universitas negeri semarang 2014

advertisement
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING
CYCLE BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI KELARUTAN
DAN HASIL KALI KELARUTAN SISWA KELAS XI
SMA NEGERI 14 SEMARANG
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
oleh
Waridi
4301410077
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1.
Berjalanlah walau habis terang
2.
Sesungguhnya tidak ada usaha yang sia-sia
3.
Optimis dan pantang menyerah dalam menghadapi masalah apapun.
PERSEMBAHAN
1. Bapak, ibu dan adek-adek tercinta, atas doa dan
dukungan yang selalu tercurah untukku
2. Sahabat-sahabatku Mas Wahyu, mbak Musa,
Dini, Nino, Ita, Fika, Lidia, Krisna, Ersa
Mastoni, yang selalu menyemangatiku dalam
pembuatan skripsi.
3. Teman-teman rombel 3 pendidikan kimia 2010
yang aku sayangi.
4. Dan semuanya yang telah memberikan motivasi
dan menemani tiap langkah penelitian ini.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga peneliti dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Learning Cycle Berorientasi Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar
Kimia Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI SMA NEGERI
14 Semarang”. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin penelitian,
2. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang yang memberikan
kemudahan dalam penelitian,
3. Drs Soeprodjo, M.S dosen pembimbing yang telah sabar memberikan
bimbingan, arahan, dan saran selama menyusun skripsi,
4. Drs. Subiyanyo Hadisaputro, M.Si dosen penguji I yang telah memberikan
arahan, dan saran,
5. Drs. Eko Budi Susatyo, M.Si dosen penguji II yang telah memberikan arahan
dan saran,
6. Priyastuti Yulia, S.Pd guru mata pelajaran kimia SMA N 14 Semarang yang
telah banyak membantu terlaksananya penelitian,
7. Siswa-siswi kelas XI IPA yang telah mengikuti pembelajaran dalam penelitian
ini dengan baik.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya dan
perkembangan pendidikan pada umumnya.
Semarang, 28 Agustus 2014
Penulis
v
ABSTRAK
Waridi. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle
Berorientasi Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI SMA NEGERI 14 Semarang.
Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Soeprodjo, M.S
Kata Kunci : Pengaruh, Learning Cycle, Problem Based Learning.
Pembelajaran kimia pada umumnya menuntut siswa mempelajari konsep-konsep
dan hitungan matematis kimia. Hal ini yang menyebabkan beberapa siswa
menganggap pelajaran kimia sulit. Namun, pembelajaran kimia akan menjadi
mudah jika metode pembelajaran yang digunakan tepat. Pemilihan metode
pembelajaran yang akan digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran kimia materi
pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan ialah model Learning Cycle berorientasi
Problem Based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah
pengaruh model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based
Learning terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali
kelarutan SMA N 14 Semarang dan apabila ada perbedaan, berapa besar pengaruh
model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning
terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali
kelarutan. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA
3, dan XI IPA 4 SMA N 14 Semarang. Teknik sampling yang digunakan yaitu
cluster random sampling, diperoleh sampel penelitian yaitu kelas XI IPA 1
sebagai kelas kontrol diberi metode Ceramah dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas
eksperimen diberi model Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata nilai post test kelas kontrol 77,93
dengan ketuntasan klasikal 33% dan kelas eksperimen 70,77 dengan ketuntasan
klasikal 60%. Kedua kelas berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama,
sedangkan pada uji koefisien korelasi biserial sebesar 0,498 .Pada uji koefisien
determinasi didapatkan hasil sebesar 24,84% yang berarti besarnya pengaruh
penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based
Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok larutan kelarutann dan hasil
kali kelarutan adalah sebesar 24,84%. Simpulan dari penelitian ini adalah
Penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based
Learning mempengaruhi hasil belajar siswa SMA N 14 Semarang kelas XI
semester 2 materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………...
i
PERNYATAAN………………………………………………………......
ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………......
iv
PRAKATA……………………………………………………………......
v
ABSTRAK……………………………………………………………......
vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………...
vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………...
ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………......
x
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………...
xi
BAB
1.
2.
3.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………...
1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………….......
3
1.3 Batasan Masalah……………………………………………….
4
1.4 Tujuan Penelitian………………………………………………
4
1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………..
5
1.6 Penegasan Istilah........................................................................
6
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar, Hasil Belajar, Metode Pembelajaran, Materi ....………
8
2.2 Hasil Penelitian Terkait...............................................................
19
2.3 Kerangka Berfikir………………………………………………
20
2.4 Desain Pembelajaran...................................................................
22
2.5 Hipotesis………………..…………………………....................
23
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian………………………………………………..
vii
24
4.
5.
3.2 Variabel Penelitian……………………………………...............
25
3.3 Desain Penelitian…………………………………………….....
25
3.4 Instrumen Penelitian ……………………………………..........
26
3.5 Analisis Instrumen Penelitian………………………………….
29
3.6 Metode Pengumpulan Data……………....……………………
34
3.7 Analisis Data..............................................................................
35
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian………………………………………………….
43
4.2 Pembahasan……………………………………………………..
51
PENUTUP
5.1 Simpulan…………………………………………………….......
55
5.2 Saran………………………………………………………….....
55
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….
56
LAMPIRAN………………………………………………………...
58
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1
Desain Penelitian…………………………………………………...
26
3.2
Klasifikasi Daya Pembeda Soal........………………………………
32
3.3
Kriteria Tingkat Kesukaran Soal........…………………………......
33
3.4
Kriteria Reliabilitas Soal Uji Coba.................………...........…......
34
3.5
Ringkasan ANAVA satu jalur.........................................................
37
3.6
Pedoman Koefisien Korelasi Biserial..........................….………....
41
4.1
Hasil Analisi Validitas Soal..............................................................
43
4.2
Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal……………………….....
44
4.3
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal............................................
44
4.4
Data Analisis Kriteria Soal........... ……...…………..……….........
45
4.5
Data Awal Populasi...............................…….……………….........
46
4.6
Hasil Uji Normalitas Data Awal..………...….……………….......
46
4.7
Nilai Posttest....................................................................................
48
4.8
Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest......…………………………...
48
4.9
Hasil Uji Ketuntasan Belajar....... …….......…………….................
49
4.10
Rata-rata Nilai Ranah Afektif..........................................................
50
4.11
Rata-rata Nilai Ranah Psikomotorik........................……………….
51
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1
Halaman
Kerangka Berfikir………………………………………………...
x
21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Nilai UAS 5 Tahun ………………………………………….......
58
2.
Daftar Nama Siswa.........................................................................
59
3.
Silabus…………………………………………............................
60
4.
RPP.................................………………………….......................
63
5.
Kisi-Kisi Soal Uji Coba...................................................……….
82
6.
Soal Uji Coba………………………………………....................
85
7.
Analisis Soal Uji Coba………...………………………………...
95
8.
Perhitungan Validitas Soal Uji Coba…...………………….........
99
9.
Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba ………………….....
102
10.
Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba ………………....
103
11.
Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba …..................................
104
12.
Daftar Nilai UAS Siswa ……………………………..................
105
13.
Uji Normalitas Data Tahap Awal…….........................................
106
14.
Uji Homogenitas...…………………………...............................
110
15.
Uji Kesamaan Rata-rata..............................................................
111
16.
Daftar Nilai Post test…………..…………………......................
113
17.
Uji Normalitas Tahap Akhir..................……………...……...….
114
18.
Uji Ketuntasan Hasil Belajar...…..................….……………......
116
19.
Uji Korelasi....................................................…………................
118
20.
Pedoman Penilaian Aspek Afektif................................................
119
21.
Reliabilitas Aspek Afektif……..……………............…………..
121
22.
Analisis Nilai Afektif Kelas Eksperimen dan Kontrol..................
122
23.
Pedoman Penilaian Aspek Psikomotorik........................................
124
24.
Reliabilitas Aspek Psikomotorik.........................................……...
126
25.
Analisis Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kontrol.........
127
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk menumbuhkembangkan
potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan
memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan di sekolah tidak terlepas dari
proses kegiatan belajar mengajar yang direncanaan secara sistematis yang oleh
guru dalam bentuk satuan pelajaran. Sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas
pendidikan seorang guru tentu memerlukan strategi penyampaian materi yang
tepat. Keberhasilan suatu pendidikan di sekolah dapat dilihat dari hasil belajar
yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti, kemampuan siswa, kompetensi guru, sarana, dan metode pembelajaran
yang diterapkan.
Pembelajaran kimia pada umumnya menuntut siswa mempelajari konsepkonsep dan hitungan matematis kimia. Hal ini yang menyebabkan beberapa siswa
menganggap pelajaran kimia sulit. Namun, pembelajaran kimia akan menjadi
mudah jika metode pembelajaran yang digunakan bervariasi. Pemilihan metode
pembelajaran yang akan digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti diperoleh data nilai hasil
belajar siswa kelas XI IPA pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dari
tahun pelajaran 2008/2009 sampai dengan 2012/2013. Pada tahun pelajaran
1
2
2008/2009 dengan KKM 64, nilai rata-rata ulangan harian materi Ksp kelas XI
IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3 berturut-turut adalah 59.71, 60.42, 58,25. Pada tahun
pelajaran 2009/2010 dengan KKM 65, nilai rata-rata ulangan harian materi Ksp
kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3 berturut-turut adalah 54.62, 57.48, 62.78.
Pada tahun pelajaran 2010/2011 dengan KKM 70, nilai rata-rata ulangan harian
materi Ksp kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3 berturut-turut adalah 65.77, 69.30,
66.24. Pada tahun pelajaran 2011/2012 dengan KKM 75, nilai rata-rata ulangan
harian materi Ksp kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4 berturut-turut
adalah 69.75, 67.93, 66.35, 70.22. Pada tahun pelajaran 2012/2013 dengan KKM
75, nilai rata-rata ulangan harian materi Ksp kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3,
XI IPA 4 berturut-turut adalah 64.22, 66.42, 69.36, 66.77.( Sumber Administrasi
Kesiswaan SMA NEGERI 14 SEMARANG)
Berdasarkan data diatas, siswa masih mengalami kesulitan dalam
memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Adapun kendala dalam
pembelajaran kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah
kurangnya latihan soal dan penggunaan metode yang kurang bervariasi. Sehingga
perlu diterapkan metode pembelajaran yang lebih bervariasi agar siswa lebih aktif
dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada penelitian yang berjudul “ Learning Cycle Sebagai Upaya
Menciptakan Pembelajaran Sains Yang Bermakna” yang dilakukan oleh Purwanti
Widhy H, M.Pd pada tahun 2012, menyimpulkan bahwa Learning Cycle membuat
siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Penelitian lain yang berjudul “
Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi Ketrampilan Proses Pada
3
Pembelajaran Fisika Di SMP ” yang dilakukan oleh Frety Lutfiana Saputri
menjelaskan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pembelajaran kimia merupakan pembelajaran yang erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Kita sering menjumpai peristiwa kimia yang ada disekitar
kita, sebagai contoh dalam proses menghilangkan kesadahan yang berhubungan
dengan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penerapan Learning Cycle
berorientasi Problem Based Learning dipandang cocok karena pada pembelajaran
menggunakan Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning siswa akan
dihadapkan langsung pada masalah sebagai langkah awal dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengangkatnya
menjadi
penelitian
berjudul
:
“PENGARUH
PENERAPAN
MODEL
PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERORIENTASI PROBLEM BASED
LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI KELARUTAN
DAN HASIL KALI KELARUTAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 14
SEMARANG”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah :
1.
Adakah pengaruh positif model pembelajaran Learning Cycle
berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada
pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan ?
4
2.
Berapa
besar
pengaruh
model
pembelajaran
Learning
Cycle
berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada
pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan ?
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, maka perlu adanya
pembatasan masalah. Penelitian ini membatasi masalah sebagai berikut :
1.
Materi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu Kelarutan dan Hasil kali
kelarutan.
2.
Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning sebagai
kelompok eksperimen dan pembelajaran dengan metode ceramah
sebagai kelompok kontrol.
3.
Objek penelitian hanya dibatasi pada siswa kelas XI IPA semester
genap SMAN 14 SEMARANG
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah
1.
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Learning Cycle
berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada
pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
2.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh model pembelajaran Learning
Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa
pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
5
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1.5.1. Bagi Siswa
a.
Siswa dapat mengeksplorasi dan kemudian mengorganisir ide yang
dimilikinya.
b.
Siswa dapat belajar berkomunikasi melalui berbagi pendapat atau
gagasan dengan baik
c.
Siswa mudah dalam memahami materi ketika mengalami kesulitan.
d.
Siswa lebih termotivasi dalam belajar
1.5.2. Bagi Guru
a.
Untuk memperkaya alternatif dan model atau strategi pembelajaran
b.
Sebagai motivasi agar dapat menciptakan suasana kelas yang aktif
secara fisik dan psikis
1.5.3. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan bagi sekolah sebagai masukan dan perbaikan
proses pembelajaran kimia yang diharapkan dapat memperbaiki kualitas
pembelajaran pada khususnya dan memperbaiki kualitas sekolah tersebut pada
umumnya.
1.5.4. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan agar bermanfaat
nantinya dalam mengelola pembelajaran.
6
1.6. Penegasan Istilah
Suatu istilah sering menimbulkan penafsiran yang berbeda – beda. Hal ini
dapat menyebabkan kekaburan pengertian jika istilah yang digunakan tidak tepat.
Untuk menghindari perbedaan penafsiran maka perlu adanya penegasan istilah
sebagai berikut :
1.6.1. Pengaruh
Berdasarkan software aplikasi KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Offline versi 1.3 pengaruh diartikan sebagai daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (benda, orang) yang ikut membentuk watak kepercayaan perbuatan
seseorang. Pengaruh dalam konteks penelitian ini mengandung pengertian bahwa
penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based
Learning
yang
diperbandingkan
terhadap
pembelajaran
dengan
hanya
menggunakan model Learning Cycle serta pembelajaran melalui metode ceramah
akan berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa.
1.6.2. Learning Cycle
Learning Cycle adalah model pembelajaran yang terdiri dari beberapa
tahapan diantaranya engage, exploration, explain, expand, evaluation (Lorsbach,
2002).
Learning Cycle diawali dengan mengidentifikasi pengetahuan awal siswa,
mengenalkan konsep kepada siswa, pemahaman konsep, dan penerapan konsep
untuk mengerjakan soal-soal latihan kemudian evaluasi untuk mengetahui sejauh
mana siswa dapat memahami materi yang disampaikan.
7
1.6.3. Problem Based Learning
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan
suatu pembelajaran yang diperoleh melalui proses pemahaman akan suatu
masalah ( Miftahul Huda, 2013:271).
Pemberian masalah bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi sebelum diberikan soal- soal latihan. Siswa terlebih dulu
dibimbing oleh guru, kemudian mengerjakan soal-soal latihan.
1.6.4. Learning Cycle Berorientasi Problem Based Learning
Learning
Cycle
berorientasi
Problem
Based
Learning
merupakan
pembelajaran siklus yang terdiri dari beberapa tahapan diantaranya engage,
exploration, explain, expand, evaluation. Pada tahapan exploration siswa
melakukan pembelajaran yang berbasis masalah atau Problem Based Learning.
1.6.5. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah
mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek - aspek perubahan perilaku
tergantung apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila
pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku
yang diperoleh adalah berupa sesuatu yang harus dicapai oleh pembelajar setelah
melaksanakan aktivitas belajar yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran
(Anni, 2005: 4). Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah nilai dan
sikap yang diperoleh setelah mengalami proses pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian besar
perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. (Rusman,2012:85)
Sedangkan menurut Hamdani (2011:71), belajar merupakan tindakan dan
perilaku yang kompleks. Sebagai tindakan, belajar hanya dialami oleh siswa
sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Proses belajar
terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Skinner dalam Dimyati & Mudjiono (2009:9) berpandangan bahwa belajar
adalah suatu perilaku.Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih
baik.Sebaliknya, bila tidak belajar maka responnya menurun. Selanjutnya
ditemukan adanya hal berikut :
1) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons,
2) Respons, dan
3) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut.
2.1.2. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Rifa’i & Anni (2010:85) merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.
Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang
8
9
dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu apabila peserta didik memperoleh
pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah
berupa penguasaan konsep. Dalam peserta didik, perubahan perilaku yang harus
dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar dirumuskan
dalam tujuan peserta didikan. Tujuan peserta didik merupakan bentuk harapan
yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan
perubahan yang diinginkan pada diri peserta didik, yakni pernyataan tentang apa
yang diinginkan pada diri peserta didik setelah menyelesaikan pengalaman
belajar.
Benjamin Bloom, sebagaimana dikutip oleh Dimyati & Mudjiono (2006:2629), membagi hasil belajar menjadi tiga ranah:
1) ranah kognitif, yaitu aspek yang berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri atas pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, dan analisis.
2) ranah afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan sikap yang terdiri atas
penerimaan jawaban atau reaksi dan penilaian.
3) ranah psikomotorik, yaitu aspek yang berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak.
2.1.3. Learning Cycle
Salah satu penggagas Learning Cycle adalah David Kolb (1984). Ia
mendiskripsikan
proses pembelajaran sebagai siklus empat-tahap yang
didalamnya peserta didik :
10
1) melakukan sesuatu yang konkret atau memiliki pengalaman tertentu yang
bisa menjadi dasar bagi:
2) observasi dan refleksi mereka atas pengalaman tersebutdan responsnya
terhadappengalaman itu sendiri.Obsevasi ini kemudian:
3) diasimilasikan kedalam kerangka konseptual atau dihubungkan dengan
konsep-konsep lain dalam pengalaman atau pengetahuan sebelumnya yang
dimiliki siswa yang implikasi-implikasinya tampak dalam tindakan-tindakan
konkret,dan kemudian
4) diuji dan diterapkan dalam situasi-situasi berbeda.
(Miftahul Huda, 2013:265-266)
Dengan demikian,LC memiliki sintak dengan empat tahap sebagai berikut:
1)
Mengalami
Mengalami atau menenggelamkan diri sendiri dalam “mengerjakan” tugas
merupakantahap pertama yang didalamnya seorang siswa, sekelompok siswa, atau
sebuah organisasi menyelesaikan tugas yang diberikan.
2)
Refleksi
Refleksi meliputi usaha kembali menghayati tugas dan mereview apa yang
sudah dilakukan dan dialami.
3)
Interpretasi
Konseptualisasi melibatkan interpretasi peristiwa-peristiwa yang dicatat dan
upaya memahami relasi antar-peristiwa.
11
4)
Prediksi
Perencanaan memungkinkan individu untuk memperoleh pemahaman baru
dan menerjemahkannya kedalam prediksi-prediksi tentang apa yang terjadi
selanjutnya atau tindakan apa yang seharusnya diambil untuk mengerjakan tugas
dengan baik.(Miftahul Huda, 2013:266-268)
Pada perkembangannya Learning Cycle yang terdiri 4 tahap pembelajaran
berubah menjadi 5 tahap pembelajaran yaitu:
1)
Melibatkan ( Engagement )
Fase ini merupakan pengenalan terhadap pelajaran yang akan dipelajari
yang sifatnya memotivasi atau mengaitkannya dengan hal-hal yang membuat
siswa lebih berminat untuk mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam
mengajar.
2)
Eksplorasi ( Exploration )
Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan
pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari.
Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator.
3)
Menjelaskan ( Explanation )
Fase yang didalamnya ajakan atau dorongan terhadap siswa untuk
menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang mereka dapatkan
ketika fase eksplorasi dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri.
12
4)
Elaborasi ( Elaboration )
Fase yang tujuannya ingin membawa siswa untuk menggunakan definisi-
definisi, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan yang telah dimiliki siswa
dalam situasi baru melalui kegiatan seperti praktikum dan problem solving.
5)
Evaluasi ( Evaluation )
Fase penilaian terhadap seluruh pembelajaran dan pengajaran.
2.1.4. Problem Based Learning
Pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan
aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berikir tingkat tinggi.(Jarot
,2011:118)
Barrow mendefinisikan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) sebagai ”pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju
pemahaman akan resolusi suatu masalah.Masalah tersebut dipertemukan pertamatama dalam proses pembelajaran.”(1980:1). PBL merupakan salah satu bentuk
peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran.(Miftahul
Huda, 2013:271-272)
Sintak operasional PBL menurut Miftahul Huda (2013:272-273) bisa
mencakup antara lain sebagai berikut:
a.
Pertama-tama siswa disajikan suatu masalah.
b.
Siswa mendiskusikan masalah dalam tutorial PBL dalam sebuah
kelompok kecil. Mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus
kemudian mendefinisikan suatu masalah.
13
c.
Siswa terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan masalah di
luar bimbingan guru.
d.
Siswa kembali pada tutorial PBL, lalu saling sharing informasi melalui
peer teaching atau cooperative learning atas masalah tertentu.
e.
Siswa menyajikan solusi atas masalah.
f.
Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan
selama ini
2.1.5. Tinjauan Materi Kelarutan dan Hasil kali kelarutan
Kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan materi pokok yang diajarkan
pada siswa SMA kelas XI pada semester genap yang meliputi pengertian
kelarutan dan hasil kali kelarutan, pengaruh ion senama, kelarutan dan pH, serta
reaksi pengendapan.
4.1.2.1 Materi Kelarutan dan Hasil kali kelarutan
a.
Kelarutan
Kelarutan zat dalam air sangat beragam, ada zat yang mudah larut dan ada
pula yang sukar larut. Kelarutan (solubility) suatu zat dalam pelarut menyatakan
jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Satuan
kelarutan dinyatakan dalam gram/liter atau mol/liter. Besarnya kelarutan suatu zat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1)
Jenis Pelarut
Ada dua jenis pelarut; polar dan non-polar. Pelarut polar mempunyai kutub
muatan, misalnya air (kutub H+ dan OH-). Sedangkan pelarut non-polar tidak
mempunyai kutub muatan, misalnya benzena, minyak, dan eter.
14
Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa
non-polar yang lebih mudah larut di pelarut non-polar.
2)
Temperatur/Suhu
Kelarutan suatu zat akan semakin besar jika suhu dinaikkan. Adanya panas
mengakibatkan makin renggangnya jarak antarmolekul zat padat tersebut,
sehingga mengakibatkan kekuatan gaya antarmolekul tersebut menjadi lemah,
sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik molekul – molekul air.
b.
Hasil Kali Kelarutan
Kita lihat larutan jenuh perak klorida yang bersentuhan dengan perak
klorida padat. Kesetimbangan larutannya dapat dinyatakan sebagai
AgCl(s)
Ag+(aq) + Cl-(aq)
Karena garam seperti AgCl dianggap sebagai elektrolit kuat, semua AgCl
yang larut dalam air dianggap terurai sempurna menjadi ion Ag+ dan Cl-. Kita
mengetahui bahwa untuk reaksi heterogen, konsentrasi padatan adalah konstanta.
Jadi, kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangan untuk pelarutan AgCl
sebagai
Ksp = [Ag+] [ Cl-]
Dimana Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan atau ringkasnya hasil kali
kelarutan. Secara umum, hasil kali kelarutan suatu senyawa ialah hasil kali
konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya, dimana masing-masing dipangkatkan
dengan koefisien stoikiometrinya di dalam persamaan kesetimbangan.
15
c.
Hubungan Kelarutan (s) dengan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga Ksp
zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion
zat terlarut diketahui.
Kesetimbangan yang terjadi dalam larutan jenuh Ag2CrO4adalah sebagai
berikut:
Ag2CrO4
2 Ag+ (aq) + CrO42- (aq)
Konsentrasi kesetimbangan ion Ag+ dan ion CrO42- dalam larutan jenuh
dapat dikaitkan dengan kelarutan Ag2CrO4 yaitu sesuai dengan stoikiometri reaksi
(perbandingan koefisien reaksinya). Jika kelarutan Ag2CrO4dinyatakan dengan s
maka konsentrasi ion Ag+ dalam larutan itu sama dengan 2s dan konsentrasi
CrO42- sama dengan s. Dengan demikian nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
Ag2CrO4 dapat dikaitkan dengan nilai kelarutannya (s), sebagai berikut:
Ksp
= [Ag+]2[CrO42-]
= (2s)2 (s)
= 4s3
Secara umum hubungan antara kelarutan (s) dan hasil kali kelarutan (Ksp)
untuk elektrolit AxBy dapat dinyatakan sebagai berikut:
Ksp
AxBy
x Ay+ (aq) + y Bx- (aq)
s
xs
= [Ay+]x [Bx-]y
= (xs)x (ys)y
= xx yy s(x+y)
ys
16
d.
Pengaruh Ion Senama dalam Kelarutan
Pengaruh penambahan ion senama mengakibatkan kelarutan zat akan
berkurang. Akan tetapi, ion senama tidak mempengaruhi harga tetapan hasil kali
kelarutan, asalkan suhu tidak berubah.
Data suatu percobaan kelarutan CaC2O4 dalam air dan dalam larutan CaCl2
0,15 M adalah sebagai berikut.
Kelarutan CaC2O4 dalam air = 4,8.10-5 Kelarutan CaCl2 dalam air 0,15 =
1,5.10-8 CaC2O4 lebih kecil kelarutannya dalam CaCl2, sebab di dalam larutan ada
ion Ca2+ yang berasal dari CaCl2. Reaksi yang terjadi pada larutan CaCl2 adalah:
Berdasarkan azas Le Chatelier, jika konsentrasi zat pada kesetimbangan
diubah maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan. Adanya ion Ca2+ dari CaCl2
akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri atau ke arah CaC2O4(s), maka
kelarutan CaC2O4berkurang. Adanya ion Cl– tidak mempengaruhi berarti hanya
ion yang sama saja yang mempengaruhi.
e.
Pengaruh pH terhadap Kelarutan
Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang bersifat asam,
sebaiknya lebih sukar larut dalam larutan yang ersifat basa. Harga pH sering
digunakan untuk menghitung harga Ksp suatu basa yang sukar larut. Sebaliknya
Ksp uatu basa dapat digunakan untuk menentukan pH larutan. Pengaturan pH
dapat memperbesar atau memperkecil kelarutan basa sukar larut.
17
Perhatikan kesetimbangan antara CaCO3 padat dengan ion-ionnya dalam
suatu larutan.
Jika pH larutan kita perkecil dengan menambahkan asam, maka H+ dari
asam akan mengikat ion karbonat membentuk ion HCO32–.
Berdasarkan azas Le Chatelier, pengurangan [CO32–] mengakibatkan
kesetimbangan bergeser ke kanan, CaCO3 padat lebih banyak larut, maka pada
reaksi tersebut penurunan pH akan menambah kelarutan.
Contoh pengaruh pH terhadap kelarutan Mg(OH)2 dapat diihat pada Tabel
2.1.
Tabel 2.1. Data kelarutan Mg(OH)2 dalam berbagai pH
Derajat Keasaman (pH)
Kelarutan
f.
9
1,5 x 10-1
10
1,5 x 10-3
11
1,5 x 10-5
12
1,5 x 10-7
Reaksi Pengendapan
Reaksi pengendapan berfungsi memperoleh endapan senyawa yang
diinginkan dengan mengeluarkan ion yang ada dalam suatu zat terlebih dahulu.
Misal kita akan mengendapkan ion Cl- dari air laut dengan menambahkan larutan
AgNO3.
Cl-(aq) + Ag+(aq)
AgCl(s)
18
Dapat disimpulkan, terjadi tidaknya endapan berdasarkan hasil kali ion-ion
yang dihasilkan dengan Ksp nya adalah sebagai berikut.
Qc = [A+][B–]
Qc < Ksp tidak terjadi endapan (larutan belum jenuh)
Qc = Ksp tidak terjadi endapan (larutan tepat jenuh)
Qc > Ksp terjadi endapan (larutan lewat jenuh)
A+ dan B- adalah reaktan.
g.
Kegunaan Ksp dalam kehidupan sehari-hari
1)
Menghilangkan kesadahan air
Apabila dikaitkan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
termasuk bagian pengaruh penambahan ion senama. Karena untuk
menghilangkan garam sulfat atau garam klorida dari air sadah adalah
dengan menambahkan ion senama.
2)
Digunakan untuk mendeteksi sidik jari seseorang
Apabila dikaitkan dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
termasuk bagian kelarutan. Sewaktu tangan memegang suatu benda,
salah satu zat yang ditinggalkan pada benda tersebut adalah NaCl yang
berasal dari keringat. Benda yang dipegang tadi disapu dengan larutan
AgNO3. AgNO3 akan bereaksi dengan NaCl membentuk endapan AgCl
berwarna putih jika hasil kali konsentrasi Ag+ dan Cl- nya telah
melebihi harga Ksp AgCl. Di bawah sinar, endapan AgCl putih ini
akan berubah menjadi endapan Ag yang berwarna hitam. Endapan ini
akan menampilkan sidik jari.
19
2.2.
Hasil penelitian Terkait
Pada jurnal yang berjudul
“ Learning Cycle-7E Model to Increase
Student’s Critical Thinking on Science” yang dilaksanakan oleh Hartono. Peneliti
menggunakan tujuh siklus pembelajaran, diperoleh hasil peningkatan pola
berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan Learning Cycle
membuat siswa belajar secara bertahap sehingga materi dapat dipahami dengan
lebih mudah.
Penelitian yang berjudul “Learning Cycle Sebagai Upaya Menciptakan
Pembelajaran Sains Yang Bermakna” dilakukan oleh Purwanti Widhy H, M.Pd
pada tahun 2012. Learning Cycle membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
Hal ini karena siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan
yang dimiliki dan guru berperan sebagai fasilitator.
Jurnal lain yang berjudul “ Pembelajaran Berbasis Masalah Berorientasi
Ketrampilan Proses Pada Pembelajaran Fisika Di Smp” yang dilakukan oleh
Frety Lutfiana Saputri menjelaskan bahwa PBL berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh presentasi ketrampilan
proses sains siswa berturut-turut dari kelas VII A, VII B, VII C adalah 89,53 %,
89,38% dan 85,32%. Secara keseluruhan ketrampilan proses sains dari tiga kelas
tersebut termasuk kategori baik.
20
2.3. Kerangka Berpikir
Pembelajaran menuntut siswa untuk memahami konsep dan penerapannya
dalam soal. Jika siswa mampu memahami konsep dalam pelajaran kimia maka
akan diperoleh hasil belajar yang baik. Namun, pada kenyataannya masih
dijumpai hasil belajar siswa yang berada dibawah kriteria ketuntasan. Hal ini
dapat disebabkan oleh penyampaian materi dan penggunaan model pembelajaran
yang bervariasi.
Pembelajaran kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Banyak peristiwa yang ada disekitar kita
yang berhubungan dengan kelarutan dan hasil kali kelarutan, contohnya pada
peristiwa pengendapan kesadahan. Pembelajaran Learning Cycle berorientasi
Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang berangkat dari masalah.
Penerapan Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning akan membuat
siswa lebih aktif dan kreatif dalam menghubungkan peristiwa yang ada dalam
kehidupan sehari-hari dengan konsep pembelajaran didalam kelas sekaligus
sebagai variasi pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan. Berdasarkan
pemaparan diatas akan dilakukan penelitian dengan menggunakan pembelajaran
Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning pada materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan.
21
SMA Negeri 14 Semarang
Siswa Pasif
Kurang Memahami Materi
Nilai rendah
Kelas Eksperimen
Kelas Eksperimen
Pembelajaran dengan
textbook
Pembelajaran dengan
textbook
Pendalaman materi
menggunakan model Learning
Cycle berorientasi Problem
Based Learning
Pendalaman materi
menggunakan metode
ceramah
Hasil Belajar
Hasil Belajar
Dibandingkan
Ada pengaruh positif penggunaan model
Gambar
2.1 Kerangka
pembelajaran
LearningBerpikir
Cycle
berorientasi Problem Based Learning
22
2.4. Desain Pembelajaran
Pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning
merupakan modifikasi pembelajaran Learning Cycle dan Problem Based
Learning. Pembelajaran ini terdiri dari lima langkah yang dalam pembelajarannya
berangkat dari masalah. Adapun langkah-langkah pembelajaran Learning Cycle
berorientasi Problem Based Learning antara lain sebagai berikut :
1)
Melibatkan ( Engagement )
Fase ini merupakan pengenalan terhadap pelajaran yang akan dipelajari.
Siswa dihadapkan pada masalah yang berkaitan dengan konsep dasar materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan.
2)
Eksplorasi ( Exploration )
Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan langsung
dengan berdiskusi secara kelompok membahas permasalahan mengenai kelarutan
dan hasil kali kelarutan yang diberikan oleh guru.
3)
Menjelaskan ( Explanation )
Fase yang didalamnya ajakan atau dorongan terhadap siswa untuk
menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang mereka dapatkan
ketika fase eksplorasi dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri. Untuk
setiap kelompok akan mempunyai hasil yang berbeda. Pada fase ini guru bertugas
sebagai fasilitator untuk menyatukan konsep yang telah diperolehh siswa melalui
diskusi kelompok.
23
4)
Elaborasi ( Elaboration )
Setelah siswa memahami konsep dasar dari pembelajaran yang dilakukan,
guru
memberikan
permasalahan
kepada
siswa
sebagai
tugas
untuk
mengembangkan konsep yang sudah dimiliki siswa pada hal baru
5)
Evaluasi ( Evaluation )
Fase penilaian terhadap seluruh pembelajaran dan pengajaran.
2.5. Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis bahwa :
1.
Ada pengaruh positif model pembelajaran Learning Cycle berorientasi
Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Penentuan Subyek Penelitian
3.1.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suharsimi, 2006: 130).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester 2 SMA
Negeri 14 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014.
Ciri-ciri populasi dalam penelitian ini adalah:
a.
Siswa-siswa tersebut berada dalam tingkat kelas yang sama, yaitu kelas XI
IPA SMA Negeri 14 Semarang
b.
Siswa-siswa tersebut berada dalam semester yang sama yaitu semester 2.
c.
Siswa diajar dengan kurikulum, media, dan jumlah jam pelajaran yang sama.
3.1.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsimi,
2006: 109). Pengambilan sampel akan dilakukan dengan menggunakan teknik
klaster random sampling. Syarat agar dapat digunakan teknik cluster random
sampling adalah kelas yang digunakan sebagai sampel mempunyai kualitas yang
sama.
Untuk menguji sampel yang digunakan mempunyai kualitas yang sama,
dilakukan uji homogenitas dan uji rata-rata. Jika sampel homogen dan mempunyai
rata-rata yang sama maka sampel dapat dikatakan mempunyai kualitas yang sama.
24
25
Uji homogenitas dan uji rata-rata merupakan uji statistika parametrik, dalam uji
statistika parametrik populasi yang akan diuji harus berdistribusi normal.
Sehingga terlebih dahulu harus dilakukan uji normalitas terhadap populasi.
Penelitian ini akan mengambil dua kelas anggota populasi sebagai sampel.
3.2. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang dalam penelitian ini adalah:
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan
pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning.
3.2.2 Variabel Terikat
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar kimia
siswa kelas XI semester 2 SMA Negeri 14 Semarang Tahun Ajaran 2013/2014
pokok bahasan Kelarutan dan Hasil kali kelarutan.
3.2.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar, materi
pelajaran, kurikulum yang digunakan, waktu tatap muka.
3.3 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian
eksploratif. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui harga parameter dari sebuah variabel penelitian.
Penelitian ini menggunakan desain post test only control design yaitu desain
penelitian dengan hanya melihat nilai post test antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen . Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1
26
Kelompok
E
K
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Perlakuan
Tes Akhir
P1
T
P2
T
Keterangan:
K
: Kelas kontrol
E2
: Kelas eksperimen
P1
: Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning
P2
: Ceramah
T
: Tes akhir
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) silabus, (2)
rencana pelaksanaan pembelajaran, (3) textbook, (4) power point, (5) lembar
pengamatan aspek afektif, (6) lembar pengamatan aspek psikomotorik, dan (7) tes
hasil belajar kognitif.
3.4.1 Silabus
Silabus yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu silabus KTSP.
Silabus untuk kelas eksperimen dan kontrol secara terperinci pada lampiran 3.
3.4.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) digunakan sebagai panduan bagi
guru untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. RPP yang digunakan
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda. Rincian RPP untuk kelas
eksperimen terdapat pada lampiran 4 dan untuk kelas kontrol pada lampiran 5.
27
3.4.3 Textbook
Textbook yang digunakan yaitu buku paket kimia SMA kelas XI IPA
semester 2 materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan merujuk pada
silabus dan kurikulum yang berlaku.
3.4.4 Power point
Media power point yang digunakan merujuk pada materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan. Untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan power
point yang berbeda sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan.
3.4.5 Lembar Pengamatan Ranah Afektif
Lembar pengamatan ranah afektif digunakan untuk mengukur dan menilai
