Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return

advertisement
PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN
SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEJ
ADAT MULI PERANGINANGIN, M.SI
(Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surya Nusantara)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap
return saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sampel penelitian yang digunakan adalah kelompok
perusahaan manufaktur dengan kategori perusahaan yang sahamnya selalu aktif diperdagangkan di
BEJ selama periode pengamatan (31 Desember 2005 sampai dengan 2007). Jumlah sampel yang
diperoleh berdasarkan kategori tersebut berjumlah 92 saham perusahaan. Data sekunder diperoleh
dari JSX Statistic dari beberapa publikasi (2005-2007). Teknik regresi berganda (multiple
regression) digunakan untuk teknik analisis ini dengan uji hipotesis t-test dan F-test pada level of
significance 5% ( □ = 0.05). Dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa rasio profitabilitas (ROA
dan ROE) dan leverage (DTA) signifikan mempengaruhi return saham di BEJ untuk periode
2005/2006 dan 2006/2007. Dari hasil pengujian juga ditemukan bahwa ROA secara konsisten
dominan mempengaruhi return saham perusahaan sektor manufaktur. Hasil penelitian ini (terutama
ROA) konsisten dengan temuan penelitian sebelumnya; namun untuk variabel DTA tidak
konsisten. Keterbatasan hasil penelitian ini terletak pada jumlah sampel yang digunakan; dimana
sampel hanya terbatas pada sektor manufaktur dengan periode pengamatan tahunan (berdasar
laporan akhir tahun perusahaan).
Kata Kunci : Konsistensi Dominan, Sektor Manufaktur, Return sahan BEJ
PENDAHULUAN
Informasi yang diperlukan oleh para investor di pasar modal tidak hanya informasi yang
bersifat fundamental saja, tetapi juga informasi yang bersifat teknikal. Informasi yang bersifat
fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan, dan informasi yang bersifat teknikal
diperoleh dari luar perusahaan, seperti ekonomi, politik, financial, dan faktor lainnya. Informasi
yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang lazim digunakan adalah informasi laporan
keuangan. Informasi fundamental dan teknikal tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi investor
untuk memprediksi return, resiko atau ketidak pastian, jumlah,waktu, dan faktor lain yang
berhubungan dengan aktivitas investasi di pasar modal.
Dari berbagai rasio keuangan terdapat beberapa rasio dan informasi keuangan perusahaan
yang dapat digunakan untuk memprediksi return saham. Robbert Ang (1997) menyatakan bahwa
rasio keuangan dikelompokkan dalam lima jenis yaitu: 1) rasio likuiditas; 2) rasio aktivitas; 3) rasio
profitabilitas; 4) rasio solvabilitas (leverage); dan 5) rasio pasar. Rasio profitabilitas terdiri dari
tujuh rasio yaitu: gross profit margin (GPM), net profit margin (NPM), operating return on assets
(OPROA), return on assets (ROA) atau sering disebut return on investment (ROI), return on equity
(ROE), dan operating ratio (OPR). Penelitian tentang hubungan rasio profitabilitas yang dikaitkan
dengan return saham masih sangat terbatas. Penelitian yang dilakukan oleh Syahib Natarsyah
(2007) meneliti tentang “analisis pengaruh beberapa fator fundamental dan risiko sistematik
terhadap harga saham,” menunjukkan bahwa ROA secara signifikan berpengaruh positif terhadap
harga saham di pasar sekunder. Hasil penelitiannya konsisten dengan peneliti terdahulu (Silalahi,
1991).
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Sugeng Sulistiono 1994; Sulaiman 1995; Leki
Rofinus 1997 (dalam Syahib Natarsyah, 2007) menunjukkan bahwa ROA mempunyai pengaruh
yang signifikan secara parsial terhadap haraga saham. Bahkan Silalahi, 1991 (dalam Syahib
Natarsyah, 2007) ROA ternyata mempunyai pengaruh yang dominan. Sementara hasil penelitian
Rina Trisnawati (2006) menunjukkan bahwa ROA tidak signifikan berpengaruh terhadap return
saham di pasar perdana. Hasil penelitian Rina Trisnawati (2006) juga tidak sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin baik dan return
semakin tinggi; dan penelitian tersebut bukan di pasar sekunder tetapi di pasar perdanas, sehingga
menunjukkan hasil yang berbeda dengan peneliti lainnya.
