Fenomena Online Dating (Studi pada Perempuan Muda di Jakarta) Makalah Non-Seminar Dibuat oleh Feby Febrina 1006710722 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia 2014 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 2 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 3 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 4 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 5 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 FENOMENA ONLINE DATING (STUDI PADA PEREMPUAN MUDA DI JAKARTA) Feby Febrina Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Indonesia [email protected] ABSTRAK Perkembangan teknologi membawa perkembangan komunikasi interpersonal , salah satunya online dating yang digunakan untuk mencari pasangan. Menggunakan pendekatan kualitatif, dengan studi literatur dan observasi yang dilakukan kepada 1 pasangan, perempuan WNI berusia 21tahun dan laki-laki WNA berusia 26 tahun, penulisan ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat bagaimana pelaku online dating mengurangi ketidakpastian dalam menjalankan komunikasi hubungan interpersonalnya. Hasil penulisan menemukan bahwa atraksi interpersonal diantara keduanya lebih cenderung kepada faktor personal. Semakin tinggi uncertainty yang dirasakan, semakin sedikit self-disclosure yang dilakukan. Peningkatan pada uncertainty reduction juga terjadi seiring meningkatnya uncertainty. Kata kunci: Online dating, atraksi interpersonal, self-disclosure, uncertainty reduction theory, kualitatif. ABSTRACT The development of technology brings interpersonal communcation developments, one of them is online dating that used for seeking partners. Using a qualitative approach, with literature study and observation, that had been done to a couple, 21 years old Indonesian young woman and 26 years old Dutch young Man, this writing aims to see how online dating participant reducing the uncertainty in their interpersonal communication and relationship. The result is that interpersonal attraction between them more likely to be personal factors. The higher the perceived level of uncertainty, the lower self-disclosure is done. The increase in uncertainty reduction also occurred with increasing uncertainty. Key words: Online dating, interpersonal attractions, self-disclosure, uncertainty reduction theory, qualitative. PENDAHULUAN Sebagai makhluk sosial, berbagai komunikasi kita lakukan setiap hari, salah satu nya ialah komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain, atau yang disebut dengan komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal merupakan communication that takes place between two persons who have an established relationship, the people are in some way “connected”.1 Hubungan yang terjalin bisa saja sebatas memberi senyuman kepada orang di jalan, maupun sampai hubungan yang melibatkan emosi atau sexual intimacy. Dalam ilmu komunikasi, hubungan, pada dasarnya, terbentuk ketika terjadi pertukaran pesan; yaitu ketika dua individu atau lebih memperhitungkan dan menyesuaikan tindakan verbal maupun non verbal, satu 1 Devito, Joseph A. The Interpersonal Communication Book (Boston: Pearson Education,Inc.2007)h. 5 6 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 sama lainnya. Proses pertukaran pesan ini, yang kita sebut sebagai komunikasi interpersonal, merupakan sarana dimana semua jenis hubungan dimulai, berkembang, tumbuh, dan kadang memburuk.2 Komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sebab dalam berkomunikasi, yang terjadi bukan hanya pertukaran pesan, tapi juga penentuan kadar hubungan interpersonal. Anita Taylor menyatakan bahwa “Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting. Banyak penyebab dari rintangan komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik diantara komunikan. Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas, dan paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek”.3 Tidak hanya itu, tahun 1967, Watzlawick, beavin, dan Jackson, melahirkan sebuah istilah baru, yaitu Metakomunikasi, “Every communication has a content and a relationship aspect, such that the latter classifies the former and is therefore metacommunications”4 Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, segala hal mengenai komunikasi pun turut berkembang, salah satunya ialah media komunikasi. Kalau dahulu yang dimaksud dengan bertatap muka ialah dua individu atau lebih berada di tempat yang sama, kini beratatap muka bisa dilakukan melalui perantara komputer atau smartphone. Kita tidak perlu harus berada di lokasi yang sama, cukup menggunakan satu messanger application, komputer/smartphone dan jaringan internet, dua individu atau lebih bisa saling terhubung dan bertatapan satu sama lain. Komunikasi kini dapat dilakukan tanpa mengenal batas waktu, batas wilayah, batas jarak, maupun batasan lainnya. Bahkan, komunikasi antara dua orang yang saling tidak mengenal pun dapat dilakukan hingga terjalinnya hubungan interpersonal yang intim, melalui munculnya sejumlah website online dating, sosial media, e-mail, chat rooms, instant messaging, newsgroups, dan lainnya. Jauh sebelum munculnya internet, matchmaking dan perkenalan melalui perantara, khususnya untuk memfasilitasi pernikahan, telah menjadi bagian the marriage-courtship market. Dulu, Mak comblang hanya dicari oleh para orangtua yang ingin mencarikan jodoh 2 Rubent, Brent D & Stewart, Lea P, Communication and Human Behavior Fifth Edition (Boston: Pearson Education, Inc. 2006) h.244 3 Rakhmat M.sc, Drs. Jalalludin, Psikologi Komunikasi.2001. h.119 4 Ibid,. 