perlindungan hukum hak cipta terhadap warisan budaya bangsa

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang terdiri dari berbagai macam suku
dan sangat kaya akan keragaman tradisi dan budaya, Indonesia tentunya memiliki
kepentingan tersendiri dalam perlindungan hukum terhadap kekayaan intelektual
masyarakat asli tradisional. Akan tetapi karena perlindungan hukum terhadap
kekayaan intelektual masyarakat asli tradisional masih lemah, potensi yang
dimiliki oleh Indonesia tersebut justru lebih banyak dimanfaatkan oleh pihak
asing secara tidak sah.
Kesadaran akan pentingnya perlindungan hukum terhadap warisan budaya
bangsa merupakan hal yang sangat penting. Bahkan, banyak di antara pencinta
warisan budaya yang berkeyakinan bahwa sumber daya budaya itu tidak saja
merupakan warisan, tetapi lebih-lebih adalah pusaka bagi bangsa Indonesia.
Artinya, sumber daya budaya itu mempunyai kekuatan yang dapat dimanfaatkan
untuk membantu dan melindungi bangsa ini dalam menapaki jalan ke masa depan.
Sebagai pusaka, warisan budaya itu harus tetap di jaga agar kekuatannya tidak
hilang dan dapat diwariskan kepada generasi penerus tanpa berkurang nilainya. 1
Menurut Sunaryati Hartono, isu budaya inilah yang merupakan masalah
terbesar abad ke-21 yang dihadapi bersama, baik oleh pemimpin-pemimpin
maupun seluruh rakyat Indonesia, yaitu menemukan pola dan nilai-nilai hidup dan
1
Daud A Tanudirjo, Warisan Budaya Untuk Semua : Arah Kebijakan Pengelolaan
Warisan Budaya Indonesia Di Masa Yang Akan Datang(Yogyakarta:UGM Press,2010),hal.1.
Universitas Sumatera Utara
budaya bersama yang akan memungkinkan bangsa Indonesia melompat jauh
(great leap) ke masa depan dan mencapai dalam waktu lima atau sepuluh tahun,
apa yang dicapai oleh bangsa-bangsa lain dalam 300-400 tahun. 2
Pemerintah Indonesia belum melaksanakan tindakan hukum atas
pelanggaran yang dilakukan oleh pihak asing terhadap penggunaan/pemanfaatan
kebudayaan tradisional Indonesia karena pemerintah Indonesia juga memiliki
kekhawatiran takut akan digugat kembali oleh negara lain karena tindakan
pembajakan yang selama ini sering dilakukan. Sebagaimana diketahui bahwa
Indonesia pun telah terkenal sebagai negara yang sering melakukan peniruan atau
pembajakan terhadap karya cipta dari negara lain. bahkan sempat termasuk dalam
daftar sebagai negara pelaku pembajakan karya intelektual asing dalam tingkat
yang mengkhawatirkan. 3
Kebudayaan merupakan suatu identitas dan ciri khas dari suatu bangsa,
dimana kebudayaan dapat menunjukkan ciri dari suatu bangsa yang tidak dimiliki
oleh bangsa lain. Sehingga sudah sangat jelas bahwa kebudayaan perlu untuk
dilindungi baik oleh pemerintah maupun masyarakat bangsa tersebut. Pada masa
sekarang ini, kebudayaan sudah sering dilupakan dan diabaikan pelestariannya,
baik oleh pemerintah maupun masyarakat yang. Oleh karena kebudayaan–
kebudayaa yang ada di Indonesia umumnya telah banyak dilupakan dan tidak ada
upaya untuk melindungi kebudayaan tersebut, maka dapat menimbulkan akibat
yang buruk bagi
negara Indonesia, yaitu adanya pengklaiman terhadap
kebudayaan Indonesia yang dilakukan oleh negara lain. Pengklaiman ini tentu saja
2
C.F.G. Sunaryati Hartono, Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Asas Hukum bagi Pembangunan
Hukum Nasional, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2006, hal.48.
3
Ibid
Universitas Sumatera Utara
menimbulkaan dampak yang sangat merugikan bagi Indonesia, baik dari segi
ekonomi, pariwisata, sosial, dan kebudayaan.
