BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran atau Marketing adalah suatu konsep untuk memenangkan pasar dengan cara mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, menentukan pasar sasaran mana yang dapat ditangani dengan sebaik-baiknya serta merancang produk atau jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar. Tujuan utama dari pembuatan sebuah produk perusahaan pada umumnya adalah untuk dipasarkan, namun pada umumnya pelaksanaan proses produksi harus bersumber pada penjualan produk perusahaan untuk meningkatkan hasil penjualan. Untuk memberi gambaran yang jelas mengenai pengertian pemasaran, maka penulis mengemukakan pendapat dari beberapa para ahli, antara lain: Menurut Kotler dan Keller (2009:5) : Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara besar mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Saladin (2007:1) : Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mecapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. 12 13 Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa pemasaran merupakan aktifitas yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan manusia melalui proses pertukaran serta aktivitas pemasaran tersebut merupakan suatu kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem, dimana aktifitas yang dimaksud adalah menciptakan, menawarkan, dan melakukan pertukaran dari nilai produk tersebut dengan pihak lain. 2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Berikut adalah definisi manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:5) : Manajemen pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Menurut Enis yang dikutip oleh Alma (2007:130) : Manajemen Pemasaran adalah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivias dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan. Menurut kedua definisi diatas manajemen pemasaran dideskripsikan sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran untuk menjalankan tugas-tugas untuk mencapai perubahan yang diinginkan dengan pasar sasaran, dimana membutuhkan proses analisis, perencanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian dari produk, harga, dan distribusi untuk menciptakan pertukaran dan mencapai tujuan perusahaan. 14 2.1.3 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Di dalam ruang lingkup pemasaran terdapat apa yang dinamakan Bauran Pemasaran (Marketing Mix). Bauran Pemasaran merupakan serangkaian variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Untuk lebih jelasnya dikemukakan definisi bauran pemasaran dari beberapa para ahli, antara lain : Menurut Alma (2007:205) : Marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan. Menurut Kotler dan Keller (2009:18) : Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel inti yakni produk, harga, distribusi, dan promosi yang dirancang untuk mencapai sasaran pemasaran perusahaan sehingga menghasilkan suatu program pemasaran yang efektif. Menurut Kotler (2005:17-18), bauran pemasaran terdiri dari : 1. Product (Produk) Produk merupakan kombinasi penawaran barang dan jasa perusahaan kepada pasar, yang mencakup antara lain : kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk. 2. Price (Harga) Harga adalah sejumlah uang yang harus pelanggan bayar untuk produk tertentu. 15 3. Place (Tempat) Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. 4. Promotion (Promosi) Meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya ke pasar sasaran. 2.2 Promosi 2.2.1 Pengertian Promosi Promosi merupakan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, merubah sikap, menyukai, yakin kemudian akhirnya membeli dan mengingat akan produk tersebut. Selain itu promosi juga dilakukan untuk menjalin komunikasi yang baik antara perusahaan dengan konsumennya. Promosi merupakan salah satu komponen dalam bauran pemasaran yang bekerja sama dengan komponen lainnya untuk mencapai volume penjualan yang maksimal. Melalui promosi, perusahaan berkomunikasi dengan konsumennya mengenai produk-produk yang dihasilkannya dan menginformasikan bagaimana produk tersebut dapat digunakan. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian promosi, penulis akan meguraikan beberapa pendapat, sebagai berikut : Menurut Alma (2007:179) : Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. 