KEMISKINAN 1. Teori kemiskinan a. Teori Neo-Liberal. Shanon, Spicker, Cheyne, O’Brien dan Belgrave berargumen bahwa kemiskinan merupakan persoalan individual yang disebabkan oleh kelemahan dan pilihan individu yang bersangkutan. Kemiskinan akan hilang sendirinya jika kekuatan pasar diperluas sebesarbesarnya dan pertumbuhan ekonomi dipacu setinggi-tingginya. Ini berarti strategi penanggulangan kemiskinan bersifat “residual” sementara, yang melibatkan keluarga, kelompok swadaya atau lembaga keagamaan. Negara hanyalah sebagai “penjaga malam”, yang akan turut campur ketika lembaga-lembaga di atas tidak lagi mampu menjalankan tugasnya. Penerapan Jaminan Pengaman Sosial (JPS) di Indonesia adalah contoh nyata pengaruh teori ini. b. Teori Sosial Demokrat Teori ini memandang bahwa kemiskinan bukanlah persoalan individu, melainkan struktural.Kemiskinan disebabkan oleh adanya ketidakadilan dan ketimpangan dalam masyarakat akibat tersumbatnya akses kelompok kepada sumber-sumber kemasyarakatan. Teori Demokrasi Sosial menekankan pentingnya manajemen dan pendanaan negara dalam pemberian pelayanan sosial dasar (pendidikan, kesehatan, perumahan, dan jaminan sosial) bagi seluruh warga negara yang sangat dipengaruhi oleh pendekatan “ekonomi manajemenpermintaan” (demand-management economics) gaya Keynesian ini. Karena meskipun teori ini tidak anti sistem ekonomi kapitalis, namun merasa perlu ada sistem negara yang mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.Meskipun teori ini tidak setuju sepenuhnya terhadap pasar bebas, kaum sosial demokrat tidak anti sistem ekonomi kapitalis. Bahkan kapitalis masih dipandang sebagai bentuk organisasi ekonomi yang paling efektif. Hanya saja sosial demokrat merasa perlu ada sistem negara yang mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.Pendukung sosial demokrat berpendapat bahwa kesetaraan merupakan prasyarat penting dalam memperoleh kemandirian dan kebebasan. Pencapaian kebebasan hanya dimungkinkan jika setiap orang memiliki sumber kesejahteraan. Kebebasan lebih dari sekedar bebas dari pengaruh luar, melainkan bebas pula dalam menentukan pilihan. Menurut pandangan sosial demokrat, strategi kemiskinan haruslah bersifat institusional (melembaga). Program-program jaminan sosial dan bantuan sosial yang dianut di AS, Eropa Barat, dan Jepang, merupakan contoh strategi anti kemiskinan yang diwarnai oleh teori sosial demokrat. Jaminan sosial yang berbentuk pemberian tunjangan pendapatan atau dana pensiun, misalnya, dapat meningkatkan kebebasan karena dapat menyediakan penghasilan dasar dengan mana orang akan memiliki kemampuan (capabilities) untuk memenuhi kebutuhan dan menentukan pilihan-pilihannya (choices). Sebaliknya, ketiadaan pelayanan dasar tersebut dapat menyebabkan ketergantungan (dependency) karena dapat membuat orang tidak memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dan menentukan pilihan-pilihannya. c. Teori Marjinal Teori ini berasumsi bahwa kemiskinan di perkotaan terjadi dikarenakan adanya kebudayaan kemiskinan yang tersosialisasi di kalangan masyarakat tertentu. Oscar Lewis (1966) adalah tokoh dari aliran teori marjinal. Konsepnya yang terkenal adalahCulture of Poverty. Menurut Lewis, masyarakat di dunia menjadi miskin karena adanya budaya kemiskinan dengan karakter apatis, menyerah pada nasib, sistem keluarga yang tidak mantap, kurang pendidikan, kurang ambisi membangun masa depan, kejahatan dan kekerasan banyak terjadi. Ada dua pendekatan perencanaan yang bersumber dari pandangan teori marjinal: Prakarsa harus