peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran

advertisement
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED
HEAD TOGETHER MENGGUNAKAN MEDIA LINGKUNGAN
PADA PEMBELAJARAN IPA
Ngatiyem
MTs Darul A’Mal Metro Lampung
E-mail: [email protected]
Abstract
NHT cooperative learning is a learning strategy with a number of students as members
of small groups with different levels of ability. The emphasis is on developing elements
of social interaction as well as skill enhancement, especially in working group
motivation. The purpose of this study is to improve the activity and learning outcomes of
students VIIH class MTs Darul A'Mal Metro City even semester Lesson 2105/2016
using the environment. It is a classroom action research carried out in 3 cycles using
the Kemmis and Mc Taggart model research design. The stages of this study include the
stage of planning, implementation of action, observation, and reflection. The data
obtained in this study include the observation of student learning activities, test learning
outcomes, the results of observation of learning activities and student responses to
learning. The resulting test of the first cycle action was obtained by the percentage of
classical completeness by 41%, the result of learning cycle II 55% and cycle III
obtained 85.19%. While learning activity in cycle I obtained percentage 69,71%, on
cycle II equal to 77.22% and cycle III the average activity is 81,03%. Based on the
research results can be concluded that with the implementation of cooperative model
Type NHT can improve student activity and learning outcomes and get excellent
response from students.
Keywords: Activities, Learning Outcomes, Cooperative NHT, Environment
Guru
dalam
melaksanakan
PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah inti dari
kegiatan pembelajaran yang selama ini
aktivitas pendidikan oleh sebab itu
berlangsung cenderung menggunakan
pemecahan masalah rendahnya kualitas
cara konvensional, guru lebih dominan
pendidikan
dan
kualitas
harus
difokuskan
pembelajaran.
pada
Komponen-
hanya
ceramah
menggunakan
yang
disertai
metode
dengan
komponen yang dapat memberikan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
kontribusi terhadap kualitas dan hasil
ada
pembelajaran yaitu peserta didik, guru,
sehingga pembelajaran hanya berjalan
materi, metode, sumber belajar, sarana
satu arah yakni berpusat pada guru,
dan prasarana serta biaya.
dan kurang mengarah pada
1
dibuku
paket maupun
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
LKS
siswa,
padahal dengan berlakunya kurikulum
salah satunya adalah model NHT, pada
tingkat
(KTSP)
proses siswa lebih bertanggungjawab
sekarang ini, pembelajaran diharapkan
terhadap tugas yang diberikan karena
telah berpusat pada siswa
dalam
satuan
pendidikan
untuk
pembelajaran
siswa
dalam
mencapai pembelajaran yang optimal.
kelompok diberi nomor yang berbeda
Keadaan dengan pembelajaran berpusat
dan berbagi tugas atau berfikir bersama
pada
untuk mengkaji materi.
guru
mengakibatkan
siswa
menjadi pasif dan guru sulit mengetahui
Terkait Kooperatif tipe NHT
apakah siswa sudah dapat memahami
Sani
atau belum memahami dari materi yang
pembelajaran
telah disampaikan. Siswa yang pasif dan
adalah
kurang
aktivitas
saat
menekankan pada struktur khusus yang
proses
pembelajaran
menyebabkan
dirancang untuk mempengaruhi pola
pembelajaran menjadi tidak bermakna
interaksi siswa dan memiliki tujuan
bagi siswa dan siswa sulit untuk
untuk
memahami materi yang disampaikan
akademik. Model NHT
guru.
dapat
siswa pada
Pemilihan strategi pembelajaran
(2014), menjelaskan bahwa
kooperatif
model
tipe
NHT
pembelajaran
yang
meningkatkan
membuat
penguasaan
siswa
diharapkan
lebih
aktif,
semangat dan siswa tidak menjadikan
menjadi bagian yang penting dalam
guru
sebagai
upaya menciptakan pembelajaran yang
informasi.
satu-satunya
sumber
aktif. Oleh karenanya setiap pertemuan
pembelajaran perlu dirancang sebuah
1. Rumusan Masalah
siklus pembelajaran yang menarik dan
memungkinkan
siswa
untuk
berpartisipasi secara aktif. Penciptaan
Berdasarkan
uraian
masalah,
maka dapat dirumuskan:
1.
