pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas

advertisement
PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU
TERHADAP SIKAP SOSIAL SISWA KELAS VIII DI
MADRASAH TSANAWIYAH YAKTI TEGALREJO
MAGELANG TAHUN 2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
YUNI RIYATI
NIM 11107102
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) SALATIGA
2012
i
ii
iii
iv
PERYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Yuni Riyati
NIM
: 11107102
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 11 Februari 2012
Yang Menyatakan,
Yuni Riyati
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“ Seorang mukmin bagi orang mukmin (yang lain) itu ibarat sebuah bangunan
(gedung), sebagiannya menguatkan bagian yang lain (satu sama lain saling
menguatkan)”. H Imam Muslim.
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:
1. Orang tuaku tercinta
2. Kakakku tersayang
3. Sahabat-sahabat seperjuanganku
4. Pembaca yang budiman
vi
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum wr.Wb
Allhamdulilah dengan rendah hati penulis memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL
GURU TERHADAP SIKAP SOSIAL SISWA KELAS VIII DI MADRASAH
TSANAWIYAH YAKTI TEGALREJO MAGELANG TAHUN 2011”.
Skripsi ini telah di susun dengan sebaik-baiknya berdasarkan teori yang
diperoleh selama masa kuliah maupun literatur-literatur yang mendukung.
Walaupun demikian, penulis tidak akan menutup diri atas munculnya kritik dan
saran yang membangun terhadap skripsi ini. Penulis menyadari bahwa
keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku ketua program studi PAI, selaku dosen
pembimbing yang penuh perhatian, semangat dan kesabaran memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Rochmat Almashari, S.Pd.i, selaku kepala sekolah Madrasah
Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang, atas bantuan dan kerja samanya dalam
penyelesaian penulisan skripsi ini.
vii
5. Seluruh staf pengajar dan administrasi, khususnya jurusan Tarbiyah, program
studi pendidikan agama islam, Sekolah Tinggi Islam Negeri (STAIN) Salatiga
yang turut memperlancar penulisan skripsi ini.
6. Orang tuaku, kakakku, dan sahabat-sahabatku yang telah mendukung dan
memperlancar terselesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak tersebut di
atas besar kemungkinan tidak akan terwujud skripsi ini. Dan tidak lupa penulis
panjatkan do’a kepada Allah SWT semoga amal beliau diterima Allah SWT dan
mendapat balasan yang sesuai amalnya.
Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca yang budiman, Amin...
Wassalamu’alaikum wr. Wb.
Salatiga, Februari 2012
Penulis
viii
ABSTRAK
Riyati, Yuni. Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Terhadap Sikap Sosial Siswa
Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang
Tahun 2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan
Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Kata Kunci: Kompetensi sosial guru dan sikap sosial siswa
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui kompetensi sosial guru dan
sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang
tahun 2011. Maka pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini
adalah (1) Bagaimanakah kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti
Tegalrejo Magelang tahun 2011? (2) Bagaimanakah sikap sosial siswa kelas VIII
di Madrasah Tsnawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011? (3) Adakah
pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial
siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun
2011?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Adapun jumlah respondenya 136 siswa dengan sampel
sebanyak 34 responden. Adapun penelitiannya dilakukan pada bulan september
2011.
Berdasarkan yaitu (1) kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah
Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011 termasuk dalam katagori baik di dukung
dengan data 21 responden (62%) menjawab pada katagori baik, sedangkan 7
responden (20%) menjawab pada katagori cukup dan 6 responden (18%)
menjawab pada katagori kurang. (2) sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah
Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011 berada dalam katagori baik,
dibuktikan dengan 20 responden (59%) menjawab pada katagori baik, sedangkan
10 responden (29%) menjawab pada katagori cukup dan 4 responden (12%)
menjawab pada katagori kurang. (3) ada pengaruh yang signifikan antara
kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah
Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011, dibuktikan dengan hasil
perhitungan korelasi product moment yaitu r hitung sebesar 0,937 berada di atas
koefisien korelasi (r tabel), pada taraf 5% yaitu 0,339.
Dari penelitian ini dihasilkan rekomendasi pada para guru di sekolah agar
mempertahankan kompetensi sosialnya dan terus berupaya meningkatkan
kebaikan dalam berinteraksi sosial di lingkungan sekolah, sehingga siswa akan
selalu menikmati kenyamanan bersikap sosial dan menunjang kenyamanan
belajarnya. Dengan demikian ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi
sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di sekolah.
ix
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO ........................................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN............................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv
PERYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 6
E. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 6
F. Definisi Operasional ......................................................................... 7
G. Metode Penelitian ............................................................................. 9
H. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................... 15
x
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kompetensi Sosial Guru .................................................................... 17
1. Pengertian Kompetensi Sosial Guru .............................................. 17
2. Komponen Kompetensi Sosial Guru .............................................. 18
3. Karakteristik Kompetensi Sosial Guru .......................................... 24
B. Sikap Sosial Siswa ............................................................................ 27
1. Pengertian Sikap Sosial Siswa ..................................................... 27
2. Macam-macam Sikap Sosial ........................................................ 28
a. Sikap Sosial Terhadap Teman ................................................ 28
b. Sikap Sosial Terhadap Guru ................................................... 31
c. Sikap Sosial Terhadap Karyawan ........................................... 32
C. Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Terhadap Sikap Sosial
Siswa ................................................................................................. 35
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo
Magelang ........................................................................................... 39
1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo
Magelang .................................................................................... 39
2. Letak Geografis ............................................................................. 42
3. Profil Sekolah ................................................................................ 42
4. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang .... 42
5. Keadaan Guru dan Karyawan ......................................................... 42
6. Data Siswa .................................................................................... 44
xi
7. Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................................... 45
8. Sarana dan Prasarana ..................................................................... 46
9. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo
Magelang ........................................................................................ 47
B. Penyajian Data .................................................................................. 48
1. Data Nama Responden ................................................................ 49
2. Data Tentang Jawaban Angket Kompetensi Sosial Guru ............. 50
3. Data Tentang Jawaban Angket Sikap Sosial Siswa ....................... 52
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif ............................................................................. 55
1. Analisis Data Kompetensi Sosial Guru ......................................... 56
2. Analisis Data Sikap Sosial Siswa ................................................. 62
B. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 68
C. Pembahasan ...................................................................................... 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 78
B. Saran ................................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
1.1 Daftar populasi penelitian ........................................................................... 10
1.2 Data populasi dan sampel ............................................................................ 12
1.1 Daftar guru dan karnyawan Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo
Magelang .................................................................................................... 43
1.2 Data siswa Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang ..................... 44
1.3 Daftar sarana dan prasarana Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo
Magelang .................................................................................................... 46
1.4 Daftar nama responden................................................................................ 49
1.5 Jawaban angket kompetensi sosial guru....................................................... 51
1.6 Jawaban angket sikap sosial siswa ............................................................... 53
1.1 Daftar nilai distribusi frekuensi tentang kompetensi sosial guru................... 57
1.2 Distribusi frekuensi jawaban kompetensi sosial guru ................................... 60
1.3 Prosentase distribusi frekuensi jawaban kompetensi sosial guru .................. 61
1.4 Daftar nilai distribusi frekuensi tentang sikap sosial siswa ........................... 62
1.5 Distribusi frekuensi jawaban sikap sosial siswa ........................................... 66
1.6 Prosentase distribusi frekuensi jawaban sikap sosial siswa .......................... 68
1.7 Tabel koefisien pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial
siswa Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011............ 70
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya
dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas
merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Menurut UndangUndang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi sosial
adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar “ (Undang-Undang RI 2005: 44).
Guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasai berbagai jenis
bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktik pendidikan serta menguasai
kurikulum dan metodologi pembelajaran. Namun sebagai anggota masyarakat,
setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Maka ia harus
menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar
manusia, juga harus memiliki kepribadian yang baik yaitu kemampuan
interaksi sosial yang hangat, memiliki rasa tanggung jawab, memiliki
kejujuran, objektif, tegas, dan adil, serta demokratis. Kepribadian yang
menyangkut masalah psikis tampak dalam bentuk tingkah laku yang dapat
diamati secara lahiriyah dalam pergaulan bersama. Tingkah laku guru pada
umumnya merupakan penampilan lain dari kepribadiannya.
Sebagai pendidik, guru lebih banyak menjadi sosok panutan, yang
memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladani oleh siswa.
1
2
Contoh dan keteladanan itu lebih merupakan aspek-aspek sikap dan perilaku,
budi pekerti luhur, akhlak mulia, seperti jujur, tekun, mau belajar, amanah,
sosial, dan sopan-santun terhadap sesama. Sikap dan perilaku guru yang
sehari-hari dapat diteladani oleh siswa, baik di dalam maupun di luar kelas
merupakan alat pendidikan yang diharapkan akan membentuk kepribadian
siswa kelak di masa dewasa. Maka sikap dan perilaku guru menjadi semacam
bahan ajar secara tidak langsung yang dikenal dengan hidden curriculum.
Sikap dan perilaku guru menjadi „bahan ajar‟ yang secara langsung dan tidak
langsung akan ditiru dan diikuti oleh para siswa. Dalam hal ini guru dipandang
sebagai role model yang akan digugu dan ditiru oleh muridnya (Suparlan,
2005: 28). Untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan
berkembang di masyarakat tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.
Seorang guru juga harus memiki kompetensi sosial yang baik. Untuk
mengetahui tingkat kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas
VIII di MTs Yakti Tegalrejo Magelang Tahun 2011, penulis melakukan
penelitian ke lapangan dengan menggunakan data angket yang akurat dari
pihak siswa. Dalam penelitian ini penulis memilih kelas VIII sebagai objek
karena kelas VII mereka baru pengenalan lingkungan di sekolah belum
memiliki kestabilan sikap karena masih tahap penyesuaian dengan lingkungan
barunya yang sebelumnya berasal dari sekolah dasar dari masing-masing
daerah yang memiliki karakteristik yang belum tentu sama. Apabila kelas IX
mereka sudah difokuskan untuk persiapan menghadapi UN oleh gurunya dan
biasanya pihak sekolah tidak mengijinkan siswanya dilibatkan aktifitas lain
3
selain untuk kepentingan UN. Jadi menurut penulis kelas VIII yang paling
tepat dijadikan objek penelitian karena tingkat pengenalan dan penyesuaian
siswa terhadap lingkungan sudah stabil, bisa dikatakan hasil yang diperoleh
nantinya bisa mewakili keadaan yang penulis teliti di Madrasah tersebut.
Kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan seseorang
agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial
ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung
jawab sosial. Karena orang-orang yang berinteraksi mempunyai pengaruh
yang satu terhadap lainnya. Kompetensi sosial guru adalah salah satu daya
atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing
masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan mendatang.
Sebagai pribadi yang hidup di tengah masyarakat, guru perlu memiliki
kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat misalnya melalui kegiatan
olahraga, keagamaan, dan sebagainya. Keluwesan bergaul harus di miliki oleh
seorang guru, sebab jika tidak, pergaulan akan menjadi kaku dan berakibat
yang bersangkutan kurang bisa di terima oleh masyarakat.
Apabila guru memiliki kompetensi sosial, maka hal ini akan di teladani
oleh para siswa-siswinya. Sebab selain kecerdasan intelektual, emosional, dan
spiritual, peserta didik perlu diperkenalkan dengan kecerdasan sosial (social
integence), agar mereka memiliki hati nurani, rasa peduli, empati dan simpati
kepada sesama teman, guru, serta masyarakat.
4
Pribadi yang memiliki kecerdasan sosial di tandai adanya hubungan
yang kuat dengan Allah SWT, memberi manfaat kepada lingkungan dan
menghasilkan karya untuk membangun orang lain. Mereka santun dan peduli
sesama, jujur dan bersih dalam berlaku.
Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus
memiliki kompetensi: pertama, aspek normatif kependidikan, yaitu untuk
menjadi guru yang baik tidak cukup digantungkan kepada bakat, kecerdasan,
dan kecakapan saja, tetapi juga harus bertekad baik sehingga hal ini bertautan
dengan norma yang dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya, kedua,
pertimbangan sebelum memilih jabatan guru, dan yang ketiga, mempunyai
program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan masyarakat dan
kemajuan pendidikan (Buku panduan UKL STAIN Salatiga, 2011: 36).
Sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan
yang nyata, yang berulang-ulang terhadap obyek sosial (Ahmadi, 1999: 163).
