terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar
perpustakaan.uns.ac.id
29
digilib.uns.ac.id
seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku
dan sebagainya. (Hakim, 2000)
b) Faktor lingkungan masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat.
Hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang diantaranya meliputi
tentang kegiatan seseorang dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat. (Hakim, 2000)
Lingkungan yang menghambat adanya proses belajar adalah lingkungan
yang lebih mengutamakan kesenangan dan hura-hura seperti diskotik, bioskop,
pusat perbelanjaan dan masyarakat yang mengkonsumsi minuman keras dan
narkotika serta obat-obatan terlarang. Masyarakat merupakan faktor eksternal
yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena
keberadaan siswa dalam masyarakat. (Hakim, 2000)
c) Faktor waktu
Waktu sangat berengaruh dalam proses belajar. Masalah sebenarnya
dari seorang siswa bukan karena ada atau tidaknya waktu untuk belajar,
melainkan bisa atau tidaknya mereka dalam mengatur jadwal belajar sehingga
mereka dapat memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk belajar.
Adanya keseimbangan antara waktu belajar dengan hiburan sangat perlu.
Tujuannya selain meraih prestasi belajar yang maksimal, siswa atau
mahasiswa dapat menghindari adanya kejenuhan dan kelelahan pikiran yang
dapat merugikan. (Hakim, 2000)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30
digilib.uns.ac.id
d) Faktor organisasi
Faktor organisasi yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi: (1) Visi misi;
(2) Kebijakan pemerintah; (3) Sarana dan prasarana; (4) Imbalan; (5) Beban
kerja; (6) Penerapan kurikulum; (7) Proses pembelajaran; dan (8) Tujuan
pembelajaran :
(1)Visi misi
Visi adalah gambaran masa depan yang nyata, bisa dicapai dan diakui,
sedangkan misi adalah sesuatu yang dianggap sebagai tugas dan kewajiban
yang harus dilaksanakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan. (Depkes,
2000)
(2)Kebijakan pemerintah
Kebijakan yang berpengaruh terhadap mutu suatu pendidikan dan lulusan
adalah sistem informasi pendidikan tenaga kesehatan, sistem akreditasi
dalam rangka pembinaan kearah perbaikan mutu pendidikan maupun
lulusannya, evaluasi dan pemantauan yang dilakukan secara berkala oleh
Pusdiknakes, yang membuat semua pengelola pendidikan berupaya untuk
lebih meningkatkan lagi mutu proses penyelenggaraan pendidikan sehingga
menghasilkan lulusan yang bermutu dan siap bersaing di pasar bebas.
(Sardiman, 2001)
(3) Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa
adalah fasilitas seperti gedung dan segala perlengkapannya seperti
perpustakaan, laboratorium dan media pembelajaran yang tersedia untuk
commit to user
menunjang proses pembelajaran. (Sardiman, 2001)
perpustakaan.uns.ac.id
31
digilib.uns.ac.id
(4)Sistem imbalan
Sistem imbalan adalah pemberian material maupun non material sesuai
dengan peraturan yang berlaku, yang besarnya sesuai dengan kategori yang
telah ditetapkan dalam peraturan. (Sardiman, 2001)
(5) Beban kerja
Beban kerja merupakan keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah
aktifitas yang dilakukan. Jika beban kerja ini berlebihan akan berpengaruh
terhadap kinerja dan mutu hasil pekerjaannya. (Sardiman, 2001)
(6) Penerapan kurikulum
Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas
kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum disesuaikan dengan
keadaan, serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang
bersangkutan. (Sardiman, 2001)
(7) Proses pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan interaksi antara unsur-unsur raw input
(siswa), instrument input (dosen, fasilitas, kurikulum, sistem administrasi)
dan juga pengaruh lingkungan dalam rangka mencapai tujuan langsung
yaitu tingkah laku mahasiswa setelah bekerja di masyarakat. (Sardiman,
2001)
(8) Tujuan pembelajaran
Tujuan dalam pembelajaran diantaranya adalah mengesahkan dan
membimbing kegiatan dosen dan mahasiswa, memberikan motivasi positif
kepada dosen mahasiswa, memberikan pedoman atau petunjuk kepada
commit to user
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dosen, memilih dan menentukan media pembelajaran serta menentukan
teknik penilaian. (Sardiman, 2001)
e) Faktor dosen
Faktor dosen yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi : (1) Gaya
kepemimpinan; (2) Kemampuan mengajar; dan (3) Metode pembelajaran :
(1)Gaya kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah
kemampuan
untuk
menggerakkan,
mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati,
membimbing,
menyuruh,
memerintah,
melarang
dan
bahkan
menghukum (kalau perlu) serta membina dengan maksud agar manusia
sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan
secara efisien dan efektif. (Soepardi, 1998)
(2)Kemampuan mengajar
(3)Metode pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen pengajaran yang
menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lain
dalam kegiatan pembelajaran. Tidak ada satupun kegiatan pembelajaran
yang tidak menggunakan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam
kegiatan pembelajaran. (Soepardi, 1998)
c. Penilaian prestasi belajar
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar,
baik yang menggunakan instrument tes maupun non-tes. Jadi penilaian
commit to user
adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu. (Purwanto, 2004)
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Setiap
yang
terlibat
dalam
kegiatan
pembelajaran
tentunya
berkeinginan untuk mengetahui proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Untuk menyediakan informasi tentang baik atau buruknya proses
dan
hasil
kegiatan
belajar
mengajar,
maka
seorang
guru
akan
menyelenggarakan evaluasi (Dimyati dan Mudjiono, 2006).
Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil penilaian adalah sebagai
berikut:
1) Menskor
Menskor berarti kegiatan dalam memberikan skor pada hasil penilaian
yang dapat dicapai oleh siswa. Untuk menskor atau memberi angka diperlukan
3 macam alat bantu yakni kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman
pengangkaan.
Tiga
macam
alat
bantu
tersebut
berbeda-beda
cara
penggunaanya untuk setiap bentuk butir soal yang ada dalam alat penilai.
(Dimyati dan Mudjiono, 2006)
2) Mengubah skor mentah menjadi standar
Adalah kegiatan evaluator menghitung untuk mengubah skor yang
diperoleh siswa yang mengerjakan alat penilaian disesuaikan dengan norma
yang dipakai. Norma yang dimaksud adalah dua pendekatan yang berlaku pada
penilaian hasil pembelajaran. Kedua jenis pendekatan tersebut adalah Penilaian
Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Penilaian Acuan
Norma adalah nilai sekelompok siswa dalam proses pembelajaran didasarkan
pada tingkat penguasaan kelompok itu. Artinya penilaian mengacu pada
perolehan nilai kelompok itu. Penilaian Acuan Patokan adalah proses penilaian
commit to user
untuk menentukan kelulusan seseorang yang ditentukan dalam patokan
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tertentu. Bilamana seseorang telah memenuhi patokan tersebut ia dinyatakan
berhasil atau lulus atau telah menguasai bahan tersebut. (Dimyati dan
Mudjiono, 2006)
Di Indonesia ada norma yang baru berlaku di perguruan tinggi, untuk
norma prestasi belajar menggunakan simbol huruf A, B, C, D, dan E. Simbol
huruf tersebut dapat dipandang sebagai terjemahan dari angka-angka
sebagaimana tampak pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1. Perbandingan huruf dan angka
Simbol nilai angka dan huruf
Angka
Huruf
8-10 = 80-100 = 3,1-4
A
7-7,9 = 70-79 = 2,1-3
B
6-6,9 = 60-69 = 1,1-2
C
5-5,9 = 50-59 = 1
D
0-4,9 = 0-49 = 0
E
Sumber : Syah, M. 2006.
Predikat
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
3) Mengkonversikan skor standar menjadi nilai
Yakni kegiatan akhir dari pengolahan hasil penilaian yang berupa pengubah
skor ke nilai, baik berupa huruf maupun kata-kata. Hasil pengolahan dari
penilaian ini akan digunakan dalam kegiatan penafsiran hasil penilaian. Untuk
mempermudah penafsiran hasil penilaian, maka hasil akhir pengolahan hasil
penilaian dapat diadministrasikan dengan baik. (Syah, 2006)
4. Hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar
dengan prestasi belajar
Minat akan mendorong mahasiswa untuk belajar lebih baik daripada belajar
tanpa minat. Minat akan timbul apabila mahasiswa tertarik akan sesuatu yang akan
user
dipelajari dirasakan bermakna bagicommit
dirinya.to(Hamalik,
2009)
perpustakaan.uns.ac.id
35
digilib.uns.ac.id
Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Guru juga
salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar siswa.
(Slameto, 2006)
Dosen mempunyai peranan penting sebagai tenaga pendidik profesional dalam
proses pembelajaran. Dosen bertugas membelajarkan mahasiswa agar mencapai
tujuan pendidikan yang diharapkan. Disisi lain mahasiswa dalam mencapai tujuan
pendidikan, dipengaruhi oleh banyak hal, yaitu mahasiswa harus berada dalam
kondisi yang memungkinkan mereka dapat belajar, dimana kondisi tersebut dapat
menunjang mahasiswa dapat menerima ilmu dengan baik yang diberikan oleh
dosen. Dalam hal ini jelas bahwa peranan dosen sangatlah penting dalam
menciptakan kondisi yang kondusif untuk belajar tersebut. Pembelajaran
merupakan usaha sadar dari dosen untuk mempersiapkan atau membantu
mahasiswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
(Darsono dalam Triyanto, 2004)
Untuk memperoleh prestasi dalam belajar, seorang mahasiswa harus berusaha
mencapainya terlebih dahulu dengan usaha belajar karena prestasi yang baik hanya
dicapainya jika ada usaha belajar yang baik pula. (Dimyati dan Mujiono, 2006).
B. Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa hasil penelitian yang
mempunyai relevansi dengan penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
1.
36
digilib.uns.ac.id
Husna (2010) Pengaruh Penggunaan Multimetode dan Minat Belajar terhadap
Prestasi Belajar Materi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi, dengan hasil penelitian
bahwa ada interaksi pengaruh antara kelompok multimetode dan non
multimetode dan minat dengan prestasi belajar mahasiswa dengan taraf
signifikansi 0,018<0,05.
2.
Sugiyanti (2009) Hubungan antara Disiplin Belajar, Minat Belajar, dan
Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada
Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Sukoharjo,
dengan hasil ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar,
minat belajar, dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan prestasi
belajar pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas VII pada taraf
signifikansi 5%.
3.