Berhubung pelaku pemerintahan Republik Indonesia adalah bangsa
sendiri, maka warisan budaya bangsa yang ada merupakan milik bersama seluruh
Bangsa Indonesia. Ini berbeda situasinya dengan negara Australia dan Amerika
yang warisan budayanya menjadi milik penduduk asli secara eksklusif, sehingga
penduduk asli mempunyai hak untuk melarang setiap kegiatan pemanfaatan yang
akan berdampak buruk pada warisan budaya mereka.
Sejak beberapa tahun yang lalu sampai saat ini, masyarakat dunia telah
memiliki suatu lembaga yang bersifat internasional dan universal untuk mengurus
berbagai kepentingan antara negara dengan negara serta hubungan antara negara
dengan individu yang termasuk klasifikasi subyek hukum internasional sebagai
salah satu pencerminan kerjasama antar negara.
Salah satu badan internasional yang bersifat universal adalah PBB
(Perserikatan Bangsa–Bangsa) yang tujuannya ingin menegakkan perdamaian
dunia. Dalam mewujudkan tujuan itu PBB mempunyai badan khusus
(specializedagencies), yang dibentuk dengan perjanjian antara pemerintah dan
mempunyai tanggung jawab internasional yang luas seperti terumus di dalam
dokumen dasarnya, dalam bidang ekonomi, sosial, kulturil, pendidikan, kesehatan
serta bidang yang bertalian lainnya, yang akan diperhubungkan dengan PBB, dan
perjanjian itu harus disetujui oleh Majelis Umum PBB dan lembaga itu sendiri. 4
4
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama, 1994, hal.108.
Universitas Sumatera Utara
Badan khusus PBB yang mengurus pendidikan, ilmu pengetahuan dan
bidang kulturil diantaranya adalah UNESCO (United Nations Educational,
Scientific, and Cultural Organization), didirikan pada tanggal 4 Nopember 1946,
yang dalam perencanaanya atau proyek utama digambarkan usaha-usaha
UNESCO, serta mencari input dengan jalan mencari masalah–masalah praktis
dinegara–negara anggota (These plans, as known as “Major Project” represent a
concentration of UNESCO efforts and resources on practical problems of
concerns to member state). 5
Perwujudan dari program di atas, sejak tahun 1955 UNESCO melancarkan
program yang tercakup di dalam 3 (tiga) bidang, yaitu :
1. Riset ilmu pengetahuan pada tanah kering;
2. Penghargaan yang sama terhadap nilai budaya Timur dan Barat.
3. Melancarkan pendidikan dasar yang ekstensif di Amerika Latin. 6
Sebagai langkah untuk menindak lanjutinya yang berhubungan dengan hal
tersebut, UNESCO telah mengirimkan tenaga ahli dan bantuan internasional
untuk meminta bantuan dalam menangani warisan budaya bangsa dalam
hubungannya dengan masalah yang timbul dari pelaksanaan ataupun penerapan
konvensi warisan budaya bangsa tersebut. Di sinilah faktor hukum memainkan
peran yang penting agar pemanfaatan warisan budaya bangsa ini tidak
disalahgunakan oleh pihak-pihak asing yang tidak berwenang. Oleh karena itu,
hukum juga memandang warisan budaya bangsa dari aspek perlindungannya,
5
6
http://en.wikipedia.org/wiki/ Unesco, terkahir kali diakses pada tanggal 23 Juni 2011
F.Isyawara, Pengantar Hukum Internasional, Bandung, 1972, hal.324.
Universitas Sumatera Utara
bagaimana memberikan perlindungan hukum yang tepat dan benar, serta dapat
dipahami oleh anggota masyarakat itu sendiri.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap warisan Budaya Bangsa
Indonesia ditinjau dari perspektif hukum internasional ?
2. Bagaimana penerapan hukum yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam
melindungi warisan budaya Bangsa Indonesia ?
3. Apakah Undang-undang No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta sudah
memadai dalam memberikan perlindungan terhadap warisan budaya
Bangsa Indonesia ?
C. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Dalam melakukan sebuah penulisan maka dibutuhkan suatu tinjauan
kepustakaan, yang bertujuan sebagai bahan pemikiran penulis mengenai hal-hal
apa saja yang nantinya akan menjadi bahasan terhadap penulisan ilmiah ini, dan
merupakan pembimbing atau petunjuk apabila penulis memerlukan teori–teori
dari para ahli mengenai objek yang sedang diteliti penulis yang nantinya akan
diambil menjadi sebuah kutipan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
penulis dalam penulisan karya ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
Tinjauan kepustakaan dalam penulisan ini menggunakan Library
Research, yaitu mempelajari serta mengumpulkan data yang diperoleh dari buku –
buku yang menulis tentang perlindungan hukum terhadap warisan budaya bangsa
baik karangan dalam negeri maupun luar negeri dan peraturan–peraturan yang
mengaturnya secara internasional seperti PBB, konvensi–konvensi mengenai
warisan Budaya Bangsa, maupun yang secara nasional. Teori yang dibahas
meliputi teori kebudayaan dan teori organisasi internasional.
Teori kebudayaan secara garis besar membahas tentang terbentuknya
budaya. Dimana kebudayaan merupakan hal kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat–istiadat, dan kebiasaan
lain yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. 7 Berikut ada
empat teori dan pendekatan kebudayaan, yaitu:
1. Memandang kebudayaan sebagai kata benda
Kata kebudayaan (culture) berasal dari kata Sansekerta buddhayah, yaitu
bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian
kebudayaan dapat diartikan : hal–hal yang bersangkutan dengan akal, Ada sarjana
yang mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari majemuk budidaya, yang berarti daya dari budi. Karena itu mereka membedakan budaya dari
kebudayaan. Demikianlah budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, rasa,
dan karsa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa itu.
2. Memandang kebudayaan sebagai kata kerja
7
Liliweri, Gatra-gatra Komunikasi Antar Budaya, (Jogjakarta:Bumi Aksara, 2001),
hal.170.
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan ini dikemukakan oleh Pleh Van Peursen. Pendekatan ini juga
penting untuk dipahami, karena akan mampu menjelaskan kepada kita bagaimana
proses-proses budaya itu terjadi di tengah kehidupan kita. Produk-produk budaya
yang kita pahami lewat pendekatan pertama di atas ternyata juga menyiratkan
adanya proses-proses budaya manusia yang oleh Van Peursen disebut ada tiga
terminal proses budaya. Kehidupan mistis dimana mitos berkuasa, atau kuasa
mitos mengemudikan arah kebudayaan suatu masyarakat, dilanjutkan dengan
hadirnya kehidupan ontologis dan yang terakhir adalah kehidupan fungsional yang
hari-hari ini lebih mendominasi kehidupan budaya kita.
3. Memandang kebudayaan sebagai kata sifat
Hal ini untuk membedakan mana kehidupan yang berbudaya dan tidak
berbudaya, membedakan antara kehidupan manusia yang berbudaya dan makhluk
lain seperti hewan dan benda-benda yang tidak memiliki potensi budaya. Dalam
memandang kebudayaan sebagai kata sifat maka unsur nilai-nilai menjadi sangat
penting. Kebudayaan dikonstruksi sebagai konfigurasi nilai-nilai atau sebagai
kompeksitas nilai-nilai yang kemudian beroperasi pada berbagai level kehidupan.
Konfigurasi nilai yang dimiliki berbagai komunitas budaya yang berbeda
kemudian melahirkan konstruksi budaya yang berbeda-beda pada komunitas
budaya itu.
4. Memandang kebudayaan sebagai kata keadaan
Kondisi-kondisi
budaya
tertentu
menentukan
wajah
kebudayaan.
Selanjutnya adalah teori mengenai organisasi internasional. Dalam hukum
internasional positif, tidak ada satu pasal pun yang memberikan batasan tentang
Universitas Sumatera Utara
apa yang dimaksud dengan organisasi internasional, namun demikian para ahli
berusaha mengemukakan pendapat mereka mengenai apa sebenarnya yang
dimaksud dengan organisasi internasional.
