PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 14 SEMARANG skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia oleh Waridi 4301410077 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014 ii iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO 1. Berjalanlah walau habis terang 2. Sesungguhnya tidak ada usaha yang sia-sia 3. Optimis dan pantang menyerah dalam menghadapi masalah apapun. PERSEMBAHAN 1. Bapak, ibu dan adek-adek tercinta, atas doa dan dukungan yang selalu tercurah untukku 2. Sahabat-sahabatku Mas Wahyu, mbak Musa, Dini, Nino, Ita, Fika, Lidia, Krisna, Ersa Mastoni, yang selalu menyemangatiku dalam pembuatan skripsi. 3. Teman-teman rombel 3 pendidikan kimia 2010 yang aku sayangi. 4. Dan semuanya yang telah memberikan motivasi dan menemani tiap langkah penelitian ini. iv KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Berorientasi Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI SMA NEGERI 14 Semarang”. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian, 2. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang yang memberikan kemudahan dalam penelitian, 3. Drs Soeprodjo, M.S dosen pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan, arahan, dan saran selama menyusun skripsi, 4. Drs. Subiyanyo Hadisaputro, M.Si dosen penguji I yang telah memberikan arahan, dan saran, 5. Drs. Eko Budi Susatyo, M.Si dosen penguji II yang telah memberikan arahan dan saran, 6. Priyastuti Yulia, S.Pd guru mata pelajaran kimia SMA N 14 Semarang yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian, 7. Siswa-siswi kelas XI IPA yang telah mengikuti pembelajaran dalam penelitian ini dengan baik. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan perkembangan pendidikan pada umumnya. Semarang, 28 Agustus 2014 Penulis v ABSTRAK Waridi. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Berorientasi Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI SMA NEGERI 14 Semarang. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Soeprodjo, M.S Kata Kunci : Pengaruh, Learning Cycle, Problem Based Learning. Pembelajaran kimia pada umumnya menuntut siswa mempelajari konsep-konsep dan hitungan matematis kimia. Hal ini yang menyebabkan beberapa siswa menganggap pelajaran kimia sulit. Namun, pembelajaran kimia akan menjadi mudah jika metode pembelajaran yang digunakan tepat. Pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran kimia materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan ialah model Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan SMA N 14 Semarang dan apabila ada perbedaan, berapa besar pengaruh model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, dan XI IPA 4 SMA N 14 Semarang. Teknik sampling yang digunakan yaitu cluster random sampling, diperoleh sampel penelitian yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol diberi metode Ceramah dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen diberi model Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata nilai post test kelas kontrol 77,93 dengan ketuntasan klasikal 33% dan kelas eksperimen 70,77 dengan ketuntasan klasikal 60%. Kedua kelas berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama, sedangkan pada uji koefisien korelasi biserial sebesar 0,498 .Pada uji koefisien determinasi didapatkan hasil sebesar 24,84% yang berarti besarnya pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok larutan kelarutann dan hasil kali kelarutan adalah sebesar 24,84%. Simpulan dari penelitian ini adalah Penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning mempengaruhi hasil belajar siswa SMA N 14 Semarang kelas XI semester 2 materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………... i PERNYATAAN………………………………………………………...... ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………...... iv PRAKATA……………………………………………………………...... v ABSTRAK……………………………………………………………...... vi DAFTAR ISI……………………………………………………………... vii DAFTAR TABEL………………………………………………………... ix DAFTAR GAMBAR…………………………………………………...... x DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... xi BAB 1. 2. 3. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………... 1 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………....... 3 1.3 Batasan Masalah………………………………………………. 4 1.4 Tujuan Penelitian……………………………………………… 4 1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………….. 5 1.6 Penegasan Istilah........................................................................ 6 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar, Hasil Belajar, Metode Pembelajaran, Materi ....……… 8 2.2 Hasil Penelitian Terkait............................................................... 19 2.3 Kerangka Berfikir……………………………………………… 20 2.4 Desain Pembelajaran................................................................... 22 2.5 Hipotesis………………..………………………….................... 23 METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian……………………………………………….. vii 24 4. 5. 3.2 Variabel Penelitian……………………………………............... 25 3.3 Desain Penelitian……………………………………………..... 25 3.4 Instrumen Penelitian …………………………………….......... 26 3.5 Analisis Instrumen Penelitian…………………………………. 29 3.6 Metode Pengumpulan Data……………....…………………… 34 3.7 Analisis Data.............................................................................. 35 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian…………………………………………………. 43 4.2 Pembahasan…………………………………………………….. 51 PENUTUP 5.1 Simpulan……………………………………………………....... 55 5.2 Saran…………………………………………………………..... 55 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 56 LAMPIRAN………………………………………………………... 58 viii DAFTAR TABEL Tabel Halaman 3.1 Desain Penelitian…………………………………………………... 26 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda Soal........……………………………… 32 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal........…………………………...... 33 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal Uji Coba.................………...........…...... 34 3.5 Ringkasan ANAVA satu jalur......................................................... 37 3.6 Pedoman Koefisien Korelasi Biserial..........................….……….... 41 4.1 Hasil Analisi Validitas Soal.............................................................. 43 4.2 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal………………………..... 44 4.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal............................................ 44 4.4 Data Analisis Kriteria Soal........... ……...…………..………......... 45 4.5 Data Awal Populasi...............................…….………………......... 46 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Awal..………...….………………....... 46 4.7 Nilai Posttest.................................................................................... 48 4.8 Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest......…………………………... 48 4.9 Hasil Uji Ketuntasan Belajar....... …….......……………................. 49 4.10 Rata-rata Nilai Ranah Afektif.......................................................... 50 4.11 Rata-rata Nilai Ranah Psikomotorik........................………………. 51 ix DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Halaman Kerangka Berfikir………………………………………………... x 21 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Nilai UAS 5 Tahun …………………………………………....... 58 2. Daftar Nama Siswa......................................................................... 59 3. Silabus…………………………………………............................ 60 4. RPP.................................…………………………....................... 63 5. Kisi-Kisi Soal Uji Coba...................................................………. 82 6. Soal Uji Coba……………………………………….................... 85 7. Analisis Soal Uji Coba………...………………………………... 95 8. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba…...…………………......... 99 9. Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba …………………..... 102 10. Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba ……………….... 103 11. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba ….................................. 104 12. Daftar Nilai UAS Siswa …………………………….................. 105 13. Uji Normalitas Data Tahap Awal……......................................... 106 14. Uji Homogenitas...…………………………............................... 110 15. Uji Kesamaan Rata-rata.............................................................. 111 16. Daftar Nilai Post test…………..…………………...................... 113 17. Uji Normalitas Tahap Akhir..................……………...……...…. 114 18. Uji Ketuntasan Hasil Belajar...…..................….……………...... 116 19. Uji Korelasi....................................................…………................ 118 20. Pedoman Penilaian Aspek Afektif................................................ 119 21. Reliabilitas Aspek Afektif……..……………............………….. 121 22. Analisis Nilai Afektif Kelas Eksperimen dan Kontrol.................. 122 23. Pedoman Penilaian Aspek Psikomotorik........................................ 124 24. Reliabilitas Aspek Psikomotorik.........................................……... 126 25. Analisis Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kontrol......... 127 xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan di sekolah tidak terlepas dari proses kegiatan belajar mengajar yang direncanaan secara sistematis yang oleh guru dalam bentuk satuan pelajaran. Sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan seorang guru tentu memerlukan strategi penyampaian materi yang tepat. Keberhasilan suatu pendidikan di sekolah dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, kemampuan siswa, kompetensi guru, sarana, dan metode pembelajaran yang diterapkan. Pembelajaran kimia pada umumnya menuntut siswa mempelajari konsepkonsep dan hitungan matematis kimia. Hal ini yang menyebabkan beberapa siswa menganggap pelajaran kimia sulit. Namun, pembelajaran kimia akan menjadi mudah jika metode pembelajaran yang digunakan bervariasi. Pemilihan metode pembelajaran yang akan digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti diperoleh data nilai hasil belajar siswa kelas XI IPA pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dari tahun pelajaran 2008/2009 sampai dengan 2012/2013. Pada tahun pelajaran 1 2 2008/2009 dengan KKM 64, nilai rata-rata ulangan harian materi Ksp kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3 berturut-turut adalah 59.71, 60.42, 58,25. Pada tahun pelajaran 2009/2010 dengan KKM 65, nilai rata-rata ulangan harian materi Ksp kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3 berturut-turut adalah 54.62, 57.48, 62.78. Pada tahun pelajaran 2010/2011 dengan KKM 70, nilai rata-rata ulangan harian materi Ksp kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3 berturut-turut adalah 65.77, 69.30, 66.24. Pada tahun pelajaran 2011/2012 dengan KKM 75, nilai rata-rata ulangan harian materi Ksp kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4 berturut-turut adalah 69.75, 67.93, 66.35, 70.22. Pada tahun pelajaran 2012/2013 dengan KKM 75, nilai rata-rata ulangan harian materi Ksp kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4 berturut-turut adalah 64.22, 66.42, 69.36, 66.77.( Sumber Administrasi Kesiswaan SMA NEGERI 14 SEMARANG) Berdasarkan data diatas, siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Adapun kendala dalam pembelajaran kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah kurangnya latihan soal dan penggunaan metode yang kurang bervariasi. Sehingga perlu diterapkan metode pembelajaran yang lebih bervariasi agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penelitian yang berjudul “ Learning Cycle Sebagai Upaya Menciptakan Pembelajaran Sains Yang Bermakna” yang dilakukan oleh Purwanti Widhy H, M.Pd pada tahun 2012, menyimpulkan bahwa Learning Cycle membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Penelitian lain yang berjudul “ Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi Ketrampilan Proses Pada 3 Pembelajaran Fisika Di SMP ” yang dilakukan oleh Frety Lutfiana Saputri menjelaskan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran kimia merupakan pembelajaran yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Kita sering menjumpai peristiwa kimia yang ada disekitar kita, sebagai contoh dalam proses menghilangkan kesadahan yang berhubungan dengan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penerapan Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning dipandang cocok karena pada pembelajaran menggunakan Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning siswa akan dihadapkan langsung pada masalah sebagai langkah awal dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengangkatnya menjadi penelitian berjudul : “PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 14 SEMARANG” 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah : 1. Adakah pengaruh positif model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan ? 4 2. Berapa besar pengaruh model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan ? 1.3. Batasan Masalah Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Penelitian ini membatasi masalah sebagai berikut : 1. Materi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu Kelarutan dan Hasil kali kelarutan. 2. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning sebagai kelompok eksperimen dan pembelajaran dengan metode ceramah sebagai kelompok kontrol. 3. Objek penelitian hanya dibatasi pada siswa kelas XI IPA semester genap SMAN 14 SEMARANG 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan. 5 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1.5.1. Bagi Siswa a. Siswa dapat mengeksplorasi dan kemudian mengorganisir ide yang dimilikinya. b. Siswa dapat belajar berkomunikasi melalui berbagi pendapat atau gagasan dengan baik c. Siswa mudah dalam memahami materi ketika mengalami kesulitan. d. Siswa lebih termotivasi dalam belajar 1.5.2. Bagi Guru a. Untuk memperkaya alternatif dan model atau strategi pembelajaran b. Sebagai motivasi agar dapat menciptakan suasana kelas yang aktif secara fisik dan psikis 1.5.3. Bagi Sekolah Memberikan sumbangan bagi sekolah sebagai masukan dan perbaikan proses pembelajaran kimia yang diharapkan dapat memperbaiki kualitas pembelajaran pada khususnya dan memperbaiki kualitas sekolah tersebut pada umumnya. 1.5.4. Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan agar bermanfaat nantinya dalam mengelola pembelajaran. 6 1.6. Penegasan Istilah Suatu istilah sering menimbulkan penafsiran yang berbeda – beda. Hal ini dapat menyebabkan kekaburan pengertian jika istilah yang digunakan tidak tepat. Untuk menghindari perbedaan penafsiran maka perlu adanya penegasan istilah sebagai berikut : 1.6.1. Pengaruh Berdasarkan software aplikasi KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Offline versi 1.3 pengaruh diartikan sebagai daya yang ada atau timbul dari sesuatu (benda, orang) yang ikut membentuk watak kepercayaan perbuatan seseorang. Pengaruh dalam konteks penelitian ini mengandung pengertian bahwa penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning yang diperbandingkan terhadap pembelajaran dengan hanya menggunakan model Learning Cycle serta pembelajaran melalui metode ceramah akan berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa. 1.6.2. Learning Cycle Learning Cycle adalah model pembelajaran yang terdiri dari beberapa tahapan diantaranya engage, exploration, explain, expand, evaluation (Lorsbach, 2002). Learning Cycle diawali dengan mengidentifikasi pengetahuan awal siswa, mengenalkan konsep kepada siswa, pemahaman konsep, dan penerapan konsep untuk mengerjakan soal-soal latihan kemudian evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang disampaikan. 7 1.6.3. Problem Based Learning Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang diperoleh melalui proses pemahaman akan suatu masalah ( Miftahul Huda, 2013:271). Pemberian masalah bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sebelum diberikan soal- soal latihan. Siswa terlebih dulu dibimbing oleh guru, kemudian mengerjakan soal-soal latihan. 1.6.4. Learning Cycle Berorientasi Problem Based Learning Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning merupakan pembelajaran siklus yang terdiri dari beberapa tahapan diantaranya engage, exploration, explain, expand, evaluation. Pada tahapan exploration siswa melakukan pembelajaran yang berbasis masalah atau Problem Based Learning. 1.6.5. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek - aspek perubahan perilaku tergantung apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa sesuatu yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni, 2005: 4). Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah nilai dan sikap yang diperoleh setelah mengalami proses pembelajaran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Belajar Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian besar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. (Rusman,2012:85) Sedangkan menurut Hamdani (2011:71), belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks. Sebagai tindakan, belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Skinner dalam Dimyati & Mudjiono (2009:9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku.Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.Sebaliknya, bila tidak belajar maka responnya menurun. Selanjutnya ditemukan adanya hal berikut : 1) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons, 2) Respons, dan 3) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. 2.1.2. Hasil Belajar Hasil belajar menurut Rifa’i & Anni (2010:85) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang 8 9 dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu apabila peserta didik memperoleh pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam peserta didik, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan peserta didikan. Tujuan peserta didik merupakan bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri peserta didik, yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Benjamin Bloom, sebagaimana dikutip oleh Dimyati & Mudjiono (2006:2629), membagi hasil belajar menjadi tiga ranah: 1) ranah kognitif, yaitu aspek yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. 2) ranah afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan sikap yang terdiri atas penerimaan jawaban atau reaksi dan penilaian. 3) ranah psikomotorik, yaitu aspek yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. 2.1.3. Learning Cycle Salah satu penggagas Learning Cycle adalah David Kolb (1984). Ia mendiskripsikan proses pembelajaran sebagai siklus empat-tahap yang didalamnya peserta didik : 10 1) melakukan sesuatu yang konkret atau memiliki pengalaman tertentu yang bisa menjadi dasar bagi: 2) observasi dan refleksi mereka atas pengalaman tersebutdan responsnya terhadappengalaman itu sendiri.Obsevasi ini kemudian: 3) diasimilasikan kedalam kerangka konseptual atau dihubungkan dengan konsep-konsep lain dalam pengalaman atau pengetahuan sebelumnya yang dimiliki siswa yang implikasi-implikasinya tampak dalam tindakan-tindakan konkret,dan kemudian 4) diuji dan diterapkan dalam situasi-situasi berbeda. (Miftahul Huda, 2013:265-266) Dengan demikian,LC memiliki sintak dengan empat tahap sebagai berikut: 1) Mengalami Mengalami atau menenggelamkan diri sendiri dalam “mengerjakan” tugas merupakantahap pertama yang didalamnya seorang siswa, sekelompok siswa, atau sebuah organisasi menyelesaikan tugas yang diberikan. 2) Refleksi Refleksi meliputi usaha kembali menghayati tugas dan mereview apa yang sudah dilakukan dan dialami. 3) Interpretasi Konseptualisasi melibatkan interpretasi peristiwa-peristiwa yang dicatat dan upaya memahami relasi antar-peristiwa. 11 4) Prediksi Perencanaan memungkinkan individu untuk memperoleh pemahaman baru dan menerjemahkannya kedalam prediksi-prediksi tentang apa yang terjadi selanjutnya atau tindakan apa yang seharusnya diambil untuk mengerjakan tugas dengan baik.(Miftahul Huda, 2013:266-268) Pada perkembangannya Learning Cycle yang terdiri 4 tahap pembelajaran berubah menjadi 5 tahap pembelajaran yaitu: 1) Melibatkan ( Engagement ) Fase ini merupakan pengenalan terhadap pelajaran yang akan dipelajari yang sifatnya memotivasi atau mengaitkannya dengan hal-hal yang membuat siswa lebih berminat untuk mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar. 2) Eksplorasi ( Exploration ) Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator. 3) Menjelaskan ( Explanation ) Fase yang didalamnya ajakan atau dorongan terhadap siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase eksplorasi dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri. 12 4) Elaborasi ( Elaboration ) Fase yang tujuannya ingin membawa siswa untuk menggunakan definisi- definisi, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan yang telah dimiliki siswa dalam situasi baru melalui kegiatan seperti praktikum dan problem solving. 5) Evaluasi ( Evaluation ) Fase penilaian terhadap seluruh pembelajaran dan pengajaran. 2.1.4. Problem Based Learning Pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berikir tingkat tinggi.(Jarot ,2011:118) Barrow mendefinisikan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) sebagai ”pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah.Masalah tersebut dipertemukan pertamatama dalam proses pembelajaran.”(1980:1). PBL merupakan salah satu bentuk peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran.(Miftahul Huda, 2013:271-272) Sintak operasional PBL menurut Miftahul Huda (2013:272-273) bisa mencakup antara lain sebagai berikut: a. Pertama-tama siswa disajikan suatu masalah. b. Siswa mendiskusikan masalah dalam tutorial PBL dalam sebuah kelompok kecil. Mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian mendefinisikan suatu masalah. 13 c. Siswa terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan masalah di luar bimbingan guru. d. Siswa kembali pada tutorial PBL, lalu saling sharing informasi melalui peer teaching atau cooperative learning atas masalah tertentu. e. Siswa menyajikan solusi atas masalah. f. Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan selama ini 2.1.5. Tinjauan Materi Kelarutan dan Hasil kali kelarutan Kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan materi pokok yang diajarkan pada siswa SMA kelas XI pada semester genap yang meliputi pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan, pengaruh ion senama, kelarutan dan pH, serta reaksi pengendapan. 4.1.2.1 Materi Kelarutan dan Hasil kali kelarutan a. Kelarutan Kelarutan zat dalam air sangat beragam, ada zat yang mudah larut dan ada pula yang sukar larut. Kelarutan (solubility) suatu zat dalam pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Satuan kelarutan dinyatakan dalam gram/liter atau mol/liter. Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1) Jenis Pelarut Ada dua jenis pelarut; polar dan non-polar. Pelarut polar mempunyai kutub muatan, misalnya air (kutub H+ dan OH-). Sedangkan pelarut non-polar tidak mempunyai kutub muatan, misalnya benzena, minyak, dan eter. 14 Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa non-polar yang lebih mudah larut di pelarut non-polar. 2) Temperatur/Suhu Kelarutan suatu zat akan semakin besar jika suhu dinaikkan. Adanya panas mengakibatkan makin renggangnya jarak antarmolekul zat padat tersebut, sehingga mengakibatkan kekuatan gaya antarmolekul tersebut menjadi lemah, sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik molekul – molekul air. b. Hasil Kali Kelarutan Kita lihat larutan jenuh perak klorida yang bersentuhan dengan perak klorida padat. Kesetimbangan larutannya dapat dinyatakan sebagai AgCl(s) Ag+(aq) + Cl-(aq) Karena garam seperti AgCl dianggap sebagai elektrolit kuat, semua AgCl yang larut dalam air dianggap terurai sempurna menjadi ion Ag+ dan Cl-. Kita mengetahui bahwa untuk reaksi heterogen, konsentrasi padatan adalah konstanta. Jadi, kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangan untuk pelarutan AgCl sebagai Ksp = [Ag+] [ Cl-] Dimana Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan atau ringkasnya hasil kali kelarutan. Secara umum, hasil kali kelarutan suatu senyawa ialah hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya, dimana masing-masing dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya di dalam persamaan kesetimbangan. 15 c. Hubungan Kelarutan (s) dengan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion zat terlarut diketahui. Kesetimbangan yang terjadi dalam larutan jenuh Ag2CrO4adalah sebagai berikut: Ag2CrO4 2 Ag+ (aq) + CrO42- (aq) Konsentrasi kesetimbangan ion Ag+ dan ion CrO42- dalam larutan jenuh dapat dikaitkan dengan kelarutan Ag2CrO4 yaitu sesuai dengan stoikiometri reaksi (perbandingan koefisien reaksinya). Jika kelarutan Ag2CrO4dinyatakan dengan s maka konsentrasi ion Ag+ dalam larutan itu sama dengan 2s dan konsentrasi CrO42- sama dengan s. Dengan demikian nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) Ag2CrO4 dapat dikaitkan dengan nilai kelarutannya (s), sebagai berikut: Ksp = [Ag+]2[CrO42-] = (2s)2 (s) = 4s3 Secara umum hubungan antara kelarutan (s) dan hasil kali kelarutan (Ksp) untuk elektrolit AxBy dapat dinyatakan sebagai berikut: Ksp AxBy x Ay+ (aq) + y Bx- (aq) s xs = [Ay+]x [Bx-]y = (xs)x (ys)y = xx yy s(x+y) ys 16 d. Pengaruh Ion Senama dalam Kelarutan Pengaruh penambahan ion senama mengakibatkan kelarutan zat akan berkurang. Akan tetapi, ion senama tidak mempengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, asalkan suhu tidak berubah. Data suatu percobaan kelarutan CaC2O4 dalam air dan dalam larutan CaCl2 0,15 M adalah sebagai berikut. Kelarutan CaC2O4 dalam air = 4,8.10-5 Kelarutan CaCl2 dalam air 0,15 = 1,5.10-8 CaC2O4 lebih kecil kelarutannya dalam CaCl2, sebab di dalam larutan ada ion Ca2+ yang berasal dari CaCl2. Reaksi yang terjadi pada larutan CaCl2 adalah: Berdasarkan azas Le Chatelier, jika konsentrasi zat pada kesetimbangan diubah maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan. Adanya ion Ca2+ dari CaCl2 akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri atau ke arah CaC2O4(s), maka kelarutan CaC2O4berkurang. Adanya ion Cl– tidak mempengaruhi berarti hanya ion yang sama saja yang mempengaruhi. e. Pengaruh pH terhadap Kelarutan Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang bersifat asam, sebaiknya lebih sukar larut dalam larutan yang ersifat basa. Harga pH sering digunakan untuk menghitung harga Ksp suatu basa yang sukar larut. Sebaliknya Ksp uatu basa dapat digunakan untuk menentukan pH larutan. Pengaturan pH dapat memperbesar atau memperkecil kelarutan basa sukar larut. 17 Perhatikan kesetimbangan antara CaCO3 padat dengan ion-ionnya dalam suatu larutan. Jika pH larutan kita perkecil dengan menambahkan asam, maka H+ dari asam akan mengikat ion karbonat membentuk ion HCO32–. Berdasarkan azas Le Chatelier, pengurangan [CO32–] mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke kanan, CaCO3 padat lebih banyak larut, maka pada reaksi tersebut penurunan pH akan menambah kelarutan. Contoh pengaruh pH terhadap kelarutan Mg(OH)2 dapat diihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Data kelarutan Mg(OH)2 dalam berbagai pH Derajat Keasaman (pH) Kelarutan f. 9 1,5 x 10-1 10 1,5 x 10-3 11 1,5 x 10-5 12 1,5 x 10-7 Reaksi Pengendapan Reaksi pengendapan berfungsi memperoleh endapan senyawa yang diinginkan dengan mengeluarkan ion yang ada dalam suatu zat terlebih dahulu. Misal kita akan mengendapkan ion Cl- dari air laut dengan menambahkan larutan AgNO3. Cl-(aq) + Ag+(aq) AgCl(s) 18 Dapat disimpulkan, terjadi tidaknya endapan berdasarkan hasil kali ion-ion yang dihasilkan dengan Ksp nya adalah sebagai berikut. Qc = [A+][B–] Qc < Ksp tidak terjadi endapan (larutan belum jenuh) Qc = Ksp tidak terjadi endapan (larutan tepat jenuh) Qc > Ksp terjadi endapan (larutan lewat jenuh) A+ dan B- adalah reaktan. g. Kegunaan Ksp dalam kehidupan sehari-hari 1) Menghilangkan kesadahan air Apabila dikaitkan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan termasuk bagian pengaruh penambahan ion senama. Karena untuk menghilangkan garam sulfat atau garam klorida dari air sadah adalah dengan menambahkan ion senama. 2) Digunakan untuk mendeteksi sidik jari seseorang Apabila dikaitkan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan termasuk bagian kelarutan. Sewaktu tangan memegang suatu benda, salah satu zat yang ditinggalkan pada benda tersebut adalah NaCl yang berasal dari keringat. Benda yang dipegang tadi disapu dengan larutan AgNO3. AgNO3 akan bereaksi dengan NaCl membentuk endapan AgCl berwarna putih jika hasil kali konsentrasi Ag+ dan Cl- nya telah melebihi harga Ksp AgCl. Di bawah sinar, endapan AgCl putih ini akan berubah menjadi endapan Ag yang berwarna hitam. Endapan ini akan menampilkan sidik jari. 19 2.2. Hasil penelitian Terkait Pada jurnal yang berjudul “ Learning Cycle-7E Model to Increase Student’s Critical Thinking on Science” yang dilaksanakan oleh Hartono. Peneliti menggunakan tujuh siklus pembelajaran, diperoleh hasil peningkatan pola berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan Learning Cycle membuat siswa belajar secara bertahap sehingga materi dapat dipahami dengan lebih mudah. Penelitian yang berjudul “Learning Cycle Sebagai Upaya Menciptakan Pembelajaran Sains Yang Bermakna” dilakukan oleh Purwanti Widhy H, M.Pd pada tahun 2012. Learning Cycle membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Hal ini karena siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dan guru berperan sebagai fasilitator. Jurnal lain yang berjudul “ Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi Ketrampilan Proses Pada Pembelajaran Fisika Di Smp” yang dilakukan oleh Frety Lutfiana Saputri menjelaskan bahwa PBL berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh presentasi ketrampilan proses sains siswa berturut-turut dari kelas VII A, VII B, VII C adalah 89,53 %, 89,38% dan 85,32%. Secara keseluruhan ketrampilan proses sains dari tiga kelas tersebut termasuk kategori baik. 20 2.3. Kerangka Berpikir Pembelajaran menuntut siswa untuk memahami konsep dan penerapannya dalam soal. Jika siswa mampu memahami konsep dalam pelajaran kimia maka akan diperoleh hasil belajar yang baik. Namun, pada kenyataannya masih dijumpai hasil belajar siswa yang berada dibawah kriteria ketuntasan. Hal ini dapat disebabkan oleh penyampaian materi dan penggunaan model pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Banyak peristiwa yang ada disekitar kita yang berhubungan dengan kelarutan dan hasil kali kelarutan, contohnya pada peristiwa pengendapan kesadahan. Pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang berangkat dari masalah. Penerapan Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning akan membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam menghubungkan peristiwa yang ada dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep pembelajaran didalam kelas sekaligus sebagai variasi pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan. Berdasarkan pemaparan diatas akan dilakukan penelitian dengan menggunakan pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. 21 SMA Negeri 14 Semarang Siswa Pasif Kurang Memahami Materi Nilai rendah Kelas Eksperimen Kelas Eksperimen Pembelajaran dengan textbook Pembelajaran dengan textbook Pendalaman materi menggunakan model Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning Pendalaman materi menggunakan metode ceramah Hasil Belajar Hasil Belajar Dibandingkan Ada pengaruh positif penggunaan model Gambar 2.1 Kerangka pembelajaran LearningBerpikir Cycle berorientasi Problem Based Learning 22 2.4. Desain Pembelajaran Pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning merupakan modifikasi pembelajaran Learning Cycle dan Problem Based Learning. Pembelajaran ini terdiri dari lima langkah yang dalam pembelajarannya berangkat dari masalah. Adapun langkah-langkah pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning antara lain sebagai berikut : 1) Melibatkan ( Engagement ) Fase ini merupakan pengenalan terhadap pelajaran yang akan dipelajari. Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan konsep dasar materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. 2) Eksplorasi ( Exploration ) Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan langsung dengan berdiskusi secara kelompok membahas permasalahan mengenai kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diberikan oleh guru. 3) Menjelaskan ( Explanation ) Fase yang didalamnya ajakan atau dorongan terhadap siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase eksplorasi dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri. Untuk setiap kelompok akan mempunyai hasil yang berbeda. Pada fase ini guru bertugas sebagai fasilitator untuk menyatukan konsep yang telah diperolehh siswa melalui diskusi kelompok. 23 4) Elaborasi ( Elaboration ) Setelah siswa memahami konsep dasar dari pembelajaran yang dilakukan, guru memberikan permasalahan kepada siswa sebagai tugas untuk mengembangkan konsep yang sudah dimiliki siswa pada hal baru 5) Evaluasi ( Evaluation ) Fase penilaian terhadap seluruh pembelajaran dan pengajaran. 2.5. Hipotesis Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis bahwa : 1. Ada pengaruh positif model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Subyek Penelitian 3.1.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suharsimi, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester 2 SMA Negeri 14 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Ciri-ciri populasi dalam penelitian ini adalah: a. Siswa-siswa tersebut berada dalam tingkat kelas yang sama, yaitu kelas XI IPA SMA Negeri 14 Semarang b. Siswa-siswa tersebut berada dalam semester yang sama yaitu semester 2. c. Siswa diajar dengan kurikulum, media, dan jumlah jam pelajaran yang sama. 3.1.