16 Menurut Tjiptono (2008:221) : Promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Menurut Saladin (2007:123) : Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Dari definisi-definisi di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa promosi adalah salah satu cara berkomunikasi dalam pemasaran yang digunakan perusahaan kepada para calon pembeli yang bertujuan untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan kembali tentang produk (barang atau jasa) perusahaan tersebut sehingga dapat mempengaruhi sikap mereka. 2.2.2 Bauran Promosi Dalam era pemasaran modern saat ini, perusahaan tidak hanya bertanggung jawab menciptakan produk yang baik dan menarik, menetapkan harga jual yang tepat dan bersaing dengan perusahaan lain dan menciptakan saluran distribusi seluas mungkin. Akan tetapi, untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain dan produknya dapat lebih dikenal oleh masyarakat maka perusahaan harus melakukan kegiatan promosi. Alasan lainnya yaitu agar terjalin komunikasi antara produsen dengan pelanggannya melalui produk yang dihasilkannya. 17 Bauran promosi menurut Kotler dan Keller (2009:174), Marketing Communication Mix yang lebih dikenal dengan istilah Promotion Mix atau bauran promosi yaitu : 1. Iklan, yaitu semua bentuk terbayar dari persentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas. Bentuk yang paling dikenal oleh masyarakat adalah melalui media elektronik dan media cetak. 2. Promosi penjualan, yaitu berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan pembelian poduk atau jasa. Bentuknya seperti undian, hadiah, sampel, dll. 3. Acara dan pengalaman, yaitu kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu. Bentuknya seperti festival, seni, hiburan, acara amal, dll 4. Hubungan Masyarakat dan publisitas, yaitu beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya. Bentuknya seperti pidato, seminar, donasi amal, dll. 5. Pemasaran langsung, yaitu penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail, atau internet untuk bnerkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu. 6. Pemasaran interaktif, yaitu kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung dengan atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa. 7. Pemasaran dari mulut ke mulut, yaitu komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antarmasyarakat yang berhubungan dengan keunggulan dan pengalaman membeli atau menggunakan produk dan jasa. Bentuknya seperti orang ke orang atau chatroom. 8. Penjualan personal, yaitu interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab 18 pertanyaan, atau pengadaan pesan. Bentuknya seperti persentasi penjualan, rapat penjualan, dll. 2.3 Periklanan (Advertising) 2.3.1 Pengertian Periklanan Periklanan adalah salah satu unsur dari bauran promosi yang penting dipergunakan perusahaan dalam berkomunikasi dengan masyarakat yang menjadi target marketnya. Periklanan pada masa kini sangat banyak dipergunakan oleh perusahaan dalam menginformasikan produknya. Bahkan banyak perusahaan yang tidak ragu-ragu mengeluarkan budget yang besar dalam membuat periklanan yang baik dan diterima oleh masyarakat guna menciptakan niat beli konsumen. Untuk memberi gambaran yang jelas mengenai pengertian periklanan, maka penulis mengemukakan pendapat dari beberapa para ahli, antara lain: Menurut Kotler dan Keller (2009 : 202) : Periklanan adalah semua bentuk terbayar atas persentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas. Menurut Tjiptono (2008:226) : Periklanan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa periklanan merupakan pesan yang disampaikan produsen kepada konsumen, yang bertujuan untuk membujuk maupun ataupun mempengaruhi konsumen agar membeli atau menggunakan produk yang ditawarkan perusahaan. 19 Manfaat terbesar dari periklanan adalah membawa pesan yang disampaikan produsen kepada konsumen. Iklan tidak dapat menjangkau jarak berbagai daerah yang jauh secara fisik, namun diatasi dengan menggunakan media. 2. 3. 