10 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

advertisement
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Sikap
Secara historis istilah sikap (attitude) digunakan pertama kali oleh
Herbert Spencer tahun 1862, yang diartikan sebagai status mental seseorang.
Sejumlah ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, Charles
Osgood menyatakan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi
perasaan yang mana dapat memihak (favorable) maupun tidak memihak
(unfavorable) pada suatu obyek tertentu. Sedangkan kelompok ahli psikologi
sosial seperti Chave, Bogardus, LaPierre, Mead, dan Gordon Allport
menganggap sikap sebagai kesiapan (kecenderungan potensial) untuk
bereaksi pada suatu obyek dengan cara-cara tertentu.
Dikatakan oleh ahli psikologi, W.J Thomas, batasan sikap sebagai
tingkatan kecenderungan yang bersifat positif maupun negatif, yang
berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek psikologi di sini meliputi:
simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya.
Menurut Sarnoff mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk
bereaksi (disposition to react) secara positif (favorably) atau secara negatif
(unfavorably) terhadap obyek-obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield
berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari
proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek
dunia individu.
10
11
Sedangkan La Pierre memberikan definisi sikap sebagai suatu pola
perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan
diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap
stimuli sosial yang telah terkondisikan.
Meskipun
ada
beberapa
perbedaan
pengertian
sikap,
tetapi
berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan
bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk
bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di
dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya.
Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya
positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
Selanjutnya La Pierre mendefinisikan sikap sebagai suatu pola
perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, dan predisposisi untuk
menyesuaikan dengan situasi sosial atau secara sederhana sikap adalah
respon terhadap stimuli sosialyang telah terkondisikan.
Kelompok ahli lain yang berorientasi pada triadic scheme
menganggap sikap sebagai konstelasi komponen kognitif, afektif, dan konatif
yang saling berinteraksi dalam memahami dan merasakan suatu obyek.
Secord dan Backman mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu
dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan
(konasi) seseorang terhadap suatu aspek tertentu. Komponen kognitif
berkaitan dengan kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa
yang benar bagi obyek sikap. Sesuatu yang telah diyakini akan menjadi suatu
stereotipe pada individu tersebut, sehingga pikirannya selalu terpola.
Misalnya, bila individu percaya bahwa mencuri adalah sesuatu yang buruk
12
maka kepercayaan tersebut akan selalu terpola pada pikirannya. Komponen
afektif menunjuk pada perasaan emosional subyektif seseorang terhadap
suatu obyek. Sedangkan komponen konatif merupakan struktur sikap yang
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada
dalam diri seseorang dikaitkan dengan obyek sikap yang dihadapinya
(Azwar, 1995).
Muchielli menggambarkan sikap sebagai suatu kecenderungan mental
atau perasaan yang relatif tetap terhadap suatu kategori obyek, orang, atau
situasi tertentu. Recht menyatakan bahwa sikap menggambarkan kumpulan
kepercayaanyang selalu memasukan aspek penilaian, artinya sikap selalu
dapat ditafsirkan sebagai baik dan buruk atau positif dan negatif (Green,
1980).
Indikator Sikap (Bernstein, 2010) dikelompokkan kedalam tiga
komponen penting yaitu:
1. Kognisi (Cognitive)
Komponen yang mencakup penerimaan informasi dari lingkungan
melalui panca indera, memprosesnya, mengenali yang dipersiapkan,
membandingkannya dengan data yang telah dimiliki, mengklasifikasikan,
menyimpan dalam ingatan, serta menggunakannya dalam merespons
rangsangan.
2. Afeksi (Affective)
Komponen yang menjelaskan perasaan atau emosi individu terhadap
objek sikap.
13
3. Perilaku (Behavioral)
Komponen yang menjelaskan mengenai kecenderungan tindakan individu
terhadap objek sikap yang berasal dari masa lalu.
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Sikap
1. Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor
emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan
pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
2. Kebudayaan
B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan
(termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang.
Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang
menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang
dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku
tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.
3. Orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap
orang-orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain
dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
14
4. Media massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi dan
radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila
cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan
menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
5. Institusi Pendidikan dan Agama
Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai
pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang
boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat
keagamaan serta ajaran-ajarannya.
6. Faktor emosi dalam diri
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan
pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap
merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai
semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu
begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang
lebih persisten dan lebih tahan lama. Contohnya bentuk sikap yang
didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.
15
2.1.3 Pengertian Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,
jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki
merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial
sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas
dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan
dan pertukaran user-generated content."
Ketika popularitas Facebook melampaui Google pada 2010, banyak
pengamat menilai bahwa inilah titik dimulainya tren penggunaan media
sosial sebagai sarana berinteraksi. Cakupan yang luas serta sifat interaktif
yang dimiliki media sosial mampu menarik minat para pebisnis, konsumen,
dan pemasang iklan untuk terlibat di dalamnya.
Pada 2011, media sosial mulai mempengaruhi pasar investasi global.
