BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Gigi merupakan jaringan keras pada rongga mulut yang berfungsi
memotong, menghaluskan, dan mencampur makanan (Hall, 2011). Bagian keras
dari gigi adalah email, dentin, dan sementum yang mengalami kalsifikasi. Bagianbagian ini mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, salah satunya
kalsium. Ketersediaan kalsium merupakan faktor yang kritis dalam pembentukan
gigi yang sempurna (Utami, 2010).
Kalsium adalah mineral makro yang berperan sangat penting di dalam
tubuh. Lebih dari 99% kalsium ditemukan pada jaringan keras yaitu tulang dan
gigi manusia dalam bentuk kalsium fosfat (Guyton dan Hall, 2006). Kalsium
banyak terdapat pada susu dan hasil olahan susu seperti keju, dan yogurt. Ikan,
kacang-kacangan, tahu, tempe, dan sayuran hijau juga merupakan sumber kalsium
yang biasa dikonsumsi masyarakat (Almatsier, 2004).
Dewoto dan Wardhini (1995) mengatakan bahwa kebutuhan kalsium
meningkat pada masa pertumbuhan, selama masa kehamilan dan menyusui, serta
pada wanita pasca menopause. Pada masa pertumbuhan, kekurangan kalsium
dapat menyebabkan pengurangan massa dan kekerasan tulang yang sedang
dibentuk (Darmono, 1995). Kebutuhan kalsium maternal meningkat pada masa
awal kehamilan dan akan tetap meningkat sampai melahirkan. Kebutuhan kalsium
maternal harus terus-menerus dipertahankan dalam kondisi tercukupi karena
1
2
meningkatnya
absorpsi
kalsium
di
saluran
pencernaan
seiring
dengan
meningkatnya kebutuhan kalsium bagi ibu dan janin, dan bila hal tersebut tidak
terpenuhi akan mengakibatkan terjadinya resorpsi tulang yang berlebihan pada ibu
hamil (Hanzlik dkk., 2004).
Asupan kalsium yang diberikan kepada ibu hamil dan menyusui akan
membantu mencukupi kebutuhan mineral kalsium, baik bagi ibu maupun bayi
yang dikandung (Ettinger dkk., 2009). Kalsium akan ditransfer secara aktif dari
ibu ke janin melalui plasenta selama dalam kandungan. Setelah kelahiran,
kebutuhan kalsium untuk bayi akan didapatkan dari air susu ibu (Heffner dan
Schust, 2006).
Homeostasis kalsium dalam tubuh harus selalu terjaga. Konsentrasi kalsium
sekitar 99% terdapat pada tulang dan gigi, sedangkan sisanya berada pada cairan
intraseluler maupun ekstraseluler (Winarno, 2008). Pada kondisi konsentrasi
kalsium cairan ekstraseluler di bawah normal, sistem endokrin akan bekerja untuk
mempertahankan homeostasis kalsium. Pelepasan hormon paratiroid bertujuan
untuk mempertahankan konsentrasi kalsium, dan akan bekerja langsung pada
tulang dan gigi dengan cara meningkatkan resorpsi mineral tulang dan gigi. Hal
ini menyebabkan pelepasan sejumlah kalsium ke dalam cairan ekstraseluler untuk
mengembalikan kadar kalsium seperti semula (Greenspan dan Baxter, 2000). Bila
keadaan ini terjadi secara terus menerus, maka konsentrasi kalsium pada tulang
dan gigi akan terganggu. Jika konsentrasi kalsium cairan ekstraseluler terus
menerus rendah, dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan gangguan
pada tulang dan gigi (Guyton dan Hall, 2006).
3
Asupan kalsium selama masa kehamilan berfungsi dalam menjaga
kestabilan kondisi ibu hamil. Kalsium dapat membantu sejumlah proses fisiologi
dan biokimiawi yang mencakup kerja sistem pembekuan darah, neuromuskular,
serta aktivitas hormon dan enzim (Guyton dan Hall, 2006). Kebutuhan kalsium
yang terpenuhi juga dapat mencegah terjadinya hipertensi saat kehamilan,
mengurangi risiko kematian akibat pre-eclampsia, dan kemungkinan bayi lahir
prematur (Imdad dkk., 2011).
Kalsium maternal juga memiliki peran yang sangat penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tulang dan gigi anak yang dikandung (Utami,
2010). Adiningsih (2010) mengatakan bahwa pertumbuhan bakal gigi anak sudah
dimulai sejak dalam kandungan. Mineralisasi dalam tahapan proses pembentukan
gigi tidak lepas dari peranan kalsium. Kekurangan kalsium dapat mengganggu
proses mineralisasi predentin menjadi dentin (Tjaderhane dkk., 1995), dan
mengakibatkan pembentukan akar gigi menjadi tidak sempurna (Furuta dkk.,
1999). Maturasi enamel menjadi tidak merata akibat kebutuhan kalsium ibu hamil
tidak terpenuhi, sehingga terkadang dijumpai kasus hipoplasi email, atau warna
gigi terlalu kuning di beberapa bagian (Bonucci dkk., 1994; Ozbek dkk., 2004).