Rasio solvabilitas (leverage ratio) dibedakan menjadi delapan rasio yaitu: debt ratio, debt
to equity ratio, long-term debt to equity ratio, long-term debt to capitalization ratio, times interst
earned, cash flow interest coverage, cash flow to net income, and cash return on sales (Robbert
Ang, 1997: hal. 18.34). Sementara itu, data yang terkait dengan leverage ratio ditunjukan oleh
Indonesian Capital Market Directory besarnya debt to equity ratio dan leverage ratio. Leverage
ratio menunjukkan besarnya debt ratio yang merupakan rasio dari total debt to total assets.
Di sisi lain, Mas’ud Machfoedz (1994) menemukan bahwa dari rasio profitabilitas yang
ternyata hanya tiga rasio keuangan yang signifikan berhubungan dengan prediksi laba untuk
periode 1 tahun ke depan. Ketiga rasio tersebut adalah yaitu rasio GPS,NIS, dan NINW. GPS
sering disebut sebagai gross profit margin (GPM), NIS sering disebut sebagai net profit margin
(NPM), dan net income to net worth (NINW) sering disebut sebagai return on equity (ROE). Lebih
jauh, Machfoedz, Mas’ud (1994) menunjukkan bahwa dari ketiga rasio profitabilitas tersebut yang
mempunyai hubungan sangat signifikan (1%) dengan prediksi earning adalah net income to net
worth (NINW) atau return on equity (ROE). Penelitian sejenis sampai saat ini belum pernah
dilakukan replikasi; bahkan penelitian yang menghubungkan antara ROE dengan harga atau return
saham belum ada bukti empiris yang dihasilkan oleh peneliti sebelumnya. Oleh karenanya, perlu
dilakukan perluasan penelitian yang menghubungkan antara Return on Equity (ROE) terhadap
return saham.
Penelitian tentang hubungan leverage dengan ramalan laba dilakukan oleh Meily Surianti
dan Nur Indriantoro (2006) yang meneliti tentang ketepatan ramalan laba pada prospectus
penawaran umum perdana, menemukan bahwa semakin besar rasio leverage menunjukkan semakin
kecil kesalahan ramalan laba yang terjadi. Penelitian sejenis tentang hubungan leverage dengan
return saham sampai saat ini belum pernah dilakukan repilkasi.
40
Berdasar uraian dan hasil-hasil penelitian sebelumnya serta teori yang mendasarinya
menunjukkan masih adanya research problem tentang hubungan atau pengaruh rasio profitabilitas,
terutama return on asset (ROA) atau sering disebut return on investment (ROI). Permasalahan
penelitian tersebut muncul karena hasil penelitian yang dilakukan oleh Rina Trisnawati (2005);
Syahib Natarsyah (2007); dan Silalahi (1991) masih menunjukkan hasil yang kontradiktif.
Sementara penelitian yang menghubungkan antara return on equity (ROE) dengan return
saham belum dilakukan replikasi. Demikian pula penelitian yang menghubungkan antara rasio
leverage dengan return saham juga belum dilakukan replikasi.
Berdasar uraian tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini terdiri dari
tiga permasalahan yaitu : (1) Bagaimana pengaruh rasio profitabilitas (terutama ROI dan ROE) dan
rasio leverage terhadap return saham; dan (2) Faktor fundamental manakah yang dominan
berpengaruh terhadap return saham.
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasar laporan keuangan diketahui kinerja keuangan perusahaan dengan cara melakukan analisis
laporan keuangan melalui perhitungan rasio-rasio keuangan. Analisis rasio merupakan bentuk atau
cara yang umum digunakan dalam analisis laporan financial. Dengan kata lain, diantara alat-alat
analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi
perusahaan di bidang keuangan, adalah analisis rasio (financial ratio analysis). Rasio merupakan
alat yang dinyatakan dalam artian relative maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu
antara factor yang satu dengan factor yang lain dari suatu laporan financial. Rasio dapat dihitung
berdasarkan financial statements yang telah tersedia yang terdiri dari neraca (balance sheet) dan
rugi-laba (income statement).
Rasio keuangan yang sering digunakan untuk memprediksi return saham dikelompokkan
dalam lima jenis yaitu : (1) rasio likuiditas; (2) rasio aktivitas; (3) rasio rentabilitas/profitabilitas;
(4) rasio solvabilitas (leverage); dan (5) rasio pasar. Selanjutnya, rasio profitabilitas juga
dikelompokkan menjadi tujuh rasio yaitu: gross profit margin(GPM),net profit
margin(NPM),operating return on assets(OPROA),return on asset (ROA) atau sering disebut
return on investment(ROI)return on equity (ROE),dan operating ratio(OPR).
