ISSN : 2477 – 0604 Vol. 2 No. 2 Oktober-Desember 2016 | 98-105 PENGARUH TERAPI MUSIK PENGIRING BELAJAR TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA PRA-SEKOLAH DI TK BABUL JIHAD BIMA 1 Robiatul Adawiyah, 1Heriyanto, 1Febriati Astuti 1 Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu 0-5 tahun. Masa ini sering disebut juga sebagai fase “Golden Age”. Golden Age merupakan masa yang paling penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin terdeteksi. Stimulus yang adekuat sangat dibutuhkan untuk membantu anak mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Salah satu stimulus yang dapat diberikan pada anak adalah dengan menggunakan musik. Anak-anak mudah memberi respon fisik terhadap musik, bahkan responnya relative spontan dan anak-anak cenderung bebas menggerakkan tubuh dan anggota tubuhnya. Aktivitas motorik ini merangsang pertumbuhan anak, khususnya pada awal masa perkembangan. Irama musik yang didengar pada awal kehidupan akan menjadi irama musik yang sangat bermakna dalam kehidupan selanjutnya. Irama musik tertentu akan mempengaruhi detak nadi mereka, sehingga menjadi selaras dengan musik tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi musik pengiring belajar terhadap perkembangan kognitif anak usia pra-sekolah di TK Babul Jihad Bima. Penelitian ini merupakan jenis Pre-Experimental one group pretest posttest. Populasi penelitian ini adalah seluruh anak didik di TK Babul Jihad Bima. Pengumpulan data diperoleh dari hasil observasi langsung dengan partisipasi guru dan orangtua anak. Analisa hubungan antar variabel dengan uji statistik wilcoxon match paire test. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan rata-rata perubahan perkembangan kognitif pada anak usia pra-sekolah sebelum dan sesudah diberikan terapi musik pengiring belajar di TK Babul Jihad Bima. Hal ini di dukung oleh hasil uji statistik wilcoxon didapatkan p value 0,000 < ά 0,05, maka Ha di terima menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi musik pengiring belajar terhadap perkembangan kognitif anak usia pra-sekolah di TK Babul Jihad Bima. Kata Kunci: Anak, Perkembangan kognitif, Terapi Musik. diukur. Sedangkan perkembangan adalah PENDAHULUAN suatu rangkaian peningkatan keterampilan Pertumbuhan dan perkembangan adalah suatu proses yang berlangsung terus-menerus pada berbagai segi dan saling keterkaitan. Pertumbuhan adalah suatu peningkatan ukuran fisik keseluruhan atau sebagian yang dapat dan kapasitas. (Suriadi & Yuliani. R, 2006). Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu 0-5 tahun. Masa ini sering disebut juga sebagai fase “Golden Age”. Golden Age merupakan masa yang paling ROBIATUL ADAWIYAH HERIYANTO FEBRIATI ASTUTI 99 penting untuk memperhatikan tumbuh pendidikan yang dimulai dari usia Sekolah kembang anak secara cermat agar sedini Dasar (SD) tidaklah benar. Pendidikan mungkin terdeteksi apabila terjadi kelainan harus sudah mulai sejak usia pra-sekolah pertumbuhan dan perkembangan anak supaya tidak terlambat. Sehingga penting sehingga kelainan yang bersifat permanen bagi anak untuk mendapatkan pendidikan dapat (Narendra,2003) (Martini, kembang anak memberi respon fisik terhadap musik, meliputi pemantauan dari aspek fisik, bahkan responnya relative spontan dan psikologi dan sosial. Pemantauan tersebut anak-anak cenderung bebas menggerakkan harus tubuh dan anggota tubuhnya. Aktivitas di Pemantauan cegah tumbuh dilakukan secara berkesinambungan. teratur Sedini dan mungkin motorik 2006). ini anak, Selain perkembangan. dilakukan pemantauan oleh juga masyarakat dapat melalui mudah merangsang pertumbuhan pemantauan dilakukan oleh orang tua. itu Anak-anak khususnya pada Irama didengar pada awal masa musik yang kehidupan akan kegiatan posyandu dan oleh guru di menjadi sekolah. kognitif bermakna dalam kehidupan selanjutnya. merupakan salah satu perkembangan yang Irama musik tertentu akan mempengaruhi penting untuk dipantau maupun diberikan detak nadi mereka, sehingga menjadi stimulus. Perkembangan kognitif meliputi selaras dengan musik