Menurut D.W.Bowett : “…and no generally accepted definition of the
public international union has ever benn reached. In general, however, they are
permanent association (i.e., postal or railway administration), based upon a
treaty of a multilateral than a bilateral type and with some define criterion of
purpose”. 8
(…dan tidak ada definisi organisasi internasional yang diterima secara
umum. Pada umumnya, bagaimanapun juga organisasi ini adalah organisasi
permanen (misalnya di bidang pos atau administrasi kereta api) yang didirikan
atas dasar perjanjian internasional, yang kebanyakan merupakan perjanjian
multilateral dari pada perjanjian bilateral dan dengan tujuan tertentu).
Starke dalam bukunya An Introduction to International Law, yang
membahas secara terpisah“International Institutions”. Ia juga tidak memberikan
batasan yang khusus mengenai pengertian organisasi internasional. Ia hanya
membandingkan fungsi, hak, dan kewajiban serta wewenang berbagai organ
lembaga internasional dengan negara modern. Hal demikian diutarakannya
dengan mengatakan bahwa : 9
“In the first place, just as functions of the modern state and the rights,
duties, and powers of its instrumentalities are governed by a branch of municipal
law called State Constitutional Law, so international institutions are similarly
8
D.W.Bowett. The Law of International Institutions, (London : Butter Worth, 1970)
hal.5-6.
9
J.G.Starke. Pengantar Hukum Internasional,(Bandung: Sinar Grafika,1992), hal.34.
Universitas Sumatera Utara
conditioned by a body of rules may will be described as international
constitutional law”.
(Pertama – tama, seperti fungsi suatu Negara modern dengan hak,
kewajiban dan kekuasaan yang dimiliki berbagai alat perlengkapannya, itu
semuanya diatur oleh hukum nasional, yang dinamakan Hukum Tata Negara
(State Constitutional Law) sehingga demikian organisasi internasional yang ada,
sama halnya dengan alat perlengkapan negara modern yang diatur oleh semacam
Hukum Tata Negara).10
Menurut Boer Mauna memberikan pengertian organisasi internasional
sebagai berikut: Suatu perhimpunan negara –negara yang merdeka dan berdaulat
yang bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama melalui organ- organ dari
perhimpunan itu sendiri. 11 Menurut Leroy Bannet, organisasi internasional
mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:
a. Permanent organization to carry on a continuing set of functions
b. Voluntary membership if eligble parties.
c. Basic instrument, stating goals, structure and methods of operatio
d. A broadly representative consultative conference organ.
e. Permanent secretariat to carry on continuous.
1
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
10
Ibid
Boer Mauna, Pokok-pokok Hukum Organisasi Internasional, (Bandung:Rineka
Cipta,1985),hal.5.
11
Universitas Sumatera Utara
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana sebenarnya Perlindungan Hukum Hak Cipta Terhadap Warisan
Budaya Indonesia di Tinjau Dari Perspektif Hukum Internasional.
Khususnya untuk pemahaman penulis pribadi dan umumnya warga negara
Indonesia yang harus dilestarikan dan tetap dipertahankan agar tidak
diklaim oleh negara asing.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
1) Penelitian ini diharapkan dapat membawa hasil yang dijadikan bahan
masukan bagi para pihak berkaitan dengan perlindungan warisan
budaya bangsa Indonesia sebagai langkah antisipasi yang berkaitan
dengan kemungkinan adanya pengklaiman warisan budaya bangsa
Indonesia yang terjadi belakangan ini;
2) Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap
masalah yang akan dibahas yaitu mengenai Perlindungan hukum hak
cipta terhadap warisan budaya bangsa ditinjau dari perspektif hukum
internasional.
b. Manfaat Teoritis
1) Ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberi
sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya Ilmu Hukum, terutama pada bidang Hak Kekayaan
Intelektual atau lebih spesifik lagi pada bidang Hak Cipta, sehingga
Universitas Sumatera Utara
dapat
memberikan kontribusi akademis
mengenai gambaran
perlindungan hukum hak cipta terhadap warisan budaya bangsa
Indonesia ditinjau dari perspektif hukum internasional;
2) Pembentuk
Undang-Undang,
memberikan
pelaksanaan perlindungan hukum
budaya
bangsa
Indonesia
dalam
masukan
tentang
hak cipta terhadap warisan
mengantisipasi
terjadinya
pengklaiman oleh pihak asing.