7 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 bagi anaknya. Kini, mak comblang telah menjadi industri tersendiri dan masih menawarkan bantuan untuk mencari pasangan, bantuannya kini tidak hanya dicari oleh para orangtua namun juga oleh orang dewasa itu sendiri yang kecewa dengan pilihan perantara lainnya. Lalu pada awal tahun 1700-an, untuk pertama kalinya iklan personal untuk mencari jodoh dimuat di koran, dan menjadi sangat populer pada tahun 1970-an, namun survei menunjukkan bahwa hanya 1% orang Amerika yang bertemu jodohnya melalui iklan personal. Pada tahun 1980-an muncul video-dating, para pencari jodoh akan membuat video profil mereka, foto-foto serta interview singkat, lalu video ini akan ditunjukkan kepada orang-orang yang memiliki kriteria pasangan sesuai dengan pemilik video. Selanjutnya muncul perusahan komersial yang memang memfokuskan jasa nya untuk mencarikan pasangan, baik jasa offline maupun online.5 Sejak internet pertama kali ditemukan, online dating sebenarnya sudah dapat ditemukan, namun pada saat itu pengenalan online dating bersifat pemasangan iklan-iklan dalam halaman web. Lalu mulai terciptalah websites yang mengakomodir orang-orang dari penjuru dunia dengan cara memiliki akun dalam website tersebut dan dapat mencari temanteman dari bagian dunia lainnya. Diantara websites yang ada, yang terbesar diciptakan di Inggris, website ini adalah kombinasi dari dua websites yang telah ada yang di daftarkan oleh orang yang sama, yaitu kiss.com dan match.com. Setelah itu, keberadaan online dating websites menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Di yahoo!, setidaknya terdapat 16 online dating websites. Pada tahun 1998, sebuah film hollywood di release, film ini berjudul „You’ve Got Mail.‟ Memang film ini tidak secara keselurahan membahas tentang online dating, namun di film ini, digambarkan bagaimana dua orang yang saling membenci dalam kehidupan nyata ternyata saling jatuh cinta dalam kehidupan maya. Ini setidaknya menunjukkan bahwa orang-orang memiliki perilaku yang berbeda dalam kehidupan nyata dan dalam kehidupan maya.6 Menurut online dating magazine, hampir 20juta orang setidaknya pernah mengunjungi website online dating tiap bulannya dan 120.000 pernikahan terjadi, setidaknya berkat peran online dating services. 7 Survei yang cukup mengejutkan, sebagaimana dilansir oleh sebuah koran online, bahwa online dating lebih berhasil daripada yang pernah dibayangkan orang-orang selama ini. 5 http://psi.sagepub.com/content/13/1/3.full.pdf+html diakses untuk mengetahui fenomena cari jodoh sebelum munculnya online dating 6 http://brainz.org/history-online-dating/ 7 http://www.onlinedatingmagazine.com/mediacenter/onlinedatingfacts.html 8 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Jeff Gavin dari University of Bath, Dr. Adrian Scott dari University of Bath, dan Dr. Jill Duffield dari University of the West of England, menunjukkan bahwa 94% dari pasangan-pasangan yang menjalani online dating, setelah pertemuan pertama mereka, pasti memutuskan untuk bertemu lagi untuk pertemuan-pertemuan selanjutnya, hubungan ini setidaknya berlangsung dan bertahan selama tujuh bulan- satu tahun, dan 18% dari mereka dapat bertahan hingga lebih dari satu tahun.8 Survei menunjukkan bahwa dibanding pelaku online dating perempuan, pelaku pria jauh lebih bergantung secara emosional kepada e-partner nya dan lebih berkomitmen pada hubungan tersebut. Semakin pasangan-pasangan ini terlibat dalam stimulus online dating, tidak hanya sebatas mengirimkan e-mail, maka semakin mereka saling bergantung satu sama lain dan semakin mereka saling mengerti secara emosional.9 Mereka yang saling bertukar hadiah dan sering berbicara melalui telepon sebelum pertemuan mereka, memiliki hubungan yang lebih berkomitmen dan lebih dalam artinya bagi mereka. Pada penelitiannya juga ditemukan bahwa mereka yang menggunakan online dating, hampir tidak pernah menggunakan webcam, alat yang memberikan mereka kesempatan untuk melakukan komunikasi tatap wajah, dalam bulan-bulan pertama perkenalannya, mereka lebih memilih untuk menyimpan identitas mereka dan mempertahankan keadaan anonim, sehingga memberika mereka kesempatan untuk mengutarakan dan mengekspresikan emosi mereka secara lebih leluasa, dibanding dalam kehidupan nyata. "We also found that people are shying away from using webcams because they feel it's important not see their partners for some time – there is something special about text-based relationships." Dr. Gavin percaya bahwa alasan dari menggunakan telepon dan online chatting mengindikasikan sebuah hubungan yang lebih dalam bahwa ini adalah metode komunikasi stimulan, dibanding menggunakan email yang lebih formal. Fokus masalah penelitian ini ialah peneliti ingin melihat komunikasi interpersonal yang dimiliki pelaku online dating dengan segala batasan dan hambatan yang dimiliki pasangan, yangmana tentunya berbeda dari hubungan offline. Adanya perbedaan antara hubungan online dan offline membuat hubungan online menjadi suatu hal yang unik. Pertanyaan yang mendasari penelitian ini ialah bagaimana pasangan mengatasi ketidakpastian menjalankan hubungannya sehingga dapat mencapai level hubungan berikutnya. 8 http://www.sciencedaily.com/releases/2005/02/050218125144.htm 9 Ibid., 9 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 Tinjauan Konseptual Penulisan ini menggunakan beberapa teori dan konsep untuk menjelaskan bagaimana pelaku online dating dalam melakukakan komunikasi interpersonalnya. Teori dan konsep yang digunakan yaitu atraksi interpersonal untuk menjelaskan bagaimana hubungan dapat terbangun dan Uncertainty Reduction Theory untuk menjelaskan the mantainance of relationship dan bagaimana hubungan berkembang. Atraksi Interpersonal Semakin tertarik kita kepada seseorang, maka semakin besar kecenderungan kita berkomunikasi dengan dia. Oleh karena itu, atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Adanya daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka pada seseorang umumnya membuat orang yang kita sukai menjadi signifikan bagi kita.10 Atraksi Interpersonal dipengaruhi oleh faktor personal dan situasional, yaitu Faktor Personal: Kesamaan karakteristik personal, tekanan emosi, harga diri yang rendah, dan isolasi sosial Faktor Situasional: Dayatarik fisik, ganjaran (Reward), familiarity, dan kedekatan (Proximity) Atraksi Interpersonal sangat berpengeruh dalam komunikasi Interpersonal. Komunikasi Interpersonal dinyatakan efektif bila komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Selain itu, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh Wolosin (1975) bahwa komunikasi akan lebih efektif bila para komunikan saling menyukai. Orang akan cenderung untuk membuka diri jika lawan bicara dirasa memiliki kesamaan dengan dirinya dan cenderung untuk menutup diri dan menghindari komunikasi jika lawan bicara dibenci dan membuat orang tersebut tidak nyaman11 Uncertainty Reduction Theory Teori yang dicetuskan oleh Charles Berger dan Richard Calabrese ini ditujukan untuk menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian diantara orang-orang yang saling tidak mengenal ketika melakukan percakapan untuk pertama kali. Ketika mengalami ketidakpastian, orang cenderung untuk menciptakan atau memperkirakan 10 Rakhmat M.Sc, Drs. Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, 2001. H.111 11 Ibid,.h.118 10 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 sendiri atas perilaku orang lain, pada saat itu, orang akan mengalami masa yang sulit, sehingga orang akan termotivasi untuk mencari informasi mengenai orang tersebut. Menurut Berger, kita membuat perencanaan untuk mencapai tujuan kita. Mulai dari bagaimana kita akan berkomunikasi dengan orang lain sesuai dengan tujuan dan informasi atau data yang telah kita miliki. Semakin tinggi tingkat ketidakpastian, maka kita akan semakin berhati-hati dan cermat dalam merencanakan apa yang ingin kita lakukan dan sangat mengandalkan data yang kita miliki. Dan pada saat kita merasa sangat tidak pasti, kita mulai mengalami krisis kepercayaan terhadap rencana kita sendiri dan kita mulai membuat berbagai rencana cadangan.12 Menurut Berger dan Calbrese, pengurangan ketidakpastian memiliki dua kategori, yaitu proaktif (ketika seseorang berpikir mengenai pilihan komunikasi yang akan dilakukannya sebelum ia betul-betul terlibat dalam percakapan dengan orang yang belum dikenal) dan retroaktif (upaya-upaya untuk menjelaskan perilaku setelah percakapan berlangsung)13 Teori ini memiliki beberapa asumsi, yaitu: Orang-orang mengalamai/merasakan ketidakpastian dalam situasi interpersonal Ketidakpastian merupakan keadaan yang tidak disukai, menyebabkan penekanan kognitif Ketika dua orang yang saling tidak mengenal bertemu, perhatian utama mereka ialah untuk mengurangi ketidakpastian diantara mereka dan meningkatkan hal yang dapat diramalkan Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses berkembang yang terjadi melalui beberapa tahapan Komunikasi interpersonal ialah alat utama dalam pengurangan ketidakpastian Kuantitas dan sifat informasi yang orang-orang bagi, berubah seiring waktu Memungkinkan untuk memprediksi hubungan orang-orang dalam cara seperti hukum 12 Charles R. Berger dan Richard J. Calabrese, Some Exploration in Initial Interaction And Beyond: Toward A Development Tehory of Interpersonal Communication Researh 1, 1975 h.99-112 13 Charles R. Berger dan Richard J. Calabrese, Some Exploration in Initial Interaction And Beyond: Toward A Development Tehory of Interpersonal Communication Researh 1, 1975 h.106 11 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 URT merupakan sebuah teori yang terbentuk dari pengumpulan sejumlah aksioma atau kebenaran yang ditarik dari penelitian yang telah dilakukan dan common sense. Teori ini mengemukakan tujuh axioma, yang disimpulkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1. Axioma Uncertainty Reduction Theory ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↓ ↑ Main Concept Uncertainty Uncertainty Uncertainty Uncertainty Uncertainty Uncertainty Uncertainty Relationsip Negative Negative Positive Negative Positive Negative Negative ↓ ↓ ↑ ↓ ↑ ↑ ↓ Related Concept Verbal Communication Nonverbal Affiliative Expressiveness Information Seeking Intimacy Level of Communication Reciprocity Similarity Liking Metode Penulisan Tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana pelaku online dating mengurangi ketidakpastian dalam menjalankan hubungan interpersonalnya. Metode pengumpulan data yang dilakukan ialah studi literatur dan pengamatan, yang bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran realistik proses pengurangan ketidakpastian pada pasangan pelaku online dating. Proses pengamatan dilakukan dengan cara turut serta dalam satu kali percakapan antara kedua informan. Untuk mengkonfirmasi data, maka penulis melakukan wawancara mendalam dengan kedua informan dan menggunakan pedoman wawancara (terlampir). Karakteristik informan dalam penelitian ini ialah pasangan, laki-laki dan perempuan, berusia 20-30 tahun, telah dan sedang menjalani hubungan lebih dari 6 bulan. Hasil Penelitian Penulis telah melakukan observasi dan wawancara kepada dua orang informan, keduanya ialah pasangan yang menjalani hubungan percintaanya secara online. Informan pertama ialah AI, perempuan warga negara Indonesia berusia 21 tahun, anak kedua dari tiga bersaudara, berdomisili di Jakarta, Indonesia. AI kini sedang menjalani pendidikan di bidang Hospitality. Sejak remaja, AI memang memiliki ketertarikan dengan pria berwarga negara asing, khususnya dari Eropa. AI sangat tertutup tentang hubungan online nya ini terhadap orang-orang disekitarnya, dapat dikatakan tidak ada yang mengetahui hubungan nya ini, namun AI cukup kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan. Informan kedua ialan pasangannya JM, laki-laki warga negara Belanda berusia 26 tahun merupakan seorang 12 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 anak tunggal, dan bertempat tinggal di Groningen, Belanda. JM telah menyelasaikan pendidikannya dibidang Manajemen dan kini bekerja dibidang asuransi. Sama halnya dengan AI, JM juga merahasiakan hubungan online nya ini. JM sangat mudah diajak berbicara, sehingga wawancara berjalan lancar. Ketertarikan dan keinginan AI untuk menjalin hubungan dengan pria berwarganegara asing menjadi alasan utama untuk memulai hubungan online. Dan bagi JM, yang mendasari keputusannya untuk memulai hubungan online ialah untuk mencari pasangan, dengan tidak menspesifikan suku atau ras. AI berpendapat bahwa online dating hanyalah salah satu sarana alternatif untuk mencari pasangan, namun pandangan orang sekitarnya yang negatif akan online dating dan tidak adanya orang-orang di sekitar AI yang menjalani hubungan yang serupa, yang mengakibatkan AI merahasiakan hubungannya, selain itu fenomena online dating di Indonesia memang tidak se-booming di negara lain seperti di Eropa, Amerika, atau Australia. AI merasa jika ia harus menceritakan hubungannya ini, orang-orang disekitarnya tidak akan mengerti dan akan memandang