ISSN 2541-2922 (Online) ISSN 2527-8436 (Print) PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER MENGGUNAKAN MEDIA LINGKUNGAN PADA PEMBELAJARAN IPA Ngatiyem MTs Darul A’Mal Metro Lampung E-mail: [email protected] Abstract NHT cooperative learning is a learning strategy with a number of students as members of small groups with different levels of ability. The emphasis is on developing elements of social interaction as well as skill enhancement, especially in working group motivation. The purpose of this study is to improve the activity and learning outcomes of students VIIH class MTs Darul A'Mal Metro City even semester Lesson 2105/2016 using the environment. It is a classroom action research carried out in 3 cycles using the Kemmis and Mc Taggart model research design. The stages of this study include the stage of planning, implementation of action, observation, and reflection. The data obtained in this study include the observation of student learning activities, test learning outcomes, the results of observation of learning activities and student responses to learning. The resulting test of the first cycle action was obtained by the percentage of classical completeness by 41%, the result of learning cycle II 55% and cycle III obtained 85.19%. While learning activity in cycle I obtained percentage 69,71%, on cycle II equal to 77.22% and cycle III the average activity is 81,03%. Based on the research results can be concluded that with the implementation of cooperative model Type NHT can improve student activity and learning outcomes and get excellent response from students. Keywords: Activities, Learning Outcomes, Cooperative NHT, Environment Guru dalam melaksanakan PENDAHULUAN Pembelajaran adalah inti dari kegiatan pembelajaran yang selama ini aktivitas pendidikan oleh sebab itu berlangsung cenderung menggunakan pemecahan masalah rendahnya kualitas cara konvensional, guru lebih dominan pendidikan dan kualitas harus difokuskan pembelajaran. pada Komponen- hanya ceramah menggunakan yang disertai metode dengan komponen yang dapat memberikan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kontribusi terhadap kualitas dan hasil ada pembelajaran yaitu peserta didik, guru, sehingga pembelajaran hanya berjalan materi, metode, sumber belajar, sarana satu arah yakni berpusat pada guru, dan prasarana serta biaya. dan kurang mengarah pada 1 dibuku paket maupun Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017 LKS siswa, padahal dengan berlakunya kurikulum salah satunya adalah model NHT, pada tingkat (KTSP) proses siswa lebih bertanggungjawab sekarang ini, pembelajaran diharapkan terhadap tugas yang diberikan karena telah berpusat pada siswa dalam satuan pendidikan untuk pembelajaran siswa dalam mencapai pembelajaran yang optimal. kelompok diberi nomor yang berbeda Keadaan dengan pembelajaran berpusat dan berbagi tugas atau berfikir bersama pada untuk mengkaji materi. guru mengakibatkan siswa menjadi pasif dan guru sulit mengetahui Terkait Kooperatif tipe NHT apakah siswa sudah dapat memahami Sani atau belum memahami dari materi yang pembelajaran telah disampaikan. Siswa yang pasif dan adalah kurang aktivitas saat menekankan pada struktur khusus yang proses pembelajaran menyebabkan dirancang untuk mempengaruhi pola pembelajaran menjadi tidak bermakna interaksi siswa dan memiliki tujuan bagi siswa dan siswa sulit untuk untuk memahami materi yang disampaikan akademik. Model NHT guru. dapat siswa pada Pemilihan strategi pembelajaran (2014), menjelaskan bahwa kooperatif model tipe NHT pembelajaran yang meningkatkan membuat penguasaan siswa diharapkan lebih aktif, semangat dan siswa tidak menjadikan menjadi bagian yang penting dalam guru sebagai upaya menciptakan pembelajaran yang informasi. satu-satunya sumber aktif. Oleh karenanya setiap pertemuan pembelajaran perlu dirancang sebuah 1. Rumusan Masalah