BAB I - E-Journal STIESIA Surabaya

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
ANALISIS CRITICAL SUCCESS FACTOR SEBAGAI PENDUKUNG DALAM
MEMPERTAHANKAN KEUNGGULAN BERSAING
LUSIANA CHYNTIA DEWI
[email protected]
Endang Dwi Retnani
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the CV Karya Putra service performance by using
Critical Success Factor analysis. The data analysis technique is used in this research and
descriptive analysis is used in qualitative method. Based on analysis the opportunity of CV
Karya Putra is quite big since there is a government program for Surabaya as tourism city in
Asia. The great interest of Surabaya’s youth to the motorcycle and car for life style and their
tendency to modify and to improve their vehicle performance. The company, from the result of
the research, has never been carrying out analysis so its strengths, weaknesses, opportunities
and threats have never been known yet. This research is expected to be able to help the company
in maintaining its strengths and refining weaknesses. It can be concluded from the above
discussion that by carrying out SWOT analysis and by performing Critical Success Factor
periodically in order to seek for threatening factors can improve competitive advantage.
Keywords: Critical Success Factor, SWOT, Competitive Advantage
ABSTRAK
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kinerja layanan CV Karya Putra dengan
menggunakan analisis Critical Success Factor. Teknik yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu Teknik analisis data pada metode kualitatif menggunakan analisis deskriptif.
Berdasarkan analisis peluang bagi CV Karya Putra cukup besar karena adanya
program pemerintah untuk Surabaya sebagai kota wisata di Asia. Juga besarnya minat
pemuda Surabaya terhadap kendaraan bermotor dan mobil untuk gaya hidup serta
kecenderungan mereka untuk memodifikasi dan meningkatkan performa
kendaraannya. Analisis ancaman yaitu banyak berdirinya dealer resmi pesaing, dan
dealer motor lain yang menjamur di Surabaya dan munculnya isu spare part palsu
dengan kwalitas sangat rendah. Dari hasil penelitian perusahaan belum pernah
melakukan analisis sehingga belum mengetahui kekuatan, kelemahan, peluangan dan
ancaman perusahaan. Penelitian ini diharapkan untuk membantu perusahaan
mempertahankan kekuatan dan memperbaiki kelemahan.
Kata kunci: Critical Success Factor, SWOT, Keunggulan bersaing
PENDAHULUAN
Dengan semakin banyaknya industri–industri jasa yang bermunculan,
mengakibatkan persaingan dalam mendapatkan konsumen semakin ketat pula.
Terutama dengan adanya kemajuan dan perkembangan dunia teknologi yang sangat
pesat sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi konsumen dalam memilih
perusahaan jasa yang tepat dan sesuai dengan kebutuhannya. Karena itu perusahaan
harus dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen, bukan hanya untuk
masa sekarang melainkan untuk masa mendatang. Salah satu cara yang dapat
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
ditempuh perusahaan yaitu dengan cara Critical Success Factor sehingga dapat
mempertahankan keunggulan bersaing dan penilai kinerja perusahaan.
Dalam penelitian ini penulis menganalisis Critical Success Factor sebagai
pendukung dalam mempertahankan keunggulan bersaing dan menilai kinerja
perusahaan. Untuk menilai kesuksesan suatu organisasi maka harus diketahui terlebih
dahulu suatu Critical Success Factor (CSF), CSF ini dapat digunakan sebagai indikator
kinerja atau masukan dalam menetapkan penilaian kinerja. Keunggulan bersaing pada
dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan bagi para
konsumennya dengan cara menambah mesin maupun menambah tenaga kerja agar
pengerjaannya semakin cepat dan akurat agar konsumen tidak pindah ke bengkel lain.
Sistem pengukuran kinerja digunakan untuk mengevaluasi kinerja yang telah
ditetapkan (standard) dengan kinerja yang sesungguhnya terjadi. Pengukuran kinerja
diharapkan mampu meningkatkan motivasi karyawan dan mampu mewujudkan
tujuan jangka panjang perusahaan. Pengukuran kinerja terdiri dari dua macam, yaitu
pengukuran kinerja keuangan (financial) dan pengukuran kinerja non keuangan (non
financial). Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan pokok permasalahan
yang akan dibahas adalah “Bagaimana mempertahankan keunggulan bersaing dan
menilai kinerja CV Karya Putra dengan menggunakan analisis Critical Success Factor?”.
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui kinerja layanan CV Karya Putra dengan menggunakan
analisis Critical Success Factor.
TINJAUAN TEORETIS
Critical Success Factor
Critical success factors (faktor-faktor keberhasilan utama) merupakan suatu area
yang mengindikasikan kesuksesan kerja unit perusahaan atau organisasi. Di dalam
area ini merefleksikan preferensi manajerial dengan mempertahankan variabelvariabel kunci finansial dan non finansial pada waktu kondisi tertentu. Critical success
factors harus selalu konsisten mengikuti perubahan yang terjadi dalam organisasi atau
perusahaan. Critical Success Factor merupakan aspek yang spesifik dan dapat diukur
dari produk jasa atau operasional perusahaan. Menurut Waspodo (2009:65)
menyatakan bahwa critical success factors adalah sejumlah area yang terbatas dimana
hasil yang memuaskan akan memastikan penampilan bersaing bagi individu,
departemen, atau organisasi.
Critical success factors merupakan beberapa area kunci dimana segala sesuatu
harus berjalan dengan benar agar bisnis dapat maju dan tujuan pengelolaan dapat
tercapai. Menurut Hariadi (2003:63) menjelaskan bahwa Key Success Factors merupakan
variabel-variabel lingkungan penting dalam industri atau bisnis tertentu, internal
maupun eksternal, yang harus dipenuhi dan mendapat perhatian terus menerus oleh
manajemen karena berkaitan dengan kemampuan bersaing atau kompetensi, dan
menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu perusahaan. Mardiasmo (2002:124-125)
critical success factors sering dinamakan Key success factors, Key Result Factors atau Pulse
Point. Sering juga disebut dengan bentuk Variabel Kunci. Variabel Kunci adalah
informasi non financial, dimana mengindikasikan faktor-faktor penyebab kesuksesan
suatu perusahaan atau organisasi. Blocher Edisi Terjemahan (2000:38) critical success
factors atau yang biasa disebut dengan kunci keberhasilan kritis adalah ukuran strategi
yang bersifat keuangan dan non keuangan. Ukuran-ukuran operasional yang bersifat
non keuangan misalnya seperti pangsa pasar, kualitas produk atau jasa, teknologi dan
peluang-peluang pertumbuhan. Pearce dan Robinson (1997:492) critical success factors
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
ialah faktor-faktor penentu keberhasilan merupakan faktor-faktor yang
mengidentifikasikan kinerja yang paling penting dalam mengimplementasikan strategi
perusahaan dan karena itu harus mendapat perhatian yang terus menerus dari
manajemen. Mardiasmo (2002:124) mengemukaan bahwa suatu variabel kunci
memiliki beberapa karakteristik, antara lain: (a). Menjelaskan faktor pemicu
keberhasilan dan kegagalan organisasi. (b). Dapat berubah dengan cepat. (c).
