Dokumentasi KontraS_2016 Pemutakhiran Perkembangan Temuan Lapangan Terpidana Mati Zulfiqar Ali Penghalangan terhadap akses kesehatan dan penangangan yang buruk : Tidak adanya profesionalitas dan koordinasi pihak-pihak berwenang terkait Setelah ZA dipindahkan dari Lapas Cipinang ke Lapas Batu, Pulau Nusakambangan pada tanggal 30 April 2016 lalu. Kondisi ZA semakin memburuk dan dibawa ke RSUD Cilacap pada tanggal 16 Mei 2016 untuk dirawat. Di RSUD Cilacap, Hasil Laboratorium dan Diagnosa Dokter menyebutkan bahwa kondisi kesehatan ZA semakin labil dan jelek sehingga harus dirujuk ke RS di Jakarta mengingat fasilitas dan alat medis di RSUD Cilacap tidak cukup memadai untuk mengangani penyakit yang diderita ZA. Pihak keluarga dan kuasa hukum ZA telah menempuh seluruh prosedur untuk dapat melakukan pemindahan ZA dari RSUD Cilacap menuju RS Omni Internasional Jakarta –tempat biasa ZA dirawat selama menjadi Warga Binaan LP Cipinang- yakni kelengkapan dokumen-dokumen terkait maupun verifikasi lapangan oleh pihakpihak yang berwenang. Namun, hingga hari ini ZA justru tidak mendapatkan akses dan penanganan kesehatan yang layak. Disamping itu, berdasarkan informasi yang kami himpun di lapangan, pemindahan ZA dari RSUD Cilacap ke Lapas Batu, Pulau Nusakambangan hari ini tanggal 25 Juli 20161 bukan dikarenakan adanya rencana eksekusi mati, melainkan karena kondisi kesehatan ZA yang dianggap sudah stabil.2 Informasi ini sangat kontradiktif dengan bagaimana penanganan pihak lapas (kemenkumham) dan RSUD Cilacap dalam kurun waktu 2 Bulan terakhir pasca kami melakukan verifikasi lapangan terhadap kondisi kesehatan ZA pada Mei 2016 lalu. Berdasarkan dokumen rekam medis dan informasi yang didapatkan, kami berkesimpulan bahwa terdapat koordinasi yang tidak baik antara pihak Lapas Batu, Kemenkumham dan Kejaksaan Agung, yakni sebagai berikut : Bahwa pada tanggal 20 Mei 2016 lalu, Pihak Keluarga ZA telah meminta kepada pihak Lapas Batu, Kemenkumham untuk dilakukan pemindahan berdasarkan rekam medis dan rekomendasi dokter RSUD Cilacap (lihat Gambar 1.2, 1.3, dan 1.4). Pihak Lapas Batu menyebutkan bahwa pemindahan ZA harus sepersetujuan Dirjen PAS dan Jaksa Agung sehingga harus menunggu prosedur terkait pemindahan seperti pemeriksaan dokumen-dokumen dan verifikasi lapangan. Dua bulan sesudahnya, tepatnya pada tanggal 20 Juli 2016 lalu, Tim Dokter dari Kejaksaan Agung dengan personel sebanyak 4 orang yang terdiri dari 1 orang dokter dan 3 orang jaksa, melakukan verifikasi lapangan terhadap pengajuan pemindahan ZA dari RSUD Cilacap menuju RS di Jakarta. Tim 1 http://nasional.kompas.com/read/2016/07/25/14000491/terpidana.mati.zulfiqar.ali.dipindahkan.dari.rsud.cil acap.ke.nusakambangan 2 Informasi ini kami dapatkan dari Istri ZA, Siti Rohani berdasarkan pembicarannya dengan Kalapas Batu, Nusakambangan, Abdul Aris. Dokumentasi KontraS_2016 Dokter dari Kejaksaan Agung ini menyampaikan kepada dokter RSUD Cilacap bahwa mereka baru mengetahui bahwa ZA berada dalam kondisi sakit dan dirawat 5 hari sebelumnya. Artinya, ada penguluran atau pembiaran waktu yang cukup panjang yakni 2 bulan lamanya. Pada saat dilakukan verifikasi lapangan oleh Tim Dokter dari Kejagung, mereka tidak melakukan check fisik sama sekali. Tim Dokter dari Kejagung ditemani oleh Direktur RSUD Cilacap, justru menyebutkan kata-kata, “gimanagimana, sudah sembuh, kan, sudah sembuh, kan?!” Dokter Marwan dari RSUD Cilacap sebagai petugas yang