siklus pembelajaran yang menarik dan memungkinkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif. Penciptaan Berdasarkan uraian masalah, maka dapat dirumuskan: 1. Apakah dengan pembelajaran strategi pembelajaran yang beragam kooperatif diharapkan terus-menerus menggunakan lingkungan dapat menjaga ketertarikan siswa pada setiap meningkatkan aktivitas belajar proses pembelajaran. Salah satu model siswa pembelajaran yang dapat digunakan keanekaragaman makhluk hidup untuk meningkatkan aktifitas siswa di MTs Darul A’Mal Kota adalah pembelajaran kooperatif yang Metro? dapat Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017 tipe pada NHT materi 2 ISSN 2541-2922 (Online) ISSN 2527-8436 (Print) Darul 2. Apakah dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan lingkungan dapat meningkatkan siswa Metro tahun pelajaran 2015/2016. 3. Untuk mengetahui respons siswa kelas VIIH MTs Darul A’Mal hasil belajar pada A’Mal materi Metro tahun pelajaran keanekaragaman makhluk hidup 2015/2016 terhadap penerapan di MTs Darul A’Mal Kota pembelajaran Metro? matapelajaran 3. Bagaimanakah tanggapan siswa penerapan tipe pada IPA menggunakan lingkungan pada pembelajaran kooperatif NHT materi NHT keanekaragaman makhluk hidup. menggunakan lingkungan siswa kelas VIIH pada materi 3. Tinjauan Pustaka keanekaragaman makhluk hidup 1. Aktivitas Belajar di MTs Darul A’Mal Kota Metro? Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai 2. Tujuan Penelitian mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar mata pelajaran pelajaran IPA di MTs Darul A’Mal Metro Kelas VIIH tahun pelajaran 2015/2016. 2. Untuk tipe apakah NHT dapat meningkatkan hasil belajar mata sedangkan kegiatan sampai dasar psikis berupa ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menghitung menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan ketrampilan terintegrasi terdiri dari tabulasi, menggambarkan variabel, variabel, membuat menyajikan data, hubungan antar mengumpulkan mengolah, serta menganalisis. pelajaran IPA kelas VIIH MTs 3 fisik ketrampilan-ketrampilan mengidentifikasi mengetahui penerapan metode pembelajaran kooperatif kegiatan kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk dari Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017 dan Menurut Sekolah Sardiman adalah salah (2014), satu e. Aktivitas Menulis (Writing pusat Activities), meliputi menulis kegiatan belajar, sehingga merupaka cerita, membuat rangkuman, arena untuk mengembangkan aktivitas. menulis laporan. Banyak jenis aktivitas yang dapat f. Aktivitas Motorik (Motor dilakukan siswa, aktivitas tidak cukup Activities) meliputi melaukan hanya percobaan, membuat model, mendengarkan seperti dan lazimnya mencata pembelajaran tradisional. g. Aktivitas Lebih lanjut Paul dalam bermain. Sardiman D. Dierich, (2014) jenis-jenis aktivitas belajar dikelompokan yaitu: a. Aktivitas Visual (Visual Activites), meliputi membaca, memperhatikan, percobaan, menganggap, hubungan, h. Aktivitas meliputi Activities), meliputi mengatakan, mengambil keputusan dan sebagainya. sebagainya. (Oral memecahkan masalah, menganaisis melihat (Emotional Lisan (Mental Activities) meliputi mengingat, demonstrasi, mengamati, dan b. Aktivitas Mental Emosional Activities) menaruh minat, merasa bosan, gembira, sedih, tenang, gugup. merumuskan, Keberhasilan pencapaian tujuan menjawab, bertanya memberi pendidikan banyak ditentukan oleh saran, bagaimana diskusi, menaggapi, mengemukakan pendapat, presentasi dan sebagainya. c. Aktivitas dilaksanakan. proses pembelajaran Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada mendengarkan pengalaman belajar yang mengesankan. (Listening Activities), meliputi Lebih lanjut Silberman dalam Karwono mendengarkan, dan Mularsih (2012:108), belajar bukan menerima diskusi dan sebagainya. d. Aktivitas merupakan konsekuensi otomatis dari menggambar penyampaian informasi kepada peserta (Drawing Activities), meliputi didik, belajar membutuhkan keterlibatan menggambar, membuat grafik, mental dan tindakan sekaligus. membuat peta, diagram, pola. saat kegiatan belajar itu aktif, peserta Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017 Pada 4 ISSN 2541-2922 (Online) ISSN 2527-8436 (Print) didik melakukan sebagian besar proses pekerjaan belajar. Mereka mempelajari gagasan-gagasan, yang mereka pelajari. 