Upaya Peningkatan Hasil Belajar PKn dengan Menggunakan Model

advertisement
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA POKOK BAHASAN
OTONOMI DAERAH KELAS IX DI SMP NEGERI 3 KABANJAHE T.P.2012/2013
Oleh :
*)
Dra Jainab, M.Pd*)
Staf Pengajar FKIP Universitas Quality
Abstract
This study aims to: (1) To know Jigsaw Cooperative learning model for teaching and learning can
improve learning outcomes completeness subject Autonomous Region in Class IX at SMP Negeri 3
KabanjaheT.P. 2012/2013, (2) .To know Jigsaw Cooperative learning model can improve the
achievement of specific learning objectives (TPK) in studying the subject of Regional Autonomy Class
IX in SMP Negeri 3 Kabanjahe TP 2012/2013, (3) .To know Jigsaw learning model can improve the
implementation of learning outcomes in study subjects Autonomous Region IX Class in SMP Negeri 3
Kabanjahe TP2012 / 2013, (4) .To determine Jigsaw Cooperative Learning models can improve
students' responses in studying the subject of regional autonomy Class IX in SMP Negeri 3 Kabanjahe
TP 2012/2013. The subjects were students of class IX 3 Kabanjahe State junior high and the number of
students consisted of 32 people. Subjects of this study were taken one class of five (5) existing classes.
Research object: the object of this study is Jigsaw Cooperative Learning Model in civics lessons on the
subject of regional autonomy. Research the type of PTK (Classroom Action Research).
Results of analysis obtained: (1) The results of student learning using Jigsaw Cooperative
learning model on the subject of local autonomy was completed individually and classical, (2) specific
learning objectives (TPK) by using a model of Jigsaw Cooperative Learning on the subject of local
autonomy is achieved, (3) Implementation of Cooperative Learning Jigsaw model study on the subject
of regional autonomy implemented teacher is very good category, (4) Respon students towards
learning model of Jigsaw Cooperative Learning on the subject of local autonomy is a good category,
(5). Jigsaw Cooperative learning model on the subject of local autonomy in Junior High School ninth
grade 3 Kabanjahe academic year 2012/2013 is effective.
Keywords: Jigsaw Cooperative, learning outcomes
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang terjadi di sekolah
yang menyebabkan sulitnya pencapaian tujuan
pembelajaran, salah satunya disebabkan oleh
pemilihan strategi pembelajaran yang kurang
tepat yang dilakukan guru. Guru masih
menggunakan strategi pembelajaran tradisional
yaitu ceramah, Tanya jawab dan pemberian
tugas.Permasalahan yang sama juga timbul di
SMP Negeri 3 Kabanjahe ternyata guru masih
menggunakan
strategi
pembelajaran
tradisional.
104
Salah satu pendekatan pembelajaran yang
mengedepankan keaktifan siswa adalah
pendekatan kooperatif jigsaw adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari
beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian
materi belajar dan mampu mengajarkan
tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya.
Hal ini terbukti berdasarkan hasil
penelitan yang dilakukan oleh Slavin dalam
Sanjaya (2006:242) bahwa : “Pertama,
Penggunaan kooperatif dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa sekaligus dapat
meningkatkan kemampuan hubungan sosial,
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
menumbuhkan sikap menerima kekurangan
diri dari orang lain, serta dapat meningkatkan
harga diri. Kedua pembelajaran kooperatif
dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam
berpikir, memecahkan kebutuhan siswa dalam
belajar berpikir, memecahkan masalah, dan
mengintegrasikan
pengetahuan
dengan
Keterampilan. Dari dua alasan ini, maka
pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem
pembelajaran yang selama ini memiliki
kelemahan”
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
penulis sangat tertarik untuk melaksakan
penelitian tindakan kelas dengan judul : Upaya
Peningkatan Hasil Belajar
PKn Dengan
Menggunakan Model PembelajaranKooperatif
Jigsaw Pada Pokok Bahasan Otonomi Daerah
Kelas IX DiSMP Negeri 3 Kabanjahe
T.P.2012/2013
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan judul penelitian, maka yang
menjadi
identifikasi
masalah
adalah
:(1).Kurang minatsiswa belajar PKn, (2). Guru
kurang mampu mengelola kelas ,(3). Siswa
jarang
mengerjakan tugas-tugas mata
pelajaran PKn,(4).Siswa
jarang bertanya
kepada guru tentang materi PKn,(5).Tugas
dirumah hasilnya kurang memuaskan
C. Batasan Masalah
Untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi siswa, maka
peneliti
membatasi permasalahan sesuai
dengan
kemampuan
peneliti
antara
lain;
(1).Menggunakan
Model
Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw selama kegiatan belajar
mengajar, (2).Materi pokok yang diterapkan
selama pengambilan data adalah Demokrasi
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
model pembelajaran
Kooperatif Jigsaw selama kegiatan belajar
mengajar dapat meningkatkan ketuntasan
hasil pembelajaran dalam pokok bahasan
Otonomi Daerah Kelas IXdi SMP Negeri 3
Kabanjahe T.P. 2012/2013?
