plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
EVALUASI PENERAPAN STANDAR
PENGELOLAAN PADA SISTEM PENDIDIKAN DI SMA
BRUDERAN PURWOREJO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Agustina Handayani
NIM: 091324003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
o Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria pemberi
semangat dan jalan
o Almarhum Bapakku yang tercinta, BP. Robertus
Sutiman semoga Bapak bangga aku telah lulus.
o Ibuku tercinta CH Suratmi tetap semangat bu, aku
akan membahagiakan ibu.
o Yohanes Purwanto, Yuliana Purwanti, Chatarina
Tri Hapsari dan Agustinus Widodo
o Keluarga Besar Pendidikan Ekonomi 2009
o Almamaterku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
Ketika seseorang tidak menghargai kesulitan maka ia juga tidak akan
menghargai kebahagiaan
Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang
boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri. (Ibu Kartini )
“I'm selfish, impatient and a little insecure. I make mistakes, I am out of
control and at times hard to handle. But if you can't handle me at my
worst, then you sure as hell don't deserve me at my best.” Marilyn Monroe
"Distance is not for the fearful, it is for the bold. It's for those who are
willing to spend a lot of time alone in exchange for a little time with the one
they love. It's for those knowing a good thing when they see it, even if they
don't see it nearly enough..."
“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that
you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail
away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore.
Dream. Discover.” H. Jackson Brown Jr.
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERI{YATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnyabahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimanalayaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta,25 Oktober2013
Agustina Handayani
vl
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawahini, saya mahasiswaUniversitasSanata
Dharma:
Nama
: Agustina Handayani
Nomor Mahasiswa
: 091324003
Demi pengembangan
ilmu pengetahuan,
sayamemberikankepadaPerpustakaan
UniversitasSanataDharmakarya ilmiah sayayangbedudul :
EVALUASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN PADA SISTEM
PENDIDIKAN DI SMA BRUDERAN PURWOREJO
Dangan demikian saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secaraterbatasdan
mempublikasikarmya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selamamencantumkannamasayasebagaipenulis.
Demikianpemyataanini sayabuat dengansebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
PadaTanggal25 Oktober2013
Yang menyatakan
/\
t -ta
lryw
Agustina Handayani
vll
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
EVALUASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN PADA
SISTEM PENDIDIKAN DI SMA BRUDERAN PURWOREJO
Agustina Handayani
Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan menganalisis kesesuaian antara standar pengelolaan
yang meliputi: (1) perencanaan program kerja sekolah; (2) pelaksanaan rencana kerja
sekolah; (3) pengawasan dan evaluasi; (4) kepemimpinan sekolah; dan (5) sistem
informasi manajemen sekolah dengan fakta yang ada di SMA Bruderan Purworejo.
Penelitian dilakukan di SMA Bruderan Purworejo dengan responden kepala
sekolah, wakil kepala bidang kurikulum, wakil kepala bidang kesiswaan, wakil
kepala bidang hubungan masyarakat, wakil kepala bidang keuangan dan pembiayaan
dan wakil kepala bidang sarana dan prasarana. Data dikumpulkan dengan teknik
wawancara observasi dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi
dengan pendekatan kualitatif. Model riset evaluasi yang digunakan yaitu Stake’s
Countenance Model yang dikembangkan oleh Robert E. Stake. Evaluasi model ini
terdiri dari tiga tahapan/ fase yaitu; masukan (antecedents), proses (transactions), dan
hasil (outcomes). Data dianalisis dengan membandingkan antara kriteria dengan fakta
untuk masing-masing fase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) penerapan perencanaan program
kerja di SMA Bruderan sangat baik dan seluruh indikator sudah diterapkan di SMA
Bruderan Purworejo; (2) penerapan pelaksanaan rencana kerja di SMA Bruderan
Purworejo baik, terindikasi dengan adanya pedoman rencana kerja, sistem
penyelenggaraan administrasi yang transparan dan tertulis, sarana dan prasarana
yang memadai dan kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah
ditetapkan; (3) penerapan pengawasan dan evaluasi sesuai standar pengelolaan,
diantaranya terindikasi dengan adanya program pengawasan, evaluasi diri, evaluasi
KTSP, program akreditasi sekolah; (4) penerapan kepemimpinan sekolah untuk
kualifikasi khusus dan umum telah memenuhi Standar Kepala Sekolah. Segi
kompetensi kewirausahaan kepala sekolah masih kurang dalam menciptakan iklim
kewirausahaan; (5) penerapan sistem informasi manajemen di SMA Bruderan
Purworejo belum memiliki fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudah
diakses oleh seluruh warga sekolah.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
THE EVALUATION OF MANAGEMENT STANDARD ON
EDUCATIONAL SYSTEM IN SENIOR HIGH SCHOOL BRUDERAN
PURWOREJO
Agustina Handayani
Sanata Dharma University
2013
The research aims to analyze the appropriateness of the application between
management standard which consists of; (1) the plan of school working program; (2)
the implementation of school working plan; (3) school supervision and evaluatin; (4)
school leadership; (5) information system of school management and the fact in
Bruderan High School Purworejo.
The research carried in Bruderan High School Purworejo and the respondents
consisted of the principal, vice principal of curriculum, vice principal of students
affair, vice principal of public relations, vice principal of finance and financing, vice
principal of facilities and infrastructure. The technique of data collection was
conducted by using interview, observation and documentation. The research is an
evaluation research by using qualitative approach. The evaluation research used
Stake’s Countenance Model develop by Robert E. Stake. The evaluation research
model consists of three stages namely; input (antecedents), processes (transactions)
and result (outcomes). Data were analyzed by comparing the criteria with the facts
for each phase.
The result of the research: (1) the application of planning of school working
program has been running very well, all the indicators are applied in Bruderan High
School Purworejo; (2) the application of the implementation of school working plan
in high school goes well, the school has working plan guidelines, system of
administration is transparent and written, facilities and infrastructure are adequate
and compliance as it is planned; (3) the implementation of monitoring and evaluation
are accordance with the standards of management, such as indicated by the
monitoring program, self-evaluation, evaluation of KTSP, school accreditation
program; (4) the application of school leadership for special and general
qualifications meet the Standards for School management. Principal terms of
entrepreneurial competencies are lacking in creating a climate of entrepreneurship;
(5) Senior High School Bruderan Purworejo hasn’t got the application of
management information systems which can be accessed efficiently, effectively, and
easily by the entire school community.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas
kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah
mungkin terlaksana dengan baik tanpa bimbingan, bantuan, kerjasama dan
dukungan dari berbagai pihak.oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
penulis menghaturkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
2. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. Rektor
Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Rohandi Ph. D selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma
4. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi
Pendidikan Ekonomi
5. Ibu Natalina Premastuti B. S.Pd., MPd
selaku Dosen Pembimbing I, atas
segala bimbingan, kepercayaan, kebaikan dan pengarahan dari awal
sampai dengan akhir pembuatan skripsi ini
6. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono M.S. selaku Dosen Pembimbing II, atas
bimbingan dan pengarahan dari awal sampai dengan akhir pembuatan
skripsi ini.
7. Bapak Y.M.V Mudayen S.Pd., MSc selaku dosen Pendidikan Ekonomi
yang telah memberi wejangan-wejangan.
8. Segenap Dosen Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9. Mbak Titin dan Mbak Aris yang telah membantu administrasi dan segala
sesuatu dengan sabar.
10. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si atas bimbingan dalam penulisan abstrak
penulis.
11. Bapak Kepala Sekolah SMA Bruderan, Bapak Sutasmadi, Bruder Albert,
Ibu Gien, Bapak Pangarso, Ibu Melania dan seluruh guru SMA Bruderan
yang telah memberikan ijin kepada saya untuk penelitian di SMA
Bruderan tercinta.
12. Almarhum Bapak tercinta Bapak Robertus Soetiman semoga Bapak
bangga disana. Terima kasih atas kasih sayang selama Bapak hidup
sampai akhirnya aku belum bisa membalasnya…..
13. Ibuku tercinta CH Suratmi terimakasih atas kesabaran dan kasih
sayangnya selama ini.
14. Mas Agustinus Widodo calon suamiku tersayang terimakaih atas
segalanya. Kaulah semangatku. I Love you..
15. Bapak Abraham Slamet, Ibu Agnesia Suwarni sekeluarga terimakasih atas
doanya selama ini.
16. Mas Anto, Mbak Yuli, Mbak Tri, Mas Bowo dan Moyo yang telah
memberi semangat.
17. Keponakanku Patricia dan Ale yang lucu-lucu.
18. Bapak HP. Noto sekeluarga dan Bapak Taroreh sekeluarga terimakasih
atas segala bantuannya.
19. Sahabatku Kylla sekeluarga terimakasih banyak.
20. Sahabat-sahabatku Kylla, Putri, Nana, Nita, Angel, Yanti, Hanun, Silla
dan semua teman sekelasku terimakasih atas kerja sama selama ini.
21. Untuk Yohan dan Yunus yang dulu ngantar pulang waktu aku dan Kylla
kecelakaan. Terimakasih banyak.
22. Bapak dan ibu kost, terimakasih Bapak dan Ibu atas penjagaan dan
masakan-masakan lezat Ibu selama kurang lebih 4 tahun terakhir ini.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................
HALAMAN MOTTO ..................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .....................................
ABSTRAK ...................................................................................................
ABSTRACT ....................................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
1. Identifikasi Masalah
2. Batasan Masalah ............................................................
3. Rumusan Masalah ...........................................................
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
D. Signifikasi atau Manfaat Penelitian
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xiii
xvi
xvii
xviii
1
1
6
7
7
8
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 11
A. Pengertian Evaluasi Program Pendidikan
B. Fungsi dan Tujuan Penelitian Evaluasi Program
C. Model-model Evaluasi Program
1. Model Evaluasi CIPP ............................................................
2. Model Evaluasi UCLA..........................................................
3. Model Evaluasi Brikerhoff....................................................
4. Model Evaluasi Stake............................................................
D. Standar Nasional Pendidikan ......................................................
1. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan .........................
2. Standar Sarana dan Prasarana ................................................
3. Standar Pengelolaan
4. Standar Pembiayaan
xiii 11
12
14
15
16
17
18
23
24
24
25
36
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5. Standar Isi
6. Standar Proses
7. Standar Kompetensi Lulusan
8. Standar Penilaian Pendidikan
E. Penelitian yang Relevan ..............................................................
F. Kerangka Berpikir dan Pertanyaan Penelitian
36
36
37
37
39
42
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 45
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
JenisPenelitian .............................................................................
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................
Subjek dan Objek Penelitian .......................................................
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ............................
Teknik Analisis Data ...................................................................
Validasi Data ...............................................................................
45
49
50
51
51
54
72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA .......................... 74
A. Hasil Penelitian ...........................................................................
1. Temuan Lapangan SMA Bruderan Purworejo ......................
2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Bruderan Purworejo
3. Fasilitas Sekolah
4. Ekstrakurikuler
5. Jumlah Siswa SMA Bruderan Purworejo
6. Struktur Organisasi Sekolah
7. Tenaga Pendidik di SMA Bruderan Purworejo
8. Ruang di SMA Bruderan Purworejo
B. Analisis Data ...............................................................................
1. Data Antecedents ..................................................................
a. Visi Sekolah SMA Bruderan Purworejo ........................
b. Misi Sekolah SMA Bruderan Purworejo........................
c. Tujuan Sekolah SMA Bruderan Purworejo....................
d. Rencana Kerja Sekolah SMA Bruderan Purworejo .......
e. Sistem Informasi Manajemen Sekolah SMA Bruderan
Purworejo .......................................................................
f. Kepemimpinan Sekolah SMA Bruderan Purworejo ......
2. Data Transaction ...................................................................
a. Pedoman Sekolah SMA Bruderan Purworejo ................
b. Struktur Organisasi SMA Bruderan Purworejo
xiv 74
74
76
78
79
80
82
83
83
83
83
83
87
89
93
95
96
97
97
97
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah SMA Bruderan Purworejo98
d. Bidang Kesiswaan SMA Bruderan Purworejo
99
e. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
102
f. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
110
g. Bidang Sarana dan Prasarana
115
119
h. Bidang Keuangan dan Administrasi
i. Bidang Budaya dan Lingkungan
120
3. Data Product .......................................................................... 121
a. Program Pengawasan SMA Bruderan Purworejo
121
124
b. Pelaksanaan Pengawasan SMA Bruderan Purworejo
c. Isi/Sasaran Kepengawasan
124
d. Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Diri dan Evaluasi
Kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan
125
e. Pelaksanaan persiapan bahan untuk akreditasi
sekolah oleh BAS
125
BAB V PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Evaluasi Antecedents.............................................................
2. Evaluasi Transactions ............................................................
3. Evaluasi Product ....................................................................
B. Pembahasan ...............................................................................
1. Perencanaan Program Kerja ..................................................
2. Pelaksanaan Rencana Kerja
3. Penerapan Pengawasan dan Evaluasi
4. Kepemimpinan Sekolah
5. Penerapan Sistem Informasi Manajemen
C. Kriteria Hasil Evaluasi Standar Pengelolaan ..............................
1. Kriteria Antecedents ..............................................................
2. Kriteria Transactions .............................................................
3. Kriteria Product .....................................................................
126
126
126
131
135
136
136
136
137
137
138
138
138
145
165
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ....................
A. Kesimpulan .................................................................................
B. Saran............................................................................................
C. Keterbatasan Penelitian ..............................................................
167
167
168
172
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 174
LAMPIRAN .................................................................................................. 175
xv PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Indikator Keberhasilan Standar Pengelolaan
Deskripsi teknik pengumpulan data evaluasi program
Kriteria uraian masing-masing tahapan dalam Standar
Pengelolaan
Data siswa SMA Bruderan Purworejo Tahun Ajaran
2012/2013
Perbandingan perbedaan rumusan visi SMA Bruderan
Purworejo
Perbandingan perbedaan rumusan misi SMA Bruderan
Purworejo
Perbandingan perbedaan rumusan tujuan sekolah
SMA Bruderan Purworejo
Kriteria Antecedents Standar Pengelolaan SMA
Bruderan Purworejo
Standar Kepala Sekolah SMA Bruderan Purworejo
Kriteria Transactions Standar Pengelolaan SMA
Bruderan Purworejo
Kriteria Outputs Standar Pengelolaan SMA Bruderan
Purworejo
xvi 33
54
55
81
86
88
91
138
143
145
165
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Desain Evaluasi Model Countenance Stake
Struktur Organisasi SMA Bruderan Purworejo
Tahun Ajaran 2012/2013
xvii 47
81
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Pedoman Wawancara ........................................................... 176
Pedoman Observasi .............................................................. 195
Pedoman Dokumentasi ........................................................ 209
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun
2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh
Satuan Standar Pendidikan Dasar Dan Menengah
211
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13
Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah
212
Surat Izin Penelitian ............................................................... 213
Lampiran 5
xviii PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan pendidikan di Indonesia apabila dilihat secara kualitas,
masih dirasakan rendah dan belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
akan mutu layanan pendidikan yang baik. Ini disebabkan oleh kurangnya
pengendalian pengelolaan pada sistem pendidikan dan belum meratanya
pendidikan dan tenaga kependidikan baik secara kuantitas maupun kualitas.
Selain itu dapat kita lihat banyak sekolah yang ketersediaan fasilitas
belajarnya belum memadai, terutama buku dan alat peraga, belum tersedianya
biaya operasional yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses belajar
mengajar secara bermutu. Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa tujuan dari
pembangunan adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Oleh karena itu
dalam pembangunan tersebut pendidikan memegang peranan penting untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan pemerintah mempunyai kewajiban
dalam melaksanakan setiap kebijakan pendidikan yang diambil untuk
tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut, sehingga arah kebijakan
pendidikan menjadi bagian dari upaya dalam melaksanakan amanat yang
terkandung dalam UUD 1945.
Suatu sekolah yang berkualitas dan berkuantitas adalah sekolah yang
mampu mewujudkan tujuan sekolah itu sendiri. Salah satu cara untuk
mengetahui sekolah telah mencapai standar atau belum adalah melalui
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
pengembangan dan perbaikan kurikulum dan dengan melakukan evaluasi diri
pemenuhan Standar Nasional Pendidikan. Dengan adanya evaluasi pada
Standar Nasional Pendidikan, maka sekolah akan mengetahui sejauh mana
Standar Nasional Pendidikan telah dipenuhi oleh sekolah tersebut dan
indikator-indikator apa yang belum terpenuhi sekolah. Hal tersebut dilakukan
untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan, yaitu Undang-Undang No. 20 tahun
2003 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam Pasal 2 tersebut diatur
bahwa ruang lingkup Standar Nasional Pendidikan terdiri dari delapan ruang
lingkup, yakni: (1) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (2) standar
sarana dan prasarana, (3) standar pengelolaan, (4) standar pembiayaan, (5)
standar isi, (6) standar proses, (7) standar kompetensi lulusan dan (8) standar
penilaian. Dari kedelapan standar tersebut diatas, pemerintah membuat
perubahan kurikulum tahun 2013 dalam empat standar terakhir yaitu standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan dan standar penilaian.
Salah satu komponen Standar Nasional Pendidikan adalah Standar
Pengelolaan. Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar
dan Menengah pada dasarnya merupakan konsep dasar terlaksananya
pendidikan di negara Indonesia. Dengan adanya standar pengelolaan
pendidikan, masing-masing sekolah mempunyai konsep yang berbeda-beda
tetapi tetap dalam koridor Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Setiap
satuan pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan yang
berlaku secara nasional. Hal ini dibuktikan bahwa masing-masing sekolah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
mempunyai tujuan yang terarah dan jelas sehingga ketika sekolah tersebut
melakukan berbagai kegiatan dan aktivitas sudah sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapainya.
Di dalam standar pengelolaan itu sendiri terdapat perencanaan
program,
pelaksanaan
rencana
kerja,
pengawasan
dan
evaluasi,
kepemimpinan sekolah dan sistem informasi manajemen. Menyadari akan
pentingnya pemenuhan standar ini, maka dirasa penting untuk melakukan
evaluasi penerapan standar pengelolaan di Sekolah Menengah Atas Bruderan
Purworejo. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengevaluasi standar
pengelolaan atas pertimbangan :
1.
Standar pengelolaan merupakan salah satu komponen yang ada dalam
Standar Nasional Pendidikan yang dapat digunakan sebagai kunci
tercapainya tujuan sekolah.
2.
Standar pengelolaan merupakan pengendali pada lembaga atau satuan
pendidikan agar dapat dijalankan secara efektif, efisien dan akuntabel.
3.
Kurang optimalnya pelaksanaan pengelolaan pendidikan dalam sistem
atau lembaga pendidikan.
4.
Salah satu standar yang apabila memenuhi standar minimal yang telah
ditetapkan akan mewujudkan terciptanya pendidikan yang berkualitas.
Standar pengelolaan di Sekolah Menengah Atas harusnya berdasar
pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2007. Namun dalam kenyataannya
pengelolaan sistem pendidikan di sistem pendidikan khususnya sekolah yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
ada di Kabupaten Purworejo tidak sesuai dengan kriteria minimal dan
cenderung memprihatinkan. Ada beberapa sekolah di Kabupaten Purworejo
yang mengalami berbagai masalah pengelolaan, diantaranya kurangnya
fasilitas atau sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan belajar
siswa, seperti alat peraga dan gedung sekolah yang tidak layak. Ada juga
permasalahan tenaga pengajar yaitu lulusan-lulusan sarjana yang tidak sesuai
dengan kebutuhan pasar atau banyak dari guru-guru yang bekerja tidak pada
bidang atau keahliannya. Hal ini tentunya sangat menganggu kegiatan belajar
siswa apalagi SMA merupakan jenjang terakhir yang harus diselesaikan oleh
siswa-siswi sebelum masuk ke jenjang yang lebih tinggi yaitu tingkat
Universitas.
Evaluasi Standar Pengelolaan pernah dilakukan oleh Kristin
Nugraheni, mahasiswa lulusan Sanata Dharma angkatan 2004. Pada tahun
2010 peneliti mengevaluasi ketercapaian Standar Pengelolaan di seluruh
SMA Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Sleman menurut persepsi
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Kurikulum dan Guru. Dalam penelitian
terdahulu peneliti melakukan penelitian di seluruh sekolah negeri dan swasta
yang ada di Kabupaten Sleman. Jumlah sekolah yang ada di Kabupaten
Sleman itu sendiri adalah sejumlah 47 sekolah negeri dan swasta. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa: (1) perencanaan program kerja sekolah sudah
sesuai, dengan presentase 95,8%; (2) pelaksanaan rencana kerja sekolah
sudah sesuai dengan presentase 82,98%; (3) pengawasan dan evaluasi sekolah
sudah sesuai dengan presentase 82,98%; (4) kepemimpinan sekolah sudah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
sesuai dengan presentase 95,74%; dan (5) sistem informasi manajemen
sekolah belum sesuai dengan presentase 61,7%. Penelitian ini memberikan
kesimpulan bahwa secara keseluruhan, penerapan standar pengelolaan pada
SMA di Kabupaten Sleman telah sesuai. Namun dalam sistem informasi
manajemen perlu dilakukan peninjauan kembali dan perlu adanya upaya
untuk meningkatkan dan memperbaiki pada sistem informasi manajemen
sehingga seluruh sekolah di Kabupaten Sleman dapat mencapai keberhasilan
yang sesuai dengan target keberhasilan pada sistem pendidikan nasional.
Dalam penelitian kali ini, peneliti tertarik untuk mengevaluasi Standar
Pengelolaan yang ada di salah satu sekolah di Kabupaten Purworejo, yaitu
SMA Bruderan Kabupaten Purworejo. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang baru mengenai pelaksanaan program standar
pengelolaan yang ada di SMA Bruderan Purworejo. Adapun alasan peneliti
memilih sekolah ini adalah SMA Bruderan Purworejo merupakan sekolah
swasta terbaik di Purworejo, namun dalam kenyataannya sekolah ini sering
kesulitan dalam merekrut siswa. Dari tahun ke tahun jumlah siswa yang ingin
mengenyam pendidikan di sana selalu berkurang. Hal ini disebabkan karena
masyarakat Purworejo mempunyai mindset bahwa pendidikan di SMA
Bruderan cukup mahal, serta tidak sesuai dengan kondisi keuangan para orang
tua siswa yang rata-rata adalah kelas ekonomi prasejahtera. Selain itu, banyak
pola pikir masyarakat yang lebih tertarik menyekolahkan anaknya di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Sebabnya, lulusan SMK siap kerja tanpa harus
meneruskan ke perguruan tinggi. Alasan lain adalah SMA Bruderan belum
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
pernah melakukan penelitian terhadap pemenuhan Standar Pengelolaan. Oleh
sebab itu peneliti merasa perlu mengetahui ketercapaian standar nasional
pendidikan utamanya standar pengelolaan yang telah diterapkan di sekolah
ini.
Dari berbagai permasalahan dunia pendidikan yang ada di Kabupaten
Purworejo tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul,
“Evaluasi Penerapan Standar Pengelolaan Pada Sistem Pendidikan di
SMA Bruderan Kabupaten Purworejo”.
B. Identifikasi Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Kurangnya pengendalian pengelolaan pada sistem pendidikan dan
belum meratanya pendidikan dan tenaga kependidikan baik secara
kuantitas maupun kualitas.
b. Tidak tersedianya atau kurangnya biaya operasional yang dibutuhkan
sekolah untuk pelaksanaan proses belajar mengajar secara bermutu
c. Kurangnya fasilitas atau sarana dan prasarana yang dapat mendukung
kegiatan belajar siswa, seperti alat peraga dan gedung sekolah yang
tidak direvitalisasi.
d. Tenaga pengajar yaitu lulusan-lulusan yang bekerja tidak pada
bidangnya atau keahliannya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
e. Tidak tercapainya tujuan sekolah karena kurang harmonisnya
hubungan sekolah dengan tenaga pendidiknya dan juga lingkungan
kemasyarakatannya.
2. Batasan Masalah
Sebagai program yang baru berkembang, belum banyak referensi atau
laporan hasil evaluasi yang mencoba untuk melihat keefektifitasan program
tersebut. Oleh karena itu bertitik tolak dari uraian latar belakang dan melihat
permasalahan yang ada dalam judul “Evaluasi Penerapan Standar
Pengelolaan Pada Sistem Pendidikan di SMA Bruderan Kabupaten
Purworejo”, serta untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka
peneliti memberikan pembatasan terhadap permasalahan yaitu: perencanaan
program,
pelaksaanaan
rencana
kerja,
pengawasan
dan
evaluasi,
kepemimpinan sekolah, sistem informasi manajemen. Untuk batasan objek
penelitian ini dilaksanakan pada SMA Bruderan di Kabupaten Purworejo.
3. Rumusan Masalah
Standar pengelolaan adalah standar yang di dalamnya terdapat
perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi,
kepemimpinan sekolah dan sistem informasi manajemen. Dengan melihat
latar belakang dan batasan masalah di atas penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
a. Apakah penerapan perencanaan program kerja pada sistem pendidikan
di SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?
b. Apakah penerapan pelaksanaan rencana kerja pada sistem pendidikan
di SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?
c. Apakah penerapan pengawasan dan evaluasi pada sistem pendidikan
di SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?
d. Apakah penerapan kepemimpinan sekolah pada sistem pendidikan di
SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?
e. Apakah penerapan sistem informasi manajemen pada sistem
pendidikan di SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar
pengelolaan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program
perencanaan program kerja pada sistem pendidikan di SMA Bruderan
Purworejo dengan Standar Pengelolaan.
2. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program
pelaksanaan rencana kerja pada sistem pendidikan di SMA Bruderan
Purworejo dengan Standar Pengelolaan.
3. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program
pengawasan dan evaluasi pada sistem pendidikan di SMA Bruderan
Purworejo dengan Standar Pengelolaan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
4. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program
kepemimpinan sekolah pada sistem pendidikan di SMA Bruderan
Purworejo dengan Standar Pengelolaan.
5. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan dan kesesuaian program sistem
informasi manajemen pada sistem pendidikan di SMA Bruderan Purworejo
dengan standar pengelolaan.
D. Signifikasi atau Manfaat Penelitian
Evaluasi
sama
artinya
dengan
kegiatan
supervisi.
Kegiatan
evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau melakukan
tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Manfaat dari evaluasi
program dapat berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan
program dan menyebarluaskan program. Manfaat lain dari penelitian ini
adalah:
1. Bagi Pemerintah
Memberi masukan kepada Pemerintah khususnya Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi
terhadap
pelaksanaan
Standar
Pengelolaan
di
SMA
Bruderan
Purworejo.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan koleksi baca
yang dapat digunakan sebagai sumber atau bahan kajian yang relevan
dengan topik yang akan di bicarakan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
3. Bagi Sekolah
Sebagai masukan dan informasi dalam penerapan standar
pengelolaan yang ada di Sekolah. Penelitian ini juga dapat digunakan
sebagai acuan guna perkembangan dan kemajuan dari Sekolah.
4. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan
pengetahuan untuk menambah wawasan mahasiswa khususnya adikadik angkatan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Evaluasi Program Pendidikan
Program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan
realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan
sekelompok orang (Arikunto, 2007:4). Evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
keputusan (Arikunto, 2007:2). Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan
kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang realisasi atau
implementasi
dari
suatu
kebijakan,
berlangsung
dalam
proses
yang
berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan
sekelompok orang guna pengambilan keputusan.
Evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan
suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui efektivitas masing-masing
komponennya (Arikunto, 2007:18). Penelitian evaluasi dapat diartikan suatu
proses yang dilakukan dalam rangka menentukan kebijakan dengan terlebih
dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program,
serta mempertimbangkan proses serta teknik yang telah digunakan untuk
melakukan suatu penelitian.
11
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Berdasarkan beberapa uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
penelitian evaluasi merupakan suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang
dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek (efektifitas suatu program)
sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak, dengan cara mengumpulkan,
menganalisis dan mengkaji pelaksaaan program yang dilakukan secara objektif.
Kemudian merumuskan dan menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu
mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program.
Evaluasi program merupakan suatu proses menyediakan informasi yang
dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan tujuan yang hendak
dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat keputusan,
membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap
fenomena. Evaluasi program juga merupakan proses yang sistematis dan
berkelanjutan
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan,
mendeskripsikan,
menginterpretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai
dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program
selanjutnya.
B. Fungsi dan Tujuan Penelitian Evaluasi Program
Michael Scriven (Arikunto, 1989: 275-276) mengemukakan bahwa secara
garis besar fungsi penelitian evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yakni:
1.
Evaluasi formatif difungsikan sebagai pengumpulan data pada waktu
pendidikan masih berlangsung. Data hasil evaluasi ini dapat digunakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
untuk membentuk (to form) dan memodifikasi program kegiatan. Jika
pada pertengahan kegiatan sudah diketahui hal-hal apa yang negatif dan
para pengambil keputusan sudah dapat menentukan sikap tentang
kegiatan yang sedang berlangsung maka terjadinya pemborosan yang
mungkin akan terjadi, dapat dicegah.
2.
Evaluasi sumatif dilangsungkan jika program kegiatan sudah betul-betul
selesai dilaksanakan. Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk menentukan
sejauh mana sesuatu program mempunyai nilai kemanfaatan, terutama
jika dibandingkan dengan pelaksanaan program-program yang lain.
Penilaian sumatif bermanfaat datanya bagi para pendidik yang akan
mengadopsi program yang dievaluasi berkenaan dengan hasil, program
atau prosedur.
Evaluasi hendaknya membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan
suatu program, perbaikan program, seleksi, motivasi, pertanggungjawaban,
menambah pengetahuan dan dukungan dari pihak yang terlibat. Pada prinsipnya
tujuan evaluasi program harus dirumuskan dengan titik tolak tujuan program
yang akan dievaluasi. Ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum biasanya diarahkan pada program secara keseluruhan,
sedangkan tujuan khusus diarahkan pada tiap-tiap komponen dari program.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian
evaluasi mempunyai dua fungsi yaitu 1) Fungsi formatif untuk pengumpulan data
pada kegiatan yang sedang berjalan dan digunakan untuk perbaikan,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
pengembangan, dan modifikasi program. 2) Fungsi sumatif yang dilaksanakan
setelah program selesasi dilaksanakan. Digunakan untuk pertanggungjawaban
program dan penentuan sejauh mana kemanfaatan program. Penelitian evaluasi
bertujuan untuk mengevaluasi komponen-komponen program dan program
secara menyeluruh.
Evaluasi digunakan untuk membantu pengembangan, implementasi,
kebutuhan suatu program, perbaikan program, pertanggungjawaban, seleksi,
motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang terlibat.
Selain itu evaluasi juga dilakukan untuk memperoleh informasi yang akurat dan
objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses
pelaksanaan program, dampak atau hasil yang dicapai, efesiensi serta
pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu
untuk mengambil keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan.
Selain itu, juga dipergunakan untuk kepentingan peenyusunan program
berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang terkait dengan program.
C. Model-model Evaluasi Program
Dalam melakukan evaluasi, perlu dipertimbangkan model evaluasi yang
akan dibuat. Model evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh para ahli
atau pakar evaluasi. Biasanya model evaluasi ini dibuat berdasarkan kepentingan
seseorang, lembaga atau instansi yang ingin mengetahui apakah program yang
telah dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Berikut ini terdapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
beberapa beberapa model evaluasi sebagai strategi atau pedoman kerja
pelaksanaan evaluasi program (Tayibnasis 2000:13-15).
1. Model Evaluasi CIPP
Stufflebean
adalah
ahli
yang mengusulkan
pendekatan
yang
berorientasi pada pemegang keputusan untuk menolong administrator
membuat keputusan. Model evaluasi ini terdiri atas lima tahap yaitu:
a.
Contect Evaluating to serve panning decition. Konteks evaluasi ini
membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan
dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program.
b.
Input evaluation, structuring decition. Evaluasi ini membantu mengatur
keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang
diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan. Bagaimana
prosedur kerja untuk mencapainya.
c.
Proses evaluating, to serve implementation decition. Evaluasi proses
untuk membantu mengimplementasikan keputusan. Sampai sejauh mana
rencana telah diterapkan? Apa yang harus direvisi? Begitu pertanyaan
belum terjawab, prosedur dapat dimonitor ,dikontrol dan diperbaiki.
d.
Product evaluation, to serve recycling decition. Evaluasi produk untuk
membantu apa keputusan selanjutnya. Apa hasil yang telah dicapai? Apa
yang dilakukan setelah program berjalan? (Tayibnasis 2000:16-17).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
2. Model Evaluasi UCLA
Model UCLA dikemukakan oleh Alkin yang mengemukakan lima
tahap evaluasi yaitu:
a. Sistem assessment, yang memberikan informasi tentang keadaan atau
posisi sistem berfungsi memberikan informasi mengenai keadaan atau
profil program.
b. Program planning, membantu pemilihan program tertentu yang
kemungkinan akan berhasil memenuhi kebutuhan program.
c. Program implementasi, yang menyiapkan informasi apakah program
sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang
direncanakan?
d. Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana
program berfungsi, bagaimana program bekerja atau berjalan? Apakah
menuju pencapaian tujuan, adakah hal-hal atau masalah-masalah baru
yang muncul tak terduga. Berfungsi memberikan informasi tentang
bagaimana program tersebut bermanfaat dan bagaimana program dapat
dilaksanakan.
e. Program certification, yang memberikan informasi tentang nilai atau
guna program.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
3. Model Evaluasi Brinkerhoff
Model ini dikembangkan oleh Brinkerhoff dan kawan-kawan, dengan
mengemukakan tiga jenis desain yaitu :
a. Fixed vs Emergant evaluation design. Desain fixed ditentukan dan
direncanakan secara sistematis dan dikembangkan dengan mengacu
pada tujuan program. Strategi pengumpulan informasi dalam desain ini
menggunakan tes, angket, lembar wawancara. Pada prinsipnya desain
ini terus berkembang sesuai dengan kondisi dan dapat berubah sesuai
dengan kebutuhan.
b. Formatif vs Summative evaluation. Evaluasi formatif digunakan untuk
memperoleh data bagi keperluan revisi program, sedangkan evaluasi
sumatif dibuat untuk menilai kegunaan suatu program. Pada evaluasi
sumatif fokus evaluasi ditujukan pada variabel-variabel yang
dipandang penting dan berkaitan dengan kebutuhan pengambilan
keputusan.
c. Desain eksperimental dan Quasi eksperimental vs Natural inquiry.
Merupakan hasil adopsi dari disiplin penelitian. Desain eksperimental
dan quasi eksperimental digunakan untuk menilai suatu program yang
baru diujicobakan. Sedangkan natural inquiry dilakukan dengan cara
evaluator terlibat langsung dengan sumber-sumber informasi serta
program yang dilaksanakannya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
4. Model Evaluasi Stake
Model ini dikembangkan oleh Stake, analisis proses evaluasi yang
dikemukakannya membawa dampak yang cukup besar dalam bidang ini dan
meletakkan dasar yang sederhana namun merupakan konsep yang cukup kuat
untuk perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi. Model Stake
akan dapat memberikan gambaran pelaksanaan program secara mendalam dan
mendetail. Oleh karena itu persepsi orang-orang yang terlibat dalam sistem
pendidikan seperti perilaku guru, peran kepala sekolah, peran industri,
perilaku siswa dan situasi proses belajar mengajar di sekolah dan pelatihan
kerja di industri adalah kenyataan yang harus diperhatikan.
Penekanan yang umum atau hal yang penting dalam model ini adalah
bahwa evaluator yang membuat penilaian tentang program yang dievaluasi.
Stake mengatakan bahwa description di satu pihak berbeda dengan
judgements atau menilai. Dalam model ini antecedents (masukan), transaction
(proses) dan outcomes (hasil) data dibandingkan tidak hanya untuk
menentukan apakah ada perbedaan tujuan dengan keadaan sebenarnya, tetapi
juga dibandingkan dengan standar yang absolut untuk menilai manfaat
program (Tayibnapis, 2000:21-22).
Tujuan dari model Countenance Stake adalah melengkapi kerangka
untuk pengembangan suatu rencana penilaian kurikulum. Perhatian utama
Stake adalah hubungan antara tujuan penilaian dengan keputusan berikutnya
berdasarkan sifat data yang dikumpulkan. Stake mendasarkan modelnya pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
evaluasi formal, suatu kegiatan evaluasi yang sangat tergantung pada
pemakaian checklist, structured visitation by peers, controlled comparisons,
and standardized testing of students. Dalam hal checklist terdapat lima
ketegori yaitu: 1) Obyektivitas atau tujuan evaluasi, 2) Spesifikasi program
meliputi filsafat pendidikan yang dianut pada mata pelajaran, tujuan
pembelajaran, dan lain sebagainya, 3) Outcome program, seperti pengalaman
belajar, pencapaian hasil siswa, 4) Hubungan dan indikator mencakup
kongruensi kenyataan dan harapan, kontingensi meliputi sebab akibat, 5)
Judgment nilai. Stake’s mempunyai keyakinan bahwa suatu evaluasi haruslah
memberikan deskripsi dan pertimbangan sepenuhnya mengenai evaluasi.
Dalam model ini stake sangat menekankan peran evaluator dalam
mengembangkan tujuan kurikulum menjadi tujuan khusus yang terukur,
sebagaimana berlaku dalam tradisi pengukuran behavioristik dan kuantitatif.
Model Countenance Stake terdiri atas dua matriks (Tayibnapis. 1989:16-17):
a.
Matriks Deskripsi
Kategori pertama adalah sesuatu yang direncanakan pengembang
kurikulum atau program. Dalam konteks KTSP, kurikulum tersebut
adalah kurikulum yang dikembangkan atau digunakan oleh satu satuan
pendidikan. Sedangkan program adalah silabus dan Rencana Program
Pengajaran (RPP) yang dikembangkan guru. Guru sebagai pengembang
program merencanakan keadaan/persyaratan yang diinginkannya untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
suatu kegiatan kelas tertentu. Misalnya yang berhubungan dengan minat,
kemampuan, pengalaman dan lain sebagainya dari peserta didik.
Kategori kedua dinamakan observasi, berhubungan dengan apa
yang sesungguhnya sebagai implementasi yang diinginkan pada kategori
yang pertama. Kategori ini terdiri atas antecedents, transaksi dan hasil.
Evaluator harus melakukan observasi (pengumpulan data) mengenai
antecendents, transaksi dan hasil yang ada di suatu satuan pendidikan.
b.
Matriks Pertimbangan
Terdiri
atas
kategori
standar
dan
pertimbangan,
fokus
antecendents, transaksi dan outcomes (hasil yang diperoleh). Standar
adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu kurikulum atau program.
Standar dapat dikembangkan dari karakteristik yang dimiliki kurikulum,
tetapi dapat juga dari yang lain. Kategori ini menghendaki evaluator
melakukan pertimbangan dari apa yang telah dilakukan dari kategori yang
pertama dan kedua matriks Deskripsi sampai kategori pertama matriks
Pertimbangan.
Suatu
evaluasi
harus
sampai
kepada
pemberian
pertimbangan. Matriks pertimbangan baru dapat dikerjakan oleh evaluator
setelah matriks Deskripsi diselesaikan. Matriks Deskripsi terdiri atas
kategori rencana dan observasi. Matriks Pertimbangan terdiri atas
kategori standard dan pertimbangan. Pada setiap kategori terdapat tiga
fokus yaitu:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
1) Antecedents phase; sebelum program diimplementasikan, sebuah
kondisi yang ada sebelum instruksi yang mungkin berhubungan
dengan hasil: Kondisi/kejadian apa yang ada sebelum implementasi
program? Apakah kondisi/kejadian ini akan mempengaruhi program?
2) Transactions phase; pelaksanaan program, pertemuan dinamis yang
merupakan proses instruksi (kegiatan, proses, dll): Apakah yang
sebenarnya terjadi selama program dilaksanakan? Apakah program
yang sedang dilaksanakan itu sesuai dengan rencana program?
3) Outcomes phase, mengetahui akibat implementasi pada akhir
program, efek dari pengalaman pembelajaran (pengamatan dan hasil
tenaga kerja). Apakah program itu dilaksanakan sesuai dengan yang
diharapkan? Apakah klien menunjukkan perilaku pada level yang
tinggi dibanding dengan pada saat mereka berada sebelum program
dilaksanakan? (Kaufman, 1980:123). Setiap tahapan tersebut dibagi
menjadi dua bagian yaitu description (deskripsi) dan judgment
(penilaian).
Cara kerja model evaluasi Stake yaitu evaluator mengumpulkan data
mengenai apa yang diinginkan pengembang program baik yang berhubungan
dengan kondisi awal, transaksi dan hasil. Data dapat dikumpulkan melalui
studi dokumen dapat pula melalui wawancara. Analisis logis diperlukan dalam
memberikan pertimbangan mengenai keterkaitan antara prasyarat awal,
transaksi dan hasil dari kotak-kotak tujuan. Evaluator harus dapat menentukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
apakah prasyarat awal yang telah dikemukakan pengembang program akan
tercapai dengan rencana transaksi yang dikemukakan. Atau sebetulnya ada
model transaksi lain yang lebih efektif. Demikian pula mengenai hubungan
antara transaksi dengan hasil yang diharapkan. Analisis kedua adalah analisis
empirik. Dasar bekerjanya sama dengan analisis logis tapi data yang
digunakan adalah data empirik.
Pekerjaan
evaluator
berikutnya
adalah
mengadakan
analisis
congruence (kesesuaian) antara apa yang dikemukakan dalam tujuan dengan
apa yang terjadi dalam kegiatan (observasi). Perlu diperhatikan apakah yang
telah direncanakan dalam tujuan sesuai dengan pelaksanaanya di lapangan
atau terjadi penyimpangan-penyimpangan. Tugas evaluator berikutnya adalah
memberikan pertimbangan mengenai program yang sedang dikaji, untuk itu
evaluator memerlukan standar.
Dalam melakukan evaluasi sebelum melakukan pengumpulan data,
maka evaluator harus membuat kerangka acuan yang berhubungan dengan
antecedents, transaksi dan hasil. Hal tersebut dilakukan tidak hanya untuk
memperjelas tujuan evaluasi tetapi juga untuk melihat apakah model
Countenance Stake’s konsisten terhadap transactions, antecedent dan
outcome.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
D. Standar Nasional Pendidikan
Salah satu terobosan yang baik dari pemerintah dalam bidang pendidikan
adalah terlahirnya Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional. Inilah landasan awal pendidikan nasional dan dalam pelaksanaannya
berpegang kepada standar mutu secara keseluruhan karena sebelumnya usaha
untuk meningkatkan mutu sekolah di kita hanya dilaksanakan secara implisit
yaitu pada perbaikan mutu kurikulum dan tidak pada program perbaikan mutu
sekolah secara menyeluruh pada sektor pendidikan lainya. Undang-Undang
No.20 tahun 2003 pada pasal 35 tentang Standar Nasional Pendidikan
menjelaskan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan dan standar
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan
pembiayaan. Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan
pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan
standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan. Ketentuan
mengenai Standar Nasional Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pemaparan
pasal 35 dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tersebut secara gamblang
menerapkan konsep penjaminan mutu dimana terdapat standar mutu minimal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
yang harus dicapai melalui proses perencanaan dan dilakukan secara
berkelanjutan dengan cara berkala sehingga terjadi quality improvement. Selain
itu dijelaskan juga tentang quality control yang dilakukan untuk memantau mutu
pendidikan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan dan pengendalian mutu
pendidikan. Inti standar mutu pendididikan terdapat dalam lingkup standar
nasional pendidikan meliputi:
1. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan
anak usia dini meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial.