datang dari luar komunitas; Perencanaan harus berfokus pada perubahan nilai, karena akar masalah ada pada nilai. d.Teori Development Teori Developmental (bercorak pembangunan) muncul dari teori-teori pembangunan terutama neo-liberal. Teori ini mencari akar masalah kemiskinan pada persoalan ekonomi dan masyarakat sebagai satu kesatuan. Ada tiga asumsi dasar dari teori ini: Negara menjadi miskin karena ketiadaan atribut industrialisasi, modal, kemampuan manajerial, dan prasarana yang diperlukan untuk peningkatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah kriteria utama pembangunan yang dianggap dapat mengatasi masalah-masalah ketimpangan. Kemiskinan akan hilang dengan sendirinya bila pasar diperluas sebesar-besarnya dan pertumbuhan ekonomi dipacu setinggi-tingginya. Ketiga asumsi tersebut memperlihatkan bahwa kemiskinan yang terjadi bukanlah persoalan budaya, sebagaimana anggapan teori marjinal melainkan adalah persoalan ekonomi dan pembangunan. Implikasi Teori Developmental pada Perencanaan dan kebijakan: 1. Bahwa rencana-rencana pembangunan harus diarahkan pada kekuatan-kekuatan produksi, efisiensi perkotaan, penghematan skala (economic of scale) dan perolehan modal investasi. 2. Perencanaan pembangunan harus diarahkan pada peningkatan prasarana yang dapat mengatasi masalah ketimpangan. 3. Perencanaan untuk meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan. 4. Perencanaan-proyek-proyek pemberdayaan masyarakat (community empowerment) e. Teori Struktural Teori ini didasari oleh pemikiran yang berasal dari teori ketergantungan yang diperkenalkan oleh Andre Gunder Frank (1967), Capitalism and the Underdevelopment in Latin America, dan juga oleh Teothonio Dos Santos dan Samir. Teori struktural berasumsi bahwa kemiskinan terjadi bukan karena persoalan budaya dan pembangunan ekonomi, melainkan politik-ekonomi Dunia. Teori ketergantungan mengajukan tiga asumsi utama: Dunia didominasi oleh suatu perekonomian tunggal sedemikian rupa sehingga semua negara di dunia diintegrasikan ke dalam lingkungan produksi kapitalisme yang menyebabkan keterbelakangan di negara miskin. Negara-negara inti menarik surplus dari negara miskin melalui suatu matarantai metropolis-satelit. Sebagai akibatnya negara miskin menjadi semakin miskin dan negara kaya semakin kaya. Dengan berdasar pada asumsi teori ketergantungan tersebut teori struktural mengajukan asumsi bahwa kemiskinan di dunia harus dilihat pada suatu konstelasi ekonomi internasional dan struktur politik global yang menerangkan bahwa ketergantungan yang menjadi penyebab negara terbelakang dan masyarakatnya menjadi miskin. Ada 4 (empat) pendekatan Perencanaan yang bersumber dari asumsi-asumsi Teori Struktural dan Dependency: 1. Kemiskinan harus dilihat secara dinamis dari bagaimana usaha dan kemampuan kaum miskin itu sendiri dalam merespon kemiskinan mereka 2. Indikator kemikinan semestinya merupakan indikator yg komposit dengan unit analisis keluarga (rumah tangga) dan jaringan sosial (social work) yang ada disekitarnya. 