3. Pembelajaran Kooperatif Type NHT (Numbered Head Together) Terkait dengan Kooperatif tipe Hasil Belajar merupakan salah satu ukuran terhadap penguasaan materi pelajaran dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, seorang pendidik haruslah mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Menurut Sudjana dan Rivai hasil belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor utama, Faktor internal (faktor dalam diri), dari dalam diri siswa terutama yang mempengaruhi adalah kemampuan yang dimiliki. Faktor dari dalam diri siswa yang lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, fisik dan psikis. Hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa Faktor eksternal (faktor diluar diri) atau faktor lingkungan belajar yang dimaksud pembelajaran adalah adalah kooperatif model tipe NHT pembelajaran yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan akademik. Model NHT dapat membuat siswa diharapkan lebih aktif, semangat dan siswa tidak menjadikan sebagai informasi. satu-satunya sumber Menurut Trianto (2011), NHT menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks yaitu: a) Penomoran (Numbering) Guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota diberi nomor 1 sampai 5. b) Pengajuan pertanyaan (Questioning) Guru memberikan pertanyaan kualitas “Apa ciri-ciri tumbuhan dikotil?” Pertanyaan disusun dalam bentuk lembar diskusi siswa (LKS) yang pengajaran, yakni efektif tidaknya 5 penguasaan kepada setiap kelompok. Misalnya dan 30% lingkungan. b. NHT Sani (2014) menjelaskan bahwa guru yaitu : a. dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2. Hasil Belajar 39), mengajar memecahkan berbagai masalah, dan menerapkan apa (2011: belajar Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017 harus dijawab dan didiskusikan Action Research) yang dilaksanakan siswa. dalam tiga siklus. Penelitian tindakan c) Berpikir bersama (Heads Together) kelas merupakan suatu pencermatan Siswa melakukan diskusi bekerja terhadap kegiatan belajar berupa sebuah sama menyelesaikan tindakan yang sengaja dimunculkan dan guru. Siswa terjadi dalam sebuah kelas secara menyatukan pendapatnya terhadap bersama . Dalam praktiknya, penelitian 7 jawaban pertanyaan tindakan kelas merupakan tindakan untuk pertanyaan dari itu dan menyakinkan tiap anggota dalam yang timnya mengetahui jawaban tim. penelitian yang mencakup beberapa d) Pemberian jawaban (Answering) Guru mengacak nomor, kemudian siswa yang nomornya keluar bermakna langkah yaitu Rancangan dimaksud diskusi sesuai dengan hasil yang penerapan telah kooperatif bersama planning, prosedur action, observation, evaluation dan reflection . menjawab pertanyaan dari soal-soal didiskusikan melalui adalah solusi yang tindakan berupa model tipe pembelajaran Numbered Heads kelompoknya. Model pembelajaran Together (NHT) disertai dengan media NHT merupakan suatu model yang lingkungan.Subjek memberikan kesempatan kepada siswa kelas VIIH MTs Darul A’Mal siswa untuk saling membagikan Kota Metro tahun pelajaran 2015/2016 ide-ide dan melibatkan lebih banyak semester genap.Metode pengumpulan siswa dalam menelaah materi dan data melalui teknik observasi, tes hasil mengecek pemahaman terhadap isi belajar, angket, wawancara, catatan pelajaran lapangan. tersebut, mempertimbangkan paling tepat, mengajukan jawaban yang sebagai gantinya pertanyaan kepada seluruh kelas. deskriptif kualitatif. Analisis dalam Penelitian dimulai