2. Standar Sarana dan Prasarana
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap
satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang
kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat
beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
3. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan oleh Satuan Pendidikan, Pemda dan Pemerintah.
Untuk sekolah dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis
sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan
dan
akuntabilitas.
Sedangkan
untuk
perguruan
tinggi
menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur
dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku memberikan kebebasan
dan mendorong kemandirian.
Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan kegiatan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi atau
nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan
(Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 Bab I Pasal 1 butir 9).
Perencanaan program satuan pendidikan meliputi perumusan visi,
misi, tujuan, dan rencana kerja sekolah (Permendiknas Nomor 19 Tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan). Visi sekolah adalah rumusan yang berisi
cita-cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
pada masa yang akan datang (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan). Misi sekolah adalah pernyataan yang berkaitan
dengan program sekolah untuk mewujudkan visi sekolah dalam kurun waktu
tertentu (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007) Setiap sekolah tentunya
mempunyai visi dan misi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Visi dan
misi itu disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah tersebut dan harus
sesuai
dengan
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional
sehingga
perkembangan disekolah tersebut dapat mengikuti perkembangan zaman.
Visi sekolah dijadikan sebagai cita-cita bersama setiap warga sekolah
dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang. Visi
tersebut harus mampu memberikan inspirasi, motivasi dan kekuatan pada
warga sekolah. Visi dapat dirumuskan oleh semua warga sekolah dan
diputuskan dalam rapat sekolah serta memperhatikan masukan-masukan dari
dewan komite sekolah. Setelah sepaham atas visi tersebut kemudian
disosialisasikan kepada warga sekolah kemudian ditinjau secara berkala
sesuai dengan perkembangan dan tantangan masyarakat.
Misi sekolah dapat memberikah arah dalam mewujudkan visi sekolah
sesuai dengan tujuan pendidikan sekolah. Misi merupakan dasar dari
program sekolah serta menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan
mutu lulusan yang diharapkan. Misi dapat memberikan keluwesan dan ruang
gerak pengembangan kegiatan satuan pendidikan unit sekolah yang terlibat.
Dari visi dan misi itu lalu di tuangkan dalam rencana kerja sekolah. Rencana
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
kerja bisa dalam jangka menengah danjangka tahunan. Rencana kerja
menengah biasanya empat tahun sekali dan diputuskan dalam rapat dewan
pendidik dan komite sekolah. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar
pengelolahan sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas.
Pelaksanaan rencana kerja mencakup komponen-komponen yaitu
pedoman sekolah, struktur organisasi sekolah, pelaksanaan kegiatan sekolah,
kegiatan bidang kesiswaan, kegiatan bidang kurikulum dan kegiatan
pembelajaran, kegiatan bidang pendidik dan tenaga kependidikan, kegiatan
bidang sarana prasarana, kegiatan bidang keuangan dan pembiayaan,
pengembangan budaya dan lingkungan sekolah, peran serta masyarakat dan
kemitraan sekolah (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan). Sekolah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur
berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak
terkait. Perumusan pelaksanaan rencana kerja disesuaikan dengan visi dan
misi sekolah tersebut. Pedoman pengelolaan sekolah meliputi: kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP), kalender pendidikan, struktur organisasi,
pembagian tugas, tata tertib dan biaya operasional sekolah. Pedoman sekolah
berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan operasional.
Sekolah
menyusun
program
pengawasan
secara
obyektif,
bertanggung jawab dan berkelanjutan. Penyusunan program pengawasan ini
didasarkan pada Standar Pendidikan Nasional kemudian disosialisasikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
keseluruh pendidik dan tenaga kependidikan. Pengawasan pengelolaan
sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak
lanjut hasil pengawasan. Pengawasan melaporkan hasil pengawasan di
sekolah
kepada
bupati
atau
walikota
melalui
dinas
pendidikan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab dibidang pendidikan dan sekolah
yang bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada sekolah yang terkait.
Sekolah juga melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah.
Proses evaluasi dan pengembangan KTSP dilaksanakan secara komprehensif
dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang mutakhir. Evaluasi kinerja pendidik harus memperhatikan pencapaian
prestasi dan perubahan-perubahan peserta didik. Selain itu sekolah juga
harus menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk mengikuti akreditasi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengawasan pengelolaan sekolah meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pemantauan
pengelolaan sekolah dilakukan oleh komite sekolah atau bentuk lain dari
lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan
berkelanjutan untuk
menilai efisiensi, efektivitas
dan akuntabilitas
pengelolaan. Sedangkan supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara
teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah
(Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007). Evaluasi dalam standar pengelolaan
meliputi evaluasi diri terhadap kinerja sekolah, evaluasi dan pengembangan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
KTSP, evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan dan
Akreditasi Sekolah (Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007).
Kepemimpinan sekolah yang dimaksudkan adalah kepala sekolah dan
wakil kepala sekolah. Kepala dan wakil kepala sekolah memiliki
kemampuan memimpin yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku
yang dimiliki, dihayati, dikuasai
dan diwujudkan dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan standar pengelolaan
satuan pendidikan Dalam aspek kepemimpinan sekolah, setiap sekolah
dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Kriteria untuk menjadi seorang kepala
sekolah berdasarkan ketentuan dalam standar pendidik dan tenaga
kependidikan. Kepala sekolah SMA/MA minimal dibantu oleh tiga wakil
kepala sekolah.
Wakil kepala sekolah dipilih oleh dewan pendidik dan proses
pengangkatan serta keputusannya dilaporkan secara tertulis oleh kepala
sekolah kepada institusi diatasnya. Kepala dan wakil sekolah memiliki
kemampuan memimpin yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkannya dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan standar pengelolaan
satuan pendidikan.
Kepala sekolah menjabarkan visi kedalam misi target mutu,
merumuskan tujuan yang akan dicapai menganalisis, membuat rencana kerja
strategis, bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Selain
itu
kepala
sekolah
mampu
memfasilitasi
30
pengembangan,
penyebarluasan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik.
Kepala sekolah juga menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan
masyarakat dan komite sekolah menanggapi kepentingan dan kebutuhan
komunikasi yang beragam dan memobilisasi sumber daya masyarakat.
Kepala sekolah dapat mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan
kepada wakil kepala sekolah sesuai dengan bidangnya.
Sistem informasi manajemen adalah fasilitas informasi yang efisien,
efektif dan mudah diakses untuk mendukung administrasi pendidikan yang
efektif, efisien dan akuntabel. Aspek yang di analisis standar pengelolaan
meliputi perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan
evaluasi, kepemimpinan sekolah, sistem informasi manajemen, pelaksanaan
rencana kerja dan pengawasan evaluasi. Selain itu sekolah juga menugaskan
seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani permintaan informasi
maupun pemberian informasi atau pengaduan dari masyarakat berkaitan
dengan pengelolaan sekolah baik secara lisan maupun tertulis dan semuanya
direkam dan didokumentasikan. Pihak sekolah juga berkomunikasi antar
warga sekolah dilingkungan sekolah dilaksanakan secara efisien dan efektif.
Cara melakukan analisis pada aspek perencanaan program, kepemimpinan
sekolah dan sistem informasi manajemen adalah menganalisis kesesuaian
antara kondisi ideal dan kondisi riil dari semua kriteria pada setiap
komponen dari masing-masing aspek yang dianalisis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Peraturan
Pemerintah
No.19
Tahun
2007
tentang
31
Standar
Pengelolaan, pasal 1 ayat 9, mengemukakan standar pengelolaan adalah
standar
nasional
pendidikan
yang
berkaitan
dengan
perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional agar tercapai efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Standar pengelolaan oleh
satuan pendidikan meliputi: perencanaan program sekolah/madrasah,
pelaksanaan rencana kerja sekolah, monitoring dan evaluasi, kepemimpinan
sekolah dan sistem informasi manajemen.
Standar Pengelolaan Pendidikan Nasional bertujuan meningkatkan
mutu layanan minimal. Pengelolaan pendidikan nasional secara khusus
Standar Pengelolaan Pendidikan bertujuan untuk:
a.
Memberikan acuan bagi terwujudnya sistem perencanaan pendidikan
pada tingkat Nasional, Regional/Daerah Propinsi, Kabupaten/Kota serta
pada tingkat satuan pendidikan/sekolah secara terkoordinasi dan terpadu
untuk mampu mengantisipasi aspirasi-aspirasi peningkatan mutu
pendidikan.
b.
Memberi
kerangka
acuan
bagi
pengorganisasian,
pelaksanaan,
pemantauan dan pengendalian pendidikan sejalan dengan tuntutan
peningkatan mutu dan standar pelayanan pendidikan pada semua bentuk,
jenis dan jenjang pendidikan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c.
32
Sebagai acuan dasar pengawasan dan penilaian pendidikan, yang relevan
dan konsisten dengan sistem perencanaan, dan pelaksanaan program
pendidikan pada tingkat pemerintah pusat, pemerintah daerah Provinsi
dan Kabupaten dan pada tingkat satuan pendidikan.
d.
Memberikan pedoman kepada seluruh warga bangsa khususnya yang
berkiprah dalam pengelolaan pendidikan bagaimana merencanakan,
mengorganisasikan,
melaksanakan,
memantau,
mengawasi,
mengendalikan dan menilai program pendidikan secara efisien, efektif,
baik dan benar.
e.
Menciptakan terwujudnya koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan
amanah pendidikan bagi semua rakyat baik secara vertikal maupun
horizontal
antara
seluruh
unsur
kelembagaan
yang
bertugas,
berwewenang dan bertanggung jawab dalam pendidikan mulai dari
tingkat Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Propinsi, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dan Satuan Pendidikan dalam Pengelolaan
Pendidikan baik pada tingkat nasional, daerah, lokal dan individual.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
Tabel 2.1. Indikator Keberhasilan Standar Pengelolaan
KOMPONEN
ASPEK
INDIKATOR
Rencana Kerja Visi sekolah
Sekolah
Memiliki perumusan dan penetapan
visi sekolah yang mudah dipahami.
Sosialisasi kepada seluruh warga
sekolah dan segenap pihak yang
berkepentingan.
Memiliki perumusan dan penetapan
misi sekolah yang mudah dipahami
serta sering disosialisasikan kepada
seluruh warga sekolah dan segenap
pihak yang berkepentingan.
Memiliki perumusan dan penetapan
tujuan sekolah 4 tahun dan 1 tahun
yang mudah dipahami serta sering
disosialisasikan kepada seluruh warga
sekolah dan segenap pihak yang
berkepentingan
Berisi sesuai dengan aspek-aspek SNP.
Misi sekolah
Tujuan sekolah
Rencana
sekolah
kerja
Memiliki rencana kerja jangka
menengah (empat tahunan)
Memiliki rencana kerja satu tahun
dengan sistematika sesuai pedoman
Sosialisasi oleh pemimpin sekolah
Isi keseluruhan RKAS atau rencana
kerja jangka pendek/rencana kerja satu
tahun berdasarkan aspek-aspek SNP
Perencanaan
kegiatan
bidang
kesiswaan.
Perencanaan
kegiatan
bidang
pengembangan
kurikulum
dan
pembelajaran.
Perencanaan
kegiatan
bidang
pengelolaan pendayagunaan pendidik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KOMPONEN
ASPEK
34
INDIKATOR
dan tenaga kependidikan.
Pengelolaan kegiatan bidang sarana
dan prasarana pembelajaran.
Pengelolaan kegiatan bidang keuangan
dan pembiayaan pendidikan.
Perencanaan penciptaan suasana, iklim
dan lingkungan pembelajaran yang
kondusif.
Perencanaan melibatkan masyarakat
pendukung dan membangun kemitraan
dengan lembaga lain yang relevan.
Perencanaan pengawasan
Perencanaan kegiatan evaluasi diri.
Pelaksanaan
Pedoman
Rencana Kerja pengelolaan sekolah
Sekolah
Struktur
sekolah
organisasi
Pelaksanaan kegiatan
sekolah
Bidang kesiswaan
Bidang
kurikulum
dan
kegiatan
pembelajaran
Bidang pendidik dan
Perencanaan evaluasi kinerja pendidik
dan tenaga kependidikan
Perencanaan kegiatan persiapan bahan
yang diperlukan untuk akreditasi
sekolah oleh BAS
Memiliki pedoman yang mengatur
berbagai aspek pengelolaan secara
tertulis; Mudah dipahami oleh pihakpihak terkait.
Memiliki struktur organisasi dengan
uraian tugas yang jelas dari masingmasing anggota organisasi.
Pelaksanaan kegiatan sekolah sesuai
dengan rencana kerja tahunan.
Pelaksanaan
kegiatan
bidang
kesiswaan.
Pelaksanaan bidang pengembangan
kurikulum dan pembelajaran.
Pelaksanaan
kegiatan
bidang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KOMPONEN
ASPEK
INDIKATOR
tenaga kependidikan
pengelolaan pendayagunaan pendidik
dan tenaga kependidikan
Pengelolaan kegiatan bidang sarana
dan prasarana pembelajaran.
Pengelolaan kegiatan bidang keuangan
dan pembiayaan pendidikan.
Penciptaan
suasana,
iklim
dan
lingkungan
pembelajaran
yang
kondusif.
Keterlibatan masyarakat pendukung
dan membangun kemitraan dengan
lembaga lain yang relevan.
Memiliki program pengawasan dan
sosialisasi
Pelaksanaan pengawasan
Bidang sarana dan
prasarana
Bidang keuangan dan
pembiayaan
Budaya dan
lingkungan
Pengawasan
dan Evaluasi
35
Peran serta
masyarakat dan
kemitraan sekolah
Program pengawasan
Isi/sasaran kepengawasan
Evaluasi diri
Pelaksanaan kegiatan evaluasi diri.
Evaluasi
pendayagunaan
pendidik dan tenaga
kependidikan
Akreditasi sekolah
Pelaksanaan evaluasi kinerja pendidik
dan tenaga kependidikan.
Kepemimpinan Kepemimpinan
Sekolah
kepala dan wakil
kepala sekolah
Pelaksanaan persiapan bahan yang
diperlukan untuk akreditasi sekolah
oleh BAS
Memiliki
struktur
kepemimpinan
sesuai standar pendidik dan tenaga
kependidikan, yaitu seorang kepala
sekolah dan 1 (satu) atau lebih wakil
kepala sekolah.
Memiliki sistem informasi manajemen
untuk
mendukung
administrasi
pendidikan.
Sistem Infor- Pengelolaan
masi
informasi manajemen
manajemen
sekolah
sekolah
Sumber: Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.
36
Standar Pembiayaan
Persyaratan minimal tentang biaya investasi meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia dan
modal kerja tetap. Persyaratan minimal tentang biaya personal meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti
proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan dan persyaratan
minimal tentang biaya operasi meliputi gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau
peralatan pendidik habis pakai dan biaya operasi pendidikan tidak langsung
berupa daya, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang
lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya.
5. Standar Isi
Mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu yang berisi
tentang kerangka dasar, struktur kurikulum beban belajar, kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan kalender pendidikan/akademik.
6. Standar Proses
Standar ini pada kurikulum 2013 mengalami perubahan, standar ini
mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
pembelajaran agar terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian
hasil
belajar.
Perubahan
kurikulum
2013
ini
menekankan
proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific atau pengamatan
dan mendorong anak berpikir kreatif, inovatif, afektif, produktif.
7. Standar Kompetensi Lulusan
Digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan. Kompetensi lulusan mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Standar ini mengalami perubahan dalam
kurikulum 2013 yaitu adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan
hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan
pengetahuan.
8. Standar Penilaian Pendidikan
Digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan. Penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh
pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan
tinggi terdiri atas: penilaian hasil belajar oleh pendidik dan penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Peserta didik dinyatakan lulus dari
satuan
pendidikan
pada
pendidikan
dasar
dan
menengah
setelah
menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai minimal
baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata
pelajaran
agama
dan
akhlak
mulia,
kelompok
mata
pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan, lulus ujian
sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi dan lulus Ujian Nasional. Penilaian berbasis kompetensi. Standar
ini mengalami pergeseran dalam kurikulum 2013 yaitu penilain melalui tes
(mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju
penilaian oten-tik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil), memperkuat PAP (Penilaian
Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor
yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal), penilaian tidak hanya
pada level Kompetensi Dasar, tapi juga kompetensi inti & Standar
Kompetensi Lulusan. Perubahan yang lain adalah penilaian dengan
menggunakan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian evaluasi standar pendidikan yang diterapkan di sistem
pendidikan juga pernah dilakukan oleh Kristin Nugraheni. Pada tahun 2010
peneliti mengevaluasi ketercapaian Standar Pengelolaan di seluruh SMA Negeri
dan Swasta yang ada di Kabupaten Sleman. Selain itu penelitian evaluasi juga
pernah dilakukan oleh Drs. Jahidin, M.Pd dan Ida Waluyati dengan judul
penelitiannya yaitu Evaluasi Program Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
SMP/MTS di Kota Bima. Namun dalam penelitian ini Drs. Jahidin, M.Pd. Tidak
melakukan penelitian melainkan laporan hasil evaluasi program kerja sekolah.
Kedua penelitian dan laporan hasil evaluasi akan dijabarkan sebagai berikut.
Penelitian yang dilakukan oleh Kristin Nugraheni (2010), dengan judul
Evaluasi Penerapan Standar Pengelolaan Pada Sistem Pendidikan Di Sekolah
Menengah Atas Negeri dan Swasta Kabupaten Sleman. Dalam penelitian ini,
peneliti meneliti seluruh sekolah negeri dan swasta yang ada di Kabupaten
Sleman. Jumlah sekolah yang ada di Kabupaten Sleman itu sendiri adalah
sejumlah 47 sekolah negeri dan swasta. Penelitian ini menunjukkan bahwa
dalam:
1.
Perencanaan program kerja dari 47 responden sebanyak 45 (95, 8%)
responden dinyatakan sebagai sekolah yang telah sesuai dalam
menerapkan perencanaan program kerja dan dinyatakan tergolong dalam
sekolah yang sangat baik dan baik. Sementara 2 responden (4,24%)
sekolah belum sesuai dalam menerapkan perencanaan program kerja. Ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
di akibatkan oleh beberapa indikator dalam perencanaan program kerja
yang belum diterapkan, seperti belum tercantumnya visi dan misi
sekolah.
2.
Pelaksanaan rencana kerja dari 47 responden sebanyak 39 (82,98%)
sekolah atau responden dinyatakan sebagai sekolah yang telah sesuai
dalam menerapkan pelaksanaan rencana kerja dan dinyatakan tergolong
dalam sekolah yang sangat baik dan baik. Sementara sebanyak 8
(17,02%) responden atau sekolah dinyatakan belum sesuai dalam
menerapkan pelaksanaan rencana kerja. Hal ini di akibatkan oleh
beberapa indikator dalam pelaksanaan rencana kerja yang belum
diterapkan, seperti pedoman struktur organisasi sekolah, pelaksanaan
kegiatan sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan serta sarana dan
prasarana.
3.
Pengawasan dan evaluasi dari 47 responden sebanyak 39 (82,98%)
sekolah atau responden dinyatakan sebagai sekolah yang telah sesuai
dalam menerapkan pelaksanaan pengawasan dan evaluasi dan
dinyatakan tergolong dalam sekolah yang sangat baik dan baik.
Sementara sebanyak 8 (17,02%) responden atau sekolah dinyatakan
belum sesuai dalam menerapkan pelaksanaan rencana kerja. Hal ini di
akibatkan oleh beberapa indikator dalam pelaksanaan pengawasan dan
evaluasi yang belum diterapkan, seperti program pengawasan, program
evaluasi diri serta evaluasi dan pengembangan KTSP
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4.
41
Sistem informasi manajemen dari 47 responden sebanyak 29 (61,7%)
sekolah atau responden dinyatakan sebagai sekolah yang memiliki
kriteria kurang baik dan buruk. Hal ini dikarenakan oleh beberapa
indikator dalam sistem informasi manajemen yang belum diterapkan,
seperti pengelolaan sistem informasi manajemen, fasilitas sistem
informasi serta pelayanan informasi sekolah yang masih sangat kurang
5.
Kepemimpinan sekolah dari 47 responden sebanyak 45 (95,74%)
sekolah atau responden dinyatakan sebagai sekolah yang telah sesuai
dalam menerapkan pelaksanaan kepemimpinan sekolah dan dinyatakan
tergolong dalam sekolah yang sangat baik dan baik. Sementara sebanyak
2 (4,26%) responden atau sekolah dinyatakan belum sesuai dalam
menerapkan pelaksanaan kepemimpinan sekolah.
6.
Sistem pendidikan nasional dari 47 responden sebanyak 43 (91,49%)
sekolah atau responden tergolong sebagai sekolah yang memiliki kriteria
baik dan sangat baik karena sudah sesuai dalam menerapkan sistem
pendidikan nasional. Sementara sebanyak 4 (8,51%) responden belum
sesuai. Hal ini dikarenakan beberapa indikator yang belum sesuai
dengan standar sistem pendidikan nasional seperti pencapaian sistem
pendidikan nasional, kesesuaian dengan tujuan pendidikan serta
pengambilan keputusan di dalam sistem pendidikan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
Sedangkan penelitian kedua dari yang merupakan laporan hasil evaluasi
dengan judul Laporan Evaluasi Program Kerja Sekolah di SLB Muhammadiyah
Banjarsari Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2010/2011. Dalam penelitian ini
Drs. Jahidin, M.Pd mengevaluasi program tahunan sekolah dan kemudian
merekomendasikan dan menginformasikan kepada sekolah program-program
mana yang harus tetap dijalankan dan program apa yang seharusnya diperbaiki
atau dihilangkan. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa kendala yang nampak
untuk peningkatan dan penyempurnaan pelaksanaan program adalah faktor
keuangan yang masih minim dan sarana prasarana yang masih kurang.
Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Ida Waluyati, hasil penelitian
menunjukkan bahwa kesesuaian antara pelaksanaan program pembelajaran IPS
SMP/MTs di Kota Bima dengan standar proses pendidikan adalah sebagai
berikut: (1) Perencanaan pembelajaran berada pada kategori baik (sesuai), (2)
Proses pembelajaran berada pada kategori cukup baik (cukup sesuai), (3)
Penilaian hasil belajar serta tindak lanjut hasil penilaian berada pada kategori
baik (sesuai), (4) dan hasil belajar kognitif IPS siswa berada pada kategori baik
(sesuai) standar Kriteria Ketuntasan Minimal belajar.
F. Kerangka Berpikir dan Pertanyaan Penelitian
Evaluator yang baik adalah evaluator yang mampu melaksanakan evaluasi
yang di dukung oleh teori dan ketrampilan praktik, selain itu juga harus objektif
dan cermat. Mengevaluasi suatu program diperlukan juga kesabaran, ketekunan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
dan selalu hati-hati dan bertanggung jawab atas hasil penelitian. Ini semua
diperlukan oleh evaluator agar hasil dari evaluasi benar-bemar maksimal.
Pengelolaan pendidikan yang ada di SMA Bruderan Purworejo menunjukkan
masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya minat warga sekitar
untuk menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah ini, selain kekurangan murid
SMA Bruderan juga masih kurang dalam hal sarana dan prasarana.
Kecenderungan ini tentunya akan memengaruhi kinerja tenaga pendidik, anak
didik dan kemajuan sekolah itu sendiri karena apabila dibiarkan akan sangat
mungkin sekolah swasta terbaik di Kabupaten Purworejo ini akan gulung tikar.
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan evaluasi: Apakah
perencanaan program kerja, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan
evaluasi, kepemimpinan, sistem informasi manajemen pada sistem pendidikan di
SMA Bruderan Kabupaten Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?
Peneliti tidak dapat memberikan hipotesis karena penelitian ini
merupakan fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada
gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya
menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Adapun pertanyaan penelitiannya
adalah sebagai berikut:
1.
Apakah penerapan perencanaan program kerja pada sistem pendidikan di
SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?
2.
Apakah penerapan pelaksanaan rencana kerja pada sistem pendidikan di
SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.
44
Apakah penerapan pengawasan dan evaluasi pada sistem pendidikan di
SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?
4.
Apakah penerapan kepemimpinan sekolah pada sistem pendidikan di SMA
Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?
5.
Apakah penerapan sistem informasi manajemen pada sistem pendidikan di
SMA Bruderan Purworejo sesuai dengan standar pengelolaan?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan pendekatan
kualitatif. Model riset evaluasi yang digunakan adalah menggunakan Model
evaluasi Countenance Stake. Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Penelitian evaluatif adalah kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi suatu
kegiatan/program
yang
bertujuan
untuk
mengukur
keberhasilan
suatu
kegiatan/program dan menentukan keberhasilan dan kebermanfaatan suatu
program dan apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.
Model evaluasi Countenance Stake ini ini meliputi evaluasi Antecedents,
Transactions dan Outputs (Tayibnasis, 2000:22). Berdasarkan model evaluasi
Stake penelitian ini membandingkan kesesuaian antara pelaksanaan program
pendidikan di SMA Bruderan Purworejo dengan standar pengelolaan. Peneliti
memilih menggunakan model ini karena model ini mempunyai dasar empiris
untuk menyelesaikan rekomendasi bahwa data dikembangkan dan diuji meliputi
pengamatan pola atas kelemahan dan kekuatan yaitu informasi yang
menghubungkan antecedent dan transaksional faktor dalam evaluasi formatif
selain itu model evaluasi Stake ini akan menambah peneliti untuk memperoleh
45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
wawasan baru dan teori-teori tentang lapangan dan program yang akan di
evaluasi. Model ini juga dapat memfasilitasi sebuah pemahaman yang mendalam
mengenai semua aspek program pembelajaran yang tidak hanya memungkinkan
evaluator untuk menentukan outcome suatu program pendidikan, tetapi juga
menunjukkan alasan dan konsekuensi dampaknya. Model ini memberikan dasar
yang kuat untuk memberikan rekomendasi dan judgment yang menarik atas nilai
sebuah suatu program pendidikan.
Berdasarkan model evaluasi Stake penelitian ini membandingkan
kesesuaian antara pelaksanaan perencanaan program, pelaksaanaan rencana
kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, sistem informasi
manajemen dengan standar pengelolaan pendidikan sebagai kriteria standar
untuk menilai tingkat keberhasilan program di SMA Bruderan Purworejo.
Penekanan model ini adalah bahwa suatu evaluasi menekankan adanya
pelaksanaan dua hal pokok, yaitu melakukan penggambaran dan pertimbangan
mengenai sesuatu yang dievaluasi. Dengan demikian, tujuan pemilihan model
evaluasi Countenance Stake dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
kesesuaian antara pelaksanaan perencanaan program, pelaksaanaan rencana
kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, sistem informasi
manajemen dengan standar pengelolaan pendidikan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
Tahapan evaluasi Model Countenance Stake dapat dijabarkan sebagai
berikut:
Tahapan
Masukan
Deskripsi
Rekaman
Kondisi
Standar
Aktualisasi
standar dan
Intensitas
Objektif
Keputusan
Objektif
Proses
Rekaman Kondisi
Objektif
Rekaman Kondisi
Hasil
Objektif
Aktualisasi
standar dan
Intensitas
Objektif
Aktualisasi
standar dan
Intensitas
Objektif
Keputusan
Keputusan
Rekomendasi
Gambar 3.1 : Desain Evaluasi Model Countenance Stake, (Sabarguna, 2005:27).
1. Tahap Antecedents (masukan). Pada tahapan ini dilakukan evaluasi terkait
kesesuaian antara perencanaan program pada sistem pendidikan di SMA
Bruderan Kabupaten Purworejo, kepemimpinan sekolah dan sistem
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
informasi manajemen sekolah dibandingkan dengan kriteria standar
pengelolaan pendidikan.
2. Tahap Transactions (proses). Pada tahapan ini dilakukan evaluasi terkait
kesesuaian antara pelaksanaan rencana kerja di SMA Bruderan
Kabupaten Purworejo dibandingkan dengan kriteria standar pengelolaan
pendidikan.
3. Tahap Outputs (hasil). Pada tahapan ini dilakukan evaluasi yang berfokus
pada aspek outputs terkait ketercapaian program standar pengelolaan
yaitu pengawasan dan evaluasi dan tindak lanjut hasil ketercapaian
standar pengelolaan di SMA Bruderan Kabupaten Purworejo dengan
standar kriteria yang telah dibuat oleh peneliti.
Penekanan yang umum atau hal yang penting dalam model ini adalah
bahwa evaluator yang membuat penilaian tentang program yang dievaluasi yang
kemudian memberikan rekomendasi. Stake mengatakan bahwa description di
satu pihak berbeda dengan judgements atau menilai. Dalam model ini
antecedents
(masukan),
transaction
(proses)
dan
outputs
(hasil)
data
dibandingkan tidak hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan tujuan
dengan keadaan sebenarnya, tetapi juga dibandingkan dengan standar yang
absolut untuk menilai manfaat program. (Tayibnapis, 1989:16-17).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah: antecedents (masukan), transaction
(proses) dan outcomes (hasil)
2. Indikator Penelitian
Di dalam penelitian evaluasi standar pengelolaan ini terdapat lima indikator
yang dijadikan sebagai indikasi ketercapaian program pendidikan yaitu
standar pengelolaan. Lima indikator tersebut adalah perencanaan program,
pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah
dan sistem informasi manajemen.
3. Definisi Operasional
a. Perencanaan program kerja: proses perumusan dan penyusunan program
kerja sekolah yang mengacu pada visi dan misi serta tujuan pendidikan
nasional yang relevan dengan kebutuhan masyarakat sehingga dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Pelaksanaan rencana kerja: proses pelaksanaan program kerja yang telah
disusun sebelumnya berdasarkan atas pedoman-pedoman yang telah
ditentukan untuk mengatur berbagai aspek pengelolaan pendidikan.
c. Pengawasan dan evaluasi: usaha dari pihak yang berkepentingan
(pengawas) untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi
penyimpangan dalam pengelolaan pendidikan yang dilakukan secara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
teratur dan berkelanjutan untuk menilai efisiensi, efektivitas dan
akuntabilitas pengelolaan.
d. Kepemimpinan sekolah: ketentuan mengenai pemimpin dan kriteria
pimpinan yang akan bertanggung jawab mengenai pengelolaan sekolah
yang harus dipenuhi oleh setiap sekolah dalam pengelolaannya sehingga
dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
e. Sistem informasi manajemen: suatu tatanan sistem informasi yang
memadai untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien
dan akuntabel sebagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
tertentu dalam suatu kegiatan pengelolaan sekolah.
f. Standar pengelolaan: standar yang mengatur mengenai pengelolaan satuan
pendidikan. Pada sekolah dasar dan menengah, standar pengelolaan
meliputi penerapan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. Pada
dasarnya pengelolaan suatu satuan dilaksanakan secara mandiri, efisien,
efektif dan akuntabel sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Bruderan Purworejo, Jawa Tengah,
Indonesia. Yayasan Pius Alamat: Jln.KH.Wahid Hasyim No. 6 Purworejo
Telp. (0275) 321584 Fax. (0275) 323443
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - September 2013
D. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh tenaga pengajar yang ada di SMA
Bruderan Purworejo seperti: Kepala Sekolah, wakil kepala urusan kurikulum,
wakil kepala urusan kesiswaan, wakil kepala urusan humas, bidang keuangan
dan pembiayaan dan wakil kepala sarana dan prasarana.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah SMA Bruderan Purworejo.
E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data primer, yaitu data yang diperoleh
secara langsung dari lapangan berkaitan dengan variabel-variabel yang akan
diteliti. Data primer tersebut bersifat kualitatif berdasarkan hasil observasi dan
wawancara sedangkan sebagai sumber data adalah kepala sekolah, wakil kepala
urusan kurikulum, wakil kepala urusan kesiswaan, wakil kepala urusan humas,
bidang keuangan dan pembiayaan dan wakil kepala sarana dan prasarana di
SMA Bruderan Purworejo.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
2. Teknik pengumpulan data
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan
untuk memperoleh informasi. Wawancara yang dilakukan dalam
penelitian ini bersifat untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil
observasi dan peneliti akan menggunakan jenis wawancara terbuka dan
terstruktur, yaitu wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan data. Wawancara adalah suatu proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab atau metode
untuk memperoleh jawaban melalui proses tanya jawab secara langsung
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang
yang diwawancarai dan pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian
maupun subjek penelitian. Sebelum melaksanakan wawancara peneliti
akan
menyiapkan
instrumen
wawancara
yang
disebut
pedoman
wawancara (interview guide). Pedoman ini berisi sejumlah pertanyaan
atau pernyataan yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh
responden (Syaodih, 2009:216). Wawancara dilakukan untuk memperoleh
data
narasumber,
seperti:
ketercapaian
indikator
pengelolaan, keadaan sekolah dan lingkungan sekolah.
dalam
standar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dari buku-buku
yang relevan dengan masalah penelitian, dokumen-dokumen, arsip-arsip,
catatan-catatan yang berhubungan dengan objek penelitian. Dalam
penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan mempelajari sumber
informasi yang berupa data-data dalam bentuk laporan, data yang diperoleh
dari lokasi penelitian. Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data
sekolah melalui dokumen-dokumen lisan maupun tulisan, seperti: dokumen
kalender pendidikan sekolah, profil sekolah, profil siswa maupun guru dan
administrasi guru.
c. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data
dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung (Syaodih, 2009:220). Penulis memperoleh data dengan
mengamati secara langsung ke lapangan dimana lokasi penelitian diadakan
serta mencatat data-data yang dianggap relevan dengan penelitian ini.
Observasi dilakukan untuk memperoleh data yang aktual dan akurat serta
mendapatkan data yang sebenarnya terkait dengan materi yang akan
diteliti. Misalnya dengan cara :
1) Open format, observer membuat catatan atau reaksi umum perilaku
dan sebagianya tentang subjek yang dievaluasi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
2) Logs, semacam buku harian dimana observer mencatat reaksi dan
perilakunya sendiri.
Tabel 3.2 Deskripsi teknik pengumpulan data evaluasi program
Tahapan
Antecedents
Komponen
Teknik
perencanaan
Dokumentasi
program,
Wawancara
kepemimpinan
sekolah, sistem
informasi
manajemen
Transactions pelaksanaan
rencana kerja
Outputs
Observasi
Dokumentasi
Wawancara
Penilaian hasil Observasi
dan tindak lanjut Wawancara
hasil penilaian
standar
pengelolaan
Sumber: Data diolah oleh peneliti
Sumber Data
Kesiswaan, kurikulum, kegiatan
pembelajaran, pendidik dan
tenaga kependidikan serta
pengembangannya, sarana dan
prasarana, keuangan dan
pembiayaan, budaya dan
lingkungan sekolah, peran serta
masyarakat dan kemitraan,
rencana kerja lain yang
mengarah kepada peningkatan
dan pengembangan mutu.
KTSP, kalender
pendidikan/akademik, struktur
organisasi, pembagian tugas
guru, pembagian tugas tenaga
kependidikan, peraturan
akademik, tata tertib, kode etik,
biaya operasional sekolah
Data dari hasil observasi,
wawancara dan juga
dokumentasi.
F. Teknik Analisis Data
Untuk keperluan penelitian ini, pemilihan informan dilakukan secara
purposif, yaitu berdasarkan maksud dan tujuan penelitian. Peneliti dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
menganalisis data akan membandingkan antara kriteria dengan kejadian aktual
untuk setiap tahapan. Tahapan tersebut adalah tahapan Antecedents (masukan),
tahapan Transactions (proses) dan tahapan Outputs (hasil). Kemudian peneliti
juga akan memberikan keputusan terhadap masing-masing tahapan dan
memberikan rekomendasi. Berdasarkan Kriteria/Standar objektif tersebut maka
fokus dari evaluasi ini adalah:
a.
Pada tahapan antecedents (masukan). Pada tahapan ini dilakukan
evaluasi terkait kesesuaian antara rencana kerja sekolah, kepemimpinan
sekolah dan sistem informasi manajemen sekolah di SMA Bruderan
Purworejo dibandingkan dengan kriteria standar pengelolaan.
b.
Pada tahapan Transactions (proses) yang akan dievaluasi antara lain
adalah pelaksanaan rencana kerja sekolah di SMA Bruderan Purworejo
dinandingkan dengan kriteria standar pengelolaan.
c.
Pada tahapan Outputs (hasil) yang akan dievaluasi antara lain adalah
pengawasan
dan
evaluasi
sekolah
SMA
Bruderan
Purworejo
dibandingkan dengan kriteria standar pengelolaan.
Tabel 3.3 Kriteria uraian masing-masing tahapan dalam Standar Pengelolaan
Tahap
Antecedents
Komponen
Visi sekolah
Kriteria
1. sebagai cita-cita bersama
2. mampu memberikan inspirasi, motivasi dan
kekuatan
3. dirumuskan berdasar masukan berbagai warga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
Kriteria
4.
5.
6.
Misi Sekolah
56
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tujuan Sekolah 1.
sekolah dan pihak yang berkepentingan,
selaras dengan visi institusi di atasnya serta
visi pendidikan nasional
diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang
dipimpin oleh kepala sekolah dengan
memperhatikan masukan komite sekolah
disosialisasikan kepada warga sekolah dan
segenap pihak yang berkepentingan
ditinjau dan dirumuskan kembali secara
berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.
memberikan arah dalam mewujudkan visi
sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional
merupakan tujuan yang akan dicapai dalam
kurun waktu tertentu
menjadi dasar program pokok sekolah
menekankan pada kualitas layanan peserta
didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh
sekolah
memuat pernyataan umum dan khusus yang
berkaitan dengan program sekolah
memberikan keluwesan dan ruang gerak
pengembangan kegiatan satuan-satuan unit
sekolah yang terlibat
dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap
pihak yang berkepentingan termasuk komite
sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan
pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah
disosialisasikan kepada warga sekolah dan
segenap pihak yang berkepentingan
ditinjau dan dirumuskan kembali secara
berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.
menggambarkan tingkat kualitas yang perlu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
Kriteria
2.
3.
4.
5.
Rencana
Kerja Sekolah
57
1.
2.
3.
4.
5.
dicapai dalam jangka menengah (empat
tahunan)
mengacu pada visi, misi dan tujuan pendidikan
nasional serta relevan dengan kebutuhan
masyarakat
mengacu pada standar kompetensi lulusan
yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan
Pemerintah
mengakomodasi masukan dari berbagai pihak
yang berkepentingan termasuk komite sekolah
dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik
yang dipimpin oleh kepala sekolah
disosialisasikan kepada warga sekolah dan
segenap pihak yang berkepentingan.
rencana kerja jangka menengah yang
menggambarkan tujuan yang akan dicapai
dalam kurun waktu empat tahun yang
berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin
dicapai dan perbaikan komponen yang
mendukung peningkatan mutu lulusan;
rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKA-S) yang dilaksanakan berdasarkan
rencana jangka menengah.
disetujui rapat dewan pendidik setelah
memperhatikan pertimbangan dari komite
sekolah dan disahkan berlakunya oleh dinas
pendidikan kabupaten/kota. Pada sekolah
swasta rencana kerja ini disahkan berlakunya
oleh penyelenggara sekolah
dituangkan dalam dokumen yang mudah
dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.
Rencana kerja empat tahun dan tahunan
disesuaikan dengan persetujuan rapat dewan
pendidik dan pertimbangan komite sekolah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
58
Kriteria
6. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar
pengelolaan sekolah yang ditunjukkan dengan
kemandirian,
kemitraan,
partisipasi,
keterbukaan dan akuntabilitas.
Kepemimpinan 1. Memiliki struktur kepemimpinan sesuai
Sekolah
standar pendidik dan tenaga kependidikan,
yaitu seorang kepala sekolah dan 1 (satu) atau
lebih wakil kepala sekolah.
Sistem
1. Memiliki sistem informasi manajemen untuk
Informasi
mendukung administrasi pendidikan
Manajemen
Transactions Pedoman
1. Rumusan pedoman mempertimbangkan visi,
Sekolah
misi, tujuan sekolah
2. ditinjau dan dirumuskan kembali secara
berkala
sesuai
dengan
perkembangan
masyarakat.
3. berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan
operasional.
4. Pedoman pengelolaan KTSP, kalender
pendidikan dan pembagian tugas pendidik dan
tenaga kependidikan dievaluasi dalam skala
tahunan, sementara lainnya dievaluasi sesuai
kebutuhan.
Struktur
1. Struktur organisasi sekolah berisi tentang
Organisasi
sistem penyelenggaraan dan administrasi yang
Sekolah
diuraikan secara jelas dan transparan.
2. Semua pimpinan, pendidik dan tenaga
kependidikan mempunyai uraian tugas,
wewenang, dan tanggung jawab yang jelas
tentang keseluruhan penyelenggaraan dan
administrasi sekolah.
3. memasukkan unsur staf administrasi dengan
wewenang dan tanggungjawab yang jelas
untuk menyelenggarakan administrasi secara
optimal;
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
Pelaksanaan
Kegiatan
Sekolah
Bidang
Kesiswaan
59
Kriteria
4. dievaluasi secara berkala untuk melihat
efektifitas mekanisme kerja pengelolaan
sekolah
5. diputuskan
kepala
sekolah
dengan
mempertimbangkan pendapat dari komite
sekolah
1. dilaksanakan berdasarkan rencana kerja
tahunan
2. dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan
yang didasarkan pada ketersediaan sumber
daya yang ada
3. Pelaksanaan kegiatan sekolah yang tidak
sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan
perlu mendapat persetujuan melalui rapat
dewan pendidik dan komite sekolah.
4. Kepala sekolah mempertanggungjawabkan
pelaksanaan pengelolaan bidang akademik
pada rapat dewan pendidik dan bidang
nonakademik pada rapat komite sekolah dalam
bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang
disampaikan sebelum penyusunan rencana
kerja tahunan berikutnya.
1. Sekolah menyusun dan menetapkan petunjuk
pelaksanaan operasional mengenai proses
penerimaan peserta didik yang meliputi:
a. Kriteria calon peserta didik:
1) berasal dari anggota masyarakat yang telah
lulus dari SMP/MTs, Paket B atau satuan
pendidikan lainnya yang sederajat
b. Penerimaan peserta didik dilakukan:
1) secara obyektif, transparandan akuntabel
sebagaimana tertuang dalam aturan
sekolah
2) tanpa diskriminasi atas dasar pertimbangan
gender, agama, etnis, status sosial,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
60
Kriteria
kemampuan ekonomi
3) berdasar kriteria hasil ujian nasional bagi
SMA
4) sesuai dengan daya tampung sekolah
c. Orientasi peserta didik baru yang bersifat
akademik dan pengenalan lingkungan tanpa
kekerasan dengan pengawasan guru
d. memberikan layanan konseling kepada
peserta didik
e. melaksanakan
kegiatan
ekstra
dan
kokurikuler untuk para peserta didik
f. melakukan pembinaan prestasi unggulan dan
pelacakan terhadap alumni.