Return on asset(ROA) yang sering disebut juga sebagai return on investment (ROI)
digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimiliki nya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio
rentabilitas/ profitabilitas yang lainnya. ROA atau ROI diperoleh dengan cara membandingkan
antara net income after tax(NIAT)terhadap total asset. semakin besar ROA dan ROI menunjukan
kinerja yang semakin baik,karena tingkat kembalian semakin besar(Robber Ang,1997: hal. 18.3218.33). secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
NIAT
ROA =
Total Asset
NIAT merupakan pendapatan bersih sesudah pajak, tetapi kalau ada keuntungan hak minoritas
harus ikut diperhitungkan. Total assets merupakan total assets pada periode laporan akhir tahun.
Rasio kedua dari rasio profibilitas adalah ROE yaitu rasio antara laba setelah pajak atau net
income after tax (NIAT) terhadap total modal sendiri(equity) yang berasal dari setoran modal
pemilik,laba tak dibagi dan cadangan lain yang dikumpulkan oleh perusahaan. Semaki tinggi ROE
menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan moal sendiri untuk menghasilkan laba atau
keuntungan bersih. Return on Equity(ROE) digunakan untuk untuk mengukur tingkat kembalian
perusahaan atau efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungkan dengan memanfaatkan
ekuitas(shareholders’equity) yang dimiliki oleh perusahaan. ROE dapat diformulasikan sebagai
berikut:
NIAT
ROE =
Equity
ROE=(NIAT-Dp)/shareholders’equity,
NIAT:
laba
bersih
setelah
pajak(net
income
after
dimana
tax);
Dp :dividen saham prioritas (preferred stock); dan shareholder’equity merupakan
shareholder’equity pada periode pengamatan akhir tahun.
Rasio keuangan yang ketiga adalah rasio solvabilitas yang juga disebut sebagai leverage
ratio dibedakan menjadi delapan ratio, long-term debt flow to net income, and cash return on
sales(Robbert Ang, 1997: hal. 18.34)
Debt ratio atau lazim disebut sebagai leverage ratio digunakan untuk mengukur tingkat
leverage (penggunaan hutang) terhadap total assets yang dimiliki perusahaan . rasio ini diukur
dengan cara membandingkan antara total debt terhadap total assets. Debt ratio mempunyai dampak
yang buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban
bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan. Sebaliknya, tingkat debt ratio
kembalian yang semakin tinggi (Robbert Ang, 1997: hal. 18.34-18.35). secara matematis rasio
leverage (dalam hal ini debt to total assets/DTA) dapat diformulasikan sebagai berikut:
DTA =
Total Debts
Total Assets
Sedangkan konsep return saham dapat digunakan berbagai konsep antara lain return
realisasi(actual return) yang merupakan capital gain/ capital loss yaitu selisih antara harga saham
periode saat ini (Pt) dengan harga saham pada periode sebelum nya (Pt-1). Secara matematis actual
return diformulasikan sebagai berikut:
(Pt − Pt − 1)
Pt − 1
Act.
Ret.
=
return
realisasi
(actual
return)
atau
capital
gain/
loss;
Pt
= harga saham periode saat ini yang ditunjukkan dengan indek harga saham (HISt);
Pt-1
= harga saham periode saat ini yang ditunjukkan dengan indek harga saham (HISt-1).
Penelitian yang berkaitan dengan rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dan rasio leverage
yang dihubungkan dengan prediksi pendapatan dan return saham telah dilakukan oleh beberapa
peneliti, seperti ditunujukkan pada tabel 1.
Berdasar tabel 1 nampak bahwa rasio-rasio keuangan terutama rasio profitabilitas (ROE)
berhubungan positif dengan prediksi earning. Sedangkan rasio profitabilitas (ROA/ROI) tidak
mempengaruhi return saham. Sementara itu, berdasarkan teori menyatakan bahwa semakin tinggi
ROA/ROI menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik,dan diprediksi berpengaruh positif
terhadap return saham.