tersebut (Rusmawati, semua proses dan pikiran untuk mencapai 2010). pengetahuan yang berupa aktivitas mental lingkungan seperti mempengaruhi Perkembangan mengingat, mensimbolkan, irama awal Musik, musik sebagai dan yang sangat bagian stimulasi, dari dapat kecerdasan anak. mengkategorikan, memecahkan masalah, Prosesnya, nada yang disusun berdasarkan dan menciptakan sesuatu irama dilakukan. Pada usia yang akan pra tertentu dapat menjadikan sekolah gelombang otak lebih tenang dibanding perkembangan kognitif juga berkembang suara gaduh atau suara kontinu (Raharja, dengan pesat dan hasil studi dibidang 2010). Selain itu, neurologi antara lain bahwa perkembangan membantu kognitif anak telah mencapai 50% ketika mengasah daya ingat. Hasil penelitian juga anak usia 4 tahun,80% ketika anak berusia memperlihatkan bahwa alunan lagu akan 8 tahun, dan genap 100% ketika anak menghilangkan rasa tegang, berusia 18 tahun (Osborn, White, dan suasana menjadi menyenangkan sehingga Bloom). Hal itu yang memicu makin tidak mantapnya anggapan bahwa sesungguhnya pelajaran (Tyas, 2008). melatih menghambat musik juga akan konsentrasi dalam serta membuat menerima ROBIATUL ADAWIYAH HERIYANTO FEBRIATI ASTUTI 100 METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini adalah penelitian pre 24 orang dengan karakteristik responden eksperimental design, dengan pendekatan sebagai berikut one group pre-post test design, mengungkapkan hubungan sebab akibat Tabel 1. Karakteristik responden dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek di observasi 4 tahun Frekuens i 5 Persentase (%) 20.83% 2 5 tahun 7 29.17% 3 6 tahun 12 50.00% Jumlah Jenis Kelamin 24 100.00% 45.83% sebelum dilakukan intervensi, kemudian di No 1 observasi lagi setelah intervensiPopulasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia pra-sekolah pada kelas B yang Umur bersekolah di TK Babul Jihad Bima 1 Laki-laki 11 berjumlah 2 Perempuan 13 54.17% 24 100.00% menjadi 24 orang sampel yang penelitian. sekaligus Jumlah Bentuk eksperimen yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti menerapkan terapi musik pengiring selama 2 bulan pada anak usia pra-sekolah. instrumen yang digunakan Tabel 2. Perkembangan Kognitif Anak Sebelum dan sesudah Diberikan Terapi Musik Pengiring Belajar dalam penelitian ini adalah pedoman observasi untuk mengetahui perkembangan kognitif sebelum dan sesudah diberikan terapi musik. Analisa data pada penelitian ini menggunakan uji statistic wilcoxon match paire test dengan taraf kesalahan 5℅. No Sebelum Kategori Sesudah F (%) F (%) 1 Baik 2 8.33% 9 37.50% 2 Cukup 7 29.17% 11 45.83% 3 Kurang 15 62.50% 4 16.67% 24 100.00% 24 100.00% Jumlah Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh hasil nilai P = 0,000 dan nilai α = 0,05. H0 ditolak jika nilai p. < nilai α. Oleh karena, nilai p = 0,000 < α = 0,05, maka H0 ditolak, dan Ha diterima, ada pengaruh musik pengiring belajar terhadap ROBIATUL ADAWIYAH HERIYANTO FEBRIATI ASTUTI 101 perkembangan kognitif anak usia pra- dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) sekolah di TK. Babul Jihad Bima. Artinya yang menandai seseorang dengan berbagai ada perbedaan yang signifikan antara rata- minat terutama sekali ditujukan kepada rata perubahan sebelum dan sesudah ide-ide dan belajar (Susanto, 2011). diberikan musik pengiring belajar. Perkembangan Perkembangan merupakan kognitif adalah perkembangan kemampuan anak untuk perubahan dan perluasan secara bertahap, mengeksplorasi perkembangan tahap kompleksitas dari bertambah yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, pengendalian motorik, maka dunia kognitif peningkatan anak berkembang pesat, makin kreatif, dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan , maturasi serta pembelajaran besarnya karena koordinasi dan bebas, dan imajinatif (Jahja, 2011). 