tingkat apresiasi siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Pengamatan
ranah afektif ini dilakukan oleh dua observer. Dalam penelitian ini ditetapkan
rentang skor lembar pengamatan ranah afektif dari skor 1 (satu) sampai 4 (empat).
Penyusunan kriteria penskoran mengacu pada skor aspek yang telah ditetapkan.
Kriteria yang menggambarkan rendahnya nilai suatu aspek diberi skor terendah,
yaitu 1. Sedangkan kriteria yang menggambarkan nilai aspek yang tinggi diberi
skor tertinggi, yaitu 4.
3.4.6 Lembar Pengamatan Ranah Psikomotorik
Lembar pengamatan ranah psikomotorik digunakan untuk mengukur dan
menilai keterampilan siswa. Penilaian ranah psikomotorik dilakukan pada proses
pembelajaran saat praktikum. Penilaian ranah psikomotorik pada saat praktikum
pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Penelitian ini menggunakan
rentang skor lembar pengamatan aspek psikomotorik dari skor 1 (satu) sampai 4
28
(empat). Penyusunan kriteria penskoran sama dengan penskoran pada lembar
pengamatan afektif.
3.4.7 Tes Hasil Belajar Kognitif
Tes hasil belajar kognitif atau post test digunakan untuk mengukur dan
menilai penguasaan siswa pada materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Tes hasil belajar kognitif yang disusun pada penelitian ini berupa tes obyektif
(pilihan ganda) dengan lima pilihan jawaban dan satu jawaban tepat, terdiri atas
soal C1 (jenjang kemampuan ingatan), soal C2 (jenjang kemampuan
pemahaman), soal C3 (jenjang kemampuan penerapan) dan soal C4 ( jenjang
kemampuan analisis) . Soal berjumlah 50 butir soal dengan waktu pengerjaan tes
90 menit.
Langkah-langkah penyusunan soal uji coba tes hasil belajar kognitif yaitu:
(1)
Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. Jumlah
butir soal yang diujicobakan 50 butir dengan alokasi waktu 90 menit.
(2)
Menentukan tipe atau bentuk soal. Tipe soal yang digunakan berbentuk
pilihan ganda dengan lima buah jawaban dan satu pilihan jawaban yang
tepat.
(3)
Menentukan komposisi jenjang. Komposisi jenjang dari perangkat tes yang
akan diuji cobakan terdiri atas 50 butir soal yaitu:
a.
Aspek pengetahuan (C1) terdiri atas 8 soal = 16 %
b.
Aspek pemahaman (C2) terdiri atas 25 soal = 50 %
c.
Aspek penerapan (C3) terdiri atas 15 soal = 30 %
d.
Aspek penerapan (C4) terdiri atas 2 soal = 4%
29
(4)
Menentukan tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal
(5)
Menyusun butir-butir soal
(6)
Mengujicobakan soal
(7)
Menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, daya beda, tingkat
kesukaran, dan reliabilitas perangkat tes yang digunakan.
3.5 Analisis Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian harus dianalisis terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan
sudah baik atau masih memerlukan perbaikan.
3.5.1 Analisis Lembar Observasi
3.5.1.1 Validitas Lembar Observasi
Instrumen lembar observasi dalam penelitian ini meliputi lembar observasi
afektif dan psikomotorik. Pengujian validitas instrumen lembar observasi yaitu
dengan menggunakan uji validitas konstruk. Dalam hal ini instrumen dikonstruksi
tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka
selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2008: 352). Dalam penelitian
ini adalah dosen yang membimbing penelitian. Lembar observasi yang telah
dikonsultasikan dan disetujui oleh dosen tersebut dikatakan valid.
3.5.1.2 Reliabilitas Lembar Observasi
Untuk mencari reliabilitas lembar observasi, digunakan rumus intereters
reliability
r11 =
Vp − Ve
Vp + K − 1 Ve
30
(Mardapi, 2012: 88 – 89)
Keterangan :
𝑟11
= reliabilitas instrumen
Vp
= varian person
Ve
= varian error
K
= jumlah observer
Instrumen lembar observasi reliabel apabila r11 > 0,7.
3.5.2 Analisis Instrumen Kognitif
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) validitas, (2) daya
pembeda, (3) tingkat kesukaran, dan (4) reliabilitas.
3.5.2.1 Validitas
Validitas soal-soal post test dalam penelitian ini ada dua macam yaitu
validitas isi soal dan validitas butir soal.
(1)
Validitas Isi Soal
Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas isi apabila materinya telah
disesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku. Jadi peneliti menyusun kisikisi soal berdasarkan kurikulum, selanjutnya instrumen dikonsultasikan dengan
guru pengampu dan dosen pembimbing.
(2)
Validitas Butir Soal
Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus korelasi point
biserial yaitu sebagai berikut:
31
rp bis =
M p − Mt
St
p
q
Keterangan:
rp bis
= koefisien korelasi point biserial
p
= proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butir soal
q
= proporsi siswa yang menjawab salah = 1-p
Mp
= rata-rata skor siswa menjawab benar pada butir soal
Mt
= rata-rata skor seluruh siswa
St
= standar deviasi skor total
(Arikunto, 2006: 283-284)
Hasil perhitungan rpbis kemudian digunakan untuk mencari signifikansi
(thitung) dengan rumus:
t hitung =
r n−2
1 − r2
(Sudjana, 2005: 380)
Dengan taraf signifikansi 5%, jika thitung > t(1-
α)
dengan dk (n-2) dan n
jumlah siswa, maka butir soal tersebut valid.
3.5.2.2 Daya Pembeda
Butir soal dikatakan memiliki daya beda yang baik apabila digunakan dalam
tes bisa membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
Rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda soal adalah sebagai berikut:
DB =
BA BB
−
JA JB
32
Keterangan:
DB
: daya beda
BA
: banyaknya jawaban benar kelompok atas
BB
: banyaknya jawaban benar kelompok bawah
JA
: banyaknya siswa kelompok atas
JB
: banyaknya siswa kelompok bawah
Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen
berdasarkan daya bedanya disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Interval
Kriteria
Sangat jelek (very poor)
DP  0,00
0,00< DP  0,20
Jelek (poor)
0,20< DP  0,40
Cukup (satisfactory)
0,40< DP  0,70
Baik (good)
0,70< DP  1,00
Sangat baik (excellent)
(Arikunto 2006: 218)
Pada penelitian ini daya pembeda soal yang dipakai adalah baik dan sangat
baik.
3.5.2.3 Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal rumus yang digunakan adalah:
𝐵
IK = 𝐽𝑠
Keterangan:
IK = indeks kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
Js = Jumlah seluruh peserta tes
33
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Interval
Kriteria
IK = 0,00
Sangat sukar
0,00 < IK ≤ 0,30
Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70
Sedang
0,70 < IK < 1,00
Mudah
IK = 1,00
Sangat mudah
(Arikunto, 2006: 210)
3.5.2.4 Reliabilitas
Suatu hasil tes dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi apabila
memberikan hasil yang relatif tetap bila digunakan pada kesempatan lain.
Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus KR-21 yang dinyatakan
dengan rumus:
r11 =
k
k−1
1−
M(k − M)
kVt
Jika r11 > rtabel maka tes tersebut dikatakan reliabel
Keterangan:
r11
= reliabilitas soal
M
= rata-rata skor total
k
= banyaknya butir soal
Vt
= varians skor total
(Arikunto, 2006:189)
Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan
reliabilitasnya disajikan pada Tabel 3.4
34
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal Uji Coba
Interval
Kriteria
r ≤ 0,20
Sangat rendah
0,20 < r ≤ 0,40
Rendah
0,40 < r ≤ 0,70
Sedang
0,70 < r ≤ 0,90
Tinggi
0,90 < r ≤ 1,00
Sangat tinggi
3.6
Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Metode Dokumentasi
Data yang diperoleh yaitu daftar nama siswa kelas XI IPA dan daftar nilai
ujian akhir semester gasal mata pelajaran kimia kelas XI IPA Negeri 14 semarang
tahun ajaran 2013/2014. Data ini diperlukan untuk analisis tahap awal.
3.6.2 Metode Observasi
Metode observasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar ranah afektif
dan psikomotorik. Pengamatan afektif dan psikomotorik kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Lembar pengamatan yang digunakan memuat aspek-aspek yang dapat dijadikan
acuan untuk mengukur kedua aspek hasil belajar.
3.6.3 Metode Tes
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar kognitif kimia
siswa yang diberi model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem
Based Learning dan siswa yang diberi model pembelajaran ceramah
materi
pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan. Metode tes yang digunakan yaitu post
test. Perangkat tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda dengan lima buah
pilihan jawaban.
35
3.7
Analisis Data
3.7.1 Analisis Data Tahap awal
Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaaan awal populasi.
Pada analisis tahap awal digunakan tiga uji, yaitu uji normalitas, uji homogenitas,
dan uji kesamaan rata-rata kelas-kelas dalam populasi.
3.7.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak normal dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik
parametrik atau non parametrik. Rumus yang digunakan dalam uji normalitas
adalah sebagai berikut:
𝑥2 =
𝑘 (𝑂𝑖−𝐸𝑖)
𝑖=1
𝐸𝑖
2
Keterangan:
𝑥 2 = chi kuadrat
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
K = banyaknya kelas
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
2
  2 (1 ) ( k 3) dengan taraf signifikan 5% dan derajat
H diterima jika  hitung
kebebasan (k-3), yang berarti bahwa distribusi data normal (Sudjana, 2005:273).
3.7.1.2 Uji Homogenitas Populasi
Syarat digunakannya teknik cluster random sampling ialah apabila semua
kelas yang ada dalam populasi memiliki homogenitas yang sama dan memiliki
rata-rata yang sama. Oleh Karena itu sebelum teknik cluster random sampling
36
digunakan, maka dilakukan uji homogenitas populasi dan uji kesamaan rata-rata.
Uji kesamaan homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. Rumusnya sebagai
berikut:
(𝑛𝑖 − 1)𝑆𝑖2
𝑆 =
(𝑛𝑖 − 1)
2
𝐵 = (𝑙𝑜𝑔𝑆 2 )
(𝑛𝑖 − 1)
 2  (ln 10)[ B   (ni  1) log S i ]
2
Keterangan:
Si2 = variansi masing-masing kelas
S
= variansi gabungan
ni
= banyaknya anggota dalam kelas/kelas
B
= koefisien Bartlett
χ2 = harga konsultasi homogenitas sampel
(Sudjana 2005: 263)
Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:
H : populasi memiliki varians yang tidak berbeda (χ12 = χ22 = ... = χn2)
H diterima jika χ2hitung < χ2tabel
(1-α)(k-1)
(taraf signifian 5%). Hal ini berarti
varians dari populasi tidak berbeda satu dengan yang lain (homogenitasya sama).
Untuk nilai selain itu tolak H.
37
3.7.1.3 Uji Kesamaan Rata-rata antar Kelas dalam Populasi (Uji ANAVA)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan rata-rata (kualitas) dari kelaskelas dalam populasi. Hipotesis yang diajukan:
H : tidak ada perbedaan rata-rata kondisi awal populasi (μ1 = μ2 =….= μn)
A : terdapat minimal satu tanda tidak sama dengan (μ1 ≠ μ2 =….= μn)
Pengujiannya dilakukan dengan uji F dengan bantuan tabel F dengan
analisis varians sebagai berikut:
𝐹=
Sumber Variasi
Rata-rata
Antar kelompok
Dalam kelompok
Total
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Tabel 3.5 Ringkasan ANAVA Satu Jalur
Dk
JK
KT
1
Ry
R = Ry / 1
k-1
Ay
A = Ay / (k-1)
∑(ni-1)
Dy
D = Dy / ∑(ni-1)
∑ni
∑Y2
-
Keterangan:
(1) Ry = jumlah kuadrat rata-rata  Ry =
( X)2
n
(2) Ay = jumlah kuadrat antar kelompok Ay =
(3) JKtot = jumlah kuadrat total  JKtot =
( Xi )2
ni
− RY
Xi2
(4) Dy = Jumlah kuadrat dalam kelompok Dy = Jktot – RY – AY
(5) R = Kuadrat tengah ratarata
(6) A = Kuadrat tengah antar kelompok
(7) D = Kuadrat tengah dalam kelompok
Kriteria pengujiannya adalah H diterima jika Fhitung < Ftabel (k-1) (n-k).
F
𝐴
𝐷
-
38
3.7.2 Analisis Data Tahap Akhir
Setelah kedua kelompok mendapat perlakuan yang berbeda kemudian
diadakan tes akhir (post-test) yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
3.8.2.1 Uji normalitas data
Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan
dianalisis. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat.
X2 
Oi  Ei 2
Ei
Keterangan :
 2 = chi kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
K
= banyaknya kelas
Membandingkan harga chi kuadrat data dengan tabel chi kuadrat dengan
2
2
taraf signifikan 5% kemudian menarik kesimpulan, jika  hitung <  tabel (1-α)(k-3)
maka data berdistribusi normal.
3.8.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui kesamaan varians
dari populasi agar menaksir dan menguji bisa berlangsung. Hipotesis yang
diajukan yaitu :
39
Ho :  1 2 =  2
Ha :  1 2   2
2
2
Ho diterima apabila Fhitung  F1/2 
F =
var ians terbesar
var ians terkecil
Kriteria pengujian; jika harga Fhitung< Ftabel(nb-1): (nk-1), maka kedua kelompok
mempunyai varians yang sama (Sudjana, 2005 : 250).
3.8.2.3 Uji Ketuntasan Hasil Belajar
Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan nilai
kelompok eksperimen dan kontrol. Ketuntasan belajar individu dalam penelitian
ini dilihat dari nilai postes. Hasil belajar dikatakan tuntas jika nilai postes lebih
dari sama dengan 75. Ketuntasan belajar diuji dengan uji t (Sudjana, 2004: 239)
sebagai berikut:
t=
×− µ0
𝑆/ 𝑛
Keterangan :
x = rata-rata hasil belajar
s = simpangan baku
n = banyaknya siswa
Hipotesis:
Ho : µ < 75
Ha : µ ≥ 75
Kriteria yang digunakan adalah: Ha diterima jika thitung >t(n-1)(1-α).
40
Masing-masing kelompok eksperimen selain dihitung ketuntasan belajar
individu juga dihitung ketuntasan belajar klasikal (keberhasilan kelas).Menurut
Djamarah (2010:108) keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya
75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan
individu. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal ialah
sebagai berikut:
% =
𝑥
× 100%
𝑛
Keterangan:
n
= jumlah seluruh siswa
𝑥
= jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar
3.8.2.4 Analisis terhadap pengaruh antar variabel
Rumus yang digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel adalah :
rb 
(Y1  Y2 ) pq
u.Sy
Keterangan :
rb = koefisien biserial
Y1 = rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
Y2 = rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
p = proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen
q = proporsi pengamatan pada kelompok kontrol
41
u = Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang
memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q
Sy = Simpangan baku dari kedua kelompok
(Sudjana, 2005: 390)
Tingkat hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3.6 Pedoman Koefisien Korelasi Biserial (Rb)
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
(Sugiyono, 2010 : 216)
3.8.2.5 Penentuan Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan koefisien yang menyatakan berapa persen
(%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat, dalam hal
ini pengaruh penggunaan metode pembelajaran eksperimenterhadap hasil belajar
siswa
Rumus yang digunakan adalah :
KD = rb2 x 100%
dimana,
KD : koefisien determinasi
rb
: indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rb koefisien
biserial
42
3.8.2.6 Analisis Deskriptif Untuk Data Ranah Afektif Dan Psikomotorik
Pada analisis tahap akhir digunakan data belajar efektif dan psikomotorik.
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui nilai efektif dan psikomotorik siswa baik kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Untuk mengetahui hasil penelitian, maka dilakukan analisis data yang
diperoleh dari data hasil penelitian. Analisis soal uji coba, analisis data tahap awal
dan analisis data akhir. Analisis data tersebut akan menghasilkan simpulan apakah
hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima.
Hasil Analisis Soal Uji Coba
Analisis soal uji coba yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui
kelayakan soal untuk digunakan dalam penelitian. Analisis untuk soal uji coba
tersebut meliputi (1) validitas soal, (2) daya pembeda, (3) tingkat kesukaran dan
(4) reliabilitas soal.
4.1.1.1 Validitas
Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk validitas soal
seperti pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Analisis Validitas Uji coba soal
Nomor Soal Uji Coba
2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 20, 21, 23, 24,
26, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 43,
44, 45, 46, 48, 50
Tidak Valid
1, 3, 10, 12, 14, 17, 18, 19, 22, 25, 27, 28, 29,
32, 41, 46, 49
Kriteria
Valid
43
44
Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada
lampiran 8.
4.1.1.2 Daya Pembeda
Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk validitas soal
seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil analisis daya pembeda butir soal
Kriteria
Nomor Soal
Sangat Jelek
12, 27, 32, 46
Jelek
17, 18, 19, 20, 25, 28, 29, 49
Cukup
1, 2, 3, 4, 5, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 22, 23,
26, 30, 31, 33, 34, 36, 39, 40, 41, 42, 43, 44,
45, 47, 48
Baik
6, 7, 8, 9, 21, 24, 35, 37, 38
Sangat Baik
50
Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada
lampiran 9.
4.1.1.3 Tingkat Kesukaran
Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh data untuk validitas soal
seperti pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil analisis Tingkat Kesukaran.
Kriteria
Nomor Soal
Sangat Mudah
Mudah
1, 3, 4, 5, 11, 14, 15, 18, 20, 22, 23, 24,
25, 26, 28, 29, 31, 36, 37, 38, 39, 40, 41,
42, 44, 45, 49
Sedang
2, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 21, 27, 32, 35, 46, 48,
50
Sukar
10, 16, 17, 19, 30, 33, 34, 43, 47
Sangat Sukar
-
45
Perhitungan untuk validitas soal uji coba selengkapnya ditunjukkan pada
lampiran 10.
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang mempunyai
kriteria valid yaitu apabila dalam perhitungan didapat thitung > ttabel, selain itu soal
yang digunakan juga harus memenuhi daya beda lebih besar dari 0,2. Data hasil
analisis kriteria soal disajikan pada Tabel 4.4.
Kriteria
Dipakai
Dibuang
Tabel 4.4 Data Analisis Kriteria Soal
Nomor Soal Uji Coba
2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 20, 22, 24,
28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 42,
43, 44, 45, 47, 48, 50
1, 3, 10, 12, 14, 17, 18, 19, 21, 23, 25, 26, 27,
30, 39, 41, 46, 49
4.1.1.4 Reliabilitas
Berdasarkan data hasil uji coba soal, diperoleh reliabilitas soal uji coba
sebesar 0,710. Perhitungan untuk reliabilitas soal uji coba selengkapnya
ditunjukkan pada lampiran 11.
Hasil Analisis Tahap Awal
Hasil analisis data tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaaan awal
populasi. Selain itu, hasil analisis data tahap awal ini juga sebagai syarat untuk
teknik pengambilan sampel secara cluster random sampling. Pada analisis tahap
awal digunakan tiga uji, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan
rata-rata kelas-kelas dalam populasi. Data awal populasi kelas XI IPA yang
berjumlah 3 kelas disajikan pada Tabel 4.5 berikut ini:
46
Tabel 4.5 Data Awal Populasi
Rata-rata
SD
Skor
Skor
Tertinggi
Terendah
XI IPA 1
30
73,20
9,43
88
51
XI IPA 2
30
74,73
8,03
86
53
XI IPA 3
28
74,21
7,01
85
57
XI IPA 4
28
74,93
7,28
88
57
(Sumber: Administrasi kesiswaan SMA Negeri 14 Semarang tahun pelajaran
Kelas
N
2013/2014)
4.1.1.5 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak normal dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah memakai
statistik parametrik atau non parametrik. Hasil perhitungan uji normalitas data
tahap awal disajikan pada Tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Awal
No.
Kelas
χ2hitung
χ2tabel
Kriteria
1
XI IPA 1
7,3968
7,815
Berdistribusi normal
2
XI IPA 2
6,7547
7,815
Berdistribusi normal
3
XI IPA 3
1,9047
7,815
Berdistribusi normal
4
XI IPA 4
4,2238
7,815
Berdistribusi normal
(Sumber: olah data hasil penelitian)
Berdasarkan uji normalitas
data populasi diperoleh χ2hitung ≤ χ2tabel,
sehingga dapat disimpulkan bahwa semua kelas telah berdistribusi normal
sehingga memenuhi syarat dalam menentukan uji statistika yang digunakan yaitu
menggunakan uji statistik parametrik.. Perhitungan uji normalitas data tahap awal
terdapat pada lampiran 13.
4.1.1.6 Hasil Uji Homogenitas Populasi
Teknik cluster random sampling dapat digunakan apabila data memiliki
kualitas yang sama, salah satunya memiliki homogenitas yang sama. Berdasarkan
hasil analisis, diperoleh χ2hitung = 3,061 dan χ2tabel = 7,81 sehingga diperoleh χ2hitung
47
< χ2tabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa populasi memiliki homogenitas yang
sama sehingga pengambilan sampel dapat dilakukan dengan teknik cluster
random sampling. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.
4.1.1.7 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata antar Kelas dalam Populasi (Uji Anava)