Perubahannya dapat diprediksi. (d). Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan
segera. (e). Variabel tersebut dapat diukur, baik secara langsung maupun melalui
ukuran. Sebagai contoh, kepuasan konsumen tidak dapat diukur secara langsung,
akan tetapi dapat dibuat ukuran, misalnya jumlah aduan, tuntutan dapat di jadikan
variabel kunci.
Pengertian Strategi Pemasaran
Melalui produk yang dihasilkannya, perusahaan menciptakan, membina
dan mempertahankan kepercayaan langganan akan produk tersebut. Keberhasilan
suatu perusahaan sangat ditentukan oleh ketepatan produsen dalam memberikan
kepuasan kepada sasaran konsumen yang ditentukannya, dimana usaha-usaha
pemasaran diarahkan kepada konsumen yang ditujukan sebagai pangsa pasarnya.
Dalam hal
tersebut konsep pemasaran yang menunjang perusahaan dapat
menentukan strategi pemasaran yang mengarahkan kepada sasaran pasar yang
sebenarnya. Pentingnya strategi pemasaran bagi suatu perusahaan timbul dari luar,
ketidakmampuan perusahaan dalam mengontrol semua faktor yang dibatasi di luar
lingkungan perusahaan. Demikian pula perubahan-perubahan yang terjadi pada
faktor-faktor tersebut tidak dapat diketahui sebelumnya secara pasti. Fandy (2000:43),
menyatakan bahwa: “Strategi pemasaran adalah rencana yang hendak diikuti oleh
manajer pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan
tujuan-tujuan perusahaan dan merupakan cara untuk pencapaian tujuan tersebut”.
Menurut Philips (2001:57) menyatakan bahwa: “Perencanaan strategis yang
berorientasi pasar adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar
tujuan, keahlian, dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus
berubah dengan tujuan membentuk dan menyempurnakan usaha dan produk
perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan”.
Mengembangkan tujuan sasaran dan strategi serta mendefinisikan rencana
produk, pasar distribusi dan kualitas untuk menerapkan strategi usaha. Kemajuan
suatu perusahaan didalam memperoleh keuntungan dari kegiatan bisnis dan
beberapa unit-unit bisnis, bergantung kepada sejauh mana strategi pemasaran
diterapkan dengan baik oleh pelaku bisnis atau pengambil keputusan dalam
mensosialisasikan item-item penting dari kegiatan pemasarannya. Sedangkan
menurut Sofyan (2008:168) strategi pemasaran adalah: “Serangkaian tujuan dan
sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran
perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta
alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan
dan keadaan persaingan yang selalu berubah, Oleh karena itu, penentuan strategi
pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan dan internal perusahaan
melalui analisa keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisa kesempatan
dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya”. Ciri penting rencana
strategis
pemasaran
menurut
Sofyan (2008:183) adalah: (1). Titik tolak
penyusunannya melihat perusahaan secara keseluruhan. (2). Diusahakan dampak
kegiatan yang direncanakan bersifat menyeluruh. (3). Dalam penyusunannya
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
diusahakan untuk memahami kekuatan yang mempengaruhi perkembangan
perusahaan. (4). Jadwal dan waktu (timing) yang ditentukan adalah yang sesuai
dan mempertimbangkan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan. (5). Penyusunan
rencana dilakukan secara realistis dan relevan dengan lingkungan yang dihadapi.
Jenis – jenis Strategi Pemasaran
Dalam hubungan strategi pemasaran, menurut Sofyan (2008:179) bahwa
strategi pemasaran secara umum ini, dapat dibedakan tiga jenis strategi pemasaran
yang dapat ditempuh perusahaan yaitu: (1). Strategi pemasaran yang tidak
membeda-bedakan pasar (Undifferentiated marketing). (2). Strategi pemasaran yang
membeda-bedakan pasar (Differentiated marketing). (3). Strategi pemasaran yang
terkonsentrasi (Concentrated Marketing).
Pengertian Strategi Bersaing
Blocher (2000:35) menyatakan bahwa strategi kompetitif adalah seperangkat
kebijakan, prosedur dan pendekatan-pendekatan yang mengarahkan pada
keberhasilan bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Menurut Supriyono (1987:274)
menyatakan bahwa ditinjau dari suatu perusahaan, strategi adalah satu kesatuan
rencana perusahaan yang komperhensif dan terpadu yang diperlukan untuk mencapai
tujuan perusahaan. (1). Analisis Strategi Bersaing, menurut Blocher (2000:35) dalam
mengembangkan posisi kompetitif yang dapat bertahan, setiap perusahaan bertujuan
untuk mencapai satu dari tiga strategi kompetitif berikut: (a). Keunggulan pada Biaya
(Cost Leadership). (b). Diferensiasi. (c). Fokus
Pengertian Value For Money
Menurut Indra (2006:279) value for money (VFM) adalah suatu tolok ukur dalam
anggaran belanja suatu organisasi, baik organisasi yang berorientasi laba (swasta)
maupun organisasi non profit (sektor publik) yang meliputi penilaian efisiensi,
efektivitas, dan ekonomis. Mahmudi (2006:81) menjelaskan Konsep Value For Money
terdiri atas tiga elemen utama, yaitu: (a). Ekonomi. (b). Efisiensi. (c). Efektivitas
Perluasan Value For Money
Menurut Mahmudi (2006 : 85) menjelaskan bahwa organisasi sektor publik
sangat dipengarhi oleh faktor publik. Konsep value for money yang terdiri atas 3E, yaitu
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas perlu diperluas lagi dengan keadilan (equity) dan
kesetaraan (equality). Keadilan (equity) berarti bahwa setiap masyarakat memiliki
kesempatan yang sama untuk memperoleh pelayanan, tidak ada diskriminasi, atau
hak istimewa atas kelompok tertentu. Kesetaraan (equality) mengandung arti bahwa
pemerintah mengutamakan pelayanan kepada masyarakat yang lebih membutuhkan.