dirinya aneh sehingga menjauhi dirinya. Menurut AI, orang-orang di sekitarnya memandang para pelaku online dating sebagai orang-orang yang insecure terhadap dirinya sendiri dan orang-orang yang telah putus asa dalam mencari pasangan. Lain halnya dengan JM, online dating merupakan hasil biasa yang ditemukan di negaranya, walaupun sejumlah orang memandang aneh hubungan ini, namun karena banyak orang yang melakukan, sehingga biasa saja bagi JM untuk dijalani. Berbeda dengan AI yang merahasiakan hubungannya karena ketakutan akan pandangan orang sekitarnya, JM merahasiakannya karena ia sama sekali tidak suka membicarakan hubungan pribadi nya dengan orang lain, selain itu menurut JM, ia ingin hubungannya settle terlebih dahulu, baru ia mau menceritakannya. Sama halnya dengan AI, JM melihat online dating hanya sebagai perantara lain bertemu jodohnya, tidak ada yang membuatnya aneh dibanding hubungan yang sebenarnya, dimana dua orang bisa saling merasakan keberadaan pasangannya secara fisik. Menurut JM, justru disitulah tantangan dan itulah yang dapat membuat hubungan mereka kuat jika nantinya akan dibawa kejenjang berikutnya. AI mengenal JM dari seorang teman yang juga melakukan online dating, saat itu temannya dan JM sedang menjalin hubungan, namun JM melihat AI lebih atraktif, sehingga mencoba memulai percakapan. AI dan JM awalnya menggunakan msn messenger sebagai media dalam menjalani hubungan, kini berpindah menggunakan skype. Percakapan AI dan JM selalu melibatkan penggunakan webcam, namun yang menarik di sini, selama empat tahun hubungan berjalan, yang aktif menggunakan webcam hanyalah AI. Sedangkan JM hingga saat 13 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 ini belum pernah menggunakan webcam, menurut JM, ia tidak memiliki webcam dan tidak ada alasan baginya untuk menggunakan webcam. Namun kedua nya bicara dengan menggunakan mic, kapanpun ketika salah satu dari mereka atau keduanya sedang sendiri di tempat mereka berada. AI dan JM mengawali pembicaraan dengan pertanyaan „ASL?‟ atau age, sex, life. Pertanyaan yang selalu ditanyakan untuk pertama kalinya bagi hampir seluruh pelaku online dating. Pada tahap awal pembicaraan ini, self-disclosure yang dilakukan hanya sebatas pengetahuan umum untuk menemukan atraksi intepersonal yang ada. Keduanya sebatas membicarakan kegiatan sehari-hari dan hal-hal yang digemari. AI menemukan bahwa JM ialah orang yang sangat kompetitif dari cerita JM mengenai kegiatannya dalam bertenis dan kesukaannya terhadap sepak bola. Dan JM melihat AI sebagai seorang perempuan yang menyukai tantangan melalui cara AI bercerita tentang kegemarannya akan F1 dan olahraga ektrim. AI dan JM mengatakan bahwa mereka saling tertarik sejak pembicaraan pertama. Menurut keduanya, pasangan mereka adalah individu yang mereka rasakan nyaman untuk diajak berbicara berbagai hal. JM merasa AI bisa membuat dirinya tenang, good listener, dan selalu membantu JM menemukan solusi untuk setiap masalah yang dihadapi JM. Dan bagi AI, JM ialah sosok yang dewasa dan dapat mengemong dirinya, sosok yang menjadi kriteria utama bagi AI dalam mencari pasangan. Pada tahap awal pembicaraan, webcam dan mic belum digunakan sebagai media menjalin hubungan, kedua alat ini baru digunakan setalah dua minggu pembicaraan. Setelah penggunaan alat-alat ini untuk pertama kalinya, atraksi interpersonal semakin kuat bagi JM. JM melihat AI sebagai perempuan yang cantik, selalu tersenyum, bertubuh bagus, dan memiliki rambut tebal yang menjadi kesukaan JM. Sedangkan bagi AI, keraguan akan identitas JM mulai muncul, karena JM tidak memiliki webcam sehingga AI tidak bisa melihat JM melalui perantara layar, tapi hanya bisa melihat fotonya dan mendengar suaranya. Keraguan muncul, apakah JM benar laki-laki yang ada di foto tersebut atau tidak, benarkah usia JM sesuai dengan yang diinformasikan, karena setelah mendengar suaranya, AI merasa bahwa suara JM bukanlah suara laki-laki berusia 22 tahun (empat tahun yang lalu). Keraguan ini menimbulkan ketidakpastian yang makin besar bagi AI. AI mulai mencoba meminimalisir informasi penting mengenai dirinya kepada JM, namun AI mengalami dilema, karena jika ia ingin tau lebih banyak mengenai JM, maka AI harus melakukan self-diclosure yang seimbang dengan yang dilakukan oleh JM. Kepercayaan AI kepada JM mulai goyah dan kepercayaan selalu menjadi pemicu pertengkaran diantara 14 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 keduanya. AI seringkali memberi pertanyaan terselubung dalam percakapan mereka dalam upaya untuk mengurangi ketidakpastian yang dirasakan oleh AI. Dan seringkali jawaban yang diberikan justru membuat ketidakpastian itu semakin besar. Seperti pertanyaan mengenai perkuliahan yang ditanyakan AI dengan tujuan mengungkap apakah JM berbohong mengenai usianya. Suatu saat (setelah sempat lima bulan putus hubungan), AI menanyakan apakah JM sudah lulus kuliah atau belum, dan “Not yet, one more year” oleh AI, namun satu minggu kemudian ketika AI memberikan pertanyaan dengan penekanan, “So now you’ve graduated and currently working, right? Where are you working now?” dan dijawab “Yeah, I’m working now, in an insurance company”. Pada tahun pertama menjalin hubungan, dinilai AI dan JM sebagai masa tersulit. AI selalu merasa menjadi pihak yang lebih banyak berkorban karena selalu diselimuti rasa ragu akan identitas JM. Namun, dari seluruh pertengkaran yang ada, ketergantungan akan satu sama lainnya selalu membawa mereka kembali ke keadaan „baik-baik saja‟. AI dan JM memiliki pemikiran bahwa „To know each other better is by conversing, not by seeing’ Setiap harinya percakapan akan dimulai dengan menanyakan kabar dan kegiatan hari itu. Lalu semakin berjalannya waktu, pembicaraan AI dan JM mulai berkembang kepada ranah yang lebih pribadi. AI dan JM mulai membicarakan detail tentang keluarga nya, tentang kehidupannya, masalah yang sedang dihadapi, ketakutan dan kekhawatiran mereka terhadap kehidupan mereka, dan masih banyak lainnya. Kini yang dibicarakan mulai perkembang kepada harapan mereka mengenai masa depan, baik bagi kehidupan mereka masing-masing maupun bagi hubungan mereka. AI dan JM mulai membicarakan mengenai kehidupan pernikahan, seperti berapa banyak anak yang