Uji kesamaan rata-rata antar kelas dalam populasi dilakukan untuk
mengetahui kesamaan rata-rata dari populasi yang ada. Berdasarkan hasil analisis
uji kesamaan rata-rata keadaan awal populasi diperoleh Fhitung = 0,225 dan
Ftabel = 2,704 sehingga Fhitung < Ftabel. Dengan demikaian dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan rata-rata dari ketiga anggota populasi tersebut.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.
Analisis Data Tahap Akhir
Tujuan dari analisis tahap akhir adalah untuk menjawab hipotesis yang telah
dikemukakan. Data yang digunakan untuk analisis tahap ini adalah data nilai post
test, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Analisis Nilai Posttest
Analisis nilai posttest dilakukan dengan uji normalitas, uji kesamaan dua
varians, uji ketuntasan hasil belajar, analisis pengaruh antar variabel, penentuan
koefisien determinasi, analisis nilai afektif, psikomotorik, dan analisis angket.
Adapun hasil analisis posttest yaitu sebagai berikut :
4.1.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat pada Tabel 4.7.
48
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Tabel 4.7 Data Nilai Posttest
RataN
SD
rata
30
77,93
9,42
30
70,77
8,57
Nilai
Tertinggi
90
83
Nilai
Terendah
53
53
4.1.1.2 Uji Normalitas
Hasil uji normalitas data nilai posttest terdapat padaTabel 4.8.
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Tabel 4.8 Hasil uji Normalitas data Nilai Posttest
DK
Kriteria
𝝌𝟐 hitung
𝝌𝟐 table
7,26
3
7,81
Normal
5,33
3
7,81
Normal
Data yang dianalisis adalah nilai posttest materi pokok kelarutan dan hasil
kali kelarutan. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil untuk 𝜒 2 hitung
setiap data<𝜒 2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi
normal, sehingga uji selanjutnya memakai statistika parametrik.
4.1.1.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang
diajukan yaitu untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Learning Cycle
berorientasi Problem Bassed Learning pada pembelajaran kimia. Data posttest
dianalisis menggunakan uji terhadap pengaruh antar variabel, penentuan koefisien
determinasi dan uji ketuntasan hasil belajar.
4.1.1.4.1 Analisis Terhadap Pengaruh Antar Variabel
Untuk menentukan besarnya pengaruh penerapan model pembelajaran
Learning Cycle berorientasi Problem Bassed Learning terhadap hasil belajar
siswa materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan digunakan rumus koefisien
korelasi biserial.
49
Berdasarkan data diperoleh besarnya Y1 = 77,93; Y2 = 70,77; Sy = 9,01; p =
0,50; q = 0,50 dan u = 0.3988, sehingga perhitungan selanjutnya pada lampiran
20, menghasilkan koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa (rb) sebesar 0,498.
4.1.1.4.2
Penentuan Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial
hasil belajar (rb) sebesar 0,498, sehingga besarnya koefisien determinasi (KD)
adalah 24,84%. Jadi, besarnya pengaruh penerapan model pembelajaran Learning
Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa materi
pokok larutan kelarutann dan hasil kali kelarutan adalah sebesar 24,84%.
4.1.1.4.3
Uji Ketuntasan Hasil Belajar
Uji ketuntasan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar
kimia kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat mencapai ketuntasan
belajar atau tidak. Untuk mengetahui ketuntasan belajar individu dapat dilihat dari
data hasil belajar siswa. Siswa dikatakan belajar jika hasil belajarnya mandapat
nilai 75 atau lebih. Hasil uji ketuntasan dimuat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Uji Ketuntasan Belajar kelas Eksperimen dan kontrol
Kelas
thitung
T(0,95)(n-1)
Kriteria
Eksperimen
1,704
1,700
Tuntas
kontrol
-2,703
1,700
Belum
Tuntas
Hasil perhitungan uji ketuntasan belajar untuk kelas eksperimen
diperoleh thitung < t(0,95)(n-1), dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen lebih dari 75 atau dapat dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar.
50
Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh thitung > t(0,95)(n-1), dapat dinyatakan bahwa
kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar.
4.1.1.4.4
Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Afektif
Penilaian dilakukan dengan penilaian afektif selama kegiatan belajar
mengajar di kelas. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui aspek mana yang dimiliki siswa dan aspek mana yang perlu dibina
dan dikembangkan lagi. Rata-rata nilai afektif kelas eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4. 10 Rata-rata Nilai Afektif pada Kelas Eksperimen dan kontrol
Kelas eksperimen
Kelas kontrol
No
Aspek
Nilai
Kriteria
Nilai
Kriteria
rerata
rerata
1 Kehadiran siswa di kelas
3,73
Sangat baik
3,5
Sangat baik
2a. Perhatian dalam
3,73
Sangat baik
3,1
Baik
mengikuti pelajaran
3 Tanggung jawab dalam
3,43
Baik
3,4
Baik
mengerjakan tugas
4 Keaktifan dikelas
3,7
Sangat baik
3,33
Baik
5 Menjadi pendengar yang
3,46
Baik
3,36
Baik
baik
6 Kerjasama dalam
3,73
Sangat baik
3,1
Baik
kelomok
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan rata-rata nilai ranah
afektif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
4.1.1.4.5
Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Psikomotorik
Ranah psikomotorik yang digunakan untuk menilai siswa ada 6 aspek. Tiap
aspek dianalisis secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang
51
dimiliki siswa untuk dibina dan dikembangkan. Rata-rata nilai psikomotorik
kelas kesperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4. 11 Rata-rata Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
No
Aspek
Nilai rataKriteria
Nilai rata- Kriteria
rata
rata
1b. Kehadiran siswa
3,7
Sangat baik
3,33
Baik
2 Persiapan siswa
3,83
Sangat baik
3,3
Baik
dalam melaksanakan
praktikum
3 Kemampuan siswa
3,86
Sangat baik
3,33
Baik
dalam bekerjasama
dalam kelompok
4 Kecakapan siswa
3,46
Baik
3,56
Baik
dalam melakukan
percobaan
5 Kebersihan dan
3,2
Baik
3,2
Baik
kerapian tempat serta
alat percobaan
6 Kemampuan siswa
3,06
Baik
3,06
Baik
dalam membuat
laporan
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan rata-rata nilai ranah
psikomotorik praktikum kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas eksperimen lebih
baik daripada kelas kontrol.
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil
belajar siswa SMA N 14 Semarang pada materi pokok kelarutan dan hasil kali
kelarutan.
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA SMA N 14
Semarang tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa
52
sebanyak 118 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster
random samplingyaitu pengambilan sampel secara acak dengan terlebih dahulu
melakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata keadaan
awal populasi terhadap UAS 1 kimia kelas XI IPA.
Berdasarkan perhitungan menggunakan uji anava, diperoleh harga Fhitung =
0,225 sedangkan Ftabel =2,704. Harga Fhitung< Ftabel sehingga dapat disimpulkan
bahwa masing-masing kelas berdistribusi normal, mempunyai varians yang sama
(homogen) serta tidak terdapat perbedaan rata-rata kelas sehingga dapat dilakukan
pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling. Berdasarkan hasil
pengundian terpilih kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2
sebagai kelas kontrol.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2014 di SMA N 14
Semarang. Alokasi Waktu pembelajaran pada kedua kelas relatif sama yakni 10
jam pelajaran dalam 4 kali pertemuan untuk pembelajaran di kelas termasuk
praktikum, dan 1 kali pertemuan untuk posttest.
Berdasarkan hasil perhitungan uji t dapat ditarik kesimpulan bahwa rerata
nilai post test kelompok eksperimen (77,93) lebih baik dibandingkan rerata nila
post test kelas kontrol (70,77).
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis maka perlu dilakukan uji pengaruh
antar variabel. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi biserial hasil
belajar siswa (rb) sebesar 0,498. Tanda positif pada harga rb menunjukkan bahwa
antara penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based
Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok kelarutan dan hasil kali
53
kelarutan terdapat hubungan yang searah atau terjadi korelasi positif. Hal ini
berarti bahwa pembelajaran yang menerapkan Learning Cycle berorientasi
Problem Based Learning membuat siswa memiliki hasil belajar yang lebih baik.
Menurut pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi pada Sugiyono
(2005: 215), nilai rb sebesar 0,498 berada diantara 0,40 – 0,599, yang menyatakan
bahwa hubungan antara penerapan model pembelajaran Learning Cycle
berorientasi Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa materi pokok
kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah hubungan yang sedang. Koefisien
korelasi biserial (rb) yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menghitung
koefisien determinasi (KD) dengan rumus rb2 x 100%. Perhitungan menghasilkan
koefisien determinasi (KD) sebesar 24,84%. Artinya metode pembelajaran
Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar kimia materi larutan penyangga dan hidrolisis sebesar
24,84%. Hal ini berarti faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar sebesar
75,16%. Faktor-faktor tersebut seperti tingkat kesulitan materi, media
pembelajaran, serta sarana dan prasarana.
Dari hasil perhitungan ketuntasan hasil belajar, nilai ketuntasan untuk kelas
eksperimen juga lebih baik yaitu 60% atau 18 dari 30 siswa mencapai batas nilai
tuntas, sedangkan untuk kelas kontrol mencapai nilai ketuntasan sebesar 33% atau
10 dari 30 siswamencapai batas nilai tuntas. Meskipun baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol belum mampu mencapai ketuntasan klasikal. Batas nilai
tuntas yang digunakan sesuai dengan batas nilai tuntas yang ditentukan
54
berdasarkan kebijakan yang digunakan di SMA Negeri 14 Semarang yaitu dengan
batas nilai tuntas 75.
Selain penilaian ranah kognitif, dilakukan juga penilaian pada ranah afektif
dan psikomotori. Berdasarkan data analisis ranah afektif pada tabel 4.7, kelas
eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi pada tiga aspek yaitu perhatian dalam
mengikuti pelajaran, keaktifan dikelas dan kerjasama dalam kelompok. Perbedaan
hasil ketiga aspek tersebut dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan
pada kelas eksperimen. Learning Cycle berorientasi Problem Based Learning
merupakan pembelajaran yang merupakan pembelajaran dengan berpusat pada
masalah,
sehingga
siswa
lebih
aktif
dalam
belajar
maupun
diskusi
kelompok.Ranah psikomotorik ditunjukkan pada tabel 4.8, kelas eksperimen lebih
baik dari kelas kontrol pada tiga aspek yaitu kehadiran siswa, persiapan sebelum
praktikum dan kemampuan dalam kerja kelompok. Penerapan Learning Cycle
berorientasi Problem Based Learning membuat siswa lebih aktif dibandingkan
dengan metode ceramah. Terlihat bahwa siswa pada kelas eksperimen lebih aktif
dalam persiapan tanpa menunggu perintah dari guru dan juga lebih baik dalam
bekerja sama dengan kelompok dalam melakukan kegiatan praktikum. Hal ini
berbanding lurus dengan hasil nilai kognitif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan pikiran siswa, tetapi sikap
didalam kelas juga ikut berpengaruh.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan skripsi ini adalah sebagai
berikut.
1. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based
Learning memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa SMA N 14
Semarang kelas XI semester 2 materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan.
2. Penerapan model pembelajaran Learning Cycle berorientasi Problem Based
Learning
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa SMA N 14
Semarang kelas XI semester 2 materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan sebesar 24,84%
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah :
1. Guru kimia dapat menerapkan model pembelajaran Learning Cycle
berorientasi PBL dalam pembelajaran sebagai variasi metode mengajar.
2. Pembiasaan pada siswa untuk bertanya, berpendapat, dan menjawab
pertanyaan perlu dilakukan agar siswa terbiasa aktif.
55
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan( Edisi Revisi).
Jakarta: Bumi Aksra.
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, S.B. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdani.2011. Belajar dan pembelajaran berbasis komputer. Bandung : Pustaka
Setia.
Hartono. 2013. Learning Cycle-7E Model to Increase Student’s Critical Thinking
on Science. Jurnal pembelajaran fisika ISSN 1693-1246
Huda,Miftahul. 2011.Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Huda,Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran Penilaian Evaluasi Pendidikan. Yogjakarta:
Nuha Medika.
Pribadi , Benny A. 2009.Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian
Rakyat.
Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Rifa’i, Achmad & Anni, Chatarina Tri. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UPT UNNES Press.
56
57
Santoso, J.T.B. 2011. Strategi Pembelajaran Akuntansi. Semarang: Ghyyas Putra.
Saputri, Frety Lutfiana .2013. Pembelajaran Berbasis Masalah BERORIENTASI
Ketrampilan Proses Pada Pembelajaran Fisika di SMP. Jurnal
pembelajaran fisika ISSN 2301-9794
Soeprodjo. 2012. Hand Out Statistik untuk Pendidikan Kimia. Semarang: FMIPA
UNNES.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
. 2006. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Widhy,
Purwanti.2012.
Pembelajaran
Learning
Cycle
Sebagai
Upaya
Menciptakan
Sains yang Bermakna. Prosiding Seminar Nasional
Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA.
58
Lampiran 1
DAFTAR NILAI SISWA SMA NEGERI 14 SEMARANG
Mata Pelajaran
:KIMIA
Materi pelajaran
:kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
TAHUN AJARAN
KELAS
No
XI
2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012
1
2
3
4
IPA 1
IPA 2
IPA 3
IPA 4
KKM
59,71
60,42
58,25
64
54,62
57,48
62,78
65
65,77
69,30
66,24
70
69,75
67,93
66,35
70,22
75
2012/2013
64,22
66,42
69,36
66,77
75
59
Lampiran 2
DAFTAR NAMA SISWA
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
NAMA
Aldi Choiril Ghanaa
Aldi Nugroho Kusnianto
Alif Patriya
Amalia Novitasari
Anita Putri Octaviani
Aqilatul Fitri Dyah S.
Ara Lalitya Prabhaswara
Ardika Setyawan
Ayu Nuansa Ramadhani
Dauci
Deny Dwiputra Helmi
Ega Brilianti
Fadila Nur Anisa
Fiqi Ashifa Nur Pramesthi
Imanda Fikri Aulinda
Khusnul Khotimah
Mawas Kuntumk Khairu U.
Meta Nandasari
Mirza Balanca
Mitha Diana Puspitarini
Muhammad Aditya Wijianto
Muhammad Ghufron
Muhammad Hafizhan Shidqi
Orysa Diva Safira
Rizki Prasetya Aji Wibowo
Safina Yulianarrahma
Sasna Khairunnisa Wibowo
Sylviana Budiarti
Yosita Silvia Ambarwati
Yuni Devi Lestari
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
NAMA
Adna Gian Sunindya
Afifah Nur'aini
Annisa Dea
Arini Ulfa Hidayati
Ayuk Dwi Kurniasih
Diffa Ajuba Zulfailmy
Durrotum Millatina
Ema Septiani
Erma Yulia Saputri
Faisal Ranjai A.P.
Firda Wirananda
Galuh Septia Cahyani
Gita Anggraini
Hamba Panji Saputra
Handika Kiswantoro
Karlinda Alicia Rachmawati
Kiky Alefinia Wandansari
Moch. Rizky Andika W.
Novida Henidar
Pratanda Pandeana Putri S.
Putri Citra Tunggal Dewi
Reza Kurniawan
Riskia Jordy
Rosiana Selvy Agdiata
Rusdiana Mexithalia
Sanisa Eka Setiyaningrum
Siti Fatimah
Suko Basuki
Syavira Vinda Wibowo
Virginia Arumdhani Ardian
Lampiran 3
SILABUS
Nama Sekolah
: SMA Negeri 14 Semarang
Mata Pelajaran
: KIMIA
Kelas/Semester
: XI/2
Standar Kompetensi
: Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
Alokasi Waktu
: 10 jam (2 jam untuk UH)
Kompetensi
dasar
 Memprediksi
terbentuknya
endapan dari
suatu reaksi
berdasarkan
prinsip
kelarutan dan
hasil kali
kelarutan.
Materi
Pembelajaran
 Kelarutan
dan Hasil
Kali
Kelarutan
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
 Merancang suatu
percobaan untuk
meramalkan
pembentukan endapan
dan pengaruh ion sejenis
 Memahami
proses
pembentukan endapan
 Mengetahui
adanya
pengaruh ion sejenis
 Menjelaskan pengertian
kelarutan dan hasil kali
 Memahami pengertian
kelarutan dan hasil kali
Penilaian
 Jenis
tagihan
Tugas
individu
Tugas
kelompok
Ulangan
 Bentuk
instrumen
Performans
Alokas
i
Waktu
10 jam
Sumber/
bahan/al
at
 Sumbe
r
Buku
kimia
 Bahan
Lembar
kerja,
Bahan/al
at untuk
praktek
60
Kompetensi
dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
kelarutan serta pengaruh
ion sejenis
kelarutan
 Menuliskan ungkapan
berbagai Ksp elektrolit
yang sukar larut dalam air
 Menentukan konsentrasi
ion suatu larutan dari
harga Ksp-nya
 Menghitung kelarutan
suatu elektrolit yang sukar
larut berdasarkan data
harga Ksp atau sebaliknya
(kinerja dan
sikap),
laporan
tertulis, Tes
tertulis
 Menghitung pH suatu
senyawa elektrolit
berdasarkan harga Kspnya
 Memperkirakan
kemungkinan
terbentuknya endapan
berdasarkan harga Ksp
Alokas Sumber/
i
bahan/al
Waktu at
 Menentukan pH larutan
dari harga Ksp-nya
 Menentukan konsentrasi
ion suatu larutan
beradasarkan pH larutan
 Menghitung harga Qc
untuk menentukan
kemungkinan
terbentuknya endapan
 Memahami kegunaan Ksp
61
Kompetensi
dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokas Sumber/
i
bahan/al
Waktu at
dalam kehidupan seharihari
62
63
Lampiran 4
Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I.
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 14 Semarang
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: XI / 2
Pertemuan ke
:2
Materi Pokok
: Kelarutan dan hasil Kali kelarutan
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan
terapannya
II.
Kompetensi Dasar
Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan
III. Indikator
A.Kognitif
1. Produk
a) Menjelaskan pengertian hasil kali kelarutan
b) Menentukan konsentrasi ion suatu larutan dari harga Ksp-nya
c) Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan
64
2. Proses
a) Melaksanakan diskusi mengenai pengaruh penambahan ion senama dalam
larutan
b) Menghitung konsentrasi ion suatu larutan berdasarkan harga Ksp
c) Menyimpulkan hasil diskusi secara berkelompok
B.Psikomotor
a) Menghitung pengaruh penambahan ion senama dalam larutan
C.Afektif
1. Karakter/ Sikap
a) Santun
b) Jujur
c) Tanggung jawab
d) Disiplin
e) Toleransi
f) Percaya diri
g) Cermat
h) Aktif
2. Ketrampilan sosial
a) Mengkomunikasikan hasil diskusi dengan baik
b) Bekerjasama dengan baik dalam satu kelompok
c) Aktif memberikan tanggapan saat diskusi
IV. Tujuan Pembelajaran
A.Kognitif
1. Produk
a) Siswa dapat menjelaskan pengertian hasil kali kelarutan
b) Siswa dapat menentukan konsentrasi ion suatu larutan dari harga Ksp-nya
c) Siswa dapat menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan
65
2. Proses
a) Siswa dapat melaksanakan diskusi mengenai pengaruh penambahan ion
senama dalam larutan
b) Siswa dapat menghitung konsentrasi ion suatu larutan berdasarkan harga
Ksp
c) Siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi secara berkelompok
B.Psikomotor
a) Siswa dapat menghitung pengaruh penambahan ion senama dalam larutan
C.Afektif
1. Karakter/ Sikap
a) Santun
b) Jujur
c) Tanggung jawab
d) Disiplin
e) Toleransi
f) Percaya diri
g) Cermat
h) Aktif
2. Ketrampilan sosial
a) Siswa dapat mengkomunikasikan hasil diskusi dengan baik
b) Siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam satu kelompok
c) Siswa dapat aktif memberikan tanggapan saat diskusi
V.
Materi Pembelajaran
1. Kelarutan
Kelarutan (solubility) suatu zat dalam pelarut menyatakan jumlah
maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Besarnya
kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Jenis Pelarut
Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa
non-polar yang lebih mudah larut di pelarut non-polar.
b. Temperatur/suhu
Kelarutan suatu zat akan semakin besar jika suhu dinaikkan.
66
2. Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Kita lihat larutan jenuh perak klorida yang bersentuhan dengan perak
klorida padat. Kesetimbangan larutannya dapat dinyatakan sebagai
AgCl(s)
Ag+(aq) + Cl-(aq)
Karena garam seperti AgCl dianggap sebagai elektrolit kuat, semua AgCl
yang larut dalam air dianggap terurai sempurna menjadi ion Ag+ dan Cl-.
