strategi reciprocal teaching dalam pembelajaran membaca

advertisement
STRATEGI RECIPROCAL TEACHING
DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA
PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS MULTILEVEL
DI SEMARANG MULTINATIONAL SCHOOL
TESIS
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan
Oleh
Dwijana Belthia Caraen
0103513159
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2015
PENGESAHAN UJIAN TESIS
Tesis dengan judul “Strategi Reciprocal Teaching dalam Pembelajaran Membaca
Pemahaman pada Siswa Kelas Multilevel di Semarang Multinational School”
karya,
Nama
: Dwijana Belthia Caraen
NIM
: 0103513159
Program Studi
: Pendidikan Dasar
telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana,
Universitas Negeri Semarang pada hari Kamis, tanggal 15 Oktober 2015
Semarang, Oktober 2015
Panitia Ujian
Ketua,
Sekretaris,
Prof. Dr. H. Achmad Slamet, M.Si.
NIP 196105241986011001
Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd.
NIP 196012191985032002
Penguji I,
Penguji II,
Dr. Hari Bakti Mardikantoro, M.Hum
NIP 196707261993031004
Dr. Amin Yusuf, M.Si.
NIP 196408081991031003
Penguji III,
Dr. Juhadi, M.Si.
NIP 195801031986011002
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap
menanggung
resiko/sanksi
yang
dijatuhkan
apabila
ditemukan
adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.
Semarang, 15 Oktober 2015
Yang Membuat Pernyataan,
Dwijana Belthia Caraen
NIM 0103513159
iii
Moto dan Persembahan
Reading comprehension can be improved by reciprocal teaching strategy and by
making reading relevant to learners’ lives and attitudes, it will create what
learners know and believe and by being mindful of their purposes and hopes for
their futures.
(Guthrine & Wigfield)
Membaca tanpa pemahaman ibarat makan tanpa dicerna.
(Dwijana Belthia Caraen)
Persembahan
Tesis ini penulis persembahkan kepada:
1. Almamater tercinta Universitas Negeri Semarang, Program Pendidikan
Dasar, Konsentrasi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
2. Rekan-rekan guru sekolah dasar yang mengerti pentingnya membaca dan
merasa terpanggil untuk mendorong minat baca siswa.
iiii
ABSTRAK
Caraen, Dwijana Belthia. 2015. “Strategi Reciprocal Teaching dalam
Pembelajaran Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas Multilevel di
Semarang Multinational School”. Tesis. Program Studi Pendidikan Dasar
Konsentrasi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Program Pascasarjana.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Juhadi, M.Si.,
Pembimbing II Dr. Amin Yusuf, M.Si.
Kata Kunci: Membaca Pemahaman; Metakognitif; Reciprocal Teaching.
Strategi reciprocal teaching merupakan suatu aktivitas instruksional yang
memanfaatkan empat strategi pemahaman dalam bentuk dialog antara guru dan
siswa mengenai suatu teks bacaan. Keempat strategi tersebut adalah memprediksi
(predicting), bertanya (questioning), meringkas (summarizing), dan
mengklarifikasi (clarifying). Penggunaan strategi reciprocal teaching yang telah
dilakukan sejak tahun ajaran 2013-2014 di Kelas Multilevel Semarang
Multinational School dalam pembelajaran membaca pemahaman menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan membaca para siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui lebih
lanjut mengenai proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dampak dan
kelemahan penggunaan strategi reciprocal teaching di Kelas Multilevel Semarang
Multinational School.
Data diperoleh melalui catatan yang dibuat peneliti pada waktu
mengadakan observasi di lapangan, serta data lain berupa dokumen, laporan,
wawancara mendalam dengan informan, hasil foto dan video rekaman
pembelajaran. Data kualitatif dianalisis dengan teori Miles dan Huberman (2009:
16-19) yang meliputi reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa strategi reciprocal teaching
berdampak pada peningkatan kemampuan metakognitif membaca pemahaman
dari subjek penelitian. Hambatan penerapan strategi reciprocal teaching adalah
masalah penempatan siswa dalam kelompok dan keterbatasan ruangan tambahan
untuk digunakan sebagai tempat berdiskusi..
