PELACAKAN AKTIVITAS ANTIKANKER TERHADAP TIGA SENYAWA SANTON TERPRENILASI DARI SPESIES GARCINIA Oleh: Dwi Oktaviani Jamil (1406 100 062) Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Taslim Ersam,MS. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITS Surabaya 2010 PAKTI LATAR BELAKANG Pengobatan KANKER Bahan bioaktif sintetis Kemoterapi Bahan bioaktif dari Isolasi Bahan Alam Sel kanker TUMBUHAN Sel kanker Garcinia sp. Senyawa Metabolit Sekunder Santon ANTIKANKER Hutan Tropika Indonesia O A B O PAKTI • PERMASALAHAN Santon Terprenilasi ANTIKANKER ? TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas senyawa-senyawa santon terprenilasi yang diisolasi dari spesies Garcinia sebagai antikanker baru. PAKTI METODOLOGI Alat: bak pemeliharaan hewan coba, gavage, seperangkat alat bedah, seperangkat alat gelas (labu takar, pipet tetes, mikro pipet, gelas ukur, gelas beaker, gelas arloji, tabung reaksi, corong gelas), mortar, mikropipet, rak tabung reaksi, penangas air, stirrer, botol semprot, waterbath, tabung mikro (Ependorf), lemari pendingin, digital pH meter (Inolab-WTW), neraca analitik (Sartorius basic P-160), tabung sentrifugasi, alat sentrifugasi (Denley tipe BR 401), inkubator (memmert), spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu), mikroskop cahaya (Nicon), hot plate, dan autoklaf (Gnatus). Bahan: Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah senyawa terapi (1), senyawa terapi (2), senyawa terapi (3), tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar, PBS (Phospat Buffer Saline), balok es, NaCl 0,9%, larutan stok MDA (malondialdehid), aquades, TCA 5%, HCl 1N, Natiobarbiturat, benzopiren, formaldehid 10%, etanol (80%, 90%, 95%, dan absolut), larutan xilol, parafin cair, antibodi primer anti-Rat-PCNA, p53 wild-type, dan Ras, antibodi sekunder AntiRabbit IgG Biotin labeled, kromogen DAB (diamino benzidine), H2O2, serum 2% BSA, pelarut SAHRP (Strep Avidin-Horseradish Peroxidase), dan aquades steril. PAKTI METODOLOGI Isolasi Senyawa* G. Tetranda & G. dulcis -dikeringkan -ekstraksi -fraksinasi -pemisahan/Pemurniaan -penentuan struktur Santon terprenilasi *telah dilakukan pada penelitian sebelumnya PAKTI Uji In vivo Tikus Wistar (berat badan 200-250 g) -diadaptasi selama 7 hari -dikelompokkan menjadi 5 kelompok K0 K2 K3 K4 K1 -Diinjeksi 4x (berselang sehari) secara intraperitorial dengan larutan benzopiren dosis 200mg/kg BB) dan diinkubasi selama 30 hari Kelompok tikus kanker B -Diobati 7x dengan senyawa (1) (dosis 100mg/kgBB) -Diinkubasi 7 hari. Kelompok tikus kanker C -Diobati 7x dengan senyawa (2) (dosis 100mg/kgBB) -Diinkubasi 7 hari. Kelompok tikus kanker D Kelompok tikus kanker A -Diobati 7x dengan senyawa (3) (dosis 100mg/kgBB) - Diinkubasi 7 hari. Dibedah dan diambil organ paru Dikonfirmasi jumlah radikal bebas (MDA) Ekspresi PCNA, Ras, dan p53 PAKTI 1. Uji Malon dialdehida (MDA) a. Pembuatan homogenate paru Tikus - dibedah, diambil parunya Paru - diperfusi dengan PBS pH 7,4 - diambil, dipotong kecil-kecil, direndam dalam PBS pH 7,4 - ditimbang 0,45 g - digerus dalam mortal yang diletakkan diatas balok es Homogenat - ditambah 0,5 mL 0,9% NaCl dingin - dimasukkan dalam ependorf 1,5 mL - disentrifugasi pada kecepatan 8000 rpm selama 20 menit Supernatan Uji MDA PAKTI b. Pembuatan kurva standar MDA 100 L larutan stok MDA dengan konsentrasi 0,1,2,3,4,5,6,7, dan 8 g/mL - dimasukkan dalam tabung reaksi kecil - ditambah 550 L aquades -ditambah 100 L 20% TCA - dihomogenkan ditambah 250 L HCl 1N - dihomogenkan - ditambah 100 L 1% Na-tiobarbiturat - dihomogenkan - disentrifugasi 500 rpm selama 10 menit Supernatan - diinkubasi pada water bath 100oC selama 30 menit - dibiarkan dalam suhu ruangan - diukur absorbansinya dengan spektrofotometer (maks = 533 nm) Absorbansi larutan standart + kurva standart MDA PAKTI c. Preparasi sampel untuk pengukuran MDA 100 L supernatan paru - dimasukkan dalam tabung reaksi kecil - ditambah 550 L aquades -ditambah 100 L 20% TCA - dihomogenkan ditambah 250 L HCl 1N - dihomogenkan - ditambah 100 L 1% Na-tiobarbiturat - dihomogenkan - disentrifugasi 500 rpm selama 10 menit Supernatan - diinkubasi pada water bath 100oC selama 30 menit - dibiarkan dalam suhu ruangan - diukur absorbansinya dengan spektrofotometer (maks = 533 nm) Absorbansi Sampel PAKTI 2.Pembuatan Gambaran Histologi Paru a.Embedding Paru Paru dalam formaldehid 10% -diambil dan direndam dalam etanol 70% selama 24 jam -dimasukkan dalam etanol 80% selama 2 jam -dimasukkan dalam etanol 90% selama 20 menit -dimasukkan dalam etanol 95% selama 20 menit -dimasukkan dalam etanol absolut selama 20 menit dan diulangi sebanyak 3 kali Paru hasil dehidrasi dengan etanol -dimasukkan dalam larutan silol selama 20 menit, sebanyak 2 kali pada suhu ruang -dimasukkan dalam larutan silol selama 30 menit pada suhu 60-63°C -dicelupkan dalam parafin cair -embedding blok parafin -didinginkan pada suhu 4°C Paru dalam blok parafin PAKTI b. Pembuatan Preparat Paru Paru dalam blok parafin - diiris dengan ukuran 5 μm -didinginkan pada suhu ruang (dimasukkan air) -dimasukkan dalam air hangat dengan suhu 38-40°C -diambil dengan objek glass -dikeringkan di atas hot plate dengan suhu 38-40°C sampai kering -diinkubasi pada suhu 38-40°C selama 24 jam Preparat paru disimpan pada suhu ruang PAKTI c. Imunohistokimia Preparat Paru Preparat paru -dicelupkan dalam larutan silol 2x5 menit -dicelupkan dalam etanol bertingkat dimulai dari absolut, 95%, 90%, 80% dan 70% masing-masing 5 menit. -dicuci dengan aquades -dicuci dengan PBS pH 7,4 -diaplikasi dengan 3% H2O2 selama 10 menit - dicuci dengan PBS pH 7,4 selama 3x5 menit -dibloking menggunakan serum 2% BSA selama 60 menit -diinkubasi dengan antibodi primer anti-Rat-p53; anti-Rat-PCNA; dan Ras semalam pada 4°C -dicuci dengan PBS pH 7,4 selama 3x5 menit -ditetesi dengan antibodi sekunder berlabel biotin -diinkubasi selama 1 jam -dicuci dengan PBS pH 7,4 selama 3x5 menit -ditambah dengan SA-HRP selama 40 menit -dicuci dengan PBS pH 7,4 selama 3x5 menit -ditambah kromogen DAB -dibilas dengan aquades -dicuci dengan PBS pH 7,4 selama 3x5 menit -dilakukan counterstaining dengan Mayer hematoxilen selama 10 menit -dicuci dengan air kran -dikering anginkan -diamati di bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 1000x Aktivitas proliferasi sel ( skor p53; PCNA; dan Ras) PAKTI Hasil dan Pembahasan Senyawa santon terprenilsai diisolasi dari dua tumbuhan Garcinia, yaitu G. tetranda dan G.dulcis. Tiga senyawa santon terprenilasi terbagi menjadi 3 golongan yaitu: santon monoprenilasi, santon diprenilasi, dan santon triprenilasi. PAKTI Struktur tiga senyawa santon terprenilasi O OH HO O OH OH 1,4,5,7-tetrahidroksi-2(1,1 dimetil alil) santon (1) O O OH MeO MeO HO OH O OH HO O OH α-mangostin (2) 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-8-(prenil)-4-(geranil) santon (3) PAKTI Persiapan Hewan Uji Hewan uji diinjeksi dengan senyawa terapi, kemudian dibedah dan diambill organ parunya. Gambar.1 Proses Pembedahan Hewan Coba PAKTI Uji MDA (malondialdehid) MDA dihasilkan akibat adanya stress oksidatif sel. Stress oksidasi sel sendiri merupakan ketidak seimbangan antara antioksidan dengan radikal bebas yang ada dalam tubuh. hv + H Gambar.2 Reaksi