Document

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku seks sebelum nikah di kalangan berusia muda akhir-akhir ini banyak
menjadi sorotan karena cenderung meningkat. Hal ini tentu saja menimbulkan
masalah karena perilaku tersebut dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai dan
norma yang ada di Indonesia. Untuk melihat permasalahan tersebut, beberapa
penelitian terkait telah dibuat.Akan tetapi hal tersebut belum sepenuhnya berhasil
(Faturochman, 1995).
Perilaku merupakan sesuatu yangdapat dilakukan individu dan yang dapat
diobservasi baik secara langsungmaupun tidak langsung. Ditambahkan pula bahwa
perilaku itu dapat diukurdengan melihat apa yang dikerjakan sehingga dapat dibuat
satu kesimpulanmengenai perasaan-perasaan, sikap-sikap dan proses mental yang
lain(Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
Survey Baseline Reproduksi remaja Sejahtera oleh Lembaga Demografi FE-UI
1993 (Embrio, 2004)menemukan bahwa 17,5% remaja laki-laki dan 8,3% remaja
perempuan belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual (HUS).
Sementara 11.6% remaja laki-laki dan 5% perempuan berstatus kawin pernah
melakukan hubungan seksual pranikah.
Umumnya remaja kurang menyadari akibat-akibat buruk yang dapat ditimbulkan
dari perilaku seks bebas tersebut, seperti kehamilan, putus sekolah, tertular penyakit
kelamin dan HIV AIDS.Kurangnya pengetahuan yang didapat dari orang tua dan
sekolah mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman
atau lingkungan bermainnya yang bisa saja pengetahuan tersebut salah.(Sarwono,
2006).
1
2
Menurut Deby Yuniarti tentang Pengaruh pengetahuan Pendidikan Seks Terhadap
Sikap Mengenai Seks Pranikah Pada Remaja Tahun 2007.Berdasarkan analisis data
yang dilakukan dengan menggunakan Paired Sample T-test, menunjukkan nilai T
sebesar 0,331 dengan taraf signifikansi sebesar 0,741 (ρ>0,05). Hal ini berarti tidak
ada pengaruh yang signifikan dari pendidikan seks terhadap sikap mengenai seks
pranikah pada subjek penelitian.
Menurut Yulia Risma Dame et all (2008) tentang Pengaruh Pendidikan Seksualitas
Dasar Dengan Metode Dinamika Kelompok Terhadap Penurunan Kecenderungan
Perilaku Seksual Pada Remaja. Hasil analisis Independent-Samplse T Test diperoleh
hasi t = 4,750 (ρ<0,01). Hal ini berarti bahwa pendidikan seksualitas dasar dengan
metode dinamika kelompok efektif untuk menurunkan kecenderungan perilaku
seksual remaja.
Berdasarkan surveiawal yang ditemukan oleh penulis dari tata usaha, jumlah
siswa/i Sekolah Menengah Atas Yapim Sei Glugur Medan Tahun 2014 berjumlah
81 siswa dimana siswa kelas X berjumlah 35 orang, siswa kelas XI berjumlah 24
orang, siswa kelas XII berjumlah 22 orang. peneliti mendapatkan informasi dengan
melakukan wawancara kepada salah guru bimbingan pelajar (BP) bahwa sebagian
kecil siswa/i pernah hamil diluar nikah, dengan keadaan itu siswanya pun
dikeluarkan dari sekolah.
Dari hasil survei diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Tentang
Hubungan Pengetahuan Tentang Pendidikan Seks Dengan Perilaku Seks Remaja Di
SMA Yayasan Perguruan Indonesia Membangun Taruna Sei Glugur Tahun
2014.Hasil wawancara juga dilakukan peneliti kepada sebagian siswa/i di SMA
Yayasan Perguruan Indonesia Membangun Taruna Sei Glugur Deli Serdang Tahun
2014, mengatakan bahwa siswa/i sering menceritakan hal-hal yang berkaitan
dengan seks dan beberapa siswa menyimpan film-film porno di Handphone.Untuk
itu penelitian ini dilakukan guna mengetahui sejauh mana Hubungan Pengetahuan
3
Tentang Pendidikan Seks Dengan Perilaku Seks Remaja Di SMA Yayasan
Perguruan Indonesia Membangun Taruna Sei Glugur Deli Serdang Tahun 2014.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini
apakah ada “Hubungan Pengetahuan Tentang Pendidikan Seks Dengan Perilaku
Seks Remaja Di SMA Yayasan Perguruan Indonesia Membangun Taruna Sei
Glugur Deli Serdang Tahun 2014 ? ”.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan tentang Pendidikan Seks Dengan
Perilaku Seks Remaja Di SMA Yayasan Perguruan Indonesia Membangun Taruna
Sei Glugur Deli Serdang Tahun 2014.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru
Untuk dijadikan pedoman dalam memberikan pendidikan tentang seksualitas
kepada remaja.
2. Bagi remaja
Untuk menambah wawasan kepada remaja agar tidak melakukan hubungan
seksual secara bebas.
3. Bagi peneliti
Untuk dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya.
Download