ingin dimiliki. Dalam perjalanan hubungannya, AI mulai merubah cara berpikirnya dari mempertanyakan identitas JM, ke berusaha menerima JM apa adanya, dan lebih mementingkan kepribadia JM. AI kini berpikir bahwa fisik tidaklah menjadi sesuatu yang penting, walaupun jika pada kenyataannya JM ialah seseorang yang berusia di atas 50, mereka akan baik-baik saja, AI akan tetap menerima JM, karena yang dicintai dan menarik bagi AI adalah pribadi JM bukan fisiknya. Pembahasan Jika dalam hubungan offline kita bisa mencari informasi mengenai pasangan melalui pihak ketiga, lain halnya dengan hubungan online. Apabila tergabung dalam website online dating, proses self-disclosure yang dilakukan pada awalnya ditentukan oleh norma dan 15 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 kebijakan masing-masing website serta keinginan individu untuk “present themselves as unique individuals within the constraints of a technical system that encourage[s] homogeneity, negotiating a desire to stand out with the need to blend in” (Ellison, Heino, & Gibbs).14 Dengan obligasi yang dimiliki oleh masih-masing website, para pelaku online dating dituntut untuk memberitahukan informasi personalnya, baik untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial maupun karena keinginan mereka sendiri untuk membentuk hubungan. Mereka akan membuat profil mereka semenarik mungkin, untuk menarik perhatian pasangan sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Namun bagi yang tidak bergabung dengan website online dating, self-diclosure sejak awal dilakukan sendiri melalui perbincangan. Seperti JM dan AI, yang sejak awal sama sekali tidak mengetahui informasi mengenai satu sama lain kecuali „JM adalah kekasih online teman saya‟ bagi AI dan „AI adalah teman kekasih online saya‟ bagi JM. Maka disclosure pertama dimulai melalui pertanyaan „ASL?‟ atau age, sex, life. Informasi yang diberikan AI kepada JM ataupun sebaliknya sangat dibatasi pada awal hubungan. Self-disclosure yang dilakukan diatur sedemikian rupa dengan tujuan untuk membentuk persepsi yang baik mengenai dirinya. Ketika kedua pasangan menemukan titik nyaman antara satu dengan yang lain, makan selfdisclosure yang dilakukan semakin sering dan informasi yang diberikan semakin banyak. Proses self-disclosure akan terhambat ketika salah satu pasangan melakukan hal yang membuat kepercayaan di antara kedua nya menurun. Seperti yang dialami oleh AI mengenai identitas JM. Ketika AI merasa JM tidak jujur, AI mulai membatasi informasi yang ia ungkap mengenai diri nya. Pembicaraan hanya akan sebatas membicarakan cuaca atau berita yang menarik pada hari itu. Mengaitkan dengan teori atraksi komunikasi interpersonal yang menyatakan bahwa salah satu faktor situasioanl yang mempengaruhi atrakasi interpersonal ialah daya tarik fisik, inilah yang menjadi dasar awal mula hubungan interpersonal online atau online dating pada umumnya dimulai. “We are more affected by attractive people by phisically unattractive people, and unless we are specifically abused by them, we tend to like them better” (Aronson, 1972).15 Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal, yaitu: 1. Faktor personal, diantaranya: 14 Ianis Bucholtz.(2013).Diffused Intimacy: Trust and Self-disclosure in Online Relationships. 15 Drs. Jalaludin Rakhmat M.Sc, Psikologi Komunikasi, 2001. H.114 16 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 • Kesamaan karakteristik personal, AI dan JM pada minggu pertama pernah membicarakan mengenai kasus pembuatan karikatur Nabi Muhammad oleh seniman Belanda, dari pembicaraan ini AI menemukan titik ketertarikan terbesarnya kepada JM, AI menilai JM merupakan pribadi berjiwa positif yang selalu melihat segala hal dari dua perspektif yang berbeda. AI menyukai kecerdasan yang dimiliki JM. AI merasa menemukan banyak kesamaan dalam pribadi JM, dan untuk perbedaan yang dimiliki, AI dan JM merasa mereka bisa melengkapi satu sama lainnya. • Tekanan emosional. Keinginan memiliki pasangan untuk berbagi perasaan. JM mengungkapkan bahwa saat AI menyapa nya untuk pertama kali, JM sedang bertengkar bertengkar dengan kekasihnya yang merupakan teman AI. JM merasa AI memberikan dukungan moral yang besar dan memberikan sesuatu yang sangat JM butuhkan saat itu, yaitu untuk didengarkan. • Harga diri yang rendah. Hal ini tidak ditemukan pada kedua pasangan. 2. Faktor situasional, salah satunya ialah: • Daya tarik fisik. Hal ini baru dirasakan oleh kedua pasangan setelah saling bertukar foto dan kemudian menggunakan webcam, walaupun hanya satu pihak yang menggunakannya. Sehingga dapat dikatakan dalam hubungan ini, daya tarik fisik bukanlah hal utama yang menjadi atraksi diantara mereka. Pola hubungan yang dimiliki pasangan dalam kehidupan nyata dan pada kehidupan maya serupa namun dalam praktek nya saja yang berebeda. Sebagaimana yang telah dipelajari dalam psikologi komunikasi, dalam sebuah hubungan, terdapat tahapan hubungan interpersonal. Tahapan-tahapan ini terbagi kedalam tiga tahapan, yaitu: 1. Tahap pertama : Acquaintance process Tahap ini sebagaimana yang telah disebutkan di atas, dalam online relationship, perkenalan pertama kali selalu dimulai dengan „ASL?‟ (age, sex, life). Pada tahap ini Uncertainty Reduction Strategy di mulai. Biasanya perempuan jauh lebih waspada untuk menghindari terjadinya kasus phedophilia. Menurut Berger dan Calabrese, tahapan awal pembicaraan disebut dengan entry phase, dimana pada tahap ini orang dipandu dengan aturan atau norma yang bersifat eksplisit dan implisit. IA dan JM menceritakan, pada tahap ini, pasangan akan terlibat percakapan ringan dengan tujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai lawan bicara dan tentunya untuk mengurangi ketidakpastian diantara mereka. IA mengatakan bahwa ia memulai percakapan dengan bertanya bagaimana kabar hari ini dan apa 17 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 yang sedang dilakukan lawan bicara. Dari situ IA mulai membuka percakapan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai lawan bicara, masuk kepada tahap berikutnya, yaitu personal phase. Pada tahap ini, kedua individu akan lebih spontan dan mulai mengutarakan informasi yang bersifat personal, tahap ini bisa terjadi