3. Konsep kemampuan sosial (social capability) dipandang lebih lengkap dari pada konsep pendapatan. f. Teori Artikulasi Moda Produksi Teori ini adalah salah satu teori yang dikembangkan oleh Pierre Phillipe Rey, Meillassoux, Terry, dan Taylor, dari pemikiran karya Karl Marx dan Frederic Engels mengenai Moda Produksi (Mode of Production). Teori ini berasumsi bahwa reproduksi kapitalisme di negara-negara miskin terjadi dalam suatu simultanitas tunggal di mana pada sisi negara miskin terjadi artikulasi dari sedikitnya dua moda produksi (moda produksi kapitalis dan pra-kapitalis). Koeksistensi dari kedua moda produksi tersebut menghasilkan eksploitasi tenaga kerja murah dan problem akses bagi kelompok masyarakat miskin yang masih tetap berada dalam ranah moda produksi pra-kapitalis. Strategi penanganan kemiskinan yang ditawarkan oleh teori artikulasi moda produksi dikenal dengan person in environtment dan person in situation yang dianalogikan sebagai strategi ikan-kail memberikan keterampilan memancing, menghilangkan dominasi kepemilikan kolam ikan oleh kelompok elit dalam masyarakat, dan mengupayakan perluasan akses pemasaran bagi penjualan ikan. Teori artikulasi moda produksi melandasi dua macam pendekatan yaitu moderat (pemberian bantuan sosial dan rehabilitasi sosial, program jaminan perlindungan dan asuransi kesejahteraan sosial, program pemberdayaan masyarakat) dan radikal (di dalam masyarakatlah terjadi ketidakadilan dan ketimpangan yang menyebabkan taraf hidup sebagian masyarakat tetap rendah sehingga kebijakan paling tepat adalah reformasi dan transformasi). 2. Karakteristik Penyebab Negara Miskin Menurut Suroso di bagi menjadi 5 faktor/jenis : 1. Kemiskinan alami, masyarakat menjadi miskin karena keadaan alam yang tidak subur serta tidak mempunyai potensi sumber alam yang lain, misal : kemiskinan yang terjadi di negara-negara Afrika. Tapi hal ini dikritik karena tidak selamanya negara tidak mempunyai potensi sumber alam akan jadi negara miskin contohnya jepang yang jadi negara kaya 2. Kemiskinan karena penjajahan, masyarakat miskin akibat penjajahan yang memeras suatu bangsa dalam waktu yang lama, misal : Indonesia, dll. Tapi hal ini dikritik karena tidak selamanya negara bekas jajahan akan jadi miskin, contohnya Hongkong yang merupakan bekas jajahan tapi sekarang jadi negara maju ekonominya 3. Kemiskinan karena tradisi sosio-kultural, kemiskinan terjadi karena tradisi sosiokultural yang turun-menurun dari nenek moyang, sehingga sangat sulit melakukan suatu perubahan dan perkembangan, misal : suku Badui, suku Dayak di pedalaman Kalimantan, suku-suku di wilayah Irian Jaya, dll. 4. Kemiskinan karena lokasi yang terisolasi, masyarakat miskin karena lokasi pemukiman mereka terisolasi atau jauh dari daerah yang sudah berkembang. 5. Kemiskinan Struktural, kemiskinan ini terjadi disebabkan karena struktur kekuasaan ekonomi dan persaingan yang berat, adanya ketimpangan dalam melakukan pembangunan antara pusat kegiatan pemerintahan (kota) dengan daerah di luarnya (desa) dan adanya persaingan yang tidak seimbang antara daerah yang memiliki keunggulan komparatif dengan daerah sekitar yang tidak memiliki keunggulan komparatif . Selain itu kemiskinan suatu negara dapat disebabkan oleh: a. Pertanian Mata menjadi Pencaharian Utama Di Negara terbelakang 2/3 atau lebih penduduk tinggal didaerah pedesaan dan mata pencaharian utama adalah pertanian. Pemusatan yang berlebihan pada pertanian merupakan pertanda kemiskinan. Pertanian sebagai mata pencaharian pokok kebanyakan tidak bersifat produktif, terutama karena ia dilakukan dengan cara kuno dan dengan metode produksi usang serta ketinggalan jaman. Selain itu nilai produksi pertanian jauh lebih rendah dibanding sektor industri maupun jasa yang mampu memberikan income yang cukup besar perhari sedangkan pertanian memerlukan waktu yang cukup lama (minimal 3bulan) dengan harga jual yang kurang signifikan. b. Ekonomi Dualistis Hampir semua Negara berkembang mempunyai perekonomian yang dualistis. Disatu pihak berekonomi pasar dan dipihak lain