media medika muda gambaran ibu hamil risiko tinggi di desa

advertisement
MEDIA MEDIKA MUDA
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015
Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico
Bima Utama, Budi Palarto Soeharto
GAMBARAN IBU HAMIL RISIKO TINGGI DI DESA ROWOSARI,
KECAMATAN TEMBALANG, KOTA SEMARANG
Bima Utama1, Budi Palarto Soeharto2
1
Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
2
Staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang -Semarang 50275, Telp. 02476928010
ABSTRAK
Latar Belakang Angka kematian ibu hamil di Jawa tengah khususnya kota Semarang masih
sangat tinggi. Diketahui kehamilan risiko tinggi merupakan faktor terpenting penyebab
tingginya angka kematian ibu hamil.Kehamilan risiko tinggi dapat disebabkan oleh beberapa
faktor seperti pengetahuan ibu hamil, budaya yang ada dimasyarakat dan tidak berjalannya
program pemerintah.
Tujuan Menganalisis gambaran ibu hamil Risiko Tinggi di Desa Rowosari Kecamatan
Tembalang Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Metode Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dilaksanakan secara cross sectional
study yakni meneliti ibu hamil risiko tinggi dan faktor faktor yang berhubungan dengan
kehamilan risiko tinggi pada saat yang bersamaan. Jenis Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif.
Hasil penelitian gambaran ibu hamil risiko tinggi di desa rowosari ini dari segi gambaran
umum ditemukan 65,45% ibu hamil risiko tinggi. Dari segi pengetahuan didapatkan 60%
pengetahuan kurang, 34,55% pengetahuan cukup dan 5,45% pengetahuan baik. Dari segi
budaya didapatkan 95,54% menganut budaya negatif. Dari segi program pemerintah
didapatkan 64,55% program tidak berjalan.
Kesimpulan ibu hamil risiko tinggi di desa rowosari masih sangat tinggi dimana kebanyakan
ibu hamil memiliki pengetahuan yang kurang dan menganut budaya yang negatif serta kurang
berjalannya program pemerintah.
Kata Kunci: Ibu Hamil Risiko Tinggi, Desa Roworasi, Pengetahuan, Budaya, Program
Pemerintah
ABSTRACT
DESCRIPTION OF HIGH RISK PREGNANCY IN DESA ROWOSARI,
KECAMATAN TEMBALANG, KOTA SEMARANG
Background The maternal mortality rate in Central Java, Semarang in particular is still very
high. As it is known high-risk pregnancy is the most important factor causing the high
maternal mortality rate. High risk pregnancy can be caused by several factors such as
maternal knowledge, society culturs, and the ineffectiveness of government programs.
Aim Analysing description of high risk pregnancy in Desa rowosari, Kecamatan Tembalang,
Kota Semarang, Central Java.
Method This research method is a field research carried out by cross sectional study that
examined high-risk pregnant women and factors associated with high-risk pregnancies at the
same time. This research type is descriptive research.
Result research of high risk pregnant women in the village of Rowosari in terms of a general
description, it is found 65.45% of high risk pregnant women. In terms of knowledge, it is
199
MMM, Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 : 199 - 209
MEDIA MEDIKA MUDA
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015
Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico
Bima Utama, Budi Palarto Soeharto
found 60% less knowledge, 34.55% enough knowledge and 5.45% good knowledge. In
terms of Cultural, it is found 95.54% of pregnancy women embrace negative cultures. In
terms of government program, it is obtained 64.55% programs is not running well.
Conclusion The high risk pregnant women in the village of rowosari are still very high that
most woman have less knowledge and embracing negative culture and government programs
are not running well.
Keyword: High Risk Pregnant Woman, Desa Rowosari, Knowledge, Culture, Government
Programs
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu dan angka kematian anak merupakan salah satu indikator penting
keberhasilan pembangunan suatu negara terutama dalam bidang kesehatan, yang
menunjukkan derajat kesehatan negara tersebut. Sampai saat ini angka kematian ibu di
Indonesia masih cukup tinggi yaitu sekitar 307 per 100 ribu kelahiran.1 Sekitar 75 sampai 85
persen kematian ibu disebabkan oleh sebab langsung (direct causes), yaitu: perdarahan post
partum, abortus tidak aman, sepsis, persalinan tidak maju dan hipertensi karena kehamilan .