2. Bagaimanakah
model
pembelajaran
Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan
ketercapaian
tujuan
pembelajaran
khusus(TPK) dalam mempelajari pokok
bahasan Otonomi Daerah Kelas IX di SMP
Negeri 3 Kabanjahe T.P. 2012/2013?
3. Bagaimanakah
model
pembelajaran
Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan
pelaksanaan hasil pembelajaran dalam
mempelajari pokok bahasan Otonomi
Daerah
Kelas IXdi SMP Negeri 3
Kabanjahe T.P. 2012/2013?
4. Bagaimanakah
model
Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan
respon siswa dalam mempelajari pokok
otonomi daerah Kelas IX di SMP Negeri 3
Kabanjahe T.P. 2012/2013?
5. Bagaimanakah keefektifan pembelajaran
dengan model pembelajaran Kooperatif
Jigsaw dapat meningkatkan respon siswa
dalam mempelajari pokok bahasan otonomi
daerah Kelas IX di SMP Negeri 3
Kabanjahe T.P. 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui model pembelajaran
Kooperatif Jigsaw selama kegiatan belajar
mengajar dapat meningkatkan ketuntasan
hasil pembelajaran dalam pokok bahasan
Otonomi Daerah Kelas IXdi SMP Negeri 3
Kabanjahe T.P. 2012/2013.
2. Untuk mengetahui model pembelajaran
Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan
ketercapaian tujuan pembelajaran khusus
(TPK) dalam mempelajari pokok bahasan
Otonomi Daerah Kelas IX di SMP Negeri
3 Kabanjahe T.P. 2012/2013.
3. Untuk mengetahui model pembelajaran
Jigsaw dapat meningkatkan pelaksanaan
hasil pembelajaran dalam mempelajari
pokok bahasan Otonomi Daerah Kelas
IXdi SMP Negeri 3 Kabanjahe
T.P.
2012/2013.
4. Untuk mengetahui model Pembelajaran
Kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan
respon siswa dalam mempelajari pokok
otonomi daerah Kelas IX di SMP Negeri 3
Kabanjahe T.P. 2012/2013.
5. Untuk
mengetahui
keefektifan
pembelajaran keefektifan pembelajaran
dengan model pembelajaran Kooperatif
Jigsaw dapat meningkatkan respon siswa
dalam mempelajari pokok bahasan otonomi
daerah Kelas IX di
SMP Negeri 3
Kabanjahe T.P. 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian
Hasil – hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan
oleh:
105
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
1. Bagi guru sebagai bahan masukan dalam
pemilihan pendekatan pembelajaran yang
lebih sesuai dalam upaya mengaktifkan
siswa
2. Bagi siswa dapat membantu agar lebih
memahami materi pelajaran
3. Bagi penulis menambah wawasan
4. Sebagai bahan referensi atau perbadingan
untuk peneliti selanjutnya.
II. Tinjauan Pustaka
A. Kerangka Teoritis
1. Hakikat Belajar
Menurut Robert M Gagne (2005 : 6)
belajar adalah : ”suatu proses alami yang dapat
membawa perubahan pada pengetahuan,
tindakan dan prilaku seseorang”.
Menurut Daryanto (2010 : 159) belajar
adalah :” suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruha,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”.
2. Hasil Belajar
Menurut Sudjana : ”hasil belajar siswa
pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku sebagai hasil belajar mencakup pada
bidang efektif dan psikomotorik.Hasil belajar
adalah kemampuan
yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil Belajar mempunyai peranan penting
dalam proses pembelajaran.Proses penilaian
terhadap hasil belajar dapat memberikan
infomasi kepada guru tentang kemajuan siswa
dalam upaya mencapai tujuan – tujuan
belajarnya melalui kegiatan belajar.Selanjutnya
dari informasi tersebut guru dapat menyusun
dan membina kegiatan – kegiatan siswa lebih
lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun
individu.
3. Langkah – langkah pembelajaran
kooperatif
Langkah – langkah pembelajaran
kooperatif yang tepat diterapkan oleh guru
adalah : 1) Menyampaikan tujuan dan motivasi
siswa, 2) Menyajikan Informasi, 3)
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok –
kelompok belajar, 4) Membimbing kelompok
bekerja dan belajar, 5) Evaluasi, 6)
Memberikan penghargaan
106
4. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
John
Hopkins
mengemukakan:
“Pembelajaran pendekatan Kooperatif Jigsaw
adalah suatu tipe pembelajaran Kooperatif
yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada anggota
lain dalam kelompoknya”.
