ASKEP BBL – exs

advertisement
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI
BARU LAHIR
BAYI BARU LAHIR

Bayi baru lahir / new born ( Inggris ) / neonatus (Latin
) adl: bayi dari lahir sampai dengan usia 4 minggu,
biasanya lahir pada usia kehamilan 38 minggu sampai 42
minggu(Wong, 2003).
Klasifikasi bayi baru lahir
Bayi kurang
bulan (prematur)
• bayi dengan masa kehamilan
kurang dari 37 minggu (259
hari)
Bayi cukup bulan
atau aterm
• bayi dengan masa kehamilan
mulai dari 37 minggu sampai 42
minggu (259-293 hari)
Bayi lebih bulan
atau post date
• bayi dengan masa kehamilan
mulai dari 42 minggu atau lebih
(294 hari atau lebih)
Karakteristik umum

Bentuk tubuh dan pengukuran

Neonatus kelihatan besar pada kepala dan badannya, tungkai pendek, kecil dan paha kecil,
leher pendek dan goyah, hidung datar, telapak kaki terlihat janggal dan datar, garis tangan
dan kaki jelas, terdapat bantalan lemak pada telapak kaki.

Genetalia walau kecil terlihat melebihi proporsinya.

Bayi laki-laki cenderung lebih panjang dan berat ketimbang bayi perempuan.
ADAPTASI FISIOLOGIS
Sistem Kardiovaskuler
Foramen ovale, duktus arterosus, dan
duktus venosus menutup .
arteri umbilikalis, dan arterihepatika
menjadi ligamen
Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata
140 kali/menit saat lahir, dengan variasi
berkisar antara 120 sampai 160 kali/menit.
Tekanan darah sistolik bayi baru lahir ialah
78 dan tekanan diastolik rata-rata ialah 42.
Sistem Hematopoesis
 hemoglobin (Hb), hematokrit dan Sel darah merah (SDM) lebih
tinggi dari nilai normal orang dewasa.
 Hemaglobin bayi baru lahir berkisar antara 14,5 sampai 22,5 g/dl.
 Hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan hitung SDM
berkisar antara 5 sampai 7,5 juta/mm3. pada akhir bulan pertama.
 Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% hemoglobin janin.
Persentasi hemoglobin janin lebih pendek.
 Leukosit janin dengan nilai hitung sel darah putih sekitar
18.000/mm3 merupakan nilai normal
SISTEM PERNAFASAN
Perubahan pada Sistem Pernapasan
 Rangsangan u/ grk pernafasan :
 Upaya bernafas pertama seorang bayi berfungsi u/ :
1. Mengeluarkan cairan
2. Mengembangkan
dlm paru – paru
jar. Alveolus paru – paru u/
pertama kali

