peningkatan motivasi belajar melalui penggunaan media puzzle di

advertisement
1.336 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI PENGGUNAAN MEDIA
PUZZLE DI KELAS III SD NEGERI KEPEK
INCREASING THE LEARNING MOTIVATION USING PUZZLE MEDIA AT GRADE III SD N
KEPEK
Oleh: Gesti Lutfiyani, PGSD/PSD, [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan proses pembelajaran IPA dan (2) meningkatkan motivasi belajar
siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif menggunakan model dari Kemmis dan Mc.
Taggart. Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri Kepek yang terdiri dari 30 siswa. Objek penelitian yakni
motivasi belajar siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan catatan lapangan. Data
kuantitatif dianalisis dengan statisik deskriptif. Data kualitatif dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media puzzle pada mata pelajawan ilmu pengetahuan alam dapat
meningkatkan proses pembelajaran IPA dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
aktifitas belajar siswa yang telah sesuai dengan indikator siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. Dapat dilihat
juga dari meningkatnya presentasi motivasi belajar siswa sebesar 40,15% (awal 23,98%, siklus II 60,13%).
Kata Kunci: motivasi belajar, media puzzle
Abstract
This research aims to : (1) improve the science learning process (2) improve the students motivation. This research
is a collaborative action research using Kemmis and Mc Tagart model. This research was conducted in the 3rd
grade of kepek elementary school which consists of 30 students. The object of the the research is the students
motivation. The collecting data techniques using observation and field notes. The quantitative data analyzed with
descriptive statistics. The qualitative data analyzed with descriptive qualitative. The resuls showed that using
puzzle in science subject can improve the process of science learning and improve the students motivation. It can
be seen from the students learning activities which is appropriate with the students indicators who have a high
motivation to learn. It can be percentage seen from the improvement of the students motivation at 40,15% (from
23,98%, cycle 60,13%).
Keywords: students motivation, puzzle
PENDAHULUAN
minatnya.Pembelajaran akan berhasil apabila
Pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha
gurunya profesional, dan anak didiknya memiliki
sadar guru untuk menimbulkan proses belajar
motivasi belajar yang tinggi. Sebagai motivator,
pada diri siswa. Cecep Kustandi dan Bambang
guru harus mampu membangkitkan motivasi
Sutjipto (2013: 5) mengungkapkan bahwa
belajar pada diri anak supaya bergairah dan aktif
pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu
dalam belajar. Sardiman (2006: 75) menyatakan
usaha sadar guru/pengajar untuk membantu
bahwa
siswa atau anak didiknya, agar mereka dapat
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-
belajar
kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
motivasi
dapat
dikatakan
sebagai
Peningkatan Motivasi Belajar .... (Gesti Lutfiyani) 1.337
ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
pendahuluan yang telah dilakukan pada hari
maka akan berusaha meniadakan perasaan tidak
Rabu tanggal 14 dan 21 Oktober 2015 di kelas
suka itu. Motivasi belajar merupakan faktor
III SDN Kepek peneliti menemukan beberapa
psikis yang bersifat non-intelektual. Motivasi
permasalahan.
belajar berperan dalam penumbuhan gairah,
diantaranya adalah Metode Pembelajaran yang
merasa
berlangsung
senang
dan
belajar.Sugihartono
semangat
(2012:
untuk
20-21)
Permasalahan
masih
tersebut
menggunakan
metode
ceramah. Siswa belum ditempatkan sebagai
mengungkapkan bahwa Motivasi belajar yang
subjek
tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak
kurangnya penggunaan media pembelajaran
mudah
patah
pembelajaran.