Bidang
1. Sekolah menyusun KTSP.
Kurikulum dan 2. Penyusunan KTSP memperhatikan Standar
Kegiatan
Kompetensi Lulusan, Standar Isi dan peraturan
Pembelajaran
pelaksanaannya.
3. KTSP dikembangkan sesuai kondisi sekolah,
potensi/karakteristik daerah, sosial budaya
masyarakat setempat dan siswa
4. Kepala Sekolah bertanggungjawab atas
tersusunnya KTSP.
5. Wakil Kepala dan wakil kepala bidang
kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan
penyusunan KTSP.
6. Setiap guru bertanggungjawab menyusun
silabus setiap mata pelajaran yang diampunya
sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi
Lulusan dan Panduan Penyusunan KTSP.
7. Dalam penyusunan silabus, guru dapat
bekerjasama dengan Kelompok Kerja Guru
(KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP),
Lembaga
Penjamin
Mutu
Pendidikan (LPMP) atau Perguruan Tinggi.
8. Penyusunan KTSP dikoordinasi, disupervisi,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
61
Kriteria
difasilitas Dinas Pendidikan Provinsi yang
bertanggungjawab di bidang pendidikan.
Khusus untuk penyusunan KTSP Pendidikan
Agama (PA) dikoordinasi, disupervisi, dan
difasilitasi oleh Kantor Wilayah Departemen
Agama.
a. Kalender Pendidikan
1) Sekolah
menyusun
kalender
pendidikan/akademik yang meliputi jadwal
pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan
ekstrakurikuler dan hari libur.
2) Penyusunan kalender pendidikan:
a) didasarkan pada Standar Isi
b) berisi pelaksanaan aktivitas sekolah selama
satu tahun, dirinci secara semesteran,
bulanan dan mingguan
c) diputuskan dalam rapat dewan pendidik
dan ditetapkan oleh kepala sekolah
3) Sekolah menyusun jadwal penyusunan
KTSP.
4) Sekolah menyusun mata pelajaran yang
dijadwalkan pada semester gasal dan
semester genap
b. Program Pembelajaran
1) Sekolah
menjamin
mutu
kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
dan program pendidikan tambahan yang
dipilihnya
2) Kegiatan pembelajaran didasarkan pada
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,
dan peraturan pelaksanaannya, serta Standar
Proses dan Standar Penilaian.
3) Mutu
pembelajaran
di
sekolah
dikembangkan dengan:
a) model kegiatan pembelajaran yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
62
Kriteria
mengacu pada Standar Proses
b) melibatkan peserta didik secara aktif,
demokratis,
mendidik,
memotivasi,
mendorong kreativitas dan dialogis
c) tujuan agar siswa mencapai pola pikir dan
kebebasan
berpikir,
melaksanakan
aktivitas intelektual berupa berpikir,
berargumentasi,
mempertanyakan,
mengkaji, menemukan, memprediksi
d) pemahaman bahwa keterlibatan peserta
didik secara aktif dalam proses belajar
dilakukan sungguh-sungguh, mendalam
untuk mencapai pemahaman konsep, tidak
terbatas pada materi yang diberikan oleh
guru.
4) Setiap guru bertanggungjawab terhadap
mutu perencanaan kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang diampunya
agar peserta didik mampu:
a) meningkat rasa ingin tahunya
b) mencapai keberhasilan belajar secara
konsisten sesuai tujuan pendidikan
c) memahami perkembangan pengetahuan
kemampuan mencari sumber informasi
d) mengolah informasi ke pengetahuan;
e) menggunakan
pengetahuan
untuk
menyelesaikan masalah
f) mengkomunikasikan pengetahuan pada
pihak lain
g) mengembangkan belajar mandiri dan
kelompok dengan proporsi yang wajar
5) Kepsek bertanggungjawab terhadap kegiatan
pembelajaran
sesuai
peraturan
yang
ditetapkan Pemerintah
6) Wakil
kepala
bidang
kurikulum
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
63
Kriteria
bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan
pembelajaran
7) Setiap guru bertanggungjawab terhadap
mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap
mapel yang diampunya dengan:
a) merujuk
perkembangan
metode
pembelajaran mutakhir
b) menggunakan metoda pembelajaran yang
bervariasi, inovatif dan tepat untuk
mencapai tujuan pembelajaran
c) menggunakan fasilitas, peralatan, alat
bantu yang tersedia secara efektif dan
efisien
d) memperhatikan sifat alamiah kurikulum,
kemampuan siswa, pengalaman belajar
sebelumnya
yang
bervariasi
serta
kebutuhan khusus bagi siswa dari yang
mampu belajar dengan cepat sampai yang
lambat
e) memperkaya
kegiatan
pembelajaran
melalui lintas kurikulum, hasil-hasil
penelitian dan penerapannya;
f) mengarah ke pendekatan kompetensi yang
dapat menghasilkan lulusan yang mudah
beradaptasi, memiliki motivasi, kreatif,
mandiri, mempunyai etos kerja tinggi,
memahami belajar seumur hidup, berpikir
logis dalam menyelesaikan masalah
c. Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
1) Sekolah menyusun program penilaian hasil
belajar yang berkeadilan, bertanggung jawab
& berkesinambungan
2) Penyusunan program penilaian hasil belajar
didasarkan
pada
Standar
Penilaian
Pendidikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
64
Kriteria
3) Sekolah menilai hasil belajar untuk seluruh
kelompok mata pelajaran dan membuat
catatan keseluruhan, untuk menjadi bahan
program remedial, klarifikasi capaian
ketuntasan yang direncanakan, laporan
kepada
pihak
yang
memerlukan,
pertimbangan kenaikan kelas atau kelulusan
dan dokumentasi
4) Seluruh program penilaian hasil belajar
disosialisasikan kepada guru
5) Program penilaian hasil belajar perlu ditinjau
secara
periodik,
berdasarkan
data
kegagalan/kendala pelaksanaan program
termasuk temuan penguji eksternal dalam
rangka mendapatkan rencana penilaian yang
lebih adil dan bertanggung jawab
6) Sekolah
menetapkan
prosedur
yang
mengatur transparansi sistem evaluasi hasil
belajar untuk penilaian formal berkelanjutan.
7) Semua guru mengembalikan hasil kerja
siswa yang telah dinilai.
8) Sekolah menetapkan petunjuk pelaksanaan
operasional yang mengatur mekanisme
penyampaian ketidakpuasan peserta didik
dan penyelesaiannya mengenai penilaian
hasil belajar
9) Penilaian meliputi semua kompetensi dan
materi yang diajarkan
10) Metode
penilaian
disiapkan/digunakan
terencana untuk tujuan diagnostik, formatif
&sumatif,
sesuai
metode/strategi
pembelajaran yang digunakan.
11) Sekolah menyusun ketentuan pelaksanaan
penilaian hasil belajar sesuai Standar
Penilaian Pendidikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
65
Kriteria
12) Kemajuan yang dicapai siswa dipantau,
didokumentasikan
secara
sistematis,
digunakan sebagai balikan pada peserta
didik untuk perbaikan secara berkala
13) Penilaian yang didokumentasikan disertai
bukti kesahihan, keandalan dan dievaluasi
secara periodik untuk perbaikan metode
penilaian
14) Sekolah melaporkan hasil belajar kepada
orang tua peserta didik, komite sekolah dan
institusi di atasnya.
d. Peraturan Akademik
1) Sekolah menyusun
dan menetapkan
Peraturan Akademik.
2) Peraturan Akademik berisi:
a) persyaratan minimal kehadiran siswa
untuk mengikuti pelajaran dan tugas dari
guru
b) ketentuan mengenai ulangan, remedial,
ujian, kenaikan kelas dan kelulusan
c) ketentuan mengenai hak siswa untuk
menggunakan
fasilitas
belajar,
laboratorium, perpustakaan, penggunaan
buku pelajaran, buku referensi dan buku
perpustakaan
d) ketentuan mengenai layanan konsultasi
kepada guru mata pelajaran, wali kelas,
dan konselor.
e) Peraturan akademik diputuskan oleh rapat
dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala
sekolah.
Bidang
1. Sekolah menyusun program pendayagunaan
Pendidik dan
pendidik dan tenaga kependidikan
Tenaga
2. Program pendayagunaan pendidik dan tenaga
Kependidikan
kependidikan:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
66
Kriteria
a. disusun dengan memperhatikan Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
b. dikembangkan sesuai kondisi sekolah,
termasuk pembagian tugas, mengatasi bila
terjadi kekurangan tenaga, menentukan
sistem penghargaan, pengembangan profesi
bagi pendidik & tenaga kependidikan dan
menerapkannya secara profesional, adil dan
terbuka.
3. Pengangkatan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
tambahan
dilaksanakan
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh
penyelenggara sekolah.
4. Sekolah perlu mendukung upaya:
a. promosi pendidik dan tenaga kependidikan
berdasar asas kemanfaatan, kepatutan dan
profesionalisme
b. pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan diidentifikasi secara sistematis
sesuai
aspirasi
individu,
kebutuhan
kurikulum dan sekolah
c. penempatan
tenaga
kependidikan
disesuaikan dengan kebutuhan baik jumlah
maupun kualifikasinya dengan menetapkan
prioritas
d. mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi
ke posisi lain didasarkan pada analisis
jabatan, diikuti orientasi tugas pimpinan
tertinggi sekolah yang dilakukan setelah
empat tahun, bisa diperpanjang berdasar
alasan yang dipertanggungjawabkan, untuk
tenaga kependidikan tambahan tidak ada
mutasi.
5. Sekolah mendayagunakan:
a. kepala sekolah melaksanakan tugas dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
67
Kriteria
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
tanggung jawabnya sebagai pimpinan
pengelolaan sekolah
wakil
kepala
bidang
kurikulum
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pembantu kepala sekolah dalam
mengelola bidang kurikulum
wakil kepala bidang sarana prasarana
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pembantu kepsek dalam mengelola
sarana prasarana
wakil
kepala
bidang
kesiswaan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pembantu kepala sekolah dalam
mengelola peserta didik
guru
melaksanakan
tugas
dan
tanggungjawabnya
sebagai
agen
pembelajaran
yang
memotivasi,
memfasilitasi, mendidik, membimbing,
melatih peserta didik menjadi manusia
berkualitas, mampu mengaktualisasikan
potensi kemanusiaannya secara optimum
konselor melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling kepada peserta
didik
pelatih/instruktur melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya memberikan pelatihan
teknis kepada peserta didik pada kegiatan
pelatihan
tenaga perpustakaan melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya melaksanakan
pengelolaan sumber belajar di perpustakaan
tenaga laboratorium melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya
membantu
guru
mengelola
kegiatan
praktikum
di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
68
Kriteria
laboratorium
j. teknisi sumber belajar melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya mempersiapkan,
merawat, memperbaiki sarana dan prasarana
pembelajaran
k. tenaga administrasi melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dalam pelayanan
administratif
l. tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dalam memberikan
layanan kebersihan lingkungan.
Bidang Sarana 1. Sekolah menetapkan kebijakan program secara
dan Prasarana
tertulis mengenai pengelolaan sarana dan
prasarana
2. Program pengelolaan sarana dan prasarana
mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana
dalam hal:
a. merencanakan,
memenuhi,
mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan
b. mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan
sarana dan prasarana agar tetap mendukung
proses pendidikan;
c. melengkapi fasilitas pembelajaran pada
setiap tingkat kelas di sekolah
d. menyusun skala prioritas pengembangan
fasilitas sesuai tujuan pendidikan, kurikulum
masing-masing tingkat;
e. pemeliharaan semua fasilitas fisik dan
peralatan dengan memperhatikan kesehatan
dan keamanan lingkungan
f. Seluruh program pengelolaan sarana dan
prasarana
pendidikan
disosialisasikan
kepada pendidik, tenaga kependidikan dan
peserta didik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
69
Kriteria
3. Pengelolaan sarana prasarana sekolah:
a. direncanakan secara sistematis, selaras
dengan pertumbuhan kegiatan akademik
dengan mengacu Standar Sarana dan
Prasarana
b. dituangkan dalam rencana pokok (master
plan)
yang
meliputi
gedung
dan
laboratorium serta pengembangannya
4. Pengelolaan perpustakaan sekolah perlu:
a. menyediakan
petunjuk
pelaksanaan
operasional peminjaman buku dan bahan
pustaka lainnya
b. merencanakan fasilitas peminjaman buku
dan bahan pustaka lainnya sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan pendidik
c. membuka pelayanan minimal enam jam
sehari pada hari kerja
d. melengkapi fasilitas peminjaman antar
perpustakaan, internal maupun eksternal
e. menyediakan pelayanan peminjaman dengan
perpustakaan dari sekolah lain baik negeri
maupun swasta
5. Pengelolaan laboratorium
dikembangkan
sejalan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dilengkapi dengan manual yang
jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang
dapat menimbulkan kerusakan.
6. Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan
ekstra-kurikuler
disesuaikan
dengan
perkembangan
kegiatan
ekstra-kurikuler
peserta didik dan mengacu pada Standar
Sarana dan Prasarana.
Bidang
1. Sekolah menyusun pedoman pengelolaan
Keuangan dan
biaya investasi dan operasional yang mengacu
Pembiayaan
pada Standar Pembiayaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
Budaya
dan
Lingkungan
Sekolah
70
Kriteria
2. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional Sekolah mengatur :
a. sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah
dana yang dikelola
b. penyusunan dan pencairan anggaran, serta
penggalangan dana di luar dana investasi
dan operasional
c. kewenangan dan tanggungjawab kepala
sekolah dalam membelanjakan anggaran
pendidikan sesuai dengan peruntukannya
d. pembukuan
semua
penerimaan
dan
pengeluaran serta penggunaan anggaran,
dilaporkan kepada komite sekolah serta
institusi di atasnya
3. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional sekolah diputuskan komite sekolah
dan ditetapkan kepsek, mendapat persetujuan
dari institusi di atasnya.
4. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional sekolah disosialisasikan kepada
seluruh warga sekolah untuk menjamin
tercapainya
pengelolaan
dana
secara
transparan dan akuntabel.
1. Sekolah menciptakan suasana, iklim dan
lingkungan pendidikan yang kondusif untuk
pembelajaran yang efisien dalam prosedur
pelaksanaan.
2. Prosedur pelaksanaan penciptaan suasana,
iklim dan lingkungan pendidikan
3. berisi prosedur tertulis mengenai informasi
kegiatan penting minimum yang akan
dilaksanakan
4. memuat judul, tujuan, lingkup, tanggung
jawab dan wewenang, serta penjelasannya
5. diputuskan kepsek dalam rapat dewan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Outputs
Komponen
71
Kriteria
pendidik.
6. Sekolah menetapkan pedoman tata-tertib
7. tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta
didik,
termasuk
dalam
hal
menggunakan dan memelihara sarana dan
prasarana pendidikan
8. petunjuk, peringatan dan larangan dalam
berperilaku di Sekolah, pemberian sangsi bagi
warga yang melanggar tata tertib.
9. Tata tertib sekolah ditetapkan kepala sekolah
melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan masukan komite sekolah
dan peserta didik.
10. Sekolah menetapkan kode etik warga sekolah
yang memuat norma tentang:
a. hubungan sesama warga di dalam
lingkungan sekolah dan hubungan antara
warga sekolah dengan masyarakat
b. sistem yang dapat memberikan penghargaan
bagi yang mematuhi dan sangsi bagi yang
melanggar
11. Kode etik sekolah ditanamkan kepada seluruh
warga sekolah untuk menegakkan etika
sekolah
12. Sekolah memiliki program yang jelas untuk
meningkatkan kesadaran beretika bagi semua
warga sekolahnya.
Program
1. Memiliki
program
pengawasan
dan
pengawasan
sosialisasi
2. Pelaksanaan pengawasan
3. Isi/sasaran kepengawasan
Evaluasi diri
Pelaksanaan kegiatan evaluasi diri.
Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga
pendayagunaan kependidikan
pendidik dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tahap
Komponen
72
Kriteria
tenaga
kependidikan
Akreditasi
Pelaksanaan persiapan bahan yang diperlukan
sekolah
untuk akreditasi sekolah oleh BAS
Sumber: Peraturan Pemerintah tentang Standar Pengelolaan No 19 Tahun 2007
G. Validasi Data
Untuk memvalidasi data peneliti akan menggunakan triangulasi data,
triangulasi merupakan salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji
keabsahan hasil penelitian. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006:331).
Agar temuan dan interpretasi yang diperoleh itu benar tentang data yang
diberikan oleh responden terkait dengan penelitian ini yang akan melakukan
penelitian di SMA Bruderan Purworejo. Untuk itu peneliti akan melakukan
pemeriksaan keabsahan data dengan cara mengkonfirmasikan hasil analisis data
dengan sumber data. Hal ini dimaksudkan agar mendapatkan pengukuhan akan
kredibilitas temuan penelitian. Secara lebih detail, yang dimaksud dengan
triangulasi dengan sumber data adalah membandingkan dan mengecek baik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang
berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan: 1) membandingkan data
hasil pengamatan dengan hasil wawancara, 2) membandingkan apa yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
dikatakan orang di depan umum dengan apa yang di katakan secara pribadi, 3)
membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, 4) membandingkan keadaan dan
perspektif seseorang dengan berbagai pandapat dan pandangan orang lain seperti
rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang yang berada
dan orang pemerintahan, 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan. Untuk memperoleh data yang valid hasil dari
perbandingan antara wawancara dan studi dokumen diharapkan memiliki
kesamaan. (Moleong 2006:330). Triangulasi sumber data juga memberi
kesempatan untuk dilakukannya hal-hal sebagai berikut: 1) penilaian hasil
penelitian dilakukan oleh responden, 2) mengoreksi kekeliruan oleh sumber data,
3) menyediakan tambahan informasi secara sukarela, 4) memasukkan informan
dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan untuk mengikhtisarkan
sebagai langkah awal analisis data, 5) menilai kecukupan menyeluruh data yang
dikumpulkan (Moleong 2006:335-336)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Hasil Penelitian
1.
Temuan Lapangan SMA Bruderan Purworejo
SMA Bruderan terletak di tengah-tengah kota yang sangat strategis,
mudah dijangkau dari berbagai arah. Lingkungan yang tenang, jauh dari
pusat keramaian dan perbelanjaan namun berdekatan dengan Biara Bruder
Karitas, Biara Suster PBHK, SMP Bruderan, Gereja Katolik dan Universitas
Muhamamadiyah, menjadikan SMA Bruderan Purworejo sebagai tempat
belajar yang nyaman. SMA Bruderan juga didukung dengan tanamantanaman pelindung dan tanaman hias yang mengelilinggi gedung sekolah
dan menambah suasana segar dan nyaman untuk belajar.
SMA Bruderan merupakan salah satu karya dari tarekat Bruder
Karitas di bawah Yayasan Pius. Karya yang memberi tempat kepada anak
muda
untuk
mengembangkan
diri
dalam
bidang
intelektual
dan
kemanusiaan. SMA Bruderan dulunya bernama SPG Bruderan, SPG
Bruderan berdiri pada tahun 1952 yang pada saat itu masih bernama SGA.
Pada tanggal 4 Juli 1988, SPG Bruderan beralih fungsi menjadi SMA
Bruderan. Jatuhnya pilihan pada alih fungsi menjadi SMA Bruderan didasari
atas berbagai pertimbangan, antara lain: misi Yayasan dan Keuskupan
Purwokerto untuk mendidik calon guru masih dapat dilanjutkan walaupun
74
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
secara tidak langsung. SMA adalah sekolah umum sehingga masih terbuka
lebar anak-anak untuk menentukan pilihan untuk masa depannya. Dengan
arahan, motivasi dan dorongan dari para guru diharapkan lulusan SMA
Bruderan Purworejo banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi pada
Fakultas Keguruan. Alasan lain adalah pada saat itu untuk menjadi Sekolah
Kejuruan baik sarana maupun tenaga masih jauh dari mencukupi, untuk itu
SPG Bruderan memutuskan untuk beralih menjadi SMA dan bukan SMK.
SMA Bruderan menerima siswa tanpa membeda-bedakan asal-usul,
sekolah selalu terbuka bagi siapa saja untuk mengembangkan diri. Sekolahsekolah Bruderan Karitas mempunyai tujuan yakni ingin memperbaiki
kualitas kehidupan dengan perhatian terhadap keseluruhan pembinaan kaum
muda sesuai semangat Bruder Karitas. Bruderan Purworejo adalah sekolah
Katolik yang menjadi agen perubahan di Kabupaten Purworejo. SMA
Bruderan Purworejo ini tidak hanya berkutat pada persoalan akademis
semata, tetapi mencari cara bagaimana membentuk siswa yang unggul
intelektual dan bermoral. Sebagai suatu lembaga pendidikan yang tugas
pokoknya
menyelenggarakan
proses
pembelajaran,
SMA
Bruderan
Purworejo selalu berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan
kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah.
Tahun ajaran 2007/2008 SMA Bruderan Purworejo menerapkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) secara serentak untuk kelas X,
XI dan XII. Selanjutnya tahun ajaran 2009/2010 menapak jenjang status di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
atasnya yaitu memulai dengan rintisan sekolah kategori mandiri (RSKM)
lebih menyempurnakan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP). Salah satu sekolah swasta di Kabupaten Purworejo ini berlokasi di
Jalan.KH.Wahid Hasyim No. 6 Purworejo. SMA Bruderan memiliki luas
tanah 20.820 m² dengan luas bangunan 4.625 m² dan luas halaman 720 m².
Saat ini SMA Bruderan Purworejo terakreditasi A dan memiliki 317 siswa
serta 33 tenaga pengajar.
2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Bruderan Purworejo
a. Visi
Membentuk manusia Pancasilais sejati yang cerdas, terampil dan siap
mengamalkan nilai-nilai luhur kemanusiaan dengan bertumpu pada
kedisiplinan yang dijiwai semangat cinta kasih.
b. Misi
1) Membiasakan hidup yang dijiwai nilai-nilai luhur pancasila.
2) Menumbuhkembangkan pelayanan pendidikan secara demokratis.
3) Menciptakan kondisi yang mendorong perkembangan peserta didik
menjadi manusia cerdas.
4) Memberi pelayanan untuk perkembangan bakat dan ketrampilan
secara maksimal.
5) Membiasakan hidup disiplin dalam semangat cinta kasih.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
6) Menggalang kerja sama dengan berbagai pihak guna menunjang
tercapainya tujuan sekolah.
c. Tujuan.
1) Mendidik generasi muda agar beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, serta memiliki sikap toleransi dalam kebhinekaan.
2) Mendidik generasi muda agar memiliki sikap disiplin terhadap
waktu.
3) Mendidik generasi muda agar memiliki semangat cinta kasih
terhadap diri sendiri, sesama, lingkungan alam dan tanah air.
4) Mendidik generasi muda agar menerapkan nilai-nilai kejujuran,
keadilan, kebebasan, tanggunjawab, kemandirian, persaudaraan dan
perdamaian.
5) Mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup secara demokratis
dalam masyarakat.
6) Mendidik generasi muda agar menjadi manusia yang sanggup
menghargai prestasi oranglain demi kesejahteraan umum.
7) Mempersiapkan peserta didik agar mampu menjadi pemimpin bangsa
yang tetap berpedoman pada ajaran luhur bangsa.
8) Mempersiapkan dan mendidik generasi muda agar memiliki
kecerdasan dan sikap sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
9) Memberi bekal peserta didik agar dapat mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
10) Mendidik anak bangsa agar memiliki berbagai ketrampilan yang
berguna bagi hidupnya di masyarakat.
11) Mempersiapkan peserta didik agar dapat melanjutkan ke perguruan
tinggi.
d. Motto
Dalam Kasih Berwawasan Kebangsaan Menuju Kemandirian
3. Fasilitas Sekolah
a. Lingkungan Sekolah yang bersih, sejuk dan nyaman.
b. Aula yang luas.
c. Laboratorium Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa, Komputer.
d. Perpustakaan yang dilengkapi dengan internet gratis.
e. Menara tower panjat dinding.
f. Peralatan kesenian dan olahraga memadai.
g. Muatan Lokal Budidaya ikan dan Kekharitasan
h. Ketrampilan: Teknologi pengolahan dan elektronika.
i. Sanggar Pramuka.
j. UKS dan Dokter Jaga
k. Peralatan Kesenian dan Olahraga yang memadai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
4. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa di luar jam belajar
kurikulum standar. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat
mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di
luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah
maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran
sekolah. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada
seni, olahraga, pengembangan kepribadian dan kegiatan lain yang bertujuan
positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri.
SMA Bruderan Purworejo memiliki 12 pilihan ekstrakurikuler antara lain:
ekstrakurikuler bola basket, bola volley, mountainering, jurnalistik, sepak bola,
pencak silat, tari jawa, kulintang, karawitan, kepramukaan, bulutangkis dan band.
Para siswa dibebaskan untuk memilih ekstrakurikuler yang sesuai dengan hobi
dan bakat mereka. Dari awal mereka menjadi warga SMA Bruderan, para siswa
sudah dikenalkan dengan berbagai macam ekstrakurikuler yang ada di SMA
Bruderan. Salah satu pengenalannya adalah melalui tes wawancara masuk yaitu
guru akan bertanya pada siswa mengenai hobi dan minat mereka. Siswa yang
memiliki hobi di bidang non akademik kemudian dengan arahan guru akan dapat
memilih ekstrakurikuler yang sesuai dengan hobi mereka. Yang kedua adalah
SMA Bruderan mengenalkan berbagai jenis ekstrakurikuler melalui kegiatan
Masa Orientasi Siswa atau MOS.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
Dari beberapa jenis ekstrakurikuler yang ada di SMA Bruderan, terdapat
ekstrakurikuler yang masih sangat baru yaitu ekstrakurikuler Perfilman. Salah
satu siswa SMA Bruderan dan sekarang sudah menjadi alumni pernah menjuarai
lomba film dokumenter antar siswa SMA sekabupaten Purworejo. Hal inilah
yang kemudian momotivasi sekolah untuk mengembangkan bakat anak didiknya
melalui dunia perfilman. Sekolah kemudian memfasilitasi siswa agar kelak SMA
Bruderan Purworejo dapat meraih juara film dokumenter untuk kali kedua.
SMA Bruderan selalu mendukung aspirasi dan juga kebebasan siswa
dalam memilih ekstrakurikuler yang mereka minati. Dengan kebebasan itu
diharapkan peserta didik dapat menyalurkan bakatnya secara maksimal dan
optimal untuk membawa nama baik sekolah terlebih Kabupaten Purworejo.
5. Jumlah Siswa SMA Bruderan Purworejo Tahun Ajaran 2012/2013
Jumlah peserta didik di SMA Bruderan dari tahun ke tahun mengalami
penurunan, untuk tahun ajaran 2012/2013 SMA Bruderan hanya memiliki jumlah
siswa sebanyak 317 siswa. Mindset masyarakat Purworejo terhadap sekolah
swasta masih sangat sempit, bahkan banyak masyarakat yang lebih memilih
sekolah negeri yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya daripada harus sekolah
di SMA swasta yang terkenal mahal. Berikut adalah tabel jumlah siswa SMA
Bruderan Purworejo.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 4.1 Data siswa SMA Bruderan Purworejo Tahun Ajaran 2012/2013
JML
Kelas
JML
Kelas
JML
X1
23
XI BHS
17
XII BHS
16
X2
22
XI IPA
21
XII IPA 1
23
X3
24
XI IPS 1
22
XII IPA 2
21
X4
21
XI IPS 2
24
XII IPS 1
27
XII IPS 2
28
XII IPS 3
28
JML
143
JML
90
JML
84
JUMLAH
Kelas
317
Sumber: Data siswa SMA Bruderan Tahun Ajaran 2012/2013
81
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
6. Struktur Organisasi Sekolah
Berikut adalah struktur organisasi SMA Bruderan Tahun ajaran 2012/2013.
Yayasan Pius
Depdikbud
Kepala Sekolah
Drs. Waluya
Komite Sekolah
Koordinator TAS
Waka Urs.
Waka Urs.
Waka Urs. Sarpras
Waka Urs
Kurikulum
Kesiswaan
Drs. MT
Humas
B. Sutasmadi, S.Pd
L. Gien S, BA
Pangarso
Alb. Suhadi
Staf
Pembina
Pembina
Kurikulum
OSIS
Ekskul
Perpus
Lab
Layanan Khusus
Wali Kelas
Pembina
Pembina
Pramuka
KIR/OSN
Guru
Guru BK
Staf
Humas
Koordinator
Kegiatan
Peserta didik
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi SMA Bruderan Purworejo Tahun Ajaran 2012/2013
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
7. Tenaga Pendidik di SMA Bruderan Purworejo
Sebagian besar staf pengajar berlatar belakang Sarjana dari disiplin ilmu
yang sesuai dan berstatus sebagai tenaga pengajar dipekerjakan atau DPK, Guru
Tetap Yayasan atau GTY dan Guru Tidak Tetap atau GTT. Saat ini SMA
Bruderan memiliki 33 tenaga pengajar dan 10 pegawai dengan rincian 16 tenaga
pengajar tetap yayasan atau GTY, 3 tenaga pengajar dipekerjakan atau DPK, 14
tenaga pengajar tidak tetap atau GTT, 6 pegawai tetap yayasan atau PTY dan 4
pegawai tidak tetap atau PTT.
8. Ruang di SMA Bruderan Purworejo
Sekolah swasta yang berlokasi di Jalan KH.Wahid Hasyim No. 6
Purworejo ini memiliki luas tanah 20.820 m² dengan luas bangunan 4.625 m².
Luas halaman 720 m² dan peresmian dari gedung sekolah ini adalah pada tanggal
20 Mei 1985. Saat ini SMA Bruderan Purworejo sudah tidak diperbolehkan
untuk membangun gedung oleh pemerintah karena akan mengurangi ruang
terbuka sekolah.
B. Analisis Data
1. Data Antecedents
a. Visi Sekolah SMA Bruderan Purworejo
Untuk memperoleh data antecedents, peneliti mewawancarai waka
kurikulum yaitu Bapak Benedictus Sutasmadi dan juga Kepala Sekolah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
yaitu Bapak Waluya. Berdasarkan hasil wawancara dan juga hasil
dokumentasi menunjukkan bahwa dari kriteria antecedents pada visi
sekolah, SMA Bruderan Purworejo memiliki visi sekolah yang dirumuskan
sebagai cita-cita bersama seluruh warga sekolah yaitu membentuk manusia
Pancasilais sejati yang cerdas, terampil dan siap mengamalkan nilai-nilai
luhur kemanusiaan dengan bertumpu pada kedisiplinan yang dijiwai
semangat cinta. Setelah sekolah melakukan evaluasi dan peninjauan
rumusan visi SMA Bruderan telah mengalami perubahan dari tahun ajaran
2010/2011. Bapak Sutasmadi selaku pemangku kepentingan dalam Bidang
Kurikulum menjelaskan bahwa dalam rumusan visi, sekolah mengacu pada
peserta didik agar dapat menjadi manusia cerdas, kreatif, mandiri dan
bertanggung jawab. Rumusan visi tidak hanya dibuat untuk peserta didik
tetapi juga untuk staf pengajar. Ini dimaksudkan agar guru dapat melayani
peserta didik dengan nilai luhur kemanusiaan yang disiplin dan dengan
semangat cinta kasih. Tanpa visi, sekolah tidak mempunyai arahan yang
jelas, tidak mempunyai cara yang tepat dalam melangkah ke masa depan
dan tidak memiliki komitmen hal inilah yang menjadikan visi sebagai dasar
program pokok bagi SMA Bruderan. Waka Kurikulum menyebutkan, para
guru harus mampu mendidik siswa dengan kreatif dan terinspirasi dalam
berinovasi dalam menciptakan model pembelajaran yang baru dan inovatif
yang dapat memotivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran
yang nantinya akan menjadi bekal pada saat mereka lulus dari SMA. Staf
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85
pengajar harus dapat memberikan inspirasi dan memotivasi bagi seluruh
peserta didik dan seluruh warga sekolah dan masyarakat untuk bekerja
dengan penuh semangat dan antusias. Pertanyaan peneliti tentang visi
sekolah apakah dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah
dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di
atasnya serta visi pendidikan nasional dijawab oleh narasumber bahwa visi
sekolah harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional tetapi
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat yang dilayani dan
selalu merujuk pada amanat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional.
Dalam wawancara dengan sebagian guru di SMA Bruderan
Purworejo menunjukkan bahwa visi SMA Bruderan Purworejo tidak selalu
dirumuskan berdasar masukan seluruh warga sekolah melainkan hanya
guru yang berkepentingan seperti guru yang menjabat sebagai Waka
Bidang Kurikulum. Dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi
walaupun visi sekolah tidak selalu dirumuskan berdasarkan masukan
seluruh tenaga pendidik di sekolah namun KTSP termasuk visi, misi dan
tujuan sekolah selalu diputuskan dalam rapat dewan pendidik yang
dipimpin Kepala Sekolah dengan memperhatikan masukan komite sekolah.
Hal lain yang ditakutkan oleh sekolah adalah apabila tidak melibatkan
komite sekolah, KTSP tidak akan dapat di validasi dan diverifikasi oleh
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota.
KTSP
dan
tidak
dapat
di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86
implementasikan disekolah yang akan menghambat proses belajar
mengajar di sekolah ini. Hal lain seperti cara sekolah mensosialisasikan
visi, agar dapat diketahui oleh seluruh warga sekolah, sekolah
menyampaikan pada saat para guru dan pihak yang berkepentingan
mengikuti In House Training atau IHT. KTSP kemudian ditinjau,
dirumuskan kembali secara berkala sesuai perkembangan dan tantangan di
masyarakat (visi, misi tujuan sekolah) yang dicakup dalam rumusan KTSP.
Hal ini terbukti dari adanya dokumen KTSP yang di dapatkan peneliti dari
tahun ajaran 2008/2009 sampai dengan tahun ajaran 2012/2013. Dalam
dokumen KTSP nampak jelas bahwa KTSP selalu ditinjau dan di evaluasi
secara berkala. Perumusan visi mengalami perubahan dari tahun ajaran
2010/2011, walaupun apabila dilihat dari intinya hampir sama.
Tabel 4.2 Perbandingan perbedaan rumusan visi SMA Bruderan Purworejo
Rumusan visi tahun ajaran
Rumusan visi tahun ajaran
≤ 2009/2010
2010 s.d sekarang
Bertumpu pada kedisiplinan yang Membentuk manusia Pancasilais sejati
dijiwai semangat cinta kasih menuju yang cerdas, terampil dan siap
terbentuknya manusia Pancasilais yang mengamalkan
nilai-nilai
luhur
cerdas,
terampil
dan
siap kemanusiaan dengan bertumpu pada
mengamalkan
nilai-nilai
luhur kedisiplinan yang dijiwai semangat cinta
kemanusiaan
kasih.
Sumber: KTSP SMA Bruderan Purworejo
Visi ini mengalami perubahan karena sekolah perlu berkembang dan
berinovasi sesuai dengan semangat zaman dan spirit institusi pendidikan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87
Di dalam kriteria visi ini terdapat satu kriteria yang tidak sesuai dengan
standar pengelolaan pendidikan yaitu visi sekolah tidak selalu dirumuskan
berdasar masukan seluruh warga sekolah melainkan hanya guru yang
berkepentingan seperti guru yang menjabat sebagai waka bidang
kurikulum.
b. Misi Sekolah SMA Bruderan Purworejo
Dalam
misi
sekolah,
indikator
standar
pengelolaan
yang
menyebutkan bahwa misi sekolah harus memberikan arah dalam
mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, SMA
Bruderan telah memenuhi standar tersebut. Sekolah menggunakan misi
sebagai alat yang dapat memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah
yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, misi sekolah SMA
Bruderan merupakan operasionalisasi dari visi. Misi SMA Bruderan dari
tahun ajaran 2008/2009 sampai dengan tahun ajaran 2012/2013 tidak
mengalami banyak perubahan, hal ini nampak dari dokumen KTSP
sekolah. Perumusan misi mengalami perubahan hanya pada tahun ajaran
2010/2011 yaitu rumusan misi sekolah hanya terdapat lima poin sedangkan
untuk tahun ajaran 2008, 2009, 2011, 2012, 2013 misi SMA Bruderan
mencantumkan enam poin misi. Berikut adalah tabel perbandingannya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
Tabel 4.3 Perbandingan perbedaan rumusan misi SMA Bruderan Purworejo
Rumusan misi tahun ajaran
2010/2011
Rumusan misi tahun ajaran 2008/2009,
2009/2010, 2011/2012, 2012/2013
Membiasakan hidup yang dijiwai
1)
nilai-nilai luhur pancasila.
Menumbuhkembangkan
pelayanan
2)
pendidikan secara demokratis.
Menciptakan
kondisi
yang
3)
mendorong perkembangan peserta
didik menjadi manusia cerdas.
Memberi
pelayanan
untuk
4)
perkembangan bakat dan ketrampilan
secara maksimal.
Membiasakan hidup disiplin dalam
5)
semangat cinta kasih.
Membiasakan hidup yang dijiwai nilainilai luhur pancasila.
Menumbuhkembangkan
pelayanan
pendidikan secara demokratis.
Menciptakan kondisi yang mendorong
perkembangan peserta didik menjadi
manusia cerdas.
Memberi
pelayanan
untuk
perkembangan bakat dan ketrampilan
secara maksimal.
Membiasakan hidup disiplin dalam
semangat cinta kasih.
6) Menggalang kerja sama dengan berbagai
pihak guna menunjang tercapainya
tujuan sekolah.
Sumber: KTSP SMA Bruderan Purworejo
Misi SMA Bruderan merupakan tujuan sekolah yang akan dicapai
dalam jangka pendek dan jangka panjang. Peneliti berkesempatan
memperoleh dokumen KTSP SMA Bruderan yang dapat digunakan
sebagai alat penelitian, berdasarkan hasil dokumentasi misi sekolah yang
menekankan kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang
diharapkan sekolah tertuang dalam misi SMA Bruderan tahun ajaran
2012/2013 pada poin ke empat yaitu: memberi pelayanan untuk
perkembangan bakat dan ketrampilan secara maksimal. Misi SMA
Bruderan memuat pernyataan umum dan khusus berkaitan dengan program
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan waka bidang kurikulum
untuk misi poin 1-3 merupakan pernyataan umum dan misi poin 4-6
merupakan pernyataan khusus. KTSP selalu dirapatkan dan melibatkan
persetujuan komite sekolah. “Kami menyusun KTSP berdasarkan masukan
dari komite sekolah dan dewan guru” begitulah penegasan dari Bapak
Sutasmadi. Dalam kriteria misi terdapat sembilan kriteria dan satu kriteria
tidak sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. Kriteria yang tidak
sesuai tersebut adalah kriteria misi yang menjadi dasar program pokok
sekolah. Kriteria ini tidak sesuai karena yang menjadi dasar program pokok
SMA Bruderan adalah visi.
c. Tujuan Sekolah SMA Bruderan Purworejo
Pada kriteria tujuan sekolah dari hasil wawancara dan dokumentasi,
tujuan sekolah SMA Bruderan menggambarkan tingkat kualitas yang
dicapai di jangka menengah dan berkelanjutan, hal ini terpapar dari
penjelasan Waka Bidang Kurikulum yang menyebutkan bahwa tujuan
sekolah pada poin ke tujuh yaitu: mempersiapkan peserta didik agar dapat
melanjutkan ke Perguruan Tinggi, merupakan gambaran tingkat kualitas
yang dicapai dalam jangka menengah dan berkelanjutan. Tujuan SMA
Bruderan mengacu visi, misi, tujuan pendidikan nasional dan relevan
dengan kebutuhan masyarakat, hal ini nampak dalam wawancara peneliti
dengan
narasumber.
Narasumber
menjelaskan
bahwa
kebutuhan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
masyarakat di Kabupaten Purworejo khususnya peserta didik SMA
Bruderan adalah beragam, menginggat peserta didik tidak hanya berasal
dari Kabupaten Purworejo saja melainkan berasal dari Kabupaten, Kota
dan Provinsi lain. Untuk itu sekolah perlu mengakomodir masukan dari
orangtua ataupun wali peserta didik.
Indikator selanjutnya mengenai tujuan sekolah yang harus mengacu
pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan
pemerintah dijawab oleh Waka Kurikulum bahwa tujuan sekolah SMA
Bruderan dirumuskan berdasarkan faktor-faktor kunci keberhasilan yang
dilakukan setelah penetapan visi dan misi sekolah yang mengacu pada
standar kompetensi lulusan untuk tiap-tiap mata pelajaran yang ditetapkan
sekolah dan Pemerintah. Poin tujuan sekolah yang mengacu pada standar
kompetensi lulusan terdapat dalam poin 8 yaitu: memberikan bekal kepada
peserta didik agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Berdasarkan hasil dokumentasi terlihat jelas bahwa tujuan SMA
Bruderan mengakomodasi masukan pihak komite sekolah dan diputuskan
rapat dewan pendidik yang dipimpin Kepala Sekolah setiap tahunnya.
Tujuan SMA Bruderan disosialisasikan pada warga sekolah, yaitu para
guru dan segenap pihak yang berkepentingan pada saat In House Training.
“Alur In House Training itu, setelah para guru melewati sesi pengenalan
awal mengenai KTSP langsung dilanjutkan ke sesi workshop. Inti dari
kegiatan workshop itu sendiri adalah memberikan sosialiasi dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
pelaksanaan perangkat mengajar yang tentunya sesuai dengan pedoman
KTSP yang telah diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Kepala
sekolah dan para guru kemudian di berikan format penyusuan KTSP dan
format penyusunan silabus juga Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk
diujicobakan
penyusunannya
dan
mendikuskusikan
dengan
narasumber bagaimana penyusunan yang baik. Sehingga apabila ada guru
yang belum paham bisa dapat langsung mendapatkan jawaban dari sumber
yang dapat dipercaya. Tujuan sekolah SMA Bruderan selalu dievaluasi dan
ditinjau secara berkala, hal ini nampak dalam dokumen KTSP sekolah
tahun ajaran 2008/2009 dan 2009/2010 tujuan sekolah mengalami banyak
perubahan. Dan sejak tahun ajaran 2011/2012 sampai saat ini tujuan
sekolah belum mengalami perubahan lagi.
Berikut adalah tabel
perbandingannya.
Tabel 4.4 Perbandingan perbedaan rumusan tujuan sekolah SMA Bruderan
Purworejo.
Rumusan tujuan sekolah tahun
ajaran ≤ 2009/2010
Rumusan tujuan sekolah tahun ajaran
2011/2012 s.d sekarang
Mendidik generasi muda agar
mampu menjadi manusia yang
sanggup
memperjuangkan
kesejahteraan umum
Mendidik generasi muda agar
mampu menjaga tegaknya kejujuran,
keadilan, kebebasan, tanggungjawab,
Mendidik generasi muda agar beriman,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
memiliki sikap toleransi dalam kebhinekaan.
