PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEJ ADAT MULI PERANGINANGIN, M.SI (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surya Nusantara) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sampel penelitian yang digunakan adalah kelompok perusahaan manufaktur dengan kategori perusahaan yang sahamnya selalu aktif diperdagangkan di BEJ selama periode pengamatan (31 Desember 2005 sampai dengan 2007). Jumlah sampel yang diperoleh berdasarkan kategori tersebut berjumlah 92 saham perusahaan. Data sekunder diperoleh dari JSX Statistic dari beberapa publikasi (2005-2007). Teknik regresi berganda (multiple regression) digunakan untuk teknik analisis ini dengan uji hipotesis t-test dan F-test pada level of significance 5% ( □ = 0.05). Dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dan leverage (DTA) signifikan mempengaruhi return saham di BEJ untuk periode 2005/2006 dan 2006/2007. Dari hasil pengujian juga ditemukan bahwa ROA secara konsisten dominan mempengaruhi return saham perusahaan sektor manufaktur. Hasil penelitian ini (terutama ROA) konsisten dengan temuan penelitian sebelumnya; namun untuk variabel DTA tidak konsisten. Keterbatasan hasil penelitian ini terletak pada jumlah sampel yang digunakan; dimana sampel hanya terbatas pada sektor manufaktur dengan periode pengamatan tahunan (berdasar laporan akhir tahun perusahaan). Kata Kunci : Konsistensi Dominan, Sektor Manufaktur, Return sahan BEJ PENDAHULUAN Informasi yang diperlukan oleh para investor di pasar modal tidak hanya informasi yang bersifat fundamental saja, tetapi juga informasi yang bersifat teknikal. Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan, dan informasi yang bersifat teknikal diperoleh dari luar perusahaan, seperti ekonomi, politik, financial, dan faktor lainnya. Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang lazim digunakan adalah informasi laporan keuangan. Informasi fundamental dan teknikal tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi investor untuk memprediksi return, resiko atau ketidak pastian, jumlah,waktu, dan faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas investasi di pasar modal. Dari berbagai rasio keuangan terdapat beberapa rasio dan informasi keuangan perusahaan yang dapat digunakan untuk memprediksi return saham. Robbert Ang (1997) menyatakan bahwa rasio keuangan dikelompokkan dalam lima jenis yaitu: 1) rasio likuiditas; 2) rasio aktivitas; 3) rasio profitabilitas; 4) rasio solvabilitas (leverage); dan 5) rasio pasar. Rasio profitabilitas terdiri dari tujuh rasio yaitu: gross profit margin (GPM), net profit margin (NPM), operating return on assets (OPROA), return on assets (ROA) atau sering disebut return on investment (ROI), return on equity (ROE), dan operating ratio (OPR). Penelitian tentang hubungan rasio profitabilitas yang dikaitkan dengan return saham masih sangat terbatas. Penelitian yang dilakukan oleh Syahib Natarsyah (2007) meneliti tentang “analisis pengaruh beberapa fator fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham,” menunjukkan bahwa ROA secara signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham di pasar sekunder. Hasil penelitiannya konsisten dengan peneliti terdahulu (Silalahi, 1991). Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Sugeng Sulistiono 1994; Sulaiman 1995; Leki Rofinus 1997 (dalam Syahib Natarsyah, 2007) menunjukkan bahwa ROA mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap haraga saham. Bahkan Silalahi, 1991 (dalam Syahib Natarsyah, 2007) ROA ternyata mempunyai pengaruh yang dominan. Sementara hasil penelitian Rina Trisnawati (2006) menunjukkan bahwa ROA tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham di pasar perdana. Hasil penelitian Rina Trisnawati (2006) juga tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin baik dan