Kita mengetahui bahwa untuk reaksi heterogen, konsentrasi padatan adalah
konstanta. Jadi, kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangan untuk
pelarutan AgCl sebagai
Ksp = [Ag+] [ Cl-]
Dimana Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan atau ringkasnya hasil kali
kelarutan. Secara umum, hasil kali kelarutan suatu senyawa ialah hasil kali
konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya, dimana masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya di dalam persamaan
kesetimbangan.
3. Hubungan Kelarutan (s) dengan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga
Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi
ion-ion zat terlarut diketahui.
Contoh:
Hitung kelarutan garam AgCl dalam air, jika Ksp AgCl = 1,8.10-10.
Penyelesaian:
Misal kelarutan AgCl = s mol/L
AgCl(s) ⇌ Ag+(aq) + Cl-(aq)
s
s
s
Ksp AgCl(s) = [Ag+] [Cl-]
1,8x10-10
=sxs
1,8x10-10
= s2
s = 1,8 × 10−10
s = 1,3 x 10-5 mol/L
Kelarutan AgCl(s) = 1,3x10-5 mol/L
VI. Metode Pembelajaran
Metode : Learning Cycle, Problem Based Learning diskusi, tanya jawab
67
VII. Kegiatan Pembelajaran
No.
Langkah
1.
Kegiatan Awal
(Apersepsi)
Kegiatan
Pembelajaran
1. Guru memberi salam
dan
membuka
Alokasi
Waktu
10
menit
pelajaran
2. Guru
mengabsen
kehadiran siswa
3. Guru
memberikan
apersepsi
kepada
siswa
dengan
membahas
hasil
praktikum
yang
telah
dilakukan
siswa
pada
pertemuan
sebelumnya
mengenai pengaruh
ion sejenis
2.
Kegiatan Inti
1. Engagement
70
menit
1. Siswa
mendengarkan
penjelasan
materi
mengenai
penambahan
senama
ion
dengan
menggunakan
contoh
dari
guru
dengan cermat dan
bertanggung jawab
2. Siswa
menjadi
dibagi
8
68
kelompok.(Disiplin,
santun, Aktif )
3. Guru
memberikan
materi
diskusi
mengacu pada hasil
praktikum
yang
telah dilakukan
2. Exploration
1. Siswa
mulai
berdiskusi mengenai
hasil praktikum yang
telah
dilaksanakan.
(disiplin,
bertanggung jawab)
2. Siswa menulis hasil
diskusi
pada
selembar
kertas.(santun,
cermat)
3. Explanation
1. Perwakilan
dari
masing-masing
kelompok
memaparkan
hasil
diskusi
didepan
kelas.
(Cermat,
Aktif,Percaya diri )
2. Guru
memberikan
penjelasan
lanjut
lebih
mengenai
hasil diskusi.
69
4. Elaborasi
1. Siswa mengerjakan
soal latihan yang ada
di buku paket. (Aktif
)
2. Siswa mengerjakan
soal latihan didepan
kelas.(percaya diri,
aktif)
5. Evaluation
1. Guru
memberikan
klarifikasi
dan
penguatan mengenai
konsep materi yang
telah
diberikan
selama pembelajaran
berlangsung
2. Siswa
dengan
bimbingan
guru
menyimpulkan hasil
diskusi yang telah
berlangsung
3.
Penutup
1.
Guru
memberikan
tugas kepada siswa
untuk
mempelajari
materi
pertemuan
selanjutnya
3. Guru
pelajaran
menutup
dengan
mengucapkan salam
10
menit
70
VIII. Media dan Sumber Belajar
Media
Sumber Belajar
: Media elektronik, LCD, spidol,Whiteboard.
: Buku Kimia yang relevan.
IX. Penilaian
a) Kognitif
Prosedur
: Tertulis
Instrumen
: Latihan soal dan tugas rumah
b) Afektif
X.
Prosedur
: Observasi langsung
Instrumen
: Lembar observasi aspek afektif
Alat Evaluasi
1. Jelaskan arti dari masing-masing istilah berikut ini:
a. Kelarutan (s)
2. Tulislah
persamaan
b. Hasil kali kelarutan (Ksp)
kesetimbangan
senyawa-senyawa
berikut
dan
persamaan tetapan hasil kali kelarutannya!
a. Mg(OH)2
b. Ag2CrO4
3. Tulislah hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk
elektrolit berikut:
a. Ca3(PO4)2
b. AgCl
4. Jika diketahui konsentrasi Ca2+ dalam larutan jenuh CaF2 = 2 x 10-4 mol/L ,
maka hasil kali kelarutan CaF2 adalah ...
5. Diketahui Ksp AgCl adalah 4x 10-10
a.
Berapa kelarutan AgCl dalam air ?
b.
Berapa kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,01 M ?
71
JAWABAN
1.a. Kelarutan adalah jumlah maksimum (mol atau gram) zat yang dapat larut
dalam volume pelarut tertentu dan pada suhu tertentu hingga mementuk
kesetimbangan kimia.
1.b. Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi tiap ion
dipangkatkan dengan koefisien masing-masing.
2.a. Mg(OH)2(s) ⇌ Mg2+(aq) + 2OH-(aq)
s
s
2s
2+
Ksp Mg(OH)2 = [Mg ] [OH-]2
2.b. Ag2CrO4(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CrO42-(aq)
s
2s
s
+ 2
Ksp Ag2CrO4 = [Ag ] [CrO42-]
3.a. Ca3(PO4)2 (s) ⇌ 3Ca2+(aq) + 2PO43-(aq)
s
3s
2s
2+ 3
Ksp Ca3(PO4)2 = [Ca ] [PO43-]2
= (3s)3 x (2s)2
= 108 s5
3.b. AgCl (s) ⇌ Ag+(aq) + Cl-(aq)
s
s s
+
Ksp MgF2 = [Ag ] [Cl-]
=sxs
= s2
4. CaF2(s) ⇌ Ca2+ (aq) + 2 F- (aq)
2 x 10-4 2(2 x 10-4)
Ksp = [Ca2+] [F-]2
= [ 2 x 10-4] [4 x 10-4]2
= 2 x 10-4 . 16 x 10-8
= 32 x 10-12
= 3,2 x 10-11
5. a. AgCl(s) ⇌ Ag+ (ag) + Cl- (ag)
s
s
Ksp AgCl = s2
4 x 10-10 = s2
4 𝑥 10−10 = s
72
2 x 10-5 = s
b. Ksp AgCl = [Ag+] [Cl-]
4 x 10-10
= [Ag+] [ 0,01]
= [Ag+] [ 10-2]
[Ag+] = 4 x 10-8 M/L
Semarang, 20 Maret 2014
Mengetahui,
Guru Kimia
Praktikan,
Priyastuti Yulia, S.Pd
NIP. 19570212 198111 2 001
Waridi
NIM. 4301410077
73
Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 14 Semarang
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas / Semester
: XI / 2
Pertemuan ke
:1
Materi Pokok
: Kelarutan dan hasil Kali kelarutan
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
II.
Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya
III.
Kompetensi Dasar
Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip
kelarutan dan hasil kali kelarutan
IV.
Indikator
A.Kognitif
1. Produk
a) Memahami pengertian tetapan hasil kali kelarutan
b) Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam
yang sukar larut
c) Menghubungkan tetapan hasilkali kelarutan dengan tingkat kelarutan
atau pengendapannya
d) Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam
air
e) Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan
data harga Ksp atau sebaliknya
74
2. Proses
a) Melaksanakan diskusi mengenai hubungan antara tetapan hasil kali
kelarutan dan kelarutan
b) Menyimpulkan hasil diskusi secara berkelompok
B.Psikomotor
a) Menghitung kelarutan dan hasil kali kelarutan pada suatu senyawa.
C.Afektif
1. Karakter/ Sikap
a) Santun
b) Jujur
c) Tanggung jawab
d) Disiplin
e) Toleransi
f) Gotong royong
g) Percaya diri
h) Cermat
2. Ketrampilan sosial
a) Mengkomunikasikan hasil diskusi dengan baik
b) Bekerjasama dengan baik dalam satu kelompok
c) Aktif memberikan tanggapan saat diskusi
75
V.
Tujuan Pembelajaran
A.Kognitif
1. Produk
a. Siswa dapat memahami pengertian tetapan hasil kali kelarutan
b. Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau
larutan garam yang sukar larut
c. Siswa dapat menghubungkan tetapan hasilkali kelarutan dengan tingkat
kelarutan atau pengendapannya
d. Siswa dapat menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar
larut dalam air
e. Siswa dapat menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut
berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya
2. Proses
a) Siswa dapat melaksanakan diskusi mengenai hubungan antara tetapan
hasil kali kelarutan dan kelarutan
b) Siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi secara berkelompok
B.Psikomotor
a) Menghitung kelarutan dan hasil kali kelarutan pada suatu senyawa.
C.Afektif
1. Karakter/ Sikap
a) Santun
b) Jujur
c) Tanggung jawab
d) Disiplin
e) Toleransi
f) Gotong royong
g) Percaya diri
h) Cermat
76
i) Teliti
j) Aktif
2. Ketrampilan sosial
a) Siswa dapat mengkomunikasikan hasil diskusi dengan baik
b) Siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam satu kelompok
c) Siswa dapat aktif memberikan tanggapan saat diskusi
VI.
Materi Pembelajaran
4. Kelarutan
Kelarutan (solubility) suatu zat dalam pelarut menyatakan jumlah
maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. Besarnya
kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
c. Jenis Pelarut
Senyawa polar mudah larut dalam pelarut polar, demikian pula senyawa
non-polar yang lebih mudah larut di pelarut non-polar.
d. Temperatur/suhu
Kelarutan suatu zat akan semakin besar jika suhu dinaikkan.
5. Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Kita lihat larutan jenuh perak klorida yang bersentuhan dengan perak
klorida padat. Kesetimbangan larutannya dapat dinyatakan sebagai
AgCl(s)
Ag+(aq) + Cl-(aq)
Karena garam seperti AgCl dianggap sebagai elektrolit kuat, semua
AgCl yang larut dalam air dianggap terurai sempurna menjadi ion Ag+ dan
Cl-. Kita mengetahui bahwa untuk reaksi heterogen, konsentrasi padatan
adalah konstanta. Jadi, kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangan
untuk pelarutan AgCl sebagai
Ksp = [Ag+] [ Cl-]
Dimana Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan atau ringkasnya
hasil kali kelarutan. Secara umum, hasil kali kelarutan suatu senyawa ialah
hasil kali konsentrasi molar dari ion-ion penyusunnya, dimana masingmasing dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya di dalam persamaan
kesetimbangan.
77
6. Hubungan Kelarutan (s) dengan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga
Ksp zat tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi
ion-ion zat terlarut diketahui.
Contoh:
Hitung kelarutan garam AgCl dalam air, jika Ksp AgCl = 1,8.10-10.
Penyelesaian:
Misal kelarutan AgCl = s mol/L
AgCl(s) ⇌ Ag+(aq) + Cl-(aq)
s
s
s
Ksp AgCl(s) = [Ag+] [Cl-]
1,8x10-10 = s x s
1,8x10-10 = s2
s = 1,8 × 10−10
s = 1,3 x 10-5 mol/L
Kelarutan AgCl(s) = 1,3x10-5 mol/L
VII.
Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah
VIII.
Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Kegiatan Awal
1. Guru mengucapkan salam kepada siswa.
1
2. Sebelum memulai pembelajaran, guru mengajak siswa 10 menit
berdoa sesuai keyakinan masing-masing.
3. Guru memeriksa kehadiran siswa.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
2
1. Guru menginformasikan kompetensi yang harus
dicapai dalam pembelajaran.
2. Guru memberikan suatu peristiwa ketika mereka
melarutkan gula yang dapat mengundang keingin
75 menit
78
tahuan siswa.
Elaborasi
1. Guru menjelaskan tentang definisi kelarutan dan
tetapan hasil kali kelarutan.
2. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
3. Guru memberikan soal tentang kelarutan dan tetapan
hasil kali kelarutan.
4. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
secara individu
Konfirmasi
1. Perwakilan siswa maju mengerjakan soal yang telah
diberikan oleh guru.
2. Guru bersama siswa mengecek hasil jawaban siswa di
papan tulis.
3. Guru menyampaikan apakah ada siswa yang kurang
paham mengenai materi atau soal-soal yang telah
diberikan.
Kegiatan Penutup
1. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi
kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan.
3
2. Guru memberikan pekerjaan rumah dan
menyampaikan kepada siswa untuk mempelajari
materi berikutnya.
3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
dan berdoa.
IX.
Media dan Sumber Belajar
Media
Sumber Belajar
: Media elektronik, LCD, spidol,Whiteboard.
: Buku Kimia yang relevan.
15 menit
79
X.
Penilaian
a) Kognitif
Prosedur
: Tertulis
Instrumen
: Latihan soal dan tugas rumah
b) Afektif
XI.
Prosedur
: Observasi langsung
Instrumen
: Lembar observasi aspek afektif
Alat Evaluasi
6. Jelaskan arti dari masing-masing istilah berikut ini:
b. Kelarutan (s)
b. Hasil kali kelarutan (Ksp)
7. Tulislah persamaan kesetimbangan senyawa-senyawa berikut dan persamaan
tetapan hasil kali kelarutannya!
b. Mg(OH)2
b. Ag2CrO4
8. Tulislah hubungan kelarutan dengan tetapan hasil kali kelarutan untuk
elektrolit berikut:
c. Ca3(PO4)2
b. AgCl
9. Sebanyak 7,8 mg Al(OH)3 dapat larut dalam 200 mL air. Hitunglah hasil kali
kelarutan Al(OH)3. (Ar Al=27; O=6; H=1)
10. Pada suhu tertentu 0,35 gram BaF2 larut dalam air murni membentuk 1 liter
larutan jenuh. Hasil kali kelarutan BaF2 pada suhu tersebut adalah.... (Ar
Ba=137; F=19)
Jawaban
1.c. Kelarutan adalah jumlah maksimum (mol atau gram) zat yang dapat larut
dalam volume pelarut tertentu dan pada suhu tertentu hingga mementuk
kesetimbangan kimia.
1.d. Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi tiap ion dipangkatkan
dengan koefisien masing-masing.
2.c. Mg(OH)2(s) ⇌ Mg2+(aq) + 2OH-(aq)
s
s
2s
80
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+] [OH-]2
2.d. Ag2CrO4(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CrO42-(aq)
s
2s
s
+ 2
Ksp Ag2CrO4 = [Ag ] [CrO42-]
3.c. Ca3(PO4)2 (s) ⇌ 3Ca2+(aq) + 2PO43-(aq)
s
3s
2s
2+ 3
Ksp Ca3(PO4)2 = [Ca ] [PO43-]2
= (3s)3 x (2s)2
= 108 s5
3.d. AgCl (s) ⇌ Ag+(aq) + Cl-(aq)
s
s
s
+
Ksp MgF2 = [Ag ] [Cl-]
=sxs
= s2
4. M Al(OH)3 =
𝑔𝑟𝑎𝑚
=
𝑀𝑟
×
1000
𝑣
7,8×10 −3 𝑔𝑟𝑎𝑚
78
×
1000
200
-4
= 5x10 mol/L
Al(OH)3(s) ⇌ Al3+(aq) + 3OH-(aq)
s
s
3s
-4
-4
5x10
5x10
15x10-4
Ksp Al(OH)3 = [Al3+] [OH-]3
= 5x10-4 x (15x10-4)3
= 1,69 x 10-12
5. M BaF2 =
=
gram
Mr
×
1000
0,35 gram
175
v
1000
× 1000
= 2x10-3 mol/L
BaF2(s) ⇌ Ba2+(aq) + 2F-(aq)
s
s
2s
-3
-3
2x10
2x10
4x10-3
Ksp BaF2 = [Ba2+] [F-]2
81
= 2x10-3 x (4x10-3)2
= 3,2x10-8
Semarang, 20 Maret 2014
Mengetahui,
Guru Kimia
Praktikan,
Priyastuti Yulia, S.Pd
NIP. 19570212 198111 2 001
Waridi
NIM. 4301410077
No Kompetensi
dasar
4.6 Memprediksi
terbentuknya
endapan dari
suatu reaksi
berdasarkan
prinsip kelarutan
dan hasil kali
kelarutan
Sub pokok
materi
Hasil kali
kelarutan
Kelarutan
dalam air
Indikator soal
Indkator
pencapaian
a.Memahami
1.Siswa mampu
pengertian tetapan
memahami
hasil kali kelarutan
pengertian tetapan
hasil kali kelarutan
b.Menjelaskan
2. Siswa mampu
kesetimbangan
Menjelaskan
dalam larutan jenuh
kesetimbangan
atau larutan garam
dalam larutan jenuh
yang sukar larut
atau larutan garam
yang sukar larut
c. Menghubungkan
3.Siswa mampu
tetapan hasilkali
Menghubungkan
kelarutan dengan
tetapan hasilkali
tingkat kelarutan
kelarutan dengan
atau pengendapannya tingkat kelarutan
atau
pengendapannya
d.Menuliskan
ungkapan berbagai
Ksp elektrolit yang
sukar larut dalam air
.Menentukan harga
 1.Siswa mampu
Menuliskan
ungkapan berbagai
Ksp elektrolit yang
sukar larut dalam
Jenjang
soal
C1
Jumlah
Butir
2
Nomor Butir
C2
3
3,4,5
C1
1
6
C1
2
7,8
C2
2
9,10
C1
1
11
C2
2
12,13
1,2
Lampiran 5
Kisi-kisi Soal Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
82
82
kelarutan suatu
garam
c.Menentukan harga
Ksp suatu larutan
d.Menentukan
konsentrasi ion
larutan
Hubungan
Ksp dan Ph
e. Memahami
hubungan antara
Kelarutan dan pH
suatu larutan
f.Menentukan pH
suatu larutan
g.Menentukan
kelarutan dan hasil
kali kelarutan suatu
larutan
air
2.Siswa mampu
menentukan harga
kelarutan suatu
garam
3 . Siswa mampu
menentukan
menentukan harga
Ksp suatu larutan
4. .siswa mampu
menentukan
konsentrasi ion
larutan
1.siswa mampu
memahami
hubungan antara
Kelarutan dan pH
suatu larutan
2. Siswa mampu
menentukan Ph suatu
larutan
3. Siswa mampu
menentukan
kelarutan dan hasil
kali kelarutan suatu
larutan
C2
4
14,15,16,17
C2
3
18,19,20
C2
1
21
C3
4
22,23,24,25
C3
5
26,27,28,29,30
83
Pengaruh ion
sejenis
h. Memahasi efek
ion sejenis terhadap
kelarutan dan pH
suatu larutan
i. Menentukan harga
Ksp larutan yang
ditambahkan ion
sejenis
Pengendapan
j. Memahasi syarat
terbentuknya
endapan
k. Memahami faktor
yang mempengaruhi
pengendapan suatu
larutan
1.Siswa mampu
Memahami efek ion
sejenis
2. Siswa mampu
menentukan pH
larutan yang
ditambahkan ion
sejenis
3.Siswa mampu
menentukan
kelarutan dan hasil
kali kelarutan
C1
C2
1
3
31
32,33,34
C2
2
35,36
C2
C3
2
2
37,38
39,40
1.Siswa mampu
memahami syarat
terbentuknya
endapan
C1
C2
C3
1
2
2
41
42,43
44,45
C4
C3
C4
C2
1
2
1
1
46
47,48
49
50
2. Sisa mampu
memahami faktor
yang menyebabkan
terjadinya endapan
84
85
Lampiran 6
SOAL SOAL KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
1. Hasil perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh masing- masing
dipangkatkan dengan koefisien ionisasinya disebut ...
a. Zat terlarut
b. Hubungan kelarutan
c. Satuan kelarutan
d. Kelarutan
e. Tetapan hasil kali kelarutan
2. Besarnya kelarutan dipengaruhi oleh ...
a. pH, suhu, dan kelembaban
b. Jenis zat terlarut, pH dan tekanan
c. Jenis zat terlarut, pH dan udara
d. Jenis zat terlarut, jenis zat pelarut, dan udara
e. Jenis zat pelarut, zat terlarut, suhu, pH dan udara
3. Persamaan Ksp suatu garam yang sukar larut [A+]2 [B2-] adalah 4s3, maka
rumus garam tersebut adalah...
a. AB
d. AB2
b. A2B
e. A2B3
c. A2B2
4. Jika perak kromat ( Ag2CrO4) memiliki kelarutan x mol L-1, maka Ksp zat
tersebut adalah ...
a. x2
b. 4x3
c. 9x2
d. 27x3
e. 108x5
5. Suatu garam memiliki Ksp 27s4, jika kelarutan garam tersebut s mol/L maka
rumus garam yang mungkin adalah ...
a. AB
b. A2B
c. AB3
d. A2B3
e. AB2
6. Berikut pernyataan yang benar mengenai suatu larutan yang telah mencapai
keadaan jenuh adalah ...
a. Larutan telah mengendap
b. Tepat terbentuk endapan
c. Larutan melarut
d. Suhu larutan mengalami peningkatan
e. Proses melarut dan mengendap sama cepat
86
7. Berikut ini pernyataan yang benar mengenai suatu larutan jenuh dalam keadaan
setimbang yaitu ...
a. Keadaan suhu larutan bertambah
b. Larutan mengendap
c. Jika ditambahkan zat lagi, maka masih bisa larut
d. Terjadi kesetimbangan antara larutan dengan ion-ion hasil disosiasinya
e. Terjadi kesetimbangan antara padatan dengan ion-ion hasil
disosiasinya
8. Suatu garam dimasukkan kedalam air,setelah beberapa saat masih terdapat
garam yang belum larut. Hal tersebut karena ...
a. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam = Ksp garam
b. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam > Ksp garam
c. Hasil kali konsentrasi pangkat koefisien garam < Ksp garam
d. Jumlah garam terlalu banyak
e. Jumlah air terlalu banyak
9. Jika Ksp AgNO3 adalah 9x2 , maka kelarutan AgCl adalah ...
a. x
b. 3x
c. 2x
d. 18x4
e. 3x2
10. Hasil kali kelarutan timbal (II) Iodida adalah ...
a. Ksp PbI2 = [Pb2+] [I-]2
b. Ksp PbI2 = [Pb2+] [2I-]
c. Ksp PbI2 = [Pb2+] [I-2]
d. Ksp PbI2 = [Pb2+] [2I-]2
e. Ksp PbI2 = [Pb2+] [I-]
11. Satuan untuk kelarutan dinyatakan dalam ...
a. gram mol-1
b. gram/ Mr
c. mol L-1
d. mol
e. Liter
12. Garam yang paling sukar larut dalam air adalah ...
a. ZnS, Ksp : 2,5 x 10-21
b. Ag2S, Ksp : 5,5 x 10-51
c. Ag3PO4, Ksp : 1,8 x 10-18
d. Ba3(PO4)2, Ksp : 6 x 10-39
e. Bi2S3, Ksp : 1,6 x 10-32
13. Diketahui garam X2Y3 sukar larut dalam air, Ksp X2Y3 adalah ...
87
a. 2[X] . 3[Y]
b. [X]2 . [Y]3
c. [2X]2 . [3Y]3
d. [X3+]2 . [Y-2]3
e. [X2+]. [Y-3]2
14. Berikut yang merupakan reaksi kesetimbangan dari larutan jenuh Fe(OH)3
yaitu ...
a. Fe(OH)3 (s)
3Fe+ + OH3b. Fe(OH)3 (s)
Fe3+ + OH3c. Fe(OH)3 (s)
Fe+ + OHd. Fe(OH)3 (s)
Fe3+ + 3OHe. Fe(OH)3 (s)
3Fe+ + 3OH15. Berikut ini merupakan kerugian akibat timbulnya air sadah, kecuali ...
a. Sabun menjadi kurang berbuih
b. Terbentuknya kerak pada perabotan rumah tanggga
c. Air sadah dengan sabun membentuk gumpalan yang susah dihilangkan
d. Dapat menimbulkan pipa uap tersumbat oleh kerak
e. Sebagai tampat hidup beberapa ikan
16. Perhatikan aplikasi teknologi konsep kelarutan dan Ksp dibawah ini:
1. Pembuatan pasta gigi
2. Penghilang kesadahan air
konsep yang mendasari aplikasi tersebut adalah...
a. ion senama dan suhu
b. pH dan reaksi pengendapan
c. Tekanan dan pH
d. pH dan ion senama
e. suhu dan ion senama
17. Pernyataan yang tepat mengenai hasil kali kelarutan AgCl adalah...
a. Hasil kali kelarutan tidak dipengaruhi oleh ion sejenis
b. Ksp AgCl menyatakan banyaknya garam AgCl yang larut
c. Jika Ksp AgCl = [ Ag+] [Cl-] berarti larut sempurna
d. Jika Ksp AgCl < [ Ag+] [Cl-] berarti larutan belum jenuh
e. Jika Ksp AgCl > [ Ag+] [Cl-] berarti terbentuk endapan
18. Diantara senyawa Hg2Br2, BaF2, Ag3PO4, dan Fe(OH)3 masing-masing
kelarutannya adalah s mol/L. Yang memiliki harga Ksp = 27s4 adalah...
a. Hg2Br2, BaF2, Ag3PO4
d. Fe(OH)3, Ag3PO4
b. Hg2Br2, Ag3PO4, BaF2
e. BaF2, Ag3PO4
c. BaF2, Fe(OH)3
19. Konsentrasi ion Ba2+ dalam larutan jenuh Ba3(PO4)2 adalah a mol/L, maka
konsentrasi ion PO43- dalam larutan sebesar...
mol/L
88
a. 2a/3
d. 2a
b. a
e. 3a
c. 3a/2
20. Tetapan hasil kali kelarutan untuk Al2(CO3)3 dalam air adalah ...
a. Ksp Al2(CO3)3 = [CO32-]
b. Ksp Al2(CO3)3 = [Al3+]
c. Ksp Al2(CO3)3 = [CO32-] / Al2(CO3)3
d. Ksp Al2(CO3)3 = [Al3+]2 [CO32-]3
e. Ksp Al2(CO3)3 = [Al32 -] / Al2(CO3)3
21. Ca(OH)2 mempunyai pOH = - log 2a, maka konsentrasi Ca2+ adalah...
a. a
b. 2a
c. 1/2a
d. 1/4a
e. 4a
22. Jika Ksp Mg(OH)2 = 3,4 x 10-10, konsentrasi ion Mg2+ dalam larutan yang
memiliki pH = 12 adalah...
a. 2 x 10-10 mol/L
b. 3,4 x 10-5 mol/L
c. 3,4 x 10-6 mol/L
d. 2 x 10-6 mol/L
e. 3,4 x 10-10 mol/L
23. Ksp L(OH)2 = 4 x 10-12, maka larutan jenuh L(OH)2 dalam air memiliki pH
sebesar...
a. 10 + log 2
b. 8 + log 2
