JURNAL KOMUNIKASI ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN KOTA SURAKARTA DALAM MELAKUKAN PROMOSI KESENIAN WAYANG ORANG (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Organisasi Dinas Kebudayaan Kota Surakarta dalam Mempromosikan Kesenian Wayang Orang di Kota Surakarta Tahun 2017) Oleh: Sianita Arighi D0213087 Diajukan untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 KOMUNIKASI ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN KOTA SURAKARTA DALAM MELAKUKAN PROMOSI KESENIAN WAYANG ORANG (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Organisasi Dinas Kebudayaan Kota Surakarta dalam Mempromosikan Kesenian Wayang Orang di Kota Surakarta Tahun 2017) Sianita Arighi Monika Sri Yuliarti Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract The development of an increasingly modern era, gradually can threaten the preservation of traditional arts, one of wayang orang Sriwedari. Under the leadership of cultural service, perservation of wayang orang Sriwedari became one of the special attention of the city goverment of Surakarta. this studi aims the examine the communication organization of the culture of the city of Surakarta in promoting the art of puppet people in the city of Surakarta in 2017. The theory used is the classical management theory delivered by Henry Fayol. While the method used is descriptive qualitative research method, the data is taken by interview and documentation study then in the analysis using interactive analysis model and then tested by using triangulation technique source. Sampling technique in this research using purposive sampling, produces 5 informants including, the coordinator of wayang orang Sriwedari, 1 wayang orang Sriwedari player, head of art and history art, head of art and diplomacy art section, as well as art and diplomacy art staff as a former puppet players Sriwedari. Based on the results of research, there are three main forms of communication that occurs within the organization of the city culture surakarta, among others downward communications, upward communications and horizontal communications. From the three forms of communication, upward communication is a form of communication that often occurs between wayang 1 2 orang Sriwedari with cultural agency through the head of art section. These three forms of communication support the successful implementations of the promotion program of wayang orang Sriwedari. In applying the principle of classical management, the cultural department with wayang orang Sriwedari do the planning, organizing the program according to the work of each member of organization, the implementation of promotional programs and there is supervision of wayang orang orang Sriwedari promotion. While the promotion is done directly through the perfomances and not directly through soscial media and internet. Key words: Organizational Communication, Promotion, Art of wayang orang, Management Priciple. Pendahuluan Kota Surakarta merupakan kota budaya yang kaya akan keseniannya. Keberadaan berbagai seni tradisi seperti seni tari, karawitan, pedalangan dan wayang orang tidak lepas dari pengaruh dua kerajaan yang menjadi awal sejarah Kota Surakarta, yaitu Keraton Kasunanan yang berdiri pada tahun 1745 dan Puro Mangkunegaran berdiri pada tahun 1757. Kemasyhuran kesenian tradisi khas Surakara tak hanya di tingkat lokal maupun nasional, tetapi juga manca negara. Di tengah pengaruh modernisasi dan kemajuan teknologi, membuat para seniman dan pemerintah bekerja keras mempertahankan kesenian tradisi untuk dikenalkan kepada khalayak agar tidak punah begitu saja. Kesenian wayang orang merupakan salah satu warisan budaya yang harus dipertahankan eksistensinya. Untuk itu, peran serta pemerintah menjadi hal penting dalam melestarikan kesenian wayang orang. Mengingat bahwa kemajuan teknologi dan modernisasi akan memberi dampak