Pendekatan Kooperatif Jigsaw menurut
Novi Emildadiany : terdapat kelompok asal
dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu
kelompok induk siswa yang beranggotakan
siswa dengan kemampuan, asal, dan latar
belakang keluarga yang beragam. Kelompok
ahli yaitu siswa yang terdiri dari anggota
kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan
untuk mempelajari dan mendalami topik
tertentu dan menyelesaikan tugas – tugas yang
berhubungan dengan topiknya untuk kemudian
dijelaskan kepala anggota kelompok asal.
5. Otonomi Daerah
Otonomi daerah pada dasarnya adalah
hak/wewenang daerah untuk mengatur
mengelola urusan pemerintahan di daerahnya
dalam batas – batas kewenangan yang
diberikan oleh pemerintah pusat.Urusan –
urusan
yang
menjadi
kewenangan
pemerintahan
pusat.
Tujuan
dalam
mempelajari otonomi daerah yaitu (1).Siswa
memahami hakikat dan otonomi daerah,
(2).Siswa memahami arti dan pentingnya
kebijakan public, (3).Siswa menyadari arti dan
pentingnya partisipasi dalam kebijakan publik
di daerah, (4).Siswa mampu berpartisipasi
mewujudkan cita – cita otonomi daerah dalam
kehidupan sehari – hari.
6. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Salah satu bentuk penelitian yang aktual
yang dapat dipergunakan dalam kasus yang
akan diangkat adalah jenis Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang dikombinasikan dengan
pendekatan kooperatif jigsaw dalam praktek
pembelajarannya.Menurut Suroso (2009 : 30):
”PTK adalah suatu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di
kelas secara lebih profesional”.
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
7. Ketuntasan Belajar
Pada dasarnya hasil belajar siswa ini dapat
dilihat dari dua aspek yaitu ketuntasan belajar
siswa secara individu dan ketuntasan belajar
siswa secara klasikal. Suatu pembelajaran
dikatakan efektif menurut Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Trianto (241
: 2010) jika telah memenuhi kriteria ketuntasan
belajar sebagai berikut :
a. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar, jika
siswa tersebut telah mencapai persentase
pencapaian hasil belajar sebesar 65 % atau
memperoleh nilai 65.
b. Suatu kelas dikatakan tuntas belajar, jika
dalam kelas tersebut telah terdapat 85 %
siswa yang telah tuntas belajar.
8. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam penelitian tindakan kelas ini,
penilaian tentang bagaimana pelaksanaan
pembelajaran digunakan lembar observasi.
Lembar observasi ini berisi tentang bagaimana
pengelolaan pembelajaran dikelas yang
diobseravsi
oleh
observer.Pelaksanaan
pembelajaran yang baik ini dapat dilihat dari
hubungan timbal balik yang terjadi antara guru
dan siswa pada proses pembelajaran.
Hubungan timbal balik berlangsung dalam
situasi edukatif dapat dilihat dari ciri-ciri guru
yang efektif dalam menciptakan kondisi
belajar mengajar yang efektif. Kriteria
penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran ini
menurut Depdiknas 2006 : 18 ) adalah sebagai
berikut :(1)Nilai = 10 – 29, sangat
kurang,(2)Nilai = 30 – 49, kurang,(3)Nilai =
50 – 69, cukup,(4)Nilai = 70 – 89,
baik,(5)Nilai = 90 – 100, sangat baik
9. Respon Siswa
Menurut Trianto ( 2010 : 242 ) : “ Angket
bertujuan untuk mengukur pendapat siswa
terhadap ketertarikan, perasaan senang dan
keterkinian, serta kemudahan memahami
komponen-komponen
pembelajaran
yang
digunakan, misalnya : materi atau isi pelajaran,
format materi ajar, LKS dan sebagainya.”
10. Efektivitas Pembelajaran
Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila
memenuhi persyaratan utama keefektifan
pengajaran yaitu : (a). Ketuntasan klasikal
lebih atau sama dengan 85%, (b). Ketercapaian
TPK atau indikator secara keseluruhan
minimal 75%, (c). Pelaksanaan pembelajaran
minimal kategori baik,(d). Respon siswa
terhadap pelakasanaan pembelajaran minimla
kategeori baik
B. Defenisi Operasional
Untuk memperjelas masalah yang diteliti maka
perlu dibuat defenisi operasional dan variabel
penelitian yaitu: (1). Pendekatan Kooperatif
Jigsaw adalah adalah model yang digunakan
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada
pokok bahasan otonomi daerah, (2). Hasil
belajar siswa dilihat dari ketuntasan belajar
siswa secara individu dan klasikal. Dimana
hasil belajar siswa ini dapat dilihat dari hasil
evaluasi atau tes yang diberikan kepada siswa
setelah proses belajar mengajar selesai
dilaksanakan, (3). Kriteria ketuntasan hasil
belajar adalah sebagai berikut: (a).Seorang
siswa telah tuntas belajar, jika siswa tersebut
telah mencapai hasil belajar 65% atau
memproleh nilai 65, (b). Suatu kelas dikatakan
tuntas belajar,jika dalam kelas tersebut telah
terdapat 85% siswa telah tuntas belajar, (c).