c. 6 + log 2
d. 4 + log 2
e. 2 + log 2
24. Kedalam larutan M(OH)2 0,02 M ditambahkan larutan NaOH sampai terbentuk
endapan dengan pH 10, maka Ksp M(OH)2 adalah...
a. 2 x 10-10
b. 2 x 10-12
c. 4 x 10-10
d. 4 x 10-11
e. 4 x 10-12
25. Hasil kali kelarutan dari Mg(OH)2 = 4 x 10-18. Jika larutan Mg(OH)2 ditambah
dengan NaOH, maka endapan akan terbentuk pada pH...
a. 3 + log 2
b. 4 + log 2
89
c. 5 + log 2
d. 6 + log 2
e. 8 + log 2
26. pH larutan Fe(OH)3 adalah 12. Jika Ksp Fe(OH)3 = 5,4 x 10-35, maka
kelarutannya adalah...
a. 5,4 x 10-29
b. 2 x 10-29
c. 10-30
d. 5 x 10-29
e. 10-29
27. Diketahui Ksp suatu asam terner 4 x 10-12, pH saat asam tersebut mulai
mengendap adalah...
a. 4
d. 5 + log 4
b. 6
e. 4 – log 4
c. 5
28. Zn(OH)2 dilarutkan dalam larutan menghasilkan pH = 8. Jika Ksp Zn(OH)2
adalah 2 x 10-27, maka konsentrasi maksimum ion Zn2+ yang dapat larut
adalah...
a. 2 x 10-14
d. 2 x 10-17
b. 2 x 10-16
e. 2 x 10-18
c. 2 x 10-15
29. Kedalam larutan MgCl2 0,03 M ditambahkan larutan NaOH sampai terbentuk
endapan. Jika pH saat terbentuk endapan adalah 12, maka Ksp Mg(OH)2
adalah...
a. 3 x 10-3
d. 9 x 10-5
b. 9 x 10-3
e. 3 x 10-6
c. 3 x 10-4
30. Ksp Mg(OH)2 = 4 x 10-12. Jika larutan MgCl2 0,3 M ditambah dengan NaOH
padat, maka endapan yang terbentuk mempunyai pH...
a. 5 + log 2
d. 10 + log 2
b. 7 + log 2
e. 11 + log 2
c. 9 + log 2
31. Berkurangnya kelarutan suatu larutan akibat adanya penambahan ion sejenis
disebut ...
a. Pengendapan
b. Pengaruh ion sejenis
c. Larutan tepat jenuh
d. Larutan lewat jenuh
90
e. Kuosien reaksi
32. Kelarutan garam AgCl berkurang dalam larutan ...
a. NaCl dan NaCN
b. NaCl dan AgNO3
c. AgNO3 dan NH4OH
d. NH4OH pekat
e. NaCN dan AgNO3
33. Kelarutan AgCl yang paling besar terdapat pada larutan ...
a. CuS 0,1 M
b. HCl 0,1 M
c. NaCl 0,1 M
d. AgNO3 0,1 M
e. CaCl2 0,1 M
34. Kelarutan BaSO4 paling kecil bila dilarutkan kedalam ...
a. Larutan PbCrO4 0,1 M
b. Larutan Na2SO4 0,1 M
c. Larutan BaCl2 0,2 M
d. Larutan Al2(SO4)3 0,05 M
e. Larutan Ba (NO3)2 0,05 M
35. Pada larutan Sr(OH)2, bila larutan tersebut berada dalam suasana lebih asam
maka ...
a. Konsentrasi ion hidroksida berkurang
b. Konsentrasi ion hidroksida bertambah
c. Konsentrasi ion hidroksida tetap
d. Konsentrasi ion Sr2+ berkurang
e. Seng hidroksida lebih sukar larut
36. Dalam suatu larutan jenuh BaCO3 ditambah dengan larutan Na2CO3 maka yang
terjadi adalah ...
a. Penambahan Na2CO3 akan membuat kelarutan BaCO3 semakin besar
b. Penambahan Na2CO3 akan membuat kelarutan BaCO3 semakin kecil
c. Penambahan Na2CO3 akan memperbesar kelarutan ion Ba2+
d. Penambahan Na2CO3 akan memperbesar konsentrasi ion CO32e. Penambahan Na2CO3 tidak berpengaruh terhadap BaCO3
37. Jenis pelarut mempengaruhi besarnya kelarutan, senyawa AgCl memiliki
kelarutan terbesar pada pelarut...
a. Minyak goreng
b. Pelumas
c. Bensin
d. Minyak tanah
91
e. Air
38. Pernyataan berikut ini benar, kecuali...
a. Penambahan ion sejenis akan menggeser kesetimbangan kearah
reaktan
b. Penambahan kation sejenis memperkecil kelarutan suatu zat
c. Harga kelarutan suatu zat berubah jika dilakukan penambahan anion
sejenis
d. Penambahan ion sejenis memperkecil kelarutan suatu zat
e. Penambahan ion sejenis memperbesar kelarutan suatu zat
39. Kelarutan AgCl ( Ksp = 10-10) dalam larutan KCl 0,01 M adalah...
a. 10-2 M
b. 10-3 M
c. 10-4 M
d. 10-6 M
e. 10-8 M
40. Diketahui harga Ksp sebagai berikut :
1. CaCO3 = 4,5 x 10-9
2. BaCO3 = 5 x 10-9
3. MgCO3 = 3,5 x 10-8
4. SrCO3 = 9,3 x 10-10
Urutan kelarutan dari yang terkecil adalah...
a. 3,2,1,4
b. 4,1,2,3
c. 3,1,2,4
d. 4,2,1,3
e. 1,3,4,2
41. Pernyataan dibawah ini yang benar mengenai hubungan Ksp dengan terjadinya
endapan adalah ...
a. Qc > Ksp, terjadi endapan
b. Qc < Ksp, terjadi endapan
c. Qc = Ksp, terjadi endapan
d. Qc > Ksp, tidak terjadi endapan
e. Qc ≥ Ksp, tidak terjadi endapan
42. Penambahan ion Ag+ pada larutan yang mengandung ion I ternyata
memebntuk endapan AgI, ini berarti ...
a. [Ag+] [I-] < Ksp
b. [Ag+] [I-] > Ksp
c. [Ag+] [I-] = Ksp
d. [Ag+] < Ksp
e. [I-] < Ksp
92
43. Pernyataan dibawah ini benar, kecuali...
a. Penambahan ion sejenis akan memperkecil kelarutan
b. Larutan melarut sempurna jika hasil kali ion-ionnya sama dengan
harga Ksp
c. Pembentukan endapan mengisyaratkan menurunnya konsentrasi
larutan
d. Harga Ksp tetap pada suhu tetap
e. Pembentukan endapan terjadi jika hasil kali ion-ionnya lebih besar dari
Ksp
44. Diketahui Ksp PbCl2 = 3,2 x 10-5 , maka kelarutan PbCl2 dalam air adalah ...
a. 1 x 10-2
b. 2 x 10-2
c. 4 x 10-2
d. 2 x 10-3
e. 4 x 10-3
45. Dalam 200ml larutan jenuh AgNO3 terkandung AgNO3 sebanyak 0,02 mmol.
Kelarutan garam tersebut adalah ... mol/L
a. 0,2
d. 0,0001
b. 0,02
e. 0,005
c. 0.001
46. Nilai Ksp untuk PbSO4 yang membentuk larutan jenuh ketika didalamnya
dilarutkan 0,606 gram PbSO4 dalam 1 Liter air adalah...
( Ar Pb : 207 ,
S:32, O: 16 )
a. 1,8 x 10-4
d. 4,00 x 10-6
b. 1,96 x 10-5
e. 1,98 x 10-8
c. 2,30 x 10-6
47. Suatu larutan mengandung ion Ca2+, Sn 2+, Hg2+, Ba2+ dan Pb2+ dengan
konsentrasi yang sama. Jika larutan tersebut ditetesi larutan Na2SO4, maka zat
yang mula-mula mengendap adalah...
a. CaSO4, Ksp = 2,4 x 10-5
b. SnSO4, Ksp = 2,5 x 10-7
c. HgSO4, Ksp = 6,0 x 10-7
d. BaSO4, Ksp = 1,1 x 10-10
e. PbSO4, Ksp = 1,7 x 10-8
48. Diketahui Ksp CaSO4 = 1 x 10-5. Campuran dibawah ini yang menghasilkan
endapan CaSO4 adalah...
a. 50 ml larutan CaCl2 0,1 M dengan 50ml larutan Na2SO4 0,1 M
b. 500 ml larutan CaCl2 0,01 M dengan 500ml larutan Na2SO4 0,001 M
c. 100 ml larutan CaCl2 0,0001 M dengan 100ml larutan Na2SO4 0,0001
M
93
d. 100 ml larutan Ca(OH)2 0,0001 M dengan 100ml larutan H2SO4
0,0001 M
e. 500 ml larutan Ca(OH)2 0,00001 M dengan 500ml larutan H2SO4
0,00001 M
49. Suatu larutan mengandung Pb2+, Mn2+, dan Zn2+ masing-masing
konsentrasinya 0,01 M. Pada larutan tersebut ditambahkan NaOH padat
sehingga pH menjadi 8. Jika Ksp Pb(OH)2 = 2,8 x 10-16, Ksp Mn(OH)2 = 4,5 x
10-14, dan Ksp Zn(OH)2 = 4,5 x 10-17. Hidroksida yang mengendap adalah...
a. Hanya Mn(OH)2
b. Hanya Zn(OH)2
c. Zn(OH)2 dan Pb(OH)2
d. Ketiga-tiganya
e. Tidak ada
50. Diketahui Ksp Mg(OH)2 = 4 x 10-12
1. Konsentrasi Mg2 = 4 x 10-5
2. Mengendap pada pH 10 + log 2
3. Konsentrasi [OH-] = 4 x 10-5
4. kelarutan dalam air = 10-4 mol/L
Dari pernyataan di atas yang benar adalah...
a. 1,2 & 3
d. 4
b. 1 & 3
e. Semua benar
c. 2 & 4
94
KUNCI JAWABAN
1. E
2. E
3. B
4. B
5. A
6. A
7. B
8. B
9. B
10. A
11. C
12. C
13. D
14. D
15. A
16. D
17. B
18. D
19. A
20. D
21. A
22. C
23. A
24. A
25. E
26. A
27. A
28. C
29. E
30. D
31. B
32. B
33. A
34. C
35. A
36. B
37. E
38. E
39. E
40. B
41. A
42. B
43. C
44. B
45. D
46. D
47. D
48. A
49. C
50. C
95
Lampiran 7
ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL, DAYA BEDA, INDEKS KESUKARAN, DAN RELIABILITAS
No.
Reliabilitas
Daya Beda
IK
Validitas Butir Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
KODE
1
1
UC- 19
1
UC- 10
1
UC- 5
1
UC- 24
1
UC- 11
1
UC- 20
1
UC- 22
1
UC- 18
1
UC- 13
1
UC- 3
1
UC- 4
1
UC- 12
1
UC- 16
1
UC- 27
1
UC- 29
1
UC- 15
1
UC- 7
1
UC- 25
0
UC- 2
1
UC- 17
1
UC- 23
1
UC- 1
1
UC- 26
0
UC- 9
1
UC- 30
0
UC- 28
1
UC- 8
1
UC- 14
1
UC- 6
1
UC- 21
jumlah
27
∑XY
932
Xp
34,519
Xt
33,9333
p
0,9
q
0,1
St
6,16946
rbis
0,28456
thitung
1,62579
ttabel
1,7
kriteria
tdk valid
IK
0,9
Kriteria
mudah
16
BA
11
BB
JA
16
JB
16
Daya Beda
0,3125
Kriteria
cukup
Kriteria Soal
Dibuang
k/k-1
1,02041
M
31,8125
M(K-M)
578,59
M(K-M)/KVt
0,30402
1-[M(K-M)/KVt] 0,69598
Reliabilitas
0,71018
2
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
21
743
35,381
33,9333
0,7
0,3
6,16946
0,35842
2,10288
1,7
valid
0,7
sedang
13
8
16
16
0,3125
cukup
Dipakai
3
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
26
898
34,538
33,9333
0,86667
0,13333
6,16946
0,25007
1,41462
1,7
tdk valid
0,86667
mudah
15
11
16
16
0,25
cukup
Dibuang
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
28
970
34,643
33,9333
0,93333
0,06667
6,16946
0,43031
2,61102
1,7
valid
0,93333
mudah
16
12
16
16
0,25
cukup
Dipakai
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
28
970
34,643
33,9333
0,93333
0,06667
6,16946
0,43031
2,61102
1,7
valid
0,93333
mudah
16
12
16
16
0,25
cukup
Dipakai
Nomer Soal
6
7
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
13
20
500
724
38,462
36,200
33,9333 33,9333
0,43333 0,66667
0,56667 0,33333
6,16946 6,16946
0,64184 0,51958
4,5844 3,33077
1,7
1,7
valid
valid
0,43333 0,66667
sedang sedang
12
14
1
6
16
16
16
16
0,6875
0,5
baik
baik
Dipakai Dipakai
8
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
13
487
37,462
33,9333
0,43333
0,56667
6,16946
0,5001
3,16309
1,7
valid
0,43333
sedang
10
3
16
16
0,4375
baik
Dipakai
9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
21
759
36,143
33,9333
0,7
0,3
6,16946
0,54707
3,57955
1,7
valid
0,7
sedang
15
6
16
16
0,5625
baik
Dipakai
10
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
9
326
36,222
33,9333
0,3
0,7
6,16946
0,24288
1,37136
1,7
tdk valid
0,3
sukar
7
2
16
16
0,3125
cukup
Dibuang
11
12
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
25
17
873
536
34,920
31,529
33,9333 33,9333
0,83333 0,56667
0,16667 0,43333
6,16946 6,16946
0,35761 -0,44558
2,0974 -2,72613
1,7
1,7
valid
tdk valid
0,83333 0,56667
mudah
sedang
15
6
10
11
16
16
16
16
0,3125 -0,3125
cukup sangat jelek
Dipakai Dibuang
96
13
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
15
542
36,133
33,933333
0,5
0,5
6,1694588
0,3565953
2,0905905
1,7
valid
0,5
sedang
10
5
16
16
0,3125
cukup
Dipakai
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
28
962
34,357
33,93333
0,933333
0,066667
6,169459
0,257032
1,456767
1,7
tdk valid
0,933333
mudah
16
12
16
16
0,25
cukup
Dibuang
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
26
918
35,308
33,93333
0,866667
0,133333
6,169459
0,56795
3,779524
1,7
valid
0,866667
mudah
16
10
16
16
0,375
cukup
Dipakai
16
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
9
331
36,778
33,93333
0,3
0,7
6,169459
0,30183
1,734063
1,7
valid
0,3
sukar
7
2
16
16
0,3125
cukup
Dipakai
17
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
6
202
33,667
33,93333
0,2
0,8
6,169459
-0,021612
-0,118401
1,7
tdk valid
0,2
sukar
3
3
16
16
0
jelek
Dibuang
Nomer Soal
18
19
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
28
8
952
292
34,000
36,500
33,93333 33,93333
0,933333 0,266667
0,066667 0,733333
6,169459 6,169459
0,040432 0,250874
0,221637 1,41949
1,7
1,7
tdk valid tdk valid
0,933333 0,266667
mudah
sukar
15
5
13
3
16
16
16
16
0,125
0,125
jelek
jelek
Dibuang Dibuang
20
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
29
994
34,276
33,93333
0,966667
0,033333
6,169459
0,298985
1,716105
1,7
valid
0,966667
mudah
16
13
16
16
0,1875
jelek
Dibuang
21
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
459
38,250
33,93333
0,4
0,6
6,169459
0,571289
3,812467
1,7
valid
0,4
sedang
10
2
16
16
0,5
baik
Dipakai
22
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
28
962
34,357
33,93333
0,933333
0,066667
6,169459
0,257032
1,456767
1,7
tdk valid
0,933333
mudah
16
12
16
16
0,25
cukup
Dibuang
23
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
22
786
35,727
33,93333
0,733333
0,266667
6,169459
0,4822
3,014763
1,7
valid
0,733333
mudah
14
8
16
16
0,375
cukup
Dipakai
24
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
24
844
35,167
33,93333
0,8
0,2
6,169459
0,399819
2,389169
1,7
valid
0,8
mudah
16
8
16
16
0,5
baik
Dipakai
25
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
25
860
34,400
33,93333
0,833333
0,166667
6,169459
0,169139
0,939957
1,7
tdk valid
0,833333
mudah
14
11
16
16
0,1875
jelek
Dibuang
97
26
27
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
26
21
908
697
34,923
33,190
33,93333 33,93333
0,866667
0,7
0,133333
0,3
6,169459 6,169459
0,409008 -0,183927
2,454966 -1,024897
1,7
1,7
valid
tdk valid
0,866667
0,7
mudah
sedang
16
9
10
12
16
16
16
16
0,375
-0,1875
cukup sangat jelek
Dipakai Dibuang
28
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28
944
33,714
33,93333
0,933333
0,066667
6,169459
-0,132848
-0,734146
1,7
tdk valid
0,933333
mudah
15
13
16
16
0,125
jelek
Dibuang
29
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
29
976
33,655
33,93333
0,966667
0,033333
6,169459
-0,2428
-1,37089
1,7
tdk valid
0,966667
mudah
15
14
16
16
0,0625
jelek
Dibuang
30
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
242
40,333
33,93333
0,2
0,8
6,169459
0,518684
3,32288
1,7
valid
0,2
sukar
5
1
16
16
0,25
cukup
Dipakai
Nomer Soal
31
32
33
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
25
14
6
871
474
235
34,840
33,857
39,167
33,93333 33,93333 33,93333
0,833333 0,466667
0,2
0,166667 0,533333
0,8
6,169459 6,169459 6,169459
0,328614 -0,011552 0,424132
1,905727 -0,063277 2,565225
1,7
1,7
1,7
valid
tdk valid
valid
0,833333 0,466667
0,2
mudah
sedang
sukar
15
6
5
10
8
1
16
16
16
16
16
16
0,3125
-0,125
0,25
cukup sangat jelek cukup
Dipakai Dibuang Dipakai
34
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
7
274
39,143
33,93333
0,233333
0,766667
6,169459
0,465839
2,883484
1,7
valid
0,233333
sukar
6
1
16
16
0,3125
cukup
Dipakai
35
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
21
756
36,000
33,93333
0,7
0,3
6,169459
0,511696
3,262082
1,7
valid
0,7
sedang
16
5
16
16
0,6875
baik
Dipakai
36
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
25
870
34,800
33,93333
0,833333
0,166667
6,169459
0,314116
1,81221
1,7
valid
0,833333
mudah
15
10
16
16
0,3125
cukup
Dipakai
37
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
23
825
35,870
33,93333
0,766667
0,233333
6,169459
0,568886
3,788733
1,7
valid
0,766667
mudah
16
7
16
16
0,5625
baik
Dipakai
38
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
23
811
35,261
33,93333
0,766667
0,233333
6,169459
0,390045
2,320125
1,7
valid
0,766667
mudah
15
8
16
16
0,4375
baik
Dipakai
98
39
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
27
940
34,815
33,93333
0,9
0,1
6,169459
0,428635
2,598546
1,7
valid
0,9
mudah
16
11
16
16
0,3125
cukup
Dipakai
40
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
25
873
34,920
33,93333
0,833333
0,166667
6,169459
0,357609
2,097403
1,7
valid
0,833333
mudah
15
10
16
16
0,3125
cukup
Dipakai
41
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
25
866
34,640
33,93333
0,833333
0,166667
6,169459
0,256125
1,451265
1,7
tdk valid
0,833333
mudah
15
10
16
16
0,3125
cukup
Dibuang
42
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
28
970
34,643
33,93333
0,933333
0,066667
6,169459
0,430312
2,611023
1,7
valid
0,933333
mudah
16
12
16
16
0,25
cukup
Dipakai
43
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
285
40,714
33,93333
0,233333
0,766667
6,169459
0,606357
4,176546
1,7
valid
0,233333
sukar
6
1
16
16
0,3125
cukup
Dipakai
44
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
24
840
35,000
33,93333
0,8
0,2
6,169459
0,345789
2,018482
1,7
valid
0,8
mudah
14
10
16
16
0,25
cukup
Dipakai
Nomer Soal
45
46
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
26
21
909
705
34,962
33,571
33,93333 33,93333
0,866667
0,7
0,133333
0,3
6,169459 6,169459
0,424903 -0,089606
2,570909 -0,492773
1,7
1,7
valid
tdk valid
0,866667
0,7
mudah
sedang
16
10
10
11
16
16
16
16
0,375
-0,0625
cukup sangat jelek
Dipakai Dibuang
47
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
232
38,667
33,93333
0,2
0,8
6,169459
0,38361
2,275181
1,7
valid
0,2
sukar
6
0
16
16
0,375
cukup
Dipakai
48
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
20
706
35,300
33,93333
0,666667
0,333333
6,169459
0,313278
1,806851
1,7
valid
0,666667
sedang
12
8
16
16
0,25
cukup
Dipakai
49
50
Y
1
1
43
1
1
43
1
1
42
1
0
41
1
1
42
1
1
42
1
1
40
1
1
39
1
1
38
1
1
38
1
1
37
1
1
36
1
1
36
1
1
36
1
1
36
1
1
35
1
0
34
1
1
33
1
0
32
1
0
30
1
0
30
1
0
28
1
0
28
1
0
27
0
0
27
1
0
27
1
0
26
1
0
24
1
1
24
1
1
24
29
18
1018
991
664
Reliabilitas
34,172
36,889
0,710
33,93333 33,93333
0,966667
0,6
0,033333
0,4
6,169459 6,169459
0,208687 0,586729
1,168761 3,968529
1,7
1,7
tdk valid
valid
0,966667
0,6
mudah
sedang
16
15
13
3
16
16
16
16
0,1875
0,75
jelek sangat baik
Dibuang Dipakai
Y²
1849
1849
1764
1681
1764
1764
1600
1521
1444
1444
1369
1296
1296
1296
1296
1225
1156
1089
1024
900
900
784
784
729
729
729
676
576
576
576
35686
99
Lampiran 8
PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL UJI COBA
Rumus :
rpbis 
Mp  Mt
Keterangan:
St
p
q
Mp
= Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Mt
= Rata-rata skor total
St
= Standart deviasi skor total
p
= Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q
= Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
Kriteria Apabila t hitung > t tabel, maka butir soal valid.
t hitung  rpbis
n2
1 r 2
Perhitungan :
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal
yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel
analisis butir soal.
100
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Kode
Butir soal no 1 (X)
Skor Total (Y)
Y2
XY
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
43
45
43
42
45
44
42
41
38
40
39
37
37
36
37
35
34
33
29
29
26
25
24
22
24
22
23
24
23
23
1849
2025
1849
1764
2025
1936
1764
1681
1444
1600
1521
1369
1369
1296
1369
1225
1156
1089
841
841
676
625
576
484
576
484
529
576
529
529
43
45
43
42
45
44
42
41
38
40
39
37
37
36
37
35
0
33
0
29
0
0
24
0
24
0
23
24
23
23
24
1005
35597
847
UC- 19
UC- 10
UC- 5
UC- 24
UC- 11
UC- 20
UC- 22
UC- 18
UC- 13
UC- 3
UC- 4
UC- 12
UC- 16
UC- 27
UC- 29
UC- 15
UC- 7
UC- 25
UC- 2
UC- 17
UC- 23
UC- 1
UC- 26
UC- 9
UC- 30
UC- 28
UC- 8
UC- 14
UC- 6
UC- 21
Jumlah
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh
Mp
= Jumlah skor total yang menjawab benar pada soal no. 1
Banyaknya siswa yang menjawab benar pada soal no. 1
= 847
24
= 35,29
Mt
= Jumlah skor total
Banyaknya siswa
= 1005
30
= 33,50
101
p
Jumlah skor yang menjawab benar pada no 1
Banyaknya siswa
=
24
30
=
q
=
0,80
=
1
p
=
1
1005
30
35597
St
=
rpbis
=
=
t hitung =
0,80
30
35,29
2
=
8,02
33,50
0,80
0,20
8,02
0,447
30
1
0,447
=
0,447
=
2,643
x
2
0,447
2
5,91475477
Pada  = 5% dengan dk = n - 2 = 30 - 2 diperoleh t tabel = 1.701
Karena t hitung > t tabel, maka soal no 1 valid.
=
0,20
102
Lampiran 9
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL UJI COBA
Rumus
DP 
JB A  JB B
JS A
Keterangan:
DP
:
JBA
:
JBB
:
JSA
:
Daya Pembeda
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
Banyaknya siswa pada kelompok atas
Kriteria
0,00
0,20
0,40
0,70
Interval DP
DP
<
DP
<
DP
<
DP
<
<
<
<
<
Kriteria
Jelek
Cukup
Baik
Sangat Baik
0,20
0,40
0,70
1,00
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara
yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas
Kode
No
Skor
No
Kelompok Bawah
Kode
Skor
1
UC- 19
1
1
UC- 15
1
2
UC- 10
1
2
UC- 7
1
3
UC- 5
1
3
UC- 25
0
4
UC- 24
1
4
UC- 2
1
5
UC- 11
1
5
UC- 17
0
6
UC- 20
1
6
UC- 23
1
7
UC- 22
1
7
UC- 1
0
8
UC- 18
1
8
UC- 26
0
9
UC- 13
1
9
UC- 9
1
10
UC- 3
1
10
UC- 30
0
11
UC- 4
1
11
UC- 28
1
12
UC- 12
1
12
UC- 8
0
13
UC- 16
1
13
UC- 14
1
14
UC- 27
1
14
UC- 6
1
15
UC- 29
1
15
UC- 21
Jumlah
DP
15
15
=
=
15
Jumlah
9
15
0,40
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda cukup
1
9
103
Lampiran 10
PERHITUNGAN INDEKS KESUKARAN SOAL UJI COBA
Rumus
IK 
JB A + JB B
JS A + JS B
Keterangan:
IK
JBA
JBB
JSA
JSB
:
:
:
:
:
Indeks kesukaran
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
Banyaknya siswa pada kelompok atas
Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria
Interval IK
IK = 0,00
0,00 < IK ≤ 0,30
0,30 < IK ≤ 0,70
0,70 < IK ≤ 1,00
Kriteria
Sangat Sukar
sukar
sedang
mudah
sangat mudah
IK = 1,00
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama,
dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas
Kode
No
Skor
No
Kelompok Bawah
Kode
Skor
1
UC- 19
1
1
UC- 15
1
2
UC- 10
1
2
UC- 7
0
3
UC- 5
1
3
UC- 25
1
4
UC- 24
1
4
UC- 2
0
5
UC- 11
1
5
UC- 17
1
6
UC- 20
1
6
UC- 23
0
7
UC- 22
1
7
UC- 1
0
8
UC- 18
1
8
UC- 26
1
9
UC- 13
1
9
UC- 9
0
10
UC- 3
1
10
UC- 30
1
11
UC- 4
1
11
UC- 28
0
12
UC- 12
1
12
UC- 8
1
13
UC- 16
1
13
UC- 14
1
14
UC- 27
1
14
UC- 6
1
15
UC- 29
1
15
UC- 21
Jumlah
IK
15
=
=
15
+
Jumlah
1
9
9
30
0,80
Maka soal nomor 1Maka
termasuk
dalam kriteria Indeks Kesukaran sedang.
soal nomor 1 memiliki termasuk ke dalam IK Mudah
104
Lampiran 11
PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL UJI COBA
Rumus:
r11
 k   M(k  M 



