perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Fisika Fisika merupakan salah satu mata pelajaran jurusan IPA yang terbilang sulit dipahami dan sangat membosankan. Namun pelajaran fisika juga bisa menjadi keahlian kita ketika kita bisa belajar dengan sungguhsungguh. Pengertian fisika yaitu berasal dari kata “physic” yang artinya yaitu alam. Jadi ilmu fisika yaitu sebuah ilmu pengetahuan dimana didalamnya mempelajari tentang sifat dan fenomena alam atau gejala alam dan seluruh interaksi yang terjadi didalamnya. Untuk mempelajari fenomena atau gejala alam, fisika menggunakan proses dimulai dari pengamatan, pengukuran, analisis dan menarik kesimpulan. Sehingga prosesnya lama dan berbuntut panjang, namun hasilnya bisa dipastikan akurat karena fisika termasuk ilmu eksak yang kebenarannya terbukti. Menurut KBBI, fisika yaitu ilmu tentang zat dan energi seperti panas, bunyi, cahaya dan sebagainya. Selain itu pengertian fisika lainnya juga disampaikan oleh Hough D Young yang mengatakan bahwa fisika adalah suatu ilmu yang sangat dasar dari berbagai ilmu pengetahuan lain. Menurut ensiklopedia, fisika adalah ilmu yang didalamnya mempelajari benda dan gerakannya serta manfaatnya bagi kehidupan manusia. Berdasarkan sejarah, fisika adalah ilmu tertua karena ilmu ini diawali dengan kegiatan mengamati benda-benda yang ada di langit, periodenya, bagaimana usianya dan lintasannya. Oleh sebab itu, fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang paling dasar dan banyak digunakan sebagai dasar untuk ilmu-ilmu lain yang berkaitan. 2. Belajar a. Pengertian Belajar Kata belajar sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. commit to user 7 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 1) Menurut James O, Whittker, merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku di timbulkan atau di ubah melalui latihan atau pengalaman. 2) Drs. Slameto merumuskan pengertian tentang belajar, menurutntya belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 3) Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. 4) Belajar Skiner, yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational Psychology The Teaching-Learning Process, belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Berdasarkan eksperimennya B.F Skimer percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforce). Chaplin dalam Dictionary Of Psychology membatasi belajar dengan dua macam Rumusan. Rumusan pertama berbunyi belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Hintzman dalam bukunya menyatakan belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. With dalam bukunya menyatakan belajar adalah perubahan yang macam/keseluruhan relatif tingkah menetap laku yang suatu terjadi organisme dalam sebagai segala hasil pengalaman. Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern, to user Dictionary Of Psychologycommit membatasi belajar dengan dua macam definisi. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan, biasanya sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif. Kedua belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperbuat. Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar, antara lain : 1) Relatively permanent, yang secara umum menetap 2) Response potentiality, kemampuan bereaksi 3) Reinforce, yang diperkuat 4) Practice, Praktek atau latihan Biggs dalam Pendahuluan Teaching For Learning mendefinisikan belajar dalam 3 macam Rumusan, yaitu Rumusan kuantitatif, Rumusan institusional, Rumusan kualitatif. b. Contoh Belajar Seorang anak balita memperoleh mobil-mobilan dari ayahnya. Lalu ia mencoba memainkan ini dengan cara memutar kuncinya dan meletakannya pada suatu permukaan atau dataran. Perilaku “memutar” dan “meletakan” tersebut merupakan respon atau reaksi atas rangsangan yang timbul pada mainan itu. Pada tahap permulaan, respon anak terhadap stimulus yang ada pada mainan tadi biasanya tidak tepat atau setidak-tidaknya tidak teratur. Namun, berkat latihan dan pengalaman berulang-ulang lambat laun ia menguasai dan akhirnya dapat memainkan mobil-mobilan dengan baik dan sempurna. Sehubungan dengan contoh itu belajar dapat dipahami sebagai proses, yang dengan proses itu sebuah tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki serentetan reaksi atas situasi atau rangsangan yang ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang commit to user menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. perpustakaan.uns.ac.id 3. digilib.uns.ac.id 10 Pembelajaran Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran. Darsono (2002: 24-25) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai “suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik”. Sedangkan secara khusus pembelajaran dapat diartikan sebagai berikut : Teori Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement (penguatan). Teori Kognitif, menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. Teori Gestalt, menguraikan bahwa pembelajaran merupakan usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola bermakna). Teori Humanistik, menjelaskan bahwa pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Arikunto (1993: 12) mengemukakan “pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar”. Lebih lanjut Arikunto (1993: 4) mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah bantuan pendidikan kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang commit to user pengetahuan, keterampilan dan sikap”. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/ media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Proses yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan media. Demikian pula kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pengajar), tetapi bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sedang siswa pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak yang samasama menjadi subjek pembelajaran. Jadi, jika pembelajaran ditandai oleh keaktifan guru sedangkan siswa hanya pasif, maka pada hakikatnya kegiatan itu hanya disebut mengajar. Demikian pula bila pembelajaran di mana siswa yang aktif tanpa melibatkan keaktifan guru untuk mengelolanya secara baik dan terarah, maka hanya disebut belajar. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menuntut keaktifan guru dan siswa. 4. Kemampuan Matematika a. Hakikat Kemampuan Kemampuan seseorang dikatakan terampil apabila kegiatan yang to user untuk menghasilkan sesuatu dilakukan ditandai oleh commit kemampuannya perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 dengan kualitas yang tinggi (cepat atau cermat) dengan tingkat keajegan yang relatif tepat, pembelajaran yang efektif bila dilakukan secara berulang-ulang maka keterampilan baru akan dapat diperoleh. Seseorang dikatakan mampu apabila kegiatan yang dilakukan ditandai oleh kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu dengan kualitas yang tinggi (cepat atau cermat) dengan tingkat kestabilan yang relatif tepat. Kemampuan merupakan kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu proses perbuatan atau cara meningkatkan usaha dengan didasari kesanggupan, kekuatan untuk melakukan sesuatu potensi yang dimilikinya. kemampuan adalah suatu penambahan atau perkembangan keterampilan kearah yang baik dimana penambahan atau perkembangan keterampilan tersebut diperoleh dari metode latihan yang terstruktur dan bertahap. Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu metode terstruktur dan bertahap yang disertai dengan kesanggupan, kekuatan, untuk mengembangkan potensi yang dilakukan secara kontinu. b. Pengertian Matematika Istilah matematika dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai berhitung, karena pada umumnya matematika dipahami sebagai suatu cabang pendahulu Matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan dalam bentuk angka. Pengertian matematika sebagai ilmu hitung diperkuat oleh pendapat Webster New Third International Dictionary yang menyatakan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat dan hubungan antara bilangan-bilangan nyata beserta operasi perhitungannya (Suatini, 2002: 102). Pendapat lain menurut Naga (1980) bahwa matematika atau berhitung merupakan suatu cabang Matematika yang mempelajari sifat hubungan-hubungan bilangan nyata beserta operasi to user pengurangan, perkalian, dan perhitungannya, meliputicommit penjumlahan, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 pembagian, (Abdurrahman, 2003: 253). Perhitungan dalam matematika dilakukan berdasarkan suatu aturan operasi matematika yang mana lebih dulu dilakukan. Kecermatan dan ketelitian seseorang dapat diukur dengan matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutanto (2009) yang menyatakan bahwa ”Matematika dipakai untuk mengungkap, mengukur dan mengevaluasi kemampuan intelektual seseorang, terutama kemampuan penalaran berhitung dan berpikir secara logis” (hal. 87). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika atau berhitung merupakan pengetahuan tentang bilangan yang meliputi sifat dan pengoperasian sejumlah bilangan dalam bentuk angka, adapun operasi perhitungannya meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan sebagainya. Matematika atau berhitung merupakan salah satu keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik, karena sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dan berperan dengan perkembangan ilmu lain yang lebih kompleks. c. Hakikat Kemampuan Matematika Kemampuan matematika atau kemampuan berhitung merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, di mana semua aktivitas kehidupan manusia memerlukan kemampuan ini, oleh karena itu, kemampuan matematika merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Kemampuan matematika selain sebagai cabang pendahulu Matematika juga memiliki peranan yang