Mendidik generasi muda agar memiliki sikap
disiplin terhadap waktu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Rumusan tujuan sekolah tahun
ajaran ≤ 2009/2010
92
Rumusan tujuan sekolah tahun ajaran
2011/2012 s.d sekarang
persaudaraan dan perdamaian
Mengembangkan sikap toleransi Mendidik generasi muda agar memiliki
dalam kebhinekaan
semangat cinta kasih terhadap diri sendiri,
sesama, lingkungan alam dan tanah air.
Mendidik generasi muda untuk Mendidik generasi muda agar menerapkan
memiliki
sikap
hidup
yang nilai-nilai kejujuran, keadilan, kebebasan,
berdisiplin terhadap waktu
tanggunjawab, kemandirian, persaudaraan dan
perdamaian.
Mendidik generasi muda untuk Mempersiapkan peserta didik agar mampu
memiliki sikap setian terhadap tata hidup secara demokratis dalam masyarakat.
tertib sosial yang berlaku di dalam
masyarakat
Mendidik generasi muda untuk Mendidik generasi muda agar menjadi
memiliki semangat cinta kasih
manusia yang sanggup menghargai prestasi
oranglain demi kesejahteraan umum.
Mempersiapkan peserta didik untuk Mempersiapkan peserta didik agar mampu
dapat melanjutkan ke Perguruan menjadi pemimpin bangsa yang tetap
Tinggi
berpedoman pada ajaran luhur bangsa.
Memberikan bekal kepada peserta Mempersiapkan dan mendidik generasi muda
didik
agar
dapat
mengikuti agar memiliki kecerdasan dan sikap sosial
perkembangan ilmu pengetahuan dan dalam kehidupan bermasyarakat.
teknologi
Mempersiapkan peserta didik agar Memberi bekal peserta didik agar dapat
mampu menjadi pemimpin bangsa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
yang dijiwai dan disemangati ajaran dan teknologi.
luhur bangsa
Mendidik anak bangsa agar memiliki Mendidik anak bangsa agar memiliki berbagai
ketrampilan-ketrampilan yang dapat ketrampilan yang berguna bagi hidupnya di
membantu hidupnya di masyarakat
masyarakat.
Mempersiapkan peserta didik untuk Mempersiapkan peserta didik agar dapat
memiliki kecerdasan sosial dalam melanjutkan ke perguruan tinggi.
kehidupan sehari-hari
Mempersiapkan peserta didik agar
nantinya mampu hidup secara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Rumusan tujuan sekolah tahun
ajaran ≤ 2009/2010
93
Rumusan tujuan sekolah tahun ajaran
2011/2012 s.d sekarang
demokratis dalam masyarakat
Sumber: KTSP SMA Bruderan Purworejo
Rumusan tujuan sekolah ini mengalami banyak perubahan karena
harus menyesuaikan dengan visi dan misi sekolah yang juga mengalami
perubahan. Tujuan sekolah dan tujuan sekolah merupakan penjabaran dari
misi, oleh karena itu tujuan harus selaras dengan visi dan misi. Dalam
kriteria tujuan sekolah terdapat lima kriteria dan seluruh kriteria sudah
sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan.
d. Rencana Kerja Sekolah SMA Bruderan Purworejo
Dalam hal Rencana Kerja Sekolah menengah SMA Bruderan
Purworejo peneliti mendapatkan data melalui wawancara dan juga
dokumentasi. Peneliti berkesempatan menanyakan beberapa pertanyaan
mengenai indikator rencana kerja sekolah, salah satunya adalah indikator
tentang rencana kerja sekolah untuk jangka menengah sekolah yang harus
dapat menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat
tahun berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan
komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan. Indikator ini telah
dapat dipenuhi oleh SMA Bruderan Purworejo yang terindikasi bahwa
SMA Bruderan mempunyai rencana kerja sekolah yaitu Rencana Kerja
tahunan atau Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S), rencana
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
ini kemudian dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah, semua
rencana-rencana sekolah ini terdapat dalam dokumen rencana kerja sekolah
SMA Bruderan Purworejo. SMA Bruderan juga memberi kesempatan
kepada narasumber untuk melihat dokumen yang didalamnya dijelaskan
sekolah mengupayakan agar mutu lulusan kami dari tahun ke tahun
semakin baik, dan guru SMA Bruderan berusaha untuk selalu membimbing
para siswa selama tiga tahun dan berharap agar kegiatan belajar mereka di
sekolah bisa optimal sehingga dapat menetaskan lulusan-lulusan yang
unggul. Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa Rencana Kerja SMA
Bruderan selalu dirapatkan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan
sekolah dan selalu melibatkan komite sekolah dan dewan guru yang
bertanggung jawab untuk mengetahui planning sekolah akan seperti apa.
Sementara untuk komite sekolah, SMA Bruderan menjadikan sebagai mitra
sekolah yang bertanggung jawab untuk mengetahui sejauh mana sekolah
berkembang. Dari hasil dokumentasi Rencana Kerja Sekolah SMA
Bruderan dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca pihak-pihak
terkait seperti komite sekolah dan Yayasan Pius. Dokumen selalu
digunakan sebagai acuan dan juga laporan. Rencana Kerja empat tahun dan
tahunan disesuaikan dengan persetujuan rapat dewan pendidik dan
pertimbangan komite sekolah seperti halnya dengan penyusunan KTSP,
berikut adalah penjelasannya “Untuk rumusan rencana kerja sekolah, kami
membuat rincian rencana kerja kemudian di ajukan kepada komite sekolah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
apabila ada kekurangan maka komite sekolah akan meminta sekolah untuk
merevisi dan memperbaiki yang kemudian di dokumentasikan agar dapat
dibaca oleh pihak yang berkepentingan” penjelasan Bapak Sutasmadi.
Rencana Kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian sekolah, kemitraan, partisipasi segenap
warga sekolah, keterbukaan dan akuntabilitas. Dari enam kriteria rencana
kerja, SMA Bruderan memiliki rencana kerja yang sudah sesuai dengan
standar pengelolaan pendidikan.
e. Sistem Informasi Manajemen SMA Bruderan Purworejo
Pada kriteria sistem informasi manajemen, SMA Bruderan belum
memiliki sistem informasi manajemen yang mendukung administrasi
pendidikan. Hal ini nampak dalam wawancara peneliti dengan Kepala
Sekolah SMA Bruderan ”Untuk masalah sistem informasi ini, sekolah baru
akan merealisasikan dalam waktu jangka panjang”. Untuk saat ini SMA
Bruderan baru memiliki akses internet yang hanya diperuntukkan oleh guru
sementara untuk akses internet untuk siswa belum tersedia. Dalam
menyediakan
sistem
informasi
manajemen
yang
baik
sekolah
membutuhkan biaya yang cukup banyak, sedangkan sekolah sendiri dalam
waktu dekat ini baru akan merealisasikan pengolahan sampah yang sudah
direncanakan dari tahun lalu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
f. Kepemimpinan Sekolah SMA Bruderan Purworejo
Kriteria Kepemimpian Sekolah SMA Bruderan secara garis besar
sudah memenuhi kriteria standar pengelolaan pendidikan. Ini terbukti dari
hasil dokumentasi dan juga observasi. SMA Bruderan memiliki seorang
Kepala Sekolah dan empat Wakil Kepala Sekolah, yaitu bidang kurikulum,
bidang kesiswaan, bidang humas dan juga bidang sarana dan prasarana.
Pernyataan ini terdapat dalam struktur organisasi sekolah dan juga buku
pedoman siswa. Sedangkan dari hasil observasi untuk kriteria Kepala
Sekolah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah yaitu apabila dilihat dari dimensi kompetensi
kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi sosial dan kompetensi
kewirausahaan sudah memiliki kompetensi yang cukup baik dalam
mengelola pendidikan. Namun, untuk kompetensi kewirausahaan Kepala
Sekolah berdasarkan hasil wawancara dengan sebagian guru dan karyawan
di
SMA
Bruderan
dapat
disimpulkan
bahwa
untuk
kompetensi
kewirausahaan ini Kepala Sekolah SMA Bruderan masih belum cukup
dalam menciptakan iklim kewirausahaan, ini nampak dari sekolah yang
belum memiliki muatan lokal ataupun pelatihan kewirausahaan bagi siswa
yang difasilitasi sekolah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
97
Data Transaction
a. Pedoman Sekolah SMA Bruderan Purworejo
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi dapat dikatakan
bahwa SMA Bruderan memiliki pedoman sekolah yang memperhatikan
visi, misi dan tujuan sekolah. Pedoman sekolah SMA Bruderan di buat
setelah rumusan visi, misi dan tujuan sekolah disetujui oleh komite
sekolah dan pihak yang berkepentingan. Pedoman sekolah juga di tinjau
dan di evaluasi sesuai kebutuhan sekolah yang dapat digunakan sebagai
petunjuk pelaksanaan operasional bagi seluruh warga sekolah selama satu
semester. Pedoman sekolah ini juga berfungsi untuk mengukur dan
mengontrol kegiatan sekolah dalam satu semester. Pengelolaan KTSP,
kalender pendidikan dan pembagian tugas di SMA Bruderan telah sesuai
dengan standar pengelolaan pendidikan yaitu pada tiap akhir semester dan
lainnya seperti tata tertib sekolah dievaluasi sesuai kebutuhan sekolah.
Dari empat kriteria pedoman sekolah, SMA Bruderan sudah memiliki
pedoman sekolah yang sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan.
b.
Struktur Organisasi SMA Bruderan Purworejo
Struktur Organisasi SMA Bruderan Purworejo berdasarkan hasil
dokumentasi peneliti berisi sistem penyelenggaraan dan administrasi yang
diuraikan jelas dan transparan. Semua pimpinan, pendidik dan tenaga
kependidikan mempunyai uraian tugas, wewenang, tanggung jawab yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
jelas tentang keseluruhan penyelenggaraan administrasi sekolah. Struktur
organisasi memasukkan unsur staf administrasi dengan wewenang dan
tanggungjawab jelas untuk menyelenggarakan administrasi secara optimal
dan ini dievaluasi secara berkala untuk melihat efektifitas mekanisme
kerja pengelolaan sekolah. Struktur organisasi SMA Bruderan di koreksi
di setiap tahun pada awal tahun pelajaran dan di akhir semester dua
sekolah akan mengevaluasi dan dari evaluasi tersebut digunakan sebagai
dasar untuk penyusunan di tahun ajaran baru sebelum masuk ke ajaran
baru. Peninjauan atau evaluasi ini dilakukan pada saat IHT atau In House
Training. Struktur organisasi sekolah SMA Bruderan Purworejo
diputuskan oleh Kepala Sekolah dan mempertimbangkan pendapat komite
sekolah. Dari lima kriteria struktur organisasi sekolah, seluruh kriteria
sudah sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan.
c. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah SMA Bruderan Purworejo
Pelaksanaan Kegiatan Sekolah SMA Bruderan Purworejo dari hasil
wawancara dengan Bapak Sutasmadi
dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan kerja SMA Bruderan selalu berdasar rencana kerja tahunan
yang telah dibuat. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah selalu dilaksanakan oleh
penanggung jawab kegiatan yang telah disepakati dan juga didasarkan
pada ketersediaan sumber daya yang ada misalnya dalam hal rekruitment,
seleksi dan penempatan. Dalam indikator pelaksanaan kegiatan sekolah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
yang menyebutkan kegiatan sekolah yang tidak sesuai dengan rencana
yang sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui rapat dewan
pendidik dan komite sekolah, dijelaskan oleh narasumber bahwa
pelaksanaan-pelaksanaan rencana kerja SMA Bruderan yang tidak sesuai
dengan rencana yang telah dibuat biasanya terjadi karena suatu sebab,
yang kebanyakan dikarenakan oleh hal yang mendesak, misalnya
kunjungan ke panti jompo. Apabila kegiatan tersebut tidak masuk dalam
rencana kerja sekolah maka sekolah akan tetap melaporkan kegiatan
tersebut komite sekolah pada rapat dewan pendidik. Kepala Sekolah
mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan bidang akademik
pada rapat dewan pendidik dan bidang non-akademik pada rapat komite
sekolah dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran sebelum
penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya. Dari empat kriteria
pelaksanaan kegiatan sekolah, semua kriteria sudah sesuai dengan standar
pengelolaan pendidikan.
d. Bidang Kesiswaan SMA Bruderan Purworejo
Di
bidang
kesiswaan,
peneliti
berkesempatan
melakukan
wawancara dengan Ibu Lusia Gien Susiawantiningsih, BA yang menjabat
sebagai Waka Bidang Kesiswaan sekaligus sebagai guru agama Katolik.
Indikator pertama adalah mengenai penyusunan dan penetapan petunjuk
pelaksanaan operasional mengenai proses penerimaan peserta didik untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
kriteria calon peserta didik yaitu berasal dari anggota masyarakat yang
telah lulus dari SMP/MTs, Paket B atau satuan pendidikan lainnya yang
sederajat telah sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. Hal ini
terindikasi dengan adanya petunjuk pelaksanaan operasional mengenai
proses penerimaan peserta didik dari anggota masyarakat yang lulus
SMP/MTs, Paket B/sederajat yang dapat dilihat dalam persyaratan
penerimaan siswa baru, bahkan SMA Bruderan juga menerima lulusan
SMP dengan ijazah paket B. Indikator kedua adalah penerimaan peserta
didik SMA Bruderan Purworejo apakah dilakukan secara obyektif,
transparan dan akuntabel sebagaimana tertuang dalam aturan sekolah
berdasar kriteria hasil ujian nasional bagi SMA/SMK. Indikator ini telah
sesuai karena SMA Bruderan melaksanakan penerimaan calon siswa baru
dengan adil, transparan dan akuntabel tanpa diskriminasi gender, agama,
etnis, status sosial, kemampuan ekonomi dan yang diterima adalah calon
siswa yang sudah lulus ujian nasional SMP, ini terbukti dari beragamnya
peserta didik yang mendaftar di sekolah ini. Indikator ketiga dari standar
pengelolaan pendidikan dalam bidang kesiswaan adalah mengenai
penerimaan siswa yang harus menetapkan jumlah sesuai target dan
mengacu pada Standar Pendidikan Nasional yaitu sesuai dengan daya
tampung sekolah yang di paparkan oleh narasumber bahwa sekolah
menerima peserta didik baru sesuai dengan daya tampung yaitu empat
kelas untuk kelas X, dalam satu kelasnya terdiri dari kurang lebih 25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
siswa. Beliau juga menjelaskan bahwa orientasi siswa di SMA Bruderan
tidak bersifat keras melainkan berupa pengenalan secara lebih dalam
dengan seluruh warga sekolah baik itu guru, karyawan dan kakak tingkat.
Sekolah menekankan pengenalan terhadap lingkungan sekolah agar lebih
dekat dengan guru, karyawan dan juga kakak tingkat. ”Kami tidak mau
sudah berbulan-bulan sekolah disini tapi masih bertanya ibu itu namanya
siapa, atau menyapa dengan sapaan mata pelajarannya seperti pak
ekonomi dan sebagainya, kami mau agar seluruh siswa baru itu mengenal
dengan betul siapa-siapa saja guru maupun karyawan yang ada di sekolah
ini”. Dalam indikator standar pengelolaan bidang kesiswaan tentang
bimbingan konseling, setiap 15-20 siswa mendapat bimbingan konseling
dari tenaga BK dan tercantum dalam dokumen pedoman sekolah yang
menjelaskan peraturan siswa dalam mendapatkan bimbingan dari guru
BK.
SMA Bruderan memiliki beragam kegiatan ekstrakurikuler yang
melibatkan tenaga professional dari luar sekolah. Sekolah sangat
mendukung bakat siswa dengan mengembangkannya melalui kegiatan
ekstrakurikuler. Dalam pembinaannya sekolah tidak mengambil dari guru
kelas sebagai pelatih ekstrakurikuler, salah satu ekstrakurikuler yang
dibina langsung oleh tenaga professional adalah ekstrakurikuler teater
yang dilatih oleh pelatih professional yang di datangkan langsung dari
dinas kesenian Purworejo. Indikator standar pengelolaan pendidikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102
dalam bidang kesiswaan yang selanjutnya adalah mengenai pelacakan
alumni. SMA Bruderan selalu melakukan komunikasi pada alumni baik
melalui jejaring sosial seperti facebook atau email. Dari sembilan kriteria
bidang kesiswaan, nampak jelas bahwa seluruh kriteria dalam bidang
kesiswaan ini sudah sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan.
e. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran SMA Bruderan Purworejo
Dalam Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran berdasarkan
hasil dokumentasi, SMA Bruderan menyusun KTSP dan dalam
penyusunan KTSP memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Isi
dan
peraturan
pelaksanaannya.
Peneliti
juga
berkesempatan
mewawancarai Waka Bidang Kurikulum yaitu Bapak Benedictus
Sutasmadi, S.Pd untuk menanyakan hal-hal yang terkait dengan
kurikulum dan kegiatan sekolah, diantaranya adalah indikator yang
menyebutkan bahwa KTSP Sekolah seharusnya dikembangkan sesuai
dengan kondisi sekolah, potensi atau karakteristik daerah, sosial budaya
masyarakat setempat dan peserta didik. Narasumber menjelaskan bahwa
dari awal penyusunan KTSP, semua guru telah mempunyai dan
mempelajari pedoman pembuatan KTSP dari Dinas Pendidikan. Kondisi
atau karakteristik dari Kabupaten Purworejo ini dikembangkan sesuai
dengan keadaan atau profil di Purworejo yaitu SDM dari Bapak Ibu Guru
dan juga kondisi sekolah. Potensi/karakteristik daerah Kabupaten
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
Purworejo, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik adalah
sangat beragam sekaligus memiliki rentang yang jauh yaitu keadaan
ekonomi siswa dari low input sampai high input, kemudian dari letak
geografis siswa yang beragam dan juga asal daerah siswa yang berasal
dari desa, kota, luar provinsi dari berbagai suku, ras dan agama. Kepala
Sekolah mempertanggungjawabkan tersusunnya KTSP dan Wakil Kepala
SMA Bruderan bidang kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan
penyusunan KTSP. Setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus tiap
mata pelajaran yang diampunya sesuai Standar Isi, Standar Kompetensi
Lulusan dan Panduan Penyusunan KTSP, berdasarkan hasil dokumentasi
dan ini tertuang dalam buku panduan guru. Dalam penyusunan silabus
sebagian besar dari tenaga pendidik SMA Bruderan mengikuti Kelompok
Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP).
Dalam penyusunan KTSP SMA Bruderan Purworejo dikoordinasi,
disupervisi dan difasilitas oleh Dinas Pendidikan Provinsi yang
bertanggungjawab di bidang pendidikan. Penyusunan KTSP Pendidikan
Agama (PA) dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor
Wilayah Departemen Agama. Sekolah menyusun kalender pendidikan
meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler
dan hari libur dan kalender pendidikan didasarkan Standar Isi. Kalender
pendidikan berisi pelaksanaan aktivitas sekolah satu tahun, dirinci secara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
semesteran, bulanan dan mingguan. Kalender pendidikan SMA Bruderan
di sosialisasikan di awal tahun tepatnya pada saat IHT berdasarkan
sumber dari dinas pendidikan provinsi, Yayasan dan Keuskupan
Purwokerto. Kalender Akademik ini kemudian ditetapkan Kepala
Sekolah. Sekolah menyusun jadwal penyusunan draf KTSP, namun ketika
sudah melewati revisi maka penyusunan kurikulum mengikuti evaluasi
dari revisi dan ini tidak terjadwal. “Awalnya dulu kami membuat jadwal
artinya bab pertama, kedua dan selanjutnya ada jadwalnya, hanya saja
ketika sudah melewati revisi-revisi, kami tinggal evaluasi dari revisi itu
saja”, begitulah tanggapan dari narasumber mengenai pertanyaan peneliti
tentang penyusunan kalender pendidikan.
Berdasarkan hasil dokumentasi sekolah telah menyusun mata
pelajaran dan dijadwalkan pada semester gasal dan genap. Sekolah
menjamin mutu kegiatan pembelajaran setiap mata pelajaran dan program
pendidikan tambahan yang dipilih, seperti muatan lokal yang ada di SMA
Bruderan yaitu muatan lokal Bahasa Jawa, Kekharitasan dan Budidaya
Ikan. Kegiatan pembelajaran berlangsung berdasar Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi dan peraturan pelaksanaannya, Standar Proses dan
Standar Penilaian agar dapat berjalan sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan. Mutu pembelajaran dikembangkan dengan model kegiatan
pembelajaran dan mengacu Standar Proses yang melibatkan peserta didik
secara aktif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
dan dialogis. Guru-guru SMA Bruderan selalu berusaha untuk berinovasi
agar kegiatan belajar mengajar dapat melibatkan peserta didik, ini
nampak dari kedekatan antara siswa dan guru.
Hal lainnya seperti tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta
didik agar mampu berpikir kritis, SMA Bruderan menggunakan metode
belajar misalnya dengan metode pembelajaran role playing dan belajar di
luar kelas. Selain dapat berpikir kritis, dengan belajar dan inovatif peserta
didik juga akan dapat mencapai pola pikir dan kebebasan berpikir, dapat
beraktivitas
intelektual
berupa
berpikir,
berargumentasi,
mempertanyakan, mengkaji, menemukan dan memprediksi. Kegiatan
pembelajaran di SMA Bruderan Purworejo menciptakan pemahaman
keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar, hal ini
nampak ketika peneliti melakukan observasi dan berdasarkan hasil
observasi ada salah seorang karyawan yang menceritakan kepada peneliti
bahwa terdapat seorang guru di SMA Bruderan Purworejo yang tidak
mendapat ijin mengajar dikarenakan peserta didik tidak mampu
meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik dan mencapai keberhasilan
belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan. Setiap guru
SMA Bruderan Purworejo bertanggung jawab agar siswa mampu
memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari
sumber informasi dan mengolah informasi menjadi pengetahuan. Hal ini
kemudian secara lebih jelas dipaparkan oleh Bapak Sutasmadi bahwa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106
guru-guru telah memberi tugas sesuai aturan dan dengan tugas-tugas
tambahan seperti itu akan melibatkan unsur teknologi yang kemudian
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru
ataupun masalah yang mereka dapatkan di luar jam sekolah dan
mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain misalnya dengan
presentasi di depan kelas atau hanya mensharingkan pada tenaga BK.
Guru bertanggung jawab agar siswa dapat mengembangkan belajar
mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar dengan membagi
kelompok belajar. Kepala Sekolah bertanggungjawab pada kegiatan
pembelajaran sesuai peraturan Pemerintah yaitu sebagai top manager
disekolah dan Wakil Kepala Kurikulum bertanggungjawab pada mutu
kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan pembelajaran yang inovatif dan
kreatif dan mudah di pahami siswa. “Berkembangnya dunia teknologi
mau tidak mau juga harus mendorong perkembangan guru untuk
menggunakan perkembangan iptek sebagai fasilitas pembelajaran, namun
belum semua guru di SMA Bruderan dapat mengikuti perkembangan
iptek yang mutakhir. Ini disebabkan karena faktor usia karena ada
beberapa guru yang bisa dikatakan sudah tidak muda lagi”. Begitulah
jawaban narasumber ketika peneliti menanyakan mengenai kemampuan
guru
dalam
pembelajaran
menggunakan
mutakhir.
media
Setiap
pembelajaran
guru
dengan
bertanggungjawab
metode
untuk
menggunakan fasilitas, peralatan, alat bantu secara efektif dan efisien agar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107
tercipta pembelajaran yang bervariasi, inovatif dan tepat untuk mencapai
tujuan pembelajaran misalnya dengan menggunakan viewer yang saat ini
sekolah baru menyediakan fasilitas viewer untuk siswa kelas XII. Guru
juga memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan peserta didik,
pengalaman belajar sebelumnya yang bervariasi dari SMP Negeri dan
swasta dari kejar paket B dengan kemampuan belajar yang berbeda-beda
untuk
menghasilkan
lulusan
yang
relevan
dengan
kebutuhan
pengembangan daerah.
Tenaga pendidik di SMA Bruderan memperkaya kegiatan
pembelajaran melalui lintas kurikulum, dengan tujuan meningkatkan
kompetensi, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan
keterampilan hidup peserta didik, misalnya dengan cara lomba/kompetisi,
perkemahan yang dapat melatih siswa untuk hidup mandiri dengan
permasalahan yang dihadapi harus dipecahkan sendiri. Perkemahan dapat
diberi tema sesuai dengan penekanan yang diinginkan, misalnya
perkemahan sosial, atau perkemahan lintas mata pelajaran seperti
perkemahan bakti sosial di daerah bencana. Guru SMA Bruderan
sebagian besar telah mengarah ke pendekatan kompetensi yang
menghasilkan lulusan yang mudah beradaptasi, memiliki motivasi,
kreatif, mandiri, mempunyai etos kerja tinggi dan berpikir logis dalam
menyelesaikan masalah. Ini didasarkan dari hasil observasi dan juga
dokumentasi peneliti bahwa kebanyakan guru-guru SMA Bruderan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108
Purworejo telah mempunyai pengalaman mengajar selama lebih dari 1520 tahun. Sekolah menyusun program penilaian hasil belajar yang adil,
bertanggung jawab dan berkesinambungan dari awal siswa masuk sampai
dengan mereka lulus. Penyusunan program penilaian hasil belajar
berdasarkan Standar Penilaian Pendidikan dengan menilai hasil belajar
seluruh kelompok mata pelajaran, membuat program remedial, klarifikasi
capaian ketuntasan yang direncanakan, laporan pada pihak yang
memerlukan dan pertimbangan kenaikan kelas atau kelulusan dan
dokumentasi. Seluruh program penilaian hasil belajar disosialisasikan
pada guru agar dapat ditinjau secara periodik, berdasar data kegagalan
atau kendala pelaksanaan program dari temuan penguji eksternal dalam
rangka mendapatkan rencana penilaian yang lebih adil dan bertanggung
jawab. Indikator penetapan prosedur yang mengatur transparansi sistem
evaluasi hasil belajar untuk penilaian formal yang berkelanjutan berupa
pencatatan penilaian yang bervariasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
sudah dipenuhi oleh sekolah dan sesuai dengan standar pengelolaan
pendidikan.
Untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil guru
mengembalikan hasil ulangan harian, namun untuk hasil UTS dan UAS
orangtua siswa dipanggil ke sekolah untuk memberikan informasi kepada
orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan di sekolah.
Berkas ulangan harian siswa harus mencantumkan itu tanda tangan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
orangtua, oleh karenanya berkas ulangan harian di kembalikan kepada
siswa. Indikator lain mengenai penyampaian aspirasi siswa sekolah
memberi angket kepada siswa untuk memberikan masukan ke guru terkait
dengan bagaimana cara guru mengajar. Penilaian di dokumentasikan
disertai bukti kesahihan berupa lembar kerja siswa dan raport. Sekolah
selalu melaporkan hasil belajar kepada orang tua peserta didik, komite
sekolah dan institusi di atasnya yaitu tiap tengah semeter dan akhir
semester. Sekolah menyusun dan menetapkan peraturan akademik namun
dalam peraturan akademik SMA Bruderan Purworejo ini tidak berisi
persyaratan minimal kehadiran siswa dan saat wawancarapun narasumber
seperti tidak yakin menyebutkan syarat minimal kehadiran siswa adalah
75%.
Berdasarkan hasil dokumentasi dalam peraturan akademik SMA
Bruderan berisi ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan
kelas, kelulusan dan juga ketentuan mengenai hak siswa menggunakan
fasilitas belajar, laboratorium, perpustakaan, penggunaan buku pelajaran,
buku referensi/perpustakaan. Peraturan akademik ini dilengkapi juga
dengan aturan siswa untuk mendapat layanan konsultasi dengan guru
mapel dana juga konselor.
Kriteria bidang kurikulum ini memiliki 52 kriteria dan 3 kriteria
tidak sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan yaitu pertama
indikator guru harus bertanggungjawab pada mutu kegiatan pembelajaran
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110
dengan cara merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir.
Kedua adalah indikator yang menyebutkan seluruh lembar penilaian
siswa harus dikembalikan kepada sisiwa untuk dijadikan alat evaluasi dan
pemantauan orangtua siswa terhadap perkembangan prestasi siswa.
Ketiga, indikator standar pengelolaan yang menyebutkan peraturan
akademik di sekolah harus mencantumkan persyaratan minimal kehadiran
siswa. Berdasarkan hasil dokumentasi pada pedoman sekolah, peneliti
tidak menemukan adanya informasi mengenai persyaratan minimal
kehadiran siswa.
f. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMA Bruderan Purworejo
Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan, peneliti berkesempatan
mewawancarai Bruder Albert. Dalam wawancaranya Bruder menjelaskan
bahwa dalam menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan sekolah mempunyai programnya, namun yang menyusun
secara langsung adalah Kepala Sekolah. Bruder Albert kemudian
memaparkan untuk program pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan disusun dengan memperhatikan Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan berdasarkan kualifikasinya yang terkait dengan
pendidik dan profesionalisme guru dan latar belakang guru. Penentuan
penghargaan sekolah SMA Bruderan, dari hasil wawancara dengan
Bruder Albert, penghargaan akan diberikan kepada tenaga pendidik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111
ataupun karyawan yang telah mengabdi selama 25 tahun yaitu dengan
memberikan cincin penghargaan dari Yayasan. Penghargaan ini juga
dapat berupa finansial yang jumlahnya bervariasi. Sekolah berharap
dengan adanya penghargaan ini tenaga pendidik dan kependidikan
termotivasi untuk menjadi agen pembelajaran yang lebih baik. Dalam
pemenuhan kebutuhan tenaga pengajar sekolah dan proses seleksi
dilakukan atas permintaan sekolah sesuai dengan formasi yang ada.
Bruder Albert menjelaskan sekolah selalu melakukan seleksi dengan
SDM yang ada, “Yang namanya formasi disesuaikan dengan kebutuhan,
tapi tidak semata-mata kalau kita butuh kita langsung mengangkat,
tentunya kami melakukan seleksi dan seleksi itu dilakukan oleh Yayasan
dan yang memenuhi standar atau layak akan di ujicobakan akan
ditempatkan sesuai dengan formasi yang ada di sekolah”. Tenaga
pengajar yang telah di terima di SMA Bruderan tidak lantas di angkat
sebagai pegawai tetap tapi harus melalui uji coba dan seleksi. Masa uji
coba bervariasi tergantung pada prestasi dan keprofesionalitasan guru,
apabila Yayasan memandang telah layak atau sudah sesuai maka Yayasan
akan diangkat dan yang belum sesuai akan terus di uji coba sampai di
anggap layak oleh Yayasan. Sekolah mendukung upaya promosi pendidik
dan tenaga kependidikan berdasar asas kemanfaatan, kepatutan dan
profesionalisme dengan memberikan kesempatan guru studi S2, namun
guru kurang berminat karena terganjal urusan keluarga, materi,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112
akomodasi dan inisiatif dari guru sendiripun masih tergolong kurang.
Semangat dari guru-guru SMA Bruderan Purworejo semakin surut karena
tawaran studi S2 tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan guru,
“Sebenarnya ada tawaran untuk melanjutkan studi, tapi yang ditawarkan
adalah studi hukum padahal sebagai tenaga pengajar yang mereka
butuhkan Magister Pendidikan bukan ilmu murni”.
SMA Bruderan mendukung penempatan tenaga kependidikan
disesuaikan kebutuhan jumlah, kualifikasinya dengan menetapkan
prioritas. Sekolah mendukung mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi
ke posisi lain berdasar analisis jabatan, diikuti orientasi tugas pimpinan
tertinggi
sekolah biasanya
dilakukan setelah empat tahun dan
diperpanjang berdasar alasan yang dipertanggungjawabkan melalui
seleksi dan kompetensi, diutamakan mereka yang sudah menjadi pegawai
tetap. Untuk tenaga kependidikan tambahan tidak ada mutasi. Sekolah
mendayagunakan Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai pimpinan pengelolaan sekolah. Walaupun
SMA Bruderan merupakan sekolah Yayasan, namun tetap top
managernya adalah Kepala Sekolah. Wakil Kepala Kurikulum SMA
Bruderan mengatakan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, beliau
dibantu oleh beberapa staf dalam mengelola bidang kurikulum. Wakil
Kepala Sarana Prasarana dan Wakil Kepala Kesiswaan merasa
didayagunakan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
113
sebagai pembantu Kepala Sekolah mengelola sarana prasarana dan
peserta didik. SMA Bruderan mendayagunakan guru melaksanakan tugas
dan tanggungjawab sebagai agen pembelajaran yang memotivasi,
memfasilitasi, mendidik, membimbing dan melatih peserta didik menjadi
manusia berkualitas dan mengaktualisasikan potensi kemanusiaan secara
optimum. Konselor di SMA Bruderan melaksanakan tugas dan tanggung
jawab memberikan layanan bimbingan dan konseling pada siswa. SMA
Bruderan juga memiliki pelatih/instruktur untuk mendukung kegiatan
ekstrakurikuler.
Dalam mengelola perpustakaan SMA Bruderan memiliki satu
tenaga perpustakaan untuk membantu melaksanakan tugas dan tanggung
jawab dalam mengelolan sumber belajar yang ada di perpustakaan. Secara
khusus, SMA Bruderan tidak memiliki tenaga laboratorium. Tenaga
laboratorium di SMA Bruderan adalah guru yang menggunakan
laboratorium
tersebut,
misalnya
pengelolaan
laboratoriun
kimia
dilaksanakan oleh guru kimia. Hal ini tentunya akan menggandakan
fungsi guru dan ditakutkan akan menyebabkan guru kurang fokus
terhadap materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Teknisi sumber belajar di SMA Bruderan adalah para pesuruh dan yang
berkaitan dengan teknologi sekolah memanggil jasa agar tidak terjadi
kekeliruan karena di kerjakan oleh mereka yang belum professional di
bidangnya. Teknisi sumber belajar ini melaksanakan tugas dan tanggung
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
114
jawab dalam mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana dan
prasarana pembelajaran. SMA Bruderan dalam pemenuhan tenaga
administrasi yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya sedangkan
untuk tenaga kebersihan sudah melaksanakan tugas dan tanggung jawab
memberikan layanan kebersihan lingkungan SMA Bruderan dengan
sangat bersih dan terawat sehingga SMA Bruderan dapat dikatakan
sebagai sekolah yang nyaman dan sejuk untuk belajar.
Dari 20 kriteria bidang pendidik dan kependidikan terdapat dua
indikator yang tidak sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan.
Pertama adalah indikator sekolah yang harus mendukung pengembangan
pendidik dan tenaga kependidikan yang diidentifikasi secara sistematis
sesuai aspirasi individu, kebutuhan kurikulum dan sekolah yang
tersandung dengan masalah akomodasi dan biaya serta inisiatif dari guru
sendiri untuk dikembangkan masih kurang. Hal ini terjadi karena sekolah
hanya memberikan bantuan sekian persen dan ditambah tawaran studi S2
yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan guru, yaitu tawaran
studi hukum dan ilmu murni, padahal yang dibutuhkan guru adalah studi
magister pendidikan yang tentunya sesuai dengan latar belakang
pendidikan mereka. Kedua, indikator tenaga laboratorium melaksanakan
tugas dan tanggung jawab membantu guru mengelola kegiatan praktikum
di laboratorium. Kenyataannya tenaga laboratorium di SMA Bruderan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
115
adalah guru yang menggunakan laboratorium tersebut. Misalnya
pengelolaan laboratorium kimia dilaksanakan oleh guru kimia.
g. Bidang Sarana dan Prasarana SMA Bruderan Purworejo
SMA Bruderan telah menetapkan kebijakan program tertulis
mengenai pengelolaan sarana dan prasarana yang mengacu Standar
Sarana dan Prasarana di dalam merencanakan, memenuhi dan
mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan. SMA Bruderan
melakukan evaluasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap
berfungsi untuk mendukung proses pendidikan. Bapak Pangarso selaku
Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana menjelaskan bahwa untuk
melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah
dilakukan secara bertahap misalnya untuk pengadaan LCD dan viewer
tahun lalu sekolah telah berhasil merealisasikan pengadaan viewer untuk
kelas XII dan untuk kelas XI dan X, sekolah berencana merealisasikan
tahun depan. Saat peneliti berkesempatan menanyakan mengenai program
pengelolaan sarana dan prasarana SMA Bruderan apakah menyusun skala
prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai dengan tujuan
pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat, dapat disimpulkan
bahwa SMA Bruderan menyusun skala prioritas pada masing-masing
tingkat dan disesuaikan dengan kemampuan sekolah. “Yang mahal-mahal
kami penuhi secara bertahap, dan yang paling dibutuhkan di sekolah kami
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
116
akan usahakan untuk segera memenuhinya” begitulah paparan dari Bapak
Pangarso.
SMA Bruderan melakukan pemeliharaan semua fasilitas fisik dan
peralatan dengan memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan
misalnya dalam pengolahan sampah yang baru di anggarkan dan akan di
implementasikan tahun depan. Hal ini dibuktikan dengan adanya
pemisahan sampah dalam tiga tempat yang berbeda-beda yaitu dengan
warna kuning, merah dan ungu. Tahun depan SMA Bruderan berencana
menganggarkan untuk membangun pengolahan sampah yang lebih besar
lagi dan pengolahan sampah ini nantinya akan dikelola oleh pesuruh yang
ada di SMA Bruderan Purworejo. Peneliti kemudian melanjutkan
wawancaranya dengan menanyakan hal mengenai sosialisasi program,
apakah program selalu disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah dan
narasumber menjawab bahwa sosialisasi tidak selalu dilakukan, sosialisasi
dilakukan dalam hal kecil misalnya sosialisasi yang terkait dengan hal
sarana dan prasarana yang dilakukan kepada guru yang berkepentingan
misalnya cara menggunakan viewer dan LCD. “Kalau yang saat ini tidak,
kami biasanya akan memanggil seluruh wali kelas dan dikumpulkan dan
akan ditanya apa yang dibutuhkan di kelas atau berdasarkan masukan dari
teman-teman guru”. Pengelolaan sarana prasarana sekolah direncanakan
sistematis, selaras pertumbuhan kegiatan akademik dan mengacu Standar
Sarana dan Prasarana dilakukan secara bertahap dan sesuai masukan wali
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
117
kelas masing-masing. Rencana pemenuhan sarana dan prasarana
dituangkan dalam rencana pokok (master plan) meliputi gedung dan
laboratorium dan pengembangannya “Dalam masterplan yang sekarang
ini garis besarnya SMA Bruderan sudah tidak boleh membangun gedung
kecuali yang ramah lingkungan karena dapat menggurangi ruang
terbuka”.
Saat peneliti menanyakan hal pengelolaan perpustakaan sekolah,
Bapak Pangarso menyarankan peneliti untuk ke perpustakaan langsung
dan
bertanya
pada
petugas
perpustakaan.
Petugas
perpustakaan
menjelaskan bahwa untuk saat ini, SMA Bruderan sudah menyediakan
petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan bahan pustaka
lainnya
dengan
menyediakan
komputer
dalam
pencarian
buku.
Pengelolaan perpustakaan sekolah merencanakan fasilitas peminjaman
buku dan bahan pustaka lainnya sesuai kebutuhan peserta didik dan
pendidik tiap tahunnya. Perpustakaan membuka pelayanan minimal enam
jam sehari pada hari kerja yaitu dari pukul 07.00 - 14.00, perpustakaan
akan tetap melayani peminjaman buku apabila ada kegiatan ekstra seperti
seminar dan kegiatan yang berkaitan dengan jurnalistik. Perpustakaan
SMA
Bruderan
hanya
melengkapi
fasilitas
peminjaman
antar
perpustakaan internal dan tidak menyediakan pelayanan peminjaman dari
sekolah lain. SMA Bruderan kekurangan biaya dalam pemenuhan alat
praktik karena hanya menerima sedikit bantuan dari pemerintah. “Alat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
118
praktik sering mengalami kerusakan karena siswa-siswanya yang bandel
dan tidak menaati peraturan pemakaian”. Pengelolaan fasilitas fisik untuk
ekstrakurikuler disesuaikan perkembangan kegiatan ekstrakurikuler
peserta didik yang selalu memberikan kebebasan siswa-siswinya dalam
menentukan kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. “Kita selalu
mengusahakan apabila sarana dan prasarana untuk perkembangan
ekstrakurikuler kurang maka akan disesuaikan dengan minat siswa,
misalnya ada yang membutukan gamelan untuk ekstrakurikuler, kami
para guru akan mengusahakan bagaimana caranya untuk memenuhinya”.
Dari 16 indikator bidang sarana dan prasarana terdapat empat
indikator yang tidak sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan.
Pertama, seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
sebaiknya disosialisasikan pada pendidik, tenaga kependidikan dan
peserta didik. Kedua, indikator perpustakaan yang seharusnya melengkapi
fasilitas peminjaman antar perpustakaan, internal maupun eksternal.
Ketiga, indikator perpustakaan yang sebaiknya menyediakan pelayanan
peminjaman
dari
sekolah
lain.