Sikap sosial dinyatakan tidak oleh seorang saja tetapi diperhatikan oleh
orang-orang sekelompoknya. Objeknya adalah objek sosial (objeknya banyak
orang dalam kelompok) dan dinyatakan berulang-ulang.
Sikap sosial anak adalah kemampuan anak untuk dapat bekerja sama,
berempati, berinteraksi, dan meniru perilaku positif, menghindari egosentris,
antagonisme, agresifitas dengan semua orang yang ditemuinya, baik yang
sebaya, maupun orang yang lebih dewasa. Pada siswa Madrasah Tsanawiyah,
sikap sosial ini perlu dikembangkan karena akan berdampak pada kehidupan
selanjutnya.
5
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba mengadakan
penelitian secara ilmiah dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL
GURU TERHADAP SIKAP SOSIAL SISWA KELAS VIII DI MADRASAH
TSANAWIYAH YAKTI TEGALREJO MAGELANG TAHUN 2011”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti
Tegalrejo Magelang tahun 2011?
2. Bagaimana sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti
Tegalrejo Magelang tahun 2011?
3. Adakah pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas
VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti
Tegalrejo Magelang tahun 2011.
2. Untuk mengetahui sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah
Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011.
3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial
siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang
tahun 2011.
6
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih lemah kebenarannya.
Dalam pembahasan ini yang penulis maksud dengan hipotesis adalah pendapat
yang kebenarannya masih bersifat sementara sehingga perlu di buktikan lebih
lanjut tentang kebenarannya dengan bukti-bukti ilmiah.
Dalam skripsi ini penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut:
“Bahwa ada pengaruh positif antara kompetensi sosial guru terhadap sikap
sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang
tahun 2011”.
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritik
a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu.
b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh
kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di
Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011.
7
2. Manfaat praktis
a. Menyebarluaskan informasi mengenai arti pentingnya kompetensi
sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah
Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang secara optimal.
b. Sebagai pendidik maka pengetahuan selama mengadakan penelitian
dapat di transformasikan kepada peserta didik maupun pada
masyarakat luas pada umumnya.
F. Definisi Operasional
1. Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi menurut Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry
adalah kompetensi sebagai kecakapan, kewenangan, kekuasaan, dan
kemampuan (Umiarso dan Gojali, 2010: 206). Menurut keputusan Mentri
pendidikan Nasional RI No. 045/U/2002 Pasal 1, kompetensi adalah
seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang di miliki
seseorang sebagai syarat untuk di anggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
Guru adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas
utama mengajar (Tim Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam, 2001: 2). Jadi yang dimaksud dengan kompetensi sosial guru adalah
kemampuan yang dimiliki oleh guru untuk berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya. Seperti, guru dengan siswa, kepala sekolah, rekan kerja
(sesama guru), orang tua siswa, dan masyarakat.
8
Sosial
adalah
(segala
sesuatu)
mengenai
masyarakat,
kemasyarakatan (Poerwardarminta, 1982: 961). Jadi kompetensi sosial
adalah kemampuan
yang
digunakan untuk
berhubungan dengan
lingkungan sekitarnya.
Adapun indikator kompetensi sosial guru sebagaimana dalam buku
panduannya UKL STAIN Salatiga (2011: 36) sebagai berikut:
a. Humanis dengan siswa
b. Menghormati terhadap kepala sekolah
c. Tolong-menolong antar sesama rekan kerja
d. Berkomunikasi yang baik dengan orang tua siswa
e. Bertoleransi dengan masyarakat
2. Sikap sosial siswa
Sikap adalah suatu hal yang menentukan sikap sifat, hakekat, baik
perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang (Ahmadi, 1999:
162). Menurut Zimbardo dan Ebbesen, sikap adalah suatu predisposisi
(keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau obyek yang
berisi komponen-komponen cognitive, affective dan behavior ( Ahmadi,
1999: 163).
Sosial adalah (segala sesuatu) yang mengenai masyarakat,
kemasyarakatan (Poerwadarminta, 1982: 769). Sikap sosial adalah
kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang
berulang-ulang terhadap obyek sosial.
nyata, yang
9
Siswa adalah murid atau pelajar, sedangkan menurut Dimyati dan
Mudjiono Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Jadi yang dimaksud dengan sikap sosial siswa dalam
penelitian ini penulis batasi pada sikap sosial siswa dalam berinteraksi
dengan masyarakat sekolah.
Adapun indikator dari sikap sosial siswa sebagai berikut:
a. Suka menolong sesama teman
b.
Menghormati guru
c. Taat kepada peraturan sekolah
d. Berperan aktif dalam kegiatan di sekolah
e. Sopan santun dalam berbicara
f. Rendah hati dan ramah tamah
g. Suka memberikan salam kepada teman
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi korelasional.
Sedangkan penelitian ini sendiri adalah penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif. Di pilihnya
pendekatan kuantitatif ini dengan alasan untuk menguji keterkaitan antara
variabel kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII.
Penulis mencari tahu apakah ada pengaruh kompetensi sosial guru
terhadap sikap sosial siswa kelas VIII.
10
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian di laksanakan di MTs Yakti Tegalrejo Magelang, pada
bulan september 2011 sampai dengan selesai.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah “keseluruhan objek penelitian”. Sedangkan
menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulanya (Sugiyono, 2007: 61).
Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas
VIII Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011.
Jumlah keseluruhan siswa kelas VIII adalah 136 siswa yang terbagi
dalam 4 kelas. Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini adalah
136 siswa. Berikut ini adalah sebaran populasi pada setiap kelas:
Tabel 1.1
Daftar Populasi Penelitian
No
Kelas
Jumlah Siswa Tiap Kelas
1
VIII A
33
2
VIII B
33
3
VIII C
34
4
VIII D
36
Jumlah
4
136
11
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di
miliki oleh populasi (Sugiyono, 2007: 62). Senada dengan pendapat di
atas, menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang di teliti (Arikunto, 2006: 131).
Sampel yang di ambil oleh populasi harus representatif. Maka
dari itu dibutuhkan teknik sampling yang tepat. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknik proporsional random sampling, yaitu:
proses pemilihan sampel dengan cara di acak secara proposional. Jadi,
tiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel
(Sugiyono, 2007: 64). Maksudnya, porsi sampel tiap kelas sama
(proposional) berdasarkan jumlah sampel perkelas di gunakan rumus
sebagai berikut:
Sampel perkelas =
populasi tiap kelas
x
populasi total
sampel
Suharsimi Arikunto berpendapat, bahwa apabila subjeknya
kurang dari seratus orang lebih baik di ambil semua, sedangkan apabila
lebih dari seratus orang, maka diambil 10%-25% atau 20%-25% atau
lebih (Arikunto, 2006: 134). Merujuk dari pendapatnya Suharsimi
Arikunto di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel
sejumlah 25% dari 136 siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah
Yakti Tegalrejo Magelang (populasi). Adapun penyebaran sampelsampel tersebut berdasarkan teknik proposional random sampling
12
adalah sebagai berikut: Rumus sampel 25% dari keseluruhan adalah
136×25% = 34
Kelas VIII A =
33
x 34
136
8,25 8 siswa
Kelas VIII B =
33
x 34
136
8,25 8 siswa
Kelas VIII C =
34
x 34
136
8,5 9 siswa
Kelas VIII D =
36
x 34
136
9 9 siswa
Berdasarkan penghitungan awal seharusnya sampel 25% dari
136 didapatkan 34 responden, namun setelah dilakukan perhitungan
sampel perkelas sebagaimana diuraikan di atas maka diperoleh sampel
sejumlah 34 responden karena adanya pembulatan. Adapun data
tentang populasi sampel sebagai berikut:
Tabel 1.2
Data Populasi dan Sampel
No
Kelas
Jumlah Siswa Tiap Kelas
Sampel Tiap Kelas
1
VIII A
33
8
2
VIII B
33
8
3
VIII C
34
9
4
VIII D
36
9
Jumlah
4
136
34
13
4. Metode Pengumpulan
a. Metode Angket
Angket
adalah suatu
daftar
yang
berisikan rangkaian
pertanyaan suatu bidang atau hal (Arikunto, 1998: 107 ).
Digunakan untuk mengumpulkan data tentang kompetensi
sosial guru dan sikap sosial siswa kelas VIII di MTs Yakti Tegalrejo
Magelang.
b. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
melalui penelusuran dokumen yang dapat berupa buku, majalah,
notulen rapat dan lain- lain (Arikunto, 1998: 197). Metode ini
digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran umum MTs
Yakri Tegalrejo Megelang, mengenai jumlah siswa, guru, serta
karyawan.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah berupa daftar pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan
indikator yang dirangkum menjadi angket.
6. Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis
kuantitatif yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh kompetensi sosial
guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti
Tegalrejo Magelang.
14
1. Analisis pendahuluan
Yaitu teknik analisis data dengan rumus:
F
x 100%
N
P
Keterangan:
P = angka persentase
F = frekunsi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah frekuensi atau banyaknya individu
2. Analisis lanjutan
Rumus yang akan di gunakan untuk analisis lanjut adalah:
r
xy
N XY
N X
2
( X )( Y )
2
( X ) }{N Y 2
( Y )2}
Keterangan:
= koefisien korelasi
X = jumah skor total variabel X
Y = jumlah skor total variabel Y
X² = jumlah kuadrat X
Y² = jumlah kuadrat X
N = jumlah sampel atau objek yang di teliti
15
H. Sistematika Penulisan
Untuk memahami skripsi ini agar lebih mudah maka penulis susun
sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan; berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Kegunaan Penelitian,
Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.
Bab II Kajian Pustaka; berisi tentang Kajian Pustaka Kompetensi
Sosial Guru diantaranya Pengertian Kompetensi Sosial Guru, Komponen
Kompetensi Sosial Guru, Karakteristik Kompetensi Sosial Guru, dan
Pengertian Sikap Sosial Siswa, Macam-macam Sikap Sosial: Sikap sosial
terhadap teman, sikap sosial terhadap guru, sikap sosial terhadap karyawan,
serta Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Terhadap Sikap Sosial Siswa.
Bab III Laporan Hasil Penelitian; berisi tentang Gambaran Umum
Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang antara lain Sejarah
Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo
Magelang,
Letak
Geografis, Profil Sekolah, Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Yakti
Tegalrejo Magelang, Keadaan Guru dan Karyawan, Data Siswa, Kegiatan
Ekstrakurikuler, Sarana dan Prasarana, Struktur Organisasi Madrasah
Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang dan Penyajian Data yang meliputi
Data Nama Responden, Data Hasil Angket tentang Kompetensi Sosial Guru,
Data Hasil Angket Sikap Sosial Siswa.
16
Bab IV Analisis Data; meliputi Analisis Deskriptif antara lain Analisis
Data Kompetensi Sosial Guru, Analisis Data Sikap Sosial Siswa, dan
Pengujian Hipotesis, serta Pembahasan.
Bab V Penutup; berisi tentang Kesimpulan dan Saran.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kompetensi Sosial Guru
1. Pengertian Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi menurut Usman (2005), adalah “suatu hal yang
menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang
kualitatif maupun kuantitatif” (Kunandar, 2011: 51), sedangkan menurut
Undang-Undang Guru dan Dosen kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, diharapkan,
dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
(Undang-Undang RI, 2005: 3).
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan efesien dengan peserta didik, sesama
guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (UndangUndang RI, 2005: 44). Kompetensi sosial adalah kemampuan seorang guru
dan dosen untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan peserta didik, guru orang tua, dan masyarakat sekitar (Asmani,
2009: 143). Kompetensi sosial, yang berarti bahwa guru harus memiliki
kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid maupun dengan
sesama guru, kepala sekolah, pegawai sekolah, dan masyarakat.
Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk memahami
dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu
17
18
mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara
(Asmani, 2009: 141).
Jadi menurut penulis kompetensi sosial guru adalah kemampuan
guru dalam berinteraksi dengan satu sama lain di lingkungan sekitar.
2. Komponen Kompetensi Sosial Guru
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di
masyarakat apabila bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak
menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat
terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari,
apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru
meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi
arahan dan dorongan kepada anak didiknya dan bagaimana cara guru
berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik dengan siswa, temantemannya serta anggota masyarakat (Kosasi, 1999: 42-43).
