B. KAJIAN PUSTAKA 1. Kajian Teori a. Pengertian Pendidikan kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945. Secara garis besar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki 3 dimensi yaitu : a. Dimensi pengetahuan kewarganegaraan yang mencakup bidang politik, hukum, dan moral. b. Dimensi keterampilan kewarganegaraan meliputi keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. c. Dimensi nilai-nilai kewarganegaraan mencakup percaya diri, nilai religius, norma, moral luhur. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Kewarganegaraan, upaya dapat dicapai siswa dengan cara belajar. Dalam belajar guru mengarahkan dan membentuk sikap serta perilaku siswa sesuai yang dikehendaki dalam pembelajaran PKn. 12 13 b. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa Dijelaskan terlebih dahulu tentang aktivitas dan Belajar menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26). Aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan terjadi baik fisik maupun non fisik, merupakan suatu aktivitas. Sedangkan belajar menurut Oemar Hamalik (2001 : 28) adalah suatu proses perubahan tingkah laku adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, sikap. Jadi jika seseorang telah belajar akan terlihat perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku. Jadi peneliti berkesimpulan aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Dengan demikian aktivitas yang dimaksudkan penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. c. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Keberhasilan dari pembelajaran sangat ditentukan dalam pemilihan metode belajar, maka seorang guru harus memilih metode yang sesuai, sehingga penyajian pembelajaran menarik, membangkitkan motivasi belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja 14 sama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok, tanggung jawab individu sekaligus tanggung jawab kelompok, sehingga dalam diri siswa terdapat sikap ketergantungan positif yang menjadikan kelompok optimal. d. Pengertian pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdapat 3 karakteristik yaitu kelompok kecil, bersama, pengalaman belajar Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama sampai pada pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dibentuk kelompok belajar yaitu kelompok kooperatif awal (kelompok asal) dengan cara siswa dibagi atas beberapa kelompok terdiri dari 3 – 5 anggota. Setiap anggota diberi nomor kepala. Kelompok ahli anggotanya adalah nomor kepala yang sama pada kelompok asal. Dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw kegiatan dilakukan dalam tiga tahapan yaitu tahap I (kooperatif asal), tahap II (kelompok ahli), tahap III (kelompok gabungan). Untuk meningkatkan aktivitas siswa perlu ada motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Dalam hal ini peneliti hanya meneliti sampai aktivitas siswa dalam belajar. 15 2. Hasil Penelitian Yang Relevan Model Pembelajaran Jooperatif Tipe Jigsaw didalamnya ada diskusi serta motivasi yaitu untuk mengaktifkan motif-motif untuk menjadi perbuatan atau kegiatan-kegiatan yang dapat mempengaruhinya belajar siswa : a. Upaya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Upaya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah merupakan usaha dari guru agar para siswa tumbuh sikap untuk berani diskusi, prestasi, bertanya, menyampaikan pendapatnya pada sesama atau kawan lain. Penumbuhan sikap berani untuk diskusi, presentasi tentunya banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya : pengalaman dalam hidupnya, pengetahuan serta kesannya terhadap obyek sikap. Sikap berani terbentuk melalui interaksi sosial yang dialami siswa dalam hubungannya dengan siswa lain dan dengan lingkungan sekitar baik fisik maupun psikologis. Pengalaman mengarah pada pembentukan keyakinan yang bervariasi tentang obyek, tindakan atau peristiwa tertentu. Sikap berani presentasi sebagai kesiapan mental siswa untuk diterapkan dalam pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Model ini digunakan peneliti untuk upaya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah pembelajaran yang memodifikasi antara teori, sikap dan belajar aktif kreatif sehingga modelnya sebagai berikut : 16 a. Menanamkan arti pentingnya diskusi (kerjasama) dan presentasi. Guru memberikan hal-hal diskusi dan presentasi pada siswa agar nantinya tidak mengalami kesulitan dalam melakukan kerjasama diskusi dan presentasi. Dengan bekal inilah siswa akan timbul berani melakukan diskusi dan presentasi di depan kelas. b. Menciptakan interaksi belajar mengajar yang memungkinkan siswa mendapatkan pengalaman untuk kerjasama diskusi dan presentasi yang diperoleh guna memecahkan suatu masalah. b. Upaya peningkatan aktivitas Kooperatif Tipe Jigsaw. Mekanisme pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sebagai berikut : Kelompok kecil Tiap anggota mempelajari satu bagian atau masalah Bahan ajar/permasalahan Anggota kelompok yang berbeda berkumpul membahas masalah yang sama Diskusi Presentasi Pembelajaran Kooperatif mempunyai keuntungan, diantaranya meningkatkan kepekaan, keaktifan, kesetiakawanan sosial, para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial dan pandanganpandangan memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial (John Elliot dalam Sugiyanto, 2007). Dengan keuntungan pembelajaran Kooperatif dapat mengoptimalkan peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran 17 pendidikan Kewarganegaraan karena adanya kerjasama dan penyajian hasil akhir lewat presentasi. 3. Kerangka Berpikir Dalam menciptakan interaksi belajar yang memungkinkan siswa mendapatkan pengalaman untuk kerjasama kelompok dan presentasi jigsaw yang diperoleh guru, memecahkan suatu masalah (Sutrisno, 1980 : 1). Pemakaian mengetahui Pembelajaran tingkat keaktifan Kooperatif anak dalam tipe Jigsaw adalah pembelajaran untuk Pendidikan Kewarganegaraan tiap individu maupun kelompok sejauh keaktifan belajar kooperatifnya. KEADAAN AWAL Siswa masih ragu untuk kerjasama (diikuti kooperatif) dan presentasi (Jigsaw) TINDAKAN Penanaman pengetahuan cara-cara kerjasama/kooperatif diskusi dan presentasi (Jigsaw) Relajar aktif dan kreatif serta mengoptimalkan metode Semangat dan motivasi Siswa sudah meantap atau berani kerjasama atau kooperatif (diskusi) dan melakukan presentasi (Jigsaw) di depan kelas. Aktivitas belajar Pendidikan KEADAAN AKHIR Kewarganegaraan meningkat Gambar : 2.1 Kerangka Berpikir 18 Usaha pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw guru dalam hal ini dilakukan untuk meningkatkan Kewarganegaraan sampai ketingkat yang optimal, dengan usaha menumbuhkan sikap berani mengemukakan pendapat dan melakukan presentasi. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pengetahuan tentang cara-cara kerjasama dengan berdiskusi mengemukakan pendapat dan presentasikan materi (Jigsaw) serta memberikan motivasi pada siswa. 4. Hipotesis Berdasarkan pada teori, kerangka berpikir dan realistis, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut : Jika guru melaksanakan upaya-upaya pembelajaran koopertif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar.