penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan

advertisement
Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016
ISSN : 2337 - 8085
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK PADA MATERI KEMAGNETAN
DI SD NEGERI 1 BANDA ACEH
Jabit
SD Negeri 1 Banda Aceh
ABSTRAK
Inkuiri terbimbing merupakan kegiatan inkuiri dimana masalah
dikemukakan guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja
untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dibawah bimbingan
intensif guru. Model inkuiri terbimbing berbantuan komputer diyakini juga
berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta
didik. Model inkuiri terbimbing berbantuan komputer dapat meningkatkan
pemahaman peserta didik dalam memahami materi-materi yang bersifat
absrtak. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas VA SD pada
materi kemagnetan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
hasil belajar dan aktivitas peserta didik dengan menggunakan model inkuiri
terbimbing berbantuan komputer. Model penelitian yang digunakan adalah
penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen (PTK) dengan desain
penelitian pretest–posttest satu kelompok sampel. Data pretest dan posttest
dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar, sedangkan hasil
observasi diolah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar peserta
didik. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar peserta didik menunjukkan
hasil yang positif, yaitu 18 orang peserta didik memperoleh nilai N-Gain
yang tinggi dengan persentase mencapai 69,23%, dan 8 orang peserta didik
memperoleh nilai N-Gain dengan kategori sedang. Aktivitas peserta didik
juga meningkat. Aktivitas peserta didik pada pertemuan pertama adalah
82,95%. Aktivitas peserta didik pada pertemuan kedua meningkat 12%
menjadi 94,70%. Aktivitas peserta didik pada pertemuan ketiga juga
meningkat sebesar 4% menjadi 98,48%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
penggunaan model inkuiri terbimbing berbantuan komputer dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik pada materi
kemagnetan.
Kata Kunci: inkuiri terbimbing, media komputer, hasil belajar, aktivitas,
kemagnetan
PENDAHULUAN
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu dasar
yang memegang peranan penting, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun kenyataannya, masih banyak
ditemui permasalahan bahwa pelajaran IPA menjadi mata pelajaran yang tidak disukai
dan sulit dipahami oleh peserta didik khususnya pada materi kemagnetan, sehingga
1
Jabit
materi itu menjadi sulit dalam pembelajaran. Menurut Wirtha (2008), IPA mempunyai
peranan yang sangat penting dan strategis dalam pengembangan teknologi masa depan.
Berdasarkan hasil ujian tertulis di SD Negeri 1 Kota Banda Aceh, terdapat
beberapa konsep yang mempunyai daya serap yang rendah, salah satunya adalah materi
tentang kemagnetan yang dipelajari di kelas V. Rendahnya pencapaian nilai akhir
peserta didik ini, menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini
belum efektif.
Strategi pembelajaran IPA melalui inkuiri terbimbing dengan metode
eksperimen dan demonstrasi sebagai salah satu contoh dan digunakan dalam penelitian
ini. Metode pembelajaran penemuan atau ikuiri terbimbing melalui metode eksperimen,
dimana peserta didik terlibat aktif melakukan percobaan sendiri, mengamati, mencatat,
mengolah data, menyimpulkan hasil eksperimen dan membuat laporan. Peserta didik
akan terlatih untuk belajar penemuan/pembuktian teori dari permasalah yang timbul,
hipotesis, mengumpulkan data, menganalisa data, dan menyimpulkan dengan
bimbingan seorang guru (Kholifudin, 2012).
Menurut Trianto (2007) salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran fisika adalah metode pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan multimedia. Multimedia yang akan digunakan pada penelitian
ini adalah penggunaan aplikasi PhET simulation menggunakan perangkat komputer
dalam menjelaskan materi kemagnetan kepada para peserta didik.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, metode penelititan yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif, karena data yang diperoleh dalam bentuk numerik akan dianalisis
menggunakan analisis statistik. Berdasarkan masalah yang diteliti, maka desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian quasi
eksperimen dengan desain pretest– posttest dengan satu kelompok eksperimen. Test
yang dilakukan sebelum eksperiman ( T1 ) disebut pretest, dan test yang dilakukan
sesudah eksperimen ( T2 ) disebut dengan posttest dan X adalah sebuah treatment atau
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantu
komputer. Desain penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut :
Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas V SD Negeri 1 Kota
Banda Aceh Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki
populasi. Apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA Teknik
pengambilan sampel penelitian ini, menggunakan teknik random sampling yaitu
pengambilan populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu. Pada penerapan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantu komputer, di mana terlebih dahulu dilakukan kegiatan observasi.
