Tinjauan Umum dan Peran Sport Medicine dalam Meningkatkan Prestasi Atlet Oleh : dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Olah Fisik organ tubuh Kesehatan Olahraga (Sport Health) Sport Medicine Kedokteran Olahraga Kinesiologi olahraga Latihan pengaruh akibat Kedokteran kurang teoritis &praktis gerak Sasaran Manusia sehat yg aktif Dalam gerak tubuh / olahraga Tujuan sehat WHO Bebas dari : penyakit kecacatan mental Himpitan sosial dan ekonomi sulit dicapai Sehat Sehat Dinamis derajat sehat Sehat statis Pengukuran Work Capacity yang efektif Manuver (Gerak) Kecepatan Potensi kekuatan/tenaga Daya tahan tubuh batas-batas latihan dan penampilan olahragawan Perbedaan Kesehatan Sport medicine Olahraga Aktifitas tubuh dan Perspektif baru mental Kardiologi, pulmonologi, Sosial , ekonomi, dll farmakologi, orthopedi, fisiologi, dll Diagnostic Functional, kemampuan latihan, rehabilitasi/fisioterapi 1912 1928 Kini Kongres kedokteran olahraga di jerman International Sport medicine Association International Federation of Sport Medicine Indonesia Kantor Menteri Olahraga dan Kepemudaan Dirjen Pendidikan Luar sekolah dan Olahraga Komite Olahraga Nasional Indonesia “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat “ Sport medicine melibatkan : dokter umum, dokter spesialis, psikater, psikolog, fisioterapis, paramedis, coach & trainer, pembina olahraga Prinsip dan sasaran pencapaian Sport Medicine ; a. Organisasi yang sehat, teratur dan terpimpin b. Mendorong pengembangan ilmu dengan aspek kegiatan tubuh dan melakukan penelitian c. Kerjasama dengan organisasi nasional/international d. Penasehat dalam kesehatan tubuh dan kebugaran fisik e. Sebagai koordinator dalam event : PON, Sea Games, Asean Games , dll Manusia dilahirkan untuk bergerak dan berlatih diperlengkapi dengan Sistema kerja / Ergosistema 1. Ergosistem Primer (sistem kerja utk gerakan kerja): tulang, otot, saraf, tendo-ligament, persendian 2. Ergosistem sekunder (sistem kerja pendukung): paru-paru, jantung dan peredaran darah 3. Ergosistem tertier (sistem kerja pemulihan): sistem pencernaan, sistem eksresi Pengukuran kualitas fisik: A. Pengukuran kebugaran (physical fitness) 1. Pengukuran fleksibilitas 2. Pengukuran strength 3. Pengukuran endurance otot 4. Pengukuran kondisi kardiovaskuler 5. Pengukuran antropometri, komposisi tubuh dan pembangunan tubuh (somato typing) B. Pengukuran Penampilan Motoris 1. Pengukuran power (kekuatan) 2. Pengukuran agilitas (kelincahan) 3. Pengukuran balance (keseimbangan) 4. Pengukuran kecepatan bereaksi 5. Pengukuran skill (kemampuan) 6. Pengukuran penampilan kebugaran motoris dan kinestesis. Contoh : - Kesulitan dalam meningkatkan kelincahan (agility) analisa komponen fisiologi apa saja yang menyusun kelincahan. - Hasilnya perlu latihan: - - Perlu peningkatan akan flexibilitas untuk meningkatkan kelentukan. Kekuatan otot untuk meningkatkan kecepatan. Koordinasi fungsi otot untuk meningkatkan ketepatan gerak dan memelihara keseimbangan. Penampilan Total Maksimal Olahraga Anatomi: struktur dasar : astenis Atletis Pyknis FISIK ES 1 Gab E1 & E II ES II Kemampuan dasar Fisiologi Kemampuan gabungan Dasar + teknik Kemampuan teknik OR Pestasi Penampilan Total