Perannya cukup signifikan. Banyak pelaku bisnis yang terbantu dalam
menjalankan strategi pemasaran.
Studi dari KPMG, jaringan global perusahaan profesional penyedia
jasa layanan audit menemukan bahwa 70 persen dari perusahaan bisnis kini
terintegrasi dengan media sosial. Facebook merupakan pemimpin pasar
dengan 800 juta pengguna aktif. Jeremy Heimans, CEO dan co-founder
Purpose, juga melihat adanya hubungan positif antara kebangkitan media
sosial dan benefitnya dengan para pelaku bisnis.
16
Tahun lalu media sosial mengalami pertumbuhan yang luar biasa.
Banyak situs media sosial yang jumlah anggotanya naik berlipat ganda.
Facebook, Twitter, YouTube, Myspace, dan LinkedIn adalah contoh dari
media sosial yang bisa cepat beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Heimans percaya bahwa bisnis saat ini sangat memerlukan kehadiran
media sosial sebagai sarana promosi untuk meraih kesuksesan. “Tentu saja
saya melihat para pelaku bisnis membutuhkan sebuah strategi. Pada abad ke21 seperti ini media sosial adalah bagian dari strategi bisnis itu sendiri,”
katanya.
Media sosial, menurut Heimans, telah membentuk suatu hubungan
positif antara perusahaan dan target konsumen mereka. “Media sosial
membantu perusahaan untuk lebih transparan dan melibatkan dialog interaktif
dengan para pemegang saham serta konsumen,” ucap Heimans.
Kunci dari keberhasilan strategi dari sebuah media sosial terletak pada
kontennya. Media sosial harus bisa membaca keinginan orang banyak. Orang
akan tertarik bergabung dengan sebuah media sosial karena adanya persepsi
yang sama. Lalu, mereka ingin merasa dihargai.
Jeff Bezos, CEO Amazon, mengatakan media sosial memiliki
kekuatan dahsyat dalam membangun persepsi orang terhadap sebuah produk.
Menurut dia, di dunia nyata, pelanggan yang mengalami pengalaman
buruk dengan suatu produk atau jasa akan mengungkapkan kekecewaannya
pada enam orang terdekat. “Di dunia maya, ia dapat mengadu kepada 6.000
orang lain,” katanya.
Hal serupa diungkapkan oleh Carlos Dominguez, Senior Vice
President Cisco. “Ada kekhawatiran dari perusahaan. Mereka takut harga
17
saham jatuh bila banyak hal buruk seputar produk mereka diperbincangkan
dalam media sosial.”
Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah,
forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau
gambar, video, peringkat dan bookmark sosial. Dengan menerapkan satu set
teori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan)
dan proses sosial (self-presentasi, self-disclosure) Kaplan dan Haenlein
menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam
artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010.
2.1.4 Jenis Media Sosial
Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial:
(1) Proyek Kolaborasi
Website mengijinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah,
ataupun me-remove konten – konten yang ada di website ini. Contohnya
Wikipedia.
(2) Blog dan microblog
User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti
curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. Contohnya Twitter.
(3) Konten
Para user dari pengguna website ini saling berbgai konten – konten
media, baik seperti video, e-book, gambar, dan lain – lain. Contohnya
Youtube.
18
(4) Situs jejaring sosial
Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara
membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain.
Informasi pribadi itu bisa seperti foto – foto. Contohnya Facebook.
(5) Virtual game world
Dunia virtual, di mana mengreplikasikan lingkungan 3D, pengguna bisa
muncul dalam bentuk avatar–avatar yang diinginkan serta berinteraksi
dengan orang lain selayaknya di dunia nyata. Contohnya game online.
(6) Virtual social world
Dunia virtual yang di mana penggunanya merasa hidup di dunia virtual,
sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun,
Virtual Social World lebih bebas, dan lebih ke arah kehidupan,
Contohnya second life.
2.1.5 Tujuan Media Sosial
Ciri-ciri Media Sosial, Media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai
berikut:
(1) Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa ke
berbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet.
(2) Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper.
(3) Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya.
(4) Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.
19
2.1.6
Perkembangan Media Sosial
Perkembangan dari Media Sosial itu sendiri sebagai berikut:
1. 1978 Awal dari penemuan Sistem papan buletin yang memungkinkan
untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan surat
elektronik , ataupun mengunggah dan mengunduh perangkat lunak,
semua ini dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang
terhubung dengaan modem.
2. 1995 Kelahiran dari situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu
layanan penyewaan penyimpanan data-data website agar halaman website
tersebut bisa di akses dari mana saja, dan kemunculan GeoCities ini
menjadi tonggak dari berdirinya website - website lain.
3. 1997 Muncul situs jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun
sebenarnya pada tahun 1995 terdapat situs Classmates.com yang juga
merupakan situs jejaring sosial namun, Sixdegree.com di anggap lebih
menawarkan sebuah situs jejaring sosial di banding Classmates.com.
4. 1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini
menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri.
sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun.
termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah. sehingga bisa
di katakan blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah Media
sosial.