Tindakan setelah dari Kelas (PTK) berakhirnya siklus. hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara METODE PENELITIAN ini adalah Teknik analisis data berupa analisis Data-data Penelitian penelitian merupakan kualitatif. Teknik analisis kualitatif Penelitian Tindakan Kelas (Classroom menghitung persentase perolehan dan Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017 6 ISSN 2541-2922 (Online) ISSN 2527-8436 (Print) kualifikasi berdasaran penetapan kriteria. kegiatan siswa dan guru dalam HASIL DAN PEMBAHASAN pembelajaran 1. observasi kegiatan belajar mengajar. Siklus I Pada tahap perencanaan (planning), dilakukan penyusunan instrumen pembelajaran, menggunakan lembar Pada akhir siklus I dilakukan tes untuk mengukur keberhasilan guru instrumen dalam mengajar, dan angket untuk penelitian dan pembentukan kelompok melhat respons siswa terhadap kegiatan diskusi dengan memilih siswa yang pembelajaran. pandai sebagai ketua kelompok dan observasi diperoleh rata-rata persentase anggota kelompok dipilih secara acak. aktifitas siswa dalam pembelajaran Pada tahap kedua yaitu pelaksanaan adalah 69,71% dengan kriteria cukup (action) merupakan kegiatan penerapan aktif, dan ketuntasan dalam belajar pembelajaran kooperatif tipe Numbered secara klasikal adalah 59%, sedangkan Head Together (NHT) disertai dengan penilaian terhadap media pembelajaran adalah lingkungan pada materi Berdasarkan hasil kegiatan 58% dengan keanekaragaman mahkluk hidup. Pada kriteria baik serta memperoleh respons Siklus I dalam kegiatan pendahuluan siswa 74,52% dengan kriteria baik. pembelajaran berperan Hasil tersebut belum mencapai target membangkitkan minat siswa terhadap yang ditetapkan. Ketercapaian masing- pembelajaran masing aspek pada siklus I disajikan ini guru melalui pemberian apersepsi dan motivasi. Pada tahap dalam Tabel 1. pengamatan (observation), mengamati Tabel 1. Ketercapaian Siklus I Pembelajaran Kooperatif NHT Aspek Aktifitas Belajar Hasil Belajar Kegiatan pembelajaran Respons siswa Target 75% aktif 75% tuntas 75% baik 75% baik Ketercapaian 69,71% 41% 58 % 74,52 Kriteria Belum tercapai Belum tercapai Belum tercapai Belum tercapai Berdasarkan Tabel 1 semua dan respons siswa yang semuanya aspek masih belum mencapai target, belum mencapai 75%, Hasil observasi yaitu aspek aktifitas belajar, tes hasil Pembagian kelompok masih belum belajar, kualitas kegiatan pembelajaran heterogen, 7 karena Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017 masih tampak dominansi beberapa siswa, cakupan siklus II difokuskan pada indikator materi ciri-ciri mahkluk hidup yang kompetensi yang belum tercapai. Pada terlalu luas, dan kurang sesaui dengan tahap pengamatan (observation), aspek indikator pada RPP. Maka diputuskan yang diamati hampir sama dengan bahwa siklus I yaitu aktivitas kegiatan siswa penelitian dilanjutkan pada siklus II. dan guru dalam menggunakan 2. Siklus II umum pelaksanaan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan siklus I yang terdiri dari 4 yaitu planning, action, observation dan reflection. Pada tahap perencanaan lembar observasi kegiatan belajar mengajar.Pada akhir Secara tahapan pembelajaran (planning), dilakukan penyusunan instrumen pembelajaran, instrumen penelitian dan pembentukan kelompok belajar siswa berdasarkan hasil observasi aktifitas pembelajaran. Pada tahap pelaksanaan (action), pembelajaran dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Proses pembelajaran pada siklus II dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, dan pengisian angket respons siswa terhadap pembelajarn. Dari hasil tes, hasil observasi dan angket pada siklus II diperoleh aktifitas belajar siswa 77,12% aktif, ketercapaian hasil belajar 45% siswa tuntas, dan hasil observasi terhadap pembelajaran 75,67% dengan kriteria baik, serta memperoleh respons siswa 78,27% dengan kriteria baik. Ketercapaian masing-masing