4. BAB I - Repository USM

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tahap yang yang paling awal dalam pengerjaan sebuah konstruksi adalah
perencanaan pondasi. Karena pondasi adalah bagian terendah dari suatu bangunan
konstruksi yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang ada di bawahnya.
Sebelum kita menentukan pondasi yang akan kita gunakan seharusnya kita adakan
penelitian tanah terlebih dahulu terhadap tanah yang akan dipergunakan untuk sebuah
bangunan konstruksi. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kapasitas
dukung tanah guna untuk menentukan pondasi apa yang cocok.
Tanah sendiri mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu pekerjaan
konstruksi baik sebagai bahan konstruksi maupun sebagai pendukung beban. Maka dalam
hal pengerjaan suatu konstruksi kita memerlukan pemahaman dan pengertian tentang hal –
hal yang berkaitan dengan tanah misalnya jenis tanah tersebut dan sifat – sifat tanah
tersebut jika dilakukan pembebanan terhadapnya. Hampir semua bangunan di atas atau di
permukaan tanah, maka harus dibuat pondasi yang dapat menyokong beban bangunan
tersebut atau gaya yang bekerja pada bangunan tersebut.
Pada saat berada di lapangan sering kita jumpai kondisi tanah yang tidak memenuhi
kualitas persyaratan fisik maupun teknis. Karena itu perlu dilakukan usaha perbaikan sifatsifat tanah untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan. Usaha perbaikan sifat-sifat tanah
ini disebut stabilisasi tanah (Hardiyatmo, 2006).
Kondisi dan jenis tanah disetiap daerah atau tempat tidaklah sama. Hal tersebut
dikarenakan sifat tanah yang tidak homogen dan tidak berwujud satu kesatuan. Bisa
ditemukan tanah yang bersifat padat, kering, dan keras. Namun bisa juga ditemui jenis
tanah yang bersifat sangat lepas atau lunak dan tidak mendukung dalam pembuatan
pondasi suatu bangunan. Dengan jenis tanah yang seperti itu, diperlukan stabilisasi untuk
meningkatkan daya dukung tanah.
Stabilisasi tanah adalah usaha untuk memperbaiki tanah yang bermasalah agar
tanah memenuhi syarat sesuai dengan fungsinya. Stabilisasi dapat dilakukan dengan cara
mekanis, fisik dan kimiawi. Secara umum maksud dan tujuan stabilisasi tanah secara kimia
2
adalah menambah kuat dukung, mengurangi kompresibilitas, mengurangi perubahan
volume, dan mengurangi kapileritas. Stabilisasi tanah dapat dilakukan dengan cara
mencampur tanah dengan berbagai macam material yang mempunyai sifat mengikat
seperti kapur, semen, fly ash atau abu batubara, belerang, serbuk batubata, dan masih
banyak lagi.
Daya dukung tanah (bearing capacity) adalah kekuatan tanah untuk menahan suatu
beban yang bekerja padanya yang biasanya disalurkan melalui pondasi. Kapasitas/daya
dukung tanah batas (qu = qult = ultimate bearing capacity) adalah tekanan maksimum
yang dapat diterima oleh tanah akibat beban yang bekerja tanpa menimbulkan kelongsoran
geser pada tanah pendukung tepat di bawah dan sekeliling pondasi. Dalam analisis daya
dukung tanah, yang dipelajari adalah kemampuan tanah dalam mendukung beban pondasi
yang bekerja diatasnya
Pada penelitian ini dilakukan stabilisasi dengan cara pencampuran kapur yang
diambil dari desa Sidodadi dan abu sekam padi yang
akan dicampur dengan tanah
lempung yang berasal dari Desa Sidomukti Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Dalam
hal ini akan dicoba topik penelitian Tugas Akhir dengan “Analisis Stabilisasi Tanah
Lempung Desa Sidomukti Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal Dengan Kapur
Dari Desa Sidodadi Kecamatan Patean Kabupaten Kendal Dan Abu Sekam Padi
Untuk Meningkatkan Daya Dukung Tanah ”.
1.2.
Permasalahan
Setiap jenis tanah di setiap daerah pastilah selalu berbeda. Pada sampel tanah yang
diuji pada penelitian ini, mengambil sampel tanah di daerah desa Sidodadi Kecamatan
Weleri Kebupaten Kendal. Berdasarkan peta RBI Kabupaten Kendal jenis tanah di daerah
tersebut berupa latasol hitam dan pada peta Bapeda potensi pertambangan Kabupaten
Kendal dinyatakan bahwa wilayah Weleri berpotensi pertambangan tanah lempung/liat.