Tabel
1:
Hasil Penelitian Hubungan antara Rasio Keuangan dengan Return Saham
Act. Ret =
No
Rasio Keuangan
Peneliti
Hasil Temuan
Konsistensi Hasil
1
GPS
Machfoed,
Mas’ud (1994)
Bermanfaat
untuk
mempridiksi
earning
satu
tahun ke depan
Belum ada replikasi
terutama
dikaitkan
dengan return saham
NIS
Rina Trisnawati
(2005)
2
3
4
Belum ada replikasi
Tidak
berpengaruh
terhadap return
saham
5
NINW/ROE
Syahib Natarsyah
Tidak
konsisten
No
Rasio Keuangan
ROA/ROI
Leverage
Sumber : Hasilhasil
penelitian
yang diolah
Peneliti
Hasil Temuan
Konsistensi Hasil
(2007)
ROA signifikasi
beroengaruh
positif terhadap
return saham
dengan
Rina
Trisnawati (2006)
Silalahi(1991)
Surianti
dan
Indriantoro (2006)
ROA mempunyai
pengaruh
yang
dominan
terhadap
harga
saham
Konsisten
Syahib
(2007)
dengan
Natarsyah
Belum ada replikasi
Leverage
berhubungan
negative dengan
ramalan laba
Penelitian tentang hubungan return on assets (ROA) dengan return saham tersebut
dilakukan oleh Rina Trisnawati (2005) yang menemukan bahwa return on assets (ROA) tidak
mempengaruhi return saham.
Penelitian sejenis sampai saat ini belum dilakukan replikasi, sehingga diperlukan juga
penelitian tentang pengaruh ROA terhadap return saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Silalahi (1991) dan Syahib Natarsyah (2007) menunjukkan bahwa ROA secara signifikan
berpengaruh terhadap harga saham, bahkan Silalahi menunjukkan bukti bahwa ROA merupakan
factor yang dominan mempengaruhi harga saham. Berdasar bukti empiris tersebut menunjukkan
bukti yang berbeda-beda.
Sementara itu, penelitian tentang pengaruh rasio leverage terhadap return saham, diteliti
oleh Meily Surianti dan Nur Indriantoro (2006) yang menemukan bahwa rasio leverage
mempunyai hubungan negative dengan return saham. Hasil ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa semakin tinggi rasio leverage menunjukkan tingkat kembalian yang semakin
kecil, dan berakibat menurunkan return saham. Namun penelitian sejenis belum pernah dilakukan
replikasi.
Berdasar gambar 1 tersebut maka hipotesis yang diajukan terdiri dari dua hipotesis
alternative (H1 dan H2) yaitu:
H1 : Rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dan rasio leverage (DTA) secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap return saham industry manufaktur di BEJ.
H2 : ROA merupakan rasio keuangan yang dominan mempengaruhi return saham, karena ROA
merupakan earning power keuangan perusahaan.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data :
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang diperoleh dari
Capital Market Directory, Jakarta Stock Exchage (JSX) Statistic selama 3 (tiga) tahun terakhir
yaitu laporan keuangan per 31 Desember 2005, dan 2006 berupa data rasio keuangan rasio
profitabilitas (ROA) dan ROE) dan rasio leverage (debt to total assets). Demikian pula data index
saham individual (sebagai dasar perhitungan return) digunakan data sejak 31 Desember 2005,
2006, dan 2007 untuk menghitung return pada tahun 2006 dan 2007.
Sampel yang dipilih adalah saham-saham perusahaan sektor manufaktur yang sahamnya
selalu terdaftar dan aktif diperdagangkan di BEJ selama 2005 s/d 2007. Dari criteria tersebut
jumlah sampel terpilih 92 perusahaan dari 104 perusahaan yang terdaftar di BEJ.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menggunakan analisisnregresi
berganda dengan persamaan kuadrat terkecil(OLS). Adapun bentuk model yang digunakan dari
model dasar penentuan return ssaham adalah seagai berikut:
Rs=a+b1 ROA + b2 ROE +b3 DTA + e
Dimana:
Rs:return saham;
ROA: Rasio Pendapatan Terhadap Total Aktiva,
ROE:Rasio Pendapatan Terhadap Total Equity,
DTA:Rasio Total Utang Terhadap Total Assets, dan
e: error-terms( variabel gangguan/residual).