2008). Pada umumnya anak memiliki pola menitikberatkan pertumbuhan dan perkembangan normal aspek perubahan bentuk atau fungsi yang merupakan hasil interaksi banyak pematangan individu, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan termasuk perubahan aspek sosial atau dan perkembangan anak. Faktor ini dapat emosional akibat pengaruh lingkungan dari dalam maupun dari luar. Faktor dari (Indrasanto, E, 1994; Maryunani, 2010). dalam diantaranya: ras, keluarga, umur, Perkembangan meliputi motorik, personal jenis sosial, bahasa dan kognitif. kromosom. Sedangkan faktor dari luar Kognitif adalah suatu proses berpikir, diantaranya: faktor gizi, kelainan mekanis, yaitu untuk toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, dan infeksi, kelainan imunologis dan keadaan perkembangan lebih organ kemampuan menghubungkan, (Wong, lingkungan ataupun individu menilai, kelamin, genetik mempertimbangkan suatu kejadian atau psikologis ibu peristiwa. Proses kognitif berhubungan (Soetjiningsih, 2006). saat dan kelainan mengandung ROBIATUL ADAWIYAH HERIYANTO FEBRIATI ASTUTI Berdasarkan diketahui 102 hasil penelitian bahwa peneliti memberikan merupakan media ekspresi diri dan rekreasi yang dibutuhkan anak. Sehingga perlakuan berupa terapi musik pengiring anak-anak belajar terhadap 24 responden. Sebelum dapat berespon terhadap ritme dengan perlakuan untuk berbagai cara bertepuk tangan, melompat, kognitifnya terkekeh-kekeh, berputar dan sebagainya dilakukan mengetahui observasi perkembangan dan hasilnya menunjukkan bahwa 11 responden perkembangan dinyatakan kognitif (Mutiah, 2010). tingkat cukup, 9 yang mendengarkan musik Musik dapat diibaratkan sebagai bahasa dari emosi. Musik dapat responden dinyatakan tingkat memberikan kesenangan baik bagi yang perkembangan kognitif dan mendengarkan maupun bagi responden dinyatakan memainkannya. Banyak orang baik, 4 tingkat perkembangan kognitif kurang. Perlakuan memperoleh kesenangan yang sangat baik diberikan setiap hari yakni selama 30 dalam kontak langsung dengan music menit dengan jenis musik yang diberikan seperti yaitu musik instrumen dan lagu anak-anak. tertawa, bernyanyi, bertepuk berayun-ayun, tangan, melompat, Musik dapat memberikan perasaan berputar, berbaris, menari, berjoget, atau kepuasan dan perasaan nyaman serta dapat tingkah laku lainnya. Dengan bermain bersifat sebagai terapi. Musik mendorong musik anak (semangat), menghilangkan ketegangan untuk memperoleh mengekspresikan dirinya. kesempatan Musik menimbulkan kegairahan juga dan memberikan suasana nyaman. Musik memberikan kesempatan kepada anak juga mempunyai efek untuk penyaluran melepaskan emosi yang tertahan maupun perasaan-perasaan (Mutiah, 2010). mengeluarkan emosi-emosi yang tidak dapat diterima oleh lingkungannya. Musik Musik, sebagai bagian dari lingkungan, juga dapat mempengaruhi ROBIATUL ADAWIYAH HERIYANTO FEBRIATI ASTUTI 103 kecerdasan anak. Prosesnya, nada yang pengaruh musik pengiring belajar terhadap disusun tertentu perkembangan kognitif anak usia pra- (Harms, 2002: 21) dapat menjadikan sekolah di TK. Babul Jihad Bima dan ada gelombang otak lebih tenang dibanding perbedaan suara gaduh atau suara ajeg atau suara sebelum dan sesudah diberikan musik kontinu. Pengukuran peningkatan aktivitas pengiring belajar. otak berdasarkan dengan irama rata-rata perubahan Positron Kehalusan dan kepekaan seseorang Alpha untuk dapat ikut merasakan perasaan orang menunjukkan lain, menghayati pengalaman kehidupan bahwa ketika seseorang yang sedang dengan “perasaan”, adalah fungsi otak mendengar musik Bali kegiatan otaknya kanan, meningkat ketika perasaan orang lain, mengerti pengalaman diperdengarkan nada rendah (di bawah 22 dengan rasio adalah fungsi otak kiri. kHz) atau nada tinggi saja (di atas 22 Kemampuan kHz). berkomunikasi Emision menggunakan antara Tomography dan Electroencephalography dibanding sedang kemampuan mengerti seseorang untuk dapat dengan baik dan Hasil penelitian pada tabel 2. manusiawi dengan orang lain merupakan didapatkan, perkembangan kognitif anak percampuran (blending antara otak kanan sesudah diberikan terapi musik pengiring dan kiri itu). Proses mendengar musik belajar terbanyak adalah dalam kategori merupakan salah satu bentuk komunikasi cukup sebanyak 11 anak (45,83%), dan