this PDF file - E-Journal Universitas Muhammadiyah

advertisement
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
PENGGUNAAN METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DALAM
PEMBELAJARAN OTOMOTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS,
KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK NEGERI 1
WADASLINTANG
Oleh : Singgih Haryono. Pendidikan Teknik Otomotif, FKIP, Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendiskripsikan proses penerapan
metode Number Head Together (NHT) pada mata pelajaran sistem bahan bakar
konvensional sepeda motor pada siswa kelas XI Siswa SMK Negeri 1
Wadaslintang. (2) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Number Head Together
(NHT) pada mata pelajaran sistem bahan bakar konvensional sepeda motor pada
siswa kelas XI Siswa SMK Negeri 1 Wadaslintang. (3) mendeskripsikan
peningkatan aktivitas siswa dalam belajar setelah mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan metode Number Head Together (NHT) pada mata
pelajaran sistem bahan bakar konvensional sepeda motor pada siswa kelas XI
Siswa SMK Negeri 1 Wadaslintang. (4) mendeskripsikan peningkatan kerjasama
siswa dalam belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
metode Number Head Together (NHT) pada mata pelajaran sistrtem bahan bakar
konvensional sepeda motor pada siswa kelas XI Siswa SMK Negeri 1
Wadaslintang
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1 Wadaslintang. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar hasil observasi
sebelumnya dan soal tes dan diujikan menggunakan validitas instrumen.
Observasi dilakukan dengan mengacu pada lembar observasi. Instrumen tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis, yaitu sejumlah pertanyaan dan
disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada siklus I, angka ketuntasan siswa
naik 12,13% (bertambah 4 siswa dari siklus awal). Dan pada siklus II, angka
ketuntasan siswa naik 48,48% (bertambah 16 siswa dari siklus I). Pada siklus I,
nilai rata-rata mengalami kenaikan sebesar 5,00 dari studi awal. Dan pada siklus
II, nilai rata-rata mengalami kenaikan sebesar 6,67 dari sikulus I (atau bertambah
11,67 dari studi awal). Ketuntasan siswa dalam aktivitas pada studi awal, siswa
yang menunjukkan aktivitas belajar 13 siswa atau 39,39%. Pada siklus I, siswa
yang menunjukkan aktivitas belajar 17 siswa atau 51,52%. Pada siklus II, siswa
yang menunjukkan aktivitas belajar 33 siswa atau 100%. Pada studi awal ke siklus
I, aktivitas belajar siswa naik 12,13%. Pada siklus I ke siklus II, aktivitas belajar
siswa naik 48,48%; Ketuntasan siswa dalam hal kerjasama pada studi awal, siswa
176
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
yang menunjukkan kerjasama belajar 11 siswa atau 33,33%. Pada siklus I, siswa
yang menunjukkan kerjasama belajar 19 siswa atau 57,58%. Pada siklus II, siswa
yang menunjukkan kerjasama belajar 33 siswa atau 100%. Pada studi awal ke
siklus I, kerjasama belajar siswa naik 24,25%. Pada siklus I ke siklus II, kerjasama
belajar siswa naik 42,42%;
Kata Kunci : Number Head Together (NHT), aktivitas, kerjasama, hasil belajar
PENDAHULUAN
Kualitas kehidupan suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor
pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan
yang cerdas, terbuka dan demokratis. Salah satu diantara masalah besar dalam
bidang pendidikan di Indonesia yang banyak diperbincangkan adalah rendahnya
mutu pendidikan. Hal ini tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar.
Masalah lain adalah bahwa metode dalam pembelajaran masih terlalu
didominasi oleh guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan siswa
sebagai objek dan bukan sebagai subjek. Pendidikan kurang memberikan
kesempatan
kepada
siswa
dalam
berbagai
mata
pelajaran
untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, objektif, dan logis. Sehingga
masih banyak siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah
dinyatakan tamat dari sekolah.
Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era
globalisasi seperti sekarang ini nenuntut adanya sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan
prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja,
teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan
perilaku yang diinginkan. Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan
Nasional,
“Pendidikan
Nasional
berfungsi
mengembangkan
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
177
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”(Ngalim Purwanto,2009).
Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian
tujuan pendidikan tersebut.
Dunia pendidikan terdapat beraneka ragam kegiatan yang dapat
dilaksanakan di dalamnya. Kegiatan pendidikan itu amat banyak macamnya,
antara lain disebabkan beraneka ragamnya segi kepribadian yang harus dibina
oleh pendidikan. Maka dapat dijelaskan pendidikan adalah suatu usaha
meningkatkan diri dalam segala aspeknya yang melibatkan guru maupun yang
tidak melibatkan guru.
