BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Proses Penilaian Kinerja Karyawan di Bank XXX Cabang Surapati Penyempurnaan Individual Performance Management System diarahkan agar selaras dengan strategi Human Capital Bank XXX. Penyempurnaan Individual PMS difokuskan pada terciptanya Courageous Performance Conversation, yaitu terjadinya komunikasi dan diskusi yang mendalam dan terbuka mengenai pencapaian kinerja dan rencana pengembangan pegawai ke depan. Melalui proses ini diharapkan terjadi peningkatan atas Leadership Capability, yaitu terciptanya peningkatyan kemampuan dalam pengelolaan talent yang dimiliki Bank XXX. Beberapa hal mendasar yang melatarbelakangi adanya penyempurnaan terhadap Individual PMS di Bank XXX adalah untuk : • Meningkatkan level excellence Bank XXX untuk menjadi Regional Champion Bank. • Mempertahakan dan memotivasi pegawai-pegawai terbaik yang dimiliki. • Mendorong dan mengarahkan pegawai-pegawai agar dapat lebih meningkatkan kinerja di periode berikutnya. • Menciptakan reputasi yang baik dalam mengelola performance and reward, sehingga mampu menarik kandidat-kandidat terbaik dari luar perusahaan untuk mau bergabung ke Bank XXX. Maka dari itu, hal harus dilakukan untuk membangun kinerja yang excellence adalah : • Line Manager bertanggung jawab untuk menciptakan suasana yang dapat memotivasi karyawan . • Perusahaan harus memberikan kesempatan pengembangan pada karyawan. 58 59 • Line Manager harus mengontrol dan melakukan koreksi apabila terdapat kinerja yang tidak baik. Pada dasarnya unsur-unsur yang dinilai dalam sistem penilaian pegawai, terdiri dari unsur result dan process. Result menunjukkan apa yang telah dicapai pegawai, sedangkan process menunjukkan bagaimana pegawai mencapai target yang telah ditetapkan. Di dalam Mandiri EASy, unsur Result adalah Key Performance Indicators / target sedangkan unsur Process adalah kompetensi dan Core Values. Metode yang digunakan adalah Rating Scale. Teknis pelaksanaannya adalah para atasan mengidentifikasi serta menentukan faktor-faktor yang dianggap penting dari tugas-tugas jabatan yang hendak diukur melalui penetuan parameternya. Penilaian ini menggunakan Scoring Sheet yang merupakan alat bantu untuk menilai potensi pegawai. Cara menggunakan Scoring Sheet ini adalah dengan menilai pegawai relatif terhadap peers-nya dalam satu kelompok. Rating Scale 1 Kurang 2 Cukup 3 Baik 4 Sangat Baik 5 Istimewa Tabel 5.1 Rating Scale 5.1.2 Masalah yang Dihadapi dalam Penilaian Kinerja Karyawan di Bank XXX Cabang Surapati Masalah yang sering timbul adalah Rating Error. Rating Error adalah kesalahan dalam menilai yang disebabkan karena hal-hal di luar yang mempengaruhi keputusan atas kinerja seseorang. Terdapat beberapa error yang biasa terjadi saat Line Manager menilai bawahannya : 60 5.1.3 • Attractiveness Effect • Attribution Bias • Central Tendency • First Impression Error • Hallo / Horns Effect • High Potential Error • Negative and Positive Skew • Past Performance Error • Regency Performance Effect • Similar To-Me Effect • Stereotyping Solusi Pemecahan Masalah dalam Penilaian Kinerja Karyawan Secara keseluruhan masalah yang dihadapi dalam penilaian kinerja karyawan pada Bank XXX cabang surapati adalah Rating Error. Solusi yang tepat untuk memecahkan masalah Rating Error adalah : • Penilai sebaiknya lebih objektif dalam menilai karyawan, tidak melihat hal-hal seperti fisik, kedekatan pribadi, masalah pribadi karyawan yang dinilai, dan lain sebagainya. • Penilai seharusnya melihat dari faktor kemampuan (IQ, knowledge dan skill) dan faktor motivasi yang tebentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. • Penilai tidak memiliki prasangka positif maupun negatif terhadap karyawan yang akan dinilai. • Penilai memahami potensi yang dimiliki karyawan yang dinilainya. Penilai dapat mengetahui hal tersebut dari data dan informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya. • Penilai sebaiknya dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan guna kepentingan pemenuhan tujuan perusahaan sendiri. 61 5.2 Saran Saran yang diberikan penulis pada perusahaan terkait dengan proses Penilaian Kinerja Karyawan adalah : 1. Hindari kemungkinan terjadinya penilaian karyawan karena kesan umun (hallo effect), yaitu prasangka pribadi tentang karyawan yang dinilai. Seperti baik buruknya karyawan karena penampilan fisik, asal usul daerah, atau jenis kelamin. 2. Penilai menjelaskan proses penilaian yang dilakukan kepada karyawankaryawan yang dinilai, hal ini memungkinkan proses penilaian yang transparant dan dapat dimengerti oleh karyawan yang dinilai. 3. Perusahaan dapat menciptakan suasana kerja yang nyaman untuk karyawan sehingga karyawan dapat bekerja dengan efektif dan efisien. 4. Tingkatkan motivasi karyawan, agar karyawan dapat berprestasi dan menghasilkan kinerja yang optimal. 5. Seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus menerus. Hal ini bukan hanya untuk peningkatan kinerja kayawan tetapi juga merupakan salah satu etos kerja yang penting bagi perusahaan. 6. Perusahaan memberikan bimbingan dan pelatihan kepada setiap karyawannya agar mampu memenuhi target kerjanya. 7. Penilaian harus sesuai dengan standar yang ditetapkan, sehingga karyawan dapat mengetahui dan mengukur sendiri kinerjanya. 8. Penilaian harus benar-benar objektif sehingga karyawan mengetahui kinerjanya baik / kurang. 9. Para atasan juga memberikan contoh kinerja yangt baik dengan cara disiplin dan bertanggung jawab kepada pekerjaannya. 10. Sebaiknya perusahaan memberikan penyuluhan dan pelatihan khususnya kepada penilai tentang bagaimana melakukan penilaian yang objektif.