Besarnya konstanta tercermin dalam “a”,dan besarnya koefisien regresi dari masingmasing variabel independen ditunjukkan dengan b1,b2,dan b3. Rasio profitabilitas diukur dengan
ROA dan ROE ; sedangkan rasio leverage merupakan variabel independen; sedangkan variabel
dependennya adalah return saham.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian untuk periode 2005-2006
Pertumbuhan return on assets (ROA) dari 92 perusahaan sampel menunjukkan bahwa ratarata return on assets (ROA) pada 2005-2006 sebesar 16,91 dan 2006-2007 sebesar -4,111 atau ratarata pertumbuhan ROA selama periode tersebut sebesar 6,40 juta rupiah. Sedangkan rata-rata
return on equity (ROE) pada periode 2005-2006 sebesar 26,43 dan periode 2006-2007 sebesar45,387 atau rata-rata pertumbuhan ROE sebesar 35,90 juta rupiah. Sementara itu, rata-rata debt to
total assets (DTA) pada periode 2005-2006 sebesar -0,024 dan periode 2006-2007 sebesar 0,0418
atau pertumbuhan rata-rata DTA sebesar 0,011 juta rupiah.
Dari hasil pengujian normalitas terhadap data tahun 2005 menunjukkan bahwa data dari
keempat variabel tersebut (ROA,ROE,DTA,Return) pada tahun 2005-2006 ternyata tidak
normal,karena rasio swekness lebih besar daripada 2,00(lihat tabel 2). Oleh karenanya perlu
dilakukan perbaikan data dengan menggunakan uji-z untuk mengetahui kenormalan data dari
setiap perusahaan. Hasil uji-z ditunjukkan pada lampiran 4; dan dihasilkan data yang tidak normal
adalah pada N:26,31,35,39,54,59,67,79,85,89,dan 92.dengan demikian data yang dapat digunakan
untuk memprediksikan return saham untuk periode 2005-2006 dari ketiga factor fundamental
sejumlah 81 perusahaan.
Tabel 2 :
Perhitungan Rasio Skewness Periode 2005-2006
Statistics
N
Mean
Std.Error of Mean
Std.Deviation
Variance
Skewness
Std. Error of Skewness
Valid
Missing
ROA
92
0
-15.3011
5.2448
50.3060
2530.6904
-.769
.251
ROE
92
0
-8.5728
44.2084
424.0318
179603.0
-.668
.251
DTA
92
0
.854199
5.81E-02
.557676
.311003
3.687
.251
RETURN
92
0
2.1335509
.3260050
3.1269299
9.7776904
4.103
.251
Sementara itu hasil pengujian multikolinearitas yang didasarkan pada nilai variance
inflation factor(VIF) menunjukkan bahwa ketiga variabel independen tidak terjadi
multikolinearitas (lihat tabel 3) , karena ketiga variabel tersebut nilai VIF-nya berada di bawah
5(1.769;1.028;1.740) sehingga ketiga variabel tersebut dapat digunakan untuk memprediksi return
saham.
Tabel 3 : Hasil Perhitungan VIF
Coefficientsa
Unstandarized
Coefficients
Model
B
1 (Const
ant)
ROA
ROE
DTA
1.373
1.44E02
1.872E
-03
.178
Std.E
rror
.501
.008
.001
.664
Standa
rdized
Coffici
ents
Beta
-247
.203
.037
Correlations
Collinearity
Statistics
Sig
t
2.740
-1.754
1.890
.268
.00
8
.08
3
.06
3
.79
0
Zeroorder
Parti
al
Par
t
Toleran
ace
VIF
-.305
.248
.220
-.196
.211
.030
.18
6
.20
0
.02
8
.565
.973
.575
1.76
9
1.02
8
1.74
0
a. Dependent Variabel RETURN
Dari hasil analisis regresi menunjukkan bahwa ketiga variabel independen (ROA,ROE, dan
DTA) secara bersama-sama(simultan) signifikan berpengaruh terhadap return saham. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil signifikansi uji-F (sig.F change) sebesar 0.011 dimana angka ini berada
dibawah level of significance 5% (lihat tabel 4)
Tabel 4 :
Hasil Uji-F
b
Model
Change
Mod
R
R
Adjust
R
1
.36a
.13
.10
a. Predictors : (Constant).