Sedangkan 15 sampai 20 persen kematian ibu disebabkan oleh sebab tidak langsung (indirect
causes), antara lain anemia.1
Di Jawa Tengah angka kematian ibu pada tahun 2011 yakni 116,01 per 100.000
kelahiran hidup. Meningkat pada tahun 2012 mencapai 116,34 per 100.000 kelahiran hidup2).
Pada tahun 2013 jumlah kematian ibu hamil sampai dengan triwulan III tahun 2013 mencapai
515 kasus.2 Dari 35 Kabupaten Kota yang ada di Jawa Tengah, angka kematian ibu di Kota
Semarang menduduki 4 tertinggi dengan jumlah kematian ibu mencapai 24 kasus dalam 3
triwulan pada tahun 2013.3 Data profil kesehatan Kota Semarang menunjukkan bahwa angka
kematian ibu maternal tertinggi di Kota Semarang terjadi di Desa Rowosari Kecamatan
Tembalang.4
Pada dasarnya semua kehamilan adalah risiko. Risiko pada kehamilan dibagi menjadi
dua yakni kehamilan risiko rendah dan kehamilan risiko tinggi5,6). Dikatakan ibu hamil risiko
tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih faktor risiko atau risiko. Dalam
perjalanan persalinan dan kehamilan ibu hamil risiko rendah dapat berubah menjadi risiko
tinggi7, oleh karena itu diperlukan pemantauan terus menerus selama periode kehamilan dan
proses melahirkan7,8.
Penyebab tertinggi kematian ibu hamil adalah kehamilan risiko tinggi. Kehamilan
risiko tinggi dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan cara diagnosa dan sistem rujukan
200
MMM, Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 : 199 - 209
MEDIA MEDIKA MUDA
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015
Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico
Bima Utama, Budi Palarto Soeharto
yang diperlukan7,8. Faktor risiko yang dimasukkan kedalam kategori ibu hamil risiko tinggi
kelompok 1 adalah sebagai berikut: terlalu muda(<20 tahun), terlalu tua (>35tahun), primi
tua, jarak kelahiran kurang dari 2 tahun, jumlah kehamilan 4 kali atau lebih, tinggi ibu hamil
kurang dari 145 cm, riwayat abortus, riwayat obstetri jelek dan riwayat bedah caesar. Faktor
risiko yang dimasukan kedalam ibu hamil risiko tinggi kelompok 2 adalah sebai berikut:
Penyakit ibu hamil, hipertensi, kelainan letak, kehamilan ganda, hidramnion, IUFD dan
serotinus. Faktor risiko yang dimasukan kedalam ketogri ibu hamil risiko tinggi kelompok 3
adalah perdarahan dan kejang.
Kematian ibu hamil sendiri didasari oleh tiga faktor, yakni determinan dekat,
determinan antara dan determinan jauh. Determinan dekat adalah faktor yang berkaitan
dengan kehamilan dan komplikasinya, persalinan serta masa nifas.9,10) Komplikasi terbanyak
pada kehamilan ialah perdarahan, preeklampsia/eklampsia dan infeksi7,11,12,13Sedangkan
komplikasi yang sering terjadi pada proses persalinan adalah perdarahan, partus macet atau
partus lama serta infeksi akibat trauma persalinan11,14,15. Determinan antara adalah faktor
kematian maternal yang berhubungan dengan status kesehatan ibu seperti giszi ibu, penyakit
yang diderita dan riwayat komplikasi pada kehamilan sebelumnya16; status reproduksi seperti
usia, tinggi badan, jumlah dan jarak kelahiran14,16,17,18; akses terhadap pelayanan kesehatan;
serta perilaku penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan. Determinan jauh adalah faktor
kematian ibu hamil yang berkaitan dengan status wanita dalam keluarga dan masyarakat, yang
meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi.