Tujuan pembelajaran khusus (TPK) dipandang
telah tercapai apabila paling sedikit 65% siswa
telah tuntas belajar untuk semua butir soal
yang berkaitan dengan TPK tersebut, (d).
Respon
siswa
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran juga merupakan bagian dari
keefektifan pembelajaran. Respon siswa
dikatakan positif (baik), apabila prensetase
jawaban yang diperoleh lebih dari 85% dari
rata-rata persentase indikator. (e). Efektivitas
pembelajaran ditinjau dari
keefektifan
pendekatan dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan pada
pokok bahasan
pelaksanaan otonomi daerah
maka
pembelajaran dikatakan efektif jika : (a).
Ketuntasan klasikal lebih atau sama dengan
85%, (b). Ketercapaian TPK atau indikator
secara keseluruhan minimal 75%, (c).
Pelaksanaan pembelajaran minimal kategori
baik, (d). Respon siswa positif (baik) terhadap
pembelajaran.
III. Metode Penelitian
A.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3
Kabanjahe pelaksanaannya pada bulan
September sampai dengan November Tahun
Pembelajaran 2012/2013.
107
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
B.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX di
SMP Negeri 3 Kabanjahe dan jumlah siswa
terdiri dari 32 orang. Subjek penelitian ini
diambil satu kelas dari 5 (lima) kelas yang ada.
Objek
penelitian
ini
adalah
Model
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dalam
pembelajaran PKn pada pokok bahasan
Otonomi Daerah.
C.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan –
tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau
meningkatkan praktek – praktek pembelajaran
di kelas secara lebih profesional.
D.
Prosedur Penelitian
Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: (1) Tahap Persiapan; (2)Tahap
Pelaksanaan (3).Observasi (observing); (4).
Tahap Refleksi
E.
Alat Pengumpulan Data
1. Test
Test disusun sebanyak 10 soal dengan kisi –
kisi soal.
2. Angket
Angket disusun dengan 20 pertanyaan sebagai
alat bantu untuk mengetahui respon siswa
tentang pelaksanaan pembelajaran yaitu
sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada
siswa.
3. Observasi
Observasi dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran tentang keseluruhan
objek yaitu memperoleh informasi balikan
guru di dalam kegiatan belajar mengajar.
F. Analisis data
Pada penelitian ini digunakan metode
deskriptif dengan membandingkan hasil belajar
siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar
siswa setelah tindakan.
Langkah-langkah pengolahan data sebagai
berikut:
1. Ketuntasan Belajar Siswa
Berdasarkan kriteria ketuntasan yang telah
dibuat, maka untuk mengetahui persentase
108
kemampuan siswa secara individual dari tiap tes
yang diberikan, maka peneliti menggunakan
rumus ketuntasan belajar sebagai berikut :
KB =
𝑇𝑇
Tt
x 100% .........( Trianto, 2010 : 241 )
Keterangan :
KB = Ketuntasan Belajar
T
= Jumlah skor yang diperoleh siswa
Tt = Jumlah skor total
Setiap skor dikatakan tuntas belajarnya
(ketuntasan individual) jika proporsi jawaban
benar siswa≥ 65%, dan satu kelas dikatakan
tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika
dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang
telah tuntas belajarnya
2. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal
Kemudian, untuk persentase ketuntasan belajar
siswa secara klasikal dirumuskan sebagai
berikut :
PKK =
𝑋𝑋
𝑁𝑁
X 100%( Zainal Aqib,dkk, 2010 )
Keterangan :
PKK adalah persentase ketuntasan secara
klasikal
X adalah banyak siswa yang KB≥ 85%
N adalah banyak subjek penelitian.
3. Ketercapaian TPK
Untuk mencari persentase pencapaian setiap
TPK dapat menggunakan
rumus sebagai
berikut:
S
T = i x100% ( Anas Sudijono, 2009 : 318 )
S maks
Keteranagn : T= persentase pencapaian TPK
S i = skor siswa untuk butir skor ke-i
S maks = skor maksimum untuk soal ke-i
4. Pelaksanaan Pembelajaran
Untuk menganalisis data hasil pelaksanaan
pembelajaran ini digunakan rumus sevagai
berikut :

Jumlah skor yangdidapat 
 Nilai =

jumlahskor maksimum 

x
100
Depdiknas
Ngalim Purwanto (2009 : 103) Kriteria
penilaian
hasil
observasi
tersebut
dikelompokkan ke dalam interval berikut:
86 -100% : Sangat Baik
76 – 85% : Baik
60 -75% : Cukup
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
55 -59% : Kurang
0% - 54% : Kurang Baik
5. Respon Siswa
Persentase respon siswa dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Persentase
respon
siswa
=
(Trianto, 2010 : 243 )
Keterangan :
A = proporsi siswa yang memilih
B = jumlah siswa ( responden )
A
x
B
100%
6. Efektivitas Pembelajaran
Berdasarkan efektifitas pembelajaran pada Bab
2 maka dikatakan bahwa efektivitasan
pendekatan
Kooperatif
Jigsaw
dalam
pembelajaran PKn pokok bahasan otonomi
daerah
1. Ketuntasan klasikal lebih atau sama dengan
85%.