berekonomi pertanian. Yang pertama berpusat dan di dekat kota sedang yang lain didaerah pedesaaan yang satu maju dan yang lain kurang maju. Dengan berpusat dikota ekonomi pasar berciri ultra modern sedangkan ekonomi pertanian sangat terbelakang dan berorientasi pada pertanian. Hal inilah yang menyebabkan ketimpangan pendapatan penduduk kota dan desa. c. Sumber Alam Kurang Terolah Sumber alam suatu Negara terbelakang disebut kurang terolah atau tidak atau kurang dimanfaatkan. Suatu Negara mungkin saja kekurangan sumber alam, tetapi tidak dalam arti relatifnya. Mesekipun suatu Negara miskin dalam sumber alam tetapi ada kemungkinan dimasa depan Negara itu akan berubah menjadi pemilik sumber alam yang besar sebagai hasil penemuan sumber yang sekarang belum diketahui atau karena penggunaan sumber yang ada dengan cara baru. contohnya Jepang yang menjadi negara maju atas sektor industri teknologi. d. Ciri-Ciri Demografi Negara terbelakang sangat mengemukakan satu sama lainnya karena posisi demografi dan kecenderungannya. Hal ini disebabkan oleh luas, kepadatan, struktur usia dan laju pertumbuhan pnduduk yang beragam. Namun demikian, ada satu kesamaan ciri, yaitu pertambahan penduduk yang cepat. Berbareng dengan tingkat pendapatan yang rendah dan nihilnya tingkat pemupukan modal, maka kian lengkaplah kesulitan bagi Negara seperti itu menopang pertambahan penduduknya. Dan sekiranya output meningkat sebagai hasil perbaikan tehnologi dan pemupukan modal, peningkatan tersebut akan segera ditelan oleh pertambahan tersebut. Akibatnya, tak ada perbaikan taraf hidup yang berarti. Hampir semua Negara terbelakang mempunyai potensi pertumbuhan penduduk yang tinggi serta dibarengi oleh tingkat kematian yang cenderung menurun. Di sebagian besar Negara terbelakang, kepadatan penduduk di daerah pertanian begitu tinggi dibandingkan dengan luas tanah yang dapat ditanami. Kelangkaan tanah dalam kaitannya dengan besar penduduk menyebabkan penanaman berlebihan dan penggarapan tanah tanpa sela dengan demikian berarti justru menghambat kemajuan ekonomi. e. Pengangguran Dan Pengangguran Tersembunyi Di Negara terbelakang dijumpai pengangguran dan pengangguran tersembunyi dalam jumlah besar. Pengangguran di kota membengkak seiring dengan urbanisasi dan meningkatnya pendidikan. Akan tetapi sector industri tidak berkembang sejalan dengan pertumbuhan tenaga kerja, sehingga memperbesar pengangguran. Disamping itu ada pula penganggur yang berpendidikan. Mereka gagal mendapatkan pekerjaan karena tegarnya struktur dan tiadanya perencanaan tenaga kerja. Dengan tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan penduduk kota sebesar 4,5 %, 20 % adalah penganggur. Adapula jenis pengangguran tersembunyi lainnya dinegara seperti ini umpama apabila seseorang karena menganggur terpaksa melakukan pekerjaan yang menurutnya tidak sesuai dengan keinginannya atau tidak sepadan dengan pendidikannya. Lebih jauh ada pula yang bekerja sehari penuh tetapi dengan imbalan yang sangat sedikit hanya cukup untuk bangkit dari batas kemiskinan. Mereka adalah pedagang keliling, pedagang kecil, pekerja hotel dan restaurant dan bengkel-bengkel reparasi dikota. Mereka ini juga terhitung penganggur tersebunyi. f. Keterbelakangan Ekonomi Keterbelakangan ekonomi berupa efisiensi tenaga kerja yang rendah berbagai sector yang tidak mobil, terbatasnya spesialisasi dalam jenis pekerjaan, dan dalam perdagangan, kebodohan serta struktur nilai dan sosial yang memperkecil kemungkinan perubahan ekonomi.Sebab utama keterbelakangan adalah defisiensi