Tanah liat atau lempung adalah partikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan/atau
aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang
paling banyak menyusun k bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika
oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi. Lempung
membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air. Sifat ini
3
ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya. Mineral lempung
digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang
membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida
aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon yang
mengapit satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat
elastis yang kuat, menyusut saat kering dan memuai saat basah. Karena perilaku inilah
beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau "pecah-pecah" bila kering
Beberapa upaya dilakukan untuk memperoleh stabilitas tanah dengan melakukan
uji laboratorium pada sampel tanah yang telah diambil. Pencampuran kapur dan abu sekam
padi dengan variasi 0%, 5%, 8%, 11%, dan 14%. Dengan banyaknya variasi pada uji
laboratorium, dapat membandingkan pengaruh penambahan campuran serta memperoleh
komposisi campuran terbaik yang dapat meningkatkan daya dukung tanah.
1.3.
Lokasi
Penelitian dilakukan dengan mengambil contoh tanah lempung dari Desa
Sidomukti Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah. Lokasi tersebut
dipilih karena penulis melihat bahwa perkembangan infrastruktur pada lokasi tersebut
berkembang pesat dan wiltah Weleri memiliki area tanah lempung yang tinggi yaitu
3.000.000 m3 sehingga muncul pemikiran untuk menganalisa daya dukung tanah di lokasi
tersebut.
Lokasi Desa Sidomukti
Sumber : Peta Provinsi Jawa Tengah. Gramedia. 2016
Gambar 1.1. Lokasi Kabupaten Kendal
4
Lokasi Desa Sodimukti
Sumber : Sistem Informasi Potensi Daerah Kendal.2016
Gambar 1.2. Lingkup Area Adminsitrasi Kecamatan Weleri
Lokasi Desa Sidomukti
(Tanah Latasol Coklat)
A
B
Sumber : Peta RTRW Wilayah Kabupaten Kendal.2011
Gambar 1.3. Peta Jenis Tanah Kabupten Kendal
5
LOKASI
Sumber : Peta RTRW Wilayah Kabupaten Kendal.2011
Gambar 1.4. Detail Lokasi Berdasarkan Peta Jenis Tanah Kabupten Kendal
Sumber : Peta Potensi Pertambangan Bappeda Kabupaten Kendal.2011
Gambar 1.5. Peta Potensi Pertambangan Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal
6
1.4.
Tujuan, Maksud dan Tujuan
1.4.1. Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Menentukan nilai sifat tanah diantaranya kadar air tanah (w) ,berat jenis tanah
(Gs),porositas tanah (n) ,angka pori-pori tanah (e),dan derajat kejenuhan tanah(S),
Kohesi (c), Sudut gesek intern (
ᵠ
), Berat Volume tanah Basah B (γb),Berat volume
tanah Kering D (γd), Liquid Limit (LL), Plastic limit (PL), Indeks Plastisitas (IP), dan
analisa saringan.
2. Analisa data terhadap hasil uji/ hasil ukur/ hasil kalibrasi yang dilakukan di
laboratorium mekanika tanah yang meliputi identifikasi dan vertifikasi data primer, uji
soil test, uji specific graffiti (GS), uji direct shear test, uji sieve analysis, percobaaan
hydrometer dan percobaan atterberg limit.
3. Analisis daya dukung tanah dengan menggunakan rumus ,Terzaghi, Ohsaki, Dan
Meyerhoff.
4. Mengetahui kesimpulan dari kekuatan daya dukung tanah pada daerah Desa Sidomukti
Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Sehingga tanah tersebut layak untuk di bangun
suatu konstruksi.
5. Diharapkan hasil daya dukung tanah yang lebih baik daripada tanah aslinya.
6. Diharapkan dapat menambah pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca mengenai
stabilitas tanah menggunakan kapur dan abu sekam padi.
1.4.2. Maksud
Analisa ini diharapkan untuk mengetahui klasifikasi tanah daerah Desa Sidomukti
Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal berdasarkan sifat fisik dan mekanis tanah lempung
yang berasal dari lokasi pengambilan sampel. Mengetahui pengaruh penambahan kapur
dan abu sekam padi terhadap kekuatan daya dukung tanah latasol coklat sebagai bahan
campuran dan menganalisa berapa presentase campuran kapur dan abu sekam padi agar
memperoleh hasil yang maksimal.
1.4.3. Manfaat
Mengetahui daya dukung tanah di Desa Sidomukti Kecamatan Weleri Kabupaten
Kendal terhadap campuran kapur dan abu sekam padi, diharapkan pula dapat menjadi
referensi guna merencanakan pondasi untuk bangunan konstruksi di daerah tersebut.
