tinjauan kelengkapan berkas rekam medis terkait penyelesaian

advertisement
TINJAUAN KELENGKAPAN BERKAS REKAM MEDIS TERKAIT
PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI KESEHATAN GUNA
MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN DI RSUP
H.ADAM MALIK TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH :
JAMANTA MAJU PURBA
NIM. 1213465076
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN
(APIKES) IMELDA MEDAN
T.A 2015/2016
TINJAUAN KELENGKAPAN BERKAS REKAM MEDIS TERKAIT
PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI KESEHATAN GUNA
MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN DI RSUP
H.ADAM MALIK TAHUN 2016
HASIL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya
OLEH :
JAMANTA MAJU PURBA
1213465076
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN
(APIKES) IMELDA MEDAN
T.A 2015/2016
LEMBAR PERSETUJUAN
TINJAUAN KELENGKAPAN BERKAS REKAM MEDIS TERKAIT
PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI KESEHATAN GUNA
MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN DI RSUP
H.ADAM MALIK TAHUN 2016
OLEH:
JAMANTA MAJU PURBA
1213465076
Penelitian Ini Telah Di Setujui oleh Dosen Pembimbing Sebagai Persyaratan
Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Di Akademi Perekam Medik Dan
Informasi Kesehataan (APIKES) Imelda Medan
Disetujui :
Dosen Pembimbing
( Giyatno Amd.PK, S.Kom, SKM )
Diketahui Direktur
Akademi Perekam Medik Dan Informasi Kesehatan
(APIKES) Imelda Medan
( dr.Suheri Parulian Gultom, M.Kes )
PERNYATAAN
TINJAUAN KELENGKAPAN BERKAS REKAM MEDIS TERKAIT
PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI KESEHATAN GUNA
MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN DI RSUP
H.ADAM MALIK TAHUN 2016
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri,
Kecuali ada beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing di sebut
sumbernya.
Medan, 09 Agustus 2016
JAMANTA MAJU PURBA
1213465076
LEMBAR PENGUJIAN
Penelitian Dengan Judul:
TINJAUAN KELENGKAPAN BERKAS REKAM MEDIS TERKAIT
PENYELESAIAN KLAIM ASURANSI KESEHATAN GUNA
MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN DI RSUP
H.ADAM MALIK TAHUN 2016
OLEH:
JAMANTA MAJU PURBA
1213465076
Telah Diuji Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji
Pada tanggal 05 Agustus 2016
Penguji I
: Parmen, SKM, M.Kes
(
)
Penguji II
: Giyatno, Amd.PK, S.Kom, S.KM
(
)
Penguji III
: Fitri Yani Lubis, SST.MIK
(
)
Disahkan Oleh:
Direktur Akademi Perekam Medik Dan Informatika Kesehatan
(APIKES) Imelda Medan
(dr.Suheri parulian Gultom,M.Kes)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
II.
III.
IDENTITAS DIRI
Nama
: Jamanta Maju Purba
Tempat/Tanggal Lahir
: Medan/ 29 – April - 1995
Agama
: Kristen Protestan
Anak ke
: 3 dari 4 Bersaudara
Alamat
: Jl. Bawang 15 No. 1 Perumnas Simalingkar
IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah
: Binsar Purba
Pekerjaan
: Wiraswasta
Nama Ibu
: Rosmaida Sitorus
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
:Perumnas Simalingkar
RIWAYAT PENDIDIKAN
2000-2006
: SD.ST Antonius Medan
2006-2009
: SMP.N.41 Medan
2009-2012
: SMA MULIA PRATAMA MEDAN
2013-2016
: D-III APIKES IMELDA MEDAN
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
IMELDA MEDAN
Nama
NIM
Judul
: Jamanta Maju Purba
: 1213465076
: Tinjauan kelengkapan berkas RM terkait penyelesaian klaim
asuransi kesehatan guna meningkatkan mutu pelayanan di
RSUP H.Adam Malik Tahun 2016
ABSTRAK
Kelengkapan berkas rekam medis sangat berpengaruh kepada Rumah sakit dan
juga kepada pasien karena berkas rekam medis memiliki nilai terhadap
administrasi, hukum, penelitian, pendidikan, dokumentasi, dan medis. Semua
pasien yang masuk pada pelayanan kesehatan mempunyai data tentang riwayat
penyakitnya dalam bentuk berkas rekam medis. Berkas rekam medis dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui kualitas pelayanan medis. Berkas rekam medis
merupakan sumber informasi untuk mengindeks rekam medis, serta menyiapkan
laporan rumah sakit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat Kelengkapan berkas rekam
medis terkait klaim asuransi dan mengetahui hal apa yang harus diperhatikan
sebelum mengajukan berkas rekam medis kepada pihak pengklaiman asuransi
data guna meningkatkan mutu rumah sakit H.Adam Malik Medan.
Penelitian dalam studi ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk
melihat gambaran yang terjadi didalam suatu populasi tertentu dengan melakukan
observasi.
Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil 100 berkas rekam medis
sebagai sampel dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa gambaran
pelaksanaan kelengkapan berkas rekam medis yang lengkap 99,6% sedangkan
yang tidak lengkap 0.6%.
Demikian penulis mengambil kesimpulan terhadap tinjauan kelengkapan berkas
terkait klaim asurani guna meningkatkan mutu pelayanan RSUP H Adam Malik
Medan tergolong baik.
Kata Kunci
: Kelengkapan pengisian rekam medis, Klaim asuransi,
mutu pelayanan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan kasi-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul
“Tinjauan Kelengkapan Berkas Rekam Medis terkait klaim asuransi guna
meningkatkan mutu pelayanan RSUP H Adam Malik Medan 2016”.
Selama penelitian dan terselesainya karya tulis ilmiah ini tidak terlepas
dari doa, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun
material. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak/Ibu :
1. dr. H. R. I. Ritonga, Msc selaku Ketua Yayasan Imelda Medan
2. dr. Imelda L. Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN selaku Ketua STIKES Imelda Medan.
3. dr. Suheri Parulian Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam Medik
dan Informatika Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.
4. Esraida Simanjuntak, S.KM selaku Wadir I Akademi perekam Medik dan
Informatika Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.
5. Ali Sabela , S.Kep, Ns selaku Wadir II Akademi Perekam Medik dan
Informatika Kesehatan (APIKES) Imelda Medan dan sekaligus sebagai wali
kelas tingkat IIIB, Angkatan ke VI.
6. Dra. Rani Robety, M.Kom selaku Wadir III Akademi Perekam Medik dan
Informatika Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.
7. Parmen Silalahi, S.KM, M.Kes selaku penguji I dalam Sidang Karya Tulis
Ilmiah ini.
8. Giyatno Amd.PK, S.Kom, S.KM, selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan arahan, bimbingan, dan nasehat kepada penulis mulai dari awal
sampai teselesainya penelitian ini, Dan selaku penguji II dalam Sidang Karya
Tulis Ilmiah ini.
9. FitriYani Lubis, SST.RMIK , selaku penguji III dalam Sidang Karya Tulis
Ilmiah ini.
10. Staf Dosen APIKES Imelda Medan yang telah membekali penulis dengan
ilmu pengetahuan.
11. Direktur Rumah sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang telah
banyak membantu penulis dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
12. Seluruh Staf pegawai Rumah sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan,
khususnya di bagian rekam medis yang telah banyak membantu penulis dalam
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
13. Teristimewa kepada Orang Tua saya yang selalu mendoakan dan mendukung
saya secara moril selama perkuliahan sampai dengan terselesainya Karya Tulis
Ilmiah ini.
14. Semua teman-teman seperjuangan APIKES angkatan VI yang memberikan
semangat dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menigkatkan mutu profesi Perekam Medis dan Informatika Kesehatan.
Medan,09 Agustus 2016
Jamanta Maju Purba
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK ................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
BAB I
BAB II
BAB III
i
ii
iv
vi
vii
: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................