2 Sifat Periklanan Menurut Tjiptono (2008:226), periklanan memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1. Public presentation (Tampilan publik) Iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan. 2. Pervasiveness (Pemantapan) Pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi. 3. Amplified Expressiveness (Ekspresi yang memperkuat) Iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak. 4. Impersonalisasi Iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk memperhatikan menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang monolog (satu arah). dan 20 2.3.3 Pengklasifikasian Iklan Para pemasar harus memahami berbagai jenis iklan yang ada. Oleh karena itu, jenis iklan yang digunakan haruslah disesuaikan dengan sasaran-sasaran perusahaan dalam program iklannya. Menurut Tjiptono (2008:227), iklan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai aspek, diantaranya dari aspek isi pesan, tujuan, dan pemilik pesan, diuraikan sebagai berikut: 1. Dari aspek isi pesan a. Product advertising (Periklanan produk), yaitu iklan produk yang berisi informasi produk (barang dan jasa) suatu perusahaan. Ada dua jenis iklan yang termasuk dalam kategori ini, yaitu: - Direct-action advertising (Reaksi langsung terhadap iklan), yaitu iklan produk yang didesain sedemikian rupa untuk mendorong tanggapan segera dari khalayak atau pemirsa. - Indirect-action advertising (Reaksi tidak langsung terhadap iklan), yaitu iklan yang didesain untuk menumbuhkan permintaan dalam jangka panjang. b. Institutional Advertising (Periklanan kelembagaan), yaitu iklan yang didesain untuk memberi informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun goodwill serta image yang positif bagi organisasi. Institutional advertising terdiri atas: - Patronage advertising, yaitu iklan yang menginformasikan usaha bisnis pemilik iklan. - Iklan layanan masyarakat (public service advertising), yakni iklan yang menunjukan bahwa pemilik iklan adalah warga yang baik, karena memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan iklan layanan masyarakat memiliki ciri-ciri antara lain non-komersial, tidak 21 bersifat keagamaan, non-politik, berwawasan nasional, dapat diterima seluruh lapisan masyarakat, dan mempunyai dampak serta kepentingan yang tinggi. 2. Dari aspek tujuan a. Pioneering advertising (Periklanan pelopor), yaitu iklan yang berupaya menciptakan permintaan awal (primary demand), misalnya iklan permen untuk senam wajah (Sebelumnya belum terpikirkan bagi sebagian besar masyarakat untuk melakukan senam wajah melalui makan permen). b. Competitive advertising (Periklanan kompetitif), yaitu iklan yang berupaya mengembangkan pilihan pada merek tertentu. Ada suatu bentuk iklan yang secara terang-terangan menunjukan kelebihan atau keunggulan produk merek tertentu dibandingkan produk merek lain (merek pesaing). Bentuk iklan seperti ini biasa disebut comparative advertising. c. Reminder advertising (Iklan pengingat), yaitu iklan yang berupaya melekatkan nama atau merek produk tertentu di benak khalayak. Reinforcement advertising merupakan suatu bentuk reminder advertising yang meyakinkan atau memantapkan pilihan pembeli. 3. Dari aspek pemilik iklan Ada dua jenis iklan berdasarkan aspek pemilik iklan, yaitu: a. Vertical cooperative advertising (Periklanan kooperatif vertikal), yaitu iklan bersama anggota saluran distribusi, misalnya di antara para produsen, pedagang grosir, agen, dan pengecer. b. Horizontal cooperative advertising (Periklanan kooperatif horizontal), yaitu iklan bersama dari beberapa perusahaan sejenis. 22 2.3.4 Langkah-langkah dalam Keputusan Periklanan Dalam mengembangkan program periklanan perencana/perancang iklan harus mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif beli. Program periklanan harus dirancang secermat mungkin baik dalam keorganisasiannya maupun keputusan-keputusan utama dalam pengelolaannya, kemudian membuat lima keputusan utama dalam pembuatan program periklanan. Menurut Kotler dan Keller (2009:202) lima keputusan utama tersebut dikenal dengan lima M yaitu : 1. Menetapkan tujuan dan sasaran periklanan (mission) 2. Menetapkan anggaran periklanan (money) 3. Menetapkan pesan yang akan disampaikan (message) 4. Menetapkan media yang harus digunakan (media) 5. Melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai (measurement) Dengan melakukan lima langkah tersebut diharapkan pelaksanaan periklanan dapat berjalan dengan baik. 2.3.4.1 Menentukan Tujuan Periklanan Langkah pertama yang harus dilewati dalam program periklanan adalah menentukan tujuan periklanan. Menurut Kotler dan Keller (2009:203) tujuan periklanan dapat digolongkan menjadi : 1. Iklan Informatif Bertujuan menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan tentang produk atau fitur