Apakah dengan pembelajaran
strategi pembelajaran yang beragam
kooperatif
diharapkan
terus-menerus
menggunakan lingkungan dapat
menjaga ketertarikan siswa pada setiap
meningkatkan aktivitas belajar
proses pembelajaran. Salah satu model
siswa
pembelajaran yang dapat digunakan
keanekaragaman makhluk hidup
untuk meningkatkan aktifitas siswa
di MTs Darul A’Mal Kota
adalah pembelajaran kooperatif yang
Metro?
dapat
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
tipe
pada
NHT
materi
2
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)
Darul
2. Apakah dengan pembelajaran
kooperatif
tipe
NHT
menggunakan lingkungan dapat
meningkatkan
siswa
Metro
tahun
pelajaran 2015/2016.
3. Untuk mengetahui respons siswa
kelas VIIH MTs Darul A’Mal
hasil belajar
pada
A’Mal
materi
Metro
tahun
pelajaran
keanekaragaman makhluk hidup
2015/2016 terhadap penerapan
di MTs Darul A’Mal Kota
pembelajaran
Metro?
matapelajaran
3. Bagaimanakah tanggapan siswa
penerapan
tipe
pada
IPA
menggunakan lingkungan pada
pembelajaran
kooperatif
NHT
materi
NHT
keanekaragaman
makhluk hidup.
menggunakan lingkungan siswa
kelas VIIH
pada
materi
3. Tinjauan Pustaka
keanekaragaman makhluk hidup
1. Aktivitas Belajar
di MTs Darul A’Mal Kota
Metro?
Aktivitas belajar adalah seluruh
aktivitas siswa dalam proses belajar,
mulai
2. Tujuan Penelitian
mengetahui
apakah
penerapan metode pembelajaran
kooperatif
tipe
NHT
dapat
meningkatkan aktivitas belajar
mata pelajaran pelajaran IPA di
MTs Darul A’Mal Metro Kelas
VIIH
tahun
pelajaran
2015/2016.
2. Untuk
tipe
apakah
NHT
dapat
meningkatkan hasil belajar mata
sedangkan
kegiatan
sampai
dasar
psikis
berupa
ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan
dasar
yaitu
mengobservasi,
mengklasifikasi,
memprediksi,
mengukur, menghitung menyimpulkan
dan mengkomunikasikan.
Sedangkan
ketrampilan terintegrasi terdiri dari
tabulasi,
menggambarkan
variabel,
variabel,
membuat
menyajikan
data,
hubungan
antar
mengumpulkan
mengolah, serta menganalisis.
pelajaran IPA kelas VIIH MTs
3
fisik
ketrampilan-ketrampilan
mengidentifikasi
mengetahui
penerapan metode pembelajaran
kooperatif
kegiatan
kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk
dari
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
dan
Menurut
Sekolah
Sardiman
adalah
salah
(2014),
satu
e. Aktivitas
Menulis
(Writing
pusat
Activities), meliputi menulis
kegiatan belajar, sehingga merupaka
cerita, membuat rangkuman,
arena untuk mengembangkan aktivitas.
menulis laporan.
Banyak jenis aktivitas yang dapat
f. Aktivitas
Motorik
(Motor
dilakukan siswa, aktivitas tidak cukup
Activities) meliputi melaukan
hanya
percobaan, membuat model,
mendengarkan
seperti
dan
lazimnya
mencata
pembelajaran
tradisional.
g. Aktivitas
Lebih lanjut Paul
dalam
bermain.
Sardiman
D. Dierich,
(2014)
jenis-jenis
aktivitas belajar dikelompokan yaitu:
a. Aktivitas
Visual
(Visual
Activites), meliputi membaca,
memperhatikan,
percobaan,
menganggap,
hubungan,
h. Aktivitas
meliputi
Activities),
meliputi
mengatakan,
mengambil
keputusan dan sebagainya.
sebagainya.