return semakin tinggi; dan penelitian tersebut bukan di pasar sekunder tetapi di pasar perdanas, sehingga menunjukkan hasil yang berbeda dengan peneliti lainnya. Rasio solvabilitas (leverage ratio) dibedakan menjadi delapan rasio yaitu: debt ratio, debt to equity ratio, long-term debt to equity ratio, long-term debt to capitalization ratio, times interst earned, cash flow interest coverage, cash flow to net income, and cash return on sales (Robbert Ang, 1997: hal. 18.34). Sementara itu, data yang terkait dengan leverage ratio ditunjukan oleh Indonesian Capital Market Directory besarnya debt to equity ratio dan leverage ratio. Leverage ratio menunjukkan besarnya debt ratio yang merupakan rasio dari total debt to total assets. Di sisi lain, Mas’ud Machfoedz (1994) menemukan bahwa dari rasio profitabilitas yang ternyata hanya tiga rasio keuangan yang signifikan berhubungan dengan prediksi laba untuk periode 1 tahun ke depan. Ketiga rasio tersebut adalah yaitu rasio GPS,NIS, dan NINW. GPS sering disebut sebagai gross profit margin (GPM), NIS sering disebut sebagai net profit margin (NPM), dan net income to net worth (NINW) sering disebut sebagai return on equity (ROE). Lebih jauh, Machfoedz, Mas’ud (1994) menunjukkan bahwa dari ketiga rasio profitabilitas tersebut yang mempunyai hubungan sangat signifikan (1%) dengan prediksi earning adalah net income to net worth (NINW) atau return on equity (ROE). Penelitian sejenis sampai saat ini belum pernah dilakukan replikasi; bahkan penelitian yang menghubungkan antara ROE dengan harga atau return saham belum ada bukti empiris yang dihasilkan oleh peneliti sebelumnya. Oleh karenanya, perlu dilakukan perluasan penelitian yang menghubungkan antara Return on Equity (ROE) terhadap return saham. Penelitian tentang hubungan leverage dengan ramalan laba dilakukan oleh Meily Surianti dan Nur Indriantoro (2006) yang meneliti tentang ketepatan ramalan laba pada prospectus penawaran umum perdana, menemukan bahwa semakin besar rasio leverage menunjukkan semakin kecil kesalahan ramalan laba yang terjadi. Penelitian sejenis tentang hubungan leverage dengan return saham sampai saat ini belum pernah dilakukan repilkasi. 40 Berdasar uraian dan hasil-hasil penelitian sebelumnya serta teori yang mendasarinya menunjukkan masih adanya research problem tentang hubungan atau pengaruh rasio profitabilitas, terutama return on asset (ROA) atau sering disebut return on investment (ROI). Permasalahan penelitian tersebut muncul karena hasil penelitian yang dilakukan oleh Rina Trisnawati (2005); Syahib Natarsyah (2007); dan Silalahi (1991) masih menunjukkan hasil yang kontradiktif. Sementara penelitian yang menghubungkan antara return on equity (ROE) dengan return saham belum dilakukan replikasi. Demikian pula penelitian yang menghubungkan antara rasio leverage dengan return saham juga belum dilakukan replikasi. Berdasar uraian tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini terdiri dari tiga permasalahan yaitu : (1) Bagaimana pengaruh rasio profitabilitas (terutama ROI dan ROE) dan rasio leverage terhadap return saham; dan (2) Faktor fundamental manakah yang dominan berpengaruh terhadap return saham. TINJAUAN PUSTAKA Berdasar laporan keuangan diketahui kinerja keuangan perusahaan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan melalui perhitungan rasio-rasio keuangan. Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis laporan financial. Dengan kata lain, diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi perusahaan di bidang keuangan, adalah analisis rasio (financial ratio analysis). Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relative maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara factor yang satu dengan factor yang lain dari suatu laporan financial. Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statements yang telah tersedia yang terdiri dari neraca (balance sheet) dan rugi-laba (income statement). Rasio keuangan yang sering digunakan untuk memprediksi return saham dikelompokkan dalam lima jenis yaitu : (1) rasio likuiditas; (2) rasio aktivitas; (3) rasio rentabilitas/profitabilitas; (4) rasio solvabilitas (leverage); dan (5) rasio pasar. Selanjutnya, rasio profitabilitas juga dikelompokkan menjadi tujuh rasio yaitu: gross profit margin(GPM),net profit margin(NPM),operating return on assets(OPROA),return on asset (ROA) atau sering disebut return on investment(ROI)return on equity (ROE),dan operating ratio(OPR). Return on asset(ROA) yang sering disebut juga sebagai return on investment (ROI) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki nya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas/ profitabilitas yang lainnya. ROA atau ROI diperoleh dengan cara membandingkan antara net income after tax(NIAT)terhadap total asset. semakin besar ROA dan ROI menunjukan kinerja yang semakin baik,karena tingkat kembalian semakin besar(Robber Ang,1997: hal. 18.3218.33). secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut: NIAT ROA = Total Asset NIAT merupakan pendapatan bersih sesudah pajak, tetapi kalau ada keuntungan hak minoritas harus ikut diperhitungkan. Total assets merupakan total assets pada periode laporan akhir tahun. Rasio kedua dari rasio profibilitas adalah ROE yaitu rasio antara laba setelah pajak atau net income after tax (NIAT) terhadap total modal sendiri(equity) yang berasal dari setoran modal pemilik,laba tak dibagi dan cadangan lain yang dikumpulkan oleh perusahaan. Semaki tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan moal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih. Return on Equity(ROE) digunakan untuk untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungkan dengan memanfaatkan ekuitas(shareholders’equity) yang dimiliki oleh perusahaan. ROE dapat diformulasikan sebagai berikut: NIAT ROE = Equity ROE=(NIAT-Dp)/shareholders’equity, NIAT: laba bersih setelah pajak(net income after dimana tax); Dp :dividen saham prioritas (preferred stock); dan shareholder’equity merupakan shareholder’equity pada periode pengamatan akhir tahun. Rasio keuangan yang ketiga adalah rasio solvabilitas yang juga disebut sebagai leverage ratio dibedakan menjadi delapan ratio, long-term debt flow to net income, and cash return on sales(Robbert Ang, 1997: hal. 18.34) Debt ratio atau lazim disebut sebagai leverage ratio digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total assets yang dimiliki perusahaan . rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara total debt terhadap total assets. Debt ratio mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan. Sebaliknya, tingkat debt ratio kembalian yang semakin tinggi (Robbert Ang, 1997: hal. 18.34-18.35). secara matematis rasio leverage (dalam hal ini debt to total assets/DTA) dapat diformulasikan sebagai berikut: DTA = Total Debts Total Assets Sedangkan konsep return saham dapat digunakan berbagai konsep antara lain return realisasi(actual return) yang merupakan capital gain/ capital loss yaitu selisih antara harga saham periode saat ini (Pt) dengan harga saham pada periode sebelum nya (Pt-1). Secara matematis actual return diformulasikan sebagai berikut: (Pt − Pt − 1) Pt − 1 Act. Ret. = return realisasi (actual return) atau capital gain/ loss; Pt = harga saham periode saat ini yang ditunjukkan dengan indek harga saham (HISt); Pt-1 = harga saham periode saat ini yang ditunjukkan dengan indek harga saham (HISt-1). Penelitian yang berkaitan dengan rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dan rasio leverage yang dihubungkan dengan prediksi pendapatan dan return saham telah dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti ditunujukkan