Kekurangan asupan kalsium bagi anak-anak juga dapat menyebabkan gigi-geligi
terlambat erupsi (Peedikayil, 2011).
Pemberian suplemen pada ibu hamil dan menyusui menjadi penting
dilakukan karena kebutuhan kalsium meningkat pada masa tersebut, dan ditambah
lagi dengan kondisi psikologis yang kurang stabil. Angka kecukupan rata-rata per
hari untuk kalsium bagi orang Indonesia bayi dan anak-anak adalah 300-500 mg,
4
pada dewasa dan remaja berkisar antara 500-800 mg, sedangkan ibu hamil dan
menyusui berkisar 900-1200 mg (Almatsier, 2004). Ibu hamil dan menyusui
sering mengeluhkan gangguan pada rongga mulutnya, seperti gigi goyah, dan gusi
yang membengkak, akibat faktor hormonal dan kondisi oral hygiene yang kurang
baik (American Dental Association, 2006). Hal ini berdampak pada menurunnya
nafsu makan. Ibu hamil dan menyusui juga cenderung mempunyai psikologis
yang labil, sehingga terkadang muncul keinginan untuk memilih-milih makanan,
dan pada akhirnya mengalami kekurangan gizi (Cunningham dkk., 2006).
Pemberian suplemen kalsium kepada ibu hamil dan menyusui secara efektif
membantu mencukupi kebutuhan mineral kalsium bagi ibu maupun anak (Bergel
dkk., 2010). Suplemen kalsium yang biasa digunakan adalah suplemen dalam
bentuk kalsium karbonat dan kalsium sitrat. Kalsium karbonat merupakan kalsium
dalam bentuk padat yang dapat masuk melalui saluran pencernaan dan lebih
mudah diabsorpsi (Gulson dkk., 2001).
Tulang ayam merupakan hasil samping yang cukup besar dari pengolahan
ayam, namun selama ini pemanfaatan tulang ayam masih terbatas hanya sebagai
bahan tambahan dalam pembuatan pupuk kompos ataupun bahan tambahan pakan
ternak. Tulang ayam mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi, sama
seperti daging ayam (Suryanto, 1992). Selain protein, tulang ayam juga
mengandung kalsium yang tinggi (Kettawan dkk., 2002). Tulang ayam merupakan
alternatif sumber kalsium yang murah. Kandungan kalsium pada tulang ayam
mentah adalah 30 g/100 g berat tulang ayam. Tulang ayam tidak mengandung zatzat penghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat, dan oksalat, sehingga
5
kalsium pada tulang ayam dapat lebih mudah diserap oleh tubuh (Sittikulwitit
dkk., 2004).
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diajukan masalah yaitu:
bagaimana pengaruh pemberian suplemen bubuk tulang ayam (BTA) kepada
induk selama masa kehamilan dan menyusui terhadap kadar kalsium gigi anak
tikus Sprague dawley?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang bioavailibilitas ekstrak tulang ayam sebagai bahan
fortifikasi dalam suatu produk pangan pernah dilakukan oleh Sittikulwitit dkk.
(2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tulang ayam memiliki
bioavailibilitas lebih tinggi daripada susu dan beberapa sumber kalsium lain.
Kalsium pada ekstrak tulang ayam yang dijadikan bahan tambahan zat gizi suatu
produk roti ternyata lebih mudah diserap oleh tubuh. Penelitian dari Lozupone dan
Favia (1994) menyatakan bahwa pemberian asupan tambahan kalsium maternal
pada induk tikus yang kekurangan kalsium dapat membantu proses mineralisasi
dentin gigi insisivus anak. Penelitian oleh Atmokotomo dkk. (unpublished data)
menunjukkan bahwa pemberian pelet dengan suplemen bubuk ekstrak tulang
ayam pada induk tikus wistar selama masa kehamilan dan menyusui dapat
mengoptimalkan pertumbuhan gigi anakan, yang terlihat dari meningkatnya
kecepatan erupsi serta pembentukan gigi-gigi molar anak tikus. Sejauh yang
6
penulis ketahui, penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian asupan bubuk
tulang ayam (BTA) kepada induk selama masa kehamilan dan menyusui terhadap
kadar kalsium gigi anak tikus Sprague dawley belum pernah dilaporkan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
suplemen bubuk tulang ayam (BTA) kepada induk selama masa kehamilan dan
menyusui terhadap kadar kalsium gigi anak tikus Sprague dawley.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh
pemberian suplemen bubuk tulang ayam (BTA) kepada induk selama masa
kehamilan dan menyusui terhadap kadar kalsium gigi anak tikus Sprague dawley.
Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai penelitian tahap awal yang dapat
menyediakan informasi mengenai bahan pangan yang berfungsi sebagai sumber
kalsium tambahan bagi kebutuhan tubuh melalui pemanfaatan hasil samping
pengolahan ayam yaitu tulang ayam.
Download