Skripsi Museum Keroncong BAB II TINJAUAN MUSEUM MUSIK KERONCONG II.1. Deskripsi Proyek Museum Musik Keroncong Secara umum proyek ini dapat dideskripsikan sebagai berikut : Judul Museum Musik Keroncong Tema : Arsitektur Metafora Lokasi : Terletak di jalan Raden Saleh, Kecamatan Senen-Jakarta Pusat Status Proyek : Fiktif Pemilik Proyek : Swasta Sumber Dana : Swasta Luas Tapak : ± 12.472.00 m2 KDB : 50 % KLB :2 Ketinggian : Maksimal bangunan : 4 Lantai Lokasi : Terletak di jalan Raden Saleh, Kecamatan Senen-Jakarta Lokasi terletak di sepanjang sungai ciliwung. 6 | P a g e Skripsi Museum Keroncong II.2. Tinjauan Museum Musik Keroncong Definisi museum musik keroncong dapat di tinjau dari 3 kata kunci utama terdiri dari Museum Musik dan Keroncong. II.2.1 Definisi Museum Museum memiliki beberapa artian yang di dapat dari berbagai sumber yaitu antara lain dapat di jelaskan sebagai berikut: Museum berasal dari kata MOUSA, yang berarti pengetahuan ruang atas tempat menyimpan benda-benda seni dan pengetahuan. (American Coorporation of Architects 1968) Museum merupakan badan atau lembaga tetap yang tidak mencari keuntungan, yang bertugas menghimpun ,Merawar, meneliti, dan menyajikan benda-benda sebagai pembuktian alam, manusia, dan kebudayaan untuk kepentingan studi dan rekreasi. (ICOM International Council of Museums) II.2.1.1 Jenis Museum di Indonesia Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melaui beberapa jenis klasifikasi sebagai berikut : a. Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat dua jenis : Museum Umum Koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan seni, disiplin ilmu dan teknologi. Museum Khusus Koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya yang berkaitan dengan salah satu cabang disiplin ilmu dan teknologi. b. Berdasarkan Kedudukannya, museum terbagi atas: Museum Nasional 7 | P a g e Skripsi Museum Keroncong Koleksinya terdiri atas kumpulan benda yang berasal, dan berkaitan dengan bukti material manusia atau lingkungannya dari seluruh wilayah Indonesia yang bernilai Nasional. Museum Provinsi koleksinya terdiri atas kumpulan benda yang berasal, dan berkaitan dengan bukti material atau lingkungannya dari wilayah propinsi tertentu. Museum Lokal Koleksinya terdiri atas kumpulan benda yang mewakili dalam satu wilayah kabupaten atau kotamadya. c. Berdasarkan Pengelolanya, museum terbagi atas: Museum Pemerintah: Museum yang dikelola oleh pemerintah Museum Swasta: Museum yang dikelola oleh pihak swasta. d. Lembaga-lembaga yang termasuk museum adalah : 1. Lembaga-lembaga konservasi pameran yang secara dan ruangan-ruangan tetap diselenggarakan oleh perpustakaan dan pusat-pusat kearsipan. 2. Peninggalan peninggalan dan dan tempat-tempat tempat-tempat alamiah, arkeologis, bersejarah yang mempunyai corak museum, karena kegiatan-kegiatannya dalam hal pengadaan, perawatan dan komunikasinya dengan masyarakat. 3. Lembaga-lembaga yang memamerkan makhluk hidup, seperti kebun tanam-tanaman dan binatang, akuarium, dan lain sebagainya. 4. Suaka alam. 5. Pusat-pusat pengetahuan dan planetarium. 8 | P a g e Skripsi Museum Keroncong Maka dari pemaparan-pemaparan di atas, Museum Musik Keroncong ini termasuk dalam kategori : • Museum spesialisasi, karena jenis barang-barang yang dipamerkan yaitu hanya memamerkan barang-barang yang sejenis yaitu barangbarang khusus musik. • Museum Khusus, ditilik dari jenis barang-barang yang dipamerkan, yaitu hanya memamerkan barang-barang yang berasal dari satu cabang ilmu pengetahuan atau teknologi yaitu musik. • Museum nasional, ditilik dari barang-barang yang dipamerkan berasal dari kumpulan-kumpulan yang bersifat nasional. • Museum pemerintah, dimana pengelolanya dilakukan oleh pihak