Penting bagi guru untuk mengenal karakter siswa dengan baik agar tidak
menempatkan siswa yang terlalu dominan bersama siswa yang pemalu dan
pendiam. Apabila tidak dapat membagi siswa dalam kelompok karena
keterbatasan tempat, pembelajaran reciprocal teaching tetap dapat dilaksanakan
secara klasikal tetapi siswa tetap diberikan tugas yang berbeda.
ivi
ABSTRACT
Caraen, Dwijana Belthia. 2015. “Reciprocal Teaching Strategies for
Comprehension Reading of Multilevel Class Students in Semarang
Multinational School”. Thesis. Department of Primary Education,
Graduate Program, Semarang State University. Supervisor I: Dr. Juhadi,
M.Si., Supervisor II: Dr. Amin Yusuf, M.Si.
Key Words: Metacognitive; Reading comprehension; Reciprocal Teaching.
Reciprocal teaching strategy is an instructional activity used in reading
classes. It utilizes four comprehension strategies in the form of dialogue between
teachers and students. These four strategies are predicting, questioning,
summarizing and clarifying. During the academic year of 2013-2014, the use of
reciprocal teaching in a multilevel class at Semarang Multinational School
showed great improvement in students’ reading comprehension skills.
Therefore, the researcher wanted to do further research into the planning,
implementation, evaluation, effect and disadvantages of reciprocal teaching
strategies in a multi-level class at Semarang Multinational School.
Through the collection of data, observation field notes, documents,
reports, interviews, photos and video recordings, the learning process was
captured. Qualitative data was analysed based on Miles and Huberman’s theory
(2009: 16-19) including data reduction, data display and conclusion.
The results of the study reveal that a reciprocal teaching strategy has a
positive impact on increasing students’ metacognitive skills in reading
comprehension. However, the researcher found some difficulties in applying
reciprocal teaching strategies due to the group arrangement and the limited extra
rooms.
It is important for teachers to know the character of the students well in
order to have the proper group arrangement. Due to the limited room problem,
reciprocal teaching can be implemented in the whole class group while students
are given different tasks
vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan
rahmat-Nya,
karena
berkat
karunia-Nya
penulis
dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul “Strategi Reciprocal Teaching dalam
Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas Multilevel di Semarang Multinational
School”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana
Universitas Negeri Semarang.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pertama kali kepada para pembimbing:
Dr. Juhadi, M.Si. (Pembimbing I) dan Dr. Amin Yusuf, M.Si. (Pembimbing II)
untuk semua dukungan yang telah diberikan serta kepercayan yang besar yang
diberikan kepada penulis memilih topik penelitian ini. Kepercayaan ini telah
menjadi sumber inspirasi terbesar sepanjang perjalanan penelitian ini. Penulis
mengucapkan terimakasih untuk harapan, kesabaran dan pencerahan yang telah
diberikan. Nasihat dan saran yang diberikan selalu mampu membuat penulis
belajar lebih keras.
Ungkapan terima kasih dan cinta yang mendalam penulis sampaikan
kepada mendiang ayah, Wilfried Caraen dan mendiang ibu, Bastiana
vii
Takaendengan atas cinta yang telah mereka curahkan ketika mendidik,
membesarkan dan memberikan contoh bagi penulis untuk terus belajar, serta
semua nilai-nilai kehidupan yang telah mereka ajarkan. Suami penulis, Raffles
Apelia dan ananda, Grace Margareth Apelia, atas kesabaran, cinta, semangat dan
dukungan yang tiada putusnya. Kakak-kakak, Max Donald Sumahewoba Caraen,
Louise Dorcas Nurualima Caraen, Charlotte Naelo Sangianghindang Caraen,
almarhumah Volentine Deorin Muliana Caraen, Djohan Revoli Deodatus Caraen;
adik-adik, Emilly Florence Trimulyani Caraen, almarhum Reform Syamsurijaya
Caraen; kemanakan-kemanakan, Ephraim Jeremia Katiandagho Caraen,
Nopthenor Thobias Tatengkeng, Fidel Yabes Exaudio Sasiang, Barnevel
Prawiroputro Sasiang, atas semua cinta, doa, dan dukungan yang tak pernah
putus.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan juga kepada semua pihak yang
telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan dan menjadi
anggota keluarga besar Civitas Akademika Universitas Negeri Semarang.
2. Direksi Program Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menempuh pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.
3. Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar Program
Pascasarjana Unnes yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam
penulisan tesis ini.
vii
i
4. Prof. Dr. H. Achmad Slamet, M.Si. (Ketua Penguji), Prof. Dr. Ani
Rusilowati, M.Pd. (Sekretaris Penguji), Dr. Hari Bakti Mardikantoro,
M.Hum. (Penguji I), atas waktu yang diluangkan dan berbagai evaluasi
serta masukan yang diberikan demi sempurnanya tesis ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Unnes, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh
pendidikan .
6. Kepala Semarang Multinational School, Ms. Justine Hitchcock, dan
pengurus Yayasan Semarang Multinational School yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mewujudkan impian melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi juga atas izin untuk melakukan
penelitian di Semarang Multinational School.
7. Rekan pengajar sekaligus mentor penulis, Mr. Jordan Joanisse, kolega
penulis Mr. Virgiawan Listanto dan Ms. Yaya Nurhidayah, atas waktu
yang telah tercurah dan inspirasi yang mereka bagikan sebagai bantuan
ahli dalam penulisan tesis ini.
8. Yang tidak tergantikan siswa-siswiku tercinta di Semarang Multinational
School yang telah bersedia menjadi bagian paling penting dari penilitian
ini. Tanpa peran serta kalian, penelitian ini tidak akan pernah terlaksana.
Penulis sadar bahwa dalam tesis ini mungkin masih terdapat kekurangan,
baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.
viii
i
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan memberikan kontribusi penting bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
Semarang, 15 Oktober 2015
Penulis,
Dwijana Belthia Caraen
ixi
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN UJIAN TESIS ……………………………………............ i
PERNYATAAN KEASLIAN ………………………………………...........
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………………. iii
ABSTRAK …………………………………………………………………. iv
ABSTRACT ……………………………………………………………......
v
PRAKATA …………………………………………………………………
vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………….........
ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………….........
xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
BAB II
Latar Belakang Masalah ……………………………………….
Identifikasi Masalah ……………………………………………
Cakupan Masalah ………………………………………………
Rumusan Masalah ……………………………………………...
Tujuan Penelitian ………………………………………………
Manfaat Penelitian ………………………………………..........
1
9
10
10
10
11
KAJIAN PUSTAKA KERANGKA TEORETIS, KERANGKA
BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
2.1
2.2
2.3
BAB III
xiv
Kajian Pustaka …………………………………………………
Kerangka Teoretis ……………………………………………..
2.2.1 Pengertian Strategi Reciprocal Teaching ……………..
2.2.2 Prosedur Pengajaran Reciprocal Teaching …………….
2.2.3 Membaca Pemahaman …………………………………
2.2.4 Metakognitif …………………………………………...
2.2.5 Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………..
2.2.6 Kelas Multilevel di Semarang Multinational School …
2.2.7 Novel Chasing Vermeer ……………………………….
Kerangka Berpikir ……………………………………………...
12
22
22
28
32
38
44
48
53
56
METODE PENELITIAN
3.1
3.2
3.3
3.4
Pendekatan Penelitian …………………………………………
Desain Penelitian ……………………………………………….
Fokus Penelitian …………………………………………..........
Data dan Sumber Data Penelitian ………………………………
ix
62
63
64
64
3.5
3.6
3.7
3.8
BAB IV
Subjek Penelitian dan Informan………………………………...
3.5.1 Subjek Penelitian ………………………………………
3.5.2 Informan………………………………………………..
Instrumen dan Teknik Pengumpulannik Pengumpulan Data …..
3.6.1 Metode Observasi ……………………………………...
3.6.2 Metode Wawancara ……………………………………
3.6.3 Metode Dokumentasi …………………………………..
Teknik Keabsahan Data …………………………………..........
Teknik Analisis Data …………………………………………...
3.8.1 Reduksi Data ……………………………………..........
3.8.2 Penyajian Data …………………………………………
3.8.3 Menarik Simpulan dan Verifikasi ……………...........
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Strategi
Reciprocal Teaching ……………………………………...
4.1.2 Perencanaan ……………………………………...
4.1.2 Pelaksanaan ………………………………………
4.1.3 Evaluasi …………………………………………..
4.2 Dampak Strategi Reciprocal Teaching dalam
Meningkatkan Kemampuan Metakognitif Membaca
Pemahaman Siswa ………………………………………..