b. Dependent Variabel
Std.of
Estim
1.388
R
Chan
.13
F
3.9
df
3
df
7
Sig
Chan
.01
Durbi
ats
1.6
Dengan demikian hipotesis pertama(H1) yang menyatakan bahwa ROA,ROE, dan DTA
secara bersama-sama (simultan) signifikan berpengaruh terhadap return saham,diterima (untuk
periode 2005-2006)
Sedangkan secara parsial dari masing-masing variable independen tidak ditemukan
pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. Hal ini ditunjukkan dengan hasil t-test(liahat
tabel 3) untuk variabel ROA,ROE, dan DTA masing-masing menghasilkan significance-t(sig.t)
sebesar 0.063;0.083; dan 0.790; dimana angka ini berada di atas level of significance yang
digunakan yaitu 5%. Dengan kata lain variabel ROA dan ROE signifikan berpengaruh terhadap
return saham pada level kurang dari 10%(0,063 dan 0,083)
Sementara itu, hipetensi kedua (H2) yang menyatakan bahwa ROA merupakan variabel
yang dominan mempengaruhi return saham, diterima. Hal ini ditunjukkan dengan beta standar
dimana ROA mempunyai beta standar tertinggi(- 0,247) disbanding dengan variabel ROE dan
DTA (lihat tabel 3)
Hasil pengujian untuk periode 2006-20007. Pengujian asumsi klasik
pada periode 2006-2007 pengujian normalitas data menunjukkan bahwa hanya variabel
ROA yang datanya normal karena rasio skewness-nya di bawah 2,00; sedangkan variabel lainnya
berada di atas 2,00(liahat tabel 5); sehingga variabel lainnya (ROE, DTA, dan return )perlu
dilakukan uji-z berdasar hasil perhitungan nilai-z yang menunjukkan bahwa data yang tidak normal
dari variabel ROE,DTA, dan Return adalah data pada N:26,39,48,67,70,73,dan 78. Dengan
demikian data yang normal adalah 85 perusahaan.
Sementara hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa ketiga variabel
independen tidak terjadi multikolinearitas, karena ketiga variabel tersebut nilai VIF-nya berada di
bawah 5 (1.831;1.047; dan 1.854) sehingga ketiha variabel tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi return saham(lihat tabel 6)
Tabel 5 :
Hasil Perhitungan Rasio Skewness
(untuk Periode 2006-2007)
Statistics
N
Valid
Missing
Mean
Std.Error of Mean
Std.Deviation
Varience
Skewness
Std.Error of Skewness
Minimum
Maximum
a. Dependent Variabel RETURN
ROA
92
0
1.6098
1.4548
13.9535
194.7013
-.023
.251
-45.00
45
ROE
92
0
17.8565
16.0474
153.9215
23691.84
1.505
.251
-576.00
952.00
DTA
92
0
.830526
5.73E-02
.549758
.302233
3.510
.251
.0484
4.5169
RETURN
92
0
-7.2E-02
.204677
1.963191
3.854118
8.597
.251
.9994
17.8568
Tabel 6 :
Hasil Perhitungan VIF
Coefficientsa
Unstandardiz
Mod ed
el
Coefficients
B
1
(
C
o
n
s
495
8.5
42
E-
Std.Err
or
.119
.004
.001
.142
Stan
dardi
zed
Coef
ficie
nts
Beta
.301
.025
.228
95%
Coefficients
Interval for B
t
4.1
60
2.0
69
Collinearity
Statistics
Correlations
Sig
.00
0
.04
3
.50
Low
er
Boun
d
-.732
.000
-.002
-.063
Uppe
r
Boun
d
-.258
.017
.001
.501
Toler
ance
ZeroOrde
r
Parti
al
Par
t
.147
.032
.020
.223
.025
.169
.22
3
.02
3
vif
.
546
.966
.539
1.83
1
1.04
7
t
a
n
t
)
R
O
A
R
O
E
D
T
A
03
4.8
9E04
219
677
1.5
47
0
.12
6
.16
7
1.85
4
a. Dependent Variabel Return
Dari hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ketiga variabel independen
(ROA,ROE, dan DTA) secara bersama-sama (simultan) tidak signifikan berpengaruh terhadap
return saham. Hal ini ditunjukkan dengan hasil signifikansi uji-F(sig.F change) sebesar 0.232
dimana angka ini berada di atas level of significance 5%(lihat tabel 7). Dengan demikian hipotesis
pertama (H1) pada periode 2006-2007 yang menyatakan bahwa ROA,ROE, dan DTA secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap return saham,ditolak. Sedangkan secara parsial
dari masing-masing variabel independen menunjukkan bahwa hanya ROA yang signifikan
berpengaruh terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan hasil t-test(lihat tabel 6) untuk
variabel ROA menghasilkan significance-t(sig.t) sebesar 0.043(di bawah 0,05); sedangkan ROE
dan DTA masing-masing sebesar 0.500; dan 0.126; dimana angka ini berada di atas level of
significance 5%
Tabel 7 :
Hasil Perhitungan Regresi
Model Summaryb
Mode
l
R
R.Squar
e
1
.226
051
Adjuste
d
R.Squar
e
016
Change
Std.