kVt
 k -1  

Keterangan:
k
:
Spq
:
s2
:
Banyaknya butir soal
Jumlah dari pq
Varians total
Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
k
=
50
M
=
31,4063
1005
30
35597
Vt
=
r11
=
50
=
0,710
30
50
1
1 -
2
= 64,3167
31,406
50
50
- 31,41
64,317
maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi
105
Lampiran 12
Nilai Ulangan Akhir Semester Gasal tahun pelajaran 2013/2014
SMA Negeri 14 Semarang
Kelas
XI A2
XI A3
XI A4
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
XI A1
85
83
73
62
69
83
64
73
78
88
73
51
78
57
79
79
78
55
67
79
67
85
83
72
76
79
73
76
60
71
79
81
75
67
64
57
79
74
71
53
84
83
76
74
86
74
67
83
74
78
67
85
83
67
73
72
79
83
75
79
79
83
75
78
67
72
73
85
74
79
57
67
63
81
72
75
67
83
78
72
67
78
81
79
73
74
63
83
83
78
81
72
67
57
60
79
81
72
73
88
78
67
74
79
81
72
73
76
83
83
71
72
85
67
72
74
Jumlah
2196
73,20
88,86
9,43
30
2242
74,73
64,96
8,06
30
2078
74,21
49,14
7,01
28
2098
74,93
53,03
7,28
28
x
s2
s
n
106
Lampiran 13
UJI NORMALITAS DATA AWAL NILAI ULANGAN SEMESTER KELAS
XI IPA 1
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k

2


Oi
i 1
 Ei
Ei
2
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika 2 < 2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
Nilai minimal
Rentang
Banyak kelas
=
=
=
=
Kelas Interval
51,00
58,00
65,00
72,00
79,00
86,00

-
57,00
64,00
71,00
78,00
85,00
92,00
88
51
37
6
Batas
Kelas
50,50
57,50
64,50
71,50
78,50
85,50
92,50
Z untuk
batas kls.
-2,41
-1,67
-0,92
-0,18
0,56
1,30
2,05
Panjang Kelas
Rata-rata ( x )
s
n
Peluang
untuk Z
0,4920
0,4521
0,3220
0,0716
0,2130
0,4040
0,4797
=
=
=
=
Luas Kls.
Untuk Z
0,0399
0,1301
0,2504
0,2846
0,1910
0,0757
Ei
Oi
1,1965
3,9035
7,5127
8,5377
5,7300
2,2699
3
3
4
10
9
1
(Oi-Ei)²
Ei
2,7182
0,2091
1,6424
0,2505
1,8661
0,7105
=
7,3968
²
Untuk  = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
Daerah penerimaan
Ho
7,3968
6,2
73,20
9,43
30
7,81
Daerah penolakan
Ho
7,81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
107
UJI NORMALITAS DATA AWAL NILAI ULANGAN SEMESTER KELAS
XI IPA 2
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k

2


Oi
i 1
 Ei
Ei
2
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika 2 < 2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
Nilai minimal
Rentang
Banyak kelas
Kelas Interval
53,00
59,00
65,00
71,00
77,00
83,00

-
58,00
64,00
70,00
76,00
82,00
88,00
=
=
=
=
86
53
33
6
Batas
Kelas
52,50
58,50
64,50
70,50
76,50
82,50
88,50
Z untuk
batas kls.
-2,77
-2,02
-1,27
-0,52
0,22
0,97
1,72
Panjang Kelas
Rata-rata ( x )
s
n
Peluang
untuk Z
0,4972
0,4782
0,3981
0,1996
0,0887
0,3344
0,4572
=
=
=
=
Luas Kls.
Untuk Z
0,0189
0,0801
0,1985
0,2883
0,2457
0,1228
Ei
Oi
0,5682
2,4037
5,9548
8,6498
7,3710
3,6840
2
1
4
10
7
6
(Oi-Ei)²
Ei
3,6079
0,8197
0,6417
0,2107
0,0187
1,4560
=
6,7547
²
Untuk  = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
7,81
Daerah penolakan
Ho
Daerah penerimaan
6,7547
5,50
74,70
8,03
30
7,81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
108
UJI NORMALITAS DATA AWAL NILAI ULANGAN SEMESTER KELAS
XI IPA 3
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k

2


Oi
i 1
 Ei
Ei
2
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika 2 < 2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
Nilai minimal
Rentang
Banyak kelas
Kelas Interval
57,00
62,00
67,00
72,00
77,00
82,00

-
61,00
66,00
71,00
76,00
81,00
86,00
=
=
=
=
85
57
28
6
Batas
Kelas
56,50
61,50
66,50
71,50
76,50
81,50
86,50
Z untuk
batas kls.
-2,53
-1,81
-1,10
-0,39
0,33
1,04
1,75
Panjang Kelas
Rata-rata ( x )
s
n
Peluang
untuk Z
0,4942
0,4651
0,3644
0,1507
0,1278
0,3507
0,4602
=
=
=
=
Luas Kls.
Untuk Z
0,0291
0,1007
0,2137
0,2785
0,2229
0,1095
Ei
Oi
0,8149
2,8197
5,9848
7,7984
6,2402
3,0656
1
2
4
9
8
4
(Oi-Ei)²
Ei
0,0420
0,2383
0,6582
0,1851
0,4963
0,2848
=
1,9047
²
Untuk  = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
7,81
Daerah penolakan
Ho
Daerah penerimaan
1,9047
4,67
74,21
7,01
28
7,81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
109
UJI NORMALITAS DATA AWAL NILAI ULANGAN SEMESTER KELAS
XI IPA 4
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k

2


O i
i 1
 Ei
Ei
2
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika 2 < 2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
Nilai minimal
Rentang
Banyak kelas
Kelas Interval
57,00
63,00
69,00
75,00
81,00
87,00

-
62,00
68,00
74,00
80,00
86,00
92,00
=
=
=
=
Batas
Kelas
56,50
62,50
68,50
74,50
80,50
86,50
92,50
88
57
31
6
Z untuk
batas kls.
-2,53
-1,71
-0,88
-0,06
0,77
1,59
2,41
Panjang Kelas
Rata-rata ( x )
s
n
Peluang
untuk Z
0,4943
0,4561
0,3113
0,0235
0,2779
0,4440
0,4921
=
=
=
=
Luas Kls.
Untuk Z
0,0382
0,1447
0,2879
0,3013
0,1661
0,0481
Ei
Oi
1,0709
4,0527
8,0599
8,4378
4,6504
1,3473
2
3
10
5
7
1
(Oi-Ei)²
Ei
0,8060
0,2735
0,4670
1,4006
1,1872
0,0895
=
4,2238
²
Untuk  = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
Daerah penerimaan
5,17
74,93
7,28
28
7,81
Daerah penolakan
Ho
4,2238
7,81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
110
Lampiran 14
UJI HOMOGENITAS POPULASI
Hipotesis
H
:
21
A
Tidak semua 2i sama, untuk i = 1, 2, 3
:
22
=
=
23
Kriteria:
H diterima jika 2hitung < 2tabel(1-)(k-1)
Pengujian Hipotesis
Kelas
ni
dk = ni - 1
Si2
(dk) Si2
log Si2
(dk) log Si2
XI IPA 1
XI IPA 2
XI IPA 3
XI IPA 4
Jumlah
30
30
28
28
116
29
29
27
27
112
88,86
64,96
49,14
53,03
255,985
2576,80
1883,87
1326,71
1431,86
7219,24
1,949
1,813
1,691
1,725
7,177
56,512
52,567
45,668
46,562
201,309
varians gabungan dari kelompok sampel adalah :
S2
Log S
=
2
Harga satuan B
B
χ²
=
S(ni-1) Si2
S(ni-1)
=
7219,24
112
=
64
1,809
=
=
=
(log S2 ) S (ni - 1)
1,809 x 112
202,6
=
=
=
(ln 10) { B - S(ni-1) log Si2}
2,303
{ 203 201,309 }
3,061
Untuk α = 5 % dengan dk = k-1 =4-1 = 3 diperoleh χ2tabel = 7,81
Daerah penerimaan H
Daerah penerimaan H 3,061
Daerah penolakan H
7,81 Daerah penolakan H
Karena χ2 hitung < χ2 tabel maka populasi mempunyai varians yang sama (homogen)
111
Lampiran 15
UJI KESAMAAN RATA-RATA KEADAAN AWAL POPULASI
(UJI ANAVA)
Hipotesis
H
: tidak ada perbedaan rata-rata kondisi awal populasi (m1 = m2 = m3 = m4)
A
: terdapat minimal satu tanda tidak sama dengan (m1 ≠ m2 = m3 = m4)
Kriteria
H diterima jika Fhitung < F α (k-1) S(ni-1)
Daerah penolakan H
Daerah penerimaan H
F α (k-1) (n-k)
Pengujian Hipotesis
Jumlah Kuadrat
1
Jumlah kuadrat rata-rata (RY)
=
RY
(∑X)2
n
= [
2
2196
30
=
74200996
116
=
639663,759
Jumlah kuadrat antar kelompok (AY)
AY
=
(∑ Xi )2
∑ ni
(∑ Xi )2
∑ ni
= [
=
AY
+
+
=
-
2242
30
]2
+
2098
28
+
+
2078
28
+
RY
2196
]2 +[
30
+
639716,762
2242
30
]2 +[
+
2078
28
]2 +[
+
2098
28
]2
(∑ Xi )2
∑ ni
RY
=
639716,762
-
639663,759
=
-
53,003
112
3
Jumlah kuadrat total (JK tot)
JK tot
=
85
2
83
+
73
+
2
......
+
2
74
+
646936
=
4
2
Jumlah kuadrat dalam (DY)
DY
=
JK tot
=
646936
-
RY
-
-
639663,759 -
AY
53,003
=
7219,238
dk
Jk
KT
1
k-1
∑ (ni-1)
RY
AY
DY
k = RY : 1
A = AY : (K-1)
D = DY :(∑ (ni-1))
A/D
∑ ni
∑ X2
dk
Jk
KT
F hitung
F tabel
1
3
92
167
639663,759
53,003
7219,238
646936,000
639663,759
17,668
78,470

