Perapan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHTDisertai Kuis Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN 1 Linggo Sari Baganti Asda Sri Wahyuni1, Mukhni2, Fauziah1 1 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididikan, Universitas Bung Hatta email: [email protected] 2 jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang Abstract There search problemis thelack of activityand poor learning out comes students' mathematics learningin class X SMAN I Linggo Sari Baganti. Appropriate strategies todeal with that kind of strategy Learning Numbered Head Together with quiz. The aim of thestudy is to examinehow the development of learning activities and the results of students' mathematics learning in class X SMAN I Linggo Sari Baganti with using this type of strategy Numbered Head Together Learning Learning is better than ordinary learning. This type of research is eksperimenta. Population is all of the students in class X SMAN I Linggo Sari Baganti. Samples X.2 as experimental class and X.6 as the control class. Based on the analysis of data and t_hitung=2.98, t_table=2:00. The conclusion isthat the development ofan excellent student learning activities and learning out comes math class X of SMAN I Linggo Sari Baganti by applying Numbered Head Together is better than the usual learning. Keywords –Learning, mathematics, Numbered Head Together, quiz PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu yang pelajaran yang diikutsertakan dalam ujian nasional. sangat penting untuk dipelajari. Matematika Dengan belajar matematika siswa banyak diterapkan dalam berbagai disiplin diharapkan dapat berpikir kritis, logis, ilmu seperti ki, fisika, kedokteran, teknik, sistematis, pertanian, ekonomi, dan ilmu lainnya serta menerapkannya dalam kehidupan sehari- banyak pula peran dan penerapannya dalam hari untuk memecahkan masalah. Banyak kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mata manfaat yang diperoleh siswa dengan pelajaran matematika selalu ada di setiap belajar matematika. Namun, banyak pula jenjang pendidikan dan menjadi mata siswa yang dan kreatif, menganggap serta dapat matematika 1 sebagai pelajaran yang sulit, tidak menarik, belajar secara tidak bermakna maka siswa membosankan, abstrak, dan tidak ada akan sulit untuk memahami dan mengerti manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. materi yang dipelajari pada saat itu, untuk Abdurrahman (2003).“Banyak orang yang mengaplikasikannya memandang matematika sebagai bidang sehari-hari.Untukitu guru harus mampu studi yang paling sulit. Meskipun demikian, menerapkan metode pembelajaran baru dan semua orang harus mempelajarinya karena inovatif mampu memberdayakan potensi merupakan siswa secara optimal. Selama ini metode sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari”(p.251). dalam kehidupan yang diterapkan gurui hanya membuat Salah satu faktor yang membuat siswa menjadi pasif, tidak mampu bernalar aktivitas dan hasil belajar siswa menurun dan jauh sekali dari tujuan pembelajaran yaitu siswa merasa kesulitan belajar matematika yang ditetapkan Departemen matematika serta menganggap matematika Pendidikan Nasional. sebagai pelajaran yang tidak menarik dan Berdasarkan hasil observasi yang membosankan, ini terjadi karena guru dilakukan di SMAN 1 Linggo Sari Baganti disekolah tidak memakai model-model pada tanggal 26, 27, 28, dan29 september pembelajaran yang meningkatkan semangat 2015, belajar siswa karena dalam proses belajar pembelajaran siswa juga menginginkan berbagai kreasi pembelajaran biasa dan pemberian latihan, agar siswa tidak merasa bosan, model dimana guru masih berperan penting dalam pembelajaran adalah proses pembelajaran, guru menjelaskan yang digunakan diperoleh gambaran berlangsung bahwa dengan pembelajaran