1.2 Batasan Masalah .......................................................
1.3 Perumusan Masalah ..................................................
1.4 Tujuan Peneliti ..........................................................
1.4.1 Tujuan Umum ..............................................
1.4.2 Tujuan Khusus .............................................
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................
1
3
3
3
3
4
4
: TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ......................................
2.2 Pengertian Rekam Medis ..........................................
2.2.1 Tujuan Rekam Medis ...................................
2.2.2 Kegunaan Rekam Medis ..............................
2.2.3 Mutu Rekam Medis ......................................
2.2.4 Tanggung Jawab Terhadap Rekam Medis ...
2.2.5 Rekam Medis Berisikan Diagnosis ...............
2.2.6 Pengkodean RM ............................................
6
6
7
9
10
14
20
21
2.3 Manajemen Klaim ......................................................
2.3.1 Verifikasi Klaim ............................................
2.3.2 Biaya Pelayanan Kesehatan ..........................
2.3.3 Rawat Inap .....................................................
2.4 Kerangka Konsep ........................................................
2.5 Hipotesa Penelitian .....................................................
23
23
25
26
27
27
: METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ....................................................... 28
3.2 Tempat & Waktu penelitian ....................................... 28
3.2.1 Tempat Penelitian .......................................... 28
3.2.2 Waktu Penelitian ........................................... 28
3.3 Populasi dan Sampel ................................................... 28
3.3.1 Populasi .......................................................... 28
3.3.2 Sampel ............................................................ 28
3.4 Jenis & Teknik Pengumpulan Data ............................ 29
3.4.1 Jenis Data ...................................................... 29
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ............................ 29
3.5 Defenisi Operasional .................................................. 30
3.6 Teknik Pengolahan Data ............................................. 30
BAB IV
BAB V
: HASIL & PEMBAHASAN
4.1 Biografi Rumah Sakit ................................................
4.1.1 Sejarah Rumah Sakit ....................................
4.1.2 Perkembangan Rumah Sakit ........................
4.1.3 Visi ...............................................................
4.1.4 Misi ...............................................................
4.1.5 Moto Rumah Sakit ........................................
4.2 Hasil Penelitian ..........................................................
4.2.1 Hasil Penelitian Wawancara .........................
4.2.2 Hasil Penelitian Observasi ............................
4.3 Pembahasan ...............................................................
32
32
33
34
35
35
36
36
37
39
: PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................. 41
5.2 Saran .......................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Presentase Kelengkapan Berkas untuk melakukan pengklaiman ....... 36
Tabel 4.2 Presentase Kelengkapan Berkas Rekam Medis Rawat Jalan
Di RSUP. H. Adam Malik tahun 2016 ............................................... 37
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4. Kerangka Konsep ....................................................................
27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam era persaingan global menuntut setiap rumah sakit atau instansi
pelayanan kesehatan untuk berusaha memberikan pelayanan yang terbaik. Situasi
itu membawa pengaruh disegala bidang yang pada akhirnya diharapkan menuju
suatu perubahan yang lebih baik. Seiring dengan keadaan tersebut, masyarakat
pun menjadi lebih kritis dan mempunyai tuntutan yang tinggi terhadap mutu
pelayanan di segala bidang. Keadaan ini menjadikan persaingan lebih ketat guna
memberikan kualitas produk (barang ataupun jasa) yang terbaik.
Tidak dapat dipungkiri bidang kesehatan pun mengalaminya. Banyak
pihak yang terkait di bidang pelayanan kesehatan berkompetisi untuk
mengembangkan dan menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi.
Salah satu pelayanan kesehatan yang menuntut kualitas mutu yang baik terdapat
pada masalah keuangan atau pembayaran. Pembayaran merupakan suatu kegiatan
yang sangat penting di sebuah rumah sakit karena hal tersebut sangat menentukan
tingkat keberhasilan dari suatu rumah sakit atau organisasi.
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.
Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Seperti yang kita ketahui pembayaran pelayanan kesehatan memiliki dua
cara yaitu pembayaran secara tunai dan pembayaran dengan menggunakan sistem
jaminan asuransi.
Saat ini pembayaran secara tunai dinilai sangat memberatkan beban
keuangan perorangan karena penderita harus menyediakan dana untuk setiap kali
membutuhkan pelayanan kesehatan terutama bagi kalangan masyarakat menengah
ke bawah. Sebaliknya menurut penilaian masyarakat, sistem jaminan asuransi
merupakan alternatif yang baik untuk pembayaran pelayanan kesehatan. Dari
prosedur itu dapat disimpulkan bahwa unit Rekam Medis & Informasi Kesehatan
sangatlah penting dalam menghasilkan informasi untuk mendukung proses sistem
jaminan. Asuransi kesehatan merupakan simpanan jangka panjang berupa uang
yang di simpan di sebuah perusahaan asuransi dimana nantinya akan
dipergunakan untuk biaya kesehatan oleh orang yang bersangkutan di masa
mendatang.
Sistem ini memungkinkan konsumen prospektif pelayanan kesehatan
melakukan pembayaran kepada pihak ketiga dalam bentuk skema asuransi.
Dengan demikian apabila pihak pertama sakit, pihak ketiga akan membayar pihak
kedua atau pelaku pelayanan kesehatan. Prinsip dari asuransi ialah sebagai pihak
ketiga yang akan menjadi penanggung dari pihak pertama atau pasien. Saat ini,
banyak sekali permasalahan pada hubungan kerja sama antara perusahaan milik
swasta dengan perusahaan milik negara. Permasalahan itu meliputi beberapa
aspek. Salah satu aspek penting dari permasalahan tersebut ialah masalah
kelengkapan rekam medis dan hal penting dalam melakukan klaim kepada pihak
asuransi. Atas dasar uraian diatas penulis tertarik membuat Karya Tulis Ilmiah
dengan judul “Tinjauan kelengkapan berkas Rekam Medis terkait
penyelesaian klaim asuransi kesehatan guna meningkatkan mutu pelayanan
Di RSUP H.Adam Malik Tahun 2016”.
1.2 Batasan Masalah
Untuk dapat di identifikasi permasalahan diatas, maka penulis membatasi
permasalahan yaitu
“Tinjauan kelengkapan berkas rekam medis terkait
penyelesaian klaim asuransi kesehatan guna meningkatkan mutu pelayanan di
RSUP H.Adam Malik Tahun 2016’’
1.3 Perumusan Masalah
Perumusan dalam penilitian ini yaitu bagaimana terciptanya kelengkapan
berkas rekam medis terkait penyelesaian klaim asuransi .
1.4 Tujuan Penelitian
1.4 .1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran proses penyelesaian klaim asuransi kepada pihak
asuransi di RSUP H.Adam Malik.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mendapatkan gambaran tentang peran petugas proses klaim asuransi
2. Mendapatkan gambaran tentang persyaratan yang diperlukan untuk
pengajuan klaim asuransi.
3. Mendapatkan gambaran tentang lama waktu penyelesaian klaim
asuransi.
4. Mengidentifikasi masalah atau hambatan pada proses penyelesaian
klaim asuransi.
5. Mengevaluasi proses penyelesaian klaim asuransi kesehatan guna
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian Karya Tulis Ilmiah ini, penulis berharap Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi :
1. Pasien
Pasien mendapatkan efek positif yaitu peningkatan mutu pelayanan yang
lebih baik dari rumah sakit.
2. Rumah Sakit
Rumah sakit dapat mengetauhi gambaran proses penyelesaian klaim
asuransi yang baik dan menjadi bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan
mutu pelayanan kesehatan di RSUP H.Adam Malik.
3. Penulis
Penulis mendapatkan pengalaman yang bermanfaat dalam upaya
pengembangan pengetauhan di bidang rekam medis dan dapat menerapkan ilmu
pengetauahan yang diperoleh, khususnya pada bidang klaim asuransi.
4. Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan dapat menjadikan karya tulis ilmiah ini sebagai
bahan bacaan untuk tambahan wawasan bagi para mahasiswa/i khususnya pada
jurusan Rekam Medis & Informasi Kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Menurut Sri Wahyuni Sitorus (2013) Tingkat kesadaran atau kepedulian
tenaga medis dalam hal pengisian berkas RM masih kurang dan tingkat
pemahaman dari tenaga medis atau paramedis dalam hal pengisian berkas RM
masih kurang.
Menurut Marta Simanjuntak (2013) Tingkat pengetahuan petugas rekam
medis terhadap kelengkapan berkas RM yang sangat mempengaruhi adalah
tingkat pendidikan dan masa kerja. Karena semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya dalam bekerja.
Menurut Deltanis Kasih Zebua (2015) yang sangat mempengaruhi
ketidaklengkapan pengisian berkas RM yaitu Pendidikan dan umur.
2.2 Pengertian Rekam Medis
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008
tentang rekam medis dalam pasal 3 menyebutkan butir-butir minimal yang harus
dimuat untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-kurangnya
memuat catatan dan dokumen antara lain indentitas pasien, hasil pemeriksaan,
pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan
jelas dan dalam bentuk tehnologi informasi elektronik yang diatur lebih lanjut
dengan peraturan tersendiri.
Menurut Gemala Hatta (2008), rekam medis adalah merupakan kumpulan
fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan
sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi
kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Menurut Sofwan Dahlan (2000), latar belakang perlunya dibuat rekam
medis adalah untuk mendokumentasikan semua kejadian yang berkaitan dengan
kesehatan pasien serta menyediakan media komunikasi di antara tenaga kesehatan
bagi kepentingan perawatan penyakitnya yang sekarang maupun yang akan
datang. Menurut Sabarguna BS (2008) Rekam medis adalah rangkuman data
pasien selama dirawat di rumah sakit, dengan harapan dan bagaimana pelayanan
seorang pasien selama dirawat dan diobati di rumah sakit, untuk melengkapi
rekam medis harus memiliki data yang cukup tertulis dalam rangkaian kegiatan
guna menghasilkan suatu diagnosis, jaminan, pengobatan dan hasil akhir.
2.2.1 Tujuan Rekam Medis
Rekam medis bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa
adanya dukungan dari suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan
benar, mustahil tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang
diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang
menentukan didalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit (Dirjen Yanmed,
1993). Menurut Depkes RI, (1993) Dirjen Pelayanan Medis dalam buku Pedoman
Pengolahan rekam medis rumah sakit di Indonesia, kegunaannya dapat dilihat dari
beberapa aspek yang dikenal dengan sebutan ALFREDS (Administrative, Legal,
Financial, Research, Education, Dokumentation, and Service) yaitu :
1. Administrative (Aspek Administrasi)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab tenaga medis
dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2. Legal (Aspek Hukum)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum,karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam
rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk
penegakkan hukum.
3. Financial (Aspek Keuangan)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan, karena isinya dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran layanan pada
fasilitas pelayanan kesehatan. Tanpa adanya bukti catatan tindakan/pelayanan,
maka pembayaran tidak dapat dipertanggungjawabkan. Data/informasi yang ada
dapat digunakan sebagai aspek keuangan.
4. Research (Aspek Penelitian)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena informasi
yang dikandungnya dapat digunakan sebagai bahan penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
5. Education (Aspek pendidikan)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan
pelayanan rekam medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat
dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi si pemakai.
6. Documentation ( Aspek Dokumentasi)
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggungjawaban laporan rumah sakit.
7. Service (Aspek Medis)
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan
tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan perawatan
yang harus diberikan kepada seorang pasien.
2.2.2 Kegunaan Rekam Medis
Menurut Dirjen Yanmed (1993), kegunaan rekam medis secara umum
antara lain sebagai berikut :
1.
Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahlinya yang ikut
ambil bagian didalam memberikan pelayanan pengobatan, perawatan
kepada pasien.
2.
Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien.
3.
Sebagai bukti tertulis untuk segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit, dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah
sakit.
4.
Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
5.
Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter
dan
6.
tenaga kesehatan lainnya.
Menyediakan data khusus yang sangat berguna untuk penelitian dan
pendidikan.
7.
Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis
pasien.
8.
Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan.
2.2.3 Mutu Rekam Medis
Rekam medis yang baik dapat pula mencerminkan mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan (Huffman,1994). Rekam medis yang bermutu juga
diperlukan untuk persiapan evaluasi dan audit medis terhadap pelayanan medis
secara retrospektif terhadap rekam medis. Tanpa dipenuhinya syarat-syarat dari
mutu rekam medis ini, maka tenaga medis maupun pihak rumah sakit akan sukar
membela diri di pengadilan bila terdapat tuntutan malpraktik oleh pihak pasien.
Menurut Huffman (1994), mutu rekam medis yang baik adalah rekam
medis yang memenuhi indikator-indikator mutu rekam medis sebagai berikut :
1. Kelengkapan isian resume medis
2. Keakuratan
3. Tepat waktu
4. Pemenuhan persyaratan hukum
Formulir rekam medis yang digunakan dan
harus diisi oleh berbagai
Rumah Sakit, semua formulir harus memenuhi standar. Formulir rekam medis
sendiri tidak memberikan jaminan pencatatan data medis yang tepat dan baik,
apabila para dokter dan staf medisnya tidak secara seksama melengkapi informasi
yang diperlukan pada setiap lembaran rekam medis dengan baik dan benar.
Berdasarkan Peraturaran Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 yang
dimaksud dengan isi rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan,
serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Data-data
yang harus dimasukkan dalam rekam medis dibedakan untuk pasien yang
diperiksa di unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap.
Uraian indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Kelengkapan isian resume medis untuk pasien rawat inap dan perawatan
sekurang -kurangnya memuat (Permenkes No.
269/MENKES/PER/III/2008)
yaitu :
1).
Identitas pasien
2).
Tanggal dan waktu
3).
Anamnese (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit)
4).
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis
5).
Diagnosis
6).
Rencana penatalaksanaan /TP (treatment planning)
7).
Pengobatan dan atau tindakan
8).
Persetujuan tindakan bila perlu
9).
Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan
10).
Ringkasan pulang (discharge summary)
11).
Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang memberikan pelayanan kesehatan
12).
Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu
13).
Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
Ringkasan pulang (discharge summary) atau resume medis, harus dibuat
oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien. Isi ringkasan
pulang sekurang-kurangnya memuat :
1).
Identitas pasien
2).
Diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat
3).
Ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir,
pengobatan dan tindak lanjut; dan
4).
Nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan
pelayanan kesehatan.
2.
Keakuratan
Adalah ketepatan catatan rekam medis, dimana semua data pasien ditulis
dengan teliti, cermat, tepat, dan sesuai dengan keadaan sesungguhnya.
3. Tepat waktu
Rekam medis harus diisi dan setelah diisi harus dikembalikan ke bagian
rekam medis tepat waktu sesuai dengan peraturan yang ada.
4. Memenuhi persyaratan hukum
Rekam medis memenuhi persyaratan aspek hukum (Permenkes 2008)
yaitu:
1. Penulisan rekam medis tidak memakai pensil
2. Penghapusan tidak ada
3. Coretan, ralat sesuai dengan prosedur, tanggal, dan tanda tangan
4. Tulisan harus jelas dan terbaca
5. Ada tanda tangan oleh yang wajib menandatangani dan nama petugas
6. Ada tanggal dan waktu pemeriksaan tindakan
7. Ada lembar persetujuan
Rekam medis disebut lengkap apabila:
1. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-lambatnya
dalam waktu 1x24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam medis.
2. Semua pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter/tenaga kesehatan lainnya
sesuai dengan kewenangan klinis dan ditulis nama terangnya serta diberi tanggal.
3. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran/dan mahasiswa lainnya
ditandatangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau oleh dokter
pembimbingnya.
4. Catatan yang dibuat oleh residens harus diketahui oleh dokter pembimbingnya.
5.
Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan yang terjadi
dengan wajar seperti mencoret kata/kalimat yang salah dengan jalan memberikan
satu garis lurus pada tulisan tersebut. Diberi inisial (singkatan nama) orang yang
menkoreksi tadi dan mencantumkan tanggal perbaikan dan melakukannya pada
saat itu juga serta dibubuhi paraf.
6. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan. (Boedihartono,
1991; Hatta, 2008).
2.2.4 Tanggung Jawab terhadap Rekam Medis dan Resume Medis
Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi informasi yang ada
didalam rekam medis dan resume medis terhadap kemungkinan hilangnya
keterangan ataupun pemalsuan data yang ada didalam rekam medis dan resume
medis atau dipergunakan oleh orang lain yang semestinya tidak diberikan izin.
Berkas rekam medis dan resume medis merupakan milik rumah sakit dan pasien,
maka keberadaannya harus dijaga dan sangat berguna bagi pasien, dokter maupun
bagi rumah sakit. Oleh karena itu, maka tanggung jawab terhadap rekam medis
dan resume medis tidak terlepas dari dokter yang merawat pasien, petugas rekam
medis, pimpinan rumah sakit, staf medis, dan komite medis yang uraian tanggung
jawabnya adalah sebagai berikut (Boedihartono, 1991) :
1. Tanggung Jawab Dokter yang Merawat
Tanggung jawab utama akan kelengkapan rekam medis terletak pada
dokter yang
merawat. Meskipun untuk
melengkapi rekam medis dapat
didelegasikan kepada stafnya, namun tanggung jawab utama dari isi rekam
medis berada pada dokter yang merawat, dokter mengemban tanggung jawab
terakhir akan kelengkapan dan keberhasilan isi rekam medis.
Disamping itu, untuk mencatat beberapa keterangan medis seperti: riwayat
penyakit, pemeriksaan
penyakit, pemeriksaan fisik, dan ringkasan keluar
(resume), yang kemudian bisa didelegasikan kepada coasisten, asisten ahli, dan
dokter
lainnya
namun data harus dipelajari
kembali, dikorelasikan, dan
ditandatangani juga oleh dokter yang merawat.
2. Tanggung Jawab Petugas Rekam Medis
Petugas
rekam
medis
membantu
dokter yang merawat dalam
mempelajari isi rekam medis. Analisis dari kelengkapan isi dimaksudkan untuk
mencari hal-hal yang kurang dan masih diragukan, dan menjamin rekam medis
yang lengkap dan akurat serta sesuai dengan kebijakan dan peraturan.
3. Tanggung Jawab Pimpinan Rumah Sakit
Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab menyediakan fasilitas unit
rekam
medis yang
meliputi
ruangan, peralatan, tanaga kesehatan
yang
memadai. Sehingga tenaga di unit rekam medis dapat bekerja secara efektif
dalam memeriksa kembali, memuat indeks, dan penyimpanan dari semua system
medis dalam waktu singkat.
4. Tanggung Jawab Staf Medis
Staf medis (dokter, perawat, dan tenaga kesehatan professional lainnya)
yaitu :
1) Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang
melayani pasien di rumah sakit
2) Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit
3) Residens yang sedang melaksanakan kepanitraan klinik
4) Tenaga paramedis keperawatan dan tenaga paramedis non keperawatan yang
sedang terlibat didalamnya antara lain: perawat,perawat gigi, bidan,tenaga
laboratorium klinik,gizi, anestesi, penata rongent, rehabilitasi medis dan lain
sebagainya
5) Dalam hal dokter luar negeri melakukan alih tehnologi kedokteran yang berupa
tindakan/konsultasi kepada pasien yang membuat rekam medis adalah dokter
yang ditunjuk oleh direktur rumah sakit (Depkes RI, 1997). Semua staf medis
tersebut mempunyai peranan penting di rumah sakit dan pengorganisasian staf
medis tersebut secara langsung menentukan kualitas pelayanan kepada pasien.
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dibuatlah peraturan-peraturan
yang akan mengatur para anggota staf medis dan membentuk komisi khusus,
penunjang komite staf medis untuk melaksanakan beberapa tanggung jawab
khusus yang diperlukan.
5. Tanggung Jawab Komite Rekam Medis
Komite rekam medis bertanggung jawab untuk meninjau ulang rekam
medis dalam hal penyelesaian tepat waktu, ketepatan klinis, ketepatan dan
kecukupan pelayanan pasien, pengajaran, evaluasi, penelitian, dan medicolegal.
Kegiatan komite medis antara lain adalah memberikan perhatian atas kelengkapan
rekam medis, meninjau kembali formulir rekam medis guna mengurangi duplikasi
informasi yang tidak penting dan mencapai keseragaman isi, bentuk dan ukuran.
Pada saat peneliti melakukan penelitian, belum berpedoman dengan KepMenkes
No.755 tahun 2011. Pada KepMenkes No.755 tahun 2011 disebutkan bahwa
susunan organisasi dan keanggotaan Komite Medik terdiri dari ketua, sekretaris
dan subkomite dan sekurang-kurangnya dapat terdiri dari ketua dan sekretaris
tanpa subkomite bila keterbatasan sumber daya. Subkomite terdiri dari:
1). subkomite kredensial yang bertugas menapis profesionalisme staf medis,
2). subkomite mutu profesi yang bertugas mempertahankan kompetensi dan
profesionalisme staf medis; dan
3). subkomite etika dan disiplin profesi yang bertugas menjaga disiplin, etika, dan
perilaku profesi staf medis.
Menurut Huffman (1991), tinggi rendahnya mutu rekam medis dan resume
medis sangat dipengaruhi faktor-faktor sumber daya dalam rumah sakit, termasuk
antara lain tenaga, sarana, metode, tehnologi yang digunakan, dan pembiayaan.
Interaksi pemanfaatan sumber daya rumah sakit yang digerakkan melalui proses
dan prosedur tertentu akan menghasilkan mutu rekam medis yang baik pula
dengan indikator-indikator rekam medis yang lengkap, akurat, tepat waktu, dan
memenuhi persyaratan aspek hukum untuk menunjang jasa pelayanan kesehatan
rumah sakit. Mutu rekam medis dan resume medis dapat ditingkatkan, dan
diperlukan 3 (tiga unsur), sebagai berikut :
1. Kelengkapan dari Rekam Medis dan Resume Medis
Kelengkapan rekam medis dan resume medis diperiksa oleh sub bagian
rekam medis, jika tidak lengkap akan diberikan kesempatan berupa formulir
untuk diisi oleh dokter yang bersangkutan.
2. Validitas (Kesahihan) dari Isi Rekam Medis dan Resume Medis
Isi rekam medis harus jelas, singkat, benar, dan tepat waktu. Isi rekam
medis diperiksa oleh panitia rekam medis dan mutu/kualitasnya tergantung dokter
yang merawatnya, dan keahliannya dinilai oleh sesama dokter.
3. Adanya Sanksi untuk Dokter yang Alpha
Setiap peraturan tanpa adanya sanksi, maka tidak akan jalan. Ini berlaku
untuk bagian rekam medis dan unit lain. Peringatan dengan teguran, peringatan
dengan tertulis hingga tindakan administratif. Mengingat pentingnya kegunaan
rekam medis dan keterlambatan pengembalian
berkas
rekam
medis
akan
mempersulit tindakan/kegiatan bagian unit fungsional rumah sakit yang
bersangkutan keterlambatan rekam medis yang berlarut akan
menyebabkan
hilangnya berkas tersebut, dikutip dari Budiarso (2007), seperti penelitian yang
dilakukan di suatu rumah sakit di London oleh Bernard Benyamin (1980), bahwa
7%
hilangnya berkas
rekam
medis disebabkan oleh kasus keterlambatan
pengambilan berkas rekam medis berlanjut dan tidak mendapat perhatian dari
pihak pengelola rumah sakit.
Hilangnya berkas lengkap medis selain dapat menjadi permasalahan
hukum dikemudian hari juga berdampak kepada hilangnya kesempatan pihak
rumah sakit untuk mengklaim pelayanan yang telah dilakukan terutama untuk
pasien dengan menggunakan asuransi.
