penerapan pembelajaran media audio-visual untuk

advertisement
PENERAPAN PEMBELAJARAN MEDIA AUDIO-VISUAL UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN BIOLOGI DI KELAS VIII A SMP GKST IMANUEL PALU
Lestari Bambang1, Sarjan N. Husain dan Amram Rede2
[email protected]
(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)
2
(Staf Pengajar Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)
1
Abstract
This research was class action research, with the research subject of 28 students. Method
used in this research was descriptive method with data collection using instruments; questionaires,
study outcomes test and observation checklist. This research aimed to increas students motivation
and study outcome through the implementation of Audio-visual Media teaching in Grade VIIIA of
SMP GKST Imanuel Palu. The research result showed that students study motivation before
treatment was 39,9% which was categorised low, and after the treatment 81,75% which categorised
high. Whereas the students study outcome from the research result showed that there were 10
students completed in cycle I, and there were 27 students in cycle II. The classical absorption in
cycle I was 62% and in cycle II was 86%. The classical learning mastery in cycle I was 36%, while
in cycle II was 96%. The observation of teachers activity obtained in cycle I was 63,5% in average
which categorised as good, the students activity was 70,45% categorised as good. The observation
result of teachers activity in cycle II was 91,6% which very good, students activity was 93,18%
categorised verry good. Based on the result above therefore, it can be concluded that the
Implementation of Audio-Visual Media Teaching could increase the students motivation and study
outcome in the human motion system lesson at Grade VIII A of SMP GKST Imanuel Palu.
Keywords: audio-visual media, Motivation and study outcome
Pendidikan merupakan ujung tombak
kemajuan suatu bangsa. Negara-negara maju
seperti Amerika, Jepang, atau Malaysia telah
menjadikan pendidikan sebagai faktor
strategis dalam menciptakan kemajuan
bangsanya. Pendidikan yang berkualitas dapat
menghasilkan sumberdaya manusia yang
berkualitas dan produktif. Hal tersebut
mendorong suatu negara menjadi negara yang
maju dan pesat dalam perkembangan ilmu
dan teknologi (Jaya, 2011).
Pendekatan
pembelajaran
dalam
proses pembelajaran di sekolah adalah sesuatu
yang tidak dapat diabaikan untuk kemajuan
suatu bangsa. Pendekatan pembelajaran
merupakan bagian yang sangat penting dalam
proses pendidikan, sebab hal itu akan dapat
mempengaruhi perilaku warga yang belajar.
Pendidikan sangat penting dan menduduki
posisi sentral dalam pembangunan karena
berorientasi pada peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Oleh karena itu guru harus
mempunyai kesadaran dan tanggung jawab
yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya
sehingga meraih kesuksesan dan keberhasilan
dalam pembelajaran (Roestiyah, 2012).
Pembelajaran merupakan perpaduan
antara dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar
dan aktivitas belajar. Pembelajaran sebagai
suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan
sebaik-baiknya
dan
menghubungkan dengan anak didik sehingga
terjadi proses belajar. Keberhasilan dalam
proses pembelajaran dapat dicapai dengan
beberapa faktor, yaitu penguasaan materi,
selain itu guru juga di tuntut menyiapkan
perangkat
pembelajaran
dan
mampu
menciptakan kreasi, inovasi, yang dapat
memberikan pembelajaran yang terbaik bagi
23
24 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 1, Januari 2015 hlm 23-28
siswanya
sehingga
terjadi
proses
pembelajaran yang efektif.
Media pembelajaran merupakan salah
satu
komponen
pembelajaran
yang
mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Pemanfaatan media seharusnya
merupakan bagian yang harus mendapat
perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tiaptiap pendidik perlu mempelajari bagaimana
menetapkan media pembelajaran agar dapat
mengefektifkan
pencapaian
tujuan
pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Metode mengajar dan media pembelajaran
merupakan unsur yang amat penting dalam
proses belajar mengajar. Keduanya saling
berkaitan. Pemilihan metode yang akan
digunakan
dalam
pembelajaran
akan
memengaruhi jenis media pembelajaran yang
cocok. Salah satu fungsi media pembelajaran
adalah sebagai alat bantu mengajar
(Suherman, 2008).
