PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP SIKAP SOSIAL SISWA KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH YAKTI TEGALREJO MAGELANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh : YUNI RIYATI NIM 11107102 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012 i ii iii iv PERYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yuni Riyati NIM : 11107102 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 11 Februari 2012 Yang Menyatakan, Yuni Riyati v MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “ Seorang mukmin bagi orang mukmin (yang lain) itu ibarat sebuah bangunan (gedung), sebagiannya menguatkan bagian yang lain (satu sama lain saling menguatkan)”. H Imam Muslim. PERSEMBAHAN Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk: 1. Orang tuaku tercinta 2. Kakakku tersayang 3. Sahabat-sahabat seperjuanganku 4. Pembaca yang budiman vi KATA PENGANTAR Asslamu’alaikum wr.Wb Allhamdulilah dengan rendah hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP SIKAP SOSIAL SISWA KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH YAKTI TEGALREJO MAGELANG TAHUN 2011”. Skripsi ini telah di susun dengan sebaik-baiknya berdasarkan teori yang diperoleh selama masa kuliah maupun literatur-literatur yang mendukung. Walaupun demikian, penulis tidak akan menutup diri atas munculnya kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi ini. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah. 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku ketua program studi PAI, selaku dosen pembimbing yang penuh perhatian, semangat dan kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Rochmat Almashari, S.Pd.i, selaku kepala sekolah Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang, atas bantuan dan kerja samanya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. vii 5. Seluruh staf pengajar dan administrasi, khususnya jurusan Tarbiyah, program studi pendidikan agama islam, Sekolah Tinggi Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang turut memperlancar penulisan skripsi ini. 6. Orang tuaku, kakakku, dan sahabat-sahabatku yang telah mendukung dan memperlancar terselesainya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak tersebut di atas besar kemungkinan tidak akan terwujud skripsi ini. Dan tidak lupa penulis panjatkan do’a kepada Allah SWT semoga amal beliau diterima Allah SWT dan mendapat balasan yang sesuai amalnya. Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca yang budiman, Amin... Wassalamu’alaikum wr. Wb. Salatiga, Februari 2012 Penulis viii ABSTRAK Riyati, Yuni. Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Terhadap Sikap Sosial Siswa Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang Tahun 2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Kata Kunci: Kompetensi sosial guru dan sikap sosial siswa Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui kompetensi sosial guru dan sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011. Maka pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011? (2) Bagaimanakah sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsnawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011? (3) Adakah pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun jumlah respondenya 136 siswa dengan sampel sebanyak 34 responden. Adapun penelitiannya dilakukan pada bulan september 2011. Berdasarkan yaitu (1) kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011 termasuk dalam katagori baik di dukung dengan data 21 responden (62%) menjawab pada katagori baik, sedangkan 7 responden (20%) menjawab pada katagori cukup dan 6 responden (18%) menjawab pada katagori kurang. (2) sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011 berada dalam katagori baik, dibuktikan dengan 20 responden (59%) menjawab pada katagori baik, sedangkan 10 responden (29%) menjawab pada katagori cukup dan 4 responden (12%) menjawab pada katagori kurang. (3) ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011, dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi product moment yaitu r hitung sebesar 0,937 berada di atas koefisien korelasi (r tabel), pada taraf 5% yaitu 0,339. Dari penelitian ini dihasilkan rekomendasi pada para guru di sekolah agar mempertahankan kompetensi sosialnya dan terus berupaya meningkatkan kebaikan dalam berinteraksi sosial di lingkungan sekolah, sehingga siswa akan selalu menikmati kenyamanan bersikap sosial dan menunjang kenyamanan belajarnya. Dengan demikian ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di sekolah. ix DAFTAR ISI JUDUL ................................................................................................................. i LEMBAR BERLOGO ........................................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN............................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv PERYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................... ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5 D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 6 E. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 6 F. Definisi Operasional ......................................................................... 7 G. Metode Penelitian ............................................................................. 9 H. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................... 15 x BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Sosial Guru .................................................................... 17 1. Pengertian Kompetensi Sosial Guru .............................................. 17 2. Komponen Kompetensi Sosial Guru .............................................. 18 3. Karakteristik Kompetensi Sosial Guru .......................................... 24 B. Sikap Sosial Siswa ............................................................................ 27 1. Pengertian Sikap Sosial Siswa ..................................................... 27 2. Macam-macam Sikap Sosial ........................................................ 28 a. Sikap Sosial Terhadap Teman ................................................ 28 b. Sikap Sosial Terhadap Guru ................................................... 31 c. Sikap Sosial Terhadap Karyawan ........................................... 32 C. Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Terhadap Sikap Sosial Siswa ................................................................................................. 35 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang ........................................................................................... 39 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang .................................................................................... 39 2. Letak Geografis ............................................................................. 42 3. Profil Sekolah ................................................................................ 42 4. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang .... 42 5. Keadaan Guru dan Karyawan ......................................................... 42 6. Data Siswa .................................................................................... 44 xi 7. Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................................... 45 8. Sarana dan Prasarana ..................................................................... 46 9. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang ........................................................................................ 47 B. Penyajian Data .................................................................................. 48 1. Data Nama Responden ................................................................ 49 2. Data Tentang Jawaban Angket Kompetensi Sosial Guru ............. 50 3. Data Tentang Jawaban Angket Sikap Sosial Siswa ....................... 52 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif ............................................................................. 55 1. Analisis Data Kompetensi Sosial Guru ......................................... 56 2. Analisis Data Sikap Sosial Siswa ................................................. 62 B. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 68 C. Pembahasan ...................................................................................... 73 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 78 B. Saran ................................................................................................. 79 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xii DAFTAR TABEL 1.1 Daftar populasi penelitian ........................................................................... 10 1.2 Data populasi dan sampel ............................................................................ 12 1.1 Daftar guru dan karnyawan Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang .................................................................................................... 43 1.2 Data siswa Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang ..................... 44 1.3 Daftar sarana dan prasarana Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang .................................................................................................... 46 1.4 Daftar nama responden................................................................................ 49 1.5 Jawaban angket kompetensi sosial guru....................................................... 51 1.6 Jawaban angket sikap sosial siswa ............................................................... 53 1.1 Daftar nilai distribusi frekuensi tentang kompetensi sosial guru................... 57 1.2 Distribusi frekuensi jawaban kompetensi sosial guru ................................... 60 1.3 Prosentase distribusi frekuensi jawaban kompetensi sosial guru .................. 61 1.4 Daftar nilai distribusi frekuensi tentang sikap sosial siswa ........................... 62 1.5 Distribusi frekuensi jawaban sikap sosial siswa ........................................... 66 1.6 Prosentase distribusi frekuensi jawaban sikap sosial siswa .......................... 68 1.7 Tabel koefisien pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011............ 70 xiii 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut UndangUndang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar “ (Undang-Undang RI 2005: 44). Guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasai berbagai jenis bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktik pendidikan serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran. Namun sebagai anggota masyarakat, setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Maka ia harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, juga harus memiliki kepribadian yang baik yaitu kemampuan interaksi sosial yang hangat, memiliki rasa tanggung jawab, memiliki kejujuran, objektif, tegas, dan adil, serta demokratis. Kepribadian yang menyangkut masalah psikis tampak dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati secara lahiriyah dalam pergaulan bersama. Tingkah laku guru pada umumnya merupakan penampilan lain dari kepribadiannya. Sebagai pendidik, guru lebih banyak menjadi sosok panutan, yang memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladani oleh siswa. 