pada awal perkenalan, tetapi kemungkinan lebih besar terjadi setelah interaksi berikutnya.16 Dengan menanyakan kabar dan kegiatan hari ini, IA bisa mendapatkan informasi seperti pekerjaan JM dan kegiatan sehari-hari JM. Dalam hubungan online, tahap kedua lebih besar kemungkinannya untuk dilakukan pada interaksi awal, karena orang cenderung untuk lebih mudah bercerita kepada orang asing yang mana mereka anggap tidak akan bertemu lagi dengan mereka, atau pada kasus hubungan online, komunikan berada di lokasi yang berbeda dan tidak mengenal satupun orang dikehidupan komunikator sehingga komunikator merasa aman untuk melakukan self-disclosure. Walaupun begitu, pada tahap ini, khususnya setelah terjadi percakapan pertama menggunakan webcam dan mic, AI berusaha membatasi informasi yang diberikan, mencoba membentuk persepsi JM mengenai dirinya, dan mencoba mencari tahu lebih dalam mengenai JM. Setelah pembicaraan pertama kali, ketidakpastian tidak begitu saja hilang, namun muncul ketidakpastian berikutnya, akankah mereka akan melanjutkan interaksi pada masa yang akan datang atau tidak. Inilah yang disebut dengan exit phase, tahap dimana kedua individu memutuskan untuk melanjutkan hubungan atau tidak. 2. Tahap kedua : Peneguhan hubungan Penulis berpendapat tahap ini adalah tahap terpenting dalam setiap hubungan khususnya hubungan online yang resikonya dan ketidakpastiannya amat besar. Pada tahap ini dijelaskan 4 faktor penting memelihara keseimbangan, yaitu keakraban, kontrol, respons yang tepat, dan nada emosional yang tepat. Pada hubungan online, keakraban dan kontrol sering kali memiliki proporsi yang berbeda antara perempuan dan laki-laki, ini disebabkan perbedaan kebudayaan dan nilai-nilai yang dimiliki keduanya. Di Indonesia sudah menjadi biasa jika laki-laki dapat mengatur pasangannya, namun tidak dengan di Eropa, laki-laki membebaskan pasangannya untuk melakukan hal yang dianggapnya benar. Sebagai contoh, bagi pasangan di Indonesia, perempuan akan meminta izin terlebih dahulu apabila akan pergi keluar bersama teman-teman, lain halnya dengan di Eropa, perempuan hanya cukup memberitahu tanpa menanyakan apakah diizinkan atau tidak. Begitu pula dengan keakraban, JM menyatakan perempuan Indonesia (AI) lebih menginginkan banyak perhatian, menuntut 16 West-Turner. Introduction Communication Theory. H169 18 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 besarnya pengertian dan lebih manja dibanding mantan kekasihnya yang kebanyakan juga sama-sama orang Eropa. Untuk respon yang tepat dan nada emosional yang tepat, inilah menjadi kunci utama dari mengapa orang-orang bertahan cukup lama di hubungan online. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, penulis menemukan bahwa, langgengnya hubungan online dating yang bersifat tertulis ini disebabkan oleh, penginterpretasian tulisan yang dilakukan tiap-tiap pasangan. Pasangan-pasangan ini menginterpretasikan perkataan yang dikirim oleh pasangannya ke dalam nada pembicaraan di otaknya sesuai dengan nada bicara yang ia harapkan. Perkataan „No it’s okay. Just go’ diartikan berbeda oleh yang menulisnya dan yang membacanya. Sebagaimana hal nya kita membaca buku, imajinasi dan penginterpretasian tiap-tipa orang berbeda. Inilah yang membuat mengapa beberapa orang bertahan dalam hubungan online, karena mereka sendiri yg menterjemahkan tulisan kepada nada bicara sesuai dengan apa yang mereka harapkan saat itu, sehingga mereka akan selalu menganggap bahwa pasangannya baik, supportive, dll. 3. Tahap ketiga : Pemutusan hubungan interpersonal Pada tahap terakhir ini, tidak semua pasangan akan melalui proses ini, sebab apabila konflik yang terjadi diantaranya dapat diselesaikan dengan baik maka, pemutusan hubungan tidak perlu terjadi. Sumber konflik yang dianalisi oleh R.D Nye (1973) ialah kompetisi, dominasi, kegagalan, provokasi, dan perbedaan nilai. Menurut AI, sumber konflik yang sering terjadi ialah perbedaan nilai dan provokasi. Sama hal nya dengan hubungan pada kehidupan nyata, apabila salah satu pasangan melakukan hal yang mengecewakan pasangan lainnya, ini akan meninggalkan sakit hati pada salah satu pasangan tersebut dan, pasangan tersebut akan terus mengungkit-ungkit masa lalu. Berbeda budaya, berbeda pula nilai yang ditanamkan, ini menjadi kendala utama dalam hubungan online dating yang umumnya terdiri dari pasanganpasangan berbeda budaya. Tahap ini sempat dialami oleh AI dan JM, akibat besarnya ketidakpastian yang dimiliki AI terhadap JM, dan perasaan insecure akan kesetiaan pasangan. Dapat dikatakan bahwa uncertainty yang dimiliki pasangan yang melakukan online dating jauh lebih besar dibanding pasangan yang melakukan real dating. Jika merujuk pada apa yang dipelajari oleh Marianne Dainton dan Broke Aylor, hubungan jarak jauh tanpa adanya tatap muka berkaitan dengan ketidakpastian relasional. Ketidakpastian rasional didefiniskan sebagai “Lack of certainty about the future and the status of the relationship” Uncertainty ini berbeda dengan individual uncertainty karena berada pada level abstraksi yang lebih tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dainton dan Aylor, menunjukkan bahwa sebagaimana yang sudah diperkiran URT, semakin besar ketidakpastian 19 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 dalam hubungan, maka semakin besar kecemburuan, semaking berkurang kepercayaan, dan semakin sedikit tindakan pemeliharaan. Kepercayaan merupakan alat penting untuk mengurangi ketidakpastian hubungan. Pertemuan tatap muka juga penting untuk mengurangi ketidakpastian. Namun, sebagaimana yang telah dinyatakan sebelumnya, bahwa hubungan online dan offline memiliki perbedaan wujud pasangan secara fisik, bagi hubungan online hanya bisa face-to-face melalui perantara komputer atau smartphone, sehingga yang dilibatkan hanyalah emosi dan membutuhkan kepercayaan yang tinggi untuk mengurangi ketidakpastian yang ada. Mengacu kepada hubungan AI dan JM, untuk membangun kepercayaan dan untuk dapat saling mengerti, self-disclosure harus terus dilakukan. Sama halnya dengan hubungan lainnya, online dating pun melewati sejumlah upaya uncertainty reduction, begitu pula dengan hubungan AI dan JM. Mengaitkan pengalaman AI dan JM dengan tujuh aksioma URT, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Ketidakpastian yang dimiliki oleh pasangan ini semakin berkurang seiring meningkatkanya komunikasi verbal mereka. Semakin sering mereka berbicara maka semakin berkurang ketidakpastian yang mereka. Namun, penulis melihat ketika ketidakpastian mengenai suatu subjek berkurang, muncul ketidakpastian untuk subjek lainnya. 