Kemp dan Dayton dalam Suherman
(2008) mengemukakan beberapa hasil
penelitian yang menunjukkan dampak positif
dari penggunaan media sebagai bagian
integral pembelajaran di kelas atau sebagai
cara utama pembelajaran langsung sebagai
berikut: Penyampaian pelajaran menjadi lebih
baku. Setiap siswa yang melihat atau
mendengar
penyajian
melalui
media
menerima pesan yang sama. Pembelajaran
bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan
sebagai penarik perhatian dan membuat siswa
tetap terjaga dan memperhatikan.
Penggunaan media audio-visual dalam
pembelajaran perlu dipahami terlebih dahulu,
hal ini dimaksudkan agar para pendidik tidak
ragu-ragu ketika menampilkan konsep
pembelajaran. Media audio-visual adalah
media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Jenis media ini mempunyai
kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media auditif (mendengar) dan
visual
(melihat).
Media
audio-visual
merupakan sebuah alat bantu audio-visual
yang berarti bahan dan alat yang
ISSN: 2089-8630
dipergunakan dalam situasi belajar untuk
membantu tulisan dan kata yang diucapkan
dalam menularkan pengetahuan, sikap dan
ide.
Sebagai
referensi,
sebuah
hasil
penelitian menunjukkan bahwa kegiatan
belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah
bila dibantu dengan sarana visual, dimana
11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera
pendengaran, sedangkan 83% lewat indera
penglihatan. Di samping itu dikemukakan
bahwa kita hanya dapat mengingat 20% dari
apa yang kita dengar, namun dapat mengingat
50% dari apa yang dilihat dan didengar.
METODE
Subyek penelitian adalah siswa kelas
VIII A dengan jumlah siswa 28 orang terdiri
dari 17 siswa perempuan dan 11 siswa lakilaki. Penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (PTK), dengan mengacu pada model
Kemmis-McTaggart. Data kualitatif diperoleh
dengan cara mengamati situasi belajar
mengajar pada saat dilaksanakan tindakan.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar
siswa melalui tes/evaluasi yang diberikan
setiap tindakan dengan tujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
terhadap materi yang telah diajarkan pada tiap
siklus.
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif
dan kuantitatif. Proses pengolahan dan
analisis data kuantitatif mengacu pada
pengolahan data Depdikbud, 2001. Data
kualitatif merupakan hasil observasi yang
diambil pada saat kegiatan belajar mengajar
yaitu dengan menggunakan lembar observasi
guru dan lembar observasi siswa, dalam
rangka menentukan kualitas, proses dan hasil
belajar yang telah dilakukan. Sedangkan
untuk analisis data kuantitatif indikator
penelitian dikatakan berhasil meningkatkan
hasil belajar siswa jika presentasi daya serap
individu minimal 65 %, sedangkan presentasi
daya serap secara klasikal minimal 65 % dan
Lestari Bambang, dkk. Penerapan Pembelajaran Media Audio-Visual untuk Meningkatkan ………………………… 25
presentasi ketuntasan belajar klasikal 85 %,
dan berada pada kategori baik pada lembar
motivasi.
belajar yaitu tekun menghadapi tugas, ulet
menghadapi kesulitan, menunjukkan minat
terhadap bermacam-macam masalah, lebih
senang bekerja mandiri, cepat bosan pada
tugas-tugas
yang
rutin,
dapat
mempertahankan pendapatnya, tidak mudah
melepaskan hal yang diyakini itu, senang
mencari dan memecahkan soal-soal. Hal ini
dibuktikan dengan hasil jawaban yang
diberikan oleh 28 responden. Gairah belajar
biologi sesudah penggunaan media audiovisual mengalami peningkatan untuk setiap
indikator. Indikator kehadiran pada jam
biologi disekolah dan perhatian pada
pembelajaran mengalami peningkatan sebesar
40,6%, indikator motivasi belajar biologi di
rumah meningkat sebesar 41,9% , indikator
motivasi untuk mengerjakan tugas biologi
meningkat menjadi 43,3%, dan motivasi
memperoleh prestasi belajar 41,1%.