1 2 Contoh dan keteladanan itu lebih merupakan aspek-aspek sikap dan perilaku, budi pekerti luhur, akhlak mulia, seperti jujur, tekun, mau belajar, amanah, sosial, dan sopan-santun terhadap sesama. Sikap dan perilaku guru yang sehari-hari dapat diteladani oleh siswa, baik di dalam maupun di luar kelas merupakan alat pendidikan yang diharapkan akan membentuk kepribadian siswa kelak di masa dewasa. Maka sikap dan perilaku guru menjadi semacam bahan ajar secara tidak langsung yang dikenal dengan hidden curriculum. Sikap dan perilaku guru menjadi „bahan ajar‟ yang secara langsung dan tidak langsung akan ditiru dan diikuti oleh para siswa. Dalam hal ini guru dipandang sebagai role model yang akan digugu dan ditiru oleh muridnya (Suparlan, 2005: 28). Untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal. Seorang guru juga harus memiki kompetensi sosial yang baik. Untuk mengetahui tingkat kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di MTs Yakti Tegalrejo Magelang Tahun 2011, penulis melakukan penelitian ke lapangan dengan menggunakan data angket yang akurat dari pihak siswa. Dalam penelitian ini penulis memilih kelas VIII sebagai objek karena kelas VII mereka baru pengenalan lingkungan di sekolah belum memiliki kestabilan sikap karena masih tahap penyesuaian dengan lingkungan barunya yang sebelumnya berasal dari sekolah dasar dari masing-masing daerah yang memiliki karakteristik yang belum tentu sama. Apabila kelas IX mereka sudah difokuskan untuk persiapan menghadapi UN oleh gurunya dan biasanya pihak sekolah tidak mengijinkan siswanya dilibatkan aktifitas lain 3 selain untuk kepentingan UN. Jadi menurut penulis kelas VIII yang paling tepat dijadikan objek penelitian karena tingkat pengenalan dan penyesuaian siswa terhadap lingkungan sudah stabil, bisa dikatakan hasil yang diperoleh nantinya bisa mewakili keadaan yang penulis teliti di Madrasah tersebut. Kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Karena orang-orang yang berinteraksi mempunyai pengaruh yang satu terhadap lainnya. Kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan mendatang. Sebagai pribadi yang hidup di tengah masyarakat, guru perlu memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat misalnya melalui kegiatan olahraga, keagamaan, dan sebagainya. Keluwesan bergaul harus di miliki oleh seorang guru, sebab jika tidak, pergaulan akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa di terima oleh masyarakat. Apabila guru memiliki kompetensi sosial, maka hal ini akan di teladani oleh para siswa-siswinya. Sebab selain kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, peserta didik perlu diperkenalkan dengan kecerdasan sosial (social integence), agar mereka memiliki hati nurani, rasa peduli, empati dan simpati kepada sesama teman, guru, serta masyarakat. 4 Pribadi yang memiliki kecerdasan sosial di tandai adanya hubungan yang kuat dengan Allah SWT, memberi manfaat kepada lingkungan dan menghasilkan karya untuk membangun orang lain. Mereka santun dan peduli sesama, jujur dan bersih dalam berlaku. Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus memiliki kompetensi: pertama, aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak cukup digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan saja, tetapi juga harus bertekad baik sehingga hal ini bertautan dengan norma yang dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya, kedua, pertimbangan sebelum memilih jabatan guru, dan yang ketiga, mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan masyarakat dan kemajuan pendidikan (Buku panduan UKL STAIN Salatiga, 2011: 36). Sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap obyek sosial (Ahmadi, 1999: 163). Sikap sosial dinyatakan tidak oleh seorang saja tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. Objeknya adalah objek sosial (objeknya banyak orang dalam kelompok) dan dinyatakan berulang-ulang. Sikap sosial anak adalah kemampuan anak untuk dapat bekerja sama, berempati, berinteraksi, dan meniru perilaku positif, menghindari egosentris, antagonisme, agresifitas dengan semua orang yang ditemuinya, baik yang sebaya, maupun orang yang lebih dewasa. Pada siswa Madrasah Tsanawiyah, sikap sosial ini perlu dikembangkan karena akan berdampak pada kehidupan selanjutnya. 5 Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba mengadakan penelitian secara ilmiah dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP SIKAP SOSIAL SISWA KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH YAKTI TEGALREJO MAGELANG TAHUN 2011”. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011? 2. Bagaimana sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011? 3. Adakah pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011. 2. Untuk mengetahui sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011. 3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011. 6 D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban sementara yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya. Dalam pembahasan ini yang penulis maksud dengan hipotesis adalah pendapat yang kebenarannya masih bersifat sementara sehingga perlu di buktikan lebih lanjut tentang kebenarannya dengan bukti-bukti ilmiah. Dalam skripsi ini penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut: “Bahwa ada pengaruh positif antara kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011”. E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat teoritik a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu. b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011. 7 2. Manfaat praktis a. Menyebarluaskan informasi mengenai arti pentingnya kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang secara optimal. b. Sebagai pendidik maka pengetahuan selama mengadakan penelitian dapat di transformasikan kepada peserta didik maupun pada masyarakat luas pada umumnya. F. Definisi Operasional 1. Kompetensi Sosial Guru Kompetensi menurut Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry adalah kompetensi sebagai kecakapan, kewenangan, kekuasaan, dan kemampuan (Umiarso dan Gojali, 2010: 206). Menurut keputusan Mentri pendidikan Nasional RI No. 045/U/2002 Pasal 1, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang di miliki seseorang sebagai syarat untuk di anggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Guru adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar (Tim Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001: 2). Jadi yang dimaksud dengan kompetensi sosial guru adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Seperti, guru dengan siswa, kepala sekolah, rekan kerja (sesama guru), orang tua siswa, dan masyarakat. 8 Sosial adalah (segala sesuatu) mengenai masyarakat, kemasyarakatan (Poerwardarminta, 1982: 961). Jadi kompetensi sosial adalah kemampuan yang digunakan untuk berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Adapun indikator kompetensi sosial guru sebagaimana dalam buku panduannya UKL STAIN Salatiga (2011: 36) sebagai berikut: a. Humanis dengan siswa b. Menghormati terhadap kepala sekolah c. Tolong-menolong antar sesama rekan kerja d. Berkomunikasi yang baik dengan orang tua siswa e. Bertoleransi dengan masyarakat 2. Sikap sosial siswa Sikap adalah suatu hal yang menentukan sikap sifat, hakekat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang (Ahmadi, 1999: 162). Menurut Zimbardo dan Ebbesen, sikap adalah suatu predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau obyek yang berisi komponen-komponen cognitive, affective dan behavior ( Ahmadi, 1999: 163). Sosial adalah (segala sesuatu) yang mengenai masyarakat, kemasyarakatan (Poerwadarminta, 1982: 769). Sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang berulang-ulang terhadap obyek sosial. nyata, yang 9 Siswa adalah murid atau pelajar, sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Jadi yang dimaksud dengan sikap sosial siswa dalam penelitian ini penulis batasi pada sikap sosial siswa dalam berinteraksi dengan masyarakat sekolah. Adapun indikator dari sikap sosial siswa sebagai berikut: a. Suka menolong sesama teman b. Menghormati guru c. Taat kepada peraturan sekolah d. Berperan aktif dalam kegiatan di sekolah e. Sopan santun dalam berbicara f. Rendah hati dan ramah tamah g. Suka memberikan salam kepada teman G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan studi korelasional. Sedangkan penelitian ini sendiri adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif. Di pilihnya pendekatan kuantitatif ini dengan alasan untuk menguji keterkaitan antara variabel kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII. Penulis mencari tahu apakah ada pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII. 10 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian di laksanakan di MTs Yakti Tegalrejo Magelang, pada bulan september 2011 sampai dengan selesai. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah “keseluruhan objek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2007: 61). Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011. Jumlah keseluruhan siswa kelas VIII adalah 136 siswa yang terbagi dalam 4 kelas. Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini adalah 136 siswa. Berikut ini adalah sebaran populasi pada setiap kelas: Tabel 1.1 Daftar Populasi Penelitian No Kelas Jumlah Siswa Tiap Kelas 1 VIII A 33 2 VIII B 33 3 VIII C 34 4 VIII D 36 Jumlah 4 136 11 b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi (Sugiyono, 2007: 62). Senada dengan pendapat di atas, menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti (Arikunto, 2006: 131). Sampel yang di ambil oleh populasi harus representatif. Maka dari itu dibutuhkan teknik sampling yang tepat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik proporsional random sampling, yaitu: proses pemilihan sampel dengan cara di acak secara proposional. Jadi, tiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel (Sugiyono, 2007: 64). Maksudnya, porsi sampel tiap kelas sama (proposional) berdasarkan jumlah sampel perkelas di gunakan rumus sebagai berikut: Sampel perkelas = populasi tiap kelas x populasi total sampel Suharsimi Arikunto berpendapat, bahwa apabila subjeknya kurang dari seratus orang lebih baik di ambil semua, sedangkan apabila lebih dari seratus orang, maka diambil 10%-25% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2006: 134). Merujuk dari pendapatnya Suharsimi Arikunto di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sejumlah 25% dari 136 siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang (populasi). Adapun penyebaran sampelsampel tersebut berdasarkan teknik proposional random sampling 12 adalah sebagai berikut: Rumus sampel 25% dari keseluruhan adalah 136×25% = 34 Kelas VIII A = 33 x 34 136 8,25 8 siswa Kelas VIII B = 33 x 34 136 8,25 8 siswa Kelas VIII C = 34 x 34 136 8,5 9 siswa Kelas VIII D = 36 x 34 136 9 9 siswa Berdasarkan penghitungan awal seharusnya sampel 25% dari 136 didapatkan 34 responden, namun setelah dilakukan perhitungan sampel perkelas sebagaimana diuraikan di atas maka diperoleh sampel sejumlah 34 responden karena adanya pembulatan. Adapun data tentang populasi sampel sebagai berikut: Tabel 1.2 Data Populasi dan Sampel No Kelas Jumlah Siswa Tiap Kelas Sampel Tiap Kelas 1 VIII A 33 8 2 VIII B 33 8 3 VIII C 34 9 4 VIII D 36 9 Jumlah 4 136 34 13 4. Metode Pengumpulan a. Metode Angket Angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan suatu bidang atau hal (Arikunto, 1998: 107 ). Digunakan untuk mengumpulkan data tentang kompetensi sosial guru dan sikap sosial siswa kelas VIII di MTs Yakti Tegalrejo Magelang. b. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui penelusuran dokumen yang dapat berupa buku, majalah, notulen rapat dan lain- lain (Arikunto, 1998: 197). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran umum MTs Yakri Tegalrejo Megelang, mengenai jumlah siswa, guru, serta karyawan. 5. Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah berupa daftar pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan indikator yang dirangkum menjadi angket. 6. Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang. 14 1. Analisis pendahuluan Yaitu teknik analisis data dengan rumus: F x 100% N P Keterangan: P = angka persentase F = frekunsi yang sedang dicari persentasenya N = jumlah frekuensi atau banyaknya individu 2. Analisis lanjutan Rumus yang akan di gunakan untuk analisis lanjut adalah: r xy N XY N X 2 ( X )( Y ) 2 ( X ) }{N Y 2 ( Y )2} Keterangan: = koefisien korelasi X = jumah skor total variabel X Y = jumlah skor total variabel Y X² = jumlah kuadrat X Y² = jumlah kuadrat X N = jumlah sampel atau objek yang di teliti 15 H. Sistematika Penulisan Untuk memahami skripsi ini agar lebih mudah maka penulis susun sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan; berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. Bab II Kajian Pustaka; berisi tentang Kajian Pustaka Kompetensi Sosial Guru diantaranya Pengertian Kompetensi Sosial Guru, Komponen Kompetensi Sosial Guru, Karakteristik Kompetensi Sosial Guru, dan Pengertian Sikap Sosial Siswa, Macam-macam Sikap Sosial: Sikap sosial terhadap teman, sikap sosial terhadap guru, sikap sosial terhadap karyawan, serta Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Terhadap Sikap Sosial Siswa. Bab III Laporan Hasil Penelitian; berisi tentang Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang antara lain Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang, Letak Geografis, Profil Sekolah, Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang, Keadaan Guru dan Karyawan, Data Siswa, Kegiatan Ekstrakurikuler, Sarana dan Prasarana, Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang dan Penyajian Data yang meliputi Data Nama Responden, Data Hasil Angket tentang Kompetensi Sosial Guru, Data Hasil Angket Sikap Sosial Siswa. 16 Bab IV Analisis Data; meliputi Analisis Deskriptif antara lain Analisis Data Kompetensi Sosial Guru, Analisis Data Sikap Sosial Siswa, dan Pengujian Hipotesis, serta Pembahasan. Bab V Penutup; berisi tentang Kesimpulan dan Saran. 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Sosial Guru 1. Pengertian Kompetensi Sosial Guru Kompetensi menurut Usman (2005), adalah “suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif” (Kunandar, 2011: 51), sedangkan menurut Undang-Undang Guru dan Dosen kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, diharapkan, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (Undang-Undang RI, 2005: 3). Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efesien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (UndangUndang RI, 2005: 44). Kompetensi sosial adalah kemampuan seorang guru dan dosen untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, guru orang tua, dan masyarakat sekitar (Asmani, 2009: 143). Kompetensi sosial, yang berarti bahwa guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid maupun dengan sesama guru, kepala sekolah, pegawai sekolah, dan masyarakat. Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu 17 18 mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara (Asmani, 2009: 141). Jadi menurut penulis kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru dalam berinteraksi dengan satu sama lain di lingkungan sekitar. 2. Komponen Kompetensi Sosial Guru Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan kepada anak didiknya dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, temantemannya serta anggota masyarakat (Kosasi, 1999: 42-43). Untuk itu tenaga kependidikan perlu memahami dan menghayati dengan sungguh-sungguh tentang acuan kegiatan profesional tenaga kependidikan, sehingga apa yang seharusnya dilakukan dalam tugasnya dapat berlangsung dengan baik (Tim pengelola MKDK, 1997: 57). Sesuai dengan kode etik kegiatan profesional masing-masing pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan, maka wujud tindakan kode etik yang berkaitan antara pihak-pihak tersebut dapat di uraikan sebagai berikut: 19 a. Interaksi guru dengan siswa Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa: Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. Dasar ini mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami juga oleh seorang guru dalam menjalankan tugas sehati-hari, yakni: tujuan pendidikan nasional, prinsip membimbing, dan prinsip pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Prinsip manusia seutuhnya dalam kode etik ini memandang manusia sebagai kesatuan yang bulat, utuh, baik jasmani maupun rohani, tidak hanya berilmu tinggi tetapi juga bermoral tinggi pula. Guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya mengutamakan pengetahuan atau perkembangan intelektual saja, tetapi juga harus memperhatikan perkembangan seluruh pribadi peserta didik, baik jasmani, rohani, sosial maupun yang lainnya sesuai dengan hakekat pendidikan. Ini dimaksudkan agar peserta didik pada akhirnya akan dapat menjadi manusia yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupannya sebagai insan dewasa. Peserta didik tidak dapat dipandang sebagai obyek semata yang harus patuh kepada kehendak dan kemauan guru (Kosasi, 1999: 49-50). Maka dari itu yang harus dilakukan seorang guru dalam berinteraksi dengan peserta didik adalah sebagai berikut: 20 1) Guru bertekad untuk membimbing dan mencintai anak didiknya agar anak didik dapat menjadi manusia pembangunan yang berpancasila. 2) Guru mampu melaksanakan kepemimpinan pancasila dalam menjalankan tugas, khususnya dalam tugas belajar-pembelajaran sehingga terpancar tindakan “Ing ngarsa asung tuladha, ing madya hamangun karsa, tut wuri handayani”. 3) Guru menghormati hak individu dan kepribadian anak didik masing-masing sehingga daya dan kreasi anak didik dapat tumbuh dan berkembang. 4) Guru berusaha membantu perkembangan anak didik seutuhnya, sehingga jasmani dan rohani dapat tumbuh dan berkembang secara serasi. Untuk tujuan ini maka guru perlu komunikasi dengan para anak didiknya (Tim Pengelola MKDK, 1997 : 57). b. Interaksi guru dengan kepala sekolah Pemimpin adalah suatu unit atau organisasi akan mempunyai kebijakan dan arahan dalam memimpin organisasinya, di mana tiap anggota organisasi itu ditutut berusaha untuk bekerja sama dalam melaksanakan tujuan organisasi tersebut. Dapat saja kerja sama yang dalam melaksanakan arahan dan petunjuk yang diberikan mereka. Kerja sama juga dapat diberikan dalam bentuk usulan dan malahan kritik yang membangun demi pencapaian tujuan yang telah digariskan bersama dan kemajuan organisasi. Oleh sebab itu, dapat di simpulkan 21 bahwa sikap seorang guru terhadap pemimpin harus positif, dalam pengertian harus bekerja sama dalam menyukseskan program yang sudah disepakati baik di sekolah maupun di luar sekolah (Kosasi, 1999: 52). Sehingga yang harus dilakukan seorang guru dalam berinteraksi terhadap kepala sekolah harus bersikap sebagai berikut: 1) Guru harus menampilkan sikap terbuka, demokratis dan akomodatif serta proaktif terhadap kebijakan-kebijakan kepala sekolah sebagai atasan langsung. 2) Guru harus dapat menempatkan dirinya secara proporsional dan fungsional sesuai dengan hierarkhi kepegawaian, meskipun misalnya guru memiliki kelebihan tertentu di bandingkan dengan kepala sekolahnya (misalnya: pendidikan status sosial, dan sebagainya) sehingga kepemimpinan di sekolah tetap berada pada satu pihak yaitu kepala sekolah. 3) Hubungan Guru dan kepala sekolah diarahkan dalam rangka meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan serta produktivitas sekolah yang menjadi tanggung jawab bersama. c. Interaksi guru dengan rekan kerja Seorang guru dalam menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan. Guru dengan senantiasa saling bertukar informasi, pendapat, saling menasehati dan bantu membantu satu sama lain dalam hubungan kepentingan pribadi maupun dalam menunaikan 22 tugas profesi, guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang yang merugikan nama rekan-rekan seprofesi dan menunjang martabat guru baik secara keseluruhan maupun secara pribadi (Tim Pengelola MKDK, 1997: 53). Maka dari itu seorang guru harus memiliki sikap dalam berinteraksi dengan sesama rekan kerja sebagai berikut: 1) Guru secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, melalui berbagai upaya harus mampu meningkatkan mutu profesi. Upaya yang demikian dapat memupuk dan menumbuhkan sikap kerjasama antar sesama guru dalam atau pengkhayatan profesi yang ditekuninya. 2) Guru harus mampu menciptakan jalinan hubungan kerjasama dalam rangka memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi profesi sebagai wadah pengabdiannya. 3) Guru harus memiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap sesama teman sejawat dalam memecahkan setiap persoalan yang dihadapi. Dalam pergaulan pelaksanaan tugas profesional perlu dikembangkan sikap musyawarah mufakat, baik antar teman sejawat maupun dengan kolega profesi lain (Tim Pengelola MKDK, 1997 : 57). d. Interaksi guru dengan orang tua siswa Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memilihara hubungan dengan orang tua siswa dengan sebaik-baiknya bagi 23 kepentingan anak didik. Sikap yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam berinteraksi dengan orang tua siswa antara lain sebagai berikut: 1) Guru mampu menciptakan hubungan efektif yang saling menguntungkan dengan orang tua murid, dalam mewujudkan sekolah sebagai pengganti orang tua murid dalam proses belajar. 2) Guru mampu menjadi sumber informasi tentang kehidupan anak di sekolah, agar orang tua menaruh kepercayaan dalam menyerahkan anak untuk belajar di sekolah. 