Selain
itu,
mencapai
kesuksesan
sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar IPA.
oleh
berbagai
Suasana pembelajaran tidak kondusif. Siswa
kesulitan.Motivasi belajar yang tinggi dapat
kurang termotivasi dalam belajar. Siswa lebih
menggiatkan aktivitas belajar siswa. Motivasi
banyak menunggu pembelajaran dari guru
tinggi dapat ditemukan dalam sifat perilaku
dibanding mencari sendiri pengetahuan dan
siswa yaitu: adanya kualitas keterlibatan siswa
keterampilan yang mereka butuhkan. Siswa malu
dalam belajar yang tinggi, adanya perasaan dan
untuk bertanya kepada guru. Siswa tidak
keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam
mengulang kembali pokok bahasan yang telah
belajar, adanya upaya siswa untuk senantiasa
dipelajari. Namun, siswa terlihat sangat antusias
memelihara atau menjaga
agar senantiasa
ketika pelajaran olah raga berlangsung. Mereka
memiliki motivasi belajar tinggi.Motivasi dapat
sangat senang meski harus merasakan capek dan
efektif bila dilakukan dengan memperhatikan
panas
kebutuhan anak didik. Penganekaragaman cara
pembelajaran di kelas, motivasi belajar siswa
belajar, memberikan penguatan dan sebagainya,
turun. Motivasi belajar siswa rendah pada
juga dapat memberikan motivasi pada anak didik
beberapa mata pelajaran, namun yang paling
untuk lebih bergairah dalam belajar. Peranan
membutuhkan penanganan adalah pada mata
guru sebagai motivator sangat penting dalam
pelajaran IPA. Hal ini didukung dengan hasil
interaksi edukatif, karena menyangkut esensi
wawancara guru kelas III SDN Kepek yang
pekerjaan
mendidik
membutuhkan
menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada mata
kemahiran
sosial,
performance
pelajaran IPA masih sangat rendah dibandingkan
dalam personalisasi dan sosialisasi diri (Syaiful
dengan mata pelajaran yang lain. Permasalahan
Bahri Djamarah, 2005: 45).Dengan ini, guru
yang sangat kompleks seperti itu masih belum
perlu
pemikul
ada penanganan yang berarti. Guru masih
tanggung jawab untuk membawa anak didiknya
enggan untuk melakukan perubahan dalam
kepada tingkat keberhasilannya.
mengajar. Masalah pendidikan seperti ini tentu
Berdasarkan pengamatan yang telah peneliti
tidak bisa didiamkan saja, harus ada penanganan
lakukan selama PPL di SDN Kepek serta studi
untuk
meskipun
untuk
dalam
dihadang
menyadari
yang
menyangkut
dirinya
sebagai
di
lapangan.
menyelesaikan
Sebaliknya,
permasalahan
ketika
seperti
1.338 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016
ini.Perlu
ada
perbaikan
dalam
cara
guru
Subjek Penelitian
mengajar, inovasi sangat diperlukan untuk
Subjek penelitian ini adalah selurut siswa kelas
membangkitkan
siswa.
III SD Negeri Kepek Kulon Progo yang
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila
berjumlah 30 siswa, terdiri dari 18 siswa laki-
motivasi belajar siswa meningkat, sehingga
laki dan 12 siswa perempuan.
siswa
hasil
semangat
belajar
belajar
siswa
juga
mencapai
tingkatan yang optimal.
Desain Penelitian
Media berfungsi sebagai perantara yang dapat
Desain penelitian
membantu
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart.
guru
menyampaikan
materi
menggunakan model yang
pembelajaran. Pembelajaran bisa lebih menarik
perhatian siswa sehingga dapat memberikan
Teknik Pengumpulan Data
motivasi
sebagai
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
guru
penelitian ini yaitu observasi dan catatan
perantara
belajar.Media
yang
menyampaikan
berfungsi
dapat
materi
membantu
pembelajaran.
lapangan.
Pembelajaran bisa lebih menarik perhatian siswa
sehingga
dapat
memberikan
motivasi
Instrumen Penelitian
belajar.Berdasarkan hal di atas, maka peneliti
Instrumen yang digunakan dala penelitian ini
bermaksud
penelitian
yaitu kisi-kisi peningkatan motivasi belajar siswa
“Upaya
dan kisi-kisi penggunaan media puzzle. Kisi-kisi
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui
motivasi belajar siswa didasarkan pada pendapat
Menggunaan Puzzle pada Mata Pelajaran Ilmu
Sardiman tentang ciri-ciri siswa bermotivasi
Pengetahuan Alam di Kelas III SDN Kepek
tinggi.