biasa, Saat ini masih banyak materi pelajaran, member contoh soal, guru kemudian yang melaksanakan pembelajaran biasa. meskipun telah banyak metode baru yang ditemukan para ahli memberikan latihan kepada siswa. untuk Berdasarkan hasil wawancara pada meningkatkan prestasi belajar matematika. tanggal 27 September 2015 yang dilakukan Begitu pula dengan guru matematika di kepada guru mata pelajaran matematika di SMAN 1 Linggo Sari Baganti yang masih SMAN 1 Linggo Sari Baganti diperoleh melaksanakan pembelajaran biasa dalam juga informasi antara lain: siswa belum siap mengajarkan matematika. dalam menerima pelajaran dan kurangnya Banyaknya informasi yang diberikan guru tidak lantas membuat siswa mengerti interaksi antara guru dan siswa maupu n antar sesame siswa. semua yang diajarkan guru. Apabila siswa 2 Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut menggunakan yaitu model Pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan merupakan salah satu tipe pembelajaraan pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur kooperatif tipe Numbered Heads Together khusus (NHT), pada pembelajaran tipe NHT siswa mempengaruhi pola intekrasi siswa dan dibagi berkelompok setiap kelompok terdiri memilikin dari 3-5 orang, setiap anggota harus penguasaan memahami permasalahan yang diberikan dikembangkan oleh kagen dalam Ibrahim guru karena diantara anggota kelompok (2000:28) dengan melibatkan siswa dalam mendapatkan kesempatan ini belum diketahui di tujuan rancang untuk akademik. untuk meningkatkan Tipe ini untuk menelaah bahan yang tercangkup dalam menyampaikan hasil diskusi ke depan kelas, dan yang suatu pelajaraan dan mengecek pemahaman anggota mereka terhadap isi pelajaran tersebut. sebelumnya siapa yang mempresentasikan Numbered Heads enam langkah Together hasil kelompok ke depan kelas. Karena pada mempunyai yang model pembelajaran kooperatif tipe NHT dikemukakanoleh Hosnan (2013:252), yaitu menuntut setiap anggota kelompok harus : paham, apabila salah satu nomor anggota di Persiapan panggil maka siswa harus siap, dan Dalam tahap ini guru mempersiapkan persiapan itulah yang memberikan hasil recana belajar yang baik pada setiap kelompoknya Skenario Pembelajaran (SP), dan kertas dan setiap perwakilan yang di panggil guru berupa lembar kerja kelompok yang sesuai apabila berhasil menjawab dengan benar dengan model pembelajaran kooperatif tipe maka guru memberikan nilai plus kepada NHT. setiap anggota kelompok, dan disini untuk pelajaraan dengan membuat Pembentukan kelompok mengetahui hasil pengetahuan belajar siswa Pembentukan kelompok disesuaikan dengan perorang maka guru menyertai kuis setiap model pembelajaraan kooperatif tipe NHT selesai kerja kelompok. Berdasarkan uraian diatas, maka salah guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang satu yang dapat mengatasi masalah di atas siswa. Guru memberi nomor kepada setiap adalah dengan Penerapan Pembelajaran siswa dalam kelompok dan nama yang Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Disertai Kuis. berbeda. Persiapan bahan / buku sebagai acuan 3 Dalam Pembentukan kelompok ,setiap yang mana setiap anggota kelompok yang kelompok harus memiliki buku paket atau terdiri dari 3-5 orang itu mendapatkan buku panduan agar memudahkan siswa masing-masing nomor, nomor ini di ambil dalam mengerjakan masalah yang diberikan oleh siswa berdasarkan lot yang telah guru. disediakan guru, dimana guru menyediakan Diskusi masalah tiga kotak yang berisi lot diatara kotak itu Dalam kerja kelompok, guru membagikan disediakan sesuai dengan masing-masing kertas berupa lembar kerja kelompok siswa kemampuan kepada setiap kelompok. Setiap siswa berkemampuan berfikir bersama untuk menggambarkan dan berkemampuan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui berkemampuan jawaban dan