pada tabel 1. Berdasar tabel 1 nampak bahwa rasio-rasio keuangan terutama rasio profitabilitas (ROE) berhubungan positif dengan prediksi earning. Sedangkan rasio profitabilitas (ROA/ROI) tidak mempengaruhi return saham. Sementara itu, berdasarkan teori menyatakan bahwa semakin tinggi ROA/ROI menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik,dan diprediksi berpengaruh positif terhadap return saham. Tabel 1: Hasil Penelitian Hubungan antara Rasio Keuangan dengan Return Saham Act. Ret = No Rasio Keuangan Peneliti Hasil Temuan Konsistensi Hasil 1 GPS Machfoed, Mas’ud (1994) Bermanfaat untuk mempridiksi earning satu tahun ke depan Belum ada replikasi terutama dikaitkan dengan return saham NIS Rina Trisnawati (2005) 2 3 4 Belum ada replikasi Tidak berpengaruh terhadap return saham 5 NINW/ROE Syahib Natarsyah Tidak konsisten No Rasio Keuangan ROA/ROI Leverage Sumber : Hasilhasil penelitian yang diolah Peneliti Hasil Temuan Konsistensi Hasil (2007) ROA signifikasi beroengaruh positif terhadap return saham dengan Rina Trisnawati (2006) Silalahi(1991) Surianti dan Indriantoro (2006) ROA mempunyai pengaruh yang dominan terhadap harga saham Konsisten Syahib (2007) dengan Natarsyah Belum ada replikasi Leverage berhubungan negative dengan ramalan laba Penelitian tentang hubungan return on assets (ROA) dengan return saham tersebut dilakukan oleh Rina Trisnawati (2005) yang menemukan bahwa return on assets (ROA) tidak mempengaruhi return saham. Penelitian sejenis sampai saat ini belum dilakukan replikasi, sehingga diperlukan juga penelitian tentang pengaruh ROA terhadap return saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Silalahi (1991) dan Syahib Natarsyah (2007) menunjukkan bahwa ROA secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham, bahkan Silalahi menunjukkan bukti bahwa ROA merupakan factor yang dominan mempengaruhi harga saham. Berdasar bukti empiris tersebut menunjukkan bukti yang berbeda-beda. Sementara itu, penelitian tentang pengaruh rasio leverage terhadap return saham, diteliti oleh Meily Surianti dan Nur Indriantoro (2006) yang menemukan bahwa rasio leverage mempunyai hubungan negative dengan return saham. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi rasio leverage menunjukkan tingkat kembalian yang semakin kecil, dan berakibat menurunkan return saham. Namun penelitian sejenis belum pernah dilakukan replikasi. Berdasar gambar 1 tersebut maka hipotesis yang diajukan terdiri dari dua hipotesis alternative (H1 dan H2) yaitu: H1 : Rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dan rasio leverage (DTA) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham industry manufaktur di BEJ. H2 : ROA merupakan rasio keuangan yang dominan mempengaruhi return saham, karena ROA merupakan earning power keuangan perusahaan. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data : Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang diperoleh dari Capital Market Directory, Jakarta Stock Exchage (JSX) Statistic selama 3 (tiga) tahun terakhir yaitu laporan keuangan per 31 Desember 2005, dan 2006 berupa data rasio keuangan rasio profitabilitas (ROA) dan ROE) dan rasio leverage (debt to total assets). Demikian pula data index saham individual (sebagai dasar perhitungan return) digunakan data sejak 31 Desember 2005, 2006, dan 2007 untuk menghitung return pada tahun 2006 dan 2007. Sampel yang dipilih adalah saham-saham perusahaan sektor manufaktur yang sahamnya selalu terdaftar dan aktif diperdagangkan di BEJ selama 2005 s/d 2007. Dari criteria tersebut jumlah sampel terpilih 92 perusahaan dari 104 perusahaan yang terdaftar di BEJ. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menggunakan analisisnregresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil(OLS). Adapun bentuk model yang digunakan dari model dasar penentuan return ssaham adalah seagai berikut: Rs=a+b1 ROA + b2 ROE +b3 DTA + e Dimana: Rs:return saham; ROA: Rasio Pendapatan Terhadap Total Aktiva, ROE:Rasio Pendapatan Terhadap Total Equity, DTA:Rasio Total Utang Terhadap Total Assets, dan e: error-terms( variabel gangguan/residual). Besarnya konstanta tercermin dalam “a”,dan besarnya koefisien regresi dari masingmasing variabel independen ditunjukkan dengan b1,b2,dan b3. Rasio profitabilitas diukur dengan ROA dan ROE ; sedangkan rasio leverage merupakan variabel independen; sedangkan variabel dependennya adalah return saham. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian untuk periode 2005-2006 Pertumbuhan return on assets (ROA) dari 92 perusahaan sampel menunjukkan bahwa ratarata return on assets (ROA) pada 2005-2006 sebesar 16,91 dan 2006-2007 sebesar -4,111 atau ratarata pertumbuhan ROA selama periode tersebut sebesar 6,40 juta rupiah. Sedangkan rata-rata return on equity (ROE) pada periode 2005-2006 sebesar 26,43 dan periode 2006-2007 sebesar45,387 atau rata-rata pertumbuhan ROE sebesar 35,90 juta rupiah. Sementara itu, rata-rata debt to total assets (DTA) pada periode 2005-2006 sebesar -0,024 dan periode 2006-2007 sebesar 0,0418 atau pertumbuhan rata-rata DTA sebesar 0,011 juta rupiah. Dari hasil pengujian normalitas terhadap data tahun 2005 menunjukkan bahwa data dari keempat variabel tersebut (ROA,ROE,DTA,Return) pada tahun 2005-2006 ternyata tidak normal,karena rasio swekness lebih besar daripada 2,00(lihat tabel 2). Oleh karenanya perlu dilakukan perbaikan data dengan menggunakan uji-z untuk mengetahui kenormalan data dari setiap perusahaan. Hasil uji-z ditunjukkan pada lampiran 4; dan dihasilkan data yang tidak normal adalah pada N:26,31,35,39,54,59,67,79,85,89,dan 92.dengan demikian data yang dapat digunakan untuk memprediksikan return saham untuk periode 2005-2006 dari ketiga factor fundamental sejumlah 81 perusahaan. Tabel 2 : Perhitungan Rasio Skewness Periode 2005-2006 Statistics N Mean Std.Error of Mean Std.Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Valid Missing ROA 92 0 -15.3011 5.2448 50.3060 2530.6904 -.769 .251 ROE 92 0 -8.5728 44.2084 424.0318 179603.0 -.668 .251 DTA 92 0 .854199 5.81E-02 .557676 .311003 3.687 .251 RETURN 92 0 2.1335509 .3260050 3.1269299 9.7776904 4.103 .251 Sementara itu hasil pengujian multikolinearitas yang didasarkan pada nilai variance inflation factor(VIF) menunjukkan bahwa ketiga variabel independen tidak terjadi multikolinearitas (lihat tabel 3) , karena ketiga variabel tersebut nilai VIF-nya berada di bawah 5(1.769;1.028;1.740) sehingga ketiga variabel tersebut dapat digunakan untuk memprediksi return saham. Tabel 3 : Hasil Perhitungan VIF Coefficientsa Unstandarized Coefficients Model B 1 (Const ant) ROA ROE DTA 1.373 1.44E02 1.872E -03 .178 Std.E rror .501 .008 .001 .664 Standa rdized Coffici ents Beta -247 .203 .037 Correlations Collinearity Statistics Sig t 2.740 -1.754 1.890 .268 .00 8 .08 3 .06 3 .79 0 Zeroorder Parti al Par t Toleran ace VIF -.305 .248 .220 -.196 .211 .030 .18 6 .20 0 .02 8 .565 .973 .575 1.76 9 1.02 8 1.74 0 a. Dependent Variabel RETURN Dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa ketiga variabel independen (ROA,ROE, dan DTA) secara bersama-sama(simultan) signifikan berpengaruh terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan hasil signifikansi uji-F (sig.F change) sebesar 0.011 dimana angka ini berada dibawah level of significance 5% (lihat tabel 4) Tabel 4 : Hasil Uji-F b Model Change Mod R R Adjust R 1 .36a .13 .10 a. Predictors : (Constant). b. Dependent Variabel Std.of Estim 1.388 R Chan .13 F 3.9 df 3 df 7 Sig Chan .01 Durbi ats 1.6 Dengan demikian hipotesis pertama(H1) yang menyatakan bahwa ROA,ROE, dan DTA secara bersama-sama (simultan) signifikan berpengaruh terhadap return