Untuk itu tenaga kependidikan perlu memahami dan menghayati
dengan sungguh-sungguh tentang acuan kegiatan profesional tenaga
kependidikan, sehingga apa yang seharusnya dilakukan dalam tugasnya
dapat berlangsung dengan baik (Tim pengelola MKDK, 1997: 57). Sesuai
dengan kode etik kegiatan profesional masing-masing pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan pendidikan, maka wujud tindakan kode etik yang
berkaitan antara pihak-pihak tersebut dapat di uraikan sebagai berikut:
19
a. Interaksi guru dengan siswa
Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan
bahwa: Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. Dasar ini
mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami juga oleh seorang
guru dalam menjalankan tugas sehati-hari, yakni: tujuan pendidikan
nasional, prinsip membimbing, dan prinsip pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya. Prinsip manusia seutuhnya dalam kode etik ini
memandang manusia sebagai kesatuan yang bulat, utuh, baik jasmani
maupun rohani, tidak hanya berilmu tinggi tetapi juga bermoral tinggi
pula. Guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya mengutamakan
pengetahuan atau perkembangan intelektual saja, tetapi juga harus
memperhatikan perkembangan seluruh pribadi peserta didik, baik
jasmani, rohani, sosial maupun yang lainnya sesuai dengan hakekat
pendidikan. Ini dimaksudkan agar peserta didik pada akhirnya akan
dapat menjadi manusia yang mampu menghadapi tantangan-tantangan
dalam kehidupannya sebagai insan dewasa. Peserta didik tidak dapat
dipandang sebagai obyek semata yang harus patuh kepada kehendak
dan kemauan guru (Kosasi, 1999: 49-50). Maka dari itu yang harus
dilakukan seorang guru dalam berinteraksi dengan peserta didik adalah
sebagai berikut:
20
1) Guru bertekad untuk membimbing dan mencintai anak didiknya
agar anak didik dapat menjadi manusia pembangunan yang berpancasila.
2) Guru mampu melaksanakan kepemimpinan pancasila dalam
menjalankan tugas, khususnya dalam tugas belajar-pembelajaran
sehingga terpancar tindakan “Ing ngarsa asung tuladha, ing madya
hamangun karsa, tut wuri handayani”.
3) Guru menghormati hak individu dan kepribadian anak didik
masing-masing sehingga daya dan kreasi anak didik dapat tumbuh
dan berkembang.
4) Guru berusaha membantu perkembangan anak didik seutuhnya,
sehingga jasmani dan rohani dapat tumbuh dan berkembang secara
serasi. Untuk tujuan ini maka guru perlu komunikasi dengan para
anak didiknya (Tim Pengelola MKDK, 1997 : 57).
b. Interaksi guru dengan kepala sekolah
Pemimpin adalah suatu unit atau organisasi akan mempunyai
kebijakan dan arahan dalam memimpin organisasinya, di mana tiap
anggota organisasi itu ditutut berusaha untuk bekerja sama dalam
melaksanakan tujuan organisasi tersebut. Dapat saja kerja sama yang
dalam melaksanakan arahan dan petunjuk yang diberikan mereka.
Kerja sama juga dapat diberikan dalam bentuk usulan dan malahan
kritik yang membangun demi pencapaian tujuan yang telah digariskan
bersama dan kemajuan organisasi. Oleh sebab itu, dapat di simpulkan
21
bahwa sikap seorang guru terhadap pemimpin harus positif, dalam
pengertian harus bekerja sama dalam menyukseskan program yang
sudah disepakati baik di sekolah maupun di luar sekolah (Kosasi,
1999: 52). Sehingga yang harus dilakukan seorang guru dalam
berinteraksi terhadap kepala sekolah harus bersikap sebagai berikut:
1) Guru harus
menampilkan sikap terbuka, demokratis dan
akomodatif serta proaktif terhadap kebijakan-kebijakan kepala
sekolah sebagai atasan langsung.
2) Guru harus dapat menempatkan dirinya secara proporsional dan
fungsional sesuai dengan hierarkhi kepegawaian, meskipun
misalnya guru memiliki kelebihan tertentu di bandingkan dengan
kepala sekolahnya (misalnya: pendidikan status sosial, dan
sebagainya) sehingga kepemimpinan di sekolah tetap berada pada
satu pihak yaitu kepala sekolah.
3) Hubungan Guru dan kepala sekolah diarahkan dalam rangka
meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan serta produktivitas
sekolah yang menjadi tanggung jawab bersama.
c. Interaksi guru dengan rekan kerja
Seorang guru dalam menciptakan dan memelihara hubungan
antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di
dalam hubungan keseluruhan. Guru dengan senantiasa saling bertukar
informasi, pendapat, saling menasehati dan bantu membantu satu sama
lain dalam hubungan kepentingan pribadi maupun dalam menunaikan
22
tugas profesi, guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang yang
merugikan nama rekan-rekan seprofesi dan menunjang martabat guru
baik secara keseluruhan maupun secara pribadi (Tim Pengelola
MKDK, 1997: 53). Maka dari itu seorang guru harus memiliki sikap
dalam berinteraksi dengan sesama rekan kerja sebagai berikut:
1) Guru secara sendiri-sendiri atau bersama-sama, melalui berbagai
upaya harus mampu meningkatkan mutu profesi. Upaya yang
demikian dapat memupuk dan menumbuhkan sikap kerjasama
antar sesama guru dalam atau pengkhayatan profesi yang
ditekuninya.
2) Guru harus mampu menciptakan jalinan hubungan kerjasama
dalam rangka memelihara, membina dan meningkatkan mutu
organisasi profesi sebagai wadah pengabdiannya.
3) Guru harus memiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap sesama
teman sejawat dalam memecahkan setiap persoalan yang dihadapi.
Dalam
pergaulan
pelaksanaan
tugas
profesional
perlu
dikembangkan sikap musyawarah mufakat, baik antar teman
sejawat maupun dengan kolega profesi lain (Tim Pengelola
MKDK, 1997 : 57).
d. Interaksi guru dengan orang tua siswa
Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memilihara
hubungan dengan orang tua siswa dengan sebaik-baiknya bagi
23
kepentingan anak didik. Sikap yang harus dilakukan oleh seorang guru
dalam berinteraksi dengan orang tua siswa antara lain sebagai berikut:
1) Guru mampu menciptakan hubungan efektif yang saling
menguntungkan dengan orang tua murid, dalam mewujudkan
sekolah sebagai pengganti orang tua murid dalam proses belajar.
2) Guru mampu menjadi sumber informasi tentang kehidupan anak di
sekolah, agar orang tua menaruh kepercayaan dalam menyerahkan
anak untuk belajar di sekolah.
3) Guru mampu menjadi mitra orang tua murid dalam mengantarkan
anak
menyelesaikan tugas-tugas belajarnya
sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangannya (Tim Pengelola MKDK, 1997
: 59).
e. Interaksi guru dengan masyarakat
Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan
pendidikan. Dengan demikian, seorang guru dalam berinteraksi dengan
masyarakat harus bersikap sebagai berikut:
1) Guru mampu menciptakan hubungan yang efektif dengan
masyarakat
dalam
rangka
pelestarian
dan
pengembangan
kebudayaan. Ini untuk memenuhi fungsi guru sebagai “agen
perubahan”.
24
2) Guru mampu mendorong masyarakat untuk meningkatkan
partisipasinya dalam pelaksanaan program pendidikan dan
pengajaran khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar anak.
3) Guru selalu berupaya untuk memberikan informasi mutakhir
kepada masyarakat yang berkaitan dengan pengembangan dan
perubahan-perubahan sistem pendidikan di Indonesia, agar
masyarakat terhindar dari isyu yang kurang akurat berkaitan
dengan perubahan-perubahan bidang pendidikan.
4) Guru berupaya memanfaatkan modal dasar atau potensi yang ada
dalam masyarakat untuk terciptanya masyarakat belajar (Tim
Pengelola MKDK, 1997: 59).
3. Karakteristik Kompetensi Sosial Guru
Guru adalah makhluk sosial, yang kehidupannya tidak bisa terlepas
dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu,
guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama
kaitanya dengan pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di
sekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di
masyarakat.
Kompetensi sosial seorang guru merupakan modal dasar bagi guru
yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas keguruannya secara
profesional. Kegiatan pendidikan pada dasarnya merupakan kekhususan
komunikasi antara guru dan siswa (Samana, 1994: 54). Dengan demikian
seorang guru harus memiliki karakteristik kompetensi sosial yaitu:
25
a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat
Komunikasi adalah kebutuhan asasi manusia karena komunikasi
adalah alat utama dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Alat
komunikasi berkembang dari waktu ke waktu. Ada model komunikasi
lisan yang menjadi lazim dalam kehidupan sehari- hari, komunikasi
lisan dengan surat, dan isyarat yang memahamkan, khususnya bagi
orang yang mempunyai cacat lisan.
Dalam
menggunakan
ketiga
alat
komunikasi
ini,
guru
memberikan teladan yang baik. Artinya, komunikasi yang dibangun
berisi hal-hal yang positif, menasehati, motivasi, arahan, dan
sejenisnya, bukan hal-hal yang bermuatan negatif, seperti marah,
mencela, menjelekkan, membuka aib orang lain, mefitnah, dan hal-hal
yang dilarang agama dan membuat ketidakhamonisan sosial.
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
Teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan pesat,
misalnya band phone, e-mail, facebook, dan lain-lain. Seorang guru
harus menfaatkan teknologi komunikasi ini untuk kepentingan
pembelajaran, bermasyarakat, dan berorganisasi dengan banyak orang.
Kecepatan di era globalisasi ini membutuhkan ketangkasan dan
kepiawaian guru dalam menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi yang sudah membanjiri relung-relung kehidupan pribadi
manusia.
26
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
pendidikan, dan orang tua/wali
Guru harus bisa bergaul dengan elemen-eleman pendidikan, mulai
dari anak didik, sesama guru, pimpinan, karyawan, pegawai, orang tua
dan wali murid dengan baik. Mereka adalah partner dan mitra kerja
dalam menjalankan dan dengan baik dan lancar, guru akan menjadi
bagian dari tim besar yang dimaksimalkan untuk kemajuan dunia
pendidikan.
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
Guru tinggal bersama masyarakat. Waktunya dengan masyarakat
lebih besar dari pada waktunya dengan anak didik. Maka, guru harus
bisa bergaul dengan masyarakat, memberikan keteladanan, dan
berjuang di tengah masyarakat dengan semangat tinggi dan komitmen
untuk memajukan aspek-aspek kemasyarakatan, misalnya ekonomi,
moral, pendidikan, dan kebudayaan. Partisipasi aktif guru di tengah
masyarakat akan membuat eksistensi guru bertambah kuat dan
kewibawaan terhadap anak didik bertambah besar (Asmani, 2009: 150).
Jadi dari semua karakteristik di atas, harus dimilki oleh seorang
guru dalam berinteraksi sosial di lingkungan sekitar. Sehingga dalam
berinteraksi antara satu sama lainnya akan berjalan lancar, harmonis,
selaras, serasi dan seimbang.
27
B. Sikap Sosial
1. Pengertian Sikap Sosial
Kata sikap dalam bahasa inggris disebut “attitude” yang artinya
kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan perbuatanperbuatan yang mungkin akan terjadi. Jadi sikap adalah suatu hal yang
menentukan sikap sifat, hakekat, baik perbuatan sekarang maupun
perbuatan yang akan datang (Ahmadi, 1999: 161-162).
Kata sikap sosial adalah merupakan kata bentukan satu kesatuan kata
yang berasal dari dua dasar, yaitu: sikap, dan sosial. Untuk mengetahui
lebih jelas mengenai arti dan makna yang terkandung dalam kata sikap
sosial di atas. Di bawah ini penulis akan uraikan berdasarkan pendapat
para ahli:
a. Menurut Zimbardo dan Ebbese
Sikap adalah suatu predisposisi (keadaan mudah terpengaruh)
terhadap seseorang, ide atau objek yang berisi komponen-komponen
cognitive, affective, dan behavior (Ahmadi, 1999: 163).
b. Menurut Thurstose
Sikap adalah suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif
maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis
(Walgito, 1990: 108)
c. Menurut Krech dan Crutchfield
Sikap adalah pengalaman subyektif seseorang pada masa
sekarang (Adi, 1994: 178).
28
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa sikap adalah suatu pengalaman dapat bersifat negatif
dan positif untuk mengindari
maupun mengharapkan suatu kehadiran
objek tertentu.
Sikap sosial adalah sikap yang diyakini (dianut) sekelompok orang
terhadap suatu objek (Adi, 1994: 179).