5. 2002 Berdirinya Friendster, situs jejaring sosial yang pada saat itu
menjadi booming, dan keberadaan sebuah media sosial menjadi
fenomenal.
20
6. 2003 Berdirinya LinkedIn, tak hanya berguna untuk bersosial, LinkedIn
juga berguna untuk mencari pekerjaan, sehingga fungsi dari sebuah
Media Sosial makin berkembang.
7. 2003 Berdirinya MySpace, MySpace menawarkan kemudahan dalam
menggunakannya, sehingga MySpace di katakan situs jejaring sosial yang
user friendly.
8. 2004 Lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal hingga
sampai saat ini, merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memiliki
anggota terbanyak.
9. 2006 Lahirnya Twitter, situs jejaring sosial yang berbeda dengan yang
lainnya, karena pengguna dari Twitter hanya bisa mengupdate status atau
yang bernama Tweet ini yang hanya di batasi 140 karakter.
10. 2011 Lahirnya Google+, google meluncurkan situs jejaring sosialnya
yang bernama google+, namun pada awal peluncuran. Google+ hanya
sebatas pada orang yang telah di invite oleh google. Setelah itu Google+
di luncurkan secara umum.
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang
seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional
seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga
kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media
sosial bisa mengakses menggunakan media sosial dengan jaringan internet
bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal
dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna media sosial dengan bebas
bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video,
grafis, dan berbagai model content lainnya.
21
Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah
mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide,
bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat,
menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan
membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial
menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa
diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah
alasan mengapa media sosial berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan
untuk aktualisasi diri dan kebutuhan menciptakan personal branding.
Perkembangan dari media sosial ini sungguh pesat, ini bisa di lihat
dari banyaknya jumlah anggota yang di miliki masing - masing situs jejaring
sosial ini, berikut tabel jumlah anggota dari masing - masing situs yang di
kutip dari (August E. Grant:297) pada 1 mei 2010:
Tabel 2.1 Jumlah Anggota Media Sosial
No
Nama Situs
Jumlah Member
1
Facebook
250.000.000
2
MySpace
122.000.000
3
Twitter
80.500.000
4
LinkedIn
50.000.000
5
Ning
42.000.000
Sumber: Media sosial dan swasta
Kerangka sarang lebah mendefinisikan bagaimana media sosial
layanan fokus pada beberapa atau semua tujuh blok bangunan fungsional
(identitas,
percakapan,
berbagi, kehadiran, hubungan, reputasi,
dan
kelompok). Bangunan blok tersebut membantu memahami kebutuhan
22
pertunangan dari audiens media sosial. Sebagai contoh, pengguna LinkedIn
peduli kebanyakan tentang identitas, reputasi dan hubungan, sedangkan blok
utama YouTube bangunan berbagi, percakapan, kelompok dan reputasi.
Banyak perusahaan membangun wadah sosial sendiri yang mencoba
untuk menghubungkan blok bangunan tujuh fungsional sekitar merek
mereka. Ini adalah komunitas swasta yang melibatkan orang-orang di sekitar
tema yang lebih sempit, seperti di sekitar panggilan tertentu, merek atau hobi,
dari wadah media sosial seperti Facebook atau Google+.
Sementara jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa
membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk
berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain
Facebook, Myspace, Plurk, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan
media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet.
Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan
memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta
membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media
sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses Facebook atau
Twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan
menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa
mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap
arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia.
Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan
media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
23
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Social Media Marketing
Associate for the San Francisco Museum of Modern Art (SFMOMA), Ian
Padgham, didapatkan hasil sebagai berikut :
Sebagian besar pengguna internet menghabiskan jam kerjanya di
internet (69% responden menghabiskan 0-3 jam untuk pribadi, 52%
menghabiskan 4-7 jam sehari untuk pekerjaan, aktivitas sekolah.
Pesan Elektronik – 94%
Media Sosial – 47%
Urusan pekerjaan 42%
Membaca berita – 36%
Sementara persentase terendah penggunaaan internet dilakukan untuk
menulis blog dan multimedia.
2.1.7 Dampak Media Sosial
Tempat online terbaik untuk organisasi untuk menjangkau konsumen
yang ditargetkan pada saat ini terletak pada jaringan sosial. Sebagaimana
ditunjukkan dalam survei, ada banyak kegiatan di bidang jaringan sosial.
Misalnya, ketika ditanya di mana mereka posting foto-foto online, 64%
responden memilih jaringan sosial sementara 27% mengatakan mereka tidak
pernah mengirim gambar online sama sekali. Ini berarti bahwa hanya 9%
responden diposting foto di situs lain selain (atau di samping) jaringan sosial.
Ini juga menunjukkan bahwa setidaknya 64% dari pengguna internet aktif di
jaringan sosial dan sangat interaktif dalam diri mereka. Jika mereka posting
gambar, mereka mungkin melihat foto orang lain dan dapat menghargai
upaya organisasi untuk menampilkan foto atau konten lainnya.