Keempat,
indikator
pengelolaan
laboratorium yang sebaiknya dikembangkan dengan perkembangan iptek,
dilengkapi dengan manual yang jelas, tidak terjadi kekeliruan yang
menimbulkan kerusakan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
119
h. Bidang Keuangan dan Administrasi SMA Bruderan Purworejo
SMA Bruderan sangat menjaga privasi dan rahasia. Dalam
memperoleh data, peneliti memberikan angket kepada tenaga TU karena
tidak bersedia di wawancarai. Dari hasil angket pada bidang Keuangan
dan Pembiayaan Sekolah di SMA Bruderan menyusun pedoman
pengelolaan
biaya
investasi
dan
operasional
mengacu
Standar
Pembiayaan. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional
Sekolah mengatur pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang
dikelola, yaitu segala pemasukan yang berasal dari pemerintah dan
donatur dicatat secara jelas agar tidak terjadi kekeliruan. Penyusunan,
pencairan anggaran, penggalangan dana di luar dana investasi dan
operasional merupakan kewenangan dan tanggungjawab Kepala Sekolah
dalam membelanjakan anggaran pendidikan sesuai peruntukannya. Semua
penerimaan dan pengeluaran, penggunaan anggaran dicatat dan di
dokumentasikan sedemikian rupa untuk dilaporkan kepada komite
sekolah dan juga institusi di atasnya pada tiap bulannya. Pedoman
pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah diputuskan oleh
kebijakan dari komite sekolah, ditetapkan Kepala Sekolah dan mendapat
persetujuan institusi di atasnya. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional
sekolah
hanya
di
sosialisasikan
pada
pihak
yang
berkepentingan. Dari tujuh indikator dalam bidang keuangan dan
administrasi hanya terdapat satu indikator yang tidak sesuai dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
120
standar pengelolaan pendidikan yaitu pedoman pengelolaan biaya yang
tidak disosialisasikan kepada semua pihak, melainkan hanya kepada pihak
yang berkepentingan yaitu tenaga administrasi/TU saja.
i. Bidang Budaya dan Lingkungan SMA Bruderan Purworejo
Berdasar hasil wawancara peneliti dengan Bapak Albertus Suhadi
selaku Waka Bidang Hubungan Masyarakat dapat di katakan bahwa
Sekolah SMA Bruderan selalu menciptakan suasana, iklim, lingkungan
pendidikan yang kondusif dalam
pembelajaran. Ini nampak pada
lingkungan sekolah yang bersih, terawat dan nyaman untuk belajar karena
sejuk dengan ditambah pohon-pohon rindang yang menciptakan hawa
tidak begitu panas. Sedangkan berdasar hasil dokumentasi, dalam
prosedur pelaksanaan terdapat prosedur tertulis dan regulasi mengenai
informasi kegiatan penting yang akan dilaksanakan melalui media yang
memuat judul, tujuan, lingkup, tanggung jawab dan wewenang beserta
penjelasannya per bidangnya. Prosedur pelaksanaan tidak selalu
dirapatkan dalam rapat dewan pendidik dan hanya dirapatkan dengan
guru dan pihak terkait. Sekolah juga menetapkan pedoman tata-tertib
yang terdapat dalam pedoman sekolah yang juga menjelaskan mengenai
penetapan tata tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik,
termasuk menggunakan, memelihara sarana dan prasarana pendidikan
berupa petunjuk, peringatan dan larangan dalam berperilaku di sekolah,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
121
pemberian sangsi yang melanggar tata tertib yang tercakup dalam buku
panduan untuk siswa, guru dan karyawan. “Untuk siswa ada buku
pedoman tata tertibnya untuk guru juga ada dari Yayasan itu tata tertibnya
ada semua, kemudian sanksi untuk siswa juga di buku panduan ada, untuk
guru dan karyawan juga ada dan tercantum dalam buku panduan untuk
guru dan karyawan” begitulah penjelasan dari Waka Bidang Hubungan
Masyarakat yaitu Bapak Albertus Suhadi. Tata tertib SMA Bruderan
ditetapkan Kepala Sekolah dan menetapkan kode etik warga sekolah
memuat norma hubungan warga di sekolah, hubungan warga sekolah
dengan masyarakat. Dari hasil dokumentasi di dalam buku panduan
terdapat peraturan sistem yang memberikan penghargaan yang mematuhi
dan sangsi bagi yang melanggar. Kode etik sekolah ditanamkan kepada
seluruh warga sekolah untuk menegakkan etika sekolah. Sekolah
memiliki program yang jelas untuk meningkatkan kesadaran beretika bagi
semua warga sekolahnya. Dari 13 indikator bidang hubungan masyarakat,
seluruh indikator di dalamnya sudah memenuhi standar pengelolaan
pendidikan.
3.
Data Product
a. Program Pengawasan SMA Bruderan Purworejo
SMA Bruderan memiliki program pengawasan dan sosialisasi
dalam bentuk supervisi, monitoring dan evaluasi yang kontrolnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
122
dilakukan oleh Yayasan dengan laporan RAPBS yang dilaporkan tiap
bulan. Kegiatan monitoring (pengawasan) yang dilakukan oleh kepala
sekolah yang merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah
menjadi terarah pada tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Kegiatan
monitoring ini juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar
para guru tidak melakukan penyimpangan dan lebih terarah dalam
mewujudkan tujuan yang ditetapkan oleh sekolah. Supervisi, monitoring
atau pengawasan ini dilakukan dengan cara penilaian sesuai kompetensi,
kepala sekolah melakukan penilaian dengan pemantauan secara
terstruktur. Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan
konkrit dari supervisi pendidikan yaitu:
1) Meningkatkan mutu kinerja guru:
2) Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran
sekolah dalam mencapai tujuan tersebut
3) Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami
keadaan dan kebutuhan siswanya.
4) Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru
dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan
bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
5) Meningkatkan
kualitas
pembelajaran
meningkatkan prestasi belajar siswa.
yang
pada
akhirnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
123
6) Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi,
keahlian dan alat pengajaran.
7) Menyediakan sebuah sistem yang berupa penggunaan teknologi
yang dapat membantu guru dalam pengajaran.
8) Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala
sekolah untuk reposisi guru.
9) Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan
terlaksana dengan baik
10) Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana
yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga
mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa
11) Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam
mendukung
terciptanya
suasana
kerja
yang
optimal
yang
selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana
yang diharapkan.
12) Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta
situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan
meningkatkan
kualitas
keberhasilan lulusan.
pembelajaran
yang
menunjukkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
124
b. Pelaksanaan Pengawasan SMA Bruderan Purworejo
Sebagai salah satu sekolah swasta Yayasan Katolik, SMA Bruderan
terkenal dengan sekolah yang memiliki disiplin tinggi. Untuk menjaga
nama baik dari sekolah, SMA Bruderan terus melakukan upaya agar
kualitas sekolah tetap terjaga yaitu dengan selalu melakukan evaluasi.
Evaluasi atau penilaian dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi yang
dilakukan oleh pihak dalam yaitu guru dan pengelola sekolah dalam hal
ini adalah Kepala Sekolah yang selanjutnya disebut evaluasi diri dan
evaluasi oleh pihak luar atau badan independen atau badan akreditasi
sekolah seperti Yayasan Pusat dan juga Badan Akreditasi Sekolah.
c. Isi/Sasaran Kepengawasan
SMA Bruderan melakukan pelaksanaan pengawasan baik yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah terhadap guru maupun dari pihak Yayasan
terhadap sekolah. Sasaran pengawasan dari SMA Bruderan adalah
seluruh guru dan segenap karyawan yang terlibat di SMA Bruderan yang
bertujuan
untuk
mengidentifikasi
kinerja
guru
dalam
proses
pembelajaran. Sasaran evaluasi secara garis besar mencakup masukan
termasuk program sekolah, proses dan hasil.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
125
d. Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Diri dan Evaluasi Kinerja Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
Evaluasi diri ini dilakukan dengan metode angket dan juga dalam
rapat
kedinasan.
Evaluasi
pendayagunaan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan berupa supervisi, pengawasan dilakukan oleh Kepala
Sekolah dalam kurun waktu tertentu dan hasilnya disampaikan lagi
kepada guru berupa DP3 atau raport guru.
e. Pelaksanaan persiapan bahan untuk akreditasi sekolah oleh BAS
SMA Bruderan melaksanakan segala persiapan terkait dengan
bahan yang diperlukan untuk akreditasi sekolah yang dilakukan oleh
BAS, misalnya perlengkapan administrasi dan perbaikan pengelolaan
sekolah untuk mendukung akreditasi sekolah. Berdasarkan hasil
wawancara dan dokumentasi dapat dikatakan bahwa SMA Bruderan
memiliki standar pengelolaan yang cukup baik. Ini terbukti dengan
akreditasi SMA Bruderan yang memiliki akreditasi A dengan skor 93.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-September 2013 untuk
mendapatkan data, peneliti mewawancarai Kepala Sekolah dan Wakil Kepala
Sekolah bidang kurikulum, bidang kesiswaan, bidang sarana dan prasarana dan
bidang keuangan di SMA Bruderan. Peneliti juga melakukan observasi untuk
mendapatkan data mengenai kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
supervisi, sosial Kepala Sekolah, mengamati sarana prasarana yang ada di sekolah
dan mengamati penyediaan fasilitas di sekolah.
1. Evaluasi Antecedents
Berdasarkan wawancara dan dokumentasi yang dilakukan peneliti pada
data antecedents yaitu penerapan perencanaan program kerja di SMA
Bruderan Purworejo mencakup visi sekolah, misi, tujuan sekolah, rencana
kerja sekolah sudah dirumuskan sesuai Standar Nasional Pendidikan. Hal ini
nampak pada keselarasan antara hasil wawancara dan hasil dokumentasi pada
dokumen KTSP dan pedoman sekolah. Dalam wawancaranya dengan Waka
Bidang Kurikulum Bapak Sutasmadi dan Kepala Sekolah SMA Bruderan
Purworejo Bapak Waluya dapat disimpulkan bahwa visi adalah menyangkut
tentang sesuatu yang diinginkan dari sekolah dan keinginan ini dapat
126
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
127
bersumber dari masyarakat sebagai pengguna sekolah dan pemerintah sebagai
pihak yang berkepentingan dan bertanggung jawab terhadap sekolah. Visi dan
misi merupakan bagian integral dari usaha mewujudkan tujuan pendidikan
nasional sekaligus sebagai strategi peningkatan mutu. Departemen Pendidikan
Nasional menetapkan visi pendidikan nasional sebagai berikut:
“Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
dalam menjawab tantangan zaman yang selalu berubah”.
Misi sekolah merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas,
kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan
visi. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan
yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya. Sebagai sekolah
swasta, SMA Bruderan telah mendokumentasikan visi, misi dan tujuan
sekolah ke dalam KTSP yang telah disetujui dan dirapatkan dengan para
pemangku kepentingan atau stakeholder diantaranya komite sekolah.
Sedangkan untuk rencana kerja, sekolah mendokumentasikan ke dalam RKAS agar mudah dijangkau oleh staf pengajar.
Pada kriteria antecedents lainnya yaitu kepemimpinan sekolah
berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, dilihat dari kualifikasi
khusus dan kualifikasi umum kepala sekolah SMA Bruderan yaitu Kepala
sekolah SMA Bruderan memiliki kualifikasi S1 jurusan Pendidikan Kimia di
IKIP Negeri Yogyakarta, Kepala sekolah SMA Bruderan pada saat diangkat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
128
sebagai kepala sekolah berusia 47 tahun, Kepala sekolah SMA Bruderan telah
memiliki pengalaman mengajar selama 25 tahun sejak SMA Bruderan ini
bernama SPG, Kepala sekolah SMA Bruderan berstatus sebagi guru SMA,
Kepala sekolah SMA Bruderan memiliki pangkat IV/a, Kepala sekolah SMA
Bruderan memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA dan Kepala sekolah
SMA Bruderan memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditetapkan Pemerintah memenuhi Standar Kepala Sekolah. Ini
semua sudah sesuai dengan kualifikasi umum dan khusus seperti yang
tertuang dalam Permen No.13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah.
Sedangkan
apabila
dilihat
dari
segi
kompetensi
kepribadian, Kepala Sekolah sudah bersikap jujur dalam hal apapun terkait
dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya seperti: mengisi agenda
kegiatan harian, merekam jumlah barang yang diterima, membuat laporan
penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah. Kepala sekolah SMA
Bruderan juga telah bersikap terbuka, misalnya dalam hal menyusun Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) dan seluruh kegiatan
yang terkait dengan pelaksanaan tugas pokoknya. Bapak Waluyo selaku
Kepala sekolah juga telah memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin
yaitu, memiliki kestabilan emosi dan mengendalikan diri dalam memecahkan
masalah. Kepala sekolah telah bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya
dan juga memiliki rasa percaya diri dalam melaksanakan tugasnya. Kepala
sekolah sudah menjalin komunikasi dan kerjasama dengan pihak lain untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
129
pelaksanaan tugas pokoknya seperti komite sekolah dan Yayasan Pius. Dalam
kompetensi sosial Kepala Sekolah SMA Bruderan Purworejo juga sudah
sesuai dengan Standar Kepala Sekolah/Madrasah misalnya dalam hal
kepekaan terhadap masalah sosial, partisipasi dalam kegiatan sosial dan juga
Kepala sekolah telah berinovasi dalam memberikan bantuan kepada pihak lain
misalnya pada panti jompo maupun panti asuhan. Sedangkan untuk
kompetensi manajerial Kepala Sekolah sudah mengelola KTSP dan juga ikut
mengembangkan maupun melaksanakan program pembelajaran. Kepala
Sekolah juga telah mengevaluasi guru dalam melaksanakan pembelajaran dan
ikut dalam mengelola penerimaan siswa baru. Untuk kompetensi supervisi
Kepala Sekolah menjamin agar guru dan staf bekerja dengan baik serta
menjaga mutu proses maupun hasil pendidikan di sekolah dengan cara
merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru. Kepala Sekolah Melaksanakan supervisi akademik
terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang
tepat di waktu tertentu.
Kepala Sekolah SMA Bruderan sudah memiliki kompetensi yang cukup
baik untuk mengelola sekaligus menjadi top manager. Untuk memvalidasi
hasil observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada karyawan dan guru
mengenai kompetensi yang dimiliki Kepala Sekolah. Dan hasilnya adalah
penilaian dari karyawan dan guru yang dipilih secara random oleh peneliti
dapat dikatakan bahwa kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
130
sosial sebagian besar sudah sesuai dengan kriteria Permen No.13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Untuk kompetensi kewirausahaan
Kepala Sekolah masih kurang dalam menciptakan iklim kewirausahaan, ini
nampak dari kurikulum SMA Bruderan yang belum memiliki muatan lokal
ataupun pelatihan kewirausahaan bagi siswa. Dari hasil observasi dan
dokumentasi menunjukkan bahwa SMA Bruderan sebagai sekolah swasta
perlu berinovasi di bidang kewirausahaan agar SMA Bruderan selain unggul
dalam akademik tapi juga unggul dalam bidang kewirausahaan.
Kriteria antecedents berikutnya yaitu sistem informasi manajemen, dari
hasil observasi sekolah belum mempunyai sistem informasi manajemen yang
mendukung administrasi sekolah. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan standar
pengelolaan pendidikan, karena seharusnya sekolah menyediakan sistem
informasi manajemen yang dapat di akses oleh seluruh warga sekolah dan
bukan hanya guru saja. Secara keseluruhan dari 28 kriteria antecedents
terdapat 26 kriteria yang sudah sesuai dengan standar pengelolaan dan 2
kriteria yang tidak sesuai dengan standar pengelolaan yaitu pada kriteria misi
sekolah yang seharusnya menjadi dasar pokok sekolah tapi dasar pokok dari
SMA Bruderan adalah visi. Kriteria lain yang tidak sesuai adalah
ketidaksesuaian sistem informasi manajemen yang ada di SMA Bruderan
dengan standar pengelolaan pendidikan, ini disebabkan karena belum adanya
sistem informasi manajemen yang bisa diakses seluruh warga sekolah dan
belum tersedianya fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudah diakses
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
131
untuk mendukung administrasi pendidikan. Sedangkan untuk kompetensi
kewirausahaan sekolah harus mengupayakan untuk berinovasi agar sekolah
semakin berkembang.
2. Evaluasi Transactions
Berdasarkan
hasil
wawancara
dan
dokumentasi
pada
kriteria
transactions yaitu pedoman sekolah, struktur organisasi sekolah, bidang
kesiswaan dan pelaksanaan kegiatan sekolah di SMA Bruderan semua
indikator yang terdapat dalam kriteria tersebut secara garis besar sudah sesuai
dengan standar pengelolaan pendidikan. Bidang Kurikulum dan Kegiatan
Pembelajaran dari 52 kriteria terdapat 3 kriteria yang tidak sesuai dengan
Standar Pengelolaan antara lain pada kriteria pengembalian lembar hasil kerja
siswa, peraturan akademik yang tidak berisi persyaratan minimal kehadiran
siswa dan seluruh guru yang belum dapat menggunakan metode pembelajaran
dengan teknologi yang mutakhir. Untuk hal pengembalian lembar kerja
berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Waka Bidang Kurikulum dan
beberapa guru menyebutkan bahwa tidak semua guru di SMA Bruderan selalu
mengembalikan lembar kerja siswa. Salah satu guru mengatakan bahwa
dengan memanggil orangtua siswa pada saat tengah semester dan juga akhir
semester sudah sangat cukup untuk memberikan informasi kepada orangtua
untuk mengetahui sejauh mana anak mereka dapat mengikuti pembelajaran.
Untuk persyaratan minimal kehadiran siswa seharusnya hal ini dituangkan ke
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
132
dalam pedoman sekolah agar siswa dan pihak terkait dapat membaca dengan
mudah. Sekolah perlu mengevaluasi hal ini agar rumusan pedoman sekolah
selanjutnya dapat mencantumkan syarat minimal kehadiran siswa. Belum
semua guru di SMA Bruderan yang dapat mengikuti perkembangan iptek
yang mutakhir karena tidak adanya fasilitas yang mendukung dan juga faktor
usia yang dapat dikatakan sudah tidak muda lagi. Ini mungkin hal yang tidak
dipaksakan karena sekolah juga baru menyediakan fasilitas LCD atau viewer
hanya di kelas XII. Sekolah harus terus mengupayakan pemenuhan fasilitas
agar kegiatan belajar mengajar menjadi semakin inovatif dan mengikuti
perkembangan teknologi.
Pada Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari 20 kriteria
terdapat 2 indikator yang tidak sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan
antara lain kriteria tenaga laboratorium di SMA Bruderan adalah guru yang
menggunakan laboratorium tersebut. Ini akan menggandakan fungsi guru dan
dikhawatirkan para guru akan terganggu konsentrasinya apabila mengajar dan
dibarengkan dengan mengelola laboratorium. Namun, apabila guru tidak
merasa terganggu dengan penggandaan fungsi ini sekolah tidak perlu
mengadakan adanya tenaga laboratorium secara khusus. Indikator kedua yang
tidak sesuai adalah sekolah kurang mendukung pengembangan pendidik dan
tenaga kependidikan yang diidentifikasi secara sistematis sesuai aspirasi
individu, kebutuhan kurikulum dan sekolah. Rasa malas yang muncul pada
diri guru merupakan hal yang lumrah. Namun kendala tersebut jangan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
133
dijadikan kebiasaan. Harus ada motivasi dari diri sendiri atau orang lain
sehingga rasa malas tersebut bisa hilang. Adanya reward khusus bagi guru
yang menyelesaikan dapat melanjutkan studinya, bisa menjadi salah satu jalan
keluar yang baik untuk meningkatkan motivasi guru dalam memperoleh gelar
Magister Pendidikan.
Bidang Sarana dan Prasarana dari 16 kriteria terdapat 4 kriteria yang
tidak sesuai dengan Standar pengelolaan, yaitu kriteria program pengelolaan
yang tidak selalu disosialisasikan kepada seluruh tenaga pendidik dan
kependidikan dan juga siswa. Program di SMA Bruderan tidak selalu
disosialisasikan pada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.
Sosialisasi program hanya dilakukan kepada guru untuk hal tertentu dan tidak
melibatkan peserta didik. Indikator kedua yang tidak sesuai yaitu pengelolaan
perpustakaan yang hanya melengkapi fasilitas peminjaman dan layanan
peminjaman antar perpustakaan internal. Ketiga, yaitu perpustakaan SMA
Bruderan tidak menyediakan pelayanan peminjaman dari sekolah lain dan
hanya melayani peminjaman dari dalam sekolah. Perpustakaan sekolah akan
lebih berkembang apabila sekolah melengkapi peminjaman dari pihak
eksternal, namun hal ini enggan dilakukan SMA Bruderan Purworejo karena
SMA Bruderan menyadari minat baca dan juga koleksi buku masih belum
cukup untuk melayani peminjaman dari pihak eksternal. Indikator keempat
yang
tidak
sesuai
adalah
pengelolaan
laboratorium
yang
kurang
dikembangkan dengan perkembangan iptek dan dilengkapi dengan manual
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
134
yang jelas dan dapat dengan mudah terjadi kekeliruan yang menimbulkan
kerusakan alat praktik. SMA Bruderan mengalami kekurangan biaya dalam
pemenuhan alat praktik karena hanya menerima sedikit bantuan dari
pemerintah. Sering terjadi kerusakan karena akibat siswa yang bermain-main
dengan alat praktik. Untuk mengatasi kurangnya sarana dan prasarana yang
dimiliki, sekolah tidak berpangku tangan saja. Sekolah sudah berusaha untuk
mengatasi kendala tersebut dengan cara mengajukan beberapa proposal untuk
mendapatkan sejumlah dana bantuan guna melengkapi kekurangan sarana dan
prasarana yang dimiliki. Kendala ini seharusnya dapat menimbulkan
kreativitas guru agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung walaupun
fasilitas yang dimiliki masih kurang. Sebagai contoh apabila peserta didik
tidak memperoleh referensi mengenai tugas sekolahnya di perpustakaan,
peserta didik dapat mencari referensi lain dari internet yang bisa diakses gratis
oleh peserta didik di ruang komputer.
Bidang Keuangan dan Pembiayaan semua indikator sudah sesuai dengan
Standar pengelolaan, namun dalam pengelolaan biaya investasi dan
operasional sekolah tidak mensosialisasikan ke seluruh warga sekolah
melainkan hanya pada pihak yang berkepentingan saja. Sekolah juga sangat
menjaga privasi dan kerahasiaan dalam hal keuangan. Hal ini baik, namun
sekolah juga harus perlu mensosialisasikan pada pihak terkait agar tidak
terjadi kekeliruan maupun kesalahpahaman.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
135
Pada bidang Budaya dan Lingkungan Sekolah seluruh indikator sesuai
dengan standar pengelolaan pendidikan, hanya satu yang tidak sesuai yaitu
pada kriteria prosedur pelaksanaan yang tidak selalu diputuskan oleh Kepala
Sekolah dalam rapat dewan pendidik.
3. Evaluasi Product
Dalam kriteria outcomes seluruh indikator yaitu program pengawasan,
evaluasi diri, evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan,
akreditasi sekolah sudah sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. SMA
Bruderan terakreditasi dengan nilai A dan selalu melakukan kegiatan evaluasi
diri maupun pendidik dan tenaga kependidikan. Kepala Sekolah melakukan
evaluasi berupa monitoring, supervisi dan evaluasi terhadap guru. Monitoring
adalah kegiatan pemantauan atau pengamatan untuk memastikan dan
mengendalikan
keserasian
pelaksanaan
program
pembelajaran
dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Sedangkan evaluasi merupakan upaya
Kepala Sekolah untuk menilai kualitas guru dan hasil pembelajaran secara
berkala dengan menggunakan pendekatan yang tepat dan mengidentifikasi
kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.
Monitoring dan evaluasi ini dilakukan secara insedental dan supervisi
dilakukan dengan cara pemberian contoh atau simulasi, diskusi, pelatihan dan
konsultasi dalam bentuk rapat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
136
B. Pembahasan
1.
Perencanaan Program Kerja
Perencanaan program kerja termasuk dalam kriteria antecedents karena
rencana merupakan masukan yang ada sebelum perilaku atau proses
terbentuk. Perencanaan dapat mendorong untuk melakukan sesuatu atau
berkelakuan tertentu. Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa
SMA Bruderan sudah memiliki perencanaan program kerja yang baik.
Aspek-aspek yang dinilai seperti penyusunan visi, misi, tujuan, rencana kerja
menengah dan tahunan disusun berdasarkan pada standar pengelolaan
pendidikan. Dengan adanya penerapan standar pengelolaan pendidikan,
sekolah merasa terbantu dalam hal penyusunan rencana kerja dengan
sistematis dan terarah berdasarkan pedoman yang ada.
2.
Pelaksanaan Rencana Kerja
Pelaksanaan rencana kerja termasuk dalam kriteria transaction.
Transaction yaitu pertemuan dinamis yang merupakan proses instruksi
kegiatan. Pelaksanaan rencana kerja termasuk dalam transaction karena
dilakukan setelah adanya antecedents atau masukan. Pelaksanaan rencana
kerja di SMA Bruderan pada umumnya telah berjalan dengan baik dan
sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan. Kesesuaian dengan standar
pengelolaan ini dapat dilihat antara lain dari adanya pedoman rencana kerja,
adanya KTSP, kalender pendidikan yang dimiliki dan disusun oleh sekolah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
137
Sekolah juga telah berupaya memenuhi saran dan prasarana yang dibutuhkan
oleh sekolah, terkecuali untuk sarana yang bernilai mahal, sekolah
merealisasikan secara bertahap.
3.
Penerapan Pengawasan dan Evaluasi
Pengawasan dan evaluasi termasuk dalam kriteria outcomes. Outcomes
yaitu hasil dari pengamatan. Dari hasil penelitian, SMA Bruderan sudah
memiliki program evaluasi diri, evaluasi pendayagunaan dan kinerja
pendidik, program akreditasi sekolah dan evaluasi KTSP. Hal ini juga
didukung dengan hasil akreditasi SMA Bruderan yang terakreditasi A
dengan nilai 93.
4.
Kepemimpinan Sekolah
Kepemimpinan sekolah termasuk dalam kriteria antecedents karena
merupakan
masukan
sekolah
yang
menentukan
proses
dan
hasil
pembelajaran ataupun pengelolaan di sekolah. Secara garis besar, Kepala
Sekolah sudah memiliki kualifikasi umum dan khusus yang sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2007 dan juga telah memiliki
kompetensi kepribadian, sosial, supervisi dan manajerial yang cukup baik.
Kepala Sekolah SMA Bruderan Purworejo hanya perlu menerapkan
kompetensi kewirausahaan lebih dalam lagi agar sekolah dapat berkembang
dan berinovasi menciptakan kreatifitas baru.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5.
138
Penerapan Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen termasuk dalam kriteria antecedents,
sistem informasi merupakan masukan yang dapat menentukan sejauh mana
sekolah dalam mengelola pendidikan di sekolah. Penerapan sistem informasi
SMA Bruderan dapat dikatakan kurang baik, karena belum sesuai dengan
standar pengelolaan pendidikan. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dan
juga observasi dari peneliti yang menunjukkan kesamaan. Saat ini sistem
informasi manajemen baru dapat diakses oleh guru dan siswa belum dapat
ikut berpartisipasi untuk mengakses. Sekolah perlu mengupayakan agar
peserta didik dapat ikut mengakses sistem informasi manajemen yang
menurut paparan Kepala Sekolah baru akan direalisasikan dalam jangka
panjang.
C. Kriteria Hasil Evaluasi Standar Pengelolaan
1. Kriteria Antecedents
Tabel 5.1 Kriteria Antecedents Standar Pengelolaan SMA Bruderan Purworejo
Kriteria
Visi Sekolah
1. sebagai cita-cita bersama
2. mampu meginspirasi,
memotivasi, berkekuatan
Fakta
Keputusan
Visi dirumuskan sebagai cita-cita bersama Sesuai
seluruh warga sekolah seperti tenaga
pendidik, siswa dan karyawan.
Visi mampu meginspirasi, memotivasi,
Sesuai
berkekuatan untuk tenaga pendidik dan
siswa. Rumusan visi berupa kata-kata
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
3. dirumuskan berdasar
masukan warga sekolah,
pihak berkepentingan,
selaras dengan visi
institusi di atasnya, visi
pendidikan nasional
4. diputuskan rapat dewan
pendidik dipimpin
kepsek, memperhatikan
masukan komite sekolah
5. disosialisasikan pada
warga sekolah dan pihak
yang berkepentingan
6. ditinjau, dirumuskan
kembali secara berkala
sesuai perkembangan,
tantangan di masyarakat
Misi Sekolah
1. memberikan arah dalam
mewujudkan visi sekolah
sesuai tujuan pendidikan
nasional
2. merupakan tujuan yang
akan dicapai dalam kurun
waktu tertentu
3. menjadi dasar program
pokok sekolah
4. menekankan kualitas
layanan peserta didik dan
mutu lulusan yang
diharapkan sekolah
Fakta
yang memberi semangat kepada seluruh
warga sekolah.
Visi tidak selalu dirumuskan berdasar
masukan seluruh warga sekolah, hanya
para guru yang berkepentingan seperti
Kepala Sekolah, waka urusan kurikulum
dan komite sekolah.
Keputusan
Tidak
sesuai
Visi selalu dirapatkan dan memperhatikan Sesuai
masukan komite sekolah. Pada setiap akhir
tahun KTSP sekolah di evaluasi dan
mengalami perbaikan sesuai dengan
kebutuhan sekolah
Visi disosialisasikan pada warga sekolah Sesuai
dan pada pihak berkepentingan seperti
Yayasan Pius dan komite sekolah
Visi ditinjau, dirumuskan kembali secara Sesuai
berkala sesuai perkembangan, tantangan di
masyarakat biasanya pada akhir semester
Misi memberikan arah dalam mewujudkan
visi sekolah sesuai tujuan pendidikan
nasional. Dirumuskan dengan mengacu
Standar Nasional Pendidikan
Misi SMA Bruderan merupakan tujuan
yang akan dicapai dalam kurun waktu
tertentu yaitu jangka pendek dan jangka
panjang
Yang menjadi dasar program pokok SMA
Bruderan adalah visi
Misi SMA Bruderan menekankan kualitas
layanan peserta didik dan mutu lulusan
yang diharapkan sekolah (Memberi
pelayanan untuk perkembangan bakat dan
139
Sesuai
Sesuai
Tidak
sesuai
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
5. memuat pernyataan
umum dan khusus
berkaitan dengan
program sekolah
6. memberikan keluwesan,
ruang gerak
pengembangan kegiatan
satuan-satuan unit
sekolah yang terlibat
7. dirumus berdasar
masukan pihak
berkepentingan (komite
sekolah) diputuskan rapat
dewan pendidik dipimpin
kepsek
8. disosialisasikan pada
warga sekolah, segenap
pihak yang
berkepentingan
9. ditinjau, dirumuskan
kembali berkala sesuai
perkembangan dan
tantangan masyarakat
Tujuan Sekolah
1. menggambarkan tingkat
kualitas yang perlu
dicapai di jangka
menengah (empat
tahunan)
2. mengacu visi, misi,
tujuan pendidikan
nasional, relevan dengan
kebutuhan masyarakat
Fakta
140
Keputusan
ketrampilan secara maksimal)
Misi SMA Bruderan memuat pernyataan Sesuai
umum dan khusus berkaitan dengan
program sekolah. Nomor 1-3 pernyataan
umum dan nomor 4-6 merupakan
pernyataan khusus
Misi SMA Bruderan memberikan
Sesuai
keluwesan, ruang gerak pengembangan
kegiatan satuan-satuan unit sekolah yang
terlibat seperti kerjasama dengan berbagai
pihak untuk menunjang tujuan sekolah.
Misi SMA Bruderan melibatkan komite
Sesuai
sekolah dalam merumuskan misi. KTSP
selalu dirapatkan dan melibatkan dan
dengan persetujuan komite sekolah
Misi SMA Bruderan disosialisasikan pada Sesuai
warga sekolah seperti guru, siswa,
karyawan, komite sekolah dan segenap
pihak yang berkepentingan.
Misi SMA Bruderan ditinjau, dirumuskan Sesuai
kembali satu tahun sekali secara berkala
sesuai perkembangan dan tantangan
masyarakat khususnya peserta didik
Dari hasil dokumentasi tujuan sekolah
Sesuai
menggambarkan tingkat kualitas yang
perlu dicapai di jangka menengah
(mempersiapkan peserta didik agar dapat
melanjutkan ke Perguruan Tinggi).
Tujuan SMA Bruderan mengacu visi, misi, Sesuai
tujuan pendidikan nasional, relevan
dengan kebutuhan masyarakat Purworejo
(Mempersiapkan peserta didik agar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
Fakta
141
Keputusan
nantinya mampu hidup secara demokratis
dalam masyarakat)
3. mengacu standar
Tujuan SMA Bruderan mengacu standar Sesuai
kompetensi lulusan yang
kompetensi lulusan yang ditetapkan
ditetapkan sekolah dan
sekolah dan Pemerintah (Memberikan
Pemerintah
bekal kepada peserta didik agar dapat
mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi)
4. mengakomodasi masukan Tujuan SMA Bruderan mengakomodasi
Sesuai
pihak berkepentingan
masukan pihak komite sekolah dan
(komite sekolah),
diputuskan rapat dewan pendidik dipimpin
diputuskan rapat dewan
kepsek setiap tahunnya.
pendidik dipimpin kepsek
5. disosialisasikan pada
Tujuan SMA Bruderan disosialisasikan
Sesuai
warga sekolah dan
pada warga sekolah, yaitu para guru dan
segenap pihak yang
segenap pihak yang berkepentingan
berkepentingan
Rencana Kerja Sekolah
1. RK menengah
Rencana Kerja Sekolah menengah
Sesuai
menggambarkan tujuan
menggambarkan tujuan yang akan dicapai
yang akan dicapai dalam dalam kurun waktu 4 tahun berkaitan mutu
kurun waktu 4 tahun
lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan
berkaitan mutu lulusan
komponen yang mendukung peningkatan
yang ingin dicapai dan
mutu lulusan. Terdapat dalam dokumen
perbaikan komponen
rencana kerja sekolah
yang mendukung
peningkatan mutu
lulusan
2. RK tahunan dinyatakan
RK tahunan dinyatakan dalam Rencana
Sesuai
dalam Rencana Kegiatan Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S)
dan Anggaran Sekolah
dilaksanakan berdasarkan rencana jangka
(RKA-S) dilaksanakan
menengah. Terdapat dalam dokumen
berdasarkan rencana
rencana kerja sekolah
jangka menengah.
3. disetujui rapat dewan
Rencana Kerja selalu dirapatkan untuk
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
Fakta
pendidik setelah
pertimbangan dari
komite sekolah,
disahkan berlakunya
oleh penyelenggara
sekolah
4. dituangkan dalam
dokumen yang mudah
dibaca pihak-pihak
terkait.
5. RK 4 tahun dan tahunan
disesuaikan persetujuan
rapat dewan pendidik
dan pertimbangan
komite sekolah.
6. RK tahunan dijadikan
dasar pengelolaan
sekolah ditunjukkan
dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi,
keterbukaan dan
akuntabilitas.
Sistem Informasi Manajemen
1. Memiliki sistem
informasi manajemen
untuk mendukung
administrasi pendidikan
mengetahui sejauh mana perkembangan
sekolah yang kemudian dilaporkan kepada
komite sekolah dan Yayasan Pius
Kepemimpinan Sekolah
1. Memiliki struktur
Keputusan
Rencana Kerja Sekolah dituangkan dalam Sesuai
dokumen yang mudah dibaca pihak-pihak
terkait yaitu sekolah memiliki RKAS
RK 4 tahun dan tahunan disesuaikan
persetujuan rapat dewan pendidik dan
pertimbangan komite sekolah.
Sesuai
RK tahunan dijadikan dasar pengelolaan
sekolah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan dan akuntabilitas. Rencana
Kerja di dokumentasikan agar dapat
dibaca oleh pihak yang berkepentingan.
Sesuai
SMA Bruderan belum memiliki sistem
Tidak
informasi manajemen untuk mendukung
sesuai
administrasi pendidikan. Belum tersedia
sistem informasi yang mudah diakses oleh
segenap warga sekolah. Dalam jangka
panjang sistem informasi manajemen ini
baru akan di sediakan oleh pihak sekolah.
Saat ini SMA Bruderan hanya memiliki
akses internet yang diperuntukkan oleh
guru.
SMA Bruderan memiliki seorang kepala
142
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
Fakta
143
Keputusan
kepemimpinan sesuai
sekolah dan empat wakil kepala sekolah,
standar pendidik dan
yaitu bidang kurikulum, bidang kesiswaan,
tenaga kependidikan,
bidang humas dan juga bidang sarana dan
yaitu seorang kepala
prasarana. Terdapat dalam struktur
sekolah dan 1 (satu) atau organisasi sekolah.
lebih wakil kepala
sekolah.
Sumber: Hasil wawancara, observasi dan dokumentasi peneliti
Untuk kriteria kepemimpinan sekolah sendiri Kepala sekolah SMA
Bruderan sudah memenuhi Standar Kepala Sekolah seperti yang tertuang
dalam Undang-undang tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah nomor 13
tahun 2007 yaitu :
Tabel 5.2 Standar Kepala Sekolah SMA Bruderan Purworejo
Standar Kepala Sekolah nomor 13
tahun 2007
Memiliki
kualifikasi
akademik
sarjana (S1) atau diploma empat (DIV)
kependidikan
atau
nonkependidikan pada perguruan
tinggi yang terakreditasi
Pada waktu diangkat sebagai kepala
sekolah berusia setinggi-tingginya 56
tahun
Memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
menurut jenjang sekolah masingmasing,
Memiliki
pangkat
serendahrendahnya III/c bagi pegawai negeri
Fakta Kepala Sekolah SMA
Bruderan Purworejo
Kepala sekolah SMA Bruderan
memiliki kualifikasi S1 jurusan
Pendidikan Kimia di IKIP Negeri
Yogyakarta
Keputusan
Sesuai
Kepala sekolah SMA Bruderan pada Sesuai
saat diangkat sebagai kepala sekolah
berusia 47 tahun
Kepala sekolah SMA Bruderan telah Sesuai
memiliki pengalaman mengajar
selama 25 tahun
Kepala sekolah SMA Bruderan
memiliki pangkat IV/a
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Standar Kepala Sekolah nomor 13
Fakta Kepala Sekolah SMA
tahun 2007
Bruderan Purworejo
sipil (PNS) dan bagi non-PNS
disetarakan dengan kepangkatan
yang dikeluarkan oleh yayasan atau
lembaga yang berwenang
Berstatus sebagai guru SMA/MA
Kepala sekolah SMA Bruderan
berstatus sebagai guru SMA
Memiliki sertifikat pendidik sebagai Kepala sekolah SMA Bruderan
guru SMA/MA
memiliki sertifikat pendidik sebagai
guru SMA
Memiliki sertifikat kepala SMA/MA Kepala sekolah SMA Bruderan
yang diterbitkan oleh lembaga yang memiliki sertifikat kepala SMA/MA
ditetapkan Pemerintah
yang diterbitkan oleh lembaga yang
ditetapkan Pemerintah
Sumber: Hasil observasi dan dokumentasi peneliti
144
Keputusan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Dari hasil observasi kriteria Kepala Sekolah dilihat dari dimensi
kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi sosial dan
kompetensi kewirausahaan Kepala Sekolah SMA Bruderan sudah memiliki
kompetensi yang cukup baik, untuk kompetensi kewirausahaan Kepala
Sekolah masih kurang dalam menciptakan iklim kewirausahaan, ini nampak
dari sekolah yang belum memiliki muatan lokal ataupun pelatihan
kewirausahaan bagi siswa yang difasilitasi sekolah.
Secara keseluruhan dari 28 kriteria antecedents terdapat 2 kriteria yang
tidak sesuai yaitu pada kriteria misi sekolah yang seharusnya menjadi dasar
pokok sekolah tapi dasar pokok dari SMA Bruderan adalah visi. Kriteria lain
yang tidak sesuai adalah kriteria sistem informasi manajemen yang belum
dapat di akses oleh seluruh warga sekolah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
145
2. Kriteria Transactions
Tabel 5.3 Kriteria Transactions Standar Pengelolaan SMA Bruderan
Purworejo
Kriteria
Pedoman Sekolah
1.mempertimbangkan visi, misi
dan tujuan
Fakta
Pedoman sekolah
mempertimbangkan visi, misi dan
tujuan. Pedoman sekolah disusun
setelah visi, misi dan tujuan
sekolah yang disetujui oleh komite
sekolah.
2.ditinjau dan dirumuskan kembali ditinjau dan dirumuskan kembali
secara berkala sesuai dengan
secara berkala sesuai dengan
perkembangan masyarakat.
perkembangan masyarakat.
Biasanya dalamkurun waktu satu
tahun
3.berfungsi sebagai petunjuk
Pedoman sekolah berfungsi sebagai
pelaksanaan operasional.
petunjuk pelaksanaan operasional
sekolah siswa, guru dan karyawan
berisi tentang profil sekolah,
program sekolah dan peraturan
akademik sekolah (kurikulum dan
kaldik)
4.Pedoman pengelolaan KTSP,
Pedoman pengelolaan KTSP,
kalender pendidikan, pembagian kalender pendidikan, pembagian
tugas pendidik dan tenaga
tugas pendidik dan tenaga
kependidikan dievaluasi skala
kependidikan dievaluasi skala
tahunan lainnya dievaluasi
tahunan yaitu pada setiap akhir
sesuai kebutuhan.
semester dan lainnya seperti visi,
misi dan tujuan sekolah dievaluasi
sesuai kebutuhan.
Struktur Organisasi Sekolah
1.berisi sistem penyelenggaraan
Struktur Organisasi Sekolah berisi
dan administrasi, diuraikan jelas sistem penyelenggaraan dan
dan transparan.
administrasi, diuraikan jelas dan
Keputusan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
Fakta
transparan. Terdapat dalam
dokumen yang menjelaskan
tentang kualifikasi tugas dari
masing-masing jabatan
2.Semua pimpinan, pendidik dan Semua pimpinan, pendidik dan
tenaga kependidikan punya
tenaga kependidikan punya uraian
uraian tugas, wewenang,
tugas, wewenang, tanggung jawab
tanggung jawab jelas tentang
jelas tentang keseluruhan
keseluruhan penyelenggaraan,
penyelenggaraan, administrasi
administrasi sekolah.
sekolah.
3.memasukkan unsur staf
Struktur organisasi memasukkan
administrasi dengan wewenang unsur staf administrasi dengan
dan tanggungjawab jelas untuk wewenang dan tanggungjawab
menyelenggarakan administrasi jelas untuk menyelenggarakan
secara optimal
administrasi secara optimal ini
terdapat dalam struktur organisasi
sekolah yang telah disetujui oleh
Kepala Sekolah
4.dievaluasi berkala untuk melihat dievaluasi berkala untuk melihat
efektifitas mekanisme kerja
efektifitas mekanisme kerja
pengelolaan sekolah
pengelolaan sekolah.
5.diputuskan Kepsek &
diputuskan Kepsek &
mempertimbangkan pendapat
mempertimbangkan pendapat
komite sekolah
komite sekolah
Pelaksanaan Kegiatan Sekolah
1.berdasar rencana kerja tahunan Pelaksanaan Kegiatan Sekolah
berdasar rencana kerja tahunan.
Seluruh pelaksanaan sekolah
berdasarkan rencana kerja sekolah
yang telah dibuat.
2.dilaksanakan oleh penanggung dilaksanakan oleh penanggung
jawab kegiatan, didasarkan
jawab kegiatan, didasarkan
ketersediaan sumber daya yang ketersediaan sumber daya yang
ada.
ada. Penanggung jawab sesuai
dengan rencana yang telah dibuat.
146
Keputusan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
3.Pelaksanaan kegiatan sekolah
yang tidak sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan
mendapat persetujuan melalui
rapat dewan pendidik dan
komite sekolah.
147
Fakta
Keputusan
Pelaksanaan kegiatan sekolah yang Sesuai
tidak sesuai dengan rencana yang
sudah ditetapkan mendapat
persetujuan melalui rapat dewan
pendidik dan komite sekolah.
Misalnya dalam mengunjungi panti
asuhan yang tidak direncanakan
maka sekolah akan merapatkan
dengan pihak terkait agar tidak
terjadi pelanggaran etika pada
yayasan di atasnya.