baru produk yang ada. 2. Iklan Persuasif Bertujuan menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian produk atau jasa. 23 3. Iklan Pengingat Bertujuan menstimulasikan pembelian berulang produk dan jasa. 4. Iklan penguat Bertujuan meyakinkan pembeli saat ini bahwa mereka melakukan pilihan tepat. Tujuan periklanan merupakan kelanjutan dari keputusan perusahaan, sebelumnya tentang pasar sasaran, positioning, dan bauran pemasaran. Selain itu, tujuan periklanan harus didasarkan pada analisa mendalam situasi pasar terkini. Jika produknya sudah masuk tahap kedewasaan, perusahaan juga pemimpin pasar, tapi penggunaan mereknya masih rendah, maka tujuan yang lebih tepat adalah mendorong penggunaan lebih besar lagi. Namun jika kategori produk masih baru, perusahaan bukan pemimpin pasar, tetapi mereknya lebih unggul dari pemimpin pasar, sebaliknya tujuan pemasar adalah meyakinkan pasar akan keunggulan merek. 2.3.4.2 Memutuskan Anggaran Periklanan Sesuai dengan tujuan dari periklanan yaitu untuk meluaskan penjualan perusahaan maka diperlukan biaya untuk mencapai hal tersebut. Agar dana yang tersedia tidak dipakai secara berlebihan maka perusahaan perlu menetapkan anggaran untuk kegiatan ini. Penetapan anggaran ini bergantung pada besarnya tingkat pengembalian dari kegiatan periklanan ini dan tidak dapat dipungkiri penetapan anggaran juga dipengaruhi oleh dana yang tersedia. Menurut Kotler dan Keller (2009:203), ada beberapa faktor pertimbangan dalam menetapkan anggaran periklanan, yaitu: a. Tahap dalam siklus hidup produk Pada tahap perkenalan produk baru, diperlukan promosi secara gencar sehingga diperlukan angggaran yang cukup besar untuk menciptakan kesadaran dan membuat pelanggan mencoba produk. 24 b. Pangsa pasar dan basis konsumen Untuk membangun pangsa dengan meningkatkan pasar diperlukan pengeluaran anggaran iklan yang besar. Sebaliknya, merek dengan pangsa pasar yang tinggi biasanya memerlukan pengeluaran iklan yang lebih sedikit sebagai persentase penjualan untuk mempertahankan pangsa. c. Persaingan dan kerumunan Artinya bagaimana melakukan periklanan yang gencar terhadap pasar yang telah diterobos oleh pesaing dan sekelompok pesaing yang tidak begitu terkenal. d. Frekuensi iklan Artinya berapa kali periklanan itu dilakukan, sangat menentukan pula besar kecilnya anggaran periklanan. e. Penggantian produk Artinya besar kecilnya anggaran periklanan harus dipertimbangkan kemudahan dan melekatnya citra suatu produk di hari konsumen dan bisa diganti dengan produk lain. 2.3.4.3 Menetapkan Pesan yang akan Disampaikan Keputusan memilih pesan periklanan yang digunakan biasanya dipengaruhi oleh beberapa hal termasuk tema, teknik atau cara, serta sasaran yang akan dituju. Tema periklanan itu sendiri harus singkat, jelas, mudah dipahami, serta tepat sasaran. Idealnya suatu pesan harus mandapat perhatian, menarik, membangkitkan keinginan dan menghasilkan tindakan. Menurut Saladin (2007:130) ada lima masalah dalam menyusun pesan, yaitu : 25 Isi pesan, dimana komunikator harus memperhitungkan apa yang harus disampaikan kepada khalayak sasaran supaya mendapat tanggapan yang diinginkan. Format pesan, yaitu format yang berisikan pokok berita, kalimat-kalimat, ilustrasi, dan warnanya. Sumber pesan, dimana pesan-pesan yang akan disampaikan lebih persuasif sifatnya dan dapat dipercaya. Perencanaan pesan, yaitu menciptakan beberapa alternatif pesan, memilih yang terbaik. Evaluasi dan seleksi pesan, yaitu mengevaluasi dan menyeleksi kualitas appeal yang menyehatkan. Dalam hal ini tentang tema dan appeal periklanan. 2.3.4.4 Memilih Media Periklanan Pemilihan media (media selection) adalah proses menemukan media yang paling efektif biaya untuk menghantarkan jumlah dan jenis paparan yang diinginkan kepada pemirsa sasaran. Kotler dan Keller (2009:209) Ada beberapa langkah dalam menentukan media menurut Saladin (2007:132) yaitu : a. Menentukan jangkauan, frekuensi, dan dampak iklan Jangkauan merupakan presentase dari target atau audience dapat melihat paparan iklan. Frekuensi iklan yang dimaksud adalah berapa kali iklan dipaparkan kepada target. Sedangkan dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu media pada saat iklan tersebut dipaparkan. 