24
Penelitian juga menunjukkan bahwa sejumlah besar pengguna internet
berpikir perusahaan harus menggunakan jaringan sosial. Sebuah penelitian
menghasilkan 72% responden setuju bahwa media sosial adalah "ide yang
baik" bagi perusahaan untuk melakukan promosi. Pengguna internet percaya
bahwa media sosial bermanfaat bagi perusahaan karena dapat mengajak
pelanggan untuk mengetahui perusahaan, selain itu dapat meningkatkan
kesadaran organisasi dan masalah yang ada, tujuan atau produk, dan
memungkinkan mereka untuk mencapai pelanggan baru. 28% responden
yang tidak menemukan jaringan sosial sangat bermanfaat untuk bisnis
memiliki berbagai alasan tetapi banyak menyatakan bahwa itu tergantung
pada perusahaan. Namun, pendapat ini tidak dimiliki oleh mayoritas.
2.1.8 Brand
Brand (merek) merupakan salah salah satu bagian terpenting dari
suatu produk. Merek dapat menjadi suatu nilai tambah bagi produk baik itu
produk yang berupa barang maupun jasa. Sebagai contoh: Apabila terdapat 2
(dua) buah botol parfum yang diisi dengan jenis parfum yang sama baik
dalam hal kualitas maupun kuantitas, maka parfum yang diberi merek akan
lebih dianggap bernilai, lebih bagus dan lebih berkualitas dibandingkan
dengan parfum yang tidak diberi merek.
Nilai tambah ini sangat menguntungkan bagi produsen atau
perusahaan. Karena itulah perusahaan berusaha terus memperkenalkan merek
yang dimilikinya dari waktu ke waktu, terutama konsumen yang menjadi
target marketnya.
25
Pengertian tentang merek, “Merek adalah istilah, tanda, simbol,
desain atau kombinasi dari semuanya ini yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan produk atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual,
yang membedakan produk/jasa tersebut dengan produk lain terutama produk
saingannya” (Kotler,1987, p. 440).
Elemen – elemen dari merek adalah:
1) Nama
2) Logo
3) Simbol
4) Desain
5) Slogan
6) Kemasan
Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan elemen
merek:
1) Mudah diingat
Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah diingat, dan
disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya
menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan
dikonsumsi.
2) Memiliki makna
Artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna maupun
penjelasan/ deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini dapat
mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.
Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa:
a) informasi umum tentang kategori dan isi dari produk
26
b) informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan
manfaat dari produk.
3) Menarik dan lucu
Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan
variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya akan
visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah desain
yang menarik dan lucu.
4) Fleksibel
Artinya elemen merek dapat dimengerti dan tetap dapat diterima oleh
daerah/pasar, bahkan budaya lain. Nama yang digunakan pun tidaklah
terlalu sulit untuk diterjemahkan. Seringkali pemilihan elemen merek
mudah diingat oleh masyarakat lokal, namun sangatlah sulit dimengerti
oleh masyarakat lain. Hal ini tentunya akan menghambat produsen untuk
masuk dalam pasar yang baru.
5) Legal
Artinya brand elemen tersebut sah menurut hukum dan undang–undang
yang berlaku, sehingga berada di bawah perlindungan hukum.
Hal – hal yang berkaitan erat dengan merek adalah :
1) Nama merek (brand name), yaitu bagian dari suatu merek yang dapat
diucapkan atau dilafalkan. Contoh : Avon, Toyota, Disneyland,
Pepsodent, dan lain-lain.
2) Tanda merek (brand mark), yaitu bagian dari merek yang dapat
dikenali,namun tidak dapat dibaca atau diucapkan. Tanda merek ini
berupa logo, simbol, warna, gambar, desain.
27
Faktor – faktor yang mendasari pemberian nama merek sebuah produk antara
lain:
1) Pemberian nama berdasarkan pencipta produk.
Contoh: Estee Lauder Cosmetics, Orville Redenbacher popcorn
2) Pemberian nama berdasarkan tempat
Contoh: Surabaya Plaza Hotel, British Airways, Sante Fe Cologne
3) Pemberian nama berdasarkan nama hewan / burung
Contoh: Mustang automobiles, rokok Kuda Mas
4) Pemberian nama berdasarkan obyek/benda tertentu
Contoh: Apple computers
5) Pemberian nama berdasarkan arti/makna produk tersebut,yang berarti
nama menjelaskan keberadaan produk yang dipasarkan. Contoh: Just
Juice
6) Pemberian nama berdasarkan fungsi atau kegunaan produk
Contoh : Mop and Glo floor cleaner: produk pembersih lantai
Karakter brand supaya menjadi brand yang berpotensi
1) A quality product
Sejak kepuasaan konsumen digunakan untuk mengukur nilai-nilai merek
(brand values), kualitas adalah nomor satu yang diinginkan konsumen.
2) Being first
Menjadi yang pertama dalam pasar, bukan dalam teknologi.