(Oral
memecahkan
masalah, menganaisis melihat
(Emotional
Lisan
(Mental
Activities) meliputi mengingat,
demonstrasi, mengamati, dan
b. Aktivitas
Mental
Emosional
Activities)
menaruh
minat,
merasa bosan, gembira, sedih,
tenang, gugup.
merumuskan,
Keberhasilan pencapaian tujuan
menjawab, bertanya memberi
pendidikan banyak ditentukan oleh
saran,
bagaimana
diskusi,
menaggapi,
mengemukakan
pendapat,
presentasi dan sebagainya.
c. Aktivitas
dilaksanakan.
proses
pembelajaran
Pembelajaran
yang
bermakna akan membawa siswa pada
mendengarkan
pengalaman belajar yang mengesankan.
(Listening Activities), meliputi
Lebih lanjut Silberman dalam Karwono
mendengarkan,
dan Mularsih (2012:108), belajar bukan
menerima
diskusi dan sebagainya.
d. Aktivitas
merupakan konsekuensi otomatis dari
menggambar
penyampaian informasi kepada peserta
(Drawing Activities), meliputi
didik, belajar membutuhkan keterlibatan
menggambar, membuat grafik,
mental dan tindakan sekaligus.
membuat peta, diagram, pola.
saat kegiatan belajar itu aktif, peserta
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
Pada
4
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)
didik
melakukan
sebagian
besar
proses
pekerjaan belajar. Mereka mempelajari
gagasan-gagasan,
yang mereka pelajari.
3.
Pembelajaran Kooperatif Type
NHT (Numbered Head Together)
Terkait dengan Kooperatif tipe
Hasil Belajar merupakan salah
satu ukuran terhadap penguasaan materi
pelajaran dalam proses pembelajaran.
Untuk mencapai hasil belajar yang
optimal, seorang pendidik haruslah
mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar peserta
didik. Menurut Sudjana dan Rivai
hasil
belajar
dapat
dipengaruhi oleh dua faktor utama,
Faktor internal (faktor dalam diri),
dari dalam diri siswa terutama yang
mempengaruhi adalah kemampuan
yang dimiliki. Faktor dari dalam
diri siswa yang lain seperti motivasi
belajar, minat dan perhatian, sikap
dan kebiasaan belajar, ketekunan,
sosial ekonomi, fisik dan psikis.
Hasil belajar siswa disekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa
Faktor eksternal (faktor diluar diri)
atau faktor lingkungan belajar yang
dimaksud
pembelajaran
adalah
adalah
kooperatif
model
tipe
NHT
pembelajaran
yang
menekankan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan memiliki tujuan
untuk
meningkatkan
akademik. Model NHT
dapat
membuat
siswa
diharapkan
lebih
aktif,
semangat dan siswa tidak menjadikan
sebagai
informasi.
satu-satunya
sumber
Menurut Trianto
(2011),
NHT menggunakan struktur empat fase
sebagai sintaks yaitu:
a) Penomoran (Numbering)
Guru
membagi
siswa
kedalam
kelompok 3-5 orang dan kepada setiap
anggota diberi
nomor 1 sampai 5.
b) Pengajuan pertanyaan (Questioning)
Guru
memberikan
pertanyaan
kualitas
“Apa ciri-ciri tumbuhan dikotil?”
Pertanyaan disusun dalam bentuk
lembar diskusi siswa (LKS) yang
pengajaran, yakni efektif tidaknya
5
penguasaan
kepada setiap kelompok. Misalnya
dan 30% lingkungan.
b.
NHT Sani (2014) menjelaskan bahwa
guru
yaitu :
a.
dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
2. Hasil Belajar
39),
mengajar
memecahkan
berbagai masalah, dan menerapkan apa
(2011:
belajar
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
harus dijawab dan didiskusikan
Action Research) yang dilaksanakan
siswa.
dalam tiga siklus. Penelitian tindakan
c) Berpikir bersama (Heads Together)
kelas merupakan suatu pencermatan
Siswa melakukan diskusi bekerja
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
sama
menyelesaikan
tindakan yang sengaja dimunculkan dan
guru.