saham,diterima (untuk periode 2005-2006) Sedangkan secara parsial dari masing-masing variable independen tidak ditemukan pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. Hal ini ditunjukkan dengan hasil t-test(liahat tabel 3) untuk variabel ROA,ROE, dan DTA masing-masing menghasilkan significance-t(sig.t) sebesar 0.063;0.083; dan 0.790; dimana angka ini berada di atas level of significance yang digunakan yaitu 5%. Dengan kata lain variabel ROA dan ROE signifikan berpengaruh terhadap return saham pada level kurang dari 10%(0,063 dan 0,083) Sementara itu, hipetensi kedua (H2) yang menyatakan bahwa ROA merupakan variabel yang dominan mempengaruhi return saham, diterima. Hal ini ditunjukkan dengan beta standar dimana ROA mempunyai beta standar tertinggi(- 0,247) disbanding dengan variabel ROE dan DTA (lihat tabel 3) Hasil pengujian untuk periode 2006-20007. Pengujian asumsi klasik pada periode 2006-2007 pengujian normalitas data menunjukkan bahwa hanya variabel ROA yang datanya normal karena rasio skewness-nya di bawah 2,00; sedangkan variabel lainnya berada di atas 2,00(liahat tabel 5); sehingga variabel lainnya (ROE, DTA, dan return )perlu dilakukan uji-z berdasar hasil perhitungan nilai-z yang menunjukkan bahwa data yang tidak normal dari variabel ROE,DTA, dan Return adalah data pada N:26,39,48,67,70,73,dan 78. Dengan demikian data yang normal adalah 85 perusahaan. Sementara hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa ketiga variabel independen tidak terjadi multikolinearitas, karena ketiga variabel tersebut nilai VIF-nya berada di bawah 5 (1.831;1.047; dan 1.854) sehingga ketiha variabel tersebut dapat digunakan untuk memprediksi return saham(lihat tabel 6) Tabel 5 : Hasil Perhitungan Rasio Skewness (untuk Periode 2006-2007) Statistics N Valid Missing Mean Std.Error of Mean Std.Deviation Varience Skewness Std.Error of Skewness Minimum Maximum a. Dependent Variabel RETURN ROA 92 0 1.6098 1.4548 13.9535 194.7013 -.023 .251 -45.00 45 ROE 92 0 17.8565 16.0474 153.9215 23691.84 1.505 .251 -576.00 952.00 DTA 92 0 .830526 5.73E-02 .549758 .302233 3.510 .251 .0484 4.5169 RETURN 92 0 -7.2E-02 .204677 1.963191 3.854118 8.597 .251 .9994 17.8568 Tabel 6 : Hasil Perhitungan VIF Coefficientsa Unstandardiz Mod ed el Coefficients B 1 ( C o n s 495 8.5 42 E- Std.Err or .119 .004 .001 .142 Stan dardi zed Coef ficie nts Beta .301 .025 .228 95% Coefficients Interval for B t 4.1 60 2.0 69 Collinearity Statistics Correlations Sig .00 0 .04 3 .50 Low er Boun d -.732 .000 -.002 -.063 Uppe r Boun d -.258 .017 .001 .501 Toler ance ZeroOrde r Parti al Par t .147 .032 .020 .223 .025 .169 .22 3 .02 3 vif . 546 .966 .539 1.83 1 1.04 7 t a n t ) R O A R O E D T A 03 4.8 9E04 219 677 1.5 47 0 .12 6 .16 7 1.85 4 a. Dependent Variabel Return Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ketiga variabel independen (ROA,ROE, dan DTA) secara bersama-sama (simultan) tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan hasil signifikansi uji-F(sig.F change) sebesar 0.232 dimana angka ini berada di atas level of significance 5%(lihat tabel 7). Dengan demikian hipotesis pertama (H1) pada periode 2006-2007 yang menyatakan bahwa ROA,ROE, dan DTA secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap return saham,ditolak. Sedangkan secara parsial dari masing-masing variabel independen menunjukkan bahwa hanya ROA yang signifikan berpengaruh terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan hasil t-test(lihat tabel 6) untuk variabel ROA menghasilkan significance-t(sig.t) sebesar 0.043(di bawah 0,05); sedangkan ROE dan DTA masing-masing sebesar 0.500; dan 0.126; dimana angka ini berada di atas level of significance 5% Tabel 7 : Hasil Perhitungan Regresi Model Summaryb Mode l R R.Squar e 1 .226 051 Adjuste d R.Squar e 016 Change Std. Error R.Squar of the e Estim