3) Unique positioning concept
Merek harus memiliki posisi konsep yang unik, yang akan membedakan
dari pesaingnya
28
4) Strong communications program
Brand yang sukses harus disertai dengan penjualan yang efektif,
pengiklanan, kampanye promosi yang akan mengkomunikasikan fungsi
dari brand itu dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan usaha
yang keras, dan komitmen untuk memperkuat komunikasi itu, maka akan
menimbulkan kesadaran konsumen akan brand tersebut.
5) Time and Consistency
Merek tidak dibangun dalam waktu yang cepat, membutuhkan waktu
untuk membangun merek tersebut dan nilai-nilai yang ada di dalamnya.
Dalam
memelihara
nilai-nilai
merek
dibutuhkan
waktu
yang
berkesinambungan (terus– menerus) dan dihubungkan dengan perubahan
lingkungan.
Fungsi brand (merek) :
1) Bagi konsumen :
a) Identifikasi mutu produk, baik berupa barang maupun jasa.
Mutu/kualitas produk berupa barang nyata/tampak dari kondisi barang
tersebut, baik dari kualitasnya sampai pada kemasan barang.
Sedangkan produk yang berupa jasa, mutu/kualitas pelayanan adalah
pelayanan kepada tamu.
b) Merek meningkatkan efisiensi pembeli. Dengan adanya nama/merek
maka akan memudahkan pembeli menemukan produk yang
dicari/diminati. Hal ini tentunya lebih efisien dan efektif.
c) Membantu menarik perhatian konsumen atas suatu produk baru yang
mungkin memberikan keuntungan bagi mereka.
29
d) Untuk membantu mencegah terjadinya hal–hal yang tidak diinginkan
okonsumen/resiko konsumen, baik resiko dalam hal kesehatan, resiko
kesalahan
fungsi
produk,
kesalahan
harga,
ataupun
resiko
ketidaklayakan produk/jasa tersebut dikonsumsi.
2) Bagi produsen, penjual :
a) Memudahkan penjual untuk memproses pesanan dan menelusuri
masalah yang timbul.
b) Sebagai perlindungan hukum terhadap ciri khas produk, sehingga
tidak ada produk lain yang meniru.
c) Membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar
d) Membantu penjual dalam menarik pelanggan/konsumen yang setia
dan yang menguntungkan.
e) Membantu membangun citra perusahaan/produsen (jika merek
tersebut menimbulkan persepsi positif di masyarakat)
f)
Mengidentifikasikan produk dalam perdagangan
g) Mengidentifikasikan keunggulan produk yang dimiliki, yang
membedakan produk tersebut dengan produk lain, terutama produk
saingan.
Perusahaan baik perusahaan barang maupun jasa berusaha meningkatkan
kekuatan mereknya di pasaran dari waktu ke waktu. Dalam hal ini produsen
akan berusaha memperkenalkan produknya terutama keunggulan produk
yang tidak dimiliki oleh produk lain.
Keberadaan merek bukan hanya semata–mata menunjukkan nama dari
sebuah produk, namun lebih dari itu, merek menunjukkan nilai tambah dari
30
produk dalam berbagai dimensi, yang membedakan produk tersebut dengan
produk lain.
Kesuksesan dalam membangun merek yang kuat akan tercipta apabila
elemen-elemen pendukung merek mendukung dan memberikan kontribusi
yang positif guna terciptanya merek yang kuat di pasaran. Elemen–elemen
yang dimaksudkan di sini adalah kualitas produk yang baik, kemampuan
produk
dalam
memenuhi
kebutuhan
ataupun
keinginan
konsumen,
kemampuan strategi marketing yang handal untuk terus memperkenalkan
merek di pasaran melalui segala program–program marketing, sampai pada
kemasan produk yang benar, baik dan menarik, harga produk yang sesuai
dengan kualitas produk yang ditawarkan.
Dengan demikian, merek dapat terus dikenal, menjadi perhatian dan terus
dikonsumsi oleh masyarakat (menciptakan keloyalan konsumen), dipercaya,
sehingga merek tersebut menjadi merek yang kuat di pasaran.
2.1.9 Image
Pengertian image (citra) menurut Kotler (1992) adalah kepercayaan,
ide, dan impressi seseorang terhadap sesuatu (Kotler, 1997, p.57). Sedangkan
pengertian citra menurut Alma, Buchari (1992) citra merupakan kesan,
impressi, perasaan atau persepsi yang ada pada publik mengenai perusahaan,
suatu obyek, orang atau lembaga. (p.32). Bagi perusahaan citra berarti
persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi ini didasarkan
pada apa yang masyarakat ketahui atau kira tentang perusahaan yang
bersangkutan. Oleh karena itulah perusahaan yang sama belum tentu
memiliki citra yang sama pula dihadapan orang.
31
Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam
mengambil keputusan penting. Contoh: keputusan untuk membeli suatu
barang, keputusan untuk menentukan tempat bermalam, keputusan untuk
mengkonsumsi makanan dan minuman, pengambilan kursus, sekolah, dan
lain-lain. Citra yang baik akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan,
sedangkan citra yang buruk melahirkan dampak negatif dan melemahkan
kemampuan perusahaan dalam persaingan.