Error
R.Squar
of the e
Estim
Change
36075
5
a. Predictors (Constant), DTA,ROE,ROA
b. Dependent Variable RETURN
a
051
F.Chang
e
df
1
df
2
Sig F
Chang
e
1.458
3
81
232
Durbi
-W
atson
1.891
Sementara itu,hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa ROA merupakan variabel
yang dominan mempengaruhi return saham,diterima. Hal ini ditunjukkan dengan beta standar
dimana ROA mempunyai beta standar tertinggi (0,301) disbanding persamaan garis regresi dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Return=-0,495 +0,0042 ROA -0,00089 ROE +0,219 DTA
Berdasarkan hasil perhitungan dari kedua periode tersebut (2005-2006) dan (2006-2007)
menunjukkan bahwa ROA secara signifikan berpengaruh terhadap return saham dengan level of
significance kurang dari 0,10( untuk periode 2005-2006) dan signifikan pada level of significance
kurang
dari
0,05(untuk
periode
2006-2007).
Disamping itujuga ditemukan bahwa ROA secara konsisten unutk dua periode tersebut
merupakan variabel yang dominan mempengaruhi return saham (yang ditunjukkan dengan beta
standar terbesar) disbanding dengan ROE dan DTA.
Berdasar hasil pengujian tersebut Nampak bahwa analisis terhadap data periode 2005
untuk ROA, ROE, dan DTA serta data periode 2005/2006 untuk perhitungan return saham
menunjukkan bahwa ketiga variabel independen (ROA, ROE, dan DTA) secara bersama-sama
secara signifikan berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan secara parsial dari masingmasing variabel independen tidak ditemukan pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
pada level 5%; namun pada level 10% ROA dan ROE signifikan mempengaruhi return saham.
Berdasar hasil pengujian terhadap data periode 2006 untuk ROA, ROE, dan DTA serta
data periode 2006/2007 untuk perhitungan return saham menunjukkan bahwa ketiga variabel
independen (ROA, ROE, dan DTA) secara bersama sama tidak signifikan berpengaruh terhadap
return saham.
Sedangkan secara parsial dari masing masing variabel independen menunjukkan bahwa
hanya ROA yang signifikan berpengaruh terhadap return saham. Hal ini tunjukkan dengan
significance-t (Sig.t) sebesar 0.043 (dibawah 0,05); sedangkan ROE dan DTA tidak signifikan.
Dari hasil pengujian dua periode (2005 dan 2006) untuk data fundamental dan periode
2006 – 2007 (return saham) menunjukkan bahwa ROA merupakan variabel yang dominan
mempengaruhi return saham. Hasil ini menunjukkan bahwa ROA secara konsisten merupakan
variabel fundamental yang dominan mempengaruhi return saham disbanding dengan ROE dan
DTA. Dari hasil ini Nampak bahwa dari ketiga rasio fundamental tersebut hanya ROA mampu
memprediksi return saham untuk periode satu tahun kedepan. Hal ini konsisten dengan hasil
penelitian sebelumnya (syahib Natarsyah, 2007 dan Silalahi, 1991). Sedangkan rasio leverage
(DTA) tidak signifikan mempengaruhi return saham. Hasil ini tidak konsisten dengan Meily
Surianti & Nur Indriantoro (2006).
KESIMPULAN
Berdasar hasil analisis yang telah dibahas tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
•
•
•
•
•
Dari hasil pengujian hipotesis pada periode 2005-2006 menunjukkan bahwa ketiga variebel
independen (ROA, ROE, dan DTA). Secara bersama sama secara signifikan berpengaruh
terhadap return saham. Hal ini di tunjukkan dengan hasil signifikansi uji-F (sig-F Change)
sebesar 0.011 dimana angka ini berada dibawah level of significance yang digunakan yaitu
5% (0.05). sedangkan secara parsial menujukkan bahwa variabel ROA dan ROE secara
signifikan berpengaruh terhadap harga saham pada level of significance kurang dari 10%;
dan variabel DTA ternyata tidak signifikan berpengaruhi terhadap harga saham.