Change 36075 5 a. Predictors (Constant), DTA,ROE,ROA b. Dependent Variable RETURN a 051 F.Chang e df 1 df 2 Sig F Chang e 1.458 3 81 232 Durbi -W atson 1.891 Sementara itu,hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa ROA merupakan variabel yang dominan mempengaruhi return saham,diterima. Hal ini ditunjukkan dengan beta standar dimana ROA mempunyai beta standar tertinggi (0,301) disbanding persamaan garis regresi dapat dirumuskan sebagai berikut: Return=-0,495 +0,0042 ROA -0,00089 ROE +0,219 DTA Berdasarkan hasil perhitungan dari kedua periode tersebut (2005-2006) dan (2006-2007) menunjukkan bahwa ROA secara signifikan berpengaruh terhadap return saham dengan level of significance kurang dari 0,10( untuk periode 2005-2006) dan signifikan pada level of significance kurang dari 0,05(untuk periode 2006-2007). Disamping itujuga ditemukan bahwa ROA secara konsisten unutk dua periode tersebut merupakan variabel yang dominan mempengaruhi return saham (yang ditunjukkan dengan beta standar terbesar) disbanding dengan ROE dan DTA. Berdasar hasil pengujian tersebut Nampak bahwa analisis terhadap data periode 2005 untuk ROA, ROE, dan DTA serta data periode 2005/2006 untuk perhitungan return saham menunjukkan bahwa ketiga variabel independen (ROA, ROE, dan DTA) secara bersama-sama secara signifikan berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan secara parsial dari masingmasing variabel independen tidak ditemukan pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen pada level 5%; namun pada level 10% ROA dan ROE signifikan mempengaruhi return saham. Berdasar hasil pengujian terhadap data periode 2006 untuk ROA, ROE, dan DTA serta data periode 2006/2007 untuk perhitungan return saham menunjukkan bahwa ketiga variabel independen (ROA, ROE, dan DTA) secara bersama sama tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan secara parsial dari masing masing variabel independen menunjukkan bahwa hanya ROA yang signifikan berpengaruh terhadap return saham. Hal ini tunjukkan dengan significance-t (Sig.t) sebesar 0.043 (dibawah 0,05); sedangkan ROE dan DTA tidak signifikan. Dari hasil pengujian dua periode (2005 dan 2006) untuk data fundamental dan periode 2006 – 2007 (return saham) menunjukkan bahwa ROA merupakan variabel yang dominan mempengaruhi return saham. Hasil ini menunjukkan bahwa ROA secara konsisten merupakan variabel fundamental yang dominan mempengaruhi return saham disbanding dengan ROE dan DTA. Dari hasil ini Nampak bahwa dari ketiga rasio fundamental tersebut hanya ROA mampu memprediksi return saham untuk periode satu tahun kedepan. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya (syahib Natarsyah, 2007 dan Silalahi, 1991). Sedangkan rasio leverage (DTA) tidak signifikan mempengaruhi return saham. Hasil ini tidak konsisten dengan Meily Surianti & Nur Indriantoro (2006). KESIMPULAN Berdasar hasil analisis yang telah dibahas tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: • • • • • Dari hasil pengujian hipotesis pada periode 2005-2006 menunjukkan bahwa ketiga variebel independen (ROA, ROE, dan DTA). Secara bersama sama secara signifikan berpengaruh terhadap return saham. Hal ini di tunjukkan dengan hasil signifikansi uji-F (sig-F Change) sebesar 0.011 dimana angka ini berada dibawah level of significance yang digunakan yaitu 5% (0.05). sedangkan secara parsial menujukkan bahwa variabel ROA dan ROE secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham pada level of significance kurang dari 10%; dan variabel DTA ternyata tidak signifikan berpengaruhi terhadap harga saham. Pada periode 2005-2006 juga menunjukkan bahawa ROA merupakan variebel yang dominan mempengaruhi return saham. Hal ini ditunjukkan dengan beta standard dimana ROA mempunyaibeta standard tertinggi (-0.247) disbanding dengan variabel ROE dan