2.1.10 Brand Image
Pengertian brand image (Keller, 2003):
(1) Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang
pada ingatan konsumen.
(2) Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran
mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak
berhadapan langsung dengan produk Membangun brand image yang
positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap
produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan,
yang membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang baik dari
elemen–elemen yang mendukung (seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya) dapat menciptakan brand image yang kuat bagi konsumen.
Faktor – faktor pendukung terbentuknya brand image dalam
keterkaitannya dengan asosiasi merek: (Keller, 2003)
(1) Favorability of brand association / Keunggulan asosiasi merek.
Salah satu faktor pembentuk brand image adalah keunggulan produk,
dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Contoh: Oliver
32
Footwear merupakan penghasil alas kaki terbesar di Australia. Produknya
adalah sepatu bot tinggi untuk tempur, sepatu tinggi untuk pemadam
kebakaran. Sepatu bot yang diproduksi awal tahun 1990-an ini sekarang
menjadi salah satu model sepatu terbaik di Australia. Kelebihan sepatu ini
adalah kualitas yang unggul baik dalam hal model maupun kenyamanan
pada saat di pakai. Sepatu ini berusaha untuk terus mempertahankan
“gaya gagah dan watak sederhana“. Karena keunggulan kualitas (model
dan kenyamanan) dan ciri khas itulah yang menyebabkan sepatu ini
mempunyai daya tarik tersendiri bagi kalangan orang muda, usahawan
Barat kaya serta para wanita.
(2) Strength of brand association/familiarity of brand association /
Kekuatan
Asosiasi Merek
Contoh membangun kepopuleran merek dengan strategi komunikasi
melalui periklanan: Hotel Shangri-la sebagai hotel bintang lima yang
berhasil menampilkan diri sebagai merek hotel yang berkualitas di
wilayahnya pada tahun 1990-an. Strategi yang digunakan adalah dengan
melakukan kampanye iklan dengan slogan “Kemana lagi kecuali ke
Shangri-La ?” Setiap merek yang berharga mempunyai jiwa, suatu
kepribadian khusus. adalah kewajiban mendasar bagi pemilik merek
untuk dapat mengungkapkan, mensosialisasikan jiwa/ kepribadian
tersebut dalam satu bentuk iklan, ataupun bentuk kegiatan promosi dan
pemasaran lainnya. Hal itulah yang akan terus menerus menjadi
penghubung antara produk/merek dengan konsumen. Dengan demikian
merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap terjaga ditengah–tengah
33
maraknya persaingan. Membangun popularitas sebuah merek menjadi
merek yang terkenal tidaklah mudah. Namun demikian, popularitas
adalah salah satu kunci yang dapat membentuk brand image konsumen.
(3) Uniquesness of brand association / Keunikan asosiasi merek
Merupakan keunikan–keunikan yang di miliki oleh produk tersebut.
Sebagai salah satu contoh adalah usaha Negara Singapura yang dimulai
pada tahun 1970-an, di mana Negara ini berusaha serius terlibat dalam
dunia pariwisata. Pada tahun itu, Singapura sadar akan keberadaannya
yang tidak memiliki kekuatan besar untuk meningkatkan pertumbuhan
sektor pariwisata. Salah satu kendala terbesar adalah faktor minimnya
dana. Kendala lainnya adalah:
1) Citranya sebagai Negara tujuan liburan sangat rendah bagi
kebanyakan negara Barat yang saat itu menjadi pasar yang kuat di
sektor pariwisata.
2) Agenda moderenisasi perkotaan pemerintah yang tidak sesuai dengan
janji pelayanan orang asing yang unik yang biasanya dicari para
wisatawan.
Sedangkan kelebihan yang dimiliki oleh Negara ini adalah: lokasi
yang sangat strategis dan keberadaan singapura yang merupakan gudang serta
pertokoan bebas bea cukai terbaik di Asia Tenggara.
Usaha yang dilakukan Negara Singapura dengan segala kelebihan dan
kekurangan yang dimilikinya adalah dengan menciptakan keunikan–keunikan
yang menarik perhatian masyarakat, antara lain :
34
1) Memberikan pajak yang kecil pada semua rekening hotel dan restoran
pada organisasi–organisasi yang mendukung, berhubungan dengan sektor
pariwisata.
2) Kampanye global untuk pertama kalinya yang diadakan oleh Dewan
Pariwista pada tahun 1980-an. Sasaran utamanya adalah lalu lintas
pengunjung di pasar–pasar Barat yang terpilih. Slogan yang di pilih
adalah “Pulau Tropis yang Paling Mengagumkan di Dunia“. Lima
macam iklan dengan variasi dan gambar yang berbeda–beda dimuat dan
dirotasikan pada majalah–majalah populer sepanjang tahun. Lima
publikasi beruturut–turut setiap minggu. Metode tersebut berhasil.