pertanyaan yang telah ada mendapatkan nama kelompok dan nomor dalam buku panduan atau buku paket dan masing-masing pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. memberikan permasalahan atau berupa Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban contoh siswa yaitu siswa tinggi, sedang rendah, dan siswa setelah siswa peserta dan siswa lalu soal-soal guru latihan yang dikerjakan siswa di kertas lembar kerja Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor kelompok, dan para siswa dari tiap kelompok dengan memprestasikan hasil diskusi dan menintak nomor yang sama mengangkat tangan dan kelompok lain untuk mendengarkan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. memberikan komentar atas hasil kelompok Memberi kesimpulan Guru bersama siswa apabila selesai siswa yang tampil, kemudian guru mengevaluasi mengumpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan Sesuai kajian teori di atas maka presentasi matematika pada penelitian ini terlebih dahulu guru mempersiapkan rancangan pelajaran. Pada awal pembelajaran sebelum guru membagi kelompok terlebih dahulu guru memberikan nama kelompok dan nomor kepada setiap anggota kelompok, dan memberikan penghargaan atas hasil kerja kelompok setelah itu guru dan siswa menyimpulkan secara bersama. langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif NHT dalam proses pembelajaran kelompok Numbered dilaksanakan Heads setelah Together tugas selesai dikerjakan oleh siswa dan cara pembagian setiap anggota kelompoknya yaitu siswa yang berkemampuan rendah akan dipasangkan dengan siswa berkemampuan tinggi. Ini membantu diharapkan untuk lebih siswa saling mengukuhkan 4 jawabannya, karena akan terjadi suatu kelas interaksilagi, yang dapat membangun kontrol penelitian ini danvariabelterikatdalam adalah kemampuan pengetahuan dari diri siswa, dan pada komunikasi matematis siswa. Jenis data akhirnya diharapkan dapat menghasilkan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jawaban yang benar. Setelah itu guru jenis data kulitatif dan kuantitatif. Sumber memanggil salah satunomor yang ada pada data dalam penelitian ini adalah data primer tiap-tiap kelompok, dan setiap siswa yang bersumber dari siswa kelas X SMAN I mendapatkan nomor itu akan membacakan Linggo Sari Baganti yang menjadi sampel jawabanya didepan kelas, jadi pembelajaran dan data sekunder berupa nilai ujian akhir NHT ini menuntut siswa untuk paham semester ganjil yang bersumber dari guru dengan matematika kelas X SMAN I Linggo Sari materi mendapatkan karena setiap kesempatan siswa untuk Baganti. menjelaskan hasil kelompok di depan kelas. Prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen. Rancangan model penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Posttest Only Design. seluruh siswa kelas X SMAN ILinggo Sari Baganti. Pengambilan kelas sampel dalam penelitian menggunakan teknik random sampling. Sampel yang digunakan dari hasil perhitungan adalah kelas X2sebagai kelas eksperimen dan kelas X6sebagai kelas kontrol. Jenis variable dapat dibedakan dua jenis yaitu variable bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan yang diberikan pada penelitian yaitu pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Pada tahap persiapan., peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, seperti: menyusun Rancangan Populasi dalam penelitian ini adalah sampel tahap yaitu tahap persiapan, tahap pembelajaran dengan strategi NHT disertaikuispada kelas eksperimen dan pembelajaran Biasa pada Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan instrumen penelitian yaitu soal kuis yang diberikan pada setiap pertemuan, lembar observasi dan soaltesakhir. Selanjutnyatahappelaksanaan, pada tahap ini pembelajaran yang diberikan kepada dua kelas sampel berdasarkan standar proses, terhadap kedua sedangkan sampel ini perlakuan berbeda. Perlakuan diberikan penulis pada kelas eksperimen dengan menerapkan strategi NHT dan disertai. Pada kelas kontrol, menerapkan pembelajaran biasa. Terakhir yaitu tahap penyelasaian, pada tahap ini di lakukan analisis data yang didapat selama 5 penelitian kemudian ditarik suatu kesukaran soal,dari hasil diatas maka kesimpulan. diperoleh soal-soal tes akhir. Menganilisis data dengan melakukan Suatu uji hipotesis. Uji hipotesis memliki syarat validitas apabila yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. mengukur Uji normalitas dilakukan dengan dengan tes tujuan materi dikatakan tes memenuhi tersebut khusus yang pembelajaran. mampu sesuai Untuk menggunakan rumus Liliefors. Selanjutnya, memperoleh instrumen tes yang valid, maka uji instrumen homogenitas dilakukan dengan tes dibuat berdasarkan menggunakan uji F. Setelah melakukan uji kurikulum, dan disusun berpedoman kepada normalitas dan uji homogenitas, kemudian ketercapaian indikator. melakukan uji hipoesis yang bertujuan untuk mengetahui apakah Reliabilitas merupakan ukuran terdapat ketepatan alat penelitian dalam mengukur perbedaan dari hasil belajar kelas sampel suatu yang diukur. Reabilitas soal dihitung akibat dari diberikan perlakuan pada kelas denganmenggunakan rumus. eksperimen, maka digunakan uji kesamaan [ dua rata-rata hasil belajar kedua kelas ∑ ][ ] = ∑ ∑ Untuk mengetahui indeks tingkat sampel, dengan statistik penguji. Pada penelitian ini sampel terdistribusi normal kesukaransoal yang berbentuk tes uraian dan kedua kelompok data homogen, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh digunakan uji t. Arikunto (2013 :223), yaitu: kemampuan komunikasi matematis siswa, B JS penulis menggunakan alat pengumpulan Keterangan: data P = Indeks kesukaran Untuk memeperoleh berbentuk tes data hasil tentang kemampuan komunikasi matematis. Tes yang diberikan adalah tes berbentuk uraian, karena P B=Banyaknya siswa yang menjawab soal denganbetul kemampuan komunikasi matematis siswa JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes hasil belajar dapat dilihat dari hasil tes uraian. Agar instrumenyang digunakan baik, dilakukan uji coba soal dan analisis soal uji coba. Analisis soal untuk mengetahui validitas, realibilitas, daya beda dan tingkat Setelah didapatkan tingkat kesukaran dihitunglah daya pembedanya. Untuk mengetahui indeks daya pembeda item soal berbentuk tes uraian digunakan rumus yang 6 dikemukakan oleh Depdiknas (2008:13) yaitu: Dalam bagian ini dibahas pendeskripsian dari aktivitas belajar siswa, kuis, dan hasil belajar siswa. Berikut akan dijelaskan persentase aktivitas belajar siswa, nilai kuis, dan hasil belajar siswa pada Teknik analisis data yang digunakan tabel-tabel berikut: adalahuji kesamaan dua rata-rata dengan Tabel I:Persentase aktivitas belajar melakukan uji t. Uji kesamaan rata-rata siswa duapihak dengan menggunakan rumus yang I dikemukaan oleh Sudjana (2005:239), ̅ ̅ dengan √ PertemuanKe √ Indika J tor m eksperimen, ̅̅̅ adalah nilai rata-rata kelas adalah: standard deviasi kelas kontrol, S adalah standard deviasi gabungan, n1 adalah 3 4 5 6 dalam table distribusi t. Kriteria pengujian Jumla tidak a jika: ⁄ ⁄ dan berarti ada perbedaan yang berarti jika mempunyai harga lain pada taraf signifikan 0,05 dengan 4 5 1 7 3 7 yang 8 2 dibandingkan dengan ttabel yang terdapat perbedaan l 3 IV J % m 4 V J % l 1 0 jumlah siswa kelas eksperimen, n2 adalah jumlah siswa kelas kontrol. Harga thitung m 1 kontrol, S2 adalah adalah Variansi, S1 adalah standard deviasi kelas eksperimen, S2 III J % l dimana ̅̅̅ adalah nilai rata-rata kelas ada II m J % l 1 7 0 VI m J % l m % l 1 1 2 1 3 8 0 6 3 3 1 1 3 1 3 1 4 1 3 8 3 3 5 9 8 6 5 9 2 5 2 7 3 7 3 8 3 9 3 9 2 6 8 2 0 7 3 5 5 0 5 0 1 3 2 5 2 6 3 8 3 9 3 9 3 3 0 1 7 9 4 7 7 5 6 2 1 4 1 4 1 2 8 2 6 1 2 5 9 9 8 6 0 6 1 2 1 2 8 2 0 6 0 6 2 5 2 6 2 7 3 0 1 5 4 8 2 0 1 5 1 1 5 3 8 3 8 7 3 8 3 9 7 4 7 7 5 3 hSisw 39 39 39 39 39 39 Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa pada setiap pertemuan persentase aktivitas siswa mengalami peningkatan. derajat kebebasan dk = (n1 + n2) – 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari tanggal 9 Januari 2015 diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 7 Tabel II:Persentase Ketuntasan Nilai eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Hal ini menunjukkan, pembelajaran Kuis Kelas Eksperimen No yang digunakan di kelas eksperimen yaitu Pertem uan Ke Jml % Jml % strategi NHT disertai kuis lebih baik dari 1 I 37 100 0 0 pada pembelajaran biasa. 2 II 25 67,57 12 32,43 3 III 37 100 0 0 menguji hipotesis penelitian. Untuk menguji 4 IV 37 100 0 0 hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji 5 V 37 100 0 0 normalitas dan uji homogenitas variansi. 6 VI 37 100 0 0 Setelah dilakukan analisis data diketahui Analisis tes akhir adalah untuk bahwa data hasil kemampuan komunikasi Dari Tabel II dapat dilihat nilai kuis matematis siswa berdistribusi normal dan pada umumnya sangat baik karena tuntas memiliki varianasi yang homogen. Dengan 100%, namun pada pertemuan II siswa yang demikian dapat dilakukan uji hipotesis tuntas hanya 67,57% dan yang tidaktuntas dengan menggunakan uji t. Kedua 32,43%. kelas sudah berdistribusi Pada bagian ini dideskripsikan hasil normal dan memiliki variansi yang tes hasil belajar siswa pada pertemuan homogen, sehingga dapat dilakukan ketujuh di kelas sampel diikuti oleh 36 pengujian hipotesis dengan rumus t-test. orang siswa kelas eksperimen dan 36 orang Dari data yang diperoleh terlebih dahulu siswa kelas kontrol. Data hasil analisis teshasil belajar pada kedua kelas sampel dapat dilihat pada Tabel III berikut: dihitung harga simpangan baku gabungan kedua kelas itu, yaitu: √ Tabel III:Tes HasilBelajarMatematika Kelas Eksperi men Kontrol N 37 37 x x maks min 92 42 73.84 70,27 82 45 66.89 37,84 ̅ Ketunta √ san (%) √ √ Dari tabel III, rata-rata nilai dan √ persentase siswa yang tuntas pada kelas 8 Selanjutnya digunakan rumus uji t-test sebagai berikut: ̅ negatif mengalami penurunan pada setiap pembelajaran. ̅̅̅ 2. Penerapan kooperatif √ model tipe pembelajaran Numbered Head Togetherdisertai kuis lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa √ yang menerapkan pembelajaran biasa pada kelas X SMAN 1 Linggo Sari 2.975838 Harga dibandingkan dengan dengan pada diperoleh taraf ( 0,05 nyata . ) Ternyata diperoleh hipotesis H0: maka ditolak. Sehingga diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menerapkan model Numbered Head Together disertai kuis lebih baik dari pada hasil belajar matematika yang menerapkan pembelajaran biasa. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan hasil analisis data yang telah dijelaskan pada BAB IV, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Dari persentase aktivitas belajar matematika siswa kelas X SMAN 1 Linggo Sari Baganti dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Baganti. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. 2008. Panduan Analisis Butir Soal. Jakarta: Depdiknas. Hosnan, 2013 pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Bogor : ghalia indonnesia. Ibrahim. Muslim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Penyusunan Butir Soal dan Instrument Penelitian. Jakarta: Depdiknas Mulyardi. 2002. Strategi pembelajaran matematika. Padang: FMIPA Universitas Negeri Padang. Permendikpud, 2013, materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013. Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers Numbered Head Togetherdisertai kuis, aktivitas belajar siswa yang positif mengalami peningkatan dan yang 9