Pemerintah telah membuat beberapa program kesehatan ibu dan anak dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu dan anak17,19,20,21,22 seperti pengawasan wilayah setempat
kesehatan ibu dan anak (PWS KIA)21,22, making pragnancy safer(MPS)23, dan program
perencanaan persalinan dan pecegahan komplikasi (P4K).19,24 Namun selain program
pemerintah dibutuhkan adanya peningkatan pengetahuan serta peubahan budaya yang ada
dalam masyarakat tentang tatalaksana kehamilan.25,26
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis gambaran ibu hamil risiko tinggi di
desa Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang meliputi gambaran ibu hamil,
gambaran pengetahuan ibu hamil, gambaran budaya yang ada di masyarakat serta gambaran
program kesehatan ibu dan anak di Desa Rowosari.
201
MMM, Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 : 199 - 209
MEDIA MEDIKA MUDA
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015
Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico
Bima Utama, Budi Palarto Soeharto
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berjenis observasional diskriptif dengan rancangan belah lintang di mana
variabel bebas dan terikat pada penelitian ini diteliti secara bersamaan.27,28 Sampel pada
penelitian ini adalah ibu hamil di Desa Rowosari yang bersedia menjadi responden dengan
menandatangani informed consent. Pupolasi total ibu hamil pada penelitian ini berjumlah 127
orang saat penelitian ini dilaksanakan. Metode pengambilan sampel pada peneltian ini adalah
purposive sampling untuk menentukan desa dan simple random sampling unrtuk menentukan
ibu hamil yang akan diteliti sebagai responden.
Berdasarkan perhitungan besar sampel untuk analisis diskriptif dengan penelitian
observasional dengan rancangan belah lintang29, besar populasi = 127, harga normal baku Za
= 1,96, besar proporsi P = 0,5, dan besar galat yang ditoleransi d = 0,1 maka ditemukan besar
sampel minimum yang diteliti adalah 55 orang.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah program kesehatan ibu dan anak,
pengetahuan ibu hamil serta budaya masyarakat. Variabel terikat pada penelitian ini adalah
ibu hamil risiko tinggi. Untuk devinisi operasional, keempat variabel tersebut didefinisikan
dengan standard masing-masing. Untuk ibu hamil risiko tinggi, dikatakan ibu hamil risiko
tinggi apabila ibu hamil memiliki satu atau lebih faktor risiko. Untuk program kesehatan ibu
dan anak dikatakan program berjalan apabila program dilaksanakan ≥ 80% dan dikatakan
tidak berjalan apabila program dilaksanakan < 80%. Untuk pengetahuan ibu, dikatakan ibu
dengan pengetahuan kurang apabila skor jawaban ibu < 55%, dikatakan pengetahuan ibu
cukup apabila skor jawaban ibu 55 – 70% dan dikatakan pengetahuan ibu baik apabila skor
jawaban ibu > 70%. Untuk budaya masyarakat, dikatakan ibu menganut budaya positif
apabila ibu sama sekali tidak memercayai dan menjalankan budaya yang dapat meningkatkan
risiko kehamilan.
Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Desa Rowosari, Kecamatan
Tembalang, Kota semarang sedangkan untuk waktu, penelitian ini dilakukan pada bulan
Januari 2015.
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program
Statistical Package for Social Science.30,31Sedangkan unutk analisis data dilakukan analisis
diskriptif untuk setiap variabel dan disjidang dengan menggunakan tabel dan grafik.
202
MMM, Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 : 199 - 209
MEDIA MEDIKA MUDA
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015
Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico
Bima Utama, Budi Palarto Soeharto
HASIL
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan januari 2015 Mengenai gambaran ibu hamil
risiko tinggi di desa Rowosari, kecamatan Tembalang, kota Semarang, Jawa tengah. Sampel
penelitian diambil dengan metode simple random sampling. Pada penelitian ini analasis
deskriptif mencakup 4 kelompok pokok, yakni gambaran umum ibu hamil risiko tinggi,
gambaran pengetahuan ibu hamil, gambaran budaya masyarakat dan gambaran pelayanan
kesehatan ibu dan anak.
Gambaran umum ibu hamil risiko tinggi
Gambaran umum ibu hamil mencakup keadaan umum ibu hamil yang didapatkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta peninjauan dari buku kesehatan ibu dan anak
yang dimiliki oleh sampel ibu hamil. Gambaran umum ibu hamil risiko tinggi ditampilkan
pada tabel 1 dan gambar 1.