2. Ketercapaian TPK atau indikator secara
keseluruhan minimal tercapai 75%.
3. Pelaksanaan
pembelajaran
minimal
kategori baik.
4. Respon siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran kategori baik.
IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Siklus I
1. Hasil Belajar Siswa Secara Individual
dan Klasikal
Setelah perbaikan pembelajaran dalam
materi otonomi daerah dengan menggunakan
model pembelajaran Kooperatif Jigsaw maka
dilakukan tes hasil belajar. Berdasarkan evaluasi
bahwa dari 32 orang siswa sebanyak 25 orang
yang tuntas, dan 7 orang yang tidak tuntas
Tabel 4.1 Deskripasi Ketuntasan Hasil Belajar Secara Klasikal Siklus I
Keterangan
Siswa yang tuntas belajar
Siswa yang tidak tuntas belajar
Jumlah Siswa
Berdasarkan tabel diatas disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Jigsaw dalam pokok
bahasan otonomi daerah di Kelas IX1 SMP
Negeri 3 Kabanjahe
Tahun Pelajaram
2012/2013belum memenuhi kriteria ketuntasan
siswa secara klasikal atau hanya 78,13%.
2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa
Berdasarkan hasil perhitungan penentuan
tingkat pencapaian hasil belajar siswa pada
Jumlah
25
7
32
Persentase
78,13%
21,87%
100%
pada lampiran 1 dan berdasarkan kriteria
penentuan tingkat pencapaian hasil belajar
siswa pada Bab II, maka diperoleh hasil tingkat
penguasaan siswa dalam materi pelaksanaan
demokrasidalam
berbagai
kehidupan,
penarikan kesimpulan yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif
Jigsaw seperti yang disajikan pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.2. Deskripsi Tingkat Pengusaan Siswa Siklus I
Persentase
Penguasaan
90% - 100%
80% - 89%
65% - 79%
55% - 64%
0% - 54%
Tingkat Pencapaian
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Banyak
Siswa
2
11
12
7
-
Persentase Jumlah
Siswa
6,25%
34,37%
37,5%
21,88%
-
109
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
Dari Tabel 4.2 diketahui pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajarn Kooperatif
Jigsaw pada pokok bahasan otonomi daerah
kelas IX di SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun
Pelajaran 2012/2013 belum memenuhi kriteria
tingkat penguasaan siswa yaitu pada ketegori
tinggi
3. Deskripsi
Pencapaian
Pembelajaran Khusus
Tujuan
Tabel 4.3. Hasil Pencapaian TPK Siklus I
No
1.
2.
Butir Soal
Indikator
Pengertian
Daerah
Otonomi
Hakikat Otonomi
Daerah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dari Tabel 4.3 disimpulkan pencapaian TPK
pada pembelajaran model pembelajaran
Kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan kelas
IX SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaran
2012/2013 belum tercapai.
Persentase
Pencapain
Butir Soal
84,37%
56,25%
62,5%
71,87%
81,25%
81,25%
84,37%
68,75%
62,5%
75%
Persentase
Pencapaian
TIK
Keterangan
71,25
Tidak
Tercapai
Tidak
Tercapai
74,37%
4. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan
Pembelajaran
a. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Tabel 4.4 Lembar Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus I
No
Aspek Yang Daimati
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Mengadakan apersepsi
Menyampaikan topik materi pelajaran
Menyampaikan tujuan materi pelajaran
Memberikan penjelasan dan bahasa sederhana yang jelas
Melaksanakan pembeajaran secara sistematis
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan urutan dan uraian
kegiatan pembelajaran
Menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan urutan dan
uraian kegiatan inti pembelajaran
Menggunakan LKS
Arahan menyelesaikan LKS
Motivasi siswa untuk aktif bertanya
Membuat rangkuman
Mengadakan evaluasi
Memberikan Penilaian
Memberikan tugas dirumah
Jumlah
Jumlah Skor Maksimum
Hasil
Rata – rata
Keterangan
7.
8.
9.
10.
11
12.
13.
14.