Maksimal Emosi Pengendalian diri marah takut bernafsu / tdk sabar Motivasi – kemauan ------ semangat juang PSIKIS Pemilihan pola permaian Intelegensia Penggunaan kecerdasan Taktik / Siasat ERGOSISTEMA I KEMAMPUAN DASAR = kerangka ------------kelentukan = otot ------- kekuatan dan daya tahan - Statis - Dinamis ERGOSISTEMA II = Darah + Cairan tubuh = Pernafasan daya tahan = Jantung + peredaran darah OR PRESTASI KEMAMPUAN TEKNIK umum (Kap. Aerobik) PERFORMA MAX Koord. Fungsi saraf tk. Lanjut -------gerakan mutu tinggi : - KETEPATAN - KECEPATAN + KEKUATAN - GERAK TIPU SISTEM PEMBINAAN DALAM SPORT MEDICINE Komponen Fisik Medik Psikis Teknik Taktik Kekuatan Kesehatan umum Intelegensia Disesuaikan dengan cabang olahraga Pengalaman kecepatan Kapasitas organ Keberanian Kemampuan analisa Daya tahan Laboratorium Percaya diri Kecerdasan Keseimbangan Rontgen Stabilitas Mental-emosi Kemampuan strategi Ketepatan Koordinasi gerak EKG Motivasi Kemampuan antisipasi, Mengatasi tenaga Kelincahan Cedera Moral Visualisasi Terapi Attitude Rehabilitasi Afektif Gizi Ergogenic obat & mkn F. Evaluasi Fungsional E FIT A Atlet G Evaluasi Psikologi B PEMERIKSAAN MEDIS C. TIDAK FIT H. PENELITIAN KAPASITAS KEMAMPUAN MAKSIMAL ARSIP D Treatment Rehabilitasi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran olahraga yang sangat pesat, khususnya inovasi bioteknologi seluler dalam mendeteksi metabolisme sel dihubungkan dengan aktifitas fisik atlet khususnya atlet memerlukan keahlian khusus dan fasilitas yang memadai agar dapat memperoleh hasil penilaian fisiologis yang akurat terhadap fungsi organ tubuh yang diperlukan dalam menunjang prestasi atlet. Sebagai ilustrasi, sehubungan dengan peran Sport medicine untuk meningkatkan prestasi atlet diperlukan pengukuran yang lebih akurat, dapat ditentukan takaran latihan yang fisiologis. Takaran latihan yang fisiologis akan direspon oleh tubuh sehingga prestasi atlet meningkat, dan terhindar dari kemungkinan timbulnya cedera pada atlet. Peran Sport Medicine dalam pemberian Gizi dan Mencegah Terjadinya Penggunaan Doping pada Atlet. Pemberian gizi yang tepat merupakan prasyarat untuk menjamin tercapainya prestai puncak dari seorang atlet. Pengetahuan fisiologi telah membuktikan dengan suplai glikogen yang cukup pada otot telah membuktikan keberhasilan atlet pada cabang yang memerlukan daya tahan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian gizi (karbohidra, protein, lemak, vitamin dan mineral) pada waktu latihan, pada masa pertandingan memerlukan takaran yang berbeda. Selain itu perlu diperhatikan dalam penyediaan gizi agar tidak mengganggu selera makan atlet. Penggunaan doping untuk meningkatkan prestasi atlet sudah diketahui sejak zaman dahulu kala. Dari tahun ke tahun semakin banyak jenis zat-zat atau obat-obatan yang dipergunakan sebagai doping. Selain itu semakin canggih dalam tehnik penggunaan zatzat tersebut agar tidak terdeteksi oleh tes doping, untuk mencegah penggunaan zat-zat atau obat-obatan yang berefek doping diperlukan pengawasan yang ketat pada setiap penggunaan oabat-obatan oleh dokter bidang sport medicine. Oleh karena itu setiap penggunaan obat-obatan sebaiknya seijin dan sepengetahuan dokter sport medicine.