Unit rawat inap rumah sakit adalah salah satu unit pengguna rekam medis ,
dokumen rekam medis digunakan untuk mencatat semua kegiatan pelayanan
pasien yang dilakukan di unit tersebut. Proses pengobatan dan terapi lainnya
yang diberikan akan dicatat dalam berkas
rekam tersebut, serta pemantauan
kondisi pasien setiap saat yang terjadi. Dokter mempunyai peranan besar dalam
penanganan dan pencatatan dalam berkas rekam medis tersebut. Permasalahan
dan kendala utama pada pelaksanaan rekam medis adalah dokter dan dokter gigi
tidak menyadari sepenuhnya manfaat dan kegunaan rekam medis, baik pada
sarana pelayanan kesehatan maupun pada praktik perorangan ,akibatnya rekam
medis dibuat tidak lengkap, tidak jelas dan tidak tepat waktu.
Saat ini telah ada pedoman
rekam
medis yang diterbitkan oleh
Departemen Kesehatan RI, namun pedoman tersebut hanya mengatur rekam
medis rumah sakit. Dokter
yang
menangani
pasien di ruang
rawat inap
mempunyai kontribusi yang besar terhadap lengkapnya pencatatan pengisian
rekam medis, karena peranan dokter terhadap pengisian rekam medis akan
mempengaruhi proses pelayanan di rumah sakit yang bersangkutan.
Pengisian yang bertahap akan mempermudah
dan
mempercepat
pembuatan resume akhir perawatan, hal tersebut dimaklumi karena kelengkapan
data yang tercantum dalam rekam medis memperlihatkan tindakan yang diberikan
kepada pasien, sehingga jika terdapat sebagian tindakan pelayanan yang tidak
tercatat dalam rekam medis maka dokter dalam membuat kesimpulan akhir akan
mendapatkan kesulitan. Fungsi rumah sakit salah satunya adalah dalam
meningkatkan mutu, cakupan, dan efisiensi pelaksanaan rujukan medis dan
rujukan kesehatan
manajemen
secara terpadu serta meningkatkan
dan
memantapkan
rumah sakit maka kegiatan-kegiatan perencanaan, pergerakan,
pelaksanaan, pengendalian, dan penilaian harus mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan tujuan meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan.
2.2.5 Rekam Medis Berisikan Diagnosis
Diagnosis adalah klasifikasi seseorang berdasarkan suatu penyakit yang
dideritanya atau satu abnormalitas yang diidapnya. Batasan mengenai diagnosis
dalam ICD - 10 adalah diagnosis berarti, penyakit, cidera, cacat, keadaan masalah
terkait kesehatan. Diagnosis utama adalah kondisi yang setelah pemeriksaan
ternyata penyebab utama admission pasien ke rumah sakit untuk di rawat.
Diagnosis sekunder adalah masalah kesehatan yang muncul pada saat episode
keperawatan kesehatan, yang mana kondisi itu belum ada di pasien.
Setiap diagnosis harus mengandung kekhususan dan etiologi. Apabila
dokter tidak
dapat menemukan yang khusus atau etiologi karena hasil
pemeriksaan rontgen, tes laboratorium serta pemeriksaan lain tidak dimasukkan,
maka pernyataan harus dibuat sedemikian rupa yang
mampu menyatakan
simptom dan bukan penyakitnya, diagnosis harus dijelaskan sebagai meragukan
atau tidak diketahui (Huffman, 1994). Menurut Depkes-RI, (1997), Penetapan
diagnosis pada pasien merupakan kewajiban, hak dan tanggung jawab dokter.
Diagnosis yang ada di dalam rekam medis diisi dengan lengkap dan jelas
sesuai dengan arahan yang ada pada ICD-10. Faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil
pengkodean diagnosis sangat penting untuk diperhatikan agar kode
diagnosis yang dihasilkan sesuai dengan ICD10. Faktor-faktor tersebut adalah
tenaga medis, tenaga pengkode dan tenaga kesehatan lainnya.
Oleh karena manajemen rumah sakit dan pemberi pelayanan kesehatan
(PPK) lainnya diharapkan kerja keras untuk mensosialisasikan program
Jamkesmas, Askes dilingkungan internal agar terjadi pelayanan kesehatan yang
terkendali mutu dan biaya.
2.2.6 Pengkodean (Coding) Rekam Medis
Informasi diagnosis tidak akan bermanfaat apabila belum diolah untuk itu
perlu dilakukan pengkodean. Koding menurut Depkes RI (1997) adalah memuat
kode atas diagnosis penyakit berdasarkan klasifikasi penyakit yang berlaku yang
bertujuan untuk mempermudah pengelompokan penyakit dan operasi yang dapat
dituangkan dalam bentuk angka. Tujuan koding menurut AHIMA (American
Health Information Management Association ) (1986) selain digunakan untuk
klaim asuransi kesehatan, kode pada data digunakan untuk evaluasi proses dan
hasil perawatan kesehatan. Kode data juga digunakan oleh pihak internal dalam
institusi untuk aktifitas kualitas manajemen, casemix, perencanaan, pemasaran,
administrasi lain dan Penelitian.
Menurut Bowman (1992) dan Huffman (1994), pengkodean adalah
penggolongan data dan memberikan penyajian untuk data itu. Pengkodean
dilakukan dengan berbagai alasan. Alasan utama adalah untuk memudahkan
pengambilan kembali informasi menurut hasil diagnosis. Pengkodean selalu
ditinjau ulang dari data pasien tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan pengkodean (Bowman, 1992)
1. Kegagalan peninjauan seluruh catatan
2. Pemilihan diagnosis utama yang salah
3. Pemilihan kode yang salah
4. Mengkode diagnosis atau prosedur yang salah oleh karena isi catatan
5. Kesehatan didalam memasukkan kode ke dalam database atau pada tagihan
Beberapa elemen pengkodean yang harus dievaluasi dalam menetapkan
kualitas data pengkodean (Bowman, 1992):
1). Reliability, yaitu hasil yang sama akan diperoleh apabila dilakukan beberapa
kali usaha, contoh: beberapa petugas pengkodean dengan rekam medis yang sama
akan menghasilkan hasil pengkodean yang sama pula.
2). Validity, yaitu hasil pengkodean yang mencerminkan keadaan pasien dan
prosedur yang diterima pasien.
3). Completeness, Sebuah rekam medis belum bisa dikatakan telah dikode apabila
hasil pengkodean tidak mencerminkan semua diagnosis dan prosedur yang
diterima pasien.
4). Timeliness, Dokumen rekam medis dapat dikode dengan hasil yang dapat
dipercaya, benar dan lengkap, tetapi tidak dengan tepat waktu maka rekam medis
tidak dapat digunakan untuk pengambilan kembali dokumen atau penagihan biaya
perawatan.
Tugas dan tanggung jawab dokter INA-CBG’s sesuai DepKes-RI (2011)
antara lain untuk menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan sekunder
sesuai dengan ICD-10 serta menulis seluruh prosedur atau tindakan yang telah
dilaksanakan dan membuat resume medis secara lengkap dan jelas selama pasien
dirawat di rumah sakit dalam satu episode perawatan.
2.3 Manajemen Klaim
Menurut Ilyas Yaslis (2003), manajemen klaim merupakan fungsi yang
sangat penting dalam bisnis asuransi, pada dasarnya pengaturan dan pengelolaan
proses klaim insured (peserta asuransi) dan klaim provider ( pemberi pelayanan
kesehatan) kepada asuradur (perusahaan asuransi). Unit manajemen klaim sangat
berperan dalam menentukan suatu klaim harus dibayar segera, ditunda, atau
ditolak. Secara tidak langsung, unit ini sangat berpengaruh dalam menentukan
arus kas keuangan perusahaan. Manajemen Klaim pada dasarnya melaksanakan
dua fungsi, yaitu fungsi claim administration (administrasi klaim) dan claim
procesing (proses klaim).