4.Kepsek
Kepsek mempertanggungjawabkan Sesuai
mempertanggungjawabkan
pelaksanaan pengelolaan bidang
pelaksanaan pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan
akademik pada rapat dewan
pendidik dan bidang nonakademik
pendidik dan bidang
pada rapat komite sekolah dalam
nonakademik pada rapat komite bentuk laporan pada akhir tahun
sekolah dalam bentuk laporan
ajaran sebelum penyusunan
pada akhir tahun ajaran sebelum rencana kerja tahunan berikutnya.
penyusunan rencana kerja
Laporan akhir tahun sudah harus
tahunan berikutnya.
diserahkan pada Komite sekolah
sebelum pembuatan rencana kerja
sekolah yang baru untuk
mengetahui sejauh mana sekolah
dapat mengimplementasikan
keberhasilan rencana kerja sekolah
Bidang Kesiswaan
1.Menyusun, menetapkan
SMA Bruderan menyusun,
Sesuai
petunjuk pelaksanaan
menetapkan petunjuk pelaksanaan
operasional mengenai proses
operasional mengenai proses
penerimaan peserta didik dari
penerimaan peserta didik dari
anggota masyarakat yang lulus anggota masyarakat yang lulus
dari SMP/MTs, Paket B/satuan SMP/MTs, Paket B/sederajat.
pendidikan sederajat
Terdapat dokumen petunjuk
mengenai persyaratan penerimaan
peserta didik baru
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
2.Penerimaan peserta didik
dilakukan secara obyektif,
transparan dan akuntabel seperti
tertuang dalam aturan sekolah
3.tanpa diskriminasi atas dasar
pertimbangan gender, agama,
etnis, status sosial, kemampuan
ekonomi
4.berdasar kriteria hasil ujian
nasional
5.sesuai dengan daya tampung
sekolah.
6.Orientasi peserta didik baru
bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa
kekerasan dan di awasi guru
7.memberikan layanan konseling
pada siswa
8.ada kegiatan ekstra &
kokurikuler untuk siswa
9.melakukan pembinaan prestasi
unggulan dan pelacakan
Fakta
Sekolah menerima peserta didik
secara obyektif, transparan dan
akuntabel yaitu dengan tes
wawancara dan tidak memandang
status, ras dan agama.
SMA Bruderan menyeleksi siswa
tanpa diskriminasi gender, agama,
etnis, status sosial, kemampuan
ekonomi. Ini terbukti dari
beragamnya peserta didik yang
mendaftar di SMA Bruderan
berasal dari seluruh provinsi, ras,
suku, agama yang ada di Indonesia,
dari kalangan ekonomi lemah,
menengah dan tinggi.
Yang diterima adalah yang sudah
lulus ujian nasional SMP/MTs,
Paket B/satuan pendidikan
sederajat
SMA Bruderan menerima siswa
sesuai daya tampung yaitu 4 kelas
untuk kelas X
Pelaksanaan orientasi siswa tidak
menggunakan kekerasan dan
melibatkan seluruh guru dan juga
siswa
Setiap 15-20 siswa mendapat
bimbingan konseling dari tenaga
BK.
SMA Bruderan memiliki beragam
kegiatan ekstrakurikuler yang
melibatkan tenaga professional dari
luar sekolah
SMA Bruderan selalu melakukan
pelacakan terhadap alumni,
148
Keputusan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
terhadap alumni.
Fakta
misalnya saja lewat media sosial
seperti facebook.
Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
1.Sekolah menyusun KTSP.
Berdasarkan hasil dokumentasi
SMA Bruderan menyusun KTSP
tiap tahun ajaran baru.
2.Penyusunan KTSP
Penyusunan KTSP memperhatikan
memperhatikan Standar
Standar Kompetensi Lulusan,
Kompetensi Lulusan, Standar Isi Standar Isi dan peraturan
dan peraturan pelaksanaannya. pelaksanaannya. Terdapat dalam
dokumen KTSP SMA Bruderan
Purworejo
3.KTSP dikembangkan sesuai
KTSP dikembangkan sesuai
kondisi sekolah,
kondisi sekolah,
potensi/karakteristik daerah,
potensi/karakteristik daerah,
sosbud masyarakat setempat & sosbud masyarakat setempat &
peserta didik.
peserta didik yaitu keadaan
ekonomi siswa yang beragam, letak
goegrafis siswa yang beragam dan
sekolah ini memiliki siswa yang
berasal dari berbagai suku, ras dan
agama.
4.Kepsek bertanggungjawab
Kepsek bertanggungjawab
tersusunnya KTSP.
tersusunnya KTSP.
5.Wakil Kepala dan wakil kepala Wakil Kepala dan wakil kepala
SMA Bruderan bidang
SMA Bruderan bidang kurikulum
kurikulum bertanggungjawab
dan stafnya bertanggungjawab atas
atas pelaksanaan penyusunan
pelaksanaan penyusunan KTSP.
KTSP.
6.Setiap guru bertanggungjawab
Setiap guru bertanggungjawab
menyusun silabus tiap mata
menyusun silabus tiap mata
pelajaran yang diampunya sesuai pelajaran yang diampunya sesuai
Standar Isi, Standar Kompetensi Standar Isi, Standar Kompetensi
Lulusan dan Panduan
Lulusan dan Panduan Penyusunan
Penyusunan KTSP.
KTSP. Setiap guru mata pelajaran
149
Keputusan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
7.guru dapat bekerjasama dengan
KKG, MGMP, LPMP atau
Perguruan Tinggi.
8.Penyusunan KTSP dikoordinasi,
disupervisi dan difasilitas oleh
Dinas Pendidikan Provinsi yang
bertanggungjawab di bidang
pendidikan. Penyusunan KTSP
Pendidikan Agama (PA)
dikoordinasi, disupervisi dan
difasilitasi oleh Kantor Wilayah
Departemen Agama.
9.Sekolah menyusun kalender
pendidikan meliputi jadwal
pembelajaran, ulangan, ujian,
kegiatan ekstrakurikuler dan hari
libur
10. Kalender pendidikan
didasarkan Standar Isi
11. Kalender pendidikan berisi
pelaksanaan aktivitas sekolah
satu tahun, dirinci secara
semesteran, bulanan dan
mingguan
12. Kalender pendidikan
diputuskan rapat dewan
pendidik, ditetapkan kepala
sekolah.
13. Sekolah menyusun jadwal
penyusunan KTSP.
Fakta
menyusun silabus dan perangkat
pembelajaran.
Hampir seluruh guru SMA
Bruderan mengikuti KKG, MGMP
maupun LPMP
Penyusunan KTSP dikoordinasi,
disupervisi dan difasilitas oleh
Dinas Pendidikan Provinsi yang
bertanggungjawab di bidang
pendidikan. Penyusunan KTSP
Pendidikan Agama (PA)
dikoordinasi, disupervisi dan
difasilitasi oleh Kantor Wilayah
Departemen Agama.
Sekolah menyusun kalender
pendidikan meliputi jadwal
pembelajaran, ulangan, ujian,
kegiatan ekstrakurikuler dan hari
libur. Ini terdapat pada dokumen
KTSP sekolah.
Kalender pendidikan didasarkan
pada Standar Isi
Kalender pendidikan berisi
pelaksanaan aktivitas sekolah satu
tahun, dirinci secara semesteran,
bulanan dan mingguan
150
Keputusan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Kalender pendidikan diputuskan
rapat dewan pendidik, ditetapkan
kepala sekolah
Sesuai
Sekolah menyusun jadwal
penyusunan KTSP, namun ketika
sudah melewati revisi maka
penyusunan kurikulum mengikuti
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
Fakta
banyak tidaknya revisi dan ini tidak
terjadwal.
14. Sekolah menyusun mata
Sekolah menyusun mata pelajaran,
pelajaran, dijadwalkan pada
dijadwalkan pada semester gasal
semester gasal dan genap.
dan genap.
15. Sekolah menjamin mutu
Sekolah menjamin mutu kegiatan
kegiatan pembelajaran setiap
pembelajaran setiap mata pelajaran
mata pelajaran & program
& program pendidikan tambahan
pendidikan tambahan yang
yang dipilih seperti muatan lokal
dipilih.
yang dipilih SMA Bruderan adalah
mulok Bahasa Jawa, Kekharitasan
dan Budidaya Ikan
16. Kegiatan pembelajaran berdasar Kegiatan pembelajaran berdasar
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi & peraturan
Standar Isi & peraturan
pelaksanaannya, Standar Proses pelaksanaannya, Standar Proses &
& Standar Penilaian.
Standar Penilaian
17. Mutu pembelajaran
Mutu pembelajaran dikembangkan
dikembangkan dengan model
dengan model kegiatan
kegiatan pembelajaran &
pembelajaran & mengacu Standar
mengacu Standar Proses
Proses
18. melibatkan peserta didik secara melibatkan peserta didik secara
aktif, demokratis, mendidik,
aktif, demokratis, mendidik,
memotivasi, mendorong
memotivasi, mendorong kreativitas
kreativitas & dialogis
& dialogis
19. peserta didik mencapai pola
peserta didik mencapai pola pikir
pikir & kebebasan berpikir,
& kebebasan berpikir, dapat
dapat beraktivitas intelektual
beraktivitas intelektual berupa
berupa berpikir,
berpikir, berargumentasi,
berargumentasi,
mempertanyakan, mengkaji,
mempertanyakan, mengkaji,
menemukan & memprediksi
menemukan & memprediksi
20. pemahaman keterlibatan peserta pemahaman keterlibatan peserta
didik secara aktif dalam proses didik secara aktif dalam proses
belajar untuk mencapai
belajar untuk mencapai
151
Keputusan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
pemahaman konsep, tidak
terbatas pada materi yang
diberikan oleh guru.
21. Setiap guru bertanggungjawab
agar peserta didik mampu
meningkat rasa ingin tahunya
dan mencapai keberhasilan
belajarnya secara konsisten
sesuai dengan tujuan
pendidikan
22. Siswa mampu memahami
perkembangan pengetahuan
dengan kemampuan mencari
sumber informasi dan
mengolah informasi menjadi
pengetahuan
23. Siswa menggunakan
pengetahuan untuk
menyelesaikan masalah &
mengkomunikasikan
pengetahuan pada pihak lain
24. Mengembangkan belajar
mandiri & kelompok dengan
proporsi yang wajar
152
Fakta
Keputusan
pemahaman konsep, tidak terbatas
pada materi yang diberikan oleh
guru.
Setiap guru bertanggungjawab agar Sesuai
peserta didik mampu meningkat
rasa ingin tahunya dan mencapai
keberhasilan belajarnya secara
konsisten sesuai dengan tujuan
pendidikan bahkan ada guru yang
harus kehilangan kesempatan
mengajar dan di mutasi karena
banyak siswa yang tidak
memahami cara mengajar guru
tersebut
Siswa mampu memahami
Sesuai
perkembangan pengetahuan
dengan kemampuan mencari
sumber informasi dan mengolah
informasi menjadi pengetahuan
Siswa menggunakan pengetahuan
untuk menyelesaikan masalah &
mengkomunikasikan pengetahuan
pada pihak lain
Sesuai
Mengembangkan belajar mandiri & Sesuai
kelompok dengan proporsi yang
wajar. Berupa les tambahan dari
guru atau les dari inisiatif siswa
sendiri
25. Kepsek bertanggungjawab pada Kepsek bertanggungjawab pada
Sesuai
kegiatan pembelajaran sesuai
kegiatan pembelajaran sesuai
peraturan Pemerintah.
peraturan Pemerintah.
26. Wakil kepala kurikulum
Wakil kepala kurikulum
Sesuai
bertanggungjawab pada mutu
bertanggungjawab pada mutu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
kegiatan pembelajaran.
27. Setiap guru bertanggungjawab
pada mutu kegiatan
pembelajaran dengan cara
merujuk perkembangan metode
pembelajaran mutakhir
28. Menggunakan metoda
pembelajaran yang bervariasi,
inovatif & tepat untuk
mencapai tujuan pembelajaran
29. Menggunakan fasilitas,
peralatan, alat bantu secara
efektif & efisien
30. Memperhatikan sifat alamiah
kurikulum, kemampuan peserta
didik, pengalaman belajar
sebelumnya yang bervariasi,
kebutuhan khusus peserta didik
dari yang mampu belajar
dengan cepat – lambat
Fakta
kegiatan pembelajaran
Belum semua guru di SMA
Bruderan yang dapat mengikuti
perkembangan iptek yang mutakhir
karena tidak adanya fasilitas yang
mendukung
Menggunakan metoda
pembelajaran yang bervariasi,
inovatif & tepat untuk mencapai
tujuan pembelajaran misalnya di
luar kelas dan praktik lapangan
Menggunakan fasilitas, peralatan,
alat bantu secara efektif & efisien
153
Keputusan
Tidak sesuai
Sesuai
Sesuai
Memperhatikan sifat alamiah
Sesuai
kurikulum, kemampuan peserta
didik, pengalaman belajar
sebelumnya yang bervariasi,
kebutuhan khusus peserta didik
dari yang mampu belajar dengan
cepat – lambat. Untuk itu sekolah
memberikan layanan konseling
pada siswa untuk menceritakan
pengalaman belajar mereka yang
kemudian apabila mereka
mengalami kesulitan akan ditindak
lanjuti oleh wali kelas dan juga
guru mapel
31. Memperkaya kegiatan
Memperkaya kegiatan
Sesuai
pembelajaran melalui lintas
pembelajaran melalui lintas
kurikulum, hasil-hasil
kurikulum, yang kemudian
penelitian dan penerapannya
disesuaikan dengan kondisi SMA
Bruderan
32. Mengarah ke pendekatan
Mengarah ke pendekatan
Sesuai
kompetensi yang menghasilkan kompetensi yang menghasilkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
lulusan yang mudah
beradaptasi, memiliki motivasi,
kreatif, mandiri, mempunyai
etos kerja tinggi, memahami
belajar seumur hidup dan
berpikir logis dalam
menyelesaikan masalah.
33. Sekolah menyusun program
penilaian hasil belajar yang
adil, bertanggung jawab &
berkesinambungan.
34. Penyusunan program penilaian
hasil belajar berdasar Standar
Penilaian Pendidikan.
35. Sekolah menilai hasil belajar
seluruh kelompok mata
pelajaran membuat program
remedial, klarifikasi capaian
ketuntasan yang direncanakan,
laporan pada pihak yang
memerlukan, pertimbangan
kenaikan kelas atau kelulusan
& dokumentasi.
154
Fakta
Keputusan
lulusan yang mudah beradaptasi,
memiliki motivasi, kreatif, mandiri,
mempunyai etos kerja tinggi,
memahami belajar seumur hidup
dan berpikir logis dalam
menyelesaikan masalah.
Sekolah menyusun program
penilaian hasil belajar yang adil,
bertanggung jawab &
berkesinambungan.
Penyusunan program penilaian
hasil belajar berdasar Standar
Penilaian Pendidikan
Sekolah menilai hasil belajar
seluruh kelompok mata pelajaran
membuat program remedial,
klarifikasi capaian ketuntasan yang
direncanakan, laporan pada pihak
yang memerlukan, pertimbangan
kenaikan kelas atau kelulusan &
dokumentasi. Berupa raport dan
sekolah juga pada tiap tengah
semester memanggil orangtua/wali
siswa untuk mengetahui
perkembangan belajar siswa
36. Seluruh program penilaian hasil Seluruh program penilaian hasil
belajar disosialisasikan pada
belajar disosialisasikan pada guru.
guru.
37. Program penilaian hasil belajar Program penilaian hasil belajar
ditinjau periodik, berdasar data ditinjau periodik, berdasar data
kegagalan/kendala pelaksanaan kegagalan/kendala pelaksanaan
program (temuan penguji
program (temuan penguji eksternal
eksternal dalam rangka
dalam rangka mendapatkan
mendapatkan rencana penilaian rencana penilaian yang lebih adil
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
Fakta
yang lebih adil dan bertanggung dan bertanggung jawab). Komite
jawab)
sekolah selalu mengawasi jalannya
pengelolaan sekolah
38. Sekolah menetapkan prosedur untuk lembar UH selalu
yang mengatur transparansi
dikembalikan, untuk hasil UTS dan
sistem evaluasi hasil belajar
UAS orangtua siswa dipanggil
untuk penilaian formal yang
kesekolah
berkelanjutan
39. Semua guru mengembalikan
Tidak semua guru mengembalikan
hasil kerja siswa yang telah
hasil kerja siswa
dinilai.
40. Sekolah menetapkan petunjuk Sekolah menyediakan angket untuk
pelaksanaan operasional
menyampaikan aspirasi siswa
mengatur mekanisme
mengenai puas atau tidak puasnya
penyampaian ketidakpuasan
mereka pada penilaian hasil belajar
peserta didik, penyelesaian
penilaian hasil belajar.
41. Penilaian meliputi semua
Penilaian meliputi semua
kompetensi dan materi yang
kompetensi dan materi yang
diajarkan.
diajarkan sesuai dengan tingkatan
dan juga jurusan masing-masing
yaitu IPA, IPS dan Bahasa
42. Seperangkat metode penilaian Seperangkat metode penilaian
perlu disiapkan dan digunakan selalu disiapkan dan digunakan
secara terencana untuk tujuan secara terencana untuk tujuan
diagnostik, formatif dan
diagnostik, formatif dan sumatif,
sumatif, sesuai dengan
sesuai dengan metode/strategi
metode/strategi pembelajaran
pembelajaran yang digunakan
yang digunakan.
43. Sekolah menyusun ketentuan
Sekolah menyusun ketentuan
pelaksanaan penilaian hasil
pelaksanaan penilaian hasil belajar
belajar sesuai Standar Penilaian sesuai Standar Penilaian
Pendidikan
Pendidikan
44. Kemajuan yang dicapai peserta Kemajuan yang dicapai peserta
didik dipantau,
didik dipantau, didokumentasikan
155
Keputusan
Sesuai
Tidak sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
didokumentasikan secara
sistematis, digunakan sebagai
balikan kepada peserta didik
untuk perbaikan secara berkala.
156
Fakta
Keputusan
secara sistematis, digunakan
sebagai balikan kepada peserta
didik untuk perbaikan secara
berkala. Dengan cara
pengembalian lembar ulangan
harian dan juga raport
45. Penilaian yang
Penilaian yang didokumentasikan Sesuai
didokumentasikan disertai bukti disertai bukti kesahihan, keandalan,
kesahihan, keandalan,
dievaluasi secara periodik untuk
dievaluasi secara periodik
perbaikan metode penilaian.
untuk perbaikan metode
penilaian.
46. Sekolah melaporkan hasil
Sekolah melaporkan hasil belajar Sesuai
belajar kepada orang tua peserta kepada orang tua peserta didik,
didik, komite sekolah dan
komite sekolah dan institusi di
institusi di atasnya.
atasnya berupa raport.
47. Sekolah menyusun dan
Sekolah menyusun dan
Sesuai
menetapkan Peraturan
menetapkan Peraturan Akademik
Akademik.
yang terdapat dalam pedoman
sekolah
48. Peraturan Akademik berisi
Peraturan Akademik tidak berisi
Tidak sesuai
persyaratan minimal kehadiran persyaratan minimal kehadiran
siswa
siswa
49. Berisi ketentuan mengenai
Berisi ketentuan mengenai
Sesuai
ulangan, remedial, ujian,
ulangan, remedial, ujian, kenaikan
kenaikan kelas dan kelulusan
kelas dan kelulusan. Terdapat
dalam pedoman sekolah.
50. Berisi ketentuan mengenai hak Berisi ketentuan mengenai hak
Sesuai
siswa menggunakan fasilitas
siswa menggunakan fasilitas
belajar, laboratorium,
belajar, laboratorium,
perpustakaan, penggunaan buku perpustakaan, penggunaan buku
pelajaran, buku
pelajaran, buku
referensi/perpustakaan
referensi/perpustakaan. Terdapat
dalam pedoman sekolah.
51. Berisi ketentuan mengenai
Terdapat layanan konsultasi
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
Fakta
layanan konsultasi guru mata
dengan guru mapel dan juga
pelajaran, wali kelas &
konselor. Terdapat dalam pedoman
konselor.
sekolah.
52. Peraturan akademik diputuskan Peraturan akademik diputuskan
rapat dewan pendidik
rapat dewan pendidik ditetapkan
ditetapkan kepala sekolah.
kepala sekolah.
Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.Sekolah menyusun program
SMA Bruderan menyusun program
pendayagunaan pendidik &
pendayagunaan pendidik dan
tenaga kependidikan.
tenaga kependidikan sesuai dengan
kompetensi masing-masing guru
2.Program pendayagunaan
Program pendayagunaan pendidik
pendidik dan tenaga
dan tenaga kependidikan SMA
kependidikan disusun
Bruderan disusun memperhatikan
memperhatikan Standar
Standar Pendidik & Tenaga
Pendidik & Tenaga
Kependidikan sesuai latar belakang
Kependidikan
pendidikannya
3.dikembangkan sesuai kondisi
Dikembangakan sesuai dengan
sekolah: pembagian tugas, bila Yayasan di atasnya yaitu Yayasan
terjadi kekurangan tenaga
Pius. Setelah 25 tahun diberikan
menentukan sistem
cincin penghargaan dari yayasan
penghargaan, pengembangan
dan sejumlah finansial yang
bermacam-macam.
profesi bagi setiap
pendidik/tenaga kependidikan,
menerapkannya secara
profesional, adil & terbuka
4.Pengangkatan pendidik &
Melakukan seleksi atas permintaan
tenaga kependidikan tambahan sekolah dengan formasi yang ada.
dilaksanakan berdasar ketentuan Setelah di anggap layak di
yang ditetapkan oleh
ujicobakan. Masa uji coba
penyelenggara sekolah
bervariasi ada yang >5 tahun baru
diangkat sebagai guru tetap. Untuk
menjadi tenga tetap masih diseleksi
5.Sekolah mendukung upaya
Memberikan kesempatan guru
promosi pendidik & tenaga
studi S2 tapi guru kurang berminat
157
Keputusan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
kependidikan berdasar asas
kemanfaatan, kepatutan &
profesionalisme
6.Sekolah mendukung
pengembangan pendidik &
tenaga kependidikan yang
diidentifikasi secara sistematis
sesuai aspirasi individu,
kebutuhan kurikulum & sekolah
7.Sekolah mendukung
penempatan tenaga
kependidikan disesuaikan
kebutuhan jumlah,
kualifikasinya dengan
menetapkan prioritas
8.Sekolah mendukung mutasi
tenaga kependidikan dari satu
posisi ke posisi lain berdasar
analisis jabatan, diikuti orientasi
tugas pimpinan tertinggi
sekolah, dilakukan setelah empat
tahun & diperpanjang berdasar
alasan yang
dipertanggungjawabkan, untuk
tenaga kependidikan tambahan
tidak ada mutasi.
9.Sekolah mendayagunakan
kepsek melaksanakan tugas &
tanggung jawabnya sebagai
pimpinan pengelolaan sekolah
10. Mendayagunakan waka
kurikulum bertugas & tanggung
jawab sebagai pembantu kepsek
Fakta
karena urusan keluarga dll..
158
Keputusan
Repot dgn keluarga, akomodasi,
Tidak sesuai
inisiatif dari guru masih kurang.
Karena biaya mandiri hanya
membiayai berapa % saja ditambah
tawaran studi S2 tidak sesuai
dengan latar belakang pendidikan
guru. Tawaran studi hukum tapi
guru tidak berminat
SMA Bruderan mendukung
Sesuai
penempatan tenaga kependidikan
disesuaikan kebutuhan jumlah,
kualifikasinya dengan menetapkan
prioritas
Melalui seleksi dan kompetensi.
Diutamakan mereka yang sudah
menjadi pegawai tetap
Sesuai
Sekolah yayasan tapi tetap top
managernya adalah kepsek
Sesuai
wakil kepala kurikulum
melaksanakan tugas & tanggung
jawab dibantu oleh guru dalam
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
mengelola kurikulum
11. Mendayagunakan wakil kepala
sarana prasarana melaksanakan
tugas & tanggung jawabn
sebagai pembantu kepsek
mengelola sarana prasarana
12. Mendayagunakan wakil kepala
kesiswaan melaksanakan tugas
& tanggung jawab sebagai
pembantu kepsek mengelola
peserta didik
13. Mendayagunakan guru
melaksanakan tugas &
tanggungjawab sebagai agen
pembelajaran yang memotivasi,
memfasilitasi, mendidik,
membimbing & melatih peserta
didik menjadi manusia
berkualitas &
mengaktualisasikan potensi
kemanusiaan secara optimum
14. konselor melaksanakan tugas &
tanggung jawab memberikan
layanan bimbingan & konseling
pada siswa
15. pelatih/instruktur melaksanakan
tugas & tanggung jawab
memberikan pelatihan teknis
pada siswa pada kegiatan
pelatihan
16. tenaga perpustakaan
melaksanakan tugas &
tanggung jawab melaksanakan
pengelolaan sumber belajar di
perpustakaan
Fakta
mengelola bidang kurikulum
SMA Bruderan mendayagunakan
wakil kepala sarana prasarana
melaksanakan tugas & tanggung
jawabn sebagai pembantu kepsek
mengelola sarana prasarana
SMA Bruderan mendayagunakan
wakil kepala kesiswaan
melaksanakan tugas & tanggung
jawab sebagai pembantu kepsek
mengelola peserta didik
SMA Bruderan mendayagunakan
guru melaksanakan tugas &
tanggungjawab sebagai agen
pembelajaran yang memotivasi,
memfasilitasi, mendidik,
membimbing & melatih peserta
didik menjadi manusia berkualitas
& mengaktualisasikan potensi
kemanusiaan secara optimum
159
Keputusan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
konselor di SMA Bruderan
Sesuai
melaksanakan tugas & tanggung
jawab memberikan layanan
bimbingan & konseling pada siswa
SMA Bruderan seringkali
Sesuai
mengundang pelatih/instruktur
professional
tenaga perpustakaan melaksanakan Sesuai
tugas & tanggung jawab
melaksanakan pengelolaan sumber
belajar di perpustakaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
17. tenaga laboratorium
melaksanakan tugas &
tanggung jawab membantu
guru mengelola kegiatan
praktikum di laboratorium
18. teknisi sumber belajar
melaksanakan tugas &
tanggung jawab
mempersiapkan, merawat,
memperbaiki sarana &
prasarana pembelajaran
19. tenaga administrasi
melaksanakan tugas dan
tanggung jawab melayani
administratif
20. tenaga kebersihan
melaksanakan tugas &
tanggung jawab memberikan
layanan kebersihan lingkungan.
Bidang Sarana dan Prasarana
1.Sekolah menetapkan kebijakan
program tertulis mengenai
pengelolaan sarana dan
prasarana
2.Program pengelolaan sarana dan
prasarana mengacu Standar
Sarana dan Prasarana dalam
merencanakan, memenuhi &
mendayagunakan sarana dan
prasarana pendidikan
3.mengevaluasi & melakukan
pemeliharaan sarana dan
prasarana agar tetap berfungsi
mendukung proses pendidikan
160
Fakta
Keputusan
Tenaga laboratorium di SMA
Tidak sesuai
Bruderan adalah guru yang
menggunakan laboratorium
tersebut. Misalnya pengelolaan lab
kimia dilaksanakan oleh guru
kimia dst
teknisi sumber belajar di SMA
Sesuai
Bruderan melaksanakan tugas &
tanggung jawab mempersiapkan,
merawat, memperbaiki sarana &
prasarana pembelajaran
SMA Bruderan kurang dalam
pemenuhan tenaga yang sesuai
dengan latar belakang
pendidikannya
SMA Bruderan sangat bersih dan
terawat
Sesuai
Sesuai
SMA Bruderan menetapkan
Sesuai
kebijakan program tertulis
mengenai pengelolaan sarana dan
prasarana
Program pengelolaan sarana dan
Sesuai
prasarana mengacu Standar Sarana
dan Prasarana dalam
merencanakan, memenuhi &
mendayagunakan sarana dan
prasarana pendidikan
SMA Bruderan mengevaluasi &
Sesuai
melakukan pemeliharaan sarana
dan prasarana agar tetap berfungsi
mendukung proses pendidikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
4.melengkapi fasilitas
pembelajaran pada setiap tingkat
kelas di sekolah
5.menyusun skala prioritas
pengembangan failitas
pendidikan sesuai tujuan
pendidikan dan kurikulum
masing-masing tingkat
6.pemeliharaan semua fasilitas
fisik dan peralatan dengan
memperhatikan kesehatan dan
keamanan lingkungan
Fakta
SMA Bruderan melengkapi
fasilitas pembelajaran pada setiap
tingkat kelas di sekolah
SMA Bruderan menyusun skala
prioritas pengembangan fasilitas
pendidikan sesuai tujuan
pendidikan dan kurikulum masingmasing tingkat
SMA Bruderan melakukan
pemeliharaan semua fasilitas fisik
dan peralatan dengan
memperhatikan kesehatan dan
keamanan lingkungan
7.Seluruh program pengelolaan
Program tidak selalu
sarana dan prasarana pendidikan disosialisasikan. Sosialisasi
disosialisasikan pada pendidik, program dilakukan kepada guru
tenaga kependidikan dan peserta misalnya cara menggunakan
didik
viewer dan LCD
8.Pengelolaan sarana prasarana
Dilakukan secara bertahap
sekolah direncanakan sistematis,
selaras pertumbuhan kegiatan
akademik & mengacu Standar
Sarana dan Prasarana
9.dituangkan dalam rencana
SMA Bruderan saat ini sudah tidak
pokok (master plan) meliputi
diperbolehkan membangun gedung
gedung dan laboratorium &
baru karena dapat menggurangi
pengembangannya
ruang terbuka
10. Pengelolaan perpustakaan
SMA Bruderan menyediakan
sekolah menyediakan petunjuk komputer dalam pencarian buku
pelaksanaan operasional
peminjaman buku dan bahan
pustaka lainnya
11. Pengelolaan perpustakaan
Pengelolaan perpustakaan sekolah
sekolah merencanakan fasilitas merencanakan fasilitas
peminjaman buku dan bahan
peminjaman buku dan bahan
161
Keputusan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Tidak sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
pustaka lainnya sesuai
kebutuhan peserta didik dan
pendidik
12. Perpustakaan membuka
pelayanan minimal enam jam
sehari pada hari kerja
13. Perpustakaan melengkapi
fasilitas peminjaman antar
perpustakaan, internal maupun
eksternal
14. Perpustakaan menyediakan
pelayanan peminjaman dari
sekolah lain
15. Pengelolaan laboratorium
dikembangkan dengan
perkembangan iptek, dilengkapi
dengan manual yang jelas, tidak
terjadi kekeliruan yang
menimbulkan kerusakan
Fakta
pustaka lainnya sesuai kebutuhan
peserta didik dan pendidik
Perpustakaan SMA Bruderan
dibuka pukul 07.00 - 14.00, bisa
lebih apabila ada kegiatan ekstra
seperti seminar dll
Hanya internal
162
Keputusan
Sesuai
Tidak sesuai
Perpustakaan tidak menyediakan
Tidak sesuai
pelayanan peminjaman dari
sekolah lain
SMA Bruderan kekurangan biaya Tidak sesuai
dalam pemenuhan alat praktek
karena hanya menerima sedikit
bantuan dari pemerintah. Sering
terjadi kerusakan karena skibat
siswa yang bermain-main dengan
alat praktek
16. Pengelolaan fasilitas fisik untuk sekolah selalu memberikan
Sesuai
ekstra-kurikuler disesuaikan
kebebasan siswa-siswinya dalam
perkembangan kegiatan ekstra- menentukan kegiatan
kurikuler peserta didik,
ekstrakurikuler yang dipilihnya.
mengacu Standar Sarana dan
Sekolah selalu mengusahakan
Prasarana.
apabila sarana dan prasarana untuk
perkembangan ekstrakurikuler
kurang maka akan disesuaikan
dengan minat siswa.
Bidang Keuangan dan Pembiayaan
1.Sekolah menyusun pedoman
Sekolah menyusun pedoman
Sesuai
pengelolaan biaya investasi dan pengelolaan biaya investasi dan
operasional mengacu Standar
operasional mengacu Standar
Pembiayaan
Pembiayaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
2.Pedoman pengelolaan biaya
investasi & operasional Sekolah
mengatur pemasukan,
pengeluaran dan jumlah dana
yang dikelola
3.Penyusunan, pencairan
anggaran, penggalangan dana di
luar dana investasi &
operasional
4.kewenangan & tanggungjawab
kepsek membelanjakan
anggaran pendidikan sesuai
peruntukannya
5.pembukuan semua penerimaan
& pengeluaran, penggunaan
anggaran, dilaporkan komite
sekolah & institusi di atasnya.
6.Pedoman pengelolaan biaya
investasi & operasional sekolah
diputuskan komite sekolah,
ditetapkan kepsek, mendapat
persetujuan institusi di atasnya
7.Pedoman pengelolaan biaya
investasi dan operasional
sekolah disosialisasikan ke
seluruh warga sekolah menjamin
tercapainya pengelolaan dana
secara transparan dan akuntabel.
Budaya dan Lingkungan Sekolah
1.Sekolah menciptakan suasana,
iklim dan lingkungan pendidikan
yang kondusif dalam
pembelajaran
2.Prosedur pelaksanaan
menciptakan suasana, iklim dan
163
Fakta
Keputusan
Pedoman pengelolaan biaya
Sesuai
investasi & operasional Sekolah
mengatur pemasukan, pengeluaran
dan jumlah dana yang dikelola
Penyusunan, pencairan anggaran,
penggalangan dana di luar dana
investasi & operasional
Sesuai
kewenangan & tanggungjawab
kepsek membelanjakan anggaran
pendidikan sesuai peruntukannya
Sesuai
pembukuan semua penerimaan &
pengeluaran, penggunaan
anggaran, dilaporkan komite
sekolah & institusi di atasnya.
Pedoman pengelolaan biaya
investasi & operasional sekolah
diputuskan komite sekolah,
ditetapkan kepsek, mendapat
persetujuan institusi di atasnya
Pedoman pengelolaan biaya
investasi dan operasional sekolah
disosialisasikan hanya di
sosialisasikan pada pihak yang
berkepentingan
Sesuai
SMA Bruderan menciptakan
suasana, iklim, lingkungan
pendidikan yang kondusif dalam
pembelajaran
Di dalam prosedur pelaksanaan
menciptakan suasana, iklim dan
Sesuai
Sesuai
Tidak sesuai
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
lingkungan pendidikan
3.berisi prosedur tertulis mengenai
informasi kegiatan penting yang
akan dilaksanakan
Fakta
lingkungan pendidikan
Di dalam prosedur pelaksanaan
berisi prosedur tertulis mengenai
informasi kegiatan penting yang
akan dilaksanakan
4.Prosedur pelaksanaan memuat
Prosedur pelaksanaan memuat
judul, tujuan, lingkup, tanggung judul, tujuan, lingkup, tanggung
jawab dan wewenang &
jawab dan wewenang &
penjelasannya
penjelasannya
5.Prosedur pelaksanaan
Tidak selalu, hanya dirapatkan
diputuskan kepsek dalam rapat dengan guru dan pihak terkait
dewan pendidik
6.Sekolah menetapkan pedoman
Sekolah menetapkan pedoman tatatata-tertib
tertib
7. Sekolah menetapkan tata tertib Sekolah menetapkan tata tertib
pendidik, tenaga kependidikan pendidik, tenaga kependidikan dan
dan peserta didik, termasuk
peserta didik, termasuk
menggunakan, memelihara
menggunakan, memelihara sarana
sarana dan prasarana pendidikan dan prasarana pendidikan
8.Sekolah menetapkan petunjuk, Sekolah menetapkan petunjuk,
peringatan dan larangan dalam peringatan dan larangan dalam
berperilaku di Sekolah,
berperilaku di Sekolah, pemberian
pemberian sangsi yang
sangsi yang melanggar tata tertib
melanggar tata tertib.
yang tercakup dalam buku panduan
untuk siswa, guru dan karyawan
9.Tata tertib sekolah ditetapkan
Tata tertib sekolah ditetapkan
kepsek melalui rapat dewan
kepsek dan hanya pada guru serta
pendidik & mempertimbangkan pihak terkait
masukan komite sekolah dan
peserta didik
10. Sekolah menetapkan kode etik Sekolah menetapkan kode etik
warga sekolah memuat norma
warga sekolah memuat norma
hubungan warga di sekolah,
hubungan warga di sekolah,
hubungan warga sekolah dengan hubungan warga sekolah dengan
masyarakat
masyarakat
164
Keputusan
Sesuai
Sesuai
Tidak sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
Fakta
11. Menetapkan sistem yang
Menetapkan sistem yang
memberikan penghargaan yang memberikan penghargaan yang
mematuhi dan sangsi bagi yang mematuhi dan sangsi bagi yang
melanggar
melanggar
12. Kode etik sekolah ditanamkan
Kode etik sekolah ditanamkan
kepada seluruh warga sekolah
kepada seluruh warga sekolah
untuk menegakkan etika sekolah untuk menegakkan etika sekolah
13. Sekolah perlu memiliki program Sekolah memiliki program yang
yang jelas untuk meningkatkan jelas untuk meningkatkan
kesadaran beretika bagi semua kesadaran beretika bagi semua
warga sekolahnya
warga sekolahnya
Sumber: Hasil wawancara, observasi dan dokumentasi peneliti
165
Keputusan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Secara keseluruhan dari 130 kriteria transactions terdapat 10 kriteria
yang tidak sesuai dengan Standar pengelolaan pendidikan.
3.
Kriteria Product
Tabel 5.4 Kriteria Product Standar Pengelolaan SMA Bruderan Purworejo
Kriteria
Fakta
Keputusan
Program pengawasan
1. Memiliki
Memiliki program pengawasan dan sosialisasi
Sesuai
program
dalam bentuk supervisi, monitoring dan evaluasi
pengawasan dan yang dilakukan Kepala Sekolah terhadap guru.
sosialisasi
Evaluasi atau penilaian dibedakan menjadi dua,
yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pihak dalam
(guru dan pengelola sekolah) yang selanjutnya
disebut evaluasi diri dan evaluasi oleh pihak luar
(badan independen atau badan akreditasi sekolah)
2. Pelaksanaan
SMA Bruderan melakukan pelaksanaan
Sesuai
pengawasan
pengawasan baik yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah terhadap guru maupun dari pihak Yayasan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kriteria
3. Isi/sasaran
kepengawasan
Fakta
terhadap sekolah.
Sasaran pengawasan dari SMA Bruderan adalah
seluruh guru dan karyawan SMA Bruderan yang
bertujuan untuk mengidentifikasi kinerja guru
dalam proses pembelajaran agar sesuai dengan
kompetensi guru. Sasaran evaluasi secara garis
besar mencakup masukan (termasuk program),
proses, dan hasil.
Evaluasi diri
Pelaksanaan
SMA Bruderan melakukan evaluasi diri berupa
kegiatan evaluasi angket dan rapat
diri.
Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan
Pelaksanaan
Berupa supervisi, pengawasan dilakukan oleh
evaluasi kinerja
kepala sekolah dan hasilnya disampaikan lagi
pendidik dan
kepada guru berupa DP3 atau raport guru
tenaga
kependidikan
Akreditasi sekolah
Pelaksanaan
Pelaksanaan persiapan bahan yang diperlukan
persiapan bahan
untuk akreditasi sekolah oleh BAS
yang diperlukan
untuk akreditasi
sekolah oleh BAS
Sumber: hasil wawancara, observasi dan dokumentasi peneliti
166
Keputusan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan perencanaan
program kerja di SMA Bruderan memilik kriteria sangat baik yang dibuktikan
dengan hasil penelitian yang seluruh indikator dalam perencanaan program kerja
sudah diterapkan di SMA Bruderan.
Penerapan pelaksanaan rencana kerja di SMA Bruderan Purworejo
sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan, hal ini nampak dengan adanya
pedoman rencana kerja dan sistem penyelenggaraan administrasi secara
transparan dan tertulis, adanya KTSP dan kalender pendidikan untuk
menjalankan kegiatan pembelajaran, adanya program pendayagunaan pendidik
dan tenaga kependidikan, adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai
serta adanya kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan pada sekolah dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Penerapan pengawasan dan evaluasi di SMA Bruderan Purworejo sesuai
dengan standar pengelolaan pendidikan. Terindikasi dengan adanya program
pengawasan yang disusun secara objektif dan berkelanjutan, adanya evaluasi diri
terhadap kinerja secara periodik, adanya evaluasi dan pengembangan KTSP
secara berkala, adanya evaluasi pendayagunaan dan kinerja pendidik dan adanya
program akreditasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
167
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
168
Penerapan kepemimpinan sekolah di SMA Bruderan Purworejo, pada
kriteria kepemimpinan sekolah yakni kualifikasi khusus dan kualifikasi umum
kepala sekolah SMA Bruderan sudah memenuhi Standar Kepala Sekolah. Dari
segi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi manajerial
Kepala Sekolah SMA Bruderan sudah memiliki kompetensi yang cukup baik,
untuk kompetensi kewirausahaan kepala sekolah masih kurang dalam
menciptakan iklim kewirausahaan, ini nampak dari kurikulum SMA Bruderan
yang belum memiliki muatan lokal ataupun pelatihan kewirausahaan bagi siswa.
Penerapan sistem informasi manajemen di SMA Bruderan Purworejo
belum memiliki sistem informasi manajemen yang sesuai dengan standar
pengelolaan pendidikan yaitu sistem informasi manajemen yang belum memadai
untuk mendukung administrasi pendidikan, tidak adanya fasilitas informasi yang
efisien, efektif dan mudah di akses, kurangnya tenaga kependidikan yang
ditugaskan untuk melayani permintaan mengenai informasi pendidikan, tidak
adanya laporan data informasi yang terdokumentasi kepada Dinas Pendidikan
Kabupaten, serta belum adanya komunikasi antar warga di lingkungan satuan
pendidikan yang dilaksanakan dengan efisien dan efektif.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil analisis dan beberapa kesimpulan dari penelitian
ini, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut untuk mencapai
hasil yang lebih baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
169
Dalam perumusan visi, SMA Bruderan melibatkan seluruh warga
sekolah dan menerima masukan dari segenap warga sekolah seperti karyawan,
perwakilan siswa atau para alumni SMA Bruderan agar tercipta visi yang sesuai
dengan harapan bersama seluruh warga sekolah.
Misi seharusnya dijadikan dasar pokok sekolah agar dapat menciptakan
pengelolaan yang sesuai dengan standar prngelolaan pendidikan. Misi merupakan
operasionalisasi dari visi untuk itu misi perlu dijadikan hal utama sebelum visi.
Seluruh guru di SMA Bruderan agar dapat mengikuti perkembangan
iptek yang mutakhir agar dapat menciptakan metode pembelajaran yang inovatif.
Bbagi tenaga pendidik yang berusia senja mungkin akan kesulitan dalam
mengikuti perembangan iptek, namun sekolah harus tetap menyediakan sarana
maupun prasarana untuk mendukung kegiatan belajar mengajar secara efektif.
Para guru yang tidak bisa mengoperasikan alat elektronik untuk kepentingan
mengajar dapat meminta bantuan kepada siswa maupun tenaga yang professional
dibidangnya agar tidak terjadi kerusakan. Tenaga pendidik juga seharusnya
mengembalikan seluruh lembar kerja siswa agar dapat digunakan sebagai
feedback bagi siswa dan juga orangtua. Sekolah perlu merumuskan kembali
peraturan akademik yang mencantumkan persyaratan minimal kehadiran siswa.
SMA Bruderan mendukung aspirasi guru untuk melanjutkan pendidikan
S2 sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka dengan cara mengadakan
program beasiswa atau melakukan kerja sama dengan Universitas yang sesuai
dengan jurusan kependidikan. Dalam bidang sarana dan prasarana SMA
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
170
Bruderan telah berusaha untuk memenuhi kebutuhan alat praktik laboratorium,
namun yang menjadi kendala adalah keterbatasan biaya. Sekolah dapat
mengupayakan dana melalui bantuan dari orangtua siswa, alumni ataupun
donatur dengan memberikan rincian yang transparan agar tercipta kepercayaan
dengan pihak luar sekolah.