26 b. Pemilihan media Setiap media mempunyai kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu, perencana media harus memperhatikan faktor-faktor seperti kebiasaan media yang disenangi khalayak atau masyarakat, produk, dan dan pesan. c. Memilih wahana media khusus Perusahaan harus memilih media yang memakai biaya yang paling efektif. d. Menentukan saat pemakaian media Yaitu menentukan jangka waktu pemasangan (kapan dan berapa lama iklan tersebut dipasang). Tabel 2.1 Profil Jenis-jenis Media utama Media Surat Kabar Televisi Pengeposan langsung Radio Majalah Keunggulan Fleksibilitas, ketepatan waktu, cakupan pasar lokal yang baik; penerimaan luas; tingkat kepercayaan tinggi Menggabungkan pandangan, suara, dan gerakan; menarik panca indra; perhatian tinggi; jangkauan tinggi Selektivitas pemirsa; fleksibilitas; tidak ada persaingan iklan dalam media yang sama, personalisasi Penggunaan massal; selektivitas geografis dan demografis tinggi; biaya rendah Selektivitas geografis Keterbatasan Umur pendek; kualitas memproduksi buruk pemirsa yang meneruskan (passalong) sedikit Biaya absolut tinggi, kerumunan tinggi; paparan singkat, selektivitas pemirsa kurang Biaya relatif tinggi, citra “surat sampah” Hanya persentasi audio, perhatian lebih rendah daripada televisi; struktur peringkat tidak terstandarisasi; paparan singkat dan Waktu tunggu/jeda iklan 27 demografis tinggi; kualitas reproduksi tinggi; umur panjang; tingkat pembaca yang meneruskan yang baik Luar ruang Fleksibilitas; paparan ulang tinggi; biaya rendah; persaingan rendah Yellow pages Cakupan lokal yang sangat baik; tingkat kepercayaan tinggi jangkauan luas; biaya rendah Brosur Fleksibilitas; kendali penuh; dapat mendramatisasikan pesan Telepon Banyak pengguna; peluang untuk memberikan sentuhan pribadi Internet Selektivitas tinggi; kemungkinan interaktif; biaya relatif rendah Sumber : Kotler dan Keller (2009:211) yang lama, ada sirkulasi buangan; tidak ada jaminan posisi Selektivitas pemirsa terbatas; keterbatasan kreatif Persaingan tinggi; waktu tunggu/jeda iklan yang panjang; keterbatasan kreatif Kelebihan produksi dapat menyebabkan biaya melambung tinggi Biaya relatif tinggi; kecuali menggunakan sukarelawan Media relatif dengan jumlah pengguna yang rendah dibeberapa negara Perencana media harus mengetahui kapasitas jenis media iklan utama dalam menghantarkan jangkauan, frekuensi, dan dampak. Menurut Kotler dan Keller (2009:210), terdapat empat variabel yang harus dipertimbangkan oleh perencana media dalam berbagai kategori media, yaitu : Kebiasaan pemirsa media sasaran. Misalnya radio dan televisi adalah media yang paling efektif dalam menjangkau remaja Karakteristik produk. Berbagai jenis media mempunyai potensi berbeda untuk demonstrasi, visualisasi, penjelasan, tingkat kepercayaan, dan warna. Misalnya, gaun wanita paling baik ditampilkan dalam majalah berwarna, sedangkan produk teknologi tinggi memerlukan persentasi dinamis seperti kamera atau telepon selular paling baik ditampilkan ditelevisi. 28 Karakteristik pesan. Batas waktu dan kandungan informasi akan mempengaruhi pilihan media. Pesan yang mengumumkan obral besar esok hari memerlukan radio, TV, dan surat kabar. Pesan yang berisi banyak data teknis akan memerlukan majalah dan surat kabar khusus. Biaya. Biaya iklan televisi sangatlah mahal, sedangkan iklan surat kabar lebih murah, yang diperhitungkan adalah biaya tiap seribu paparan. 2.3.4.5 Mengevaluasi Efektivitas Iklan Berhasilnya suatu iklan sangat bergantung pada daya tarik atau kemampuannya untuk menarik calon pembeli. Bentuknya harus menarik sehingga pembeli akan merasa membutuhkan kemudian akan memiliki niat dan membeli produk atau jasa tersebut. Sangatlah sulit untuk mengukur efektivitas periklanan yang dilakukan oleh perusahaan. Evaluasi program periklanan dapat digunakan oleh perusahaan untuk menentukan besarnya anggaran periklanan yang dikeluarkan. Menurut Kotler dan Keller (2009:217), metode yang dipakai dalam mengevaluasi efektivitas iklan yaitu : Metode umpan balik, yaitu meminta konsumen menjawab pertanyaanpertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya mengenai periklanan. Uji portofolio, yaitu meminta konsumen melihat dan mendengarkan portofolio iklan, konsumen diminta mengingat semua iklan dan kandungannya, dibantu atau tidak pewawancara. Tingkat ingatan mengindikasikan kemampuan iklan untuk menonjol dan membuat pesannya mudah dipahami dan diingat. Uji laboratorium, yaitu dengan menggunakan peralatan untuk mengukur reaksi fisiologis (detak jantung, tekanan darah, dilatasi pupil, pernafasan) terhadap iklan. Atau konsumen diminta memutar tombol untuk mengindikasikan kesukaan atau minat mereka. 