Pembentukan Radikal benzopiren Pengukuran kadar MDA pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan modifikasi metode tes thiobarbituric acid (TBA) yang dikembangkan oleh Alvarez dan Storey (1995). PAKTI Kromogen MDA-TBA Gambar.3 Reaksi Pembentukan Kromogen MDA-TBA (merah muda) Pengukuran MDA dilakukan dengan mengukur absorbansi supernatan paru menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada λ= 533 nm PAKTI Pada penelitian ini digunakan kurva standar MDA untuk mengukur konsentrasi MDA pada hewan uji. Tabel.1 Data Absorbansi MDA Kurva standar 0.8 0.7 Absorbansi 0 0.168 0.224 0.278 0.382 0.445 0.533 0.642 0.711 0.6 absorbansi konsentrasi MDA (µ g/mL) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0.5 0.4 y = 0.084x + 0.039R² = 0.992 0.3 0.2 0.1 0 0 2 4 6 8 10 konsentrasi (μg/mL) Gambar. 4 Kurva Standar MDA PAKTI Uji MDA (malondialdehid) Tabel .2 Data absorbansi MDA hewan uji yang telah diobati dengan senyawa terapi Absorbansi [MDA] Kode Kelompok Kode Senyawa Terapi 1 2 3 1 2 3 Biru 1 1 0,27 0,3 0,3 2,75 2,51 2,75 2,67 merah 1 1 0,27 0,3 0,3 2,75 2,87 2,99 2,87 merah biru 1 1 0,29 0,3 0,3 2,99 2,63 2,75 2,79 Biru 2 2 0,38 0,4 0,4 4,06 3,70 3,94 3,90 merah 2 2 0,36 0,4 0,4 3,82 3,82 3,70 3,78 merah biru 2 2 0,35 0,4 0,4 3,70 3,94 4,06 3,90 Biru 3 3 0,41 0,4 0,4 4,42 4,77 4,54 4,58 merah 3 3 0,45 0,5 0,5 4,89 5,25 5,01 5,05 merah biru 3 3 0,45 0,5 0,4 4,89 5,01 4,77 4,89 Kontrol negatif 0,2 0,2 0,2 1,92 2,04 2,27 2,08 Kontrol positif 0,52 0,5 0,6 5,73 5,85 6,20 5,92 Keterangan Kontrol negatif : Tikus sehat Kontrol positif : Tikus sakit Rerata [MDA] 2,78 3,86 4,84 PAKTI Paru Tikus Sehat dan Sakit Histologi paru tikus sehat dan tikus sakit (kanker). (a) (b) Gambar .5 Histologi paru (a) tikus sehat dan (b) tikus sakit Sel terlihat kompak Sel terlihat banyak kerusakan PAKTI Imunohistokimia p53, PCNA, dan Ras diamati menggunakan mikroskop cahaya aktivitas prolifersi akan ditunjukkan oleh inti yang berwarna kecoklatan. PAKTI Histologi paru yang mengekspresikan p53 (tikus sakit) (1) (tikus sehat) (3) (2) Gambar.6 histologi paru yang mengekspresikan p53 PAKTI Histologi paru yang mengekspresikan PCNA (tikus sakit) (1) (tikus sehat) (2) (3) Gambar.7 histologi paru yang mengekspresikan PCNA PAKTI Histologi paru yang mengekspresikan Ras (tikus sehat) (tikus sakit) (1) (2) (3) Gambar.8 histologi paru yang mengekspresikan Ras PAKTI Imunohistokimia Gambar.9 Data p53, PCNA, dan Ras untuk masing-masing senyawa terapi, kontrol negatif dan kontrol positif PAKTI Mekanisme Antikanker X-B-DNA B-X B DNA B-DNA (kanker) 1 2 X B-X + DNA Gamabr.10 Skema interaksi obat dan penyakit. Keterangan X: santon; B: benzopiren; DNA: DNA di dalam tubuh PAKTI KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap tiga senyawa santon terprenilasi yang berasal dari dua spesies Garcinia menunjukkan bahwa ketiga senyawa yang telah diuji kadar MDA dan ekspresi p53, PCNA, dan Ras poten sebagai antikanker, dimana senyawa (1) lebih aktif dibandingkan senyawa lainnya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai MDA senyawa (1) yang hampir sama dengan kontrol negatif dan data ekspresi p53 menunjukkan nilai tertinggi pada uji imunohistokimia. PAKTI SARAN Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk sifat toksisitas Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan struktur dan aktivitas senyawa. PAKTI Ucapan Terimakasih • Hibah Program Penelitian Guru Besar LPPM-ITS • Lab. Kimia Organik ITS dan Lab. Biokimia Universitas Brawijaya Malang • Kelompok PAKTI • Seluruh pihak yang berperan demi kelancaran seminar ini. PAKTI TERIMAKASIH ……. PAKTI PAKTI