110
Observer I
4
3
3
4
3
3
Nilai
Observer II
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
46
56
82,14%
4
3
3
4
3
3
3
46
56
82,14%
82,14%
Baik
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
Dari Tabel 4.4: Dapat disimpulkan hasil
pelaksanaan perbaikan siklus I dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif
Jigsaw adalah ketegori baik
b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Tabel 4.5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13
Penilaian
Observer I
Observer II
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
43
44
52
52
82,69
84,61
83,65
Baik
Aspek Yang Diamati
Kesiapan Menerima Pelajaran
Mendengarkan pejelasan guru
Memperhatikan dan mencatat penjelasan guru
Memperhatikan contoh yang diberikan guru
Menjawab pertanyaan guru
Keinginan untuk bertanya kepada guru
Bertanya
Ketenangan kelas saat belajar
Peningkatan aktivitas belajar
Peningkatan minat belajar
Aktivitas yang baik dalam menyelesaikan soal
Peningkatan pemahaman siswa
Kesenangan belajar
Jumlah
Jumlah Skor Maksimum
Hasil
Rata – rata
Keterangan
Dari tabel 4.5 Dapat disimpulkan hasil kegiatan belajar pada siklus I dengan menggunakan metode
diskusi adalah kategori baik
5. Refleksi Siklus I
Berdasarkan deskripsi perbaiakan siklus I maka
hasil belajar siswa dan Ketercapain TPK belum
maksimal. Dimana siswa belum mencapai
tingkat ketuntasan belajar secara klasikal dan
ketercapaian TPK belum tercapai. Maka untuk
itu peneliti perlu mengadakan perbaikan
pembelajaran siklus II. Adapun tindakan yang
diberikan guru pada siklus I adalah memotivasi
siswa untuk lebih giat belajar, memberikan
penjelasan materi, pada kegiatan akhir guru
memberikan soal tes kepada siswa pada siklus I
belum seperti yang diharapkan, sehingga perlu
diadakan kembali pembelajaran dengan model
pembelajaran
Kooperetif
Jigsaw
untuk
mengetahui perbaikan siklus II sehingga
dimungkinkan peningkatan hasil belajar.
Siklus II
1.Hasil Belajar Siswa Secara Individual dan
Klasikal Siklus II
Tabel 4.6 Deskripasi Ketuntasan Hasil Belajar Secara Klasikal Siklus II
Keterangan
Siswa yang tuntas belajar
Siswa yang tidak tuntas belajar
Jumlah Siswa
Jumlah
31
1
32
Persentase
96,87%
3,13%
100%
111
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
Negeri 3 Kabanjahe
Tahun Pelajaram
2012/2013
sudah
memenuhi kriteria
ketuntasan siswa secara klasikal atau 96,87%.
Berdasarkan tabel 4.6. disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Jigsaw dalam pokok
bahasan otonomi daerah Kelas IX1 SMP
2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa
Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Pengusaan Siswa Siklus II
Persentase
Penguasaan
90% - 100%
80% - 89%
65% - 79%
55% - 64%
0% - 54%
Tingkat
Pencapaian
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Dari
Tabel 4.7 Berdasarkan tingkat
penguasaan siswa pada bab II dapat
disimpulkan bahwa siswa kelas IX1 SMP
Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaran
Banyak
Siswa
29
2
1
-
Persentase
Jumlah Siswa
90,62%
6,25%
3,13%
-
2012/2013 telah mencapai tingkat penguasaan
sangat tinggi terhadap materi otonomi daerah
3. Deskripsi
Pencapaian
Pembelajaran Khusus
Tujuan
Tabel 4.8. Hasil Pencapaian TPK Siklus II
No
Indikator
1.
Menjelaskan
pengertian otonomi
daerah
2.
Hakikat otonomi
daerah
Butir
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dari tabel 4.8 maka ketuntasan pencapaian
TPK yang ditetapkan untukdicapai oleh siswa
setelah akhir pembelajaran kedua TPK sudah
tercapai. Jadi dapat disimpulkan untuk
ketercapaian yang telah dilakukan dengan
Persentase
Pencapain
Butir Soal
90,62%
84,37%
87,5%
93,75%
90,62%
93,75%
93,75%
90,62%
90,62%
96,87%
Persentase
Pencapaian
TIK
Keterangan
89,37%
Tercapai
93,13
Tercapai
model pembelajaran Kooperatif Jigsaw sudah
tercapai.
4. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan
Pembelajaran
a. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Tabel 4.9 Lembar Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus II
No
1.
2.
112
Aspek Yang Diamati
Mengadakan apersepsi
Menyampaikan topik materi pelajaran
Observer I
3
4
Nilai
Observer II
3
4
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12.
13.
14.
