BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dua perubahan luar biasa telah merambat naik dalam dunia bisnis. Pertama, sejumlah besar karyawan dalam organisasi bukan lagi karyawan tradisional bagi organisasi itu. Kedua, semakin banyak bisnis yang menggunakan tenaga kerja outsourcing sehingga organisasi tidak lagi mengatur aspek utama dalam berhubungan dengan karyawan yang merupakan karyawan formal bagi organisasi lain. Berkurangnya hubungan antar manusia dengan organisasi tempat mereka bekerja merupakan bahaya laten bagi bisnis.1 Manajemen suatu organisasi atau perusahaan perlu merespon kondisi kondisi terkini yang memiliki potensi merusak kelanggengan roda perputaran bisnisnya, termasuk potensi bahaya dari berkurangnya kualitas hubungan antar manusia di perusahaan. Hal ini secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak pada stabil, naik ataupun turunnya biaya operasional perusahaan. Multi Level Marketing adalah salah satu teknik pemasaran yang banyak digunakan untuk mendistribusikan dan menjual produk. Di business MLM, member atau Distributor adalah pebisnis mandiri (independent business people) yang menentukan sendiri sebarapa banyak hadiah atau pendapatan yang diinginkannya. 1 Peter F. Drucker., Classic Drucker, PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, 2007, hal. 75 1 Hal itu berbanding lurus dengan besarnya upaya yang ia keluarkan untuk memperkenalkan produk kepada pihak lain dan menjualnya. Hubungan antara Distributor dengan perusahaan adalah partner kerja setara yang saling membutuhkan. Bukan hubungan industrial pengusaha dan karyawan. Hubungan kerja ini memerlukan berbagai upaya agar selalu harmonis dan berkesinambungan, diantaranya adalah rasa empaty yang besar terhadap berbagai kesulitan yang terjadi dilapangan yang dialami para Distributor, dan mencarikan jalan keluar yang seadil-adilnya agar tercapai win-win solution diantara pihak-pihak yang terlibat pada saat timbul suatu masalah. Dengan kata lain, bisnis MLM adalah suatu kegiatan yang high touch dan high trust. Hal ini mendorong perusahaan MLM menciptakan berbagai program internal PR dengan tujuan antara lain melatih dan mengembangkan empati dan kepedulian kepada sesama rekan kerja dan pelanggan sehingga dapat terbina hubungan baik antara sesama rekan kerja dan dengan Distributor. Program internal PR di HighDesert disusun secara sistematis dan terukur, serta dilakukan evaluasi berkala atas keberhasilan pada setiap tahapannya. ...Evaluasi dilakukan setelah suatu tindakan dijalankan. Evaluasi yang benar pada suatu program membantu meningkatkan efektifitas program tersebut.2 Tidak terkecuali pada program yang dirancang untuk meningkatkan kualitas komunikasi didalam organisasi tersebut, apalagi bila program internal PR yang ada masih baru diluncurkan. 2 Iriantara Yosal, Manajemen Strategis Public Relations, Ghalia Indonesia, 2004, hal. 99 2 Cheryl Hamilton dalam Communicating for Results mengutip bahwa: …your organization’s success is influenced by the quality of your relationships with your coworkers. The quality of employee relationships affects: 1. Job satisfaction 2. Morale 3. Ability to make others’ communication needs 4. Communication and knowledge of the organization (67). 3 Secara tegas Cheryl Hamilton juga menyatakan: …For employees, positive work relationships provide social support and a sense of identification with and participation in the organizational dialogue, which better enables them to anticipate change and to remain flexible.(67.)4 PT. Harmoni Dinamik Indonesia (PT. HDI) yang menggunakan nama dagang High-Desert Indonesia, adalah perusahaan pemasaran yang memasarkan produknya dengan menggunakan sistem Multi Level Marketing. Dengan posisinya sebagai perusahaan MLM, kesibukan sehari-hari dikantor PT. HDI didominasi oleh keberadaan distributor yang jumlahnya begitu banyak. Interaksi antar karyawan berlangsung sangat normatif dan cenderung tidak ada hubungan emosi satu sama lain. Hal ini disebabkan sedikitnya jumlah karyawan dan banyaknya tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Interaksi antara karyawan dengan distributor lebih “kering” lagi karena sifat distributor yang didominasi situasi terburuburu (waktu adalah uang) menyebabkan mereka tidak leluasa menjalin komunikasi hangat dengan staf perusahaan. 