3) Guru mampu menjadi mitra orang tua murid dalam mengantarkan anak menyelesaikan tugas-tugas belajarnya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya (Tim Pengelola MKDK, 1997 : 59). e. Interaksi guru dengan masyarakat Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan. Dengan demikian, seorang guru dalam berinteraksi dengan masyarakat harus bersikap sebagai berikut: 1) Guru mampu menciptakan hubungan yang efektif dengan masyarakat dalam rangka pelestarian dan pengembangan kebudayaan. Ini untuk memenuhi fungsi guru sebagai “agen perubahan”. 24 2) Guru mampu mendorong masyarakat untuk meningkatkan partisipasinya dalam pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar anak. 3) Guru selalu berupaya untuk memberikan informasi mutakhir kepada masyarakat yang berkaitan dengan pengembangan dan perubahan-perubahan sistem pendidikan di Indonesia, agar masyarakat terhindar dari isyu yang kurang akurat berkaitan dengan perubahan-perubahan bidang pendidikan. 4) Guru berupaya memanfaatkan modal dasar atau potensi yang ada dalam masyarakat untuk terciptanya masyarakat belajar (Tim Pengelola MKDK, 1997: 59). 3. Karakteristik Kompetensi Sosial Guru Guru adalah makhluk sosial, yang kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama kaitanya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat. Kompetensi sosial seorang guru merupakan modal dasar bagi guru yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas keguruannya secara profesional. Kegiatan pendidikan pada dasarnya merupakan kekhususan komunikasi antara guru dan siswa (Samana, 1994: 54). Dengan demikian seorang guru harus memiliki karakteristik kompetensi sosial yaitu: 25 a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat Komunikasi adalah kebutuhan asasi manusia karena komunikasi adalah alat utama dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Alat komunikasi berkembang dari waktu ke waktu. Ada model komunikasi lisan yang menjadi lazim dalam kehidupan sehari- hari, komunikasi lisan dengan surat, dan isyarat yang memahamkan, khususnya bagi orang yang mempunyai cacat lisan. Dalam menggunakan ketiga alat komunikasi ini, guru memberikan teladan yang baik. Artinya, komunikasi yang dibangun berisi hal-hal yang positif, menasehati, motivasi, arahan, dan sejenisnya, bukan hal-hal yang bermuatan negatif, seperti marah, mencela, menjelekkan, membuka aib orang lain, mefitnah, dan hal-hal yang dilarang agama dan membuat ketidakhamonisan sosial. b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional Teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan pesat, misalnya band phone, e-mail, facebook, dan lain-lain. Seorang guru harus menfaatkan teknologi komunikasi ini untuk kepentingan pembelajaran, bermasyarakat, dan berorganisasi dengan banyak orang. Kecepatan di era globalisasi ini membutuhkan ketangkasan dan kepiawaian guru dalam menggunakan teknologi komunikasi dan informasi yang sudah membanjiri relung-relung kehidupan pribadi manusia. 26 c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidikan, dan orang tua/wali Guru harus bisa bergaul dengan elemen-eleman pendidikan, mulai dari anak didik, sesama guru, pimpinan, karyawan, pegawai, orang tua dan wali murid dengan baik. Mereka adalah partner dan mitra kerja dalam menjalankan dan dengan baik dan lancar, guru akan menjadi bagian dari tim besar yang dimaksimalkan untuk kemajuan dunia pendidikan. d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar Guru tinggal bersama masyarakat. Waktunya dengan masyarakat lebih besar dari pada waktunya dengan anak didik. Maka, guru harus bisa bergaul dengan masyarakat, memberikan keteladanan, dan berjuang di tengah masyarakat dengan semangat tinggi dan komitmen untuk memajukan aspek-aspek kemasyarakatan, misalnya ekonomi, moral, pendidikan, dan kebudayaan. Partisipasi aktif guru di tengah masyarakat akan membuat eksistensi guru bertambah kuat dan kewibawaan terhadap anak didik bertambah besar (Asmani, 2009: 150). Jadi dari semua karakteristik di atas, harus dimilki oleh seorang guru dalam berinteraksi sosial di lingkungan sekitar. Sehingga dalam berinteraksi antara satu sama lainnya akan berjalan lancar, harmonis, selaras, serasi dan seimbang. 27 B. Sikap Sosial 1. Pengertian Sikap Sosial Kata sikap dalam bahasa inggris disebut “attitude” yang artinya kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan perbuatanperbuatan yang mungkin akan terjadi. Jadi sikap adalah suatu hal yang menentukan sikap sifat, hakekat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang (Ahmadi, 1999: 161-162). Kata sikap sosial adalah merupakan kata bentukan satu kesatuan kata yang berasal dari dua dasar, yaitu: sikap, dan sosial. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai arti dan makna yang terkandung dalam kata sikap sosial di atas. Di bawah ini penulis akan uraikan berdasarkan pendapat para ahli: a. Menurut Zimbardo dan Ebbese Sikap adalah suatu predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau objek yang berisi komponen-komponen cognitive, affective, dan behavior (Ahmadi, 1999: 163). b. Menurut Thurstose Sikap adalah suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis (Walgito, 1990: 108) c. Menurut Krech dan Crutchfield Sikap adalah pengalaman subyektif seseorang pada masa sekarang (Adi, 1994: 178). 28 Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sikap adalah suatu pengalaman dapat bersifat negatif dan positif untuk mengindari maupun mengharapkan suatu kehadiran objek tertentu. Sikap sosial adalah sikap yang diyakini (dianut) sekelompok orang terhadap suatu objek (Adi, 1994: 179). Jadi sikap sosial adalah merupakan suatu kecenderungan seseorang dalam bertindak secara tertentu dalam mengadakan hubungan dengan suatu benda atau objek-objek orang lain. Dengan demikian berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, pengertian sikap sosial yang sesuai dengan judul skripsi ini adalah pendirian, tindakan atau tingkah laku seseorang, yaitu siswa dalam hidupnya di lingkungan sekolah untuk mengadakan interaksi dengan sesama teman, guru, serta karyawan yang di landasi dengan nilainilai agama (islam). 2. Macam-macam Sikap Sosial a. Sikap terhadap teman Dalam bergaul dan berinteraksi antar sesama teman di lingkungan sekolah hendaknya diperlukan sebuah sikap sosial untuk menjaga hubungan pertemanan agar selalu berjalan baik, sikap sosial tersebut antara lain sebagai berikut: 29 1) Bersikap ramah Adab atau sopan santun terhadap sesama umat manusia merupakan ajaran islam, yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW terhadap umat islam dengan bersikap ramah, sopan santun, serta lemah lembut terhadap teman adalah seperti apapun yang dilakukan nabi, sehingga Nabi mendapat julukan uswatun hasanah, karena beliau adalah orang yang paling berakhlak mulia. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Qolam ayat 4: Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. 2) Pemaaf Pemberi adalah sesuatu perbuatan yang terpuji. Apalagi memberi maaf kepada teman yang telah berbuat salah. Dalam memberi maaf, semua luka dan penderitaan dikorbarkan dalam arti dilepaskan (Sudiro, 1990: 149). Dengan sikap pemaaf, maka akan terjadi hubungan yang harmonis terhadap teman, sehingga dalam berteman akan banyaklah teman. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al A‟raf ayat 199: Artinya : “Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”. 30 3) Suka menolong teman Tidak selamanya orang hidup berada dalam kecukupan dan kelebihan. Suatu saat, ia pasti mengalami kekurangan yang membutuhkan uluran tangan orang lain. Pada saat inilah peran teman sangat dibutuhkan. Bisa saja ia butuh bantuan materi seperti uang, barang, dan yang lainya, atau bantuan nonmateri seperti gagasan, dukungan, do‟a, dan yang lainnya. Akhlak islam juga mengajarkan bahwa orang yang berbeda dalam kesusahan harus dibantu dengan semampunya (Salamilloh, 2008: 98). Menolong sesama muslim yang sangat membutuhkan pertolongan, hal ini ditandaskan secara langsung oleh Rasulullah saw. dalam hadis berikut, “Tolonglah saudaramu, ketika ia berlaku zalim atau dizalimi”. Rasulullah saw. ditanya tentang cara menolong orang yang zalim. Beliau bersabda, “Engkau melarangnya berbuat zalim dan mencegahnya. Itulah pertolonganmu terhadapnya”. (H.R. al-Bukhari dan Muslim) (Salamulloh, 2008: 123). Begitu pula Allah telah memerintahkan umat manusia untuk tolong-menolong sebagaimana firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 2: Artinya : “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kewajiban dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. 31 Dengan memiliki sikap tolong-menolong dengan teman, maka sesuai dengan pepatah yang mengatakan bahwa “apa yang telah tanam, maka suatu saat kita pasti akan menuainya” artinya jika kita menolong seseorang dan suatu saat, ketika kita mengalami kesulitan maka pertolongan akan datang untuk kita. b. Sikap terhadap guru Ada beberapa etika atau sopan santun dalam bergaul dengan guru antara lain sebagai berikut: 1) Menghormati dan memuliakan guru Menghormati dan memulyakan guru merupakan kewajiban seorang murid, karena dia adalah orang yang paling berjasa dalam membimbing, mendidik, dan mengajarkan segala ilmu pengetahuan, yang semula anak tidak tahu menjadi tahu tentang segala sesuatu. Menghormati dan memulyakan guru tidak hanya dengan perkataan saja, tetapi juga dengan tindakan dan sikap yang baik. Dengan sikap atau perkataan yang baik, sebagaimana Allah telah mengangkat derajat guru (orang yang berilmu beberapa derajat) firman Allah dalam surat Al Mujadalah ayat 11: Artinya : “Dan apabila dikatakan: berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang 32 beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Jadi Allah akan mengangkat derajat para guru karena ilmunya. 2) Tawadhu terhadap guru Guru adalah orang yang wajib digugu (dipatuhi) dan ditiru (diteladani) (Samana, 1994: 25). Jadi guru sebagai panutan atau suri tauladan yang utama. Sehingga ada pepatah Arab mengatakan bahwa: “Al Ulama‟ Warosatul Anbiya”. Seorang guru dapat dikatagorikan kelompok utama sehingga mereka mewarisi apa yang telah diajarkan oleh Nabi. Sehingga tawadhu atau taat terhadap guru dapat diidentikkan tawadhu dan taat kepada Rosul. Maka tawadhu atau taat terhadap guru sama dengan tawadhu dan taat kepada Rosul. Dan dengan taat kepadanya akan mendapatkan kemenangan yang besar, serta kebahagiaan yang sebenar-benarnya. c. Sikap terhadap karyawan Adapun sikap-sikap yang harus di miliki oleh siswa dalam berinteraksi dengan karyawan agar tetap terjalin dengan baik, antara lain sebagai berikut: 1) Persaudaraan Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang lemah, sehingga tidak mungkin hidup seorang diri. Setiap orang membutuhkan bantuan dan pertolongan orang lain. Manusia sering disebut sebagai makhluk sosial, artinya manusia itu harus bersama- 33 sama dengan orang lain. Oleh karenanya secara kodrati manusia dalam kehidupannya harus bersaudara dan membentuk persatuan (Rusli, 1996: 438). Islam memiliki konsep persaudaraan antara sesama manusia. Dalam kehidupan yang beraneka ragam, maka agar dapat berkomunikasi dengan baik perlu adanya saling memahami dan menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan. Seorang siswa juga harus menjalin hubungan yang baik dengan karyawan. Dalam hubungan dengan sesama manusia, orang islam harus selalu menunjukkan kebaikan dan keramahan (Nata, 1995: 65). 