BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UKM Olahraga

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
UKM Olahraga merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa sebagai
wadah dari mahasiswa untuk menyalurkan bakat dibidang olahraga. Mahasiswa
juga dapat mengembangkan bakat olahraganya. Selain itu mahasiswa akan
mendapatkan ilmu keolahragaan karena UKM olahraga memiliki pelatih yang
berpengalaman di bidangnya. Pada Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga UMP ini
terdapat 9 divisi yaitu sepak bola, futsal, bola voli, bola basket, tenis meja, tenis
lapangan, catur, sepak takraw dan bulutangkis.
Selain dapat mengeksplorasi kemampuan dalam bidang olahraganya,
mahasiswa juga dapat belajar berorganisasi yang sehat dan mahasiswa juga akan
mendapat pengalaman yang lebih jika ikut dalam kepengurusan atau struktur
organisasi yang ada pada UKM tersebut. Mahasiswa yang mempunyai bakat dan
kemampuan dalam bidang olahraga, mempunyai prestasi, dan olahragawan yang
terlatih kekuatan, ketangkasan, dan kecepatannya akan diikutsertakan dalam
pertandingan.
Mahasiswa yang tergabung dalam UKM olahraga tersebut adalah
mahasiswa yang usianya berada pada perkembangan tahap remaja. Masa remaja
merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa.
Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis.
Perubahan yang nampak jelas adalah perubahan fisik, yaitu tubuh berkembang
1
HUBUNGAN ANTARA KONTROL ...,SUSI WIJI UTAMI, PSIKOLOGI, UMP 2016
2
pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan
berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara
kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini
pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka
menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa (Clarke-Stewart &
Friedman, 1987& ingersoll, 1989).
Para remaja memiliki rasa ingin tahu yang tidak ada habisnya mengenai
seks. Mereka bertanya-tanya apakah mereka memiliki daya tarik seksual,
bagaimana caranya berperilaku seks, dan bagaimana kehidupan seksual mereka di
masa depan. Sebagian besar remaja, bahkan termasuk remaja yang berusaha
mengembangkan identitas seksual yang matang, sejauh yang teramati oleh orang
dewasa selalu mengalami masa-masa disaat mereka merasa rentan dan bingung
dalam perjalanan kehidupan seksualnya. Seksual remaja melibatkan suatu
orientasi seksual (apakah individu memiliki ketertarikan terhadap sesama atau
lawan jenis kelamin), dan hal itu juga melibatkan berbagai aktivitas, minat, dan
gaya perilaku. Sebuah studi yang melibatkan 470 anak muda Australia yang
duduk di kelas X dan XII, menemukan adanya variasi dalam sikap dan praktik
seksual diantara mereka. Buzwell & Rosenthal, 1996 (dalam Santrock, 2007).
Koentjoro (1993) mengatakan bahwa kematangan organ-organ seksual
baik primer maupun sekunder pada remaja terjadi akibat adanya perubahan
hormonal dan secara psikis menimbulkan dorongan seksual yang menyebabkan
rasa ingin tahu semakin intens pada masalah-masalah seksual.
HUBUNGAN ANTARA KONTROL ...,SUSI WIJI UTAMI, PSIKOLOGI, UMP 2016
3
Akhir-akhir ini berbagai fenomena perilaku negatif sering terlihat dalam
kehidupan sehari-hari pada remaja. Melalui surat kabar atau televisi dijumpai
kasus-kasus remaja usia dini hingga usia remaja seperti pelecehan baik itu
pelecehan fisik, verbal, mental, bahkan pelecehan seksualpun sudah dilakukan
remaja. Pelecehan seksual dalam berbagai bentuknya mulai dari komentar yang
berkonotasi seksual, kontak fisik secara tersembunyi misalnya memegang,
sentuhan kebagian tubuh tertentu hingga ajakan yang dilakukan secara terangterangan dan serangan seksual (Santrock, 2007).
Terdapat dua alasan yang mengharuskan individu untuk mengontrol diri
secara kontinyu. Pertama, individu hidup bersama kelompok sehingga dalam
memuaskan keinginannya, individu harus mengontrol perilakunya agar tidak
mengganggu kenyamanan orang lain. Kedua, masyarakat mendorong individu
untuk secara konstan menyusun standar yang lebih baik bagi dirinya, sehingga
dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut dibuatkan pengontrolan diri agar dalam
proses pencapaian standar tersebut individu tidak melakukan hal-hal yang
menyimpang (Calhoun & Acocella, 1990).