Pada dasarnya pendidikan lebih menitik beratkan pada pembentukan dan
pengembangan kepribadian. Untuk mewujudkan hal ini, maka proses pendidikan
selalu berkaitan erat dengan pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan
suatu pembelajaran. Dijelaskan juga bahwa pembelajaran mengandung arti
setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan dan atau nilai yang baru.
Pengertian di atas memberikan penjelasan bahwa pendidikan adalah
terbentuknya kecerdasan dan keterampilan seseorang yang dapat berguna bagi
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Artinya masa depan bangsa dan negara
ditentukan sejauh mana pendidikan bangsa Indonesia dan seberapa kecerdasan
dan kemampuan yang dimiliki masyarakat untuk dapat membangun negaranya
agar mampu dan berkembang. Oleh sebab itu berkembangnya suatu pendidikan
sangatlah tergantung dengan proses pembelajaran. Proses pembelajaran
tersebut pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang
dimiliki oleh siswa. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam
pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan ajar dan menjadi
indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
178
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
Proses pembelajaran yang sukses dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Oleh
sebab
itu
dalam
meningkatkan
mutu
pendidikan
merupakan
tanggungjawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru
sekolah dasar dan yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru
sekolah dasar adalah pihak yang paling berperan dalam menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas dan dapat bersaing dipesatnya jaman
perkembangan teknologi. Guru sekolah dasar dalam setiap pembelajaran selalu
menggunakan pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran yang
dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya, namun masih
sering terdengar keluhan dari para guru di lapangan tentang materi pelajaran
yang terlalu banyak dan keluhan kekurangan waktu untuk mengajarkan semua.
Berdasarkan hasil pengamatan, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas
tentang penggunaan model pembelajaran yang variatif masih kurang
mendominasi dan guru cenderung menggunakan model yang monoton pada
setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini mungkin disebabkan oleh
kurangnya penguasaan guru terhadap model-model pembelajaran yang ada,
padahal penguasaan terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan
untuk meningkatkan kemampuan guru profesional. Oleh sebab itulah dalam
suatu proses pembelajaran diperlukan guru profesional agar tujuan dalam
pembelajaran sesuai dengan apa yang diinginkan.
Guru profesional adalah guru yang mempunyai keahlian khusus sehingga
dapat mengembangkan keahliannya tersebut disertai dengan visi yang tepat dan
diiringi dengan inovasi. Guru profesional harus dapat membangkitkan minat
pada siswa untuk aktif berfikir serta mencari dan menemukan sendiri materi
pelajaran
yang diberikan
serta menggunakan
model yang bervariasi.
Profesionalisme seorang guru juga merupakan suatu keharusan dalam
mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang
pembelajaran, kurikulum, dan pengembangan manusia termasuk gaya belajar.
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
179
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
Berdasarkan pengertian di atas bahwa guru profesional harus mampu
memberikan motivasi, inovasi serta dapat membangkitkan minat pada siswa
untuk aktif berfikir serta mencari dan menemukan sendiri sehingga bertujuan
untuk mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan. Selain itu dapat diketahui
bahwa keberhasilan pelaksanaan program pengajaran di sekolah berhubungan
erat dengan sikap profesionalisme guru. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh
guru dalam usaha meningkatkan prestasi siswanya. Dalam hal belajar, sikap
profesionalisme guru sangat penting dan merupakan syarat mutlak untuk guru.
Dengan adanya guru profesional seperti ini, maka dapat diharapkan
pembelajaran akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Seperti halnya
pada mata pelajaran Otomotif di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Proses pembelajaran khususnya pembelajaran sistem bahan bakar
konvensional pada sepeda motor akan lebih efektif dan bermakna apabila siswa
lembih aktif dan berkerjasama. Salah satu ciri kebermaknaan dalam proses
belajar mengajar adalah adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar
mengajar. Aktivitas dan kerjasama merupakan suatu sikap berperan serta, ikut
serta, keterlibatan, atau proses belajar bersama saling memahami, menganalisis,
merencanakan dan melakukan tindakan.