7
1.5
Keaslian
Telah ditemukan beberapa penelitian yang berkaitan tentang analisis stabilitas
tanah latasol dan analisis stabilitas tanah di Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal dengan
tema yang berbeda-beda.
1. Penelitian tentang pemanfaatan abu sekam padi sebagai bahan stabilisasi tanah lempung
dengan perawatan 3 hari oleh Parwanto, A (2011)
2. Penelitian tentang stabilisasi tanah lempung ekspansif dengan kapur oleh Sudjianto
(2007) yang terdapat pada jurnal teknik sipil vol.8 no.1 : 53-63.
Sedangkan pada penelitian ini penulis menganalisa stabilitas tanah lempung yang
terletak di desa Sidodadi Kecamatan Kaliwungu Weleri Kendal dengan campuran sekam
Kapur dan abu sekam padi. Pada informasi ini terletak perbedaan pada kedua penelitian
sebelumnya yaitu jenis tanah yang menjadi objek penelitian, sehingga dapat disimpulkan
bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya.
1.6.
Perumusan Masalah
Agar ruang lingkup penelitian lebih jelas dan terarah diperlukan adanya batasan -
batasan masalah yaitu:
1. Pencampuran variasi kapur dan abu sekam padi terhadap berat tanah basah sebesar 0%,
5%, 8%, 11%, dan 14%.
2. Dilakukan upaya untuk meningkatkan stabilitas tanah lempung dengan menggunakan
kapur dan abu sekam padi.
3. Sampel tanah yang digunakan untuk penelitian yaitu tanah lempung dari daerah desa
Sidomukti Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal.
4. Sampel bahan campuran kapur diambil di daerah desa Sidodadi Kecamatan Patean
Kabupaten Kendal, hal ini dimaksudkan agar pengambilan material diupayakan yang
berdekatan dengan lokasi tanah yang akan diuji. Sehingga apabila hasil penelitan tepat
dan dapat dipergunakan oleh masyarakat desa Sidomukti, maka masyarakat untuk
meningkatkan daya dukung tanah lempung untuk mendirikan bangunan dapat
mengambil bahan campuran yang berdekatan dengan lokasi mereka, sehingga akan
menimbulkan biaya yang jauh lebih efisien.
5. Pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Semarang.
6. Bentuk pondasi yang digunakan adalah bujur sangkar, dengan ( B=D ) / lebar = panjang
8
a. Dengan lebar ( B ) = 1,2 m
b. Kedalaman pondasi ( Df ) = 0,60 m, dari muka air tanah setempat (± 0,00 m)
c. Faktor - faktor
1) Dasar pondasi dan permukaan tanah datar.
2) Sf diambil = 3
3) γb yang digunakan sesuai dengan hasil uji lab/ penelitian.
4) Penurunan tanah tidak diperhitungkan.
1.7.
METODE PENELITIAN
Studi Literatur
Pada tahap awal berupa studi literatur mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan stabilisasi kapur dan abu sekam padi sebagai stabilisator. Dipelajari pula beberapa
jurnal teknik sipil dan buku teks yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
1.8.
SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan penelitian ini disusun dalam 3 (tiga) bagian yang mencakup bagian awal,
bagian akhir dan bagian pokok. Bagian awal yang terdiri dari Halaman Judul, Halaman
Pengesahan, Kata Pengantar, Abstraksi, Daftar isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar dan Daftar
Lampiran. Pada bagian akhir terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran. Laporan
penelitian ini terletak pada bagian pokok yang terdiri dari 5 (lima) bab. Untuk garis
besarnya sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I
Pendahuluan
Dalam bagian ini diuraikan tentang : latar belakang, permasalahan tujuan
penelitian, ruang lingkup penelitian dan metode penelitian serta sistematika
laporan penelitian.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Dalam bagian ini merupakan Studi Pustaka yang berisi Tinjauan Umum
yakni membahas stabilisasi tanah dengan bahan campuran lainnya. Dalam
bagian ini diuraikan mengenai pengertian dasar teori.
BAB III
Metodelogi Penelitian
Dalam bagian ini membahas metodologi dan cara-cara untuk melakukan
penelitian yang berisikan tentang material penelitian yang membahas
9
masalah tanah, kapur dan abu sekam padi serta sifat-sifat tanah dan
mekanisme tanah.
BAB IV
Hasil Penelitian
Dalam bagian ini membahas tentang uraian mengenai hasil dari penelitian
yang telah dilakukan di laboratarium.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
Berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran penelitian penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Download