Tenaga
laboratorium
juga
perlu
diperhatikan
agar
perawatan
laboratorium semakin terjaga tanpa harus menggandakan posisi guru yang
merangkap sebagai tenaga laboratorium. Tenaga laboratorium perlu mengadakan
piket untuk membersihkan dan melakukan perawatan minimal seminggu sekali
untuk mencegah tejadinya kerusakan alat praktik. Perpustakaan SMA Bruderan
perlu merencanakan pelayanan peminjaman pada pihak eksternal di waktu
mendatang
dengan
bekerja
sama
dengan
sekolah-sekolah
lain
dan
mensosialisasikan seluruh program sarana dan prasarana kepada seluruh warga
sekolah.
Di bidang keuangan, sekolah harus mempunyai bukti kesahihan agar
tidak
terjadi
kesalahan.
Seluruh
pemasukan
dan
pengeluaran
harus
disosialisasikan kepada pihak yang berkepentingan.
Bidang budaya dan lingkungan dalam penyusunan programnya ataupun
prosedur harus selalu dirapatkan dengan guru dan pihak pemangku kepentingan.
SMA Bruderan telah memiliki perencanaan program kerja yang baik
karena telah memiliki visi, misi dan tujuan yang baik dan disusun berdasarkan
standar pengelolaan pendidikan. Oleh karena itu, SMA Bruderan Purworejo perlu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
171
melakukan evaluasi dan pengawasan agar visi, misi dan tujuan sekolah dapat
dibina dan terlaksana dengan baik.
Dalam pelaksanaan rencana kerja SMA Bruderan telah memiliki
pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis, struktur
organisasi sekolah, pelaksanaan kegiatan sekolah, bidang kesiswaan, bidang
kurikulum dan kegiatan pembelajaran, bidang pendidik dan tenaga kependidikan,
bidang sarana dan prasarana, bidang keuangan dan pembiayaan, budaya dan
lingkungan sekolah dan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah yang
diatur dengan baik. Dengan hasil evaluasi ini diharapkan SMA Bruderan dapat
mempertahankan kualitas pelaksanaan rencana kerja. Pelaksanaan pengawasan
dan evaluasi, SMA Bruderan sudah sangat memenuhi standar pengelolaan
pendidikan, hal ini perlu dipertahankan SMA Bruderan agar pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan dapat
dijalankan sesuai dengan rencana sekolah.
Dalam kriteria kepemimpinan sekolah Kepala sekolah SMA Bruderan
sudah memenuhi kriteria sebagai pemimpin yang baik, hanya saja Kepala
sekolah SMA Bruderan perlu berinovasi di bidang kewirausahaan agar SMA
Bruderan selain unggul dalam akademik tapi juga unggul dalam bidang
kewirausahaan. Secara rinci kemampuan atau kinerja kepala sekolah yang
mendukung terhadap perwujudan kompetensi kewirausahaan ini, di antara
mencakup: (a) menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah/madrasah;
(b)
bekerja
keras
untuk
mencapai
keberhasilsan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
172
sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif; (c) memiliki
motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pemimpin sekolah/madrasah; (d) pantang menyerah dan selalu mencari
solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah; (e)
memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik. Kepala sekolah dapat
merencanakan program
pelatihan kewirausahaan kepada siswa dengan
mengundang tenaga yang profesional pada bidangnya, atau pada mata pelajaran
ekonomi guru dapat memotivasi siswa untuk menciptakan ide inovatif dan kreatif
suatu produk.
Sistem informasi manajemen, SMA Bruderan memiliki sistem informasi
manajemen yang masih sangat jauh dari standar pengelolaan pendidikan. Oleh
karena itu SMA Bruderan hendaknya melakukan peninjauan kembali terhadap
penerapan sistem informasi manajemen yang sesuai dengan standar pendidikan
nasional. SMA Bruderan juga perlu mengupayakan pengadaan pada sistem
informasi manajemen yang bisa diakses seluruh warga sekolah agar tercipta
sistem informasi manajemen yang efisien, efektif dan mudah diakses.
C. Keterbatasan Penelitian
1.
Proses penelitian cukup lama karena peneliti harus benar-benar memahami
keadaan faktual yang ada di lapangan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
173
Terbatasnya referensi buku-buku yang berkaitan dengan teori, sehingga
berdampak pada minimnya pembahasan yang akan peneliti jabarkan.
3.
Buku teori kebanyakan merupakan buku dengan bahasa inggris, sehingga
peneliti kesulitan dalam memahaminya.
4.
Peneliti menemukan sedikit kesulitan dalam memilih model evaluasi yang
cocok untuk digunakan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Daftar Pustaka
Bungin Burhan HM. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya.Jakarta:Kencana
Depdiknas. 2007. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19, Tahun 2007, tentang
Standar Nasional Pendidikan.
Depdiknas. 2007. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13, Tahun 2007, tentang
Standar
Nasional
Pendidikan.Tentang
Standar
Kepala
Sekolah/Madrasah
Eko Putro Widoyoko. 2009.Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis
Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fattah, Nanang. 2000. Landasan Manajemen Pendidikan. Cetak Ketiga.
Bandung, PT.Remaja Rosdakarya.
Hamid Hasan.2009.Evaluasi Kurikulum.cetakan kedua.Bandung:Remaja
Rosdakarya.
Kaufman, Roger. and Susan Thomas,Evaluation Without Fear, London:1980.
Kirkpatrick, D. L. 1998. Evaluating Training Programs: The Four Levels. San
Francisco: Berrett-Koehler Publisher, Inc.
Nugraheni, Kristin.2010.Evaluasi Penerapan Standsr Pengelolaan Pada Sistem
Pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta Kabupaten
Sleman.Yogyakarta.Universitas Sanata Dharma.
Madaus,G.Scriven,M.& Stufflebeam, L. Daniel. 1986.Evaluation models:
Viewpoints on educational and human services evaluation.Boston:
Kluwer-Nijhoff Publishing.
Mbulu, J. 1995. Evaluasi Program Konsep Dasar, Pendekatan Model, dan
Prosedur Pelaksanaan. Malang: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Proyek
Operasi dan Perawatan Fasilitas.
Moleong, Lexy J.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung.Rosda
Mustatofa. 2008. Konsep-konsep Dasar Pendidikan, pengelolaan Pendidikan.
2007.UPI Bandung. Makalah Pengelolaan Pendidikan.
Sabarguna , S Boy. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press, 2005.
Shambaugh, N. & Magliaro, G. Susan. 2006. Instructional design a systematic
approach for reflective practice. United States of America:Pearson
Education, Inc.
Suharsimi Arikunto. 1989. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suharsimi, Arikunto dan Cepi Safrudin.2007.Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman
Teori
Bagi
Mahasiswa
dan
Praktisi
Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara (edisi 2).
Sukmadinata, Nana Syaodih.2009.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:
PT.Remaja Rosda Karya.
174
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tayipnapis, F.Y. 1989. Evaluasi Program. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Tayipnapis, F.Y. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tayipnasis, F.Y. DR. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi Untuk
Program pendidikan dan Penelitian. Jakarta . Rineka Cipta.
Tim dosen Jurusan Pendidikan Administrasi Pendidikan. 2007. Pengelolaan
Pendidikan.Bandung : Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu
Pendidikan. UPI. Bandung.
175
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
1.
PEDOMAN WAWANCARA
2.
PEDOMAN OBSERVASI
3.
PEDOMAN DOKUMENTASI
4.
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR
PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN
STANDAR PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
5.
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR
KEPALA SEKOLAH
176
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
177
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA
176
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PEDOMAN WAWANCARA
PENILAIAN PERENCANAAN SEKOLAH
Responden : Kepala Sekolah SMA Bruderan
No
Pertanyaan
1
2
Apakah visi sekolah ini dirumuskan sebagai cita-cita bersama
Apakah visi sekolah ini mampu memberikan inspirasi, motivasi dan
kekuatan?
3
Apakah visi sekolah ini dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga
sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di
atasnya serta visi pendidikan nasional?
41. Apakah visi sekolah ini diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin
oleh kepala sekolah dengan memperhatikan masukan komite sekolah?
51. Apakah visi sekolah ini disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap
pihak yang berkepentingan?
61. Apakah visi sekolah ini ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala
sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat?
71. Apakah misi sekolah ini memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional?
81. Apakah misi sekolah ini merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun
waktu tertentu?
91. Apakah misi sekolah ini menjadi dasar program pokok sekolah?
101. Apakah misi sekolah ini menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan
mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah?
111. Apakah misi sekolah ini memuat pernyataan umum dan khusus yang
berkaitan dengan program sekolah?
121. Apakah misi sekolah ini memberikan keluwesan dan ruang gerak
pengembangan kegiatan satuan-satuan unit sekolah yang terlibat?
177
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
131. Apakah misi sekolah ini dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap
pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh
rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah?
141. Apakah misi sekolah ini disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap
pihak yang berkepentingan?
151. Apakah misi sekolah ini ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala
sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat?
161. Apakah tujuan sekolah ini menggambarkan tingkat kualitas yang perlu
dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan)?
17
Apakah tujuan sekolah ini mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan
nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat?
181. Apakah tujuan sekolah ini mengacu pada standar kompetensi lulusan yang
sudah ditetapkan oleh sekolah dan pemerintah?
191. Apakah tujuan sekolah ini mengakomodasi masukan dari berbagai pihak
yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh rapat
dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah?
201. Apakah tujuan sekolah ini disosialisasikan kepada warga sekolah dan
segenap pihak yang berkepentingan?
211. Apakah rencana kerja jangka menengah menggambarkan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu empat tahun berkaitan dengan mutu lulusan yang
ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu
lulusan?
221. Apakah rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan rencana jangka
menengah?
231. Apakah rencana kerja sekolah swasta rencana kerja ini disahkan berlakunya
oleh penyelenggara sekolah?
178
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
241. Apakah rencana kerja sekolah dituangkan dalam dokumen yang mudah
dibaca oleh pihak-pihak yang terkait?
25
Apakah rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan
persetujuan rapat dewan pendidik dan pertimbangan komite sekolah?
261. Apakah rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan
akuntabilitas?
PENILAIAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
No
Pertanyaan
1
Apakah sekolah ini memiliki sistem informasi manajemen untuk mendukung
administrasi pendidikan?
Berupa :
PELAKSANAAN RENCANA KERJA SEKOLAH
Responden: Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Bruderan
No
Pertanyaan
1
Apakah Perumusan pedoman sekolah ini mempertimbangkan visi, misi dan
tujuan sekolah?
2
Apakah pedoman Sekolah ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala
sesuai dengan perkembangan masyarakat?
3
Apakah pedoman Sekolah berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan
operasional?
4
Apakah pedoman Sekolah dalam pengelolaan KTSP, kalender pendidikan
179
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
dan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan dievaluasi dalam
skala tahunan, sementara lainnya dievaluasi sesuai kebutuhan?
5
Apakah struktur organisasi sekolah berisi tentang sistem penyelenggaraan
dan administrasi yang diuraikan secara jelas dan transparan?
6
Apakah semua pimpinan, pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai
uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan
penyelenggaraan dan administrasi sekolah?
7
Apakah struktur organisasi sekolah memasukkan unsur staf administrasi
dengan wewenang dan tanggungjawab yang jelas untuk menyelenggarakan
administrasi secara optimal?
8
Apakah struktur organisasi sekolah dievaluasi secara berkala untuk melihat
efektifitas mekanisme kerja pengelolaan sekolah?
9
Apakah struktur organisasi sekolah diputuskan kepala sekolah dengan
mempertimbangkan pendapat dari komite sekolah?
10
Apakah pelaksanaan Kegiatan Sekolah dilaksanakan berdasarkan rencana
kerja tahunan?
11
Apakah pelaksanaan Kegiatan Sekolah dilaksanakan oleh penanggung jawab
kegiatan yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang ada?
12
Apakah pelaksanaan kegiatan sekolah yang tidak sesuai dengan rencana
yang sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui rapat dewan
pendidik dan komite sekolah?
13
Apakah Kepala sekolah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan
bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang nonakademik pada
rapat komite sekolah dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang
disampaikan sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya?
14
Apakah Sekolah menyusun KTSP?
15
Apakah Sekolah dalam penyusunan KTSP memperhatikan Standar
180
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
16
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya?
Apakah KTSP Sekolah dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah,
potensi atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan
peserta didik?
17
Apakah Kepala Sekolah bertanggungjawab atas tersusunnya KTSP?
18
Apakah
wakil
kepala
SMA/SMK/MA/MAK
bidang
kurikulum
bertanggungjawab atas pelaksanaan penyusunan KTSP?
19
Apakah setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus setiap mata
pelajaran yang diampunya sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi
Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP?
20
Apakah dalam penyusunan silabus, guru dapat bekerjasama dengan
Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), atau Perguruan Tinggi?
21
Apakah penyusunan KTSP tingkat SMA dan SMK oleh Dinas Pendidikan
Provinsi yang bertanggungjawab di bidang pendidikan.dan penyusunan
KTSP Pendidikan Agama (PA) SMA dan SMK oleh Kantor Wilayah
Departemen Agama?
22
Apakah Sekolah menyusun kalender pendidikan/akademik yang meliputi
jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler dan hari libur?
23
Apakah Penyusunan kalender pendidikan/akademik didasarkan pada Standar
Isi?
24
Apakah Penyusunan kalender pendidikan/akademik berisi mengenai
pelaksanaan aktivitas sekolah/madrasah selama satu tahun dan dirinci secara
semesteran, bulanan dan mingguan?
25
Apakah Penyusunan kalender pendidikan/akademik diputuskan dalam rapat
dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala sekolah?
26
Apakah Sekolah menyusun jadwal penyusunan KTSP?
181
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
27
Apakah Sekolah menyusun mata pelajaran yang dijadwalkan pada semester
gasal dan semester genap?
28
Apakah Sekolah menjamin mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran dan program pendidikan tambahan yang dipilihnya?
29
Apakah Kegiatan pembelajaran didasarkan pada Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya, serta Standar Proses dan
Standar Penilaian?
30
Apakah Mutu pembelajaran di sekolah dikembangkan dengan model
kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses?
31
Apakah Mutu pembelajaran di sekolah dikembangkan dengan melibatkan
peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong
kreativitas dan dialogis?
32
Apakah Mutu pembelajaran di sekolah dikembangkan dengan bertujuan agar
peserta didik mencapai pola pikir dan kebebasan berpikir sehingga dapat
melaksanakan aktivitas intelektual yang berupa berpikir, berargumentasi,
mempertanyakan, mengkaji, menemukan dan memprediksi?
33
Apakah Mutu pembelajaran di sekolah dikembangkan dengan pemahaman
bahwa keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang
dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai
pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh guru?
34
Apakah Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta didik
mampu meningkat rasa ingin tahunya?
35
Apakah Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta didik
mampu mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan
182
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
tujuan pendidikan?
36
Apakah Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta didik
mampu memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari
sumber informasi?
37
Apakah Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta didik
mampu mengolah informasi menjadi pengetahuan?
38
Apakah Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta didik
mampu menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah?
39
Apakah Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta didik
mampu mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain?
40
Apakah Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta didik
mampu mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi
yang wajar?
41
Apakah Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kegiatan pembelajaran
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan Pemerintah?
42
Apakah wakil kepala SMA bidang kurikulum bertanggungjawab terhadap
mutu kegiatan pembelajaran?
43
Apakah Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang diampunya dengan cara merujuk
perkembangan metode pembelajaran mutakhir?
44
Apakah Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran
183
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
untuk setiap mata pelajaran yang diampunya dengan cara menggunakan
metoda pembelajaran yang bervariasi, inovatif dan tepat untuk mencapai
tujuan pembelajaran?
45
Apakah Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang diampunya dengan cara menggunakan
fasilitas, peralatan dan alat bantu yang tersedia secara efektif dan efisien?
46
Apakah Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang diampunya dengan cara memperhatikan
sifat alamiah kurikulum, kemampuan peserta didik, dan pengalaman belajar
sebelumnya yang bervariasi serta kebutuhan khusus bagi peserta didik dari
yang mampu belajar dengan cepat sampai yang lambat?
47
Apakah Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang diampunya dengan cara memperkaya
kegiatan pembelajaran melalui lintas kurikulum, hasil-hasil penelitian dan
penerapannya?
48
Apakah Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang diampunya dengan cara mengarahkan
kepada pendekatan kompetensi agar dapat menghasilkan lulusan yang
mudah beradaptasi, memiliki motivasi, kreatif, mandiri, mempunyai etos
kerja yang tinggi memahami belajar seumur hidup dan berpikir logis dalam
menyelesaikan masalah?
49
Apakah Sekolah menyusun program penilaian hasil belajar yang
berkeadilan, bertanggung jawab dan berkesinambungan?
50
Apakah Penyusunan program penilaian hasil belajar didasarkan pada Standar
Penilaian Pendidikan?
51
Apakah Sekolah menilai hasil belajar untuk seluruh kelompok mata
184
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
pelajaran, dan membuat catatan keseluruhan, untuk menjadi bahan program
remedial, klarifikasi capaian ketuntasan yang direncanakan, laporan kepada
pihak yang memerlukan, pertimbangan kenaikan kelas atau kelulusan dan
dokumentasi?
52
Apakah Seluruh program penilaian hasil belajar disosialisasikan kepada
guru?
53
Apakah Program penilaian hasil belajar perlu ditinjau secara periodik,
berdasarkan data kegagalan/kendala pelaksanaan program termasuk temuan
penguji eksternal dalam rangka mendapatkan rencana penilaian yang lebih
adil dan bertanggung jawab?
54
Apakah Sekolah menetapkan prosedur yang mengatur transparansi sistem
evaluasi hasil belajar untuk penilaian formal yang berkelanjutan?
55
Apakah Semua guru mengembalikan hasil kerja siswa yang telah dinilai?
56
Apakah Sekolah menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional yang
mengatur mekanisme penyampaian ketidakpuasan peserta didik dan
penyelesaiannya mengenai penilaian hasil belajar?
57
Apakah Penilaian meliputi semua kompetensi dan materi yang diajarkan?
58
Apakah Seperangkat metode penilaian perlu disiapkan dan digunakan secara
terencana untuk tujuan diagnostik, formatif dan sumatif, sesuai dengan
metode/strategi pembelajaran yang digunakan?
59a. Apakah Sekolah menyusun ketentuan pelaksanaan penilaian hasil belajar
sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan?
60b. Apakah
Kemajuan
yang
dicapai
oleh
peserta
didik
dipantau,
didokumentasikan secara sistematis dan digunakan sebagai balikan kepada
peserta didik untuk perbaikan secara berkala?
61c. Apakah Penilaian yang didokumentasikan disertai bukti kesahihan,
185
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
keandalan dan dievaluasi secara periodik untuk perbaikan metode penilaian?
62d. Apakah Sekolah melaporkan hasil belajar kepada orang tua peserta didik,
komite sekolah dan institusi di atasnya?
63a. Apakah Sekolah menyusun dan menetapkan Peraturan Akademik?
641. Apakah Peraturan Akademik berisi persyaratan minimal kehadiran siswa
untuk mengikuti pelajaran dan tugas dari guru?
652. Apakah Peraturan Akademik berisi ketentuan mengenai ulangan, remedial,
ujian, kenaikan kelas, dan kelulusan?
663. Apakah Peraturan Akademik berisi ketentuan mengenai hak siswa untuk
menggunakan fasilitas belajar, laboratorium, perpustakaan, penggunaan
buku pelajaran, buku referensi, dan buku perpustakaan?
674. Apakah Peraturan Akademik berisi ketentuan mengenai layanan konsultasi
kepada guru mata pelajaran, wali kelas, dan konselor?
685. Apakah Peraturan Akademik berisi Peraturan akademik diputuskan oleh
rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala sekolah?
Bidang Kesiswaan
Responden: Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Bruderan
No
Pertanyaan
11. Apakah
Sekolah
menyusun
dan
menetapkan
petunjuk
pelaksanaan
operasional mengenai proses penerimaan peserta didik untuk kriteria calon
peserta didik yaitu berasal dari anggota masyarakat yang telah lulus dari
SMP/MTs, Paket B atau satuan pendidikan lainnya yang sederajat?
2a. Apakah Sekolah dalam hal penerimaan peserta didik dilakukan secara
obyektif, transparan dan akuntabel sebagaimana tertuang dalam aturan
186
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
sekolah berdasar kriteria hasil ujian nasional bagi SMA/SMK, MA/MAK,
dan kriteria tambahan bagi SMK/MAK?
3
Apakah Sekolah dalam hal penerimaan peserta didik dilakukan secara
obyektif, transparan dan akuntabel sebagaimana tertuang dalam aturan
sekolah sesuai dengan daya tampung sekolah
42. Apakah Sekolah dalam Orientasi peserta didik baru bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa kekerasan dengan pengawasan guru?
53. Apakah Sekolah memberikan layanan konseling kepada peserta didik?
64. Apakah Sekolah melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para
peserta didik?
75. Apakah Sekolah melakukan pembinaan prestasi unggulan dan pelacakan
terhadap alumni?
Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Responden: Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kependidikan SMA Bruderan Purworejo
Pendidik
dan
Tenaga
No
Pertanyaan
1
Apakah Sekolah menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan?
2
Apakah Program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan disusun
dengan memperhatikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan?
3
Apakah Program
pendayagunaan pendidik
dan tenaga
kependidikan
dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah, termasuk pembagian
tugas, mengatasi bila terjadi kekurangan tenaga, menentukan sistem
penghargaan dan pengembangan profesi bagi setiap pendidik dan tenaga
187
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
kependidikan serta menerapkannya secara profesional, adil dan terbuka?
4
Apakah
Pengangkatan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
tambahan
dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh penyelenggara
sekolah?
5
Apakah Sekolah perlu mendukung upaya promosi pendidik dan tenaga
kependidikan berdasarkan asas kemanfaatan, kepatutan, dan profesionalisme?
6
Apakah Sekolah perlu mendukung upaya pengembangan pendidik dan tenaga
kependidikan yang diidentifikasi secara sistematis sesuai dengan aspirasi
individu, kebutuhan kurikulum dan sekolah?
72. Apakah Sekolah perlu mendukung upaya penempatan tenaga kependidikan
disesuaikan dengan kebutuhan baik jumlah maupun kualifikasinya dengan
menetapkan prioritas?
8
Apakah Sekolah perlu mendukung upaya mutasi tenaga kependidikan dari satu
posisi ke posisi lain didasarkan pada analisis jabatan dengan diikuti orientasi
tugas oleh pimpinan tertinggi sekolah/madrasah yang dilakukan setelah empat
tahun,
tetapi
bisa
diperpanjang
berdasarkan
alasan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan, sedangkan untuk tenaga kependidikan tambahan
tidak ada mutasi?
9
Apakah Sekolah mendayagunakan kepala sekolah melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai pimpinan pengelolaan sekolah?
10
Apakah Sekolah mendayagunakan wakil kepala SMA bidang kurikulum
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah
dalam mengelola bidang kurikulum?
112. Apakah Sekolah mendayagunakan wakil kepala SMA bidang sarana prasarana
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah
dalam mengelola sarana prasarana?
188
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
12
Apakah Sekolah mendayagunakan wakil kepala SMA bidang kesiswaan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah
dalam mengelola peserta didik?
13
Apakah
Sekolah
tanggungjawabnya
mendayagunakan
sebagai
agen
guru
melaksanakan
pembelajaran
yang
tugas
dan
memotivasi,
memfasilitasi, mendidik, membimbing dan melatih peserta didik sehingga
menjadi manusia berkualitas dan mampu mengaktualisasikan potensi
kemanusiaannya secara optimum?
14
Apakah Sekolah mendayagunakan konselor melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta
didik?
15
Apakah Sekolah mendayagunakan pelatih/instruktur melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik pada
kegiatan pelatihan?
162. Apakah Sekolah mendayagunakan tenaga perpustakaan melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya melaksanakan pengelolaan sumber belajar di
perpustakaan?
17
Apakah Sekolah mendayagunakan tenaga laboratorium melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya membantu guru mengelola kegiatan praktikum di
laboratorium?
18
Apakah Sekolah mendayagunakan teknisi sumber belajar melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana dan
prasarana pembelajaran?
19
Apakah Sekolah mendayagunakan tenaga administrasi melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dalam menyelenggarakan pelayanan administrative?
20
Apakah Sekolah mendayagunakan tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan
189
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
tanggung jawabnya dalam memberikan layanan kebersihan lingkungan?
Bidang Sarana dan Prasarana
Responden: Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
SMA Bruderan Purworejo
No
Pertanyaan
1
Apakah Sekolah menetapkan kebijakan program secara tertulis mengenai
pengelolaan sarana dan prasarana?
2
Apakah Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar
Sarana
dan
Prasarana
dalam
hal
merencanakan,
memenuhi
dan
mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan?
3
Apakah Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar
Sarana dan Prasarana dalam hal mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan
sarana dan prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan?
4
Apakah Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar
Sarana dan Prasarana dalam hal melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap
tingkat kelas di sekolah?
5
Apakah Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar
Sarana dan Prasarana dalam hal menyusun skala prioritas pengembangan
fasilitas pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masingmasing tingkat?
6
Apakah Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar
Sarana dan Prasarana dalam hal pemeliharaan semua fasilitas fisik dan
peralatan dengan memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan?
73. Apakah Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar
190
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
Sarana dan Prasarana dalam hal Seluruh program pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan
dan peserta didik?
8
Apakah Pengelolaan sarana prasarana sekolah direncanakan secara sistematis
agar selaras dengan pertumbuhan kegiatan akademik dengan mengacu Standar
Sarana dan Prasarana?
9
Apakah Pengelolaan sarana prasarana sekolah dituangkan dalam rencana
pokok (master plan) yang meliputi gedung dan laboratorium serta
pengembangannya?
10
Apakah Pengelolaan perpustakaan sekolah perlu menyediakan petunjuk
pelaksanaan operasional peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya?
113. Apakah Pengelolaan perpustakaan sekolah perlu merencanakan fasilitas
peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta
didik dan pendidik?
12
Apakah Pengelolaan perpustakaan sekolah perlu membuka pelayanan minimal
enam jam sehari pada hari kerja?
13
Apakah Pengelolaan perpustakaan sekolah perlu melengkapi fasilitas
peminjaman antar perpustakaan, baik internal maupun eksternal?
14
Apakah Pengelolaan perpustakaan sekolah perlu menyediakan pelayanan
peminjaman dengan perpustakaan dari sekolah lain baik negeri maupun
swasta?
15
Apakah
Pengelolaan
laboratorium
dikembangkan
sejalan
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dilengkapi dengan
manual yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang dapat menimbulkan
kerusakan?
16
Apakah Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstra-kurikuler disesuaikan
191
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
dengan perkembangan kegiatan ekstra-kurikuler peserta didik dan mengacu
pada Standar Sarana dan Prasarana?
Bidang Keuangan dan Pembiayaan
Responden: Wakil Kepala Sekolah Bidang Keuangan dan Pembiayaan SMA
Bruderan Purworejo
No
Pertanyaan
1
Apakah Sekolah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional yang mengacu pada Standar Pembiayaan?
2
Apakah Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah
mengatur sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola?
3
Apakah Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah
mengatur penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar
dana investasi dan operasional?
4
Apakah Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah
mengatur
kewenangan
dan
tanggungjawab
kepala
sekolah
dalam
membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya?
5
Apakah Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah
mengatur pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan
anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah, serta institusi di atasnya?
6
Apakah Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah
diputuskan oleh komite sekolah dan ditetapkan oleh kepala sekolah serta
mendapatkan persetujuan dari institusi di atasnya?
7
Apakah Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah
disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah untuk menjamin tercapainya
192
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
pengelolaan dana secara transparan dan akuntabel?
Budaya dan Lingkungan Sekolah
Responden: Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat SMA
Bruderan Purworejo
No
Pertanyaan
1
Apakah Sekolah ini budaya dan lingkungannya menciptakan suasana, iklim
dan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk pembelajaran yang efisien
dalam prosedur pelaksanaan?
2
Apakah sekolah ini memiliki Prosedur pelaksanaan dalam penciptaan
suasana, iklim dan lingkungan pendidikan?
3
Apakah sekolah ini memiliki prosedur tertulis mengenai informasi kegiatan
penting minimum yang akan dilaksanakan?
4
Apakah prosedur pelaksanaan sekolah ini memuat judul, tujuan, lingkup,
tanggung jawab dan wewenang, serta penjelasannya?
5
Apakah prosedur pelaksanaan sekolah ini diputuskan oleh kepala sekolah
dalam rapat dewan pendidik?
6
Apakah Sekolah ini menetapkan pedoman tata-tertib?
7
Apakah tata tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, termasuk
dalam hal menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan?
8
Apakah terdapat petunjuk, peringatan dan larangan dalam berperilaku di
Sekolah, serta pemberian sangsi bagi warga yang melanggar tata tertib?
9
Apakah Tata tertib sekolah ini ditetapkan oleh kepala sekolah melalui rapat
dewan pendidik dengan mempertimbangkan masukan komite sekolah dan
peserta didik?
193
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
Pertanyaan
10
Apakah Sekolah ini menetapkan kode etik warga sekolah yang memuat
norma tentang hubungan sesama warga di dalam lingkungan sekolah dan
hubungan antara warga sekolah dengan masyarakat?
11
Apakah Sekolah ini menetapkan kode etik warga sekolah yang memuat
norma tentang sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang
mematuhi dan sangsi bagi yang melanggar?
12
Apakah Kode etik sekolah ini ditanamkan kepada seluruh warga sekolah
untuk menegakkan etika sekolah?
13
Apakah Sekolah ini perlu memiliki program yang jelas untuk meningkatkan
kesadaran beretika bagi semua warga sekolahnya?
Analisis Pengawasan Dan Evaluasi Sekolah
No
Pertanyaan
1
Apakah satuan pendidikan ini telah mempunyai suatu program pengawasan
yang disusun secara objektif dan berkelanjutan?
2
Apakah satuan pendidikan ini telah melaksanakan evaluasi diri terhadap
kinerja secara periodik?
3
Apakah satuan pendidikan ini selalu melakukan evaluasi pendayagunaan dan
kinerja pendidik?
4
Apakah satuan pendidikan ini selalu melakukan evaluasi dan pengembangan
KTSP secara berkala?
5
Apakah
satuan pendidikan ini telah mengikuti akreditasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan?
194
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
195
LAMPIRAN 2
PEDOMAN OBSERVASI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PEDOMAN OBSERVASI
Observasi ini untuk:
a. Mengamati kompetensi kepribadian Kepala Sekolah
b. Mengamati kompetensi manajerial Kepala Sekolah
c. Mengamati kompetensi kewirausahaan Kepala Sekolah
d. Mengamati kompetensi supervisi Kepala Sekolah
e. Mengamati kompetensi sosial Kepala Sekolah
f. Mengamati sarana dan prasarana yang ada di sekolah
g. Mengamati penyediaan fasilitas di sekolah
INSTRUMEN
OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH
PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN
1.
2.
3.
4.
Menilai kinerja kepala sekolah/madrasah dari aspek pelak-sanaan tugas
pokok, komitmen dalam melaksanakan tugas dan hasil kerja yang
tercermin pada prestasi sekolah, guru, dan siswa.
Setiap aspek yang dinilai dinyatakan dalam pernyataan/pertanyaan yang
disertai empat deskriptor yang menggambarkan perilaku kepala sekolah
dalam melaksanakan tugas pokoknya.
Melingkari salah satu angka yang ada pada kolom sebelah kanan ( 1 2 3
4 5) setelah mengkaji deskriptor yang menggambarkan peri-laku kepala
sekoilah sebagaimana tertera pada kolom sebelah kiri.
Kriteria untuk setiap angka pada setiap pernyataan/pertanyaan adalah sebagai berikut
(1) apabila ada satu deskriptor, tampak dalam tindakan kepala sekolah
(2) apabila ada dua deskriptor, tampak dalam tindakan kepala sekolah
(3) apabila ada tiga deskriptor, tampak dalam tindakan kepala sekolah
(4) dst.
196
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5.
Jika tidak satu pun deskriptor tampak dalam perilaku kepala sekolah
maka untuk pernyataan tersebut beri angka nol (0)
DIMENSI
PENILAIAN
1.Kepribadian
INDIKATOR DAN DESKRIPTOR
1.1.
Kepala sekolah jujur dalam hal
apapun terkait dengan pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya.
Deskriptor :
(1) Mengisi agenda kegiatan harian sesuai
kenyataan dan mengisi buku
penghubung jika meninggalkan jam
dinasnya
(2) Merekam jumlah barang yang
diterima dalam pembelian sama
dengan yang tertulis pada faktur
pembelian
(3) Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah sesuai
de-ngan kenyataan yang sebenarnya
(4) Menyampaikan laporan kegiatan
seko-lah sesuai dengan realita yang
sebenar-nya terjadi
Kepala sekolah terbuka dalam hal apa
pun yang terkait dengan pelaksanaan
tugas pokoknya
Deskriptor :
(1) Melibatkan guru, staf TU, dan
pengurus komite sekolah dalam
menyusun Ren-cana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah
(RAPBS)
(2) Menempatkan RAPBS di tempat
strate-gis untuk diketahui semua
warga seko-lah
(3) Memberi kesempatan kepada pihak
yang terkait untuk mengetahui
pembu-kuan keuangan sekolah
(4) Memberi kesempatan kepada guru,
SKALA
NILAI
12340
1.2.
197
12340
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DIMENSI
PENILAIAN
INDIKATOR DAN DESKRIPTOR
SKALA
NILAI
staf TU, siswa untuk memberi saran
dan kritik yang membangun kepada
Kepala Sekolah
1.3.
Kepala sekolah memiliki integritas
kepriba-dian sebagai pemimpin
Deskriptor :
(1) Memiliki kestabilan emosi dalam merespon permasalahan
(2) Mampu mengendalikan diri dalam
menghadapi masalah pekerjaan
(3) Tidak ragu-ragu dalam membuat
kepu-tusan
(4) Konsisten dalam berkata dan
berprilaku
12340
1.4. Kepala sekolah bertanggung jawab atas
pe-laksanaan tugasnya
Deskriptor :
(1) Berani menanggung resiko atas
kebija-kan yang telah ditetapkannya
(2) Melindungi guru dan staf sekolah manakala ada pengaduan pihak luar sepanjang ada dalam jalan yang benar.
(3) Tidak mencari kambing hitam untuk
menutupi kekurangan dirinya dalam
melaksanakan tugas
(4) Merasa bahwa keberhasilan dan kegagalan siswa dalam meraih prestasi
men-jadi tanggung jawabnya
12340
1.5 Kepala sekolah memiliki rasa percaya
diri dalam melaksanakan tugasnya
Deskriptor :
(1) Selalu optimis mampu mencari
berbagai alternatif pemecahan
masalah yang ada disekolah
(2) Selalu optimis bahwa programn yang
telah disusun bisa berhasil
12340
198
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DIMENSI
PENILAIAN
INDIKATOR DAN DESKRIPTOR
(3)
(4)
SKALA
NILAI
Mantap dalam berkata, bersikap dan
bertindak
Berani mengambil langkah baru
apabila mengalami kegagalan dalam
menjalankan tugas
2.1.
Kepala sekolah menjalin komunikasi
dengan pihak lain untuk pelaksanaan
tugas pokoknya
Deskriptor:
(1) Menjalin komunikasi dengan pihak
luar sekolah
(2) Komunikasi dilakukan dengan
berbagai pihak (sekolah lain, institusi
pemerintah, institusi swasta, tokoh
masyarakat dan sejenisnya)
(3) Menggunakan berbagai teknik
komunikasi (lisan dan tertulis)
(4) Komunikasi dengan pihak lain telah
membuahkan keberhasilan sekolah
2. Sosial
12340
2.2. Kepala sekolah menjalin kerjasama
dengan pihak lain
Deskriptor:
(1) Mengadakan kerjasama dengan
sekolah lain yang sejenis
(2) Kerjasama dilakukan dengan institusi
pemerintah, nonpemerintah, dunia industri dan masyarakat
(3) Kerjasama dilaksanakan secara formal
dan tidak formal
(4) Kerjasama telah membuahkan hasil
unttuk kemajuan sekolah
12340
2.3. Kepala sekolah memiliki kepekaan
terhadap masalah sosial
Deskriptor:
(1) Cepat menangkap masalah atau
pende-ritaan yang dihadapi pihak lain
12340
199
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DIMENSI
PENILAIAN
INDIKATOR DAN DESKRIPTOR
(2)
(3)
(4)
2.4.
(1)
(2)
(3)
(4)
SKALA
NILAI
Cepat memberikan respon untuk
mem-bantu memecahkan
permasalahan yang dihadapi pihak
lain
Memberikan bantuan kepada pihak
lain yang membutuhkan
Mengkoordinasi anggota sekolah
untuk memberikan bantuan kepada
pihak lain yag membutuhkan
Kepala sekolah berpartisipasi dalam
12340
kegiatan sosial
Deskriptor:
Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat (pelatih, pembimbingan,
pem-berian bantuan, dan sejenisnya
Mengkoordinir anggota sekolah (guru,
staf atau siswa) untuk melaksanakan
kegiatan pengabdian masyarakat
Melaksanakan tugas-tugas sosial
kema-syarakatan (kegiatan desa,
kegiatan de-wan sekolah, dll )
Mengkoordinir anggota sekolah untuk
berpartisipasi dalam kegiatan
masyarakat
2.5. Kepala sekolah memberikan bantuan
kepada pihak lain
Deskriptor:
(1) Memberikan bantuan pemikiran
kepada pihak lain yang memerlukan
(2) Memberrikan bantuan tenaga kepada
pihak lain yang memerlukan
(3) Memberikan bantuan dana kepada pihak lain yang memerrlukan
(4) Memberikan bantuan jasa kepada
pihak lain yang memerlukan.
12340
3.1.
12340
Kepala sekolah menyusun
200
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DIMENSI
PENILAIAN
INDIKATOR DAN DESKRIPTOR
SKALA
NILAI
perencanaan sekolah
Deskriptor:
(1) Menyusun perencanaan jangka
panjang secara tertulis
(2) Perencanaan jangka panjang disusun
berdasarkan kebijakan pendidikan
nasi-onal
(3) Perencanaan jangka panjang
didasarkan pada kondisi sekolah
(kelemahan, ke-unggulan, peluang,
dan tantangan
(4) Perencanaan jangka panjang
dijabarkan secara jelas (tujuan,
program kegiatan, waktu pelaksanaan,
dan sejenisnya
3.2. Kepala sekolah menyusun perencanaan
jang-ka menengah sekolah (+ 4 tahun)
Deskriptor:
(1) Menyusun perencanaan jangka menengah secara tertulis
(2) Perencanaan jangka menengah
disusun berdasarkan perencanaan
jangka pan-jang sekolah
(3) Perencanaan jangka menengah
didasar-kan pada kondisi sekolah
(kelemahan, keunggulan peluang, dan
tantangan)
(4) Perencanaan jangka menengah dijabarkan secara jelas (tujuan, program
kegi-atan, waktu pelaksanaan, dan
sejenisnya
12340
3.3. Kepala sekolah menyusun program
kerja tahunan sekolah
Deskriptor:
(1) Menyusun program kerja tahunan
seca-ra tertulis
(2) Program kerja tahunan disusun berda-
12340
201
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DIMENSI
PENILAIAN
INDIKATOR DAN DESKRIPTOR
(3)
(4)
SKALA
NILAI
sarkan perencanaan jangka menengah
Program kerja tahunan mengacu pada
sasaran/target yang dicapai sekolah
da-lam waktu satu tahun ajaran
Program kerja tahunan sekolah
dijabar-kan secara jelas (tujuan,
program kegi-atan, waktu
pelaksanaan, dan sejenisnya
3. Manajerial
3.4.
Kepala sekolah mengelola kurikulum
tingkat satuan pendidikan
Deskriptor:
Menyusun KTSP
Melaksanakan KTSP
Memantau pelaksanaan KTSP
Menilai keberhasilan KTSP
12340
Kepala sekolah mengembangkan
program pembelajaran
Deskriptor:
Menyusun program pembelajaran
setiap tahun ajaran
Program pembelajaran dikembangkan
sesuai dengan kompetensi lulusan
Program pembelajaran dinilai secara
periodik/persemester
Program pembelajaran diperbaiki dan
disempurnakan pada setiap akhir
tahun
12340
3.6.Kepala sekolah melaksanakan program
pem-belajaran
Deskriptor;
(1) Mengkoordinasi pelaksanaan program
pembelajaran
(2) Program pembelajaran dilaksanakan
sesuai rencana
(3) Pelaksanaan program pembelajaran
dipantau secara terencana
12340
(1)
(2)
(3)
(4)
3.5.
(1)
(2)
(3)
(4)
202
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DIMENSI
PENILAIAN
INDIKATOR DAN DESKRIPTOR
(4)
Keberhasilan pelaksanaan program
pembelajaran dinilai sesuai dengan
rencana.
3.7. Kepala sekolah mengevaluasi guru
dalam melaksanakan pembelajaran
Deskriptor :
(1) Mengunjungi kelas mengamati guru
mengajar
(2) Berdiskusi dengan guru membahas
ber-bagai masalah pembelajaran
(3) Menilai RPP yang dibuat guru
(4) Memanfaatkan hasil evaluasi untuk
memperbaiki mutu pembelajaran
3.8. Kepala sekolah mengelola penerimaan
siswa baru
Deskriptor :
(1) Mengadakan perencanaan penerimaan
siswa baru
(2) Mengadakan seleksi penerimaan siswa
baru
(3) Pendaftaran siswa baru dilakukan
sesu-ai dengan daya tampung
(4) Melakasanakan orientasi siwa baru
4. Supervisi
SKALA
NILAI
3.9. Kepala sekolah mengelola
pengelompokkan siswa.
Deskriptor :
(1)
Melakukan identifikasi karakteristik
siswa
(2)
Mengadakan pengelompokan siswa
(3) Pengelompokan didasarkan pada
karak-teristik siswa
(4) Pengelompokan dapat menunjang
kegi-atan belajar siswa
4.1 Kepala sekolah menjamin agar guru
dan staf bekerja dengan baik serta
203
12340
12340
12340
12340
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DIMENSI
PENILAIAN
INDIKATOR DAN DESKRIPTOR
SKALA
NILAI
menjaga mutu proses maupun hasil
pendidikan di sekolah.
Deskriptor :
(1) Merencanakan program supervisi
akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru;
(2) Melaksanakan supervisi akademik
terhadap guru
(3) Melaksanakan supervisi dengan
menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat;
(4) Menindaklanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
4.2 Melaksanakan supervisi akademik
terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang
tepat.