Hal ini juga berarti perlunya dilakukan pemerataan pelayanan sehingga semua
masyarakat dapat menikmati pelayanan yang diberikan.
Analisis Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan adalah salah satu faktor terpenting untuk menunjang keberhasilan
perusahaan dalam persaingan. Banyak kegaglan perusahaan terjadi disebabkan karena
tidak memperhitungkan aspek lingkungan dan implikasi-implikasinya terhadap
fungsi manajerial. Oleh karena itu analisis lingkungan harus menjadi bagian utama
dalam proses manajemen stratejik.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
Tujuan perusahaan melakukan analisis lingkungan ini adalah untuk dapat
mengerti dan memahami lingkungan organisasi sehingga manajemen akan dapat
melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan dan perusahaan
mengharapkan tercapainya tujuan yang ditetapkan. Tujuan umum lainnya adalah agar
manajemen mempunyai kemampuan merespon berbagai isu kritis mengenai
lingkungan yang mempunyai pengaruh cukup nyata terhadap perusahaan. Khususnya
yang berkenaan dengan lingkungan eksternal (makro). Lingkungan eksternal adalah
faktor-faktor yang berada di perusahaan dimana perusahaan tidak mempunyai
pengaruh sama sekali terhadapnya sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada
lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan dalam industri tersebut.
Menurut Supriyono (1998:105), lingkungan eksternal terbagi atas 6 faktor yaitu: (1).
Ekonomis. (2). Politik, termasuk peraturan pemerintah. (3). Pasar dan persaingan. (4).
Pemasok dan teknologi. (5). Sosial. (6). Geografi.
Analisis Faktor Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah faktor-faktor yang berada di dalam perusahaan
dimana perusahaan memiliki pengaruh terhadapnya dan dapat dikendalikan. Seorang
manajer strategi jika ingin berhasil maka harus dapat menganalisis fungsi utama bisnis
yang ada dalam organisasi dan mengerti bagaimana pengaruh proses manajemen
strategi serta bagaimana pula cara mengintegrasikannya. Semua
fungsi
bisnis
tersebut memiliki pengaruh langsung dan sangat besar terhadap proses manajemen
strategi dan suatu hal yang tidak mungkin jika seorang manajer strategi dapat
merumuskan strategi dengan mengabaikan fungsi bisnis organisasi. Berikut ini
beberapa fungsi bisnis yang berpengaruh bagi perusahaan menurut Hariadi (2000:49):
(a). Fungsi produksi. (b). Fungsi pemasaran. (c). Fungsi keuangan. (d). Fungsi sumber
daya manusia. (e). Budaya perusahaan.
Pengertian Strategi SWOT
SWOT adalah akronim dari kata strength (kekuatan), weakness (kelemahan),
opportunity (peluang), dan threats (ancaman). Strength (kekuatan) adalah kompetensi
khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan
atau kelebihan komperatif. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya keuangan,
citra, kepemimpinan pemasaran, hubungan pembeli – pemasok dan faktor-faktor lain.
Weakness (kelemahan) ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber,
keterampilan dan kemampuan menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja
organisasi. Berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bias terlihat
dari sarana dan prasarana yang dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, produk
yang tidak atau kurang diminati, perolehan keuntungan kurang memadai. Opportunity
(peluang) ialah berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi satuan
organisasi. Yang dimaksud dengan berbagai situasi disini antara lain kecenderungan
penting terjadi di kalangan pengguna produk, perubahan dalam kondisi persaingan,
perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang membuka berbagai
kesempatan baru dalam kegiatan organisasi, hubungan dengan pemakai produk
“akrab” dan hubungan dengan unit-unit terkait “harmonis”. Threats (ancaman), ialah
kebalikan dari pengertian peluang yakni factor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan suatu pemahaman. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi
posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Masuknya pesaing baru,
pertumbuhan yang lamban, meningkatnya posisi tawar pemakai produk yang
dihasilkan, menguatnya posisi tawar input yang diperlukan untuk proses menjadi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
output tertentu, perkembangan dan teknologi yang belum dikuasai dapat menjadi
ancaman bagi keberhasilan perusahaan.
Pendekatan analisa SWOT menganalisa seberapa besar pengaruh lingkungan
internal dan eksternal bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Hal ini
sangat berguna terutama dalam perencanaan strategi bagi perusahaan dan dengan
adanya perencanaan strategi maka perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisikondisi lingkungan, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perusahaan tersebut.
Analisis SWOT sangat membantu untuk mempertemukan sumber daya
organisasi dan kemampuan dalam lingkungan kompetitif yang dijalankan oleh
organisasi. Analisis ini merupakan perangkat dalam menyeleksi dan
memformulasikan strategi. SWOT merupakan akronim dari Kekuatan, Kelemahan,
Peluang dan Ancaman. Diagram berikut menunjukan bagaimana analisis SWOT sesuai
dengan apa yang kerap disebut “pengujian lingkungan”. Pembedaan kunci dalam
analisis SWOT diterapkan antara faktor-faktor internal dan eksternal. Kekuatan dan
kelemahan merupakan faktor internal. Sebagai contoh kekuatan berupa keahlian
khusus dalam hubungan karyawan. Kelemahan terfokus pada masalah-masalah
kolektif. Peluang dan ancaman adalah faktor eksternal. Sebagai contoh, peluang dapat
dibangun dengan pengakuan merek atau berbasis loyalitas anggota. Ancaman dapat
berupa munculnya pesaing baru.
Langkah – Langkah Analisis Data Dalam Analisis SWOT
Langkah penelitian ini akan menerangkan bagaimana analisis dilakukan, mulai
dari data mentah yang ada sampai pada hasil penelitian yang dicapai. Dalam
penelitian ini, langkah-langkah analisis data dilakukan sebagai berikut: (1). Melakukan
pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan sebagai
faktor internal organisasi, peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal organisasi.
Pengklasifikasian ini akan menghasilkan tabel informasi SWOT. (2). Melakukan
analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities)
dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal organisasi Kekuatan (Strengths) dan
Kelemahan (Weakness). (3). Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan
dikembangkan menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan
untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan
(paling positif) dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
Matrik BCG
Matrik BCG dikembangkan oleh the Boston Consultin Group. Matrik ini
menggambarkan kondisi perusahaan dalam 4 sel yaitu stars, question marks, cash cows,
dan dogs. Masing-masing dari sel tersebut memiliki pengertian yang berbeda-beda
akan kondisi perusahaan.
