Peranan Karang Taruna Dalam Pembinaan Generasi Muda Di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu ANDRI SETIANTO DAN Dr. TUTI KHAIRANI, S.Sos, M.si Fisip Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 e-mail: [email protected] CP: 085374330987 Abstract : Role In Karang Taruna Fostering Young Generation. Karang Taruna is at the bottom of society, the role of Karang Taruna can be seen from the duties and functions which together with the Government and the community in organizing coaching to minimize the incidence of social problems especially for the younger generation. The purpose of this study is to see how far the role of Karang Taruna and the factors that hinder Karang Taruna participation in running duties and functions. This study uses peneletian qualitatve so in the discussion in the form of descriptions of facts that exist in the field. The results of this research note that the younger generation in the research area is still in desperate need of guidance. There are many social problems that exist in the younger generation in the village of Buluh Rampai , Sub Seberida, Indragiri Hulu indicates still less successful Karang Taruna showed its role as a container that has the duty and function to nurture the younger generation so far away from the social issues. Kata Kunci : Role of Karang Taruna, Development of young people PENDAHULUAN Seiring dengan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan sosial, maka program pembinaan generasi muda juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial yang ada dimasyarakat. Masalah-masalah sosial yang dialami generasi muda saat ini sudah mencapai pada titik yang memprihatinkan. Baik dari segi moril dan materil, narkoba, perjudian, balap liar,kriminalitas, bahkan sampai pada moril yakni tidak adanya kejelasan menghadapi masa depan. Oleh karena itu betapa pentingnya pembinaan generasi muda yang kita lakukan saat ini, sebagai upaya mempersiapkan generasi mendatang yang handal 1 sebagai pemimpin bangsa. Selain itu generasi muda merupakan suatu sumber daya manusia yang sangat menjanjikan bagi bangsa untuk masa depan bangsa yang lebih baik. Ditangan merekalah bangsa ini menggantungkan harapan,baik buruknya bangsa ini kedepannya sangat tergantung pada kualitas generasi muda yang ada. Solidaritas sosial yang tinggi, mobilitas yang tinggi, keuletan, dan orientasinya kemasa depan yang cukup kuat, merupakan diantara sekian potensi yang dimiliki oleh generasi muda. Menurut Miftah Thoha (1997) Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau peryataan menjadi lebih baik, dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang, atau peningkatan atas sesuatu. Dalam pembinaan generasi muda ini tidak terlepas dari peran-peran sektor pendidikan formal maupun nonformal,diantaranya yakni Karang Taruna. Karang Taruna lahir pada tanggal 26 september 1990 di kampung Melayu,Jakarta. Dalam perjalanan sejarahnya Karang Taruna telah berperan melakukan berbagai kegiatan sebagai upaya untuk turut serta dalam menanggulangi masalah-masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda di lingkunganya sesuai kondisi daerah dan tingkat kemampuan masing-masing. Menurut Soekanto (2007) Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesusai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Peran Karang Taruna sebagai organisasi kepemudaan dapat dilihat dari tugas pokok dan fungsinya yang secara bersama-sama dengan Pemerintah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pembinaan. Fungsi dari Karang Taruna yakni mencegah timbulnya masalah kesejahteraan pemuda baik meliputi kegiatan rehabilitasi, perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial terutama generasi muda. Peran lain yang bisa diambil oleh Karang Taruna adalah sebagai motivator, inisiator dalam pembangunan dan katalisator dalam keserasian sosial. Karang taruna juga merupakan wadah pemupukan karakter bangsa yang jika dikembangkan secara kreatif dapat menjadi kekuatan dahsyat bagi bangsa ini. 2 Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui peran Karang Taruna dalam pembinaan generasi muda dan untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat Karang Taruna dalam pembinaan generasi muda di desa Buluh Rampai kecamatan Seberida kabupaten Indragiri Hulu. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif yang mengambarkan dalam bentuk deskripsi-deskripsi, selain itu menggunakan purposive sampling dan disertai dengan snow ball sampling sebagai teknik pengambilan data. Purposive sampling yaitu pemilihan sampel yang cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara mendalam. Namun demikian informan yang dipilih dapat menunjukkan informan lain yang lebih tahu, maka pilihan informan dapat berkembang sesuai kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Adapun maksud dari tekhik snow ball yaitu teknik pemilihan Narasumber yang berkembang dari informan pertama akan mencari informan selanjutnya sampai peneliti menemukan informan kunci sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peneliti. Teknik purposive sampling dilaksanakan dengan melakukan wawancara kepada ketua Karang Taruna desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu. Untuk masyarakat dipilih informan lain yang direkomendasikan oleh informan sesuai dengan kebutuhan peneliti memperoleh data menggunakan snowball sampling. HASIL Karang Taruna sebagai organisasi wadah kepemudaan, dalam melakukan kegiatan-kegiatannya bertumpu pada landasan hukumnya yakni Permensos RI No.77/HUK/2010 tentang Pedoman dasar Karang Taruna. Selain itu Karang Taruna berperan sebagai agen pembaharuan dan agen pencerahan pembangunan dalam pemberantasan kemiskinan karena berada sangat dekat dengan masyarakat level terbawah. 3 Peranan Karang Taruna sebagai organisasi kepemudaan dapat dilihat dari tugas pokok dan fungsinya yang secara bersama-sama dengan Pemerintah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pembinaan. Fungsi dari Karang Taruna yakni mencegah timbulnya masalah kesejahteraan pemuda baik meliputi kegiatan rehabilitasi, perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial terutama generasi muda. Peran Karang Taruna bukan saja dalam pembinaan generasi muda ,melainkan juga dalam usaha perubahan dan perbaikan sosial kemasyarakatan baik itu di bidang ekonomi,sosial,budaya maupun jasmani dan rohani. Sebagai wadah pembinaan tentu saja memiliki program yang akan dilaksanakan serta melibatkan seluruh komponen dan potensi yang ada di desa /kelurahan yang bersangkutan. KARTABRI merupakan Karang Taruna yang berada di desa Buluh Rampai yang menampung aspirasi para anggota karang taruna di desa Buluh Rampai. Anggota karang taruna desa ini adalah seluruh pemuda maupun pemudi yang ada di desa Buluh Rampai yang berusia 13 tahun hingga 35 tahun. Dari hasil observasi di lapangan ditemukan masih banyaknya masyarakat yang tidak tahu apa itu Karang Taruna, hal ini disebabkan kurang aktifnya Karang Taruna dalam mensosialisasikan Visi dan Misi maupun program kerja yang telah ada. Program kerja yang diselenggarakan oleh pengurus karang taruna kurang dijalankan kepada anggota karang taruna yang hal ini adalah seluruh lapisan masyarakat yang terlibat secara langsung maupun tidak. Peran KARTABRI diarahkan pada usaha peningkatan kesejahteraan generasi muda,namun dalam aplikasinya lebih kearah kesejateraan oknum-oknum yang berkepentingan. Sumber dana karang taruna sejauh ini masih sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi Karang Taruna, dan ada beberapa sumber dana yang diupayakan oleh kepengurusan Karang Taruna dengan menggunakan potensi dan sumber daya yang ada. Sumber dana Karang Taruna Desa Buluh Rampai didapat dari ADD dengan presentase tertentu. Selain itu dari usaha jual beli brodolan sawit lah yang mensuplai dana terbesar bagi kas Karang Taruna desa Buluh Rampai. Program kerja karang taruna yang telah dikonsepkan sebenarnya memiliki kontribusi atau dampak yang positif dan jelas terhadap masalah-masalah generasi 4 muda dalam mencegah dan meminimalisir masalah sosial. Namun karena kurangnya realisasi dari pada program yang telah direncanakan dan kurangnya tingkat sosialisasi program kerja oleh pengurus karang taruna sehingga hal ini membayangi hasil positif dari program kerja yang pada awalnya membantu dalam mengatasi masalah-masalah sosial generasi muda pada umumnya. Partisipasi masyarakat juga salah satu penentu dalam pencapaian suatu tujuan yang kedepannya memiliki pengaruh yang positif, tidak bisa dipungkiri bahwa yang namanya kebiasaan yang sudah mempengaruhi lini kehidupan itu juga akan mengurangi rasa keterlibatan atau partisipasi dalam membantu pencapaian tujuan