2. Sama halnya dengan komunikasi verbal, semakin meningkat ungkapan nonverbal, semakin berkurang ketidakpastian yang ada. Pada pasangan online dating ini, ungkapan non-verbal yang dirasakan JM terhadap AI ialah tatapan mata, intonasi suara, mimik wajah, dan gesture, dan bagi AI hanya intonasi suara JM. 3. Ketidakpastian yang tinggi akan meningkatkan upaya untuk mencari informasi mengenai perilaku orang lain. Aksioma ini dapat dikaitkan pada beberapa tindakan AI dalam mengurangi ketidakpastian mengenai pasangannya. AI menyatakan bahwa ia telah melakukan upaya dari yang minim hingga yang menurutnya ekstrim. Jika bagi JM, untuk mencari tahu informasi mengenai AI cukup mencari nya di berbagai social media, lain halnya dengan AI. AI telah melakukan berbagai cara, diantaranya bertanya langsung ke JM, mencari akun JM di berbagai sosial media, menyamar sebagai orang lain dan mengobrol dengan JM, hingga berusaha membayar hacker untuk meng-hack akun email JM, agar dapat melihat kepada siapa saja JM berbicara. AI menyatakan tindakannya ini semata-mata untuk mengurangi ketidakpastian nya yang amat 20 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 besar mengenai pasangannya. Namun kini AI sudah menyerah dan berusaha menerima pasangannya sesuai dengan informasi yang diberikan langsung oleh JM. 4. Tingginya tingkat ketidakpastian menyebabkan turunnya tingkat keintiman ini komunikasi. Berdasarkan observasi, hal ini terbukti saat AI merasa ketidakpastian akan status atau kesetian JM meningkat, AI cenderung menjaga jarak dan berbicara seperlunya saja. 5. Tingkat ketidakpastian yang tinggi menghasilkan tingkat resiprositas tinggi. Untuk askioma ini, penulis menilai tinggi atau rendahnya tingkat resiprositas tergantung kepada pribadi individu itu sendiri, bukan kepada tingkat ketidakpastian. Jika melihat AI dan JM, JM tidak terlalu antusias dalam menceritakan dirinya, sehingga tidak terlalu banyak informasi yang keluar, namun karena AI adalah seorang yang talk-active, AI terus menceritakan tentang dirinya walaupun tidak ada perilaku yang sama dari JM. 6. Kesamaan akan mengurangi ketidakpastian sedangkan perbedaan akan meningkatkan ketidakpastian. Kesamaan akan membuat dua individu merasa nyaman untuk melakukan pembicaraan. Hal ini juga dinyatakan oleh AI dan JM. Menurut JM, kesamaan cara pandang atas sebuah topik membuat JM nyaman berbicara dengan AI sehingga mudah bagi JM untuk membuka diri dalam proses mengurangi ketidakpastian 7. Ketidakpastian yang meningkat akan mengurangi perasaan menyukai. Hal ini terjadi karena perasaan insecure yang dirasakan, sehingga ketika ketidakpastian semakin besar, orang akan menjadi ragu untuk membawa komunikasi atau hubungan ke tahap berikutnya. Menurut Berger (1979) dalam upaya untuk mengurangi ketidakpastian orang menggunakan taktik yang berasal dari tiga kategori strategi.17 Yaitu startegi pasif, aktif dan interaktif. Pasangan ini menggunakan kombinasi dari ketiganya, tergantung kepada situasi yang ada. 1. Strategi pasif berlangsung ketika individu menjalani peran sebagai pengamat diam-diam. Untuk strategi ini, hanya JM yang dapat melakukan. JM melakukan hal ini untuk mempelajari reaksi yang ditunjukkan AI dalam 17 Ibid,. H.175 21 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 berbagai hal. Sehingga melalui pengamatan ini, JM dapat mengurangi ketidakpastian, contohnya ketika JM bertanya “Are you okay?”, menurut JM, AI sering tidak jujur mengenai hal ini, maka JM selalu mengamati raut wajah dan gesture AI untuk melihat apakah yang dikatakan benar atau tidak. Selain itu JM juga menilai reaksi AI atas berita-berita buruk yang diberikan JM melalui pengamatan raut wajah dan gesture. 2. Selanjutnya strategi aktif, inilah yang dilakukan oleh keduanya, yaitu melalui perantara internet, satu hal yang sama dilakukan ialah pemanfaatan sosial media. AI lebih aktif dibanding JM, AI melakukan berbagai cara dari pemanfaatan sosial media hingga pemanfaatan hacker. Tidak itu saja, AI pernah meminta bantuan teman nya yang berada di kampus yang sama dengan kampus yang diinformasikan JM sebagai tempat kuliahnya untuk memeriksa benarkah ada JM di kampus tersebut. 3. Strategi interaktif ialah strategi yang lebih sering dilakukan dan dinilai efektif oleh AI dan JM. Strategi ini disebut dengan confrontation oleh mereka berdua. Strategi ini sebenernya berjalan seiring dengan berjalannya percakapan yang dilakukan, sadar atau tidak Ketiga strategi tersebut berperan penting dalam mengurangi ketidakpastian, namun Berger percaya bahwa perilaku tertentu, seperti menanyakan hal sensitif dapat meningkatkan ketidakpastian dari pada menguranginya.18 Namun upaya pengurangan ketidakpastian akan berhenti pada suatu titik dimana pasangan berusaha mengesampingkan rasa ketidakpastian tersebut dan lebih memfokuskan kepada situasi yang ada saat itu. Seperti yang dilakukan oleh AI, kini disamping terus menanyakan dan berusaha secara aktif mencari tau dengan berbagai macam cara, AI menerima apa ada nya keadaan yang ada demi berlangsung nya hubungan dan selalu mempersiapkan dirinya akan kenyataan bahwa pasangannya jauh dari apa yang diinformasikan kepada nya saat ini. Kesimpulan Untuk sebagian orang, mereka menganggap orang-orang yang tergabung ke dalam akun online dating sebagai orang-orang yang putus asa karena sulit mendapatkan kekasih atau pasangan hidup dalam kehidupan nyata. Memang tidak dapat dipungkiri, dalam menjalani 18 Morissan, M.A. Psikologi Komunikasi 22 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 online dating ini tentunya mereka tidak dapat merasakan fisik pasangannya sebagaimana pasangan-pasangan lain di kehidupan nyata, sehingga orang-orang berpikir, pasanganpasangan yang menjalani online dating ini hidup dalam kehidupan imajinasi mereka. Jika melihat hasil studi literatur dan observasi, menjalin hubungan via online hanyalah sebagai perantara lain dalam menemukan pasangan. Justru menurut penulis, fenomena ini merupakan suatu peristiwa khusus bagaimana dua orang dapat menumbuhkan rasa cinta tanpa pernah bertemu sebelumnya. Dan melalui studi literatur serta observasi, dapat disimpulkan bahwa: Online dating hanyalah sebagai sarana lain dalam mencari pasangan Atraksi interpersonal yang ada lebih cenderung kepada faktor personal dibanding faktor situasional. Kesamaan karakteristik dan tekanan emosional lebih berperan dibanding daya tarik fisik, berbanding dengan apa yang dikatakan Aronson (1972) Proses self-disclosure tergantung kepada darimana hubungan dimulai, jika dimulai melalui online dating sites maka self-disclosure dilakukan sejak awal registrasi, dengan sejumlah peraturan yang dimiliki sites tersebut dan menjadi hak semua anggota sites untuk melihat. Lain halnya dengan tanpa fasilitas sites, self-disclosure dilakukan oleh masing-masing individu sendiri Uncertainty reduction dalam online dating memiliki perbedaan dari penelitain Dainton dan Aylor yang menunjukkan bahwa, semakin besar ketidakpastian dalam hubungan, maka semakin besar kecemburuan, semaking berkurang kepercayaan, dan semakin sedikit tindakan pemeliharaan. Pada hubungan ini tindakan pemeliharaan justru semakin besar dengan komunikasi yang terus dilakukan satu sama lain dan penumbuhan kepercayaan yang besar. Dua dari tujuh aksioma URT kurang tepat bila dikaitkan dengan online dating Sejauh mana self-disclosure yang dilakukan, tergantung pada uncertainty yang dirasakan. Semakin tinggi uncertainty, semakin rendah self-disclosure yang dilakukan. Dalam mengurangi ketidakpastiannya, ketiga strategi selalu dimanfaatkan dan yang lebih sering dilakukan adalah strategi interaktif. Upaya mengurangi ketidakpastian berhenti pada suatu titik jenuh dimana pasangan sudah tidak lagi memikirkan „saya‟ dan „dia‟, tapi mulai mementingkan „kita‟ 23 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 Saran Saran akademik, tulisan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kajian komunikasi interpersonal dengan menggunakan new media dan psikologi komunikasi dalam perkembangan hubungan. Diharapkan studi selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian yang lebih beragam, mengambil informan yang lebih bervariasi dalam hal usia, latar belakang budaya, dll. Serta menggunakan konsep yang lebih beragam seperti konsep trust, long distance relationship, dll. Selain itu, observasi sebaiknya dilakukan juga terhadap pelaku online dating virtual dan non-virtual dan yang menggunakan perantara sites, sehingga ada perbandingan yang relevan antara berbagai macam jenis online dating. Saran praktis, sebaiknya masyarakat mencoba melihat fenomena online dating sebagai sebuah fenomena pemanfaatan teknologi sebagai salah satu sarana dalam mencari pasangan, tidak hanya sekedar memberikan pandangan negatif kepada para pelaku online dating. Sehingga para pelaku online dating tidak lagi perlu menutupi hubungannya karena ketakutan akan dikucilkan oleh masyarakat. Daftar Referensi Buku Ruben, Brent D. & Stewart, Lea P.(2006). Communication and Human Behavior (5th ed.).Boston: Pearson Education Inc. Dindia, Kathryn & Duck, Steve.(2000).Communication and Personal Relationship.West Sussex, Chichester: John Wiley & Sons Ltd West, Richard & Turner, Lynn H.(2007).Introducing Communication Theory Analysis and Application.New York: McGraw-Hill Companies Inc Rakhmat M.Sc, Drs. Jalaluddin.(2001).Psikologi Komunikasi.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya – Bandung Morissan, M.A.(2010).Psikologi Komunikasi.Bogor: Ghalia Indonesia Gamble, Teri Kwal & Gamble, Michael.(2005).Communication Works (8th ed.).New York: McGraw-Hill Companies Inc Jurnal Jennifer L. Gibbs, Nicole B. Ellison and Chih-Hui Lai.(2010). First comes love, Then comes Google: An Investigation of Uncertainty Reduction Strategyand Self Disclosure in Online 24 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014 Dating. Accessed on December 7th, 2013 from https://www.msu.edu/~nellison/GibbsEllisonLai_2011_FirstComesLove.pdf Ianis Bucholtz.(2013).Diffused Intimacy: Trust and Self-disclosure in Online Relationships. Printed on December 7th, 2013 Couch, Danielle and Liamputtong, Prance.(2008). Online dating and Mating: The Use of the Internet to Meet Sexual Partners. Printed on January 6th 2014. Finkel, Eli J. Eastwick, Paul. Karney, Benjamin R. Resi, Harry T. And Sprecher, Susan.(2012). Online Dating: A Critical Analysis From the Perspective of Psychological Science. Accessed on January 11th 2014 from http://psi.sagepub.com/content/13/1/3.full.pdf+html Artikel Internet http://www.sciencedaily.com/releases/2005/02/050218125144.htm Accessed on December 7th 2013 http://psi.sagepub.com/content/13/1/3.full.pdf+html Accessed on January 6th 2014 Lampiran Perkenalkan saya, Mahasiswa Departemen Komunikasi FISIP UI program studi hubungan masyarakatyang sedang melakukan penulisan jurnal berhubungan dengan tugas akhir syarat kelulusan. Saya memohon kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan bersedia untuk diwawancara dan menjawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Data yang didapatkan dari hasil wawancara ini akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik semata, serta tidak akan memunculkan efek negatif apapun kepada anda sebagai partisipan dari penelitian ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Usia: Jenis Kelamin: Domisili: a. Pertanyaan mengenai online dating b. Pertanyaan mengenai atraksi inetreprsonal 1. Sejak kapan dan sudah berapa lama anda menjalani online dating? 1. Apa pendapat anda mengenai pasangan anda? 2. 2. Mengapa anda memilih online dating untuk menjalin hubungan? Mengapa anda memilih pasangan anda sebagai partner dalam hubungan ini? c. Pertanyaan mengenai self-disclosure d. Pertanyaan mengenai URT 1. Bagaimana anda berkenalan dengan pasangan anda? 1. Menurut anda, bagaimana informasi yang pasangan anda berikan mengenai dirinya? 2. Menurut anda, bagaimana anda membuka informasi mengenai diri anda terhadap pasangan? 2. Bagaimana anda mengatasi lack of information yang ada? 25 Fenomena online ..., Feby Febrina, FISIP UI, 2014