0,225
2,704
Tabel Ringkasan ANAVA
Sumber Variasi
Rata-rata
Antar Kelompok
Dalam Kelompok
Total
Sumber Variasi
Rata-rata
Antar Kelompok
Dalam Kelompok
Total
Diperoleh F (tabel) dengan dk pembilang = (k-1)= 4-1 =
, dk penyebut = (∑(ni-1) =
, dan  = 5%
92
Sebesar =
2,704
F hitung
0,225 < F tabel
F hitung
2,703594079
3
2,704 , maka rata-rata nilai antar kelas tidak berbeda secara signifikan
Daerah penolakan H
Daerah penerimaan H
0,225
2,704
F tabel
2
113
Lampiran 16
NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA (POST TEST)
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Eksperimen
Kontrol
No.
Kode
Nilai
Kriteria
No.
Kode
Nilai
Kriteria
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
E-01
E-02
E-03
E-04
E-05
E-06
E-07
E-08
E-09
E-10
E-11
E-12
E-13
E-14
E-15
E-16
E-17
E-18
E-19
E-20
E-21
E-22
E-23
E-24
E-25
E-26
E-27
E-28
E-29
E-30
90
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
K-01
K-02
K-03
K-04
K-05
K-06
K-07
K-08
K-09
K-10
K-11
K-12
K-13
K-14
K-15
K-16
K-17
K-18
K-19
K-20
K-21
K-22
K-23
K-24
K-25
K-26
K-27
K-28
K-29
K-30
67
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
77
80
80
67
83
73
70
83
90
67
53
83
90
83
87
80
60
73
83
73
87
83
90
87
83
73
73
67
70
80
73
67
67
53
80
70
67
53
80
77
67
73
80
67
63
83
73
67
63
83
80
60
73
70
77
83
70
57
114
Lampiran 17
UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELAS EKSPERIMEN
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k

2


Oi
i 1
 Ei
Ei
2
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika 2 < 2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
Nilai minimal
Rentang
Banyak kelas
=
=
=
=
Kelas Interval
53,00
60,00
67,00
74,00
81,00
88,00

-
59,00
66,00
73,00
80,00
87,00
94,00
90
53
37
6
Batas
Kelas
52,50
59,50
66,50
73,50
80,50
87,50
94,50
Z untuk
batas kls.
-2,70
-1,96
-1,21
-0,47
0,27
1,02
1,76
Panjang Kelas
Rata-rata ( x )
s
n
Peluang
untuk Z
0,4965
0,4748
0,3876
0,1811
0,1074
0,3452
0,4607
=
=
=
=
Luas Kls.
Untuk Z
0,0217
0,0872
0,2065
0,2885
0,2378
0,1156
Ei
Oi
0,6507
2,6162
6,1964
8,6549
7,1326
3,4672
1
1
10
4
10
4
(Oi-Ei)²
Ei
0,1875
0,9985
2,3349
2,5035
1,1527
0,0819
=
7,2590
²
Untuk  = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
Daerah penerimaan
Ho
7,259
6,2
77,93
9,42
30
7,81
Daerah penolakan
Ho
7,81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
115
UJI NORMALITAS DATA NILAI POST TEST KELAS KONTROL
Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
k

2


Oi
i 1
 Ei
Ei
2
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika 2 < 2 tabel
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal
Nilai minimal
Rentang
Banyak kelas
Kelas Interval
53,00
59,00
65,00
71,00
77,00
83,00

-
58,00
64,00
70,00
76,00
82,00
88,00
=
=
=
=
83
53
30
6
Batas
Kelas
52,50
58,50
64,50
70,50
76,50
82,50
88,50
Z untuk
batas kls.
-2,13
-1,43
-0,73
-0,03
0,67
1,37
2,07
Panjang Kelas
Rata-rata ( x )
s
n
Peluang
untuk Z
0,4834
0,4238
0,2676
0,0124
0,2482
0,4144
0,4807
=
=
=
=
Luas Kls.
Untuk Z
0,0597
0,1562
0,2552
0,2606
0,1663
0,0663
Ei
Oi
1,7904
4,6848
7,6559
7,8176
4,9880
1,9878
3
3
10
4
7
3
(Oi-Ei)²
Ei
0,8172
0,6059
0,7177
1,8643
0,8116
0,5154
=
5,3321
²
Untuk  = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =
7,81
Daerah penolakan
Ho
Daerah penerimaan
5,3321
5,00
70,77
8,57
30
7,81
Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
116
Lampiran 18
UJI KETUNTASAN BELAJAR KELAS EKSPERIMEN
Hipotesis
H: μ
≤ 75
A: μ
>
75
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
t 
x  m0
s/
n
A diterima apabila t ≥ t(1-n1
Dari data diperoleh:
Sumber variasi
Kelas Eksperimen I
Jumlah
n
Rata-rata
2338
30
77,93
88,6900
9,42
Varians (s2)
Standart deviasi (s)
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
77,93
75
t
=
=
1,704
9,42
30
Untuk α = 5% dengan dk = 30 - 1 = 29 diperoleh t(0,95)(29) =1,70
Daerah penerimaan H
1,70 1,704
Karena t berada pada daerah penolakan H, maka dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar kelas
eksperimen mencapai ketuntatasan belajar
Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Eksperimen
Tuntas jika
%
≥
75%
Tidak tuntas jika
%
<
75%
%
=
=
=
jumlah siswa dengan nilai ≥ 75
jumlah siswa seluruhnya
18
x
100%
30
x
100%
60%
Karena persentase belajar 60% maka kelas eksperimen belum mencapai ketuntasan belajar klasikal
117
UJI KETUNTASAN BELAJAR KELAS KONTROL
Hipotesis
H: μ
< 75
A: μ
≥
75
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
t 
x  m0
s/
n
A diterima apabila t ≥ t(1-n1
Dari data diperoleh:
Sumber variasi
Kelas Eksperimen I
Jumlah
n
Rata-rata
2123
30
70,77
73,5000
8,57
Varians (s2)
Standart deviasi (s)
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
70,77
75
t
=
=
-2,703
8,57
30
Untuk α = 5% dengan dk = 30 - 1 = 29 diperoleh t(0,95)(29) =1,70
Daerah penerimaan H
#####
1,70
Karena t berada pada daerah penerimaan H, maka dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar kelas
kontrol belum mencapai ketuntatasan belajar
Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Kontrol
Tuntas jika
%
≥
75%
Tidak tuntas jika
%
<
75%
%
=
=
=
jumlah siswa dengan nilai ≥ 75
jumlah siswa seluruhnya
10
x
100%
30
x
100%
33%
Karena persentase belajar 33% maka kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar klasikal
118
Lampiran 19
ANALISIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
Rumus
rb
=
Y1 - Y2 pq
uSy
Keterangan
Y1
= Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
Y2
= Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
Sy
= Simpangan baku dari kedua kelompok
p
= Proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen
q
= Proporsi pengamatan pada kelompok kontrol
u
= Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas
normal baku menjadi bagian p dan q
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh:
Y1
Y2
Sy
p
q
u
rb
=
=
=
=
=
=
=
=
=
77,93
70,77
9,01
0,50
0,50
0,3988 (diperoleh dari daftar E, Sudjana, 2002: 489)
Y1 - Y2 pq
uSy
77,93 -
70,77 0,50 x
3,5912
0,498
2
KD
=
0,498
=
24,84%
x
100%
0,50
119
Lampiran 20
No
1
2
3
4
5
6
PEDOMAN PENILAIAN AFEKTIF
Kriteria
Aspek
Keterangan
Penilaian
Selalu masuk dan tidak pernah terlambat
Kehadiran di kelas
4
Selalu masuk dan pernahterlambat
3
Pernah tidak masuk dan pernah terlambat
2
Sering tidak masuk dan sering terlambat
1
Dalam mengikuti pelajaran penuh
Perhatian dalam
4
perhatian dan sering menyampaikan
mengikuti pelajaran
pendapat
Dalam mengikuti pelajaran perhatian tetapi
3
jarang menyampaikan pendapat
Dalam mengikuti pelajaran kurang
2
perhatian dan jarang menyampaikan
pendapat
Dalam mengikuti pelajaran kurang
1
perhatian dan tidak pernah menyampaikan
pendapat
Selalu mengerjakan tugas
Tanggung jawab dalam 4
mengerjakan tugas
Sering mengerjakan tugas
3
Kadang-kadang mengerjakan tugas
2
Jarang mengerjakan tugas
1
Selalu menjawab pertanyaan saat
Keaktifan dikelas
4
mengikuti pelajaran
3
Sering menjawab pertanyaan saat
mengikuti pelajaran
2
Kadang-kadang menjawab pertanyaan saat
mengikuti pelajaran
1
Tidak pernah menjawab pertanyaan saat
mengikuti pelajaran
Selalu medengarkan orang lain dan
Menjadi pendengar
4
menghargai pendapat orang lain
yang baik
Kadang-kadang mendengarkan pendapat
3
orang lain dan menghargai pendapat orang
lain
Berbicara sendiri tapi kadang-kadang
2
menghargai pendapat orang lain
Berbicara sendiri ketika ada teman yang
1
menyampaikan pendapat dan tidak
menghargai pendapat orang lain
Selalu bekerjasama dengan anggota
Kerjasama dalam
4
kelompok lain dan ikut dalam mengerjakan
kelompok
tugas kelompok
120
3
2
1
Skor terendah = 6 x 1 = 6
Skor tertinggi = 6 x 4 = 24
Rentang nilai = 6 – 24
Katergori
No.
Kriteria
1.
Sangat baik
2.
Baik
3.
Cukup
4.
Kurang
Bekerjasama dengan anggota kelompok
lain dan kadang-kadang ikut dalam
mengerjakan tugas kelompok
Kadang-kadang bekerja sama dengan
kelompok lain dan kadang-kadang ikut
mngerjakan tugas kelompok
Tidak mengambil peran dalam kegiatan
berkelompok
Skor
21 - 24
16 - 20
11 – 15
6 – 10
121
Lampiran 21
122
Lampiran 22
ANALISIS NILAI AFEKTIF SISWA KELAS EKSPERIMEN
No
Kode Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
PE-01
PE-02
PE-03
PE-04
PE-05
PE-06
PE-07
PE-08
PE-09
PE-10
PE-11
PE-12
PE-13
PE-14
PE-15
PE-16
PE-17
PE-18
PE-19
PE-20
PE-21
PE-22
PE-23
PE-24
PE-25
PE-26
PE-27
PE-28
PE-29
PE-30
Jumlah
rata-rata
Kriteria
Aspek yang dinilai
Jumlah Skor
1
2
3
4
5
6
3
4
4
4
3
3
21
4
4
3
4
4
4
23
3
4
3
4
4
4
22
4
3
4
4
4
4
23
4
3
4
4
3
3
21
3
4
4
3
2
4
20
4
4
3
3
3
4
21
3
4
4
4
3
3
21
4
4
3
4
4
4
23
4
4
3
4
4
4
23
4
4
4
3
3
3
21
4
4
4
3
4
4
23
4
3
3
3
4
4
21
4
4
3
4
3
4
22
3
4
4
4
3
4
22
4
3
4
4
3
3
21
4
4
3
4
4
4
23
4
4
3
3
3
4
21
2
4
4
4
4
3
21
4
3
4
3
3
4
21
4
4
3
4
4
3
22
3
4
3
4
3
4
21
4
4
4
4
4
4
24
4
4
2
3
4
4
21
4
4
3
3
3
4
21
4
3
4
4
3
4
22
4
4
2
4
3
4
21
4
3
3
4
4
4
22
4
4
4
4
4
3
23
4
3
4
4
4
4
23
112
112
103
111
104
112
3,7333333 3,7333333 3,4333333
3,7
3,46666667 3,733333333
sangat baik sangat baik baik sangat baik baik
sangat baik
Kriteria
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
123
ANALISIS NILAI AFEKTIF SISWA KELAS KONTROL
No
Kode Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
PE-01
PE-02
PE-03
PE-04
PE-05
PE-06
PE-07
PE-08
PE-09
PE-10
PE-11
PE-12
PE-13
PE-14
PE-15
PE-16
PE-17
PE-18
PE-19
PE-20
PE-21
PE-22
PE-23
PE-24
PE-25
PE-26
PE-27
PE-28
PE-29
PE-30
Jumlah
rata-rata
Kriteria
1
4
3
4
3
4
4
3
4
3
4
3
2
3
4
4
3
3
4
2
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
105
3,5
sangat baik
2
3
2
2
4
2
4
3
4
3
4
3
2
2
4
4
3
3
3
4
4
4
3
2
4
2
3
3
2
4
3
93
3,1
baik
Aspek yang dinilai
Jumlah Skor
3
4
5
6
4
3
4
4
22
3
3
3
4
18
4
4
3
3
20
3
4
4
4
22
4
2
4
3
19
3
4
3
4
22
3
4
3
4
20
4
3
3
4
22
4
3
3
4
20
4
3
2
4
21
3
2
2
3
16
4
4
4
4
20
3
4
4
4
20
3
2
3
3
19
3
4
3
4
22
4
3
4
4
21
3
3
3
2
17
3
4
3
4
21
3
4
2
4
19
3
3
4
3
21
2
3
4
3
19
4
4
4
3
22
3
4
4
3
19
4
2
4
4
22
4
3
3
4
20
3
3
3
3
19
4
4
4
3
22
3
4
4
4
20
3
3
4
3
21
4
4
3
3
21
102
100
101
106
3,4
3,33333 3,3666667 3,1176471
baik
baik
baik
baik
kriteria
sangat baik
baik
baik
sangat baik
baik
sangat baik
baik
sangat baik
baik
sangat baik
baik
baik
baik
baik
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
baik
sangat baik
baik
sangat baik
baik
sangat baik
baik
baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
124
Lampiran 23
PEDOMAN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK SISWA
No
1.
Aspek
Kehadiran Siswa
Skor
4
3
2
2.
Persiapan siswa dalam
melaksanakan praktikum
1
4
3
2
1
3.
Kemampuan siswa dalam
bekerja sama dengan
kelompok
4
3
2
1
4.
Kecakapan siswa dalam
melakukan percobaan
4
3
2
1
Kriteria
Siswa datang 15 menit sebelum
praktikum dimulai
Siswa datang tapat waktu
Siswa datang terlambat kurang dari 5
menit
Siswa datang terlambat lebih dari 5 menit
Menyiapkan alat dan bahan tanpa
diperintah oleh guru
Mendengarkan penjelasan cara kerja oleh
guru dengan tenang
Menyiapkan alat dan bahan tanpa
diperintah oleh guru
Mendengarkan penjelasan dari guru
sambil berbicara
Menyiapkan alat dan bahan setelah
diperintah oleh guru
Mendengarkan penelasan dari guru
sambil berbicara
Mempersiapkan alat dan bahan setelah
disuruh
Tidak mendengarkan perjelasan cara
kerja dari guru
Siswa mampu bekerja sama dengan
memberi bantuan kepada anggota
kelompoknya maupun anggota kelompok
lain
Siwa mampu mengatur pembagian kerja
dalam melakukan percobaan
Siswa mengerjakan praktikum sendiri
tanpa bekerjasama dengan anggota lain
Siswa
hanya
melihat
temannya
melakukan percobaan
Siswa mampu melakukan percobaan
tanpa bantuan guru dan temannya
Siswa mampu melakukan percobaan
setelah mendapatkan sedikit bantuan dari
guru
Siswa mampu melakukan percobaan
setelah mendapat bantuan dari temannya
Siswa mampu melakukan percobaan
setelah mendapat bantuan dari guru dan
temannya.
125
5.
Kebersihan dan kerapian
tempat serta alat percobaan
4
3
2
1
6.
Kemampuan siswa dalam
membuat laporan
4
3
2
1
Membersihkan dan merapikan kembali
tempat kerja dan alat tanpa perintah guru
Membersihkan dan merapikan kembali
tempat kerja dan alat setelah diperintah
guru.
Hanya membersihkan kembali tempat
kerja dan alat
Hanya marapikan kembali tempat kerja
saja
Siswa mampu membuat pembahasan dan
simpulan dengan benar tanpa bantuan
dari guru.
Siswa mampu membuat simpulan dengan
benar tanpa bantuan dari guru
Siswa mampu membuat pembahasan
tanpa bantuan dari guru.
Siswa mampu membuat pembahasan dan
simpulan dengan benar setelah mendapat
bantuan dari guru.
Skor terendah = 6 x 1 = 6
Skor tertinggi = 6 x 4 = 24
Rentang nilai = 6 – 24
Katergori
No.
Kriteria
1.
Sangat baik
2.
Baik
3.
Cukup
4.
Kurang
Skor
21 - 24
16 - 20
11 – 15
6 – 10
126
Lampiran 24
PERHITUNGAN RELIABILITAS UJI COBA LEMBAR OBSERVASI PSIKOMOTORIK
RATERS
B
C
RESPONDEN
A
∑Xp
(∑xP)2
JKT
DB
JKTR
DB
JKS
DB
JKR
DB
∑Xp
(∑xP)2
1
2
3
4
5
6
20
22
20
23
21
22
21
23
21
24
21
23
21
22
22
23
22
23
62
67
63
70
64
68
3844
4489
3969
4900
4096
4624
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
23
24
22
24
24
24
23
23
23
21
22
22
23
21
23
22
22
21
23
22
20
23
23
22
668
446224
24
24
22
24
23
23
23
22
23
21
23
21
23
21
23
23
21
23
22
24
20
22
24
23
675
455625
24
23
23
23
23
24
22
22
22
22
22
21
24
22
24
23
22
22
23
23
21
22
22
23
675
455625
71
71
67
71
70
71
68
67
68
64
67
64
70
64
70
68
65
66
68
69
61
67
69
68
2018
5041
5041
4489
5041
4900
5041
4624
4489
4624
4096
4489
4096
4900
4096
4900
4624
4225
4356
4624
4761
3721
4489
4761
4624
135974
45350 101,9556
89
45249,13 1,088889
2
45324,67 76,62222
31
24,24444
62
VARIASI JK
JKT
101,9556
JK antar raters
1,088889
JKs
76,62222
JKr
24,24444
r11
r11
db
MK
95
2
31 2,471685
62 0,391039
0,63945803
0,841792343
ANALISIS NILAI PSIKOMOTORIK SISWA EKSPERIMEN
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Kode Siswa
P-K01
P-K02
P-K03
P-K04
P-K05
P-K06
P-K07
P-K08
P-K09
P-K10
P-K11
P-K12
P-K13
P-K14
P-K15
P-K16
P-K17
P-K18
P-K19
P-K20
P-K21
P-K22
P-K23
P-K24
P-K25
P-K26
P-K27
P-K28
P-K29
P-K30
Jumlah
Rata-rata
Kriteria
Aspek yang dinilai
1
2
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
2
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
111
115
116
104
3,7
3,8333333 3,8666667 3,4666667
sangat baik sangat baik sangat baik baik
5
4
4
3
3
2
2
3
3
4
4
4
2
2
2
4
4
4
3
3
2
3
4
4
3
4
4
3
4
2
3
96
3,2
baik
6
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
2
3
4
4
3
104
3,05882
baik
Jumlah skor
kriteria
24
23
21
21
21
21
22
21
23
22
23
20
21
17
21
22
23
21
21
19
21
23
23
23
23
19
20
23
22
22
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
128
Lampiran 24
ANALISIS NILAI PSIKOMOTORIK SISWA KONTROL
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Kode Siswa
P-K01
P-K02
P-K03
P-K04
P-K05
P-K06
P-K07
P-K08
P-K09
P-K10
P-K11
P-K12
P-K13
P-K14
P-K15
P-K16
P-K17
P-K18
P-K19
P-K20
P-K21
P-K22
P-K23
P-K24
P-K25
P-K26
P-K27
P-K28
P-K29
P-K30
Jumlah
Rata-rata
Kriteria
1
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
2
2
2
3
3
4
4
100
3,33333
baik
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
4
99
3,3
baik
Aspek yang dinilai
3
4
5
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
4
3
4
4
2
3
4
2
3
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
4
3
4
4
3
4
2
3
4
2
3
3
2
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
2
3
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
2
4
4
4
3
3
4
4
4
4
2
4
4
3
100
107
96
3,33333 3,56667
3,2
baik
baik
baik
6
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
2
3
4
4
3
103
3,029411765
baik
Jumlah skor
kriteria
23
22
19
20
20
19
20
20
22
21
22
18
18
17
20
21
21
19
21
18
19
23
21
20
19
17
20
22
21
22
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
baik
baik
baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
baik
sangat baik
baik
baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
baik
baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
sangat baik
Download