PERNAFASAN bervariasi dari 30 sampai 60 x/menit.
SISTEM RENAL
1. sudah berfungsi tp belum matur
2. Ketidakmaturan ginjal membatasi untuk mengekskresi
obat.
3. BAK dlm wkt 24 jam stlh lhr,
4. Berkemih sering terjadi selama periode ini. Berkemih 6
sampai 10x dengan warna urine pucat menunjukan
masukan cairan yang cukup.
5. urine 15 sampai 60 ml per kilogram per hari (Bobak,
2005)
SISTEM GASTROINTESTINAL
1.
Sdh mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan
karbihidrat sederhana, serta mengemulsi lemak. Kecuali amylase pancreas
2.
Keasaman lambung menurun dalam satu minggu dan tetap rendah selama dua sampai
tiga bulan sehingga menimbulkan “kolik”. Bayi yang mengalami kolik tidak dapt tidur,
menangis dan tampak distress setelah bayi berusia 3 bulan.
3.
BU bervariasi. TERDENGAR TIAP 10-30 DETIK
4.
Sekitar 69% bayi normal yang cukup bulan mengeluarkan mekonium dalam 12 jam
pertama kehidupannya, 94% dalam 24 jam dan 99,8% dalam 48 jam (Bobak,2005)
SISTEM HEPATIKA
Metabolisme KH
2. Konjugasi bilirubin
1.
3.
4.
Koagulasi
Hiperbilirubinemia fisiologis
SISTEM IMUNITAS
 Sistem immunitas BBL blm matang BBL rentan
thd berbagai infeksi & alergi
 3 bulan pertama menerima kekebalan pasif dari
ibu
 barier alami (asam lambung, pepsin dan tripsin)
mempertahankan kesterilan usus
 sistem immunitas yg telah matang akan
memberikan kekebalan alami & kekebalan didpt
pd tbh
Sistem Integumen
Pd BBL struktur kulit sdh terbentuk tp blm matur.
Epidermis & dermis tdk terikat dgn erat & sgt tipis.
Verniks caseosa bersatu dgn epidermis
Lanugo halus terlihat di wajah, bahu dan punggung.
Edema dan
permasalahan lain:
Kaput Suksedaneum, Sefalhematoma, Deskuamasi:
pengelupasan kulit,, Kelenjar Lemak, Bintik Mogolia: daerah
pigmentasi biru kehitaman pada semua permukaan tubuh
termasuk ekstremitas, Nevi, Eritema
SISTEM REPRODUKSI
 Pd bayi perempuan cukup bulan, labia mayora
dan minora menutupi vestibulum.
 Pd bayi laki-laki testis turun ke dalam skrotum
90% tp preputium biasanya tdk sepenuhnya
tertarik msk
SISTEM SKELETAL
 Tubuh BBL kelihatan sdkt tdk proposional
 kepala berukuran seperempat panjang
tubuh
 Tgn sdkt lbh panjang dr kaki
 Punggung BBL kelihatan lurus & dpt
ditekuk dgn mdh
 BBL dpt mengangkat & memutar kepala
ketika menelungkup
SISTEM NEUROMUSKULAR
Bbrp aktivitas
refleks yg tdpt pd
BBL
Doll eyes reflex
2. Glabelar reflex
3. Startle reflex
4. Suckhing reflex
5. Rooting reflex
6. Ekstrusion reflex
1.
Bbrp aktivitas
refleks yg tdpt pd
BBL
Tonic neck reflex
2. Neck righting
reflex
3. Grapsing reflex
4. Steping reflex
5. Perez reflex
6. Moro reflex
1.
SISTEM THERMOGENIK
Kehilangan panas pd BBL dpt tjd mll 4 cara a/l :
 Konveksi
: Proses hilangnya pns tbh melalui kontak
dgn udara yg dingin di sktrnya
 Radiasi
:Proses hilangnya pns tbh bl by diletakkan
dkt dgn benda2 yg lbh rendah suhunya dr suhu
tbhnya
 Evaporasi
: Proses hilangnya pns tbh bl by berada
dlm keadaan bsh
 Konduksi
: Proses hilangnya pns tbh melalui kontak
lgs dgn benda2 yg mempunyai suhu lbh rendah
PENGKAJIAN FISIK BBL
Untuk menemukan kelainan yang segera memerlukan
pertolongan/tindakan sebagai dasar pemeriksaan
selanjutnya
 Setelah bayi lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan
kering yang disiapkan pada perut ibu.
 Dimulai segera selama menit – menit pertama kelahiran
menggunakan skoring APGAR


Nilai APGAR merupakan suatu metode penilaian cepat untuk
menilai keadaan klinis bayi baru lahir pada usia 1 menit dan
5 menit. Pada tahun 1952 dr.Virginia Apgar mendesain
sebuah metode penilaian cepat untuk menilai keadaan klinis
bayi baru lahir. Nilai Apgar dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan bayi baru lahir dan respon terhadap
resusitasi. Perlu kita ketahui nilai Apgar suatu ekspresi
keadaan fisiologis bayi baru lahir dan dibatasi oleh waktu.
Tanda
Warna kulit
(Appearance)
0
biru seluruh
tubuh
1
2
tubuh merah,
ekstr biru
merah seluruh
tubuh
Pulse
Tidak ada
(Denyut jantung)
< 100 x/menit
> 100 x/menit
Grimace (reaksi
thd rangsang)
tdk ada reaksi
Sedikit
menyeringai
bersin
Aktifity
(tonus otot)
tidak ada
sedikit fleksi
Gerakan aktif
Respiratory
Tidak ada
Merintih
Menangis kuat