sangat penting terhadap perkembangan ilmu lain, seperti Fisika. Hal ini sesuai dengan pendapat Druxes, Born dan Siemsen (1991, 83) dengan mengartikan Fisika sebagai ilmu pengetahuan yang tidak lepas kaitannya dengan ”menghitung”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penguasaan konsep-konsep dasar matematika sangat berguna untuk dapat memahami ilmu-ilmu lain yang semakin kompleks di jenjang yang lebih tinggi. Definisi kemampuan menurut Depdikbud (1996, 623) dalam to user Kamus Besar Bahasa commit Indonesia Edisi Kedua menyatakan bahwa perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 kemampuan merupakan suatu kesanggupan atau kecakapan berusaha yang dilakukan oleh diri sendiri. Pengertian matematika sebagai ilmu hitung menurut Hollands (1984, 50) dalam Kamus Matematika menyatakan bahwa matematika atau ilmu hitung merupakan suatu ilmu tentang bilangan yang digunakan untuk menghitung bilangan-bilangan dengan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas, kemampuan matematika dapat disimpulkan sebagai suatu kecakapan seseorang dalam melakukan perhitungan bilangan yang berbentuk angka dengan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan sebagainya. 5. Kemampuan Berpikir Logis a. Hakikat Berpikir Definisi berfikir yang paling umum adalah berkembangnya ide dan konsep didalam diri seseorang. Penkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan dalam diri seseorang yang berupa pengertianpengertian “ berfikir” mencakup banyak aktivitas mental. Menurut Poespoprojo dan Gilarso, (1985, 4) berpikir adalah suatu kegiatan akal yang terarah untuk ”mengolah” pengetahuan yang telah diterima melalui panca indera, dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran di dalam batin. Dengan kata lain, berpikir adalah suatu kegiatan berbicara dengan diri sendiri. Berfikir adalah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubunganhubungan sesuatu yang menjadi ia tahu atau ssuatu kegiatan yang melibatkan otak kita bekerja. Simbol-simbol yang digunakan dalam berfikir pada umumnya adalah menggunakan kata-kata, bayangan atau gambaran dan bahasa. Namun, sebagian besar dalam berfikir orang kebanyakan lebih sering menggunakan bahasa atau verbal kenapa, karena bahasa merupakan alat penting dalam berfikir. Berpikir secara logis adalah suatu proses berpikir dengan commit to masuk user akal. Secara etimologis logika menggunakan logika, rasional dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 berasal dari kata logos yang mempunyai dua arti 1) pemikiran 2) kata-kata. Jadi logika adalah ilmu yang mengkaji pemikiran. Karena pemikiran selalu diekspresikan dalam kata-kata, maka logika juga berkaitan dengan “kata sebagai ekspresi dari pemikiran”. b. Hakikat Logika Secara etimologi, logika diturunkan dari kata sifat logike, bahasa Yunani, yang berhubungan dengan kata logos,yang artinya pikiran atau perkatan sebagai pernyataan dari pikiran. Sumber lain mengatakan logika berasal dari kata logos yang berarti perkataan atau sabda. Istilah lainnya adalah mantiq, kata Arab yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap. Selanjutnya Poespoprojo dan Gilarso (1985, 5) mengartikan logika selain sebagai cabang ilmu, juga merupakan pokok dari keberadaan ilmu yang mendasari seseorang untuk berpikir secara tepat dan benar. Secara leksikal, Oxford Dictionary mendefinisikan logika sebagai “science of reasoning, proof, thinking, or inference; particular scheme of or treatise on this; chain of reasoning, correct or incorrect use of argument, ability in argument, arguments.” Meriam Webster’s Desk Dictionary menjelaskan bahwa logika adalah “a science that deals with the rules and tests of sound thinking and proof by reasoning.” Kamus Oxford juga menyebutkan bahwa aslinya istilah lengkap untuk logika adalah logike tekhne, yang artinya seni atau keterampilan berpikir. Pengertian etimologis maupun leksikal mengenai logika sebagaimana dikemukakan di atas menegaskan dua hal sekaligus yang menjadi inti pengertian logika. Pertama, logika sebagai ilmu; logika adalah elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Kedua, logika sebagai seni atau keterampilan, yakni seni atau asas-asas pemikiran yang tepat, lurus, dan semestinya. Sebagai keterampilan, logika adalah seni dan kecakapan menerapkan hukum-hukum atau asas-asas pemikiran itu agar bernalar user demikian, dapatlah dikatakan dengan tepat, teliti, dan commit teratur. toDengan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. c. Hakikat Berpikir Logis Suatu jalan pikiran yang tepat dan sesuai dengan patokan-patokan seperti yang dikemukakan dalam logika disebut logis. Seseorang yang memiliki jalan pikiran yang tepat sesuai dengan aturan logika berarti ia memiliki pemikiran yang logis. Berpikir secara logis ialah berpikir tepat dan benar yang memerlukan kerja otak dan akal sesuai dengan ilmu-ilmu logika. Dengan