atau produktifitas tenaga buruh yang rendah dibandingkan dengan Negara maju. Efisiensi tenaga buruh yang rendah umumnya berasal dari kemiskinan yang terlihat dari standar gizi yang tidak mencapai kuantum, kesehatan yang buruk, buta huruf, dan tiadanya mobilitas pekerjaan dan pendidikan. g. Ketiadaan inisiatif dan usaha Ciri khas lain Negara terbelakang adalah tiadanya kemampuan wiraswasta. Kewiraswastaan terhalang oleh system sosial yang menutup daya cipta. Kekuatan adapt istiadat, ketegaran status dan kecurigaan pada gagasan baru dan kecurigaan pada keinginan intelektual, kesemuanya menciptakan iklim yang tidak menunjuang eksperimen dan inovasi. Pasar yang sempit, ketiadaan modal, ketiadaan milik pribadi, ketiadaan kebebasan berkontrak, ketiadaan hokum dan ketertiban, semuanya merintangi prakarsa dan usaha. Pada kebanyakan Negara terbelakang tidak saja perusahaan swasta tetapi juga perusahaan Negara sulit tumbuh karena mekanisme administrasi tidak bekerja secara efisien. h. Kelangkaan Alat Modal Kelangkaan alat modal merupakan ciri umum lain dari Negara terbelakang. Negara terbelakang diartikan sebagai perekonomian yang miskin modal atau dengan tabungan dan investasi yang rendah bukan saja persediaan modal yang sangat kecil tetapi pemupukan modalnya sangat rendah. Investasi bruto hanya sekitar 5 – 6 % dari pendapatan nasional bruto. Sedangkan dinegara industri adalah kira-kira 15-20%. i. Keterbelakangan Teknologi Keterbelakangan tehnologi pertama tercermin pada ongkos produksi rata-rata yang tinggi meski upah buruh rendah; kedua pada tingginya rasio buruh, output pada umumnya factor harga yang konstan mencerminkan produktivitas buruh dan modal yang rendah; ketiga pada besarnya jumlah tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih dan yang terakhir pada besarnya barang-barang modal yang diperlukan untuk menghasilkan suatu output nasional. j. Orientasi perdagangan luar negeri Perekonomian hanya terpusat pada produksi barang primer untuk ekspor, akibatnya sector ekonomi lainnya terabaikan. Perekonomian menjadi rentang terhadap fluktuasi harga internasional barang-barang ekspor tersebut. Depresi dunia akan menjatuhkan permintaan dan harga sebagai akibatnya keseluruhan perekonomian akan terkena efek buruk. Karena tergantung pada mata dagang ekspor perekonomian akan menjadi sangat tergantung pada impor. Impor biasanya terdiri dari bahan baker, barang pabrik, mata dagang primer, alat-alat transport dan mesin, dan bahkan makanan. 3. Jenis-jenis kemiskinan Adapun kemiskinan, berdasarkan kategorinya bisa dibedakan menurut dan penyebabnya. 1. Menurut jenisnya. a. Kemiskinan absolut/mutlak adalah keadaan yang mana pendapatan kasar bulanan tidak mencukupi untuk membeli keperluan minimum sebuah isi rumah yang diukur berdasarkan tahap perbelanjaan minimum. Konsep ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat pendapatan minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan, pakaian, dan perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup. b. Kemiskinan relative apabila telah dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat sekitarnya. Kemiskinan dilihat berdasarkan perbandingan (ketimpangan) tingkat pendapatan antar orang dengan masyarakat sekitarnya. Contohnya, seseorang yang tergolong kaya (mampu) pada masyarakat desa A tapi bisa jadi termiskin pada masyarakat desa B. 2.Menurut penyebabnya a. Kemiskinan structural adalah suatu kondisi di mana sekelompok orang berada di dalam wilayah kemiskinan, dan tidak ada peluang bagi mereka untuk keluar