IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil pengamatan pertumbuhan kacang hijau Tabel 1. Hasil uji t terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau Varietas Kutilang dengan Vima 1 No Variabel pengamatan Satuan 1 Tinggi tanaman cm 2 Jumlah daun trifoliat helai Kutilang Vima 1 t-hitung 24.15 25.55 0.16 (NS) 4.4 4.55 0.60 (NS) ket. NS : Non Signifikan Pada Tabel 1. di atas dapat dilihat rata-rata tinggi dan jumlah daun trifoliat tanaman kacang hijau Varietas Kutilang dan Vima 1. Pada Tabel 2. di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan uji t menunjukan pertumbuhan tinggi dan jumlah daun trifoliat tanaman kacang hijau Varietas Vima 1 tidak berbeda nyata terhadap varietas Tinggi tanaman (cm) Kutilang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1. dan Gambar 2. berikut. 60 50 40 30 20 10 0 24.25 12 9.85 9.4 26 24.15 Kutilang 12.15 33 Vima 1 40 Hari setelah tanam (hst) Gambar 1. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman (cm) kacang hijau Varietas Kutilang dan Vima 1 16 Pada Gambar 1. di atas dapat dilihat perbandingan tinggi kacang hijau Varietas Kutilang dan Vima 1. Kacang hijau yang memiliki pertumbuhan paling tinggi Jumlah daun tripoliat (helai) adalah Varietas Vima 1. 10 8 6 4 2 0 Kutilang Vima 1 4.55 3.15 2 3.15 2 26 33 4.4 40 Hari setelah tanam (hst) Gambar 2. Grafik jumlah daun trifoliat kacang hijau Varietas Kutilang dan Vima 1 Pada Gambar 2. di atas dapat dilihat jumlah daun trifoliat kacang hijau Varietas Kutilang dan Vima 1. Kacang hijau yang memiliki rata-rata jumlah daun trifoliat terbanyak adalah Varietas Vima. 4.1.2. Hasil pengamatan umur 50% berbunga dan umur panen kacang hijau Tabel 2. Pengamatan umur 50% berbunga dan umur panen kacang hijau Varietas kacang hijau Kutilang Vima 1 Pengamatan Umur 50% berbunga Umur panen (hst) (hst) 42 65 40 56 Pada Tabel 2. di atas dapat dilihat umur 50% berbunga dan umur panen pada beberapa Varietas tanaman kacang hijau. 17 4.1.3 Hasil pengamatan generatif kacang hijau Tabel 3. Pengamatan jumlah polong/tanaman, jumlah biji/polong, berat 100 biji dan produksi/ha No Variabel pengamatan Satuan Kutilang Vima 1 1 Jumlah polong/tan Buah 11.6 13.6 2 Jumlah biji/pol Butir 10.1 11.75 3 Berat 100 biji g 5.66 5.72 4 Produksi t/ha 0.84 0.88 t-hitung 3.51 (HS) 4.51 (HS) 0.43 (NS) - ket. HS : High Signifikan NS : Non Signifikan Pada Tabel 3. di atas dapat dilihat rata-rata jumlah polong/tanaman, jumlah biji/polong, berat 100 biji dan produksi/ha kacang hijau Varietas Kutilang dan Vima 1. Untuk lebih jelasnya perbandingan komponen hasil kacang hijau dapat dilihat Jumlah polong/tanaman (buah) pada Gambar 3. dan Gambar 4. 14 13.5 13 12.5 12 11.5 11 10.5 kutilang vima 1 Varietas Gambar 3. Grafik pengamatan jumlah polong/tanaman Jumlah biji/polong (butir) 18 12 11 10 9 Kutilang Vima 1 Varietas Gambar 4. Grafik pengamatan jumlah biji/polong Pada Tabel 3. di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan uji t terhadap jumlah polong/tanaman dan jumlah biji/polong kacang hijau Varietas Vima 1 menunjukkan perbedaan sangat nyata terhadap Varietas Kutilang. Sedangkan berat 100 biji tidak berbeda nyata antara kedua varietas. 