Siswa
terjadi dalam sebuah kelas secara
menyatukan pendapatnya terhadap
bersama . Dalam praktiknya, penelitian
7 jawaban pertanyaan
tindakan kelas merupakan tindakan
untuk
pertanyaan
dari
itu dan
menyakinkan tiap anggota dalam
yang
timnya mengetahui jawaban tim.
penelitian yang mencakup beberapa
d) Pemberian jawaban (Answering)
Guru mengacak nomor, kemudian
siswa
yang
nomornya
keluar
bermakna
langkah
yaitu
Rancangan
dimaksud
diskusi sesuai dengan hasil yang
penerapan
telah
kooperatif
bersama
planning,
prosedur
action,
observation, evaluation dan reflection .
menjawab pertanyaan dari soal-soal
didiskusikan
melalui
adalah
solusi
yang
tindakan
berupa
model
tipe
pembelajaran
Numbered
Heads
kelompoknya. Model pembelajaran
Together (NHT) disertai dengan media
NHT merupakan suatu model yang
lingkungan.Subjek
memberikan
kesempatan
kepada
siswa kelas VIIH MTs Darul A’Mal
siswa untuk
saling membagikan
Kota Metro tahun pelajaran 2015/2016
ide-ide dan melibatkan lebih banyak
semester genap.Metode pengumpulan
siswa dalam menelaah materi dan
data melalui teknik observasi, tes hasil
mengecek pemahaman terhadap isi
belajar, angket, wawancara, catatan
pelajaran
lapangan.
tersebut,
mempertimbangkan
paling
tepat,
mengajukan
jawaban yang
sebagai
gantinya
pertanyaan
kepada
seluruh kelas.
deskriptif kualitatif. Analisis dalam
Penelitian
dimulai
Tindakan
setelah
dari
Kelas
(PTK)
berakhirnya
siklus.
hasil
penelitian
di
lapangan diolah dan dianalisis secara
METODE PENELITIAN
ini
adalah
Teknik analisis data berupa analisis
Data-data
Penelitian
penelitian
merupakan
kualitatif. Teknik analisis kualitatif
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
menghitung persentase perolehan dan
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
6
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)
kualifikasi
berdasaran
penetapan
kriteria.
kegiatan
siswa
dan
guru
dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran
1.
observasi kegiatan belajar mengajar.
Siklus I
Pada
tahap
perencanaan
(planning),
dilakukan
penyusunan
instrumen
pembelajaran,
menggunakan
lembar
Pada akhir siklus I dilakukan tes
untuk
mengukur
keberhasilan
guru
instrumen
dalam mengajar, dan angket untuk
penelitian dan pembentukan kelompok
melhat respons siswa terhadap kegiatan
diskusi dengan memilih siswa yang
pembelajaran.
pandai sebagai ketua kelompok dan
observasi diperoleh rata-rata persentase
anggota kelompok dipilih secara acak.
aktifitas siswa dalam pembelajaran
Pada tahap kedua yaitu pelaksanaan
adalah 69,71% dengan kriteria cukup
(action) merupakan kegiatan penerapan
aktif, dan ketuntasan dalam belajar
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
secara klasikal adalah 59%, sedangkan
Head Together (NHT) disertai dengan
penilaian
terhadap
media
pembelajaran
adalah
lingkungan
pada
materi
Berdasarkan
hasil
kegiatan
58%
dengan
keanekaragaman mahkluk hidup. Pada
kriteria baik serta memperoleh respons
Siklus I dalam kegiatan pendahuluan
siswa 74,52% dengan kriteria baik.
pembelajaran
berperan
Hasil tersebut belum mencapai target
membangkitkan minat siswa terhadap
yang ditetapkan. Ketercapaian masing-
pembelajaran
masing aspek pada siklus I disajikan
ini
guru
melalui
pemberian
apersepsi dan motivasi. Pada tahap
dalam Tabel 1.