2.3.1 Verifikasi Klaim
Verifikasi adalah kegiatan penilaian administrasi klaim yang diajukan
pemberi pelayanan yang ditunjuk oleh pelaksana verifikasi dengan mengacu
kepada standar penilaian klaim. Tujuan dilaksanakan verifikasi adalah
diperolehnya hasil pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat miskin
yang menerapkan prinsip kendali biaya dan kendali mutu. Verifikasi program
jaminan kesehatan masyarakat (Depkes, RI 2011), meliputi :
1. Verifikasi administrasi kepesertaan; kartu peserta, normor surat keabsahan
peserta dan surat rujukan.
2. Administrasi pelayanan; diagnosis penyakit, tindakan medis, bukti
pelayanan,tanda tangan dokter, tanda tangan komite medis untuk severity level 3.
3. Administrasi keuangan; bukti pembayaran tarif tindakan dan form paket
INACBG’s.
Menurut Ilyas (2003), proses klaim adalah serangkaian kegiatan untuk
meneliti bagaimana pelayanan yang komplek diberikan kepada peserta dan
bagaimana Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) mendapatkan pembayaran mulai
klaim diterima sampai dengan klaim dibayarkan atau ditolak. Tahapan prosesi
klaim menurut Ilyas (2003) terdiri dari :
1. pengecekan terhadap berkas-berkas yang diajukan,
2. telaah dan verifikasi klaim seperti keabsahan peserta, kelengkapan tanda tangan
yang memeriksa, kesesuaian
pelayanan, batasan biaya, kesesuaian tindakan,
kewajaran diagnosa dan jenis obat.
Proses pengajuan klaim dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
1. PPK menyiapkan dan menyampaikan dokumen klaim berupa bukti pelayanan
dengan tarif PPK kepada verifikator PPK.
2. verifikator PPK melakukan penilaian kelaikan terhadap dokumen klaim dari
PPK meliputi kepesertaan, laik medik dan laik bayar sesuai dengan standar
Pedoman Pelaksanaan (Manlak) tahun 2010,
3. verifikator PPK mengirimkan kembali hasil verifikasinya kepada PPK,
4. PPK melakukan perbaikan dan melengkapi dokumen apabila ada catatan dari
virifikator,
5. PPK mengajukan klaim ke Provider PT.ASKES yang telah ditandatangani
bersama Provider Peserta Dokumen Klaim Dokumen Klaim Provider Relation
Registrasi Klaim Validitas Validitas Perbaikan &
Pembayaran Klaim Analisa
Klaim Validitas Perbaikan & Pembayaran Klaim Payment Asuransi kordinator
verifikator, disertai catatan dari verifikator PPK jika ada ketidak sesuaian dengan
ketentuan,
6. Verifikator PT.ASKES (verivikator independent) melakukan verifikasi atas
klaim yang diajukan PPK untuk mendapatkan otoritas pembayaran,
7. verifikator PT.ASKES
memberikan umpan balik kepada melalui Tim
Pengelola terhadap dokumen klaim yang belum final,
8. verifikator
PT.ASKES akan
membayarkan jumlah klaim yang menurut
mereka sudah sesuai dengan hasil verifikator mereka tanpa menunggu ataupun
mendapat penyelesaian kekurangan dokumen dari tim pengelola PPK.
Menurut Ilyas Yaslis (2003), akibat tidak lengkapnya rekam medis unit
klaim independen memberikan rekomendasi antara lain :
1. Klaim ditolak seluruhnya, hal ini dikarenakan apabila terjadi pelayanan
kesehatan yang diterima tidak dijamin atau karena ditemukan ketidakwajaran
dalam pengajuan klaim.
2. Klaim diterima sebagian, apabila sebagian tagihan klaim yang diajukan, tidak
dijamin dalam ketentuan yang berlaku.
3. Klaim ditangguhkan
penyelesaiannya, biasanya
pada klaim
yang
persyaratannya belum lengkap dan memerlukan penyelesaian dua pihak.
4. Klaim diterima secara keseluruhan, bila klaim tersebut wajar dan semua
persyaratan klaim telah dipenuhi.
2.3.2 Biaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Biaya menurut Trisnatoro (2006) merupakan hal penting untuk analisis
dan pengendalian biaya, seperti faktor tingkat pengeluaran dan jumlah produksi
pelayanan yang berdampak terhadap biaya. Biaya adalah pengeluaran keuangan
yang diperlukan dalam melakukan kegiatan bisnis, lembaga Pemerintah, atau
Organisasi yang terlibat dalam transaksi keuangan. Menurut Wolper (2001),
pengelompokan biaya terdiri dari:
1) biaya tidak langsung yaitu biaya yang tidak berkaitan dengan perawatan
langsung, dikaitkan dengan pusat-pusat biaya seperti: administrasi dan umum,
depresiasi (penyusutan), utility (kegunaan), kerumahtanggaan,
2) biaya langsung mencakup radiologi, laboratorium, kamar operasi, kamar
darurat serta perawatan rutin.
2.3.3 Rawat Inap
Menurut Andjou (2007), rawat inap (opname) adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang meliputi
observasi, diagnosa,
pengobatan,
keperawatan,
rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan
rumah sakit Pemerintah dan swasta, serta Puskesmas perawatan dan rumah
bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus
menginap. Menurut
Sabarguna (2008), biaya rawat inap terdiri dari beberapa harga akibat dari
pelayanan seperti : biaya pemanfaatan, biaya akomodasi, biaya tindakan, dan
biaya obat. Ruang rawat inap suatu bagian di rumah sakit sudah sangat mirip
dengan kamar-kamar hotel. Pasien yang berobat jalan di unit rawat inap, akan
mendapatkn surat rawat dari dokter yang merawatnya, apabila pasien tersebut
memerlukan perawatan di dalam rumah sakit, atau menginap di rumah sakit.
2.4 Mutu Pelayanan
2.4.1 Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata serta penyelenggaraan sesuai dengan standart dan kode etik
profesi (Azrul Azwar, 1996)
Mutu pelayanan kesehatan adalah suatu langkah ke arah peningkatan
pelayanan kesehatan yang baik untuk individu maupun populasi sesuai dengan
keluaran (outcome) kesehatan yang diharapkan dan sesuai dengan pengetahuan
professional terkini. Pemberi pelayanan kesehatan harus mencerminkan ketepatan
dari penggunaan pengetahuan terbaru secara ilmiah, klinis, teknis, interpersonal,
manual, kognitif, organisasi, dan unsur-unsur manajemen pelayanan kesehatan.
(Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan,
2008).
Pelayanan kesehatan, baik di puskesmas, rumah sakit, atau institusi
pelayanan kesehatan lainnya, merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai
komponen yang saling terkait, saling tergantung, dan saling mempengaruhi antara
satu dengan yang lainnya. Mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah
sakit adalah produk akhir dari interkasi dan ketergantungan yang antara berbagai
komponen atau aspek pelayanan. Komponen pelayanan tersebut terdiri dari
masukan (input), proses, dan hasil (outcome).
2.4.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pelayanan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mutu yaitu :
1. Man yaitu kemajuan teknologi, memerlukan pekerja yang spesialis yang
semakin banyak pula.
2. Money yaitu meningkatnya kompetisi disegala bidang memerlukan penyesuaian
pembiayaan yang luar biasa termasuk untuk mutu.
3. Materialis yaitu bahan-bahan yang semakin terbatas dan berbagai jenis material
yang diperlukan.
4. Machines dan Mechanization yaitu selalu perlu penyesuaian seiring dengan
kebutuhan kepuasan pelanggan.
5. Modern Information Methods yaitu kecepatan kemajuan teknologi komputer
yang harus diikuti selalu.
6. Markets yaitu tuntutan pasar yang semakin tinggi dan luas.
7. Management yaitu tanggung jawab manajemen mutu oleh pelayanan.
8. Motivation yaitu peningkatan mutu yang kompleks perlu kesadaran mutu bagi
pekerja-pekerja.