Wicaksi (2010) Hubungan Persepsi Mahasiswa tentang Kinerja Dosen dan
Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Kebutuhan Dasar Manusia pada
Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Universitas Bondowoso,
dengan hasil penelitian terdapat hubungan persepsi mahasiswa tentang kinerja
dosen dan motivasi belajar dengan prestasi belajar kebutuhan dasar manusia
dengan nilai F 8,611 dengan signifikansi 0,01 yang bermakna dimana variabel
persepsi dan motivasi secara bersama-sama (serempak) mempengaruhi prestasi
belajar kebutuhan dasar manusia
Persamaan penelitian-penelitian di atas dengan penelitian ini adalah variabel
minat, kemampuan mengajar dan prestasi belajar, sedangkan perbedaannya
adalah pasangan variabel yang diteliti, subyek, tempat dan waktu
commit to user
penelitiannya.
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir
Minat adalah sikap yang membuat seseorang senang akan objek situasi atau
ide-ide tertentu, hal ini diikuti perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari
objek yang disenangi itu (As’ad, 2004).
Ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal ini
dapat dikenali melalui: (1) perasaan senang; (2) perhatian dalam belajar; (3) bahan
pelajaran dan sikap guru yang menarik; (4) manfaat dan fungsi mata pelajaran.
(Nurhidayati, 2006)
Kemampuan dosen dalam mengajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh
dosen untuk melakukan suatu aktivitas pengorganisasian atau pengaturan
lingkungan agar peserta didik dapat mengubah atau mengembangkan skill, attitude,
ideals (cita-cita) appreciation (penghargaan), dan knowledge.
Ada sepuluh kompetensi yang merupakan kemampuan dasar dari seorang
guru, antara lain : (1) menguasai bahan; (2) mengelola program belajar mengajar;
(3) mengelola kelas; (4) menggunakan media atau sumber; (5) menguasai
landasan-landasan kependidikan; (6) mengelola interaksi belajar mengajar; (7)
menilai prestasi siswa untuk kepentingan kependidikan; (8) mengenal fungsi dan
program
pelayanan
bimbingan
dan
penyuluhan;
(9)
mengenal
dan
menyelenggarakan administrasi sekolah; (10) memakai prinsip-prinsip dan
menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
(Sardiman, 2004)
Selain kemampuan dasar dalam mengajar, guru juga harus mempunyai
keterampilan mengajar agar dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
commit to user
lancar. Ada beberapa jenis keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh guru
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yaitu: a) keterampilan membuka dan menutup pelajaran; b) keterampilan
menjelaskan; c) keterampilan bertanya; d) keterampilan memberi pengautan; e)
keterampilan menggunakan media pembelajaran; f) Keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil; g) Keterampilan mengelola kelas; h) Keterampilan
mengadakan variasi; i) Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.
(Suwarna, 2006)
Persepsi tentang
kemampuan dosen dalam
mengajar
Minat belajar
Keterampilan dosen
dalam mengajar
Indikator Minat
- Perasaan senang dalam
belajar
- Adanya perhatian dalam
belajar
- Anggapan bahwa bahan
pelajaran dan sikap guru
menarik
- Merasa manfaat dan fungsi
mata pelajaran
-
Membuka dan menutup pelajaran
Menjelaskan
Bertanya
Memberi penguatan
Menggunakan media pembelajaran
Membimbing diskusi kelompok kecil
Mengelola kelas
Mengadakan variasi
Mengajar perorangan dan kelompok
kecil
Prestasi Belajar
Diagram 2.1. Kerangka Berpikir
Sumber: modifikasi teori Nurhidayati (2006), Suwarna (2006)
D. Hipotesis Penelitian
Ada hubungan yang positif antara minat belajar dan persepsi mahasiswa
tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar Mahasiswa
commit to user
Program Studi Diploma III Kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional menggunakan
desain penelitian cross sectional. Subyek hanya diobservasi pada saat yang sama,
pengukuran variabel bebas I (minat belajar) dan variabel bebas II (persepsi tentang
kemampuan dosen dalam mengajar), dan variabel terikat (prestasi belajar)
dilakukan pada saat yang bersamaan.
B. Populasi dan Sampel
Penelitian dilaksanakan bulan Juli-Desember 2011 di Universitas Respati
Yogyakarta dengan populasi dan sampel sebagai berikut:
1. Populasi sasaran
Populasi sasaran penelitian ini adalah semua mahasiswa Diploma III Kebidanan.
2. Populasi sumber
Populasi sumber penelitian ini adalah mahasiswa semester III Program Studi
Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati
Yogyakarta tahun akademik 2011-2012 berjumlah 338 mahasiswa.
3. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria inklusi :
a. Tercatat sebagai mahasiswa aktif (tidak cuti) di semester III tahun akademik
2011-2012.
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
40
digilib.uns.ac.id
b. Setuju mengikuti penelitian dengan menandatangani pernyataan kesediaan
menjadi subjek penelitian.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 mahasiswa, sesuai dengan ukuran
sampel untuk analisis multivariat (Murti, 2010). Teknik sampling menggunakan
simple random sampling. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik randomisasi yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan
mengambil subjek penelitian secara acak sederhana dan sesuai dengan kriteria
inklusi.