Pemasangan iklan tersebut mampu menumbuhkan ingatan tentang
Singapura bagi para pembaca baik dalam maupun luar negeri. Para
pembaca merasa bahwa Singapura sedang berbicara kepada mereka
setiap minggunya. Iklan tersebut sangat menarik dimana ditampilkan
keunikan–keunikan Singapura sebagai Pulau Tropis yang paling
mengagumkan. Keunikan tersebut sangat menarik perhatian dan terus
diingat oleh pembaca. Selain iklan pada majalah, dibuat pula brosurbrosur yang juga memuat keunikan Singapura. Berikut salah satu contoh
isi brosur “Apa yang dapat anda lakukan di singapura yang tidak dapat
dilakukan di tempat lain? Pesiar sore hari dengan perahu Jung Cina
model lama, makan malam, dilayani di bawah cahaya lampu lentera
ketika kaki langit menghilang ditelan senja? Kopi Minggu pagi dengan
kicauan burung berbulu bintik–bintik? Minum kopi dengan orang utan
yang suka berkelakar seperti orang di sebelah Anda… ”.Singapura terus
berjuang
untuk
mengembangkan
dunia
pariwisatanya
dengan
35
menonjolkan keunikan yang dimilikinya. Klimaksnya slogan”Pulau
Tropis yang Paling Mengagumkan di Dunia“ diganti menjadi “Singapura
yang
Mengagumkan“.
Usaha
berkesinambungan
dari
Singapura
membuahkan hasil, pada tahun 2000, sektor pariwisata menyumbang
hampir US $ 6 milyar pada perekonomian Singapura. Beberapa
keuntungan dengan terciptanya brand image yang kuat adalah:
1) Peluang bagi produk/merek untuk terus mengembangkan diri dan
memiliki prospek bisnis yang bagus.
2) Memimpin produk untuk semakin memiliki sistem keuangan yang
bagus.
3) Menciptakan loyalitas konsumen
4) Membantu dalam efisiensi marketing, karena merek telah berhasil
dikenal dan diingat oleh konsumen.
5) Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing. Semakin
merek dikenal oleh masyarakat, maka perbedaan/keunikan baruyang
diciptakan perusahaan akan mudah dikenali konsumen.
6) Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan.
7) Meminimumkan kehancuran/kepailitan perusahaan.
8) Mempermudah mendapatkan investor baru guna mengembangkan
produk.
Indikator Brand Image menurut Alexande L. Biels:
1. Citra pembuat (corporate image):
Sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan
yang membuat suatu produk dan jasa
36
2. Citra pemakai (user image):
Sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai
yang menggunakan barang atau jasa, meliputi pemakai itu sendiri, gaya
hidup atau kepribadian, serta status sosialnya
3. Citra produk (product image):
Sekumpulan asosisasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu
produk, yang meliputi atribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen,
penggunanya, serta jaminan.
2.1.11 Minat Baca
Kedudukan minat dalam membaca menduduki tingkat teratas, karena
tanpa minat seseorang akan sukar melakukan kegiatan membaca (Rahim,
2005). Minat baca menurut Rahim (2005) adalah keinginan yang kuat disertai
usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat
membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk
mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya
sendiri. Rahim juga mengemukakan bawa minat membaca seorang anak perlu
sekali dikembangkan. Menumbuhkan minat baca seorang anak lebih baik
dilakukan pada saat dini, yaitu pada saat anak baru belajar membaca
permulaan, atau bahkan pada saat anak barumengenal sesuatu. Kemudian
Sumadi (dalam Sudiana, 2004) mengungkapkan bahwa minat baca adalah
kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap
membaca. Minat baca ini ditunjukkan oleh adanya keinginan yang kuat untuk
melakukan kegiatan membaca. Berdasarkan pengertian minat dan minat baca
dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah keinginan yang kuat disertai
37
usaha-usaha seseorang untuk membaca mengandung aspek kognitif dan
afektif. Di mana dalam minat baca, aspek afektif mempunyai peran yang
lebih penting dari aspek kognitif. Hal ini disebabkan: (1) aspek afektif lebih
besar peranannya dalam memotivasi tindakandaripada aspek kognitif. (2)
aspek afektif yang sudah terbentuk cenderung lebihtahan terhadap perubahan
dibandingkan aspek kognitif.
2.1.12 Aspek-aspek Minat Baca
Aspek minat dikemukakan oleh Hurlock (1980), terdiri dari: (1)
pengalaman, (2) daya tarik pribadi, (3) nilai yang terkandung. Darike tiga
aspek minat ini, Frymeir (dalam Rahim, 2005) menambahkan tiga aspek lagi
untuk minat baca, yaitu: (1) informasi yang bermakna, (2) tingkat
keterlibatantekanan, (3) kekompleksitasan informasi.
Jadi, aspek minat baca menurut Frymeir (dalam Rahim, 2005) adalah
sebagai berikut:
a. Pengalaman sebelumnya
Individu tidak akan mengembangkan minatnya terhadap sesuatu jika
mereka belum pernah mengalaminya.
b. Konsepsinya tentang diri sendiri
Individu akan menolak informasi yang dirasa mengancamnya, sebaliknya
individu akan menerima jika informasi itu dipandang berguna dan
membantu meningkatkan dirinya.
c. Nilai-nilai
Minat individu timbul jika sebuah informasi yang disajikan oleh orang
yang berwibawa.