3 Conrad and Poole dalam Cheryl Hamilton, Communicating for Results, California, Thomson Wadsworth, 2008, hal 67 4 Eisenberg and Goodal dalam Cheryl Hamilton , ibid 3 Namun manajemen PT. HDI sangat menyadari bahwa dalam bisnis MLM diperlukan tingkat kepedulian yang tinggi antar sesama anggota tim manajemen maupun sesama member yang bergabung didalam perusahaan. Bagi HDI, kepedulian diantaranya ditunjukkan dengan memberi perhatian dan mendengarkan lawan bicara, dengan baik dalam berkomunikasi, menghargai pendapat orang lain dan lain-lain. Untuk itu, majemen PT . HDI merencanakan dan melaksanakan berbagai program yang kualitas hubungan antar sesama member maupun karyawannya. Salah satu program yang dilakukan untuk membangun kemampuan ber-empaty di PT. HDI adalah program Love and Care. Program ini sangat menarik untuk diamati dan ditelaah lebih dalam, karena merupakan sesuatu yang tidak biasa. Tidak biasa karena rasa kasih dan kepedulian interaksi antar manusia adalah sesuatu yang bersifat sangat pribadi dan tidak banyak perusahaan mau melakukan kegiatan untuk mengasah rasa kasih dan kepedulian terhadap orang lain. Alasan utama dipilihnya program Love and Care adalah: 1. Rasa kasih dan peduli adalah sesuatu yang abstrak, penulis berusaha menemukan bagaimana rasa kasih dan peduli dikemas dalam bentuk program, termasuk bagaimana proses implementasinya. 2. Program Love and Care belum dapat dipastikan keberhasilannya karena belum pernah dilaksanakan sebelumnya dan belum pernah dihitung keberhasilannya. Penulis ingin mengetahui bagaimana dampak dari program 4 tersebut terhadap kelompok yang dijadikan target oleh pihak penyelenggara yaitu karyawan PT. HDI. Program Love and Care adalah rangkaian kegiatan yang sistematis yang diorganisir oleh departemen Corporate Program di PT. HDI. Tujuan dari program Love and Care adalah mendorong semua staff didalam perushaaan tersebut, pada lini manapun dari atas sampai bawah untuk memiliki sikap peduli satu sama lain dan saling menghormati dalam berkomunikasi. Isi program Love and Care secara lebih terinci akan dijabarkan pada Bab III skripsi ini. Menimbang bagaimana situasi komunikasi antar karyawan dan komunikasi antara karyawan dengan distributor di PT. HDI secara umum dan menimbang bagaimana program Love and Care akan memasuki ranah paling personal dari para pihak diatas, yaitu perasaan kasih dan kepedulian, dua hal tersebut sangatlah kontras. Hal ini menjadi alasan mengapa penulis memilih PT. Harmoni Dinamik untuk penelitian skripsi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penelitian ini difokuskan pada evaluasi kegiatan program internal PR yaitu program Love and Care. Dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang diteliti oleh penulis adalah: “Evaluasi Program Public Relations Internal Love and Care di PT. Harmoni Dinamik Indonesia tahun 2009 – 2011” 5 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Pelaksanaan Program Internal PR; Love and Care, di PT. Harmoni Dinamik Indonesia, dimulai dari persiapan, implementasi dan dampak. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Akademis Penelitian terhadap efektifitas program Love and Care diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengembangan ilmu komunikasi mengenai bagaimana sentuhan kasih dan kepedulian dalam interaksi antar karyawan atau antara karyawan dengan pelanggan bisa menciptakan sebuah perbedaan pada bisnis. 1.4.2 Secara Praktis Menjadi masukan bagi manajemen High-Desert Indonesia dalam pengembangan Program Love and Care sehingga dapat digali lebih dalam berbagai kemungkinan perluasan efek positif dari program Love and Care. 6