2) Persamaan Pada hakekatnya manusia adalah berasal dari satu keturunan yang sama, dan dilahirkan dalam keadaan yang sama. Maka dari itu tidak ada perbedaan antara seorang dengan orang lainnya, walaupun berbeda suku bangsa, warna kulit, bahasa, dan adat istiadat, yang membedakan di sini adalah nilai ketakwaannya. Dengan demikian, seorang siswa dengan karyawan tidak ada perbedaan, bahwa semuanya sama. Disini pangkat dan derajat tidak merupakan suatu hal yang akan menjadi perbedaan di antara mereka dalam bergaul di lingkungan sekolah. 3) Berbohong Perbuatan dusta merupakan perbuatan yang sering kita anggap sebagai perbuatan yang membawa nikmat. Karena dengan berdusta, 34 kita merasa akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, merasa lebih bangga, merasa gengsinya terangkat, merasa bisa tampil beda dalam pergaulan dan seterusnya. Sehingga kadangkadang kita sendiri merasa bangga kalau bisa berbuat dusta dan mencemooh orang lain yang tidak berbuat dusta (Halim, 2000: 291292). Seorang siswa harus memiliki sifat yang baik terhadap sesama, tidak berbuat berbohong terhadap para karyawan baik dalam beriteraksi secara lesan maupun tindakan di sekolah karena satu kali seseorang berbuat dusta dan hasilnya ternyata amat memuaskan, maka dengan ringan akan mengulangi yang keduakalinya. 4) Jujur Orang yang jujur adalah orang yang berkata, berpenampilan, dan brtindak apa adanya, tanpa dibuat-buat. Kejujuran adalah sikap yang jauh dari kepalsuan dan kepura-puraan. Kejujuran berarti sikap ksatria. Sebuah sikap yang dibangun oleh kemantangan jiwa dan kejernihan hati. Ia juga lahir hanya dari nurani terdalam yang hendakmengekspresikan apa yang sesungguhnya harus diperlihatkan (Ahmadi, 2004: 41-42). Seorang siswa harus berperilaku jujur dengan sesama salah satunya dengan karyawan di lingkungan sekolah, karena kejujuran adalah akhlak yang mulia. Allah Swt. menyuruh kita untuk senantiasa bersama dengan orang-orang yang jujur, jika pun belum 35 menjadi pelakunya. Firman Allah Swt. dalam surat At-Taubah ayat 119: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur”. Jadi hidup di masyarakat sekolah baik sesama teman, kepada guru, maupun terhadap karyawan, seorang siswa hendaklah memperhatikan etika atau adab dalam bergaul yang telah di atur oleh agama islam. Sehingga akan terwujudlah rasa sosial yang baik dan sehat antara yang satu dengan yang lainnya. C. Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Terhadap Sikap Sosial Siswa Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri (Arief, 2002: 72). Sosok guru bagi siswa adalah sebagai salah satu sumber ilmu yang pokok sampai kepribadian seorang guru juga menjadi sorotan siswa baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya. Seorang guru yang dimaksud diatas memiliki kompetensi sosial yang lebih baik di banding 36 masyarakat sekitar dengan kata lain memiliki derajat yang lebih tinggi di sekitarnya, hal ini memang realita kehidupan di masyarakat, tetapi tak jarang juga seorang guru di pandang sebelah mata oleh siswa karena hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran tanpa memiliki kompetensi sosial baik di lingkungan sekolah atau masyarakat. Karena anggapan kompetensi sosial seorang guru mempengaruhi sikap sosial siswa dapat di benarkan, dengan melihat perbedaan realita guru yang memiliki sosial di mana saja dengan guru sekedar menyampaikan materi atau tanpa sosial. Siswa dapat mensikapi nilai kompetensi sosial diperlukan seorang siswa baik dengan teman-temanya, para guru, serta karyawan agar tercipta keharmonisan sosial di lingkungan sekolah. Guru yang dalam interaksi sosialnya banyak menanam kebaikan pasti akan dibalas dengan kebaikan pula. Sebaliknya, guru yang selalu menanam keburukan seperti berlaku kasar, pemarah, kaku, dan mudah tersinggung takkan mendapatkan hubungan yang harmonis dengan siswanya. Hasilnya guru yang seperti itu akan menjadi sosok yang kurang simpatik di mata siswa. Guru seperti itu hanya akan tampil sebagai sosok yang “ditakuti”, bukan “dihormati” dan “disegani”. Maka, nasehat-nasehat dan pelajaran-pelajaran yang disampaikannya bakal cenderung diabaikan siswa akibat siswa tidak menyukainya. Guru yang baik adalah guru yang melandaskan interaksinya dengan siswa diatas nilai-nilai “cinta”. Karena hanya hubungan yang dilandasi dengan cintalah yang akan melahirkan keharmonisan. Cinta yang dimaksud disini adalah kasih sayang. Sikap cinta, kasih, dan sayang tercermin 37 melalui kelembutan, kesabaran, penerimaan, kedekatan, keakraban serta sikap-sikap positif lainnya. Sosok guru harus senantiasa memperlihatkan sifat sayang kepada siswanya setiap saat, baik didalam maupun luar sekolah (Munir, 2006: 3-4). Kompetensi sosial, merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, sekurang-kurangnya meliputi (1) Berkomunikasi lesan, tulisan, dan/atau isyarat, (2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, (3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik, (4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku, dan (5) menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan dan semangat kebersamaan (Maimun dan Fitri, 2010: 128). Kompetensi sosial guru yang terjalin harmonis diperlukan kesadaran pribadi guru agar tercipta hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang dengan kebutuhan sekolah dan kebaikan-kebaikan yang sudah ada dapat di pertahankan sehingga siswa merasa nyaman melihat para guru memiliki dedikasi sosial yang baik dan merasa malu atau canggung bila tidak memiliki sikap sosial yang baik pula, karena itu juga sebagai contoh sikap yang harus dimiliki siswa di lingkungan sekolah. Di antara kompetensi sosial guru yang dimaksud: interaksi guru dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 38 Jadi menurut penulis kompetensi sosial guru akan mempengaruhi sikap sosial siswa, bahwa kemampuan seorang guru dalam berinteraksi sosial dengan lingkungan di sekolah sangat diperlukan untuk membentuk sikap siswa yang mempunyai jiwa sosial terhadap lingkunganya. Sebaliknya jika seorang guru tidak mampu berinteraksi sosial dengan baik maka akan mempengaruhi sikap sosial siswa di lingkungan sekolah. Oleh karena itu kompetensi sosial guru harus dimilki oleh setiap guru untuk membentuk kepribadian yang baik pada siswa di dalam lingkungan masyarakat sekolah. 39 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang 1. Sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang Sebagai embrio Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo adalah lembaga pendidikan Guru Agama (PGA). Berdiri pada tanggal 16 Agustus 1965 untuk menjawab fakumnya pendidikan guru agama islam daam rangka mendidik generasi muslim bahkan masyarakat muslim akibat meletusnya G 30 S/PKI. Lahirnya pendidikan ini dibadani oeh para ulama seluruh Tegalrejo, antara lain K. Abdan, KH. Khudlori. Idris Sidiq, KR. Hasyim, K. Kir‟at, K. Zarkasi dan para kyai muda serta tokoh agama dan masyarakat antara lain K. Idris Abdan, K. Hasyim Abdan, K. Thoyib Nurhadi, K. Siradj Abdan, Moh. Hasyim, Muhammad AR, Dukarnen, Abdullah Hartanato, A. Supriatik, Sumarmo BA dll. Pada tanggal 10 Januari 1975 PGA ini dinyatakan syahdan tercatat dalam stambuk Insapenda Perwaakilan Departemen Agama Propinsi Jawa sebagai Lembaaga Pendidikan Swasta dengan nomor induk 170 di bawah yayasan Yakti bernomor 14 tanggal 22 Juni 1972. Status ini berdasarkan pengesahan Perwakilan Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah nomor K / 10 / III. D / 75 tanggal 10 Januari 1975 39 40 yang di tanda tangani oleh Kepala Inspenda (Azinar Ismail) dengan Kepala sekolah Bapak Abdulah Hartanto, BA. Sejak awal lembaga ini ternyata mendapat respon yang sangat besar dari masyarakat. Terbukti lulusan SD/MI yang masuk tidak saja dari kecamatan Tegalrejo, tetapi juga dari kecamatan sekitar yaitu Kecamatan Pakis, Candimulyo, dan Ngablak. Hal ini mengingat PGA Tegalrejo adalah satu-satunya lembaga pendidikan menengah yang berada di Magelang Timur. Karena perkembangan zaman serta kebijakan pemerintah lembaga ini dituntut untuk menyesuaikan keadaan, maka pada tahun 1987 PGA ini alih fungsi menjadi MTs dengan piagam madrasah nomor WK/5.C/22/Pgm/TS/1987 tanggal 8 Desember 1987 dengan nomor statistik 04 / 22 / 2 / B, ditandatangani oleh Kabid Binrua Islam (D. Sumaryo, SH) dengan Kepala Madrasah Bapak Drs. A. Hartanto sampai dengan 30 juni 1989. Pada tahun 1989 MTs Yakti diberikan hak menuntut hukum untuk mengikuti Ujian Persamaan Madrasah Negeri berdasarkan piagam nomor WK/3.C/474/MTs/1981 dari Kankawil Depag Propinsi Jawa Tengah oleh Kabid Pendais. Sejak I Juli 1989 Kepala Madrasah diamanatkan kepada bapak Prajitno sampai dengan tangga 15 Februari 2002. Tahun 1993 untuk pertama kali madrasah tsanawiyah ini di akreditasi dengan mendapat jenjang DIAKUI berdasarkan SK. Kakanwil 41 Depag Propinsi Jawa Tengah nomor: WK/5.C/PP.005/1390/1993 tanggal 30 Juni 1993 oleh Kabid Pendais (H. Arbain Mahmud). Akreditasi berbentuknya tahun 1999 dengan mendapatkan jenjang DIAKUI berdasarkan SK Kakanwil Depag Propinsi JawaTengah nomor WK/5.C/pp.05/733/99 tanggal 4 Maret 1999 yang ditanda tangani oleh Kabid Binrua (H . Djamhuri M. Nur Rosyid). Pada tanggal 15 Februarisi 2002 Kepala Madrasah diserahterimakan kepada Bapak Hanafi sampai dengan 14 Desember 2004. Mulai 15Desember 2004 atas keinginan para Pembina Yayasan diamanatkan kepada Bapak Rochmat Almashari, BA. Karena kepala yang terdahulu alih tugas menjadi Pengawas Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Candimulyo Magelang. Empat bulan setelah Bapak Rochmat Almashari, BA dilantik sebagai kepala madrasah MTs Yakti Tegalrejo Magelang telah dilaksanakan akreditasi Madrasah oleh badan Akreditasi Madrasah tepatnya pada bulan April 2005 dan berhasil sebagai Madrasah TERAKREDITASI dengan peringkat: B (Baik), peringkat ini tertuang dalam piagam Akreditasi Madrasah Tsanawiyah nomor: KW.II.4/4/PP.03.2/624.8.50/2005 tanggal 31 Mei 2005 oleh Kapenda Islam (Drs. H . Abdul Choliq MT, M. Ag). 42 2. Letak Giografis Jumlah luas tanah yang di miliki 4.600 m2 dan luas bangunan seluruhnya 3300 m2 dengan letak bangunanya sebagai berikut: a. Sebelah utara : dibatasi oleh pemukiman penduduk b. Sebelah selatan : dibatasi oleh jalan raya Magelang Kopeng c. Sebelah barat : dibatasi oleh pasar baru Tegalrejo d. Sebelah timur : dibatasi oleh koramil 3. Profil Sekolah Nama Madrasah : MTs Yakti Yegalrejo Magelang No. Statistik Madrasah : 121.2.33.08.0030 / 20331541 Alamat : Jalan Pahlawan 102 Tahun Berdiri : 1975 Tahun / Nomor Akreditasi : 2008 / Dp. 008786 4. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang Visi: “Terwujudnya Madrasah yang mampu meningkatkan kualitas taqwa, ilmu dan akhlak”. Misi: Menjadikan Madrasah sebagai tempat: a. Internalisasi nilai-nilai agama yang islami b. Berprestasi c. Pembentukan disiplin dan tanggung jawab pribadi dan sosial 5. Keadaan Guru dan Karyawan Seorang guru/pendidik merupakan salah satu faktor yang penting dalam lembaga, khususnya dalam proses belajar mengajar. MTs Yakti 43 Tegalrejo Magelang mempunyai tenaga pengajar/guru dan karyawan sebanyak 30 orang. Tabel 3.1 Daftar Guru dan Karyawan MTs Yakti Tegalrejo Magelang NO NAMA JABATAN 1 Rochmat Almashari, S.Pd.I Kepala Madrasah, Guru B. Arab 2 Dra. Yuiniasih Al Baroroh Guru Kertangkes, PPKN 3 Fatmawati, S.Pd BP 4 Mas‟udi, BA Guru Qur‟an Hadits 5 Fahrur, S.Pd Guru Bahasa Inggris 6 Drs. Khumedi Guru Seni Budaya 7 Slamet Sunardi, S.Pd Guru Matematika 8 Makruf Alkhuzaini, S.Ag Guru Matematika 9 M. Subhan, S.Ag Guru Bahasa Arab 10 Hidayatul Hadi, S.Ag Guru Bahasa Indonesia 11 Miftahul Huda, S.Ag Aqidah Akhlak 12 Atik Azimah Zakiyah, S.Ag Guru fiqih, BTQ 13 Mun Arifah, S.Ag Guru SKI 14 Sutonjo, S.Pd Guru Matematika 15 Hari Kristianto, SH Guru IPA 16 Fathayati, S.Pd Guru IPS, PPKN 17 Indriyati Wulandaru, S.Pd Guru IPA 44 18 Syamsul Bahri, S.Ag Gur u Penjaskes 19 Imam Roziqi, S.Ag Guru IPS, Bahasa Indonesia 20 Durotun Najiah, AS.Kom Tinkom, Guru PKn 21 Haryati, S.Pd Guru Bahasa Indonesia 22 Wahyu Mubarok, S.Pd.I Guru Ke Nu an 23 Oktafia Tresnawati Q, A.Md Guru Bahasa Inggris 24 Ahmad Nasir, S.Ag Ka TU 25 Slamet Sarjani Staf TU 26 M. Ashim Alawi Staf TU 27 Nurul Aini Staf TU 28 Ngaderi Penjaga 29 Jamari Kepala Perpustakaan 30 Cahyo Santoso Staf Perpustakaan 6. Data Siswa Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang Tahun 2011 Tabel 3.2 Data Siswa MadrasahTsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang Jumlah Siswa No Kelas L P Jumlah 1 VII A 16 23 39 2 VII B 22 18 40 3 VII C 20 20 40 45 4 VIID 16 24 Jumlah 40 159 5 VIII A 20 13 33 6 VIII B 19 14 33 7 VIII C 14 20 34 8 VIII D 15 21 36 Jumlah 136 9 IX A 16 24 40 10 IX B 15 24 39 11 IX C 17 19 36 12 IX D 17 23 40 Jumlah Jumlah keseluruhan 155 450 7. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang tidak wajib untuk diikuti, karena hanya merupakan tambahan dan waktu pelaksanaannya di luar jam belajar, sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Berikut adalah kegiatan ekstrakurikuler di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang: a. Kepramukaan b. Rabana c. Qiro‟ah d. Olahraga 46 e. Drumband 8. Sarana Prasarana Sarana dan prasarana merupakan fasilitas pendidikan yang sangat penting dan utama, fasilitas di MTs Yakti Tegalrejo Magelang yaitu: Tabel 3.3 Daftar sarana dan prasarana MTs Yakti Tegalrejo Magelang NO JENIS LOKAL 1 Ruang Kelas 12 2 Ruang Kantor 1 3 Ruang TU 1 4 Ruang Kepala 1 5 Ruang Guru 1 6 Ruang Perpustakaan 1 7 Ruang Komputer 1 8 Ruang Aula 1 9 Ruang Mushola 1 10 Ruang UKS 1 11 Ruang BP 1 12 Ruang Seketariat 1 13 Ruang Koperasi 1 14 Ruang Kantin 1 15 Ruang Toilet Guru 4 16 Ruang Toilet Siswa 8 47 9. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang = Garis komando - - - - - - - - = Garis Korordinasi B. Penyajian Data Dalam pengumpulan data pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa. Penulis menggunakan teknik angket, jumlah pertanyaan dalam angket yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, terdiri dari 20 pertanyaan dengan rincian sebagai berikut: 1. 10 pertanyaan untuk kompetensi sosial guru 2. 10 pertanyaan untuk sikap sosial siswa Untuk memudahkan penganalisian dari 20 item pertanyaan, maka setiap dari 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A diberi nilai 3 b. Alternatif jawaban B diberi nilai 2 c. Alternatif jawaban C diberi nilai 1 Untuk lebih jelasnya penulis akan menyajikan data mentah sebagai berikut: 1. Daftar nama responden Dalam daftar responden yang disajikan objek penelitian adalah siswa Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang kelas VIII. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut: 49 Tabel 3.4 Daftar Nama Responden Siswa No Nama Kelas 1 Asbik VIII A 2 Abu Lais VIII A 3 Menik VIII A 4 Ahmad Mauhiburrohman VIII A 5 Bela Melinda VIII A 6 Puji Lestari VIII A 7 Ifti Istiqomah VIII A 8 Munta Nurhayati VIII A 9 Abdul Azis VIII B 10 Aeni Arofah VIII B 11 Kharisul Umam VIII B 12 Khusnul Khotimah VIII B 13 M. Sholidun VIII B 14 Nofi Yulianti VIII B 15 Ahmad Lutfi VIII B 16 M. Isro‟i VIII B 17 Luluk VIII C 18 Retno Cahyani VIII C 19 Heni Wijayanti VIII C bersambung…. 50 sambungan…. 20 M Amin Lutfi VIII C 21 Khamid Imtikhan VIII C 22 Faktiri Husaini VIII C 23 Anang Ma‟ruf VIII C 24 Risa Novita A VIII C 25 Nurul Khatimah VIII C 26 Sobahussurur VIII D 27 Miftakhussurur VIII D 28 Eka Larasati VIII D 29 Ulfa Nafi‟ Atuzzakiyah VIII D 30 Bagas Dhamar S VIII D 31 Sri Riyanti VIII D 32 Lailatul Anifah VIII D 33 A.Fatkhi Azizi VIII D 34 Septian VIII D 2. Data jawaban angket tentang kompetensi sosial guru Adapun hasil penyebaran angket kompetensi sosial guru dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: 51 Tabel 3.5 Jawaban Angket Kompetensi Sosial Guru No Responden Nomor Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 A A A A A A B A A A 2 A A A A A A B A A A 3 A B A A A A A A A A 4 A A A A B A A A A A 5 A A A A B A A B B A 6 A B A A B B B B B A 7 A A A A B A A A B B 8 A B A A A A A A A A 9 A A B A A A A B B A 10 A A A B B B C B B A 11 A A A A A A B A B A 12 A A A B B B A A B A 13 A A A B B B B A C B 14 A A A A A A B A B A 15 A A A A A A B B A A 16 A A A A B B A B B A 17 A B A A A A A B B A 18 A A A B B B B B C A bersambung…. 52 sambungan…. 19 A A A A A A A B B A 20 A B A A A A A A B A 21 A A B A B A B B B B 22 A A A A B B B B B B 23 A A A A A A B B B A 24 A A A A B A A B B B 25 A B A A B B C B B A 26 A B A A A A A A A A 27 A A A A A A B B B A 28 A B A A A A B B B A 29 A B A B B B C B B B 30 B B A A B B B B C B 31 A A A A B A B A A A 32 A A A A B A B B A A 33 A A A B A A B A B A 34 A A A A A A B B B A 3. Data jawaban angket sikap sosial siswa Adapun hasil penyebaran angket tentang sikap sosial siswa dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: 53 Tabel 3.6 Jawaban Angket Sikap Sosial Siswa No Nomor Item Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 A A A A B A A A B A 2 A B A A A A A A B A 3 A A A A B A B A B A 4 A A B A B A A A B A 5 B A A A B A B A A A 6 A A A A B B B A B A 7 B A B A A A B A A A 8 A A A A A A B A A A 9 A A A A A A B A B A 10 A A A A A A B A A A 11 A B B A B B A A B A 12 A A A A A A B A A A 13 A A B A B A C A B A 14 A A A A B B C A B A 15 A A A A B A A A B A 16 A A A A B A B A A A 17 A A A A B B A A A A 18 A A A A A A A A B A bersambung…. 54 sambungan…. 19 A A A A B A A A A A 20 A B A B B A C A B A 21 A A A A B A A A A A 22 A A B A B B A A B A 23 A A A A B A B A A A 24 A A A A A B A A A A 25 A A A A B A A A B A 26 A A A A A A A A B A 27 A A B B A B B A A A 28 A A A A B B B A A A 29 A A A A B A A A A A 30 A A A A A A B A B A 31 A A A B A B B A A A 32 A A B A A B B A A A 33 A A A A B A B A A A 34 A A A A B B A A B A 55 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif Setelah seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengkalsifikasikan data tersebut sesuai dengan proporsinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu sebagaimana di bawah ini: 1. Untuk mengetahui kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011 2. Untuk mengetahui sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011 3. Untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011 Berdasarkan dari ketiga tujuan penelitian di atas maka penulis menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus persentase sebagai berikut: P= × 100% Keterangan: P = persentase F = frekuensi N = jumlah sampel 55 56 Sedangkan untuk tujuan yang ketiga penulis menggunakan rumus proportional product moment, sebagai berikut: r xy N XY N X2 ( X )( Y ) ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y )2} Keterangan: = koefisien korelasi X2 = jumlah kuadrat X Y2 = jumlah kuadrat Y X jumlah skor total X Y jumlah skor total Y N = jumlah sampel yang diteliti 1. Analisis data kompetensi sosial guru Langkah-langkah yang di ambil adalah sebagai berikut: a. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket kompetensi sosial guru b. Memprosentasikan jawaban c. Menginterpretasikan hasil jawaban responden Di bawah ini adalah tabel daftar nilai distribusi frekuensi tentang kompetensi sosial guru. 57 Tabel 4.1 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi tentang Kompetensi Sosial Guru Jawaban No. Nilai Total Nominasi Responden A B C 3 2 1 1 9 1 - 27 2 - 29 A 2 9 1 - 27 2 - 29 A 3 9 1 - 27 2 - 29 A 4 9 1 - 27 2 - 29 A 5 7 3 - 21 6 - 27 A 6 4 6 - 12 12 - 24 B 7 7 3 - 21 6 - 27 A 8 9 1 - 27 2 - 29 A 9 7 3 - 21 6 - 27 A 10 4 5 1 12 10 1 23 C 11 8 2 - 24 4 - 28 A 12 6 4 - 18 8 - 26 B 13 4 5 1 12 10 1 23 C 14 8 2 - 24 4 - 28 A 15 8 2 - 24 4 - 28 A 16 6 4 - 18 8 - 26 B 17 7 3 - 21 6 - 27 A 18 4 5 1 12 10 1 23 C bersambung … 58 sambungan … 19 8 2 - 24 4 - 28 A 20 8 2 - 24 4 - 28 A 21 4 6 - 12 12 - 24 B 22 4 6 - 12 12 - 24 B 23 7 3 - 21 6 - 27 A 24 6 4 - 18 8 - 26 B 25 4 5 1 24 4 - 23 C 26 7 3 - 21 6 - 27 A 27 4 6 - 12 12 - 24 B 28 6 4 - 18 8 1 26 B 29 2 7 1 6 14 1 21 C 30 2 7 1 6 14 1 21 C 31 8 2 - 24 4 - 28 A 32 7 3 - 21 6 - 27 A 33 7 3 - 21 6 - 27 A 34 7 3 - 21 6 - 27 A Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus: i xt xr ki 1 59 Keterangan: i = interval Xt = nilai tertinggi Xr = nilai terendah Ki = kelas interval Dari hasil data angket kompetensi sosial guru dapat diperoleh nilai tertinggi 29 dan nilai terendah 21 dengan mengolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas, maka dapat diketahui interval kelasnya yaitu: xt i xr ki 29 21 3 1 1 8 1 3 9 3 =3 Jadi jelas bahwa variabel ini dapat digolongkan atau dikatagorikan dalam variabel baik, cukup dan kurang yaitu sebagai berikut: 1. Untuk katagori baik dengan nominasi B, mendapat nilai antara 27- 29 2. Untuk katagori cukup dengan nominasi B, mendapat nilai antara 24-26 3. Untuk katagori kurang dengan nominasi B, mendapat nilai antara 21 23 Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di bawah ini: 60 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Kompetensi sosial guru Katagori No kompetensi sosial Interval Nominasi Frekuensi guru 1 Baik 27 – 29 A 21 2 Cukup 24 – 26 B 7 3 Kurang 21 – 23 C 6 Jumlah responden 34 Kemudian di cari tingkat persentase pada kompetensi sosial guru, dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut: P F x 100 % N Keterangan: P = persentase F = frekuensi N = jumlah responden 1. Untuk katagori baik tentang kompetensi sosial guru, ada 21 responden: P F x 100 % N 21 x 100 % 34 = 61,8 % = 62 % 61 2. Untuk katagori cukup tentang kompetensi sosial guru, ada 7 responden: P F x 100 % N 7 x 100 % 34 = 20% 3. Untuk katagori kurang tentang kompetensi sosial guru, ada 6 responden: P F x 100 % N 6 x 100 % 34 = 17,6 % = 18 % Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Kompetensi Sosial Guru Katagori No kompetensi Interval Nominasi Frekuensi Prosentase sosial guru 1 Baik 27 – 29 A 21 62% 2 Cukup 24 – 26 B 7 20% 3 Kurang 21 – 23 C 6 18% 34 100% Jumlah responden 62 Dari analisis di atas dapat disimpulkan, bahwah kompetensi sosial guru mempunyai 3 kategori, yaitu kategori baik, 62% dengan jumlah 21 responden, kategori cukup dengan 20% jumlah 7 responden dan kategori kurang 18% dengan jumlah 6 responden. Dengan demikian, pernyataan di atas menjawab tujuan yang pertama yaitu “untuk mengetahui bagaimana kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011”. 