38
d. Informasi yang bermakna
Informasi yang mudah dipahami oleh individu akan menarik minat
mereka.
e. Tingkat keterlibatan tekanan
Jika individu merasa dirinya mempunyai beberapa tingkat pilihan dan
kurang tekanan, minat membaca mereka mungkin akan lebih tinggi.
f. Kekompleksitasan informasi
Individu yang lebih mampu secara intelektual dan fleksibel secara
psikologis lebih tertarik kepada hal yang lebih kompleks.
Berdasarkan penjelasan di atas terdapat beberapa aspek dari minat
baca, berupa pengalaman sebelumnya, konsepsinya tentang diri sendiri, nilainilai,
informasi
yang
bermakna,
tingkat
keterlibatan
tekanan,
kekompleksitasan informasi.
2.1.13 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca menurut Lamb dan
Arnold(dalam Rahim, 2005), adalah:
a. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan
jenis
kelamin.
Kelelahan
juga
merupakan
kondisi
yang
tidak
menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar membaca.
b. Faktor intelektual
Intelegensi itu sendiri menurut Henmon (dalam Azwar, 1996) terdiri
atasdua
macam
faktor,
yaitu:
kemampuan
pengetahuan dan pengetahuan yang telah diperoleh.
untuk
memperoleh
39
c. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan itu mencakup:
1. Faktor latar belakang dan pengalaman individu di rumah
Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dankemampuan
bahasa individu. Kondisi di rumah mempengaruhi pribadi dan
penyesuaian diri individu dalam masyarakat. Kondisi itu pada
gilirannyadapat membantu individu, dan dapat juga mengahalangi
individu dalammembaca. Individu yang tinggal di dalam rumah
tangga yang harmonis,rumah yang penuh dengan cinta kasih, yang
orang tuanya memahamianak-anaknya, dan mempersiapkan seorang
individu dengan harga diriyang tinggi, tidak akan menemukan
kendala yang berarti dalam membaca.
2. Faktor sosial ekonomi
Faktor sosio ekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga merupakan
faktor yang membentuk lingkungan rumah individu. Beberapa
penelitian memperlihatkan bahwa status sosioekonomi individu
mempengaruhi kemampuan verbal individu. Semakin tinggi status
sosio ekonomi individu semakin tinggi kemampuan verbal individu.
Anak-anak yang mendapat contoh bahasa yang baik dari orang
dewasa serta orang tua yang berbicara dan mendorong anak-anak
mereka berbicara akan mendukung perkembangan bahasa dan
intelegensi anak. Begitu pula dengan kemampuan membaca individu.
Individu yang memberikan banyak kesempatan membaca, dalam
lingkungan yang penuh dengan bahan bacaan yang beragam akan
mempunyai kemampuan membaca yang tinggi.
40
d. Faktor psikologis
Individu yang lebih mudah mengontrol emosinya, akan lebih mudah
memusatkan perhatiannya pada teks yang dibacanya, daripadaindividu
yang mudah marah, menangis, dan bereaksi secara berlebihanketika
mereka tidak mendapatkan sesuatu, atau menarik diri akan mendapat
kesulitan dalam membaca. Individu yang kurang percaya diri, tidak akan
bisa mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya, walaupun tugas itu
sesuai dengan kemampuannnya. Mereka sangat bergantung kepada orang
lain sehinggatidak bisa mengikuti kegiatan mandiri. Berdasarkan
keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi minat baca adalah faktor fisiologis, faktor intelektual,
faktor lingkungan dan faktor psikologis.
2.2
Kerangka Pemikiran
Sikap:
Brand Image:
- Cognitive
- Affective
- Behavioral
- Corporation Image
- User Image
- Product Image
Minat Baca:
- Fisiologis
- Intelektual
- Lingkungan
- Psikologis
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
41
2.3
Hipotesis
Hipotesis 1
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Sikap ke Media Sosial terhadap
Brand Image berita media online Detikcom.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara Sikap ke Media Sosial terhadap
Brand Image berita media online Detikcom.
Hipotesis 2
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Brand Image terhadap Minat
Baca pembaca media online Detikcom.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara Brand Image terhadap Minat Baca
pembaca media online Detikcom.
Hipotesis 3
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Sikap ke Media Sosial dan
Brand Image serta dampaknya terhadap Minat Baca pembaca media online
Detikcom.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara Sikap ke Media Sosial dan Brand
Image serta dampaknya terhadap Minat Baca pembaca media online
Detikcom.
Hipotesis 4
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Sikap ke Media Sosial dan
Brand Image secara simultan berpengaruh terhadap Minat Baca pembaca
media online Detikcom.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara Sikap ke Media Sosial dan Brand
Image secara simultan berpengaruh terhadap Minat Baca pembaca media
online Detikcom.
Download