4.4 Kelemahan Penerapan Strategi Reciprocal Teaching dan
Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasinya ……………..
4.4.1 Kelemahan ……………... ……………………….
4.4.2 Upaya Mengatasi Kelemahan Penerapan
Reciprocal Teaching…............................................
BAB V
64
64
65
68
68
69
70
71
72
72
73
73
75
75
84
132
140
147
147
148
PENUTUP
5.1 Simpulan …………………………………………….........
5.2 Saran ……………………………………………………...
152
153
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 155
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1
Inisial Nama Siswa Kelas Multilevel, Kelas Sulawesi Tahun
Ajaran 2014-2015 …………………………………………...
xi
63
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir ………………………………………
54
Gambar 3.1
Semarang Multinational School ………………………..
59
Gambar 3.2
Penggunaan Komputer Sebagai Bagian Integral dari
Program Pembelajaran …………………………………...
59
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Suasana Belajar di Kelas Multilevel, Kelas Sulawesi …… 64
73
Komponen-Komponen Analisis Data: Model Interaktif
Gambar 4.1
Sampul Depan Novel Chasing Vermeer …………………
75
Gambar 4.2
Papan Poster Strategi Reciprocal Teaching ……………..
78
Gambar 4.3
Kartu Tugas Siswa ……………………………………….
79
Gambar 4.4
Lembar Point Reward ……………………………………
79
Gambar 4.5
Book Mark/Pembatas Buku ……………………………… 81
Gambar 4.6
Contoh Pembagian Kelompok …………………………...
Gambar 4.7
Guru Menayangkan Gambar Girl with a Pearl Earring … 86
Gambar 4.8
Guru Memberikan Contoh Cara Melakukan Prediksi
dengan Bantuan JCH sebagai Sukarelawan ……………...
85
89
Gambar 4.9
Lembar Kerja Mengenai Prediksi Berdasarkan Pola Kata.. 94
Gambar 4.10
Guru Menanyangkan Gambar Tetris …………………….. 96
Gambar 4.11
Gambar Pentomino ………………………………………. 97
Gambar 4.12
Guru Menayangkan Gambar U School …………………..
Gambar 4.13
Guru Sedang Menunjukkan Letak Lake Michigan
Pada Google Map ………………………………………... 99
Gambar 4.14
Guru menayangkan gambar lokasi Harper Avenue ……...
Gambar 4.15
Guru menayangkan gambar tampak depan toko buku
Powel……………………………………………………... 100
Gambar 4.16
Gambar 4.17
Guru menayangkan gambar bagian dalam toko buku
Powel……………………………………………............... 101
Guru sedang menjelaskan tentang thin questions ……….. 109
Gambar 4.18
Guru sedang menjelaskan tentang thick questions ………. 110
xii
99
100
Gambar 4.19
Guru dan Murid Bergantian Mengajukan Pertanyaan …...
Gambar 4.20
Pembelajaran Clarifying …………………………………. 125
Gambar 4.23
Pembelajaran Summarizing ……………………………...
133
Gambar 4.24
Contoh Summary yang dibuat SHP ……………………...
135
Gambar 4.25
Tahap Awal Ketika Siswa Bergabung dalam Kahoot
Menggunakan Nama Samaran …………………………...
138
Gambar 4.26
Siswa Menjawab Pertanyaan di Kahoot …………………
139
Gambar 4.27
Lembar Kerja Reciprocal Teaching ……………………...
140
Gambar 4.28
Sampul The Wright 3 .........................................................
141
Gambar 4.29
Skala Cambridge Primary Checkpoint …………………... 144
Gambar 4.30
Grafik perkembangan membaca SHP…………………….
xiii
112
147
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
Lampiran 1
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian …………
156
Lampiran 2
Parental Permission Form ………………………………
157
Lampiran 3
Wawancara dengan Informan 1 …………………………
160
Lampiran 4
Wawancara dengan Informan 2 …………………………
168
Lampiran 5
Wawancara dengan Informan 3 …………………………
177
Lampiran 6
Reading Strategies Questionnaire ………………………
182
Lampiran 7
Reading Interest Survey …………………………………
186
Lampiran 8
Sulawesi Class Reading Record …………………………
189
Lampiran 9
Running Record ………………………………………….