Tabel 1. Gambaran umum ibu hamil risiko tinggi
Sampel
Penilaian
Jumlah
%
Ibu hamil risiko
19
34,55
rendah
Ibu hamil risiko
tinggi
Jumlah
36
65,45
55
100
Gambar 1. Gambaran umum ibu hamil risiko tinggi
Ibu Hamil Risiko Rendah
Ibu Hamil Risiko Tinggi
Berdasarkan tabel 1 dan gambar 1 diperoleh ibu hamil risiko tinggi sebanyak 36
responden atau 65,45% dari seluruh responden.
Pengetahuan ibu hamil
Pengetahuan ibu hamil dibagi menjadi 3 kelompok yakni kurang, cukup dan baik.
Informasi yang dijadikan tinjauan tambahan ialah tingkat pendidikan ibu hamil. Gambaran
pengetahuan ibu hamil ditampilkan pada tabel 2 dan gambar 2.
203
MMM, Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 : 199 - 209
MEDIA MEDIKA MUDA
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015
Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico
Bima Utama, Budi Palarto Soeharto
Tabel 2. Pengetahuan ibu hamil berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat
Pendidikan
SD
SMP ( sederajat )
SMA ( sederajat )
Perguruan Tinggi
Jumlah (%)
Pengetahuan
Kurang
14
8
11
Cukup
6
6
6
1
19 ( 34,55)
33 ( 60)
Baik
1
0
1
1
3
(5,45)
Jumlah
21
14
18
2
55
(100)
Gambar 2 Gambaran pengetahuan ibu hamil
Berdasarkan tabel 2 dan gambar 2, ibu hamil dengan pengetahuan kurang sebanyak 33
orang atau 60%, ibu hamil dengan pengetahuan cukup sebanyak 19 orang atau 34,55% dan 3
orang atau 5,45% ibu hamil dengan pengetahuan baik.
Budaya ibu hamil tentang Penatalaksanaan Kehamilan
Budaya masyarakat tentang penatalaksanaan kehamilan dibagi menjadi dua
kelompok, yakni budaya positif dan budaya negatif. Gambaran budaya masyarakat tentang
penatalaksanaan kehamilan ditampilkan pada tabel 3 dan gambar 3.
Tabel 3. Gambaran budaya ibu hamil tentang tatalaksana kehamilan
Penilaian
Budaya Negatif
Budaya Positif
Jumlah
Responden
Jumlah
%
52
94,54
3
5,46
55
100
204
MMM, Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 : 199 - 209
MEDIA MEDIKA MUDA
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015
Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico
Bima Utama, Budi Palarto Soeharto
Gambar 3. Gambaran budaya ibu hamil tentang tatalaksana kehamilan
Budaya Negatif
Budaya Positif
Berdasarkan tabel 3 dan gambar 3 didapatkan hanya 3 (5,46%) responden yang
memiliki budaya positif. Dalam hal ini ibu hamil sama sekali tidak memercayai dan
mengikuti berbagai budaya negatif yang dapat meningkatkan risiko kehamilan yang
ditanyakan oleh peneliti.
Program pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program yang berjalan di Desa Rowowsari tidak
terdokumentasi dengan baik sehingga harus dilakukan peninjauan ulang kepada 55 responden.
Gambaran program pelayanan kesehatan ibu dan anak ditampilkan pada tabel 4 dan gambar 4.
Tabel 4. Gambaran program pelayanan kesehatan ibu dan anak
Responden
Penilaian
Jumlah
%
Program Berjalan
6
10,91
Program
Tidak
49
89,09
Berjalan
Jumlah
55
100
Gambar 4. Gambaran program pelayanan kesehatan ibu dan anak
Program Berjalan
Program Tidak berjalan
205
MMM, Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 : 199 - 209
MEDIA MEDIKA MUDA
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015
Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico
Bima Utama, Budi Palarto Soeharto
Berdasarkan tabel 4 dan gambar 4 didapatkan hasil bahwa 49 responden atau 89,09%
mengatakan program pelayanan kesehatan ibu dan anak tidak berjalan sepenuhnya. Diketahui
standard minimal program dapat dikatakan berjalan adalah apabila 80% dari total program
terlaksana dengan baik.
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini didapatkan 36 responden atau 65,45% dari total responden
merupakan ibu hamil risiko tinggi dengan rincian 15 orang dikategorikan ke dalam ibu hamil
risiko tinggi kelompok 1, 2 orang dikategorikan ke dalam ibu hamil risiko tinggi kelompok 2,
dan 19 orang dikategorikan ke dalam ibu hamil risiko tinggi kelompok 1 dan kelompok 2.