4.2 Pembahasan Pada Gambar 1. dan Tabel 1. dapat dilihat pertumbuhan tinggi kacang hijau Varietas Kutilang dan Vima 1 secara angka nampak berbeda. Berdasarkan hasil uji t menunjukan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau Varietas Vima 1 tidak berbeda nyata terhadap Varietas Kutilang sebagai varietas yang biasa diadopsi petani (Tabel 1). Hal itu disebabkan oleh rata-rata tinggi tanaman kacang hijau Varietas Kutilang dan Vima 1 pada deskripsi varietas juga tidak jauh berbeda. Namun pada deskripsi kedua varietas ini terlihat bahwa varietas yang diuji belum mencapai tinggi tanaman yang optimal (sesuai deskripsi) (Lampiran 1, dan 2). Menurut Filter dan Hay (1998), tinggi tanaman dipengaruhi oleh daya adaptasinya terhadap kerapatan tanaman, kesuburan tanah dan iklim. Walaupun varietas ditanam pada lingkungan 19 sama akan memberikan tinggi tanaman yang berbeda karena berbeda daya adaptasinya. Pada Gambar 2. juga terlihat perbandingan jumlah daun trifoliat tanaman kacang hijau pada Varietas Kutilang dan Vima 1 terlihat berbeda pada masing-masing varietas. Tetapi berdasarkan uji t terhadap jumlah daun trifoliat kacang hijau antara Varietas Vima 1 terhadap Kutilang tidak berbeda nyata. Hal itu disebabkan oleh sifat genetis dari kedua varietas kacang hijau dan lingkungannya sama. Gardner et al (2008), melaporkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah dan kerapatan daun tanaman adalah genotip dan lingkungan. Jumlah daun trifoliat dipengaruhi oleh sifat varietas dari kedua varietas kacang hijau dan ketersediaan air. Pada Tabel 2. di atas terlihat bahwa umur 50% berbunga lebih cepat adalah Varietas Vima 1 (40 hst) dibanding Varietas Kutilang (42 hst). Jika dibandingkan dengan deskripsi kedua varietas ini terlihat bahwa varietas yang lebih cepat berbunga adalah Vima 1 yaitu 33 hst sedangkan deskripsi umur 50% berbunga Varietas Kutilang adalah 35 hst. Pada kenyataan adanya keterlambatan 7 hari dibandingkan dengan deskripsi varietas (Lampiran 1, dan 2). Hal itu disebabkan oleh faktor lingkungan seperti lama penyinaran dan suhu serta kelembaban. Menurut Filter dan Hay (1998), pertumbuhan dan metabolisme tanaman sangat dipengaruhi oleh perubahan temperatur lingkungan. Pada saat pembentukan bunga, temperatur lingkungan rendah sehingga proses pembentukan bunga agak lambat. Perbedaan umur 50% berbunga dan panen ini disebabkan sifat genetis dan daya adaptasi yang berbeda dari masing-masing varietas yang diuji terhadap lingkungan pertanaman. 20 Menurut Syukur (2012), umur berbunga dan panen tanaman kacang hijau bergantung pada galur dan Varietas yang ditanam. Pada Tabel 2. juga dapat dilihat umur panen Varietas Vima1 (56 hst) lebih cepat dibanding Kutilang (65 hst). Jika dibandingkan dengan deskripsi Varietas ini terlihat bahwa Varietas yang diuji telah mencapai umur panen yang optimal. Menurut Mustakim (2014), umur panen kacang hijau umumnya 58-85 hari. Umur panen kacang hijau pada masing-masing varietas masih sesuai dengan deskripsi Varietas Vima 1 yaitu 56 hari setelah tanam dan Varietas Kutilang 60-67 hari setelah tanam. Pada Tabel 3. Gambar 3. dan 4 terlihat pengamatan generatif kacang hijau Varietas Kutilang dan Vima 1. Jumlah polong pada Varietas Vima 1 (13.6 buah) lebih banyak dibanding Varietas Kutilang (11.6 buah). Dari analisis data secara statistik jumlah polong/tanaman Varietas Vima 1 menunjukkan perbedaan sangat nyata terhadap jumlah polong/tanaman Varietas Kutilang. Perbedaan jumlah polong ini disebabkan oleh kemampuan varietas yang berbeda dalam membentuk polong dari bunga-bunga yang ada. Menurut Syukur (2012), jumlah polong per tanaman ditentukan oleh faktor genetik. Pada pengamatan jumlah biji/polong varietas Vima 1 (11.75 butir) lebih banyak dibanding Varietas Kutilang (10.1 butir). Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa jumlah biji kacang hijau Varietas Vima 1 yang dibandingkan dengan Varietas Kutilang sangat berbeda nyata. Perbedaan jumlah biji/polong disebabkan oleh sifat genetis dari varietas dan lingkungan. Purwono dan Hartono (2012) melaporkan bahwa jumlah dan berat biji kacang hijau bervariasi bergantung 21 pada sifat genetik dari suatu varietas. Selanjutnya Syukur (2012), menyatakan bahwa faktor genetik, lingkungan dan interaksi keduanya berpengaruh terhadap karakter kualitatif pada tanaman. Karakter kualitatif seperti jumlah polong, jumlah biji, tinggi tanaman dan lainnya. Selain itu tingkat hasil suatu tanaman ditentukan oleh interaksi faktor genetis varietas unggul dengan lingkungan tumbuhnya seperti kesuburan tanah, ketersediaan air dan pengelolaan tanaman (Suhartina, 2005) Pada pengamatan berat 100 biji kacang hijau, menunjukkan bahwa varietas Vima 1 (5.72 g) lebih berat dibandingkan dengan Varietas Kutilang (5.66 g). Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa kacang hijau Varietas Vima 1 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap Varietas Kutilang. Sesuai dengan deskripsi kedua varietas ini berat 100 bijinya hampir sama (Vima 1 6.3 g dan Kutilang 6.0 g). Namun pada deskripsi kedua varietas ini terlihat bahwa varietas yang diuji belum mencapai berat 100 biji yang optimal (sesuai deskripsi) (Lampiran 1, dan 2). Hal itu disebabkan oleh daya adaptasi yang berbeda terhadap lingkungan tumbuh terutama lama penyinaran dan suhu. Disamping itu perbedaan lamanya pengisian biji juga mempengaruhi ukuran biji (Lakitan, 2000). Selanjutnya dikatakan bahwa varietas yang ditanam di Indonesia mempunyai berat 100 biji yang beragam bergantung pada sifat genetis yang dimilikinya. Hal ini karena daya adaptasi varietas terhadap lama penyinaran dan suhu yang beragam. Lama penyinaran yang panjang dan suhu tinggi sampai batas tertentu mengakibatkan terbentuknya biji yang besar, sedang penyinaran yang pendek dengan suhu rendah akan menghasilkan biji yang kecil (Trustinah dkk , 2013). 22 Pengamatan hasil produksi kacang hijau menunjukkan bahwa Varietas Vima 1 (0.88 t/ha) lebih banyak produksinya dibandingkan dengan Varietas Kutilang (0.84 t/ha). Namun pada deskripsi kedua varietas ini terlihat bahwa varietas yang diuji belum mencapai produksi hasil yang optimal (sesuai deskripsi) (Lampiran 1, dan 2). Perbedaan masing-masing varietas disebabkan berbedanya komponen hasil seperti jumlah polong, jumlah biji dan berat 100 biji yang berbeda pula. Varietas Vima 1 memiliki polong yang banyak dan ukuran biji lebih besar sehingga hasil bijinya pun lebih tinggi. Menurut Gardner et al (2008), hasil biji yang tinggi diperoleh dengan jumlah biji yang banyak dengan ukuran biji besar atau hasil biji yang tinggi dengan jumlah biji yang sedikit tetapi ukuran biji lebih besar. 23 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang tidak nyata tanaman kacang hijau Varietas Vima 1 dengan Varietas Kutilang dalam hal tinggi tanaman, jumlah daun trifoliat dan berat 100 biji. Berbeda sangat nyata terhadap jumlah polong/tanaman dan jumlah biji/polong. Produksi kacang hijau Varietas Vima 1 yaitu 0.88 t/ha lebih tinggi dibanding Varietas Kutilang yaitu 0.84 t/ha. 5.2 SARAN Dalam pelaksanaan percobaan selanjutnya untuk perbandingan varietas kacang hijau disarankan untuk diberikan kombinasi teknologi, supaya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.