Berdasarkan observasi yang telah pada saat kegiatan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) pada tanggal 11 Agustus 2014 sampai 11 Oktober 2014 peneliti
mendapatkan bahwa prestasi belajar Otomotif pada materi Produktif (KK) untuk
siswa kelas XI ternyata masih rendah. Dengan kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan sekolah yaitu 70, data yang diberikan guru menunjukkan rata-rata
hasil ujian akhir semester genap tahun ajaran 2014/2015 dari kelas XI sebesar
57,16 dengan banyaknya siswa yang tuntas hanya 44% siswa dari keseluruhan 96
siswa. Kebanyakan siswa kurang menguasai materi dan juga kurang aktif dan
bekerjasama dengan siswa lain dalam mengikuti pembelajaran. Kenyataan di
sekolah menunjukan bahwa proses belajar mengajarsistem bahan bakar
konvensinal pada sepeda motor yang berlangsung di kelas sebenarnya telah
180
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
melibatkan siswa, misalnya siswa mendengar guru menerangkan, membaca dan
mencatat pelajaran yang diberikan. Tetapi sebagian besar siswa terlibat jarang
mengajukan pertanyaan atau mengutaran pendapatnya walaupun guru telah
berulang kali meminta agar siswa jika ada hal-hal yang kurang jelas, banyak siswa
terlihat malas, tidak percaya diri mengerjakan soal-soal latihan dan baru akan
mengerjakan setelah soal selesai dikerjakan oleh guru atau siswa lain yang lebih
aktif. Pelajaran Sistem bahan bakar konvesional pada sepeda motor tidak segera
dikuasai dengan mendengarkan dan mencatat saja, masih perlu lagi kerjasama
dengan siswa dalam kegiatan lain seperti mengerjakan tugas, mengerjakan
latihan, mengerjakan PR, maju ke depan kelas, mengadakan diskusi,
mengeluarkan ide atau gagasan.
Perubahan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
aktivitas, kerjasama dan hasil belajar dalam pembelajaran sistem bahan bakar
yakni dengan adanya pembelajaran kooperatif sebagai alternatif untuk dapat
meningkatkan pemahaman dan ketuntasan hasil belajar siswa. Pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran yang melibatkan aktivitas dan
kerjasama siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam
sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar dan bekerja sama dengan anggota
lainnya. Pembelajaran kooperatif ini mengenal berbagai macam tipe, salah satu
pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan kemampuan akademik
adalah metode Number Head Together (NHT) Metode ini memberikan kepada
para siswa waktu untuk berfikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain.
Salah satu model pembelajaran yang cocok yaitu dapat merubah gaya
belajar dari siswa pasif menjadi siswa aktif yaitu Number Heads Together (NHT)
dengan pendekatan kontruktivisme, dalam pembelajaran ini pada umumnya
digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran
atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran (Widyantini,
2006:7). Model ini menerapkan salah satu metode diskusi kelompok yang sangat
baik untuk membuat siswa belajar memiliki rasa tanggung jawab besar terhadap
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
181
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
kelompoknya. Dan model ini memberi semua siswa kesempatan yang sama
untuk memberikan jawaban dalam kelas besar setelah berlangsungnya diskusi
kelompok.
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian
“Penggunaan Metode Number Head Together (NHT) dalam pembelajaran
Otomotif untuk meningkatkan Aktivitas, Kerjasama Dan Hasil Belajar Siswa
SMK Negeri 1 Wadaslintang”
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Trianto (2011: 15), “penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kualitatif
yang dilakukan oleh guru sendiri ketika mendapatkan permasalahan dalam
pembelajaran dan mencarikan solusinya dalam upaya memperbaiki kualitas
dalam pembelajaran”.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 1 Wadaslintang. Kegiatan penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016. Subjek penelitian berdasarkan hasil
observasi maka ditetapkan siswa kelas XI TKR SMK Negeri 1 Wadaslintang.
Pemilihan ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa siswa kelas XI TKR pada
umunya diyakini mampu melakukan aktivitas dan kerjasama sesuai dengan
tindakan kelas yang dirancanakan dan yang akan diterapkan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan tiga metode yaitu metode dokumentasi, observasi, tes, dan angket. Teknik
analisis data dilakukan dengan menghitung rerata dan persentase pada skor
siswa. Dari nilai persen yang diperoleh kemudian menentukan tingat persentase
keaktivan dan kerjasama dalam belajar, menurut (Ngalim Purwanto, 2010 : 103)
kategori penggolongan nilai rata-rata.
182
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1. Siklus I
Alternatif pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk
mengatasi rendahnya aktivitas, kerjasama dan hasil belajar siswa mengalami
kenaikan atau lebih baik dari sebelumnya di kelas XI SMK Negri I
Wadaslintang.
Intervensi yang peneliti lakukan dengan mengimplementasikan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT ternyata menimbulkan ketertarikan bagi
anak, sehingga berimplentasi pada aktivitas dan kerjasama dalam belajar yang
akhirnya ternyata berkorelasi positif dengan peningkatan pemahaman siswa.
Disamping
itu
kehadiran
model
pembelajaran
dalam
proses
pembelajaran telah mampu mempermudah siswa dalam belajar. Semakin baik
dan tepat metode yang digunakan, makin efektif pula pencapaian tujuan
pembelajaran.