Keempat sel tersebut menurut Fred R. D. (2002 : 192-194): (1). Tanda Tanya –
divisi dalam kuadran I posisi pangsa pasar relatif rendah tetapi bersaing dalam
industri dengan pertumbuhan tinggi. (2). Bintang – bisnis dalam kuadran II mewakili
peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas. (3). Sapi perah
– divisi yang berada dalam kuadran III mempunyai posisi pangsa pasar relatif tinggi
tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhan lambat. (4). Lapuk – divisi dalam
kuadran IV mempunyai posisi pangsa pasar relatif rendah dan bersaing dalam industri
dengan pertumbuhan rendah.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
Alternatif Strategi
Empat strategi menurut John (1999:178) digunakan di berbagai tingkatan
perusahaan dan bisnis, meliputi: (1). Strategi pertumbuhan (growth strategies)
menggunakan ukuran besar melalui ekspansi. (2). Strategi pengurangan (retrenchment
strategies) menggunakan ukuran kecil melalui pengurangan operasi. (3). Strategi
stabilitas (stability strategies) menggunakan status quo atau mengadakan kegiatan
bisnis. (4). Strategi kombinasi (combination strategies) menggunakan dua atau lebih
strategi secara bersamaan.
Balance Scorecard
Balanced scorecard adalah suatu pendekatan untuk mengukur kinerja yangakan menilai
kinerja keuangan dan kinerja bukan keuangan. Pemikiran dari Balanced Scorecard adalah
mengukur kinerja serta target perusahaan dari empat sudut berbeda. Selama ini ukuran itu secara
formal hanya untuk keuangan (finance) seperti menggunakan “Balanced Sheet” dan “Income
Statement” atau dengan menghitung rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas dan
rentabilitas perusahaan. Pada konsep Balanced scorecard tidak hanya aspek keuangan (finance)
saja yang menjadi tolak ukur kinerja perusahaan, ada tiga sudut pengukuran lain yang juga
diperhitungkan aspek tersebut yaitu, Customer, Internal Business Process dan Learning & Growth.
Menurut Robert dan Norton (1996) Balanced Scorecard terdiri dari 2 kata, yaitu: (1). 1. Scorecard,
yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorangyang nantinya digunakan
untuk membandingkan dengan hasil kinerja yang sesungguhnya. (2). Balanced, menunjukkan
bahwa kinerja personel atau karyawan diukur secara seimbang dan dipandang dari 2 aspek yaitu
keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang dan dari segi intern maupun
ekstern.
Balanced scorecard merupakan suatu kerangka kerja, suatu bahasa yang
mengkomunikasikan visi, misi, dan strategi kepada seluruh karyawan tentang kunci penentu
sukses saat ini dan masa datang. Selain itu, Balanced Scorecard juga menekankan bahwa
pengukuran kinerja keuangan maupun non keuangan tersebut haruslah merupakan bagian dari
sistem informasi seluruh karyawan baik manajemen tingkat atas maupun tingkat bawah. Balanced
scorecard menekankan bahwa semua ukuran finansial dan non finansial harus menjadi bagian sistem
informasi untuk para pekerja di semua tingkat perusahaan. Balanced scorecard berbeda dengan
sistem pengukuran kinerja tradisional yang hanya bertumpu padaukuran kinerja semata.
Menurut Robert dan Norton langkah-langkah Balanced scorecard meliputi empat proses
manajemen baru. Pendekatan ini mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka panjang dan
peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut adalah: (1). Menerjemahkan visi, misi dan strategi
perusahaan. Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam tujuan dan sasaran.
Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh perusahaan di masa datang. Tujuan juga
menjadi salah satu landasan bagi perumusan strategi untuk mewujudkannya. Dalam proses
perencanaan strategik dengan ukuran pencapaiannya. (2). Mengkomunikasikan dan mengaitkan
berbagai tujuan dan ukuran strategis Balanced scorecard memperlihatkan kepada tiap karyawan
apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan para pemegang
saham dan konsumen, karena oleh tujuan tersebut dibutuhkankinerja karyawan yang baik. (3).
Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai inisiatif strategis Rencana bisnis
memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana bisnis dan rencana keuangan
mereka. Balanced scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur
mana yang lebih penting untuk diprioritaskan , akan menggerakkan kearah tujuan jangka panjang
perusahaan secara menyeluruh. (4). Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.
Proses keempat ini akan memberikan strategic learning kepada perusahaan. Dengan Balanced
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
scorecard sebagai pusat sistem perusahaan,maka perusahaan melakukan monitoring terhadap apa
yang telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek.
Menurut Sony (2002) Balanced Scorecard merupakan suatusistem manajemen,
pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dapat memberikan
pemahaman kepada manajer tentang kinerjabisnis. Pengukuran kinerja tersebut memandang unit
bisnis dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internaldan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Perspektif dalam Balanced Scorecard
(1). Perspektif Keuangan (Financial Perspective), balanced scorecard memakai
perspektif keuangan sebagai perspektif yang terjadi akibat dari perspektif yang lain
(customer, proses bisnis internal dan pembelajaran & pertumbuhan) atau dengan
katanya lain perspektif ini secara otomatis akan terwujud dari baik buruknya kinerja 3
perspektif dibawahnya. Pengukuran kinerja keuangan mengindikasikan apakah
strategi perusahaan, penerapannya, dan pelaksanaannya memberikan kontribusi pada
peningkatan yang mendasar. (2). Perspektif Customer (Costumer Perspective), pada
perspektif ini, perusahaan mengidentifikasikan dan mendefinisikan pelanggan dan
segmen pasarnya. Perspektif ini memiliki beberapa pengukuran utama dari outcome
yang sukses dengan formulasi dan penerapan strategi yang baik. Sasaran strategic dari
perspektif customer ini adalah Firm equity diantaranya adalah meningkatnya
kepercayaan customer atas produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan, kecepatan
layanan yang diberikan dan kualitas hubungan perusahaan dengan pelanggannya. (3).
Perspektif Proses bisnis /internal (Internal Process Perspective), fokus dalam perspektif
ini adalah proses internal dari manajemen perusahaan yang harus dilakukan. Proses
internal yang harus dilakukan adalah proses yang berhubungan dengan penciptaan
barang dan jasa sehingga dapat menarik dan mempertahankan pelanggan di pasar
yang akhirnya dapat memuaskan ekspektasi pemegang saham. Perbedaan
fundamental antara pendekatan tradisional dan Balanced scorecard sebagai berikut
pendekatan tradisional bertujuan untuk memantau dan meningkatkan proses bisnis
yang telah ada. (4). Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan (learning and Growth
perspective), perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini mengindentifikasi
infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk membentuk pertumbuhan dan
perkembangan perusahaan di jangka panjang. Sasaran strategis dari perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan adalah human Capital. Sebagai contoh peningkatan
kompetensi dan komitmen dari staff perusahaan.
METODELOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (objek) Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
adalah pendekatan penelitian yang menggunakan data berupa kalimat tertulis atau
lisan, perilaku, fenomena, peristiwa-peristiwa, pengetahuan atau obyek studi. Proses
penelitian kualitatif memperhatikan konteks studi dengan menitik beratkan pada
pemahaman, pemikiran, dan persepsi peneliti. Sehingga dalam hal ini peneliti merasa
sesuai jika penelitian ini menggunakan studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian
dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat
ini dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Tujuan
dilakukannya penelitian secara mendalam mengenai faktor keberhasilan kritis (critical
success factor) apa saja yang dibutuhkan CV Karya Putra Surabaya adalah untuk
memberikan gambaran yang lengkap mengenai Critical Success Factor yang digunakan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
sebagai strategi untuk mempertahankan keunggulan bersaing yang nantinya
diharapkan mempu meningkatkan kinerja manajemen CV Karya Putra Surabaya.
Teknik Pengumpulan Data
Sumber Data
(1). Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli/tidak melalui perantara, data primer dapat berupa opini subyek, hasil observasi
suatu benda, fenomena, peristiwa, pengetahuan. Dalam hal ini data primer
dikumpulkan dari sumber utama dengan melakukan observasi dan wawancara
langsung pada CV Karya Putra Surabaya. (2). Data sekunder adalah data yang
dikumpulkan dari perusahaan yang berkaitan dan berhubungan dengan penelitian
seperti: data penjualan, inovasi pengembangan dan pengembangan SDM yang didapat
langsung dari catatan perusahaan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data pada
penelitian ini adalah: (1). Survey Pendahuluan. (2). Wawancara semi tersetruktur. (3).
Dokumentasi.
Satuan Kajian
Satuan kajian merupakan satuan terkecil dalam penelitian yang diinginkan peneliti
sebagai klasifikasi pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti memutuskan mengenai
objek yang perlu diteliti dan diamati adalah Critical Success Factor dan pengukuran
kinerja yang menggunakan value for money yang nantinya diharapkan berguna untuk
mempertahankan keunggulan bersaing dalam objek yang diteliti. Objek penelitian
mengenai Critical Success Factor yang perlu diamati adalah mengenai faktor internal
dan eksternal perusahaan. Dimana faktor internal perusahaan terdiri dari kekuatan
dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal perusahaan terdiri dari peluang dan
ancaman.
Tenik Analisis Data
Teknik analisis data pada metode kulaitatif menggunakan analisis deskriptif.
Analisis deskriptif adalah metode analisis yang menjabarkan dan menginterpretasikan
serta menjelaskan data-data yang diteliti. Dalam penelitian ini langkah-langkah yang
digunakan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: (1). Mengumpulkan
seluruh data yang dibutuhkan dalam meneliti Critical Success Factor pada CV Karya
Putra Surabaya, dengan mengumpulkan informasi umum berupa sejarah berdirinya
perusahaan, visi dan misi peusahaan, struktur organisasi, kinerja manajemen
perusahaan, dan informasi-informasi umum lainnya yang relevan terhadap penelitian.
(2). Menganalisis dan mengklasifikasikan data-data yang diperoleh. Dalam hal ini halhal yang dilakukan oleh peneliti adalah: (a). Mengelompokkan dan menganalisis datadata yang diperoleh mengenai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, dan
nantinya peneliti dapat mengklasifikasikan variabel-variabel apa saja yang menjadi
kekuatan dan kelemahan perusahaan. (b). Mengklasifikasikan variabel-variabel
eksternal perusahaan, dan mengelompokkan variabel-variabel tersebut menjadi
variabel yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan. (c). Menganalisis
Critical Success Factor dan megukur kinerja menggunakan konsep value for money. (d).
Menarik kesimpulan atas data-data yang telah diperoleh.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Aspek Pasar
Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen
yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga (Umar
2005). Potensi pasar untuk jasa bengkel ini cukup tinggi. Tingginya potensi pasar
untuk jasa bengkel terlihat dari jumlah permintaan untuk melakukaran reparasi dan
duplikan spearpart yang mengalami peningkatan. Jumlah pemesanan sperpart ini
dapat dilihat dari hasil permintaan order. Duplikat spareprat yang dihasilkan oleh jasa
reparasi bengkel adalah sekitar 25 duplikat satu kali pesanan per hari. Selain itu, usaha
mengalami over demand atau kelebihan permintaan yang tidak mampu dipenuhi oleh
pemilik usaha. Hal ini diperoleh berdasarkan keterangan dari pemilik usaha bahwa
pemesanan dan terjadi kelebihan. Permintaan jumlah jasa bengkel ini meningkat tajam
pada saat liburan panjang.
Penawaran
Potensi pasar tidak hanya dilihat dari tingkat permintaan tetapi juga dari sisi
penawaran. Penawaran diartikan sebagai berbagai kuantitas barang yang ditawarkan
di pasar pada berbagai tingkat harga (Umar 2005). Penawaran jasa bengkel ini dapat
dikatakan masih rendah. Jumlah penawaran industri dapat dilihat dari jumlah
produksi pemesanan karena seluruh hasil pemesanan dalam pemenuhan permintaan
pemesanan. Jika diasumsikan masing-masing jasa bengkel memproduksi 25 duplikat
per hari maka dapat disimpulkan bahwa penawaran industri setiap bulan sebesar 750
duplikat. Penawaran jasa servis saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar
terutama pada saat liburan dan pemeran mobil antik.
Pembahasan
Setiap perusahaan, yang bergerak di bidang jasa, mempunyai tujuan untuk
tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut dapat dicapai melalui upaya untuk
dapat mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan atau laba operasional
perusahaan. Hal ini dapat dilakukan, jika perusahaan dapat mempertahankan dan
meningkatkan penjualan produk atau jasa yang mereka produksi. Dengan
melakukan penerapan strategi pemasaran yang akurat melalui pemanfaatan
peluang dalam meningkatkan penjualan, sehingga posisi atau kedudukan
perusahaan di pasar dapat ditingkatkan atau dipertahankan. Seperti diketahui
strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh terpadu dan menyatu di
bidang pemasaran yang memberikan paduan tentang kepentingan yang akan
dijalankan untuk mencapai tujuan pemasaran Untuk menganalisa pemasaran, konsep
CV Karya Putra konsep yang dianggap efektif adalah dengan menggunakan konsep
Marketing Mix.