E. KEASLIAN PENELITIAN
Pembuatan karya ilmiah haruslah merupakan suatu hal yang berasal dari
alam pemikiran yang berdasarkan pengetahuan yang dimilik penulis, tidak
merupakan suatu hal yang telah ditulis terlebih dahulu oleh orang lain atau yang
biasa disebut plagiat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, keaslian
penelitian ini dapat dibuktikan karena sebelum penulisan ini berlangsung penulis
telah melakukan pengecekan terhadap judul ini terlebih dahulu ke Perpustakaan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara apakah mengenai judul ini telah
dibahas sebelumnya atau tidak, dari hasil penelusuran tersebut diatas, maka
dengan demikian penelitian ini adalah asli serta dapat dipertanggungjawabkan
keasliannya
F. METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu proses yang menjelaskan tentang cara
pelaksanaan kegiatan penelitian mencakup cara pengumpulan data, alat yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan, dan cara analisis data. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data yang diperoleh melalui Penelitian kepustakaan, terutama mengkaji
bahan-bahan hukum primer yang berkaitan dengan materi penelitian, dengan kata
lain pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data sekunder yaitu
pengumpulan data untuk mencari teori-teori, pendapat-pendapat ataupun temuantemuan yang berhubungan dengan pokok permasalahan,
yang dapat berupa
peraturan perundang-undangan, karya ilmiah dan sumber-sumber lain serta Bahan
hukum tersier yang merupakan bahan hukum penunjang yang mencakup bahan
yang memberi petunjuk, dan penjelasan terhadap bahan hukum primer maupun
sekunder seperti kamus bahasa, kamus ilmiah, surat kabar, media informasi dan
komunikasi lainnya.
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian
deskriptif. Dimana penelitian memaparkan dan membahas data – data yang
diperoleh mengenai perlindungan hukum
hak cipta terhadap warisan budaya
bangsa Indonesia ditinjau dari perspektif hukum internasional, dan penerapan
hukum yang berlaku di Indonesia.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika dari suatu tulisan merupakan suatu uraian mengenai susunan
penulisan sendiri yang dibuat secara teratur dan rinci. Sistematika penulisan yang
dimaksud adalah untuk mempermudah dan memberikan gambaran secara
menyeluruh dengan jelas dari isi penulisan tersebut. Skripsi ini terdiri dari 5
(lima) bab yaitu sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Universitas Sumatera Utara
Bab ini merupakan pengantar yang di dalamnya terurai mengenai Latar
Belakang Penulisan Skripsi, Perumusan Masalah, yang dilanjutkan
dengan Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan
Kepustakaan, Metode Penulisan, dan diakhiri dengan Sistematika
Penulisan Skripsi.
BAB II : TINJAUAN UMUM WARISAN BUDAYA BANGSA
Bab ini membahas mengenai Tinjauan umum terhadap warisan budaya
bangsa Indonesia yang meliputi pengertian kebudayaan, ruang lingkup
dan tujuan perlindungan warisan budaya bangsa Indonesia.
BAB III :
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP WARISAN BUDAYA
BANGSA INDONESIA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM
INTERNASIONAL
Pada bab ini dibahas juga mengenai perlindungan hukum terhadap
warisan budaya bangsa Indonesia ditinjau dari perspektif hukum
internasional secara umum menguraikan pembahasan mengenai PBB,
peranan UNESCO, dan peranan Trip’s dalam perlindungan hak cipta
terhadap warisan budaya bangsa Indonesia.
BAB IV : PENERAPAN HUKUM DI INDONESIA
Dalam bab selanjutnya diuraikan mengenai penerapan hukum yang
berlaku di Indonesia antara lain meliputi perlindungan hukum hak
Universitas Sumatera Utara
cipta terhadap warisan budaya bangsa Indonesia berdasarkan UndangUndang No.19 tahun 2002 tentang hak cipta
BAB V :
PENUTUP,
Dalam bab ini berisikan kesimpulan mengenai perlindungan hukum
hak cipta terhadap warisan budaya bangsa Indonesia khususnya
mengenai upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia agar dapat
berjalan secara optimal. Pada bagian ini juga dikemukakan beberapa
saran-saran baik yang bersifat teori dan praktis.
Universitas Sumatera Utara
Download