Jadi sikap sosial adalah merupakan suatu kecenderungan seseorang
dalam bertindak secara tertentu dalam mengadakan hubungan dengan
suatu benda atau objek-objek orang lain.
Dengan demikian berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa, pengertian sikap sosial yang sesuai dengan judul
skripsi ini adalah pendirian, tindakan atau tingkah laku seseorang, yaitu
siswa dalam hidupnya di lingkungan sekolah untuk mengadakan interaksi
dengan sesama teman, guru, serta karyawan yang di landasi dengan nilainilai agama (islam).
2. Macam-macam Sikap Sosial
a. Sikap terhadap teman
Dalam bergaul dan berinteraksi antar sesama teman di lingkungan
sekolah hendaknya diperlukan sebuah sikap sosial untuk menjaga
hubungan pertemanan agar selalu berjalan baik, sikap sosial tersebut
antara lain sebagai berikut:
29
1) Bersikap ramah
Adab atau sopan santun terhadap sesama umat manusia
merupakan ajaran islam, yang telah diajarkan Nabi Muhammad
SAW terhadap umat islam dengan bersikap ramah, sopan santun,
serta lemah lembut terhadap teman adalah seperti apapun yang
dilakukan nabi, sehingga Nabi mendapat julukan uswatun hasanah,
karena beliau adalah orang yang paling berakhlak mulia.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Qolam ayat 4:
   

Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti
yang agung”.
2) Pemaaf
Pemberi adalah sesuatu perbuatan yang terpuji. Apalagi
memberi maaf
kepada teman yang telah berbuat salah. Dalam
memberi maaf, semua luka dan penderitaan dikorbarkan dalam arti
dilepaskan (Sudiro, 1990: 149).
Dengan sikap pemaaf, maka akan terjadi hubungan yang
harmonis terhadap teman, sehingga dalam berteman akan banyaklah
teman.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al A‟raf ayat 199:







Artinya : “Jadilah engkau pemaaf dan serulah orang mengerjakan
yang ma’ruf serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”.
30
3) Suka menolong teman
Tidak selamanya orang hidup berada dalam kecukupan dan
kelebihan. Suatu saat, ia pasti mengalami kekurangan yang
membutuhkan uluran tangan orang lain. Pada saat inilah peran teman
sangat dibutuhkan. Bisa saja ia butuh bantuan materi seperti uang,
barang, dan yang lainya, atau bantuan nonmateri seperti gagasan,
dukungan, do‟a, dan yang lainnya. Akhlak islam juga mengajarkan
bahwa orang yang berbeda dalam kesusahan harus dibantu dengan
semampunya (Salamilloh, 2008: 98).
Menolong
sesama
muslim
yang
sangat
membutuhkan
pertolongan, hal ini ditandaskan secara langsung oleh Rasulullah
saw. dalam hadis berikut, “Tolonglah saudaramu, ketika ia berlaku
zalim atau dizalimi”. Rasulullah saw. ditanya tentang cara menolong
orang yang zalim. Beliau bersabda, “Engkau melarangnya berbuat
zalim dan mencegahnya. Itulah pertolonganmu terhadapnya”. (H.R.
al-Bukhari dan Muslim) (Salamulloh, 2008: 123).
Begitu pula Allah telah memerintahkan umat manusia untuk
tolong-menolong sebagaimana firman Allah dalam surat Al Maidah
ayat 2:



   



 
Artinya : “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kewajiban dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran”.
31
Dengan memiliki sikap tolong-menolong dengan teman, maka
sesuai dengan pepatah yang mengatakan bahwa “apa yang telah
tanam, maka suatu saat kita pasti akan menuainya” artinya jika kita
menolong seseorang dan suatu saat, ketika kita mengalami kesulitan
maka pertolongan akan datang untuk kita.
b. Sikap terhadap guru
Ada beberapa etika atau sopan santun dalam bergaul dengan guru
antara lain sebagai berikut:
1) Menghormati dan memuliakan guru
Menghormati dan memulyakan guru merupakan kewajiban
seorang murid, karena dia adalah orang yang paling berjasa dalam
membimbing, mendidik, dan mengajarkan segala ilmu pengetahuan,
yang semula anak tidak tahu menjadi tahu tentang segala sesuatu.
Menghormati dan memulyakan guru tidak hanya dengan perkataan
saja, tetapi juga dengan tindakan dan sikap yang baik.
Dengan sikap atau perkataan yang baik, sebagaimana Allah
telah mengangkat derajat guru (orang yang berilmu beberapa derajat)
firman Allah dalam surat Al Mujadalah ayat 11:



  






  
Artinya : “Dan apabila dikatakan: berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
32
beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat”.
Jadi Allah akan mengangkat derajat para guru karena ilmunya.
2) Tawadhu terhadap guru
Guru adalah orang yang wajib digugu (dipatuhi) dan ditiru
(diteladani) (Samana, 1994: 25). Jadi guru sebagai panutan atau suri
tauladan yang utama. Sehingga ada pepatah Arab mengatakan
bahwa: “Al Ulama‟ Warosatul Anbiya”. Seorang guru dapat
dikatagorikan kelompok utama sehingga mereka mewarisi apa yang
telah diajarkan oleh Nabi. Sehingga tawadhu atau taat terhadap guru
dapat diidentikkan tawadhu dan taat kepada Rosul.
Maka tawadhu atau taat terhadap guru sama dengan tawadhu
dan taat kepada Rosul. Dan dengan taat kepadanya akan
mendapatkan kemenangan yang besar, serta kebahagiaan yang
sebenar-benarnya.
c. Sikap terhadap karyawan
Adapun sikap-sikap yang harus di miliki oleh siswa dalam
berinteraksi dengan karyawan agar tetap terjalin dengan baik, antara lain
sebagai berikut:
1) Persaudaraan
Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang
lemah, sehingga tidak mungkin hidup seorang diri. Setiap orang
membutuhkan bantuan dan pertolongan orang lain. Manusia sering
disebut sebagai makhluk sosial, artinya manusia itu harus bersama-
33
sama dengan orang lain. Oleh karenanya secara kodrati manusia
dalam kehidupannya harus bersaudara dan membentuk persatuan
(Rusli, 1996: 438).
Islam memiliki konsep persaudaraan antara sesama manusia.
Dalam kehidupan yang beraneka ragam, maka agar dapat
berkomunikasi dengan baik perlu adanya saling memahami dan
menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan. Seorang siswa juga harus
menjalin hubungan yang baik dengan karyawan. Dalam hubungan
dengan sesama manusia, orang islam harus selalu menunjukkan
kebaikan dan keramahan (Nata, 1995: 65).
2) Persamaan
Pada hakekatnya manusia adalah berasal dari satu keturunan
yang sama, dan dilahirkan dalam keadaan yang sama. Maka dari itu
tidak ada perbedaan antara seorang dengan orang lainnya, walaupun
berbeda suku bangsa, warna kulit, bahasa, dan adat istiadat, yang
membedakan di sini adalah nilai ketakwaannya. Dengan demikian,
seorang siswa dengan karyawan tidak ada perbedaan, bahwa
semuanya sama. Disini pangkat dan derajat tidak merupakan suatu
hal yang akan menjadi perbedaan di antara mereka dalam bergaul di
lingkungan sekolah.
3) Berbohong
Perbuatan dusta merupakan perbuatan yang sering kita anggap
sebagai perbuatan yang membawa nikmat. Karena dengan berdusta,
34
kita merasa akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak,
merasa lebih bangga, merasa gengsinya terangkat, merasa bisa
tampil beda dalam pergaulan dan seterusnya. Sehingga kadangkadang kita sendiri merasa bangga kalau bisa berbuat dusta dan
mencemooh orang lain yang tidak berbuat dusta (Halim, 2000: 291292).
Seorang siswa harus memiliki sifat yang baik terhadap sesama,
tidak berbuat berbohong terhadap para karyawan baik dalam
beriteraksi secara lesan maupun tindakan di sekolah karena satu kali
seseorang berbuat dusta dan hasilnya ternyata amat memuaskan,
maka dengan ringan akan mengulangi yang keduakalinya.
4) Jujur
Orang yang jujur adalah orang yang berkata, berpenampilan,
dan brtindak apa adanya, tanpa dibuat-buat. Kejujuran adalah sikap
yang jauh dari kepalsuan dan kepura-puraan. Kejujuran berarti sikap
ksatria. Sebuah sikap yang dibangun oleh kemantangan jiwa dan
kejernihan hati. Ia juga lahir hanya dari nurani terdalam yang
hendakmengekspresikan apa yang sesungguhnya harus diperlihatkan
(Ahmadi, 2004: 41-42).
Seorang siswa harus berperilaku jujur dengan sesama salah
satunya dengan karyawan di lingkungan sekolah, karena kejujuran
adalah akhlak yang mulia. Allah Swt. menyuruh kita untuk
senantiasa bersama dengan orang-orang yang jujur, jika pun belum
35
menjadi pelakunya. Firman Allah Swt. dalam surat At-Taubah ayat
119:








Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur”.
Jadi hidup di masyarakat sekolah baik sesama teman, kepada
guru, maupun terhadap karyawan, seorang siswa hendaklah
memperhatikan etika atau adab dalam bergaul yang telah di atur oleh
agama islam. Sehingga akan terwujudlah rasa sosial yang baik dan
sehat antara yang satu dengan yang lainnya.
C. Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Terhadap Sikap Sosial Siswa
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya
sebagai makhluk Allah, khalifah di bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai
individu yang sanggup berdiri sendiri (Arief, 2002: 72).
Sosok guru bagi siswa adalah sebagai salah satu sumber ilmu yang
pokok sampai kepribadian seorang guru juga menjadi sorotan siswa baik di
sekolah maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya. Seorang guru
yang dimaksud diatas memiliki kompetensi sosial yang lebih baik di banding
36
masyarakat sekitar dengan kata lain memiliki derajat yang lebih tinggi di
sekitarnya, hal ini memang realita kehidupan di masyarakat, tetapi tak jarang
juga seorang guru di pandang sebelah mata oleh siswa karena hanya sekedar
menyampaikan materi pelajaran tanpa memiliki kompetensi sosial baik di
lingkungan sekolah atau masyarakat.
Karena anggapan kompetensi sosial seorang guru mempengaruhi sikap
sosial siswa dapat di benarkan, dengan melihat perbedaan realita guru yang
memiliki sosial di mana saja dengan guru sekedar menyampaikan materi atau
tanpa sosial. Siswa dapat mensikapi nilai kompetensi sosial
diperlukan
seorang siswa baik dengan teman-temanya, para guru, serta karyawan agar
tercipta keharmonisan sosial di lingkungan sekolah.
Guru yang dalam interaksi sosialnya banyak menanam kebaikan pasti akan
dibalas dengan kebaikan pula. Sebaliknya, guru yang selalu menanam
keburukan seperti berlaku kasar, pemarah, kaku, dan mudah tersinggung
takkan mendapatkan hubungan yang harmonis dengan siswanya. Hasilnya
guru yang seperti itu akan menjadi sosok yang kurang simpatik di mata siswa.
Guru seperti itu hanya akan tampil sebagai sosok yang “ditakuti”, bukan
“dihormati” dan “disegani”. Maka, nasehat-nasehat dan pelajaran-pelajaran
yang disampaikannya bakal cenderung diabaikan siswa akibat siswa tidak
menyukainya. Guru yang baik adalah guru yang melandaskan interaksinya
dengan siswa diatas nilai-nilai “cinta”. Karena hanya hubungan yang
dilandasi dengan cintalah yang akan melahirkan keharmonisan. Cinta yang
dimaksud disini adalah kasih sayang. Sikap cinta, kasih, dan sayang tercermin
37
melalui kelembutan, kesabaran, penerimaan, kedekatan, keakraban serta
sikap-sikap positif lainnya. Sosok guru harus senantiasa memperlihatkan sifat
sayang kepada siswanya setiap saat, baik didalam maupun luar sekolah
(Munir, 2006: 3-4).
Kompetensi sosial, merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat, sekurang-kurangnya meliputi (1) Berkomunikasi lesan, tulisan,
dan/atau isyarat, (2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi
secara fungsional, (3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali
peserta didik, (4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan
mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku, dan (5) menerapkan
prinsip-prinsip persaudaraan dan semangat kebersamaan (Maimun dan Fitri,
2010: 128).