Pada periode 2005-2006 juga menunjukkan bahawa ROA merupakan variebel yang
dominan mempengaruhi return saham. Hal ini ditunjukkan dengan beta standard dimana
ROA mempunyaibeta standard tertinggi (-0.247) disbanding dengan variabel ROE dan
DTA.
Dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa periode 2005-2006 variabel ROA, ROE
dan DTA secara bersama sama (simultan) mempunyai kemampuan untuk memprediksi
harga saham untuk periode satu tahun kedepan.
Sementara pada periode 2006-2007 ROA, ROE dan DTA secara bersama sama (simultan)
tidak signifikan mempengaruhi harga saham. Sedangkan secara parsial dari masing masing
variabel independen menujukkan bahwa hanya ROA yang signifikan berpengaruh terhadap
harga saham dengan signifikasi kurang dari 5%. Dari hasil pengujian tersebut juga
menunjukkan bahwa ROA merupakan variabel yang dominan mempengaruhi harga saham
dengan beta standard tertinggi (0.301) dibaning dengan variabel ROE dan DTA.
Faktor fundamental yang terdiri dari ROA, ROE dan DTA terbukti bahwa hanya ROA
yang bermanfaat untuk memprediksi return saham untuk periode satu tahun kedepan. Hal
ini terbukti bahwa dengan melakukan analisis setiap periode terhadap sampel perusahaan
menujukkan bahwa untuk periode 2005 dan 2006 OA secara konsisten mempengaruhi
return saham untuk prediksi 2006 dan 2007. Dengan kata lain analisis fundamental lebih
bermanfaat dengan menggunakan data cross-sectional daripada time-series. Hal ini juga
didukung oleh penelitian sebelumnya (Mas’ud Machfoedz, 1994; dan Natarsyah, 2007).
Namun hasil ini tidak konsisten dengan Rina Trisnawati (2005).
Saran
Berdasar hasil pengujian menujukkan bahwa ketiga variabel independen mampu
menjelaskan harga atau return saham untuk periode satu tahun. Sedangkan untuk periode lebih
satu tahun (2005-2007) yang dihitung secara rata rata tidak mampu menjelaskan return saham
perusahaan kelompok manufaktur.
Atas dasar hasil pengujian tersebut disarankan untuk dilakukan perluasan penelitian dengan
menambah jumlah sampau dengan data cross-sectional untuk periode 2007-2001. Disamping
itu juga perlu dikembangkan variabel dari factor fundamental lain seperti PER, PBV dan factor
fundamental lainnya. Penelitian untuk periode mendatang juga disarankan untuk melakukan
reflikasi terutama variabel rasio leverage terhadap return saham, karena masih menujukkan
hasil yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Fabozzi, Frank J. (dalam Tim Penterjemah Salemba Empat). (2006). “Manajemen investasi”.
Salemba Empat dan Simon & Schuster (Asia) Pte.Ltd. Prentice-Hall.
Francis, Jack Clark. (1998). “Investment: Analysis and management”. Fourth Edition.
McGraw-HILL International-finance series.
Jogiyanto, H.M. 2005. “Teori portofolio dan analisis investasi”. Edisi pertama. BPFE UGM.
Yogyakarta.
Machfoed, Mas’ud. (1994). “Financial ratio Analysis and The Prediction of Earnings Changes
in Indonesia”. Kelola, No.7/III/1994: pp. 114-134.
Meily Surianti dan Nur Indriantoro (2006) “ketepatan ramalan laba pada prospectus
penawaran Umum Perdana”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Rina Trisnawati. (2006). “Pengaruh Informasi Prospektus pada Return Saham di pasar
Modal”. Simposium Naional Akuntansi II dan Rapat Anggota II. Ikatan Akuntan Indonesia,
Kompartemen Akuntan Pendidik, 24-25 September: pp. 1-13.
Robbert Ang. 1997. “Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia”. Mediasoft Indonesia.
Shahib Natarsyah. (2007). “Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko
Sistematik Terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go-Public di Pasar
Modal Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 15, No. 3: pp. 294-312.
Sufiyati dan Ainun Na’im. (2005). “Pengaruh Leverage Operasi dan Leverage Finansial
terhadap Risiko Sistematik Saham: Studi pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 13, No. 3: pp. 57-69.
Teguh Prasetyo. (2007). “ Analisa Rasio Keuangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar sebagai
Prediksi Harga Saham di BEJ pada Periode Bullish dan Bearish”. Simposium Nasional
Akuntansi III. IAI-Kompartemen Akuntan Pendidik. Aguatus: pp. 652-695.
Download