besar, salah satunya menggerus kesenian tradisi yang adi luhur. Dinas Kebudayaan merupakan bagian dari unit kerja pemerintah Kota Surakarta yang memiliki tanggung jawab dalam melestarikan berbagai kesenian lokal sebagai potensi pariwisata kota salah satunya kesenian wayang orang. Dinas Kebudayaan memiliki struktur organisasi dengan memasukkan beberapa koordinator dari Gedung wayang orang Sriwedari yang berperan sebagai member (anggota organisasi) meliputi orang- orang yang berkompeten dalam bidangnya. Menurut persepsi Redding dan Sandborn dalam Muhammad (2007: 65), komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam 3 organisasi yang kompleks. Termasuk didalamnya antara lain komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan kelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orangorang sama level/ tingkatannya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program. Pentingnya koordinasi dalam komunikasi organisasi ketika melakukan promosi kesenian wayang orang merupakan langkah awal untuk mencapai keberhasilan tujuan yang diharapkan. Dinas Kebudayaan memiliki tanggung jawab besar ikut serta dalam pelestarian wayang orang dalam hal penyedia sarana maupun prasarana, pemegang kebijakan formal, pemilik hak untuk menentukan koordinasi dengan komunitas terkait, yaitu wayang orang sriwedari. Sehingga promosi kesenian wayang orang dapat dilaksanakan dengan baik dan memberi dampak positif bagi kelestarian kesenian wayang orang maupun sektor pariwisata Kota Surakarta. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu memanfaatkan teknologi informasi melalui internet untuk memberikan informasi lokal kepada khalayak pengguna internet di seluruh dunia. Namun pada kenyataannya, dari hasil pengamatan penulis pada media informasi website resmi pemerintah Kota Surakarta belum optimal dalam menyediakan informasi tentang kompetensi wisata dan budaya khususnya tentang kegiatan kesenian wayang orang sebagai potensi wisata yang unggul. Di sisi lain, sebuah instansi atau organisasi dalam hal ini Dinas Kebudayaan Kota Surakarta memerlukan adanya komunikasi internal yang akan menjadi dasar dalam melakukan komunikasi eksternal dengan wujud kegiatan promosi. Melihat website resmi Kota Surakarta yang sudah ada, penulis berasumsi bahwa komunikasi organisasi internal Dinas Kebudayaan dalam melakukan promosi kesenian wayang orang belum optimal, sehingga komunikasi organisasi eksternal dalam hal promosi pariwisata tentang wayang orang juga belum maksimal. Untuk itu, melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana komunikasi organisasi Dinas Kebudayaan Kota Surakarta dalam melaksanakan kegiatan promosi kesenian wayang orang di Kota Surakarta tahun 2017. Dalam 4 hal ini, peneliti fokus meneliti pada komunikasi organisasi Dinas Kebudayaa Kota Surakarta mengelola kegiatan komunikasi internalnya untuk melakukan promosi kesenian wayang orang khususnya berdasarkan website resmi pemerintah sebagai wujud komunikasi eksternal lembaga tersebut untuk mempertahankan eksistensi wayang orang Sriwedari melalui promosi. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis memperoleh rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana komunikasi organisasi Dinas Kebudayaan Kota Surakarta bidang Kesenian, Sastra dan Sejarah dalam melakukan promosi kesenian wayang orang di Kota Surakarta tahun 2017?” Tinjauan Pustaka Dalam Komunikasi penelitian Organisasi ini, peneliti Dinas memfokuskan Kebudayaan Kota penelitian tentang Surakarta dalam mempromosikan kesenian wayang orang di Kota Surakarta tahun 2017. Untuk itu peneliti mengambil teori komunikasi organisasi dan didukung dengan teori manajemen klasik sebagai bentuk komunikasi internal. a. Komunikasi Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan adanya kegiatan komunikasi, manusia dapat saling berhubungan dan interaksi satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat kerja maupun di mana saja manusia berada. Dalam tatanan kehidupan sosial manusia, komunikasi telah menjadi jantung dari kehidupan. Pada prinsipnya tidak seorangpun dapat melepaskan dirinya dari aktivitas komunikasi. Menurut Forsdale, ahli komunikasi dan pendidikan, dalam Muhammad (2009: 2),“communication is the process by which a system is etsablished, maintained, and altered by means of shared signals that operate according the rules”, yaitu komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, 5 dipelihara dan diubah. Sedangkan menurut Muhammad (2007: 4-5), komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Si pengirim pesan dapat berupa seorang individu, kelompok, atau organisasi, begitu juga dengan si penerima pesan. Komunikasi berlangsung secara bertahap, terus menerus, mengalami proses perubahan dan tidak akan ada hentinya. b. Organisasi Organisasi merupakan kegiatan yang tercipta karena adanya interaksi sosial antara dua orang atau lebih yang dikoordinasi untuk mencapai tujuan tertentu. Keberadaan organisasi dalam masyarakat berawal dari adanya persamaan maksud dan tujuan, sehingga lahirlah kesepakatan yang disusun bersama serta dilakukan bersama secara terorganisir untuk mencapai tujuan yang sama. Irving Barnard dalam Hardjana (2016: 3) memberi pemahaman tentang konsep organisasi sebuah sistem kerja sama. Barnard menyatakan organisasi formal merupakan sistem kegiatan-kegiatan atau daya-daya dari dua orang atau lebih yang dikoordinasi secara sadar. Evert M. Rogers dalam Romli (2011:1) mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenajng kepangkatan dan pembagian tugas. Sedangkan menurut Robert Bonnington, organisasi adalah sarana di mana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. Kegiatan komuikasi dalam masyarakat akan menciptkan interaksi sosial. Dalam proses interaksi, motif komunikasi didasari oleh kebutuhan dan keinginan untuk berkomunikasi antara seseorang dengan orang lain. Tak jarang komunikasi yang terjalin akan memunculkan persamaan tujuan tertentu. c. Komunikasi Organisasi Menurut Wiryanto dalam Romli (2011:2), komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informan dari suatu organisasi. Komunikasi formal merupakan komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi 6 kepentingan organisasi. Zelko dan Dance dalam Romli (2011:11) menyatakan komunikasi organisasi suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal (komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan kepada bawahan dan komunikasi sesama karyawan) dan eksternal (komunikasi dari luarg organisais, hubungan dengan masyarakat umum). Berdasarakan judul penelitian, penulis mengarahkan penelitian komunikasi organisasi pada teori manajemen klasik yang diterapkan dalam suatu organisasi. Teori organisasi klasik yang disampaikan oleh Henry Fayol (1941-1925) menjelaskan bahwa praktek manajemen yang mantap memiliki pola tertentu yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Fayol menitikberatkan pada total organisasi dan memusatkan pada manajemen yang menurutnya sering diabaikan dalam operasi organisasi. Dalam Siagan (1994:38) Fayol mengemukakan prinsip manajemen antara lain: 1) Pembagian kerja, 2) Wewenang, 3) Disiplin, 4) Kesatuan perintah, 5) Kesatuan dalam pengarahan, 6) Kepentingan individual dibawah kepentingan umum, 7) Balas jasa, 8) Sentralisasi kewenangan, 9) Garis wewenang, 10) Susunan, 11)Keadilan, 12) Stabilitas staf organisasi, 13) Inisiatif anggota, 14) Semangat korps. Dalam teorinya Fayol memerinci manajemen menjadi 5 unsur yaitu perencanaan, pengorgansiasin, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan. Akan tetapi unsur tersebut disederhanakan lagi menjadi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controling) atau dikenal sebagai prinsip POAC. d. Promosi Kegiatan promosi pada dasarnya berkaitan dengan kegiatan komunikasi untuk memasarkan sesuatu, sehingga banyak pakar yang menyamakan promosi dengan komunikasi pemasaran. Promosi merupakan semua kegiatan yang dilakukan perusahaa untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan suatu produk kepada pasar sasaran. Menurut A. Hamdani, promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk (Sunyoto, 2012: 154). 