9. Mounting Product Requirement yaitu persyaratan produk yang meningkat yang
dimana pelanggan perlu penyesuaian mutu terus menerus.
2.5 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
kelengkapan dokumen rekam medis pasien rawat jalan terhadap mutu pelayanan
dirumah sakit. Dari uraian kerangka teoritis dari kedua variabel penelitian yakni
tinjauan kelengkapan berkas rekam medis terkait klaim asuransi kesehatan, guna
meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit yang baik, disebabkan data-data
yang terdapat di dalam dokumen rekam medis lengkap dan tidak menimbulkan
hambatan bagi pelayanan di rumah sakit dan mengakibatkan mutu pelayanan
dirumah sakit baik.
Maka dapat dikatakan bahwa mutu pelayanan dirumah sakit akan semakin
baik ketika dokumen rekam medis lengkap.
Variabel Independen
Variabel dependen
Penyelesaian klaim asuransi
kesehatan guna penigkatan
Kelengkapan pengisian BRM:
1. Identitas pasien
2. Pemeriksaan penunjang
3. Resume medis
mutu pelayanan kesehatan.
1. Sumber daya manusia
2. Pemeliharaan dokumen
rekam medis untuk
peningkatan mutu yang
baik.
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Hubungan
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Jadi, berdasarkan kerangka konsep dari variabel independen dan variabel
dependen akan menghasilkan mutu pelayanan kesehatan yang baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Deskriptif yang
menggambarkan keadaan obyek penelitian yang dilihat pada saat observasi dan
membandingkan dengan teori yang didapat pada saat perkuliahan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP. H.Adam Malik
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli 2016
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan aspek Penelitian. (Priyo, 2008) yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah berkas rekam medis di RSUP
H.Adam Malik khususnya bagian pengklaiman berjumlah 200 berkas rekam
medis rawat jalan pada bulan juli tahun 2016.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian saja dari seluruh jumlah populasi, yang diambil
dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dianggap mewakili
seluruh anggota populasi ( Priyo, 2008 ). Total sampel yang diambil oleh peneliti
adalah sejumlah 100 berkas rekam medis.
3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Data yang diperoleh si peneliti secara langsung dari objek yang diteliti
dengan menggunakan alat pengukur atau pengambilan data langsung pada
objek sebagai informasi yang dicari ( Soewadji, 2012 ).
2. Data Skunder
Data atau fakta yang diperoleh dari orang lain sehingga sumber daya yang
digunakan dapat berupa cacatan regritasi, rekam medis, sistem informasi
difasilitas pelayanan kesehatan. Contohnya untuk mengetahui mutu
ketidaklengkapan berkas rekam medis dapat dilakukan penelitian dengan
menggunakan data skunder untuk mengecek ketidaklengkapan berkas RM
setelah pasien selesai mendapatkan pelayanan dirumah sakit ( Savitri,
2011).
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini antara lain : Metode
Observasi langsung adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan pada
objek dan mendokumentasikan hasil pengamatan dalam bentuk presentase.
3.5 Definisi Operansional
1. Identitas Pasien
Meliputi data pribadi yaitu nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin,
alamat, status perkawinan, pekerjaan yang harus dicek kelengkapannya.
2. Tanggal & Waktu
Hal kelengkapan data yaitu kapan, jam, hari pasien datang dan pulang.
3. Anamnesis
Suatu kegiatan wawancara antara pasien dengan dokter atau tenaga
kesehatan lainnya yang berwewenang untuk memperoleh keterangan tentang
keluhan dan penyakit yang diderita pasien.
4. Hasil Pemeriksaan
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemberi pelayanan kesehatan yang
berwewenang melakukan pemeriksaan kepada pasien dan mendapatka hasil dari
pemeriksaan tersebut.
3.6 Teknik Pengolahan Data
Dalam pengolahan data menurut Notoatmodjo ( 2012 ). Pengolahan Data
dilakukan dengan melihat presentase data yang terkumpul kemudian diolah
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing
Data yang diperoleh akan diperiksa dan dilakukan pengecekan kesalahan data
dan kekeliruan dalam pengumpulan data melalui kuesioner yang telah
dikumpul.
2. Coding
Dilakukan penomoran pada setiap lembar kuesioner.
3. Prosesing
Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk “kode” (angka atau huruf ) dimasukan dalam program atau “Software”
komputer.
4. Cleaning
Semua data dari setiap data atau responden selesai dimasukkan, maka perlu
dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan
kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pengoreksian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Biografi Rumah sakit
4.1.1
Sejarah RSUP H. Adam Malik
RSUP H. Adam Malik Medan merupakan sebuah rumah sakit pemerintah
yang dikelola pemerintah pusat dengan pemerintah daerah provinsi Sumatera
Utara, terletak dilahan yang luas dipinggiran kota Medan. Rumah sakit
pemerintah yang memiliki kinerja profesional dijajarkan para medis dan jajaran
direksinya, mulai berfungsi sejak 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan,
sedangkan untuk pelayanan rawat inapnya dimulai sejak 2 Mei 1992.
Pada mulai didirikan, RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah
sakit umum kelas A di Medan yang berdasarkan pada keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 335/MENKES/SK/VII/1990. Namun,
nama rumah sakit ini mengalami perubahan yang pada mulanya bernama Rumah
Sakit Umum Kelas A di Medan menjadi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam
Malik. Perubahan nama rumah sakit ini berdasarkan pada keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 775/MENKES/SK/IX/1992. Adapun
pergantian nama tersebut karena, perlunya pencantuman nama pahlawan nasional
sebagai nama Rumah Sakit Umum Pemerintah yang merupakan bagian
penghargaan dan kebanggan rakyat Indonesia. Nama Haji Adam Malik perlu
diabadikan pada rumah sakit umum pemerintah sebagai penghargaan dan
kebanggaan terhadap pahlawan nasional, terlebih lagi Adam Malik merupakan
ikon kebanggaan masyarakat Sumatera Utara yang mana namanya tidak hanya
dikenal di Indonesia saja, tetapi juga di Internasional.
RSUP H. Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujuan untuk
wilayah pembangunan A yang meliputi provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera
Barat dan Riau. RSUP H. Adam Malik Medan juga ditetapkan sebagai Rumah
Sakit
pendidikan
berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.502/MENKES/IX/1991 tanggal 6 Semptember 1991 dan secra resmi pusat
pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dipindahkan ke
RSUP H. Adam Malik Medan pada tanggal 11 Januari 1993. Dengan
ditetapkannya RSUP H. Adam Malik Medan sebagai rumah sakit pendidikan,
maka fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara dapat menggunakannya
sebagai pust pendidikan klinik calon dokter dan pendidikan ahli calon dokter
spesialis. Rumah sakit ini mulai berpotensi secara total pada tanggal 21 Juli 1993
yang diresmikan oleh mantan Presiden Republik Indonesia, H. Soeharto
4.1.2
Perkembangan RSUP H. Adam Malik
1)
1990 : RSUP H. Adam Malik berdiri sebagai rumah sakit kelas A sesuai
dengan SK Menkes no. 335/MENKES/SK/VII/1990
2)
1991 : Sebagai rumah sakit pendidikan sesuai dengan SK Menkes
No.502/MENKES/SK/IX/1991. RSUP H. Adam Malik juga sebagai pusar
rujukan regional wilayah pembangunan A meliputi Provinsi Sumatera
Utara, Nanggroe Aceh Darrussalam, Sumatera Barat dan Riau.
3)
1993 : Pada tanggal 11 Januari 1993 secara resmi pusat pendidikan
fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan dipindahkan ke
RSUP.H.Adam Malik Medan sebagai tanda dimulainya soft opening.
Kemudian diresmikan oleh Bapak Presiden RI pada tanggal 21 Juli 1993.
4)
2007
:
Berdasarkan
Surat
keputusan
Menteri
Keuangan
No.