4. Variabel penelitian
a. Variabel bebas :
1) Minat belajar
2) Persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar
b. Variabel terikat :
Prestasi belajar
5. Definisi operasional variabel
a. Minat belajar
Definisi dari minat adalah adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar,
anggapan bahwa bahan pelajaran dan sikap dosen yang menarik, merasa
manfaat fungsi mata kuliah.
Cara pengukurannya menggunakan kuesioner.
Skala pengukurannya kontinu.
b. Persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam mengajar
Definisinya adalah tanggapan mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam
commit to user
membuka dan menutup perkuliahan, menjelaskan, bertanya, memberi
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penguatan, menggunakan media pembelajaran, membimbing diskusi
kelompok kecil, mengelola kelas, mengadakan variasi, mengajar perorangan
dan kelompok kecil
Cara pengukurannya menggunakan kuesioner.
Skala pengukurannya kontinu.
c. Prestasi belajar
Adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh mahasiswa yang didapatkan
melalui laporan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) semester II.
Cara pengukurannya menggunakan data laporan IPK semester II.
Skala pengukurannya kontinu.
6. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah kuesioner
tertutup dan pengisian kuesioner secara langsung oleh subjek penelitian. Kisikisi kuesioner dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner penelitian
Aspek
Sub aspek
Favorabel
Minat belajar
Perasaan senang dalam belajar
Perhatian dalam belajar
Anggapan bahwa bahan pelajaran menarik
Anggapan bahwa sikap dosen menarik
Merasa manfaat dan fungsi mata kuliah
Jumlah
Membuka dan menutup perkuliahan
Menjelaskan
Bertanya
Memberi penguatan
Menggunakan media pembelajaran
Membimbing diskusi kelompok kecil
Mengelola kelas
Mengadakan variasi
Mengajar perorangancommit
dan kelompok
to userkecil
Jumlah
1,2,3,4,7
8,9
13,14
Persepsi
tentang
kemampuan
dosen dalam
mengajar
Sumber: Data Primer September 2011
15,16
3
1,2,4
19,20
6, 9
11
22
12,16,17
Non
Jml
Favorabel
6,12
7
10,11
4
2
5
1
17
3
17
7
2
3
5,8,13
5
18
3
14
1
15
2
10
1
1
21
4
22
perpustakaan.uns.ac.id
42
digilib.uns.ac.id
a. Uji validitas instrumen
1) Validitas isi
Validitas isi merujuk derajat kesesuaian hasil pengukuran variabel yang
diteliti oleh sebuah alat ukur dengan isi (content) dari variabel tersebut
sebagaimana yang dimaksudkan oleh peneliti. Validitas isi instrumen
penelitian ini dikaji berdasarkan literatur dan konsultasi dengan
pembimbing.
2) Validitas muka
Validitas muka merujuk kepada derajat kesesuaian antara penampilan luar
alat ukur dan atribut-atribut variabel yang ingin diukur. Validitas muka
instrumen penelitian ini dikaji melalui berkonsultasi dengan ahli bahasa.
3) Validitas konstruk
Validitas konstruk merujuk kepada kesesuaian antara hasil pengukuran
alat ukur dengan konsep (konstruk) teoretis tentang variabel yang
diteliti.Validitas konstruk instrumen penelitian ini dikaji menurut teoriteori yang ada.
b. Uji reliabilitas instrumen
1) Korelasi item-total
Korelasi item-total (item-total correlation) menilai konsistensi internal
alat ukur dengan mengorelasikan masing-masing item dan total
pengukuran, minus item yang bersangkutan.
2) Reliabilitas belah paruh
Uji reliabilitas menggunakan reliabilitas belah-paruh (split half
commit to user
reliability) menggunakan Alpha Cronbach.
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kuesioner diujikan kepada 15 mahasiswa semester III Program Studi
Diploma IV Bidan Pendidik yang masih menempuh pendidikan Diploma III
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta. Subjek
penelitian tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian.
Hasil tes reliabilitas instrumen minat belajar dan persepsi tentang
kemampuan dosen dalam mengajar, masing-masing dijelaskan di dalam tabel
berikut ini:
a. Minat belajar
Tabel 3.2. Hasil tes Reliabilitas Instrumen Minat Belajar
Item pernyataan
Korelasi Item-Total (r)
1, 2, 4, 5, 8, 10, 11, 12, 13, 15,
16, 17, 19, 20, 21, 22, 24
3, 6, 7, 9, 14, 18, 23
Sumber: Data primer, November 2011
r>0,20
Alpha
Cronbach’s
0,88
r≤0,20
Berdasarkan tabel 3.2. dapat dilihat bahwa hasil tes reliabilitas terhadap 24
item pernyataan instrumen minat belajar dengan menggunakan perangkat lunak
SPSS (versi 17.0) didapatkan hasil bahwa secara keseluruhan adalah reliabel
dengan nilai Alpha Cronbach’s 0,88. Dari 24 item pernyataan, korelasi item-total
(r)>0,20 sebanyak 17 pernyataan, sedangkan korelasi item-total (r)≤0,20 sebanyak
7 item pernyataan.
b. Persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar
Tabel 3.3. Hasil tes Reliabilitas Instrumen Persepsi tentang Kemampuan dosen
dalam mengajar
Item pernyataan
Korelasi Item-Total (r) Alpha
Cronbach’s
1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, r>0,20
0,87
16, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29
commit to user
5, 6, 14, 17, 18, 19, 28
r≤0,20
Sumber: Data primer, November 2011
perpustakaan.uns.ac.id
44
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 3.3. dapat dilihat bahwa hasil tes reliabilitas terhadap 29
item pernyataan instrumen minat belajar dengan menggunakan perangkat lunak
SPSS (versi 17.0) didapatkan hasil bahwa secara keseluruhan adalah reliabel
dengan nilai Alpha Cronbach’s 0,87. Dari 22 item pernyataan, korelasi item-total
(r)>0,20 sebanyak 17 pernyataan, sedangkan korelasi item-total (r)≤0,20 sebanyak
7 item pernyataan.
c. Prosedur pengolahan data
Setelah data terkumpul melalui kuesioner, selanjutnya dilakukan
pengolahan data dengan cara sebagai berikut :
1) Edit (Editing)
Setelah data terkumpul dan sebelum diolah, data tersebut diedit terlebih
dahulu oleh peneliti untuk menghindari kesalahan atau hal-hal yang
meragukan agar mendapatkan data yang berkualitas.
2) Kode (Coding)
Memberikan kode pada semua variabel untuk membedakan karakter sehingga
mempermudah analisa dan pengolahan data.
3) Skor (Scoring)
Pemberian skor untuk pernyataan-pernyataan dalam kuesioner adalah 1
sampai 5. Setiap pernyataan dengan kategori sebagai berikut:
a) Untuk pernyataan dengan kriteria positif (favourable)
Tabel 3.4 Pemberian Skor untuk Pernyataan dengan Kriteria Positif
No
Tingkat Pencapaian
Kuesioner Minat
Kuesioner Persepsi
1 STS (Sangat Tidak Setuju) TP (Tidak Pernah)
2 TS (Tidak Setuju)
HTP (Hampir Tidak Pernah)
3 R (Ragu-ragu)
KDG (Kadang-kadang)
4 S (Setuju)
commit toSRG
user(Sering)
5 SS (Sangat Setuju)
SLL (Selalu)
Sumber: Data Primer September 2011
Kode
(skor)
1
2
3
4
5
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Untuk pernyataan dengan kriteria negatif (unfavourable)
Tabel 3.5. Pemberian Skor untuk Pernyataan dengan Kriteria Negatif
No
Tingkat Pencapaian
Kode
(skor)
Kuesioner Minat
Kuesioner Persepsi
1 STS (Sangat Tidak Setuju) TP (Tidak Pernah)
5
2 TS (Tidak Setuju)
4
HTP (Hampir Tidak Pernah)
3 R (Ragu-ragu)
3
KDG (Kadang-kadang)
4 S (Setuju)
2
SRG (Sering)
5 SS (Sangat Setuju)
1
SLL (Selalu)
Sumber: Data Primer September 2011
4) Tabulasi (Tabulating)
Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat
tabulasi tidak lain adalah memasukkan data ke dalam tabel dan mengatur
angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.
C. Rencana Analisis Data
Untuk melakukan analisis hubungan minat belajar dan kemampuan dosen
dalam mengajar dengan prestasi belajar mahasiswa digunakan model regresi
linier ganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2
Y = Prestasi belajar (skor)
X1 = Minat (skor)
X2 = Persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam mengajar (skor)
a = konstanta
b = koefisien regresi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Respati Yogyakarta (Unriyo)
yang beralamat di Jl. Laksda Adisucipto Km. 6,3 Depok Sleman Yogyakarta.
Saat ini Unriyo mengelola dan menyelenggarakan 3 fakultas dengan 14 Program
Studi yaitu Fakultas Ilmu Kesehatan (terdiri dari 6 Program Studi yaitu D-III
kebidanan, D-IV Bidan Pendidik, S1-Ilmu Keperawatan, Program Profesi Ners,
S1-Ilmu Gizi dan S1-Kesehatan Masyarakat), Fakultas Sains Dan Teknologi
(terdiri dari 4 Program Studi yaitu S-1 Teknik Elektro, S-1 Teknik Informatika,
S-1 Sistem Informasi dan D-III manajemen Informatika), serta Fakultas Ilmu
Sosial dan Ekonomi (terdiri dari 4 Program Studi yaitu S1-Sastra Inggris, S1Ekonomi Akuntansi, S1-Ilmu Komunikasi dan S1-Hubungan Internasional).
(Buku Panduan Akademik UNRIYO, 2011)
Fasilitas untuk mahasiswa yang terdapat di Unriyo adalah gedung
berlantai 4 dengan 60 ruangan kuliah, perpustakaan, laboratorium komputer,
laboratorium bahasa inggris, laboratorium dietetika dan kuliner, laboratorium
bio medis terpadu, skill lab terpadu, asrama mahasiswa, bus kampus, dan hot
spot area. (Buku Panduan Akademik UNRIYO, 2011)
Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta melaksanakan sistem pendidikan dengan sistem
kredit semester (SKS) murni. SKS yang diambil adalah ditentukan oleh indeks
commit to user
prestasi sebelumnya. (Buku Panduan Akademik UNRIYO, 2011)
46
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Karakteristik Subyek penelitian
Berdasarkan
hasil
penelitian,
dapat
diidentifikasikan
mengenai
karakteristik subyek penelitian sebagai berikut :
Tabel 4.1 Deskripsi data minat belajar, persepsi tentang kemampuan
dosen dalam mengajar dan prestasi belajar
Variabel
Minat Belajar
Persepsi tentang kemampuan dosen
dalam mengajar
Prestasi belajar
N
30
30
Min
Max
55,00 73,00
63,00 103,00
30
2,12
Mean
63,63
85,87
SD
4,67
8,29
2,93
0,38
3,76
Sumber: Data Primer, November 2011
1. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan minat belajar
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa skor minat belajar pada
mahasiswa yang didapatkan dari analisis soal-soal dalam kuesioner sebanyak
17 butir dengan range penilaian 1-5 didapatkan nilai antara 55,00-73,00
dengan rerata minat belajar sebesar 63,33. Minat belajar mahasiswa Semester
III Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta dapat dideskripsikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Subyek penelitian Berdasarkan Minat
Belajar
No
1
2
Parameter
Tinggi (Skor minat belajar ≥63,63)
Rendah (skor minat belajar <63,63)
Jumlah
Frekuensi
17
13
30
Persentase
56,67
43,33
100,00
Sumber: Data Primer, November 2011
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar subyek penelitian
(56,67%) memiliki minat belajar yang tinggi.
2. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan persepsi tentang kemampuan
dosen dalam mengajar
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa skor persepsi tentang
commit to user
kemampuan dosen dalam mengajar pada mahasiswa yang didapatkan dari
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
analisis soal-soal dalam kuesioner sebanyak 22 butir dengan range penilaian
1-5 didapatkan nilai antara 63-103 dengan rerata persepsi tentang
kemampuan dosen dalam mengajar sebesar 85,87. Persepsi tentang
kemampuan dosen dalam mengajar mahasiswa Semester III Program Studi
Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati
Yogyakarta dapat dideskripsikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Subyek penelitian Berdasarkan Persepsi
tentang Kemampuan dosen dalam mengajar
No
1
2
Parameter
Baik (Skor persepsi ≥85,87)
Buruk (Skor persepsi <85,87)
Jumlah
Frekuensi
17
13
30
Persentase
56,67
43,33
100,00
Sumber: Data Primer, November 2011
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar subyek penelitian
(56,67%) memiliki persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar yang
baik.
3. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan prestasi belajar
Hasil penelitian menunjukan bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
mahasiswa berkisar antara 2,12-3,76 dengan rerata sebesar 2,93. Prestasi
belajar mahasiswa Semester III Program Studi Diploma III Kebidanan
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
Respati
Yogyakarta
dapat
dideskripsikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Subyek penelitian Berdasarkan Prestasi
Belajar
No
1
2
Parameter
≥ 3,00
< 3,00
Jumlah
Frekuensi
14
16
30
Persentase
46,67
53,33
100,00
Sumber: Data Primer, November 2011
Tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar subyek penelitian
commit to user
(53,33%) memiliki IPK <3,00.
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Hasil Penelitian
1. Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar
Gambar regresi pada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar
digambarkan dalam diagram sebar berikut ini:
Gambar 4.1. Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar
Gambar 4.1. menunjukan terdapat korelasi positif antara minat belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki minat belajar
tinggi cenderung untuk memiliki indeks prestasi belajar yang lebih baik.
2. Hubungan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan
prestasi belajar
Gambar regresi pada hubungan persepsi tentang kemampuan dosen dalam
mengajar dengan prestasi belajar digambarkan dalam diagram sebar berikut
ini:
commit to user
50
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.2. Hubungan persepsi tentang kemampuan mengajar dosen dengan
prestasi belajar
Gambar 4.2. menunjukan terdapa.t korelasi positif antara persepsi tentang
kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Mahasiswa yang memiliki persepsi tentang kemampuan dosen dalam
mengajar tinggi cenderung untuk memiliki indeks prestasi belajar yang lebih
baik.
3. Hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan dosen dalam
mengajar dengan prestasi belajar
Hasil penelitian hubungan minat belajar dan persepsi tentang kemampuan
dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar mahasiswa Program studi DIII
Kebidanan di Universitas Respati Yogyakarta dijelaskan pada tabel berikut ini:
commit to user
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.5 Hasil analisis regresi linier ganda tentang hubungan minat belajar dan
persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi
belajar mahasiswa
Konstanta
Minat belajar
Persepsi tentang
kemampuan
dosen dalam
mengajar
n observasi
Adjusted R
Square
Nilai p
Koefisien
Regresi (b)
t
p
- 0,53
0,03
- 0,55
2,35
0,586
0,026
0,02
2,43
0,022
Confidence Interval
(CI) 95 %
Batas
Batas
bawah
atas
-2,50
1,44
0,00
0,06
0,00
0,03
30
28,2%
0,004
Sumber: Data Primer, November 2011
Tabel 4.5. menunjukan hasil analisis regresi linier ganda yang
menghubungkan indeks prestasi belajar dengan minat belajar dan persepsi
tentang kemampuan dosen dalam mengajar. Hasil analisis menunjukan terdapat
hubungan positif dan secara statistik signifikan minat belajar dengan prestasi
belajar (b=0,03; p=0,026). Sedangkan secara substantif tidak signifikan minat
belajar dengan prestasi belajar dikarenakan perbedaannya sangat kecil.
Hasil analisis menunjukan terdapat hubungan positif dan secara statistik
signifikan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi
belajar (b=0,02; p=0,022). Sedangkan secara substantif tidak signifikan persepsi
tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar dikarenakan
perbedaannya sangat kecil.