pengamatan (observation), mengamati
Tabel 1. Ketercapaian Siklus I Pembelajaran Kooperatif NHT
Aspek
Aktifitas Belajar
Hasil Belajar
Kegiatan pembelajaran
Respons siswa
Target
75% aktif
75% tuntas
75% baik
75% baik
Ketercapaian
69,71%
41%
58 %
74,52
Kriteria
Belum tercapai
Belum tercapai
Belum tercapai
Belum tercapai
Berdasarkan Tabel 1 semua
dan respons siswa yang semuanya
aspek masih belum mencapai target,
belum mencapai 75%, Hasil observasi
yaitu aspek aktifitas belajar, tes hasil
Pembagian kelompok masih belum
belajar, kualitas kegiatan pembelajaran
heterogen,
7
karena
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
masih
tampak
dominansi beberapa siswa, cakupan
siklus II difokuskan pada indikator
materi ciri-ciri mahkluk hidup yang
kompetensi yang belum tercapai. Pada
terlalu luas, dan kurang sesaui dengan
tahap pengamatan (observation), aspek
indikator pada RPP. Maka diputuskan
yang diamati hampir sama dengan
bahwa
siklus I yaitu aktivitas kegiatan siswa
penelitian
dilanjutkan
pada
siklus II.
dan
guru
dalam
menggunakan
2.
Siklus II
umum
pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II hampir
sama dengan siklus I yang terdiri dari 4
yaitu
planning,
action,
observation dan reflection. Pada tahap
perencanaan
lembar
observasi
kegiatan belajar mengajar.Pada akhir
Secara
tahapan
pembelajaran
(planning),
dilakukan
penyusunan instrumen pembelajaran,
instrumen penelitian dan pembentukan
kelompok belajar siswa berdasarkan
hasil observasi aktifitas pembelajaran.
Pada tahap pelaksanaan (action),
pembelajaran dilaksanakan dalam 3 kali
pertemuan. Proses pembelajaran pada
siklus
II
dilakukan
tes
untuk
mengetahui hasil belajar siswa, dan
pengisian angket respons siswa terhadap
pembelajarn.
Dari
hasil
tes,
hasil
observasi dan angket pada siklus II
diperoleh aktifitas belajar siswa 77,12%
aktif, ketercapaian hasil belajar 45%
siswa
tuntas,
dan
hasil
observasi
terhadap pembelajaran 75,67% dengan
kriteria baik, serta memperoleh respons
siswa
78,27% dengan kriteria baik.
Ketercapaian masing-masing aspek di
siklus II disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Ketercapaian Siklus II Pembelajaran Kooperatif NHT
Aspek
Aktifitas Belajar
Hasil Belajar
Kegiatan pembelajaran
Respons siswa
Berdasarkan
Tabel
Target
75% aktif
75% tuntas
75% baik
75% baik
2
masih
Ketercapaian
77,12%
55%
75,67 %
78,27%
Kriteria
Tercapai
Belum tercapai
Tercapai
Tercapai
tersedia untuk mengkaji dan bekerja
terdapat aspek yang belum mencapai
dalam
kelompok
target, yaitu aspek tes hasil belajar,
materinya terlalu luas dan kurang sesuai
maka pada tahap refleksi (reflection)
dengan kognisi siswa, dan gambar yang
dilakukan diskusi antara peneliti dengan
digunakan pada LKS tidak jelas dan
guru mitra Hasil observasi waktu yang
masih kurang menarik, maka pada tahap
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
terbatas
cakupan
8
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)
refleksi (reflection) dilakukan diskusi
dalam
antara peneliti dengan guru mitra
pembelajaran pada siklus III difokuskan
mengkaji
ketersediaan
pada indikator kompetensi yang belum
disesuaikan
dengan
memperbaiki
waktu
2
kali
materi
serta
tercapai.
gambar-gambar
yang
(observation),
pertemuan.