Menyampaikan tujuan materi pelajaran
Memberikan penjelasan dan bahasa sederhana yang jelas
Melaksanakan pembelajaran secara sistematis
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan urutan dan uraian
kegiatan pembelajaran
Menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan urutan dan
uraian kegiatan inti pembelajaran
Menggunakan LKS
Arahan menyelesaikan LKS
Motivasi siswa untuk aktif bertanya
Membuat rangkuman
Mengadakan evaluasi
Memberikan Penilaian
Memberikan tugas dirumah
Jumlah
Jumlah Skor Maksimum
Hasil
Rata – rata
Keterangan
Dari Tabel 4.9 Dapat disimpulkan hasil
pelaksanaan perbaikan siklus II dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif
Jigsaw sangat baik
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
54
56
96,43
4
4
4
4
4
3
4
54
56
96,43
96,43
Sangat Baik
b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13
Aspek Yang Daimati
Kesiapan Menerima Pelajaran
Mendengarkan pejelasan guru
Memperhatikan dan mencatat penjelasan guru
Memperhatikan contoh yang diberikan guru
Menjawab pertanyaan guru
Keinginan untuk bertanya kepada guru
Bertanya
Ketenangan kelas saat belajar
Peningkatan aktivitas belajar
Peningkatan minat belajar
Aktivitas yang baik dalam menyelesaikan soal
Peningkatan pemahaman siswa
Kesenangan belajar
Jumlah
Jumlah Skor Maksimum
Hasil
Rata – rata
Keterangan
Dari Tabel 4.10 :Dapat disimpulkan bahwa
perbaikan pembelajaran pada pokok bahasan
otonomi daerah dengan menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Jigsaw kelas IX di
Penilaian
Observer I
Observer II
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
49
50
52
52
94,23
96,15
95,19
Sangat Baik
SMP Negeri 3 Kabanjahe
Tahun Pelajaran
2012/2013 adalah kategori sangat baik.
5. Hasil Analisis Angket Respon Siswa
Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran
113
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Respon Siswa
Interval
78 -75
75 -73
72 – 70
69 – 67
Jumlah Siswa
9
19
3
1
C. Pembahasan
Berdasarkan deskripsi analisis data pada
Siklus I dan Siklus II, maka dapat diperoleh:
(1). Hasil belajar siswa setelah perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada pokok
bahasan otonomi daerah kelas IX SMP Negeri 3
Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah
sebagai berikut : (a) Siklus I dengan tes hasil
belajar 1, terdapat 2 orang siswa atau 6,25%
dari 32 orang siswa yang tingkat penguasaannya
sangat tinggi, terdapat 11 orang siswa atau
34,37% dari 32 orang siswa yang tingkat
penguasaannya tinggi, terdapat 12 orang atau
37,5% dari 32 orang siswa yang tingkat
penguasaanya sedang, terdapat 7 orang siswa
atau 21,88% dari 32 orang siswa yang tingkat
penguasaanya rendah dan tidak ada siswa atau
0% dari 32 orang siswa tingkat penguasaanya
sangat rendah,(b) Siklus II dengan tes hasil
belajar 2, terdapat 29 orang siswa atau 90,62%
dari 32 orang siswa yang tingkat penguasaanya
sangat tinggi, terdapat 2 orang siswa atau 6,5%
dari 32 orang siswa yang tingkat penguasaannya
tinggi, dan tidak ada siswa atau 0% dari 32
orang siswa yang tingkat penguasaanya sedang
dan tingkat penguasaan rendah sebanayak 1
orang siswa atau 3,13%. Dan tidak ada siswa
atau 0% pengusaan sangat rendah .Dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada
siklus II adalah meningkat. (2). Hasil belajar
siswa secara klasikal setelah perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada pokok
bahasan otonomi daerah kelas IX SMP Negeri
3 Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah
sebagai berikut:(a). Pada Siklus I, pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Jigsaw
pada pokok bahasan
otonomi daerah mencapai ketuntasan belajar
secara klasikal
yaitu persentase sebesar
78,13%,(b). Pada Siklus II, pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Jigsaw pokok bahasaan otonomi
114
Kategori
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
daerah sudah mencapai kriteria ketuntasan
belajar secara klasikal yaitu persentase
96,87%.(3).
Berdasarkan perbahasan ketuntasan belajar
siswa pada Siklus I dan Siklus II tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa siswa telah tuntas
secara klasikal.(4) Ketercapaian
tujuan
pembelajaran khusus (TPK) setelah perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada pokok
bahasan otonomi daerah di kelas IX SMP
Negeri 3 Kabanjahe
Tahun Pelajaran
2012/2013 adalah sebagai berikut :(a).Pada
Siklus I, ketercapaian TPK belum tuntas, karena
kedua TPK belum tercapai karena dicapai
hanya yaitu 70,62% dan 74,37%,(b)Pada Siklus
II ketercapaian TPK tergolong tuntas, karena 2
TPK yang dicapai diperoleh persentase sebesar
yaitu
88,64%
dan
92,49%.Berdasarkan
pembahasan ketercapaian TPK pada siklus I dan
Siklus II tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa TPK telah tuntas tercapai.(4).Hasil
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan
otonomi daerah di kelas IX SMP Negeri 3
KabanjaheTahun Pelajaran 2012/2013 adalah
sebagai berikut: (a). Hasil observasi guru dan
aktivitas siswa selama pembelajara Siklus I
yaitu : nilai aktivitas guru
adalah 82,14
termasuk kategori baik dan nilai aktivitas siswa
adalah 83,65 termasuk kategori baik. (b). Hasil
observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa
selama pembelajaran siklus II yaitu : nilai
aktivitas guru adalah 96,43 termasuk kategori
sangat baik dan nilai aktivitas siswa adalah
95,19 termasuk kategori sangat baik.(5).Respon
siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan metode model pembelajaran
Kooperatif Jigsaw pada pokok bahasan
otonomi daerah di kelas IX SMP Negeri 3
Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013 telah
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
memenuhi kriteria angket respon siswa yaitu
termasuk kategori baik.