Analisis Strategi SWOT CV Karya Putra Surabaya
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi pemasaran CV Karya Putra. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan
ancaman (Threat). Berikut ini adalah rincian mengenai kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
Faktor Internal
Faktor Internal yang berasal dari dalam lingkungan perusahaan yang berupa
kekuatan dan kelemahan perusahaan. (a). Kekuatan, terdiri dari: (1). Dapat
mengerjakan pendulikatan onderdil dengan mutu yang baik. (2). Luas bengkel bisa
mengerjakan sampai 5 mobil sekaligus dalam waktu 12 jam operasi. (3). Tarif bengkel
jasa sangat kompetitif (lebih terjangkau). (4). Garansi service apabila ada kerusakan
sejenis dalam jangka waktu 1 minggu. (5). Reputasi yang cukup baik dalam pelayanan
baik bengel maupun kecepatan mengerjakan pekerjaan. (b). Kelemahan, terdiri dari:
(1). Kurangnya jaringan pemasaran yang langsung ke konsumen. (2). Fasilitas untuk
konsumen menunggu tidak ada (AC, majalah, makanan ringan). (3). Sarana/
prasarana kebersihan dan sarana pengolahan limbah tidak memadai. (4). SDM yang
berpendidikan teknisi kurang. (5). Struktur organisasi tidak sesuai dengan kebutuhan
dan tidak adanya bidang khusus untuk inovasi.
Faktor Eksternal
Faktor Eksternal yang berasal dari luar lingkungan perusahaan berupa
peluang dan ancaman. (a). Peluang , terdiri dari: (1). Program pemerintah untuk
Surabaya sebagai kota wisata di Asia. (2). Surabaya sebagai kota metropolitan. (3).
Pertumbuhan Ekonomi yang cepat negara-negara Asia dan Malaysia, Singapura,
Jepang, Cina. (4). Pemuda Surabaya yang cinta akan kendaraan bermotor dan mobil
untuk gaya hidup. (5). Kecenderungan masyarakat surabaya untuk memodif dan
meningkatkan performa kendaraan bermotornya. (b). Ancaman terdiri dari: (1).
Berdirinya dealer resmi pesaing, antara lain Tjokro dan dealer motor lain yang
menjamur di Surabaya ini. (2). Persaingan tarif bengkel (service rate). (3). Munculnya
isu sparepart palsu dan sparepart rekondisi dengan kwalitas sangat rendah. (4).
Pendidikan karyawan yang minim. (5). Daerah Surabaya yang telah terlalu banyak
berdiri bengkel-bengkel pinggir jalan.
Tabel 1
Analisa SWOT Pada CV Karya Putra Surabaya
FAKTOR INTERNAL
1.
2.
3.
4.
5.
Kekuatan
Dapat menduplikasi onderdil
sesuai dengan bentuk aslinya
dan memupunyai mutu baik
Luas
bengkel
bisa
mengerjakan sampai 5 mobil
sekaligus dalam waktu 12 jam
operasi.
Tarif bengkel jasa sangat
kompetitif (lebih terjangkau).
Garansi yang lebih lama dan
perawatan service gratis secara
berkala.
Reputasi yang cukup baik
dalam pelayanan baik bengel
maupun kecepatan mengirim
pengerjaan.
1.
2.
3.
4.
5.
Kelemahan
Kurangnya jaringan pemasaran
yang langsung ke konsumen.
Fasilitas untuk konsumen
menunggu tidak dilengkapi (AC,
majalah, makanan ringan).
Sarana/ prasarana kebersihan dan
sarana pengolahan limbah tidak
memadai.
SDM yang berpendidikan tehnisi
kurang.
Struktur organisasi tidak sesuai
dengan kebutuhan dan tidak
adanya bidang khusus untuk
inovasi.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
FAKTOR EKSTERNAL
1.
2.
3.
4.
5.
Peluang
Program pemerintah untuk
Surabaya sebagai kota wisata
di Asia.
Surabaya
sebagai
kota
metropolitan.
Pertumbuhan Ekonomi yang
cepat negara-negara Asia dan
Malaysia, Singapura, Jepang,
Cina.
Pemuda Surabaya yang cinta
akan kendaraan bermotor dan
mobil untuk gaya hidup.
Kecenderungan
masyarakat
Surabaya untuk
memodif
dan meningkatkan performa
kendaraannya.
1.
2.
3.
4.
5.
Ancaman
Berdirinya dealer resmi pesaing,
antara lain Suraco Jaya Motor, dan
dealer motor lain yang menjamur
di Surabaya ini.
Persaingan tarif bengkel (service
rate).
Munculnya isu sparepart palsu dan
spare part rekondisi dengan
kwalitas sangat rendah.
Pendidikan karyawan yang minim.
Daerah Surabaya yang telah
terlalu banyak berdiri bengkelbengkel pinggir jalan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
Tabel 2
Matrik SWOT CV Karya Putra Surabaya
Internal strategi
analisis Factor
1.
2.
3.
Ekstenal strategi
analisis Factor
1.
2.
3.
4.
5.
4.
5.
STRENGTH (S)
Kekuatan Internal
Sparepart duplikat yang bermutu
Luas bengkel bisa mengerjakan sampai 5 mobil
sekaligus dalam waktu 12 jam operasi.
Tarif bengkel
jasa
sangat kompetitif (lebih
terjangkau).
Garansi yang lebih lama dan perawatan service
gratis secara berkala.
Reputasi yang cukup baik dalam pelayanan baik
bengel maupun kecepatan mengirim pengerjaan.
OPPORTUNIES (O)
STRATEGI SO
Peluang Eksternal
1. Meningkatkan kualitas dan mutu produk.
Program pemerintah untuk Surabaya 2. Strategi memanfaatkan seluruh kekuatan CV
sebagai kota wisata di Asia.
Karya Putra Surabaya yaitu, memperthankan
Surabaya sebagai kota metropolitan.
spare part asli, luasnya bengkel, tarif service
Pertumbuhan Ekonomi yang cepat
mobil, garansi dan service gratis berkala.
negara-negara Asia dan Malaysia, 3. Memperkuat image di masyarakat.
Singapura, Jepang, Cina.
Pemuda Surabaya yang cinta akan
kendaraan bermotor dan mobil untuk
gaya hidup.
Kecenderungan masyarakat Surabaya
untuk memodif dan meningkatkan
performa kendaraannya.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
WEAKNESS (W)
Kelemahan Internal
Kurangnya jaringan pemasaran yang langsung
ke konsumen.