280/KMK/05/2007 tepatnya pada juni 2007, RSUP H.Adam Malik
berubah status menjadi Badan Layanan Umum ( BLU ) bertahap dengan
tetap mengikuti pengarahan-pengarahan yang diberikan oleh Ditjen
Yanmed dan Departemen Keuangan untuk perubahan status menjadi BLU
( Badan Layanan Umu ) Penuh.
5)
2008 : Untuk mewujudkan RSUP .H.Adam Malik sebagi BLU perlu
pemberdayaan dan kemandirian Instalansi dan SMF ( Satuan Medis
Fungsional ) sehingga produktif dan efisien, dan dilakukan penyesuaian
organinasi yang didukung oleh peraturan Menteri Kesehatan RI
No.244/MENKES/PER/III/2008 tentang tata kerja RSUP H.Adam Malik
Medan tanggal 11 Maret 2008.
4.1.3 Visi RSUP H.Adam Malik
Sebagai “Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan Regional, Pendidikan dan
Penelitian yang mandiri dan unggul di Sumatera”.
4.1.4 Misi RSUP H.Adam Malik
1) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau oleh
lapisan masyarakat.
2) Menyelenggarakan pendidikan dan latihan yang bermutu untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang profesional dibidang kesehatan.
3) Menyelenggarakan pelayanan penunjang kesehatan yang berkualiatas dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan.
4) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan.
4.1.5 Motto RSUP H.Adam Malik
Mengutamakan keselamatan pasien dengan pelayanan PATEN yang
merupakan singkatan dari : P  Pelayanan Cepat
A  Akurat
T  Terjangkau
E  Efisien
N  Nyaman
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Penelitian Observasi
4.2.2 Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis
Hasil penelitian dilakukan pada 100 sampel berkas rekam medis pasien
rawat jalan di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2016, diketahui bahwa
pelaksanaan penulisan berkas rekam medis sering tidak ditulis atau dilengkapi
oleh pemberi pelayanan kesehatan sehingga terdapat masalah dan kendala pada
pengolahan data. Untuk mencari presentase dapat dicari dengan menggunakan
rumus :
Presentase = Jumlah Sampel yang lengkap
x100%
Jumlah Sampel
Tabel 4.1 Presentase Kelengkapan Berkas untuk melakukan pengklaiman
No
Berkas
Lengkap
%
1
2
3
4
Identitas Pasien
Tanggal/Waktu
Anamnesis
Hasil Pemeriksaan
Fisik dan penunjang
medis
Diagnosis
Rata-rata
100
100
100
98
100
99,6
5
%
100
100
100
98
Tidak
Lengkap
0
0
0
2
100
99,6
0
0,4
0
0,4
0
0
0
2
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa presentase terhadap kelengkapan
berkas pengajuan klaim menurut identitas pasien yang lengkap 100% sedangkan
yang tidak lengkap 0% dan menurut data tanggal/ waktu yang lengkap terdapat
100% sedangkan yang tidak lengkap 0%, pada data anamnesis terdapat 100%
yang lengkap dan yang tidak lengkap 0% pada hasil data pemeriksaan fisik dan
penunjang yang lengkap 98% dan yang tidak lengkap 2%, pada data diagnosis
yang lengkap sebanyak 100% dan yang tidak lengkap 0%.
Jadi dapat disimpulkan rata-rata data yang terisi lengkap sebesar 99,6% dan yang
tidak lengkap 0,4%.
Tabel 4.2 Presentase Kelengkapan Berkas Rekam Medis Rawat Jalan di
RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2016
No
1
2
Bekas Rekam
Medis
Lengkap
Tidak Lengkap
Jumlah
Jumlah Dokumen Rekam
Medis
98 Dokumen Rekam Medis
2 Dokumen Rekam Medis
100 Dokumen Rekam Medis
Presentase
98%
2%
100 %
Berdasarkan Tabel 1.1 dari 100 sampel berkas rekam medis pasien rawat jalan di
RSUP. H. Adam Malik Medan bulan juli tahun 2016 kelengkapan pengisian
berkas rekam medis yang lengkap/ diisi sebanyak 98 berkas rekam medis dengan
presentase 98% sedangkan berkas rekam medis yang tidak lengkap/ tidak diisi
sebanyak 2 berkas rekam medis dengan presentase 2%.
Dengan perhitungan sebagai berikut :
a. Presentase kelengkapan pengisian berkas rekam medis
Jumlah sampel : 100 dokumen rekam medis
Jumlah berkas yang lengkap : 98 dokumen rekam medis
Presentase =
98
100
=
98%
x100%
Jadi presentase berkas yang lengkap sebesar 98%
b. Presentase ketidak lengkapan pengisian berkas rekam medis
Jumlah sampel : 100 dokumen rekam medis
Jumlah berkas yang tidak lengkap : 2 dokumen rekam medis
Presentase =
2
x100%
100
=
2%
Jadi Presentase berkas yang tidak lengkap sebesar 2%
4.3 Pembahasan Penelitian
Dari hasil penelitian di RSUP. H. Adam Malik Medan bahwa dalam hal
pengisian dokumen rekam medis sangat penting karena dapat memicu tingkat
mutu pelayanan rumah sakit. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang melakukan pelayanan rawat jalan maupun rawat inap wajib
membuat rekam medis, yang membuat atau mengisi rekam medis adalah dokter
dan tenaga medis lainnya :
1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang
melayani pasien dirumah sakit.
2. Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit.
3. Residen yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.
4. Tenaga para medis perawatan dan tenaga para medis non perawatan yang
langsung terlihat didalam antara lain : perawat, perawat gigi, bidan, tenaga
laboratorium klinik, gizi, anestesi, penata rontgen, rehabilitasi medik dan lain
sebagainya.
Ketentuan Pengisian Rekam Medis
1. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-lambatnya
dalam waktu 1x24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam medis.
2. Semua pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter atau tenaga kesehatan
lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama terangnya serta di
berikan tanggal.
3. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya
ditanda tangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau oleh
dokter pembimbingnya.
4. Catatan yang dibuat oleh residens harus diketahui oleh dokter pembimbingnya.
5. Dokter yang merawat, dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan
melakukannya pada saat itu juga dibubuhi paraf.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1.
Presentase kelengkapan berkas untuk melakukan pengklaiman sebesar 99.6%
lengkap dan 0,4% tidak lengkap.
2.
Presentase yang tidak lengkap yaitu isian data Hasil pemeriksaan sebesar 2%.
3.
Dilakukan oleh peneliti terhadap 100 berkas dokumen kelengkapan pengisian
berkas rekam medis pasien rawat jalan dan berkas yang lengkap ada sebanyak
98% dan berkas yang tidak lengkap diisi ada sebanyak 2%.
4.
Pencatatan rekam medis dalam penelitian ini dapat dikategorikan baik, sebab
presentase kelengkapan berkas rekam medisnya mencapai 98%.
5.2 Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan untuk RSUP. H. Adam Malik agar meningkatkan
kelengkapan pengisian dokumen rekam medis pasien rawat jalan, khususnya
pada lembar hasil pemeriksaan.
2. Bagi Petugas Medis
Agar selalu melengkapi data rekam medis sebelum 2x24 jam setelah
pasien pulang.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Agar dapat menjadi masukan untuk peneliti selanjutnya dalam
pembahasan kelengkapan pengisian data rekam medis yang lebih mendetail.
DAFTAR PUSTAKA
Boedihartono 1991; Hatta 2008.., Penulisan Rekam Medis
Departemen Kesehatan RI., 1989. Permenkes No. 749 a / MenKes/ Per / XII/1989
Tentang Rekam Medis / Medical Record, DepKes RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI.., 1993. Dirjen Yanmed, Pedoman pengolahan Rekam
Medis, Jakarta
Gemala Hatta.,2008 . Tentang Rekam Medis, Jakarta
Permenkes 269/2008.., Rekam Medis mencakup aspek hukum.
Sabarguna, B.S.., Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang Terintegrasi,
Gosyen Publishing, Yogyakarta, 2010.
Download
Study collections