7 Menurut William J. Stanton dalam Saladin (2006: 171) menyatakan “Promotions is the element in an organization’s marketing mix that serves to inform, persuade, and remind the market of the organization and or its product”. Atau dengan kata lain promosi adalah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk membujuk, memberitahukan, dan mengingatkan tentang produk perusahaan (Saladin, 2006: 171). Dalam hal ini, sesuai dengan penelitian, Dinas Kebudayaan Kota Surakarta melakukan komunikasi organisasi untuk melaksanakan kegiatan promosi kesenian wayang orang sebagai potensi wisata. Kegiatan promosi yang dilakukan merupakan komunikasi eksternal dalam bentuk promosi jasa kesenian, sehingga yang menjadi sasarannya adalah wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang memiliki ketertarikan terhadap budaya lokal, terutama pada netizen, juga terhadap penggemar kesenian wayang dari berbagai komunitas maupun personal. Promosi yang dilakukan meliputi pengadaan pentas terbuka, mengiklankan event tentang wayang orang pada Kalender Event tahunan sebagai media promosi massa serta melalui website resmi milik pemerintah Kota Surakarta. Sehingga diharapkan kesenian wayang orang memiliki peminat sebanyak mungkin untuk mengukur tingkat keberhasilan Dinas Kebudayaan mempromosikan kesenian wayang orang. e. Kesenian Kata kesenian berasal dari kata seni yang berasal dari bahasa Sansekerta “Sani” yang berarti pelayanan, pemujaan, permintaan, atau pencarian dengan hormat dan jujur. Menurut Sudarsono (1988: 16) seni disebut Art yang berarti karya manusia yang berkualitas dan memiliki nilai estetis atau keindahan. Selain itu seni merupakan aneka keahlian yang diperoleh dari pengalaman memungkinkan seseorang memiliki kecakapan membuat, menyusun dan merencankan sesuatu secara sistematis dan tujuan mengungkapkan makna kejiwaan dan untuk mencapai hasil-hasil yang menyenangkan sesuai dengan prinsip-prinsip estetis, baik secara intuitif maupun kognitif. 8 Dalam buku Wawasan Seni (2005), cabang- cabang kesenian terdiri dari seni rupa (visual) , seni musik (audio), seni tari (audio-visual), seni drama atau seni peran, dan seni sastra. Sesuai dengan tema penelitian, wayang orang termasuk dalam kategori kesenian tari sekaligus drama Jawa yang memiliki tujuh fungsi seni sekaligus. Hasil kebudayaan lokal yang mengandung berbagai ilmu dan pembelajaran, juga sebagai sarana komunikasi, hiburan dan artistik. Perkembangan zaman yang semakin modern, membuat para seniman dan pemerintah bekerja keras melestarikan kesenian wayang orang sebagai kearifan lokal dan budaya tradisi yang semakin ditinggalkan oleh generasi muda. Metodologi Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi deskriptif. Riset kualitatif bertujuan menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya tetapi tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampel yang digunakan. Kedalaman data pada penelitian kualitatif menjadi tujuan utama (Kriyantono, 2006: 56). Dalam pemilihan informan, penulis mengambil teknik purposive sampling, yaitu memilih orang-orang tertentu untuk dijadikan sampel sesuai dengan kriteria-kriteria yang dibuat berdasarkan tujuan riset. Informan penelitian ini adalah Kepala bidang seni dan budaya Dinas Kebudayaan Kota Surakarta, Kepala seksi kesenian,diplomasi dan budaya, staf bidang Seni dan Budaya Dinas Kebudayaan serta koordinator kesenian wayang orang Sriwedari. Penelitian dilaksanakan di Kota Surakarta dengan objek penelitian Dinas Kebudayaan Kota Surakarta dan Gedung Wayang Orang Sriwedari. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Kriyantono (2006: 41- 42) menyatakan data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama dilapangan. Sumber data dalam penelitian ini ialah hasil wawancara mendalam. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data kedua berupa hasil membaca, mempelajari serta memahami melalui media lain yang bersumber dari dokumen atau literatur terkait. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber data untuk memperoleh keabsahan data. Menurut Patton, triangualsi dengan sumber 9 berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Sajian dan Analisis Data Seperti yang dikemukakan di awal bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi organisasi Dinas Kebudayaan Kota Surakarta dalam melakukan promosi kesenian wayang orang di Kota Surakarta tahun 2017, maka peneliti melakukan penelitian secara terstruktur dan menggunakan teknik wawancara dan studi dokumentasi. Dalam teknik wawancara yag digunakan, peneliti memilih sejumlah informan atau narasumber untuk diwawancara. Penarikan informan ini berdasarkan teknik sampling yaitu purposive sampling, dimana peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui dan memiliki informasi secara mendalam, terlibat dalam menjalankan program promosi kesenian wayang orang Sriwedari serta dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang kuat. Wujud komunikasi organisasi pada Dinas Kebudayaan tentunya terdapat tiga bentuk komunikasi internal organisasi, yaitu downward communication, upward communication dan horizontal communication. Ketiga bentuk komunikasi tersebut dapat menentukan tingkat keberhasilan komunikasi eskternal yang merupakan tujuan organisasi yaitu mempromosikan wayang orang kepada khalayak agar wayang orang tetap dikenal dan digemari masyarakat. Penjabaran komunikasi internal organisasi dapat dilihat dari 14 prinsip manajemen klasik organisasi yang di sampaikan oleh Henry Fayol tentang pembagian kerja, wewenang di dalam organisasi, tingkat kedisisplinan, kesatuan perintah, kesatuan pengarahan, kepentingan individual di bawah kepentingan umum, balas jasa, sentralisasi kewenangan, garis wewenang, susunan, keadilan, stabilitas staff organisasi, inisiatif anggota organisasi serta semangat corps atau kebersamaan. Dalam hal ini peneliti mencoba melihat bagaimana prinsip manajemen klasik diterapkan dalam komunikasi organisasi internal Dinas Kebudayaan Kota Surakarta untuk mencapai tujuan organisasi ketika melakukan promosi kesenian 10 wayang orang Sriwedari. Tiga garis besar komunikasi organisasi internal yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Kota Surakarta dengan wayang orang Sriwedari ialah downward communication, upward communication, dan horizontal communication. Semua upaya yang dilakukan melalui komunikasi internal tentunya memiliki maksud untuk menunjang bentuk komunikasi eksternal organisasi. Adanya perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan rencana hingga pengawasan pelaksanaan rencana program organisasi Dinas Kebudayaan dalam mempromosikan wayang orang juga memiliki tujuan yag jelas yaitu agar wayang orang tetap dikenal, dibutuhkan, dinikmati dan dilestarikan oleh masyarakat secara umum. Hal ini merupakan upaya dan perhatian pemerintah untuk melestarikan produk kebudayaan yang adi luhur. Bentuk komunikasi internal yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan wayang orang Sriwedari cukup membuahkan hasil yang memuaskan. Perencanaan yang matang, pengorganisasian yang tepat, pelaksanaan yang maksimal serta adanya pengawasan yang sesuai menunjang keberhasilan rencana program Dinas Kebudayaan dalam melakukan promosi wayang orang sebagai potensi wisata. Keberhasilan kegiatan promosi wayang orang diukur dari kuantitas dan kualitas penontonnya. Sejauh ini kualitas dan kuantitas penonton sudah ada peningkatan. Sedangkan komunikasi eksternal yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan bekerja sama dengan wayang orang Sriwedari dan pengelola media sosial wayang orang memanfaatkan media sosial facebook dan instagram. Sedangkan komunikasi eksternal melalui website pemerintah dikelola oleh Dishubkomunifo dan Dinas Pariwisata Kota Surakarta. 