Pada
tahap
aspek
Proses
pengamatan
yang
diamati
disajikan dalam LKS, dan diusahakan
hampir sama dengan siklus I dan II
untuk dapat menghadirkan benda asli
yaitu aktivitas kegiatan siswa dan guru
yang memungkinkan untuk dibawa ke
dalam
pembelajaran
kelas, dan diputuskan bahwa penelitian
lembar
observasi
dilanjutkan pada siklus III.
mengajar.
menggunakan
kegiatan
belajar
Pada akhir siklus III dilakukan
3.
tes untuk mengetahui hasil belajar
Siklus III
Secara
umum
pelaksanaan
siswa, dan pengisian angket respons
pembelajaran pada siklus III hampir
siswa terhadap pembelajarn. Dari hasil
sama dengan siklus I dan II yang terdiri
tes, hasil observasi dan angket pada
dari 4 tahapan yaitu planning, action,
siklus III diperoleh aktifitas belajar
observation dan reflection. Pada tahap
siswa 81,03% aktif, ketercapaian hasil
perencanaan
belajar 85% siswa tuntas, dan hasil
(planning),
dilakukan
penyusunan instrumen pembelajaran,
observasi
instrumen penelitian dan pembentukan
85,19% dengan kriteria sangat baik,
kelompok belajar siswa berdasarkan
serta
hasil
78,27%
observasi
aktifitas
terhadap
memperoleh
dengan
pembelajaran
respons
siswa
kriteria
baik.
pembelajaran.Pada tahap pelaksanaan
Ketercapaian masing-masing aspek di
(action),
siklus III disajikan dalam Tabel 3.
pembelajaran
dilaksanakan
Tabel 3. Ketercapaian Siklus III Pembelajaran Kooperatif NHT
Aspek
Aktifitas Belajar
Hasil Belajar
Kegiatan pembelajaran
Respons siswa
Berdasarkan
hasil
Target
75% aktif
75% tuntas
75% baik
75% baik
penelitian,
pada siklus III dapat diketahui bahwa
9
Ketercapaian
81,03%
85,19%
86,83 %
85,19%
semua
aspek
memenuhi
Kriteria
Tercapai
Tercapai
Tercapai
Tercapai
yang
target
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
diteliti
sudah
yang
telah
direncanakan.
refleksi
penerapan pembelajaran tipe NHT dapat
(reflection) dilakukan diskusi dengan
meningkatkan hasil belajar siswa pada
guru
materi operasi himpunan di Kelas VII
bahwa
Pada
tahap
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
SMP Negeri 19 Palu.
Head Together (NHT) disertai dengan
media
lingkungan
target
telah
ketercapaian
memenuhi
yang
telah
ditentukan.
Menurut Trianto (2011), dalam
pembelajaran
meningkatkan
kooperatif
kinerja
tugas-tugas
Secara
garis
besar
langkah-
menumbuhkan
siswa
dapat
dalam
akademik,
dan
kemampuan
berfikir
langkah dalam pembelajaran kooperatif
kritis. Dengan pembelajaran kooperatif
NHT sudah dapat dilaksanakan dengan
memberikan keuntungan baik pada
baik. Guru dan siswa sudah lebih rileks
siswa
dalam pembelajaran, peran guru tidak
kelompok atas yang bekerja bersama
lagi hanya sebagai informator, tapi yang
menyelesaikan tugas akademik.
kelompok
bawah
maupun
lebih penting adalah guru memediasi
Lebih lanjut Slameto (2003),
siswa untuk membangun pengetahuan
dalam proses belajar harus diperhatikan
siswa,
memberikan
apa yang dapat mendorong siswa untuk
motivasi terhadap siswa yang dinilai
belajar, memberikan motivasi untuk
kurang dalam kegiatan pembelajaran
berfikir dan memusatkan kegiatan yang
Menurut Sanjaya (2011), bahwa salah
berhubungan atau menunjang belajar.
satu
Motif
dan
usaha
banyak
untuk
menumbuhkan
dapat
diberikan
aktivitas siswa dalam belajar adalah
memberikan
dngan
membentuk motif yang kuat.