Dari hasil penilaian tsb dpt diketahui keadaan bayi dgn
kriteria sbb :
Nilai APGAR 7 – 10 : Bayi normal
Nilai APGAR 4 – 6 : Asfiksia ringan – sedang
Nilai APGAR 0 – 3 : Asfiksia berat

Bila nilai APGAR dlm 2 mnt tdk mencapai nilai 7, maka
hrs dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut..
IDENTIFIKASI
1.
tanda pengenal: Pada alat/ gelang identifikasi harus
tercantum :
1.
Nama
2.
Tanggal lahir
3.
Jenis kelamin
2.
Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identitas.
3.
Sidik telapak tangan kaki bayi dan sidik jari ibu harus
dicetak di catatan yang tidak mudah hilang.
4.
Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar
perut dan catat dalam rekam medis.
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI

ALAT

PASIEN

PERAWAT
Px Umum :

KU : baik (gerakan aktif),lihat cacat bawaan yg jelas tampak
(hidrosefalus dll)

Kesadaran

TTV : RR, suhu, nadi

Pengukuran atropometrik
Pengukuran atropometrik
a.
Penimbang berat badan

Alat timbangan yang telah diterakan serta di beri alas kain di atasnya,

BBL 2500 - 4000gram.
b. Panjang badan

Letakkan bayi datar dengan posisi lurus se bisa mungkin. Pegang kepala agar tetap pada
ujung atas kita ukur dan dengan lembut renggangkan kaki ke bawah menuju bawah kita.

PB : 48-52cm.
c. Lingkar kepala

Letakakan pita melewati bagian oksiput yang paling menonjol dan tarik pita mengelilingi
bagian atas alis LK : 33 - 35 cm.
d. Lingkar dada

Letakan pita ukur pada tepi terrendah scapula dan tarik pita mengelilingi kearah depan dan
garis putih.

LD : 30 – 38 cm.
TANDA-TANDA VITAL
SUHU TUBUH

Hipotalamus bayi belum sempurna sehingga suhu belum
stabil terutama terpapar dingin.

Bayi mempertahankan suhu tubuh dengan sikap fleksi
serta meningkatkan frekuensi pernafasan dan
aktifitasnya.Kisaran suhu 36,5-37,5ºc,diperlukan nutrisi
dan pergerakan yang cukup,sehingga tidak dianjurkan
pembedongan yang terlalu kuat
DENYUT NADI

Denyut jantung harus diukur dengan cara auskultasi dan
dihitung selama satu menit penuh

Pada BBL yang stabil, detak jantung harus dihitung
sesuai jadwal penanganannya setiap 3-4 jam

Pada BBL yang tidak stabil, denyutnya harus dihitung
setiap jam

Denyut jantung normal BBL adalah 120 –160 kali per
menit (bpm) pada posisi berbaring DENGAN RATA-RATA
140X/MENIT
PERNAFASAN

Frekuensi nafas normal adalah 40 –60 kali per menit

Frekuensi nafas dilakukan dengan melakukan observasi
selama satu menit penuh.

Untuk BBL yang stabil, frekuensi nafas diukur dengan
melakukan penghitungan periodik setiap 3-4 jam.

ika BBL tidak stabil, hitung frekuensi pernafasan setiap
jam
TEKANAN DARAH

TD pada BBL sulit diukur

tekanan sistolik rata-rata adalah 80-60/ 45-40 mmHg
pada saat lahir 100/ 50 mmHg sampai hari ke sepuluh

Tekanan darah bisa meningkat saat menangis dan turun
saat tidur.

Tekanan darah normal bervariasi menurut umur
kehamilan dan usia BBL

Meraba adanya molase,
sutura, ubun-ubun, kaput,
hematoma, dan trauma
kelahiran.