dari kemiskinan, bahkan juga anak-anaknya. Mereka terjebak dalam lingkaran setan kemiskinan, dan bisa dikatakan mengalami “kemiskinan abadi“. Jika seorang pemulung punya anak, dan dia tidak memiliki biaya untuk memberikan gizi yang cukup, maka akan berdampak kepada kecerdasan sang anak, lalu juga tidak punya biaya menyekolahkan anaknya, maka seakan-akan keluar dari wilayah kemiskinan hanyalah sebuah angan-angan. b. Kemiskinan kultural adalah budaya yang membuat orang miskin, apabila sikap orang atau sekelompok masyarakat tersebut tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya atau dengan kata lain seseorang tersebut miskin karena sikapnya sendiri yaitu pemalas dan tidak mau memperbaiki kondisinya. Seperti, masyarakat yang pasrah dengan keadaannya dan menganggap bahwa mereka miskin karena turunan, atau karena dulu orang tuanya atau nenek moyangnya juga miskin, sehingga usahanya untuk maju menjadi kurang. c. Kemiskinan Rasional merupakan suatu kemiskinan yang disebabkan oleh keterbatasan kualitas maupun kuantitas SDA dan SDM, tidak adanya/ hilangnya sumber daya alam yang menguntungkan dan kurangnya keahlian dan kualitas sumber daya manusianya mau tidak mau menjadi penyebab terjadinya kemiskinan rasional. Selain itu pula bisa diakibatkan oleh musibah, bencana alam dan bencana-bencana lainnya, seperti tahun 2004 ketika terjadi tsunami di Aceh, suka tidak suka masyarakat yang terkena tsunami harus kehilangan harta benda mereka dan hidup dengan kekurangan, atau mungkin sama halnya dengan korban amuk massa dan sebagainya. Juga dalam konsep roda kehidupan, dimana ada saatnya seorang pemilik perusahaan yang jatuh miskin dikarenakan perusahaanya merugi, berubahnya seseorang yang kaya menjadi miskin karena sebab dan akibat yang masuk akal. Contoh negara miskin kekurangan SDA adalah Afrika, tapi tidak selamanya kekurangan SDA membuat negara miskin seperti Jepang yang menjadi negara miskin meski SDA dan keadaan demografinya tidak mendukung. 4. Contoh nyata negara miskin 1. Republik Demokrasi Kongo telah menjadi negara termiskin di dunia pada 2010. Kongo dikenal sebagai Zaire sampai 1997. Penduduk Kongo adalah sekitar enam juta lebih besar dari penduduk Perancis (71 juta orang di Kongo vs 65 juta di Perancis). Perang kedua Kongo awal tahun 1998 telah menghancurkan negara itu. Perang yang melibatkan setidaknya 7 tentara asing adalah konflik paling mematikan di dunia sejak Perang Dunia II sampai 2008 oleh perang kedua Kongo dan akibatnya telah membunuh 5,4 juta orang. 2. Liberia adalah salah satu dari negara kecil di Afrika yang belum dijajah oleh Eropa. Sebaliknya, Liberia didirikan dan dijajah oleh para budak dibebaskan dari Amerika. Budak ini terdiri negara elit dan mereka mendirikan pemerintahan yang mirip dengan Amerika Serikat. Pada tahun 1980 presiden Liberia digulingkan membuat pemerintahan tidak stabil dan diikuti oleh perang sipil. Setelah pembunuhan ratusan ribu, kesepakatan damai tahun 2003 menyebabkan pemilu demokratis pada tahun 2005. Liberia pulih dari efek tersisa dari perang saudara dan dislokasi ekonomi terkait, dengan sekitar 85% dari penduduk hidup di bawah $ 1 per hari. 3. Zimbabwe merilis catatan bank tagihan yang terbesar 100 trilyun dolar yang dikeluarkan pada bulan Januari 2009. Selain masalah ekonomi harapan hidup Zimbabwe adalah terendah di dunia, hanya 37 tahun untuk pria dan 34 untuk wanita. Salah satu masalah untuk kematian dini adalah 20,1% dari populasi dengan HIV dan AIDS. Masalah kesehatan tidak melihat perbaikan apapun. 