pemerintah. II.2.1.2 Fungsi Museum Sarana edukatif di bidang seni musik Pusat informasi seni tentang perkembangan musik keroncong Sarana rekreatif II.2.1.3 Tata pameran Pameran tetap: Biasanya pameran ini berlangsung selama 3-5 tahun Pameran khusus/ temporer: Berlangsung minimal 10 hari dan maksimal berlangsung selama 30 hari. Pameran temporer merupakan penujang pameran tetap. II.2.1.4 Penyajian Pameran Ada berbagai macam penyajian pameran di antaranya: Pendekatan estetis Cara penyajian benda-benda koleksi dengan mengutamakan segi keindahan. Pendekatan romantis evokatif 9 | P a g e Skripsi Museum Keroncong Cara penyajian dan penempatan koleksi tepat sesuai dengan kondisi aslinya sehingga dapat mengungkapkan suasana tertentu yang berhubungan dengan koleksi yang di pamerkan. Pendekatan intelektual Cara penyajian dan penempatan koleksi yang dapat mengungkapkan serta memberikan informasi ilmu pengetahuan kepada pengunjung yang di tunjang dengan foto-foto, label, gambar dan lain-lain untuk memaparkan perkembangan musik keroncong. II.2.1.5 Obyek Koleksi Yang menjadi obyek koleksi dalam museum ini adalah: tokoh atau musisi keroncong legendaris dalam bentuk patung lilin. Di setiap ruangan akan ada display musisi keroncong di setiap genrynya.display tersebut akan menampilkan foto penyanyi tersebut,dan sebuah listening station yang bisa di pakai tersebut.Dan ruangan tersebut akan di desain sesuai dengan nuansa dekadenya. Penghargaan-penghargaan yang di peroleh di even international maupun nasional. Semua benda koleksi berupa barang yang asli, dan ada juga yang berbentuk replica. Alat-alat musik. II.2.2 Tinjauan Terhadap Musik Keroncong II.2.2.1 Definisi Musik • Musik secara etimologi, kata musik berasal dari bahasa Yunani “mousikê” yang berarti sebagai segala jenis seni ataupun pengetahuan yang diatur oleh muses. Musik dalam bahasa latin “musica” pada abad ke V terbagi dalam tiga major, yaitu musica universalis (yang termasuk order dari dunia dimana 10 | P a g e Skripsi Museum Keroncong Tuhan menciptakannya dalam “ukuran, angka, dan berat); musica humana (mendesain daripada proporsi tubuh manusia); dan musica instrumentalis (musik sebagai suara yang dihasilkan dalam keteraturan). • Musik, dalam buku kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan. Musik Merupakan sebuah seni dan pengetahuan terhadap suara yang terorganisasi. Hal ini memanifest didalam setiap kebudayaan. www.wikipedia.com II.2.2.2 Definisi Keroncong Keroncong adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Sejarah keroncong di Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke16, di saat kekuatan Portugis mulai melemah di Nusantara. Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari daratan India (Goa) serta Maluku. Bentuk awal musik ini disebut moresco. Musik keroncong lebih condong pada irama (progresi chord) dan jenis alat yang digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan patern yang berlaku. II.2.2.3 Sejarah Musik Keroncong Akar keroncong berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak 11 | P a g e Skripsi Museum Keroncong kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara. Dari daratan India (Goa) masuklah musik ini pertama kali di Malaka dan kemudian dimainkan oleh para budak dari Maluku. Melemahnya pengaruh Portugis pada abad ke-17 di Nusantara tidak dengan serta-merta berarti hilang pula musik ini. Bentuk awal musik ini disebut moresco (sebuah tarian asal Spanyol, seperti polka agak lamban ritmenya), di mana salah satu lagu oleh Kusbini disusun kembali kini dikenal dengan nama Kr. Muritsku, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang. Sumber : Dies Emas ITB: Keroncong Merah Putih, Bukan Hanya untuk Orangtua