11 Gambar 1 Website Resmi Pemerintah Kota Surakarta Gambar 2 Facebook Sosialisasi Wayang Wong Sriwedari 12 Gambar 3 Instagram Wayang Orang Sriwedari (sumber: www.instagram.com/wayang_orang_sriwedari diakses 09 September 2017) Gambar 4 Instagram Wayang Wong Sriwedari (sumber: www.instagram.com/wayang_wong_sriwedari diakses 12 September 2017) 13 Menurut Vero Ekowati, wayang orang memiliki target dari pemerintah kota dan harus dipenuhi. Saat ini upaya promosi wayang orang dari segala penjuru dapat memenuhi bahkan melampaui target yang di berikan Data yang penulis peroleh dapat dianalisis bahwa berbagai upaya Dinas Kebudayaan dalam mempromosikan wayang orang saat ini cukup membuahkan hasil yang memuaskan. Adanya perencanaan yang matang, pengorganisasian yang tepat, pelaksanaan yang sesuai dan pengawasan Dinas Kebudayaan mendukung keberhasilan pelaksanaan program promosi kesenian wayang. Hal ini terbukti bahwa wayang orang Sriwedari sudah melampaui target yang telah di tetapkan oleh Dinas Kebudayaan. Baik target dalam hal kuantitas maupun kualitas penontong wayang orang Sriwedari. Keberhasilan pencapaian target tersebut dapat dilihat dari PAD Kota Surakarta yang telah disampaikan oleh kepala seksi kesenian, diplomasi dan budaya. Kenaikan jumlah penonton tiap tahunnya, yang peneliti amati dari data sejak tahun 2013 hingga saat ini menunjukkan ada indikasi keberhasilan pelaksanaan rencana program promosi. Selain itu pemanfaat media sosial dalam menunjang promosi kesenian wayang orang juga berdampak baik. Saat ini wayang orang Sriwedari cukup dikenali lagi oleh masyarakat. Meskipun begitu, masih banyak evaluasi yang harus diperhatikan oleh Dinas Kebudayan dalam melaksanakan programnya. Sehingga nantinya wayang orang Sriwedari dapat meningkat kualitasnya dan tetap lestari di tengah kemajuan perkembangan zaman. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian melalui wawancara dan studi dokumentasi, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terkait dengan komunikasi organisasi yang di terapkan Dinas Kebudayaan Kota Surakarta untuk mempromosikan wayang orang Sriwedari. Dalam komunikasi organisasi formal Dinas Kebudayaan melakukan tiga bentuk komunikasi organisasi internal sebagai dasar komunikasi organisasi eksternal yaitu, downward communications (komunikasi ke bawah), upward communications (komunikasi ke atas) dan horizontal communications 14 (komunikasi ke samping). Dari ketiga bentuk komunikasi organisasi tersebut, yang paling mendominasi ialah upward communications (komunikasi ke atas). Dinas Kebudayaan beserta semua anggota wayang orang Sriwedari menerapkan prinsip manajemen dalam bentuk perencanaan, pengorganisasian sesuai tugas masing-masing, pelaksanaan promosi secara solid dan kompak, serta ada pengawasan untuk mengontrol jalannya kegiatan wayang orang Sriwedari termasuk promosinya. Keempat prinsip tersebut menunjang keberhasilan tujuan organisasi yaitu promosi wayang orang. Komunikasi organisasi internal mendukung keberhasilan komunikasi organisasi eksternal. Saran Dalam upward communications yang terjadi, belum mencapai kesepahaman antara anggota organisasi di wayang orang Sriwedari dengan Dinas Kebudayaan. Sehinga pihak wayang orang Sriwedari masih memiliki keinginan organisasi yang belum tercapai yaitu pengadaan manajemen website untuk menunjang promosi kesenian wayang Sriwedari. Untuk itu, peneliti menyarankan pihak Dinas Kebudayaan lebih berperan serta memberikan respon terhadap upward communications yang telah di sampaikan oleh