Kedua variabel bebas tersebut mampu menjelaskan variasi indeks prestasi
mahasiswa sebesar 28.2% (R2=0,282). Model tersebut secara keseluruhan
signifikan secara statistik (p=0,004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
52
digilib.uns.ac.id
D. Pembahasan
1. Minat belajar dengan prestasi belajar
Hasil analisis menunjukan terdapat hubungan positif dan secara
statistik signifikan minat belajar dengan prestasi belajar (b=0,03; p=0,026).
Minat akan mendorong mahasiswa untuk belajar lebih baik daripada belajar
tanpa minat. Minat akan timbul apabila mahasiswa tertarik akan sesuatu yang
akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. (Hamalik, 2009)
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiyanti
(2009) yang berjudul Hubungan antara Disiplin Belajar, Minat Belajar, dan
Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada
Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan
Sukoharjo, bahwa ada hubungan positif antara minat belajar dengan hasil
belajar PKn, dengai nilai rhitung=0,824 (bernilai positif) lebih besar dari
rtabel=0,113. Minat merupakan suatu keadaan yang mana seseorang
mempunyai perhatian terhadap sesuatu keinginan untuk mengetahui,
mempelajari dan membuktikan lebih lanjut. Minat belajar merupakan
kecenderungan yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat
secara terus menerus yang diikuti rasa bangga, senang serta memperoleh
suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan
pembelajaran ditandasi dengan hasil belajar yang diperoleh meningkat. Minat
merupakan landasan penting yang ikut menentukan keberhasilan suatu proses
dalam belajar. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat
mengerti dan mengingatnya. (Sugiyanti, 2009)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
53
digilib.uns.ac.id
Belajar bukan merupakan siksaan dan tidak memberikan manfaat jika
tidak disertai sifat terbuka bagi bahan-bahan pelajaran. Guru yang berhasil
membina kesediaan belajar siswa berarti telah melaksanakan hal yang
penting demi keberhasilan siswa-siswanya. Sebab, minat bukanlah sesuatu
yang ada begitu saja, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari. Minat menjadi
sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak yang berminat terhadap
kegiatan belajar akan berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan
dengan anak yang kurang berminat. Minat besar pengaruhnya terhadap hasil
belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa, siswa tidak akan belajar sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya
tarik baginya. Siswa malas untuk belajar maka tak akan mendapat kepuasan
dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah
dipelajari sehingga minat dapat meningkatkan hasil belajar. Minat belajar
merupakan hasil belajar dan menyokong untuk belajar selanjutnya. Walaupun
minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki utnuk dapat
mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan
membantu seseorang mempelajarinya. Membangkitkan minat terhadap
sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan
antara matari yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai
individu. Minat merupakan salah satu kunci utama untuk memperlancar,
menggairahkan dan meningkatkan hasil belajar siswa. (Sugiyanti, 2009)
Minat merupakan kecenderungan yang relatif tetap untuk lebih
memperhatikan dan mengingat secara terus menerus yang diikuti rasa
commit to user
bangga, senang serta memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan
perpustakaan.uns.ac.id
54
digilib.uns.ac.id
pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran ditandai dengan hasil belajar
yang diperoleh meningkat. Minat merupakan sumber dorongan kemauan
yang kuat untuk belajar. Siswa yang mempunyai minat yang tinggi dalam
kegiatan belajar akan berusaha keras dalam belajar. Sehingga minat belajar
siswa akan berhubungan erat dengan meningkatnya hasil belajar. (Sugiyanti,
2009)
2. Persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar
Hasil analisis menunjukan terdapat hubungan positif dan secara
statistik signifikan persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar
dengan prestasi belajar (b=0,02; p=0,022). Dosen mempunyai peranan
penting sebagai tenaga pendidik profesional dalam proses pembelajaran.
Dosen bertugas membelajarkan mahasiswa agar mencapai tujuan pendidikan
yang diharapkan. Disisi lain mahasiswa dalam mencapai tujuan pendidikan,
dipengaruhi oleh banyak hal, yaitu mahasiswa harus berada dalam kondisi
yang memungkinkan mereka dapat belajar, dimana kondisi tersebut dapat
menunjang mahasiswa dapat menerima ilmu dengan baik yang diberikan oleh
dosen. Dalam hal ini jelas bahwa peranan dosen sangatlah penting dalam
menciptakan kondisi yang kondusif untuk belajar tersebut. Pembelajaran
merupakan usaha sadar dari dosen untuk mempersiapkan atau membantu
mahasiswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
(Darsono dalam Triyanto, 2004)
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wicaksi
(2010) yang berjudul Hubungan Persepsi Mahasiswa tentang Kinerja Dosen
commit to user
dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Kebutuhan Dasar Manusia pada
55
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Universitas Bondowoso,
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi mahasiswa tentang
kinerja dosen dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Kebutuhan
Dasar Manusia dengan koefisien korelasi sebesar 0,53 (kekuatan korelasi
cukup) yang bermakna korelasi antara kedua variabel signifikan dengan arah
korelasi positif. Setiap proses belajar selalu dimulai melalui persepsi, setelah
mahasiswa menerima stimulus dari lingkungan. Karenanya persepsi dianggap
sebagai tingkat awal struktur kognitif seseorang. Sekali mahasiswa
mempunyai persepsi keliru terhadap penyajian materi oleh dosen, maka
untuk selanjutnya akan sukar mengubah persepsi tadi, sehingga mahasiswa
akan memiliki struktur kognitif yang salah. (Wicaksi, 2010)
Kesalahan atau kekeliruan persepsi terhadap suatu materi pelajaran atau
kekeliruan persepsi tentang tingkat kesulitan penerimaan suatu materi
pembelajaran akan mempengaruhi perilaku individu dalam belajar. Adanya
pandangan yang negatif terhadap materi kuliah yang dianggap sulit,
penugasan yang menyulitkan serta teknik ujian yang dianggap sulit akan
menyebabkan individu (mahasiswa) akan pesimis, kondisi ini akhirnya
menyebabkan seorang pelajar (mahasiswa) akan memiliki prestasi yang
rendah. Prestasi belajar mahasiswa yang rendah juga disebabkan oleh salah
satu faktor yang terkait, yakni kinerja dosen dalam pembelajaran turut
memegang kendali atas keberhasilan dalam proses belajar mahasiswa.