membuat resume laporan kepada Tim Dokter dari Kejagung memberikan laporan sebelum hasil laboratorium keluar. Artinya, resume laporan sebagai pembuktian kondisi kesehatan ZA dibuat tanpa dasar ilmiah yang resmi (hasil laboratorium) dan justru dijadikan alasan untuk memindahkan ZA kembali ke Lapas Batu, Pulau Nusakambangan. Di hari yang sama, pada tanggal 20 Juli 2016. Pihak dokter rumah sakit berinisiatif untuk mendatangkan 3 orang dokter psikiatri, dengan alasan bahwa penyakit yang selama ini diderita oleh ZA adalah disebabkan stress. Sementara ZA dengan tegas mengatakan bahwa ia tidak memiliki gangguan jiwa sama sekali dan hanya memiliki riwayat penyakit secara fisik yang bahkan di sebabkan penyiksaan semenjak proses penyidikan di kepolisian. Informasi terakhir yang kami himpun, bahwa terpidana ZA dan beberapa terpidana mati lainnya dengan jumlah sebanyak 9 orang lainnya telah dipindahkan ke Ruang Isolasi sebagai bagian dari persiapan pelaksanaan eksekusi mati. Berikut dokumentasi rekam medis dan kondisi ZA yang kami dapatkan pada saat melakukan pemantauan lapangan di bulan Mei 2016 lalu : Dokumentasi KontraS_2016 (Gambar 1.1 Hasil Laboratorium ZA per-tanggal 17 Mei 2016, Dok. KontraS) Dokumentasi KontraS_2016 (Gambar 1.2 Dokumen Laporan Perkembangan Kesehatan ZA yang dibuat oleh Dokter Lapas Batu, Nusakambangan per-tanggal 22 Mei 2016, terdapat catatan penyakit yang diderita oleh ZA, Dok. KontraS) Dokumentasi KontraS_2016 (Gambar 1.3 Dokumen Laporan Perkembangan Kesehatan ZA yang dibuat oleh Dokter Lapas Batu, Nusakambangan per-tanggal 22 Mei 2016, Dok. KontraS) Dokumentasi KontraS_2016 (Gambar 1.4 Surat Rujukan yang dibuat oleh pihak RSUD Cilacap agar ZA dirujuk ke RS Omni Internasional, Jakarta, Dok. KontraS) Dokumentasi KontraS_2016 (Gambar 1.5 Hasil Laboratorium terakhir ZA per-tanggal 20 Juli 2016, Dok. KontraS) Dokumentasi KontraS_2016 (Gambar 1.6 Kondisi ZA pada saat dirawat di RSUD Cilacap, Mei 2016 lalu, Dok. KontraS) (Gambar 1.7 Kondisi ZA pada saat proses penyidikan di Kepolisian Resor Tangerang, Banten, 2004 lalu. Tampak bercak darah akibat praktik penyiksaan yang mengakibatkan ZA menderita komplikasi penyakit hingga hari ini, Dok. KontraS) Dokumentasi KontraS_2016 (Gambar 1.8 Kondisi terakhir ZA pada saat dipindahkan dari RSUD Cilacap menuju Lapas Batu, Pulau Nusakambangan, hari Senin, 25 Juli 2016, Dok. KontraS) Dokumentasi KontraS_2016 (Gambar 1.9 Kondisi Dermaga Wijayapura Cilacap sebagai akses satu-satunya menuju Pulau Nusakambangan pada bulan Mei 2016 lalu, tidak tampak aktivitas yang signifikan, Dok. KontraS) Dokumentasi KontraS_2016 (Gambar 1.10 Kamar Perawatan ZA RSUD Cilacap dengan pengawasan dan pengamanan ketat, Dok. KontraS) Dokumentasi KontraS_2016 (Gambar 1.11 Kapal Kemenkumham di Dermaga Wijayapura Cilacap yang membawa keluarga/terpidana menuju Pulau Nusakambangan tampak tidak ada aktivitas yang siginifikan pada Bulan Mei 2016, Dok. KontraS) Dokumentasi KontraS_2016 (Gambar 1.12 Perawat RSUD Cilacap melakukan pemeriksaan rutin kepada ZA, Mei 2016, Dok. KontraS) Dokumentasi KontraS_2016 (Gambar 1.13 Kalapas Batu, Abdul Aris, mengunjungi ZA di RSUD Cilacap mengkonfirmasi kondisi kesehatan ZA yang semakin buruk dan segera merekomendasi rujukan ZA ke RS di Jakarta, Dok. KontraS) Dokumentasi KontraS_2016 (Gambar 1.14 Salah seorang petugas Lapas Batu, Pulau Nusakambangan, Kisam, 54 Tahun sedang melakukan penjagaan di RSUD Cilacap, Dok. KontraS)