Dari hasil analisis data pada Siklus II maka
disimpulkan
bahwa
keefektifan
model
pembelajaran Kooperatif Jigsaw dalam pokok
bahasan otonomi daerah Kelas IX di SMP
Negeri 3 Kabanjahe
Tahun Pelajaran
2012/2013 telah tercapai atau dengan kata lain
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Koopertif Jigsaw dalam pokok
bahasan otonomi daerah Kelas IX di SMP
Negeri 3 Kabanjahe Tahun Pelajaran 2012/2013
adalah efektif.
3.
4.
5.
V. Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil
penelitian yang dilaksanakan di kelas IX SMP
Negeri 3 Kabanjahe semester ganjil Tahun
Pelajaran 2012/2013 dapat diambil kesimpulan:
1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran Kooperatif Jigsaw
pada pokok bahasan otonomi daerah adalah
tuntas secara individual dan klasikal
2. Ketercapaian tujuan pembelajaran khusus
(TPK)
dengan
mengunakan
model
pembelajaran kooperatif Jigsaw pada pokok
bahasan otonomi daerah adalah tercapai.
3. Pelaksanaan
pembelajaran
model
pembelajaran Kooperatif Jigswa pada pokok
bahasan otonomi daerah yang dilaksanakan
guru adalah termasuk kategori sangat baik
4. Respon siswa terhadap pembelajaran model
pembelajaran Koopertif Jigsaw pada pokok
bahasanotonomi daerah
adalah kategori
baik
5. Penggunaaan model pembelajaran Kooperati
Jigsaw pada pokok bahasan otonomi daerah
kelas IX di SMP Negeri 3 Kabanjahe Tahun
Pelajaran 2012/2013 adalah efektif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas,
maka peneliti memebrikan beberapa saran untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran diatas
antara lain:
1. Dalam pelaksaaan pembelajaran hendaknya
guru memperhatikan ketuntasan hasil belajar
siswa baik secara individu maupun secara
klasikal
2. Dalam setiap pelaksaaan pembelajaran PKn
hendaknya
menggunakan
model
6.
7.
pembelajaran Kooperatif Jigsaw untuk
mencapai tujuan pembelajaran khusus yang
ingin dicapai.
Dalam pelaksaaan pembelajaran guru PKn
hendaknya
mempertimbangkan
model
pembelajaran Kooperatif Jigsaw diterapkan
disetiap pembelajaran yang sesuai
Dalam pelaksaaan pembelajaran hendaknya
guru memperhatikan respon siswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang ingin
dicapai.
Bagi guru yang menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Jigsaw supaya
lebih banyak mempelajari bagaimana cara
memotivasi siswa untuk , berbicara dan
mengemukakan pendapat guru dan teman –
temannya
Untuk
penelitian
selanjutnya
agar
melengkapi kekurangan – kekurangan
lembar pengamatan dan angket yang ada
dalam penelitian
Bagi peneliti selanjutnya yang berminat
dalam model pembelajaran ini, penelitian ini
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
Daftar Pustaka
Arikunto, S,2010, Prosedur Penelitian,Jakarta:
Rineka Cipta
Darmadi, H.2010. Kemampuan dan Dasar
Mengajar.Bandung : CV Alfabeta
Djamarah, B.S dan Zain Aswan.2006. Strategi
Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan
Pembelajaran. Cetakan ketiga, Jakarta :
Rineka Cipta.
Is Joni H. 2009. Pembelajaran Kooperatif.
Yogyakarta : Pustka Belajar
Oemar, H.1983. Metode Belajar dan
Kesulitan–Kesulitan
Belajar.Bandung:
Jemmars
Pribadi A.B. 2009. Model Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta : PT Dian Rakyat
Roestiyah NK, 1983. Strategi
Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.
Belajar
Slamento. 2010. Belajar dan Faktor– Faktor
Yang Mempengaruhinya.Jakarta : PT
Rineka Cipta
115
Jurnal Saintech Vol. 07 - No. 01 - Maret 2015 ISSN No. 2086-9681
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Suprijono Agus. 2009. Cooperative Learning.
Yogyakarta : Pustaka Belajar
116
Trianto.2010.Cetakan
ketiga.
Mendesain
Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Download