29 2.4 Perilaku Konsumen 2.4.1 Pengertian Perilaku Konsumen Sebelum merencanakan program-program pemasarannya, sebuah perusahaan perlu mengenal konsumen sasarannya dan tipe proses keputusan membeli yang mereka lalui. Di dalam proses pembelian mungkin akan melibatkan baberapa peserta yang memerankan peranan, seperti initiator, influencer, decider, buyer, dan user. Tugas para pemasar adalah mengenal para peserta di dalam proses pembelian produknya dan kadar pengaruh yang mereka berikan terhadap konsumen, memahami tingkah laku tersebut. Definisi Perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2007 : 5) : Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu dan uang) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Menurut Kotler dan Amstrong (2001 : 158) : Perilaku konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, perorangan dan rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi pribadi. Sedangkan Menurut Engel et al. yang dikutip oleh Tjiptono (2008:19): Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut. Dari definisi diatas dapat disimpulkan yaitu perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga, perilaku konsumen menyangkut suatu proses krputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk. 30 2.4.2 Pengertian sikap konsumen Konsumen memiliki berbagai macam sikap terhadap produk, jasa, iklan, penjualan, dan lain-lain. Sikap sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, pengaruh keluarga, dan teman-teman, pemasaran langsung dan media massa. Adapun pengertian sikap konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2007:222), adalah sebagai berikut : Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Sedangkan menurut Saladin dan Oesman (2002:42) : Predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat mengarahkan tingkah laku individu. Ini berarti bahwa sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain atau melalui iklan baik media cetak maupun media elektronik, internet, pemasaran langsung dan juga berbagai promosi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. Sebagai kecenderungan yang dipelajari, sikap memiliki kualitas motivasi yaitu mereka yang mendorong konsumen ke arah perilaku tertentu atau menarik konsumen dari perilaku tertentu. Karakteristik lain dari sikap adalah bahwa sikap yang relatif konsisten dengan perilaku yang dicerminkannya, tetapi walaupun mempunyai konsistensi sikap permanen, sikap dapat berubah. Seperti terlihat pada gambar dibawah mengenai sikap terhadap iklan : 31 Gambar 2.1 Konsepsi Hubungan Berbagai Unsur Pada Model Sikap Terhadap Iklan Sumber : Schiffman dan Kanuk (2007 : 231) 2.4.3 Pembentukan sikap melalui model sikap tiga komponen Berikut adalah penjelasan mengenai pembentukan sikap melalui tiga komponen menurut Schiffman dan Kanuk (2007:225-227) : Komponen pertama dari model sikap tiga komponen adalah kognitif. Kognisi seseorang adalah pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berdasarkan kombinasi pengalaman langsung dengan objek sikap dan informasi yang berkaitan dari berkaitan dari berbagai sumber. 32 Komponen yang kedua adalah afektif, komponen ini merupakan pernyataan emosi atau perasaan mengenai produk atau merek tertentu. Perasaan konsumen ini bisa berupa perasaan senang, bagus atau jelek. Pengalaman yang mengharukan juga dimanifestasi sebagai kedaan yang diliputi emosi (seperti rasa kebahagiaan, kesedihan, rasa malu, kemarahan, keheranan), keadaan emosional dapat meningkatkan atau memperkuat pengalaman positif atau negatif dan bahwa ingatan tentang pengalaman tersebut dapat mempengaruhi apa yang timbul di pikiran dan bagaimana individu bertindak. Konasi merupakan komponen terakhir dari sikap tiga komponen. Komponen ini berhubungan dengan kemungkinan dan kecenderungan bahwa terhadap individu akan melakukan tindakan khusus atau berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap tertentu. komponen konatif sering dianggap sebagai pernyataan maksud dan niat konsumen untuk membeli. Skala maksud pembeli digunakan untuk menilai konsumen untuk membeli suatu produk atau berperilaku menurut cara tertentu. Gambar 2.2 Gambaran Sederhana Model