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui jumlah populasi beserta karakteristiknya
dalam rangka pengambilan sampel untuk kelas eksperimen dan untuk mengetahui
kemampuan awal kelas eksperimen dengan menganalisis nilai raport IPA semester
sebelumnya. Observasi yang pertama adalah observasi tentang banyaknya populasi
beserta kerakteristiknya untuk menentukan kelas eksperimen. Sumber observasi
pertama ini adalah kepala sekolah dan guru mata pelajaran IPA. Observasi yang kedua
dilaksanakan saat eksperimen berlangsung yaitu mengamati tingkah laku setiap siswa
pada kelas eksperimen.
2
Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016
ISSN : 2337 - 8085
Kemudian dilakukan kegiatan tes penelitian, tes penelitian ini meliputi pre test
dan post test. Pemberian pre test dilaksanakan sebelum siswa memperoleh kegiatan
pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantu
komputer. Sedangkan post test dilaksanakan setelah siswa memperoleh pengajaran
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan komputer. Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan dua bentuk instrument dalam mengumpulkan data di
lapangan. Instrumen yang digunakan adalah: instrumen tes hasil belajar dan instrumen
observasi aktivitas peserta didik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tes hasil belajar peserta didik terhadap materi kemagnetan diukur dengan tes
pilihan ganda sebanyak 20 soal. Data yang diperoleh adalah data perbandingan nilai
rata-rata tes awal, tes akhir dan gain yang dinormalisasi (dalam persen). Berdasarkan
analisis data diketahui bahwa secara umum terjadi peningkatan hasil belajar peserta
didik setelah proses pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing berbantuan
komputer dengan rata–rata N-Gain 0,74. Apabila perolehan nilai N-Gain disusun
berdasarkan kategorinya, maka akan diperoleh informasi bahwa 18 orang peserta didik
memperoleh nilai N-Gain yang tinggi dengan persentase mencapai 69,23%, dan 8
orang peserta didik memperoleh nilai N-Gain dengan kategori sedang. Hasil persentase
perolehan nilai N-Gain berdasarkan kategori tinggi sedang dan rendah dapat dilihat
pada Tabel 1
Tabel 1. Hasil Persentase Nilai N-Gain
Kategori N-Gain
Jumlah Peserta didik
Tinggi
18
Sedang
8
Persentase (%)
69,23
30,77
Berdasarkan hasil analisis di atas maka dapat diketahui bahwa bahwa hasil
belajar siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing terhadap pelajaran fisika mengalami peningkatan. Menurut Rachman
(2012) agar penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat berjalan dengan
baik, maka diperlukan pengelolaan kelas yang efektif dan efisien. Pembelajaran
dikatakan efektif apabila peserta didik terpacu untuk memecahkan masalah yang
diberikan oleh guru. Pembelajaran yang efisien adalah tercapainya proses pembelajaran
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Keseriusan dan kedisiplinan peserta didik
dalam memaksimalkan waktu pembelajaran dengan baik pada setiap tahapan
pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Data hasil pengamatan terhadap
aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk persentase.
Data tersebut dianalisis dengan rumus persentase dan dibandingkan peningkatan pada
setiap pertemuan.
Data hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta didik selama proses
pembelajaran dinyatakan dalam bentuk persentase. Data tersebut dianalisis dengan
rumus persentase dan dibandingkan peningkatan pada setiap pertemuan. Hasil analisis
terhadap aktivitas peserta didik akan dijelaskan secara bertahap berdasarkan jenis
aktivitasnya.
3
Jabit
Keaktifan visual peserta didik mengalami peningkatan pada setiap pertemuan,
mulai dari 75% pada pertemuan pertama, 100% pada pertemuan kedua, dan juga 100%
pada pertemuan ketiga.
Keaktifan lisan (oral) peserta didik juga mengalami peningkatan pada setiap
pertemuan, mulai dari 85,71% pada pertemuan pertama, 92,865 pada pertemuan kedua,
hingga 100% pada pertemuan ketiga.
Keaktifan mental peserta didik juga mengalami peningkatan pada setiap
pertemuan, mulai dari 82,50% pada pertemuan pertama, 90% pada pertemuan kedua,
hingga 95% pada pertemuan ketiga.