Kulon Progo.
didasarkan pada pengembangan pendapat Azhar
tindakan
untuk
kelas
mengadakan
yang
berjudul
Kisi-kisi
penggunaan media
puzzle
Arsyad yang dikutip oleh Yuliana Ayuningtyas.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian
Teknik Analisis Data
yang
adalan
Pada penelitian ini terdapat 2 jenis data yang
penelitian tindakan kelas (classroom action
terkumpul, yaitu data kuantitatif dan data
research).
kualitatif.
Penelitian
digunakan
dilaksanakan
secara
Data
kuantitatif
dianalisis
kolaboratif. Artinya, peneliti tidak melaksanakan
menggunakan analisis statistik deskriptif. Pada
penelitian sendiri, namun bekerja sama dengan
penelitian ini data dianalisis dengan menghitung
guru kelas III SD Negeri Kepek Pengasih Kulon
rerata/mean dan persentase. Selanjutnya data
Progo.
kualitatif dianalisis dengan deskriptif kualitatif.
Peningkatan Motivasi Belajar .... (Gesti Lutfiyani) 1.339
Kriteria Keberhasilan
masalah pada soal-soal. Namun masih terdapat
Pada penelitian ini, setiap siklus pada kegiatan
siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran,
pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan
masih ada siswa yang tidak memperhatikan
berhasil jika motivasi belajar siswa meningkat
pelajaran, dan siswa belum dapat memanfaatkan
pada kategori tinggi dan jumlah siswa yang
waktu luang dengan sebaik-baiknya. Selain itu,
memiliki motivasi belajar pada kategori tinggi
guru juga belum dapat menguasai media puzzle
minimal
sepenuhnya.
60%.Kriteria
keberhasilan
dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa didasarkan
Pada siklus II, motivasi belajar siswa mengalami
pada kisi-kisi peningkatan motivasi belajar siswa
peningkatan kembali dari siklus I.
yang dikembangkan dari pendapat Sardiman.
Kriteria keberhasilan penggunaan media puzzle
Tabel 2. Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar
Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
didasarkan pada kisi-kisi langkah penggunaan
Aspek yang
diamati
media puzzle.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus.
Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Adapun
hasil penelitian dapat dideskriptifkan sebagai
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Rata-rata
motivasi
belajar siswa
3,25
6,33
10,83
Persentase
motivasi
belajar siswa
23,98%
38,055%
64,135%
berikut.
Tabel 1. Perbandingan Motivasi Belajar Siswa
pada Pra Siklus dan Siklus I
Aspek yang
Nilai Pra
Nilai Siklus I
diamati
Tindakan
Rata-rata
3,25
6,33
motivasi
belajar siswa
Persentase
23,98%
38,055%
motivasi
belajar siswa
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
tingkat motivasi belajar siswa antara tahap pra
tindakan
dan
siklus
I
telah
mangalami
peningkatan sebesar 14,075%. Pada siklus I ini
sebagian siswa telah tekun dalam menghadapi
tugas, menunjukkan minat terhadap bermacammacam masalah orang dewasa, senang bekerja
mandiri, dan senang mencari dan memecahkan
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa
motivasi
belajar
siswa
telah
mengalami
peningkatan ynag cukup signifikan. Sebagian
besar siswa telah memenuhi kriteria siswa
bermotivasi
belajar
tinggi
yaitu,
tekun
menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan
(tidak mudah putus asa), menunjukkan minat
terhadap berbagai masalah orang dewasa, lebih
senang bekerja mandiri, memanfaatkan waktu
dengan sebaik-baiknya, dapat mempertahankan
pendapatnya,
serta
senang
mencari
dan
memecahkan masalah pada soal-soal.