Lingkar kepala dilakukan
dengan meletakkan pita
melingkar pada lingkar
oksipito-frontal

Lingkar dada, diukur dari dada kedaerah punggung kembali ke
dada melalui puting susu,.

Lingkar Lengan Atas, nilai 10-11cm.

Mata : perdrhan subconjuctiva,tanda infeksi

Hidung : kelainan bawaan

Mulut
Memeriksa adanya sumbing bibir, sumbing
langitan, gigi kongenital dan lidah menonjol,
refleks hisap dinilai dengan mengamati bayi
pada saat menyusu.
Leher : hematom sternokleidomastoideus
 Dada : bentuk, p’nafasan,pembesaran
buah dada, bunyi paru
 Abdomen : membuncit (asites,
pembesaran hati, tumor), skafoid (hernia
diafragmatika, atresia esofagi), tali pusat
berdarah
 Kulit : Normal (kemerahan, dilapisi
verniks caseosa, lanugo), elastisitas,
kelainan kulit akibat trauma lahir
(hematoma), hemangioma


Punggung : kelainan (spina bifida)

Genetalia : hematoma, kelainan (fimosis, hipospadia), testis belum turun,
labia mayor menutupi labia minor

Anus : atresia ani

Ekstremitas : sindaktili, polidaktili, fraktur paralisis
Keadaan neuromuskuler :

Reflek dol eyes

Reflek kornea

Reflek glabelar

Reflek startel

Reflek rooting (mencari putting susu)

Reflek sucking (menghisap)

Reflek gag

Reflek ekstrusion

Reflek tonick neck (otot leher)

Reflek grasping (menggenggam)

Reflek babinsky (jari kaki membuka)

Reflek staping (melangkah)

Reflek morro (memeluk)

(sucking reflex) Bayi akan melakukan gerakan menghisap
ketika Anda menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi

(rooting reflex) / refleks mencari : Rooting reflex terjadi
ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh bagian
pinggir mulutnya. Bayi memutar kea rah pipi yang di gores,
refleks ini menghilang pada umur 3-4 bulan. Tetapi bias
menetap sampai umur 12 bulan khususnya selama tidur.

Refleks leher (tonic neck reflex) Akan terjadi peningkatan
kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai sisi ketika
bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.

Refleks menggenggam (palmar grasp reflex) Grasping Reflex
adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram
benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi syafar
berkembang normal – hilang setelah 3-4 bulan

Refleks moro (moro reflex) Releks Moro adalah suatu
respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi
akibat suara atau gerakan yang mengejutkan. Ketika
dikagetkan, bayi yang baru lahir itu melengkungkan
punggungnya, melemparkan kepalanya kebelakang, dan
merentangkan tangan dan kakinya.

Refleks moro: Bayi mengekstensi dan memfleksi lengan
dalam berespon terhadap suara yang keras tangan tetap
rapat, refleks ini akan menghilang setelah umur 4
bulan.

Babinski Reflex . Refleks primitif pada bayi berupa
gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah
kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal.
Hilang di usia 4 bulan.

Refleks berjalan dan melangkah (stepping) Jika ibu atau
seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri
dantelapak kakinya menyentuh permukaan yang keras,
ibu/orang tersebut akanmelihat refleks berjalan, yaitu
gerakan kaki seperti melangkah ke depan.
MENANGIS

Merupakan reaksi pertama yg dilak bayi ketika lahir

Merupakan ekspresi (minta perhatian, lapar, popok basah dll)

Tangisan bayi yang sehat adl keras
Tersedak
 Lebih sering terjadi jika bayi minum
susu botol
 Jika bayi sering tersedak ada
kemungkinan terdapat kelainan
anatomis
BAK / BAB
 Pada 3 hari pertama BAB bayi berupa
mekonium
 BAK ± 10 -12 x sehari
Melihat ke atas
 BBL hanya bisa membedakan terang & gelap
 Usia 2 bulan penglihatan masih buram
 Usia 4 bulan penglihatan telah jelas
Gumoh/muntah
 Harus dapat membedakan antara gumoh &
muntah
 Kemungkinan bayi kekenyangan
 Muntah terus menerus
gangguan
Tidur