197
Lampiran 10
SHP ESOL Progress Report ……………………………..
201
Lampiran 11
Wawancara dengan Subjek Penelitian ………………….
209
Lampiran 12
Reciprocal Worksheet ……………………………………
214
Lampiran 13
Contoh Lembar Kerja SHP………………………………
215
Lampiran 14
Reciprocal Teaching Dialog Rubric ……………………..
224
Lampiran 15
Lembar Observasi ………………………………………..
229
Lampiran 16
Transkrip Pembelajaran ………………………………….
233
Lampiran 17
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………..
285
Lampiran 18
Paket Lembar Kerja Siswa ……………………………….
299
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keterampilan berbahasa dalam kurikulum sekolah biasanya mencakup empat segi
yaitu:
keterampilan
menyimak/mendengarkan,
keterampilan
berbicara,
keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan tersebut
mempunyai hubungan erat dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang
beraneka rupa. Selain itu, setiap keterampilan berbahasa erat sekali berhubungan
dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seorang
mencerminkan pikirannya. Keterampilan berbahasa seseorang akan memberikan
pengaruh terhadap pola pikir yang semakin jelas dan terarah (Tarigan, 2008:1).
Pembelajaran bahasa penting untuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa yang dimaksud berupa keterampilan
produktif yang mencakup keterampilan menulis dan berbicara, serta keterampilan
reseptif yang mencakup keterampilan menyimak dan membaca. Keterampilan
membaca merupakan salah satu kunci keberhasilan siswa dalam meraih kemajuan.
Selama proses belajarnya, siswa senantiasa bergelut dengan bahan bacaan.
Dengan keterampilan membaca yang memadai, siswa akan lebih mudah menggali
informasi dari berbagai sumber tertulis (Dewi dan Hariani, 2013:1).
Kemampuan membaca merupakan bagian dari kegiatan berbahasa yang
perlu dimiliki oleh setiap siswa, karena hampir sebagian besar aktivitas belajar
siswa berupa kegiatan membaca. Kemampuan membaca tidak hanya penting
1
2
dalam pembelajaran bahasa, tetapi juga penting dalam mempelajari ilmu dan
berbagai pengetahuan lain serta dalam mengembangkan diri pribadi siswa. Hal ini
menunjukkan juga betapa pentingnya kemampuan membaca yang perlu dikuasai
oleh siswa (Slamet, 2009:118).
Seseorang mampu membaca bukan karena kebetulan saja, tetapi karena
belajar dan berlatih membaca teks yang terdiri atas kumpulan huruf-huruf yang
bermakna.
Di
dalam
kegiatan
membaca,
yang
dibaca
adalah
lambang/tanda/tulisan yang bermakna. Dalam hal ini, lambang/tanda/tulisan
tersebut dapat berupa kumpulan huruf yang membentuk kata, kumpulan kata yang
membentuk kelompok kata dan kalimat, kumpulan kalimat yang membentuk
paragraf, dan kumpulan paragraf yang membentuk wacana yang utuh. Kegiatan
membaca tersebut dapat dikatakan sebagai proses menerapkan sejumlah
keterampilan mengolah teks bacaan dalam rangka memahami isi bacaan (Dalman,
2013:1).
Membaca lebih dari sekedar memasangkan bunyi dengan huruf atau
belajar kata-kata. Membaca melibatkan pemahaman, memahami apa yang dibaca,
apa maknanya, dan apa yang diimplikasikan. Dengan demikian, keterampilan
membaca pemahaman sangat penting untuk dikuasai. Pembinaan kemampuan
membaca pada umumnya terhenti setelah seseorang menyelesaikan pengajaran
membaca permulaan yang dilaksanakan di kelas awal sekolah dasar. Hal ini
berarti, tidak bisa dipungkiri bila siswa telah dapat memvokalkan simbol-simbol
tulis. Membaca di kelas tinggi membutuhkan kemampuan membaca yang lebih
3
tinggi dari hanya sekedar membaca nyaring, karena informasi yang dibutuhkan
oleh siswa akan lebih mendalam dan lebih kompleks (Dewi dan Hariani, 2013:2).