Kompetensi sosial guru yang terjalin harmonis diperlukan kesadaran
pribadi guru agar tercipta hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang
dengan kebutuhan sekolah dan kebaikan-kebaikan yang sudah ada dapat di
pertahankan sehingga siswa merasa nyaman melihat para guru memiliki
dedikasi sosial yang baik dan merasa malu atau canggung bila tidak memiliki
sikap sosial yang baik pula, karena itu juga sebagai contoh sikap yang harus
dimiliki siswa di lingkungan sekolah. Di antara kompetensi sosial guru yang
dimaksud: interaksi guru dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
38
Jadi menurut penulis kompetensi sosial guru akan mempengaruhi sikap
sosial siswa, bahwa kemampuan seorang guru dalam berinteraksi sosial
dengan lingkungan di sekolah sangat diperlukan untuk membentuk sikap
siswa yang mempunyai jiwa sosial terhadap lingkunganya. Sebaliknya jika
seorang guru tidak mampu berinteraksi sosial dengan baik maka akan
mempengaruhi sikap sosial siswa di lingkungan sekolah. Oleh karena itu
kompetensi sosial guru harus dimilki oleh setiap guru untuk membentuk
kepribadian yang baik pada siswa di dalam lingkungan masyarakat sekolah.
39
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang
1. Sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang
Sebagai embrio Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo adalah
lembaga pendidikan Guru Agama (PGA). Berdiri pada tanggal 16
Agustus 1965 untuk menjawab fakumnya pendidikan guru agama islam
daam rangka mendidik generasi muslim bahkan masyarakat muslim
akibat meletusnya G 30 S/PKI.
Lahirnya pendidikan ini dibadani oeh para ulama seluruh
Tegalrejo, antara lain K. Abdan, KH. Khudlori. Idris Sidiq, KR. Hasyim,
K. Kir‟at, K. Zarkasi dan para kyai muda serta tokoh agama dan
masyarakat antara lain K. Idris Abdan, K. Hasyim Abdan, K. Thoyib
Nurhadi, K. Siradj Abdan, Moh. Hasyim, Muhammad AR, Dukarnen,
Abdullah Hartanato, A. Supriatik, Sumarmo BA dll.
Pada tanggal 10 Januari 1975 PGA ini dinyatakan syahdan tercatat
dalam stambuk Insapenda Perwaakilan Departemen Agama Propinsi
Jawa sebagai Lembaaga Pendidikan Swasta dengan nomor induk 170 di
bawah yayasan Yakti bernomor 14 tanggal 22 Juni 1972.
Status ini berdasarkan pengesahan Perwakilan Departemen Agama
Propinsi Jawa Tengah nomor K / 10 / III. D / 75 tanggal 10 Januari 1975
39
40
yang di tanda tangani oleh Kepala Inspenda (Azinar Ismail) dengan
Kepala sekolah Bapak Abdulah Hartanto, BA.
Sejak awal lembaga ini ternyata mendapat respon yang sangat
besar dari masyarakat. Terbukti lulusan SD/MI yang masuk tidak saja
dari kecamatan Tegalrejo, tetapi juga dari kecamatan sekitar yaitu
Kecamatan Pakis, Candimulyo, dan Ngablak. Hal ini mengingat PGA
Tegalrejo adalah satu-satunya lembaga pendidikan menengah yang
berada di Magelang Timur.
Karena perkembangan zaman serta kebijakan pemerintah lembaga
ini dituntut untuk menyesuaikan keadaan, maka pada tahun 1987 PGA ini
alih
fungsi
menjadi
MTs
dengan
piagam
madrasah
nomor
WK/5.C/22/Pgm/TS/1987 tanggal 8 Desember 1987 dengan nomor
statistik 04 / 22 / 2 / B, ditandatangani oleh Kabid Binrua Islam (D.
Sumaryo, SH) dengan Kepala Madrasah Bapak Drs. A. Hartanto sampai
dengan 30 juni 1989.
Pada tahun 1989 MTs Yakti diberikan hak menuntut hukum untuk
mengikuti Ujian Persamaan Madrasah Negeri berdasarkan piagam nomor
WK/3.C/474/MTs/1981 dari Kankawil Depag Propinsi Jawa Tengah oleh
Kabid Pendais.
Sejak I Juli 1989 Kepala Madrasah diamanatkan kepada bapak
Prajitno sampai dengan tangga 15 Februari 2002.
Tahun 1993 untuk pertama kali madrasah tsanawiyah ini di
akreditasi dengan mendapat jenjang DIAKUI berdasarkan SK. Kakanwil
41
Depag Propinsi Jawa Tengah nomor: WK/5.C/PP.005/1390/1993 tanggal
30 Juni 1993 oleh Kabid Pendais (H. Arbain Mahmud).
Akreditasi berbentuknya tahun 1999 dengan mendapatkan jenjang
DIAKUI berdasarkan SK Kakanwil Depag Propinsi JawaTengah nomor
WK/5.C/pp.05/733/99 tanggal 4 Maret 1999 yang ditanda tangani oleh
Kabid Binrua (H . Djamhuri M. Nur Rosyid).
Pada
tanggal
15
Februarisi
2002
Kepala
Madrasah
diserahterimakan kepada Bapak Hanafi sampai dengan 14 Desember
2004.
Mulai 15Desember 2004 atas keinginan para Pembina Yayasan
diamanatkan kepada Bapak Rochmat Almashari, BA. Karena kepala
yang terdahulu alih tugas menjadi Pengawas Pendidikan Agama Islam di
Kecamatan Candimulyo Magelang.
Empat bulan setelah Bapak Rochmat Almashari, BA dilantik
sebagai kepala madrasah MTs Yakti Tegalrejo Magelang telah
dilaksanakan akreditasi Madrasah oleh badan Akreditasi Madrasah
tepatnya pada bulan April 2005 dan berhasil sebagai Madrasah
TERAKREDITASI dengan peringkat: B (Baik), peringkat ini tertuang
dalam
piagam
Akreditasi
Madrasah
Tsanawiyah
nomor:
KW.II.4/4/PP.03.2/624.8.50/2005 tanggal 31 Mei 2005 oleh Kapenda
Islam (Drs. H . Abdul Choliq MT, M. Ag).
42
2. Letak Giografis
Jumlah luas tanah yang di miliki 4.600 m2 dan luas bangunan
seluruhnya 3300 m2 dengan letak bangunanya sebagai berikut:
a. Sebelah utara
: dibatasi oleh pemukiman penduduk
b. Sebelah selatan : dibatasi oleh jalan raya Magelang Kopeng
c. Sebelah barat
: dibatasi oleh pasar baru Tegalrejo
d. Sebelah timur
: dibatasi oleh koramil
3. Profil Sekolah
Nama Madrasah
: MTs Yakti Yegalrejo Magelang
No. Statistik Madrasah
: 121.2.33.08.0030 / 20331541
Alamat
: Jalan Pahlawan 102
Tahun Berdiri
: 1975
Tahun / Nomor Akreditasi
: 2008 / Dp. 008786
4. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang
Visi: “Terwujudnya Madrasah yang mampu meningkatkan kualitas
taqwa, ilmu dan akhlak”.
Misi: Menjadikan Madrasah sebagai tempat:
a. Internalisasi nilai-nilai agama yang islami
b. Berprestasi
c. Pembentukan disiplin dan tanggung jawab pribadi dan sosial
5. Keadaan Guru dan Karyawan
Seorang guru/pendidik merupakan salah satu faktor yang penting
dalam lembaga, khususnya dalam proses belajar mengajar. MTs Yakti
43
Tegalrejo Magelang mempunyai tenaga pengajar/guru dan karyawan
sebanyak 30 orang.
Tabel 3.1
Daftar Guru dan Karyawan MTs Yakti Tegalrejo Magelang
NO
NAMA
JABATAN
1
Rochmat Almashari, S.Pd.I
Kepala Madrasah, Guru B. Arab
2
Dra. Yuiniasih Al Baroroh
Guru Kertangkes, PPKN
3
Fatmawati, S.Pd
BP
4
Mas‟udi, BA
Guru Qur‟an Hadits
5
Fahrur, S.Pd
Guru Bahasa Inggris
6
Drs. Khumedi
Guru Seni Budaya
7
Slamet Sunardi, S.Pd
Guru Matematika
8
Makruf Alkhuzaini, S.Ag
Guru Matematika
9
M. Subhan, S.Ag
Guru Bahasa Arab
10
Hidayatul Hadi, S.Ag
Guru Bahasa Indonesia
11
Miftahul Huda, S.Ag
Aqidah Akhlak
12
Atik Azimah Zakiyah, S.Ag
Guru fiqih, BTQ
13
Mun Arifah, S.Ag
Guru SKI
14
Sutonjo, S.Pd
Guru Matematika
15
Hari Kristianto, SH
Guru IPA
16
Fathayati, S.Pd
Guru IPS, PPKN
17
Indriyati Wulandaru, S.Pd
Guru IPA
44
18
Syamsul Bahri, S.Ag
Gur u Penjaskes
19
Imam Roziqi, S.Ag
Guru IPS, Bahasa Indonesia
20
Durotun Najiah, AS.Kom
Tinkom, Guru PKn
21
Haryati, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia
22
Wahyu Mubarok, S.Pd.I
Guru Ke Nu an
23
Oktafia Tresnawati Q, A.Md
Guru Bahasa Inggris
24
Ahmad Nasir, S.Ag
Ka TU
25
Slamet Sarjani
Staf TU
26
M. Ashim Alawi
Staf TU
27
Nurul Aini
Staf TU
28
Ngaderi
Penjaga
29
Jamari
Kepala Perpustakaan
30
Cahyo Santoso
Staf Perpustakaan
6. Data Siswa Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang Tahun 2011
Tabel 3.2
Data Siswa MadrasahTsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang
Jumlah Siswa
No
Kelas
L
P
Jumlah
1
VII A
16
23
39
2
VII B
22
18
40
3
VII C
20
20
40
45
4
VIID
16
24
Jumlah
40
159
5
VIII A
20
13
33
6
VIII B
19
14
33
7
VIII C
14
20
34
8
VIII D
15
21
36
Jumlah
136
9
IX A
16
24
40
10
IX B
15
24
39
11
IX C
17
19
36
12
IX D
17
23
40
Jumlah
Jumlah keseluruhan
155
450
7. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang tidak wajib untuk
diikuti, karena hanya merupakan tambahan dan waktu pelaksanaannya di
luar jam belajar, sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar.
Berikut adalah kegiatan ekstrakurikuler di Madrasah Tsanawiyah Yakti
Tegalrejo Magelang:
a. Kepramukaan
b. Rabana
c. Qiro‟ah
d. Olahraga
46
e. Drumband
8. Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan fasilitas pendidikan yang sangat
penting dan utama, fasilitas di MTs Yakti Tegalrejo Magelang yaitu:
Tabel 3.3
Daftar sarana dan prasarana MTs Yakti Tegalrejo Magelang
NO
JENIS
LOKAL
1
Ruang Kelas
12
2
Ruang Kantor
1
3
Ruang TU
1
4
Ruang Kepala
1
5
Ruang Guru
1
6
Ruang Perpustakaan
1
7
Ruang Komputer
1
8
Ruang Aula
1
9
Ruang Mushola
1
10
Ruang UKS
1
11
Ruang BP
1
12
Ruang Seketariat
1
13
Ruang Koperasi
1
14
Ruang Kantin
1
15
Ruang Toilet Guru
4
16
Ruang Toilet Siswa
8
47
9. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang
= Garis komando
- - - - - - - - = Garis Korordinasi
B. Penyajian Data
Dalam pengumpulan data pengaruh kompetensi sosial guru terhadap
sikap sosial siswa. Penulis menggunakan teknik angket, jumlah pertanyaan
dalam angket yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, terdiri dari 20 pertanyaan dengan rincian sebagai
berikut:
1. 10 pertanyaan untuk kompetensi sosial guru
2. 10 pertanyaan untuk sikap sosial siswa
Untuk memudahkan penganalisian dari 20 item pertanyaan, maka
setiap dari 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban A diberi nilai 3
b. Alternatif jawaban B diberi nilai 2
c. Alternatif jawaban C diberi nilai 1
Untuk lebih jelasnya penulis akan menyajikan
data mentah
sebagai berikut:
1.
Daftar nama responden
Dalam daftar responden yang disajikan objek penelitian adalah
siswa Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang kelas VIII.
Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut:
49
Tabel 3.4
Daftar Nama Responden Siswa
No
Nama
Kelas
1
Asbik
VIII A
2
Abu Lais
VIII A
3
Menik
VIII A
4
Ahmad Mauhiburrohman
VIII A
5
Bela Melinda
VIII A
6
Puji Lestari
VIII A
7
Ifti Istiqomah
VIII A
8
Munta Nurhayati
VIII A
9
Abdul Azis
VIII B
10
Aeni Arofah
VIII B
11
Kharisul Umam
VIII B
12
Khusnul Khotimah
VIII B
13
M. Sholidun
VIII B
14
Nofi Yulianti
VIII B
15
Ahmad Lutfi
VIII B
16
M. Isro‟i
VIII B
17
Luluk
VIII C
18
Retno Cahyani
VIII C
19
Heni Wijayanti
VIII C
bersambung….
50
sambungan….
20
M Amin Lutfi
VIII C
21
Khamid Imtikhan
VIII C
22
Faktiri Husaini
VIII C
23
Anang Ma‟ruf
VIII C
24
Risa Novita A
VIII C
25
Nurul Khatimah
VIII C
26
Sobahussurur
VIII D
27
Miftakhussurur
VIII D
28
Eka Larasati
VIII D
29
Ulfa Nafi‟ Atuzzakiyah
VIII D
30
Bagas Dhamar S
VIII D
31
Sri Riyanti
VIII D
32
Lailatul Anifah
VIII D
33
A.Fatkhi Azizi
VIII D
34
Septian
VIII D
2. Data jawaban angket tentang kompetensi sosial guru
Adapun hasil penyebaran angket kompetensi sosial guru dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut:
51
Tabel 3.5
Jawaban Angket Kompetensi Sosial Guru
No
Responden
Nomor Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
2
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
3
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
4
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
5
A
A
A
A
B
A
A
B
B
A
6
A
B
A
A
B
B
B
B
B
A
7
A
A
A
A
B
A
A
A
B
B
8
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
9
A
A
B
A
A
A
A
B
B
A
10
A
A
A
B
B
B
C
B
B
A
11
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
12
A
A
A
B
B
B
A
A
B
A
13
A
A
A
B
B
B
B
A
C
B
14
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
15
A
A
A
A
A
A
B
B
A
A
16
A
A
A
A
B
B
A
B
B
A
17
A
B
A
A
A
A
A
B
B
A
18
A
A
A
B
B
B
B
B
C
A
bersambung….
52
sambungan….
19
A
A
A
A
A
A
A
B
B
A
20
A
B
A
A
A
A
A
A
B
A
21
A
A
B
A
B
A
B
B
B
B
22
A
A
A
A
B
B
B
B
B
B
23
A
A
A
A
A
A
B
B
B
A
24
A
A
A
A
B
A
A
B
B
B
25
A
B
A
A
B
B
C
B
B
A
26
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
27
A
A
A
A
A
A
B
B
B
A
28
A
B
A
A
A
A
B
B
B
A
29
A
B
A
B
B
B
C
B
B
B
30
B
B
A
A
B
B
B
B
C
B
31
A
A
A
A
B
A
B
A
A
A
32
A
A
A
A
B
A
B
B
A
A
33
A
A
A
B
A
A
B
A
B
A
34
A
A
A
A
A
A
B
B
B
A
3. Data jawaban angket sikap sosial siswa
Adapun hasil penyebaran angket tentang sikap sosial siswa
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
53
Tabel 3.6
Jawaban Angket Sikap Sosial Siswa
No
Nomor Item
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
2
A
B
A
A
A
A
A
A
B
A
3
A
A
A
A
B
A
B
A
B
A
4
A
A
B
A
B
A
A
A
B
A
5
B
A
A
A
B
A
B
A
A
A
6
A
A
A
A
B
B
B
A
B
A
7
B
A
B
A
A
A
B
A
A
A
8
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
9
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
10
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
11
A
B
B
A
B
B
A
A
B
A
12
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
13
A
A
B
A
B
A
C
A
B
A
14
A
A
A
A
B
B
C
A
B
A
15
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
16
A
A
A
A
B
A
B
A
A
A
17
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
18
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
bersambung….
54
sambungan….
19
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
20
A
B
A
B
B
A
C
A
B
A
21
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
22
A
A
B
A
B
B
A
A
B
A
23
A
A
A
A
B
A
B
A
A
A
24
A
A
A
A
A
B
A
A
A
A
25
A
A
A
A
B
A
A
A
B
A
26
A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
27
A
A
B
B
A
B
B
A
A
A
28
A
A
A
A
B
B
B
A
A
A
29
A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
30
A
A
A
A
A
A
B
A
B
A
31
A
A
A
B
A
B
B
A
A
A
32
A
A
B
A
A
B
B
A
A
A
33
A
A
A
A
B
A
B
A
A
A
34
A
A
A
A
B
B
A
A
B
A
55
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif
Setelah seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket
terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengkalsifikasikan data tersebut
sesuai dengan proporsinya masing-masing yang mengacu pada tujuan
penelitian, yaitu sebagaimana di bawah ini:
1. Untuk mengetahui kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti
Tegalrejo Magelang tahun 2011
2. Untuk mengetahui sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah
Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011
3. Untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi sosial guru terhadap sikap
sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang
tahun 2011
Berdasarkan dari ketiga tujuan penelitian di atas maka penulis
menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus persentase
sebagai berikut:
P=
× 100%
Keterangan:
P = persentase
F = frekuensi
N = jumlah sampel
55
56
Sedangkan untuk tujuan
yang ketiga penulis menggunakan rumus
proportional product moment, sebagai berikut:
r
xy
N XY
N X2
( X )( Y )
( X ) 2 }{N Y 2
( Y )2}
Keterangan:
= koefisien korelasi
X2 = jumlah kuadrat X
Y2 = jumlah kuadrat Y
X
jumlah skor total X
Y
jumlah skor total Y
N = jumlah sampel yang diteliti
1. Analisis data kompetensi sosial guru
Langkah-langkah yang di ambil adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket kompetensi
sosial guru
b. Memprosentasikan jawaban
c. Menginterpretasikan hasil jawaban responden
Di bawah ini adalah tabel daftar nilai distribusi frekuensi tentang
kompetensi sosial guru.
57
Tabel 4.1
Daftar Nilai Distribusi Frekuensi tentang Kompetensi Sosial Guru
Jawaban
No.
Nilai
Total Nominasi
Responden
A
B
C
3
2
1
1
9
1
-
27
2
-
29
A
2
9
1
-
27
2
-
29
A
3
9
1
-
27
2
-
29
A
4
9
1
-
27
2
-
29
A
5
7
3
-
21
6
-
27
A
6
4
6
-
12
12
-
24
B
7
7
3
-
21
6
-
27
A
8
9
1
-
27
2
-
29
A
9
7
3
-
21
6
-
27
A
10
4
5
1
12
10
1
23
C
11
8
2
-
24
4
-
28
A
12
6
4
-
18
8
-
26
B
13
4
5
1
12
10
1
23
C
14
8
2
-
24
4
-
28
A
15
8
2
-
24
4
-
28
A
16
6
4
-
18
8
-
26
B
17
7
3
-
21
6
-
27
A
18
4
5
1
12
10
1
23
C
bersambung …
58
sambungan …
19
8
2
-
24
4
-
28
A
20
8
2
-
24
4
-
28
A
21
4
6
-
12
12
-
24
B
22
4
6
-
12
12
-
24
B
23
7
3
-
21
6
-
27
A
24
6
4
-
18
8
-
26
B
25
4
5
1
24
4
-
23
C
26
7
3
-
21
6
-
27
A
27
4
6
-
12
12
-
24
B
28
6
4
-
18
8
1
26
B
29
2
7
1
6
14
1
21
C
30
2
7
1
6
14
1
21
C
31
8
2
-
24
4
-
28
A
32
7
3
-
21
6
-
27
A
33
7
3
-
21
6
-
27
A
34
7
3
-
21
6
-
27
A
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian
dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:
i
xt
xr
ki
1
59
Keterangan:
i = interval
Xt = nilai tertinggi
Xr = nilai terendah
Ki = kelas interval
Dari hasil data angket kompetensi sosial guru dapat diperoleh nilai
tertinggi 29 dan nilai terendah 21 dengan mengolongkan data tersebut ke
dalam 3 kelas, maka dapat diketahui interval kelasnya yaitu:
xt
i
xr
ki
29 21
3
1
1
8 1
3
9
3
=3
Jadi jelas bahwa variabel ini dapat digolongkan atau dikatagorikan
dalam variabel baik, cukup dan kurang yaitu sebagai berikut:
1. Untuk katagori baik dengan nominasi B, mendapat nilai antara 27- 29
2. Untuk katagori cukup dengan nominasi B, mendapat nilai antara 24-26
3. Untuk katagori kurang dengan nominasi B, mendapat nilai antara 21 23
Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di
bawah ini:
60
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Jawaban Kompetensi sosial guru
Katagori
No
kompetensi sosial
Interval
Nominasi
Frekuensi
guru
1
Baik
27 – 29
A
21
2
Cukup
24 – 26
B
7
3
Kurang
21 – 23
C
6
Jumlah responden
34
Kemudian di cari tingkat persentase pada kompetensi sosial guru,
dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
P
F
x 100 %
N
Keterangan:
P = persentase
F = frekuensi
N = jumlah responden
1. Untuk katagori baik tentang kompetensi sosial guru, ada 21 responden:
P
F
x 100 %
N
21
x 100 %
34
= 61,8 %
= 62 %
61
2. Untuk katagori cukup tentang kompetensi sosial guru, ada 7 responden:
P
F
x 100 %
N
7
x 100 %
34
= 20%
3. Untuk katagori kurang tentang kompetensi sosial guru, ada 6 responden:
P
F
x 100 %
N
6
x 100 %
34
= 17,6 %
= 18 %
Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di
bawah ini:
Tabel 4.3
Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Kompetensi Sosial Guru
Katagori
No
kompetensi
Interval
Nominasi
Frekuensi
Prosentase
sosial guru
1
Baik
27 – 29
A
21
62%
2
Cukup
24 – 26
B
7
20%
3
Kurang
21 – 23
C
6
18%
34
100%
Jumlah responden
62
Dari analisis di atas dapat disimpulkan, bahwah kompetensi sosial
guru mempunyai 3 kategori, yaitu kategori baik, 62% dengan jumlah 21
responden, kategori cukup dengan 20% jumlah 7 responden dan kategori
kurang 18% dengan jumlah 6 responden.
Dengan demikian, pernyataan di atas menjawab tujuan yang
pertama yaitu “untuk mengetahui bagaimana kompetensi sosial guru di
Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011”.