aspek di siklus II disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Ketercapaian Siklus II Pembelajaran Kooperatif NHT Aspek Aktifitas Belajar Hasil Belajar Kegiatan pembelajaran Respons siswa Berdasarkan Tabel Target 75% aktif 75% tuntas 75% baik 75% baik 2 masih Ketercapaian 77,12% 55% 75,67 % 78,27% Kriteria Tercapai Belum tercapai Tercapai Tercapai tersedia untuk mengkaji dan bekerja terdapat aspek yang belum mencapai dalam kelompok target, yaitu aspek tes hasil belajar, materinya terlalu luas dan kurang sesuai maka pada tahap refleksi (reflection) dengan kognisi siswa, dan gambar yang dilakukan diskusi antara peneliti dengan digunakan pada LKS tidak jelas dan guru mitra Hasil observasi waktu yang masih kurang menarik, maka pada tahap Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017 terbatas cakupan 8 ISSN 2541-2922 (Online) ISSN 2527-8436 (Print) refleksi (reflection) dilakukan diskusi dalam antara peneliti dengan guru mitra pembelajaran pada siklus III difokuskan mengkaji ketersediaan pada indikator kompetensi yang belum disesuaikan dengan memperbaiki waktu 2 kali materi serta tercapai. gambar-gambar yang (observation), pertemuan. Pada tahap aspek Proses pengamatan yang diamati disajikan dalam LKS, dan diusahakan hampir sama dengan siklus I dan II untuk dapat menghadirkan benda asli yaitu aktivitas kegiatan siswa dan guru yang memungkinkan untuk dibawa ke dalam pembelajaran kelas, dan diputuskan bahwa penelitian lembar observasi dilanjutkan pada siklus III. mengajar. menggunakan kegiatan belajar Pada akhir siklus III dilakukan 3. tes untuk mengetahui hasil belajar Siklus III Secara umum pelaksanaan siswa, dan pengisian angket respons pembelajaran pada siklus III hampir siswa terhadap pembelajarn. Dari hasil sama dengan siklus I dan II yang terdiri tes, hasil observasi dan angket pada dari 4 tahapan yaitu planning, action, siklus III diperoleh aktifitas belajar observation dan reflection. Pada tahap siswa 81,03% aktif, ketercapaian hasil perencanaan belajar 85% siswa tuntas, dan hasil (planning), dilakukan penyusunan instrumen pembelajaran, observasi instrumen penelitian dan pembentukan 85,19% dengan kriteria sangat baik, kelompok belajar siswa berdasarkan serta hasil 78,27% observasi aktifitas terhadap memperoleh dengan pembelajaran respons siswa kriteria baik. pembelajaran.Pada tahap pelaksanaan Ketercapaian masing-masing aspek di (action), siklus III disajikan dalam Tabel 3. pembelajaran dilaksanakan Tabel 3. Ketercapaian Siklus III Pembelajaran Kooperatif NHT Aspek Aktifitas Belajar Hasil Belajar Kegiatan pembelajaran Respons siswa Berdasarkan hasil Target 75% aktif 75% tuntas 75% baik 75% baik penelitian, pada siklus III dapat diketahui bahwa 9 Ketercapaian 81,03% 85,19% 86,83 % 85,19% semua aspek memenuhi Kriteria Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai yang target Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017 diteliti sudah yang telah direncanakan. refleksi penerapan pembelajaran tipe NHT dapat (reflection) dilakukan diskusi dengan meningkatkan hasil belajar siswa pada guru materi operasi himpunan di Kelas VII bahwa Pada tahap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered SMP Negeri 19 Palu. Head Together (NHT) disertai dengan media lingkungan target telah ketercapaian memenuhi yang telah ditentukan. Menurut Trianto (2011), dalam pembelajaran meningkatkan kooperatif kinerja tugas-tugas Secara garis besar langkah- menumbuhkan siswa dapat dalam akademik, dan kemampuan berfikir langkah dalam pembelajaran kooperatif kritis. Dengan pembelajaran kooperatif NHT sudah dapat dilaksanakan dengan memberikan keuntungan baik pada baik. Guru dan siswa sudah lebih rileks siswa dalam pembelajaran, peran guru tidak kelompok atas yang bekerja bersama lagi hanya sebagai informator, tapi yang menyelesaikan tugas akademik. kelompok bawah maupun lebih penting