2. Siklus II
Setelah dilakukan intervensi terhadap kelemahan hasil refleksi pada
siklus I, peneliti menggunakan variabel lain untuk meningkatkan aktivitas dan
kerjasama dalam belajar siswa yang nantinya diharapkan memberi konstribusi
jumlah anggota untuk setiap anggota kelompok kerja siswa, ternyata upaya
tersebut dapat memberikan konstribusi yang signifikan.
Faktor lain yang turut memberikan konstribusi terhadap peningkatan
kemampuan pemahaman ataupun hafalan siswa adalah dengan diberikannya
kesempatan kepada siswa untuk melakukan kerja sama atau saling bertuka
pikiran dengan teman sekelompoknya. Sehingga memberikan pengalaman
nyata untuk dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan
siswa.
Ketuntasan dalam hal hasil belajar siswa pada siklus I, angka ketuntasan
siswa naik 12,13% (bertambah 4 siswa dari siklus awal). Dan pada siklus II,
angka ketuntasan siswa naik 48,48% (bertambah 16 siswa dari siklus I). Pada
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
183
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
siklus I, nilai rata-rata kelas mengalami kenaikan sebesar 5,00 dari studi awal.
Dan pada siklus II, nilai rata-rata kelas mengalami kenaikan sebesar 6,67 dari
sikulus I (atau bertambah 11,67 dari studi awal).
Ketuntasan siswa dalam hal aktivitas pada studi awal, siswa yang
menunjukkan aktivitas belajar 13 siswa atau 39,39%. Pada siklus I, siswa yang
menunjukkan aktivitas belajar 17 siswa atau 51,52%. Pada siklus II, siswa yang
menunjukkan aktivitas belajar 33 siswa atau 100%. Pada studi awal ke siklus I,
aktivitas belajar siswa naik 12,13%. Pada siklus I ke siklus II, aktivitas belajar
siswa naik 48,48%;
Ketuntasan siswa dalam hal kerjasama pada studi awal, siswa yang
menunjukkan kerjasama belajar 11 siswa atau 33,33%. Pada siklus I, siswa
yang menunjukkan kerjasama belajar 19 siswa atau 57,58%. Pada siklus II,
siswa yang menunjukkan kerjasama belajar 33 siswa atau 100%. Pada studi
awal ke siklus I, kerjasama belajar siswa naik 24,25%. Pada siklus I ke siklus II,
kerjasama belajar siswa naik 42,42%;
Di samping hal tersebut di atas, faktor lain yang turut memberikan
konstribusi terhadap peningkatan pemahaman siswa ataupun hafalan pada
setiap siswa adalah alokasi waktu tes dan lembar jawab. Waktu belajar lebih
efisien karena siswa tidak lagi membuang sebagian waktunya untuk mencatat
soal di papan tulis dan menyediakan lembar jawab.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang dikemukakan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Alternatif pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk
mengatasi rendahnya aktivitas, kerjasama dan hasil belajar siswa mengalami
kenaikan atau lebih baik dari sebelumnya di kelas XI SMK Negri I
Wadaslintang.
184
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
Vol.09/No.02/Januari 2017
ISSN: 2303-3738
2. Ketuntasan dalam hal hasil belajar siswa pada siklus I, angka ketuntasan siswa
naik 12,13% (bertambah 4 siswa dari siklus awal). Dan pada siklus II, angka
ketuntasan siswa naik 48,48% (bertambah 16 siswa dari siklus I). Pada siklus I,
nilai rata-rata kelas mengalami kenaikan sebesar 5,00 dari studi awal. Dan
pada siklus II, nilai rata-rata kelas mengalami kenaikan sebesar 6,67 dari
sikulus I (atau bertambah 11,67 dari studi awal).
3. Ketuntasan siswa dalam hal aktivitas pada studi awal, siswa yang
menunjukkan aktivitas belajar 13 siswa atau 39,39%. Pada siklus I, siswa yang
menunjukkan aktivitas belajar 17 siswa atau 51,52%. Pada siklus II, siswa yang
menunjukkan aktivitas belajar 33 siswa atau 100%. Pada studi awal ke siklus I,
aktivitas belajar siswa naik 12,13%. Pada siklus I ke siklus II, aktivitas belajar
siswa naik 48,48%.
4. Ketuntasan siswa dalam hal kerjasama pada studi awal, siswa yang
menunjukkan kerjasama belajar 11 siswa atau 33,33%. Pada siklus I, siswa
yang menunjukkan kerjasama belajar 19 siswa atau 57,58%. Pada siklus II,
siswa yang menunjukkan kerjasama belajar 33 siswa atau 100%. Pada studi
awal ke siklus I, kerjasama belajar siswa naik 24,25%. Pada siklus I ke siklus II,
kerjasama belajar siswa naik 42,42%.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim. 2009. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
______________. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action &
Research) Teori & Praktik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Widiyantini. 2006. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo
185
Download