yang ada. Partisipasi Masyarakat dalam keterlibatannya terhadap program kerja karang taruna dengan tujuan dan berharap bisa membina generasi muda agar jauh dari kebiasaan yang negative tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat daya dan upaya kepengurusan dalam mendekatkan diri kepada masyarakat. Selain itu minimnya loyalitas dan partisipasi generasi muda itu sendiri yang membuat KARTABRI kesulitan dalam menjalankan perannya sebagai organisasi wadah pembinaan seperti yang tercantum di peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini generasi muda saat ini terkesan tidak peduli,acuh dan apatis untuk menjalankan program KARTABRI yang telah disusun sehingga peran dari KARTABRI sendiri seakan vakum di lingkungan masyarkat desa Buluh Rampai. Berdasarkan observasi dan hasil wawancara terhadap nara sumber ditemukan beberapa faktor yang menghambat peran karang taruna dalam membina generasi muda di desa buluh Rampai kecamatan Seberida Indragiri Hulu, diantaranya : 1. Karang taruna hanya menjalankan tugas dan fungsinya dari aspek dan segi-segi tertentu, dalam artian dalam menjalankan tugas dan fungsinya karang taruna tidak menjalankannya secara mengglobal. 2. Dalam merealisasikan program kerja pun belum maksimal dengan tidak meratanya keterlibatan oleh seluruh anggota karang karuna karena tidak mengerti dan kurang memahami maksud dan tujuan dari program kerja yang direalisasikan tersebut. 5 3. Dalam pelaksanaan program kerja para pengurus pun tidak terlibat secara merata sehingga timbul pola pikir yang negative dari pada anggota karang taruna. 4. Kurangnya realisasi dari pada program yang telah direncanakan dan kurangnya tingkat sosialisasi program kerja oleh pengurus karang taruna. 5. Kurangnya partisipasi masyarakat atau anggota Karang Taruna dalam keterlibatanya terhadap program kerja dari pada Karang Taruna. PEMBAHASAN Program kerja merupakan salah satu langkah guna mewujudkan visi dan misi yang diemban suatu instansi . Dalam konsep Program Kerja KARTABRI sangat bagus dan memiliki daya kompeten yang tinggi dalam upaya membina generasi muda. Program-program yang direncanakan juga sesuai dengan kondisi sosial yang ada di desa Buluh Rampai. Usaha pemusatan jual beli berondolan sawit dan penyewaan sound system diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk berwirausaha dan berinovasi menciptakan lapangan kerja yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Namun realita di lapangan hingga transparansi dari dana itu sendiri tidak jelas dan banyak pemuda yang mempertanyakan keberadaan dari uang ka situ sendiri. Pasalnya kegiatan-kegiatan yang diharapkan terwujud dengan adanya anggaran yang dimiliki Karang Taruna itu sendiri hingga saat ini masih belum terlihat. Penyewaan sound system ditujukan untuk menambah kas dari Karang Taruna. Menurut hasil dari wawancara sound system ini disewakan guna menambah uang kas dari Karang Taruna sehingga kas yang tersedia bisa di alokasikan untuk pendanaan kegiatan yang lain. Sampai saat ini program ini masih berjalan cukup aktif, karena sering ada orang yang memiliki hajatan pernikahan atau yang lainya kerap menggunakan sound system dari Karang Taruna ini. Namun hingga saat ini audit dari hasil penyewaan sound system ini tidak pernah transparan, bahkan sering kali uang keluar masuk tidak ada pembukuan yang jelas. 6 Hal ini yang sering kali dikeluhkan para pemuda yang ada di desa Buluh Rampai,rasa kecewa kepada pengurus,rasa tidak percaya seringkali melatarbelakangi loyalitas para generasi muda untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada. Selain itu usaha penyewaan sound system juga terkendala dengan tidak adanya SDM yang cukup ahli dalam mengelola sound system yang tersedia. Program Peringatan Hari besar agama ini merupakan salah satu bentuk pembinaan yang ditujukan guna membenahi dan memupuk jiwa-jiwa generasi muda akan pengetahuan agama. Sehingga diharapkan generasi muda yang ada di desa Buluh Rampai memiliki spiritual yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh budaya-budaya baru yang negatif. Program Di bidang rohani ini terkendala dikarenakan kurangnya partisipasi dari generasi muda itu sendiri. Dilihat dari sudut pandang masyarakat umum, masyarakat sangat menyayangkan kegiatan ini tidak bisa berlanjut. Padahal dukungan dari pihak orang tua di desa Buluh