Untuk Memahami sejarah dan perkembangan musik keroncong, maka Sunaryo Joyopuspito, menggambarkan kronologi pekembangan keroncong dalam empat tahap masa perkembangan tersebut adalah: 12 | P a g e Skripsi Museum Keroncong 1. Masa keroncong tempo doeloe (1880-1920) Pada waktu lagu Stambul berirama cepat (sekitar meter 120 untuk satu ketuk seperempat nada), di mana Warga Kampung Tugu maupun Kusbini menyebut sebagai Keroncong Portugis, sedangkan Gesang menyebut sebagai Keroncong Cepat, dan berbaur dengan Tanjidor yang asli Betawi. Pada masa ini dikenal para musisi Indo, dan pemain biola legendaris adalah M. Sagi. 2. Masa keroncong abadi (1920-1960) Pada masa ini panjang lagu telah berubah menjadi 32 birama, akibat pengaruh musik pop Amerika yang melanda lantai dansa Hotel-hotel di Indonesia pada waktu itu, dengan musisi didominasi dari Filipina (spt Pablo, Sambayon, dll), dan berakibat juga lagu pada waktu itu telah 32 birama juga, perhatikan lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924) pada waktu itu juga sudah 32 birama. Selanjutnya pusat perkembangan beralih ke timur mengikuti jaringan kereta api melalui Solo dan iramanya juga lebih lamban (sekitar 80 untuk seperempat nada) dengan kendangan cello mirip kendangan gamelan, dan permainan gitar melodi mirip alunan siter musik gamelan yang kontrapuntis. Masa ini lahir para musisi Solo, seperti Gesang dan penyanyi legendaris Annie Landouw. Lagu Keroncong Abadi terdiri atas: Langgam Keroncong, Stambul Keroncong, dan Keroncong Asli. 1. Keroncong asli Keroncong asli memiliki bentuk lagu A - B - C. Kebanyakan dibawakan sebanyak dua kuplet utuh (dari atas). Alur chordnya seperti tersusun di bawah ini: • | I , , , | I , , , | v , , , | V , , , | II , , , | II , , , | V , , , | V , , , | V , , , | V , , , | • | IV , , ,| IV , , ,|IV , , , | V , , , | I , , , | I , , , | V , , , | V , , , | I , , , | IV , V , | • | I , , , | IV , V , | I , , ,| I , , , | V , , , | V , , , | I , , ,| 13 | P a g e Skripsi Museum Keroncong Keroncong asli terkadang juga di awali oleh prospel terlebih dahulu.Prospel adalah seperti intro yang mengarah ke nada/chord awal lagu, yang dilakukan oleh alat musik melodi seperti seruling/flute, biola, atau gitar. 2. Langgam Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A - A - B - A dengan pengulangan dari bagian A kedua. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B.Alur chord-nya sebagai berikut: • | I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I , , , | I , , , | • | I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I , , , | I , , , | • |IV , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | II , , , | II , , , | V , , ,| V , , ,| • | I , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | V , , , | I , , , | I , , , | 3. Stambul Stambul merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan nama Komedi stambul. Nama "stambul" diambil dari Istambul di Turki.Stambul memiliki dua tipe progresi akord yang masing-masing disebut sebagai Stambul I dan Stambul II. Stambul diawali oleh penyanyi itu sendiri, atau intro lagu bukan dari alat musik melainkan dari penyanyi tanpa iringan instrumen terlebih dahulu. Contoh: Stb. Jauh Di Mata, Stb.II Dewa-dewi Sumber: nabilahfairest.multiply.com/journal/item/43 3. Masa keroncong modern (1960-2000) Mulai Masa keroncong modern (1960-2000) semua aturan baku (pakem) Musik Keroncong tidak berlaku, karena mengikuti aturan baku (pakem) Musik Pop yang berlaku universal, misalnya tangga nada minor, moda pentatonis Jawa/Cina, rangkaian harmoni diatonik dan kromatik, akord disonan, sifat politonal atau atonal (pada campursari), tidak megenal lagi pakem bentuk keroncong asli atau stambul, ada irama nuansa dangdut 14 | P a g e Skripsi Museum Keroncong (congdut), mulai tahun 1998 musik rap mulai masuk (Bondan Prakoso), dlsb. 4. Masa keroncong millenium (2000-kini) Walaupun musik keroncong di era millenium (tahun 2000-an) belum menjadi bagian dari industri musik pop Indonesia, tetapi beberapa pihak masih mengapresiasi musik keroncong. Kelompok musik Keroncong Merah Putih, kelompok keroncong berbasis Bandung masih cukup aktif melakukan pertunjukan. Selain itu, Bondan Prakoso dan grupnya Bondan Prakoso & Fade 2 Black, menciptakan komposisi berjudul "Keroncong Protol" yang berhasil memadukan musik gaya rap dengan musik latar belakang irama keroncong. Dies Emas ITB: Keroncong Merah Putih, Bukan Hanya untuk Orangtua (Indonesia) Kompas, “Bengawan Solo" dalam Musik Tradisional China 15 | P a g e Skripsi Museum Kerooncong II.2.2.4 4 Alat alat Musik M Alat musikk yang dipa akai dalam m orkes kerroncong me encakup 1. Ukulele cukk, berdawai 3 (nilon) ad dalah ala at be erukuran musik kecil, petik se ekitar se ejenis 20 inci, gittar dan m merupakan alat musikk asli Hawa ai. 2. Biiola ad dalah sebuah a alat musik s dawai ya ang dimaink kan de engan cara digesek. 3. Su uling/Flute Su uling adala ah alat mu usik dari keluarga k alat m musik tiup kayu atau u terbuat dari bamb bu. Su uara sulin ng bercirii lembut dan dap pat dipadukan dengan alat mu usik lainnya de engan baikk. 16 | P a g e Skripsi Museum Kerooncong 4. Gitar Gitar adalah sebuah alat mussik berdaw wai ya ang dima ainkan de engan ca ara dipettik, um mumnya menggunak m kan jari. 5. Ce ello ce ello adala ah singkattan dari kata dala am ba ahasa Ita alia violo oncello, ya ang bera arti "vviolone ke ecil". Viol olone adalah sebuah instrumen yang y kuno o, sebuah viol besa ar, ya ang mirip dengan d basss modern n. 6. Ko ontra Basss ya ang digun nakan dala am musikk keroncong ialah sama seperti ya ang digun nakan dala am m musik klasik atau Ja azz hanya saja sen nar ya ang diguna akan terbua at dari bah han nylon. 17 | P a g e Skripsi Museum Keroncong II.2.3. Studi Banding dengan Fungsi Yang Sama Museum Bank Indonesia & Museum Purna Bhakti Pertiwi Museum Bank Indonesia Fasilitas Museum Purna Bhakti Pertiwi Terlihat dari luar, gedung ini berdiri Arsitekturnya mirip nasi tumpeng kokoh.Area parkir tersedia cukup atau gunungan (sebagai luas. Warna putih membuat gedung kelengkapan inti upacara ini semakin elegan. tradisional) Ruang penitipan barang, pusat Ruang Perjuangan, dikitari informasi, auditorium, kios buku dan Ruang Khusus, Ruang cenderamata, banking expo, ruang Asthabrata, dan Ruang serbaguna,café, perpustakaan. Perpustakaan 18 | P a g e Skripsi Museum Keroncong Barang Pamer Penyajiannya di kemas dengan Produk yang memanfaatkan teknologi modern Cinderamata, kerajinan batu dan multi media , seperti display Replika ini terbuat dari batu giok- elektronik,televisi plasma, dan jadeite diorama. kehormatan berwarna di pamerkan hijau, hias, Tanda 19 | P a g e Skripsi Museum Keroncong II.2.4. Kesimpulan Studi Banding Kesimpulan Studi banding di dua museum tersebut , dapat di simpulkan: Museum yang teknik penyajiannya di kemas dengan teknologi modern lebih menarik minat pengunjung. Untuk menunjang kegiatan utama, sebuah museum di lengkapi dengan fasilitas penunjang. Sintesa: pada museum keroncong ini, selain kegiatan pameran juga menyediakan fasilitas-fasilitas penujang seperti kursus musik keroncong dan kafe yang di lengkapi dengan pertunjukan orkes keroncong. Koleksi benda- benda pamer meliputi: Alat –alat musik kerocong, seperti : ukulele, biola, gitar, selo, dll. Penghargan-penghargan Foto – foto serta data musisi keroncong. Pengunjung dapat menikmati benda pamer di sertai dengan suasana yang mendukung. 20 | P a g e