4. Burundi dikenal untuk perang suku dan sipil. Burundi telah damai dari perang saudara namun negara ini masih termiskin keempat di dunia. Karena sebagian geografi terkurung daratan, sistem hukum yang buruk, kurangnya kebebasan ekonomi, kurangnya akses terhadap pendidikan, dan proliferasi HIV dan AIDS. Sekitar 80% dari penduduk Burun di hidup dalam kemiskinan dan menurut Program Pangan Dunia 57% dari anak di bawah 5 tahun menderita kekurangan gizi kronis, 93% dari pendapatan ekspor Burundi berasal dari menjual kopi. 5. Eritrea yang dipengaruhi oleh penjajah Italia dari abad ke-19. Eritrea dijajah Italia setelah setahun pembukaan kanal Terusan Suez pada tahun 1869 dan alasan yang sama Inggris menaklukkannya pada tahun 1941. Kondisi ekonomi Eritrea belum membaik saat ini dan pertumbuhan PDB riil rata-rata 1,2 persen antara tahun 2005 dan 2008. Pada tahun 2009 pertumbuhan PDB diperkirakan 2,0 persen. 6. Republik Afrika Tengah dengan sumber daya mineral yang signifikan, cadangan uranium di Bakouma, minyak mentah, emas, berlian, kayu, tenaga air dan lahan subur, tetapi ia tetap menjadi salah satu negara termiskin di dunia. 7. Nigeria dengan lebih dari 80% lahan yang ditutupi oleh gurun Sahara raksasa, Nigeria memiliki PDB per kapita pada PPP dari sebesar $ 771 pada tahun 2011, salah satu yang terendah di Afrika. Kemiskinan Nigeria diperburuk oleh ketidakstabilan, kerentanan ekstrim politik terhadap guncangan eksogen dan ketidaksetaraan yang mempengaruhi perempuan, perempuan dan anak-anak secara tidak proporsional. Pada bulan Januari 2000, pemerintah yang baru terpilih mewarisi masalah keuangan dan ekonomi yang serius termasuk treasury hampir kosong dan memenuhi syarat untuk ditingkatkan keringanan utang di bawah program Dana Moneter Internasional untuk Negara Miskin Berutang. 8. Sierra Leone telah mengandalkan pertambangan, khususnya berlian, untuk basis ekonomi dan rumah bagi pelabuhan alami terbesar ketiga di dunia di mana pengiriman dari seluruh dermaga dunia di Freetown terkenal Ratu Elizabeth II Quay. Ini adalah salah satu berlian atas bangsa-bangsa di dunia dengan produksi dan ekspor mineral tetap utama penghasil mata uang asing dan juga di antara produsen terbesar dari titanium dan bauksit serta produsen utama emas. Meskipun kekayaan alam melimah, namun 70% rakyatnya hidup dalam kemiskinan. 9. Malawi memiliki salah satu pendapatan per kapita terendah di dunia dengan 53% (2004) hidup di bawah garis kemiskinan. Pada Desember 2000, IMF menghentikan pencairan bantuan karena masalah korupsi dan banyak donor individu mengikutinya, mengakibatkan penurunan hampir 80% anggaran pembangunan Malawi. Pada tahun 2006, Malawi telah disetujui untuk bantuan di bawah Negara-negara Miskin Heavily Indebted (HIPC) program. Pada bulan Desember 2007, Malawi meminta AS untuk dukungan keuangan dalam inisiatif Millennium Challenge Corporation (MCC). Pertanian menyumbang 35% dari PDB, industri 19% dan jasa 46%. Malawi telah kehilangan beberapa kemampuannya untuk membayar impor karena kekurangan devisa, karena investasi turun 23% pada tahun 2009. 10. Togo dengan pertumbuhan ekonominya sangat kecil dan sangat bergantung pada pertanian subsisten, yang menyediakan lapangan kerja bagi penduduk yang signifikan dari angkatan kerja. Kakao, kopi, dan kapas menghasilkan sekitar 40% dari pendapatan ekspor dengan kapas menjadi tanaman komersial yang paling penting. Togo adalah negara di antara produsen fosfat terbesar di dunia. Sekitar satu setengah dari penduduk hidup di bawah garis kemiskinan internasional dengan $ 1,25 per hari.