Berdasarkan
hasil
penelitian
upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa melalui
penggunaan media puzzle pada mata pelajaran
IPA di kelas III SD Negeri Kepek Kulon Progo
1.340 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa
peneliti dengan guru kelas (sebagai kolaborator)
dapat ditingkatkan dengan penggunaan media
dan observer menyepakati akan melakukan
puzzle. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
siklus II dengan 2 kali pertemuan.
sebanyak 2 siklus. Siklus 2 digunakan sebagai
Refleksi siklus I digunakan sebagai acuan dalam
penyempurna
Pelaksanaan
merancang dan melaksanakan siklus II. Pada
pembelajaran diikuti oleh 30 siswa, seorang guru
siklus II peneliti mengembangkan jumlah puzzle
dan 3 orang observer.
menjadi 6 set untuk 6 kelompok. Selain itu,
Kondisi awal motivasi belajar siswa sebelum
peneliti juga memberikan bimbingan yang lebih
dilakukan tindakan memiliki rata-rata 23,98%
inklusif kepada guru dalam penggunaan media
kategori rendah dengan rincian 22 anak memiliki
puzzle.
motivasi belajar rendah, 7 anak memiliki
Berdasarkan hasil analisis skala motivasi belajar
motivasi belajar sedang, dan 1 anak memiliki
pada siklus II, rata-rata tingkat motivasi belajar
motivasi
diberikan
siswa kelas III SD Negeri Kepek meningkat
tindakan berupa penggunnakan media puzzle
menjadi 64,135% kategori tinggi. Hal ini
pada siklus I sebanyak 2 kali pertemuan dengan
dibuktikan dengan hasil perhitungan deskriptif
pengisian
guna
prosentase skala motivasi belajar menunjukkan
mengetahui tingkat motivasi belajar saat itu,
peningkatan yang signifikan. Sebelum diberikan
diketahui dari hasil analisis terjadi peningkatan
tindakan yaitu berupa penggunaan media puzzle
pada rata-rata motivasi belajar siswa sebesar
rata-rata tingkat motivasi belajar siswa kelas III
14,075%, rata-rata tingkat motivasi belajar siswa
masih rendah. Namun setelah diberikan tindakan
menjadi 38,055% kategori sedang dengan rincian
berupa penggunaan media puzzle, rata-rata
26 siswa memiliki motivasi belajar sedang dan 4
tingkat motivasi belajarnya menjadi tinggi. Hal
siswa memiliki motivasi belajar tinggi.
ini sejalan denganpendapat Sudjana & Rifai
Meskipun sudah ada peningkatan pada tingkat
(dalam Azhar Arsyad) yang menyatakan bahwa
motivasi belajar siswa setelah diberikan tindakan
salah satu dari manfaat media pembelajaran
berupa penggunaan media puzzle pada siklus I,
dalam proses belajar siswa yaitu pembelajaran
namun kemampuan guru dalam menggunakan
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
media masih belum maksimal. Selain itu,
dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
beberapa siswa juga masih berbicara sendiri
Selain
ketika berdiskusi dengan temannya, ada juga
prosentasi skala motivasi belajar, peningkatan
siswa yang tidak ikut bekerja ketika kegiatan
siswa juga dapat terlihat dari hasil observasi
kelompok berlangsung. Oleh karena itu, peneliti
yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran di
perlu melakukan siklus II. Dalam siklus II ini
kelas III dengan bantuan guru kelas III sebagai
belajar
skala
siklus
tiinggi.
1.
Setelah
motivasi
belajar
dari
hasil
perhitungan
deskriptif
Peningkatan Motivasi Belajar .... (Gesti Lutfiyani) 1.341
kolaborator. Siswa menjadi lebih tertarik dengan
ditingkatkan melalui penggunaan media puzzle
adanya media puzzle dalam pembelajaran,
pada mata pelajaran IPA.
ditambah pada pertemuan pertama siklus I guru
sempat mengatakan barang siapa yang berhasil
KESIMPULAN DAN SARAN
menyelesaikan puzzle dalam waktu satu menit
Kesimpulan
akan diberikan hadiah, oleh karena itu siswa
Motivasi
selalu
unutuk
melalui
penggunaan
media
sejalan dengan
tahapan
penggunaan
media
berlomba-lomba
menyelesaikannya. Hal
ini
belajar
siswa
dapat
ditingkatkan
puzzle
dengan
puzzle
dalam
pendapat Gage & Berliner (dalam Slameto) yang
pembelajaran yaitu guru memperlihatkan media
menyarankan beberapa cara untuk meningkatkan
puzzle yang telah disiapkan, siswa mengamati
motivasi siswa salah satunya adalah dengan
media puzzle, siswa bersama guru bertanya
permainan. Selain itu juga sesuai dengan
jawab tentang gambar yang ada di dalam puzzle,
pendapat Oemar Hamalik yang mengungkapkan
guru membongkar puzzle yang telah tersusun
beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk
tersebut, salah satu siswa maju dan merangkai
membangkitkan motivasi belajar siswa, salah
kembali puzzle yang telah dibongkar, siswa lain
satunya adalah dengan memberi hadiah.