Motivasi adalah dorongan yang
menyebabkan terjadinya suatu perbuatan guna
mencapai suatu tujuan. Dari hasil perolehan
angket motivasi yang diberikan kepada
responden untuk seluruh indikator kerja di
peroleh pencapaian dengan kategori tinggi.
lebih jelasnya data motivasi belajar siswa
yang telah diberikan kepada mereka sebelum
dan sesudah penerapan media pembelajaran
audio-visual dapat dilihat pada Tabel 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kesiapan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung sudah tampak sebelum guru dan
peneliti masuk kelas. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan kondisi ruang kelas yang
tenang dan siswa sudah menempati tempat
duduknya masing-masing. Tes evaluasi hasil
belajar diberikan di akhir pertemuan pada
setiap siklus, hasil belajar siswa siklus 1 dan
siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa
Siklus 1
Siklus 2
DSK KBK
Ket
DSK KBK
Ket
62% 35,71% Rendah 86% 96% Tinggi
Perubahan hasil belajar siswa menjadi
lebih baik di karenakan faktor motivasi dalam
belajar. Motivasi belajar anak terlihat selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Peningkatan motivasi setelah penggunaan
media terlihat dari hasil angket yang
diberikan. Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Sardiman dalam Isnawati
dan Setyorini (2012) bahwa Ciri-ciri motivasi
Tabel 2. Data Motivasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penggunaan Media Audio-Visual
No
Indikator
Kehadiran pada jam
biologi disekolah dan
1.
perhatian
pada
pembeajaran
Motivasi
belajar
2.
biologi dirumah
Motivasi
untuk
3. mengerjakan
tugas
biologi
Motivasi memperoleh
4.
prestasi belajar
Jumlah
Rata – rata
Skor
Maks
Total
Sebelum
Skor
Capaian
%
Total
Kat
Skor
Maks
Total
Sesudah
Skor
Capaian
%
Total
Ka
1137
591
40,6
rendah
2279
1185
81,4
tinggi
1117
268
39,9
rendah
2292
550
81,8
tinggi
1079
259
rendah
2292
550
81,8
tinggi
1145
4478
229
1347
40,9
rendah
2295
9158
459
2744
82
tinggi
39,9
rendah
81,75
tinggi
38,5
26 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 1, Januari 2015 hlm 23-28
Motivasi Belajar Siswa Melalui Penerapan
Media audio-visual
Hasil angket motivasi yang telah diisi
oleh responden diperoleh nilai 81,75% atau
dengan kategori tinggi. Sehingga hal ini
membuktikan bahwa penggunaan media
audio-visual dalam proses belajar mengajar
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Hal itu sejalan dengan pendapat Arsyad
(2011) yang menyatakan bahwa belajar
dengan menggunakan indra ganda (audiovisual) yaitu indra pendegaran dan
penglihatan akan memberikan keuntungan
bagi siswa karena siswa akan lebih banyak
belajar daripada jika materi pelajaran
disajikan dengan stimulus pandang saja atau
dengar saja.
Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukan bahwa motivasi belajar siswa
sebelum penerapan media pembelajaran
audio-visual diperoleh nilai 39,9%. Motivasi
belajar siswa sebelum penggunaan media
audio-visual
sangat rendah, hal ini
dikarenakan cara mengajar guru yang
mononton. Dimana pusat informasi dalam
pembelajaran hanya ada pada guru saja dan
siswa hanya sebagai penerima informasi.