Deskriptor :
(1) Mengidentifikasi potensi-potensi
sumberdaya sekolah berupa guru yang
dapat dikembangkan;
(2) Memahami tujuan pemberdayaan
sumberdaya guru ;
(3) Mengemukakan contoh-contoh yang
dapat membuat guru-guru lebih maju;
(4) Menilai tingkat keberdayaan guru di
sekolahnya.
12340
4.3 Pemahaman Kepala sekolah supervisi
Deskriptor :
(1) Memahami dan menghayati arti,
tujuan dan teknik supervisi ;
(2) Menyusun program supervisi
pendidikan ;
(3) Melaksanakan program supervisi ;
(4) Memanfaatkan hasil-hasil supervisi ;
12345
204
0
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DIMENSI
PENILAIAN
INDIKATOR DAN DESKRIPTOR
(5)
SKALA
NILAI
Melaksanakan umpan balik dari hasil
supervisi.
4.4 Kepala sekolah mampu juga melakukan
Monitoring dan Evaluasi dapat dilihat
oleh pengawas sebagai dasar untuk
evaluasi kinerjanya, yaitu dalam
beberapa kemampuan kepala sekolah
khususnya kinerjanya yang
menunjukkan hasil.
Deskriptor :
(1) Memahami dan menghayati arti,
tujuan dan teknik monitoring dan
evaluasi;
(2) Mengembangkan sistem monitoring
dan evaluasi sekolah;
(3) Mengidentifikasi indikator-indikator
sekolah yang efektif dan menyusun
instrumen;
5.Kewirausahaan (4) Menggunakan teknik-teknik
monitoring dan evaluasi;
(5) Menyosialisasikan dan mengarahkan
pelaksanaan monitoring dan evaluasi ;
(6) Menganalisis data monitoring dan
evaluasi ;
(7) Memiliki komitmen kuat untuk
memperbaiki kinerja sekolah
berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi .
5.1 Kepala Sekolah harus mampu
menunjukkan kemampuan dalam
menjalin kemitraan dengan pengusaha
atau donatur, serta mampu
memandirikan sekolah dengan upaya
berwirausaha. Secara rinci
kemampuan atau kinerja kepala
sekolah yang mendukung terhadap
perwujudan kompetensi
205
12345
670
12345
0
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DIMENSI
PENILAIAN
INDIKATOR DAN DESKRIPTOR
SKALA
NILAI
kewirausahaan.
Deskriptor :
(1) Menciptakan inovasi yang berguna
bagi pengembangan sekolah/
madrasah;
(2) Bekerja keras untuk mencapai
keberhsilsan sekolah/madrasah
sebagai organisasi pembelajar yang
efektif;
(3) Memiliki motivasi yang kuat untuk
sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin sekolah/madrasah;
(4) Pantang menyerah dan selalu mencari
solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi
sekolah/madrasah;
(5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam
mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah sebagai sumber belajar
peserta didik.
5.2 Kepala sekolah mampu menciptakan
12345
inovasi yang berguna bagi
pengembangan sekolah.
6780
Deskriptor :
(1) Mengidentifikasi dan menyusun profil
sekolah;
(2) Mengembangkan visi, misi, tujuan
dan sasaran sekolah ;
(3) Mengidentifikasi fungsi-fungsi
(komponen-komponen) sekolah yang
diperlukan untuk mencapai setiap
sasaran sekolah ;
(4) Melakukan analisis SWOT terhadap
setiap fungsi dan faktor-faktornya;
Mengidentifikasi dan memilih
alternatif-alternatif pemecahan setiap
persoalan;
206
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DIMENSI
PENILAIAN
INDIKATOR DAN DESKRIPTOR
(5)
(6)
(7)
(8)
SKALA
NILAI
Menyusun rencana pengembangan
sekolah ;
Menyusun program, yaitu
mengalokasikan sumberdaya sekolah
untuk merealisasikan rencana
pengembangan sekolah ;
Menyusun langkah-langkah untuk
merealisasikan rencana
pengembangan sekolah;
Membuat target pencapaian hasil
untuk setiap program sesuai dengan
waktu yang ditentukan (milestone).
5.3 Kepala sekolah mampu memberikan
12345
kemajuan pesat dimasa yang akan
datang, yaitu kompetensi yang harus
0
diwujudkan kepala sekolah pada
aspek kreativitas, inovasi dan
kewirausahaan.
Deskriptor :
(1) Menggunakan metode, teknik dan
proses perubahan sekolah;
(2) Menumbuhkan iklim yang mendorong
kebebasan berfikir untuk menciptakan
kreativitas dan inovasi;
(3) Mendorong warga sekolah untuk
melakukan eksperimentasi,
prakarsa/keberanian moral untuk
melakukan hal-hal baru;
(4) Menghargai hasil-hasil kreativitas
warga sekolah dengan memberikan
rewards;
(5) Menumbuhkan jiwa kewirausahaan
warga sekolah .
5.5 Kepala sekolah mengatahui dan mampu 1 2 3 4 5
menilai kondisi keuangan sehingga
rumah tangga sekolah tetap seimbang 0
Deskriptor :
207
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DIMENSI
PENILAIAN
INDIKATOR DAN DESKRIPTOR
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Menyiapkan anggaran pendapatan dan
belanja sekolah yang berorientasi
pada program pengembangan sekolah
secara transparan;
Menggali sumber dana dari
pemerintah, masyarakat, orangtua
siswa dan sumbangan lain yang tidak
mengikat ;
Mengembangkan kegiatan sekolah
yang berorientasi pada income
generating activities ;
Mengelola akuntansi keuangan
sekolah (cash in and cash out) ;
Membuat aplikasi dan proposal untuk
mendapatkan dana dari penyandang
dana ;
Melaksanakan sistem pelaporan
penggunaan keuangan yang
menunjukkan bahwa
kewirausahaannya jelas terkontrol
secara financial.
208
SKALA
NILAI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 3
PEDOMAN DOKUMENTASI
PEDOMAN DOKUMENTASI
Peneliti memerlukan dokumen-dokumen berikut ini:
1. kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP);
2. kalender pendidikan/akademik;
209
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. struktur organisasi sekolah
4. peraturan akademik;
5. tata tertib sekolah;
6. kode etik sekolah:
7. biaya operasional sekolah.
8. program pembelajaran
9. penilaian hasil belajar siswa
10. RAPBS.untuk menunjukkan kompetensi kinerja kewirausahaan kepala
sekolah, mulai dari tahap persiapan, pengembangan dan pengelolaan dan
pelaporan keuangan.
210
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 4
PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 19 TAHUN 2007
TENTANG STANDAR
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
OLEH SATUAN STANDAR
PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH
211
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 5
PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 13 TAHUN 2007
TENTANG STANDAR KEPALA
SEKOLAH
212
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SALINAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 19 TAHUN 2007 TANGGAL 23 MEI 2007
STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN
OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
A. PERENCANAAN PROGRAM
1. Visi Sekolah/Madrasah
a.
Sekolah/Madrasah
merumuskan
mengembangkannya.
dan
menetapkan
visi
serta
b.
Visi sekolah/madrasah:
1) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;
2) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga
sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;
3) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah/madrasah
dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di
atasnya serta visi pendidikan nasional;
4) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah dengan
memperhatikan
masukan
komite
sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak
yang berkepentingan;
6) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan di masyarakat.
2. Misi Sekolah/Madrasah
a.
Sekolah/Madrasah
merumuskan
mengembangkannya.
b.
Misi sekolah/madrasah:
1) memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional;
2) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
3) menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
4) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan
yang diharapkan oleh sekolah/madrasah;
5) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program
sekolah/madrasah;
6) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan
satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat;
1
dan
menetapkan
misi
serta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7)
8)
9)
dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan
oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah;
disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak
yang berkepentingan;
ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan di masyarakat.
3. Tujuan Sekolah/Madrasah
a.
Sekolah/Madrasah
merumuskan
mengembangkannya.
dan
menetapkan
tujuan
serta
b.
Tujuan sekolah/madrasah:
1) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka
menengah (empat tahunan);
2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan
dengan kebutuhan masyarakat;
3) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah/madrasah dan Pemerintah;
4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan
termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan
pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak
yang berkepentingan.
4. Rencana Kerja Sekolah/Madrasah
a.
Sekolah/Madrasah membuat:
1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang
akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan
mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang
mendukung peningkatan mutu lulusan;
2) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan
rencana jangka menengah.
b.
Rencana kerja jangka menengah dan tahunan sekolah/madrasah:
1) disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan
dari komite sekolah/madrasah dan disahkan berlakunya oleh dinas
pendidikan kabupaten/kota. Pada sekolah/madrasah swasta rencana
kerja ini disahkan berlakunya oleh penyelenggara sekolah/madrasah;
2) dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang
terkait.
c.
Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan persetujuan
rapat dewan pendidik dan pertimbangan komite sekolah/madrasah.
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d.
Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah/madrasah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas.
e.
Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai:
1) kesiswaan;
2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran;
3) pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya;
4) sarana dan prasarana;
5) keuangan dan pembiayaan;
6) budaya dan lingkungan sekolah;
7) peranserta masyarakat dan kemitraan;
8) rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan
pengembangan mutu.
B. PELAKSANAAN RENCANA KERJA
1. Pedoman Sekolah/Madrasah
a.
Sekolah/Madrasah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai
aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang
terkait.
b.
Perumusan pedoman sekolah/madrasah:
1) mempertimbangkan visi, misi dan tujuan sekolah/madrasah;
2) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan masyarakat.
c.
Pedoman pengelolaan sekolah/madrasah meliputi:
1) kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP);
2) kalender pendidikan/akademik;
3) struktur organisasi sekolah/madrasah;
4) pembagian tugas di antara guru;
5) pembagian tugas di antara tenaga kependidikan;
6) peraturan akademik;
7) tata tertib sekolah/madrasah;
8) kode etik sekolah/madrasah;
9) biaya operasional sekolah/madrasah.
d.
Pedoman sekolah/madrasah berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan
operasional.
e.
Pedoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikan dan pembagian tugas
pendidik dan tenaga kependidikan dievaluasi dalam skala tahunan,
sementara lainnya dievaluasi sesuai kebutuhan.
3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Struktur Organisasi Sekolah/Madrasah
a.
Struktur organisasi sekolah/madrasah berisi tentang sistem penyelenggaraan
dan administrasi yang diuraikan secara jelas dan transparan.
b.
Semua pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikan mempunyai uraian
tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan
penyelenggaraan dan administrasi sekolah/madrasah.
c.
Pedoman yang mengatur tentang struktur organisasi sekolah/madrasah:
1) memasukkan unsur staf administrasi dengan wewenang dan
tanggungjawab yang jelas untuk menyelenggarakan administrasi secara
optimal;
2) dievaluasi secara berkala untuk melihat efektifitas mekanisme kerja
pengelolaan sekolah;
3) diputuskan oleh kepala sekolah/madrasah dengan mempertimbangkan
pendapat dari komite sekolah/madrasah.
3. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah/Madrasah
a.
Kegiatan sekolah/madrasah:
1) dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan;
2) dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan yang didasarkan pada
ketersediaan sumber daya yang ada.
b.
Pelaksanaan kegiatan sekolah/madrasah yang tidak sesuai dengan rencana
yang sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui rapat dewan
pendidik dan komite sekolah/madrasah.
c.
Kepala
sekolah/madrasah
mempertanggungjawabkan
pelaksanaan
pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang nonakademik pada rapat komite sekolah/madrasah dalam bentuk laporan pada
akhir tahun ajaran yang disampaikan sebelum penyusunan rencana kerja
tahunan berikutnya.
4. Bidang Kesiswaan
a.
Sekolah/Madrasah menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan
operasional mengenai proses penerimaan peserta didik yang meliputi:
1) Kriteria calon peserta didik:
a) SD/MI berusia sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun, pengecualian
terhadap usia peserta didik yang kurang dari 6 (enam) tahun
dilakukan atas dasar rekomendasi tertulis dari pihak yang
berkompeten, seperti konselor sekolah/madrasah maupun psikolog;
b) SDLB/SMPLB/SMALB berasal dari peserta didik yang memiliki
kelainan fisik, emosional, intelektual, mental, sensorik, dan/atau
sosial;
c) SMP/MTs berasal dari lulusan SD, MI, Paket A atau satuan
pendidikan bentuk lainnya yang sederajat;
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2)
d) SMA/SMK, MA/MAK berasal dari anggota masyarakat yang telah
lulus dari SMP/MTs, Paket B atau satuan pendidikan lainnya yang
sederajat.
Penerimaan peserta didik sekolah/madrasah dilakukan:
a) secara obyektif, transparan, dan akuntabel sebagaimana tertuang
dalam aturan sekolah/madrasah;
b) tanpa diskriminasi atas dasar pertimbangan gender, agama, etnis,
status sosial, kemampuan ekonomi bagi SD/MI, SMP/MTs
penerima subsidi dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah;
c) berdasar kriteria hasil ujian nasional bagi SMA/SMK, MA/MAK,
dan kriteria tambahan bagi SMK/MAK;
3)
b.
d) sesuai dengan daya tampung sekolah/madrasah.
Orientasi peserta didik baru yang bersifat akademik dan pengenalan
lingkungan tanpa kekerasan dengan pengawasan guru.
Sekolah/Madrasah:
1) memberikan layanan konseling kepada peserta didik;
2) melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta
didik;
3) melakukan pembinaan prestasi unggulan;
4) melakukan pelacakan terhadap alumni.
5. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
a.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1) Sekolah/Madrasah menyusun KTSP.
2) Penyusunan KTSP memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya.
3) KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah, potensi
atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan
peserta didik.
4) Kepala Sekolah/Madrasah bertanggungjawab atas tersusunnya KTSP.
5) Wakil Kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK
bidang kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan penyusunan
KTSP.
6) Setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus setiap mata pelajaran
yang diampunya sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi
Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP.
7) Dalam penyusunan silabus, guru dapat bekerjasama dengan Kelompok
Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP),
Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), atau Perguruan Tinggi.
8) Penyusunan KTSP tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi, dan
difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sedangkan SDLB,
SMPLB, SMALB, SMA dan SMK oleh Dinas Pendidikan Provinsi
yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. Khusus untuk
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9)
b.
penyusunan KTSP Pendidikan Agama (PA) tingkat SD dan SMP
dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor Departemen
Agama Kabupaten/Kota, sedangkan untuk SDLB, SMPLB, SMALB,
SMA dan SMK oleh Kantor Wilayah Departemen Agama.
Penyusunan KTSP tingkat MI dan MTs dikoordinasi, disupervisi, dan
difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota,
sedangkan MA dan MAK oleh Kantor Wilayah Departemen Agama
Provinsi.
Kalender Pendidikan
1) Sekolah/Madrasah menyusun kalender pendidikan/akademik yang
meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler,
dan hari libur.
2) Penyusunan kalender pendidikan/akademik:
a) didasarkan pada Standar Isi;
b) berisi mengenai pelaksanaan aktivitas sekolah/madrasah selama
satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan;
3)
4)
c.
c) diputuskan dalam rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala
sekolah/madrasah.
Sekolah/Madrasah menyusun jadwal penyusunan KTSP.
Sekolah/Madrasah menyusun mata pelajaran yang dijadwalkan pada
semester gasal, dan semester genap.
Program Pembelajaran
1) Sekolah/Madrasah menjamin mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap
mata pelajaran dan program pendidikan tambahan yang dipilihnya.
2) Kegiatan pembelajaran didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya, serta Standar Proses dan
Standar Penilaian.
3) Mutu pembelajaran di sekolah/madrasah dikembangkan dengan:
a) model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses;
b) melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik,
memotivasi, mendorong kreativitas, dan dialogis;
c) tujuan agar peserta didik mencapai pola pikir dan kebebasan
berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang
berupa berpikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji,
menemukan, dan memprediksi;
4)
d) pemahaman bahwa keterlibatan peserta didik secara aktif dalam
proses belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan
mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada
materi yang diberikan oleh guru.
Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta
didik mampu:
6
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a) meningkat rasa ingin tahunya;
b) mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan
tujuan pendidikan;
c) memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan
mencari sumber informasi;
d) mengolah informasi menjadi pengetahuan;
e) menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah;
f) mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain; dan
5)
6)
7)
g) mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi
yang wajar.
Kepala sekolah/madrasah bertanggungjawab terhadap kegiatan
pembelajaran sesuai dengan peraturan yang ditetapkan Pemerintah.
Kepala SD/MI/SDLB/SMPLB/SMALB, wakil kepala SMP/MTs, dan
wakil
kepala
SMA/SMK/MA/MAK
bidang
kurikulum
bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran.
Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang diampunya dengan cara:
a) merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir;
b) menggunakan metoda pembelajaran yang bervariasi, inovatif dan
tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran;
c) menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat bantu yang tersedia
secara efektif dan efisien;
d) memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan peserta didik,
dan pengalaman belajar sebelumnya yang bervariasi serta
kebutuhan khusus bagi peserta didik dari yang mampu belajar
dengan cepat sampai yang lambat;
e) memperkaya kegiatan pembelajaran melalui lintas kurikulum,
hasil-hasil penelitian dan penerapannya;
f) mengarahkan kepada pendekatan kompetensi agar dapat
menghasilkan lulusan yang mudah beradaptasi, memiliki motivasi,
kreatif, mandiri, mempunyai etos kerja yang tinggi, memahami
belajar seumur hidup, dan berpikir logis dalam menyelesaikan
masalah.
d.
Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
1) Sekolah/Madrasah menyusun program penilaian hasil belajar yang
berkeadilan, bertanggung jawab dan berkesinambungan.
2) Penyusunan program penilaian hasil belajar didasarkan pada Standar
Penilaian Pendidikan.
3) Sekolah/Madrasah menilai hasil belajar untuk seluruh kelompok mata
pelajaran, dan membuat catatan keseluruhan, untuk menjadi bahan
program remedial, klarifikasi capaian ketuntasan yang direncanakan,
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
e.
laporan kepada pihak yang memerlukan, pertimbangan kenaikan kelas
atau kelulusan, dan dokumentasi.
Seluruh program penilaian hasil belajar disosialisasikan kepada guru.
Program penilaian hasil belajar perlu ditinjau secara periodik,
berdasarkan data kegagalan/kendala pelaksanaan program termasuk
temuan penguji eksternal dalam rangka mendapatkan rencana penilaian
yang lebih adil dan bertanggung jawab.
Sekolah/Madrasah menetapkan prosedur yang mengatur transparansi
sistem evaluasi hasil belajar untuk penilaian formal yang
berkelanjutan.
Semua guru mengembalikan hasil kerja siswa yang telah dinilai.
Sekolah/Madrasah menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional yang
mengatur mekanisme penyampaian ketidakpuasan peserta didik dan
penyelesaiannya mengenai penilaian hasil belajar.
Penilaian meliputi semua kompetensi dan materi yang diajarkan.
Seperangkat metode penilaian perlu disiapkan dan digunakan secara
terencana untuk tujuan diagnostik, formatif dan sumatif, sesuai dengan
metode/strategi pembelajaran yang digunakan.
Sekolah/Madrasah menyusun ketentuan pelaksanaan penilaian hasil
belajar sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.
Kemajuan yang dicapai oleh peserta didik dipantau, didokumentasikan
secara sistematis, dan digunakan sebagai balikan kepada peserta didik
untuk perbaikan secara berkala.
Penilaian yang didokumentasikan disertai bukti kesahihan, keandalan,
dan dievaluasi secara periodik untuk perbaikan metode penilaian.
Sekolah/Madrasah melaporkan hasil belajar kepada orang tua peserta
didik, komite sekolah/madrasah, dan institusi di atasnya.
Peraturan Akademik
1) Sekolah/Madrasah menyusun dan menetapkan Peraturan Akademik.
2) Peraturan Akademik berisi:
a) persyaratan minimal kehadiran siswa untuk mengikuti pelajaran
dan tugas dari guru;
b) ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas, dan
kelulusan;
c) ketentuan mengenai hak siswa untuk menggunakan fasilitas
belajar, laboratorium, perpustakaan, penggunaan buku pelajaran,
buku referensi, dan buku perpustakaan;
3)
d) ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru mata
pelajaran, wali kelas, dan konselor.
Peraturan akademik diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan
ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah.
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a.
Sekolah/Madrasah menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan.
b.
Program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan:
1) disusun dengan memperhatikan Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan;
2) dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah, termasuk
pembagian tugas, mengatasi bila terjadi kekurangan tenaga,
menentukan sistem penghargaan, dan pengembangan profesi bagi
setiap pendidik dan tenaga kependidikan serta menerapkannya secara
profesional, adil, dan terbuka.
c.
Pengangkatan pendidik dan tenaga kependidikan tambahan dilaksanakan
berdasarkan
ketentuan
yang
ditetapkan
oleh
penyelenggara
sekolah/madrasah.
d.
Sekolah/Madrasah perlu mendukung upaya:
1) promosi pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan asas
kemanfaatan, kepatutan, dan profesionalisme;
2) pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan yang diidentifikasi
secara sistematis sesuai dengan aspirasi individu, kebutuhan kurikulum
dan sekolah/madrasah;
3) penempatan tenaga kependidikan disesuaikan dengan kebutuhan baik
jumlah maupun kualifikasinya dengan menetapkan prioritas;
4) mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi ke posisi lain didasarkan
pada analisis jabatan dengan diikuti orientasi tugas oleh pimpinan
tertinggi sekolah/madrasah yang dilakukan setelah empat tahun, tetapi
bisa
diperpanjang
berdasarkan
alasan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan, sedangkan untuk tenaga kependidikan
tambahan tidak ada mutasi.
e.
Sekolah/Madrasah mendayagunakan:
1) kepala sekolah/madrasah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pimpinan pengelolaan sekolah/madrasah;
2) wakil kepala SMP/MTs melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pembantu kepala sekolah/madrasah;
3) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang kurikulum melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala
sekolah/madrasah dalam mengelola bidang kurikulum;
4) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang sarana prasarana
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala
sekolah/madrasah dalam mengelola sarana prasarana;
5) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang kesiswaan melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala
sekolah/madrasah dalam mengelola peserta didik;
9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
7.
wakil kepala SMK bidang hubungan industri melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah/madrasah dalam
mengelola kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri;
guru melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai agen
pembelajaran
yang
memotivasi,
memfasilitasi,
mendidik,
membimbing, dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia
berkualitas dan mampu mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya
secara optimum;
konselor melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik;
pelatih/instruktur melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik pada kegiatan
pelatihan;
tenaga perpustakaan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
melaksanakan pengelolaan sumber belajar di perpustakaan;
tenaga laboratorium melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
membantu guru mengelola kegiatan praktikum di laboratorium;
teknisi sumber belajar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana dan prasarana
pembelajaran;
tenaga administrasi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
menyelenggarakan pelayanan administratif;
tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
memberikan layanan kebersihan lingkungan.
Bidang Sarana dan Prasarana
a.
Sekolah/Madrasah menetapkan kebijakan program secara tertulis mengenai
pengelolaan sarana dan prasarana.
b.
Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar Sarana
dan Prasarana dalam hal:
1) merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan prasarana
pendidikan;
2) mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar
tetap berfungsi mendukung proses pendidikan;
3) melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di
sekolah/madrasah;
4) menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai
dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat;
5) pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan
memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan.
d.
Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.
10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
e.
Pengelolaan sarana prasarana sekolah/madrasah:
1) direncanakan secara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan
kegiatan akademik dengan mengacu Standar Sarana dan Prasarana;
2) dituangkan dalam rencana pokok (master plan) yang meliputi gedung
dan laboratorium serta pengembangannya.
f.
Pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah perlu:
1) menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan
bahan pustaka lainnya;
2) merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik;
3) membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari kerja;
4) melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, baik internal
maupun eksternal;
5) menyediakan pelayanan peminjaman dengan perpustakaan dari
sekolah/madrasah lain baik negeri maupun swasta.
g.
Pengelolaan laboratorium dikembangkan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta dilengkapi dengan manual yang jelas
sehingga tidak terjadi kekeliruan yang dapat menimbulkan kerusakan.
h.
Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstra-kurikuler disesuaikan
dengan perkembangan kegiatan ekstra-kurikuler peserta didik dan mengacu
pada Standar Sarana dan Prasarana.
8. Bidang Keuangan dan Pembiayaan
a.
Sekolah/Madrasah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional yang mengacu pada Standar Pembiayaan.
b.
Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah/Madrasah
mengatur:
1) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola;
2) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar
dana investasi dan operasional;
3) kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah/madrasah dalam
membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya;
4) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan
anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah, serta
institusi di atasnya.
c.
Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah/madrasah
diputuskan oleh komite sekolah/madrasah dan ditetapkan oleh kepala
sekolah/madrasah serta mendapatkan persetujuan dari institusi di atasnya.
d.
Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah/madrasah
disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah/madrasah untuk menjamin
tercapainya pengelolaan dana secara transparan dan akuntabel.
11
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9. Budaya dan Lingkungan Sekolah/Madrasah
a.
Sekolah/Madrasah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan
yang kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan.
b.
Prosedur pelaksanaan penciptaan suasana, iklim, dan lingkungan
pendidikan:
1) berisi prosedur tertulis mengenai informasi kegiatan penting minimum
yang akan dilaksanakan;
2) memuat judul, tujuan, lingkup, tanggung jawab dan wewenang, serta
penjelasannya;
3) diputuskan oleh kepala sekolah/madrasah dalam rapat dewan pendidik.
c.
Sekolah/Madrasah menetapkan pedoman tata-tertib yang berisi:
1) tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, termasuk
dalam hal menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana
pendidikan;
2) petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di
Sekolah/Madrasah, serta pemberian sangsi bagi warga yang melanggar
tata tertib.
d.
Tata tertib sekolah/madrasah ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah
melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan masukan komite
sekolah/madrasah, dan peserta didik.
e.
Sekolah/Madrasah menetapkan kode etik warga sekolah/madrasah yang
memuat norma tentang:
1) hubungan sesama warga di dalam lingkungan sekolah/madrasah dan
hubungan antara warga sekolah/madrasah dengan masyarakat;
2) sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang mematuhi dan
sangsi bagi yang melanggar.
f.
Kode etik sekolah/madrasah ditanamkan kepada seluruh
sekolah/madrasah untuk menegakkan etika sekolah/madrasah.
g.
Sekolah/Madrasah perlu memiliki program yang jelas untuk meningkatkan
kesadaran beretika bagi semua warga sekolah/madrasahnya.
h.
Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur peserta didik memuat norma
untuk:
1) menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya;
2) menghormati pendidik dan tenaga kependidikan;
3) mengikuti proses pembelajaran dengan menjunjung tinggi ketentuan
pembelajaran dan mematuhi semua peraturan yang berlaku;
4) memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan harmoni
sosial di antara teman;
5) mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi sesama;
6) mencintai lingkungan, bangsa, dan negara; serta
7) menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban,
keamanan, keindahan, dan kenyamanan sekolah/madrasah.
12
warga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
i.
Peserta didik dalam menjaga norma pendidikan perlu mendapat bimbingan
dengan keteladanan, pembinaan dengan membangun kemauan, serta
pengembangan kreativitas dari pendidik dan tenaga kependidikan.
j.
Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur guru dan tenaga kependidikan
memasukkan larangan bagi guru dan tenaga kependidikan, secara
perseorangan maupun kolektif, untuk:
1) menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian sekolah/madrasah,
dan/atau perangkat sekolah lainnya baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada peserta didik;
2) memungut biaya dalam memberikan bimbingan belajar atau les kepada
peserta didik;
3) memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung maupun tidak
langsung yang bertentangan dengan peraturan dan undang-undang;
4) melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang
mencederai integritas hasil Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian
Nasional.
k.
Kode etik sekolah/madrasah diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan
ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah.
10. Peranserta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah/Madrasah
a.
Sekolah/Madrasah melibatkan warga dan
sekolah/madrasah dalam mengelola pendidikan.
b.
Warga sekolah/madrasah dilibatkan dalam pengelolaan akademik.
c.
Masyarakat pendukung sekolah/madrasah dilibatkan dalam pengelolaan
non-akademik.
d.
Keterlibatan peranserta warga sekolah/madrasah dan masyarakat dalam
pengelolaan dibatasi pada kegiatan tertentu yang ditetapkan.
e.
Setiap sekolah/madrasah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang
relevan, berkaitan dengan input, proses, output, dan pemanfaatan lulusan.
f.
Kemitraan sekolah/madrasah dilakukan dengan lembaga pemerintah atau
non-pemerintah.
g.
Kemitraan SD/MI/SDLB atau yang setara dilakukan minimal dengan
SMP/MTs/SMPLB atau yang setara, serta dengan TK/RA/BA atau yang
setara di lingkungannya.
h.
Kemitraan SMP/MTs/SMPLB, atau yang setara dilakukan minimal dengan
SMA/SMK/SMALB, MA/MAK, SD/MI atau yang setara, serta dunia usaha
dan dunia industri.
i.
Kemitraan SMA/SMK, MA/MAK, atau yang setara dilakukan minimal
dengan perguruan tinggi, SMP/MTs, atau yang setara, serta dunia usaha dan
dunia industri di lingkungannya.
j.
Sistem kemitraan sekolah/madrasah ditetapkan dengan perjanjian secara
tertulis.
13
masyarakat
pendukung
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C.
PENGAWASAN DAN EVALUASI
1. Program Pengawasan
a.
Sekolah/Madrasah menyusun program pengawasan secara obyektif,
bertanggung jawab dan berkelanjutan.
b.
Penyusunan program pengawasan di sekolah/madrasah didasarkan pada
Standar Nasional Pendidikan.
c.
Program pengawasan disosialisasikan ke seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan.
d.
Pengawasan pengelolaan sekolah/madrasah meliputi pemantauan, supervisi,
evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.
e.
Pemantauan pengelolaan sekolah/madrasah dilakukan oleh komite
sekolah/madrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak
yang berkepentingan secara teratur dan berkelanjutan untuk menilai
efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan.
f.
Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan
oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah.
g.
Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-kurangnya setiap
akhir semester yang ditujukan kepada kepala sekolah/madrasah dan orang
tua/wali peserta didik.
h.
Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas masingmasing sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan kepada
kepala sekolah/madrasah. kepala sekolah/madrasah, secara terus menerus
melakukan pengawasan pelaksanaan tugas tenaga kependidikan.
i.
Kepala sekolah/madrasah melaporkan hasil evaluasi kepada komite
sekolah/madrasah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan sekurangkurangnya setiap akhir semester.
j.
Pengawas sekolah melaporkan hasil pengawasan di sekolah kepada
bupati/walikota melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan dan sekolah yang bersangkutan,
setelah dikonfirmasikan pada sekolah terkait.
k.
Pengawas madrasah melaporkan hasil pengawasan di madrasah kepada
Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota dan pada madrasah yang
bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada madrasah terkait.
l.
Setiap pihak yang menerima laporan hasil pengawasan menindaklanjuti
laporan hasil pengawasan tersebut dalam rangka meningkatkan mutu
sekolah/madrasah, termasuk memberikan sanksi atas penyimpangan yang
ditemukan.
m.
Sekolah/Madrasah
mendokumentasikan
dan
menggunakan
hasil
pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan tindak lanjut
untuk memperbaiki kinerja sekolah/madrasah, dalam pengelolaan
pembelajaran dan pengelolaan secara keseluruhan.
14
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
Evaluasi Diri
a.
Sekolah/Madrasah
sekolah/madrasah.
melakukan
evaluasi
diri
terhadap
kinerja
b.
Sekolah/Madrasah menetapkan prioritas indikator untuk mengukur, menilai
kinerja, dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan Standar
Nasional Pendidikan.
c.
Sekolah/Madrasah melaksanakan:
1) evaluasi proses pembelajaran secara periodik, sekurang-kurangnya dua
kali dalam setahun, pada akhir semester akademik;
2) evaluasi program kerja tahunan secara periodik sekurang-kurangnya
satu kali dalam setahun, pada akhir tahun anggaran sekolah/madrasah.
d.
Evaluasi diri sekolah/madrasah dilakukan secara periodik berdasar pada data
dan informasi yang sahih.
3. Evaluasi dan Pengembangan KTSP
Proses evaluasi dan pengembangan KTSP dilaksanakan secara:
a.
komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang mutakhir;
b.
berkala untuk merespon perubahan kebutuhan peserta didik dan masyarakat,
serta perubahan sistem pendidikan, maupun perubahan sosial;
c.
integratif dan monolitik sejalan dengan perubahan tingkat mata pelajaran;
d.
menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak meliputi: dewan pendidik,
komite sekolah/madrasah, pemakai lulusan, dan alumni.
4. Evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a.
Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan direncanakan
secara komprehensif pada setiap akhir semester dengan mengacu pada
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
b.
Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan meliputi
kesesuaian penugasan dengan keahlian, keseimbangan beban kerja, dan
kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas.
c.
Evaluasi kinerja pendidik harus memperhatikan pencapaian prestasi dan
perubahan-perubahan peserta didik.
5. Akreditasi Sekolah/Madrasah
a.
Sekolah/Madrasah menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk
mengikuti akreditasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b.
Sekolah/Madrasah meningkatkan status akreditasi, dengan menggunakan
lembaga akreditasi eksternal yang memiliki legitimasi.
c.
Sekolah/Madrasah harus terus meningkatkan kualitas kelembagaannya
secara holistik dengan menindaklanjuti saran-saran hasil akreditasi.
15
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
D.
KEPEMIMPINAN SEKOLAH/MADRASAH
1.
Setiap sekolah/madrasah dipimpin oleh seorang kepala sekolah/madrasah.
2.
Kriteria untuk menjadi kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah berdasarkan
ketentuan dalam standar pendidik dan tenaga kependidikan.
3.
Kepala SMP/MTs/SMPLB dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala
sekolah/madrasah.
4.
Kepala SMA/MA dibantu minimal tiga wakil kepala sekolah/madrasah untuk
bidang akademik, sarana-prasarana, dan kesiswaan. Sedangkan kepala SMK
dibantu empat wakil kepala sekolah untuk bidang akademik, sarana-prasarana,
kesiswaan, dan hubungan dunia usaha dan dunia industri. Dalam hal tertentu atau
sekolah/madrasah yang masih dalam taraf pengembangan, kepala
sekolah/madrasah dapat menugaskan guru untuk melaksanakan fungsi wakil
kepala sekolah/madrasah.
5.
Wakil kepala sekolah/madrasah dipilih oleh dewan pendidik, dan proses
pengangkatan serta keputusannya, dilaporkan secara tertulis oleh kepala
sekolah/madrasah kepada institusi di atasnya. Dalam hal sekolah/madrasah
swasta, institusi dimaksud adalah penyelenggara sekolah/madrasah.
6.
Kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan memimpin yaitu
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati,
dikuasai, dan diwujudkannya dalam melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai
dengan Standar Pengelolaan Satuan Pendidikan.
7.
Kepala sekolah/madrasah:
a.
menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;
b. merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai;
c.
menganalisis
tantangan,
peluang,
kekuatan,
dan
kelemahan
sekolah/madrasah;
d. membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk
pelaksanaan peningkatan mutu;
e.
bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah;
f.
melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting
sekolah/madrasah. Dalam hal sekolah/madrasah swasta, pengambilan
keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggara sekolah/madrasah;
g. berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta
didik dan masyarakat;
h. menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga
kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas
prestasi dan sangsi atas pelanggaran peraturan dan kode etik;
i.
menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik;
j.
bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan
kurikulum;
k. melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan
hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja sekolah/madrasah;
l.
meningkatkan mutu pendidikan;
16
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
m.
n.
o.
p.
q.
r.
8.
E.
F.
memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi
pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh
komunitas sekolah/madrasah;
membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah
dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik
dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan;
menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya
sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat,
efisien, dan efektif;
menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan
komite sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan
komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat;
memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab.
Kepala sekolah/madrasah dapat mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan
kepada wakil kepala sekolah/madrasah sesuai dengan bidangnya.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
1.
Sekolah/Madrasah:
a.
mengelola sistem informasi manajemen yang memadai untuk mendukung
administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel;
b. menyediakan fasilitas informasi yang efesien, efektif dan mudah diakses;
c.
menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani
permintaan informasi maupun pemberian informasi atau pengaduan dari
masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolah/madrasah baik secara
lisan maupun tertulis dan semuanya direkam dan didokumentasikan;
d. melaporkan data informasi sekolah/madrasah yang telah terdokumentasikan
kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
2.
Komunikasi antar warga sekolah/madrasah di lingkungan sekolah/madrasah
dilaksanakan secara efisien dan efektif.
PENILAIAN KHUSUS
Keberadaan sekolah/madrasah yang pengelolaannya tidak mengacu kepada Standar
Nasional Pendidikan dapat memperoleh pengakuan Pemerintah atas dasar rekomendasi
BSNP.
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
BAMBANG SUDIBYO
17
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
GLOSARIUM
1.
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang didukung oleh
standar-standar: pengelolaan, kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, dan penilaian.
2.
Standar pengelolaan pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah adalah
standar pengelolaan pendidikan untuk sekolah/madrasah yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan agar tercapai efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
3.
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar ini disusun dan dikembangkan oleh
BSNP dan ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
4.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Standar ini disusun dan dikembangkan oleh BSNP dan
ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
5.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Standar ini disusun dan dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional.
6.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan
kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Standar ini disusun dan
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional.
7.
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Standar ini
disusun dan dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional.
18
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8.
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Standar ini disusun dan
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional.
9.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Standar ini
disusun dan dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional.
10. RKT adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana kerja
jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah lain dari Rencana Anggaran
Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-SM).
11. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
12. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
13. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali
peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan
14. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan
15. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat
16. Menteri adalah Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang
pendidikan
19
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2007
TENTANG
STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Menimbang :
bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 38 ayat (5) Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;
Mengingat
1.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
2.
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja
Kementerian
Negara
Republik
Indonesia
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun
2006;
3.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M
Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia
Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
20/P Tahun 2005;
:
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA TENTANG STANDAR
KEPALA SEKOLAH/
MADRASAH.
Pasal 1
(1)
Untuk diangkat sebagai kepala sekolah/madrasah, seseorang wajib
memenuhi standar kepala sekolah/madrasah yang berlaku nasional.
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(2)
Standar kepala sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 April 2007
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
2
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 13 TAHUN 2007 TANGGAL 17 APRIL 2007
TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
A. KUALIFIKASI
Kualifikasi Kepala Sekolah/Madrasah terdiri atas Kualifikasi Umum, dan
Kualifikasi Khusus.
1. Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)
kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi;
b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggitingginya 56 tahun;
c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanakkanak /Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan
d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil
(PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang
dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
2. Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah/Madrasah meliputi:
a. Kepala Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) adalah sebagai
berikut:
1) Berstatus sebagai guru TK/RA;
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK/RA; dan
3) Memiliki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh lembaga
yang ditetapkan Pemerintah.
.
b. Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai
berikut:
1) Berstatus sebagai guru SD/MI;
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI; dan
3) Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga
yang ditetapkan Pemerintah.
c. Kepala Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs) adalah sebagai berikut:
1) Berstatus sebagai guru SMP/MTs;
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs; dan
3) Memiliki sertifikat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh lembaga
yang ditetapkan Pemerintah.
3
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d. Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah
sebagai berikut:
1) Berstatus sebagai guru SMA/MA;
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA; dan
3) Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga
yang ditetapkan Pemerintah.
e. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK) adalah sebagai berikut:
1) Berstatus sebagai guru SMK/MAK;
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK; dan
3) Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh lembaga
yang ditetapkan Pemerintah.
d. Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah Menengah Pertama Luar
Biasa/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB)
adalah sebagai berikut:
1) Berstatus
sebagai
guru
pada
satuan
pendidikan
SDLB/SMPLB/SMALB;
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB;
dan
3) Memiliki sertifikat kepala SLB/SDLB yang diterbitkan oleh lembaga
yang ditetapkan Pemerintah.
e. Kepala Sekolah Indonesia Luar Negeri adalah sebagai berikut:
1) Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai kepala
sekolah;
2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru pada salah satu satuan
pendidikan; dan
3) Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga
yang ditetapkan Pemerintah.
4
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. KOMPETENSI
NO.
1
2
DIMENSI
KOMPETENSI
Kepribadian
Manajerial
KOMPETENSI
1.1.
Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan
tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak
mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
1.2
Memiliki integritas
pemimpin.
1.3
Memiliki
keinginan
yang
kuat
pengembangan
diri
sebagai
sekolah/madrasah.
1.4
Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi.
1.5
Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah
dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/
madrasah.
1.6
Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai
pemimpin pendidikan.
2.1
Menyusun perencanaan sekolah/madrasah
untuk berbagai tingkatan perencanaan.
2.2
Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah
sesuai dengan kebutuhan.
2.3
Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka
pendayagunaan
sumber
daya
sekolah/
madrasah secara optimal.
2.4
Mengelola perubahan dan pengembangan
sekolah/madrasah
menuju
organisasi
pembelajar yang efektif.
kepribadian
sebagai
dalam
kepala
2.5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/
madrasah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran peserta didik.
2.6
Mengelola guru dan staf dalam rangka
pendayagunaan sumber daya manusia secara
optimal.
2.7
Mengelola sarana dan prasarana sekolah/
madrasah dalam rangka pendayagunaan
secara optimal.
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
NO.
DIMENSI
KOMPETENSI
KOMPETENSI
2.8
Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan
masyarakat dalam rangka pencarian dukungan
ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/
madrasah.
2.9
Mengelola
peserta didik dalam rangka
penerimaan
peserta
didik
baru,
dan
penempatan dan pengembangan kapasitas
peserta didik.
2.10 Mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan
tujuan pendidikan nasional.
2.11. Mengelola
keuangan
sekolah/madrasah
sesuai dengan prinsip pengelolaan yang
akuntabel, transparan, dan efisien.
2.12 Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah
dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/
madrasah.
2.13 Mengelola unit
layanan
khusus sekolah/
madrasah
dalam
mendukung
kegiatan
pembelajaran dan kegiatan peserta didik di
sekolah/madrasah.
2.14 Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah
dalam mendukung penyusunan program dan
pengambilan keputusan.
2.15 Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
bagi
peningkatan
pembelajaran
dan
manajemen sekolah/madrasah.
2.16 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan program kegiatan sekolah/
madrasah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.
3
Kewirausahaan
3.1
Menciptakan inovasi yang berguna
pengembangan sekolah/madrasah.
3.2
Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah/madrasah
sebagai
organisasi
pembelajar yang efektif.
6
bagi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
NO.
DIMENSI
KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.3 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
3.4 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi
terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah/madrasah.
3.5 Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola
kegiatan
produksi/jasa
sekolah/madrasah
sebagai sumber belajar peserta didik.
4
Supervisi
3.1 Merencanakan program supervisi akademik
dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru.
3.2 Melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dengan menggunakan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat.
3.3 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik
terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
5
Sosial
4.1
Bekerja sama dengan pihak lain untuk
kepentingan sekolah/madrasah
4.2 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan.
4.3 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau
kelompok lain.
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Download