2. Analisis data sikap sosial siswa
Untuk mengetahui tentang sikap sosial siswa, maka langkah yang
diambil adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket sikap sosial
siswa
b. Memprosentasikan jawaban
c. Menginterpretasikan hasil jawaban responden
Di bawah ini adalah tabel daftar nilai distribusi frekuensi tentang
sikap sosial siswa
Tabel 4.4
Daftar Nilai Distribusi Frekuensi tentang Sikap Sosial Siswa
Jawaban
Nilai
No. Responden
Total
Nominasi
A
B
C
3
2
1
1
8
2
-
24
4
-
28
A
2
8
2
-
24
4
-
28
A
3
7
3
-
21
6
-
27
B
bersambung…
63
sambungan …
4
8
2
-
24
4
-
28
A
5
7
3
-
21
6
-
27
B
6
6
4
-
18
8
-
26
B
7
7
3
-
21
6
-
27
B
8
9
1
-
27
2
-
29
A
9
8
2
-
24
4
-
28
A
10
9
1
-
27
2
-
29
A
11
5
5
-
15
10
-
25
C
12
9
1
-
27
2
-
29
A
13
6
3
1
18
6
1
25
C
14
6
3
1
18
6
1
25
C
15
8
2
-
24
4
-
28
A
16
8
2
-
24
4
-
28
A
17
8
2
-
24
4
-
28
A
18
9
1
-
27
2
-
29
A
19
9
1
-
27
2
-
29
A
20
5
4
1
15
8
1
24
C
21
9
1
-
27
2
-
29
A
22
6
4
-
18
8
-
26
C
23
8
2
-
24
4
-
28
A
9
1
-
27
2
-
29
A
8
2
-
24
4
-
28
A
9
1
-
27
2
-
29
A
24
sambungan …
25
26
bersambung …
64
27
6
28
7
29
4
-
18
8
-
26
C
3
-
21
6
-
27
B
9
1
-
27
2
-
29
A
30
8
2
-
24
4
-
28
A
31
7
3
-
21
6
-
27
B
32
7
3
-
21
6
-
27
B
33
8
2
-
24
4
-
28
A
34
7
3
-
21
6
-
27
B
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah kemudian
dicari intervalnya denganmenggunakan rumus:
i
xt
xr
ki
1
Keterangan:
i = interval
Xt = nilai tertinggi
Xr = nilai terendah
Ki = kelas interval
Dari data di atas hasil angket sikap sosial siswa dapat diperoleh
nilai tertinggi 29 dan nilai terendah 24 dengan menggolongkan data
tersebut ke dalam 3 kelas, maka dapat diketahui interval kelasnya
yaitu:
i
xt
xr
ki
1
65
29 24
3
1
5 1
3
6
3
=2
Jadi jelas bahwa variabel ini dapat digolongkan atau dikatagorikan
dalam variasi baik, cukup, dan kurang, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk katagori baik dengan nominasi A, mendapat nilai antara 28
- 29
2. Untuk katagori cukup dengan nominasi B, mendapat nilai antara 26
- 27
3. Untuk katagori kurang dengan nominasi C, mendapat nilai antara
24 - 25
Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di
bawah ini:
66
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Sosial Siswa
Katagori Sikap
No
Interval
Nominasi
Frekuensi
Sosial Siswa
1
Baik
28 – 29
A
20
2
Cukup
26 – 27
B
10
3
Kurang
24 – 25
C
4
Jumlah responden
34
Kemudian dicari tingkat prosentase pada sikap sosial siswa,
dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:
P
F
x 100 %
N
20
x 100 %
34
= 58,8%
= 59%
Keterangan:
P = persentasi
F = frekuensi
N = jumlah responden
67
1. Untuk kategori baik tentang sikap sosial siswa, ada 20 responden:
F
x 100 %
N
P
20
x 100 %
34
= 58,8%
= 59%
2. Untuk kategori cukup tentang sikap sosial siswa, ada 10 responden:
P
F
x 100 %
N
10
x 100 %
34
= 29%
3. Untuk kategori kurang tentang sikap sosial siswa, ada 4 responden:
P
F
x 100 %
N
4
x 100 %
34
= 11,8%
= 12%
Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di
bawah ini:
68
Tabel 4.6
Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Sosial Siswa
Kategori
No.
sikap sosial
Interval
Nominasi Frekuensi Prosentase
siswa
1
Baik
28 – 29
A
20
59%
2
Cukup
26 – 27
B
10
29%
3
Kurang
24 – 25
C
4
12%
34
100%
Jumlah responden
Dari analisis di atas dapat disimpulkan, bahwa sikap sosial siswa
mempunyai 3 kategori, yaitu kategori baik 59% dengan jumlah 20
responden, kategori cukup 29% dengan jumlah 10 responden dan
kategori kurang 12% dengan jumlah 4 responden.
Dengan demikian, pernyataan di atas menjawab tujuan yang kedua
yaitu “untuk mengetahui bagaimana sikap sosial siswa kelas VIII di
Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang”.
B. Pengujian Hipotesis
Pada bagian ini, penyusun melakukan data untuk membuktikan
diterima atau tidaknya hipotesis yang penulis ajukan sebelumya yaitu “ada
pengaruh yang positif antara kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial
69
siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun
2011.
Terlebih dahulu penyusun mencari ada tidaknya pengaruh antar
variabel x dan y dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil
perhitungan akan menghasilkan nilai koefisien korelasi (r) yang menunjukkan
kuat lemahnya pengaruh antar variabel.
Di bawah ini merupakan rumus korelasi product moment:
r
xy
N XY
N X
2
( X )( Y )
2
( X ) }{N Y 2
( Y )2}
Keterangan
rxy = koefisien korelasi
X2 = jumlah kuadrat X
Y2 = jumlah kuadrat Y
X
jumlah skor total X
Y
jumlah skor total Y
N = jumlah sampel yang diteliti
Untuk menganalisis data dengan rumus tersebut, maka digunakanlah
tabel penolong koefisien korelasi sebagaimana tabel di bawah ini:
70
Tabel 4.7
Tabel Koefisien Pengaruh Kompetensi Sosial Guru terhadap Sikap Sosial
Siswa Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang
Tahun 2011
No Resp
X
Y
X2
Y2
XY
1
29
28
841
784
812
2
29
28
841
784
812
3
29
27
841
841
783
4
29
28
841
784
812
5
27
27
729
729
729
6
24
26
484
676
624
7
27
27
729
729
729
8
29
29
841
841
841
9
27
28
729
784
756
10
27
29
729
841
667
11
28
25
784
625
700
12
26
29
676
841
756
13
23
25
529
625
575
14
28
25
784
625
700
15
28
28
784
784
784
16
26
28
676
784
728
17
27
28
729
784
756
bersambung …
71
sambungan …
18
23
29
529
841
667
19
28
29
784
841
812
20
28
24
784
484
672
21
24
29
484
841
696
22
24
26
484
676
624
23
27
28
729
784
756
24
26
29
676
841
754
25
23
28
529
784
644
26
27
29
729
841
783
27
24
26
484
676
624
28
26
27
676
729
702
29
21
29
441
841
609
30
21
28
441
784
588
31
28
27
784
729
756
32
27
27
729
729
729
33
27
28
729
784
756
34
27
27
729
729
729
Jumlah
866
935
23.108
25.795
24.463
Dari tabel di atas diketahui
X = 894
Y
= 935
72
X 2 = 23.308
Y 2 = 25.795
XY = 24.465
N = 34
Kemudian masukkan rumus:
N XY
r
xy
N X
2
( X )( Y )
2
( X ) }{N Y 2
34 24.465
34 23.308
894
( Y )2}
894 935
2
34 25.795
935
2
831.810 835.890
792.472 799.236 877.030
874.225
4.080
6.764 2.805
4.080
18.973.020
4.080
4.355,803026
0,936681474
0,937
Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemudian dikorelasikan
dengan rtabel. Nilai rtabel untuk sampel 34 dan taraf signifikan 1% adalah 0,436
. Jika rhitung
rhitung
rtabel, berarti ada pengaruh positif antara variabel X dan Y. Jika
maka dikatakan bahwa antara variabel X dan Y tidak ada pengaruh
sama sekali. Jika rhitung
rtabel, maka pengaruh bersifat negatif. Adapun
variabel X dalam penelitian ini adalah kompetensi sosial guru, sedangkan
73
variabel Y adalah sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti
Tegalrejo Magelang tahun 2011.
Dari hasil perhitungan korelasi product moment tersebut menghasilkan
rhitung sebesar 0,937. Langkah selanjutnya adalah mengonsultasikan rhitung
dengan rtabel. Harga rtabel untuk jumlah responden 34 dan taraf signifikan 1%
adalah 0,436.
Dari uraian di atas terlihat bahwa harga r xy hitung lebih besar dari rxy
tabel pada taraf signifikan 1%. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi
sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah
Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011. Dengan demikian hipotesis yang
berbunyi “maka ada pengaruh yang positif antara kompetensi sosial guru
terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti
Tegalrejo Magelang tahun 2011” dapat diterima.
C. Pembahasan
1. Kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo
Magelang tahun 2011
Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa
katagori variabel kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti
Tegalrejo Magelang tahun 2011, berturut-turut adalah baik (62%) terletak
pada interval 27-29 dengan responden sejumlah 21 orang, cukup (20%)
74
terletak pada interval 24-26 dengan jumlah responden 7 orang dan kurang
(18%) terletak pada interval 21-23 dengan responden sejumlah 6 orang.
Dari uraian di atas tentang
prosentase masing-masing katagori,
terlihat bahwa mayoritas responden berada dalam katagori baik yakni
sebanyak
21 responden (62%) terletak pada interval 27-29. Dengan
demikian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kompetensi sosial guru
di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011 berada
dalam kategori baik.
Kategori baik untuk
kompetensi sosial guru di Madrasah
Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011, menurut penulis sudah
sesuai karena dari hasil penelitian yang penulis lakukan diperoleh
jawaban kompetensi sosial guru yang di peroleh dari hasil jawaban siswa
yang sesuai dengan realita yang ada. Hal ini sangat wajar, karena faktor
kepribadian guru yang didukung oleh lingkungan masyarakat dan di
sekolah yang terbiasa dihargai, dihormati sebagai manusia sosial yang
bermartabat, sehingga masing-masing guru selalu memiliki kecerdasan
sosial secara alamiah. Faktor lain guru telah memiliki jatidirinya.
2. Sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegarejo
Magelang tahun 2011
Mengetahui kategori sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah
Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011, berturut-turut adalah
baik (59%) terletak pada interval 28-29 dengan responden sejumlah 10
orang, cukup (29%) terletak pada interval 26-27 dengan jumlah responden
75
4 orang dan kurang (12%) reletak pada interval 24-25 dengan responden
sejumlah 9 orang.
Dari uraian di atas tentang
prosentase masing-masing kategori,
terlihat bahwa mayoritas responden berada dalam katagori baik yakni
sebanyak 20 responden (59%) terletak pada interval 28-29. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap sosial siswa kelas VIII di
Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun
2011 berada
dalam kategori baik.
Kategori baik untuk sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah
Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011, menurut penulis
sangat wajar, karena siswa menjawab pertanyaan angket
sikap sosial
siswa dengan keadaan yang sebenarnya, dilihat dari faktor lain siswa
mudah menerima segala sesuatu yang ada di lingkungannya, bila guru
lebih banyak menunjukkan sikap sosial akan dilihat dihargai dan ditiru
oleh siswa,
termasuk cara bersosialisasinya.
Maka Siswa akan
mengaplikasikan pengalaman belajar dalam sikap sosial yang baik
berdampingan dengan bimbingan guru di lingkungan sekolahnya.
3. Pengaruh kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di
Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011
Telah ditentukan sebelumnya bahwa nilai koefisien korelasi (r tabel)
hasil perhitungan akan dikonsultasikan dengan r tabel. Jika r xy > rtabel, berarti
hasil perhitungan korelasi antara variabel x dan y bernilai negatif, yaitu
pengaruh kompetensi sosial guru baik sedangkan sikap sosial siswa cukup.
76
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima. Dari analisis
korelasi diketahui sebagai berikut:
a. rxy = 0,937
b. Nilai r product moment dengan responden sejumlah 34 orang dan taraf
signifikansi 5% adalah sama dengan niai r product moment dengan
responden 34 yaitu 0,339.
c. Nilai r product moment dengan responden sejumlah 34 orang dan taraf
signifikansi 1% adalah sama dengan niai r product moment dengan
responden 34 yaitu 0,436.
Penulis kemudian mengkonsultasikan nilai r xy dengan nilai r
pada tabel. Dari hasil konsultasi tersebut terlihat bahwa rhitung. Untuk
taraf signifikansi 5% lebih besar dari rtabel. Maka dari itu hipotesis yang
berbunyi “ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru
terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti
Tegalrejo Magelang tahun 2011” dapat diterima.
Dengan demikian jelaslah bahwa antara kompetensi sosial guru
dan sikap sosial siswa kelas VIII ada hubungannya. Kompetensi sosial
seorang guru dilingkungan sekolah sangat berpengaruh pada sikap
sosial siswa dilingkungannya. Apabila kompetensi sosial guru baik
akan mempengaruhi sikap sosial siswa menjadi baik namun apabila
kompetensi sosial guru tidak baik akan mempengaruhi sikap sosial
siswa juga, terbukti dari hasil penelitian penulis di kelas VIII di
Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011 yang
77
menunjukkan
dalam kategori baik. Jadi ada hubungan yang baik
antara kompetensi sosial guru dengan sikap sosial siswa yang
ditunjukkan dengan adanya pengaruh yang sangat baik dengan r hitung
sebesar 0,937.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang pengaruh
kompetensi sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah
Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011, maka dapat dsimpulkan
sebagai berikut:
1. Bahwa kompetensi sosial guru di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo
Magelang tahun 2011, dalam katagori baik dengan nilai antara 27-29
mencapai prosentase 62% terdapat 21 siswa, katagori cukup dengan nilai
antara 24-26 mencapai prosentase 20% terdapat 7 siswa dan katagori
kurang dengan nilai antara 21-23 mencapai prosentase 18% terdapat 6
siswa.