(Wicaksi, 2010)
commit to user
56
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini variabel yang diteliti dibatasi pada minat belajar dan
persepsi tentang kemampuan dosen dalam mengajar. Padahal secara teori masih
banyak variabel lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa
(peserta didik). Selain itu, pengambilan data dilakukan melalui kuesioner
tertutup, dengan generalisasi penilaian untuk semua dosen yang pernah
mengajar dari semester I sampai semester III, yang kemungkinan besar bisa
menyebabkan bias, misalnya subyek penelitian terlalu subyektif karena hanya
menilai berdasarkan kemampuan mengajar salah satu dosen saja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
1. Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan minat belajar
dengan prestasi belajar (b=0,03; p=0,026). Sedangkan secara substantif
tidak signifikan minat belajar dengan prestasi belajar dikarenakan
perbedaannya sangat kecil. Semakin tinggi minat belajar mahasiswa,
maka semakin tinggi prestasi belajarnya.
2. Terdapat hubungan positif dan secara statistik signifikan persepsi tentang
kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar (b=0,02;
p=0,022). Sedangkan secara substantif tidak signifikan persepsi tentang
kemampuan dosen dalam mengajar dengan prestasi belajar dikarenakan
perbedaannya sangat kecil. Semakin baik persepsi mahasiswa tentang
kemampuan dosen dalam mengajar, maka semakin tinggi prestasi
belajarnya.
B.
Implikasi
1. Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa setiap penelitian
yang akan mempelajari hubungan variabel apapun terhadap prestasi
belajar, perlu memperhitungkan dan mengendalikan faktor-faktor
yang mempengaruhi dalam hal ini adalah minat belajar dan
kemampuan dosen dalam mengajar. Jika faktor-faktor tersebut tidak
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
58
digilib.uns.ac.id
dikendalikan, maka kesimpulan peneliti tentang prestasi belajar
mahasiswa mengalami bias.
2. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah perlu adanya upaya
peningkatan kemampuan dosen dalam mengajar yaitu dalam hal
penguasaan materi pembelajaran, sistematika penyajian materi,
metode mengajar, kesiapan materi pembelajaran, kemampuan
membuat dan mengguanakan media pembelajaran, serta kemampuan
mengatur ruang belajar sehingga akan meningkatkan persepsi
mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam mengajar dalam usaha
untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Perlu juga usaha untuk
meningkatkan minat belajar mahasiswa dengan indikator mahasiswa
yang memiliki minat belajar yang tinggi dikenali melalui: (1) perasaan
senang; (2) perhatian dalam belajar; (3) bahan pelajaran dan sikap
guru yang menarik; (4) manfaat dan fungsi mata pelajaran, sehingga
memungkinkan seorang mahasiswa dapat belajar dengan baik dalam
mencapai prestasi belajar yang optimal.
C.
Saran
1. Bagi mahasiswa kebidanan
Subyek penelitian yang memiliki minat belajar rendah sebanyak 43,33%
dan yang memiliki IPK <3,00 sebanyak 53,33%, berdasarkan hasil
penelitian ini sebaiknya mahasiswa meningkatkan perasaan senang dan
perhatian dalam belajar, serta menyadari adanya manfaat dan fungsi dari
commit to user
perkuliahan untuk dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
59
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Bagi institusi pendidikan kebidanan
Subyek penelitian yang memiliki persepsi buruk tentang kemampuan
mengajar dosen sebanyak 43,33%, berdasarkan hasil penelitian ini
sebaiknya dosen meningkatkan kemampuan mengajarnya yaitu dalam hal
penguasaan materi pembelajaran, sistematika penyajian materi, metode
mengajar, kesiapan materi pembelajaran, kemampuan membuat dan
mengguanakan media pembelajaran, serta kemampuan mengatur ruang
belajar sehingga akan meningkatkan persepsi mahasiswa tentang
kemampuan dosen dalam mengajar dalam usaha untuk mencapai prestasi
belajar yang optimal.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup untuk merngukur minat
belajar dan persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosen dalam
mengajar, yang kemungkinan besar bisa menyebabkan bias. Bagi peneliti
selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian untuk meneliti
faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Selain
itu
pengumpulan
data
dalam
penelitian
menggunakan wawancara.
commit to user
selanjutnya
sebaiknya
Download