wayang orang Sriwedari. Dalam penelitian ini, masih dapat dilanjutkan untuk mengkaji pola komunikasi organisasi di institusi pemerintah sama ataupun lainnya, yang diterapkan dalam jenis penelitian kuantitatif, misalnya pengaruh promosi wayang orang Sriwedari terhadap kuantitas dan kualitas penonton, studi komparasi promosi wayang orang melalui media dengan promosi langsung melalui pengadaan pementasan, serta pengaruh regenarasi pemain wayang orang Sriwedari terhadap kualitas pertunjukan dan penonton wayang orang Sriwedari. Daftar Pustaka Devitasari, Indah. (2014). Pelaksanaan Komunikasi Organisasi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi (Online). www.repository.unhas.ac.id. Diakses 10 September 2017. Dinas Kebudayaan Kota Surakarta. (2017). Rencana Strategis Dinas Kebudayaan Tahun 2016-2021. Kota Surakarta. 15 Dinas Pariwisata Kota Surakarta. (2017). Jadwal Lakon Wayang Orang Sriwedari Solo Bulan Juli 2017. http://pariwisatasolo.surakarta.go.id/berita/jadwallakon-wayang-orang-sriwedari-solo-bulan-juli-2017. Diakses 09 September 2017.Hardjana, Andre. (2016). Komunikasi Organisasi: Strategi dan Kompetensi. Jakarta: Kompas Media. Dinas Pariwisata Kota Surakarta. (2017). Rekapitulasi Kunjungan Wisatawan Ke Surakarta Melalui Obyek Daya Tarik Wisata Tahun 2013 – 2016. Kota Surakarta. Guney, Semra DKK. (2012). Effects of Organizational Communication on Work Commitment: A Case Study on a Public Agency in Ankar. Bussines Management Dynamics. (Online) http://www.researchgate.net/publication/280572899. Diakses Mei 2017. Instagram Wayang_Orang_Sriwedari. (2017). Wayang_Orang_Sriwedari. www.instagram.com/wayang_orang_sriwedari. Diakses 09 September 2017. H.B. Sutopo. (1998). Metodologi Penelitian Hukum Kualitatif Bagian II, Surakarta :UNS Press. Kriyantono, Rachmat. (2006). TEKNIK PRAKTIS RISET KOMUNIKASI: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana. Mattew B. Miles dan A. Michael Hunberman. (2007). Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tantang Metode-Metode Baru. Jakarta: Universitas Inonesia Press. Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Muhammad, Arni. (2007). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pangumpia, Fadly. (2013). Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di Bank Prisma Dana Manado. Jurnal “Acta Diurna”.Vol.II/No.2/2013. Panuju, Redi. (2001). Komunikasi Organisasi: Dari Konseptual- Teoretis ke Empirik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pemerintah Kota Surakarta. (2016). Visi, Misi dan Lambang Kota Surakarta. www.surakarta.go.id/visi-misi-dan-lambang. Diakses April 2017. Pemerintah Kota Surakarta. (2016). Wayang Wong Sriwedari. http://kota.surakarta.go.id/index.php?q=berita/wayang-wong-sriwedari. Diakses 28 Agustus 2017. Pemerintah Kota Surakarta. (2015). Wisata Budaya Solo, Wayang Orang Sriwedari. http://kota.surakarta.go.id/index.php?q=berita/wisata-budayasolo-wayang-orang-sriwedari. Diakses 09 September 2017. Romli, Khomsahrial. (2011). Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: Grasindo. Setiaji, Dhestian Wahyu. (2015). Wayang Orang Sriwedari: Selayang Pandang Eksistensi dari Masa Ke Masa. Makalah, Kota Surakarta: tidak diterbitkan. Sosialisasi Wayang Wong Sriwedari. (2017). Sosialisasi Wayang Wong Sriwedari. www.facebook.com/wayangwongsriwedari. Diakses 28 Agustus 2017. 16 Suprapto, Tommy. (2006). Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo. Stephen W. Littlejohn. (2002). Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Publishing Company. Utomo, Handar DKK. (2017). Team Sosialisasi Wayang Wong Sriwedari: Wayang_Wong_Sriwedari. www.instagram.com/wayang_wong_sriwedari. Diakses 12 September 2017. Yonathan, Moses. (2013). Peranan Dinas Pertanian dan Kebudayaan Kota Batu Dalam Kegiatan Promosi Pariwisata Kota Batu. Skripsi (Online). www.download.portalgaruda.org. Diakses 10 Sepember 2017.