afektif kurang emosional. Emosi yang merupakan suatu sebanyak 4 anak (16.67). dan memberikan subjektif pengalaman Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh pengalaman hasil nilai P = 0,000 dan nilai α = 0,05. H0 terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat ditolak jika nilai p. < nilai α. Oleh karena, merasakan nilai p = 0,000 < α = 0,05 maka ada mengevaluasi makna dari interaksi dengan dan yang menghayati inherent serta ROBIATUL ADAWIYAH HERIYANTO FEBRIATI ASTUTI 104 lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan DAFTAR PUSTAKA dioptimalkan perkembangannya melalui Aini, Q. 2012. Pengaruh musik pengiring belajar terhadap perkembangan anak usia 3-6 tahun di PAUD dahlia desa gerimak indah kec.lombok barat. A.Aziz Alimul Hidayat, 2009. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data, jakarta: Salemba Medika. Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, jakarta: Rineka cipta. Djohan, 2006. Terapi musik, teori dan aplikasi. Yogyakarta : Galang press. Enung, F. 2006. Psikologi perkembangan : perkembangan Peserta didik. Bandung:CV Pustaka Setia Erwin, 2011. Panduan Terapi Musik. http://www.Terapi Musik. Com / Index.htm. 2014/12/11 Harms, Michael P. dan Melcher. Jennifer R. 2002. Sound Repetation in The Human Auditory Pathway: Representation in The Waveshape and Amplitude of fMRI activation. Dikutip dari: http://proquest.umi.com/pqdweb?did=44378911&sid =2& Fmt =4&clientld=68516& RQT=309&VName=PQD. Hurlock, 2006. Psikologi perkembangan. Jakarta: Salemba Medika. Iqbal, Chayatin, 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta : EGC Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi perkembangan. Jakarta: kencana. Martini, J. 2006. Perkembangan Pengembangan Anak Usia Taman KanakKanak:pedoman bagi orang tua dan guru. Jakarta: PT Grasindo Musbikin, Imam. 2009. Kehebatan Musik Untuk Mengasah Kecerdasan musik sejak masa dini (Ortiz, 2002). KESIMPULAN Ada pengaruh terapi musik pengiring belajar pada anak usia prasekolah di TK. Babul Jihad Bima. Hal ini ditunjukkan oleh perhitungan statistic menggunakan uji wilcoxon Macth Pairs Test dengan Hasil sebagia berikut: hasil uji analisa menggunakan SPSS V. 16, diperoleh hasil nilai P = 0,000 dan nilai α = 0,05. H0 ditolak jika nilai p. < nilai α. Oleh karena, nilai p = 0,000 < α = 0,05 ada pengaruh terapi musik pengiring belajar terhadap perkembangan kognitif pada anak usia pra-sekolah di TK. Babul Jihad Bima. SARAN Dapat menambah mengembangkan ilmu dan pengetahuan khususnya tentang musik yang bermanfat bagi perkembangan anak dan diharapkan dapat memberikan bimbingan pada keluarga dengan anak usia prasekolah mengenai musik yang dapat menstimulus perkembangan anak. ROBIATUL ADAWIYAH HERIYANTO FEBRIATI ASTUTI Anak. Yogyakarta : Power Books ( IHDINA) Nursalam, 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan: pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam, 2013. Metodologi penelitian ilmu keperawatan: pendekatan praktis edisi 3. Jakarta: Salemba Medika Patmonodewo, soemiarti. 2000. Buku ajar pendidikan prasekolah. Jakarta: Rineka cipta. Rasyid, Fathur, 2010 : Kecerdasan Anak Dengan Musik. Yogyakarta : Diva Press Rusmawati, 2010. Terapi Musik : Teori dan Aplikasi. Galangpress, Yogyakarta. Setiadi, 2007. Konsep dan penulisan riset keperwatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soetjiningsih, 2003. Pekembangan Anak dan permasalahannya, EGC,Jakarta. Soetjiningsih, 2006. Tumbuh Kembang Anak,EGC,Jakarta. Sugiarti, N.E. 2012. Pengaruh terapi musik terhadap perkembangan bahasa pada anak autisme usia pra-sekolah (3-6) di PAUD santa maria mataram. Sugiyono, 2010 statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono, 2011 metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta. Suriadi & Rita Yuliana, 2006. Asuhan keperawatan pada anak Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan anak usia dini: Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana. Wong, Et al, 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Ed. 6. Jakarta : EGC 105