2. Analisis data sikap sosial siswa Untuk mengetahui tentang sikap sosial siswa, maka langkah yang diambil adalah sebagai berikut: a. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket sikap sosial siswa b. Memprosentasikan jawaban c. Menginterpretasikan hasil jawaban responden Di bawah ini adalah tabel daftar nilai distribusi frekuensi tentang sikap sosial siswa Tabel 4.4 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi tentang Sikap Sosial Siswa Jawaban Nilai No. Responden Total Nominasi A B C 3 2 1 1 8 2 - 24 4 - 28 A 2 8 2 - 24 4 - 28 A 3 7 3 - 21 6 - 27 B bersambung… 63 sambungan … 4 8 2 - 24 4 - 28 A 5 7 3 - 21 6 - 27 B 6 6 4 - 18 8 - 26 B 7 7 3 - 21 6 - 27 B 8 9 1 - 27 2 - 29 A 9 8 2 - 24 4 - 28 A 10 9 1 - 27 2 - 29 A 11 5 5 - 15 10 - 25 C 12 9 1 - 27 2 - 29 A 13 6 3 1 18 6 1 25 C 14 6 3 1 18 6 1 25 C 15 8 2 - 24 4 - 28 A 16 8 2 - 24 4 - 28 A 17 8 2 - 24 4 - 28 A 18 9 1 - 27 2 - 29 A 19 9 1 - 27 2 - 29 A 20 5 4 1 15 8 1 24 C 21 9 1 - 27 2 - 29 A 22 6 4 - 18 8 - 26 C 23 8 2 - 24 4 - 28 A 9 1 - 27 2 - 29 A 8 2 - 24 4 - 28 A 9 1 - 27 2 - 29 A 24 sambungan … 25 26 bersambung … 64 27 6 28 7 29 4 - 18 8 - 26 C 3 - 21 6 - 27 B 9 1 - 27 2 - 29 A 30 8 2 - 24 4 - 28 A 31 7 3 - 21 6 - 27 B 32 7 3 - 21 6 - 27 B 33 8 2 - 24 4 - 28 A 34 7 3 - 21 6 - 27 B Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya denganmenggunakan rumus: i xt xr ki 1 Keterangan: i = interval Xt = nilai tertinggi Xr = nilai terendah Ki = kelas interval Dari data di atas hasil angket sikap sosial siswa dapat diperoleh nilai tertinggi 29 dan nilai terendah 24 dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas, maka dapat diketahui interval kelasnya yaitu: i xt xr ki 1 65 29 24 3 1 5 1 3 6 3 =2 Jadi jelas bahwa variabel ini dapat digolongkan atau dikatagorikan dalam variasi baik, cukup, dan kurang, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk katagori baik dengan nominasi A, mendapat nilai antara 28 - 29 2. Untuk katagori cukup dengan nominasi B, mendapat nilai antara 26 - 27 3. Untuk katagori kurang dengan nominasi C, mendapat nilai antara 24 - 25 Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di bawah ini: 66 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Sosial Siswa Katagori Sikap No Interval Nominasi Frekuensi Sosial Siswa 1 Baik 28 – 29 A 20 2 Cukup 26 – 27 B 10 3 Kurang 24 – 25 C 4 Jumlah responden 34 Kemudian dicari tingkat prosentase pada sikap sosial siswa, dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut: P F x 100 % N 20 x 100 % 34 = 58,8% = 59% Keterangan: P = persentasi F = frekuensi N = jumlah responden 67 1. Untuk kategori baik tentang sikap sosial siswa, ada 20 responden: F x 100 % N P 20 x 100 % 34 = 58,8% = 59% 2. Untuk kategori cukup tentang sikap sosial siswa, ada 10 responden: P F x 100 % N 10 x 100 % 34 = 29% 3. Untuk kategori kurang tentang sikap sosial siswa, ada 4 responden: P F x 100 % N 4 x 100 % 34 = 11,8% = 12% Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di bawah ini: 68 Tabel 4.6 Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Sosial Siswa Kategori No. sikap sosial Interval Nominasi Frekuensi Prosentase siswa 1 Baik 28 – 29 A 20 59% 2 Cukup 26 – 27 B 10 29% 3 Kurang 24 – 25 C 4 12% 34 100% Jumlah responden Dari analisis di atas dapat disimpulkan, bahwa sikap sosial siswa mempunyai 3 kategori, yaitu kategori baik 59% dengan jumlah 20 responden, kategori cukup 29% dengan jumlah 10 responden dan kategori kurang 12% dengan jumlah 4 responden. Dengan demikian, pernyataan di atas menjawab tujuan yang kedua yaitu “untuk mengetahui bagaimana sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang”. B. Pengujian Hipotesis Pada bagian ini, penyusun melakukan data untuk membuktikan diterima atau tidaknya hipotesis yang penulis ajukan sebelumya yaitu “ada pengaruh yang positif antara kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial 69 siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011. Terlebih dahulu penyusun mencari ada tidaknya pengaruh antar variabel x dan y dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil perhitungan akan menghasilkan nilai koefisien korelasi (r) yang menunjukkan kuat lemahnya pengaruh antar variabel. Di bawah ini merupakan rumus korelasi product moment: r xy N XY N X 2 ( X )( Y ) 2 ( X ) }{N Y 2 ( Y )2} Keterangan rxy = koefisien korelasi X2 = jumlah kuadrat X Y2 = jumlah kuadrat Y X jumlah skor total X Y jumlah skor total Y N = jumlah sampel yang diteliti Untuk menganalisis data dengan rumus tersebut, maka digunakanlah tabel penolong koefisien korelasi sebagaimana tabel di bawah ini: 70 Tabel 4.7 Tabel Koefisien Pengaruh Kompetensi Sosial Guru terhadap Sikap Sosial Siswa Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang Tahun 2011 No Resp X Y X2 Y2 XY 1 29 28 841 784 812 2 29 28 841 784 812 3 29 27 841 841 783 4 29 28 841 784 812 5 27 27 729 729 729 6 24 26 484 676 624 7 27 27 729 729 729 8 29 29 841 841 841 9 27 28 729 784 756 10 27 29 729 841 667 11 28 25 784 625 700 12 26 29 676 841 756 13 23 25 529 625 575 14 28 25 784 625 700 15 28 28 784 784 784 16 26 28 676 784 728 17 27 28 729 784 756 bersambung … 71 sambungan … 18 23 29 529 841 667 19 28 29 784 841 812 20 28 24 784 484 672 21 24 29 484 841 696 22 24 26 484 676 624 23 27 28 729 784 756 24 26 29 676 841 754 25 23 28 529 784 644 26 27 29 729 841 783 27 24 26 484 676 624 28 26 27 676 729 702 29 21 29 441 841 609 30 21 28 441 784 588 31 28 27 784 729 756 32 27 27 729 729 729 33 27 28 729 784 756 34 27 27 729 729 729 Jumlah 866 935 23.108 25.795 24.463 Dari tabel di atas diketahui X = 894 Y = 935 72 X 2 = 23.308 Y 2 = 25.795 XY = 24.465 N = 34 Kemudian masukkan rumus: N XY r xy N X 2 ( X )( Y ) 2 ( X ) }{N Y 2 34 24.465 34 23.308 894 ( Y )2} 894 935 2 34 25.795 935 2 831.810 835.890 792.472 799.236 877.030 874.225 4.080 6.764 2.805 4.080 18.973.020 4.080 4.355,803026 0,936681474 0,937 Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemudian dikorelasikan dengan rtabel. Nilai rtabel untuk sampel 34 dan taraf signifikan 1% adalah 0,436 . Jika rhitung rhitung rtabel, berarti ada pengaruh positif antara variabel X dan Y. Jika maka dikatakan bahwa antara variabel X dan Y tidak ada pengaruh sama sekali. Jika rhitung rtabel, maka pengaruh bersifat negatif. Adapun variabel X dalam penelitian ini adalah kompetensi sosial guru, sedangkan 73 variabel Y adalah sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011. Dari hasil perhitungan korelasi product moment tersebut menghasilkan rhitung sebesar 0,937. Langkah selanjutnya adalah mengonsultasikan rhitung dengan rtabel. Harga rtabel untuk jumlah responden 34 dan taraf signifikan 1% adalah 0,436. Dari uraian di atas terlihat bahwa harga r xy hitung lebih besar dari rxy tabel pada taraf signifikan 1%. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “maka ada pengaruh yang positif antara kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011” dapat diterima. C. Pembahasan 1. Kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011 Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa katagori variabel kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011, berturut-turut adalah baik (62%) terletak pada interval 27-29 dengan responden sejumlah 21 orang, cukup (20%) 74 terletak pada interval 24-26 dengan jumlah responden 7 orang dan kurang (18%) terletak pada interval 21-23 dengan responden sejumlah 6 orang. Dari uraian di atas tentang prosentase masing-masing katagori, terlihat bahwa mayoritas responden berada dalam katagori baik yakni sebanyak 21 responden (62%) terletak pada interval 27-29. Dengan demikian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011 berada dalam kategori baik. Kategori baik untuk kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011, menurut penulis sudah sesuai karena dari hasil penelitian yang penulis lakukan diperoleh jawaban kompetensi sosial guru yang di peroleh dari hasil jawaban siswa yang sesuai dengan realita yang ada. Hal ini sangat wajar, karena faktor kepribadian guru yang didukung oleh lingkungan masyarakat dan di sekolah yang terbiasa dihargai, dihormati sebagai manusia sosial yang bermartabat, sehingga masing-masing guru selalu memiliki kecerdasan sosial secara alamiah. Faktor lain guru telah memiliki jatidirinya. 2. Sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegarejo Magelang tahun 2011 Mengetahui kategori sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011, berturut-turut adalah baik (59%) terletak pada interval 28-29 dengan responden sejumlah 10 orang, cukup (29%) terletak pada interval 26-27 dengan jumlah responden 75 4 orang dan kurang (12%) reletak pada interval 24-25 dengan responden sejumlah 9 orang. Dari uraian di atas tentang prosentase masing-masing kategori, terlihat bahwa mayoritas responden berada dalam katagori baik yakni sebanyak 20 responden (59%) terletak pada interval 28-29. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011 berada dalam kategori baik. Kategori baik untuk sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011, menurut penulis sangat wajar, karena siswa menjawab pertanyaan angket sikap sosial siswa dengan keadaan yang sebenarnya, dilihat dari faktor lain siswa mudah menerima segala sesuatu yang ada di lingkungannya, bila guru lebih banyak menunjukkan sikap sosial akan dilihat dihargai dan ditiru oleh siswa, termasuk cara bersosialisasinya. Maka Siswa akan mengaplikasikan pengalaman belajar dalam sikap sosial yang baik berdampingan dengan bimbingan guru di lingkungan sekolahnya. 3. Pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011 Telah ditentukan sebelumnya bahwa nilai koefisien korelasi (r tabel) hasil perhitungan akan dikonsultasikan dengan r tabel. Jika r xy > rtabel, berarti hasil perhitungan korelasi antara variabel x dan y bernilai negatif, yaitu pengaruh kompetensi sosial guru baik sedangkan sikap sosial siswa cukup. 76 Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima. Dari analisis korelasi diketahui sebagai berikut: a. rxy = 0,937 b. Nilai r product moment dengan responden sejumlah 34 orang dan taraf signifikansi 5% adalah sama dengan niai r product moment dengan responden 34 yaitu 0,339. c. Nilai r product moment dengan responden sejumlah 34 orang dan taraf signifikansi 1% adalah sama dengan niai r product moment dengan responden 34 yaitu 0,436. Penulis kemudian mengkonsultasikan nilai r xy dengan nilai r pada tabel. Dari hasil konsultasi tersebut terlihat bahwa rhitung. Untuk taraf signifikansi 5% lebih besar dari rtabel. Maka dari itu hipotesis yang berbunyi “ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011” dapat diterima. Dengan demikian jelaslah bahwa antara kompetensi sosial guru dan sikap sosial siswa kelas VIII ada hubungannya. Kompetensi sosial seorang guru dilingkungan sekolah sangat berpengaruh pada sikap sosial siswa dilingkungannya. Apabila kompetensi sosial guru baik akan mempengaruhi sikap sosial siswa menjadi baik namun apabila kompetensi sosial guru tidak baik akan mempengaruhi sikap sosial siswa juga, terbukti dari hasil penelitian penulis di kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011 yang 77 menunjukkan dalam kategori baik. Jadi ada hubungan yang baik antara kompetensi sosial guru dengan sikap sosial siswa yang ditunjukkan dengan adanya pengaruh yang sangat baik dengan r hitung sebesar 0,937. 