Sikap Tiga Komponen Sumber : Schiffman dan Kanuk (2007:225) 33 2.5 Niat Beli Konsumen Pembelian dapat didorong oleh rasa ketertarikan untuk membeli produk yang diinginkan oleh konsumen. Adapun definisi niat beli menurut Mc.Carthy (2002:298): Dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk membeli barang atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. Menurut Setiadi (2003:298) : Merupakan sesuatu yang mungkin timbul dalam benak konsumen untuk bertindak memenuhi keinginannya akan suatu produk yang ditawarkan perusahaan yang sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dan mungkin dirasakannya. Adapun menurut Berman dan Evans (2000:246-248) timbulnya niat beli konsumen itu disebabkan oleh unsur-unsur yang terdiri dari tiga tahapan, antara lain : Perangsangan (Impulse) Rangsangan merupakan suatu isyarat yang ditujukan untuk mendorong atau menyebabkan seseorang bertindak. Kesadaran (Awarness) Kesadaran merupakan sesuatu yang memasuki pikiran seseorang. Kesadaran dipengaruhi oleh pertimbangan atas barang atau jasa itu sendiri. Pencarian Informasi (Information Searching) Aspek-aspek pencarian informasi terdiri dari enam bagian, yaitu : Informasi intern Bersumber dari pribadi konsumen itu sendiri dalam memilih barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Informasi ekstern 34 Informasi yang diperoleh dari luar pribadi konsumen, seperti iklan (media cetak dan penjualan langsung) dan bersumber sosial (teman, keluarga, ataupun kolega). Memastikan sifat yang khas dari setiap pilihan yang ada Pada tahap ini, konsumen mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan ciri dan sifat dari setiap pilihan. Setelah menentukan pilihannya, maka konsumen memutuskan barang yang kan dibelinya. Pemilihan alternatif Tahap ini dilakukan bila beberapa barang atau jasamerupakan suatu pilihan yang sulit bagi konsumen untuk mengevaluasi alternatif yang tersedia. Pembelian Tahap dimana konsuemen telah menentukan pilihannya dan bertindak membeli barang atau jasa tersebut dengan mengeluarkan sejumlah uang untuk ditukar dengan barang atau jasa yang diperolehnya. Tempat dimana membeli Tempat pembelian merupakan salah satu pertimbangan konsumen ketika akan membeli barang atau jasa. Misalnya, sebuah toko atau penyalur memiliki citra yang baik akan merangsang konsumen untuk berbelanja lebih lanjut, sehingga diharapkan konsumen menjadi terbiasa membeli ditempat yang sama. 2.6 Pengaruh Periklanan Terhadap Niat Beli Konsumen Promosi merupakan salah satu komponen dalam bauran pemasaran yang bekerja sama dengan komponen lainnya untuk mencapai volume penjualan yang maksimal. Promosi merupakan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, merubah sikap, menyukai, yakin kemudian akhirnya membeli dan mengingat akan produk tersebut. Selain 35 itu, promosi juga merupakan konsumennya mengenai cara perusahaan berkomunikasi dengan produk-produk yang dihasilkannya dan menginformasikan bagaimana produk tersebut dapat digunakan. Periklanan merupakan salah satu dari kegiatan promosi yang penting bagi perusahaan untuk membujuk dan menimbulkan niat beli konsumen untuk membeli produknya. Periklanan harus dibuat semenarik mungkin dan memilih media yang paling efektif agar dapat menarik minat konsumen, serta memiliki karakteristik agar para konsumen terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai yang diinginkan perusahaan. Manfaat periklanan yang terbesar adalah membawa pesan yang ingin disampaikan oleh produsen kepada calon konsumennya. Periklanan mengkomunikasikan manfaat yang akan diperoleh konsumen dan berbagai informasi mengenai produk atau jasa tersebut. Iklan yang menarik dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai produk atau jasa tersebut dan menimbulkan niat beli konsumen. Seperti yang terlihat dalam gambar 2.1 yaitu mengenai konsepsi hubungan berbagai unsur pada model sikap terhadap iklan menurut Schiffman dan Kanuk (2007:231) dijelaskan bahwa konsumen membentuk berbagai perasaan (pengaruh) dan pertimbangan (kognisi) sebagai akibat keterbukaan terhadap iklan. Perasaan dan pertimbangan ini pada gilirannya mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan. Akhirnya, sikap konsumen terhadap iklan, dan keyakinan pada merek mempengaruhi sikapnya terhadap merek. Salah satu sikap konsumen terhadap iklan tersebut adalah niat beli konsumen.