memberi tepuk tangan, puzzle dibagikan kepada
Peningkatan siswa yang dapat terlihat setelah
setiap kelompok diskusi, siswa merangkai puzzle
diberikan tindakan penggunaan media puzzle
bersama teman kelompoknya masing-masing,
antara lain adalah siswa menjadi lebih rajin
setiap kelompok mempresentasikan rangkaian
dalam mengerjakan tugas, siswa tidak ramai di
puzzlenya. Dengan adanya media puzzle, maka
dalam kelas, memperhatikan guru ketika guru
pembelajaran menjadi lebih menarik perhatian
sedang
berani
siswa, memacu siswa untuk lebih aktif, sehingga
menjawab pertanyaan dari guru, siswa lebih
berdampak pada peningkatan motivasi belajar
semangat dalam mengikuti kegiatan belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari perubahan
mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat
aktifitas siswa setelah dilakukannya tindakan.
Sardiman yang membedakan motivasi menjadi
Siswa menjadi lebih tekun dalam menghadapi
dua yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
tugas, ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif
putus
dan berfungsinya karena adanya perangsang dari
bermacam-macam masalah orang dewasa, lebih
luar.
senang bekerja mandiri, dapat mempertahankan
menjelaskan,
siswa
lebih
asa),
menunjukkan
pendapatnya,
motivasi belajar siswa kelas III SD Negeri
memecahkan
Kepek meningkat setelah adanya penggunaan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
media puzzle dalam mata pelajaran IPA. Dengan
maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
kata
media
tersebut
lain,
menunjukkan
moivasi
belajar
bahwa
siswa
dapat
puzzle
senang
terhadap
tingkat
Hal
serta
minat
masalah
pada
mata
mencari
pada
dan
soal-soal.
pelajaran
Ilmu
Pengetahuan Alam dapat meningkatkan motivasi
1.342 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016
belajar siswa kelas III di SD Negeri Kepek
DAFTAR PUSTAKA
Pengasih Kulon Progo. Hal ini dibuktikan dari
analisis deskriptif presentase pada kondisi awal
Azhar Arsyad. (2009). Media Pembelajaran.
Jakarta: Rajawali Pers
motivasi belajar siswa sebesar 23,98% kategori
rendah, kemudian setelah diberikan tindakan
penggunaan
media
puzzle
siklus
pada
I
meningkat menjadi 38,055% kategori sedang
lalu pada siklus II meningkat lagi menjadi
64,135% kategori tinggi.
Cecep Kustandi & Bambang Sutjipto. (2013). Media
Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Oemar
Hamalik. (2008). Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Sardiman. (2006). Interaksi & Motivasi BelajarMengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di
atas, maka dapat direkomendasikan beberapa
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta
saran sebagai berikut:
Sugihartono, dkk. (2012). Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press
1. Bagi Kepala SD Negeri Kepek
Kepala
SD
memberikan
Negeri
Kepek
pengarahan
agar
kepada
selalu
guru-guru
supaya menggunakan media puzzle dalam proses
pembelajaran.
2. Bagi Guru Kelas III SD Negeri Kepek
Guru hendaknya menggunakan media puzzle
sesuai dengan materi pembelajaran sehingga
menarik
perhatian
siswa
dan
dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Hendaknya
peningkatkan
mengembangkan
motivasi
belajar
penelitian
siswa
menggunakan media puzzle pada mata pelajaran
lain.
4. Bagi Siswa
Siswa hendaknya sering menggunakan puzzle
dengan model yang berbeda-beda pada saat
pembelajaran untuk meningkatkan motivasi
belajarnya.
Syaiful Bahri Djamarah. (2005). Guru dan Anak
Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Download