78 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011, maka dapat dsimpulkan sebagai berikut: 1. Bahwa kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011, dalam katagori baik dengan nilai antara 27-29 mencapai prosentase 62% terdapat 21 siswa, katagori cukup dengan nilai antara 24-26 mencapai prosentase 20% terdapat 7 siswa dan katagori kurang dengan nilai antara 21-23 mencapai prosentase 18% terdapat 6 siswa. 2. Kemudian sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011, dalam katagori baik dengan nilai antara 28-29 mencapai prosentase 59% terdapat 20 siswa, katagori cukup dengan nilai antara 26-27 mencapai prosentase 29% terdapat 10 siswa dan katagori kurang dengan nilai antara 24-25 mencapai prosentase 12% terdapat 4 siswa. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru (variabel X) terdapat sikap sosial siswa kelas VIII (variabel Y) di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011. 78 79 Dari hasil penelitian yang telah dianalisis dengan teknik statistik diperoleh hasil akhir yaitu 0,937 > 0,436 untuk taraf signifikan 1% yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang. B. Saran Dengan melihat hasil penelitian yang adanya pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011. Maka penulis akan memberikan sumbangan pemikiran berupa saran-saran sebagai berikut: 1. Guru Agar semua guru memiliki kompetensi sosial yang baik dan mampu menjadi teladan bagi siswanya. 2. Siswa Agar siswa mempertahankan sikap sosialnya yang baik dan ada upaya terus meningkatkan sikap sosial yang baik sebagai aplikasi hasil dari belajar. 3. Sekolah Agar Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo mempertahankan kompetensi sosial gurunya dan sikap sosial siswanya yang sudah baik, sehingga akan ada upaya meningkatkan kebaikan berinteraksi dilingkungan madrasah serta mempengaruhi kenyamanan belajar siswa. 80 DAFTAR PUSTAKA Adi, Rukminto Isbandi. 1994. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ahmadi, Abu. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ahmadi, Wahid. 2004. Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern. Solo: Era Intermedia. Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: PT Intermasa Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitan suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Asmani, Jamal Ma‟mur. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Yogyakarta: Power Book (IHDINA). Fitri Zaenal Agus, Agus Maimun. 2010. Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif. Malang: UIN-Maliki Press. Gajali Imam, Umiarso. 2010. Manajeman Mutu Sekolah. Yogyakarta: IRCiSoD. Halim, M. Nipan Abdul. 2000. Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Kunandar. 2011. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pres. Munir, Abdullah. 2006. Spiritual Teaching. Yogyakarta: PT Insan Madani. Nata Abuddin, Hasan Ali. 1995. Modul Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Islam. Panduan UKL STAIN Salatiga 2011. Poerwadarminta. 1982. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Raflis Kosasi, Soetjipto. 1999. Profesi Keguruan. Jakarta: Balai Pustaka. Rusli, Nasrun. 1996. Modul Aqidah Akhlak I. Jakarta: Derektorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama Islam. 81 Salamullah, M Alaika. 2008. Akhlak Hubungan Horisontal. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Samana. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kamsius. Sudiro, Sumarkoco. 1990. Masalah-masalah Pokok Kedewasaan dalam Masyarakat Moderen. Jakarta: Pustaka Kartini. Sugiono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing. Tim Derektorat Jendral. 2001. Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Tim Pengelola MKDK. 1997. Profesi Kependidikan. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara. Walgito, Bimo. 1994. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset. 82 ANGKET PENELITIAN NAMA : KELAS : I. PETUNJUK PENGISIAN 1. Angket ini ditunjukan kepada siswa Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang kelas VIII. 2. Di mohon kepada siswa untuk mengisi (jawaban), benar-benar sesuai dengan keadaan dirinya. 3. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban (a, b, dan c). II. DAFTAR PERTANYAAN A. Kompetensi Sosial Guru: 1. Ketika anda mengalami kesulitan belajar, apakah guru anda membantunya? a. Ya, selalu membantunya b. Kadang-kadang membantunya c. Tidak pernah membantunya 2. Ketika bertemu dengan guru anda, apakah guru anda menyapa duluan? a. Ya, selalu menyapa b. Kadang-kadang menyapanya c. Tidak pernah sama sekali 3. Menurut anda, apakah para guru mentaati peraturan kepala sekolah? a. Ya, selalu mentaati b. Kadang-kadang mentaati c. Tidak pernah sama sekali 83 4. Pada saat pembeajaran berlangsung, kepala sekolah mengadakan rapat,apakah guru anda menghadirinya? a. Ya, menghadirinya b. Kadang-kadang menghadirinya c. Tidak pernah sama sekali 5. Setahu anda, apakah guru anda sering melakukan diskusi kecil terkait dengan pendidikan? a. Ya, selalu berdiskusi b. kadang-kadang berdiskusi c. Tidak pernah 6. Setahu anda, apakah ada solidaritas guru anda menjenguk rekan guru yang sakit? a. Ya, selalu menjenguk b. Kadang-kadang menjenguk c. Tidak pernah 7. Disaat anda masuk bimbingan BP, apakah guru anda menghadirkan wali murid? a. Ya, selalu menghadirkan b. Kadang-kadang menghadirkan c. Tidak pernah 8. Ketika ada wali murid yang komplen terhadap guru anda, apakah guru anda menanggapinya? a. Ya, ditanggapi dengan penjelasan b. Kadang-kadang c. Tidak menghiraukan 9. Ketika ada kegiatan idul adha, apakah guru anda ikut membagikan daging kurban ke masyarakat sekitar? a. Ya, selalu mengikuti b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 84 10. Ketika memperingti hari Isro‟ Mi‟roj, apakah guru anda melibatkan kyai setempat sebagai penceramah? a. Ya, selalu melibatkan b. Kadang-kadang melibatkan c. Tidak pernah sama sekali B. Sikap Sosial Siswa: 1. Pada saat teman anda mengalami kesulitan, apakah anda mau menolongnya? a. Ya, selalu menolongnya b. Kadang-kadang menolongnya c. Tidak pernah menolongnya 2. Pada saat pembelajaran ada teman anda tidak membawa pena, apakah anda mau meminjaminya? a. Ya, akan meminjaminya b. Kadang-kadang meminjami c. Diam saja 3. Mendengarkan pelajaran merupakan salah satu bentuk menghormati guru, apakah anda melakukan yang demikian? a. Ya, selalu bersikap baik b. Kadang-kadang baik c. Tidak pernah bersikap baik 4. Masuk kelas tepat waktu merupakan salah satu bentuk mentaati peraturan sekolah, apakah anda melakukannya? a. Ya, selalu tepat waktu b. Kadang-kadang tepat waktu c. tidak pernah tepat waktu 5. ketika hendak masuk ke dalam kelas, apakah anda mengucapkan salam terlebih dahulu? a. Selalu mengucap salam b. Kadang-kadang mengucap salam c. Tidak pernah mengucap salam 85 6. Ketika ada kegiatan di sekolah, apakah anda ikut serta dalam kegiatan tersebut? a. Ya, selalu aktif b. Kadang-kadang aktif c. Tidak aktif sama sekali 7. Bagaimana cara anda menunjukkan bahasa anda berlaku sopan pada temanmu? a. Memanggil dengan kata panggil yang di sukai b. Memanggil langsung menyebut namanya c. setiap bertemu mengangukan badan 8. Bagaimana jawaban anda jika ada teman yang menyapa dengan ramah? a. Ya, di jawab dengan ramah b. Kadang-kadang menjawab c. Tidak pernah menjawab 9. Apabila teman anda meminta nasehat, apakah anda memberikan? a. Ya, selalu memberikan nasehat b. Kadang-kadang memberi nasehat c. Tidak pernah memberi nasehat 10. Apabila ada teman menyapa dengan salam, apakah anda menjawabnya? a. Ya, selalu menjawab salam b. Kadang-kadang menjawab salam c. Tidak pernah menjawab salam 86 DAFTAR NILAI SKK Nama: Yuni Riyati NIM : 11107102 No Nama Kegiatan Jurusan/Progdi: Tarbiyah/PAI PA : Dra. Sri Suparwi Tanggal Pelaksanaan Jabatan Nilai 1. OSPEK 31 Agustus 2007 Peserta 3 2. Diskusi Ramadhan dan Buka 26 September 2007 Peserta 2 24 September 2007 Peserta 2 Bersama HMJ Tarbiyah ”Islamisasi ilmu Pengetahuan”. 3. “Sarasehan Bela Negara dan Buka Bersama” ”Memelihara Keutuhan Bangsa dari Ancaman Disintegrasi dan Sektarianisme Agama”. 4. Bedah buku “Buktikan Cintamu”. 22 Maret 2008 Peserta 2 5. Seminar nasional “Kepemimpinan 23 April 2008 Peserta 6 Demokrasi dan Politik Pendidikan untuk Kesejahteraan Rakyat”. 6. PUBLIK HEARING 1 17 September 2008 Peserta 2 7. Seminar Nasional dan Sarasehan 17 Oktober 2008 Peserta 6 Gubenur JATENG “Memperdayakan Ekonomi Syari‟ah di Jawa Tengah”. 8. MAPABA PMII 2008 17 Nopember 2008 Peserta 3 9. Bimbingan Baca Tulis Al-qur‟an. 18 Nopember 2008 Peserta 3 10. Seminar dan Silaturrahim Nasional 16 Desember 2008 Peserta 6 24 Januari 2009 Peserta 6 Forum Mahasiswa Syari‟ah seIndonesia. 11. Seminar Nasional: Pemberontakan Perempuan ”Kajian Gender dalam 87 Persepektif Islam, Demokrasi dan Budaya”. 12. Kuliah umum dan dialog 10 Pebruari 2009 Peserta 3 14 Pebruari 2009 Peserta 4 25 Maret 2009 Peserta 3 22 April 2009 Peserta 6 “Perkembangan kerja sama ASEAN bersama derektorat Jendral kerja sama asean departemen luar negeri Republik Indonesia”. 13. Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) Kwartir Cabang Kota Salatiga Tahun 2009. 14. Seminar Pembiayaan Pendidikan Kota Salatiga “Efektifitas dalam Mengaplikasikan Anggaran Pendidikan dari APBD Kota Salatiga”. 15. Seminar Nasional “Demokrasi, Kepemimpinan Nasional dan Masa Depan Indonesia”. 16. Pra DM KAMMI 7 September 2009 Peserta 3 17. Sarasehan Pendidikan Keagamaan 9 September 2009 Peserta 3 14 September 2009 Peserta 3 12 November 2009 Peserta 2 „Peran Pendidikan Keagamaan dalam Meningkatkan Spiritualitas, Intelektual dan Moralitas Bangsa”. 18. Sarasehan Keagamaan “Optimalisasi Peran Badan Amil Zakat (BAS) dalam Pengelolaan akat sebagian Upaya Pengetasan Kemiskinan”. 19. Bedah buku “Perjalanan Panjang Mengapai Imam”. 88 20. Seminar Kebangsaan 2 Desember 2009 Peserta 3 3 Desember 2009 Peserta 4 24 April 2010 Peserta 2 20 Agustus 2010 Peserta 3 28 Pebruari 2011 Peserta 3 “Memperkokoh Kepeloporan Mahasiswa dalam Pembangunan Menuju Kejayaan Indonesia di Pentas Global”. 21. Seminar regional “Modernisasi Pendidikan Islam Berbasis IPTEK”. 22. Bedah buku “Jalan Cinta Para Pejuang”. 23. Praktikum Metodologi Pembelajaran Agama Islam. 24. Praktikum Pelatihan Ilaik. Jumlah 83 Salatiga, 26 Oktober 2011 89 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama : Yuni Riyati Tempat/Tanggal lahir : Magelang, 6 Juni 1987 NIM : 11107102 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Warga Negara : Indonesia Alamat : Surodadi 1 Candimulyo Magelang Riwayat Pendidikan: 1. SD N SURODADI 2. MTs YAKTI TEGALREJO 3. MAN 2 MAGELANG