2. Kemudian sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti
Tegalrejo Magelang tahun 2011, dalam katagori baik dengan nilai antara
28-29 mencapai prosentase 59% terdapat 20 siswa, katagori cukup dengan
nilai antara 26-27 mencapai prosentase 29% terdapat 10 siswa dan
katagori kurang dengan nilai antara 24-25 mencapai prosentase 12%
terdapat 4 siswa.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru
(variabel X) terdapat sikap sosial siswa kelas VIII (variabel Y) di
Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011.
78
79
Dari hasil penelitian yang telah dianalisis dengan teknik statistik
diperoleh hasil akhir yaitu 0,937 > 0,436 untuk taraf signifikan 1% yang
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial
guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti
Tegalrejo Magelang.
B. Saran
Dengan melihat hasil penelitian yang adanya pengaruh kompetensi
sosial guru terhadap sikap sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah
Yakti Tegalrejo Magelang tahun 2011. Maka penulis akan memberikan
sumbangan pemikiran berupa saran-saran sebagai berikut:
1. Guru
Agar semua guru memiliki kompetensi sosial yang baik dan
mampu menjadi teladan bagi siswanya.
2. Siswa
Agar siswa mempertahankan sikap sosialnya yang baik dan ada
upaya terus meningkatkan sikap sosial yang baik sebagai aplikasi hasil
dari belajar.
3. Sekolah
Agar Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo mempertahankan
kompetensi sosial gurunya dan sikap sosial siswanya yang sudah baik,
sehingga
akan
ada
upaya
meningkatkan
kebaikan
berinteraksi
dilingkungan madrasah serta mempengaruhi kenyamanan belajar siswa.
80
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rukminto Isbandi. 1994. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan
Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ahmadi, Abu. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ahmadi, Wahid. 2004. Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern. Solo:
Era Intermedia.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
PT Intermasa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitan suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asmani, Jamal Ma‟mur. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan
Profesional. Yogyakarta: Power Book (IHDINA).
Fitri Zaenal Agus, Agus Maimun. 2010. Madrasah Unggulan Lembaga
Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif. Malang: UIN-Maliki Press.
Gajali Imam, Umiarso. 2010. Manajeman Mutu Sekolah. Yogyakarta: IRCiSoD.
Halim, M. Nipan Abdul. 2000. Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji.
Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Kunandar. 2011. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pres.
Munir, Abdullah. 2006. Spiritual Teaching. Yogyakarta: PT Insan Madani.
Nata Abuddin, Hasan Ali. 1995. Modul Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jendral
Pembinaan Kelembagaan Islam.
Panduan UKL STAIN Salatiga 2011.
Poerwadarminta. 1982. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Raflis Kosasi, Soetjipto. 1999. Profesi Keguruan. Jakarta: Balai Pustaka.
Rusli, Nasrun. 1996. Modul Aqidah Akhlak I. Jakarta: Derektorat Jendral
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama Islam.
81
Salamullah, M Alaika. 2008. Akhlak Hubungan Horisontal. Yogyakarta: PT
Pustaka Insan Madani.
Samana. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kamsius.
Sudiro, Sumarkoco. 1990. Masalah-masalah Pokok Kedewasaan dalam
Masyarakat Moderen. Jakarta: Pustaka Kartini.
Sugiono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
Tim Derektorat Jendral. 2001. Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam.
Tim Pengelola MKDK. 1997. Profesi Kependidikan. Semarang: Fakultas Ilmu
Pendidikan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Bandung: Citra Umbara.
Walgito, Bimo. 1994. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset.
82
ANGKET PENELITIAN
NAMA
:
KELAS
:
I. PETUNJUK PENGISIAN
1. Angket ini ditunjukan kepada siswa Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo
Magelang kelas VIII.
2. Di mohon kepada siswa untuk mengisi (jawaban), benar-benar sesuai
dengan keadaan dirinya.
3. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan cara memberi tanda silang
(X) pada salah satu jawaban (a, b, dan c).
II. DAFTAR PERTANYAAN
A. Kompetensi Sosial Guru:
1. Ketika anda mengalami kesulitan belajar, apakah guru anda
membantunya?
a. Ya, selalu membantunya
b. Kadang-kadang membantunya
c. Tidak pernah membantunya
2. Ketika bertemu dengan guru anda, apakah guru anda
menyapa
duluan?
a. Ya, selalu menyapa
b. Kadang-kadang menyapanya
c. Tidak pernah sama sekali
3. Menurut anda, apakah para guru mentaati peraturan kepala sekolah?
a. Ya, selalu mentaati
b. Kadang-kadang mentaati
c. Tidak pernah sama sekali
83
4. Pada saat pembeajaran berlangsung, kepala sekolah mengadakan
rapat,apakah guru anda menghadirinya?
a. Ya, menghadirinya
b. Kadang-kadang menghadirinya
c. Tidak pernah sama sekali
5. Setahu anda, apakah guru anda sering melakukan diskusi kecil terkait
dengan pendidikan?
a. Ya, selalu berdiskusi
b. kadang-kadang berdiskusi
c. Tidak pernah
6. Setahu anda, apakah ada solidaritas guru anda menjenguk rekan guru
yang sakit?
a. Ya, selalu menjenguk
b. Kadang-kadang menjenguk
c. Tidak pernah
7. Disaat anda masuk bimbingan BP, apakah guru anda menghadirkan
wali murid?
a. Ya, selalu menghadirkan
b. Kadang-kadang menghadirkan
c. Tidak pernah
8. Ketika ada wali murid yang komplen terhadap guru anda, apakah guru
anda menanggapinya?
a. Ya, ditanggapi dengan penjelasan
b. Kadang-kadang
c. Tidak menghiraukan
9. Ketika ada kegiatan idul adha, apakah guru anda ikut membagikan
daging kurban ke masyarakat sekitar?
a. Ya, selalu mengikuti
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
84
10. Ketika memperingti hari Isro‟ Mi‟roj, apakah guru anda melibatkan
kyai setempat sebagai penceramah?
a. Ya, selalu melibatkan
b. Kadang-kadang melibatkan
c. Tidak pernah sama sekali
B. Sikap Sosial Siswa:
1. Pada saat teman anda mengalami kesulitan, apakah anda mau
menolongnya?
a. Ya, selalu menolongnya
b. Kadang-kadang menolongnya
c. Tidak pernah menolongnya
2. Pada saat pembelajaran ada teman anda tidak membawa pena, apakah anda
mau meminjaminya?
a. Ya, akan meminjaminya
b. Kadang-kadang meminjami
c. Diam saja
3. Mendengarkan pelajaran merupakan salah satu bentuk menghormati guru,
apakah anda melakukan yang demikian?
a. Ya, selalu bersikap baik
b. Kadang-kadang baik
c. Tidak pernah bersikap baik
4. Masuk kelas tepat waktu merupakan salah satu bentuk mentaati peraturan
sekolah, apakah anda melakukannya?
a. Ya, selalu tepat waktu
b. Kadang-kadang tepat waktu
c. tidak pernah tepat waktu
5. ketika hendak masuk ke dalam kelas, apakah anda mengucapkan salam
terlebih dahulu?
a. Selalu mengucap salam
b. Kadang-kadang mengucap salam
c. Tidak pernah mengucap salam
85
6. Ketika ada kegiatan di sekolah, apakah anda ikut serta dalam kegiatan
tersebut?
a. Ya, selalu aktif
b. Kadang-kadang aktif
c.
Tidak aktif sama sekali
7. Bagaimana cara anda menunjukkan bahasa anda berlaku sopan pada
temanmu?
a. Memanggil dengan kata panggil yang di sukai
b. Memanggil langsung menyebut namanya
c. setiap bertemu mengangukan badan
8. Bagaimana jawaban anda jika ada teman yang menyapa dengan ramah?
a. Ya, di jawab dengan ramah
b. Kadang-kadang menjawab
c. Tidak pernah menjawab
9. Apabila teman anda meminta nasehat, apakah anda memberikan?
a. Ya, selalu memberikan nasehat
b. Kadang-kadang memberi nasehat
c. Tidak pernah memberi nasehat
10. Apabila ada teman menyapa dengan salam, apakah anda menjawabnya?
a. Ya, selalu menjawab salam
b. Kadang-kadang menjawab salam
c. Tidak pernah menjawab salam
86
DAFTAR NILAI SKK
Nama: Yuni Riyati
NIM : 11107102
No
Nama Kegiatan
Jurusan/Progdi: Tarbiyah/PAI
PA
: Dra. Sri Suparwi
Tanggal Pelaksanaan
Jabatan
Nilai
1.
OSPEK
31 Agustus 2007
Peserta
3
2.
Diskusi Ramadhan dan Buka
26 September 2007
Peserta
2
24 September 2007
Peserta
2
Bersama HMJ Tarbiyah
”Islamisasi ilmu Pengetahuan”.
3.
“Sarasehan Bela Negara dan Buka
Bersama” ”Memelihara Keutuhan
Bangsa dari Ancaman Disintegrasi
dan Sektarianisme Agama”.
4.
Bedah buku “Buktikan Cintamu”.
22 Maret 2008
Peserta
2
5.
Seminar nasional “Kepemimpinan
23 April 2008
Peserta
6
Demokrasi dan Politik Pendidikan
untuk Kesejahteraan Rakyat”.
6.
PUBLIK HEARING 1
17 September 2008
Peserta
2
7.
Seminar Nasional dan Sarasehan
17 Oktober 2008
Peserta
6
Gubenur JATENG
“Memperdayakan Ekonomi
Syari‟ah di Jawa Tengah”.
8.
MAPABA PMII 2008
17 Nopember 2008
Peserta
3
9.
Bimbingan Baca Tulis Al-qur‟an.
18 Nopember 2008
Peserta
3
10.
Seminar dan Silaturrahim Nasional
16 Desember 2008
Peserta
6
24 Januari 2009
Peserta
6
Forum Mahasiswa Syari‟ah seIndonesia.
11.
Seminar Nasional: Pemberontakan
Perempuan ”Kajian Gender dalam
87
Persepektif Islam, Demokrasi dan
Budaya”.
12.
Kuliah umum dan dialog
10 Pebruari 2009
Peserta
3
14 Pebruari 2009
Peserta
4
25 Maret 2009
Peserta
3
22 April 2009
Peserta
6
“Perkembangan kerja sama
ASEAN bersama derektorat Jendral
kerja sama asean departemen luar
negeri Republik Indonesia”.
13.
Kursus Pembina Pramuka Mahir
Tingkat Dasar (KMD) Kwartir
Cabang Kota Salatiga Tahun 2009.
14.
Seminar Pembiayaan Pendidikan
Kota Salatiga “Efektifitas dalam
Mengaplikasikan Anggaran
Pendidikan dari APBD Kota
Salatiga”.
15.
Seminar Nasional “Demokrasi,
Kepemimpinan Nasional dan Masa
Depan Indonesia”.
16.
Pra DM KAMMI
7 September 2009
Peserta
3
17.
Sarasehan Pendidikan Keagamaan
9 September 2009
Peserta
3
14 September 2009
Peserta
3
12 November 2009
Peserta
2
„Peran Pendidikan Keagamaan
dalam Meningkatkan Spiritualitas,
Intelektual dan Moralitas Bangsa”.
18.
Sarasehan Keagamaan
“Optimalisasi Peran Badan Amil
Zakat (BAS) dalam Pengelolaan
akat sebagian Upaya Pengetasan
Kemiskinan”.
19.
Bedah buku “Perjalanan Panjang
Mengapai Imam”.
88
20.
Seminar Kebangsaan
2 Desember 2009
Peserta
3
3 Desember 2009
Peserta
4
24 April 2010
Peserta
2
20 Agustus 2010
Peserta
3
28 Pebruari 2011
Peserta
3
“Memperkokoh Kepeloporan
Mahasiswa dalam Pembangunan
Menuju Kejayaan Indonesia di
Pentas Global”.
21.
Seminar regional “Modernisasi
Pendidikan Islam Berbasis IPTEK”.
22.
Bedah buku “Jalan Cinta Para
Pejuang”.
23.
Praktikum Metodologi
Pembelajaran Agama Islam.
24.
Praktikum Pelatihan Ilaik.
Jumlah
83
Salatiga, 26 Oktober 2011
89
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama
: Yuni Riyati
Tempat/Tanggal lahir : Magelang, 6 Juni 1987
NIM
: 11107102
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Warga Negara
: Indonesia
Alamat
: Surodadi 1 Candimulyo Magelang
Riwayat Pendidikan:
1. SD N SURODADI
2. MTs YAKTI TEGALREJO
3. MAN 2 MAGELANG
Download