Namun, setelah diberikan perlakuan dengan
menggunakan media pembelajaran audiovisual motivasi belajar siswa berubah.
Dimana siswa dapat melihat dan mendengar
lebih dekat tentang materi pelajaran yang
akan diajarkan.
Adanya peningkatan terhadap motivasi
belajar, dapat dilihat pada hasil angket yang
telah dikumpulkan sebelum pelaksanan
tindakan disiklus I dan setelah refleksi pada
siklus II. Teori motivasi yang sekarang
banyak dianut oleh orang adalah teori
kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa
tindakan yang dilakukan oleh manusia pada
hakekatnya
adalah
untuk
memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun
psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini,
apabila
seorang
pendidik
bermaksud
memotivasi kepada seseorang, ia harus
berusaha mengetahui terlebih dahulu apa
kebutuhan-kebutuhan
dimotivasinya.
ISSN: 2089-8630
orang
yang
akan
Hasil Belajar Melalui Penerapan Media
Audio-Visual
Pemberian
tes
bertujuan
untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi sistem gerak pada manusia
melalui penerapan media audio-visual. Sama
seperti yang dikemukakan oleh Poerwanti
(2012), tes juga dapat diartikan sebagai
seperangkat yang harus dikerjakan atau
sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh
peserta didik untuk mengukur tingkat
pemahaman atau penguasaan terhadap
cakupan materi yang dipersyaratkan dan
sesuai tujuan pengajaran tertentu. Dari hasil
tes terlihat bahwa penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
dengan melihat perolehan hasil belajar siswa
setiap siklus.
Penerapan
pembelajaran
dengan
menggunakan media audio-visual dalam
upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VIIIA SMP GKST Imanuel Palu, dilakukan
dalam dua siklus, dan dimana setiap akhir
siklus dilakukan tes evaluasi. Hasil analisis
data tes evaluasi hasil belajar siswa pada
siklus I menunjukan bahwa terdapat 10 orang
yang tuntas dan sebanyak 18 orang siswa
yang tidak tuntas, dimana DSK diperoleh
sebesar 62% dan KBK diperoleh sebesar
35,71 %.
Data yang diperoleh hasil evaluasi
siswa, menunjukkan bahwa 27 siswa yang
termaksud dalam tuntas belajar secara
individu bahkan ada siswa 3 siswa yang
memperoleh nilai 100 atau nilai dimana
jawabannya semua benar. Sedangkan 1 siswa
yang belum tuntas secara individu, untuk daya
serap klasikal diperoleh 86% dan tuntas
klasikal 96%. DSK diperoleh sebesar 86%
dan KBK diperoleh sebesar 96% hasil
tersebut telah memenuhi standar indikator
keberhasilan yang ditentukan yaitu DSK ≥ 65
% dan KBK ≥ 85% (Depdiknas, 2007).
Dimana pada saat penggunaan media audio-
Lestari Bambang, dkk. Penerapan Pembelajaran Media Audio-Visual untuk Meningkatkan ………………………… 27
visual siswa tidak lagi menghayal materi
pelajaran yang diajarkan oleh guru. Siswa
dapat melihat dan mendengar secara langsung
mengenai materi tersebut. Dari hasil belajar
yang terus meningkat dari siklus I ke siklus II
maka penggunaan media audio-visual dalam
proses belajar mengajar dikelas dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil refleksi pelaksanaan tindakan
siklus I, diperoleh informasi bahwa terdapat
kekurangan/kelemahan pelaksanaan tindakan
siklus I disebabkan oleh aktifitas guru dalam
membagi kelompok tidak merata, sehingga
ada siswa yang tergolong dalam siswa mampu
belajar berkumpul di satu kelompok tertentu.