Fasilitas untuk konsumen menunggu tidak
dilengkapi (AC, majalah, makanan ringan).
Sarana/ prasarana kebersihan dan sarana
pengolahan limbah tidak memadai.
SDM yang berpendidikan tehnisi kurang.
Struktur organisasi tidak sesuai dengan
kebutuhan dan tidak adanya bidang khusus
untuk inovasi.
STRATEGI WO
Meningkatkan SDM berpendidikam pada
dealer
Menambahdan memperbaharui sarana dan
prasarana kebersihan dan pengolahan
limbah.
Membuat jaringan pemasaran dalam negeri
utamanya di surabaya
Lebih melebarkan promosi iklan ke seluruh
Surabaya sebagai usaha mencapai misi
Struktur organisasi disesuaikan kebutuhan
dan membentuk lembaga yang harus
mengurus inovasi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
1.
2.
3.
4.
5.
TREATH (T)
Ancaman Eksternal
Berdirinya dealer resmi pesaing,
antara lain Suraco Jaya Motor, dan
dealer motor lain yang menjamur di
Surabaya ini.
Persaingan tarif bengkel (service rate).
Munculnya isu sparepart palsu dan
spare part rekondisi dengan kwalitas
sangat rendah.
Pendidikan karyawan yang minim.
Daerah Surabaya yang telah terlalu
banyak berdiri bengkel-bengkel
pinggir jalan
STRATEGI ST
Strategi menggunakan kekuatan bengkel, yaitu
mengeencarkan pemasaran dan promosi melalui
sponsorship dan pameran, pelayanan yang
memuaskan dan keramahan pada konsumen,
program pelatihan di manfaatkan dengan baik,
membangun komunikasi antar divisi.
STRATEGI WT
Meminimalkan kelemahan yang ada sesuai
dengan ancaman yang segera atau akan terjadi
antara lain:
1. Menghindari pindahnya tenaga
berpendidikan, berpengalaman ke bengkel
yang baru berdiri
2. Memberdayakan struktur organisasi yang
dibentuk khusus lembaga yang mengurus
inovasi dan pengamanan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
Analisis tersebut di atas menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat
ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kombinasi kedua faktor
tersebut ditunjukkan dalam diagram hasil analisis SWOT sebagai berikut: (1).
Strategi SO (Mendukung Strategic Grwoth), strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusaan
yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. (2). Strategi ST (Mendukung Strategic
Diversifikasi), adalah Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman. (3). Strategi WO (Mendukung Strategic Turn-Around),
strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO yang ditempuh oleh CV Karya
Putra Surabaya antara lain: (a). Meningkatkan SDM berlatar belakang pendidikan
teknik. (b). Menambah memperbaharui sarana prasarana kebersihan dan pengolahan
limbah. (c). Membuat jaringan pemasaran dalam negeri utamanya di Surabaya. (d).
Lebih melebarkan promosi iklan ke seluruh Surabaya sebagai usaha mencapai misi.
(e). Struktur organisasi disesuaikan kebutuhan dan membentuk lembaga yang
mengedepankan inovasi. (4). Strategi WT ( Mendukung Strategic Defensif ), strategi ini
didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan ofensif dalam berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi WT
ditempuh oleh CV Karya Putra antara lain: (a). Menghindari pindahnya tenaga
berpendidikan, berpengalaman ke bengkel yang baru berdiri. (b). Memberdayakan
struktur organisasi yang dibentuk khusus lembaga yang mengurus inovasi dan
pengamanan.
Dari empat kemungkinan alternatif strategi yang diperoleh diatas, strategi
yang paling tepat digunakan oleh CV Karya Putra guna tetap meningkatkan
penjualan adalah strategi SO. Strategi SO adalah strategi dengan menggunakan
Strength untuk memanfaatkan Opportunies yang dimiliki perusahaan yaitu: (a).
Meningkatkan kualitas dan mutu produk. (b). Mempertahankan kualitas dan f ungsi
sparepart seperti aslinya. (c). Memperkuat image di masyarakat.
Berdasarakan hasil analisis CV Karya Putra memiliki kekuatan yang dapat
dipakai pada stretegi tertentu serta memanfaatkan peluang yang tepat serta secara
bersamaan meminimalkan atau menghindari kelemahan dan ancaman yang ada.
Hal ini sangat menguntungkan
karena dengan memperbaiki kelemahannya,
perusahaan berada pada kondisi kekampuan di atas rata-rata sehingga CV Karya
Putra dapat mengendalikan para pesaing yagn ada bahkan yang terbilang kuat. Tujuan
perusahaan ini dicapai melalui keputusan konsumen yang diperoleh setelah
kebutuhan dan keingingan konsumen dipenuhi melalui produk yagn dihasilkan oleh
perusahaan.
Keunggulan Bersaing
Dalam tahap pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menyusun
beberapa strategi yang telah digambarkan oleh Matrik SWOT, sehingga strategi yang
muncul dapat dijadikan acuan dalam persaingan dari kompetitor pada CV Karya
Putra. Adapun strategi keunggulan bersaing adalah: (1). Pada kekuatan CV Karya
Putra. (a). Pihak CV karya putra perlu mempertahankan kemampuannya tentang duplikasi
onderdil sesuai dengan bentuk aslinya dan mempunyai mutu baik. (b). Mempertahankan
luas bengkel bisa mengerjakan sampai 5 mobil sekaligus dalam waktu 8 jam operasi.
(c). Memperthankan tarif bengkel jasa sangat kompetitif (lebih terjangkau). (d). Perlu
meningkatan terobosan tentang pelayanan dengan memberikan garansi yang lebih
lama dan perawatan service gratis secara berkala. (e). Mempertahankan reputasi yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
dimiliki selama ini dengan memperthankan pelayanan baik bengkel maupun
kecepatan mengirim pengerjaan. (2). Ancaman CV Karya Putra. (a). Perlu membenani
bengkel CV karya putra agar tidak kalah dengan dealer resmi pesaing, antara lain
Suraco Jaya Motor, dan dealer motor lain yang menjamur di Surabaya ini, agar CV
karya putra tetap eksis. (b). Perlu mengevaluasi tentang biaya service agar tidak terlalu
mahal dengan persaingnya tentang tarif bengkel. (c). Perlu jelih dalam pembuatan
sparepart dan pekah terhadap munculnya isu sparepart palsu dan sparepart rekondisi
dengan kwalitas sangat rendah. (d). Perlu membenahi sumber daya manusia dengan
memberikan pelatihan pada karyawan yang berpendidikan minim. (e). Perlu menjaga
komunikasi dengan pelanggan dengan baik dan memberikan pelayanan terbaik bagi
pelanggan baru karena telah terlalu Banyak berdiri bengkel-bengkel pinggir jalan
sehingga akan dapat mempengaruhi pelanggan. (3). Peluang CV Karya Putra. (a).
