BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seorang siswa dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh siswa dan juga dapat berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Keberhasilan belajar anak di sekolah merupakan kebanggaan bagi para orang tua. Orangtua akan merasa senang bila anaknya memperoleh pretasi yang memuaskan. Kenyataannya dalam memperoleh prestasi baik siswa sering mengalami kesulitan belajar salah satunya sulit konsentrasi pada saat belajar. Kemampuan siswa untuk berkonsentrasi penting pada saat belajar maupun dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Secara umum yang dimaksud dengan konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk bisa mencurahkan perhatian dalam waktu yang relatif lama (Firosalia, 2007). Sedangkan anak dikatakan berkonsentrasi pada pelajaran jika dia bisa memusatkan perhatian pada apa yang dipelajari. Dengan berkonsentrasi, anak tidak mudah mengalihkan perhatian pada masalah lain di luar yang dipelajarinya. Semakin banyak informasi yang harus diserap oleh siswa maka kemampuan berkonsentrasi mutlak dimiliki dalam mengikuti proses belajar. 1 Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu objek, misalnya konsentrasi pikiran, perhatian dan sebagainya Djamarah (2008). Dalam belajar diperlukan konsentrasi dalam perwujudan perhatian terpusat pada materi pelajaran dan proses belajar mengajarnya. Sedangkan menurut Deny Hendrata (2007) konsentrasi merupakan sumber kekuatan pikiran akan bekerja berdasarkan daya ingat dan lupa. Pikiran tidak bisa bekerja untuk lupa dan untuk ingat dalam waktu yang bersamaan. Terkadang seseorang mudah melupakan sesuatu hal karena daya konsentrasi terhadap satu hal tersebut mulai berkurang. Sedangkan orang yang mempunyai konsentrasi yang baik maka akan mengingat suatu hal dalam waktu yang cukup lama. Slameto (2003) berpendapat bahwa dalam belajar berkonsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Dari hasil wawancara penulis dengan guru BK dan wali kelas XI IPS 3 mengenai konsentrasi siswa di kelas XI IPS 3 menunjukkan bahwa siswa sangat sulit konsentrasi saat belajar, siswa cenderung mengerjakan tugas asal – asalan, pada saat ulangan maupun tes siswa jarang belajar dan mempersiapkan jauh hari sebelumnya, siswa suka bermain sendiri dan menganggu teman saat dijelaskan di kelas, sebagian besar siswa terlihat kurang antusias mengikuti pelajaran. Untuk memperoleh data awal mengenai konsentrasi belajar, penulis membagikan skala sikap konsentrasi belajar siswa (berdasarkan teori dari Nugroho yang diadaptasi oleh Firosalia, 2007) kepada siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi, yang hasilnya sebagai berikut : 2 Tabel 1.1 Tabel hasil skala konsentrasi belajar di Kelas XI IPS 3 Kategori Skor Frekuensi Prosentase (%) Sangat rendah 1–5 10 34,48% Rendah 6 – 10 11 37,92% Sedang 11 – 15 7 24,16% Tinggi 16 – 20 1 3,44% 29 100% Jumlah Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa 1 (3,44%) siswa mempunyai konsentrasi belajar pada kategori tinggi, 7 (24,16%) siswa mempunyai konsentrasi belajar pada kategori sedang, 11 (37,92%) siswa berada pada konsentrasi belajar kategori rendah serta 10 (34,48%) siswa mempunyai konsentrasi belajar pada kategori rendah. Dari data tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai konsentrasi belajar di kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi. Permasalahan konsentrasi belajar ini tidak hanya menjadi tanggung jawab guru bidang studi tetapi terlebih juga guru pembimbing, yaitu melalui layanan bimbingan dan konseling dengan membantu siswa untuk meningkatkan konsentrasi dalam belajarnya. Layanan bimbingan konseling yang diberikan sekolah meliputi layanan informasi, orientasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, bimbingan kelompok, konseling kelompok dan konseling individu. Dalam memberikan layanan ada yang bersifat pribadi ada juga yang bersifat 3 kelompok. Salah satu layanan BK dalam upaya peningkatan konsentrasi belajar siswa adalah bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok dapat diartikan secara sederhana dan secara mendalam. Secara sederhana, bimbingan kelompok diartikan sebagai bimbingan yang diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah yang sama (Romlah,1989). Pada pengertian secara mendalam, bimbingan kelompok adalah bimbingan yang diberikan kepada sejumlah individu dengan memanfaatkan dinamika kelompok (Amti, 1993). Banyak teknik bimbingan kelompok yang dapat digunakan seperti homeroom, problem solving, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, organisasi siswa, psikodrama, sosiodrama (Romlah, 1989). Penelitian yang dilakukan Jarwi (2010) mengenai “efektivitas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa SMK PGRI 2 Salatiga kelas XE jurusan sekretaris” menghasilkan bahwa layanan bimbingan kelompok efektif secara signifikan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa dengan p = 0,007≤0,050. Sedangkan Firosalia (2007) meneliti tentang meningkatkan teknik konsentrasi belajar siswa kelas X-5 SMA N 1 Salatiga melalui bimbingan kelompok menunjukkan bahwa bimbingan kelompok tidak dapat meningkatkan teknik konsentrasi belajar siswa kelas X-5 karena dalam 7 aspek konsentrasi yang diajukan hanya signifikan terhadap peningkatan konsentrasi belajar dalam mengatasi gangguan pemikiran akibat kejenuhan. 4 Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012”. B. Rumusan Masalah Apakah layanan bimbingan kelompok efektif dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui efektivitas layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi di bidang pendidikan khususnya yang berkaitan dengan peningkatan konsentrasi belajar serta bimbingan kelompok. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan masukan kepada guru BK untuk menciptakan suatu layanan BK untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa dengan bimbingan kelompok. b. Memberikan masukan kepada guru BK untuk mengadakan layanan bimbingan untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa yang lebih tinggi. 5 c. Siswa dapat mengetahui cara meningkatkan konsentrasi belajarnya sehingga mampu meningkatkan prestasi belajarnya. 6