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsimi, 2006: 109). Pengambilan sampel akan dilakukan dengan menggunakan teknik klaster random sampling. Syarat agar dapat digunakan teknik cluster random sampling adalah kelas yang digunakan sebagai sampel mempunyai kualitas yang sama. Untuk menguji sampel yang digunakan mempunyai kualitas yang sama, dilakukan uji homogenitas dan uji rata-rata. Jika sampel homogen dan mempunyai rata-rata yang sama maka sampel dapat dikatakan mempunyai kualitas yang sama. 24 25 Uji homogenitas dan uji rata-rata merupakan uji statistika parametrik, dalam uji statistika parametrik populasi yang akan diuji harus berdistribusi normal. Sehingga terlebih dahulu harus dilakukan uji normalitas terhadap populasi. Penelitian ini akan mengambil dua kelas anggota populasi sebagai sampel. 3.2. Variabel Penelitian Variabel-variabel yang dalam penelitian ini adalah: 3.2.1 Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning. 3.2.2 Variabel Terikat Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar kimia siswa kelas XI semester 2 SMA Negeri 14 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 pokok bahasan Kelarutan dan Hasil kali kelarutan. 3.2.3 Variabel Kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar, materi pelajaran, kurikulum yang digunakan, waktu tatap muka. 3.3 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui harga parameter dari sebuah variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan desain post test only control design yaitu desain penelitian dengan hanya melihat nilai post test antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen . Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 26 Kelompok E K Tabel 3.1 Desain Penelitian Perlakuan Tes Akhir P1 T P2 T Keterangan: K : Kelas kontrol E2 : Kelas eksperimen P1 : Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning P2 : Ceramah T : Tes akhir 3.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) silabus, (2) rencana pelaksanaan pembelajaran, (3) textbook, (4) power point, (5) lembar pengamatan aspek afektif, (6) lembar pengamatan aspek psikomotorik, dan (7) tes hasil belajar kognitif. 3.4.1 Silabus Silabus yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu silabus KTSP. Silabus untuk kelas eksperimen dan kontrol secara terperinci pada lampiran 3. 3.4.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) digunakan sebagai panduan bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. RPP yang digunakan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda. Rincian RPP untuk kelas eksperimen terdapat pada lampiran 4 dan untuk kelas kontrol pada lampiran 5. 27 3.4.3 Textbook Textbook yang digunakan yaitu buku paket kimia SMA kelas XI IPA semester 2 materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan merujuk pada silabus dan kurikulum yang berlaku. 3.4.4 Power point Media power point yang digunakan merujuk pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan power point yang berbeda sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan. 3.4.5 Lembar Pengamatan Ranah Afektif Lembar pengamatan ranah afektif digunakan untuk mengukur dan menilai tingkat apresiasi siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Pengamatan ranah afektif ini dilakukan oleh dua observer. Dalam penelitian ini ditetapkan rentang skor lembar pengamatan ranah afektif dari skor 1 (satu) sampai 4 (empat). Penyusunan kriteria penskoran mengacu pada skor aspek yang telah ditetapkan. Kriteria yang menggambarkan rendahnya nilai suatu aspek diberi skor terendah, yaitu 1. Sedangkan kriteria yang menggambarkan nilai aspek yang tinggi diberi skor tertinggi, yaitu 4. 3.4.6 Lembar Pengamatan Ranah Psikomotorik Lembar pengamatan ranah psikomotorik digunakan untuk mengukur dan menilai keterampilan siswa. Penilaian ranah psikomotorik dilakukan pada proses pembelajaran saat praktikum. Penilaian ranah psikomotorik pada saat praktikum pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Penelitian ini menggunakan rentang skor lembar pengamatan aspek psikomotorik dari skor 1 (satu) sampai 4 28 (empat). Penyusunan kriteria penskoran sama dengan penskoran pada lembar pengamatan afektif. 3.4.7 Tes Hasil Belajar Kognitif Tes hasil belajar kognitif atau post test digunakan untuk mengukur dan menilai penguasaan siswa pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Tes hasil belajar kognitif yang disusun pada penelitian ini berupa tes obyektif (pilihan ganda) dengan lima pilihan jawaban dan satu jawaban tepat, terdiri atas soal C1 (jenjang kemampuan ingatan), soal C2 (jenjang kemampuan pemahaman), soal C3 (jenjang kemampuan penerapan) dan soal C4 ( jenjang kemampuan analisis) . Soal berjumlah 50 butir soal dengan waktu pengerjaan tes 90 menit. Langkah-langkah penyusunan soal uji coba tes hasil belajar kognitif yaitu: (1) Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. Jumlah butir soal yang diujicobakan 50 butir dengan alokasi waktu 90 menit. (2) Menentukan tipe atau bentuk soal. Tipe soal yang digunakan berbentuk pilihan ganda dengan lima buah jawaban dan satu pilihan jawaban yang tepat. (3) Menentukan komposisi jenjang. Komposisi jenjang dari perangkat tes yang akan diuji cobakan terdiri atas 50 butir soal yaitu: a. Aspek pengetahuan (C1) terdiri atas 8 soal = 16 % b. Aspek pemahaman (C2) terdiri atas 25 soal = 50 % c. Aspek penerapan (C3) terdiri atas 15 soal = 30 % d. Aspek penerapan (C4) terdiri atas 2 soal = 4% 29 (4) Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal (5) Menyusun butir-butir soal (6) Mengujicobakan soal (7) Menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas perangkat tes yang digunakan. 3.5 Analisis Instrumen Penelitian Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian harus dianalisis terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sudah baik atau masih memerlukan perbaikan. 3.5.1 Analisis Lembar Observasi 3.5.1.1 Validitas Lembar Observasi Instrumen lembar observasi dalam penelitian ini meliputi lembar observasi afektif dan psikomotorik. Pengujian validitas instrumen lembar observasi yaitu dengan menggunakan uji validitas konstruk. Dalam hal ini instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2008: 352). Dalam penelitian ini adalah dosen yang membimbing penelitian. Lembar observasi yang telah dikonsultasikan dan disetujui oleh dosen tersebut dikatakan valid. 3.5.1.2 Reliabilitas Lembar Observasi Untuk mencari reliabilitas lembar observasi, digunakan rumus intereters reliability r11 = Vp − Ve Vp + K − 1 Ve 30 (Mardapi, 2012: 88 – 89) Keterangan : 𝑟11 = reliabilitas instrumen Vp = varian person Ve = varian error K = jumlah observer Instrumen lembar observasi reliabel apabila r11 > 0,7. 3.5.2 Analisis Instrumen Kognitif Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) validitas, (2) daya pembeda, (3) tingkat kesukaran, dan (4) reliabilitas. 3.5.2.1 Validitas Validitas soal-soal post test dalam penelitian ini ada dua macam yaitu validitas isi soal dan validitas butir soal. (1) Validitas Isi Soal Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas isi apabila materinya telah disesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Jadi peneliti menyusun kisikisi soal berdasarkan kurikulum, selanjutnya instrumen dikonsultasikan dengan guru pengampu dan dosen pembimbing. (2) Validitas Butir Soal Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus korelasi point biserial yaitu sebagai berikut: 31 rp bis = M p − Mt St p q Keterangan: rp bis = koefisien korelasi point biserial p = proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butir soal q = proporsi siswa yang menjawab salah = 1-p Mp = rata-rata skor siswa menjawab benar pada butir soal Mt = rata-rata skor seluruh siswa St = standar deviasi skor total (Arikunto, 2006: 283-284) Hasil perhitungan rpbis kemudian digunakan untuk mencari signifikansi (thitung) dengan rumus: t hitung = r n−2 1 − r2 (Sudjana, 2005: 380) Dengan taraf signifikansi 5%, jika thitung > t(1- α) dengan dk (n-2) dan n jumlah siswa, maka butir soal tersebut valid. 3.5.2.2 Daya Pembeda Butir soal dikatakan memiliki daya beda yang baik apabila digunakan dalam tes bisa membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda soal adalah sebagai berikut: DB = BA BB − JA JB 32 Keterangan: DB : daya beda BA : banyaknya jawaban benar kelompok atas BB : banyaknya jawaban benar kelompok bawah JA : banyaknya siswa kelompok atas JB : banyaknya siswa kelompok bawah Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya bedanya disajikan pada tabel berikut. Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda Soal Interval Kriteria Sangat jelek (very poor) DP 0,00 0,00< DP 0,20 Jelek (poor) 0,20< DP 0,40 Cukup (satisfactory) 0,40< DP 0,70 Baik (good) 0,70< DP 1,00 Sangat baik (excellent) (Arikunto 2006: 218) Pada penelitian ini daya pembeda soal yang dipakai adalah baik dan sangat baik. 3.5.2.3 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal rumus yang digunakan adalah: 𝐵 IK = 𝐽𝑠 Keterangan: IK = indeks kesukaran B = Jumlah siswa yang menjawab benar Js = Jumlah seluruh peserta tes 33 Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Interval Kriteria IK = 0,00 Sangat sukar 0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 < IK < 1,00 Mudah IK = 1,00 Sangat mudah (Arikunto, 2006: 210) 3.5.2.4 Reliabilitas Suatu hasil tes dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi apabila memberikan hasil yang relatif tetap bila digunakan pada kesempatan lain. Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus KR-21 yang dinyatakan dengan rumus: r11 = k k−1 1− M(k − M) kVt Jika r11 > rtabel maka tes tersebut dikatakan reliabel Keterangan: r11 = reliabilitas soal M = rata-rata skor total k = banyaknya butir soal Vt = varians skor total (Arikunto, 2006:189) Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan reliabilitasnya disajikan pada Tabel 3.4 34 Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal Uji Coba Interval Kriteria r ≤ 0,20 Sangat rendah 0,20 < r ≤ 0,40 Rendah 0,40 < r ≤ 0,70 Sedang 0,70 < r ≤ 0,90 Tinggi 0,90 < r ≤ 1,00 Sangat tinggi 3.6 Metode Pengumpulan Data 3.6.1 Metode Dokumentasi Data yang diperoleh yaitu daftar nama siswa kelas XI IPA dan daftar nilai ujian akhir semester gasal mata pelajaran kimia kelas XI IPA Negeri 14 semarang tahun ajaran 2013/2014. Data ini diperlukan untuk analisis tahap awal. 3.6.2 Metode Observasi Metode observasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik. Pengamatan afektif dan psikomotorik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan yang digunakan memuat aspek-aspek yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur kedua aspek hasil belajar. 3.6.3 Metode Tes Metode ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar kognitif kimia siswa yang diberi model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning dan siswa yang diberi model pembelajaran ceramah materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Metode tes yang digunakan yaitu post test. Perangkat tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda dengan lima buah pilihan jawaban. 35 3.7 Analisis Data 3.7.1 Analisis Data Tahap awal Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaaan awal populasi. Pada analisis tahap awal digunakan tiga uji, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata kelas-kelas dalam populasi. 3.7.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak normal dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut: 𝑥2 = 𝑘 (𝑂𝑖−𝐸𝑖) 𝑖=1 𝐸𝑖 2 Keterangan: 𝑥 2 = chi kuadrat Oi = frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan K = banyaknya kelas Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 2 2 (1 ) ( k 3) dengan taraf signifikan 5% dan derajat H diterima jika hitung kebebasan (k-3), yang berarti bahwa distribusi data normal (Sudjana, 2005:273). 3.7.1.2 Uji Homogenitas Populasi Syarat digunakannya teknik cluster random sampling ialah apabila semua kelas yang ada dalam populasi memiliki homogenitas yang sama dan memiliki rata-rata yang sama. Oleh Karena itu sebelum teknik cluster random sampling 36 digunakan, maka dilakukan uji homogenitas populasi dan uji kesamaan rata-rata. Uji kesamaan homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. Rumusnya sebagai berikut: (𝑛𝑖 − 1)𝑆𝑖2 𝑆 = (𝑛𝑖 − 1) 2 𝐵 = (𝑙𝑜𝑔𝑆 2 ) (𝑛𝑖 − 1) 2 (ln 10)[ B (ni 1) log S i ] 2 Keterangan: Si2 = variansi masing-masing kelas S = variansi gabungan ni = banyaknya anggota dalam kelas/kelas B = koefisien Bartlett χ2 = harga konsultasi homogenitas sampel (Sudjana 2005: 263) Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut: H : populasi memiliki varians yang tidak berbeda (χ12 = χ22 = ... = χn2) H diterima jika χ2hitung < χ2tabel (1-α)(k-1) (taraf signifian 5%). Hal ini berarti varians dari populasi tidak berbeda satu dengan yang lain (homogenitasya sama). Untuk nilai selain itu tolak H. 37 3.7.1.3 Uji Kesamaan Rata-rata antar Kelas dalam Populasi (Uji ANAVA) Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan rata-rata (kualitas) dari kelaskelas dalam populasi. Hipotesis yang diajukan: H : tidak ada perbedaan rata-rata kondisi awal populasi (μ1 = μ2 =….= μn) A : terdapat minimal satu tanda tidak sama dengan (μ1 ≠ μ2 =….= μn) Pengujiannya dilakukan dengan uji F dengan bantuan tabel F dengan analisis varians sebagai berikut: 𝐹= Sumber Variasi Rata-rata Antar kelompok Dalam kelompok Total 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 Tabel 3.5 Ringkasan ANAVA Satu Jalur Dk JK KT 1 Ry R = Ry / 1 k-1 Ay A = Ay / (k-1) ∑(ni-1) Dy D = Dy / ∑(ni-1) ∑ni ∑Y2 - Keterangan: (1) Ry = jumlah kuadrat rata-rata Ry = ( X)2 n (2) Ay = jumlah kuadrat antar kelompok Ay = (3) JKtot = jumlah kuadrat total JKtot = ( Xi )2 ni − RY Xi2 (4) Dy = Jumlah kuadrat dalam kelompok Dy = Jktot – RY – AY (5) R = Kuadrat tengah ratarata (6) A = Kuadrat tengah antar kelompok (7) D = Kuadrat tengah dalam kelompok Kriteria pengujiannya adalah H diterima jika Fhitung < Ftabel (k-1) (n-k). F 𝐴 𝐷 - 38 3.7.2 Analisis Data Tahap Akhir Setelah kedua kelompok mendapat perlakuan yang berbeda kemudian diadakan tes akhir (post-test) yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. 3.8.2.1 Uji normalitas data Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan dianalisis. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat. X2 Oi Ei 2 Ei Keterangan : 2 = chi kuadrat Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan K = banyaknya kelas Membandingkan harga chi kuadrat data dengan tabel chi kuadrat dengan 2 2 taraf signifikan 5% kemudian menarik kesimpulan, jika hitung < tabel (1-α)(k-3) maka data berdistribusi normal. 3.8.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui kesamaan varians dari populasi agar menaksir dan menguji bisa berlangsung. Hipotesis yang diajukan yaitu : 39 Ho : 1 2 = 2 Ha : 1 2 2 2 2 Ho diterima apabila Fhitung F1/2 F = var ians terbesar var ians terkecil Kriteria pengujian; jika harga Fhitung< Ftabel(nb-1): (nk-1), maka kedua kelompok mempunyai varians yang sama (Sudjana, 2005 : 250). 3.8.2.3 Uji Ketuntasan Hasil Belajar Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan nilai kelompok eksperimen dan kontrol. Ketuntasan belajar individu dalam penelitian ini dilihat dari nilai postes. Hasil belajar dikatakan tuntas jika nilai postes lebih dari sama dengan 75. Ketuntasan belajar diuji dengan uji t (Sudjana, 2004: 239) sebagai berikut: t= ×− µ0 𝑆/ 𝑛 Keterangan : x = rata-rata hasil belajar s = simpangan baku n = banyaknya siswa Hipotesis: Ho : µ < 75 Ha : µ ≥ 75 Kriteria yang digunakan adalah: Ha diterima jika thitung >t(n-1)(1-α). 40 Masing-masing kelompok eksperimen selain dihitung ketuntasan belajar individu juga dihitung ketuntasan belajar klasikal (keberhasilan kelas).Menurut Djamarah (2010:108) keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal ialah sebagai berikut: % = 𝑥 × 100% 𝑛 Keterangan: n = jumlah seluruh siswa 𝑥 = jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar 3.8.2.4 Analisis terhadap pengaruh antar variabel Rumus yang digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel adalah : rb (Y1 Y2 ) pq u.Sy Keterangan : rb = koefisien biserial Y1 = rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen Y2 = rata-rata hasil belajar kelompok kontrol p = proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen q = proporsi pengamatan pada kelompok kontrol 41 u = Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q Sy = Simpangan baku dari kedua kelompok (Sudjana, 2005: 390) Tingkat hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel. Tabel 3.6 Pedoman Koefisien Korelasi Biserial (Rb) Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat (Sugiyono, 2010 : 216) 3.8.2.5 Penentuan Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan koefisien yang menyatakan berapa persen (%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat, dalam hal ini pengaruh penggunaan metode pembelajaran eksperimenterhadap hasil belajar siswa Rumus yang digunakan adalah : KD = rb2 x 100% dimana, KD : koefisien determinasi rb : indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rb koefisien biserial 42 3.8.2.6 Analisis Deskriptif Untuk Data Ranah Afektif Dan Psikomotorik Pada analisis tahap akhir digunakan data belajar efektif dan psikomotorik. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai efektif dan psikomotorik siswa baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Untuk mengetahui hasil penelitian, maka dilakukan analisis data yang diperoleh dari data hasil penelitian. Analisis soal uji coba, analisis data tahap awal dan analisis data akhir. Analisis data tersebut akan menghasilkan simpulan apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Hasil Analisis Soal Uji Coba Analisis soal uji coba yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelayakan soal untuk digunakan dalam penelitian. Analisis untuk soal uji coba tersebut meliputi (1) validitas soal, (2) daya pembeda, (3) tingkat kesukaran dan (4) reliabilitas soal. 4.1.1.1 Validitas Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk validitas soal seperti pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Analisis Validitas Uji coba soal Nomor Soal Uji Coba 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 20, 21, 23, 24, 26, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 48, 50 Tidak Valid 1, 3, 10, 12, 14, 17, 18, 19, 22, 25, 27, 28, 29, 32, 41, 46, 49 Kriteria Valid 43 44 Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 8. 4.1.1.2 Daya Pembeda Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk validitas soal seperti pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil analisis daya pembeda butir soal Kriteria Nomor Soal Sangat Jelek 12, 27, 32, 46 Jelek 17, 18, 19, 20, 25, 28, 29, 49 Cukup 1, 2, 3, 4, 5, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 22, 23, 26, 30, 31, 33, 34, 36, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 48 Baik 6, 7, 8, 9, 21, 24, 35, 37, 38 Sangat Baik 50 Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 9. 4.1.1.3 Tingkat Kesukaran Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk validitas soal seperti pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil analisis Tingkat Kesukaran. Kriteria Nomor Soal Sangat Mudah Mudah 1, 3, 4, 5, 11, 14, 15, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 31, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45, 49 Sedang 2, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 21, 27, 32, 35, 46, 48, 50 Sukar 10, 16, 17, 19, 30, 33, 34, 43, 47 Sangat Sukar - 45 Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 10. Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang mempunyai kriteria valid yaitu apabila dalam perhitungan didapat thitung > ttabel, selain itu soal yang digunakan juga harus memenuhi daya beda lebih besar dari 0,2. Data hasil analisis kriteria soal disajikan pada Tabel 4.4. Kriteria Dipakai Dibuang Tabel 4.4 Data Analisis Kriteria Soal Nomor Soal Uji Coba 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 20, 22, 24, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 50 1, 3, 10, 12, 14, 17, 18, 19, 21, 23, 25, 26, 27, 30, 39, 41, 46, 49 4.1.1.4 Reliabilitas Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh reliabilitas soal uji coba sebesar 0,710. Perhitungan untuk reliabilitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 11. Hasil Analisis Tahap Awal Hasil analisis data tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaaan awal populasi. Selain itu, hasil analisis data tahap awal ini juga sebagai syarat untuk teknik pengambilan sampel secara cluster random sampling. Pada analisis tahap awal digunakan tiga uji, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata kelas-kelas dalam populasi. Data awal populasi kelas XI IPA yang berjumlah 3 kelas disajikan pada Tabel 4.5 berikut ini: 46 Tabel 4.5 Data Awal Populasi Rata-rata SD Skor Skor Tertinggi Terendah XI IPA 1 30 73,20 9,43 88 51 XI IPA 2 30 74,73 8,03 86 53 XI IPA 3 28 74,21 7,01 85 57 XI IPA 4 28 74,93 7,28 88 57 (Sumber: Administrasi kesiswaan SMA Negeri 14 Semarang tahun pelajaran Kelas N 2013/2014) 4.1.1.5 Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak normal dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik. Hasil perhitungan uji normalitas data tahap awal disajikan pada Tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Awal No. Kelas χ2hitung χ2tabel Kriteria 1 XI IPA 1 7,3968 7,815 Berdistribusi normal 2 XI IPA 2 6,7547 7,815 Berdistribusi normal 3 XI IPA 3 1,9047 7,815 Berdistribusi normal 4 XI IPA 4 4,2238 7,815 Berdistribusi normal (Sumber: olah data hasil penelitian) Berdasarkan uji normalitas data populasi diperoleh χ2hitung ≤ χ2tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua kelas telah berdistribusi normal sehingga memenuhi syarat dalam menentukan uji statistika yang digunakan yaitu menggunakan uji statistik parametrik.. Perhitungan uji normalitas data tahap awal terdapat pada lampiran 13. 4.1.1.6 Hasil Uji Homogenitas Populasi Teknik cluster random sampling dapat digunakan apabila data memiliki kualitas yang sama, salah satunya memiliki homogenitas yang sama. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh χ2hitung = 3,061 dan χ2tabel = 7,81 sehingga diperoleh χ2hitung 47 < χ2tabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa populasi memiliki homogenitas yang sama sehingga pengambilan sampel dapat dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14. 4.1.1.7 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata antar Kelas dalam Populasi (Uji Anava) Uji kesamaan rata-rata antar kelas dalam populasi dilakukan untuk mengetahui kesamaan rata-rata dari populasi yang ada. Berdasarkan hasil analisis uji kesamaan rata-rata keadaan awal populasi diperoleh Fhitung = 0,225 dan Ftabel = 2,704 sehingga Fhitung < Ftabel. Dengan demikaian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata dari ketiga anggota populasi tersebut. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15. Analisis Data Tahap Akhir Tujuan dari analisis tahap akhir adalah untuk menjawab hipotesis yang telah dikemukakan. Data yang digunakan untuk analisis tahap ini adalah data nilai post test, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Analisis Nilai Posttest Analisis nilai posttest dilakukan dengan uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji ketuntasan hasil belajar, analisis pengaruh antar variabel, penentuan koefisien determinasi, analisis nilai afektif, psikomotorik, dan analisis angket. Adapun hasil analisis posttest yaitu sebagai berikut : 4.1.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat pada Tabel 4.7. 48 Kelas Eksperimen Kontrol Tabel 4.7 Data Nilai Posttest RataN SD rata 30 77,93 9,42 30 70,77 8,57 Nilai Tertinggi 90 83 Nilai Terendah 53 53 4.1.1.2 Uji Normalitas Hasil uji normalitas data nilai posttest terdapat padaTabel 4.8. Kelas Eksperimen Kontrol Tabel 4.8 Hasil uji Normalitas data Nilai Posttest DK Kriteria 𝝌𝟐 hitung 𝝌𝟐 table 7,26 3 7,81 Normal 5,33 3 7,81 Normal Data yang dianalisis adalah nilai posttest materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil untuk 𝜒 2 hitung setiap data<𝜒 2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya memakai statistika parametrik. 4.1.1.3 Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Bassed Learning pada pembelajaran kimia. Data posttest dianalisis menggunakan uji terhadap pengaruh antar variabel, penentuan koefisien determinasi dan uji ketuntasan hasil belajar. 4.1.1.4.1 Analisis Terhadap Pengaruh Antar Variabel Untuk menentukan besarnya pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Bassed Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan digunakan rumus koefisien korelasi biserial. 49 Berdasarkan data diperoleh besarnya Y1 = 77,93; Y2 = 70,77; Sy = 9,01; p = 0,50; q = 0,50 dan u = 0.3988, sehingga perhitungan selanjutnya pada lampiran 20, menghasilkan koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa (rb) sebesar 0,498. 4.1.1.4.2 Penentuan Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar (rb) sebesar 0,498, sehingga besarnya koefisien determinasi (KD) adalah 24,84%. Jadi, besarnya pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok larutan kelarutann dan hasil kali kelarutan adalah sebesar 24,84%. 4.1.1.4.3 Uji Ketuntasan Hasil Belajar Uji ketuntasan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat mencapai ketuntasan belajar atau tidak. Untuk mengetahui ketuntasan belajar individu dapat dilihat dari data hasil belajar siswa. Siswa dikatakan belajar jika hasil belajarnya mandapat nilai 75 atau lebih. Hasil uji ketuntasan dimuat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Uji Ketuntasan Belajar kelas Eksperimen dan kontrol Kelas thitung T(0,95)(n-1) Kriteria Eksperimen 1,704 1,700 Tuntas kontrol -2,703 1,700 Belum Tuntas Hasil perhitungan uji ketuntasan belajar untuk kelas eksperimen diperoleh thitung < t(0,95)(n-1), dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih dari 75 atau dapat dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar. 50 Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh thitung > t(0,95)(n-1), dapat dinyatakan bahwa kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar. 4.1.1.4.4 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Afektif Penilaian dilakukan dengan penilaian afektif selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa dan aspek mana yang perlu dibina dan dikembangkan lagi. Rata-rata nilai afektif kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4. 10 Rata-rata Nilai Afektif pada Kelas Eksperimen dan kontrol Kelas eksperimen Kelas kontrol No Aspek Nilai Kriteria Nilai Kriteria rerata rerata 1 Kehadiran siswa di kelas 3,73 Sangat baik 3,5 Sangat baik 2a. Perhatian dalam 3,73 Sangat baik 3,1 Baik mengikuti pelajaran 3 Tanggung jawab dalam 3,43 Baik 3,4 Baik mengerjakan tugas 4 Keaktifan dikelas 3,7 Sangat baik 3,33 Baik 5 Menjadi pendengar yang 3,46 Baik 3,36 Baik baik 6 Kerjasama dalam 3,73 Sangat baik 3,1 Baik kelomok Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan rata-rata nilai ranah afektif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. 4.1.1.4.5 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Psikomotorik Ranah psikomotorik yang digunakan untuk menilai siswa ada 6 aspek. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang 51 dimiliki siswa untuk dibina dan dikembangkan. Rata-rata nilai psikomotorik kelas kesperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel 4. 11 Rata-rata Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol No Aspek Nilai rataKriteria Nilai rata- Kriteria rata rata 1b. Kehadiran siswa 3,7 Sangat baik 3,33 Baik 2 Persiapan siswa 3,83 Sangat baik 3,3 Baik dalam melaksanakan praktikum 3 Kemampuan siswa 3,86 Sangat baik 3,33 Baik dalam bekerjasama dalam kelompok 4 Kecakapan siswa 3,46 Baik 3,56 Baik dalam melakukan percobaan 5 Kebersihan dan 3,2 Baik 3,2 Baik kerapian tempat serta alat percobaan 6 Kemampuan siswa 3,06 Baik 3,06 Baik dalam membuat laporan Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan rata-rata nilai ranah psikomotorik praktikum kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa SMA N 14 Semarang pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA SMA N 14 Semarang tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa 52 sebanyak 118 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random samplingyaitu pengambilan sampel secara acak dengan terlebih dahulu melakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata keadaan awal populasi terhadap UAS 1 kimia kelas XI IPA. Berdasarkan perhitungan menggunakan uji anava, diperoleh harga Fhitung = 0,225 sedangkan Ftabel =2,704. Harga Fhitung< Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing kelas berdistribusi normal, mempunyai varians yang sama (homogen) serta tidak terdapat perbedaan rata-rata kelas sehingga dapat dilakukan pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling. Berdasarkan hasil pengundian terpilih kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2014 di SMA N 14 Semarang. Alokasi Waktu pembelajaran pada kedua kelas relatif sama yakni 10 jam pelajaran dalam 4 kali pertemuan untuk pembelajaran di kelas termasuk praktikum, dan 1 kali pertemuan untuk posttest. Berdasarkan hasil perhitungan uji t dapat ditarik kesimpulan bahwa rerata nilai post test kelompok eksperimen (77,93) lebih baik dibandingkan rerata nila post test kelas kontrol (70,77). Untuk membuktikan kebenaran hipotesis maka perlu dilakukan uji pengaruh antar variabel. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa (rb) sebesar 0,498. Tanda positif pada harga rb menunjukkan bahwa antara penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok kelarutan dan hasil kali 53 kelarutan terdapat hubungan yang searah atau terjadi korelasi positif. Hal ini berarti bahwa pembelajaran yang menerapkan Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning membuat siswa memiliki hasil belajar yang lebih baik. Menurut pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi pada Sugiyono (2005: 215), nilai rb sebesar 0,498 berada diantara 0,40 – 0,599, yang menyatakan bahwa hubungan antara penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah hubungan yang sedang. Koefisien korelasi biserial (rb) yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menghitung koefisien determinasi (KD) dengan rumus rb2 x 100%. Perhitungan menghasilkan koefisien determinasi (KD) sebesar 24,84%. Artinya metode pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning memberikan pengaruh terhadap hasil belajar kimia materi larutan penyangga dan hidrolisis sebesar 24,84%. Hal ini berarti faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar sebesar 75,16%. Faktor-faktor tersebut seperti tingkat kesulitan materi, media pembelajaran, serta sarana dan prasarana. Dari hasil perhitungan ketuntasan hasil belajar, nilai ketuntasan untuk kelas eksperimen juga lebih baik yaitu 60% atau 18 dari 30 siswa mencapai batas nilai tuntas, sedangkan untuk kelas kontrol mencapai nilai ketuntasan sebesar 33% atau 10 dari 30 siswamencapai batas nilai tuntas. Meskipun baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol belum mampu mencapai ketuntasan klasikal. Batas nilai tuntas yang digunakan sesuai dengan batas nilai tuntas yang ditentukan 54 berdasarkan kebijakan yang digunakan di SMA Negeri 14 Semarang yaitu dengan batas nilai tuntas 75. Selain penilaian ranah kognitif, dilakukan juga penilaian pada ranah afektif dan psikomotori. Berdasarkan data analisis ranah afektif pada tabel 4.7, kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi pada tiga aspek yaitu perhatian dalam mengikuti pelajaran, keaktifan dikelas dan kerjasama dalam kelompok. Perbedaan hasil ketiga aspek tersebut dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen. Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang merupakan pembelajaran dengan berpusat pada masalah, sehingga siswa lebih aktif dalam belajar maupun diskusi kelompok.Ranah psikomotorik ditunjukkan pada tabel 4.8, kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol pada tiga aspek yaitu kehadiran siswa, persiapan sebelum praktikum dan kemampuan dalam kerja kelompok. Penerapan Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning membuat siswa lebih aktif dibandingkan dengan metode ceramah. Terlihat bahwa siswa pada kelas eksperimen lebih aktif dalam persiapan tanpa menunggu perintah dari guru dan juga lebih baik dalam bekerja sama dengan kelompok dalam melakukan kegiatan praktikum. Hal ini berbanding lurus dengan hasil nilai kognitif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan pikiran siswa, tetapi sikap didalam kelas juga ikut berpengaruh. BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut. 1. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa SMA N 14 Semarang kelas XI semester 2 materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. 2. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa SMA N 14 Semarang kelas XI semester 2 materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan sebesar 24,84% 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah : 1. Guru kimia dapat menerapkan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi PBL dalam pembelajaran sebagai variasi metode mengajar. 2. Pembiasaan pada siswa untuk bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan perlu dilakukan agar siswa terbiasa aktif. 55 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan( Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksra. Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, S.B. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamdani.2011. Belajar dan pembelajaran berbasis komputer. Bandung : Pustaka Setia. Hartono. 2013. Learning Cycle-7E Model to Increase Student’s Critical Thinking on Science. Jurnal pembelajaran fisika ISSN 1693-1246 Huda,Miftahul. 2011.Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Huda,Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran Penilaian Evaluasi Pendidikan. Yogjakarta: Nuha Medika. Pribadi , Benny A. 2009.Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga Rifa’i, Achmad & Anni, Chatarina Tri. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT UNNES Press. 56 57 Santoso, J.T.B. 2011. Strategi Pembelajaran Akuntansi. Semarang: Ghyyas Putra. Saputri, Frety Lutfiana .2013. Pembelajaran Berbasis Masalah BERORIENTASI Ketrampilan Proses Pada Pembelajaran Fisika di SMP. Jurnal pembelajaran fisika ISSN 2301-9794 Soeprodjo. 2012. Hand Out Statistik untuk Pendidikan Kimia. Semarang: FMIPA UNNES. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. . 2006. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono, 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Widhy, Purwanti.2012. Pembelajaran Learning Cycle Sebagai Upaya Menciptakan Sains yang Bermakna. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. 58 Lampiran 1 DAFTAR NILAI SISWA SMA NEGERI 14 SEMARANG Mata Pelajaran :KIMIA Materi pelajaran :kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan TAHUN AJARAN KELAS No XI 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012 1 2 3 4 IPA 1 IPA 2 IPA 3 IPA 4 KKM 59,71 60,42 58,25 64 54,62 57,48 62,78 65 65,77 69,30 66,24 70 69,75 67,93 66,35 70,22 75 2012/2013 64,22 66,42 69,36 66,77 75 59 Lampiran 2 DAFTAR NAMA SISWA No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 NAMA Aldi Choiril Ghanaa Aldi Nugroho Kusnianto Alif Patriya Amalia Novitasari Anita Putri Octaviani Aqilatul Fitri Dyah S. Ara Lalitya Prabhaswara Ardika Setyawan Ayu Nuansa Ramadhani Dauci Deny Dwiputra Helmi Ega Brilianti Fadila Nur Anisa Fiqi Ashifa Nur Pramesthi Imanda Fikri Aulinda Khusnul Khotimah Mawas Kuntumk Khairu U. Meta Nandasari Mirza Balanca Mitha Diana Puspitarini Muhammad Aditya Wijianto Muhammad Ghufron Muhammad Hafizhan Shidqi Orysa Diva Safira Rizki Prasetya Aji Wibowo Safina Yulianarrahma Sasna Khairunnisa Wibowo Sylviana Budiarti Yosita Silvia Ambarwati Yuni Devi Lestari No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 NAMA Adna Gian Sunindya Afifah Nur'aini Annisa Dea Arini Ulfa Hidayati Ayuk Dwi Kurniasih Diffa Ajuba Zulfailmy Durrotum Millatina Ema Septiani Erma Yulia Saputri Faisal Ranjai A.P. Firda Wirananda Galuh Septia Cahyani Gita Anggraini Hamba Panji Saputra Handika Kiswantoro Karlinda Alicia Rachmawati Kiky Alefinia Wandansari Moch. Rizky Andika W. Novida Henidar Pratanda Pandeana Putri S. Putri Citra Tunggal Dewi Reza Kurniawan Riskia Jordy Rosiana Selvy Agdiata Rusdiana Mexithalia Sanisa Eka Setiyaningrum Siti Fatimah Suko Basuki Syavira Vinda Wibowo Virginia Arumdhani Ardian Lampiran 3 SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 14 Semarang Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : XI/2 Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. Alokasi Waktu : 10 jam (2 jam untuk UH) Kompetensi dasar Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan. Materi Pembelajaran Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kegiatan Pembelajaran Indikator Merancang suatu percobaan untuk meramalkan pembentukan endapan dan pengaruh ion sejenis Memahami proses pembentukan endapan Mengetahui adanya pengaruh ion sejenis Menjelaskan pengertian kelarutan dan hasil kali Memahami pengertian kelarutan dan hasil kali Penilaian Jenis tagihan Tugas individu Tugas kelompok Ulangan Bentuk instrumen Performans Alokas i Waktu 10 jam Sumber/ bahan/al at Sumbe r Buku kimia Bahan Lembar kerja, Bahan/al at untuk praktek 60 Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian kelarutan serta pengaruh ion sejenis kelarutan Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air Menentukan konsentrasi ion suatu larutan dari harga Ksp-nya Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya (kinerja dan sikap), laporan tertulis, Tes tertulis Menghitung pH suatu senyawa elektrolit berdasarkan harga Kspnya Memperkirakan kemungkinan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp Alokas Sumber/ i bahan/al Waktu at Menentukan pH larutan dari harga Ksp-nya Menentukan konsentrasi ion suatu larutan beradasarkan pH larutan Menghitung harga Qc untuk menentukan kemungkinan terbentuknya endapan Memahami kegunaan Ksp 61 Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokas Sumber/ i bahan/al Waktu at dalam kehidupan seharihari 62 63 Lampiran 4 Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. Satuan Pendidikan : SMA Negeri 14 Semarang Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : XI / 2 Pertemuan ke :2 Materi Pokok : Kelarutan dan hasil Kali kelarutan Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya II. Kompetensi Dasar Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan III. Indikator A.Kognitif 1. Produk a) Menjelaskan pengertian hasil kali kelarutan b) Menentukan konsentrasi ion suatu larutan dari harga Ksp-nya c) Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan 64 2. Proses a) Melaksanakan diskusi mengenai pengaruh penambahan ion senama dalam larutan b) Menghitung konsentrasi ion suatu larutan berdasarkan harga Ksp c) Menyimpulkan hasil diskusi secara berkelompok B.Psikomotor a) Menghitung pengaruh penambahan ion senama dalam larutan C.Afektif 1. Karakter/ Sikap a) Santun b) Jujur c) Tanggung jawab d) Disiplin e) Toleransi f) Percaya diri g) Cermat h) Aktif 2. Ketrampilan sosial a) Mengkomunikasikan hasil diskusi dengan baik b) Bekerjasama dengan baik dalam satu kelompok c) Aktif memberikan tanggapan saat diskusi IV. Tujuan Pembelajaran A.Kognitif 1. Produk a) Siswa dapat menjelaskan pengertian hasil kali kelarutan b) Siswa dapat menentukan konsentrasi ion suatu larutan dari harga Ksp-nya c) Siswa dapat menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan 65 2. Proses a) Siswa dapat melaksanakan diskusi mengenai pengaruh penambahan ion senama dalam larutan b) Siswa dapat menghitung konsentrasi ion suatu larutan berdasarkan harga Ksp c) Siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi secara berkelompok B.Psikomotor a) Siswa dapat menghitung pengaruh penambahan ion senama dalam larutan C.Afektif 1. Karakter/ Sikap a) Santun b) Jujur c) Tanggung jawab d) Disiplin e) Toleransi f) Percaya diri g) Cermat h) Aktif 2. Ketrampilan sosial a) Siswa dapat mengkomunikasikan hasil diskusi dengan baik b) Siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam satu kelompok c) Siswa dapat aktif memberikan tanggapan saat diskusi V. Materi Pembelajaran 1. Kelarutan Kelarutan (solubility) suatu zat dalam pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a. Jenis Pelarut Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa non-polar yang lebih mudah larut di pelarut non-polar. b. Temperatur/suhu Kelarutan suatu zat akan semakin besar jika suhu dinaikkan. 66 2. Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kita lihat larutan jenuh perak klorida yang bersentuhan dengan perak klorida padat. Kesetimbangan larutannya dapat dinyatakan sebagai AgCl(s) Ag+(aq) + Cl-(aq) Karena garam seperti AgCl dianggap sebagai elektrolit kuat, semua AgCl yang larut dalam air dianggap terurai sempurna menjadi ion Ag+ dan Cl-. Kita mengetahui bahwa untuk reaksi heterogen, konsentrasi padatan adalah konstanta. Jadi, kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangan untuk pelarutan AgCl sebagai Ksp = [Ag+] [ Cl-] Dimana Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan atau ringkasnya hasil kali kelarutan. Secara umum, hasil kali kelarutan suatu senyawa ialah hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya, dimana masing-masing dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya di dalam persamaan kesetimbangan. 3. Hubungan Kelarutan (s) dengan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion zat terlarut diketahui. Contoh: Hitung kelarutan garam AgCl dalam air, jika Ksp AgCl = 1,8.10-10. Penyelesaian: Misal kelarutan AgCl = s mol/L AgCl(s) ⇌ Ag+(aq) + Cl-(aq) s s s Ksp AgCl(s) = [Ag+] [Cl-] 1,8x10-10 =sxs 1,8x10-10 = s2 s = 1,8 × 10−10 s = 1,3 x 10-5 mol/L Kelarutan AgCl(s) = 1,3x10-5 mol/L VI. Metode Pembelajaran Metode : Learning Cycle, Problem Based Learning diskusi, tanya jawab 67 VII. Kegiatan Pembelajaran No. Langkah 1. Kegiatan Awal (Apersepsi) Kegiatan Pembelajaran 1. Guru memberi salam dan membuka Alokasi Waktu 10 menit pelajaran 2. Guru mengabsen kehadiran siswa 3. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan membahas hasil praktikum yang telah dilakukan siswa pada pertemuan sebelumnya mengenai pengaruh ion sejenis 2. Kegiatan Inti 1. Engagement 70 menit 1. Siswa mendengarkan penjelasan materi mengenai penambahan senama ion dengan menggunakan contoh dari guru dengan cermat dan bertanggung jawab 2. Siswa menjadi dibagi 8 68 kelompok.(Disiplin, santun, Aktif ) 3. Guru memberikan materi diskusi mengacu pada hasil praktikum yang telah dilakukan 2. Exploration 1. Siswa mulai berdiskusi mengenai hasil praktikum yang telah dilaksanakan. (disiplin, bertanggung jawab) 2. Siswa menulis hasil diskusi pada selembar kertas.(santun, cermat) 3. Explanation 1. Perwakilan dari masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusi didepan kelas. (Cermat, Aktif,Percaya diri ) 2. Guru memberikan penjelasan lanjut lebih mengenai hasil diskusi. 69 4. Elaborasi 1. Siswa mengerjakan soal latihan yang ada di buku paket. (Aktif ) 2. Siswa mengerjakan soal latihan didepan kelas.(percaya diri, aktif) 5. Evaluation 1. Guru memberikan klarifikasi dan penguatan mengenai konsep materi yang telah diberikan selama pembelajaran berlangsung 2. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi yang telah berlangsung 3. Penutup 1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pertemuan selanjutnya 3. Guru pelajaran menutup dengan mengucapkan salam 10 menit 70 VIII. Media dan Sumber Belajar Media Sumber Belajar : Media elektronik, LCD, spidol,Whiteboard. : Buku Kimia yang relevan. IX. Penilaian a) Kognitif Prosedur : Tertulis Instrumen : Latihan soal dan tugas rumah b) Afektif X. Prosedur : Observasi langsung Instrumen : Lembar observasi aspek afektif Alat Evaluasi 1. Jelaskan arti dari masing-masing istilah berikut ini: a. Kelarutan (s) 2. Tulislah persamaan b. Hasil kali kelarutan (Ksp) kesetimbangan senyawa-senyawa berikut dan persamaan tetapan hasil kali kelarutannya! a. Mg(OH)2 b. Ag2CrO4 3. Tulislah hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk elektrolit berikut: a. Ca3(PO4)2 b. AgCl 4. Jika diketahui konsentrasi Ca2+ dalam larutan jenuh CaF2 = 2 x 10-4 mol/L , maka hasil kali kelarutan CaF2 adalah ... 5. Diketahui Ksp AgCl adalah 4x 10-10 a. Berapa kelarutan AgCl dalam air ? b. Berapa kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,01 M ? 71 JAWABAN 1.a. Kelarutan adalah jumlah maksimum (mol atau gram) zat yang dapat larut dalam volume pelarut tertentu dan pada suhu tertentu hingga mementuk kesetimbangan kimia. 1.b. Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi tiap ion dipangkatkan dengan koefisien masing-masing. 2.a. Mg(OH)2(s) ⇌ Mg2+(aq) + 2OH-(aq) s s 2s 2+ Ksp Mg(OH)2 = [Mg ] [OH-]2 2.b. Ag2CrO4(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CrO42-(aq) s 2s s + 2 Ksp Ag2CrO4 = [Ag ] [CrO42-] 3.a. Ca3(PO4)2 (s) ⇌ 3Ca2+(aq) + 2PO43-(aq) s 3s 2s 2+ 3 Ksp Ca3(PO4)2 = [Ca ] [PO43-]2 = (3s)3 x (2s)2 = 108 s5 3.b. AgCl (s) ⇌ Ag+(aq) + Cl-(aq) s s s + Ksp MgF2 = [Ag ] [Cl-] =sxs = s2 4. CaF2(s) ⇌ Ca2+ (aq) + 2 F- (aq) 2 x 10-4 2(2 x 10-4) Ksp = [Ca2+] [F-]2 = [ 2 x 10-4] [4 x 10-4]2 = 2 x 10-4 . 16 x 10-8 = 32 x 10-12 = 3,2 x 10-11 5. a. AgCl(s) ⇌ Ag+ (ag) + Cl- (ag) s s Ksp AgCl = s2 4 x 10-10 = s2 4 𝑥 10−10 = s 72 2 x 10-5 = s b. Ksp AgCl = [Ag+] [Cl-] 4 x 10-10 = [Ag+] [ 0,01] = [Ag+] [ 10-2] [Ag+] = 4 x 10-8 M/L Semarang, 20 Maret 2014 Mengetahui, Guru Kimia Praktikan, Priyastuti Yulia, S.Pd NIP. 19570212 198111 2 001 Waridi NIM. 4301410077 73 Kontrol RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 14 Semarang Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : XI / 2 Pertemuan ke :1 Materi Pokok : Kelarutan dan hasil Kali kelarutan Alokasi Waktu : 2 x 45 menit II. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya III. Kompetensi Dasar Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan IV. Indikator A.Kognitif 1. Produk a) Memahami pengertian tetapan hasil kali kelarutan b) Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut c) Menghubungkan tetapan hasilkali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya d) Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air e) Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya 74 2. Proses a) Melaksanakan diskusi mengenai hubungan antara tetapan hasil kali kelarutan dan kelarutan b) Menyimpulkan hasil diskusi secara berkelompok B.Psikomotor a) Menghitung kelarutan dan hasil kali kelarutan pada suatu senyawa. C.Afektif 1. Karakter/ Sikap a) Santun b) Jujur c) Tanggung jawab d) Disiplin e) Toleransi f) Gotong royong g) Percaya diri h) Cermat 2. Ketrampilan sosial a) Mengkomunikasikan hasil diskusi dengan baik b) Bekerjasama dengan baik dalam satu kelompok c) Aktif memberikan tanggapan saat diskusi 75 V. Tujuan Pembelajaran A.Kognitif 1. Produk a. Siswa dapat memahami pengertian tetapan hasil kali kelarutan b. Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut c. Siswa dapat menghubungkan tetapan hasilkali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya d. Siswa dapat menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air e. Siswa dapat menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya 2. Proses a) Siswa dapat melaksanakan diskusi mengenai hubungan antara tetapan hasil kali kelarutan dan kelarutan b) Siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi secara berkelompok B.Psikomotor a) Menghitung kelarutan dan hasil kali kelarutan pada suatu senyawa. C.Afektif 1. Karakter/ Sikap a) Santun b) Jujur c) Tanggung jawab d) Disiplin e) Toleransi f) Gotong royong g) Percaya diri h) Cermat 76 i) Teliti j) Aktif 2. Ketrampilan sosial a) Siswa dapat mengkomunikasikan hasil diskusi dengan baik b) Siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam satu kelompok c) Siswa dapat aktif memberikan tanggapan saat diskusi VI. Materi Pembelajaran 4. Kelarutan Kelarutan (solubility) suatu zat dalam pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: c. Jenis Pelarut Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa non-polar yang lebih mudah larut di pelarut non-polar. d. Temperatur/suhu Kelarutan suatu zat akan semakin besar jika suhu dinaikkan. 5. Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kita lihat larutan jenuh perak klorida yang bersentuhan dengan perak klorida padat. Kesetimbangan larutannya dapat dinyatakan sebagai AgCl(s) Ag+(aq) + Cl-(aq) Karena garam seperti AgCl dianggap sebagai elektrolit kuat, semua AgCl yang larut dalam air dianggap terurai sempurna menjadi ion Ag+ dan Cl-. Kita mengetahui bahwa untuk reaksi heterogen, konsentrasi padatan adalah konstanta. Jadi, kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangan untuk pelarutan AgCl sebagai Ksp = [Ag+] [ Cl-] Dimana Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan atau ringkasnya hasil kali kelarutan. Secara umum, hasil kali kelarutan suatu senyawa ialah hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya, dimana masingmasing dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya di dalam persamaan kesetimbangan. 77 6. Hubungan Kelarutan (s) dengan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion zat terlarut diketahui. Contoh: Hitung kelarutan garam AgCl dalam air, jika Ksp AgCl = 1,8.10-10. Penyelesaian: Misal kelarutan AgCl = s mol/L AgCl(s) ⇌ Ag+(aq) + Cl-(aq) s s s Ksp AgCl(s) = [Ag+] [Cl-] 1,8x10-10 = s x s 1,8x10-10 = s2 s = 1,8 × 10−10 s = 1,3 x 10-5 mol/L Kelarutan AgCl(s) = 1,3x10-5 mol/L VII. Metode Pembelajaran Metode : Ceramah VIII. Kegiatan Pembelajaran No. Kegiatan Pembelajaran Waktu Kegiatan Awal 1. Guru mengucapkan salam kepada siswa. 1 2. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengajak siswa 10 menit berdoa sesuai keyakinan masing-masing. 3. Guru memeriksa kehadiran siswa. Kegiatan Inti Eksplorasi 2 1. Guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran. 2. Guru memberikan suatu peristiwa ketika mereka melarutkan gula yang dapat mengundang keingin 75 menit 78 tahuan siswa. Elaborasi 1. Guru menjelaskan tentang definisi kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. 2. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru 3. Guru memberikan soal tentang kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. 4. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru secara individu Konfirmasi 1. Perwakilan siswa maju mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru. 2. Guru bersama siswa mengecek hasil jawaban siswa di papan tulis. 3. Guru menyampaikan apakah ada siswa yang kurang paham mengenai materi atau soal-soal yang telah diberikan. Kegiatan Penutup 1. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan. 3 2. Guru memberikan pekerjaan rumah dan menyampaikan kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya. 3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa. IX. Media dan Sumber Belajar Media Sumber Belajar : Media elektronik, LCD, spidol,Whiteboard. : Buku Kimia yang relevan. 15 menit 79 X. Penilaian a) Kognitif Prosedur : Tertulis Instrumen : Latihan soal dan tugas rumah b) Afektif XI. Prosedur : Observasi langsung Instrumen : Lembar observasi aspek afektif Alat Evaluasi 6. Jelaskan arti dari masing-masing istilah berikut ini: b. Kelarutan (s) b. Hasil kali kelarutan (Ksp) 7. Tulislah persamaan kesetimbangan senyawa-senyawa berikut dan persamaan tetapan hasil kali kelarutannya! b. Mg(OH)2 b. Ag2CrO4 8. Tulislah hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk elektrolit berikut: c. Ca3(PO4)2 b. AgCl 9. Sebanyak 7,8 mg Al(OH)3 dapat larut dalam 200 mL air. Hitunglah hasil kali kelarutan Al(OH)3. (Ar Al=27; O=6; H=1) 10. Pada suhu tertentu 0,35 gram BaF2 larut dalam air murni membentuk 1 liter larutan jenuh. Hasil kali kelarutan BaF2 pada suhu tersebut adalah.... (Ar Ba=137; F=19) Jawaban 1.c. Kelarutan adalah jumlah maksimum (mol atau gram) zat yang dapat larut dalam volume pelarut tertentu dan pada suhu tertentu hingga mementuk kesetimbangan kimia. 1.d. Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi tiap ion dipangkatkan dengan koefisien masing-masing. 2.c. Mg(OH)2(s) ⇌ Mg2+(aq) + 2OH-(aq) s s 2s 80 Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+] [OH-]2 2.d. Ag2CrO4(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CrO42-(aq) s 2s s + 2 Ksp Ag2CrO4 = [Ag ] [CrO42-] 3.c. Ca3(PO4)2 (s) ⇌ 3Ca2+(aq) + 2PO43-(aq) s 3s 2s 2+ 3 Ksp Ca3(PO4)2 = [Ca ] [PO43-]2 = (3s)3 x (2s)2 = 108 s5 3.d. AgCl (s) ⇌ Ag+(aq) + Cl-(aq) s s s + Ksp MgF2 = [Ag ] [Cl-] =sxs = s2 4. M Al(OH)3 = 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 𝑀𝑟 × 1000 𝑣 7,8×10 −3 𝑔𝑟𝑎𝑚 78 × 1000 200 -4 = 5x10 mol/L Al(OH)3(s) ⇌ Al3+(aq) + 3OH-(aq) s s 3s -4 -4 5x10 5x10 15x10-4 Ksp Al(OH)3 = [Al3+] [OH-]3 = 5x10-4 x (15x10-4)3 = 1,69 x 10-12 5. M BaF2 = = gram Mr × 1000 0,35 gram 175 v 1000 × 1000 = 2x10-3 mol/L BaF2(s) ⇌ Ba2+(aq) + 2F-(aq) s s 2s -3 -3 2x10 2x10 4x10-3 Ksp BaF2 = [Ba2+] [F-]2 81 = 2x10-3 x (4x10-3)2 = 3,2x10-8 Semarang, 20 Maret 2014 Mengetahui, Guru Kimia Praktikan, Priyastuti Yulia, S.Pd NIP. 19570212 198111 2 001 Waridi NIM. 4301410077 No Kompetensi dasar 4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan Sub pokok materi Hasil kali kelarutan Kelarutan dalam air Indikator soal Indkator pencapaian a.Memahami 1.Siswa mampu pengertian tetapan memahami hasil kali kelarutan pengertian tetapan hasil kali kelarutan b.Menjelaskan 2. Siswa mampu kesetimbangan Menjelaskan dalam larutan jenuh kesetimbangan atau larutan garam dalam larutan jenuh yang sukar larut atau larutan garam yang sukar larut c. Menghubungkan 3.Siswa mampu tetapan hasilkali Menghubungkan kelarutan dengan tetapan hasilkali tingkat kelarutan kelarutan dengan atau pengendapannya tingkat kelarutan atau pengendapannya d.Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air .Menentukan harga 1.Siswa mampu Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam Jenjang soal C1 Jumlah Butir 2 Nomor Butir C2 3 3,4,5 C1 1 6 C1 2 7,8 C2 2 9,10 C1 1 11 C2 2 12,13 1,2 Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan 82 82 kelarutan suatu garam c.Menentukan harga Ksp suatu larutan d.Menentukan konsentrasi ion larutan Hubungan Ksp dan Ph e. Memahami hubungan antara Kelarutan dan pH suatu larutan f.Menentukan pH suatu larutan g.Menentukan kelarutan dan hasil kali kelarutan suatu larutan air 2.Siswa mampu menentukan harga kelarutan suatu garam 3 . Siswa mampu menentukan menentukan harga Ksp suatu larutan 4. .siswa mampu menentukan konsentrasi ion larutan 1.siswa mampu memahami hubungan antara Kelarutan dan pH suatu larutan 2. Siswa mampu menentukan Ph suatu larutan 3. Siswa mampu menentukan kelarutan dan hasil kali kelarutan suatu larutan C2 4 14,15,16,17 C2 3 18,19,20 C2 1 21 C3 4 22,23,24,25 C3 5 26,27,28,29,30 83 Pengaruh ion sejenis h. Memahasi efek ion sejenis terhadap kelarutan dan pH suatu larutan i. Menentukan harga Ksp larutan yang ditambahkan ion sejenis Pengendapan j. Memahasi syarat terbentuknya endapan k. Memahami faktor yang mempengaruhi pengendapan suatu larutan 1.Siswa mampu Memahami efek ion sejenis 2. Siswa mampu menentukan pH larutan yang ditambahkan ion sejenis 3.Siswa mampu menentukan kelarutan dan hasil kali kelarutan C1 C2 1 3 31 32,33,34 C2 2 35,36 C2 C3 2 2 37,38 39,40 1.Siswa mampu memahami syarat terbentuknya endapan C1 C2 C3 1 2 2 41 42,43 44,45 C4 C3 C4 C2 1 2 1 1 46 47,48 49 50 2. Sisa mampu memahami faktor yang menyebabkan terjadinya endapan 84 85 Lampiran 6 SOAL SOAL KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN 1. Hasil perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh masing- masing dipangkatkan dengan koefisien ionisasinya disebut ... a. Zat terlarut b. Hubungan kelarutan c. Satuan kelarutan d. Kelarutan e. Tetapan hasil kali kelarutan 2. Besarnya kelarutan dipengaruhi oleh ... a. pH, suhu, dan kelembaban b. Jenis zat terlarut, pH dan tekanan c. Jenis zat terlarut, pH dan udara d. Jenis zat terlarut, jenis zat pelarut, dan udara e. Jenis zat pelarut, zat terlarut, suhu, pH dan udara 3. Persamaan Ksp suatu garam yang sukar larut [A+]2 [B2-] adalah 4s3, maka rumus garam tersebut adalah... a. AB d. AB2 b. A2B e. A2B3 c. A2B2 4. Jika perak kromat ( Ag2CrO4) memiliki kelarutan x mol L-1, maka Ksp zat tersebut adalah ... a. x2 b. 4x3 c. 9x2 d. 27x3 e. 108x5 5. Suatu garam memiliki Ksp 27s4, jika kelarutan garam tersebut s mol/L maka rumus garam yang mungkin adalah ... a. AB b. A2B c. AB3 d. A2B3 e. AB2 6. Berikut pernyataan yang benar mengenai suatu larutan yang telah mencapai keadaan jenuh adalah ... a. Larutan telah mengendap b. Tepat terbentuk endapan c. Larutan melarut d. Suhu larutan mengalami peningkatan e. Proses melarut dan mengendap sama cepat 86 7. Berikut ini pernyataan yang benar mengenai suatu larutan jenuh dalam keadaan setimbang yaitu ... a. Keadaan suhu larutan bertambah b. Larutan mengendap c. Jika ditambahkan zat lagi, maka masih bisa larut d. Terjadi kesetimbangan antara larutan dengan ion-ion hasil disosiasinya e. Terjadi kesetimbangan antara padatan dengan ion-ion hasil disosiasinya 8. Suatu garam dimasukkan kedalam air,setelah beberapa saat masih terdapat garam yang belum larut. Hal tersebut karena ... a. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam = Ksp garam b. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam > Ksp garam c. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam < Ksp garam d. Jumlah garam terlalu banyak e. Jumlah air terlalu banyak 9. Jika Ksp AgNO3 adalah 9x2 , maka kelarutan AgCl adalah ... a. x b. 3x c. 2x d. 18x4 e. 3x2 10. Hasil kali kelarutan timbal (II) Iodida adalah ... a. Ksp PbI2 = [Pb2+] [I-]2 b. Ksp PbI2 = [Pb2+] [2I-] c. Ksp PbI2 = [Pb2+] [I-2] d. Ksp PbI2 = [Pb2+] [2I-]2 e. Ksp PbI2 = [Pb2+] [I-] 11. Satuan untuk kelarutan dinyatakan dalam ... a. gram mol-1 b. gram/ Mr c. mol L-1 d. mol e. Liter 12. Garam yang paling sukar larut dalam air adalah ... a. ZnS, Ksp : 2,5 x 10-21 b. Ag2S, Ksp : 5,5 x 10-51 c. Ag3PO4, Ksp : 1,8 x 10-18 d. Ba3(PO4)2, Ksp : 6 x 10-39 e. Bi2S3, Ksp : 1,6 x 10-32 13. Diketahui garam X2Y3 sukar larut dalam air, Ksp X2Y3 adalah ... 87 a. 2[X] . 3[Y] b. [X]2 . [Y]3 c. [2X]2 . [3Y]3 d. [X3+]2 . [Y-2]3 e. [X2+]. [Y-3]2 14. Berikut yang merupakan reaksi kesetimbangan dari larutan jenuh Fe(OH)3 yaitu ... a. Fe(OH)3 (s) 3Fe+ + OH3b. Fe(OH)3 (s) Fe3+ + OH3c. Fe(OH)3 (s) Fe+ + OHd. Fe(OH)3 (s) Fe3+ + 3OHe. Fe(OH)3 (s) 3Fe+ + 3OH15. Berikut ini merupakan kerugian akibat timbulnya air sadah, kecuali ... a. Sabun menjadi kurang berbuih b. Terbentuknya kerak pada perabotan rumah tanggga c. Air sadah dengan sabun membentuk gumpalan yang susah dihilangkan d. Dapat menimbulkan pipa uap tersumbat oleh kerak e. Sebagai tampat hidup beberapa ikan 16. Perhatikan aplikasi teknologi konsep kelarutan dan Ksp dibawah ini: 1. Pembuatan pasta gigi 2. Penghilang kesadahan air konsep yang mendasari aplikasi tersebut adalah... a. ion senama dan suhu b. pH dan reaksi pengendapan c. Tekanan dan pH d. pH dan ion senama e. suhu dan ion senama 17. Pernyataan yang tepat mengenai hasil kali kelarutan AgCl adalah... a. Hasil kali kelarutan tidak dipengaruhi oleh ion sejenis b. Ksp AgCl menyatakan banyaknya garam AgCl yang larut c. Jika Ksp AgCl = [ Ag+] [Cl-] berarti larut sempurna d. Jika Ksp AgCl < [ Ag+] [Cl-] berarti larutan belum jenuh e. Jika Ksp AgCl > [ Ag+] [Cl-] berarti terbentuk endapan 18. Diantara senyawa Hg2Br2, BaF2, Ag3PO4, dan Fe(OH)3 masing-masing kelarutannya adalah s mol/L. Yang memiliki harga Ksp = 27s4 adalah... a. Hg2Br2, BaF2, Ag3PO4 d. Fe(OH)3, Ag3PO4 b. Hg2Br2, Ag3PO4, BaF2 e. BaF2, Ag3PO4 c. BaF2, Fe(OH)3 19. Konsentrasi ion Ba2+ dalam larutan jenuh Ba3(PO4)2 adalah a mol/L, maka konsentrasi ion PO43- dalam larutan sebesar... mol/L 88 a. 2a/3 d. 2a b. a e. 3a c. 3a/2 20. Tetapan hasil kali kelarutan untuk Al2(CO3)3 dalam air adalah ... a. Ksp Al2(CO3)3 = [CO32-] b. Ksp Al2(CO3)3 = [Al3+] c. Ksp Al2(CO3)3 = [CO32-] / Al2(CO3)3 d. Ksp Al2(CO3)3 = [Al3+]2 [CO32-]3 e. Ksp Al2(CO3)3 = [Al32 -] / Al2(CO3)3 21. Ca(OH)2 mempunyai pOH = - log 2a, maka konsentrasi Ca2+ adalah... a. a b. 2a c. 1/2a d. 1/4a e. 4a 22. Jika Ksp Mg(OH)2 = 3,4 x 10-10, konsentrasi ion Mg2+ dalam larutan yang memiliki pH = 12 adalah... a. 2 x 10-10 mol/L b. 3,4 x 10-5 mol/L c. 3,4 x 10-6 mol/L d. 2 x 10-6 mol/L e. 3,4 x 10-10 mol/L 23. Ksp L(OH)2 = 4 x 10-12, maka larutan jenuh L(OH)2 dalam air memiliki pH sebesar... a. 10 + log 2 b. 8 + log 2 c. 6 + log 2 d. 4 + log 2 e. 2 + log 2 24. Kedalam larutan M(OH)2 0,02 M ditambahkan larutan NaOH sampai terbentuk endapan dengan pH 10, maka Ksp M(OH)2 adalah... a. 2 x 10-10 b. 2 x 10-12 c. 4 x 10-10 d. 4 x 10-11 e. 4 x 10-12 25. Hasil kali kelarutan dari Mg(OH)2 = 4 x 10-18. Jika larutan Mg(OH)2 ditambah dengan NaOH, maka endapan akan terbentuk pada pH... a. 3 + log 2 b. 4 + log 2 89 c. 5 + log 2 d. 6 + log 2 e. 8 + log 2 26. pH larutan Fe(OH)3 adalah 12. Jika Ksp Fe(OH)3 = 5,4 x 10-35, maka kelarutannya adalah... a. 5,4 x 10-29 b. 2 x 10-29 c. 10-30 d. 5 x 10-29 e. 10-29 27. Diketahui Ksp suatu asam terner 4 x 10-12, pH saat asam tersebut mulai mengendap adalah... a. 4 d. 5 + log 4 b. 6 e. 4 – log 4 c. 5 28. Zn(OH)2 dilarutkan dalam larutan menghasilkan pH = 8. Jika Ksp Zn(OH)2 adalah 2 x 10-27, maka konsentrasi maksimum ion Zn2+ yang dapat larut adalah... a. 2 x 10-14 d. 2 x 10-17 b. 2 x 10-16 e. 2 x 10-18 c. 2 x 10-15 29. Kedalam larutan MgCl2 0,03 M ditambahkan larutan NaOH sampai terbentuk endapan. Jika pH saat terbentuk endapan adalah 12, maka Ksp Mg(OH)2 adalah... a. 3 x 10-3 d. 9 x 10-5 b. 9 x 10-3 e. 3 x 10-6 c. 3 x 10-4 30. Ksp Mg(OH)2 = 4 x 10-12. Jika larutan MgCl2 0,3 M ditambah dengan NaOH padat, maka endapan yang terbentuk mempunyai pH... a. 5 + log 2 d. 10 + log 2 b. 7 + log 2 e. 11 + log 2 c. 9 + log 2 31. Berkurangnya kelarutan suatu larutan akibat adanya penambahan ion sejenis disebut ... a. Pengendapan b. Pengaruh ion sejenis c. Larutan tepat jenuh d. Larutan lewat jenuh 90 e. Kuosien reaksi 32. Kelarutan garam AgCl berkurang dalam larutan ... a. NaCl dan NaCN b. NaCl dan AgNO3 c. AgNO3 dan NH4OH d. NH4OH pekat e. NaCN dan AgNO3 33. Kelarutan AgCl yang paling besar terdapat pada larutan ... a. CuS 0,1 M b. HCl 0,1 M c. NaCl 0,1 M d. AgNO3 0,1 M e. CaCl2 0,1 M 34. Kelarutan BaSO4 paling kecil bila dilarutkan kedalam ... a. Larutan PbCrO4 0,1 M b. Larutan Na2SO4 0,1 M c. Larutan BaCl2 0,2 M d. Larutan Al2(SO4)3 0,05 M e. Larutan Ba (NO3)2 0,05 M 35. Pada larutan Sr(OH)2, bila larutan tersebut berada dalam suasana lebih asam maka ... a. Konsentrasi ion hidroksida berkurang b. Konsentrasi ion hidroksida bertambah c. Konsentrasi ion hidroksida tetap d. Konsentrasi ion Sr2+ berkurang e. Seng hidroksida lebih sukar larut 36. Dalam suatu larutan jenuh BaCO3 ditambah dengan larutan Na2CO3 maka yang terjadi adalah ... a. Penambahan Na2CO3 akan membuat kelarutan BaCO3 semakin besar b. Penambahan Na2CO3 akan membuat kelarutan BaCO3 semakin kecil c. Penambahan Na2CO3 akan memperbesar kelarutan ion Ba2+ d. Penambahan Na2CO3 akan memperbesar konsentrasi ion CO32e. Penambahan Na2CO3 tidak berpengaruh terhadap BaCO3 37. Jenis pelarut mempengaruhi besarnya kelarutan, senyawa AgCl memiliki kelarutan terbesar pada pelarut... a. Minyak goreng b. Pelumas c. Bensin d. Minyak tanah 91 e. Air 38. Pernyataan berikut ini benar, kecuali... a. Penambahan ion sejenis akan menggeser kesetimbangan kearah reaktan b. Penambahan kation sejenis memperkecil kelarutan suatu zat c. Harga kelarutan suatu zat berubah jika dilakukan penambahan anion sejenis d. Penambahan ion sejenis memperkecil kelarutan suatu zat e. Penambahan ion sejenis memperbesar kelarutan suatu zat 39. Kelarutan AgCl ( Ksp = 10-10) dalam larutan KCl 0,01 M adalah... a. 10-2 M b. 10-3 M c. 10-4 M d. 10-6 M e. 10-8 M 40. Diketahui harga Ksp sebagai berikut : 1. CaCO3 = 4,5 x 10-9 2. BaCO3 = 5 x 10-9 3. MgCO3 = 3,5 x 10-8 4. SrCO3 = 9,3 x 10-10 Urutan kelarutan dari yang terkecil adalah... a. 3,2,1,4 b. 4,1,2,3 c. 3,1,2,4 d. 4,2,1,3 e. 1,3,4,2 41. Pernyataan dibawah ini yang benar mengenai hubungan Ksp dengan terjadinya endapan adalah ... a. Qc > Ksp, terjadi endapan b. Qc < Ksp, terjadi endapan c. Qc = Ksp, terjadi endapan d. Qc > Ksp, tidak terjadi endapan e. Qc ≥ Ksp, tidak terjadi endapan 42. Penambahan ion Ag+ pada larutan yang mengandung ion I ternyata memebntuk endapan AgI, ini berarti ... a. [Ag+] [I-] < Ksp b. [Ag+] [I-] > Ksp c. [Ag+] [I-] = Ksp d. [Ag+] < Ksp e. [I-] < Ksp 92 43. Pernyataan dibawah ini benar, kecuali... a. Penambahan ion sejenis akan memperkecil kelarutan b. Larutan melarut sempurna jika hasil kali ion-ionnya sama dengan harga Ksp c. Pembentukan endapan mengisyaratkan menurunnya konsentrasi larutan d. Harga Ksp tetap pada suhu tetap e. Pembentukan endapan terjadi jika hasil kali ion-ionnya lebih besar dari Ksp 44. Diketahui Ksp PbCl2 = 3,2 x 10-5 , maka kelarutan PbCl2 dalam air adalah ... a. 1 x 10-2 b. 2 x 10-2 c. 4 x 10-2 d. 2 x 10-3 e. 4 x 10-3 45. Dalam 200ml larutan jenuh AgNO3 terkandung AgNO3 sebanyak 0,02 mmol. Kelarutan garam tersebut adalah ... mol/L a. 0,2 d. 0,0001 b. 0,02 e. 0,005 c. 0.001 46. Nilai Ksp untuk PbSO4 yang membentuk larutan jenuh ketika didalamnya dilarutkan 0,606 gram PbSO4 dalam 1 Liter air adalah... ( Ar Pb : 207 , S:32, O: 16 ) a. 1,8 x 10-4 d. 4,00 x 10-6 b. 1,96 x 10-5 e. 1,98 x 10-8 c. 2,30 x 10-6 47. Suatu larutan mengandung ion Ca2+, Sn 2+, Hg2+, Ba2+ dan Pb2+ dengan konsentrasi yang sama. Jika larutan tersebut ditetesi larutan Na2SO4, maka zat yang mula-mula mengendap adalah... a. CaSO4, Ksp = 2,4 x 10-5 b. SnSO4, Ksp = 2,5 x 10-7 c. HgSO4, Ksp = 6,0 x 10-7 d. BaSO4, Ksp = 1,1 x 10-10 e. PbSO4, Ksp = 1,7 x 10-8 48. Diketahui Ksp CaSO4 = 1 x 10-5. Campuran dibawah ini yang menghasilkan endapan CaSO4 adalah... a. 50 ml larutan CaCl2 0,1 M dengan 50ml larutan Na2SO4 0,1 M b. 500 ml larutan CaCl2 0,01 M dengan 500ml larutan Na2SO4 0,001 M c. 100 ml larutan CaCl2 0,0001 M dengan 100ml larutan Na2SO4 0,0001 M 93 d. 100 ml larutan Ca(OH)2 0,0001 M dengan 100ml larutan H2SO4 0,0001 M e. 500 ml larutan Ca(OH)2 0,00001 M dengan 500ml larutan H2SO4 0,00001 M 49. Suatu larutan mengandung Pb2+, Mn2+, dan Zn2+ masing-masing konsentrasinya 0,01 M. Pada larutan tersebut ditambahkan NaOH padat sehingga pH menjadi 8. Jika Ksp Pb(OH)2 = 2,8 x 10-16, Ksp Mn(OH)2 = 4,5 x 10-14, dan Ksp Zn(OH)2 = 4,5 x 10-17. Hidroksida yang mengendap adalah... a. Hanya Mn(OH)2 b. Hanya Zn(OH)2 c. Zn(OH)2 dan Pb(OH)2 d. Ketiga-tiganya e. Tidak ada 50. Diketahui Ksp Mg(OH)2 = 4 x 10-12 1. Konsentrasi Mg2 = 4 x 10-5 2. Mengendap pada pH 10 + log 2 3. Konsentrasi [OH-] = 4 x 10-5 4. kelarutan dalam air = 10-4 mol/L Dari pernyataan di atas yang benar adalah... a. 1,2 & 3 d. 4 b. 1 & 3 e. Semua benar c. 2 & 4 94 KUNCI JAWABAN 1. E 2. E 3. B 4. B 5. A 6. A 7. B 8. B 9. B 10. A 11. C 12. C 13. D 14. D 15. A 16. D 17. B 18. D 19. A 20. D 21. A 22. C 23. A 24. A 25. E 26. A 27. A 28. C 29. E 30. D 31. B 32. B 33. A 34. C 35. A 36. B 37. E 38. E 39. E 40. B 41. A 42. B 43. C 44. B 45. D 46. D 47. D 48. A 49. C 50. C 95 Lampiran 7 ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL, DAYA BEDA, INDEKS KESUKARAN, DAN RELIABILITAS No. Reliabilitas Daya Beda IK Validitas Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 KODE 1 1 UC- 19 1 UC- 10 1 UC- 5 1 UC- 24 1 UC- 11 1 UC- 20 1 UC- 22 1 UC- 18 1 UC- 13 1 UC- 3 1 UC- 4 1 UC- 12 1 UC- 16 1 UC- 27 1 UC- 29 1 UC- 15 1 UC- 7 1 UC- 25 0 UC- 2 1 UC- 17 1 UC- 23 1 UC- 1 1 UC- 26 0 UC- 9 1 UC- 30 0 UC- 28 1 UC- 8 1 UC- 14 1 UC- 6 1 UC- 21 jumlah 27 ∑XY 932 Xp 34,519 Xt 33,9333 p 0,9 q 0,1 St 6,16946 rbis 0,28456 thitung 1,62579 ttabel 1,7 kriteria tdk valid IK 0,9 Kriteria mudah 16 BA 11 BB JA 16 JB 16 Daya Beda 0,3125 Kriteria cukup Kriteria Soal Dibuang