adalah guru memediasi Lebih lanjut Slameto (2003), siswa untuk membangun pengetahuan dalam proses belajar harus diperhatikan siswa, memberikan apa yang dapat mendorong siswa untuk motivasi terhadap siswa yang dinilai belajar, memberikan motivasi untuk kurang dalam kegiatan pembelajaran berfikir dan memusatkan kegiatan yang Menurut Sanjaya (2011), bahwa salah berhubungan atau menunjang belajar. satu Motif dan usaha banyak untuk menumbuhkan dapat diberikan aktivitas siswa dalam belajar adalah memberikan dngan membentuk motif yang kuat. memberikan motivasi, latihan-latihan dengan untuk mendorong siswa untuk belajar serta Selain motivasi peningkatan kualitas memberikan bantuan dan pelayanan hasil pembelajaran terjadi karena guru kepada siswa yang memerlukannya., sudah menghadirkan contoh yang lebih sehingga nyata yang berasal dari lingkungan aktifitas pembelajaran peningkatan siswa terus yang dalam mengalami diikuti dengan siswa. Seperti penjelasan (2013), meningkatnya hasil belajar siswa. Hal memanfaatkan ini sumber sesuai dengan hasil penelitian Asnidar (2014), membuktikan bahwa Komalasari pembelajaran dengan lingkungan sebagai belajar dapat menciptakan suasana belajar siswa aktif dan kreatif Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017 10 ISSN 2541-2922 (Online) ISSN 2527-8436 (Print) serta mengembangkan kemampuan berfikir. Posisi guru berada diantara pada pemahaman konsep mata pelajaran IPS. siswa dan sumber belajar dan berperan sebagai motivator dan fasilitator. 4. Perbandingan Antar Siklus Dalam Dengan menggunakan sumber belajar dari lingkungan pembelajaran akan lebih bermakna. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosmawati (2011), bahwa pemanfaatan lingkungan terbukti sebagai bisa sumber belajar meningkatkan minat belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Sitinjak Tahun Pelajaran 2009/2010 menerapkan kooperatif pembelajaran model tipe dengan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), terjadi peningkatan hasil dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III. Berdasarkan hasil observasi, angket dan tes diperoleh perbandingan hasil tindakan antar siklus yang disajikan dalam Gambar 1. Gambar 1. Perbandingan Antar Siklus dalam Pembelajaran Kooperatif NHT media lingkungan dapat meningkatkan SIMPULAN Berdasarkan yang telah hasil dilakukan penelitian disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) disertai dengan media 11 aktifitas dan hasil belajar pada siswa kelas VIIH MTs Darul A’Mal Metro tahun Pelajaran 2015/2016 semester genap, serta memperoleh respons yang sangat baik dari siswa. Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017 DAFTAR PUSTAKA Asnidar (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Operasi Himpunan di Kelas VII SMPN 19 Palu. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, Volume 01 Nomor 02, Maret 2014. Diakses: 5 April 2016. Karwono dan Mularsih, Heni. (2012). Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Raja Grafindo. Jakarta. Komalasari, Kokom (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung. Rosmawati., Purnama Dewi,.Yulhelfi,. (2011). Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Decentralized Basic Education 3. ISSN 2088. 091X. Jakarta. Diakses: 31 Agustus 2016. Sani, Ridwan Abdulllah. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Bumi Aksara. Jakarta. Sardiman (2014). Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo. Jakarta. Slameto. (2003). Belajar dan Faktorfaktor yang mempengaruinya. Rineka Cipta. Jakarta. Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Grafika Jakarta. Sanjaya, Wina. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Poses Pendidikan. Kencana Prenadamedia Group. Jakarta. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2011.) Media Pengajaran. Sinar Baru Algesindo. Bandung. Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017 12