Perlu mengikuti program pemerintah untuk Surabaya sebagai kota wisata di Asia
dengan memperkenalkan karya karyawan tentang pembuatan onderil yang
berkualitas. (b). Dengan pertumbuhan ekonomi CV Karya Putra diperlukan adanya
komunikasi dan kerjasama dengan negara tetangga seperti asia dan Malaysia,
Singapura, Jepang, Cina tentang pembuatan onderdil. (c). Perlu adanya pendekatan
dengan pemuda surabaya yang cinta akan kendaraan bermotor dan mobil untuk gaya
hidup. (d). Perlu mengadakan kerjasama dengan masyarakat pencita memodif dan
meningkatkan performa kendaraannya dalam pembuatan onderdil. (4). Kelemahan CV
Karya Putra. (a). Perlu adanya kerjasama atau membuka jaringan pemasaran yang
langsung ke konsumen. (b). Perlu adanya kelengkapan fasilitas untuk konsumen
menunggu tidak dilengkapi (AC, majalah, makanan ringan). (c). Perlu membenahi
sarana/ prasarana kebersihan dan sarana pengolahan limbah tidak memadai. (d).
Perlu memberikan pelatihan kepada karyawan yang berpendidikan tehnisi kurang. (e).
Perlu menambah devisi yang berkaitan dengan inovasi produk.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan,
yaitu: (1). Dengan melakukan analisis critical success maka perusahaan dapat
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) yang diperlukan
oleh management dalam pengambilan keputusan sehingga dapat mencapai keunggulan
bersaing. (2). Dari hasil analisis SWOT pada CV Karya Putra dapat disimpulkan
sebagai berikut: (a). Analisis SWOT pada kekuatan CV Karya Putra terletak pada
pembuatan sparepart duplikat yang bermutu, tarif bengkel jasa sangat terjangkau
adanya garansi spare part dan reputasi yang cukup baik dalam pelayanan jasa
bengkel. (b). Analisis SWOT pada kelemahan CV Karya Putra yaitu kurangnya
jaringan pemasaran yang langsung ke konsumen, serta fasilitas ruang tunggu tidak
dilengkapi AC, majalah, makanan ringan, kebersihan ruang tunggu untuk pelanggan
tidak memadai dan tingkat pendidikan tenaga reparasi yang kurang serta tidak
adanya devisi bidang khusus untuk inovasi. (c). Analisis SWOT pada peluang CV
Karya Putra yaitu program pemerintah untuk Surabaya sebagai kota wisata di Asia,
surabaya sebagai kota metropolitan. pemuda Surabaya yang cinta akan kendaraan
bermotor dan mobil untuk gaya hidup serta kecenderungan masyarakat Surabaya
untuk memodif dan meningkatkan performa kendaraannya. (d). Analisis SWOT pada
ancaman CV Karya Putra yaitu banyak berdirinya dealer resmi pesaing, antara lain
Suraco Jaya Motor, dan dealer motor lain yang menjamur di Surabaya. Munculnya isu
spare part palsu dan spare part rekondisi dengan kwalitas sangat rendah. Daerah
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 6 (2013)
Surabaya yang telah terlalu banyak berdiri bengkel-bengkel pinggir jalan. (3). CV
Karya Putra dalam menerapkan keunggulan bersaing dalam menghadapi persaingan
pada jasa yang sejenisnya yaitu mempertahankan kemampuannya tentang duplikasi
onderdil sesuai dengan bentuk aslinya dan memupunyai mutu baik, tarif jasa bengkel
yang terjangkau oleh konsumen menengah kebawah, pelayanan dengan memberikan
garansi yang lebih lama dan perawatan service gratis secara berkala pada pelanggan
dan memperthankan pelayanan jasa bengkel maupun kecepatan penyelesaian
pengerjaan.
Saran
Untuk meningkatkan pengembangan CV Karya Putra Surabaya adapun saran
untuk perusahaan yaitu: (1). Perlu adanya penambahan mesin untuk mempercepat
pengerjaan dan pelayanan service pembuatan onderdil. (2). Perlu mengadakan
pelatihan kepada karyawan baru agar dapat kompeten dalam pengerjaan. (3). Perlu
menjaga komunikasi dengan pelanggan dengan baik dan memberikan pelayanan
terbaik bagi pelanggan baru karena telah terlalu banyak berdiri bengkel-bengkel
pinggir jalan sehingga akan dapat mempengaruhi pelanggan, perlu adanya kerjasama
dengan masyarakat pencita modifikasi dan meningkatkan performa kendaraannya
dalam pembuatan onderdil.
DAFTAR PUSTAKA
Blocher. et.al. 2000 . Manajemen Biaya; Penekanan Strategis. Salemba Empat. Jakarta.
Fandy. T. 2000. Strategi Pemasaran. Edisi 2. Andi. Yogyakarta.
Fred. R. D. 2002. Manajemen Strategis, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Hariadi. K. Pengantar Manajemen Strategis. Salemba Empat, 2000. Jakarta.
Indra. B. 2006. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. BPFE. Yogyakarta.
John R. S. 2000. Manajemen Pemasaran. Buku Dua. Andi. Yogyakarta.
Pearce. J. A dan R. B. Robinson, 1997. Manajemen Strategik. Jilid Satu. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Supriyono. 1998. Manajemen Strategis dan Kebijaksanaan Bisnis. Edisi Kedua. BPFE.
Yogyakarta.
Philips. K. 2001. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. PT. Prenhallindo. Jakarta.
Mahmudi. 2006. Manajemen Kinerja Sektor Publik. STIM YKPN. Jakarta.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi. Yogyakarta.
Robert. S. K and D. P. Norton. 1996. The Balanced Scorecard; Translating Strategy Into
Action. Harvard School Business Press. Boston.
Sofyan. A. 2008. Manajemen Pemasaran Jasa, Jilid 1. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Sony. Y. 2002, Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi Yang
Berfokus pada Strategi. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakata.
Umar. H. 2005. Manajemen Riset dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia. Jakarta.
Waspodo. B. 2009. Kerangka Kerja Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balanced
Scorecard untuk Departemen Sistem Informasi. Komunikasi Massa 5 (1): 65-78.
Download