k/k-1 1,02041 M 31,8125 M(K-M) 578,59 M(K-M)/KVt 0,30402 1-[M(K-M)/KVt] 0,69598 Reliabilitas 0,71018 2 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 21 743 35,381 33,9333 0,7 0,3 6,16946 0,35842 2,10288 1,7 valid 0,7 sedang 13 8 16 16 0,3125 cukup Dipakai 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 26 898 34,538 33,9333 0,86667 0,13333 6,16946 0,25007 1,41462 1,7 tdk valid 0,86667 mudah 15 11 16 16 0,25 cukup Dibuang 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 28 970 34,643 33,9333 0,93333 0,06667 6,16946 0,43031 2,61102 1,7 valid 0,93333 mudah 16 12 16 16 0,25 cukup Dipakai 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 28 970 34,643 33,9333 0,93333 0,06667 6,16946 0,43031 2,61102 1,7 valid 0,93333 mudah 16 12 16 16 0,25 cukup Dipakai Nomer Soal 6 7 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 13 20 500 724 38,462 36,200 33,9333 33,9333 0,43333 0,66667 0,56667 0,33333 6,16946 6,16946 0,64184 0,51958 4,5844 3,33077 1,7 1,7 valid valid 0,43333 0,66667 sedang sedang 12 14 1 6 16 16 16 16 0,6875 0,5 baik baik Dipakai Dipakai 8 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 13 487 37,462 33,9333 0,43333 0,56667 6,16946 0,5001 3,16309 1,7 valid 0,43333 sedang 10 3 16 16 0,4375 baik Dipakai 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 21 759 36,143 33,9333 0,7 0,3 6,16946 0,54707 3,57955 1,7 valid 0,7 sedang 15 6 16 16 0,5625 baik Dipakai 10 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 9 326 36,222 33,9333 0,3 0,7 6,16946 0,24288 1,37136 1,7 tdk valid 0,3 sukar 7 2 16 16 0,3125 cukup Dibuang 11 12 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 25 17 873 536 34,920 31,529 33,9333 33,9333 0,83333 0,56667 0,16667 0,43333 6,16946 6,16946 0,35761 -0,44558 2,0974 -2,72613 1,7 1,7 valid tdk valid 0,83333 0,56667 mudah sedang 15 6 10 11 16 16 16 16 0,3125 -0,3125 cukup sangat jelek Dipakai Dibuang 96 13 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 15 542 36,133 33,933333 0,5 0,5 6,1694588 0,3565953 2,0905905 1,7 valid 0,5 sedang 10 5 16 16 0,3125 cukup Dipakai 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 28 962 34,357 33,93333 0,933333 0,066667 6,169459 0,257032 1,456767 1,7 tdk valid 0,933333 mudah 16 12 16 16 0,25 cukup Dibuang 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 26 918 35,308 33,93333 0,866667 0,133333 6,169459 0,56795 3,779524 1,7 valid 0,866667 mudah 16 10 16 16 0,375 cukup Dipakai 16 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 9 331 36,778 33,93333 0,3 0,7 6,169459 0,30183 1,734063 1,7 valid 0,3 sukar 7 2 16 16 0,3125 cukup Dipakai 17 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 6 202 33,667 33,93333 0,2 0,8 6,169459 -0,021612 -0,118401 1,7 tdk valid 0,2 sukar 3 3 16 16 0 jelek Dibuang Nomer Soal 18 19 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 28 8 952 292 34,000 36,500 33,93333 33,93333 0,933333 0,266667 0,066667 0,733333 6,169459 6,169459 0,040432 0,250874 0,221637 1,41949 1,7 1,7 tdk valid tdk valid 0,933333 0,266667 mudah sukar 15 5 13 3 16 16 16 16 0,125 0,125 jelek jelek Dibuang Dibuang 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 29 994 34,276 33,93333 0,966667 0,033333 6,169459 0,298985 1,716105 1,7 valid 0,966667 mudah 16 13 16 16 0,1875 jelek Dibuang 21 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 459 38,250 33,93333 0,4 0,6 6,169459 0,571289 3,812467 1,7 valid 0,4 sedang 10 2 16 16 0,5 baik Dipakai 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28 962 34,357 33,93333 0,933333 0,066667 6,169459 0,257032 1,456767 1,7 tdk valid 0,933333 mudah 16 12 16 16 0,25 cukup Dibuang 23 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 22 786 35,727 33,93333 0,733333 0,266667 6,169459 0,4822 3,014763 1,7 valid 0,733333 mudah 14 8 16 16 0,375 cukup Dipakai 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 24 844 35,167 33,93333 0,8 0,2 6,169459 0,399819 2,389169 1,7 valid 0,8 mudah 16 8 16 16 0,5 baik Dipakai 25 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 25 860 34,400 33,93333 0,833333 0,166667 6,169459 0,169139 0,939957 1,7 tdk valid 0,833333 mudah 14 11 16 16 0,1875 jelek Dibuang 97 26 27 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 26 21 908 697 34,923 33,190 33,93333 33,93333 0,866667 0,7 0,133333 0,3 6,169459 6,169459 0,409008 -0,183927 2,454966 -1,024897 1,7 1,7 valid tdk valid 0,866667 0,7 mudah sedang 16 9 10 12 16 16 16 16 0,375 -0,1875 cukup sangat jelek Dipakai Dibuang 28 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 944 33,714 33,93333 0,933333 0,066667 6,169459 -0,132848 -0,734146 1,7 tdk valid 0,933333 mudah 15 13 16 16 0,125 jelek Dibuang 29 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 976 33,655 33,93333 0,966667 0,033333 6,169459 -0,2428 -1,37089 1,7 tdk valid 0,966667 mudah 15 14 16 16 0,0625 jelek Dibuang 30 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 242 40,333 33,93333 0,2 0,8 6,169459 0,518684 3,32288 1,7 valid 0,2 sukar 5 1 16 16 0,25 cukup Dipakai Nomer Soal 31 32 33 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 25 14 6 871 474 235 34,840 33,857 39,167 33,93333 33,93333 33,93333 0,833333 0,466667 0,2 0,166667 0,533333 0,8 6,169459 6,169459 6,169459 0,328614 -0,011552 0,424132 1,905727 -0,063277 2,565225 1,7 1,7 1,7 valid tdk valid valid 0,833333 0,466667 0,2 mudah sedang sukar 15 6 5 10 8 1 16 16 16 16 16 16 0,3125 -0,125 0,25 cukup sangat jelek cukup Dipakai Dibuang Dipakai 34 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 7 274 39,143 33,93333 0,233333 0,766667 6,169459 0,465839 2,883484 1,7 valid 0,233333 sukar 6 1 16 16 0,3125 cukup Dipakai 35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 21 756 36,000 33,93333 0,7 0,3 6,169459 0,511696 3,262082 1,7 valid 0,7 sedang 16 5 16 16 0,6875 baik Dipakai 36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 25 870 34,800 33,93333 0,833333 0,166667 6,169459 0,314116 1,81221 1,7 valid 0,833333 mudah 15 10 16 16 0,3125 cukup Dipakai 37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 23 825 35,870 33,93333 0,766667 0,233333 6,169459 0,568886 3,788733 1,7 valid 0,766667 mudah 16 7 16 16 0,5625 baik Dipakai 38 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 23 811 35,261 33,93333 0,766667 0,233333 6,169459 0,390045 2,320125 1,7 valid 0,766667 mudah 15 8 16 16 0,4375 baik Dipakai 98 39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 27 940 34,815 33,93333 0,9 0,1 6,169459 0,428635 2,598546 1,7 valid 0,9 mudah 16 11 16 16 0,3125 cukup Dipakai 40 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 25 873 34,920 33,93333 0,833333 0,166667 6,169459 0,357609 2,097403 1,7 valid 0,833333 mudah 15 10 16 16 0,3125 cukup Dipakai 41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 25 866 34,640 33,93333 0,833333 0,166667 6,169459 0,256125 1,451265 1,7 tdk valid 0,833333 mudah 15 10 16 16 0,3125 cukup Dibuang 42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 28 970 34,643 33,93333 0,933333 0,066667 6,169459 0,430312 2,611023 1,7 valid 0,933333 mudah 16 12 16 16 0,25 cukup Dipakai 43 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 285 40,714 33,93333 0,233333 0,766667 6,169459 0,606357 4,176546 1,7 valid 0,233333 sukar 6 1 16 16 0,3125 cukup Dipakai 44 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 24 840 35,000 33,93333 0,8 0,2 6,169459 0,345789 2,018482 1,7 valid 0,8 mudah 14 10 16 16 0,25 cukup Dipakai Nomer Soal 45 46 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 26 21 909 705 34,962 33,571 33,93333 33,93333 0,866667 0,7 0,133333 0,3 6,169459 6,169459 0,424903 -0,089606 2,570909 -0,492773 1,7 1,7 valid tdk valid 0,866667 0,7 mudah sedang 16 10 10 11 16 16 16 16 0,375 -0,0625 cukup sangat jelek Dipakai Dibuang 47 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 232 38,667 33,93333 0,2 0,8 6,169459 0,38361 2,275181 1,7 valid 0,2 sukar 6 0 16 16 0,375 cukup Dipakai 48 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 20 706 35,300 33,93333 0,666667 0,333333 6,169459 0,313278 1,806851 1,7 valid 0,666667 sedang 12 8 16 16 0,25 cukup Dipakai 49 50 Y 1 1 43 1 1 43 1 1 42 1 0 41 1 1 42 1 1 42 1 1 40 1 1 39 1 1 38 1 1 38 1 1 37 1 1 36 1 1 36 1 1 36 1 1 36 1 1 35 1 0 34 1 1 33 1 0 32 1 0 30 1 0 30 1 0 28 1 0 28 1 0 27 0 0 27 1 0 27 1 0 26 1 0 24 1 1 24 1 1 24 29 18 1018 991 664 Reliabilitas 34,172 36,889 0,710 33,93333 33,93333 0,966667 0,6 0,033333 0,4 6,169459 6,169459 0,208687 0,586729 1,168761 3,968529 1,7 1,7 tdk valid valid 0,966667 0,6 mudah sedang 16 15 13 3 16 16 16 16 0,1875 0,75 jelek sangat baik Dibuang Dipakai Y² 1849 1849 1764 1681 1764 1764 1600 1521 1444 1444 1369 1296 1296 1296 1296 1225 1156 1089 1024 900 900 784 784 729 729 729 676 576 576 576 35686 99 Lampiran 8 PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL UJI COBA Rumus : rpbis Mp Mt Keterangan: St p q Mp = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal Mt = Rata-rata skor total St = Standart deviasi skor total p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal Kriteria Apabila t hitung > t tabel, maka butir soal valid. t hitung rpbis n2 1 r 2 Perhitungan : Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. 100 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Kode Butir soal no 1 (X) Skor Total (Y) Y2 XY 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 43 45 43 42 45 44 42 41 38 40 39 37 37 36 37 35 34 33 29 29 26 25 24 22 24 22 23 24 23 23 1849 2025 1849 1764 2025 1936 1764 1681 1444 1600 1521 1369 1369 1296 1369 1225 1156 1089 841 841 676 625 576 484 576 484 529 576 529 529 43 45 43 42 45 44 42 41 38 40 39 37 37 36 37 35 0 33 0 29 0 0 24 0 24 0 23 24 23 23 24 1005 35597 847 UC- 19 UC- 10 UC- 5 UC- 24 UC- 11 UC- 20 UC- 22 UC- 18 UC- 13 UC- 3 UC- 4 UC- 12 UC- 16 UC- 27 UC- 29 UC- 15 UC- 7 UC- 25 UC- 2 UC- 17 UC- 23 UC- 1 UC- 26 UC- 9 UC- 30 UC- 28 UC- 8 UC- 14 UC- 6 UC- 21 Jumlah Berdasarkan tabel tersebut diperoleh Mp = Jumlah skor total yang menjawab benar pada soal no. 1 Banyaknya siswa yang menjawab benar pada soal no. 1 = 847 24 = 35,29 Mt = Jumlah skor total Banyaknya siswa = 1005 30 = 33,50 101 p Jumlah skor yang menjawab benar pada no 1 Banyaknya siswa = 24 30 = q = 0,80 = 1 p = 1 1005 30 35597 St = rpbis = = t hitung = 0,80 30 35,29 2 = 8,02 33,50 0,80 0,20 8,02 0,447 30 1 0,447 = 0,447 = 2,643 x 2 0,447 2 5,91475477 Pada = 5% dengan dk = n - 2 = 30 - 2 diperoleh t tabel = 1.701 Karena t hitung > t tabel, maka soal no 1 valid. = 0,20 102 Lampiran 9 PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL UJI COBA Rumus DP JB A JB B JS A Keterangan: DP : JBA : JBB : JSA : Daya Pembeda Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah Banyaknya siswa pada kelompok atas Kriteria 0,00 0,20 0,40 0,70 Interval DP DP < DP < DP < DP < < < < < Kriteria Jelek Cukup Baik Sangat Baik 0,20 0,40 0,70 1,00 Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. Kelompok Atas Kode No Skor No Kelompok Bawah Kode Skor 1 UC- 19 1 1 UC- 15 1 2 UC- 10 1 2 UC- 7 1 3 UC- 5 1 3 UC- 25 0 4 UC- 24 1 4 UC- 2 1 5 UC- 11 1 5 UC- 17 0 6 UC- 20 1 6 UC- 23 1 7 UC- 22 1 7 UC- 1 0 8 UC- 18 1 8 UC- 26 0 9 UC- 13 1 9 UC- 9 1 10 UC- 3 1 10 UC- 30 0 11 UC- 4 1 11 UC- 28 1 12 UC- 12 1 12 UC- 8 0 13 UC- 16 1 13 UC- 14 1 14 UC- 27 1 14 UC- 6 1 15 UC- 29 1 15 UC- 21 Jumlah DP 15 15 = = 15 Jumlah 9 15 0,40 Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda cukup 1 9 103 Lampiran 10 PERHITUNGAN INDEKS KESUKARAN SOAL UJI COBA Rumus IK JB A + JB B JS A + JS B Keterangan: IK JBA JBB JSA JSB : : : : : Indeks kesukaran Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah Banyaknya siswa pada kelompok atas Banyaknya siswa pada kelompok bawah Kriteria Interval IK IK = 0,00 0,00 < IK ≤ 0,30 0,30 < IK ≤ 0,70 0,70 < IK ≤ 1,00 Kriteria Sangat Sukar sukar sedang mudah sangat mudah IK = 1,00 Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. Kelompok Atas Kode No Skor No Kelompok Bawah Kode Skor 1 UC- 19 1 1 UC- 15 1 2 UC- 10 1 2 UC- 7 0 3 UC- 5 1 3 UC- 25 1 4 UC- 24 1 4 UC- 2 0 5 UC- 11 1 5 UC- 17 1 6 UC- 20 1 6 UC- 23 0 7 UC- 22 1 7 UC- 1 0 8 UC- 18 1 8 UC- 26 1 9 UC- 13 1 9 UC- 9 0 10 UC- 3 1 10 UC- 30 1 11 UC- 4 1 11 UC- 28 0 12 UC- 12 1 12 UC- 8 1 13 UC- 16 1 13 UC- 14 1 14 UC- 27 1 14 UC- 6 1 15 UC- 29 1 15 UC- 21 Jumlah IK 15 = = 15 + Jumlah 1 9 9 30 0,80 Maka soal nomor 1Maka termasuk dalam kriteria Indeks Kesukaran sedang. soal nomor 1 memiliki termasuk ke dalam IK Mudah 104 Lampiran 11 PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL UJI COBA Rumus: r11 k M(k M kVt k -1 Keterangan: k : Spq : s2 : Banyaknya butir soal Jumlah dari pq Varians total Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel. Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: k = 50 M = 31,4063 1005 30 35597 Vt = r11 = 50 = 0,710 30 50 1 1 - 2 = 64,3167 31,406 50 50 - 31,41 64,317 maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi 105 Lampiran 12 Nilai Ulangan Akhir Semester Gasal tahun pelajaran 2013/2014 SMA Negeri 14 Semarang Kelas XI A2 XI A3 XI A4 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 XI A1 85 83 73 62 69 83 64 73 78 88 73 51 78 57 79 79 78 55 67 79 67 85 83 72 76 79 73 76 60 71 79 81 75 67 64 57 79 74 71 53 84 83 76 74 86 74 67 83 74 78 67 85 83 67 73 72 79 83 75 79 79 83 75 78 67 72 73 85 74 79 57 67 63 81 72 75 67 83 78 72 67 78 81 79 73 74 63 83 83 78 81 72 67 57 60 79 81 72 73 88 78 67 74 79 81 72 73 76 83 83 71 72 85 67 72 74 Jumlah 2196 73,20 88,86 9,43 30 2242 74,73 64,96 8,06 30 2078 74,21 49,14 7,01 28 2098 74,93 53,03 7,28 28 x s2 s n 106 Lampiran 13 UJI NORMALITAS DATA AWAL NILAI ULANGAN SEMESTER KELAS XI IPA 1 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k 2 Oi i 1 Ei Ei 2 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas = = = = Kelas Interval 51,00 58,00 65,00 72,00 79,00 86,00 - 57,00 64,00 71,00 78,00 85,00 92,00 88 51 37 6 Batas Kelas 50,50 57,50 64,50 71,50 78,50 85,50 92,50 Z untuk batas kls. -2,41 -1,67 -0,92 -0,18 0,56 1,30 2,05 Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n Peluang untuk Z 0,4920 0,4521 0,3220 0,0716 0,2130 0,4040 0,4797 = = = = Luas Kls. Untuk Z 0,0399 0,1301 0,2504 0,2846 0,1910 0,0757 Ei Oi 1,1965 3,9035 7,5127 8,5377 5,7300 2,2699 3 3 4 10 9 1 (Oi-Ei)² Ei 2,7182 0,2091 1,6424 0,2505 1,8661 0,7105 = 7,3968 ² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = Daerah penerimaan Ho 7,3968 6,2 73,20 9,43 30 7,81 Daerah penolakan Ho 7,81 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal 107 UJI NORMALITAS DATA AWAL NILAI ULANGAN SEMESTER KELAS XI IPA 2 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k 2 Oi i 1 Ei Ei 2 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval 53,00 59,00 65,00 71,00 77,00 83,00 - 58,00 64,00 70,00 76,00 82,00 88,00 = = = = 86 53 33 6 Batas Kelas 52,50 58,50 64,50 70,50 76,50 82,50 88,50 Z untuk batas kls. -2,77 -2,02 -1,27 -0,52 0,22 0,97 1,72 Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n Peluang untuk Z 0,4972 0,4782 0,3981 0,1996 0,0887 0,3344 0,4572 = = = = Luas Kls. Untuk Z 0,0189 0,0801 0,1985 0,2883 0,2457 0,1228 Ei Oi 0,5682 2,4037 5,9548 8,6498 7,3710 3,6840 2 1 4 10 7 6 (Oi-Ei)² Ei 3,6079 0,8197 0,6417 0,2107 0,0187 1,4560 = 6,7547 ² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81 Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan 6,7547 5,50 74,70 8,03 30 7,81 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal 108 UJI NORMALITAS DATA AWAL NILAI ULANGAN SEMESTER KELAS XI IPA 3 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k 2 Oi i 1 Ei Ei 2 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval 57,00 62,00 67,00 72,00 77,00 82,00 - 61,00 66,00 71,00 76,00 81,00 86,00 = = = = 85 57 28 6 Batas Kelas 56,50 61,50 66,50 71,50 76,50 81,50 86,50 Z untuk batas kls. -2,53 -1,81 -1,10 -0,39 0,33 1,04 1,75 Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n Peluang untuk Z 0,4942 0,4651 0,3644 0,1507 0,1278 0,3507 0,4602 = = = = Luas Kls. Untuk Z 0,0291 0,1007 0,2137 0,2785 0,2229 0,1095 Ei Oi 0,8149 2,8197 5,9848 7,7984 6,2402 3,0656 1 2 4 9 8 4 (Oi-Ei)² Ei 0,0420 0,2383 0,6582 0,1851 0,4963 0,2848 = 1,9047 ² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81 Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan 1,9047 4,67 74,21 7,01 28 7,81 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal 109 UJI NORMALITAS DATA AWAL NILAI ULANGAN SEMESTER KELAS XI IPA 4 Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k 2 O i i 1 Ei Ei 2 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval 57,00 63,00 69,00 75,00 81,00 87,00 - 62,00 68,00 74,00 80,00 86,00 92,00 = = = = Batas Kelas 56,50 62,50 68,50 74,50 80,50 86,50 92,50 88 57 31 6 Z untuk batas kls. -2,53 -1,71 -0,88 -0,06 0,77 1,59 2,41 Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n Peluang untuk Z 0,4943 0,4561 0,3113 0,0235 0,2779 0,4440 0,4921 = = = = Luas Kls. Untuk Z 0,0382 0,1447 0,2879 0,3013 0,1661 0,0481 Ei Oi 1,0709 4,0527 8,0599 8,4378 4,6504 1,3473 2 3 10 5 7 1 (Oi-Ei)² Ei 0,8060 0,2735 0,4670 1,4006 1,1872 0,0895 = 4,2238 ² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = Daerah penerimaan 5,17 74,93 7,28 28 7,81 Daerah penolakan Ho 4,2238 7,81 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal 110 Lampiran 14 UJI HOMOGENITAS POPULASI Hipotesis H : 21 A Tidak semua 2i sama, untuk i = 1, 2, 3 : 22 = = 23 Kriteria: H diterima jika 2hitung < 2tabel(1-)(k-1) Pengujian Hipotesis Kelas ni dk = ni - 1 Si2 (dk) Si2 log Si2 (dk) log Si2 XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 4 Jumlah 30 30 28 28 116 29 29 27 27 112 88,86 64,96 49,14 53,03 255,985 2576,80 1883,87 1326,71 1431,86 7219,24 1,949 1,813 1,691 1,725 7,177 56,512 52,567 45,668 46,562 201,309 varians gabungan dari kelompok sampel adalah : S2 Log S = 2 Harga satuan B B χ² = S(ni-1) Si2 S(ni-1) = 7219,24 112 = 64 1,809 = = = (log S2 ) S (ni - 1) 1,809 x 112 202,6 = = = (ln 10) { B - S(ni-1) log Si2} 2,303 { 203 201,309 } 3,061 Untuk α = 5 % dengan dk = k-1 =4-1 = 3 diperoleh χ2tabel = 7,81 Daerah penerimaan H Daerah penerimaan H 3,061 Daerah penolakan H 7,81 Daerah penolakan H Karena χ2 hitung < χ2 tabel maka populasi mempunyai varians yang sama (homogen) 111 Lampiran 15 UJI KESAMAAN RATA-RATA KEADAAN AWAL POPULASI (UJI ANAVA) Hipotesis H : tidak ada perbedaan rata-rata kondisi awal populasi (m1 = m2 = m3 = m4) A : terdapat minimal satu tanda tidak sama dengan (m1 ≠ m2 = m3 = m4) Kriteria H diterima jika Fhitung < F α (k-1) S(ni-1) Daerah penolakan H Daerah penerimaan H F α (k-1) (n-k) Pengujian Hipotesis Jumlah Kuadrat 1 Jumlah kuadrat rata-rata (RY) = RY (∑X)2 n = [ 2 2196 30 = 74200996 116 = 639663,759 Jumlah kuadrat antar kelompok (AY) AY = (∑ Xi )2 ∑ ni (∑ Xi )2 ∑ ni = [ = AY + + = - 2242 30 ]2 + 2098 28 + + 2078 28 + RY 2196 ]2 +[ 30 + 639716,762 2242 30 ]2 +[ + 2078 28 ]2 +[ + 2098 28 ]2 (∑ Xi )2 ∑ ni RY = 639716,762 - 639663,759 = - 53,003 112 3 Jumlah kuadrat total (JK tot) JK tot = 85 2 83 + 73 + 2 ...... + 2 74 + 646936 = 4 2 Jumlah kuadrat dalam (DY) DY = JK tot = 646936 - RY - - 639663,759 - AY 53,003 = 7219,238 dk Jk KT 1 k-1 ∑ (ni-1) RY AY DY k = RY : 1 A = AY : (K-1) D = DY :(∑ (ni-1)) A/D ∑ ni ∑ X2 dk Jk KT F hitung F tabel 1 3 92 167 639663,759 53,003 7219,238 646936,000 639663,759 17,668 78,470 0,225 2,704 Tabel Ringkasan ANAVA Sumber Variasi Rata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok Total Sumber Variasi Rata-rata Antar Kelompok Dalam Kelompok Total Diperoleh F (tabel) dengan dk pembilang = (k-1)= 4-1 = , dk penyebut = (∑(ni-1) = , dan = 5% 92 Sebesar = 2,704 F hitung 0,225 < F tabel F hitung 2,703594079 3 2,704 , maka rata-rata nilai antar kelas tidak berbeda secara signifikan Daerah penolakan H Daerah penerimaan H 0,225 2,704 F tabel 2 113 Lampiran 16 NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA (POST TEST) KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Eksperimen Kontrol No. Kode Nilai Kriteria No. Kode Nilai Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30 90 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 67 Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas 77 80 80 67 83 73 70 83 90 67 53 83 90 83 87 80 60 73 83 73 87 83 90 87 83 73 73 67 70 80 73 67 67 53 80 70 67 53 80 77 67 73 80 67 63 83 73 67 63 83 80 60 73 70 77 83 70 57 114 Lampiran 17 UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELAS EKSPERIMEN Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k 2 Oi i 1 Ei Ei 2 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas = = = = Kelas Interval 53,00 60,00 67,00 74,00 81,00 88,00 - 59,00 66,00 73,00 80,00 87,00 94,00 90 53 37 6 Batas Kelas 52,50 59,50 66,50 73,50 80,50 87,50 94,50 Z untuk batas kls. -2,70 -1,96 -1,21 -0,47 0,27 1,02 1,76 Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n Peluang untuk Z 0,4965 0,4748 0,3876 0,1811 0,1074 0,3452 0,4607 = = = = Luas Kls. Untuk Z 0,0217 0,0872 0,2065 0,2885 0,2378 0,1156 Ei Oi 0,6507 2,6162 6,1964 8,6549 7,1326 3,4672 1 1 10 4 10 4 (Oi-Ei)² Ei 0,1875 0,9985 2,3349 2,5035 1,1527 0,0819 = 7,2590 ² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = Daerah penerimaan Ho 7,259 6,2 77,93 9,42 30 7,81 Daerah penolakan Ho 7,81 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal 115 UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELAS KONTROL Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k 2 Oi i 1 Ei Ei 2 Kriteria yang digunakan Ho diterima jika 2 < 2 tabel Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas Kelas Interval 53,00 59,00 65,00 71,00 77,00 83,00 - 58,00 64,00 70,00 76,00 82,00 88,00 = = = = 83 53 30 6 Batas Kelas 52,50 58,50 64,50 70,50 76,50 82,50 88,50 Z untuk batas kls. -2,13 -1,43 -0,73 -0,03 0,67 1,37 2,07 Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n Peluang untuk Z 0,4834 0,4238 0,2676 0,0124 0,2482 0,4144 0,4807 = = = = Luas Kls. Untuk Z 0,0597 0,1562 0,2552 0,2606 0,1663 0,0663 Ei Oi 1,7904 4,6848 7,6559 7,8176 4,9880 1,9878 3 3 10 4 7 3 (Oi-Ei)² Ei 0,8172 0,6059 0,7177 1,8643 0,8116 0,5154 = 5,3321 ² Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81 Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan 5,3321 5,00 70,77 8,57 30 7,81 Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal 116 Lampiran 18 UJI KETUNTASAN BELAJAR KELAS EKSPERIMEN Hipotesis H: μ ≤ 75 A: μ > 75 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: t x m0 s/ n A diterima apabila t ≥ t(1-n1 Dari data diperoleh: Sumber variasi Kelas Eksperimen I Jumlah n Rata-rata 2338 30 77,93 88,6900 9,42 Varians (s2) Standart deviasi (s) Berdasarkan rumus di atas diperoleh: 77,93 75 t = = 1,704 9,42 30 Untuk α = 5% dengan dk = 30 - 1 = 29 diperoleh t(0,95)(29) =1,70 Daerah penerimaan H 1,70 1,704 Karena t berada pada daerah penolakan H, maka dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar kelas eksperimen mencapai ketuntatasan belajar Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Eksperimen Tuntas jika % ≥ 75% Tidak tuntas jika % < 75% % = = = jumlah siswa dengan nilai ≥ 75 jumlah siswa seluruhnya 18 x 100% 30 x 100% 60% Karena persentase belajar 60% maka kelas eksperimen belum mencapai ketuntasan belajar klasikal 117 UJI KETUNTASAN BELAJAR KELAS KONTROL Hipotesis H: μ < 75 A: μ ≥ 75 Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: t x m0 s/ n A diterima apabila t ≥ t(1-n1 Dari data diperoleh: Sumber variasi Kelas Eksperimen I Jumlah n Rata-rata 2123 30 70,77 73,5000 8,57 Varians (s2) Standart deviasi (s) Berdasarkan rumus di atas diperoleh: 70,77 75 t = = -2,703 8,57 30 Untuk α = 5% dengan dk = 30 - 1 = 29 diperoleh t(0,95)(29) =1,70 Daerah penerimaan H ##### 1,70 Karena t berada pada daerah penerimaan H, maka dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar kelas kontrol belum mencapai ketuntatasan belajar Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Kontrol Tuntas jika % ≥ 75% Tidak tuntas jika % < 75% % = = = jumlah siswa dengan nilai ≥ 75 jumlah siswa seluruhnya 10 x 100% 30 x 100% 33% Karena persentase belajar 33% maka kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar klasikal 118 Lampiran 19 ANALISIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN Rumus rb = Y1 - Y2 pq uSy Keterangan Y1 = Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen Y2 = Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol Sy = Simpangan baku dari kedua kelompok p = Proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen q = Proporsi pengamatan pada kelompok kontrol u = Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: Y1 Y2 Sy p q u rb = = = = = = = = = 77,93 70,77 9,01 0,50 0,50 0,3988 (diperoleh dari daftar E, Sudjana, 2002: 489) Y1 - Y2 pq uSy 77,93 - 70,77 0,50 x 3,5912 0,498 2 KD = 0,498 = 24,84% x 100% 0,50 119 Lampiran 20 No 1 2 3 4 5 6 PEDOMAN PENILAIAN AFEKTIF Kriteria Aspek Keterangan Penilaian Selalu masuk dan tidak pernah terlambat Kehadiran di kelas 4 Selalu masuk dan pernahterlambat 3 Pernah tidak masuk dan pernah terlambat 2 Sering tidak masuk dan sering terlambat 1 Dalam mengikuti pelajaran penuh Perhatian dalam 4 perhatian dan sering menyampaikan mengikuti pelajaran pendapat Dalam mengikuti pelajaran perhatian tetapi 3 jarang menyampaikan pendapat Dalam mengikuti pelajaran kurang 2 perhatian dan jarang menyampaikan pendapat Dalam mengikuti pelajaran kurang 1 perhatian dan tidak pernah menyampaikan pendapat Selalu mengerjakan tugas Tanggung jawab dalam 4 mengerjakan tugas Sering mengerjakan tugas 3 Kadang-kadang mengerjakan tugas 2 Jarang mengerjakan tugas 1 Selalu menjawab pertanyaan saat Keaktifan dikelas 4 mengikuti pelajaran 3 Sering menjawab pertanyaan saat mengikuti pelajaran 2 Kadang-kadang menjawab pertanyaan saat mengikuti pelajaran 1 Tidak pernah menjawab pertanyaan saat mengikuti pelajaran Selalu medengarkan orang lain dan Menjadi pendengar 4 menghargai pendapat orang lain yang baik Kadang-kadang mendengarkan pendapat 3 orang lain dan menghargai pendapat orang lain Berbicara sendiri tapi kadang-kadang 2 menghargai pendapat orang lain Berbicara sendiri ketika ada teman yang 1 menyampaikan pendapat dan tidak menghargai pendapat orang lain Selalu bekerjasama dengan anggota Kerjasama dalam 4 kelompok lain dan ikut dalam mengerjakan kelompok tugas kelompok 120 3 2 1 Skor terendah = 6 x 1 = 6 Skor tertinggi = 6 x 4 = 24 Rentang nilai = 6 – 24 Katergori No. Kriteria 1. Sangat baik 2. Baik 3. Cukup 4. Kurang Bekerjasama dengan anggota kelompok lain dan kadang-kadang ikut dalam mengerjakan tugas kelompok Kadang-kadang bekerja sama dengan kelompok lain dan kadang-kadang ikut mngerjakan tugas kelompok Tidak mengambil peran dalam kegiatan berkelompok Skor 21 - 24 16 - 20 11 – 15 6 – 10 121 Lampiran 21 122 Lampiran 22 ANALISIS NILAI AFEKTIF SISWA KELAS EKSPERIMEN No Kode Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 PE-01 PE-02 PE-03 PE-04 PE-05 PE-06 PE-07 PE-08 PE-09 PE-10 PE-11 PE-12 PE-13 PE-14 PE-15 PE-16 PE-17 PE-18 PE-19 PE-20 PE-21 PE-22 PE-23 PE-24 PE-25 PE-26 PE-27 PE-28 PE-29 PE-30 Jumlah rata-rata Kriteria Aspek yang dinilai Jumlah Skor 1 2 3 4 5 6 3 4 4 4 3 3 21 4 4 3 4 4 4 23 3 4 3 4 4 4 22 4 3 4 4 4 4 23 4 3 4 4 3 3 21 3 4 4 3 2 4 20 4 4 3 3 3 4 21 3 4 4 4 3 3 21 4 4 3 4 4 4 23 4 4 3 4 4 4 23 4 4 4 3 3 3 21 4 4 4 3 4 4 23 4 3 3 3 4 4 21 4 4 3 4 3 4 22 3 4 4 4 3 4 22 4 3 4 4 3 3 21 4 4 3 4 4 4 23 4 4 3 3 3 4 21 2 4 4 4 4 3 21 4 3 4 3 3 4 21 4 4 3 4 4 3 22 3 4 3 4 3 4 21 4 4 4 4 4 4 24 4 4 2 3 4 4 21 4 4 3 3 3 4 21 4 3 4 4 3 4 22 4 4 2 4 3 4 21 4 3 3 4 4 4 22 4 4 4 4 4 3 23 4 3 4 4 4 4 23 112 112 103 111 104 112 3,7333333 3,7333333 3,4333333 3,7 3,46666667 3,733333333 sangat baik sangat baik baik sangat baik baik sangat baik Kriteria sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik 123 ANALISIS NILAI AFEKTIF SISWA KELAS KONTROL No Kode Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 PE-01 PE-02 PE-03 PE-04 PE-05 PE-06 PE-07 PE-08 PE-09 PE-10 PE-11 PE-12 PE-13 PE-14 PE-15 PE-16 PE-17 PE-18 PE-19 PE-20 PE-21 PE-22 PE-23 PE-24 PE-25 PE-26 PE-27 PE-28 PE-29 PE-30 Jumlah rata-rata Kriteria 1 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 105 3,5 sangat baik 2 3 2 2 4 2 4 3 4 3 4 3 2 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 2 3 3 2 4 3 93 3,1 baik Aspek yang dinilai Jumlah Skor 3 4 5 6 4 3 4 4 22 3 3 3 4 18 4 4 3 3 20 3 4 4 4 22 4 2 4 3 19 3 4 3 4 22 3 4 3 4 20 4 3 3 4 22 4 3 3 4 20 4 3 2 4 21 3 2 2 3 16 4 4 4 4 20 3 4 4 4 20 3 2 3 3 19 3 4 3 4 22 4 3 4 4 21 3 3 3 2 17 3 4 3 4 21 3 4 2 4 19 3 3 4 3 21 2 3 4 3 19 4 4 4 3 22 3 4 4 3 19 4 2 4 4 22 4 3 3 4 20 3 3 3 3 19 4 4 4 3 22 3 4 4 4 20 3 3 4 3 21 4 4 3 3 21 102 100 101 106 3,4 3,33333 3,3666667 3,1176471 baik baik baik baik kriteria sangat baik baik baik sangat baik baik sangat baik baik sangat baik baik sangat baik baik baik baik baik sangat baik sangat baik baik sangat baik baik sangat baik baik sangat baik baik sangat baik baik baik sangat baik baik sangat baik sangat baik 124 Lampiran 23 PEDOMAN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA No 1. Aspek Kehadiran Siswa Skor 4 3 2 2. Persiapan siswa dalam melaksanakan praktikum 1 4 3 2 1 3. Kemampuan siswa dalam bekerja sama dengan kelompok 4 3 2 1 4. Kecakapan siswa dalam melakukan percobaan 4 3 2 1 Kriteria Siswa datang 15 menit sebelum praktikum dimulai Siswa datang tapat waktu Siswa datang terlambat kurang dari 5 menit Siswa datang terlambat lebih dari 5 menit Menyiapkan alat dan bahan tanpa diperintah oleh guru Mendengarkan penjelasan cara kerja oleh guru dengan tenang Menyiapkan alat dan bahan tanpa diperintah oleh guru Mendengarkan penjelasan dari guru sambil berbicara Menyiapkan alat dan bahan setelah diperintah oleh guru Mendengarkan penelasan dari guru sambil berbicara Mempersiapkan alat dan bahan setelah disuruh Tidak mendengarkan perjelasan cara kerja dari guru Siswa mampu bekerja sama dengan memberi bantuan kepada anggota kelompoknya maupun anggota kelompok lain Siwa mampu mengatur pembagian kerja dalam melakukan percobaan Siswa mengerjakan praktikum sendiri tanpa bekerjasama dengan anggota lain Siswa hanya melihat temannya melakukan percobaan Siswa mampu melakukan percobaan tanpa bantuan guru dan temannya Siswa mampu melakukan percobaan setelah mendapatkan sedikit bantuan dari guru Siswa mampu melakukan percobaan setelah mendapat bantuan dari temannya Siswa mampu melakukan percobaan setelah mendapat bantuan dari guru dan temannya. 125 5. Kebersihan dan kerapian tempat serta alat percobaan 4 3 2 1 6. Kemampuan siswa dalam membuat laporan 4 3 2 1 Membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat tanpa perintah guru Membersihkan dan merapikan kembali tempat kerja dan alat setelah diperintah guru. Hanya membersihkan kembali tempat kerja dan alat Hanya marapikan kembali tempat kerja saja Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru. Siswa mampu membuat simpulan dengan benar tanpa bantuan dari guru Siswa mampu membuat pembahasan tanpa bantuan dari guru. Siswa mampu membuat pembahasan dan simpulan dengan benar setelah mendapat bantuan dari guru. Skor terendah = 6 x 1 = 6 Skor tertinggi = 6 x 4 = 24 Rentang nilai = 6 – 24 Katergori No. Kriteria 1. Sangat baik 2. Baik 3. Cukup 4. Kurang Skor 21 - 24 16 - 20 11 – 15 6 – 10 126 Lampiran 24 PERHITUNGAN RELIABILITAS UJI COBA LEMBAR OBSERVASI PSIKOMOTORIK RATERS B C RESPONDEN A ∑Xp (∑xP)2 JKT DB JKTR DB JKS DB JKR DB ∑Xp (∑xP)2 1 2 3 4 5 6 20 22 20 23 21 22 21 23 21 24 21 23 21 22 22 23 22 23 62 67 63 70 64 68 3844 4489 3969 4900 4096 4624 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 23 24 22 24 24 24 23 23 23 21 22 22 23 21 23 22 22 21 23 22 20 23 23 22 668 446224 24 24 22 24 23 23 23 22 23 21 23 21 23 21 23 23 21 23 22 24 20 22 24 23 675 455625 24 23 23 23 23 24 22 22 22 22 22 21 24 22 24 23 22 22 23 23 21 22 22 23 675 455625 71 71 67 71 70 71 68 67 68 64 67 64 70 64 70 68 65 66 68 69 61 67 69 68 2018 5041 5041 4489 5041 4900 5041 4624 4489 4624 4096 4489 4096 4900 4096 4900 4624 4225 4356 4624 4761 3721 4489 4761 4624 135974 45350 101,9556 89 45249,13 1,088889 2 45324,67 76,62222 31 24,24444 62 VARIASI JK JKT 101,9556 JK antar raters 1,088889 JKs 76,62222 JKr 24,24444 r11 r11 db MK 95 2 31 2,471685 62 0,391039 0,63945803 0,841792343 ANALISIS NILAI PSIKOMOTORIK SISWA EKSPERIMEN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Kode Siswa P-K01 P-K02 P-K03 P-K04 P-K05 P-K06 P-K07 P-K08 P-K09 P-K10 P-K11 P-K12 P-K13 P-K14 P-K15 P-K16 P-K17 P-K18 P-K19 P-K20 P-K21 P-K22 P-K23 P-K24 P-K25 P-K26 P-K27 P-K28 P-K29 P-K30 Jumlah Rata-rata Kriteria Aspek yang dinilai 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 111 115 116 104 3,7 3,8333333 3,8666667 3,4666667 sangat baik sangat baik sangat baik baik 5 4 4 3 3 2 2 3 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 96 3,2 baik 6 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 104 3,05882 baik Jumlah skor kriteria 24 23 21 21 21 21 22 21 23 22 23 20 21 17 21 22 23 21 21 19 21 23 23 23 23 19 20 23 22 22 sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik 128 Lampiran 24 ANALISIS NILAI PSIKOMOTORIK SISWA KONTROL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Kode Siswa P-K01 P-K02 P-K03 P-K04 P-K05 P-K06 P-K07 P-K08 P-K09 P-K10 P-K11 P-K12 P-K13 P-K14 P-K15 P-K16 P-K17 P-K18 P-K19 P-K20 P-K21 P-K22 P-K23 P-K24 P-K25 P-K26 P-K27 P-K28 P-K29 P-K30 Jumlah Rata-rata Kriteria 1 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 4 4 100 3,33333 baik 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 99 3,3 baik Aspek yang dinilai 3 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 2 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 3 100 107 96 3,33333 3,56667 3,2 baik baik baik 6 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 103 3,029411765 baik Jumlah skor kriteria 23 22 19 20 20 19 20 20 22 21 22 18 18 17 20 21 21 19 21 18 19 23 21 20 19 17 20 22 21 22 sangat baik sangat baik baik sangat baik sangat baik baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik baik baik baik sangat baik sangat baik sangat baik baik sangat baik baik baik sangat baik sangat baik sangat baik baik baik sangat baik sangat baik sangat baik sangat baik