Terdapat berbagai kendala dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Kendala tersebut antara lain, kurangnya antusias siswa dalam mengajukan
pertanyaan, ide, maupun menanggapi pendapat yang disampaikan baik oleh guru
maupun sesama siswa. Siswa yang kurang mandiri dalam belajar yang lebih
banyak mendengarkan informasi dari guru dan tidak berusaha mencari sendiri
informasi yang ada melalui sumber lain juga dapat menjadi kendala kegiatan
belajar. Siswa yang kurang aktif membaca, khususnya pada materi yang bersifat
bacaan membuat siswa kurang memahami inti bacaan tersebut. Hal ini
berpengaruh terhadap penguasaan dan pemahaman konsep materi yang diajarkan
(Lestari, 2013:2).
Patumi (2013:2) mengemukakan bahwa kesulitan dalam membaca
pemahaman adalah siswa masih belum mengerti maksud dari bacaan yang telah
dibacanya. Rendahnya keterampilan membaca siswa diduga dari faktor guru yang
dalam
pembelajarannya,
khususnya
membaca
pemahaman,
guru
hanya
memberikan ceramah saja tanpa memberikan contoh dan kurang memberikan
latihan serta bimbingan kepada siswa saat pembelajaran membaca pemahaman
berlangsung. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi membosankan.
Permasalahan rendahnya kualitas kemampuan membaca di kalangan siswa
dapat disebabkan karena beberapa faktor, di antaranya adalah penekanan bahan
pelajaran yang lebih teoretis, kurangnya kegiatan praktis dalam membina dan
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Kondisi bahan pengajaran
4
yang kurang memadai, serta kurang tepatnya penggunaan strategi pembelajaran
juga dapat menjadi faktor penyebab rendahnya kualitas kemampuan membaca
pemahaman siswa (Slamet, 2009:119).
Untuk mengatasi kendala membaca siswa, guru perlu mengubah strategi
pembelajaran. Strategi pengajaran terdiri atas metode dan teknik yang menjamin
siswa mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pengajaran lebih luas daripada
metode atau teknik pengajaran. Dengan kata lain, metode atau teknik pengajaran
merupakan bagian dari strategi pengajaran. Peranan strategi pengajaran lebih
penting apabila guru mengajar siswa yang berbeda dari segi kemampuan,
pencapaian, kecenderungan, serta minat. Hal tersebut karena guru harus
memikirkan strategi pengajaran yang mampu memenuhi keperluan semua siswa.
Di sini, guru tidak saja harus menguasai berbagai kaidah mengajar, tetapi yang
lebih penting adalah mengintegrasikan serta menyusun kaidah-kaidah tersebut
untuk membentuk strategi pengajaran yang paling berkesan dalam pengajarannya
(Hamdani, 2011:19).
Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca
pemahaman
adalah
strategi
reciprocal
teaching.
Yang
(2010:1194)
mengemukakan pendapatnya tentang reciprocal teaching yaitu “Reciprocal
teaching is where the tutor and students take turns leading a dialogue centered on
pertinent features of the text”.
Choo dkk,. (2011:141) mengemukakan bahwa “Reciprocal teaching is an
instructional activity that utilizes four comprehension strategies (predicting,
5
questioning, summarizing, and clarifying) in the form of a dialogue between
teachers and students regarding segments of a text”.
Strategi reciprocal teaching menurut pendapat di atas, merupakan suatu
aktivitas instruksional yang memanfaatkan empat strategi pemahaman dalam
bentuk dialog antara guru dan siswa mengenai suatu teks bacaan. Keempat
strategi tersebut adalah memprediksi (predicting), bertanya (questioning),
meringkas (summarizing), dan mengklarifikasi (clarifying).
Hasil penelitian Palincsar & Brown (1984:117) menyatakan bahwa strategi
reciprocal teaching dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman secara signifikan. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman
siswa melalui strategi reciprocal teaching ini melibatkan siswa dalam empat
strategi yaitu memprediksi, mengklarifikasi, mempertanyakan, dan meringkas.
Kegiatan reciprocal teaching dimulai dengan pemodelan oleh guru dan kemudian
secara bertahap menyerahkan peran memimpin dialog kepada siswa.