Dalam penelitian ini tidak ditemukan ibu hamil risiko tinggi kelompok 3. Tingginya jumlah
ibu hamil risiko tinggi dengan faktor risiko kelompok 1 menunjukkan rendahnya pengetahuan
ibu hamil dikarenakan ibu hamil risiko tinggi kelompok 1 dapat didiagnosa hanya dengan
anamnesis. Dari wawancara mendalam ditemukan ibu hamil tidak membaca penjelasan yang
ada pada buku KIA yang dimiliki. Hal ini dapat disebabkan kurangnya informasi yang
diberikan oleh petugas tentang pentingnya memahami penjelasan yang ada pada buku KIA.
Hasil penelitian terhadap 55 responden menunjukkan 33
(60 %) ibu hamil
mempunyai pengetahuan kurang, 19 ( 34,55 % ) responden mempunyai pengetahuan cukup
dan 3 ( 5,45 % ) ibu hamil mempunyai pengetahuan baik. Tingkat pengetahuan kurang
menyebar pada hampir seluruh tingkat pendidikan ibu hamil, dari hasil wawancara mendalam
ditemukan pengetahuan ibu hamil tentang penatalaksanaan kehamilan didapatkan bukan dari
pendidikan formal melainkan pendidikan informal yakni penyuluhan dan penyampaian dari
keluarga.
Dari hasil penelitian ditemukan 52 responden memercayai dan melakukan
kebudayaan yang ada dimasyarakat yang dapat meningkatkan risiko kehamilan seperti pijat
kehamilan, pantangan terhadapan makanan tertentu, tidak boleh banyak makan dan minum
agar mudah melahirkan dan percaya semakin banyak anak semakin mudah melahirkan.
Bertahannya budaya – budaya negatif yang ada di masyarakat disebabkan kurangnya
penyuluhan oleh petugas kesehatan maupun kader.
Dari hasil penelitian didapatkan program pelayanan kesehatan ibu dan anak
dinyatakan berjalan oleh petugas puskesmas namun tidak terdokumentasi dengan baik. Hasil
206
MMM, Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 : 199 - 209
MEDIA MEDIKA MUDA
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015
Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico
Bima Utama, Budi Palarto Soeharto
wawancara dengan responden menunjukan bahwa program pelayanan kesehatan tidak
sepenuhnya berjalan. Program- program seperti penyuluhan, perencanaan kelahiran,
pemasangan stiker P4K masih sangat kurang berjalan. Hanya program pendataan ibu hamil
saja yang dirasakan sudah berjalan dengan baik.
SIMPULAN DAN SARAN
Pada penelitian ini diperoleh kesimpulan jumlah ibu hamil risiko tinggi di Desa
Rowosari masih sangat tinggi yakni 65,45%. Sebagian besar ibu hamil memiliki pengetahuan
kurang tentang penatalaksanaan kehamilan dan hanya sebagian kecil memiliki pengetahuan
baik. Sebagian besar ibu masih percaya dan mengikuti budaya
masyarakat yang
meningkatkan faktor risiko kehamilan namun ada juga responden yang tidak lagi percaya
budaya tersebut. Program pelayanan kesehatan ibu dan anak telah dilaksanakan oleh bidan
Puskesmas tetapi tidak terdokumentasi dengan baik, hasil evaluasi di masyarakat
menunjukkan sebagaian besar responden belum puas dengan pelayanan petugas kesehatan.
Selanjutnya diharapkan adanya peningkatan pada pelayanan kesehatan ibu dan anak
di Desa Rowosari dan juga program yang telah berjalan dapat di dokumentasikan dengan baik
agar dapat menjadi acuan pada evaluasi program, selain itu perlu dilakukan penelitian lanjutan
yang dapat melakukan pemeriksaan penapisan ibu hamil risiko tinggi secara menyeluruh dan
dengan cakupan wilayah yang lebih luas.
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada dr. Budi Palarto Soeharto, Sp.OG, dr.