Keaktifan menulis peserta didik juga mengalami peningkatan pada setiap
pertemuan, mulai dari 84,38% pada pertemuan pertama, 93,75% pada pertemuan
kedua, hingga 93,75% pada pertemuan ketiga.
Keaktifan menggambar peserta didik juga mengalami peningkatan pada setiap
pertemuan, mulai dari 87,50% pada pertemuan pertama, 100% pada pertemuan kedua,
hingga 100% pada pertemuan ketiga.
Keaktifan mendengar peserta didik juga mengalami peningkatan pada setiap
pertemuan, mulai dari 80,00% pada pertemuan pertama, 90% pada pertemuan kedua,
hingga 100% pada pertemuan ketiga.
Keaktifan motorik peserta didik juga mengalami peningkatan pada setiap
pertemuan, mulai dari 75,00% pada pertemuan pertama, 81,25% pada pertemuan
kedua, hingga 100% pada pertemuan ketiga.
Keaktifan emosional peserta didik juga mengalami peningkatan pada setiap
pertemuan, mulai dari 85,50% pada pertemuan pertama, 100% pada pertemuan kedua,
hingga 100% pada pertemuan ketiga.
Berdasarkan penjelasan, dapat dilihat bahwa semua aktivitas peserta didik
mengalami peningkatan dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga. Peningkatan
keaktifan visual dan keaktifan motorik peserta didik menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Keaktifan visual peserta didik menunjukkan persentase keaktifan peserta
didik pada pertemuan pertama sebesar 75% kemudian meningkat menjadi 100% pada
pertemuan kedua dan bertahan pada persentase 100% pada pertemuan ketiga. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan media berbantuan komputer pada proses
pembelajaran sangat berpengaruh kepada keaktifan visual peserta didik. Peserta didik
mengamati tampilan visual yang ditampilkan di layar komputer dan memahaminya
melalui penjelasan guru. Tampilan visual dari media komputer juga membuat
keaktivan visual peserta didik dalam memahami konsep yang abstrak menjadi mudah
dipahami. Hal ini sesuai dengan penjelasan Hendra (2012) yang menyatakan bahwa
lingkungan visual dari media komputer adalah paling berhasil dalam meningkatkan
pemahaman peserta didik terhadap objek yang abstrak. Para pemakai merasakan bahwa
mereka sungguh hadir di dunia yang disimulasikan dan bahwa pengalaman mereka
didalam dunia visual sebanding dengan apa yang akan mereka alami pada lingkungan
sebenarnya.
Keaktifan motorik peserta didik juga menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Persentase keaktifan peserta didik pada pertemuan pertama sebesar 75%
kemudian meningkat menjadi 81,25% pada pertemuan kedua dan meningkat menjadi
100% pada pertemuan ketiga. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran inkuiri
terbimbing dapat memacu peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Salah
satu indikator yang diamati adalah aktivitas peserta didik dalam melakukan percobaan.
4
Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016
ISSN : 2337 - 8085
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peserta didik aktif melakukan eksperimen
dengan teman-teman dan berusaha memperbaiki kekurangan dalam melakukan
eksperimen. Hal ini sesuai dengan yang telah dijelaskan oleh Trianto (2007)
mengemukakan bahwa inkuiri memiliki keunggulan yaitu dapat membantu siswa
mengembangkan atau memperbanyak persediaan, penguasaan keterampilan dan proses
kognitif dan psikomotorik peserta didik.
Model inkuiri terbimbing juga dapat memberi kesempatan pada siswa untuk
bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri yang menyebabkan peserta didik
mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi
sendiri untuk belajar.
Grafik peningkatan aktivitas peserta didik secara umum menunjukkan
peningkatan pada setiap pertemuan. Hasil ini membuktikan bahwa penggunaan model
inkuiri terbimbing berbantuan komputer dapat meningkatkan keaktifan peserta didik
dalam setiap aspek pengamatan. Hasil penjumlahan persentase keaktifan peserta didik
secara keseluruhan untuk setiap aspek yang diamati dapat dilihat pada Gambar 1.
AKTIVITAS 1
AKTIVITAS 2
AKTIVITAS 3
Gambar 1. Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Secara Keseluruhan
Berdasarkan Gambar 1 maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan
terhadap aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran dengan menggunakan
model inkuiri terbimbing berbantuan komputer diperoleh peningkatan pada setiap
pertemuan. Hasil pengamatan dari dua orang pengamat kemudian dijumlahkan dan
dihitung nilai rata-ratanya dan hasilnya disajikan dalam bentuk persentase nilai.