Pada kenyataannya di dalam kelas terdapat murid yang memiliki kesulitan
dalam membaca pemahaman. Hal ini tentu saja perlu mendapatkan perhatian para
pendidik. Hampir di setiap kelas ditemukan siswa yang memiliki kesulitan dalam
membaca pemahaman. Ketika seorang siswa memiliki kesulitan dalam membaca
pemahaman, siswa tersebut tidak akan dapat berkembang secara maksimal
melalui usahanya sendiri. Pendidik tidak dapat hanya menunggu dan
mengharapkan yang terbaik terjadi dengan sendirinya bagi siswa-siswa tersebut.
Pendidik harus segera melangkah, bertindak dan melakukan sesuatu untuk
6
membantu melalui metode pembelajaran yang sistematik. Salah satu metode
pengajarannya adalah strategi reciprocal teaching.
Reciprocal teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang
dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan cepat melalui proses
belajar mandiri dan siswa mampu menyajikannya di depan kelas. Melalui kegiatan
tersebut diharapkan tujuan pembelajaran tercapai dan kemampuan siswa dalam
belajar mandiri dapat ditingkatkan. Pada kegiatan reciprocal teaching, kepada
siswa diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yang spesifik yaitu
merangkum atau meringkas, membuat pertanyaan, mampu menjelaskan dan dapat
memprediksi kemungkinan pengembangan materi. Namun guru tetap memberikan
dukungan, umpan balik dan rangsangan ketika siswa mempelajari materi tersebut
secara mandiri.
Reciprocal teaching adalah strategi konstruktif yang berdasar pada
prinsip-prinsip pembuatan atau pengajuan pertanyaan. Dengan reciprocal
teaching guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kongnitif penting
dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan
kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha
mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem
scaffolding.
Lestari (2013:2) mengemukakan bahwa strategi reciprocal teaching sangat
perlu diterapkan dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan dapat
memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada siswa untuk menggunakan
kemampuan berpikir kritisnya secara mandiri maupun bersama-sama dan dapat
7
meningkatkan prestasi belajar siswa. Strategi reciprocal teaching dalam
pembelajaran lebih mengutamakan partisipasi siswa, di mana siswa dituntut untuk
mampu menjelaskan kembali hasil wacana yang telah dibaca, baik dalam bentuk
pertanyaan atau prediksi dari wacana tersebut.
Sekalipun membaca merupakan salah satu mata pelajaran penting yang
diajarkan di Semarang Multinational School, permasalahan rendahnya kualitas
membaca pemahaman juga dialami siswa Semarang Multinational School. Ada
siswa yang kurang antusias dan kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran
dan takut bertanya ketika mengalami kesulitan. Strategi membaca konvensional
yang berpusat pada guru, menempatkan siswa sebagai pendengar yang
pasif.Sedikit sekali kesempatan bagi siswa yang pendiam dan kurang percaya diri
untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Untuk mengatasi masalah tersebut dapat diberlakukan beberapa strategi
inovatif. Salah satu strategi pengajaran membaca yang digunakan adalah
reciprocal teaching yang tidak hanya untuk mendorong peningkatan keterampilan
membaca pemahaman siswa dalam membaca, tetapi juga.untuk meningkatkan
rasa percaya diri siswa untuk terlibat dalam diskusi.
Berdasarkan hasil test membaca dengan menggunakan Reading A-Z
Running Record pada term(triwulan) 1 tahun 2013/2014 terhadap sebelas siswa
kelas multilevel (kelas 5 dan kelas 6) di Semarang Multinational School, tiga =
27% siswa digolongkan dalam kelompok independent reader dengan rentang nilai
antara 95% – 100% accuracy rate reading comprehension. Dua = 18% siswa
digolongkan dalam kelompok instructional reader, dengan rentang nilai 80% –
8
94% accuracy rate reading comprehension. Enam siswa digolongkan dalam
kelompok frustrational reader dengan rentang nilai kurang dari 79% accuracy
rate reading comprehension. Data ini menunjukkan bahwa 54% dari jumlah siswa
mempunyai masalah dalam membaca pemahaman.Independent reader adalah
kelompok siswa pembaca mandiri yang tidak memerlukan bantuan guru.
Instructional reader adalah kelompok pembaca yang masih membutuhkan
bantuan guru tetapi tidak secara penuh.Sedangkan frustrational reader adalah
kelompok pembaca yang membutuhkan bantuan guru secara penuh dalam
membaca pemahaman.