Bayi lebih banyak menghabiskan waktunya utk tidur ± 18 jam sehari
Tersenyum

Senyum bayi tidak berarti apa-apa sebelum bayi bisa melihat
Diagnosa Keperawatan

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas bd mukus
berlebihan, pengaturan posisi yang tidak memadai

Risiko terjadinya perubahan suhu tubuh b.d kehilangan
panas ke lingkungan/ perubahan suhu lingkungan

Resiko infeksi atau inflamasi berhubungan dengan
kurangnya pertahanan imunologis, faktor lingkungan,
penyakit ibu

Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan imaturas, kurangnya
pengetahuan orang tua

Perubahan proses keluarga b.d penambahan anggota
keluarga
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas bd
mukus berlebihan, pengaturan posisi yang
tidak memadai

Tujuan: pasien mempertahankan patensi jalan nafas

Intervensi:
1.
Lakukan pengisapan mulut dan nasofaring sesuai
kebutuhan
2.
Batasi setiap upaya pengisapan sampai 5 detik
3.
Posisikan bayi ke samping kanan setelah disusui untuk
mencegah aspirasi
4.
Posisiskan bayi terlentang selama tidur untuk mengurangi
risiko sindrom kematian bayi mendadak
5.
Ukut tanda tanda vital
6.
Periksa adanya distres pernafasan
7.
Pasang popok, pakaina dan selimut dengan longgar
Risiko terjadinya perubahan suhu tubuh b.d kehilangan panas ke
lingkungan/ perubahan suhu lingkungan

Tujuan: pasien akan mempertahankan suhu tubuh yang stabil

Intervensi :
Selimuti bayi dengan rapat dalam selimut hangat
Tempatkan bayi dalam lingkungan yang dihangatkan sebelumnya di bawah
penghangat radian atau di dekat ibu
3. Tempatkan bayi pada permukaan yang diberi bantalan dan penutup
4. Ukur suhu bayi pada saat tiba di tempat perawatan atau kamar ibu: lakukan
sesuai kebijakan rumah sakit mengenai metode dan frekuensi pemantauan
5. Pertahankan temperatur ruangan antara 24°C-25,5°C dan kelembaban sekitar
40% sampai 50%
6. Berikan mandi awal sesuai kebijakan rumah sakit, cegah menggigil pada bayi
sebelum mandi dan tunda mandi bila ada pertanyaan mengenai stabilisasi suhu
tubuh
7. Beri pakaian dan popok pada bayi dan bedong dalam selimut
8. Berikan penutup kepala pada bayi bila kehilangan panas menjadi masalah
karena area permukaan besar dari kepala memungkinkan terjadinya kehilangan
panas
9. Buka hanya satu area tubuh untuk memeriksa atau prosedur
10. Waspada terhadap tanda hipotermia atau hipertermia.
1.
2.
Resiko infeksi atau inflamasi berhubungan dengan
kurangnya pertahanan imunologis, faktor
lingkungan, penyakit ibu

Tujuan: pasien tidak memperlihatkan tanda infeksi

Intervensi
1.
Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan
pada bayi
2.
Kenakan sarung tangan saat akan berhubungan dengan
sekresi tubuh
3.
Periksa mata bayi setiap hari mengenai adanya atanda
inflamasi atau keluaran cairan
4.
Jaga bayi dari potensial sumber infeksi
5.
Bersihkan vulva ke arah posterior untuk mencegah
kontaminasi vaagina dari uretra
6.
Jagalah puntung umbilikus tetap bersih dan kering
Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
imaturas, kurangnya pengetahuan orang tua

Tujuan: pasien akan memperoleh nutrisi maksimal

Intervensi:

Kaji kekuatan mengisap

berikan asupan awal ASI

Berikan dukungan dan bantuan kepada ibu yang menyusui
dengan ASI

HINDARI PEMBERIAN AIR ATAU MAKANAN

Letakan bayi ke samping kanan setelah diberi makan untuk
mencegah terjadinya aspirasi
Download