Individu dalam mengontrol perilaku melibatkan tiga hal, yaitu : dengan
sengaja, pilihan antara dua perilaku yang bertentangan dalam artian satu pihak
perilaku menawarkan kepuasan dengan segera sedangkan perilaku yang lainnya
menawarkan ganjaran jangka panjang, serta memanipulasi stimulus, agar satu
perilaku yang kurang mungkin dilakukan dapat dilakukan dengan perilaku lain
yang lebih mungkin dilakukan (Calhoun dan Acocella, 1990)
HUBUNGAN ANTARA KONTROL ...,SUSI WIJI UTAMI, PSIKOLOGI, UMP 2016
4
Dalam sebuah studi ditemukan bahwa 85 % dari perempuan kelas VIII
hingga kelas XI melaporkan bahwa mereka sering mengalami pelecehan seksual
(American Association of University Women, 1993). Disamping itu prosentase
laki-laki yang menyatakan bahwa mereka juga mengalami pelecehan seksual juga
cukup mengejutkan (terdapat 75 %). Komentar-komentar, gurauan, bahasa tubuh,
dan penampilan yang berkonotasi seksual adalah bentuk-bentuk yang paling
umum dari pelecehan.
Kehidupan masyarakat yang kompleks membuat semakin besar resiko
terjadinya perilaku pelecehan seksual termasuk dikalangan remaja yang tergabung
di dalam organisani UKM Olahraga. Perilaku pelecehan seksual bisa dialami dan
dilakukan baik itu remaja putra maupun remaja putri. Berdasarkan hasil observasi
dan interview pada remaja di UKM Olahraga, sebagian besar informan
beranggapan bahwa perilaku pelecehan seksual merupakan salah satu bentuk cara
mereka bergaul, menciptakan keakraban, suatu hal biasa, sebatas bercanda dan
tidak perlu dipersoalkan. Pelecehan seksual yang dominan terjadi adalah lelucon
jorok, cubitan. Selain itu, berupa siulan menggoda, lelucon bersifat menghina,
bahasa bersifat mengancam, melihat atau memandangi seseorang dari atas
kebawah atau sebaliknya, merangkul yang terdapat dalam aspek pecehan seksual
yaitu aspek perilaku dan aspek situasional. (observasi & interview, 9-10
Desember 2015).
Selain itu atribut pelecehan seksual terhadap perempuan merupakan
kelemahan laki-laki dalam mengontrol dorongan alamiahnya tersebut. Laki-laki
melakukan pelecehan seksual untuk memenuhi kebutuhannya sendiri yaitu
HUBUNGAN ANTARA KONTROL ...,SUSI WIJI UTAMI, PSIKOLOGI, UMP 2016
5
melakukan rangsangan erotis untuk menutupi dan mengatasi kelemahannya.
Ketidakmampuannya
dalam
menahan
keinginan
dan
dorongan-dorongan
seksualnya sendiri yang diungkapkan melalui pelecehan seksual. (Collier,1992).
Berdasarkan hasil tersebut perlu adanya kontrol pada diri remaja terkait
dengan perilaku seksual, karena setiap orang mempunyai kemampuan untuk
mengontrol perilakunya. Dalam diri seseorang terdapat suatu sistem pengaturan
diri (self regulation) yang memusatkan perhatian pada pengontrolan diri (self
control). Proses ini
menjelaskan bagaimana diri (self) mengatur dan
mengendalikan perilaku (Gahari, 2004).
Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi
dalam dirinya. Remaja yang memiliki kontrol diri yang rendah tidak mampu
mengatur dan mengarahkan dorongan-dorongan dari dalam dirinya sendiri.
Sedangkan remaja yang mempunyai kontrol diri yang tinggi akan mampu
mengatur dan mengarah dorongan-dorongan dari dalam dirinya. Mereka mampu
mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya, serta mampu
memilih tindakan dan melakukannya dengan meminimalkan akibat yang tidak
diinginkan.
Kontrol diri merupakan bagian yang penting dari remaja sebagai pengontrol
dorongan dan keinginan yang berasal dari dalam. Remaja yang kontrol dirinya
rendah cenderung berperilaku negatif, tidak mampu mengontrol perilaku-perilaku
negatif sehingga dapat melakukan pelecehan seksual.
HUBUNGAN ANTARA KONTROL ...,SUSI WIJI UTAMI, PSIKOLOGI, UMP 2016
6
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, mendorong peneliti
untuk mengetahui lebih jauh bagaimana hubungan kontrol diri dengan pelecehan
seksual. Untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka peneliti
mengambil judul “Hubungan antara Kontrol Diri dengan Pelecehan Seksual
pada Remaja di Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga Universitas Muhammadiyah
Purwokerto”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara kontrol diri dengan
pelecehan seksual pada remaja di Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga
Universitas Muhammadiyah Purwokerto?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara kontrol diri dengan pelecehan seksual pada remaja di Unit Kegiatan
Mahasiswa Olahraga Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
tentang perkembangan psikologi khususnya psikologi perkembangan serta
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.
HUBUNGAN ANTARA KONTROL ...,SUSI WIJI UTAMI, PSIKOLOGI, UMP 2016
7
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan
pertimbangan bagi remaja agar lebih meningkatkan wawasan tentang
pengetahuan seks, sehingga dalam menjalin keakraban dengan lawan jenis
tidak melanggar norma yang berlaku.
HUBUNGAN ANTARA KONTROL ...,SUSI WIJI UTAMI, PSIKOLOGI, UMP 2016
Download