Setelah menggunakan strategi reciprocal teaching dalam pembelajaran
membaca, hasil tes membaca yang dilakukan pada term 3 menunjukkan
peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa. Dua siswa yang semula
masuk dalam kelompok instructional reader dikelompokkan ke dalam kelompok
independent reader dan tiga siswa frustrational reader masuk dalam kelompok
instructional reader. Jadi pada term 3 tersisa 3 siswa yang masuk dalam kategori
frustrational reader. Secara lengkap dapat digambarkan sebagai berikut: 5 = 45%
siswa masuk dalam kategori independent readers, 3 = 27% siswa masuk dalam
kategori instructional readers dan 3 = 27% siswa masuk dalam kategori
frustrational readers.
Keberhasilan
strategi
reciprocal
teaching
dalam
meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa tersebut mendorong guru untuk tetap
menggunakan strategi tersebut dalam pelajaran membaca pada tahun pelajaran
2014/2015.
9
Pada tahun pelajaran 2014/2015, kelas multilevel, Kelas Sulawesi,
memiliki siswa 14 orang. Delapan orang siswa kelas 5 dan enam orang siswa
kelas 6. Salah seorang siswa kelas 6 bernama SHP adalah siswa yang berasal dari
Korea. Kemampuan berbahasa Inggeris SHP sangat rendah. Hal ini menyebabkan
SHP kesulitan mengikuti pembelajaran. Membaca merupakan pembelajaran yang
sangat tidak disukai karena SHP kesulitan memahami bacaan yang dia baca. SHP
mendapatkan pembelajaran ESOL (English for Speakers of Other Languages)
seperti siswa bukan penutur asli bahasa Inggeris lainnya.
Fakta-fakta ini mendorong penulis untuk tertarik melakukan penelitian
tentang penggunaan strategi reciprocal teaching di kelas multilevel, di Semarang
Multinational School.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat ditarik
beberapa permasalahan yang mendorong dilakukannya penelitian ini, yaitu:
1. Ada siswa Semarang Multinational School yang masih mengalami kesulitan
dalam membaca pemahaman.
2.
Diperlukan strategi inovatif yang dapat mendorong peningkatan antusiasme
dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran membaca.
3.
Penerapan strategi reciprocal teaching menunjukkan peningkatan membaca
pemahaman siswa pada tahun ajaran 2013/2014 sehingga dipandang perlu
untuk menerapkan kembali strategi yang sama pada tahun pelajaran
2014/2015.
10
1.3. Cakupan Masalah
Cakupan masalah dalam penelitian ini adalah pada analisis perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi proses strategi reciprocal teaching dalam meningkatkan
kemampuan metakognitif membaca pemahaman siswa SHP pada kelas multilevel
di Semarang Multinational School.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah untuk penelitian ini, yaitu:
1.
Bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi strategi reciprocal
teaching di Kelas Multilevel Semarang Multinational School?
2.
Bagaimana dampak strategi reciprocal teaching dalam meningkatkan
kemampuan metakognitif membaca pemahaman siswa SHP di Semarang
Multinational School?
3.
Apa yang menjadi hambatan strategi reciprocal teaching dan upaya yang
dilakukan untuk mengatasinya?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan dan menganalisis proses perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi strategi reciprocal teaching di Kelas Multilevel Semarang
Multinational School.
2.
Mendeskripsikan dan menganalisis dampak strategi reciprocal teaching
dalam meningkatkan kemampuan metakognitif membaca pemahaman siswa
SHP di Semarang Multinational School.
11
3.
Mendeskripsikan dan menganalisis hambatan strategi reciprocal teaching dan
upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat memperkaya khazanah keilmuan dalam
dunia pendidikan khususnya yang berhubungan dengan proses reciprocal
teaching sebagai multikomponen metakognitif dalam pembelajaran
membaca untuk meningkatkan pemahaman bacaan. Studi ini kiranya dapat
digunakan sebagai bahan kajian pihak-pihak yang berkompeten dalam
dunia pendidikan.
1.6.2. Manfaat Praktis
1. Bagi siswa khususnya siswa sekolah dasar: penelitian ini kiranya dapat
memotivasi siswa untuk cinta membaca, menjadi pembaca mandiri dan
membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan.
2. Bagi guru khususnya guru sekolah dasar: melalui penelitian ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan guru tentang proses strategi
reciprocal teaching untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan
metakognitif dalam membaca pemahaman.
Download