Rampai ini sangat tinggi dan cukup antusias, mereka bersedia membantu baik dalam bentuk financial maupun memberikan makanan kecil untuk acara pengajian tersebut. Namun kurangnya minat dan partisipasi dari generasi muda itu sendiri apapun usaha yang dilakukan akan terlihat sia-sia. Olahraga setiap sore dan Tournament olahraga pada Hari Ulang Tahun desa diharapkan agar generasi muda mampu mengembangkan potensinya dibidang olahraga dan memiliki cara yang tepat untuk menyalurkan power generasi muda yang berlebih pada umumnya. Selain itu untuk memupuk jiwa persatuan dan kesatuan dengan memperat silaturahim melalui ajang tournamen olahraga. Namun yang memprihatinkan dengan memiliki anggaran dalam jumlah yang besar tidak ada usaha untuk melakukan perawatan terhadap fasilitas olahraga yang dimiliki. Program pembinaan yang terlihat berdampak positif yakni pembinaan pada usaha kesejahteraan sosial,yakni pelatihan mekanik bengkel yang pernah diselenggarakan oleh Karang Taruna, salah satu pemuda yang pernah mengikutinya saat ini sudah bisa mendirikan sebuah bengkel guna menyalurkan bakat yang dimiliki. Hal ini seharusnya menjadi sebuah bumbu sedap bagi Karang Taruna untuk 7 terus menciptakan usaha-usaha pembinaan yang dapat diterima generasi muda itu sendiri. Namun kendala dalam Program ini , setelah SDM tersebut selesai magang dari bengkel besar milik perorangan, SDM generasi muda tersebut kesulitan dalam hal permodalan. Seharusnya Karang Taruna yang memiliki Kas dalam jumlah yang besar memberikan bantuan dana dalam bentuk pinjaman ,agar SDM yang sudah terlatih memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan skill yang sudah dimilikinya. Sementara itu untuk program Penyuluhan Narkoba sudah lama tidak pernah dilakukan lagi, padahal sesuai dengan hasil wawancara dan observasi penulis di lapangan narkoba sudah memasuki generasi muda di segala kategori usia. Hal ini sangat memperihatinkan diman seharusnya generasi muda merupakan generasi penerus bangsa,namun apa jadinya jika penerus kemerdekaan ini sudah rusak karena narkoba. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal mengenai peran karang taruna dalam membina generasi muda di desa Buluh Rampai kecamatan Seberida Inderagiri Hulu, diantaranya yaitu Karang Taruna Buluh Rampai (KARTABRI) merupakan Karang Taruna yang berada di desa Buluh Rampai yang menampung aspirasi para anggota karang taruna di desa Buluh Rampai. Anggota karang taruna desa ini adalah seluruh pemuda maupun pemudi yang ada di desa Buluh Rampai yang berusia 13 tahun hingga 35 tahun dan memiliki peran yang sangat dominan dalam membina generasi muda, selain itu Peran lain yang bisa diambil oleh Karang Taruna adalah sebagai motivator, inisiator ,Inovator dalam pembangunan. Selain itu sebagai Wadah pemupukan karakter bangsa yang jika dikembangkan secara kreatif dapat menjadi kekuatan dahsyat bagi bangsa ini Faktor – faktor Yang Menghambat Peran Karang Taruna Dalam Pembinaan Generasi Muda desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida Inderagiri Hulu, diantaranya yakni Karang taruna yang hanya menjalankan tugas dan fungsinya dari aspek dan 8 segi-segi tertentu, dalam artian dalam menjalankan tugas dan fungsinya karang taruna tidak menjalankannya secara mengglobal. Selanjutnya dalam merealisasikan program kerja pun belum maksimal dengan tidak meratanya keterlibatan oleh seluruh anggota karang karuna karena tidak mengerti dan kurang memahami maksud dan tujuan dari program kerja yang direalisasikan tersebut; Dalam pelaksanaan program kerja para pengurus pun tidak terlibat secara merata sehingga timbul pola pikir yang negative dari pada anggota karang taruna, selain itu kurangnya realisasi dari pada program yang telah direncanakan dan kurangnya tingkat sosialisasi program kerja oleh pengurus karang taruna, ditambah lagi kurangnya partisipasi masyarakat atau anggota karang taruna dalam keterlibatanya terhadap program kerja dari pada karang taruna. DAFTAR RUJUKAN Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada:. Thoha, Miftah.1997. Pembinaan Organisasi: proses diagnosa dan intervensi. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Permensos no : 77 / HUK / 2010 tentang pedoman dasar Karang Taruna PP RI no 39 tahun 2012 tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial UU no 40 tahun 2009 tentang kepemudaan 9