memberikan
motivasi,
latihan-latihan
dengan
untuk
mendorong siswa untuk belajar serta
Selain motivasi peningkatan kualitas
memberikan bantuan dan pelayanan
hasil pembelajaran terjadi karena guru
kepada siswa yang memerlukannya.,
sudah menghadirkan contoh yang lebih
sehingga
nyata yang berasal dari lingkungan
aktifitas
pembelajaran
peningkatan
siswa
terus
yang
dalam
mengalami
diikuti
dengan
siswa. Seperti penjelasan
(2013),
meningkatnya hasil belajar siswa. Hal
memanfaatkan
ini
sumber
sesuai
dengan
hasil
penelitian
Asnidar (2014), membuktikan bahwa
Komalasari
pembelajaran
dengan
lingkungan
sebagai
belajar
dapat
menciptakan
suasana belajar siswa aktif dan kreatif
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
10
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)
serta
mengembangkan
kemampuan
berfikir. Posisi guru berada diantara
pada pemahaman konsep mata pelajaran
IPS.
siswa dan sumber belajar dan berperan
sebagai
motivator
dan
fasilitator.
4.
Perbandingan Antar Siklus
Dalam
Dengan menggunakan sumber belajar
dari lingkungan pembelajaran akan
lebih bermakna. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rosmawati (2011), bahwa pemanfaatan
lingkungan
terbukti
sebagai
bisa
sumber
belajar
meningkatkan
minat
belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 1
Sitinjak Tahun Pelajaran 2009/2010
menerapkan
kooperatif
pembelajaran
model
tipe
dengan
pembelajaran
Numbered
Heads
Together (NHT), terjadi peningkatan
hasil dari siklus I ke siklus II dan ke
siklus III. Berdasarkan hasil observasi,
angket dan tes diperoleh perbandingan
hasil
tindakan
antar
siklus
yang
disajikan dalam Gambar 1.
Gambar 1. Perbandingan Antar Siklus dalam Pembelajaran Kooperatif NHT
media lingkungan dapat meningkatkan
SIMPULAN
Berdasarkan
yang
telah
hasil
dilakukan
penelitian
disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered
Heads
Together (NHT) disertai dengan media
11
aktifitas dan hasil belajar pada siswa
kelas VIIH MTs Darul A’Mal Metro
tahun Pelajaran 2015/2016 semester
genap, serta memperoleh respons yang
sangat baik dari siswa.
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
DAFTAR PUSTAKA
Asnidar (2013). Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada
Materi Operasi Himpunan di
Kelas VII SMPN 19 Palu.
Jurnal Elektronik Pendidikan
Matematika Tadulako, Volume
01 Nomor 02, Maret 2014.
Diakses: 5 April 2016.
Karwono dan Mularsih, Heni. (2012).
Belajar dan Pembelajaran
serta Pemanfaatan Sumber
Belajar.
Raja
Grafindo.
Jakarta.
Komalasari,
Kokom
(2013).
Pembelajaran
Kontekstual
Konsep dan Aplikasi. Refika
Aditama. Bandung.
Rosmawati., Purnama Dewi,.Yulhelfi,.
(2011).
Pemanfaatan
Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar untuk Meningkatkan
Minat
Belajar
Siswa.
Decentralized Basic Education
3. ISSN 2088. 091X. Jakarta.
Diakses: 31 Agustus 2016.
Sani,
Ridwan Abdulllah. (2014).
Pembelajaran Saintifik untuk
Implementasi Kurikulum 2013.
Bumi Aksara. Jakarta.
Sardiman (2014). Interaksi Motivasi
Belajar
Mengajar.
Raja
Grafindo. Jakarta.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktorfaktor yang mempengaruinya.
Rineka Cipta. Jakarta.
Trianto.
(2011). Mendesain Model
Pembelajaran
Inovatif
Progresif. Grafika Jakarta.
Sanjaya,
Wina. (2013). Strategi
Pembelajaran
Berorientasi
Standar Poses Pendidikan.
Kencana Prenadamedia Group.
Jakarta.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai.
(2011.) Media Pengajaran.
Sinar
Baru
Algesindo.
Bandung.
Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 1, Juni 2017
12
Download