Sedangkan ditengah KBM diberikan kuis
yang berguna untuk merangsang peserta didik
bersama kelompoknya untuk aktif dalam
pembelajaran yang menyenangkan. Active
learning
merupakan
suatu
model
pembelajaran yang mengacu pada berbagai
macam metode pembelajaran.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
penerapan
pembelajaran
dengan
menggunakan media audio-visual yang
dilakukan pada kelas VIIIA SMP GKST
Imanuel dapat menyampaikan pesan yang
didengar dan dilihat untuk mendorong hasil
belajar siswa sehingga lebih baik dari
sebelumnya
atau
dapat
memperoleh
ketuntasan belajar yang diharapkan. Hal
senada juga dikemukan oleh Anitah dalam
Faridah, dkk. (2013) media pembelajaran
dapat diartikan sebagai sesuatu yang
mengantarkan pesan pembelajaran antara
pemberi pesan dan kepada penerima pesan.
Media yang ada sekarang ini memiliki ragam
yang bervariasi, diantaranya media visual,
media audio dan media audio-visual.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
refleksi
dan
pembahasan terhadap penelitian tindakan
kelas di atas, dapat disimpulkan Penerapan
media audio-visual dalam proses belajar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA
SMP GKST Imanuel Palu pada mata
pelajaran biologi, dengan perolehan nilai pada
setiap siklus berbeda. Siklus I, dengan daya
serap klasikal (DSK) 62% dan ketuntasan
belajar klasikal (KBK) sebesar 36% dan
mengalami peningkatan di siklus II yaitu
menjadi DSK sebesar 86 % dan KBK sebesar
96 %.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah yang penuh kuasa, karena Kasih dan
Anugerah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul Penerapan
Pembelajaran Media Audio-Visual Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
pada Mata Pelajaran Biologi di Kelas VIII A
SMP GKST Imanuel Palu. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada Bapak
Dr. Sarjan N.
Husain, M.P., Pembimbing I dan Bapak Dr.
Amram Rede, M.Pd., Pembimbing II yang
telah berjasa membantu dan menghantarkan
penulis dalam merampungkan tugas akhir ini.
DAFTAR RUJUKAN
Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Depdikbud. 2001. Penerrapan Model
Konstruktivisme Pada Pembelajaran
IPA. Direktorat Pendidikan Nasional.
Jakarta
Depdiknas.
2007.
Rencana
Strategi
Departemen
Pendidikan
Nasional
(Revisi 1 April 2007). Depdiknas.
Jakarta.
28 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 4 Nomor 1, Januari 2015 hlm 23-28
Farida, I. P, dan Singgih. 2013. Penggunaan
Media Visual dan Audio-Visual
Pembelajaran
Geografi
dalam
Meningkatkan Hasil Belajar dan
Kinerja Guru Kompetensi Dasar
Permasalahan Kependudukan di SMP
Negeri 20 Surakarta Tahun Ajaran
2012/2013.
Makalah
Pendidikan
Universitas Negeri Surakarta. Surakarta.
Isnawati, N. dan D. Setyorini. 2012. Pengaruh
Perhatian Orangtua dan Motivasi
Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi Pada Kompetensi Mengelola
Dokumen Transaksi Siswa Kelas X
Program Keahlian Akuntansi SMK
Cokrominoto I Banjarnegara Tahun
Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia. Vol.X No.1 Tahun
2012. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta
ISSN: 2089-8630
Jaya. 2011. Perkembangan Ilmu Biologi.
Http://biologi.blogsome.come. Diakses
tanggal 11 Maret 2013. Palu.
Poerwanti. 2012. Assesmen Pembelajaran
Berbasis Portofolio di Sekolah. Jurnal
Visi Ilmu Pendidikan Jurusan Ilmu
Pendidikan FKIP-UNTAN. Pontianak.
Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar.
Rineka Cipta. Jakarta.
Suherman. 2008. Pengembangan Media
Pembelajaran ABK. (makalah pada
Diklat Profesi Guru). Bandung.
Download