Aktivitas peserta didik pada pertemuan pertama adalah 82,95%. Aktivitas peserta didik
pada pertemuan kedua meningkat menjadi 94,70%. Aktifitas peserta didik pada
pertemuan ketiga mengalami sedikit peningkatan menjadi 98,48%. Data hasil
pengamatan aktivitas peserta didik yang telah diperoleh, selanjutnya diinterpretasi
berdasarkan kriteria pengamatan, seperti pada Tabel 2.
5
Jabit
Tabel 2. Distribusi Kriteria Pengamatan
Persentase Pencapaian
Keterangan
76 - 100
Baik
56 – 75
Cukup
40 – 55
Kurang Baik
0 – 39
Tidak Baik
(Sumber: Arikunto, 2006)
Data hasil pengamatan aktivitas peserta didik melalui lembar pengamatan untuk
setiap item dihitung menggunakan rumus persentase. Setelah diinterpretasikan
berdasarkan skala pada Tabel 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta
didik selama proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing
berbantuan komputer mengalami peningkatan, di mana peserta didik akan lebih
berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Hasil aktivitas peserta didik tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran fisika
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) sangat
efektif untuk diterapkan. Hal ini sesuai dengan yang telah dijelaskan oleh Rachman
(2012) bahwa pembelajaran diawali dengan guru membuka pelajaran, menjelaskan
model pembelajaran yang akan digunakan di kelas, menyampaikan tujuan
pembelajaran, memberikan motivasi dan apersepsi serta permasalahan pada peserta
didik. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir dan menyampaikan
hipotesis atas permasalahan yang diberikan. Setelah itu guru menyajikan informasi
berupa materi tentang pengertian usaha dan contoh aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari yang disampaikan melalui ceramah dan demonstrasi. Cara belajar dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas tersebut, sehingga
proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dari sebelumnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, penulis dapat
menyimpulkan bahwa: Hasil penelitian pada hasil belajar peserta didik menunjukkan
suatu peningkatan setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model inkuiri terbimbing berbantu komputer pada materi kemagnetan di kelas V SD
Negeri 1 Kota Banda Aceh. Hal ini dikarenakan penggunaan simulasi PhET dalam
tahapan kegiatan inkuiri membuat siswa lebih mudah dalam memahami konsep
kemagnetan. Hasil penelitian pada aktivitas peserta didik menunjukkan suatu
peningkatan pada setiap pertemuan setelah menggunakan model inkuiri terbimbing
berbantu komputer pada materi kemagnetan di kelas V SD Negeri 1 Kota Banda Aceh.
Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran inkuiri terbimbing melibatkan siswa
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dan melakukan penyelidikan dalam
pemecahan masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta..
Hendra, J. (2012). Pengembangan Laboratorium Virtual untuk Kegiatan Praktikum dan
Memfasilitasi Pendidikan Karakter di SMK. Artikel. Program studi Pendidikan
Teknik Elektronika FT Universitas Negeri Makassar.
6
Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016
ISSN : 2337 - 8085
Maliyah. N. (2012). Pembelajaran Fisika Dengan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode
Eksperimen Dan Demontrasi Diskusi Ditinjau Dari Kemampuan Matematik
Dan Kemampuan Verbal Siswa. Program Studi Pendidikan Sains Program
Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. Jurnal Inkuiri 3 (1): 227-234
Rachman. N.D. (2012). Penerapan Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry
Approach) pada Pembelajaran Fisika Siswa Kelas VIII-B SD Negeri 3
Rogojampi Tahun Ajaran 2012/2013. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Universitas Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika 3 (1): 300-308.
Sadia, I.W. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Bermuatan
Pendidikan Karakter Dengan Setting Guided Inquiry Untuk Meningkatkan
Karakter dan Hasil Belajar Siswa SD. Universitas Pendidikan Ganesha.
Singaraja. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA (4) :1-14.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R and D, Cet ke -13,
Bandung: Alfabeta.
Sukardi, (2006). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Trianto. (2007). Mendesain Model Pembelajaran Inovativ-progresif. Jakarta: PT
Kencana Prenada Media Group.
Yensy. N.A. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples Non
Examples dengan Menggunakan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa di Kelas VIII SDN 1 Arga Makmur. Program Studi Pendidikan
Matematika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Bengkulu. Jurnal Exacta 1 (10): 24-29.
7
Download