Dodik Pramono M.Si, Med, dr. Dwi Ngestiningsih, M.Kes, Sp.Pd, dr. Darmawati Ayu
Indraswari serta seluruh pihak yang telah membantu terselenggaranya penelitian ini dan
memberi masukan dalam penulisan artikel, serta seluruh responden yang telah bersedia
menjadi subjek penelitian.
207
MMM, Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 : 199 - 209
MEDIA MEDIKA MUDA
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015
Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico
Bima Utama, Budi Palarto Soeharto
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta 2013.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2012,
Semarang 2013.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Buku Saku Kesehatan Triwulan 3
Tahun
2013 Semarang 2013.
Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang 2012, Semarang
2013.
Benson RC., Pernoll ML. Handbook of obstetrics and gynaecology 9th edition.McGraw
Hill, Inc.
De Cheney AH, Nathaan L. Current obstetric and gynecologic diagnosis and
treatment. 9thedition. Mc. Graw – Hill, Inc. 2003.
Cunningham FG, et al. William obstetrics 20th edition. Prentice-Hall International,
Inc. 1997.
Depkes RI. Buku pedoman pengenalan tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan
nifas. Jakarta. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa. 2000.
WHO, Depkes RI, FKM UI. Modul safe motherhood. Kerjasama WHO-Depkes RIFKM UI. 1998.
Saifudin AB. Issues in training for essential maternal healthcare in Indonesia.Medical
Journal of Indonesia Vol 6 No. 3, 1997: 140 – 148.
WHO. Reduction of maternal mortality. A joint WHO/ UNFPA/ UNICEF/
World
bank statement. Geneva, 1999..
UNFPA. Maternal mortality update 2002, a focus on emergency obstetric care.New
York, UNFPA; 2003.
Depkes RI. Pedoman pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak
(PWSKIA). Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. 1994.
Saifudin AB. Kematian maternal. Dalam : Ilmu Kebidanan, edisi ketiga.
Jakarta,Yayasan Bina Pustaka, 1994 : 22-27.
Depkes RI. Penanganan kegawat-daruratan obstetri. Ditjen Binkesmas,
Depkes RI.
Jakarta : 1996.
Depkes RI. Pedoman teknis terpadu audit maternal – perinatal di tingkat dati II. Ditjen
Binkesmas. Jakarta. 1994.
Royston E, Amstrong S. Pencegahan kematian ibu hamil. Alih bahasa : Maulany R.F.
Jakarta. Binarupa aksara. 1998.
London SM. Pregnancy and childbirth are leading causes of death in teenage girls in
developing countries. British Medical Journal Vol 328.
2004 :1152.
Depkes RI. Safe motherhood : rekomendasi rencana kerja (1992-1996).
Jakarta.Depkes, UNDP, WHO. 1994.
Cotello A., Osrin D., Manandhar D. Reducing maternal and neonatal mortality in the
poorest communities. British Medical Journal Vol. 329. 2004. 1166 –1168.
Saifudin AB, dkk. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2000.
Tim Kajian AKI-AKA, Depkes RI. Kajian kematian ibu dan anak di
Indonesia.Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta; Depkes R.I,2004.
WHO. Making pregnancy safer, a health sector strategy for reducing maternaland
perinatal morbidity and mortality. New Delhi: WHO-SEARO, 2000.
208
MMM, Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 : 199 - 209
MEDIA MEDIKA MUDA
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2015
Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico
Bima Utama, Budi Palarto Soeharto
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Depkes RI dan Usaid. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB, Jakarta 2008.
Ancok, Djamaluddin, Tehnik Penyusunan Skala Pengukur, Cetakan ke
empat, Pusat
Penelitian Kependudukan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 1997.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan
Desa Siaga, Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI, Jakarta, 2004.
H. Sarmanu, Metodologi Penelitian, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Airlangga, Surabaya 2011.
Sastroasmoro S., Ismail S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis, edisi ke
dua.
Jakarta : Sagung Seto : 2002.
Lameshow S., Hosmer DW., Klar J., Lwanga SK. Adequacy of sample size in health
studies. England. John Wiley & Sons Ltd. 1990.
Junadi P. Pengantar analisis data. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.1995: 16-24
Teguh Wahyono, SPSS 16, cara mudah dan praktis melakukan analisis
statistik, Elex
Media Kompu
209
MMM, Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 : 199 - 209
Download