DTA. Dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa periode 2005-2006 variabel ROA, ROE dan DTA secara bersama sama (simultan) mempunyai kemampuan untuk memprediksi harga saham untuk periode satu tahun kedepan. Sementara pada periode 2006-2007 ROA, ROE dan DTA secara bersama sama (simultan) tidak signifikan mempengaruhi harga saham. Sedangkan secara parsial dari masing masing variabel independen menujukkan bahwa hanya ROA yang signifikan berpengaruh terhadap harga saham dengan signifikasi kurang dari 5%. Dari hasil pengujian tersebut juga menunjukkan bahwa ROA merupakan variabel yang dominan mempengaruhi harga saham dengan beta standard tertinggi (0.301) dibaning dengan variabel ROE dan DTA. Faktor fundamental yang terdiri dari ROA, ROE dan DTA terbukti bahwa hanya ROA yang bermanfaat untuk memprediksi return saham untuk periode satu tahun kedepan. Hal ini terbukti bahwa dengan melakukan analisis setiap periode terhadap sampel perusahaan menujukkan bahwa untuk periode 2005 dan 2006 OA secara konsisten mempengaruhi return saham untuk prediksi 2006 dan 2007. Dengan kata lain analisis fundamental lebih bermanfaat dengan menggunakan data cross-sectional daripada time-series. Hal ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya (Mas’ud Machfoedz, 1994; dan Natarsyah, 2007). Namun hasil ini tidak konsisten dengan Rina Trisnawati (2005). Saran Berdasar hasil pengujian menujukkan bahwa ketiga variabel independen mampu menjelaskan harga atau return saham untuk periode satu tahun. Sedangkan untuk periode lebih satu tahun (2005-2007) yang dihitung secara rata rata tidak mampu menjelaskan return saham perusahaan kelompok manufaktur. Atas dasar hasil pengujian tersebut disarankan untuk dilakukan perluasan penelitian dengan menambah jumlah sampau dengan data cross-sectional untuk periode 2007-2001. Disamping itu juga perlu dikembangkan variabel dari factor fundamental lain seperti PER, PBV dan factor fundamental lainnya. Penelitian untuk periode mendatang juga disarankan untuk melakukan reflikasi terutama variabel rasio leverage terhadap return saham, karena masih menujukkan hasil yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Fabozzi, Frank J. (dalam Tim Penterjemah Salemba Empat). (2006). “Manajemen investasi”. Salemba Empat dan Simon & Schuster (Asia) Pte.Ltd. Prentice-Hall. Francis, Jack Clark. (1998). “Investment: Analysis and management”. Fourth Edition. McGraw-HILL International-finance series. Jogiyanto, H.M. 2005. “Teori portofolio dan analisis investasi”. Edisi pertama. BPFE UGM. Yogyakarta. Machfoed, Mas’ud. (1994). “Financial ratio Analysis and The Prediction of Earnings Changes in Indonesia”. Kelola, No.7/III/1994: pp. 114-134. Meily Surianti dan Nur Indriantoro (2006) “ketepatan ramalan laba pada prospectus penawaran Umum Perdana”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Rina Trisnawati. (2006). “Pengaruh Informasi Prospektus pada Return Saham di pasar Modal”. Simposium Naional Akuntansi II dan Rapat Anggota II. Ikatan Akuntan Indonesia, Kompartemen Akuntan Pendidik, 24-25 September: pp. 1-13. Robbert Ang. 1997. “Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia”. Mediasoft Indonesia. Shahib Natarsyah. (2007). “Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go-Public di Pasar Modal Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 15, No. 3: pp. 294-312. Sufiyati dan Ainun Na’im. (2005). “Pengaruh Leverage Operasi dan Leverage Finansial terhadap Risiko Sistematik Saham: Studi pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 13, No. 3: pp. 57-69. Teguh Prasetyo. (2007). “ Analisa Rasio Keuangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar sebagai Prediksi Harga Saham di BEJ pada Periode Bullish dan Bearish”. Simposium Nasional Akuntansi III. IAI-Kompartemen Akuntan Pendidik. Aguatus: pp. 652-695.