demikian berpikir secara logis sangat dibutuhkan dalam belajar IPA. Menurut Panjaitan (2006, 1) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Strategi Pembelajaran Induktif dan Kemampuan Berpikir Logis Dengan Hasil Belajar Fisika” menyimpulkan bahwa siswa terhadap kemampuan berpikir logis tinggi memiliki hasil belajar Fisika yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa terhadap kemampuan berpikir logis rendah. Berpikir logis merupakan kegiatan berpikir menurut aturan atau pola tertentu untuk menarik suatu kesimpulan, atau dengan kata lain, berpikir logis adalah berpikir yang didasari oleh aturan-aturan berpikir dengan tolok ukur penilaiannya berupa asas-asas logika dan hukum penalaran. Menurut Sobur (2011) ”Penalaran yang betul merupakan unsur yang amat penting dalam kegiatan berpikir, dan dapat menunjang kegiatan berpikir yang benar” (hal. 209). Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa berpikir logis merupakan suatu kegiatan berpikir secara sistematis dalam membentuk kecakapan dengan mengacu pada pemahaman pengertian, kemampuan aplikasi, kemampuan analisis, kemampuan sintesis, bahkan kemampuan evaluasi. 6. Kemampuan Kognitif Kemampuan kognitif bisa diartikan sebagai kemampuan individu untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki secara optimal untuk commit to user pemecahan masalah yang berhubungan dengan diri dan lingkungan sekitar. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 Tanpa kemampuan kognitif, mustahil siswa dapat memahami faedah dan menangkap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi pelajaran yang diikuti. Itulah sebabnya pendidikan dan pembelajaran perlu diupayakan agar kemampuan kognitif para siswa dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab. Dalam pembelajaran, evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Seorang pengajar harus memperhatikan beberapa ketentuan bila ia hendak menentukan tujuan pengajaran, sejauh mana ia boleh menuntut sesuatu dari murid-muridnya, serta seberapa besar kemampuan yang ada dalam diri murid-muridnya. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah tingkat kemampuan berfikir siswa. ”Pengajar perlu memperhitungkan tingkat kemampuan berfikir murid sesuai dengan hasil proses belajar yang pernah mereka alami” (Rooijakkers, 1993: 109). Untuk mengetahui jenis latihan dan macam tugas yang dapat mendorong siswa melakukan kerja pikir sampai taraf tertentu, pengajar perlu mengetahui macam–macam taraf berfikir yang ada. Para psikolog menyusun suatu sistem klasifikasi yang disebut taksonomi, untuk menjelaskan taraf–taraf berfikir yang ada. (Rooijakkers,1993: 111). Berdasarkan pendapat Bloom taksonomi untuk menjelaskan taraftaraf berfikir tersebut dapat dibedakan menjadi tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif meliputi tujuan yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Domain afektif mencakup tujuan-tujuan yang berkaitan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Domain psikomotor meliputi tujuan-tujuan yang berhubungan dengan keterampilan manual dan motorik. Rumusan tujuan belajar dalam domain kognitif menurut Bloom adalah sebagai berikut: a. Pengetahuan Pengetahuan mencakup ingatan tentang hal-hal yang khusus atau hal-hal yang umum, tentang metode-metode, proses-proses, struktur atau setting. Ciri pokok tahap commit ini adalah ingatan. Dalam rangka penilaian, tes to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 ingatan hampir tidak lebih mencakup mengingat kembali suatu bahan tertentu. b. Pemahaman Pemahaman mencakup bentuk pengertian yang paling rendah. Taraf ini berhubungan dengan jenis pemahaman yang menunjukan bahwa siswa mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat menggunakan bahan pengetahuan atau ide tertentu tanpa perlu menghubungkannya dengan bahan lain atau tanpa perlu melihat seluruh implikasinya. c. Aplikasi Aplikasi mencakup digunakannya abstraksi dalam situasi yang khusus atau konkret. Abstraksi yang diterapkan dapat berbentuk prosedur, gagasan umum, atau metode yang digeneralisasikan. Dapat juga berupa ide-ide, prinsip-prinsip, teknis, atau teori-teori yang harus diingat atau diterapkan. d. Analisis Analisis mencakup penggunaan suatu ide ke dalam unsur-unsur pokoknya sedemikian rupa sehingga hierarkinya menjadi jelas atau untuk menunjukan bagaimana ide-ide disusun. Di samping itu, juga dimaksudkan untuk menunjukan caranya menimbulkan efek maupun dasar penggolongannya. e. Sintesis Sintesis mencakup kemampuam menyatukan unsur-unsur dan bagian-bagian sehingga merupakan suatu kesatuan. Sintesis ini menyangkut kegiatan menghubungkan potongan-potongan, bagian-bagian, unsur-unsur dan sebagainya kemudian menyusunnya sedemikian rupa sehingga terbentuklah pola atau struktur yang sebelumnya. f. Evaluasi Evaluasi menyangkut penilaian bahan dan metode untuk mencapai tujuan tertentu. Penilaian kuantitatif dan kualitatif diadakan to userdan metode memenuhi kriteria untuk melihat sejauh manacommit bahan-bahan perpustakaan.uns.ac.id 7. digilib.uns.ac.id 19 Hakikat Fisika Untuk mengetahui hakikat Fisika, terlebih dahulu harus mengetahui definisi tentang IPA. ”IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. (Depdiknas, 2006: 377). IPA atau sains dipandang sebagai faktor yang dapat mengubah sikap dan pandangan manusia terhadap alam semesta dari sudut pandang mitologi menjadi sudut pandang ilmiah. Fisika menjadi bagian dari ilmu yang mempelajari tentang gejalagejala alam IPA. IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Pengertian IPA meliputi tiga hal yaitu produk, proses dan sikap ilmiah yang ketiganya saling berhubungan. a. Produk IPA, adalah semua pengetahuan tentang gejala alam yang telah dikumpulkan melalui pengamatan/observasi. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. b. Proses IPA, sering disebut juga proses ilmiah/metode ilmiah. Yang disebut dengan metode ilmiah adalah gabungan antara penataran dan pengujian secara empiris. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah identifikasi masalah, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, melakukan eksperimen, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. c. Nilai dan sikap ilmiah. Selama melakukan metode ilmiah melalui proses observasi, eksperimen dan berfikir logis harus digunakan sikap jujur, obyektif dan komunikatif agar dapat mencapai hasil IPA yang benar. Pendapat dari beberapa ahli tentang Fisika antara lain: Brockhaus menyatakan bahwa: “Fisika adalah pelajaran tentang kejadian alam, yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat, pengujian secara sistematis dan berdasarkan peraturan-peraturan umum” (Herbert Druxes, 1986: 3). Sejalan dengan itu Gerthsen menyatakan bahwa, ”Fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam yang sederhana dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataan, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 prasyarat dasar untuk pemecahan persoalan serta mengamati gejala alam tersebut” (Herbert Druxes, 1986: 3). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang kejadian alam yang berkembang didasarkan atas penelitian, percobaan, pengamatan dan pengukuran serta penyajian konsep, teori secara matematis dengan memperlihatkan konsep-konsep ilmu yang mempengaruhinya. B. Kerangka Berpikir Dalam mempelajari Fisika, sering ditemukan siswa yang kesulitan dalam memahami materi dan penggunaan rumus. Banyak siswa yang menguasai konsep namun kesulitan dalam mengerjakan soal hitungan, begitu pula sebaliknya, siswa yang pandai dalam mengerjakan soal hitungan, tetapi lemah dalam pemahaman konsep. Hal ini karena Fisika merupakan suatu cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang erat kaitannya dengan berhitung dan berpikir logis. Kombinasi yang baik antara kemampuan berpikir logis dapat mempermudah siswa dalam mengerjakan soal Fisika. Berdasarkan nilai akhir Matematika dan Fisika kelas X SMK Kesehatan Citra Medika Sukoharjo ditemukan siswa dengan nilai Matematika tinggi memiliki nilai Fisika rendah, dan ada siswa dengan nilai Matematika rendah memiliki nilai Fisika tinggi. Menurut Sutanto (2009, 87) kemampuan berhitung dapat digunakan dalam mengungkap, mengukur, dan mengevaluasi kemampuan intelektual seseorang, terutama kemampuan penalaran berhitung dan berpikir secara logis, sedangkan menurut Poespoprojo dan Gilarso, (1985, 4) berpikir adalah suatu kegiatan akal yang terarah untuk ”mengolah” pengetahuan yang telah diterima melalui panca indera, dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Pengetahuan tersebut dapat berupa informasi, bukti, atau fakta yang diperoleh dari kejadian-kejadian alam maupun percobaan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 Kemampuan matematika dan berpikir logis memiliki peran yang penting dalam keberhasilan belajar siswa. Hal ini menunjukkan kemungkinan bahwa siswa yang memiliki kemampuan matematika tinggi akan memiliki kemampuan kognitif Fisika yang tinggi. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi juga akan memiliki kemampuan kognitif Fisika yang tinggi. Oleh karena itu, siswa yang memiliki kemampuan matematika dan berpikir logis tinggi, dimungkinkan akan memiliki kemampuan kognitif Fisika yang tinggi pula. C. Hipotesis Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotetis alternatif sebagai berikut: 1. Ada pengaruh perbedaan antara kemampuan matematika siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa SMK pada mata pelajaran Fisika. 2. Ada pengaruh perbedaan antara kemampuan berpikir logis siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa SMK pada mata pelajaran Fisika. 3. Ada interaksi antara kemampuan matematika dan kemampuan berpikir logis terhadap kemampuan kognitif siswa SMK pada mata pelajaran Fisika. commit to user